Laporan Praktikum Buka Tutup Operculum

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/10/2019 Laporan Praktikum Buka Tutup Operculum

    1/22

    LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

    PENGARUH PERUBAHAN SUHU PANAS DAN DINGINMEDIA AIR TERHADAP MEMBUKA & MENUTUP

    OPERCULUM BENIH IKAN MAS

    Disusun Oleh :

    Kelompok 6

    Indah Nurwulan 230110130087

    Abduyana Purwidyo 230110130091

    Muhammad Aditya 230110130094

    Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

    Fisiologi Hewan Air

    FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

    UNIVERSITAS PADJADJARAN

    2014

  • 8/10/2019 Laporan Praktikum Buka Tutup Operculum

    2/22

    Page | 2

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

    rahmat dankarunia-Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan laporan praktikum

    untuk memenuhi nilai mata kuliah Fisiologi Hewan Air, yang berjudul Pengaruh

    Perubahan Suhu Panas dan Dingin Media Air TerhadapMembuka dan Menutup

    Operculum Benih Ikan Mas dengan tepat waktu. Laporan praktikum ini berisi

    informasi seputar klasifikasi ikan mas, morfologi ikan mas, danpengaruh suhu

    terhadap operculum ikan mas.

    Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena

    itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami

    harapkandemikesempurnaan laporan praktikum ini.

    Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan

    serta dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir. Semoga bermanfaat

    untuk kita semua.

    Jatinangor, 21 Oktober 2014

    Kelompok 6

  • 8/10/2019 Laporan Praktikum Buka Tutup Operculum

    3/22

    Page | 3

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR .................................................................................................. 2

    DAFTAR ISI ................................................................................................................. 3

    BAB I ............................................................................................................................ 5

    PENDAHULUAN ........................................................................................................ 5

    1.1. Latar Belakang ............................................................................................... 5

    1.2. Tujuan ............................................................................................................. 7

    1.3. Manfaat ........................................................................................................... 7

    BAB II ........................................................................................................................... 8

    TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................... 8

    2.1. Klasifikasi Ikan Mas ....................................................................................... 8

    2.2. Morfologi Ikan Mas ........................................................................................ 8

    2.3. Sistem Pernapasan Ikan Mas ........................................................................ 10

    2.4. Habitat .......................................................................................................... 12

    BAB III ....................................................................................................................... 13

    METODOLOGI PRAKTIKUM ................................................................................. 13

    3.1. Waktu dan Tempat ....................................................................................... 13

    3.2. Alat dan Bahan ............................................................................................. 13

    3.3. Prosedur Praktikum ...................................................................................... 14

    BAB IV ....................................................................................................................... 16

    HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................... 16

    4.1. Hasil Pengamatan Kelompok ....................................................................... 16

  • 8/10/2019 Laporan Praktikum Buka Tutup Operculum

    4/22

    Page | 4

    4.2. Hasil Pengamatan Kelas ............................................................................... 17

    4.3. Pembahasan Kelompok ................................................................................ 18

    4.4. Pembahasan Kelas ........................................................................................ 19

    BAB V ......................................................................................................................... 20

    PENUTUP ................................................................................................................... 20

    5.1. Kesimpulan ................................................................................................... 20

    5.2. Saran ............................................................................................................. 21

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 22

  • 8/10/2019 Laporan Praktikum Buka Tutup Operculum

    5/22

    Page | 5

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup di

    air dan bernapas dengan insang. Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling

    beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27,000 di seluruh dunia.

    Secara taksonomi, ikan tergolong kelompok paraphyletic yang hubungan

    kekerabatannya masih diperdebatkan, biasanya ikan dibagi menjadi tiga, yaitu ikantanpa rahang (kelas Agnatha , 75 spesies termasuk lamprey dan ikan hag ), ikan

    bertulang rawan (kelas Chondrichthyes , 800 spesies termasuk hiu dan pari), dan

    sisanya tergolong ikan bertulang keras (kelas Osteichthyes ).

    Fisiologi ikan mencakup proses osmoregulasi, sistem sirkulasi, sistem

    respirasi, bioenergetik dan metabolisme, sistem pencernaan, organ-organ sensor,

    sistem saraf, sistem endokrin dan sistem reproduksi (Fujaya,1999).

    Insang dimiliki oleh jenis ikan. Insang berbentuk lembaran-lembaran tipis

    berwarna merah muda dan selalu lembap. Bagian terluar dari insang berhubungan

    dengan air, sedangkan bagian dalam berhubungan erat dengan kapiler-kapiler darah.

    Tiap lembaran insang terdiri dari sepasang filamen, dan tiap filamen mengandung

    banyak lapisan tipis (lamela). Pada filamen terdapat pembuluh darah yang memiliki

    banyak kapiler sehingga memungkinkan O 2 berdifusi masuk dan CO 2 berdifusi

    keluar. Insang pada ikan bertulang sejati ditutupi oleh tutup insang yang disebut

    operkulum, sedangkan insang pada ikan bertulang rawan tidak ditutupi oleh

    operkulum.Insang tidak saja berfungsi sebagai alat pernapasan tetapi dapat pula berfungsi

    sebagai alat ekskresi garam-garam, penyaring makanan, alat pertukaran ion, dan

    osmoregulator. Beberapa jenis ikan mempunyai labirin yang merupakan perluasan ke

    atas dari insang dan membentuk lipatan-lipatan sehingga merupakan rongga-rongga

  • 8/10/2019 Laporan Praktikum Buka Tutup Operculum

    6/22

    Page | 6

    tidak teratur. Labirin ini berfungsi menyimpan cadangan 0 2sehingga ikan tahan pada

    kondisi yang kekurangan O 2. Contoh ikan yang mempunyai labirin adalah ikan gabus

    dan ikan lele.

    Untuk menyimpan cadangan O 2, selain dengan labirin, ikan mempunyai

    gelembung renang yang terletak di dekat punggung.Stickney (1979) menyatakan

    salah satu penyesuaian ikan terhadap lingkungan ialah pengaturan keseimbangan air

    dan garam dalam jaringan tubuhnya, karena sebagian hewan vertebrata air

    mengandung garam dengan konsentrasi yang berbeda dari media lingkungannya

    Mekanisme pernapasan pada ikan melalui 2 tahap, yakni inspirasi dan

    ekspirasi. Pada fase inspirasi, O 2 dari air masuk ke dalam insang kemudian O 2 diikatoleh kapiler darah untuk dibawa ke jaringan-jaringan yang membutuhkan. Sebaliknya

    pada fase ekspirasi, CO 2 yang dibawa oleh darah dari jaringan akan bermuara ke

    insang dan dari insang diekskresikan keluartubuh.

    Ikan memiliki bermacam ukuran, mulai dari paus hiu yang berukuran 14

    meter (45 ft) hingga stout infantfish yang hanya berukuran 7 mm (kira-kira 1/4 inci).

    Ada beberapa hewan air yang sering dianggap sebagai ikan, seperti ikan paus, ikan

    cumi dan ikan duyung, yang sebenarnya tidak tergolong sebagai ikan.

    Ikan dapat ditemukan di hampir semua genangan air yang berukuran besar

    baik air tawar, air payau maupun air asin pada kedalaman bervariasi, dari dekat

    permukaan hingga beberapa ribu meter di bawah permukaan. Namun, danau yang

    terlalu asin seperti Great Salt Lake tidak bisa menghidupi ikan. Ada beberapa spesies

    ikan dibudidayakan untuk dipelihara untuk dipamerkan dalam akuarium.

    Ikan adalah sumber makanan yang penting. Hewan air lain, seperti moluska

    dan krustasea kadang dianggap pula sebagai ikan ketika digunakan sebagai sumber

    makanan. Menangkap ikan untuk keperluan makan dalam jumlah kecil atau olahraga

    sering disebut sebagai memancing. Hasil penangkapan ikan dunia setiap tahunnya

    berjumlah sekitar 100 juta ton.

  • 8/10/2019 Laporan Praktikum Buka Tutup Operculum

    7/22

    Page | 7

    1.2. Tujuan

    Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui perubahan suhu panas media

    air terhadap membuka & menutup operculum benih ikan mas yang secara tidak

    langsung ingin mengetahui laju pernafasan ikan tersebut.

    1.3. Manfaat

    Manfaat dari praktikum ini adalah praktikan dapat mengetahui dan memahami

    tingkah laku ikan mas serta laju pernapasan ikan mas pada saat terjadinya perubahan

    suhu dingin dan suhu panas.

  • 8/10/2019 Laporan Praktikum Buka Tutup Operculum

    8/22

    Page | 8

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Klasifikasi Ikan Mas

    Klasifikasi ikan mas menurut Saanin (1984) dikelompokkan ke dalam:

    Kingdom : Animalia

    Filum : Chordata

    Kelas : Actinopterygii

    Ordo : Cypriniformes

    Famili : Cyprinidae

    Genus : Cyprinus

    Spesies : Cyprinus carpio (Linnaeus, 1758)

    2.2. Morfologi Ikan Mas

    Ikan mas (Cyprinus carpio) termasuk jenis ikan konsumsi air tawar. Ikan mas

    memiliki badan berbentuk memanjang dan sedikit pipih ke samping (Compresed) dan

    mulutnya terletak di ujung tengah (terminal) dan dapat disembulkan (protaktil),

    memiliki dua pasang sungut serta warna badan yang sangat beragam. Di Indonesia

    sendiri, ikan mas memiliki beberapa nama sebutan yakni kancra, tikeu, tombro, raja,

    rayo, ameh atau nama lain sesuai dengan daerah penyebarannya.

  • 8/10/2019 Laporan Praktikum Buka Tutup Operculum

    9/22

    Page | 9

    Secara umum hampir seluruh tubuh ikan mas ditutupi oleh sisik kecuali pada

    beberapa bagian tertentu yang hanya memiliki sedikit sisik. Sisik ikan mas berukuran

    besar dan digolongkan ke dalam sisik tipe sikloid (lingkaran).

    Dr. A.L Buschkiel dalam RO. Ardiwinata (1981) menggolongkan jenis ikan

    mas menjadi dua golongan, yaitujenis-jenis ikan mas yang bersisik normal dan jenis

    kumpai yang memiliki ukuran sirip memanjang. Golongan pertama yakni yang

    bersisik normal dikelompokkan lagi menjadi dua, kelompok ikan mas yang bersisik

    biasa dan kelompok yang bersisik kecil.

    Sedangkan Djoko Suseno (2000) berpendapat, berdasarkan fungsinya, ras-ras

    ikan mas yang ada di Indonesia dapat digolongkan menjadi dua kelompok. Kelompok

    pertama merupakan ras-ras ikan konsumsi dan kelompok kedua adalah ras-ras ikan

    hias.

    Ikan mas sebagai ikan konsumsi dibagi menjadi dua kelompok ,yakni ras ikan

    mas bersisik penuh dan ras ikan mas bersisik sedikit. Kelompok ras ikan mas yang

    bersisik penuh adalah ras-ras ikan mas yang memiliki sisik normal, tersusun teratur

    dan menyelimuti seluruh tubuh. Contohnya ikan mas majalaya, ikan mas punten, ikan

    mas si nyonya, dan ikan mas merah. Sedangkan yang tergolong dalam ras karper

    bersisik sedikit adalah ikan karper kaca yang oleh petani di Tabanan biasa disebut

    dengan nama karper gajah. Untuk kelompok ras ikan karper hias, beberapa

    diantaranya adalah karper kumpay, kaca, mas merah, dan koi.

    Secara morfologis, ikan mas memiliki bentuk tubuh yang agak memanjang

    dan sedikit memipih kesamping. Sebagian besar tubuh ikan mas ditutupi oleh sisik,

    tipe mulut terminal(dapatdisembulkan), terdapat dua pasang sungut, dan tidak

    bergerigi. Sirip punggung ( dorsal ) ikan masmemanjang dan berjari-jari keras,sedangkan di bagian akhir bergerigi. Begitu juga dengan siripdubur ( anal ) dan sirip

    ekor ( caudal ) berbentuk cagak. Tipe ekor ikan mas adalah homocercal. Tipe sisik

    pada ikan ini adalah lingkaran( cycloid )yang terletak beraturan, dengan warna pigmen

    hijau, biru, merah, kuning keemasan atau kombinasi dari warna-warna tersebut sesuai

  • 8/10/2019 Laporan Praktikum Buka Tutup Operculum

    10/22

    Page | 10

    dengan ras ikan.Garis rusuk ( linea lateralis ) yang lengkap terletak di tengahtubuh,

    dengan posisi melintang dari tutup insang sampai ke ujung belakang pangkal ekor

    (Lentera,2004).

    Ikan mas tergolong ikan air tawar, namun ikan mas terkadang dapat

    ditemukan di perairanpayau atau di muara sungai dengan salinitas antara 25-300 /00.

    Ikan mas dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian

    antara 150-1000 m diatas permukaan laut, dengan suhu 20 oC-25 oC, dan pH air antara

    7-8 (Herlina,2002).

    Ikan ini merupakan ikan pemakan organisme hewan kecil atau renik ataupun tumbuh-

    tumbuhan (omnivora). Cahyono (2000) menyatakan, jenis makan dan tambahan yang biasa diberikan pada ikan mas adalah bungkil kelapa atau bungkil kacang, sisa rumah

    pemotongan hewan, sampah rumah tangga, dan lain-lain, sedangkan untuk makanan

    buatan biasanya diberikan berupa crumble dan pellet.

    2.3. Sistem Pernapasan Ikan Mas

    Ikan mas bernapas dengan insang yang terdapat pada sisi kiri dan kanan

    kepala. Masing-masing mempunyai empat buah insang yang ditutup oleh tutup

    insang (operkulum). Proses pernapasan pada ikan adalah dengan cara membuka dan

    menutup mulut secara bergantian dengan membuka dan menutup tutup insang. Pada

    waktu mulut membuka, air masuk ke dalam rongga mulut sedangkan tutup insang

    menutup.

    Oksigen yang terlarut dalam air masuk berdifusi ke dalam pembuluh kapiler

    darah yang terdapat dalam insang. Dan pada waktu menutup, tutup insang membuka

    dan air dari rongga mulut keluar melalui insang. Bersamaan dengan keluarnya air

    melalui insang, karbondioksida dikeluarkan. Pertukaran oksigen dan karbondioksida

    terjadi pada lembaran insang. Serangga mempunyai sitem pernapasan yang disebut

    sistem trakea. Oksigen yang dibutuhkan oleh sel-sel tubuh untuk oksidasi tidak

    diedarkan oleh darah tetapi diedarkan oleh trakea yang bercabang-cabang ke seluruh

    tubuh. Cabang kecil trakea yang menembus jaringan tubuh disebut trakeolus.

  • 8/10/2019 Laporan Praktikum Buka Tutup Operculum

    11/22

    Page | 11

    Insang tidak hanya berfungsisebagai alat pernapasan, tetapi juga berfungsi

    sebagai alat ekskresi garam- garam, penyaringmakanan, alat pertukaran ion, dan

    osmoregulator.

    Masuknya udara untuk pernapasan tidak melalui mulut melainkan melalui

    stigma (spirakel). Proses pernapasan pada serangga terjadi sebagai berikut. Dengan

    adanya kontraksi otot-otot tubuh, maka tubuh serangga menjadi mengembang dan

    mengempis secara teratur. Pada waktu tubuh serangga mengembang, udara masukmelalui stigma, selanjutnya masuk ke dalam trakea, kemudian ke dalam trakeolus dan

    akhirnya masuk ke dalam sel-sel tubuh. Oksigen berdifusi ke dalam sel-sel tubuh.

    Karbondioksida hasil pernapasan dikeluarkan melalui sistem trakea juga yang

    akhirnya dikeluarkan melalui stigma pada waktu.

  • 8/10/2019 Laporan Praktikum Buka Tutup Operculum

    12/22

    Page | 12

    2.4. Habitat

    Ikan mas berasal dari daratan Asia dan telah lama dibudidayakan sebagai ikan

    konsumsi oleh bangsa Cina sejak 400 tahun SM. Penyebarannya merata di daratan

    Asia juga Eropa sebagian Amerika Utara dan Australia. Pembudidayaan ikan mas di

    Indonesia banyak ditemui di Jawa dan Sumatra dalam bentuk empang, balong

    maupun keramba terapung yang di letakan di danau atau waduk besar. Budidaya

    modern di Jawa Barat menggunakan sistem air deras untuk mempercepat

    pertumbuhannnya.

    Habitat aslinya yang di alam meliputi sungai berarus tenang sampai sedang

    dan di area dangkal danau. Perairan yang disukai tentunya yang banyak menyediakan pakan alaminya. Ceruk atau area kecil yang terdalam pada suatu dasar perairan adalah

    tempat yang sangat ideal untuknya. Bagian-bagian sungai yang terlindungi

    rindangmya pepohonan dan tepi sungai dimana terdapat runtuhan pohon yang

    tumbang dapat menjadi tempat favoritnya. Di Indonesia sendiri untuk mencari tempat

    memancing ikan mas bukanlah hal yang sulit. Karena selain telah dibudidayakan

    banyak empang yang sengaja dibuat demi memanjakan para penggemar mancing ikan

    mas.

  • 8/10/2019 Laporan Praktikum Buka Tutup Operculum

    13/22

    Page | 13

    BAB III

    METODOLOGI PRAKTIKUM

    3.1. Waktu dan Tempat

    Prktikum ini dilaksanakan pada :

    Waktu : Kamis, 9 Oktober 2014

    Tempat : Laboraturium FHA,FPIK UNPAD

    3.2. Alat dan Bahan

    a. Alat

    Beaker glass sebagai ikan untuk ikan yang akan diamati Wadah plastic sebagi tempat ikan sebelum dan setelah diamati Water bath sebagai penangas air Termometer Hg / alcohol untuk mengukur suhu air Hand counter untuk menghitung bukaan operculum Timer / stopwatch untuk mengamati waktu

    b. Bahan Benih ikan mas sebanyak 10 ekor Stok air panas untuk mengubah suhu air sesuai perlakuan

  • 8/10/2019 Laporan Praktikum Buka Tutup Operculum

    14/22

    Page | 14

    3.3. Prosedur Praktikum

    Dalam percobaan ini langkah-langkah yang harus diperhatikan antara lain :

    1. Siapkan sebuah beaker glass 1000 ml sebagai wadah perlakuan dan dua wadah

    plastik sebagai tempat ikan yang belum dan yang sudah diamati.

    2. Ambil sebanyak 3 ekor benih ikan mas dari akuarium stok, lalu masukan ke

    dalam salah satu wadah plastik yang telah diberi air.

    3. Isi beaker glass ( volumenya). Lalu ukur suhunya dengan termometer dan

    catat pengamatannya.

    4. Pengamatan dilakukan dengan 3 perlakuan yaitu :

    a. Untuk suhu kamar / suhu awal (26C)

    b. Untuk suhu +3C

    c. Untuk suhu - 3 C dari suhu kamar/ awal

    5. Masukan ikan pertama kedalam beaker glass yang sudah diketahui suhunya (suhu

    awal) kemudian hitung banyaknya membuka dan menutupnya operculum benih

    ikan mas tersebut selama satu menit dengan menggunakan hand counter dan

    stopwatch sebagai penunjuk waktu. Diulang sebanyak tiga kali untuk masing-

    masing ikan. Data yang diperoleh dicatat pada kertas lembar kerja yang telah

    tersedia.

    6. Setalah selesai dengan ikan pertama, dilanjutkan dengan ikan kedua dan

    seterusnya sampai ikan terakhir (ketiga) teramati. Ikan yang telah diamati

    dimasukan ke dalam wadah plastik lain yang telah disedikan.

    7.

    Setelah selesai perlakuan untuk suhu awal, dilanjutkan dengan perlakuan untuksuhu B dan C, atur suhu air di beaker glass agar suhu sesuai dengan yang

    diinginkan dengan cara menambah air panas untuk menaikan suhu dan

    menggunakan es batu untuk menurukan suhu.

  • 8/10/2019 Laporan Praktikum Buka Tutup Operculum

    15/22

    Page | 15

    8. Tuliskan data hasil pengamatan pada tabel yang telah disediakan pada lembar

    kerja.

  • 8/10/2019 Laporan Praktikum Buka Tutup Operculum

    16/22

    Page | 16

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1. Hasil Pengamatan Kelompok

    Tabel 1. Banyaknya buka tutup operculum benih ikan mas pada suhu

    kamar 26 C.

    Ikan ke :Ulangan

    Rata-rata

    I II III

    1 196 156 192 181.3

    2 132 148 131 137

    3 147 132 149 142.6

    Tabel 2. Banyaknya buka tutup operculum benih ikan mas pada suhu29 C.

    Ikan ke :Ulangan

    Rata-rataI II III

    1 221 195 229 215

    2 170 199 185 184.6

    3 163 186 180 176.3

  • 8/10/2019 Laporan Praktikum Buka Tutup Operculum

    17/22

    Page | 17

    Tabel 3. Banyaknya buka tutup operculum benih ikan mas pada suhu23 C.

    Ikan ke :Ulangan

    Rata-rataI II III

    1 194 202 196 197.3

    2 164 172 203 179.6

    3 177 168 150 165

    4.2. Hasil Pengamatan Kelas

    Suhu Kel 1 Kel 2 Kel 3 Kel 5 Kel 6 Kel 7 Kel 9 Kel 12 Kel 13

    26 170 171.6 152.6 196.7 153.6 137 182.6 158 134.3

    29 213.3 195.6 181.03 233.5 192 180.3 186.6 208 16423 152.3 157.6 212.9 166.3 180 139.2 172.3 101 102

    Kel 14 Kel 16 Kel 17 Kel 18 Kel 19

    141 204.2 153.3 150.3 159.3167 253.6 180.2 187.9 221.8114 125.6 142.6 122.8 144.1

    Suhu Kel 11

    28 251

    31 259

    25 192

    Suhu Kel 20

    27.5 150.6

    30.5 179.9

    24.5 126.5

    Suhu Kel 8

    24 141.3

    27 201.3

    21 144.5

    Suhu Kel 10

    27 170.3

    30 229.4

    24 149.9

  • 8/10/2019 Laporan Praktikum Buka Tutup Operculum

    18/22

    Page | 18

    Suhu Kel 21 Kel 22 Kel 24

    26 125.1 115.8 143.1

    29 173.1 154.1 168.6

    23 106.4 86.55 126.7

    4.3. Pembahasan Kelompok

    Dari praktikum yang telah di lakukan, di dapatkan data hasil pengamatan

    sesuai dengan data diatas. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu

    terhadap membuka dan menutupnya operculum benih ikan mas.

    Percobaan pertama di lakukan dengan mengamati buka tutup operculum ikan

    mas pada suhu kamar,yaitu 26 C (sebagai suhu normal). Pada suhu ini,buka tutup

    operculum ikan mas cenderung normal (stabil).

    Kemudian pada perlaukan kedua suhu kamar dinaikan 3 C menjadi 29

    C,dengan cara menambahkan air panas. Hasil pengamatan yang didapat menunjukkan

    bahwa,semakin tinggi suhu suatu air maka buka tutup operculum ikan pun juga ikut

    meningkat atau lebih cepat dari biasanya. Karena kadar O 2 yang terlarut dalam air

    meningkat apabila suhu air meiningkat, sehingga ikan pasti lebih sering membuka

    tutup operculumnya untuk mencari O 2 yang sesuai dengan kebutuhannya.

    Pada perlaukan yang ketiga,suhu kamar 26 C diturunkan 3 C menjadi 23 C

    dengan menggunakan es batu. Dan hasil pengamatan yang didapat bahwa pada suhu

    yang lebih rendah tingkat frekuensi membuka dan menutupnya operculum ikan akan

    semakin lambat dibandingkan dengan suhu kamar dan suhu 29 C. Hal ini

    dikarenakan, adaptasi pada tubuh ikan mengurangi laju respirasinya. Dan salah satu

    faktor lainnya yaitu dengan adanya suatu penurunan temperatur, maka metabolisme

    pada ikan cenderung menurun. Sehingga kebutuhan oksigen pada ikan pun berkurang

    Suhu Kel 4 Kel 23

    27 156.3 124.2

    30 180.7 152.1

    24 146.8 106.4

  • 8/10/2019 Laporan Praktikum Buka Tutup Operculum

    19/22

    Page | 19

    dan gerakan ikan juga melambat. Oleh karena itu,perubahan suhu yang secara tiba-

    tiba dapat sangat berpengaruh pada ikan itu sendiri.

    4.4. Pembahasan Kelas

    Dari data berbagai kelompok yang ada di atas,dapat kita lihat hasil yang

    berbeda beda penyebab utama yang ada dari perbedaan data hasil praktikum ini

    adalah perbedaan suhu dari berbagai kelompok, suhu berpengaruh terhadap jumlah

    buka tutup operculum karena jumlah oksigen terlarut yang ada pada air tersebut. Bila

    suhu yang di ambil dalam praktikum bagi sebagian kelompok sama dan jumlah buka

    tutup operculum pun sama maka,kemungkinan besar tidak ada kesalahan pada alat

    atau perhitungan buka tutup operculum tersebut.

    Namun jika suhu yang di ambil oleh sebagian kelompok sama tetapi jumlah

    buka tutup operculum yang sangat berbeda maka terdapat kesalahan,salah satunya

    dari saat penghitungan operculum yang menggunakan hand counter atau kesalahan

    pada saat melihatnya juga bias menjadi penyebab berbedanya jumlah buka tutup

    operculum dalam suhu yang sama bagi sebagian kelompok. Karena pada saat

    pelakasanaan praktikum,terdapat banyak hand caunter yang rusak. Sehingga banyak

    dari beberapa kelompok yang melakukan perhitungan buka tutup operculum yang

    berbeda-beda.

    Perbedaan suhu kamar yang di ambil akan berbeda pada sebagian kelompok

    bisa disebabkan karena termometer yang berbeda sehingga ada sedikit perbedaan

    pada suhu kamar, kemudian kemungkinan selanjutnya dapat pula disebabkan oleh

    laboratorium yang berbeda beda sehingga suhu kamar laboratorium satu dan yang

    lainnya akan berbeda pula.

  • 8/10/2019 Laporan Praktikum Buka Tutup Operculum

    20/22

    Page | 20

    BAB V

    PENUTUP

    5.1. Kesimpulan

    Suhu merupakan peran yang penting bagi kelangsungan hidup ikan, karena

    apabila terjadi suatu penurunan suhu pada perairan menyebabkan kelarutan oksigen

    dalam perairan meningkat, sehingga kebutuhan oksigen pada ikan atau organisme

    lainnya berkurang. Dan frekuensi buka tutup operculum ikan menjadi lebih lambat

    dari biasanya. Sedangkan apabila terjadi kenaikan suhu pada suatu perairanmenyebabkan kelarutan oksigen (DO) pada perairan menurun, sehingga kebutuhan

    oksigen pada ikan atau organisme lainnya meningkat. Dan buka tutup pada ikan pun

    menjadi lebih cepat.

    Ikan terlihat stress pada perubahan suhu panas dan dingin, hal tersebut terlihat

    dari buka tutup operculum ikan yang tidak stabil dan pergerakan ikan yang sangat

    aktif. Hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal, mulai dari penggunaan ikan

    yang sudah dilakukan secara berulang-ulang oleh praktikan lain dan pengambilanikan dari aquarium stok yang tidak secara perlahan sehingga menyebabkan ikan

    stress.

    Perubahan suhu yang terjadi secara tiba-tiba sangat berpengaruh terhadap laju

    pernapasan dan laju metabolisme ikan. Ikan tidak bisa secara langsung menyesuaikan

    diri pada lingkungan baru. Memang ikan merupakan organisme yang bersifat

    Poikilotermik yang dapat menyesuaikan diri pada lingkungannya, tetapi dibutuhkan

    waktu secara bertahap agar ikan dapat menyesuaikan dirinya dengan baik.

  • 8/10/2019 Laporan Praktikum Buka Tutup Operculum

    21/22

    Page | 21

    5.2. Saran

    Saran dari kelompok kami, sebaiknya ikan yang digunakan dalam praktikum

    belum digunakan oleh praktikan lain. Karena hal tersebut dapat menyebabkan ikan

    stress karena terlalu sering di gunakan. Lalu ukuran ikan yang akan di uji coba dalam

    praktikum musti disesuaikan, karena salah satu kesalahan dalam perhitungan pun

    terdapat pada ukuran ikan yang terlalu kecil sehingga sulit diamati oleh praktikan.

    Kemudian, sebaiknya dilakukan pengecekan alat yang akan digunakan dalam

    praktikum terutama pada thermometer dan hand caunter, sehingga perhitungan yang

    dihasilkan lebih akurat. Dan untuk para praktikan juga diharapkan lebih teliti dalam

    melaksanakan praktikum.

  • 8/10/2019 Laporan Praktikum Buka Tutup Operculum

    22/22

    Page | 22

    DAFTAR PUSTAKA

    http://hewan.co/morfologi-ikan-mas-dan-klasifikasi-nya.html

    http://hikmat.web.id/biologi-klas-xi/sistem-pernapasan-ikan/

    www.wikipedia.com

    http://hewan.co/morfologi-ikan-mas-dan-klasifikasi-nya.htmlhttp://hikmat.web.id/biologi-klas-xi/sistem-pernapasan-ikan/http://www.wikipedia.com/http://www.wikipedia.com/http://www.wikipedia.com/http://hikmat.web.id/biologi-klas-xi/sistem-pernapasan-ikan/http://hewan.co/morfologi-ikan-mas-dan-klasifikasi-nya.html