Upload
muhammad-rizk-q
View
220
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
laporan biokimia pati enzimatis
Citation preview
HIDOLISIS PATI ENZIMATIS
Muhammad Rizki Mauludan 230110120070
ABSTRAK
Karbohidat (pati) merupakan sumber kalori utama bagi manusia selain protein
dan lemak dan memiliki peran penting dalam menentukan karakteristik makanan.
Karbohidrat atau pati merupakan polimer dari senyawa gula yang terdiri dari
banyak satuan monosakarida yang disatukan oleh ikatan glikosida. Senyawa gula
digolongkan menjadi monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Untuk
memecah senyawa pati menjadi senyawa gula yang lebih sederhana dapat
dilakukan dengan hidrolisis asam atau dengan bantuan enzim (enzimatis). Enzim-
enzim yang dapat memecah pati digolongkan menjadi α-amilase, β-amilase dan
glukoamilase. Masing-masing enzim tersebut memiliki cara kerja masing-masing
dengan memutus rantai pati secara spesifik sedangkan hidrolisis asam memutus
rantai pati secara acak. Pemecahan pati enzimatis kali ini menggunakan pati dari
beberapa sampel yakni kentang, beras, dan maizena dengan bantuan enzim
amylase, hasil akhir berupa nilai absorbansi cahaya pada larutan pati uji sebesar
0,062 A pada pH 8 (basa).
Kata kunci : pati, polimer, enzim, absorbansi
1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Karbohidat (pati) merupakan sumber
kalori utama bagi manusia selain
protein dan lemak dan memiliki peran
penting dalam menentukan
karakteristik makanan. Karbohidrat
atau pati merupakan polimer dari
senyawa gula yang terdiri dari banyak
satuan monosakarida yang disatukan
oleh ikatan glikosida. Senyawa gula
digolongkan menjadi monosakarida,
oligosakarida, dan polisakarida. Untuk
memecah senyawa pati menjadi
senyawa gula yang lebih sederhana
dapat dilakukan dengan hidrolisis asam
atau dengan bantuan enzim
(enzimatis). Maka dari itu dalam
praktikum ini, praktikan diharapkan
dapat menganalisa aktivitas enzim,
menguasai penggunaan
spektrofotomenter dan mengamati
perubahan warna.
2. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah
praktikan diharapkan dapat memahami
fungsi dan prinsip kerja alat-alat
laboratorium dengan baik serta dapat
menganalisa aktivitas enzim amylase
pada proses hidrolisis pati. Selain itu
praktikan diharapkan menguasai
penggunaan spektrofotometer dan
dapat mengetahui perubahan yang
terjadi pada pengamatan yang
dilakukan.
3. Tinjauan Pustaka
Hidrolisis Pati
Hidrolisis adalah proses dekomposisi
kimia dengan menggunakan air untuk
memisahkan ikatan kimia dari
substansinya. Hidrolisis pati
merupakan proses pemecahan molekul
amilum menjadi bagian-bagian
penyusunnya yang lebih sederhana
seperti dekstrin, isomaltosa, maltosa
dan glukosa (Rindit et al, 1998).
Proses hidrolisis dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu: Enzim, ukuran
partikel, temperatur, pH, waktu
hidrolisis, perbandingan cairan
terhadap bahan baku (volume substrat),
dan pengadukan.
Hidrolisis Dengan Asam
Metode kimiawi dilakukan dengan cara
hidrolisis pati menggunakan asam-
asam organik, yang sering digunakan
2
adalah H2SO4, HCl, dan HNO3.
Pemotongan rantai pati oleh asam lebih
tidak teratur dibandingkan dengan hasil
pemotongan rantai pati oleh enzim.
Hasil pemotongan oleh asam adalah
campuran dekstrin, maltosa dan
glukosa, sementara enzim bekerja
secara spesifik sehingga hasil hidrolisis
dapat dikendalikan (Assegaf, 2009).
Hidrolisis Enzim
Enzim merupakan senyawa protein
kompleks yang dihasilkan oleh sel-sel
organisme dan berfungsi sebagai
katalisator suatu reaksi kimia (Harwati
dkk,1997). Kerja enzim sangat
spesifik, karena strukturnya hanya
dapat mengkatalisis satu tipe reaksi
kimia saja dari suatu substrat, seperti
hidrolisis, oksidasi dan reduksi. Ukuran
partikel mempengaruhi laju hidrolisis.
Ukuran partikel yang kecil akan
meningkatkan luas permukaan serta
meningkatkan kelarutan dalam air
(Saraswati, 2006). Temperatur
hidrolisis berhubungan dengan laju
reaksi. Makin tinggi temperatur
hidrolisis, maka hidrolisis akan
berlangsung lebih cepat. Hal ini
disebabkan konstanta laju reaksi
meningkat dengan meningkatnya
temperatur operasi. Enzim dapat
diisolasi dari hewan, tumbuhan dan
mikroorganisme (Azmi, 2006).
Enzim
Enzim amylase merupakan enzim yang
dapat memecah senyawa pati menjadi
senyawa yang lebih sederhana.
Amilase dikelompokkan menjadi 3
golongan enzim yaitu:
α-amilase yang memecah pati
secara acak dari tengah dan
bagian dalam molekul, karena
itu disebut endoamilase
β-amilase, yang menghidrolisa
unit-unit glukosa dari ujung
molekul pati, karenanya disebut
eksoamilase
Glukoamilase, yang dapat
memisahkan glukosa dari
terminal gula non-pereduksi
substrat pati
3
METODOLOGI
ALAT, BAHAN, DAN METODE
PERCOBAAN
1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam
praktikum ini adalah
gelas ukur : mengukur volume zat
(cair)
alumunium foil : penutup wadah agar
tidak terkontaminasi
labu ukur : mengukur volume lebih
teliti
incubator : menginkubasi larutan
spektrofotometer : menghitung nilai
absorbansi cahaya dari larutan
Serta alat-alat laboratorium lainnya.
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah pati, glukosa, KI, I2, enzim amylase, reagen iodine, dan aquades.
3. Metode percobaana. Penyiapan larutan pati 0,2 %
Pati terlarut ditimbang sebanyak
0,2 gram kemudian dimasukkan
ke dalam gelas kimia dan
ditambahkan aquades sebanyak
100 ml lalu dilarutkan. Pati
kemudian dipanaskan sampai
larut dan didinginkan di suhu
ruangan.
b. Penyiapan larutan standar
glukosa
Pati ditimbang sebanyak 0,5 mg
glukosa dalam alumunium foil.
Pati dituangkan dalam labu ukur
dan dilarutkan dengan aquades.
Aquades ditambahkan sampai
volu
c. Pembuatan kurva standar
Larutan stock awal diencerkan
dengan konsentrasi yang berbeda
pada masing-masing perlakuan.
Masing-masing 0,01 gr/ml; 0,02
gr/ml; 0,03gr/ml; 0,04 gr/ml; 0,05
gr/ml
d. Pengujian aktivitas enzim
amylase
Sebanyak 0,25 ml pati
ditambahkan dengan 0,25 enzim
amylase lalu diinkubasi pada
suhu 55oC selama 10 menit. 0,25
ml HCl 1 N ditambahkan lalu
larutan didinginkan. Kemudian
tambahkan 0,25 ml reagen iodine
dan 4 ml aquades. Larutan
kemudian di ukur dengan
spektrofotometer dengan panjang
gelombang 600 nm.
4
Pati dimasukkan ke dalam gelas ukur
ditamabahkan 100 ml aquades
larutan pati dipanaskan 15 menit hingga larut
didinginkan di suhu ruangan.
Pati dimasukkan ke dalam gelas ukur
ditamabahkan 100 ml aquades
Larutan stock (awal)
Diencerkan dengan konsentrasi berbeda, 0,01 gr/ml; 0,02 gr/ml; 0,03gr/ml; 0,04 gr/ml; 0,05 gr/ml
sebanyak 0,25 ml pati ditambahkan dengan 0,25 enzim amylase
diinkubasi pada suhu 55oC selama 10 menit
Ditambahkan 0,25 ml HCl/NaOH 1 N, dinginkan
tambahkan 0,25 ml reagen iodine dan 4 ml aquades
Larutan di ukur dengan
spektrofotometer, panjang
gelombang 600 nm.
5
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
TABEL 1. Hasil Pengamatan
No Sample Perlakuan Perubahan
1 Kentang
Larutan (stock) pati
+ aquades 10 ml
+ enzim amylase 0,25 ml
+ NaOH 1 tetes
+ 2 tetes Iodin
+ 4 mL aquades
Uji spektrofotometer
Bening coklat
kemerahan
pH naik dari 6 menjadi 8
coklat cerah
nilai absorbansi = 0,062 A
TABEL 2. Nilai Absorbansi Pada Sampel Dan Perlakuan BerbedaKelompok Pati Absorbansi (A) Perlakuan
2 Pati
(Maizena)
0,222 Asam
3 0,049 Basa
4 Pati
(Maizena)
0,152 Asam
5 0,046 Basa
8 Pati
(Beras)
0,160 Asam
9 0,034 Basa
10 Pati
(Beras)
0,312 Asam
11 0,085 Basa
14 Pati 0,179 Asam
15 (Kentang) 0,053 Basa
6
16 Pati 0,047 Asam
17 (kentang) 0,062 Basa
TABEL 3. Data Kurva Standar Pada Sampel Berbeda
kelompo
k
Sampel Perlakuan Pengamatan
Perubahan
1
Maizena
0,5 g + 10
ml
aquades
Mencampur 0,5 g maizena dengan
10 ml aquades
Menghitung volume pengenceran
untuk tabung reaksi I (0,01g/ml) dan
tabung reaksi II (0,02/ml)
- Tabung reaksi I
= 0,2 ml
- Tabung reaksi II
= 0,4 ml
Memasukkan tabung reaksi I dan II
dalam spektrofotometer
- Tabung reaksi I
= - 0,006 Å
- Tabung reaksi II
= - 0,01 Å
6 Maizena
0,5 g + 10
ml
aquades
Mencampur 0,5 g Glukosa
(Maizena) dengan 10 ml aquadesLarutan berwarna
bening
Menghitung volume pengenceran
untuk tabung reaksi III (0,03g/ml),
tabung reaksi IV (0,04g/ml), dan
tabung reaksi V (0,05g/ml)
V1.N1 = V2.N2
- Tabung reaksi
III = 0,6 ml
- Tabung reaksi
IV = 0,8 ml
- Tabung reaksi
V = 1,0 ml
Memasukkan tabung reaksi III, IV, - Tabung reaksi
7
V dalam spektrofotometer
III = - 0,011 Å
- Tabung reaksi
IV = - 0,004 Å
- Tabung reaksi
V = - 0,003 Å
7
Glukosa
0,5 g + 10
ml
aquades
(beras)
Mencampur 0,5 g glukosa dengan 10
ml aquades
Menghitung volume pengenceran
untuk tabung reaksi I (0,01g/ml),
tabung reaksi II (0,02g/ml)
- Tabung reaksi I
= 0,2ml
- Tabung reaksi II
= 0,4ml
Pengenceran :
- Tabung reaksi I
= 0,8 ml
- Tabung reaksi II
= 0,6 ml
Memasukkan tabung reaksi I, II ke
dalam spektrofotometer
- Tabung reaksi I
= - 0,004 nm
- Tabung reaksi II
= - 0,006 nm
12 Glukosa
0,5 g + 10
ml
aquades
(beras)
Mencampur 0,5 g glukosa dengan 10
ml aquades
Menghitung volume pengenceran
untuk tabung reaksi I (0,03g/ml),
tabung reaksi II (0,04g/ml), dan
tabung reaksi III (0,05g/ml)
- Tabung reaksi I
= 0,6 ml
- Tabung reaksi II
= 0,8 ml
8
- Tabung reaksi
III = 1,0 ml
Pengenceran :
- Tabung reaksi I
= 0,4 ml
- Tabung reaksi II
= 0,2 ml
- Tabung reaksi
III = 0 ml
Memasukkan tabung reaksi I, II, III
ke dalam spektrofotometer
- Tabung reaksi I
= - 0,001 nm
- Tabung reaksi II
= - 0,007 nm
- Tabung reaksi
III = 0,008 nm
13 Glukosa
0,5 g + 10
ml
aquades
Pati
(kentang)
Mencampur 0,5 g
glukosadengan 10 ml
aquades
Hasil Absorbansi
- Tabungreaksi I
= 0.05 nm
- Tabungreaksi II
= 0,07 nm
- Tabungreaksi
III = 0,15 nm
- Tabungreaksi
Menghitung volume
pengenceranuntuktabungreak
si
I (0,01g/ml), II (0,02g/ml), III
(0,03g/ml), IV (0,04g/ml), V (0,05
g/ml) setiap tabung ditambahkan
9
aquades hingga volume 10 ml
IV = 0,012nm
- TabungreaksiV
= 0,014 nm
Ket : data pada
tabung rekasi yg
Memasukkantabungreaksi I
sampai V
kedalamspektrofotometer
PEMBAHASAN
Kondisi awal larutan pati
berwarna putih keruh, setelah diaduk
dan dipanaskan diatas Hotplate
stirrer larutan pati berubah bening.
Diambil sampel larutan sebanyak
0,25 ml dan ditambahkan 0,25 ml
enzim amylase larutan berubah
warna menjadi coklat kemerahan,
untuk pengujian aktifitas enzim
maka larutan diinkubasi pada
temperature 55oC selama 10 menit
hal ini dilakukan agar kerja enzim
dalam memecah pati lebih optimal.
Setelah itu ditambahkan 1-2 tetes
larutan NaOH untuk menciptakkan
kondisi basa pada larutan, dari
perlakuan tersebut didapatkan hasil
berupa nilai absorbansi pada larutan
sebesar 0,062 A. Hal ini menandakan
bahwa tingkat penyerapan cahaya
pada larutan rendah dan tingkat
kepekatan larutan yang tinggi dari
perlakuan yang sama. Dari data yang
disajikan nilai absorbansi pada
larutan dengan penambahan HCl
(kondisi asam) memiliki nilai
absorbansi lebih besar dari pada
penambahan NaOH (kondisi basa)
pada tiap sampel pati yang berbeda.
KESIMPULAN Dari praktikum yang sudah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa
10
pemecahan polimer gula (pati) dapat
dibantu oleh enzim amilase dalam
proses hidrolisis enzimatis,
perubahan warna pada larutan
menandakan bahwa terjadi reaksi
antara polimer gula dengan enzim
amilase menghasilkan kepekatan
suatu larutan yang mempengaruhi
nilai absorbansi.
Nilai absorbansi larutan dengan
penambahan asam (HCl) lebih besar
dari nilai absorbansi pati dengan
penambahan basa (NaOH).
Mengetahui fungsi dan prinsip kerja
alat-alat laboratorium sangat
diperlukan guna menunjang jalannya
kegiatan praktikum dan
mengefisiensikan waktu kegiatan
praktikum
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2009, “ Uji Kualitatif Untuk
Identifikasi Karbohidrat I dan II ”,
Laboratorium Kimia Universitas
Nasional.Jakarta.
Harwati, Usa., S., Widodo. H.N
Sofian., M. Barwami. 1997. Biologi
Untuk SMU. Fajar Agung. Jakarta.
Rindit, Pambaylun, dkk. 1998.
Laporan Penelitian : Mempelajari
Hidrolisis Pati Gadung
(Dioscoreahispida Dernst) dengan
Enzim α-amilase dan Gluko amilase
untuk Pembuatan Sirup Glukosa.
Fakultas Pertanian UNSRI.
Palembang.
Saraswati. 1982. The Problems to be
Solved in Starch Processing
Technologies in Indonesia.
BPPT.Jakarta
Sri Risnoyatiningsih. 2011.
HIDROLISIS PATI UBI JALAR
KUNING MENJADI GLUKOSA
SECARA ENZIMATIS. Jurnal Teknik
Kimia 5(2): 417-424
Winarno, 1995, “Enzim Pangan”,
penerbit PT. Gramedia Utama :
Jakarta.
11
LAMPIRAN
12
PENGENALAN PERALATAN PRAKTIKUM
Nama
PeralatanPrinsip Kerja Prosedur Kerja Gambar Peralatan
Mikroskop Prinsip
Kerjanya yaitu
memantulkan
cahaya melalui
cermin,lalu
diteruskan
hingga lensa
obyektif dilensa
obyektif
bayangan yang
dihasilkan
adalah
maya,terbalik
dan diperbesar
kemudian
bayangan akan
diteruskan dan
dihasilkan
bayangan
tegak,nyata dan
diperbesar oleh
mata pengamat
semakin banyak
cahaya yang
dipantulkan
melalui
1. Letakkan
mikroskop di atas
meja dengan cara
memegang lengan
mikroskop
sedemikian rupa
sehingga
mikroskop berada
persis di hadapan
pemakai !
2. Putar revolver
sehingga lensa
obyektif dengan
perbesaran lemah
berada pada posisi
satu poros dengan
lensa okuler yang
ditandai bunyi
klik pada revolver.
3. nyalakan
mikroskop dengan
ukuran cahaya
yang normal
( jangan terlalu
terang )
13
cermin ,maka
akan semakin
terang pula
mikroorganisme
yang dilihat
4. Tempatkan
preparat pada
meja benda tepat
pada lubang
preparat dan jepit
dengan penjepit
obyek/benda!
5. Aturlah fokus
untuk
memperjelas
gambar obyek
dengan cara
memutar pemutar
kasar, sambil
dilihat dari lensa
okuler. Untuk
mempertajam
putarlah pemutar
halus.
6. Apabila
bayangan obyek
sudah ditemukan,
maka untuk
memperbesar
gantilah lensa
obyektif dengan
ukuran dari 10
X,40 X atau 100
X, dengan cara
memutar revolver
14
hingga bunyi klik.
7. Apabila telah
selesai
menggunakan,
bersihkan
mikroskop dan
simpan pada
tempat yang tidak
lembab.
Spektrofoto
meter
Prinsip kerjanya
adalah
menghitung
nilai absorbansi
cahaya oleh
larutan dengan
panjang
gelombang 600
nm
Masukan larutan
yang akan
dihitung nilai
absobansi
cahayanya pada
kuvet, jangan lupa
lakukan kalibrasi
alat dengan
menggunakan
aquades yang
telah dimasukan
kedalam kuvet
Inkubator Prinsip kerjanya
adalah
menginkubasi
sesuai suhu
yang diinginkan
1.Hubungkan
kabel power ke
stop kontak.
2.Putar tombol
power ke arah kiri
(lampu power
hijau menyala).
15
3.Atur suhu dalam
incubator dengan
menekan tombol
set.
4.Sambil menekan
tombol set,
putarlah tombol di
sebeklah kanan
atas tombol set
hingga mencapai
suhu yang di
inginkan.
5. Setelah suhu
yang diinginkan
selesai diatur,
lepaskan tombol
set.
6.Inkubator akan
menyesuaikan
setingan suhu
secara otomatis
setelah beberapa
menit.
16
Hot plate
stirrer
Prinsip kerjanya
dilakukan
dengan cara
menambah air
pada ferri tartrat
lalu
meletakkannya
di atas hot plate.
Setelah
dihubungkan
dengan arus
listik, alat ini
akan
menghomogenk
an sekaligus
memanaskannya
Pelat (plate) yang
terdapat dalam
alat ini dapat
dipanaskan
sehingga mampu
mempercepat
proses
homogenisasi.Pen
gadukan dengan
bantuan batang
magnet Hot plate
dan magnetic
stirrer seri SBS-
100 dari SBS®
misalnya mampu
menghomogenkan
sampai 10 L,
dengan
kecepatansangat
lambat sampai
1600 rpm dan
dapatdipanaskan
sampai 425oC.
Electric
shaker
Prinsip kerjanya
yaitu
mengagitasi
pertumbuhan
mikroba dengan
kecepatan yang
bisa diatur atau
Sambungkan alat
dengan listrik
kemudian simpan
tabung reaksi atau
media yang akan
kita aduk di
penjepit karet
17
menghomogenk
an isolat-isolat
dalam medium
cair.
pada electric
shaker. Atur
waktu dan
kecepatan yang
akan digunakan.
Lemari
pendingin
Prinsip kerjanya
yaitu,
mengawetkan
mikroba/mediu
m sesuai pada
suhu yang
diinginkan
dengan
memasukkan
medium secara
langsung
kedalamnya,
kemudian
mengatur suhunya
sesuai dengan
ketentuan
Oven Prinsip kerjanya
yaitu alat-alat
yang ingin
disterilkan
dibungkus
dalam kertas
kemudian
dimasukkan
dalam oven lalu
ditutup. Setelah
itu
mengaktifkan
tombol power
dan mengatur
suhu yang
tekan saklar
power indikator
lampu menyala,
setelah itu atur
suhu dalam
ruangan yang
diinginkan dengan
cara memutar
pengatur suhu,
begitu pula
dengan waktunya
18
diinginkan.
Autoklaf
Prinsip kerjanya
menggunakan
uap bersuhu dan
bertekanan
tinggi 121 C
selam kurang
lebih 15 menit
tekan saklar
power indikator
lampu menyala,
setelah itu atur
suhu dalam
ruangan yang
diinginkan dengan
cara memutar
pengatur suhu,
begitu pula
dengan waktunya
Timbangan
analitik
Prinsip kerjanya
Pastikan
timbangan
hidup/masih
bagus Letakkan
zat yang akan
ditimbang
diatasnyakemud
ian lihat hasil
yang
ditunjukkan
1. Nolkan terlebih
dulu neraca
tersebut
2.Letakkan zat
yang akan
ditimbang pada
bagian timbangan
3.Baca nilai yang
tertera pada layar
monitor neraca
4.Setelah
digunakan, nolkan
kembali neraca
tersebut
Jarum Ose Prinsip kerjanya
yaitu ose
sebelum alat ini
digunakan,
19
disentuhkan
pada bagian
mikrobia
kemudian
menggosokkan
pada kaca
preparat untuk
diamati
terlebih dahulu
disterilkan dengan
memanaskan
ujungnya sampai
berpijar,
kemudian
membiarkan ujung
ose dingin
sebelum
digunakan untuk
mencegah matinya
bakteri.
Lampu
spirtus
Prinsip kerja
alat ini bekerja
berdasarkan
metode
pemanasan
bakteri dengan
nyala api
langsung
dengan
menyalakan
sumbu pada
tabung spiritus
kemudian lampu
spiritus dapat
digunakan.
Tabung
Reaksi
Prinsip kerjanya
yaitu sebagai
wadah
penyimpanan
medium dengan
volume tidak
diketahui karena
tidak dilengkapi
dapat diisi media
padat maupun
cair. Media padat
yang dimasukkan
ke tabung reaksi
dapat diatur
menjadi 2 bentuk
menurut
20
dengan skala
fungsinya, yaitu
media agar tegak
dan agar miring.
Cawan Petri
Prinsip kerjanya
yaitu, medium
diletakkan di
dalam cawan
petri kemudian
ditutup dengan
menggunakan
penutup cawan.
digunakan untuk
membiakkan sel.
Pipet Tetes
Prinsip kerjanya
yaitu
pengambilan
larutan
berdasarkan
pompa karet
atau pengatur
skala pada
bagian atas.
Pipet ini
digunakan untuk
mengambil dan
memindahkan
larutan yang akan
digunakan dan
dikeluarkan tetes
per tetes
Pipet Hisap
Prinsip kerjanya
mengambil zat
cair yang akan
direaksikan,
ditetesi, maupun
dicampurkan
Pipet ini
digunakan untuk
mengambil dan
memindahkan
larutan
21
Balon pipet
Prinsip kerjanya
Letakkan dahulu
larutan kedalam
Beker gelas lalu
tekan S untuk
menghisap,
tekan E untuk
mengeluarkan
cairan
Digunakan
bersama pipet
ukur, untuk
mengambil cairan
dengan ketelitian
yang akurat
22