98
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangkit listrik tenaga air adalah salah satu sumber energi listrik yang memanfaatkan air sebagai sumber listrik. Pembangkit ini merupakan salah satu sumber energi listrik utama yang ada di Indonesia. Keberadaannya diharapkan mampu memenuhi pasokan listrik bagi masyarakat Indonesia, selain yang berasal dari bahan bakar batu bara. Pembangkit listrik tenaga air di Indonesia banyak dikembangkan. Hal ini karena persediaan air di Indonesia cukup melimpah. Keberadaan beberapa waduk besar di Indonesia, selain digunakan untuk penampungan air juga dimanfaatkan untuk menjadi energi penghasil listrik. Pilihan mengembangkan pembangkit listrik tenaga air ini salah satunya disebabkan potensi air yang ada di Indonesia. Jumlah air yang melimpah, dikembangkan untuk menciptakan energi yang diubah menjadi sebuah arus listrik. Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini kebutuhan seluruh dunia akan tenaga listrik selalu meningkat dari tahun ke tahun. Semakin banyaknya jumlah penduduk menjadi salah satu penyebab meningkatnya permintaan masyarakat akan kebutuhan 1

Laporan PKN Fix

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan PKN FIX di plta siman

Citation preview

Page 1: Laporan PKN Fix

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangkit listrik tenaga air adalah salah satu sumber energi

listrik yang memanfaatkan air sebagai sumber listrik. Pembangkit ini

merupakan salah satu sumber energi listrik utama yang ada di Indonesia.

Keberadaannya diharapkan mampu memenuhi pasokan listrik bagi

masyarakat Indonesia, selain yang berasal dari bahan bakar batu bara.

Pembangkit listrik tenaga air di Indonesia banyak dikembangkan. Hal ini

karena persediaan air di Indonesia cukup melimpah. Keberadaan beberapa

waduk besar di Indonesia, selain digunakan untuk penampungan air juga

dimanfaatkan untuk menjadi energi penghasil listrik. Pilihan

mengembangkan pembangkit listrik tenaga air ini salah satunya

disebabkan potensi air yang ada di Indonesia. Jumlah air yang melimpah,

dikembangkan untuk menciptakan energi yang diubah menjadi sebuah

arus listrik.

Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini kebutuhan seluruh dunia

akan tenaga listrik selalu meningkat dari tahun ke tahun. Semakin

banyaknya jumlah penduduk menjadi salah satu penyebab meningkatnya

permintaan masyarakat akan kebutuhan tenaga listrik. Dengan

meningkatnya angka pertumbuhan penduduk, maka pertumbuhan ekonomi

industri juga bertambah pesat. Sehingga kini kebutuhan akan listrik

semakin menunjukkan arti penting dalam seluruh aspek kehidupan. Jadi

dapat kita bayangkan apa yang terjadi apabila pihak pembangkit tidak

mampu memenuhi kebutuhan listrik tersebut, yakni terjadi black out pada

seluruh daerah.

Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan listrik, pihak

pembangkit berusaha seoptimal mungkin untuk menciptakan alternative

pembangkit. Salah satu Alternatif pembangkit yang dapat diandalkan

adalah Pembangkit Listrik Tenaga Listrik (PLTA). PLTA memanfaatkan

energi potensial dari air pada ketinggian tertentu untuk kemudian diubah

1

Page 2: Laporan PKN Fix

menjadi energi kinetik untuk memutar turbin. Turbin yang terpasang satu

poros dengan rotor generator akan mengkonversikan energi kinetik

tersebut menjadi energi mekanik kemudian melalui proses elektromagnet

diubah menjadi energi listrik.

Pada umumnya PLTA didesain untuk jangka waktu operasi yang

cukup lama, sehingga seiring dengan perjalanan waktu sering dijumpai

bahwa kinerja dari generator mengalami penurunan. Penurunan kualitas

kualitas kerja generator karena faktor usia memang tidak dapat

dihindarkan. Pihak pembangkit harus selalu mempertahankan kualitas

kerja generator. Untuk itu pemeliharaan pada generator menjadi salah satu

alternatif yang mutlak diperlukan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Sistem Pembangkitan di PLTA siman !

2. Bagaimana Sistem Peralatan di PLTA Siman !

3. Bagaimana Sistem SOP (Standard Operation Procedure) di PLTA

Siman !

1.3 Tujuan Laporan

Adapun tujuan dalam pembuatan laporan ini adalah :

1. Memahami Sistem pembangkitan di PLTA Siman

2. Memahami Sistem Peralatan di PLTA Siman.

3. Memahami Sistem SOP (Standart Operation Procedure) di PLTA

Siman

1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktek Kerja Nyata

Pelaksanaan PKN dimulai dari tanggal 30 Agustus s.d 27

September 2015 yang bertempat di PT. PJB UP. BRANTAS DISTRIK D

PLTA SIMAN cabang Kediri. Dalam kegiatan ini, mahasiswa melakukan

praktek kerja nyata dari hari Senin s.d Jum’at dari pukul 08.00 – 16.00

WIB.

2

Page 3: Laporan PKN Fix

BAB II

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Profil Perusahaan

Pada PLTA Siman, energi listrik dibangkitkan oleh 3 generator

denga daya mampu masing-masing generator adala 3,5 MW yang

dioperasikan sesuai dengan kebutuhan beban sistem atau sesuai dengan

ketersediaan air sebagai bahan baku energi.

Energi listrik yang dibangkitkan disalurkan ke gardu induk Sekar

Putih di Mojokerto pada tegangan 70 KV.

Jumlah energi listrik yang dibangkitkan keseluruhan oleh 3 unit

pembangkit PLTA Siman rata-rata 60.000.000 KWH per tahun.

2.1.1 Kantor PusatAlamat : Jl. Basuki Rahmat 271 Karangkates,

Sumberpucung, Malang 65165-IndonesiaPhone : (62-341) 385545Fax : (62-341) 385545E-mail : [email protected]

2.1.2 Kantor CabangAlamat : Desa Pondok Agung-Kasembon 65393

Pondok Agung KasembonPhone : (0354) 326878

2.2 Logo Perusahaan

Gambar 2.1 Logo Perusahaaan

3

Page 4: Laporan PKN Fix

2.3 Sejarah Perusahaan

Pembangkit Listrik Tenaga Air Siman (PLTA Siman)

pembangunannya dimulai sejak zaman penjajahan Belanda. PLTA Siman

berdiri sekitar tahun 1930 yang merupakan rangkaian terakhir unit

pembangkit tenaga listrik yang menggunakan aliran sungai konto sebagai

sumber energi air untuk membangkitkan tenaga listrik. Pada tahun 1933

PLTA Siman mulai beroperasi dengan menggunakan 3 unit turbin

generator.

Pada tahun 1942 sampai dengan tahun 1945 PLTA Siman dan

semua perusahaan listrik di Indonesia direbut dan dalam kekuasaan

penjajahan Jepang. Setelah terusirnya penjajahan Jepang pada tahun 1945,

maka perusahaan listrik di Indonesia diambil alih oleh Negara Kesatuan

Indonesia dengan nama “Jawatan Listrik dan Gas Indonesia”.

Pada tahun 1949 tentara Belanda (KNIL) datang lagi ke Indonesia

untuk merebut PLTA Siman, dalam hal ini Belanda berusaha keras untuk

bisa menguasai kembali PLTA Siman, Namun rakyat Indonesia tidak rela,

sehingga terjadi pertempuran sengit dengan perlawanan yang sangat gigih

dan rakyat pada waktu itu dipimpin oleh Letda Sugiarto. Karena bala

tentara Belanda disukung oleh satuan dari pesawat tempur maka dengan

mudah PLTA siman dikuasai. Akibat dari pertempuran tersebut, maka

pengoperasian PLTA terhenti dengan hancurnya unit pembangkit nomor

dua (Unit II).

Pada pertengahan tahun 1949 Belanda mulai terhimpit dan

terjadilah genjatan senjata yang pada akhirnya Belanda mengakui

kedaulatan Republik Indonesia. Kemudian pada tahun yang sama, tepatnya

bulan November diadakan Konferensi Meja Bundar (KMB) yang isinya

antara lain kerja sama antara Indonesia dan Belanda. Maka dilaksanakan

KMB tersebut pihak Belanda mulai memperbaiki mesin-mesin unit

pembangkit Siman yang rusak dengan mengambil suku cadang dari PLTA

yang lain dan pada tahun 1956 unit II dapat beroperasi lagi sampai

sekarang.

4

Page 5: Laporan PKN Fix

2.4 Struktur Organisasi Perusahaan

5

1. SASMINTO WIDODO (MKP)

HELPERPLTA SIMAN

1. MUHKLIS ANSORI (MKP)

GUDANG & LK 3PLTA SIMAN

1. GUNARTO 6485145 JA

OFFICER ADMINISTRASIPLTA SIMAN

1. TOMY TATAG JATMIKO 7906117 JA

2. EKO SUHARSONO 618337 K 3

STAAF HAR KONIN

1. JOKO SUPRIYONO 7193206 JA

STAAF HAR LISTRIK

1. ANANG EFENDI 8406064 JA

2. TRI BUDI DARYANTO 6585140 JA

STAAF HAR MESIN

1. RISKA PRAWIRA UTAMA 8711070 JA

2. M. RIDWAN (PJBS) 9313018 KP

3. BAGUS DWI ARIANTO

OPT. PANEL/OPT. LOKALGROUP D

1. FAJAR BUDIMAN 8913097 ZJY

2. DIDIK SUPRIYANTO 8913098 ZJY

OPT. PANEL/OPT. LOKALGROUP C

1. ALUS TRIAWINATA 8913095 ZJY

2. RONI PRASEYO 8814027 ZJY

OPT. PANEL/OPT. LOKALGROUP B

1. DEDY SUWENDA 8711070 JA

2. M. HARIS S (PJBS) 9313058 KP

3. BOBI HIDAYAT

OPT. PANEL/OPT. LOKALGROUP A

KEPALAPLTA SIMAN

MUDJIONO SEMIN6485153 JA

Page 6: Laporan PKN Fix

6

FOREMAN PLTA SELOREJO

FOREMAN PLTA MENDALAN

FOREMAN PLTA SIMAN

FOREMAN UMUM DISTRIK DFOREMAN DISTRIK D

KEPALA PLTA DISTRIK D

Tek. Mesin Operator

Tek. Listrik

Tek. Kontrol

Tek. Sipil

Tek. Mesin Operator

Tek. Listrik

Tek. Kontrol

Tek. Sipil

Tek. Mesin Operator

Tek. Listrik

Tek. Kontrol

Tek. Sipil

Page 7: Laporan PKN Fix

BAB III

TEORI DASAR

Gejala alam dan perubahan waktu telah banyak dimanfaatkan oleh

manusia untuk meningkatkan kesejahteraannta. Angin, matahari, air

merupakan sumber energi yang dapat dimanfaatkan manusia untuk

memenuhi kesejahteraannya. Meskipun demikian seperti diketahui pada saat

ini pengembangan tenaga secara besar-besaran dari sumber tersebut masih

belum merupakan suatu kelaziman. Karena memang keadaan alam yang

tidak memungkinkan suatu pembangkit tenaga kerja secara konstan.

Sesuai dengan kriteria pembangkit tenaga ada tiga jenis sumber

energi, (Dadekar, 1991:2) yaitu :

1. Tenaga Uap

2. Tenaga Air

3. Tenaga Nuklir

Bukan berarti sumber energi lainnya tidak dapat digunakan, tetapi

dibandingkan dengan besarnya sumber energi yang dihasilkan dari ketiga

sumber tersebut konstribusinya memang sangat terbatas. Sumber lain

tersebut telah diklasifikasikan sebagai sumber daya tidak konvensional,

menurut (Dadekar, 1991:2) ada lima jenis yaitu :

1. Tenaga Pasang Surut

2. Tenaga Panas Matahari

3. Tenaga Bumi

4. Tenaga Angin

5. Tenaga Magnet Hidrodinamik

Tenaga Air merupakan sumber daya terpenting setelah tenaga uap/panas.

Hampir 30% dari seluruh kebutuhan tenaga di dunia dipenuhi oleh pusat-

pusat listrik tenaga air. Berdasarkan perkiraan jumlah seluruh potensi air

diseluruh dunia jika dimanfaatkan sebesar 5000 GW, tetapi harus

7

Page 8: Laporan PKN Fix

dimengerti jika kita bandingkan dengan jumlah seluruh kapasitas terpasang

hanya mendekati 200 GW (Dadekar, 1991:6).

Tenaga air mempunyai beberapa keuntungan yang tidak dapat

dipisah-pisahkan, yang membuat semakin menarik. Keuntungan tersebut

menurut (Dadekar, 1991:7) yaitu :

1. Bahan bakar PLTU adalah Batu Bara dan bahan bakar PLTN adalah

Uranium. PLTU dan PLTN dalam memproduksi tenaga menyisakan

suatu limbah abu bara dan limbah uranium yang sampai sekarang masih

menjadi mempermasalahn dalam pembuangannya yang membahayakan

bagi lingkungan hidup. Sedangkan PLTA tidak menghadapi masalah

yang serupa. Ia merupakan sumber energi yaitu air. Air melimpas turbin

melalui turbin tanpa kehilangan kemampuan pelayanan untuk wilayah

hilirnya. Ia masih mampu mengairi sawah ataupun dipergunakan sebagai

air minum atau kebutuhan manusia lainnya.

2. Biaya pengoperasian dan pemeliharaan PLTA sangat rendah bila

dibandingankan PLTU dan PLTN. Pada PLTU disamping mengeluarkan

biaya untuk batu bara perlu diperhitungkan pula biaya transportasi bahan

bakar. Untuk PLTA, air yang dipergunakan tidak mengeluarkan biaya

pembelian dan transportasinya juga tidak mengeluarkan biaya, karena

air mengalir secara ilmiah.

3. Turbin-turbin pada PLTA biasa dioperasikan atau dihentikan

pengoperasiannya setia saat. Ha ini tidak dimungkinkan pada PLTU dan

PLTN. Untuk memenuhi kebutuhan puncak terjadi hanya beberapa jam

saja bukan merupakan masalah bagi PLTA, karena

kemampuannyauntuk dioperasikan atau dihentikan kembali. Hampir

pada setiap saat merupakan modal utama pengoperasian sementara pada

PLTU dan PLTN akan mengakibatkan pemborosan bahan bakar yang

luar biasa.

4. PLTA cukup sederhana untuk dimengerti dan cukup mudah untuk

dioperasikan. Ketangguhan sistemnya dapat diandalkan, dibandingkan

sumber daya lainnya.

8

Page 9: Laporan PKN Fix

5. Peralatan PLTA yang mutakhir umumnya memiliki peluang yang lebih

besar untuk dioperasikannya selama lebih dari 50 tahun. Hal ini cukup

bersaing jika dibandingkan dengan umur efektif dari PLTN yang hanya

sekitar 30 tahun.

6. Mengingat kebutuhan untuk memikul beban ataupun melepaskan

kembali, PLTA juga bisa dimanfaatkan sebagai cadangan yang baik

diandalkan pada sistem kelistrikan terpadu antara PLTU, PLTA, dan

PLTN.

3.1 Klasifikasi Turbin Air

Klasifikasi turbin air berdasarkan perubahan momentum fluida

kerjanya. Turbin air ialah suatu mesin konversi energi yang berfungsi

untuk mengkonversikan bentuk energi potensial yang dimiliki oleh air ke

bentuk energi mekanik pada poros turbin, dimana head elevasi. Dari

waduk menunjukkan tersedianya energi potensial spesifik suatu potensi

dan kapasitas yang dapat dialirkan dari waduk untuk turbin sebagai suplai

ke turbin.

Menurut witanto arismunandar dalam bukunya, pengerak mula

turbin, turbin air dibedakan dalam dua golongan utama yaitu dipandang

dari segi pengubahan momentum fluida kerjanya sebagai berikut :

a. Turbin Implus

Turbin implus juga disebut turbin tekanan karena perubahan

energi potensial menjadi energi kinetik terjadi pada sudu tepatnya,

sehingga dengan ketinggian air dapat digunakan untuk merubah

kecepatan dan untuk meningkatkan kecepatan dipasang pada sebuah

nozzel yang dekat dengan runner turbin. Dengan adanya air ini runner

dengan konstruksinya tentu akan berputar.

b. Turbin Reaksi

Turbin Reaksi adalah turbin dimana proses perubahan energi

potensial ke energi kinetik terjadi baik diroda maupun pada sudu

pengatur sehingga terjadi penurunan pada sudu-sudunya. Air yang

mempunyai energi potensial saat mengalir melalui saluran pengarah

9

Page 10: Laporan PKN Fix

akan mempunyai energi tekanan dan kecepatan kemudian secara

bertahap didalam rumah spiral dirubah menjadi energi kecepatan dan

tekanan air akan berkurang.

3.2 Jenis- jenis Turbin Air

Fourneyron, jonval, girard adalah beberapa jenis turbin pada jaman

dahulu. Jenis-jenis utama turbin yang dipergunakan dibidang teknik

hidrolistrik pada saat ini adalah :

1. Turbin Francis

2. Turbin Pelton

3. Turbin Kaplan

4. Turbin Deriaz

Disamping jenis-jenis utama diatas, adakala turbin seperti roda Turgo-

Implus atau Turbin Banki dipergunakan untuk proyek tipikal yang lebih

kecil. Keempat turbin saling berlainan dalam berbagai hal walaupun pola

dasar sama untuk masing-masing. Masing-masing turbin terdiri dari

sebuah penggerak (runner) dengan bilah-bilah lengkung atau baling-baling

yang disusun begitu rupa sehingga air dapat mengalir melalui baling-

baling ini dan baling-baling tersebut membelokkan air menuju keluar

sehingga menimbulkan tenaga putar bagi seluruh penggerak (runner).

3.3 Penggolongan Turbin Berdasarkan Head

Perbedaan kemiringan (elevansi) dari muka air antara hulu dan hilir

dari turbin adalah tinggi tekan (head). Mosonyi memaparkan wilayah

tersebut, sebagai berikut :

Tinggi tekan rendah 2 – 15 m

Tinggi tekan sedang 15 – 50 m

Tinggi tekan tinggi > 50 m

Dasar dari penggolongan ini dapat dikatakan bahwa untuk tinggi tekan

rendah hanya turbin baling/Kaplan yang digunakan. Untuk tinggi tekan

menengah, selain turbin kaplan dapat dipergunakan juga turbin francis.

Untuk tinggi tekan sangat tinggi, dipergunakan turbin pelton dengan

berbagai macam penyesuaian. Untuk tinggi tekan 300 m dipergunakan

10

Page 11: Laporan PKN Fix

turbin Deriaz, tetapi pemakaiannya terbatas dibawah keadaan aliran balik

(reversible flow). Gambar dibawah ini sebagai dasar pemilihan turbin

berdasarkan headnya.

SPESIFIKASI HEAD

20m 30 40 50 70 100 200 400 500 600

185m 625

DERIAZ PELTON

FRANCIS

KAPLAN

TUBULER

3.4 GovernorDalam pembahasan Governor ini akan dibahas hal – hal sebagai

berikut :1. Fungsi Governor2. Macam – Macam Governor

3.4.1 Fungsi GovernorGovernor digunakan sebagai pengatur putaran turbin pada

putaran nominalnya untuk beban yang bervariasi, sehingga putaran turbin akan tetap terjaga konstan sesuai dengan yang diinginkan. Peralatan Governor terdiri dari beberapa bagian : Pengaturan kecepatan sebelum kerja paralel Pengatur kecepatan untuk merubah frequensi dalam paralel Pengatur stop operasi pada waktu gangguan.

3.4.2 Macam – macam Governor MekanikBerikut merupakan macam – macam governor Mekanik : Flyball Governor

Berfungsi sebagai speed transducer, juka kecepatan naik flyball naik dan sebaliknya jika kecepatan turun flyball turun.

11

Page 12: Laporan PKN Fix

Gambar 3.1 Flyball Governor Speed Droop Governor

Feedback mekanik berfungsi untuk memperkuat gaya dan stroke posisi throttle rod melalui hydrolic servomotor.

Gambar 3.2 Speed dropp Governor3.5 Kavitasi

Kavitasi adalah fenomena perubahan phase uap dari zat cair yang

sedang mengalir, karena tekanannya berkurang hingga dibawah tekanan

uap jenuhnya. Kavitasi pada turbin air biasanya terjadi pada bagian –

bagian sudu runner, pada ujung sebelah bawah dan atas dari runner, pada

12

Page 13: Laporan PKN Fix

pipa isap, pada bagian belakan sudu runner, pada guide vane dan pada

draft tube.

Pada turbin yang sedang berjalan atau berputar, maka gejala –

gejala yang akan timbul dan berbahaya bagi turbin akibat adanya kavitasi

adalah :

1. Menyebabkan putaran turbin tidak setimbang yang dapat menurunkan

efisiensi dan daya turbin.

2. Menyebabkan terjadinya getaran mekanik serta merusak instalasi

turbin.

3. Terdengar suara berisik.

4. Dengan tekanan begitu tinggi dapat mudah merusak material –

material yang dipakai pada instalasi turbin.

5. Mengikis bagian dalam pipa – pipa dan permukaan pada runner.

Hal – hal yang perlu diperhatikan untuk menghindari atau

mengurangi terjadinya dampak dari kavitasi adalah sebagai berikut :

1. Memilih sudu runner yang tepat bentuknya, membuatnya secara teliti

dan finishing permukaannya harus baik.

2. Masang runner pada posisi yang rendah terhadap permukaan air

sebelah bawah (tail water).

3. Memilih kecepatan spesifik yang kecil.

4. Memberi udara dalam jumlah yang tepat pada bagian atas dari draft

tube.

5. Melapisi sudu runner dengan bahan yang tahan terhadap kavitasi,

seperti baja tahan karat (stainless steel) 13 Cr dan 18-8 Vi-Cr, atau

membuat runner turbin dari semua bahan – bahan ini.

13

Page 14: Laporan PKN Fix

BAB IV

BAHASAN PRAKTEK KERJA NYATA

4.1 Sistem Peralatan Pembangkit

4.1.1 Water Way

Dalam proses penyaluran air dari waduk sampai ke turbin

diperlukan sarana pendukung. Sehingga air dapat disalurkan tanpa

kebocoran dan daya yang disalurkan tidak berkurang.

Gambar 4.1 Aliran Air pada PLTA Siman

PLTA Siman

Turbin Prancis Vertikal Generator

N = 5000 Ps 4850 Ps Daya Terpasang

H = 98 m 95,75 3 x 3,6 MW-10,8 MW

Q = 500 L/s 4440

Put = 600 Rpm 600 Rpm

4.1.1.1 Waduk (Reservoir)

Untuk menggerakkan turbin, Air Sungai dibendung

untuk memperoleh air sebanyak mungkin dan mencapai

ketinggian muka air tertentu sesuai yang dibutuhkan . Dengan

14

Page 15: Laporan PKN Fix

adanya waduk ini, air sungai tersebut tertampung pada suatu

tempat yang disebut resevoir. Air ini sangat dibutuhkan untuk

persediaan bila curah di daerah aliran sungai berkurang.

Waduk PLTA Siman merupakan kolam tandon harian,

dimana air yang ditampung dapat digunakan untuk

mengoperasikan mesin sepanjang tahun, data spesifikasi waduk

PLTA Siman.

Type kth

Kapasitas 100.000 m3

Tinggi kolam 4,75 m

Luas dasar 21, 276 m

Hel elevasi 424,75 m

Gambar 4.2 Waduk Siman

4.1.1.2 Bangunan Pengambilan Air (Intake)

Intake merupakan fasilitas yang dipakai untuk

pengambilan air langsung dari sungai atau waduk ke saluran

pengantar dengan persyaratan :

Dapat mengatur kebutuhan air

Dapat mengontrol dan mencegah sampah masuk ke

saluran tekan.

Mengurangi masuknya sedimentasi

Pada PLTA jenis alam langsung seperti halnya di PLTA

Siman diperlukan bangunan pengambil air berbentuk bendungan

15

Page 16: Laporan PKN Fix

sungai intake dan yang disertai kolam pengendap pasir untuk

menghindari masuknya tanah atau pasir ke dalam saluran tekan..

4.1.1.3 Pintu Pengambilan Air (Intake Gate)

Intake gate adalah pintu yang dipasang dimuka intake

dan digunakan hanya bila mana saluran tekan tunnel dan pipa

pesat dikosongkan, katup yang digunakan PLTA Sian adalah

type sorong slide gate.

4.1.1.4 Saluran Tekan (Preasurre Tank)

Untuk menghantarkan air dari waduk kth PLTA Siman

yang ada di PLTA mendalan disalurkan melalui terowongan

bawah tanah sepanjang 3,6 km dan pada akhir tunel dipasang

surge tank.

4.1.1.5 Tangki Pendatar (Surge Tank)

Surge tank bertugas untuk menyerap pukulan air (water

hammer) apabila terjadi pelepasan beban secara tiba-tiba yang

menimbulkan tekanan balik dan juga berfungsi untuk

membuang gelembung udara pada air yang akan masuk ke

penstock.

Tangki pendatar yang digunakan di PLTA Siman adalah

jenis tangki pendatar yang sederhana dimana jenis yang lain dari

surge tank adalah deferensial lubang dan tangki pendatar dengan

ruangan.

Gambar 4.3 Surge Tank

16

Page 17: Laporan PKN Fix

4.1.1.6 Katup Utama (Penstock Valve)

Katup ini dipasang pada akhir saluran tekan setelah surge

tank berfungsi untuk membuka dan menutup saluran air serta

mengamankan, mengosongkan penstok baik pada saat operasi

ataupun pada saat pemeliharaan katup. Yang terpasang pada

surge tank PLTA Siman adalah type butterfly.

Gambar 4.4 Surge Tank Type Butterfly

4.1.1.7 Pipa Pesat (Penstok)

Adalah saluran air yang terbuat dari besi baja yang

berfungsi untuk mengalirkan air dari saluran tekan menuju

turbin PLTA Siman sepanjang 106 meter dengan diameter 2,4

meter tebal pipa 1,2 cm dan terbuat dari pipa baja tung yang

disambung dengan keling dan fleksibel joint.

Gambar 4.5 Pipa Pesat (Penstock)

17

Page 18: Laporan PKN Fix

4.1.1.8 Katup Induk

Katup induk dipasang pada ujung penstok dan spiral

case, berfungsi untuk membuka dan menutup aliran air yang

masuk ke turbin untuk keperluan unit stop dan operasi. Jenis

injet valve yang terpasang adalah tipe spherical valve.

Gambar 4.6 Main Valve (Katup Induk)

4.1.2 Turbin dan kelengkapannya

Turbin air adalah mesin turbin dengan air sebagai media dimana

air dengan tekanan tinggi yang dialirkan melalui pipa pesat (penstok)

memutar sudu-sudu gerak sehingga terjadi gaya putar pada poros. Jadi

turbin air berfungsi merubah energi kinetik air menjadi energi

mekanis berupa daya putar dan poros turbin.

Ditinjau dari dudukan porosnya turbin dibagi menjadi dua

macam, yaitu turbin horizontal dan turbin vertikal. Ditinjau dari fluida

kerjanya dibagi menjadi :

Turbin Reaksi, contoh :

1. Turbin Francis

2. Turbin Kaplan

3. Turbin Propeller

Turbin Impuls

1. Turbin Pelton

Ditinjau dari arah aliran dibagi menjadi :

1. Turbin Radial, Contoh : Turbin Pelton

2. Turbin Axial, Contoh : Turbin Kaplan

3. Turbin Radial, Contoh : Turbin Francis

18

Page 19: Laporan PKN Fix

Turbin di PLTA Siman merupakan Turbin Reaksi , Tipe Francis

Vertikal dengan putaran 600 Rpm.

Data teknik turbin PLTA Siman unit I, II, III

Type

Merk

Max Output

Rpm

Max Discharge

Max. Head

Min Head

Ef. Head

Francis Vertical

Escherwyss

5.000 HP

600

925 m2/detik

110 m

100 m

104 m

Nama Bagian :

1. Draft Tube

2. Guide Vane

3. Spiral Case

4. Turbin Bearing

5. Shaft Turbin

6. Servo Motor

7. Kopling Tetap

8. Lower Bearing

9. Rotor

10. Stator

11. Upper Breaket

12. Upper Bearing

13. Exicter Sistem

Gambar 4.7 Turbin Francis

19

Page 20: Laporan PKN Fix

4.1.2.1 Spiral Casing

Casing turbin reaksi, sesuai dengan bentuknya pada

umumnya dinamakan rumah keong/spiral casing yang berfungsi

untuk mendistribusikan air ke sekeliling sudu pengatur dengan

tekanan dan kecepatan yang sama. Casing turbin impuls, fungsinya

mendistribusikan air atau mengarahkan pancaran air yang lepas

dari sudu jalan dan diteruskan ke saluran buang.

4.1.2.2 Sudu Tetap

Sudu Tetap merupakan bagian dari spiral casing. Pada

beberapa jenis turbin reaksi berfungsi untuk mengarahkan air ke

sudu jalan (runner) melalui sudu pengarut.

4.1.2.3 Sudu Pengatur (Guide Vane)

Guide vane berfungsi menutup, membuka dan mengatur air

yang masuk ke runner. Jadi tugas guide vane sangan penting sebab

untuk menentukan mesdin stop dan operasi.

Gerakan dan posisi seluruh guide vane harus serempak sama

sehingga menghasilkan aliran air yang sama dan merata pada

runner. Bentuk penampang sudu pengatur merupakan bentuk profit

air foil dengan maksud agar tidak terjadi turbolensi aliran air yang

akan masuk ke runner setelah melewati sudu pengatur.

Pada turbin reaksi berfungsi sebagai pemegang sudu pengatur

disamping penutup runner. Pada tutup turbin juga, dipasang

pelindung khusus (slite ring) yang dipasang antar tutup turbin

dengan runner berfungsi untuk mengatur celah toleransi (clearance)

pada guide vane.

20

Page 21: Laporan PKN Fix

Gambar 4.8 Instalasi Air Main Valve

4.1.2.4 Tutup Turbin (Head Cover)

Pada turbin reaksi berfungsi sebagai pemegang sudu pengatur

disamping penutup runner. Pada tutup turbin juga, dipasang

pelindung khusus (slite ring) yang dipasang antar tutup turbin

dengan runner berfungsi untuk mengatur celah toleransi (clearance)

pada guide vane.

4.1.2.5 Cincin Aus (Slite Ring)

Cicin aus hanya terdapat pada turbin reaksi yang pada

umumnya dipasang pada turbin. Cicin aus berfungsi untuk

mengatur celah (Clearance) pada guide vane.

4.1.2.6 Cincin Pelepas Air (Draft Tube)

Cincin ini berfungsi untuk melindungi turbin bagian bawah

dari kavitasi cincin pelepas air yang terdapat pada turbin reaksi

dengan poros tegak

4.1.2.7 Distributor

Distributor merupakan suatu komponen turbin yang berfungsi

untuk mengatur debit air dan mengarahkan aliran air yang akan

21

Page 22: Laporan PKN Fix

memutar runner. Untuk turbin impuls distributor berfungsi untuk

mengatur debit air sesuai dengan besarnya beban

Bagian-bagian distributor pada turbin reaksi:

Poros

Berfungsi untuk meneruskan gerakan servo motor

distributor dari governor kepada cincin penggerak sudu

pengatur (guide vane) ke arah membuka atau menutup

Ring Penggerak sudu pengatur

Merupakan ring yang berfungsi untuk

menggerakkan sudu pengatur ke arah membuka atau menutup

Pengamanan sudu pengatur

Berfungsi sebagai pengaman sudu pengatur sehingga

bila terjadi gangguan bukan daun sudu pengatur yang patah,

melainkan pengamanannya yang patah

Sudu Jalan (Runner)

Berfungsi untuk merubah energi kinetik menjadi

energi mekanik berupa putaran poros turbin. Runner turbin

francis pada PLTA Siman letak daun sudunya tetap.

Penampang runner merupakan bentuk profil air foil, hal

tersebut dimaksudkan agar tidak terjadi kavitasi pada runner

Gambar 4.9 Runner

22

Page 23: Laporan PKN Fix

4.1.2.8 Kopling

Kopling berfungsi untuk menghubungkan poros turbin

dengan poros generator. Pada umumnya di PLTA menggunakan

kopling tetap, dimana penyambungan digunakan mur baut dan

kopling dipasang pada ujung poros turbin yang berhubungan

dengan poros generator.

4.1.2.9 Bantalan ( Bearing)

Bantalan berfungsi agar menjaga putaran dalam satu titik dan

juga sebagai pemegang yang mampu menerima gaya-gaya radial

atau aksial poros. Antara poros dan bantalan terdapat ruang

(clearance), dimana pada waktu operasi akan terjadi lapisan minyak

pelumasan bantalan atau oil film pada ruang tersebut pada turbin

PLTA Siman terdapat beberapa bantalan :

Bantalan turbin (Turbin Bearing)

Bantalan Bawah (Lower Bearing)

Bantalan dukung (Trush Bearing)

Bantalan Atas (Upper Bearing)

Gambar 4.10 Bantalan Turbin

23

Page 24: Laporan PKN Fix

1.1.2.10 Pipa Lepas

Pipa lepas pada turbin reaksi berfungsi untuk mendapatkan

energi potensial air antara runner dan muka air bawah ( tail water

level) dan untuk mendapatkan kembali ( recover) energi air yang

dikeluarkan dari runner.

Bila air dibiarkan keluar dari runner secara bebas, maka

turbin air hanya akan bekerja pada beda tinggi antara permukaan

kolam atau waduk sampai dengan sisi keluar runner. Untuk

mendapatkan sisa energi kinetik air, yaitu memanfaatkan

kecepatan air yang masih cukup tinggi yang keluar dari runner.

Dengan dipasangnya pipa lepas maka kecepatan air pada

sisi keluar pipa akan lebih kecil daripada kecepatan air pada sisi

masuk pipa lepas ( sisi keluar runner)

Dengan perbedaan kecepatan air yang memanfaatkan beda

tinggi runner dengan saluran pembuangan, untuk menambah daya

turbin tersebut. Berarti sistem energi kinetik air dapat diambil

untuk menambah daya turbin

Terpasangnya pipa lepas yang dihubungkan antara runner

dengan saluran pembuangan yang terendam air, maka akan

diperoleh kevakuman pada sisi luar runner atau sisi masuk pipa

lepas yaitu tekanan pada tempat tersebut lebih kecil dari tekanan

udara luar, sehingga turbin akan bekerja dengan beda tinggi

antara permukaan kolam/ waduk dengan permukaan saluran

pembuangan. Kevakuman tersebut dibatasi untuk memperkecil

terjadinya kavitasi, yaitu dengan jalan memasang pipa injeksi

udara yang dilengkapi dengan indikator tekanan hampa

1.1.3 Generator dan Perlengkapannya

Generator berfungsi untuk mengubah energi mekanik menjadi

energi listrik. Penggolongan generator berdasarkan arah poros:

Poros Horizontal biasanya untuk pembangkitan yang berdaya

kecil dengan putaran tinggi.

24

Page 25: Laporan PKN Fix

Poros Vertikal untuk pembangkitan yang berdaya sedang sampai

dengan yang berdaya besar dengan putaran sedang sampai

dengan rendah.

4.1.3.1 Parameter Pada Generator

Satuan- satuan generator yang perlu diketahui :

Tegangan ( volt) tegangan keluar harus sesuai dengan

daya atau kapasitas generator. Besarnya tegangan

dipengaruhi oleh jumlah lilitan dan diameter lilitan

tersebut.

Arus ( ampere) keluar tergantung pada kapasitas

generator bila tegangan yang keluar besar maka arusnya

mengalir kecil , demikian sebaliknya.

Faktor Daya ( cos φ) dipilih 0,8-0,9 dalam operasinya

ada hubungan antara tegangan, arus dan faktor daya.

Frekuensi (Hz) merupakan siklus sinusoida tegangan

dimana untuk PLN ditetapkan 50 Hz.

4.1.3.2 Efek Roda Daya

Dalam perencanaan perlu perhitungan efek roda daya (fly

wheel effect) yang tergantung pada besarnya kapasitas dan berat

generator.

Data teknik Main Generator PLTA Siman Unit I dan III :

Merk : BBC

Type : WAV-190/10

Tegangan : 6000 KVA

Phasa : 3

Daya : 4500 KVA

Frekuensi : 50 Hz

Kecepatan : 600 Rpm

Jenis : Generator AC Sinkron 3 Phasa

Sambungan stator : Hubungan Bintang

25

Page 26: Laporan PKN Fix

Power Factor : 0,8

Tegangan Penguatan : 70 Volt

Arus Penguat : 458 A

Jumlah Pole : 10

Data teknik Main Generator PLTA Siman Unit II :

Merk : OERLIKON

Type : WAV-400/130

Tegangan : 6000 V ± 5 %

Phasa : 3

Daya : 4500 KVA

Frekuensi : 50 Hz

Kecepatan : 600 Rpm

Jenis : Generator AC Sinkron 3 Phasa

Sambungan stator : Hubungan Bintang

Power Factor : 0,8

Tegangan Penguatan : 70 Volt

Arus Penguat : 458 A

Jumlah Pole : 10

4.1.3.3 Sistem Penguatan (Excitation)

Arus pada Main Generator dihasilkan dengan cara

membangkitkan medan magnet dari kumpulan rotor yang dialiri

arus searah : Suplay arus searah diperoleh dari pilot Exciter yang

dikuatkan oleh Main Exciter.

Pada PLTA Siman menggunakan dua unit generator penguat

yang dipasang diatas generator utama pada salah satu poros.

Generator penguat awal sebagai pilot exciter dan generator penguat

terakhir sebagai Main Exciter.

Pilot Exciter

Main Exciter

26

Page 27: Laporan PKN Fix

Gambar 4.11 Sistem Penguatan

Daya teknik pilot exciter PLTA Siman Unit I, II, III :

Merk : BBC

Type : GCFV 124 e 2

Daya : 1,65 kW

Putaran : 600 Rpm

Arus Nominal : 15 A

Jumlah Sikat Arang : 4

Daya teknik main exciter PLTA Siman Unit I, II, III :

Merk : BBC

Type : GCFV 124 e 2

Daya : 50 kW

Putaran : 600 Rpm

Arus Nominal : 500 A

Jumlah Sikat Arang : 18

4.2 Sistem Pembangkitan Di PLTA Siman

4.2.1 Pengairan

Untuk menghasilkan gaya gerk rotasi pada generator PLTA

Siman menggunakan prinsip tekanan air sebagai media penggerak

yaitu dengan dialirkannya air menuju turbin dan turbin itu sendiri

terkopel terhadap generator sehingga jika turbin berputar generator

juga ikut berputar.

Tiga prinsip dasar yang digunakan untuk menghasilkan energi

tekan adalah sebagai berikut :

1. Tinggi jatuh air

2. Volume air

3. Panjang saluran

27

Page 28: Laporan PKN Fix

Air yang dialirkan menuju generator siman berasal dari waduk

air buangan PLTA Mendalan yang mana jaraknya 3,6 Km, dibuatlah

suatu saluran bawah tanah (Presure Tunel) dan pada ujung tunel

dipasang surge tank yang mana dan disitulah air dialirkan langsung

menuju turbin melalui penstok dengan ketinggian 104,25 m,

panjang saluran 106 m, diameter 2,4 m.

4.2.2 Turbin

Air bertekanan yang difungsikan untuk memutar turbin tidak

diperbolehkan langsung mengalir menuju turbin tetapi terlebih dahulu

melewati beberapa bagian dari sistem turbin yang bertujuan sebagai

pengaturan tekanan air yang diinginkan agar menghasilkan putaran

generator stabil pada putaran nominal.

Adapun bagian-bagian dari sistem operasi turbin tersebut telah

dijelaskan pada bab sebelumnya, contoh :

1. Main Valve (keran sudu)

2. Guide Vane (sudu pengatur)

Gambar 4.12 Guide Vane Gambar 4.13 Main Valve

4.2.3 Generator

Generator pada pusat pembangkit merupakan bagian utama

untuk membangkitkan tenaga listrik, untuk PLTA yang mempunyai

kapasitas kecil pada umumnya menggunakan beberapa generator

menjadi satu sistem yaitu generator penguat (exciter) dan generator

28

Page 29: Laporan PKN Fix

utama. Di PLTA Siman sistem generator menggunakan 3 jenis

generator yaitu :

1. Generator DC kompon panjang (Pilot Exciter)

2. Generator DC shunt (Main Exciter)

3. Generator AC Syncron (Main Generator)

Pada PLTA yang lebih modern generator exciter tidak

digunakan, namun untuk tegangan penguatan pada awalnya diambil

dari sistem baterai dan pada putaran nominal generator sistem baterai

digantikan oleh trafo Excitasi.

Generator utama yang digunakan PLTA Siman adalah

generator arus bolak-balik yang dipasang vertikal satu poros dengan

generator exciter, dimana belitan atau kumparn jangkar ditempatkan

pada stator sedangkan kumparan medan ditempatkan pada stator

jumlah kutub 5 pasang.

Stator Main Exciter Rotor Pilot Exciter

Gambar 4.14 Bagian Generator

4.2.3.1 Operasi Generator

Generator dioperasikan dengan cara membuka Main

Valve dahulu kemudian secara bertahap Guide vane dibuka

sampai putaran mencapai 600 Rpm. Setelah mencapai nominal

(600 Rpm) kemudian generator diisi tegangan (Excitasi) sampai

mencapai 6 KV dengan beban kosong. Kemudian proses

sikronisasi dilakukan, setelah itu PMT 6 KV boleh dimasukkan.

29

Page 30: Laporan PKN Fix

4.2.3.2 Kerja Paralel Generator

Untuk melayani beban berkembang, unit pembangkit

harus memparalelkan unitnya dengan maksud untuk memperbesar

kapasitas daya yang dibangkitkan. Selain tujuan tersebut, kerja

paralel sering dibutuhkan untuk menjaga kontinuitas pelayanan

apabila ada mesin yang harus dihentikan/reparasi/pemeliharaan.

Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk

paralel (synchrone) generator, yaitu antara lain :

1. Tegangan generator harus sama dengan tegangan sistem

2. Frekuensi generator harus sama dengan frekuensi sistem

3. Fasa generator harus sama dengan fasa pada sistem

4. Urutan fasa harus sama.

Proses sinkronisasi generator yang diparalel dengan jala-

jala, mula-mula generator diputar oleh penggerak, mula

mendekati putarab sinkronnya kemudian penguatan Iex diatur

hingga tegangan generator tersebut sama denga jala-jala. Untuk

mendeteksi frekuensi dan urutan fasa kedua tegangan

(generator dan jala-jala) digunakan alat pendeteksi berupa

lampu sinkronskop.

Ada dua macam sinkronskop yang digunakan dalam

proses, yaitu hubung gelap dan hubung terang. Sinkronskop

yang banyak digunakan pada unit pembangkit adalah sistem

dengan hubung gelap, yang artinya pada kondisi lampu

indikator benar-benar tidak menyala (gelap) maka kedua

tegangan yang akan diparalelkan pada posisi sinkron.

Di PLTA Siman proses paralel unit pembangkit

dilakukan secara manual, yaitu menggunakan sistem “hubungan

gelap” karena belum ada sarana untuk paralel secara otomatis

sehingga resiko kesalahan akibat oleh human error sangat

tinggi.

30

Page 31: Laporan PKN Fix

4.2.3.3 Pengaturan Generator

Sebuah generator bolak-balik (AC) berbeban yang

dioperasikan pada tegangan dan frekuensi tertentu akan stabil jika

beban tersebut tidak berubah (tetap) tetapi jika beban generator

tersebut berubah maka Rpm, tegangan dan frekuensi generator

ikut berubah secara linier terbalik terhadap perubahan beban.

Hal demikian juga terjadi pada generator syncron tetapi

tentunya generator syncron kita tidak hanya memandang pada

generator dan bebannya tetapi juga sistem dimana semua

generator dibuat syncron/paralel/satu sistem itu disebut

interkoneksi.

Untuk menjaga stabilitas tegangan, rpm dan frekuensi

generator diperlukan pengaturan yang terbilang handal mengatur

eksitasi dan rpm. Di PLTA Siman pengaturan eksitasi dilakukan

oleh Automatic Voltage Regulator (AVR) dan rpm pengaturannya

dilakukan oleh governor (putaran nominal 600 rpm, frekuensi 50

Hz).

4.2.3.3.1 Sistem Excitasi

Pada putaran normal turbin generator, pilot exciter yang

merupakan generator arus searah penguatan kompon panjang

menghasilkan tegangan dan arus yang dapat diatur oleh

tahanan. Tegangan dan arus searah tersebut pada awalnya

dibangkitkan oleh fluks residu (yang tersimpan pada belitan

kompon stator pilot exciter) dengan penambahan tingkat

kecepatan akan menghasilkan arus-tegangan sampai dengan

titik kritis pada putaran tertentu.

Tegangan yang dihasilkan oleh pilot exciter merupakan

tegangan penguatan untuk generator main exciter, dimana

generator main exciter adalah generator arus searah shunt

dengan penguatan terpisah. Penguatan pada generator utama

disuplai oleh main exciter melalui saklar penguat medan.

31

Page 32: Laporan PKN Fix

Pada awal pengoperasian unit pembangkit setelah

turbin generator pada putaran nominal (600 rpm) pengisian

tegangan main generator dilakukan dengan memutar penuh

hand wheel (shunt regular) pada panel operator searah jarum

jam (menurunkan harga resistansi sampai dengan batas

minimum) yang sebelumnya memasukkan saklar penguat

medan (field switch) pada tegangan output generator 6 KV,

selanjutnya memutar voltage regular dengan arah yang sama

dengan shunt regular sampai dengan output generator

menunjuk 6 KV.

4.2.3.3.2 Automatic Voltage Regulator (AVR)

AVR adalah unit voltage regulator yang bekerja secara

otomatis yang mengatur jumlah arus tegangan ekcitasi

generator hingga tegangan generator tetap berada pada

tegangan nominalnya (tetangan syncron). Meskipun terjadi

perubahan beban yang variatif.

Pengaturan excitasi tersebut dilakukan dengan merubah

nilai resistansi yang artinya semakin besar jumlah resistansi

yang dilalui oleh arus excitasi maka jumlah arus excitasi

tersebut semakin kecil sedangkan jika jumlah resistansi yang

dilalui oleh arus excitasi semakin kecil maka arus excitasi

tersebut semakin besar.

Arus tegangan penguatan generator yang berasal dari

pilot exciter terlebih dahulu dialirkan menuju AVR setelah itu

arus tegangan penguatan tersebut dialirkan menuju main

exciter dan output dari main exciter dialirkan menuju sumber

medan magnet generator (rotor) dan generator kan

mengeluarkan tegangan.

Pada AVR tedapat piringan yang dapat berputar searah

jarum jam (memperbesar nilai resistansi) dan berputar

berlawanan arah jarum jam (memperkecil nilai resistansi).

32

Page 33: Laporan PKN Fix

Gerakan itu terjadi karena pada piringan terdapat 2 energi,

yaitu :

1. Energi pegas (melawan arah jarum jam)

2. GGL induksi (searah jarum jam), namun demikian

kedua energi tersebut dibuat seimbang pada

tegangan 6 KV.

GGL induksi itu sendiri diambil dari rangkaian umpan

balik output generator yang sebelumnya melalui CT dan PT,

jadi bila output generator melebihi harga nominal maka GGL

induksi memiliki energi lebih besar dibandingkan pegas

menyebabkan piringan berputar dan akan menambah nilai

resistansi tetapi arus penguatan menjadi berkurang yang

menyebabkan tegangan generator ikut berkurang dan akan

kembali stabil pada posisi 6 KV. Sebaliknya jika output

generator berada dibawah harga nominal maka pegas yang

memiliki energi lebih besar akan menarik piringan melawan

arah jarum jam, artinya nilai resistansi menjadi berkurang dan

arus penguatan menjadi naik dan menyebabkan tegangan

generator bertambah lalu menjadi stabil pada tegangan 6 KV.

Perlu kembali kami ingatkan bahwa generator yang

belum bertegangan excitasinya dilakukan secara manual

melalui AVR yaitu dengan memutar penuh hand whell,

selanjutnya memutar voltage regular agar tegangan bisa

mencapai 6 KV dan barulah AVR bekerja secara otomatis.

4.2.3.3.3 Governor

Governor berfungsi untuk mengatur dan

mempertahankan putaran turbin agar tetap pada putaran

nominal. Meskipun ada perubahan pada beban yang bervariasi,

dengan menggunakan peralatan ini dapat mengatur jumlah air

yang disesuaikan dengan pembebanan generator sehingga

putaran turbin dapat dipertahankan. Pengaturan ini dilakukan

33

Page 34: Laporan PKN Fix

dengan proses buka tutup guide vane yang diatur dari

governor. Beberapa bagian penting dari governo :

1. Motor Servo

Motor servo adalah peralatan utama yaitu

mengatur buka dan penutupan dari sudu air (guide vane)

berbentuk tabung yang dilengkapi dengan torak dan

diberikan tekanan minyak yang dapat merubah posisi

torak karenan adanya perubahan volume minyak

bertekanan dalam tabung. Servo motor yang digunakan

di PLTA Siman adalah tipe double action silinder,

dimana untuk sisi tekanan minyak konstan yang diambil

dari tekanan air penstok, sedangkan tekanan minyak

digunakan untuk membuka guide vane dengan cara

melawan tekanan air.

Gambar 4.15 Governor Gambar 4.16 Torak

2. Panel Kontrol

Berupa kontrol elektronik yang panel kontrolnya

berfungsi untuk mengatur putaran rpm generator dan

mengendalikan urutan kerja (sequence) dari operasi

pembangkit.

34

Page 35: Laporan PKN Fix

Gambar 4.17 Kontrol Panel

3. Pick Up

Pick up adalah alat yang mampu mendeteksi

gejala perubahan putaran pada turbin atau generator

diletakkan pada poros yang menghubungkan turbin

dengan generator.

Pick Up

Gambar 4.18 Pick up

Prinsip kerja governor

Pada start awal pengoperasian unit pembangkit

governor mendapat sumber daya dari trafo EB ( pemakaian

sendiri) untuk memompa minyak guna menyediakan minyak

bertekanan konstan

35

Page 36: Laporan PKN Fix

Setelah putaran turbin mencapai 100 % ( 600 rpm

sesuai dengan program DTL 525 komputer unit, exsitasi on

sampai timbul tegangan output generator mencapai 5,5 KV

maka sumber daya generator diambil alih oleh hulptrafo ( trafo

bantu) yang memperoleh sumber tegangan dari output

generator itu sendiri secara otomatis digerakkan oleh Under

Voltages Regullar ( UVR), dengan demikian governor telah

bekerja dengan beban nol dan unit pembangkit telah siap untuk

sinkron dan dibebani. Pada keadaan berbeban putaran turbin

akan terjadi perubahan. Oleh pick up perubahan putaran dari

600 rpm ( kurang lebih) akan mengeluarkan sinyal listrik

tertentu dan diolah oleh panel kontrol ( suilzer escerwyss)

sehingga motor servo bergerak untuk mengatur buka tutup

guide vane agar putaran turbin kembali ke 600 rpm.

4.2.3.4 Single line diagram penyaluran daya

Generator unit 1,2,3 masing-masing menghasilkan

tegangan 6 KV dan daya 3,6 MW. Tegangan yang dihasilkan

masing-masing generator selanjutnya akan masuk bus 6 KV

melalui saluran tanah. Dari bus 6 KV yang mana sebelumnya

harus melewati PT dan CT, selain itu juga digunakan sebagai

penyuplai awal generator dan beberapa alat lain.

Generator unit 1,2,3 yang masing-masing telah terlewati

sistem ( bus 6 KV) ketiganya akan disatukan pada satu sistem

tegangan 6 KV ( bus 6 KV) tetapi sebelumnya melewati pemisah

kemudian PMT pada sistem ini dibuatkan 2 saluran energi listrik

yaitu :

1. Saluran pemakaian sendiri ( station service)

PLTA Siman mengambi kebutuhan energi listrik

untuk mengoperasikan peralatan atau penerangan berasal

dari saluran ini yang sebelumnya diturunkan dan 6000 V

2. Sistem 70 KV

36

Page 37: Laporan PKN Fix

Tegangan 6 KV dinaikkan oleh transformator daya

yaitu 6 KV -70 KV. Terdapat 3 buah transformator yang

digunakan untuk menaikkan tegangan

Dari U 70 KV dibuatkan dua saluran transmisi yang

diarahkan ke PLTA Mendalan dan PLTA Sekarputih dan

distribusi 20 KV untuk melayani pembebanan lokal yaitu

Siman, Kepung, Puncu,(SIKEPU) dan Kasembon

Gambar 4.19 Gardu Induk 6/70 KV

4.3 SOP (Standart Operation Procedure) Di PLTA Siman

4.3.1 S.O.P MAIN VALVE

1. DATA TEKNIK

Merk : Esscherwyss Zurich

Type : Hydraulic Butterfly

Diameter : 800 mm

2. FUNGSI

Peralatan ini dipasang di muka atau sebelum turbin, yang

berfungsi untuk membuka dan menutup aliran air ( menghentikan

turbin) dan untuk mengamankan turbin dari pipa pesat yang

bertekanan pada waktu dilakukan pemeliharaan/Overhoul serta

pada waktu untuk tidak beroperasi.

3. PEMERIKSAAN SEBELUM OPERASI

Posisi spei valve pada cassing dalam keadaan terbuka

Valve blokir ventil dalam keadaan tertutup

Valve omkir ventil dalam keadaan tertutup

Stur magnit pada posisi OFF

37

Page 38: Laporan PKN Fix

4. CARA PENGOPERASIAN

Membuka

Menutup drain valve spiral case

2 buah stop valve untuk saluran bypass dibuka

Stop valve yung menuju sturr ventil melalui filter

Piston sturr ventil ditekan secara manual dan otomatis,

vull klep (bypass valve) onlass klep balancing valve

dibuka, tekanan pada servo valve posisi menutup menjadi

kosong dibuang lewat saluran buang

Air dari pipa pesat melalui bypass mengisi spiral case

sampai balance

Dengan tekanan air dari rumah keong bluker ventil akan

bekerja menggerakkan piston sehingga servo valve

bekerja ( membuka)

Spheracall valve ( main valve) terbuka

Menutup

Tuas piston slurr ventil ditarik, aliran berubah terbalik dan

dengan cara mekanis spheracall valve ( main valve)

tertutup

Sebagai tindakan penaman valve blokir ventil dan valve

omkir ventil ditutup

Drain valve rumah keong dibuka untuk pengosongan

4.3.2 S.O.P GENERATOR UNIT 1, 2, 3

1. DATA TEKNIK

Jenis : Brown Boveri

Type No. : M 34512 WAV 190/1

Daya : 4500 KVA

Putaran : 600 rpm

Hubungan : Bintang

Frekuensi : 50 Hz

38

Page 39: Laporan PKN Fix

2. FUNGSI

Untuk membangkitkan tenaga dan daya

3. PEMERIKSAAN SEBELUM OPERASI

Pastikan bahwa sikat arang pilot exciter dan sliping sudah

masuk dalam keadaan baik

Periksa kabel startor yang dihubungkan bintang

Periksa kabel 6 KV PMS Ground sudah lepas atau belum

Periksa PMS sudah masuk atau belum

Periksa peralatan

4. CARA PENGOPERASIAN

Putar switch governor ke posisi local

Tombol start untuk membuka main valve, cooling water

dan pompa minyak

Menunggu guide vane membuka sehingga AS ( poros)

berputar sampai normal

Memasukkan VVA

Mengisi tegangan sampai 5,9 KV sehingga hulf trafo masuk

ke switch pompa minyak

Putar switch governor ke posisi otomatis

Governor siap sinkron secara manual

4.3.3 SOP GOVERNOR UNIT 1,2,3

1. DATA TEKNIK

Jenis : Sulzer Escherwyss

Type No. : FL 8700 Nm

No : Lf. Nr. 5616

Tekanan : 50 Bar

Elektronik : Dtl 525

2. FUNGSI

Untuk mempertahankan putaran turbin agar tetap pada

putaran nominal meskipun ada perubahan beban yang bervariasi.

Dengan digunakan peralatan in dapat mengatur jumlah air yang

39

Page 40: Laporan PKN Fix

disesuaikan dengan pembebanan generator sehingga putaran

turbin dapat dipertahankan. Pada putaran nominalnya dengan

jalan system buka tutup Guide vane yang diatur dari governor . di

PLTA Siman menggunakan jenis governor elektrik

3. PEMERIKSAAN SEBELUM OPERASI

Mengatur minyak pada isi tangki governor melalui level

minyak

Saluran air pendingin untuk pendinginan minyak governor

Handle pompa minyak pada posisi ON

Handle filter minyak untuk posisi 1 dan 2 (digunakan salah

satu)

Valve saluran minyak untuk brake dalam keadaan tertutup

Valve pengatur besar kecilnya air pendingin atau perlu

diatur

Grease pada stang penggerak guide vane cukup/ tidak

4. CARA PENGOPERASIAN

Pada start awal pengoperasian unit pembangkit, governor

mendapat sumber daya dari trafo SB (pemakaian sendiri) untuk

memompa minyak guna menyediakan minyak bertekanan yang

konstan. Setelah putaran turbin mencapai 100 % ( 600 rpm)

sesuai dengan program DTL 525 computer unit, eksitasi on

( Penguatan dimasukkan) sampai timbul tegangan output

generator mencapai 5,5 KV maka sumber daya governor diambil

alih oleh hulp trafo ( trafo sendiri) yang memperoleh sumber

tegangan dari output generator itu sendiri secara otomatis

digerakkan oleh under voltage ( UVR), dengan demikian

governor telah bekerja dengan beban nol ( tanpa beban) dan unit

pembangkit telah siap untuk sinkron dan dibebani

40

Page 41: Laporan PKN Fix

4.3.4 S.O.P PMS 6 KV GENERATOR UNIT 1,2,3

1. DATA TEKNIK

MANUAL OPERATING MECHANIC

Voltage : 6 KV

Current : 700 A

Frekuensi : 50/60 Hz

Jenis : BROWN BOVERI

2. FUNGSI

Untuk memisahkan secara nyata rangkaian generator

dengan tegangan kerja dan hanya boleh dioperasikan bila PMT

generator kondisi off

3. PEMERIKSAAN SEBELUM OPERASI

Pastikan PMT generator dalam keadaan lepas (off), tegangan

generator 0 volt, lampu signal (133) menyala hijau

Periksa dengan detector apakah pisau PMS bebas dari

tegangan

4. CARA PENGOPERASIAN

Pengoperasian hanya dengan manual :

Memasukkan : masukkan batang pemutar pada poros PMS,

putar ke kanan sampai pada batas garis merah, lampu signal

(L4) menyala merah

Melepas : putar poros PMS dengan batang pemutar ke arah

kiri sampai dengan batas hijau lampu signal ( L3) menyala

hijau

Lepaskan batang pemutar bila selesai bekerja

4.3.5 S.O.P PMT 6 KV ( Air Circuit Breaker)

1. DATA TEKNIK

Type : DIT 1-25 No : 76-4330

Voltage : 7,2 KV Current : 600 A

Frequency : 50/60 Hz

Interupting capacity : 2,50 MVA (AT 72 KV)

41

Page 42: Laporan PKN Fix

Making : 5,4 KA Short time : 20 KA 2 sec

Interupt time : 5 Cycles Opening time : 0.05 sec

Making time at no load : 0,5 sec

Clossing Voltage : DC 110 volt Current : 5 A

Tripping Voltage : DC 110 volt Current : 3,5 A

Control Voltage : DC 110 volt

2. FUNGSI

Melepas atau menghubungkan rangkaian generator dengan

bus 6 KV baik dalam keadaan bertegangan maupun tidak dengan

media udara sebagai pemadam busur api

3. PEMELIHARAAN SEBELUM OPERASI

Pastikan PMT telah terpasang pada kedudukannya dengan

tepat, jarum penunjuk pada posisi Connected dan batang

pengunci posisi ke bawah.

Fuse dan kabel kontrol soket- soketnya terpasang dengan

baik

PMS 6 KV posisi masuk, lampu signal ( L4) warna lampu

merah.

4. CARA PENGOPERASIAN

Cara Pengoperasian Electric :

Putar switch ( S2-G3) ke posisi ON, tekan kemudian putar ke

kanan, maka lampu signal ( L14) menyala warna merah

Putar switch ( S2-G3) ke posisi OFF, tekan kemudian putar

ke kiri, maka lampu signal ( L13) menyala warna hijau

Cara Pengoperasian Manual :

Dalam keadaan paralel bila switch ( S2-G2) tidak berfungsi,

maka untuk melepas paralel kita tarik tuas pengunci pada

PMT

Dalam keadaan tanpa tegangan, lepas pengunci kedudukan

PMT ke atas, kemudian tarik keluar sampai jarum penunjuk

42

Page 43: Laporan PKN Fix

Masukkan: memasukkan tuas pengungkit pada posisi, tekan

ke bawah sampai tuas pengunci bekerja, plat indikator warna

merah (ON)

4.3.6 S.O.P PMT 70 KV Trafo II

1. DATA TEKNIK

MANUAL OPERATING MECHANIC

Type : OP 63

Voltage : DC 110 Volt

Pabrik : Perance

Merk : Merlin Gerlin

No : 525

2. FUNGSI

Untuk memasukkan dan memisahkan tegangan secara manual

3. PEMERIKSAAN

Pastikan bahwa PMT Trafo sudah dalam posisi lepas

(OFF) lampu indikator di panel menyala hjau, Periksa secara

visual pada peralatan

4. CARA PENGOPERASIAN

Masukkan PMS secara manual remaut tandai dengan lampu

indikator warna merah yang berasal dari panel

Yakinkan/ periksa visual bahwa kerja anda sudah betul-

betul sempurna

4.3.7 S.O.P PENGOPERASIAN UNIT

CARA MENGOPERASIKAN UNIT

1. Ruang Turbine

Menutup Spiral Casing drain valve

Menutup Spay main strainer

Membuka Spay blokir ventil

43

Page 44: Laporan PKN Fix

Membuka control valve

Menunggu sampai turbine berputar kemudian membuka

valve minyak pelumas turbine sedikit demi sedikit sampai

putaran normal

2. Ruang Generator

Main switch posisi 2 (Local Auto)

Tekan tombol start

Pompa oil governor ON, lampu indikator governor oil

pressure exixting menyala

Cooling water valve open, cooling flow existing menyala

Main valve (spherical valve) open, indicator spherical open

menyala

Guide vane membuka 30 % turbin berputar 10%

Opening limiter membuka

Pada putaran turbin >1 % dari putaran normal 600

rpm,lubrication ( pelumasan ) valve open

Pada putaran turbine 99 % dari putaran 600 rpm, lampu

indicator ready to synchron menyala

3. Ruang Panel ( memsukkan tegangan )

Memasukkan switch VVA ( saklar penguat medan) ke

posisi ON

Memutar maksimum searah jarum jam shut regullar sampai

tegangan output generator menunjuk 5,9 KV

Memutar searah jarum jam spaning regullar sampai

tegangan sama dengan tegangan unit yang beroperasi

4. Ruang Panel

Atur tegangan sampai 6 KV

Menghubungi piket region ( Area IV) bahwa unit siap

masuk jaring-jaring

44

Page 45: Laporan PKN Fix

Memutar switch Synchronice pada posisi ON, untuk

mengetahui bus 6 KV ada tegangan

Menyamakan tegangan generator dengan tegangan bus

Menyamakan frekuensi unit dengan frekuensi bus dengan

mengamati meter synchronoscope ( jarum berputar pelan

dan lampu indicator padam karena hubungan gelap) PMT

bisa dimasukkan

Generator sudah masuk jaring-jaring dan siap dibebani

MELEPAS UNIT DARI JARING - JARING

1. Ruang Panel

Menghubungi region ( Area IV ) untuk minta izin melepas

unit

Menurunkan beban secara perlahan dengan menggerakkan

handel turen dan belasting ( opening limiter) ke arah lower

sampai beban menunjukkan nol

Melepas PMT ( ACB) 52 G membuka dan lampu indicator

L52 G ( merah) akan padam dan L52 G ( hijau ) menyala

Putar spanning regullar ke arah lower ( berlawanan dengan

arah jarum jam ) sampai tegangan generator turun

sehingga secara otomatis supply AC untuk governor

berpindah dari hulp Trafo ke Trafo EB/PS ( digerakkan

oleh UVR)

Bila tegangan generator menunjukkan 0 KV, putarlah

switch VVA ( saklar penguat medan ke posisi OFF)

2. Ruang Generator

Lampu indicator READY TO SYNCHRON padam

Ubah posisi main switch ke posisi 2 (local auto)

Lampu indicator READY TO START menyala

Tekan tombol stop

Shutdown valve menutup

Guide vane menutup penuh (0%)

45

Page 46: Laporan PKN Fix

Main valve close (menutup) indicator sphrerical valve

close menyala, spherical valve open padam

Cooling water valve close, indicator cooling water

pressure exciting water pressure exciting padam

Bearing oil valve close interval 2 detik

Pada putaran turbine 20 % di bawah putaran normal,

indicator break ON menyala

Pada putaran turbine 0% governor oil pump off, break

valve close

Lampu indicator governor oil pressure exciting dan break

ON padam

Turbine Stop

3. Ruang Turbine

Menutup stop valve (blokir Ventil) dan control valve

(StirVentil)

Membuka spiral casing drain valve

Menutup stop valve minyak pelumas bantalan turbine

secara perlahan dengan menyesuaikan putaran sampai

berhenti

Membuka strainer drain valve

4. Ruang Instalasi 6 KV

Melepas DS (PMS) secara manual

4.3.8 S.O.P PENGOPERASIAN UNIT PEMBANGKIT BILA

TERJADI BLACK OUT

Prosedur Penanganan Black Out

1. Menormalkan unit yang trip

2. Mengoperasikan genset untuk supply penerangan sendiri (EB/PS)

sesuai dengan SOP Genset yang berlaku yaitu :

a) Membuka valve bahan bakar solar sampai posisi full open

b) Menstart Genset dengan menggunakan kunci kontak yang

telah disediakan di ruang panel

46

Page 47: Laporan PKN Fix

c) Memasukkan NFB 63 ampere di ruang genset dan memeriksa

tegangan kerja (teg : 220 VAC ± 5 % ), frekuensi : 50 Hz dan

arus kerja : 0 Ampere

d) Mengatur output generator jika tidak sesuai dengan yang

dimaksud diatas (mengatur RPM diesel/ gas)

e) Memasukkan switch 3 posisi 100 Ampere di ruang genset

pada posisi 2 sehingga tegangan masuk ke line pemakaian

sendiri (EB/PS)

3. Pastikan semua PMT 6 KV sisi trafo dan sisi generator kondisi

lepas dan posisi switch local auto ( posisi 2)

4. Mengoperasikan salah satu pembangkit sampai terisi tegangan 6

KV

5. Memasukkan PMT 6 KV unit yang sedang di operasikan

6. Setelah EB/PS terisi tegangan, lakukan Shutdown Genset sesuai

dengan SOP Genset yang berlaku

7. Selalu koordinasi dengan pihak G.I Sekar Putih dan PLTA

Mendalan apakah line 70 KV arah Sekar Putih sudah terisi

tegangan atau belum

8. Jika dipastikan bahwa tegangan 70 KV line Sekar Putih/ Mendalan

sudah terisi tegangan, lakukan koordinasi dengan Area IV untuk

rencana salah satu unit pembangkit PLTA Siman yang

dioperasikan masuk jaring-jaring

9. Melepas PMT 6 KV generator ( synchron) pada unit yang sedang

dioperasikan

10. Yakinkan bahwa PMT 6 KV sisi generator unit 1,2 an 3 posisi

lepas

11. Memasukkan salah satu PMT 6 KV sisi trafo

12. Memasukkan PMT 70 KV trafo 1,2 dan 3 secara bertahap

13. Unit pembangkit yang sedang dioperasikan siap masuk jaring-

jaring

47

Page 48: Laporan PKN Fix

4.3.9 PENGOPERASIAN DIESEL GENERATOR SET

1. DATA TEKNIK

A. Engine

Genset Type : Open

Engine Mark : Deutz

Engine Type : F3L- 912

Engine S/N : 8741620

Putaran Engine : Open

Battery : 12 VDC

B. Generator

Generator merk : Stamford

Generator Type : BCI 18461

Generator S/N : X 05 E 1906763

Kapasitas (KVA Base Rate) : 31,3 KVA

KW Base Rate : 25 KW

Frekuensi : 50 Hz

Rpm : 1500 Rpm

Voltage : 380 VAC

Tegangan kerja : 220 VAC

Phase : 3 Phase

Power Faktor : 0,8

Enclose : IP 23

Insulation clans : H

AVR Type : SX 460

2. FUNGSI

Untuk power emergency pada saat black start generator

unit 1,2,3

3. PEMERIKSAAN SEBELUM OPERASI

Memastikan level minyak bahan bakar (solar) dalam

kondisi mencukupi

Memastikan kondisi baterai (level elektrolit dan

tegangan) dalam kondisi normal (teg: 12 VDC)

48

Page 49: Laporan PKN Fix

Memastikan switch tegangan 12 VDC charger kondisi

lepas

Memastikan switch 3 posisi 100 A dan NFB 63 A dalam

kondisi lepas

4. PROSEDUR PENGOPERASIAN

Membuka valve bahan bakar solar sampai pada posisi

open

Menstart genset dengan menggunakan kunci kontak yang

telah disediakan di ruang panel

Memasukkan NFB 63 A pada ruangan genset dan

memeriksa tegangan kerja (teg: 220 VAC ± 5 %)

Frekuensi 50 Hz, dan arus kerja: 0A

Atur output generator apabila tidak sesuai dengan

dimaksud diatas (mengatur RFM Diesel/ Gas)

Memasukkan Switch 3 posisi 100 A pada ruangan genset

pada posisi 2 sehingga tegangan genset masuk ke jaring-

jaring EB/PS

5. PROSEDUR PELEPASAN

Melepas switch 3 posisi 100 A sehingga tegangan genset

lepas dan jaring-jaring EB/PS

Melepas NFB 63 A pada ruang genset

Mematikan genset dengan meng-Off-kan kunci kontak

Menutup valve bahan bakar solar sampai posisi full close

Memasukkan switch tegangan 12 VDC charger

6. PEMELIHARAAN

I. Pemeliharaan harian

a) Pemeriksaan secara visual kebocoran oli dan solar

b) Pemeriksaan secara visual panel NFB 63 A

II. Pemeriksaan mingguan

a) Pemeriksaan dan pembersihan peralatan

b) Pengukuran level solar dan elektrolir baterai

c) Melakukan pemanasan genset 5-10 menit

49

Page 50: Laporan PKN Fix

d) Pengukuran tegangan baterai dan tahanan isolasi

stator generator

7. FAKTOR KESELAMATAN DAN KESEHATAN

KERJA

Bahaya/resiko yang mungkin terjadi :

Tersengat listrik

Luka bakar akibat terkena benda panas

Kebakaran/meledak bila salah dalam prosedur

pengoperasian

8. PERALATAN KERJA

Alat ukur

a) Digital Multimeter

b) Megger (Metriso 5000)

Tools

a) Tool Set (obeng plus minus dan tang)

b) Vacum Cleaner

Material

a) Waste/majun

b) Contact cleaner

c) Kuas

d) Kertas gosok

4.3.10 PEMELIHARAAN GEN. UTAMA

1. FUNGSI

Sebagai acuan mekanik untuk mengetahui tata cara

pemeliharaan dan juga untuk mengetahui kondisi generator

yang siap dioperasikan

2. SPESIFIKASI

Data terdahulu pada pekerjaan bulanan :

Kekuatan pegas 1,5-1,7 KG/Cm2 untuk slipring

Panjang Sikat Arang Slipring minimum 22 mm

Harga tahanan isolasi mengering stator =100 M Ohm

Harga tahanan isolasi mengering rotor =100 M Ohm

50

Page 51: Laporan PKN Fix

CT titik bintang diperiksa/ dimerger

3. PERSIAPAN KERJA

I. Alat kerja

a) Menggunakan kelengkapan K-3

b) Helm dan sepatu karet

c) Kunci pas dan ring 12, 19, 20, 22

d) Kompresor

e) Megger Metriso 5000

f) Pocket Balance 5000

g) Buku untuk mencatat hasil pemeliharaan

II. Material

a) Waste/majun = 2 lembar

b) Premium = 2 liter

c) Kertas gosok = 1 lembar

4. PELAKSANAAN KERJA

Melapor pada operator akan ada pekerjaan pada salah satu

unit generator dan minta unit bebas tegangan

Memasang tagging bahwa ada pekerjaan pada debu

dengan kompresor

Membersihkan rotor dan stator dari debu dengan

kompresor

Mengukur kekuatan pegas slipring dengan pocket balance

5 Kg

Mengukur panjang sikat arang yang 22 mm diganti

membuka baut pengikat brush dengan kunci 12

Mengukur tahanan isolasi/mengering skala 500 V untuk

rotor

Mengukur tahanan isolasi/mengering skala 500 V untuk

stator melepas baut pengikat kabel dengan kunci 19,20,22

Memasang sikat arang kembali setelah diukur

Melepas tagging di ruang kontrol

51

Page 52: Laporan PKN Fix

Melaporkan pada operator bahwa unit sudah siap untuk

dioperasikan

Membuat laporan pada WO penutup dengan memberi

catatan apabila ada kelainan yang perlu ditindak lanjuti

4.3.11 PEMELIHARAAN MAIN EXCITER (Bulanan)

1. FUNGSI

Sebagai acuan mekanik untuk mengetahui tata cara

pemeliharaan dan untuk mengetahui kondisi exciter yang siap

dioperasikan

2. SPESIFIKASI

Data terdahulu pada pekerjaan Annual Inspection

Kekuatan pegas 1,4-1,9 kg/Cm2

Panjang sikat arang minimum 22 mm

Harga tahanan isolasi mengering stator > 0,5 M ohm

Harga tahanan isolasi mengering rotor > 0,5 M ohm

Tegangan Output 110 V

3. PERSIAPAN KERJA

I. ALAT KERJA

a) Menggunakan kelengkapan K-3

b) Kunci pas dan Ring 12 dan 13 (untuk unit 2)

c) Kunci pas dan Ring 10 dan 12 (untuk unit 1 dan 3)

d) Schuif match

e) Pocket balance 0 – 5 kg

f) Buku yang mencatat hasil pemeliharaan

II. MATERIAL

a) Waste/ majun = 2 lembar

b) Premium = 2 liter

c) Kertas gosok = 1 lembar

4. PELAKSANAAN KERJA

Melapor pada operator akan pekerjaan pada salah satu unit-

unit generator dan minta unit bebas tegangan

52

Page 53: Laporan PKN Fix

Memasang tagging bahwa ada pekerjaan pada unit di ruang

kontrol

Membersihkan rotor dan stator dari debu dengan kompresor

Mengukur kekuatan pegas dengan pocket balance 0-5 kg

Mengukur panjang sikat arang yang 21 mm diganti/alat

shuit match

Mengukur tahanan isolasi/mengering skala 500 V hasilnya

dicatat

Memasang sikat arang kembali setelah diukur panjangnya

Melepas tagging di ruang kontrol

Melapor pada operator bahwa unit sudah siap untuk

dioperasikan

Membuat laporan pada WO penutup dengan memberi

catatan apabila ada bagian-bagian yang tidak bagus

4.3.12 PEMELIHARAAN PILOT EXCITER (Bulanan)

1. FUNGSI

Sebagai acuan mekanik untuk mengetahui tata cara

pemeliharaan dan untuk mengetahui kondisi Pilot Exciter yang

siap dioperasikan

2. SPESIFIKASI

Data terdahulu pada pekerjaan Annual Inspection

Kekuatan pegas 1,3 – 1,7 kg /Cm2

Panjang sikat arang minimum 22 mm

Harga tahanan isolasi mengering stator > 0.5 M Ohm

Harga tahanan isolasi mengering rotor > 0.5 M Ohm

Tegangan Output 110 V

3. PERSIAPAN KERJA

I. Alat kerja

a) Menggunakan kelengkapan K-3

b) Kunci pas dan Ring 12 dan 13 (untuk unit 2)

c) Kunci pas dan Ring 10 dan 12 (untuk unit 1 dan 3)

53

Page 54: Laporan PKN Fix

d) Schuif match

e) Pocket balance 0 – 5 kg

f) Buku yang mencatat hasil pemeliharaan

II. Material

a) Waste/ majun = 2 lembar

b) Premium = 1 liter

c) Kertas gosok = 1 lembar

4. PELAKSANAAN KERJA

Melapor pada operator akan pekerjaan pada salah satu unit-

unit generator dan minta unit bebas tegangan

Memasang tagging bahwa ada pekerjaan pada unit di ruang

kontrol

Membersihkan rotor dan stator dari debu dengan kompresor

Mengukur kekuatan pegas dengan pocket balance 5 kg

Mengukur panjang sikat arang yang 20 mm diganti.

Mengukur tahanan isolasi/mengering skala 500V hasilnya

dicatat

Memasang sikat arang kembali setelah diukur panjangnya

Melepas tagging di ruang kontrol

Melaporkan pada operator bahwa unit sudah siap untuk

dioperasikan

Membuat laporan pada WO penutup dengan memberi

catatan apabila ada bagian-bagian yang tidak bagus

4.3.13 PEMELIHARAAN TRAFO 6/70 KV (Triwulan)

1. FUNGSI

Sebagai acuan mekanik untuk mengetahui tata cara

pemeliharaan, mengetahui kondisi transformator yang siap

untuk dioperasikan dan memenuhi syarat keamanan operasi

2. SPESIFIKASI

Data terdahulu pada pekerjaan Predictive maintenance

Mengering sisi 6 KV = 15 M Ohm (untuk trafo unit 2 dan 3)

54

Page 55: Laporan PKN Fix

Mengering sisi 70 KV = 145 M Ohm (untuk trafo unit 2 dan

3)

Mengering sisi 6 KV = 170 M Ohm (untuk trafo unit 1)

Mengering sisi 70 KV = 200 M Ohm (untuk trafo unit 1)

Harga tegangan tembus minyak trafo = 200 KV/Cm

Mengering kabel tenaga 6 KV = 40 M Ohm

Harga tahanan isolasi untuk unit 2 dan 3 berubah-ubah

sesuai cuaca

3. PERSIAPAN KERJA

I. Alat Kerja

a) Menggunakan kelengkapan K-3

b) Kunci pas dan Ring 14,17,19,22

c) Megger Metriso 5000

d) Obeng plus (+) dan minus (-)

e) Buku untuk mencatat hasil pemeliharaan

II. Material

a) Waste/majun = 3 lembar

b) Premium = 5 liter

c) Kertas gosok = 2 lembar

4. PELAKSANAAN KERJA

Melapor pada operator akan ada pekerjaan pada salah satu

unit Trafo Utama 6/70W dan minta unit membebaskan dari

tegangan

Memasang tagging bahwa ada pekerjaan pada unit

transformator

Membersihkan Bushing isolator dari debu dengan lap dan

bensin, juga isolator CT 70 KV dan arrester

Mengecek PMT dan penggeraknya dengan memeriksa

kompresor,alat yang digunakan obeng plus-minus dan kunci

pas 17 dan 19 mm

55

Page 56: Laporan PKN Fix

Mengukur tahanan isolasi/mengering skala 5000 V hasilnya

dicatat dengan terlebih dahulu melepas sambungan 70 KV

dengan kunci 14

Mengukur tahanan isolasi/mengering skala 5000 V hasilnya

dicatat dengan terlebih dahulu melepas sambungan kabel

dengan kunci 22

Mengukur tegangan tembus minyak (alat ada di PLTA

Mendalan).

Melepas tagging

Melaporkan pada operator unit sudah siap untuk

dioperasikan

Membuat laporan pada WO penutup dengan memberi

catatan apabila ada kelainan atau penurunan hasil Megger

4.3.14 PEMELIHARAAN TRAFO EB 6/0,22 KV (Triwulan)

1. FUNGSI

Sebagai acuan mekanik untuk mengetahui tata cara

pemeliharaan, mengetahui kondisi Trafo EB 1 yang siap

untuk dioperasikan dan memenuhi syarat keamanan operasi.

2. SPESIFIKASI

Data terdahulu pada pekerjaan Predictive maintenance

Mengering sisi 6 KV = 65 M Ohm

Mengering sisi 0,22 KV = 125 M Ohm

Harga tegangan tembus minyak trafo = 200 KV/Cm

Mengering kabel tenaga 6 KV = 2000 M Ohm

3. PERSIAPAN KERJA

I. Alat Kerja

a) Menggunakan kelengkapan K-3

b) Kunci pas dan Ring 19,22

c) Megger Metriso 5000

d) Obeng plus (+) dan minus (-)

e) Buku untuk mencatat hasil pemeliharaan

56

Page 57: Laporan PKN Fix

II. Material

a) Waste/majun = 2 lembar

b) Premium = 3 liter

c) Minyak trafo = sesuai kebutuhan

d) Kertas gosok = 1 lembar

4. PELAKSANAAN KERJA

Melapor pada operator akan ada pekerjaan pada salah satu

unit Trafo Utama 6/70W dan minta unit membebaskan dari

tegangan dan melepas sekring pada tembok jurusan EB 1.

Memasang tagging bahwa ada pekerjaan pada unit

transformator

Membersihkan Bushing isolator dari debu dengan lap dan

bensin, juga isolator dan DS 6KV.

Mengukur tahanan isolasi/mengering skala 5000 V hasilnya

dicatat dengan melepas kabel ground dengan kunci pas

19,22

Mengukur tegangan tembus minyak (alat ada di PLTA

Mendalan).

Melaporkan pada operator unit sudah siap untuk

dioperasikan

Membuat laporan pada WO penutup dengan memberi

catatan apabila ada kelainan atau penurunan hasil Megger

4.3.15 PEMELIHARAAN TRAFO 6/0,22/0,38 KV (Triwulan)

1. FUNGSI

Sebagai acuan mekanik untuk mengetahui tata cara

pemeliharaan dan kondisi Trafo EB 2 yang siap untuk

dioperasikan dan memenuhi syarat keamanan operasi

2. SPESIFIKASI

Data terdahulu pada pekerjaan Predictive maintenance

Mengering sisi 6 KV = 200 M Ohm

Mengering sisi 0,22 KV = 150 M Ohm

57

Page 58: Laporan PKN Fix

Mengering sisi 0,38 KV = 150 M Ohm

Mengering sisi 6 KV/0,22 KV = 1JOO M Ohm

Mengering sisi 6 KV/0,38 KV = 1500 M Ohm

Harga tegangan tembus minyak trafo = 200 KV/Cm

Mengering kabel tenaga 6 KV = 2000 M Ohm

3. PERSIAPAN KERJA

I. Alat Kerja

a) Menggunakan kelengkapan K-3

b) Kunci pas dan Ring 19,22,24

c) Megger Metriso 5000

d) Obeng plus (+) dan minus (-)

e) Buku untuk mencatat hasil pemeliharaan

II. Material

a) Waste/majun

b) Premium

c) Minyak trafo

d) Kertas gosok

4. PELAKSANAAN KERJA

Melapor pada operator akan ada pekerjaan pada salah satu

unit Trafo dan minta unit membebaskan dari tegangan dan

melepas sekring pada tembok jurusan EB 2.

Memasang tagging bahwa ada pekerjaan pada unit

transformator EB

Membersihkan Bushing isolator dari debu dengan lap dan

bensin, juga isolator dan DS 6 KV

Mengukur tahanan isolasi/mengering skala 5000 V hasilnya

dicatat dengan melepas sambungan kabel ground dengan

kunci pas 19,22

Mengukur tegangan tembus minyak (alat ada di PLTA

Mendalan).

58

Page 59: Laporan PKN Fix

Melaporkan pada operator unit sudah siap untuk

dioperasikan

Membuat laporan pada WO penutup dengan memberi

catatan apabila ada kelainan atau penurunan hasil Megger

4.3.16 PEMELIHARAAN PMT 6 KV (Bulanan)

1. FUNGSI

Sebagai acuan mekanik untuk mengetahui tata cara

pemeliharaan dan mengetahui kondisi PMT 6KV yang siap

untuk dioperasikan.

2. SPESIFIKASI

Data terdahulu pada pekerjaan Predictive maintenance

Harga tahanan isolasi mengering sisi atas-bawah = 5000 M

Ohm

Harga tahanan isolasi mengering sisi bawah-tanah = 5000

M Ohm

3. PERSIAPAN KERJA

I. Alat Kerja

a) Menggunakan kelengkapan K-3

b) Kunci pas dan Ring 22

c) Buku untuk mencatat hasil pemeliharaan

5. Material

a) Waste/majun = 1 lembar

b) Premium = 2 liter

c) Electro Contact Cleaner

d) Kertas gosok = 1 lembar

4. PELAKSANAAN KERJA

Melapor pada operator akan ada pekerjaan pada salah satu

PMT dan minta membebaskan dari tegangan.

Memasang tagging bahwa ada pekerjaan pada PMT

Melepas kabel control system socket nomor 1 sampai 4

Mengeluarkan PMT dari ruang cubicle

59

Page 60: Laporan PKN Fix

Membongkar perangkat peredam busur api

Memeriksa/membersihkan kontak-kontak hubung

Mengukur tahanan isolasi PMT sisi atas dan sisi bawah

Mengembalikan bagian PMT yang dibongkar

Mengembalikan PMT ke tempatnya di cubicle

Memasang kembali kabel control system socket nomor 1

dan 4

Melaporkan pada operator PMT sudah siap untuk

dioperasikan

Membuat laporan pada WO penutup dengan memberi

catatan apabila ada bagian-bagian yang tidak bagus.

4.3.17 PEMELIHARAAN PMT 70 KV (Triwulan)

1. FUNGSI

Sebagai acuan mekanik untuk mengetahui tata cara

pemeliharaan dan mengetahui kondisi PMT 70 KV yang siap

untuk dioperasikan.

2. SPESIFIKASI

Data terdahulu pada pekerjaan Predictive maintenance

Harga tahanan isolasi mengering sisi atas-bawah = 3000 M

Ohm

Harga tahanan isolasi mengering sisi bawah-tanah = 4000

M Ohm

Minyak secukupnya.

3. PERSIAPAN KERJA

I. Alat Kerja

a) Menggunakan kelengkapan K-3

b) Kunci pas dan Ring 10, 12, 14, 27

c) Alat pengetes tegangan tembus minyak trafo

d) Ember plastik

e) Buku untuk mencatat hasil pemeliharaan

60

Page 61: Laporan PKN Fix

II. Material

a) Waste/majun = 3 lembar

b) Minyak trafo secukupnya

c) Premium = 3 liter

d) Electro Contact Cleaner

e) Kertas gosok = 1 lembar

4. PELAKSANAAN KERJA

Melapor pada operator akan ada pekerjaan pada salah satu

unit PMT 70 KV dan minta membebaskan dari tegangan.

Memasang tagging bahwa ada pekerjaan pada PMT

Memeriksa ketinggian minyak PMT pada gelas penduga.

Bila perlu ditambah minyak dengan membuka baut untuk

mengisi minyak dengan menggunakan kunci 27 mm.

Memeriksa wiring dan memeriksa kotak kabel dengan kunci

pas 12, 14

Mengukur tahanan isolasi PMT sisi atas dan sisi bawah

terhadap tanah

Memeriksa mechanical dan memberi pelumasan bagian

yang bergerak

Melepas tagging ruang kontrol

Melaporkan pada operator unit PMT sudah siap untuk

dioperasikan

Membuat laporan pada WO penutup dengan memberi

catatan apabila ada bagian-bagian yang tidak bagus.

4.4 Fasilitas Penunjang4.4.1 Gedung Utama

Bangunan ini adalah tempat diletakkannya instalasi turbin

air, generator, peralatan bantu, ruang kontrol, ruang instalasi listrik,

kantor dan ruang pemeliharan. Pengaturan ruangan baik luas atau

konstruksi disesuaikan dengan kebutuhan dan spesifikasi dari

instalasi yang tepasang.

61

Page 62: Laporan PKN Fix

4.4.2 Peralatan bantu

Peralatan bantu adalah semua peralatan yang berfungsi

untuk mendukung pekerjaan, operasi turbin-generator sehingga

efektivitas dan efisiensinya dapat dipertaruhkan dalam jangka

waktu lama dan bisa mencegah kerusakan-kerusakan yang parah

akibat operasi, yang termasuk peralatan bantu pada PLTA Siman

adalah :

a) Sistem cantu minyak

b) Sistem pelumasan

c) Sistem pendinginan

d) Sistem drainese

e) Sistem pemadam kebakaran

4.4.3 Pemakaian sendiri

Pemakaian sendiri untuk gedung sentral adalah sistem

penyediaan dan pendistribusian tenaga listrik untuk pengoperasikan

peralatan bantu dan penerangan serta panel kontrol pada waktu unit

beroperasi maupun standby.

Supply tenaga listrik untuk pemakaian sendiri diperoleh

dari :

Rangkaian generator utama

Dari jaringan saluran transmisi tegangan tinggi atau

tegangan menengah yang diturunkan menjadi tegangan

rendah oleh trafo station service

Dari generator bantu

Dari diesel generator

4.4.4 Bentuk pengoperasian PLTA

Tergantung dari kontinuitas tersedianya air, maka pada

umumnya PLTA-PLTA berkapasitas besar dioperasikan untuk

memikul beban puncak, sistem kelistrikan, sedangkan PLTA-PLTA

berkapasitas kecil/sedang. Dioperasikan untuk membantu memikul

beban dasar kelistrikan. Dalam hal ini PLTA Siman merupakan

62

Page 63: Laporan PKN Fix

PLTA berkapasitas kecil, sehingga dalam operasinya sangat

berpengaruh terhadap perubahan beban sistem. Untuk tujuan

tersebut diatas maka cara mengoperasikan/sitem kontrol untuk

pembangkit PLTA sesuai dengan perkembangan teknologi.

4.4.4.1 Sistem Kontrol Dengan Tangan (Manual Kontrol Sistem)

Pengoperasian unit pembangkit mulai start, pengisian

beban, berhenti dan berbagai pengontrolan lainnya dilakukan

dengan tangan dan perkiraan pengalaman para operator ity

sendiri.

4.4.4.2 Sistem Kontrol Semi Otomatis

Pengoperasian unit pembangkit mulai start, pemberian

beban dan berhenti dari turbin generator dikerjakan dengan

tangan. Penghentian secara otomatis hanya dilakukan bila ada

gangguan.

4.4.4.3 Sistem Operasi Yang Dikontrol Oleh Salah Satu Orang

Pada sistem ini operator dapat mengoperasikan unit

pembangkit dari mulai start, pemberian beban, paralel, berhenti

normal dan berbagai pengontrolan peralatan lainnya hanya

cukup dilakukan oleh satu orang yang dilakukan secara

bertahap. Pada sistem ini juga diterapkan di PLTA Siman.

4.4.4.4 Sistem Kontrol Otomatis

Sistem operesi yang mengontrol jalannya unit

pembangkit secara otomatis meliputi dengan keadaan awal

yang telah ditentukan pembebanan secara otomatis, operasi

kontinuitas, operasi penghentian secara otomatis bila keadaan

mengkehendaki apabila terjadi gangguan.

63

Page 64: Laporan PKN Fix

4.4.4.5 Sistem Kontrol Pengawasan Jarak Jauh

Pada sistem ini satu atau beberapa PLTA tanpa operator

dikontrol dari PLTA lain atau pusat pengontrolan yang jauh

lokasinya dimana panel kontrol yang semestinya ada di PLTA

juga dipasang dipusat pengontrolan. Untuk pengoperasiannya

digunakan sistem transmisi isyarat disesuaikan dengan jauhnya

jarak antara PLTA-PLTA. Sistem ini cocok untuk PLTA

dengan sistem aliran kaskade seperti PLTA Siman, Mendalan

dan Selorejo.

4.4.5 Sistem Pemeliharaan PLTA

Pemeliharaan adalah suatu tindakan teknis, administrasi

dan finansial yang ditujukan kepada instansi tersebut kembali pada

unjuk kerja semula seperti pada saat peformance test. Pada

prinsipnya pemeliharaan berdasarkan pada :

Time Base Maintenance

Condition Base Maintenance

Dalam pelaksanaan kedua prinsip dasar tersebut biasanya

digabungkan dan selalu dikaitkan dengan efisiensi serta efektifitas

terutama bilamana menyangkut masalah biaya.

Dalam perkembangan selanjutnya pemeliharaan mengarah

pada prediktif maintenance terbagi menjadi 2 kegiatan yaitu :

1. Pemeliharaan Rutin

Pemeliharaan rutin adalah pemeliharaan yang

dilaksanakan frekuensinya kurang dari satu tahun sebagai

berikut ini :

Harian, memantau parameter dan kondisi selama

operasi, pembersihan-pembersihan, melaksanakan

tindakan ringan setelah meneliti kondisi operasi dan

lain-lain yang dilaksanakan setiap hari.

Mingguan, mengulangi pelaksanaan pekerjaan harian,

mingguan dan perbaikan-perbaikan yang diperlukan.

64

Page 65: Laporan PKN Fix

Triwulan, mengulangi pekerjaan pemeliharaan bulanan

dan pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai dengan

instruksi pada manual dan maintenance book.

2. Pemeliharaan Periodik

Adalah pemeliharaan berkala yang dilaksanakan

berdasarkan jumlah jam operasi mesin yang dapat

diklasifikasikan :

Annual Inspection (AI)

Pemeliharaan yang dilaksannakan satu tahun

sekali yang pada umumnya jumlah jam operasi mesin

telah mencapai 6000 s/d 8000 jam (terhitung sejak

mesin beroperasi baru atau sejak over houl terakhir).

General Inspection (GI)

Pemeliharaan yang dilaksanakan jika jumlah

jam operasi telah mencapai 200 jam (terhitung sejak

mesin beroperasi baru atau sejak over houl terakhir).

Major Overhoul (MO)

Pemeliharaan yang dilaksanakan jika jumlah

jam operasi mesin telah mencapai 40000 jam (terhitung

sejak mesin beroperasi baru atau sejak over houl

terakhir).

65

Page 66: Laporan PKN Fix

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Sistem pembangkitan di PLTA Siman menggunakan prinsip tekanan

air sebagai media penggerak dengan mengalirkan air ke turbin

kemudian turbin itu sendiri terkopel terhadap generator sehingga

generator juga ikut berputar

2. Turbin yang digunakan di PLTA Siman adalah turbin dengan tipe

Francis Vertical dengan putaran sebesar 600 rpm

3. AVR adalah unit volteage regulator yang bekerja secara otomatis

untuk pengaturan sistem eksitasi sehingga dapat menjaga stabilitas

tegangan, rpm dan frekuensi generator meskipun dengan beban-

beban yang bervariasi

4. Governor berfungsi untuk mengatur dan mempertahankan putaran

turbin agar tetap pada putaran nominal. Meskipun ada perubahan

beban yang bervariasi

5. Generator unit 1,2,dan 3 pada PLTA Siman menggunakan arah poros

vertical yang masing-masing menghasilkan tegangan 6 KV dan daya

3,6 MW

6. Sistem pemeliharaan di PLTA pada prinsipnya berdasarkan pada :

- Time Base maintenance

- Condition Base Maintenance

5.2

66

Page 67: Laporan PKN Fix

DAFTAR PUSTAKA

M. M. Dadekar, Pusat Pembangkit Tenaga Listrik

Revisie Tekening N.V. Wemi. PLTA Siman

PJB, Materi Pembekalan OJT PT Pembangkit Jawa-Bali Bidang PLTA,

2012, PT PJB Unit Pembangkit Cirata.

SOP (Standart Operational Procedure) Unit Pembangkit PLTA Siman

.

67