Author
fitri-ohp
View
108
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Laporan PJBL PHC
5/26/2018 LAPORAN PJBL 1
1/28
LAPORAN PJBL 1
BLOK PRIMARY HEALTH CARE (PHC)
MAKANAN SEBAGAI SARANA PROMOSI KESEHATAN
Disusun oleh:
Kelompok 3/ IK Reguler 1
Fitri Octavia Hadi Putri (115070201111015)
JURUSAN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
5/26/2018 LAPORAN PJBL 1
2/28
1. PENGERTIAN NUTRISI DAN GIZINutrisi adalah ikatan kimia yang yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya
yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses
kehidupan (Soenarjo, 2000). Menurut Soenarjo (2000), Nutrisi merupakan kebutuhan
utama pasien kritis dan nutrisi enteral lebih baik dari parenteral karena lebih mudah,
murah, aman, fisiologis dan penggunaan nutrien oleh tubuh lebih efisien.
Nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan makanan untuk
membentuk energi, mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk
berlangsungnya fungsi normal setiap organ dan jaringan tubuh (Rock CL, 2004). Nutrisi
adalah suatu proses organism menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal
melalui proses degesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan
(Supariasa, 2001). Nutrisi merupakan salah satu kebutuhan vital bagi semua makhluk
hidup.
Pengertian nutrisi menurut beberapa ahliadalah sebagai berikut:
Nutrisi adalah proses pengambilan zat-zat makanan penting (Nuwer, 2008). Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal
dari sistem tubuh, pertumbuhan dan pemeliharaan kesehatan (Wikipedia, 2008).
Nutrisi berbeda dengan makanan, makanan adalah segala sesuatu yang kita makansedangkan nutrisi adalah apa yang terkandung dalam makanan tersebut (Uri,
2008).
Gizi berasal dari bahasa arab ghizawi yang berarti nutrisi. Secara teknis gizi diartikan
sebagai pemberian makanan kepada seluruh sel-sel dan tenunan dalam tubuh, sehingga
memungkinkan tubuh menjadi kuat dengan jiwa dan pikiran yang sehat.
2. HUBUNGAN MAKANAN DAN KESEHATANManusia membutuhkan makanan untuk kelangsungan hidupnya.Dengan mengonsumsi
makanan seimbang maka :
1) Pertumbuhan fisik, baik, sehat dan kuat.
2) Meningkatnya daya tahan tubuh.
3) Bertambahnya energi /tenaga.
Bahan makanan juga dapat menjadi media untuk berkembang biaknya bakteri patogen
dan non patogen.
5/26/2018 LAPORAN PJBL 1
3/28
Sehat merupakan hal yang sangat luar biasa nikmatnya bagi setiap orang dan sakit
merupakan hal yang paling menyengsarakan kita semua baik lahir maupun batin karena
pada saat kita sakit setiap makanan yang masuk ke dalam mulut kita terasa tidak enak
walaupun makanan itu adalah makanan yang sangat enak sekalipun. Sehat merupakan
hal yang tak ternilai harganya, salah satu cara agar tubuh kita selalu sehat adalah
dengan cara pola makan yang sehat. pola makan yang sehat seharusnya sudah kita
terapkan sejak kecil namun tidak ada kata yang terlambat jika kita ingin merubah pola
makan kita sekarang. Dengan pola makan yang sehat ini berarti kita secara tidak
langsung ikut menjaga tubuh kuta dari serangan berbagai macam penyakit. Penyakit-
penyakit yang dapat dicegah dengan pola makan yang sehat adalah kanker, kanker
adalah salah satu penyebab banyak kematian yang terjadi di banyak negara baik negara
berkembang maupun negara maju termasuk di Indonesia. Ada banyak hal yang diduga
menjadi pemicu munculnya kanker di dalam tubuh, dan salah satu di antaranya adalah
pola makan yang tidak baik. Kendati tidak semua kanker berkaitan dengan pola makan,
namun pola makan yang sehat sudah jelas akan menurunkan risiko terjadinya kanker. Di
samping itu, pola makan sehat juga terbukti bermanfaat mencegah terjadinya penyakit
jantung koroner, diabetes melitus, hipertensi, dan kerusakan ginjal.
Berikut ini beberapa tips pola makan yang sehat yang dapat digunakan :
1. Perbanyak konsumsi bahan makanan dari tumbuhanBahan makanan dari tumbuhan merupakan bahan makanan utama untuk
pencegahan kanker. Hal ini karena sayur dan buah merupakan sumber utama
phytochemicals, yaitu zat alamiah yang berfungsi melindungi tubuh dari
pembentukan tumor. Dengan mengkonsumsi 2-4 porsi buah-buahan dan 3-5 porsi
sayur-sayuran, diperkirakan akan menurunkan risiko kanker sebesar 20 %.
2. Perbanyak jumlah serat dalam makanan sehari-hariMengkonsumsi karbohidrat kompleks dan makanan berserat sebagai pengganti
karbohidrat sederhana (seperti tepung atau gula), merupakan pilihan yang tepat
untuk mencegah obesitas dan kanker. Serat yang terkandung dalam sayur dan buah,
tidaklah terdapat pada daging, susu, maupun minyak. Sedangkan proses pemutihan
tepung terigu justru akan menghilangkan kandungan serat gandum.
Serat bermanfaat memperlambat waktu pencernaan makanan sehingga rasa
kenyang terasa lebih lama dan tubuh dapat menyerap zat gizi dari makanan dengan
5/26/2018 LAPORAN PJBL 1
4/28
baik. Serat juga berikatan dengan asam empedu yang mengandung kolesterol dan
akan mengeluarkannya dari tubuh lewat tinja, sehingga akhirnya kadar kolesterol
akan turun. Manfaat serat yang lainnya yang tak kalah penting adalah efek anti
sembelit yang dimilikinya, sehingga kesehatan usus menjadi lebih baik karena buang
air besar dapat dilakukan secara lancar setiap hari.
3. Minimalkan penggunaan lemak jenuhLemak jenuh yang terkandung pada produk hewani seperti daging, susu, dan keju
akan meningkatkan risiko kanker dan penyakit jantung koroner. Bahan pangan yang
dapat digunakan untuk menggantikan lemak jenuh adalah minyak nabati seperti
minyak zaitun dan minyak canola yang mengandung lemak tak jenuh. Selain
mengurangi risiko penyakit, minyak nabati relatif tidak meningkatkan berat badan.
4. Variasi makananSusunlah menu makanan secara bervariasi, menggunakan berbagai jenis sayur dan
buah. Sayur dan buah merupakan sumber vitamin, mineral dan antioksidan yang
alami. Antioksidan adalah penghancur radikal bebas yang ada dalam tubuh. Radikal
bebas berbahaya bagi sel tubuh dan berperan menimbulkan kanker. Lingkungan
yang tercemar, bahan makanan yang diawetkan serta asap rokok merupakan contoh
sumber radikal bebas di sekitar kita. Konsumsi bahan makanan yang mengandung
antioksidan akan menurunkan kadar radikal bebas di dalam tubuh sehingga
mencegah kerusakan jaringan tubuh dan terjadinya kanker.
5. Bahan makanan alamiPilihlah bahan makanan yang masih alami. Proses pengolahan bahan pangan
seringkali malah menghilangkan zat gizi dan nutrisi yang terkandung di dalamnya.
Riset para ahli telah menunjukkan bahwa zat gizi, nutrisi, dan antioksidan dari bahan
pangan alami lebih baik kualitasnya dari pada yang berupa olahan ataupun berupa
suplemen makanan.
6. Makan secukupnyaMakan secukupnya, dalam artian jangan sampai kekurangan namun juga janganlah
berlebihan. Kekurangan zat gizi karena makan terlalu sedikit sudah tentu akan
menyebabkan tubuh tidak memiliki modal yang cukup untuk metabolisme sehari-
hari dan untuk membangun kekebalan terhadap penyakit. Namun demikian makan
yang berlebihan juga akan menyebabkan penimbunan bahan makanan yang tidak
5/26/2018 LAPORAN PJBL 1
5/28
terpakai sehingga terjadi kegemukan dan peningkatan kadar lemak, yang justru akan
membebani kerja organ hati, jantung, dan ginjal.
7. Makan secara teraturSedapat mungkin aturlah agar makan dilakukan secara teratur waktunya. Hal ini
penting karena sekresi asam lambung dan enzim pencernaan umumnya mengikuti
irama harian sesuai dengan jadwal makan sebelumnya. Tidak teraturnya jadwal
makan dapat menyebabkan berbagai keluhan sakit maag, karena adanya iritasi dari
asam lambung dan enzim pencernaan pada saluran cerna yang kosong.
Beberapa kandungan makanan yang harus dihindari dan tidak dikonsumsi dengan
kadar yang berlebihan :
1. Gula2. Garam3. Lemak4. Kolesterol5. Zat Pengawet6. Zat Aditif / Tambahan (pewarna, perasa, penguat rasa,pemanis, dll)7. Soda8. Kafein9. Radikal Bebas10.Alkohol11.Minyak12.Pestisida
3. DISTRIBUSI MAKANAN DAN GIZISecara garis besar, pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatanpemasaran yang berusaha
memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada
konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, harga,
tempat, dan saat dibutuhkan). Dengan kata lain, proses distribusi merupakan aktivitas
pemasaran yang mampu:
1. Menciptakan nilai tambah produk melalui fungsi-fungsi pemasaran yang dapat
merealisasikan kegunaan/utilitas bentuk, tempat, waktu, dan kepemilikan.
2. Memperlancar arus saluran pemasaran (marketing channel flow) secara fisik dan non-fisik.
Yang dimaksud dengan arus pemasaran adalah aliran kegiatan yang terjadi di antara
http://mengerjakantugas.blogspot.com/search/label/Penjualanhttp://mengerjakantugas.blogspot.com/search/label/Penjualanhttp://aabisnis.blogspot.com/search/label/Produkhttp://aabisnis.blogspot.com/search/label/Produkhttp://mengerjakantugas.blogspot.com/search/label/Penjualanhttp://mengerjakantugas.blogspot.com/search/label/Penjualan5/26/2018 LAPORAN PJBL 1
6/28
lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat di dalam proses pemasaran. Arus pemasaran
tersebut meliputi arus barang fisik, arus kepemilikan, arus informasi, arus promosi, arus
negosiasi, arus pembayaran, arus pendanaan, arus penanggungan risiko, dan arus
pemesanan.
Dalam pelaksanaan aktivitas-aktivitas distribusi, perusahaan kerapkali harus bekerja sama
dengan berbagai perantara (middleman) dan saluran distribusi (distribution channel) untuk
menawarkan produknya ke pasar.
Distribusi Makanan di Rumah Sakit
Pendistribusian makanan adalah kegiatan menyalurkan makanan yang telahdiproduksi yang
telah diporsikan berdasarkan jumlah dan jenis diet pasien. Tujuan p e n d i s t r i b u s i a n
mak ana n a da l ah aga r m aka nan yan g t e la h d ipr odu ks i dapa t disalurkan ke
pasien dan pegawai.
a. Sistem Distribusi Makanan
Rumah Sakit LANUD Atang Sendjaja menggunakan sistem sentralisasikarena
semua kegiatan produksi hingga pemorsian dilakukan di dapur. Makananya ng te la h diol ah
oleh juru masak kemudian diporsikan sesuai dengan jenis dietdan kelas
perawatan. Sebelum dan saat pendistribusian dilakukan pengecekan kembali oleh
petugas distribusi agar tidak terjadi kesalahan pemberian makan.Saat pemorsian,
petugas pemorsian menyesuaikan jenis diet dengan label yang ada. Pelabelan
dilakukan untuk mengurangi kesalahan dalam pemberianjenis diet dan kegiatan
distribusi kepada pasien.
b. Waktu dan Petugas Distribusi Makan Sore
Waktu distribusi dari makan sore antara pukul 16.30 17.00 dengan duaorang petugas
distribusi. Makan sore memerlukan petugas distibusi yang lebihbanyak agar
makanan dapat lebih cepat sampai pada pasien. Satu orang petugasdistribusi
bertugas mengantar makanan untuk keperawatan depan (parkit, wallet,kutilang,
kepodang, jalak, merak, sriti, pipit, gelatik, murai, anggrek, mawar,flamboyant,
dahlia, melati serta paviliun). Sedangkan satu orang lain bertugasuntuk
mengantarkan keperawatan belakang (garuda, kenari, rajawali,cendrawasih, nuri
serta camar). Da l am ha l d is t r i bus i m aka nan yan g m enj ad i ken dal a ada lah
h i l a n g n y a p e l a b e l a n m a k a n a n p a s i e n . P e l a b e l a n m a k a n a n u n t u k p a s i e n
d i l a k u k a n a g a r bagian pemorsian dan distribusi tidak mengalami kesulitan pada
waktumemorsikan makanan dan mendistribusikan makanan ke pasien.
c. Peralatan Distribusi Makanan
http://mengerjakantugas.blogspot.com/search/label/Perusahaanhttp://mengerjakantugas.blogspot.com/search/label/Perusahaan5/26/2018 LAPORAN PJBL 1
7/28
Peralatan distribusi makanan adalah semua peralatan yang dapatmembantu kelancaran
kegiatan distribusi. Peralatan yang digunakan untuk mendistr ibus ikan ma kan adalah
pir ing , mangkok, ge las , sendok, garpu, p lato ,nampan dan kereta dorong
( trolley) .
4. SUMBER BAHAN MAKANANBahan Pangan
Setiap bahan pangan mempunyai susunan kimia yang berbeda dan mengandung zat gizi
yang bervariasi baik jenis dan jumlahnya (Suhardjo dan Kusharto, 1992). Menurut
Buckle et al. (1987) penggolongan bahan pangan didasarkan pada kandungan gizi di
dalamnya. Australia menggolongkan menjadi lima golongan, yaitu:
1. Susu dan hasil produksi susu.2. Bahan pangan berprotein.
3. Buah-buahan dan sayuran.
4. Serealia atau biji-bijian.
5. Mentega dan margarin.
Terdapat perbedaan penggolongan bahan makanan antara Indonesia dan Australia
karena adanya perbedaan penyediaan dan pola penggunaan bahan pangan di kedua
negara. Di Indonesia penggolongan bahan makanan di kenal dengan nama empat sehat
lima sepurna, yaitu:
1. Makanan pokok.
2. Lauk pauk.
3. Sayuran.
4. Buah-buahan.
5. Susu.
Menurut Suhardjo dan Kusharto (1992) secara umum bahan pangan dikelompokkan
menjadi sebelas golongan, yaitu:
1. Padi-padian.
2. Umbi-umbian.
3. Kacang-kacangan dan biji-bijian berlemak.
4. Sayur-sayuran.
5. Buah-buahan.
6. Daging.
5/26/2018 LAPORAN PJBL 1
8/28
7. Telur.
8. Ikan.
9. Susu.
10. Gula dan minyak.
11. Lain-lain.
Berdasarkan pengelompokan-pengelompokan di atas dapat dilihat bahwa bahan
pangan secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi empat besar, seperti yang
dikemukakan oleh Sajogyo et al. (1981), yaitu:
1. Bahan pangan sumber energi.
2. Bahan pangan sumber protein.
3. Bahan pangan sumber vitamin dan mineral.
4. Bahan pangan sumber air.
Bahan Pangan Sumber Energi
Menurut Sajogyo et al. (1981) bahan pangan sumber energi berupa zat tepung, protein
dan lemak atau minyak. Bahan pangan yang mengandung zat tepung atau karbohidrat
biasanya berupa bahan makanan pokok, diantaranya serealia (beras, jagung, sorgum,
gandum) dan ubi-ubian (ubi kayu, ubi jalar, kentang, talas). Karbohidrat juga terdapat
pada tepung (terigu, hunkue), batang (tebu, sagu), buah-buahan (sukun, pisang,
alpukat) dan minyak (margarine, minyak kelapa, kemiri).
Bahan pangan sumber tenaga berguna untuk memperoleh tenaga pada tubuh manusia.
Ukuran tenaga adalah kalori (kal) dan kkal (kilo kalori = 1.000 kal) dan tenaga ini
berguna untuk bekerja dan bergerak. Seorang laki-laki dewasa bekerja sedang dalam
sehari memerlukan 2.500 kal yang setara dengan 700 g beras dan rata-rata orang
Indonesia pria wanita semua umur memerlukan 1.900 kal sehari (Sajogyo, 1981) atau
secara lengkap angka kebutuhan harian untuk energi menurut FAO dapat dilihat pada
tabel 1. Karbohidrat merupakan sumber kalori yang paling murah bila dibandingkan
protein dan lemak meskipun kalori yang dihasilkan hanya 4 kal dalam 1 g karbohidrat
(Winarno, 1997b). Untuk lemak 1 g menghasilkan 9 kal dan protein 1 g menghasilkan 4
kal (Sajogyo, 1981). Perbandingan yang ideal untuk pemenuhan kalori antara
karbohidrat, lemak dan protein adalah sebagai berikut:
1. Energi dari karbohidrat 60%.
2. Energi dari lemak 23%.
5/26/2018 LAPORAN PJBL 1
9/28
3. Energi dari protein 12 %.
4. Energi dari gula 5%.
Untuk memelihara kesehatan dianjurkan supaya pemakaian lemak terdiri dari:
1. 48% lemak tak jenuh.
2. 48% lemak jenuh.
3. 4% lemak yang dijenuhkan atau lemak tak jenuh karena proses hidrogenasi menjadi
jenuh (Simorangkir dan Simorangkir, tt).
Perbandingan konsumsi lemak jenuh dan tak jenuh 1:1 sudah seimbang dan akan lebih
baik lagi jika pada diet asam lemak tak jenuh dua kali lipat dari asam lemak jenuh,
dengan memperbanyak memakan lemak nabati dari pada hewani (Baraas, 1993).
Karbohidrat dalam bahan pangan sebagai sumber tenaga dapat dicerna biasanya
berupa zat pati atau berbagai jenis gula (sukrosa, fruktosa, laktosa). Untuk pektin dan
hemiselulosa tidak dapat dicerna meskipun tersedia dalam jumlah banyak. Karbohidrat
dalam bahan pangan untuk dapat digunakan dalam tubuh manusia harus dihidrolisa
oleh alat pencernaan, dari bentuk polimetrik menjadi monometrik. Glukosa merupakan
monometrik yang utama dari karbohidrat dan dapat digunakan secara langsung sebagai
sumber energi dalam seluruh bagian tubuh. Kelebihan glukosa dalam tubuh jika tidak
digunakan akan diubah menjadi glikogen yang disimpan dalam hati dan jaringan otot
atau menjadi lemak yang disimpan dalam jaringan adiposa (Buckle et al., 1987).
Menurut Simorangkir dan Simorangkir (tt) angka kecukupan gizi harian energi dapat
dihitung dari jumlah ketiga zat gizi pembangkit energi sesuai dengan perbandingan ideal
sebagai berikut:
1. Pria dewasa laki-laki kerja sedang mempunyai berat badan 65,0 mempunyai
kebutuhan harian energi 3.000 kalori. Berdasarkan kebutuhan ideal zat gizi:
2. Karbohidrat = 60% x 3.000 = 1.800 kalori.
Lemak = 23% x 3.000 = 690 kalori.
Protein = 12% x 3.000 = 360 kalori.
Gula = 5% x 3.000 = 150 kalori.
Kebutuhan tiap-tiap gram zat gizi yang dikonsumsi tiap hari dapat dihitung:
3. Karbohidrat 1.800 kalori setara dengan 1.800 : 4 = 450 g karbohidrat.
Lemak 690 kalori setara dengan 690 : 9 = 76,67 g lemak.
Protein 360 kalori setara dengan 360 : 4 = 90 gram protein.
5/26/2018 LAPORAN PJBL 1
10/28
Gula 150 kalori setara dengan 150 : 4 = 37,5 g gula.
4. Dari perhitungan tersebut dapat dilihat seorang pria dewasa kerja sedang dengan
berat 65,0 kg dalam satu hari memerlukan kebutuhan karbohidrat 450 g, lemak
76,67 g, protein 90 g dan gula 37,5 g.
5. Kebutuhan lemak berdasarkan konsep kesehatan:
Lemak tak jenuh 48% x 76,67 = 36,80 g.
Lemak jenuh 48% x 76,67 = 36,80 g.
Lemak yang dijenuhkan 4% x 76,67 = 3,07 g.
Kandungan Zat Gizi
a. Karbohidrat
Semua karbohidrat berasal dari tumbuh-tumbuhan. Melalui fotosintesis, klorofil
tanaman dengan bantuan matahari membentuk karbohidrat dari karbon dioksida (CO2)
yang berasal dari udara dan air (H2O) dari tanah. Karbohidrat merupakan sumber
utama bagi manusia.
Rakyat Indonesia mengkonsumsi karbohidrat dalam jumlah besar. Hal ini dibuktikan
dengan hasil perhitungan oleh Biro Pusat Statistik dalam Neraca Bahan Makanan 1990
yang menyatakan bahwa di Indonesia energi berasal dari karbohidrat merupakan 72%
jumlah energi rata-rata sehari yang dikonsumsi oleh penduduk. Sedangkan di negara-
negara maju seperti Amerika Serikat dan Eropa Barat, angka konsumsi karbohidrat lebih
rendah yaitu rata-rata 50%. (Almatsier, 2001:28).
Karbohidrat dalam ilmu gizi dibagi dalam dua golongan, yaitu:
1) Karbohidrat sederhana. Terdiri atas monosakarida, disakarida, gula alkohol, dan
oligosakarida.
2) Karbohidrat kompleks. Terdiri atas polisakarida dan serat. Fungsi dari karbohidrat
yaitu sebagai sumber energi, pemberi rasa manis pada manusia, penghemat protein,
pengatur metabolisme lemak, dan membantu pengeluaran feses. Adapun sumber
karbohidrat adalah padi-padian, umbi-umbian, kacang-kacang kering, dan gula. Hasil
olahan bahan-bahan ini seperti nasi, mie, bihun, roti, tepung, selai, sirup, dan
sebagainya.
b. Lemak/lipida
Lipida adalah senyawa organik yang tidak larut dalam air (sifat hydrophob) karena
struktur molekulnya kaya akan rantai unsur karbon, hal ini menjadi alasan yang
5/26/2018 LAPORAN PJBL 1
11/28
menjelaskan sulitnya lemak untuk larut di dalam air tapi dapat diekstraksi dengan
pelarut non polar seperti khloroform, eter, benzena, alcohol, aseton, dan
karbondisulfid. Almatsier (2001:51), mengklasifikasi lipida menurut komposisi kimia
dilakukan sebagai berikut:
1) Lipida sederhana: lemak netral (monogliserida, digliserida, triligeserida) dan easter
asam lemak dengan alkohol berberat molekul tinggi (malam, ester sterol, ester
nonsterol, ester vitamin A dan vitamin D).
2) Lipida majemuk (compound lipids): Fosfolipida dan Lipoprotein
3) Lipida turunan (derived lipids): Asam lemak, Sterol (kolesterol dan ergosterol,
hormon steroida, vitamin D, garam empedu), dan lainlain (karotenoid, dan vitamin A,
vitamin K, vitamin E)
Fungsi lemak antara lain: sebagai sumber energi, sumber asam lemak esensial, alat
angkut vitamin larut lemak, menghemat protein, memberi rasa kenyang dan kelezatan,
sebagai pelumas, memelihara suhu tubuh, dan sebagai pelindung organ tubuh. WHO
(1990) menganjurkan konsumsi lemak sebanyak 15-30% kebutuhan energi total
dianggap baik untuk kesehatan. Jumlah ini memenuhi kebutuhan akan asam lemak
esensial dan untuk membantu penyerapan vitamin larut lemak. Sumber utama lemak
adalah minyak tumbuh-tumbuhan (minyak kelapa, kelapa sawit, kacang tanah, kacang
kedelai, jagung, dan sebagainya), mentega, margarin, dan lemak hewan (lemak daging
dan ayam). Sumber lemak lain adalah kacang-kacangan, biji-bijian, daging, dan ayam
gemuk, krim, susu, keju, dan kuning telur, serta makanan yang dimasak dengan lemak
atau minyak.
c. Protein
Istilah protein berasal dari kata Yunani proteos, yang berarti yang utama atau yang
didahulukan. Kata ini diperkenalkan oleh seorang ahli kimia Belanda, Gerardus Mulder
(1802-1880). Almatsier (2001:77) mengungkapkan bahwa, Protein adalah bagian dari
semua sel hidup dan merupaka bagian terbesar tubuh sesudah air. Seperlima dari
bagian tubuh adalah protein, separuhnya ada di dalam otot, seperlima di dalam tulang
dan tulang rawan, sepersepuluh di dalam kulit, dan selebihnya di dalam jaringan lain
dan cairan tubuh. Semua enzim, berbagai hormon, pengangkut zat-zat gizi dan darah,
metriks intraseluler, dan sebagainya adalah protein. Protein terdiri atas rantai-rantai
panjang asam amino, yang terikat satu sama lain dalam ikatan peptida.
5/26/2018 LAPORAN PJBL 1
12/28
Asam amino terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen; beberapa
asam amino disamping itu mengandung unsurunsur fosfor, besi, iodium, dan kobalt.
Unsur nitrogen adalah unsur utama protein, karena terdapat di dalam semua protein
akan tetapi tidak terdapat di dalam karbohidrat dan lemak.
Sampai sekarang baru diketahui dua puluh jenis asam amino yang terdiri dari sembilan
asam amino esensia (asam amino yang tidak dapat dibuat tubuh dan harus didatangkan
dari makanan) dan sebelas asam amino nonesensial. Belakangan asam amino tidak
esensial dibagi menjadi dua kelompok yaitu asam amino tidak esensial bersyarat
(conditional essential amino acids) dan asam amino yang betul-betul tidak esensial.
Asam amino yang betul-betul tidak esensial adalah asam amino yang dapat disintesis
melalui aminase reduktif asam keton atau melalui trans aminase. Sedangkan asam
amino tidak esensial bersyarat adalah asam amino yang disintesis dari asam amino lain
atau metabolit mengandung nitrogen kompleks lain. Berikut di bawah ini tabel
klasifikasi asam amino.
Tabel 2. Klasifikasi Asam Amino Menurut Esensial, Tidak Esensial
Fungsi protein antara lain yaitu: pertumbuhan dan pemeliharaan, pembentukan ikatan-
ikatan esensial tubuh, mengatur keseimbangan air, pembentukan antibodi, mengangkat
zat-zat gizi, dan sebagai sumber energi. Angka Kecukupan Protein (AKP) orang dewasa
menurut hasil penelitian keseimbangan nitrogen adalah 0,75gr/kg berat badan, berupa
protein patokan tinggi yaitu protein telur (mutu cerna/digestibility dan daya manfaat
telur adalah 100). Angka ini dinamakan safe level of intake atau taraf suapan terjamin.
Bahan makanan hewani merupakan sumber protein yang baik dalam jumlah maupun
mutu, seperti telur, susu, daging, unggas, ikan, dan kerang. Sumber protein nabati
adalah kacang kedelai dan hasilnya, seperti tempe dan tahu, serta kacang-kacangan
lain. Kacang kedelai merupakan sumber protein nabati yang mempunyai mutu atau nilai
biologi tertinggi (Almatsier, 2001:100).
d. Vitamin
Menurut Dr. Michael B. Sporn, M.D. vitamin adalah mikronutrien organik yang bekerja
dalam tubuh bersama-sama dengan enzim untuk mengatur proses-proses metabolik
dan mengubah protein dan karbohidrat menjadi jaringan dan energi. Vitamin adalah
zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil dan pada
5/26/2018 LAPORAN PJBL 1
13/28
umumnya tidak dapat dibentuk sendiri oleh tubuh. Oleh karena itu, vitamin harus
didapatkan dari makanan. Vitamin dibedakan dalam dua kelompok yaitu: vitamin larut
lemak (vitamin A, D, E, K) dan vitamin larut air (vitamin B dan C). Vitamin berperan
dalam beberapa tahap reaksi metabolisme energi, pertumbuhan, dan pemeliharaan
tubuh.
Sebagian besar vitamin larut lemak diabsorsi bersama lipida lain. Absorsi membutuhkan
cairan empedu dan pankreas. Vitamin larut lemak diangkut ke hati melalui sistem limfe
sebagai bagian dari lipoprotein yang disimpan di berbagai jaringan tubuh dan biasanya
tidak dikeluarkan melalui urin.
1) Vitamin A
Vitamin A berperan dalam berbagai fungsi faali tubuh, seperti: penglihatan, diferensiasi
sel, fungsi kekebalan, reproduksi, pencegahan kanker dan penyakit jantung (Almatsier.
2001:160). Vitamin A banyak terdapat dalam: hati, kuning telur, susu, dan mentega.
2) Vitamin D
Vitamin D mencegah dan menyembuhkan riketsia, yaitu penyakit di mana tulang tidak
mampu melakukan klasifikasi. Vitamin D dibentuk dengan bantuan sinar matahari.
Apabila tubuh mendapat cukup sinar matahari konsumsi vitamin D melalui makanan
tidak dibutuhkan. Fungsi utama vitamin D adalah membantu pembentukan dan
pemeliharaan tulang bersama vitamin A dan vitamin C. Vitamin D diperoleh tubuh
melalui sinar matahari dan makanan. Makanan hewani merupakan sumber utama
vitamin D dalam bentuk kolekalsiferol, yaitu kuning telur, hati, krim dan mentega.
Karena cukup sinar matahari, kekurangan vitamin D tidak merupakan masalah di
Indonesia.
3) Vitamin E
Fungsi utama vitamin E adalah sebagai antioksidan yang larut dalam lemak. Beberapa
fungsi lainnya adalah: struktural dalam memelihara integritas membran sel, sebagai
sintesis DNA, merangsang reaksi kekebalan, mencegah jantung koroner, mecegah
keguguran dan sterilisasi, dan mencegah gangguan menstruasi. Vitamin E banyak
terdapat dalam bahan makanan, seperti: minyak tumbuh-tumbuhan, terutama minyak
kecambah gandumdan bijibijian.
4) Vitamin K
5/26/2018 LAPORAN PJBL 1
14/28
Fungsi vitamin K yang diketahui adalah dalam pembekuan darah, vitaman K ternyata
merupakan kofaktor enzim karboksilase yang mengubah residu protein berupa asam
glutamat menjadi gama-karboksiglutamat. Sumber utama vitamin K adalah hati,
sayuran daun beewarna hijau, kacang buncis, kacang polong, kol, dan brokoli. Bahan
makanan lain yang mengandung vitamin K dalam jumlah kecil adalah susu, daging,
telur, serelia, buah-buahan dan sayuran lain.
Sebagian vitamin larut air merupakan komponen sistem enzim yang banyak terlibat
dalam membantu metabolisme energi. Vitamin larut air dikelompokkan menjadi
vitamin C dan B-kompleks.
1) Vitamin C
Vitamin C mempunyai banyak fungsi di dalam tubuh, sebagai koenzim atau kofaktor,
seperti: sintesis kolagen, sintesis karnitin, noradrenalin dan serotonin, absorsi dan
metabolisme besi, absorsi kalsium, mencegah infeksi dan mencegah kanker dan
penyakit jantung. Vitamin C pada umumnya hanya terdapat di dalam pangan nabati,
yaitu sayur dan buah terutama yang asam seperti jeruk, nanas, rambutan, pepaya, dan
tomat. Vitamin C juga banyak terdapat di dalam sayuran daun-daunan dan jenis kol.
2) Vitamin B-kompleks
Vitamin B kompleks merupakan vitamin yang larut dalam air dan tidak dapat diproduksi
oleh tubuh sehingga harus didapatkan dari asupan makanan yang dikonsumsi untuk
mencukupi kebutuhan tubuh terhadap vitamin ini. Selain itu vitamin B kompleks juga
tidak dapat disimpan secara baik didalam tubuh, maka asupan secara reguler sangat
dianjurkan agar tidak kekurangan vitamin B kompleks. Delapan unsur utama
pembentuk vitamin B kompleks adalah:
a) Thiamine (vitamin B1), berfungsi membantu sel tubuh menghasilkan energi,
kesehatan jantung serta metabolisme karbohidrat.
b) Riboflavin (vitamin B2), berfungsi melindungi tubuh dari penyakit kanker, mencegah
migren serta katarak.
c) Niacin (vitamin B3), bermanfaat untuk melepaskan energi dari zat-zat nutrien,
membantu menurunkan kadar kolesterol, mengurangi depresi dan gangguan pada
persendian.
5/26/2018 LAPORAN PJBL 1
15/28
d) Asam pantothenate (vitamin B5), membantu system syaraf dan metabolisme,
mengurangi alergi, kelelahan dan migren. Penting bagi aktifitas kelenjar adrenal,
terutama dalam proses pembentukan hormon.
e) Pyridoxine (vitamin B6), membantu produksi sel darah merah dan meringankan
gejala hipertensi dan asma.
f) Biotin (vitamin B7), bermanfaat dalam proses pelepasan energi dari karbohidrat,
pembentukan kuku serta rambut.
g) Asam Folat (vitamin B9), membantu perkembangan janin, pengobatan anemia dan
pembentukan hemoglobin.
h) Cobalamine (vitamin B12), membantu merawat system syaraf dan pembentukan sel
darah merah.
Unsur lain yang juga terdapat dalam vitamin B kompleks adalah choline, inositol dan
asam para aminobenzoic. Vitamin B kompleks sangat bermanfaat dalam membantu
mengatasi gejala kelelahan dan kegelisahan (stres). Kelelahan dapat menjadi gejala dari
banyak penyakit dan vitamin B kompleks dapat membantu meringankan kelelahan.
Kecukupan vitamin B-kompleks membantu mencegah kelambatan pertumbuhan,
anemia, gangguan penglihatan, kerusakan syaraf serta gangguan jantung. Secara alami
untuk mencukupi kebutuhan tubuh terhadap vitamin B kompleks, konsumsi bahan
bahan makanan sumber vitamin B kompleks misalnya: roti, padi-padian, buncis, hati,
daging, ikan, telur serta susu.
e. Mineral
Mineral adalah suatu zat gizi anorganik yang merupakan abu bahan biologi, yang tersisa
setelah pembakaran bahan-bahan organik dari makanan atau jaringan tubuh dalam
bentuk ion-ion. Mineral diklasifikasikan menurut jumlah yang dibutuhkan tubuh.
Mineral utama (mayor) adalah mineral yang diperlukan tubuh lebih dari 100 mg sehari,
sedangkan mineral minor (trace elements) adalah mineral yang diperlukan kurang dari
100 mg sehari. Kalsium, tembaga, fosfor, kalium, natrium dan klorida adalah contoh
mineral utama, sedangkan kromium, magnesium, yodium, besi, flor, mangan, selenium
dan zinc adalah contoh mineral minor.
Berikut adalah beberapa mineral utama dan mineral minor yang penting bagi tubuh:
1) Kalsium
5/26/2018 LAPORAN PJBL 1
16/28
Mineral terbesar yang dibutuhkan tubuh adalah kalsium. Sekitar 2-3 persen dari berat
badan tubuh adalah kalsium, di mana 98% tersimpan di dalam tulang dan gigi dan 1% di
salam darah. Selain untuk pemeliharaan tulang dan gigi, kalsium juga membantu
kontraksi dan relaksasi otot, pembekuan darah, fungsi hormon, sekresi enzim,
penyerapan vitamin B12 dan pencegahan batu ginjal dan penyakit jantung. Sumber
kalsium yaitu: susu dan produk susu (keju, yoghurt, dll), telur, ikan, kacang-kacangan,
dan sayuran hijau tua.
2) Magnesium
Magnesium membantu mengatur kadar kalium dan natrium dalam tubuh, yang terlibat
dalam pengendalian tekanan darah. Magnesium berperan penting dalam pemeliharaan
jaringan gigi, tulang dan otot, mengatur suhu tubuh, produksi dan transportasi energi,
metabolisme lemak, protein dan karbohidrat, kontraksi dan relaksasi otot. Sebagian
besar magnesium disimpan dalam tulang dan gigi, sebagian lain di dalam darah dan
otot. Jika tubuh tidak memiliki cukup magnesium dalam darah, tubuh akan
mengambilnya dari tulang, yang pada gilirannya juga dapat menyebabkan tulang
keropos. Sumber magnesium berasal dari: susu, sayur-sayuran berdaun hijau, alpukat,
pisang, coklat, produk kedelai seperti tempe atau tahu, biji-bijian dan kacang-kacangan.
3) Besi
Zat besi disimpan dalam hemoglobin (sel darah merah), zat besi membawa oksigen ke
sel-sel tubuh dan membawa karbon dioksida keluar tubuh, mendukung fungsi otot,
enzim, protein dan metabolisme energi. Kekurangan zat besi menyebabkan anemia,
kelelahan, kelemahan, sakit kepala dan apatis. Sumber zat besi antara lain terdapat
pada daging, unggas, ikan, kacang-kacangan, brokoli, bayam, dan kangkung.
4) Zinc
Zinc berperan penting dalam sintesis DNA dan RNA, produksi protein, insulin dan
sperma, membantu dalam metabolisme karbohidrat, lemak, protein dan alkohol,
berperan dalam mengeluarkan karbondioksida, mempercepat penyembuhan,
pertumbuhan, perawatan jaringan tubuh, dan mendukung indera seperti penciuman
dan perasa. Kekurangan zinc menyebabkan gangguan pertumbuhan, kehilangan nafsu
makan, penyembuhan lambat, rambut rontok, libido seks rendah, kehilangan rasa dan
bau dan kesulitan beradaptasi dengan cahaya malam. Zinc berasal dari: air, makanan
5/26/2018 LAPORAN PJBL 1
17/28
berprotein tinggi seperti daging sapi, kambing, dan unggas, kerang, kepiting, lobster,
kacang-kacangan dan biji-bijian.
5) Selenium
Selenium dibutuhkan dalam jumlah kecil tetapi teratur untuk kesehatan liver (hati).
Selenium banyak ditemukan dalam tanah, sehingga jumlah yang ditemukan dalam
sayuran dan buah tergantung pada tempat penanaman dan metode pertanian yang
digunakan. Tanaman yang dibudidayakan pada tanah yang terlalu sering diolah akan
memiliki selenium yang rendah. Sumber selenium antara lain yaitu: daging, ikan dan
kacang-kacangan, susu dan produk susu, telur, susu ayam, bawang putih, bawang
merah dan sayuran hijau.
6) Kalium, Natrium dan Klorida
Kalium (sering disebut juga potasium), natrium dan klorida adalah mineral yang larut
dalam darah dan cairan tubuh lainnya. Ketiga mineral tersebut membuat cairan dalam
tubuh tetap konstan dan tidak berfluktuasi. Zat ini juga berperan penting dalam
transportasi glukosa ke dalam sel dan pembuangan limbah, tekanan darah, transmisi
impuls saraf, irama jantung dan fungsi otot. Kekurangan mineral-mineral ini
menyebabkan mengantuk, kecemasan, mual, kelemahan, dan detak jantung tidak
teratur. Hampir semua makanan kecuali minyak, lemak dan gula mengandung zat ini,
tetapi dapat rusak/hilang jika makanan dimasak.
7) Mineral lainnya
Selain mineral-mineral di atas, mineral lain yang dibutuhkan tubuh adalah boron,
kromium, tembaga, flor, yodium, mangan, molibdenum, nikel, silikon, timbal, dan
vanadium. Selain itu, tubuh juga membutuhkan dosis yang sangat kecil dari lithium dan
aluminium.
f. Air
Tubuh dapat bertahan selama berminggu-minggu tanapa makanan, tapi tubuh hanya
dapat bertahan beberapa hari tanpa air. Air atau cairan tubuh merupakan bagian utama
tubuh, yaitu 55-60% dari berat badan orang dewasa. "Cairan komponen paling penting
dalam tubuh karena kurangnya cairan bisa menimbulkan dehidrasi," ujar Prof Dr Ir
Deddy Muchtadi MS (dikutip dari dari artikel koran tribun Sabtu 4 Februari
2012) .
5/26/2018 LAPORAN PJBL 1
18/28
Air berperan penting dalam proses vital tubuh manusia, yaitu sebagai pelarut dan alat
angkut, katalisator, fasilitator pertumbuhan, pengatur suhu, dan peredam benturan.
Ketidakseimbangan cairan tubuh terjadi pada dehidrasi (kehilangan air secara
berlebihan) dan intoksikasi air (kelebihan air). Disamping sumber air yang nyata berupa
air dan minuman lain, hampir semua makanan mengandung air, apalagi buah dan
sayuran yang ternyata mengandung sampai 95% air. Air juga dihasilkan di dalam tubuh
sebagai hasil metabolisme energi.
5. PENGUKURAN STATUS GIZI MASYARAKATA. Pemeriksaan Secara Langsung1) Pengukuran AntropometriPengukuran Antropometri adalah pengukuran terhadap dimensi tubuh dab komposisi
tubuh. Ada beberapa pengukuran antropometri utama. Untuk jelasnya dapat dilihat
pada tabel berikut.
Pengukuran Komponen Jaringan utama yang diukur
Stature/ Tinggi badan Kepala, tulang belakang,
tulang punggung, dan kaki.
Tulang
Berat badan. Seluruh Tubuh. Seluruh jaringan, khususnya
lemak, otot, tulang tulang
dan air
Lingkaran lengan Lemak bawah kulit Otot(secara teknik lebih
sedikit digunakan di Negara
maju)
Otot, tulang Lemak (Lebih sering
digunakan secara teknik diNegara maju)
Lipatan lemak Lemak bawah kulit, kulit lemak
Antropometri adalah pengukuran yang paling sering digunakan sebagai metode PSg
secara langsung untuk menilai dua masalah gizi, yaitu:
1. Kurang energy protein (KEP)
2. Obbesitas pada semua kelompok umur.
5/26/2018 LAPORAN PJBL 1
19/28
Macam macam pengukuran antropometri yang bias digunakan untuk melihat
pertumbuhan adalah sebagai berikut:
a. Massa tubuh.
Berat badan adalah pengururab antropometri yang paling sering digunakan
walaupun sering terjadi kesalahan dalam pengukuran.
1) Berat badan.
Berat badan mencerminkan jumlah protein, lemak, air, dan massa mineral tulang.
Pada orang dewasa terdapat peningkatan jumlah lemak sehubungan dengan umur
dan terjadi penurunan protein otot. Berat badan sewaktu lahir dapat digunakan
sebagai indicator status gizi bayi dengan cut off point
5/26/2018 LAPORAN PJBL 1
20/28
4. Lingkaran dada.
Pertumbuhan dada pesat anak sampai berumur tiga tahun sehingga bias
digunakan pada anak yang berumur 2 3 tahun. Rasio lingkar dada dan kepala
dapat digunakan sebagai indicator KEP pada balita. Setelah umur ini lingkaran
kepala tumbuh lebih lambat dari pada lingkaran dada pada anak yang Kep terjadi
pertumbuhan dada yang lambat sehihingga rrasio lingkaran kepala dan dada < 1.
5. Lingkaran lengan atas.
Lingkaran lengan atas (LILA) biasa digunakan pada abalita serta wanita usia subur
Pengukuran LILA dipilih karena relatif mudah, cepat, Harga alat murah, tidak
memerlukan data umur untuk balita yang kadang kala susah mendapatka data
umur yang tepat. Bila mencerminkan cadangan energy sengga pengukuran ini
papat mencerminkan status KEP (kurang energy dan protein) pada balita atu KEK
(kurang energy kronik) pada ibu WUS dan ibu hamil. Pengukuran LILA pada WUS
dan ibu hamil adalah untuk mendeteksi resiko terjadinya kejadiaa bayi dengan
BBLR (Berat badan lahir rendah). Cut off point dengan balita yang menderita KEP
adalah < 12,5 cm sedangkan resiko KEK dan WUS dan bumil adalah < 23,5 cm.
6. Tinggi Lutut.
Tinggi lutut erat kaitannya dengan tinggi badan sehingga data tinggi badan
didapatkan dari tinggi lutut bagi orang tidak dapat berdiri atau manula. Pada
manula digunakan tinggi lutut karna manula telah terjadi penurunan masa tulang
yang ,menyebabkan bungkuk sehingga sukar untuk mendapatkan data tinggi
badan yang akurat. Untuk mendapatkan data tinggi badan dari berat badan
dapat menggunakan Formula atau nomogam bagi orang yang berusia lebih dari
59 tahun. Untuk nmendapatkan data tinggi daban dari berat badan dapat
menggunakan formula berikut ini:
Pria : (2,02 x tinggi lutut(cm)) (0,04 x umur (tahun)) + 64.19
Wanita : (1,83 x tinggi lutu (cm)) (0,04 x umur (tahun)) + 84.88
c. Komposisi tubuh
Otot dan lemak merupakan jaringan lunak yang bervariasi pada penderita KEP.
Antropometri jaringan dapat dilakukan pada jaringan tersebut untuk melnilai status
gizi di masyarakat.
5/26/2018 LAPORAN PJBL 1
21/28
1. Lemak subkutan (subcutaneousfat)
Penilaian koposisi tubuh termasud untuk mendapatkan informasi mengenai
jumlah dan distribusi lemak dapat dilakukan dengan beberapa metode mulai
dari yang paling sulit dilakukan sampai dengan metode yang relative mudah
untuk digunakan. Berikut ini adalah metode metode yang biasa digunakan
untuk menilai komposisi tubuh mulai dari yang paling sulit sampai yang paling
mudah.
a) Ultrasonik;
b) Densitometry (melalui penempatan air pada densitometer atau
underwater weighting);
c) Teknik isotopdilution;
d) Nethodaradiological;
e) Total electrical body conduction (TOBEC);
f) Antopometri (pengukuran berbagai tebal lemak menggunakan kaliper).
Beberapa pengukuran tebal lemak dengan menggunakan caliper:
a) Penguran triceps;
b) Pengukuran bisep;
c) Pengukuran subprailiak;
d) Penguran subskapular.
A. Indeks Antropometri.
Pengertian indeks antropometri adalah pengukuran dari beberapa perameter. Indeks
antropometri bias merupakan rasio dari satu pengukuran terhadap satu atau lebih
pengukuran atau yang dihubugkan dengan umur.
Beberapa indeks antropometri adalah sebagai berikut.
BB/U (Berat badan terhadap Umur)
Indikator status gizi kurang saat sekarang.
Sensitif terhadap perubahan kecil.
Kadang umur secara akurat sulut didapat
Growth monitoring
Pengukuran yang berulang dapt mendeteksi growth failure karena infeksi atau
KEP
TB/U (Tinggi badan terhadap umur)
5/26/2018 LAPORAN PJBL 1
22/28
Inndikator status gizi masa lalu
Indikator kesejahteraan dan kemakmuran suatu bangsa
Kadang umur secara akurat sulit didapat
BB/TB (Berat badan terhadap tinggi badan)
Mengetahui proporsi badan (gemuk, norma. kurus)
Indikator status gizi saat ini (current nutrition status)
Umur tidak perlu diketahui.
LILA/U (lingkaran lengan atas terhadap umur)
Dapat mengidetifikasi KEP pada balita
Tidak memerlukann data umur yang kadang sulit
Dapat digunakan pada saat emergency
Menbutuhkan alat ukur yang murah
Pengukuran cepat.
B. Baku Acuan (Data reference)
Ada dua jenis baku acuan, yaitu local dan inter nasional. Tewrdapat beberapa baku
aciuan internasional, seperti tanner, Harvard, NCHS. Indonesia menggunakan baku
acuan internasional WHO/ NCHS. WHO telah menganjurkan pemakaian NCHS di dunia
Jelliffe (1989) merangkum penggunaan bakua acuan yang digunakan saat ini dan
sebelumnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Indeks Sekarang Sebelumnya
BB/TB untuk anak
Lingkatan lengan atas untuk
anak
BB/TB Untuk orang dewasa
Lingkaran lengan atas untuk
orang dewasa
NCHS (Hamil et.al 1979)
NCHS (1977)
Frisancho (1984)
Frasancho (1981)
Boston (harvatd) (Stuart
and Maredith 1974)
Wolanski (1966, Pers
Commun)
Mertopolitan life Insurance
(1959)
Jelliffe (1966)
5/26/2018 LAPORAN PJBL 1
23/28
Penilaian status gizi dengan menggunakan metoda antropometri ini memiliki kelebihan
dan kekurangan , Yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Kelebihan Kekurangan
Relatif murah
Cepat, sehingga dapat dilakukan pada
populasi yang besar
Objektif
Gradable, Dapat diranking apakah ringan,
sedang dan berat.
Tidak menimbulkan sakit pada responden
Membutuhkan data referensi yang relevan
Kesalahan yang muncul seperti kesalahan
pada alat (belum dikatabrasil). Kesalahan
pada observer (kesalahan pengukuran.
Pembacaan, pencatatan)
Hanya mendapatkan data pertumbuhan,
obesitas, malnutrisi karena kurang energy
dan protein, tidak dapat memperoleh
informasi karena defisiensi zat gizi mikro.
2) BiokimiaPemeriksaan laboratprium (biokimia), dilakukan dengan pemeriksaan pemeriksaan
spesismen jaringan tubuh (darah, urine, tinja, hati dan otot) yang diuji secara
laboratorium terutama untuk mengethui kadar hemoglobin, feritin, glukosa, dan
kolestrol. Pemeriksaan biokimia bertujuan mengetahui kekurangan gizi spesifik.
3) KlinisPemeriksaan dilakukan pada jaringan epitel (superficial epitel tissue) seperti kulit, mata,
rambut dan mukosa oral. Pemeriksaan klinis bertujuan mengatahui status kekurangan
gizi dengan melihat tanda-tanda khusus
4) BiofisikPemeriksaan dilakukan dengan melihat kemanpuan fungsi serta perubahan struktur
jaringan. Pemeriksaan biofisik bertujuan mengetahui situasi tertentu, misallnya pada
orang yang buta senja
B. Pemeriksaan Tidak Langsung1) Survey Konsumsi
Penilaian konsumsi makanan dilakukan dengan wawancara kebiasaan makan dan
perhitungan konsumsi makanan sehari-hari. Tujuan penilaian ini adalah
mengiodentifikasi kekurangan dan kelebihan gizi.
2) Statistik Vital
5/26/2018 LAPORAN PJBL 1
24/28
Pemerikssan dilakukan dengan menganalisis data kesehatan seperti angka kematian,
kesakitan dan kematian kaibat hal-hal yang berhubungan dengan gizi. Pemeriksaan ini
bertujuan menemukan indicator tidak langsung status gizi masyarakat.
3) Faktor EkologiPengukuran status gizi didasarkan atas ketersediaan makanan yang dipengaruhi oleh
faktor ekologi (Iklim, tanah, irigasi dll). Faktor-faktor ekolgi tersebut perlu diketahui
untuk mengetahui penyebab malnutrisi masyarakat. (Irianto, 2007)
6. STATUS GIZI KURANG DAN GIZI LEBIH MASYARAKATDalam menentukan klasifikasi status gizi harus ada ukuran baku yang sering disebut
reference (Ibnu Fajar et al, 2002:73). Berdasarkan Semi Loka Antopometri, Ciloto, 1991
telah direkomendasikan penggunaan baku rujukan World Health Organization
National Centre for Health Service (WHONCHS) (Gizi Indonesia, Vol. XV No 2 tahun
1999). Berdasarkan baku WHONCHS status gizi dibagi menjadi empat, yaitu:
a. Gizi lebih
Gizi lebih terjadi jika terdapat ketidakseimbangan antara konsumsi energi dan
pengeluaran energi. Asupan energi yang berlebihan secara kronis akan menimbulkan
kenaikan berat badan, berat badan lebih (overweight) dan obesitas. Makanan
dengan kepadatan energi yang tinggi (banyak mengandung lemak atau gula yang
ditambahkan dan kurang mengandung serat) turut menyebabkan sebagian besar
keseimbangan energi yang positif ini. Selanjutnya penurunan pengeluaran energi
akan meningkatkan keseimbangan energi yang positif (Gibney, 2008:3).
Peningkatan pendapatan pada kelompok masyarakat tertentu, terutama di
perkotaan menyebabkan perubahan dalam gaya hidup, terutama pola makan. Pola
makan berubah ke pola makan baru yang rendah karbohidat, rendah serat kasar, dan
tinggi lemak sehingga menjadikan mutu makanan ke arah tidak seimbang. Dampak
masalah gizi lebih tampak dengan semakin meningkatnya penyakit degeneratif,
seperti jantung koroner, diabetes mellitus (DM), hipertensi, dan penyakit hati
(Supriasa, 2002:12). Penanggulangan masalah gizi lebih adalah dengan
menyeimbangkan masukan dan keluaran energi melalui pengurangan makan dan
penambahan latihan fisik. Penyeimbangan masukan energi dilakukan dengan
membatasi konsumsi karbohidrat dan lemak serta menghindari konsumsi alkohol
(Almatsier, 2001:312).
5/26/2018 LAPORAN PJBL 1
25/28
b. Gizi baik
Gizi baik adalah gizi yang seimbang. Gizi seimbang adalah makanan yang dikonsumsi
oleh individu sehari-hari yang beraneka ragam dan memenuhi 5 kelompok zat gizi
dalam jumlah yang cukup, tidak berlebihan dan tidak kekurangan (Dirjen BKM,
2002). Sekjen Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI) Dr. dr. Saptawati
Bardosono (2009) memberikan 10 tanda umum gizi baik, yaitu:
1) Bertambah umur, bertambah padat, bertambah tinggi. Tubuh dengan asupan gizi
baik akan mempunyai tulang dan otot yang sehat dan kuat karena konsumsi
protein dan kalsiumnya cukup. Jika kebutuhan protein dan kalsium terpenuhi
maka massa tubuh akan bertambah dan tubuh akan bertambah tinggi.
2) Postur tubuh tegap dan otot padat. Tubuh yang memiliki massa otot yang padat
dan tegap berarti tidak kekurangan protein dan kalsium. Mengonsumsi susu dapat
membantu mencapai postur ideal.
3) Rambut berkilau dan kuat. Protein dari daging, ayam, ikan dan kacang-kacangan
dapat membuat rambut menjadi lebih sehat dan kuat.
4) Kulit dan kuku bersih dan tidak pucat. Kulit dan kuku bersih menandakan asupan
vitamin A, C, E dan mineral terpenuhi.
5) Wajah ceria, mata bening dan bibir segar. Mata yang sehat dan bening didapat
dari konsumsi vitamin A dan C seperti tomat dan wortel. Bibir segar didapat dari
vitamin B, C dan E seperti yang terdapat dalam wortel, kentang, udang, mangga,
jeruk.
6) Gigi bersih dan gusi merah muda. Gigi dan gusi sehat dibutuhkan untuk membantu
menceerna makanan dengan baik. Untuk itu, asupan kalsium dan vitamin B pun
diperlukan.
7) Nafsu makan baik dan buang air besar teratur. Nafsu makan baik dilihat dari
intensitas anak makan, idealnya yaitu 3 kali sehari. Buang air besar pun harusnya
setiap hari agar sisa makanan dalam usus besat tidak menjadi racun bagi tubuh
yang dapat mengganggu nafsu makan.
8) Bergerak aktif dan berbicara lancar sesuai umur.
9) Penuh perhatian dan bereaksi aktif
10) Tidur nyenyak
c. Gizi kurang
5/26/2018 LAPORAN PJBL 1
26/28
Menurut Moehji, S (2003:15) Gizi kurang adalah kekurangan bahan-bahan nutrisi
seperti protein, karbohidrat, lemak dan vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh.
Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) pada tahun 1999, telah merumuskan faktor
yang menyebabkan gizi kurang seperti pada bagan di bawah ini.
Empat masalah gizi kurang yang mendominasi di Indonesia, yaitu (Almatsier,
2001:307):
1) Kurang Energi Protein (KEP)
Kurang Energi Protein (KEP) disebabkan oleh kekurangan makan sumber energi
secara umum dan kekurangan sumber protein. Pada anak-anak, KEP dapat
menghambat pertumbuhan, rentan terhadap penyakit terutama penyakit infeksi
dan mengakibatkan rendahnya tingkat kecerdasan. Pada orang dewasa, KEP bisa
menurunkan produktivitas kerja dan derajat kesehatan sehingga rentan terhadap
penyakit. Kemiskinan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya
KEP, namun selain kemiskinan faktor lain yang berpengaruh adalah kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang makanan pendamping serta tentang
pemeliharaan lingungan yang sehat (Almatsier, 2001:307).
2) Anemia Gizi Besi (AGB)
Masalah anemia gizi di Indonesia terutama yang berkaitan dengan kekurangan zat
besi (AGB). Penyebab masalah AGB adalah kurangnya daya beli masyarakat untuk
mengkonsumsi makanan sumber zat besi, terutama dengan ketersediaan biologik
tinggi (asal hewan), dan pada perempuan ditambah dengan kehilangan darah
melalui haid atau persalinan. AGB menyebabkan penurunan kemampuan fisik dan
produktivitas kerja, penurunan kemampuan berpikir dan penurunan antibodi
sehingga mudah terserang infeksi. Penanggulangannya dilakukan melalui
pemberian tablet atau sirup besi kepada kelompok sasaran.
3) Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI)
Kekurangan iodium umumnya banyak ditemukan di daerah pegunungan dimana
tanah kurang mengandung iodium. GAKI menyebabkan pembesaran kelenjar
gondok (tiroid). Pada anak-anak menyebabkan hambatan dalam pertumbuhan
jasmani, maupun mental. Ini menampakkan diri berupa keadaan tubuh yang
cebol, dungu, terbelakang atau bodoh. Penanggulangan masalah GAKI secara
5/26/2018 LAPORAN PJBL 1
27/28
khusus dilakukan melalui pemberian kapsul minyak beriodium/iodized oil capsule
kepada semua wanita usia subur dan anak sekolah di daerah endemik. Secara
umum pencegahan GAKI dilakukan melalui iodisasi garam dapur.
4) Kurang Vitamin A (KVA)
KVA merupakan suatu ganguan yang disebabkan karena kurangnya asupan
vitamin A dalam tubuh. KVA dapat mengakibatkan kebutaan, mengurangi daya
tahan tubuh sehingga mudah terserang infeksi, yang sering menyebabkan
kematian khususnya pada anak-anak. Selain itu KVA dapat menurunkan
epitelisme sel-sel kulit . Faktor yang menyebabkan timbulnya KVA adalah
kemiskinan dan minim pengetahuan akan gizi.
d. Gizi buruk
Gizi buruk adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan karena kekurangan asupan
energi dan protein juga mikronutrien dalam jangka waktu lama. Anak disebut gizi
buruk apabila berat badan dibanding umur tidak sesuai (selama 3 bulan berturut-
turut tidak naik) dan tidak disertai tanda-tanda bahaya. Dampak gizi buruk pada
anak terutama balita:
1) Pertumbuhan badan dan perkembangan mental anak sampai dewasa
terhambat.
2) Mudah terkena penyakit ispa, diare, dan yang lebih sering terjadi.
3) Bisa menyebabkan kematian bila tidak dirawat secara intensif.
5/26/2018 LAPORAN PJBL 1
28/28
DAFTAR PUSTAKA
Gibson S. R, 1990. Principles of Nutritional Asessment. New York: Oxford University Press.
Anonim. 1993. Nutritional Asessment, A Laboratory Manual. New York: Oxford University
Press.
Jelliffe, D. B, 1989. Community Nutritional Asessment. New York: Oxford University Press.
WHO Technical Report Series, 1995. Physical Status: The Use and Interpretion
of anthropometry. Geneva: WHO
Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Berg, Alan dan Robert J.Muscat. 1987. Faktor Gizi. Diindonesiakan oleh Prof. Dr. Achmad
Djaeni Sudiaoetomo. Jakarta: Bhratara Karya Aksara
Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia. 2009. Gizi dan Kesehatan MasyarakatEdisi Revisi. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Irianto, Djoko Pekik. 2006. Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan. Yogyakarta:
Andi Offset
MB, Arisman. 2010. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran (EGC)
Santoso, Soegeng dan Anne Lies Ranti. 1999. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: Rineka Cipta
Suyatno, Ir. MKes.______. Pengantar Penentuan Status Gizi. Semarang: Undip. Diunduh