3
LAPORAN PEMANTAUAN PERSISTENT ORGANIC POLLUTANTS ( POPs ) DI INDONESIA Pusat Sarana Pengendalian Dampak Lingkungan (PUSARPEDAL) Deputi Bidang Pembinaan Sarana Teknis Lingkungan dan Peningkatan Kapasitas KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP Tahun 2012

Laporan Persistent Organic Pollutants (POPs)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Persistent Organic Pollutants (POPs)

LAPORAN

PEMANTAUAN

PERSISTENT ORGANIC POLLUTANTS ( POPs )

DI INDONESIA

Pusat Sarana Pengendalian Dampak Lingkungan

(PUSARPEDAL)

Deputi Bidang Pembinaan Sarana Teknis Lingkungan dan Peningkatan Kapasitas

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP

Tahun 2012

Page 2: Laporan Persistent Organic Pollutants (POPs)

Pemantauan Persistent Organic Pollutants (POPs) di Indonesia Tahun 2012

PUSARPEDAL - KLH ii

PEMANTAUAN PERSISTENT ORGANIC POLLUTANTS (POPs) DI INDONESIA (RINGKASAN)

Pemantauan kualitas lingkungan akibat pencemaran kelompok senyawa Persistent Organic Pollutants (POPs), termasuk pestisida organoklorin (OCs) dan Polychlorinated Bhipenyls ( PCBs ) telah dilakukan pada bulan Maret - Juni 2012. Pemantauan dilaksanakan melalui pengambilan sampel air, sedimen dan tanah di area pertanian ataupun perkebunan.

Lokasi pemantauan meliputi Brastagi ( Sumatera Utara ), Cianjur dan Bandung ( Jawa Barat ), Kopeng ( Jawa Tengah ) dan Batu ( Jawa Timur ).

Senyawa POPs yang dipantau adalah Aldrin, Heptaklor, Heptaklor epoksid, Chlordan,

Dieldrin, Endrin, Metoksiklor, Heksaklorobenzen, Lindan, mirex, o,p’-DDE, p,p’-DDE, o,p’-DDD, p,p’-DDD, o,p’-DDT, dan p,p’-DDT. Pemantauan ini mempunyai tujuan untuk

menginventarisir jenis dan konsentrasi residu senyawa POPs yang terdapat di lingkungan, baik di air, tanah maupun sedimen. Senyawa POPs diekstrak dengan menggunakan pelarut

organik, kemudian di clean-up dan dianalisis dengan GCMS menggunakan kolom kapiler non

polar. Di daerah Batu, Jawa Timur, senyawa DDT dan turunannya hampir terdeteksi di

semua titik sampling. Senyawa p,p’-DDT pada contoh uji air terdeteksi di mata air Sungai Brantas Arboretum di kecamatan Bumiaji sebesar 0,0157 ng/ml dan Sungai Brantas di

Jembatan Pendem, kecamatan Junredjo sebesar 0,0260 ng/ml. Sementara turunan DDT yaitu o,p-DDD, p,p’-DDD, o,p-DDE, p,p’-DDE dan o,p-DDT hanya terdeteksi di air Sungai

Brantas di Jembatan Pendem, kecamatan Junredjo dengan nilai 0,007 – 0,016 ng/ml. P,p’-

DDT terdeteksi sebesar 2,800 ng/g di sedimen Sungai Brantas di Dusun Prambatan, Desa Gunung Sari dan 7,745 ng/g di Sungai Brantas di Jembatan Pendem. Turunannya yang

terdeteksi hanya senyawa p,p’-DDE sebesar 0,682 dan 1,237 ng/g. Senyawa Lindan di Bandung ditemukan pada tanah sawah di kecamatan Pasir

Jambu, Kabupaten Bandung sebesar 20,486 ng/g dan pada sedimen Sungai Cisangkuy dan

Sungai Ciwidey sebesar 4,568 – 6,724 ng/g. Terdeteksinya senyawa Lindan dengan konsentrasi yang cukup tinggi ini, dapat mengindikasikan bahwa senyawa ini kemungkinan

masih dipakai oleh petani. P,p’-DDT dan o,p-DDT ditemukan juga pada sedimen Sungai Cisangkuy di daerah Leuwibingbin dan Cimaung sebesar 2,535 – 24,578 ng/g. Begitu juga

turunan yang lain seperti p,p’-DDD, o,p-DDE dan p,p’-DDE, juga terdeteksi sebesar 1,448 -

1,946 ng/g. Senyawa p,p’-DDT dan o,p-DDT terdeteksi di tanah sawah, leuwibingbin Kab. Bandung, tanah sawah di tengah kota Kec. Soreang Kab. Bandung dan tanah sawah Kec.

Pasir Jambu, Kab. Bandung sebesar 2,2804 – 5,345 ng/g. Sedangkan turunannya yaitu o,p-DDD dan p,p’-DDE terdeteksi 1,015 – 1,203 ng/g pada tanah kebun sawi di leuwibingbin,

Kab.Bandung , tanah sawah di tengah kota Kec. Soreang Kab. Bandung dan tanah sawah Kec. Pasir Jambu, Kab. Bandung.

Di Cianjur ditemukan senyawa p,p’-DDT sebesar 3,682 ng/g di contoh uji sedimen

Sungai Cibeureum, dekat PLTA Cijedil. Turunannya yaitu p,p’-DDE dan o,p-DDD terdeteksi 1,840 ng/g dan 0,685 ng/g. Konsentrasi p,p’-DDT tertinggi ditemukan di tanah perkebunan

di Agropolitan, kecamatan Cipanas, Pacet sebesar 144 ng/g. Senyawa turunan yang paling dominan ditemukan adalah senyawa p,p’-DDE dan terdeteksi hampir di semua titik sampling

dengan kisaran konsentrasi 0,495 – 55,7 ng/g. Sementara itu turunan yang lain seperti o,p-

DDE, o,p-DDT, o,p-DDD dan p,p’-DDD ditemukan hanya di beberapa titik saja dengan kisaran 0,212 – 12 ng/g.

Page 3: Laporan Persistent Organic Pollutants (POPs)

Pemantauan Persistent Organic Pollutants (POPs) di Indonesia Tahun 2012

PUSARPEDAL - KLH iii

Sedimen di daerah Medan, senyawa target yang ditemukan adalah p,p’-DDT dan

p,p’-DDE. Masing-masing terdeteksi sebesar 4,438 ng/g dan 4,023 ng/g. Pada contoh uji tanah Medan, p,p’-DDT juga ditemukan bahkan mengalami kenaikan dibanding tahun lalu.

Sedangkan turunannya yakni p,p’-DDE dan p,p’-DDD yang pada tahun lalu tidak terdeteksi, pada tahun ini ditemukan 0,52 – 2,9 ng/g.

Sementara itu dalam sedimen Sungai Kaliparat, Kecamatan Getasan, Kabupaten

Semarang, tidak ditemukan semua senyawa POPs yang menjadi target. Untuk contoh uji tanah di daerah kopeng dan Bandungan, p,p’-DDT terdeteksi sebesar 3,50 – 5,84 ng/g, dan

p,p’-DDE sebesar 0,49 – 1,26 ng/g. Senyawa target lainnya seperti heksaklorobenzen, endrin, dieldrin, aldrin, heptaklor,

heptaklor epoksid, klordan, mirex dan metoksiklor tidak terdeteksi di semua titik. PCBs yang juga dipantau pada tahun ini, hanya di ambil pada air sungai Ciliwung di

daerah Jakarta. Senyawa ini tidak terdeteksi pada semua titik sampling.

Dengan masih terdeteksinya senyawa POPs di lingkungan pertanian serta perkebunan di Indonesia, maka perlu diinformasikan kepada instansi terkait untuk

pencegahan dan pengendalian dalam pemakaian senyawa yang sudah dilarang penggunaannya. Selain itu disarankan untuk melakukan pengkajian lebih lanjut mengenai

keberadaan senyawa-senyawa tersebut.