30
LAPORAN PENELITIAN SISTEM DISTRIBUSI PUPUK UREA BERSUBSIDI PADA PT.PUPUK KALIMANTAN TIMUR OLEH : Ir. I GUSTI AYU AGUNG LIES ANGGRENI, M.Par FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016

LAPORAN PENELITIAN SISTEM DISTRIBUSI PUPUK UREA … · sempurna, oleh karena itu saran yang konstruktif dari pembaca demi kesempurnaan laporan penelitian ini sangat dinantikan. Akhir

Embed Size (px)

Citation preview

LAPORAN PENELITIAN

SISTEM DISTRIBUSI PUPUK UREA BERSUBSIDI PADA

PT.PUPUK KALIMANTAN TIMUR

OLEH :

Ir. I GUSTI AYU AGUNG LIES ANGGRENI, M.Par

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan

laporan hasil penelitian dengan judul “Sistem Distribusi Pupuk Urea

Bersubsidi Pada PT.Pupuk Kalimantan Timur”. Tujuan penulisan semata -

mata untuk berbagi pengetahuan dengan para pembaca, serta untuk

menambah wawasan.

Di atas segalanya, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak atas dorongan, bimbingan, arahan, dan bantuannya, baik teman-

teman di Prodi Agribisnin maupun seluruh staff PT.Pupuk Kalimantan

Timur yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah mendukung dan

banyak memberikan masukan dan arahan selama kegiatan penelitian.

Kepada Bapak Ir. Agus Purwoko, selaku kepala kantor pemasaran

PT.Pupuk Kalimantan Timur maupun Bapak Ketua Prodi Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Udayana yang telah memberikan ijin untuk

melakukan kegiatan penelitian, juga disampaikan ucapan terima kasih.

Penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari

sempurna, oleh karena itu saran yang konstruktif dari pembaca demi

kesempurnaan laporan penelitian ini sangat dinantikan. Akhir kata semoga

laporan ini bermanfaat bagi pembaca.

Denpasar, 28 Januari 2016

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................ i

DAFTAR ISI.........................................................................................ii

DAFTAR TABEL.................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR.............................................................................iv

DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................v

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..............................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.........................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan......................................... ..................................2

1.4 Manfaat Penulisan.......................................... ...............................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Saluran Distribusi..........................................................3

2.2 Jenis-Jenis Saluran Distribusi.........................................................4

2.3 Fungsi Saluran Distribusi...............................................................4

2.4 Perantara Pemasaran..................................................................... ..5

2.5 Penentuan Jumlah Perantara pada Setiap Tingkat Saluran................6

2.6 Bauran Distribusi...........................................................................7

2.7 Pengertian Pupuk Urea.............................................................. .....8

2.8 Pengertian Pupuk Bersubsidi..........................................................8

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian............................ ...............................9

3.2 Jenis Data .....................................................................................9

3.3 Metode Pengumpulan Data............................................................9

3.4 Metode Analisis Data...................................................................10

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Perusahaan......................................................................11

4.2 Struktur Organisasi......................................................................12

4.3 Produk yang Distribusikan...........................................................15

4.4 Pihak Terkait Dalam Pendistribusian Pupuk Urea Bersubsidi........17

4.5 Sistem Pendistribusian Pupuk Urea Bersubsidi.............................20

4.6 Kendala Dalam Pendistribusian Pupuk Urea Bersubsidi................23

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan..................................................................................24

5.2 Saran............................................................................... .............24

DAFTAR PUSTAKA............................................................................25

LAMPIRAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Liberalisasi pasar pupuk awal 1999 mengatur distribusi pupuk tidak

lagi monopoli Pusri. Tetapi dapat dilakukan oleh berbagai pihak sesuai

mekanisme pasar. Kebijakan ini terbukti memperpendek dan

memperbanyak jalur distribusi pupuk sehingga petani dapat membeli dari

berbagai sumber dan relatif selalu tersedia dengan harga yang cenderung

lebih murah.

Pasar bebas mendorong persaingan yang ketat antar pelaku yang

terlibat dalam kegiatan distribusi, sehingga asas efisensi ditingkatkan

untuk mendapatkan keuntungan maksimal. Akibatnya, arah distribusi

pupuk tidak lagi berdasarkan alokasi kebutuhan petani, melainkan lebih

berdasarkan pada besarnya keuntungan yang diperoleh, termasuk

melakukan ekspor dan impor. Perubahan arah tersebut menyebabkan

munculnya kelangkaan pupuk Urea di daerah-daerah. Fenomena

kelangkaan dan tingginya harga pupuk merupakan permasalahan yang

seharusnya tidak terjadi karena produksi pupuk dalam negeri jauh

melebihi kebutuhan, bahkan Indonesia merupakan eksportir pupuk Urea.

Bila gejala tersebut terus berlanjut dikhawatirkan produksi beras

akan terganggu. Berdasarkan permasalahan tersebut, pemerintah harus

menerapkan kembali kebijakan pengendalian distribusi pupuk Urea.

Padahal pupuk Urea sangat penting untuk meningkatkan produktivitas dan

mutu komoditas hasil pertanian. Kita ketahui bahwa daya beli petani

relatif lemah. Untuk itu, pemerintah menetapkan kebijakan subsidi pupuk.

Namun terkadang dengan adanya subsidi ini, sering disalahgunakan oleh

pihak yang tidak bertanggung jawab. Mereka membeli dengan harga yang

telah disubsidi, kemudian menjual kembali ke petani dengan harga yang

lebih tinggi. Oleh karena itu, pengawasan dalam pendistribusian pupuk

perlu diperhatikan agar penyalurannya dapat tepat sasaran. Salah satu

sistem penyaluran yang telah diterapkan oleh PT. Pupuk Kalimantan

Timur untuk menghindari penyelewengan pupuk Urea bersubsidi, yaitu

sistem pipa tertutup dengan menggunakan Rencana Definitif Kebutuhan

Kelompok (RDKK).

1.2 Rumusan Masalah

Adapun hal yang akan dibahas dalam laporan penelitian ini yaitu

bagaimana sistem yang diterapkan oleh PT. Pupuk Kalimantan Timur

dalam mendistribusikan pupuk Urea bersubsidi ?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penyusunan laporan penelitian ini yaitu untuk

mengetahui sistem yang digunakan dalam penyaluran pupuk Urea

bersubsidi pada PT. Pupuk Kalimantan Timur.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Saluran Distribusi

Untuk perusahaan industri, saluran pemasaran atau saluran

distribusi merupakan hal yang sangat penting diperhatikan guna

penyampaian produk sehingga sampai kepada konsumen. Suatu produk

tidak akan banyak berguna bagi konsumen, bila produk tersebut tidak

tersedia pada saat dan tempat di mana seorang konsumen memerlukannya.

Dalam rangka kegiatan mempelancar aais barang atau jasa dari produsen

ke konsumen, maka salah satu faktor penting yang tidak boleh diabaikan

adalah menetapkan secara tepat saluran distribusi yang akan digunakan

dalam rangka menyalurkan barang atau jasa dan produsen ke konsumen.

Saluran pemasaran disebut juga dengan saluran perdagangan atau

saluran distribusi dan dapat didefinisikan ke dalam berbagai cara. Pada

umumnya definisi yang ada memberikan gambaran tentang saluran

distribusi ini sebagai rute atau jalur. Menurut Kotler (2002: 558) saluran

distribusi adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung, yang

terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk atau jasa siap untuk

digunakan atau dikonsumsi. Menurut Fandy Tjiptono (2002: 158)

pendistribusian adalah kegiatan pemasaran yang berusaha mempelancar

dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen ke

konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (Jenis,

jumlah, harga, tempat, dan waktu yang dibutuhkan). Menurut Swastha

(2002: 190) saluran distribusi untuk suatu barang adalah saluran yang

digunakan produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen ke

konsumen atau pemakai jasa industri.

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa saluran

distribusi adalah penyaluran yang mempunyai keinginan untuk

menyalurkan atau menyampaikan barang atau jasa dari produsen kepada

konsumen.

2.2 Jenis-Jenis Saluran Distribusi

Menurut Swastha (2000: 279) saluran distribusi mempunyai lima

tingkat yaitu:

a. Produsen Konsumen

Bentuk saluran ini adalah yang paling sederhana dan paling pendek dan

tanpa menggunakan perantara. Produsen dapat menjual barang yang

dihasilkannya melalui pos atau dengan cara mendatangi langsung

konsumen ke rumah.

b. Produsen Pengecer Konsumen

Saluran ini disebut sebagai saluran distribusi langsung, disini pengecer

besar langsung melakukan pembelian pada produsen.

c. Produsen Pedagang Besar Pengecer Konsumen

Saluran distribusi ini banyak digunakan oleh produsen dan dinamakan

sebagai saluran distribusi tradisional. Disini produsen hanya melayani

penjualan dalam jumlah besar kepada pedagang besar saja.

d. Produsen Agen Pedagang Besar Pengecer Konsumen

Dalam saluran distribusi produsen sering menetapkan agen sebagai

perantara untuk menyalurkan barangnya kepada pedagang besar yang

kemudian menjualnya ke toko-toko kecil.

e. Produsen Agen Pengecer Konsumen

Disini produsen memiliki agen (agen pendapatan atau pembelian)

sebagai penyalurnya. Ia menjalankan kegiatan pedagang besar dalam

saluran distribusi yang ada. Sasaran penjualannya terutama ditujukan

kepada pengecer besar.

2.3 Fungsi Saluran Distribusi

Menurut Bucari (2002: 141), para anggota saluran distribusi

melakukan beberapa tugas penting, seperti :

a. Informasi

Perantara pemasaran melakukan kegiatan pengumpulan dan penyebaran

informasi riset pemasaran mengenai potensi produsen pesaing, pelaku,

dan kekuatan lainnya dalam lingkungan pemasaran.

b. Promosi

Perantara melakukan kegiatan pengembangan dan penyebaran

komunikasi persuasif yang dirancang untuk menarik pelanggan pasar

penawaran tersebut.

c. Negosiasi

Perantara melakukan usaha untuk mencapai persetujuan akhir

mengenai harga dan syarat lain sehingga transfer kepemilikan dapat

dilakukan.

d. Pemesanan

Komunikasi dari para anggota saluran dan pemasaran ke produsen

mengenai minat untuk membeli dari para konsumen.

e. Pembiayaan

Perolehan dan pengalokasian dana yang dibutuhkan untuk membiayai

persediaan pada berbagai tingkat saluran pemasaran.

f. Pengambilan Resiko

Perantara melakukan penanggulangan resiko yang berhubungan dengan

pelaksanaan fungsi saluran pemasaran tersebut.

g. Pemilihan Fisik

Kesinambungan penyimpangan dan pergerakan produk fisik dari bahan

mentah sampai ke pelanggan akhir.

h. Pembayaran

Pembeli membayarkan tagihannya ke penjual melalui bank dan

institusi keuangan lainnya.

i. Hak Milik atau Transfer Kepemilikan

Transfer terjadi dari saru organisasi atau orang ke organisasi atau

orang lainnya.

2.4 Perantara Pemasaran

Menurut Swasdia (2002: 191), perantara pemasaran atau distribusi

merupakan suatu kegiatan usaha yang berdiri sendiri, berada di antara

produsen dan konsumen akhir atau pemakai industri yang menjalankan

kegiatan khusus di bidang distribusi. Perantara pemasaran atau distribusi

terdiri atas:

1. Perantara Pedagang

Perantara ini bertanggung jawab terhadap kepemilikan semua barang

yang dipasarkannya. Ada dua kelompok yang termasuk dalam perantara

pedagang, yaitu:

a. Pedagang Besar (whole Salers)

b. Pedagang Pengecer (retailer)

2. Perantara Agen

Perantara ini tidak mempunyai hak milik atas semua barang yang

mereka tangani. Perantara agen dapat digolongkan menjadi agen

penunjang dan agen lengkap.

2.5 Penentuan Jumlah Perantara pada Setiap Tingkat Saluran

Setelah produsen menentukan saiuran distribusi yang akan dipakai,

langkah selanjutnya adalah penentuan jumlah perantara untuk ditempatkan

sebagai pedagang besar dan pengecer. Menurut Kotler dan Armstrong

(2004: 525) serta Swastha (2002: 217), terdapat tiga alternatif yang dapat

ditempuh, yaitu:

a. Distribusi Intensif

Perusahaan berusaha menggunakan penyalur, terutama pengecer

sebanyak-banyaknya untuk mendekati dan mencapai konsumen.

Semakin cepat konsumen terpenuhi kebutuhannya, maka semakin cepat

mereka menikmati adanya kepuasan. Produk-produk yang disalurkan

melalui distribusi intensif ini adalah barang-barang standar.

b. Distribusi Selektif

Perusahaan yang menggunakan distribusi selektif memilih jumlah

pedagang besar atau pengecer yang terbatas dalam satu daerah

geografis. Penggunaan distribusi selektif ini dimaksudkan untuk

meniadakan penyalur yang tidak menguntungkan dan meningkatkan

volume penjualan dengan jumlah transaksi yang lebih terbatas.

Biasanya saluran distribusi selektif dipakai untuk memasarkan produk

baru atau barang shopping.

c. Distribusi Eksklusif

Distribusi eksklusif ini dilakukan oleh perusahaan dengan hanya

menggunakan suatu pedagang besar atau pengecer dalam daerah pasar

tertentu. Dengan hanya satu penyalur, produsen akan lebih mudah

dalam mengadakan pengawasan terutama pada tingkat daerah eceran

maupun pada usaha kerjasama dengan penyalur dan periklanan. Pada

umumnya distribusi eksklusif banyak dipakai untuk barang spesial atau

pada produk yang bila dijual memerlukan servis sesudah penjualan.

2.6 Bauran Distribusi

Menurut Malcolm H.B. Mc. Donald, Waren J Keegen (1997: 26),

terdapat lima hal yang merupakan dasar pembentukan biaya distribusi total

suatu perusahaan yaitu:

a. Fasilitas

Keputusan tentang fasilitas berkaitan dengan persoalan seberapa

banyak gudang dan pabrik yang harus didirikan dan dimana gudang

tersebut harus ditempatkan.

b. Persediaan

Biaya persediaan selalu mengambil porsi besar dari total biaya

distribusi sebagian perusahaan, tingginya biaya ini disebabkan oleh

beberapa hal, seperti beban bunga, kerusakan, kehilangan, asuransi dan

administrasi.

c. Transportasi

Aspek penting dari keputusan transportasi berkaitan dengan hal -hal

berikut, seperti model transportasi yang akan digunakan, apakah akan

membeli atau meleasing kendaraan, bagaimana menskedul pengiriman,

dan seberapa sering melakukan pengiriman.

d. Komunikasi

Komunikasi melibatkan bidang pemrosesan pesanan dan sistem

perkiraan kebutuhan. Tanpa dukungan komunikasi yang efektif, sistem

distribusi tidak akan pernah mampu menyediakan layanan konsumen

yang memuaskan dalam tingkat biaya yang dapat diterima.

e. Unitisasi

Cara suatu produk dikemas dan kemudian diakumulasikan ke dalam

unit yang lebih besar dapat berpengaruh pada keekonomisan distribusi.

Misalnya kemampuan untuk menempatkan barang pada sebuah palet,

yang selanjutnya akan menjadi unit beban untuk pemindahan dan

penimbunan, dapat membantu menghemat biaya yang cukup besar

dalam bidang penanganan dan pergudangan.

2.7 Pengertian Pupuk Urea

Menurut Setijo Pitojo (1995: 4), Pupuk adalah suatu bahan organik

atau anorganik yang berasal dari alam atau buatan yang diberikan kepada

tanaman secara langsung maupun tidak langsung untuk menambah unsur

hara esensial tertentu bagi pertumbuhan tanaman. Urea termasuk pupuk

anorganik yang mengandung unsur hara tunggal yaitu Nitrogen. Unsu r

hara Nitrogen berperan dalam kehidupan tanaman, yakni dipergunakan

untuk menyusun bagian-bagian tanaman.

Prinsip kimiawi pembuatan pupuk urea yaitu dengan cara

mensintesis unsur Nitrogen (N) dan Hidrogen (H) sehingga terbentuk gas

amoniak (NH2). Gas Amoniak bila direaksikan dengan karbondioksida

(CO2) akan membentuk urea (COfNPbh yang merupakan hasil akhir dari

proses kimiawi tersebut.

2.8 Pengertian Pupuk Bersubsidi

Menurut Peraturan Menteri Perdagangan RI No 2l/M-

DAG/PER/6/2008, Pupuk bersubsidi yaitu pupuk yang pengadaan dan

penyalurannya mendapat subsidi dari pemerintah untuk kebutuhan petani

yang dilaksanakan atas dasar program pemerintah sektor pertanian..

Pupuk bersubsidi adalah pupuk yang pengadaan dan penyalurannya

ditataniagakan dengan Harga Eceran Tertinggi (HET), yang ditetapkan di

tingkat pengecer resmi atau kelompok tani.

BAB III

METODE PENULISAN

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilakukan pada PT. Pupuk Kalimantan

Timur yang merupakan kantor perwakilan pemasaran Bali. PT. Pupuk

Kalimantan Timur beralamat di Jalan By Pass I Gusti Ngurah Rai No. 242,

Sanur Telp. (036 1) 288074, Fax. (0361) 288025. Kegiatan penelitian

dilaksanakan dari tanggal 28 Oktober 2015 sampai dengan 28 Nopember

2015.

3.2 Jenis Data

Adapun jenis data yang dikumpulkan menurut sifatnya yaitu data

kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang dapat

dihitung atau data yang berupa angka-angka, misalnya jumlah

pendistribusian pupuk Urea bersubsidi. Data kualitatif adalah data yang

dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat dan gambar yang tidak dapat

dihitung, misalnya gambaran umum perusahaan.

Sedangkan jenis data menurut sumbernya yaitu data primer dan data

sekunder. Data primer yang dikumpulkan diperoleh langsung dari staff di

perusahaan. Data sekunder yang dikumpulkan bersumber dari dokumen

yang terdapat pada perusahaan, seperti data tentang jumlah pendistribusian

pupuk.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan laporan

penelitian ini yaitu:

a. Wawancara

Yaitu proses perolehan data dengan melakukan tanya jawab langsung

dengan para staff perusahaan yang berkenaan dengan masalah yang

terkait dengan sistem pendistribusian pupuk Urea bersubsidi melalui

RDKK.

b. Dokumentasi

Mengadakan pencatatan data sekunder yang diperlukan untuk penulisan

laporan penelitian ini.

c. Observasi

Yaitu metode pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara

langsung ke perusahaan ataupun lembaga terkait seperti distributor dan

pengecer.

3.4 Metode Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis deskriptif yaitu

analisis yang menguraikan dan menjelaskan hasil -hasil yang diperoleh

dari data yang ada sehingga dapat ditarik kesimpulan.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Perusahaan

Pada tahun 1977, sebuah proyek pupuk lepas pantai dimulai di atas

dua buah kapal milik Pertamina, produsen minyak Indonesia yang

terbesar, yang kemudian menjadi awal dari berdirinya PT. Pupuk

Kalimantan Timur, yang dikenal juga dengan Pupuk Kaltim. Namun

karena pertimbangan teknis, maka sesuai Keppres No. 43/1975 proyek

tersebut dialihkan ke darat. Melalui Keppres No. 39/1976, Pertamina

menyerahkan pengelolaannya kepada Departemen Perindustrian.

Kesuksesan proyek tersebut menjadi tonggak pendirian sebuah pabrik di

atas lahan seluas 493 hektar, yang awalnya merupakan area hutan di

lereng perbukitan hutan Kalimantan Timur. Pupuk Kalimantan Timur

resmi berdiri pada tanggal 7 Desember 1977. Bahan baku utama pabrik

yang berlokasi di Bontang ini adalah gas alam yang disalurkan melalui

pipa sepanjang 60 kilometer yang terentang antara Bontang dan Muara

Badak.

Pada PT. Pupuk Kalimantan Timur terdapat lima pabrik yaitu,

Kaltim 1, Kaltim 2, Kaltim 3, POPKA dan Kaitim 4. Untuk

mengakomodasi kebutuhan dasar para karyawan perusahaan, berbagai

fasilitas pendukung yang sangat terpadu dibangun di kawasan industri

Bontang, seperti kompleks perumahan, pendidikan, kesehatan, rekreasi

dan pusat perbelanjaan. Fasilitas infrastruktur seperti jalan beraspal,

lapangan terbang, pelabuhan, kawasan pergudangan serta laboratorium dan

pusat pengontrolan operasional membuat Bontang bertransformasi menjadi

sebuah kota industri yang berwawasan lingkungan.

Pembangunan pabrik Kaltim 1 dimulai tahun 1979. Sedangkan

operasi komersialnya diawali pada tahun 1987. Pabrik Kaltim 2 dibangun

pada tahun 1982, ketika Kaitim 1 masih dalam proses penyelesaian.

Pembangunan Kaltim 2 dapat diselesaikan tiga bulan lebih cepat dari

jadwal yang ditetapkan. Kedua pabrik tersebut diresmikan pada tanggal 28

Oktober 1984 oleh Presiden Soeharto. Pabrik Kaltim 3 dibangun dua tahun

setelah peresmian Kaltim 1 dan Kaltim 2, dan diresmikan pada tanggal 4

April 1989. Pabrik Kaltim 4 mulai dibangun pada tahun 1999 dengan

kapasitas 570.000 ton Urea granule dan 330.000 ton amoniak per tahun.

Pabrik Urea Kaltim 4 selesai dibangun pada pertengahan tahun 2002,

sedangkan pabrik amoniak tuntas pada awal tahun 2003.

Pada tanggal 20 November 1996, dibangun pabrik urea unit 4 yang

disebut dengan Proyek Optimalisasi Kaltim (POPKA), dengan nilai

investasi sebesar USD 44 juta dan Rp 139 Miliar dengan kapasitas

produksi 570.000 ton per tahun. Dengan dibangunnya POPKA, maka

kelebihan produksi amoniak (ammonia excess) dan kelebihan gas CO2

yang biasanya terbuang ke atmosfer dapat bernilai tambah, yakni

menghasilkan produk urea granule.

Dalam penyaluran pupuk urea ke seluruh wilayah di Indonesia,

maka didirikankah kantor perwakilan pemasaran di beberapa wilayah.

Salah satunya yaitu kantor perwakilan pemasaran Bali yang beralamat di

Jalan By Pass I Gusti Ngurah Rai No. 242, Sanur yang didirikan pada

tanggal 1 April 2004. Namun, penerapan distribusi pupuk melalui pipa

tertutup yang didasarkan pada RDKK dimulai pada tangal 1 April 2006.

4.2 Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan suatu kerangka skematis yang

menggambarkan fungsi perusahaan atau pekerjaan yang dilaksanakan oleh

masing-masing karyawan. Dalam menjalankan perusahaan tentunya

diperlukan sebuah struktur organisasi yang berguna untuk lebih

mempertegas bagaimana tangung jawab dan tugas yang harus dikerjakan

oleh masing-masing bagian dalam perusahaan tersebut. Adapun struktur

organisasi pada PT. Pupuk Kalimantan Tmiui dapat dilihat pada gambar 1

berikut ini:

Gambar 1. Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI

KANTOR PEMASARAN PROVINSI BALI

Sekretaris

Lisda Rahmawati

Ka. Kantor Pemasaran Bali

Ir. Agus Purwoko

Ka. Pemasaran & Promosi

Riyanto Ka. Gudang & Distribusi

Tommy Johan Agusta, SE

Ka. Adm. Keuangan & Umum

Agus Alin Nadib

Pemasaran & Promosi

- I Ketut Gde Wiryantara

- Amron Prasetyo

Gudang & Distribusi

- Edi Santoso

- Ida Putu Widarsana

Administrasi & Keuangan

- Sutiani

- Rahmad Khairullah

- M. Zulkarnain

Driver :

- Sanidi Hadi Arto

Office Girl

- Ida Ayu Sri Astuti

Security

- Arif Wibiana

- Ketut Puana

- Made Dirhayaa

19

Adapun tugas dari masing-masing jabatan yaitu :

1. Kepala kantor pemasaran Bali

Menandatangani Surat Konfirmasi Persetujuan Penjualan

Pupuk Urea bersubsidi.

Menandatangani Delivery Order (DO).

Menandatangani faktur penjualan dan faktur pajak.

Memberikan dokumen permintaan dan penggantian kas-kas kecil.

Memeriksa dan menandatangani Memo Perincian Penerimaan

(MPP)

2. Sekretaris

Membuat dan mengarsip semua surat yang masuk dan keluar, baik

surat-surat internal maupun eksternal.

Konfirmasi ke bank untuk penebusan pupuk Urea

Menyiapkan Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) untuk

karyawan.

Melakukan fungsi resepsionis.

Menerima dan mencatat tagihan dari pihak III dan meneruskan ke

kepala Aministrasi dan keuangan .

3. Kepala Promosi dan Penjualan

Menandatangari surat konfirmasi distributor tentang permintaan

pembelian pupuk Urea bersubsidi.

Menyiapkan surat konfirmasi persetujuan atau penolakan penjualan

pupuk urea bersubsidi dan membubuhkan paraf.

Menerbitkan Delivery Order dan membubuhkan paraf.

Menerbitkan fakiur penjualan dan faktur pajak serta membubuhkan

paraf.

Memonitor dan mencatat penjualan Urea bersubsidi berdasarkan

Delivery Order (DO) ke dalam laporan penjualan Urea.

20

4. Kepala Administrasi dan Keuangan

Melakukan pemeriksaan validasi bukti transfer pada bank

perusahaan dan membubuhkan paraf atau tanda valid pada transfer

yang dimaksud.

Mengarsip Faktur Penjualan dan Faktur Pajak serta dokumen

pendukungnya.

Melakukan pembukuan.

Memeriksa dan menandatangani Memo Perincian Pembayaran

(MPP) pada kolom periksa.

Melakukan pembayaran dan pencatatan dalam buku pembayaran.

Menerima dan memeriksa surat permintaan uang muka karyawan

atau penggantian biaya dan selanjutnya melakukan verifikasi.

5. Kepala Gudang dan Distribusi

Mengurus penyediaan stok pupuk di gudang

Mengurus kedatangan kapal yang membawa pupuk dari Bontang

serta mengawasi pembongkaran pupuk di pelabuhan.

Mengecek stok di gudang dan menyesuaikan dengan administrasi

untuk menghindari terjadinya kesalahan pendistribusian pupuk.

4.3 Produk yang Didistribusikan

PT. Pupuk Kalimantan Timur menghasilkan tiga produk yaitu pupuk

Urea, amoniak, dan NPK pelangi. Namun Pupuk Kalimantan Timur ini

berorientasi dalam pendistribusian pupuk Urea bersubsidi yang dikenal

dengan pupuk Urea Daun Buah. Untuk kantor perwakilan pemasaran Bali

bertanggung jawab atas pendistribusian di daerah Bali.

Pupuk Urea adalah senyawa yang larut dalam air, CO(NH2)2,

dengan sebagian besar adalah kandungan Nitrogen yang merupakan

komponen utama dari urine mamalia dan organisme lain, sebagai hasil

akhir dari metabolisme protein. Pupuk Urea ini diproduksi dan disiapkan

dalam bentuk curah atau butiran.

21

Urea merupakan material kering dalam bentuk butiran atau curah,

Urea-N secara cepat berhidrolisa menjadi NH4+. Pupuk ini sering kali

digunakan untuk aplikasi langsung dalam pupuk campuran, dan dalam

larutan Nitrogen. N (Nitrogen) yang pada aplikasi ini berwujud sebagai

Urea-N, dan sekitar 66% dari Urea-N dihidrolisa menjadi Amonia-N

dalam penggunaan 1 hari hingga 1 minggu. Deskripsi produk : .

- Kandungan Nitrogen 46% min

- Kandungan Bioret 1% max

- Kandungan Air 0,5% max

- Prill size 1-3,35 mm, 90% min

- Granular size 2-4,75 mm 90% min

4.4 Pihak Terkait dalam Pendistribusian Pupuk Urea Bersubsidi

Pendistribusian pupuk kepada petani sangat penting untuk

menunjang kelancaran produksi agar dapat memperoleh hasil dengan mutu

yang baik. Agar pendistribusian pupuk Urea dapat berjalan efektif dan

tepat sasaran, maka ditetapkan penyaluran pupuk berdasarkan pola pipa

tertutup dengan menggunakan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok

(RDKK). Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) merupakan

daftar kebutuhan berdasarkan proyeksi luas tanam, waktu tanam, dan

kebutuhan riil yang digunakan sebagai dasar penyediaan pupuk oleh kios

atau pengecer resmi.

Pendistribusian pupuk Urea pada kantor pemasaran PT. Pupuk

Kalimantan Timur tidak lepas dari dukungan / peran lembaga penyalur

pupuk yang terdiri atas produsen, distributor dan pengecer. Namun,

penentuan distributor dan pengecer resmi ditentukan berdasarkan kontrak

kerja yang telah disetujui serta bedasarkan Surat Perjanjian Jual Beli

(SPJB) yang telah disetujui antara perusahaan dengan distributor dan

pengecer. Di samping peran produsen, distributor, dan pengecer, peran

petani, subak dan PPL sangat penting untuk mendukung kelancaran

distribusi pupuk Urea bersubsidi.

22

Adapun peran dan tanggung jawab dari petani, PPL, distributor, dan

pengecer resmi adalah sebagai berikut :

1. Petani, subak dan PPL

Memahami dan mendukung sistem distribusi pupuk bersubsidi melalui

pipa tertutup dengan merencanakan kebutuhan riil pupuk Urea sesuai

luas lahan yang ada dengan cara mengisi formulir RDKK dan diajukan

ke pengecer resmi. RDKK ini diserahkan minimal satu bulan sebelum

masa tanam.

2. Produsen

Bertanggung jawab mengamankan kebutuhan dan pendistribusian

pupuk bersubsidi di Provinsi Bali sesuai Permentan No. 66 atau SK

Gubernur.

3. Distributor

Bertanggung jawab mendistribusikan pupuk bersubsidi ke Lini IV

sesuai alokasi di wilayah yang menjadi tanggung jawabnya

berdasarkan RDKK yang telah diajukan oleh para pengecer.

4. Pengecer Resmi

Adapun peran dari pengecer resmi yaitu:

- Ikut berperan aktif dalam mensosialisasikan sistem penyaluran

pupuk bersubsidi melalui pipa tertutup.

- Merekap RDKK yang masuk maupun penyalurannya sesuai

kebutuhan, tanggal, dan waktu dibutuhkannya.

- Memberikan pelayanan yang maksimal kepada para pelanggan.

PT. Pupuk Kalimantan Timur memiliki lima distributor yaitu Pusat KUD

Bali Dwipa, PT. Pertani, PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia, PT.

Karya Andal Sejati, PT. Setia Tani. Masing-masing distributor memiliki

wilayah tanggung jawab dalam pendistribusian pupuk Urea bersubsidi.

Adapun wilayah tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Wilayah Tanggung jawab Distribusi

No Distributor Kabupaten Kecamatan

1 Pusat KUD Bali Dwipa Jembrana Melaya

Negara

Tabanan Marga Penebel

Gianyar Sukawati

Payangan Tampak

Siring

Klungkung Banjarangkan

Klungkung

2 PT. Pertani Tabanan Selemadeg

Barat

Selemadeg

Denpasar Denpasar Timur

Denpasar Selatan

Gianyar Blahbatuh

Ubud

Bangli Tembuku

Kintamani

Karangasem Manggis

Abang

3 PT. Perusahaan

Perdagangan Indonesia

Tabanan Baturiti

Pupuan

Bangli Susut

Bangli

Karangasem Rendang

Sidemen

Buku

Buleleng Tejakula

Kubutambahan

Buleleng

Seririt

No Distributor Kabupaten Kecamatan

4 Tabanan

Selemadeg

Timur

Kerambitan

Denpasar

Denpasar Barat

Denpasar Timur

Badung Kuta Selatan

Kuta

Kuta Utara

Abiansemal

Gianyar Gianyar

Tegalalang

5 PT. Setia Tani Jembrana Mendoyo

Pekutatan

Tabanan Tabanan

Kediri

Badung Mengwi

Petang

Klungkung Gianyar

Tegalalang

Karangasem Selat

Bebandem

Karangasem

Buleleng Sawan

Sukasada

Banjar

Busungbiu

Gerokgrak

4.5 Sistem Pendistribusian Pupuk Urea Bersubsidi

Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Perdagangan Republik

Indonesia No. 21/M-DAG/PER/6/2008, ditetapkan sistem distribusi pupuk

Urea bersubsidi sebagai berikut:

Produsen

Lini II/Gudang Produsen

Lini III/Gudang Kabupaten

Distributor

Pengecer/Lini IV

Petani/Kelompok Tani

Gambar 6. Sistem Pendistribusian Pupuk Urea

Adapun persiapan yang perlu dilakukan oleh pihak perusahaan

dalam mendistribusikan pupuk Urea yaitu mengurus berbagai administrasi

yang diperlukan dalam pengadaan stok pupuk di gudang dalam rangka

memenuhi permintaan pupuk berdasarkan RDKK yang dibuat oleh subak.

Sedangkan pihak subak, pengecer dan distributor harus mengurus berbagai

administrasi yang diperlukan dalam memperoleh pupuk Urea bersubsidi.

Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh yaitu:

1. Pada awalnya pihak subak membuat Rencana Definitif Kebutuhan

Kelompok (RDKK) dengan mengisi formulir RDKK dan disetujui oleh

kepala desa, PPL, serta ketua subak atau kelompok tani.

2. Pengecer resmi merekap RDKK dari subak-subak yang menjadi

tanggung jawabnya, kemudian RDKK tersebut diserahkan ke

distributor

3. Distributor selanjutnya menyerahkan RDKK ke PT. Pupuk Kalimantan

Timur untuk diproses. Di bagian penjualan, RDKK ini dikoreksi

mengenai luas lahan dan jumlah pupuk yang diminta oleh masing-

masing subak. Dalam mengoreksi luas lahan, perusahaan mengacu

kepada data luas tanam subak-subak di Bali yang diperoleh dari Dinas

Pertanian Provinsi Bali.

4. Untuk menebus pupuk yang diperlukan, maka distributor mengirimkan

Surat Penebusan Pupuk yang berisi jumlah pupuk yang diminta oleh

masing-masing pengecer resmi.

5. Surat Penebusan Pupuk ini kemudian diverifikasi oleh staff penjualan

untuk jumlah pupuk yang setuju didistribusikan ke kios-kios.

Kemudian dibuat rincian persetujuan penebusan pupuk Urea.

6. Bagian penjualan menerbitkan Letter of Confirmation atau Konfirmasi

Permintaan Urea Sektor Pertanian yang diparaf oleh kepala penjualan

dan ditandatangani oleh pimpinan perusahaan, kemudian dikirim ke

distributor.

7. Untuk dapat mengambil pupuk tersebut, distributor harus melakukan

pembayaran ke bank perusahaan sejumlah yang tertera pada Surat

Konfirmasi Permintaan Urea Sektor Pertanian. Kemudian mengirimkan

bukti pembayaran ke perusahaan melalui fax.

8. Sekretaris melakukan konfirmasi ke bank mengenai pembayaran yang

dilakukan oleh distributor.

9. Setelah pembayaran tersebut dinyatakan sah, staff penjualan membuat

Delivery Order (DO) yang diparaf oleh kepala penjualan dan kemudian

ditandatangani oleh pimpinan perusahaan, kepala distributor dan

kepala gudang. Delivery Order terdiri atas 6 lembar. Lembar 1 (putih)

dan lembar 2 (Merah) diserahkan kepada distributor. Lembar Merah

digunakan untuk mengambil Urea di gudang. Lembar 3 (Biru) untuk

bagian promosi dan penjualan. Lembar 4 (Kuning) untuk bagian

administrasi dan keuangan. Lembar 5 (Putih) untuk bagian gudang dan

lembar 6 (Hijau) untuk bagian gudang dan distribusi.

10. Setelah Delivery Order (DO) selesai, distributor datang untuk

mengambil lembar 1 dan lembar 2 serta menandatangani bukti

pengambilan Delivery Order (DO).

11. Distributor kemudian mengambil pupuk Urea di gudang dengan

membawa lembar 2 dari Delivery Order (DO). Bagian gudang akan

mengecek kebenaran DO tersebut dengan arsip lembar 5 dari Delivery

Order (DO). Setelah cocok, distributor bisa mengambil pupuk sesuai

dengan jumiah yang tertera pada Delivery Order (DO) tersebut.

12. Pupuk diangkut ke kios-kios yang memerlukan.

13. Ketua subak mengambil pupuk di kios tempat menyerahkan RDKK.

Dimana jumlah pupuk yang diambil berdasarkan jumlah yang telah

disetujui oleh perusahaan.

4.6 Kendala dalam Pendistribusian Pupuk Urea Bersubsidi

Dalam pendistribusian pupuk Urea bersubsidi, perusahaan

menghadapi beberapa kendala yaitu:

- Petani belum memahami penuh tentang penebusan pupuk bersubsidi

melalui RDKK.

- Adanya subak yang melakukan mark up luas garapan dengan tujuan

mendapatkan pupuk yang lebih dari kebutuhan.

- Adanya pencantuman dosis pupuk yang berlebihan pada RDKK.

- Adanya kebebasan distributor dan kios dalam menyalurkan pupuk

bersubidi.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka dilakukan beberapa hal

yaitu :

- Dilakukan sosialiasi di masing-masing kota atau kabupaten mengenai

fungsi dan cara pembuatan dan pengajuan RDKK untuk mendapatkan

pupuk bersubsidi.

- Dalam mengecek RDKK, perusahaan mengacu kepada data luas subak

dan Dinas Pertanian Provinsi Bali, sehingga dari data tersebut dapat

dicocokkan luas lahan yang dicantumkan pada RDKK dengan data dari

Dinas Pertanian. Mengadakan sosialisasi mengenai dosis pemakaian

pupuk berdasarkan rekomendasi dari Dinas Pertanian.

- Melakukan rayonisasi distributor di Lini IV (Kecamatan) agar jelas

wilayah tanggung jawab dalam pendistribusian pupuk.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penditribusian pupuk

Urea besubsidi dilakukan dengan menerapkan sistem pipa tertutup melalui

penggunaan RDKK dalam menentukan jumlah pupuk yang diperlukan oleh

masing-masing subak. Dimana saluran pendistribusiannya adalah sebagai

berikut:

Produsen

Lini III/Gudang Kabupaten

Distributor

Pengecer/Lini IV

Petani/Kelompok Tani

Dengan menggunakan RDKK ini, pendistribusian pupuk dapat lebih

terkontrol sehingga dapat menghindari terjadinya penyelewengan pupuk.

5.2 Saran

Sistem pendistribusian pupuk Urea Bersubsidi pada PT. Pupuk

Kalimantan Timur sudah tertata dengan sangat baik. Namun sistem

pengawasan yang sudah diterapkan belum menjamin adanya keamanan

dalam pendistribusian pupuk. Terutama dari pihak subak yang masih

banyak melakukan mark up luasan lahan serta mencantumkan kebutuhan

pupuk berdasarkan luas baku subaknya (bukan berdasarkan luas

tanamnya), menyebabkan penyaluran tidak efektif. Karena kelebihan yang

diterima subak, seharusnya dapat dialokasikan ke subak lain yang masih

kekurangan pupuk. Untuk meningkatkan kinerja PT. Pupuk Kalimantan

Timur dalam hal pendistribusian pupuk Urea bersubidi diperlukan

tindakan sebagai benkut:

1. Untuk mengontrol ketepatan penyaluran pupuk Urea ini, RDKK belum

menjamin adanya kebenaran luas lahan garapan yang dicantumkan

masing masing anggota subak. Untuk itu, kesesuaian data ini perlu

disesuaikan dengan data yang terbaru dari dinas pertanian. Setidaknya,

setahun sekali ada pembaharuan data dari dinas. Memang terjadi

kesulitan dalam memperoleh data terbaru dari dinas provinsi Bali.

Untuk itu, sebaiknya perusahaan berkoordinasi dengan dinas masing-

masing kabupaten untuk merekap data luasan lahan pertanian di

masing-maing kabupaten.

2. Memanfaatkan kemajuan teknologi untuk mentransfer data luas subak

dan masing-masng kabuaten ke kantor pemasaran perwakilan Bali. Hal

ini dapat dilakukan secara online.

Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa koordinasi dan kerja sama sangat

penting untuk mendukung kelancaran pendistribusian pupuk Urea

bersubsidi sehingga dapat sesuai dengan asas 6 Tepat (Tepat waktu, jenis,

jumlah, tempat, mutu, dan harga).

DAFTAR PUSTAKA

Basu Swastha, DH. 2002. “Azas-azas Bisnis Modern”. Edisi Ketiga.

Yogyakarta: Liberty.

Basu Swastha dan irawan. 2000. “Pengantar Bisnis Modern”. Edisi

Ketiga. Yogyakarta: Liberty.

Bucari, Alma. 2002. “Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa”. Edisi

Kedua. Bandung: CV. Alfa Beta.

Tjiptono, Fandy. 2002. “Strategi Pemasaran”. Edisi Kedua. Yogyakarta:

Andy.

Kotler, Philip. 2002. “Manajemen Pemasaran”. Edisi Milenium Jilid 1.

Jakarta: Perihellindo.

Kotler, Philip and Gary Armstrong. 2004. “Dasar-Dasar Pemasaran”.

Edisi Kesembilan Jilid I. Jakarta: PT. Indeks.

Malcolm HB, Mc Donald and Warren J. Keegen. 1997. “Marketing Plan

That Work”. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Pitojo, Setijo. 1995. “Penggunaan Urea Tablet”. Jakarta: Penebar

Swadaya.