Upload
lenguyet
View
229
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Laporan Penelitian
PROFIL KADAR GULA DARAH SETELAH INDUKSI DAN SETELAH OPERASI
PADA INFANT YANG DIBERIKAN CAIRAN RUMATAN D5¼NS PADA OPERASI
DARURAT DAN ELEKTIF DI RSUD DR. SOETOMO - SURABAYA
Oleh:
Vita H. Kusumawardani, dr.
Pembimbing:
Dr. Arie Utariani, dr. SpAn. KAP
Bambang Pujo Semedi. dr. SpAn. KIC
Departemen / SMF Anestesiologi dan Reanimasi Program Pendidikan Dokter Spesialis-1
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya
2017
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
i
Laporan Penelitian
PROFIL KADAR GULA DARAH SETELAH INDUKSI DAN SETELAH
OPERASI PADA INFANT YANG DIBERIKAN CAIRAN RUMATAN
D5¼NS PADA OPERASI DARURAT DAN ELEKTIF DI RSUD DR.
SOETOMO – SURABAYA
Untuk memperoleh gelar Dokter Spesialis Anestesiologi dan Reanimasi
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.
Oleh:
Vita H. Kusumawardani, dr.
Departemen / SMF Anestesiologi dan Reanimasi Program Pendidikan Dokter Spesialis-1
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya
2017
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
v
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan karunia-Nya, kami berkesempatan mengikuti dan menyelesaikan Program
Pendidikan Dokter Spesialis I Anestesiologi dan Reanimasi Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga Surabaya serta dapat menyusun dan menyelesaikan penelitian
“Profil Kadar Gula Darah Setelah Induksi dan Setelah Operasi Pada Infant yang
Diberikan Cairan Rumatan D5¼NS Pada Operasi Darurat Dan Elektif di RSUD dr.
Soetomo - Surabaya” sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan
keahlian di bidang Anestesiologi.
Rasa kagum, hormat dan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kami kepada
seluruh guru dan panutan saya di Departemen/SMF Anestesiologi dan Reanimasi atas
segala bantuan, bimbingan, arahan dan nasehat selama kami menempuh pendidikan,
kepada seluruh civitas akademika PPDS I Anestesiologi dan Reanimasi Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga dan kepada pihak-pihak yang memberikan bantuan
selama proses penyusunan penelitian ini, yaitu :
1. Hamzah, dr.,SpAn.KNA selaku Kepala Departemen Anestesiologi dan
Reanimasi yang telah memberi kesempatan untuk menjadi peserta PPDS I
Anestesiologi dan Reanimasi.
2. Dr. Arie Utariani, dr.,SpAn.KAP sebagai Ketua Program Studi Anestesiologi dan
Terapi Intensif, pembimbing penelitian, dan ibu bagi kami.
3. Prof. Siti Chasnak Saleh, dr.,SpAn.KIC.KNA sebagai guru dan ibu yang selalu
tiada mengenal lelah untuk mengarahkan, mendidik dan membimbing selama
menempuh pendidikan terutama menyangkut neuroanestesi serta membimbing
dengan sabar selama pembuatan poster yang diajukan pada INA-SNACC tahun
2016.
4. Dr. Elizeus Hanindito, dr., SpAn.KIC.KAP sebagai guru dan pembimbing
akademis yang telah membantu kelancaran ilmiah kami.
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
vi
5. Bambang Pujo Semedi, dr.,SpAn.KIC sebagai dosen pembimbing yang telah
memberikan ide penelitian dan dengan segala penuh perhatian dan kesabaran
telah memberikan sumbangan pikiran, tenaga dan waktu.
6. Seluruh guru-guru kami di Departemen Anestesiologi dan Reanimasi Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga/RSU dr.Soetomo Surabaya yang dengan
segala kesabaran dan cinta kasih telah membimbing, mendidik, mengajar dan
melatih kami selama proses pendidikan.
7. Seluruh pasien, paramedis, karyawan, dan karyawati di lingkungan Departemen
Anestesiologi dan Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/RSU
dr.Soetomo Surabaya dan RS jaringan yang memiliki peran sangat besar sebagai
“guru” dalam menempuh pendidikan ini.
8. Rekan-rekan sejawat PPDS I di RSU dr.Soetomo, khususnya PPDS I
Anestesiologi dan Reanimasi (Alm. Hariadi; semoga beristirahat dengan damai).
9. Terima kasih kepada kedua orang tua kami, Hendro Susilo (Alm) dan Paula
Linda atas kesabaran dan kegigihannya menyediakan kesempatan, waktu, dan
mengusahakan biaya dalam segala keterbatasan.
10. Terima kasih kepada tante kami Evi Pangadjaja dan Lenna Gani Morrow yang
telah membantu pembiayaan selama perjalanan pendidikan.
11. Kakak kami Venny Adriana beserta suami yang telah menjaga kedua orang tua
selama kami dalam masa pendidikan.
12. Keponakan kami tercinta Michael, Kathleen, dan Andreia yang telah
memberikan dukungan moril dan kekuatan psikologis.
Akhir kata, permohonan maaf kepada semua pihak atas segala kekhilafan baik
yang disengaja maupun tidak. Semoga hasil karya ini dapat berguna bagi
pengembangan ilmu dan merangsang penelitian-penelitian baru. Semoga Tuhan Yang
Maha Esa selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua. Amin
Surabaya, 16 Juni 2017
Peneliti
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
vii
ABSTRAK
Latar Belakang: 311-316 (4-5%) pasien infant menjalani operasi elektif di RSUD dr. Soetomo Hospital Surabaya setiap tahun. Salah satu persiapan operasi adalah puasa. Pasien pediatri lebih mudah mengalami hipoglikemia karena metabolisme yang tinggi dan simpanan glikogen lebih sedikit; oleh karenanya, infus Dekstrosa 5% NaCl 0.225% biasa digunakan sebagai rumatan. Penelitian sebelumnya pada pasien operasi elektif menunjukkan peningkatan kadar gula darah post-operatif bermakna. Pada pasien darurat, stres dan puasa yang tidak cukup mungkin mempunyai peran dalam peningkatan kadar gula darah post-operatif.
Metode: 14 infant yang menjalani operasi darurat (kelompok I) dan 14 operasi elektif (kelompok II) yang sesuai kriteria inklusi dan eksklusi diambil sebagai sampel. Informed consents diambil, pasien dipuasakan sesuai panduan American Society of Anesthesiologists (ASA); kecuali pasien darurat yang tidak memungkinkan ditunda operasinya. Infus Dekstrosa 5% NaCl 0.225% digunakan sebagai rumatan selama operasi sesuai standar di RSUD dr. Soetomo. Sampel GDA diambil setelah induksi anestesi dan setelah operasi. Perbedaan GDA durante operasi dibandingkan antara kedua kelompok.
Hasil: Kelompok I mengalami peningkatan GDA yang lebih tinggi secara bermakna dibanding kelompok II. Lama operasi berbeda bermakna antara kedua kelompok sedangkan usia, berat badan, lama operasi, kadar GDA preoperasi homogen.
Kesimpulan: Pasien infant yang menjalani operasi darurat lebih cenderung mengalami hiperglikemia postoperatif, oleh karenanya, kadar dekstrosa yang lebih rendah mungkin diperlukan untuk rumatan selama operasi. Pada kasus ini, puasa yang terlalu lama mungkin mempunyai andil, sedangkan stres preoperatif tidak diamati. Penelitian lebih lanjut diperlukan mengenai penyebab lebih tingginya peningkatan kadar gula darah pada operasi darurat dan dalam penentuan kadar dekstrosa yang tepat untuk rumatan selama operasi pada infant.
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
viii
ABSTRACT
Background: 311-316 (4-5%) infants underwent elective surgeries in dr. Soetomo Hospital Surabaya annually. Where preoperative preparations including fasting, pediatric patients are more prone to suffer from hypoglycemia due to high metabolism rate and less glycogen storage; thus, infusion of Dextrose 5% NaCl 0.225% is commonly used for maintenance. Several studies in elective surgery patients had shown significant increase of blood glucose level postoperatively. In emergency settings, stress and inadequate fasting may have an impact in causing higher increase of blood glucose level postoperatively; thus, lower concentration of dextrose might be required in maintenance infusion.
Methods: 14 infants who underwent emergency surgeries (group I) and 14 of elective surgeries (group II) who matched the inclusion and exclusion criterias were collected as samples. Informed consents were taken, patients were fasted according to the American Society of Anesthesiologists (ASA) guidelines; unless the urgency of the surgery made inadequate fasting inevitable. Infusion of Dextrose 5% NaCl 0.225% were used as maintenance during surgery according to the clinical standard of care in dr. Soetomo Hospital. Random blood glucose samples were taken after induction of anesthesia and right after surgery. The difference between both samples were then compared between groups.
Results: Group I had significantly higher increase of random blood glucose compared to group II. Fasting period were significantly different between each group whereas age, body-weight, surgery time, and preoperative random blood glucose level were similar between groups.
Conclusion: Infants who underwent surgeries in emergency settings are more prone to suffer from postoperative hyperglycemia, thus, lower dextrose concentration might be required for maintenance during operation. In this case, prolonged fasting may have a role in causing it while preoperative stress was not observed. Further investigations are required to evaluate the factors that may cause the higher increase of blood glucose level during surgeries in emergency settings; and in determining the proper dextrose concentration used in maintenance of infusion during surgeries in infants.
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
ix
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar prasyarat gelar ...................................................................................... ...i
Lembar pernyataan orisinalitas ........................................................................ ..ii
Lembar pengesahan ....................................................................................... .iii-iv
KATA PENGANTAR .......................................................................................v-vi
ABSTRAK .................................................................................................... vii-viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... .ix-xi
BAB 1: Pendahuluan 1-4
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................1-2
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................. 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................... 3
1.3.1 Tujuan Umum ......................................................................................... 3
1.3.2 Tujuan Khusus ........................................................................................ 3
1.4 Manfaat ............................................................................................................. 4
1.4.1 Manfaat Klinis ......................................................................................... 4
1.4.2 Manfaat Akademis ................................................................................. ..4
BAB 2: Tinjauan Pustaka: Kadar Gula Darah dan Masa Perioperatif 5-16
2.1. Pembagian Usia Menurut World Health Organization (WHO) ....................... 5
2.2. Sejarah dan Standard Managemen Gula Darah Perioperatif ........................5-7
2.3. Metabolisme Energi ......................................................................................7-8
2.4. Efek Puasa pada Metabolisme Gula Darah ...................................................8-9
2.5. Respon Metabolik terhadap Stres pada Pediatri ....................................... ..9-11
2.6. Pembagian Cairan Infus ................................................................................. 12
2.7. Pengaruh Cairan Rumatan Mengandung Glukosa dan Obat-obatan ............. 13
Perioperatif terhadap Kenaikan Kadar Gula Darah
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
x
2.8 Reliabilitas Glukometer Easy•Touch® dibandingkan Pemeriksaan
Laboratorium ............................................................................................. 13-16
2.8.1 Akurasi ............................................................................................. 13-14
2.8.2 Spesifisitas ............................................................................................14
2.8.3 Perhatian Khusus Pemakaian Glukometer Easy•Touch® .............. .14-16
BAB 3: Kerangka Konseptual 17-18
3.1 Kerangka Konseptual ...................................................................................... 17
3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual .................................................................... 18
BAB 4: Metode Penelitian 19-27
4.1 Jenis dan Desain Penelitian............................................................................19
4.2 Subyek ....................................................................................................... 19-20
4.2.1 Pemilihan Subyek .......................................................................... 19-20
4.2.2 Data Sampel ....................................................................................... 20
4.3 Definisi Variabel Konseptual dan Operasional ....................................... ..20-22
4.4.1 Variabel Konseptual.........................................................................20-21
4.4.2 Definisi Variabel Operasional..........................................................21-22
4.4 Waktu dan Lokasi Penelitian ......................................................................... 22
4.5 . Metode.......................................................................................................22-23
4.6 Alur Penelitian ........................................................................................ ..23-26
4.6.1 Prosedur Penelitian .......................................................................... 23-25
4.6.2 Kerangka Operasional ......................................................................... .26
4.7 Analisa Data ................................................................................................. .27
4.8 Etik .................................................................................................................27
BAB 5: HASIL PENELITIAN 28-32
5.1 Karakteristik Subyek..................................................................................28-30
5.2 Analisis Statistik Hasil Pengumpulan Data................................................ 30-32
BAB 6: PEMBAHASAN 33-37
BAB 7: KESIMPULAN DAN SARAN 38-39
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
xi
7.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 38
7.2 Saran ........................................................................................................... 38-39
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiv
DAFTAR PUSTAKA xv-xvii
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Produksi glukosa endogen (EGP) pada manusia sehat sesuai usia ...... 8
Tabel 2.2 Efek respon metabolik terhadap stress ............................................... 11
Tabel 5.1 Karakteristik subyek penelitian .......................................................... 28
Tabel 5.2 Uji normalitas karakteristik subyek penelitian................................... 29
Tabel 5.3 Uji homogenitas perbandingan komponen sampel pasien
Darurat dan Elektif yang mempengaruhi hasil penelitian
(Mann-Whitney test) ........................................................................... 30
Tabel 5.4 Perbandingan kadar gula darah kelompok 1 (Darurat) ...................... 31
Tabel 5.5 Perbandingan kadar gula darah kelompok 2 (Elektif) ....................... 31
Tabel 5.6 Perbandingan selisih kadar gula darah sebelum operasi dan
setelah operasi kelompok 1 (Darurat) dengan kelompok 2
(Elektif) .............................................................................................. 32
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1: Produksi dan pemakaian glukosa ....................................................... 7
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran I: Rencana pembiayaan penelitian ................................................... .xviii
Lampiran II: Information for consent ......................................................... xix-xxiii
Lampiran III: Informed consent ....................................................................... .xxiv
Lampiran IV: Surat pernyataan pengunduran diri ..............................................xxv
Lampiran V: Lembar pengumpulan data ........................................................ .xxvi
Lampiran VI: Data pasien dan pengelolaan statistik............................... .xxvii-xlvii
Lampiran VII: Lembar kelaikan etik........................................................... xlviii-lii
Sertifikat Keterangan Kelaikan Etik ....................................................................liii
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
1
BAB 1
Pendahuluan
1.1 Latar belakang
311 (4%) pasien usia >28 hari-1 tahun (infant) menjalani operasi elektif di
Gedung Bedah Pusat Terpadu (GBPT), Surabaya pada tahun 2015. Angka ini
relatif konstan dibanding data tahun 2016 yaitu 316 (5%) pasien. Persiapan pasien
yang akan menjalani operasi mencakup ketentuan puasa, yang rutin dilakukan
sesuai kriteria American Society of Anesthesia (ASA) yang mensyaratkan puasa 2
jam untuk cairan bening, 4 jam untuk air susu ibu (ASI), 6 jam untuk susu
formula dan makanan ringan, serta 6-8 jam untuk makanan berat(1).
Pada pasien pediatri laju pemakaian glukosa lebih tinggi dibandingkan
dewasa dimana laju tertinggi pada usia 1 bulan – 6 tahun dan cadangan glikogen
lebih sedikit dibandingkan dewasa sehingga lebih rentan mengalami
hipoglikemia. Pasien pediatri dapat mengalami hipoglikemia dalam puasa 24 jam
dibandingkan 86 jam pada pasien dewasa(2)(3)(4). Oleh karenanya, dianjurkan
pemakaian cairan rumatan mengandung glukosa untuk pasien anak-anak. Di
RSUD dr. Soetomo, ±95% pasien pediatri menggunakan D5¼NS sebagai cairan
rumatan durante operasi, sisanya menggunakan Ringer’s Lactate dan NaCl 0.9%.
Perlu dipertimbangkan bahwa pemberian cairan rumatan mengandung glukosa
dengan kadar yang tidak tepat dapat memicu hiperglikemia pasca operasi seperti
ditemukan pada penelitian-penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan pada
pasien elektif(5)(6)(7)(8). Hiperglikemia pasca operasi dapat menimbulkan
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
2
komplikasi seperti peningkatan resiko infeksi luka operasi 30 hari pasca operasi
sampai 25%, peningkatan komplikasi akibat trauma >2 kali lipat, gangguan
penyembuhan luka operasi, dan peningkatan angka mortalitas pasca operasi
sampai 50%(9)(10)(11)(12)(13). Kondisi hiperglikemia pasca operasi juga
diperberat oleh stres durante operasi akibat tindakan operasi akibat peningkatan
katekolamin dan kortisol, tindakan / obat anestesi seperti dexamethasone atau
sevoflurane, dan stres psikologis(14)(15). Pada pasien operasi darurat, tingkat
stres akan lebih tinggi karena persiapan baik medis maupun psikologis yang lebih
singkat sehingga resiko hiperglikemia perioperatif lebih besar(16)(17).
Seberapa besar perbedaan perubahan kadar gula darah antara pasien yang
menjalani operasi elektif dibandingkan dengan operasi darurat belum diketahui
pasti. Oleh karenanya, penelitian ini perlu dilakukan sebagai pertimbangan
penggunaan jenis cairan rumatan durante operasi elektif dan darurat.
1.2 Rumusan masalah
Apakah ada perbedaan profil kadar gula darah perioperatif pada pasien
infant yang menjalani operasi darurat dan elektif dengan infus rumatan D5¼NS di
RSUD dr. Soetomo - Surabaya?
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
3
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
a. Menganalisa profil kadar gula darah pasien infant dengan infus
rumatan D5¼NS yang menjalani operasi darurat dengan operasi
elektif.
b. Memberikan rekomendasi penyesuaian standar infus rumatan di
RSUD dr. Soetomo, Surabaya
1.3.2 Tujuan khusus
a. Menganalisa profil kadar gula darah setelah induksi dan setelah
operasi pasien infant yang menjalani operasi darurat di OK Instalasi
Rawat Darurat dengan infus rumatan D5¼NS di RSUD dr. Soetomo –
Surabaya.
b. Menganalisa profil kadar gula darah setelah induksi dan setelah
operasi pasien infant yang menjalani operasi elektif dengan infus
rumatan D5¼NS di Gedung Bedah Pusat Terpadu (GBPT) RSUD dr.
Soetomo – Surabaya.
c. Menganalisa kemungkinan faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi
profil kadar gula darah setelah induksi dan setelah operasi pasien
infant yang menjalani operasi darurat.
d. Menganalisa kemungkinan faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi
profil kadar gula darah setelah induksi dan setelah operasi pasien
infant yang menjalani operasi elektif.
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
4
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat klinis
a. Mengetahui efek infus rumatan D5¼NS terhadap kadar gula darah
setelah induksi dan setelah operasi pada operasi darurat.
b. Mengetahui efek infus rumatan D5¼NS terhadap kadar gula darah
setelah induksi dan setelah operasi pada operasi elektif.
c. Meningkatkan kewaspadaan terhadap potensial hiperglikemia setelah
post-operasi baik pada pasien operasi elektif maupun darurat.
d. Sebagai dasar pertimbangan perlu atau tidaknya dibedakan antara
standar kadar dekstrosa infus rumatan durante operasi pasien infant
yang menjalani operasi darurat dan elektif.
e. Menurunkan kemungkinan morbiditas dan mortalitas pasien pasca
operasi, khususnya yang berkaitan dengan efek-efek yang tidak
menguntungkan dari hiperglikemia.
1.4.2 Manfaat akademis
Sebagai dasar pertimbangan perlu atau tidaknya penelitian lebih lanjut
menggunakan cairan mengandung dektrosa yang lebih rendah untuk
digunakan sebagai standar infus rumatan durante operasi pada pasien
infant di RSUD dr. Soetomo, Surabaya dengan membedakan antara
pasien operasi darurat dengan elektif.
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
5
BAB 2
Tinjauan Pustaka
Kadar Gula Darah dan Masa Perioperatif
2.1 Pembagian Usia Menurut World Health Organization (WHO)
WHO mengkategorikan manusia berdasarkan usia menjadi empat, yaitu: 1)
Dewasa (Adult): usia 19 tahun keatas kecuali hukum negara menetapkan lain; 2)
Remaja (Adolescent): umur 10-19 tahun; 3) Anak (Child): usia <19 tahun kecuali
hukum negara menetapkan lain; 4) Bayi (Infant): anak berusia <1 tahun (WHO
2002). Namun ada yang membagi lagi kriteria usia pediatri lebih spesifik menjadi:
1) Newborn infant / neonatus (0-28 hari); 2) Infant (1-23 bulan); 3) Toddler (1-3
tahun); 4) Young children (>3-<6 tahun)(18). Pembagian ini didasarkan pada
kematangan secara anatomis, fisiologis, maupun psikologis.
2.2 Sejarah dan Standard Managemen Gula Darah Preoperatif
Perhatian mengenai pentingnya pengaturan gula darah preoperatif
diungkapkan oleh dr. Jurgen Steinke pada tahun 1970an dengan fokus mencegah
ketoasidosis dan hipoglikemia. Saat itu pengukuran menggunakan glukosa dalam
urine dengan asumsi kondisi ginjal yang normal. Penggunaan continous insulin
dosis rendah mulai digunakan(19). Target gula darah preoperatif mulai
diperkenalkan oleh tahun 1987 dengan target 120-180 mg/dL(20). Komplikasi
pasca operasi lain pada pasien dengan hiperglikemia postoperasi saat itu mulai
lebih banyak dikenal termasuk infeksi, pemanjangan lama perawatan dan
perawatan ICU, serta mortalitas. Penelitian tahun 2001, menyatakan bahwa
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
6
penggunaan terapi insulin secara intensif dengan target gula darah 80-110 mg/dL
(tight control) mengurangi angka mortalitas sebanyak 34%, infeksi darah
sebanyak 46%, gagal ginjal akut yang memerlukan hemodialisis dan hemofiltrasi
sebanyak 41%, kebutuhan transfusi sel darah merah turun sebanyak 50%, dan
polineuropati serta berkurangnya lama penggunaan ventilator. Penelitian ini
merubah paradigma pengontrolan gula darah saat itu dan dikonfirmasi ulang
dengan penelitian pada pasien yang direncanakan operasi pada tahun 2006(21).
Namun, beberapa penelitian selanjutnya tidak mendapatkan kelebihan tersebut.
NICE-SUGAR Study tahun 2009 mendapatkan angka mortalitas yang lebih tinggi
pada pasien dengan tight glycemic control (gula darah 109-180 mg/dL)
dibandingkan dengan kelompok moderate (gula darah 80-108 mg/dL);
kemungkinan berhubungan dengan lebih tingginya insiden hipoglikemia.
Penelitian tahun 2010 juga mendapatkan angka mortalitas lebih tinggi pada pasien
pada kelompok tight (gula darah ≤126 mg/dL) dibandingkan dengan kelompok
moderate (gula darah 127-179 mg/dL) (22) (23).
Pada pediatri sendiri konsensus mengenai kadar gula darah perioperatif
masih diperdebatkan. Beberapa penelitian sejak tahun 1937 menyebutkan batasan-
batasan hipoglikemia yang berkisar antara 36-60 mg/dL, namun ada juga yang
membuat batasan hipoglikemia bila kadar gula darah <70 mg/dL dan kadar gula
darah normal 70-100 mg/dL dengan dalih belum ada evidence base yang jelas
mengenai perbedaan kadar gula darah pada pediatri(24). Penelitian tahun 2008
pada pasien pediatri menggunakan kriteria dari American Diabetes Association
dalam penentuan batasan kadar gula darah untuk menentukan hiperglikemia yaitu
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
7
≥126 mg/dL dan membagi lagi menjadi hiperglikemia moderate (160-200 mg/dL)
dan hiperglikemia severe (>200 mg/dL)(9)(25).
2.3 Metabolisme Energi
Manusia memerlukan energi melalui proses metabolisme untuk
mempertahankan fungsi tubuhnya dimana laju metabolisme tubuh manusia
berubah sesuai dengan usia. Laju metabolisme tertinggi didapatkan dalam 1 tahun
pertama kehidupan sebesar 1,5-2 kali masa dewasa, terutama dipakai untuk
pertumbuhan, dan setelah itu menurun bertahap sampai masa dewasa(26).
Metabolisme ini sejalan dengan kebutuhan (dan diikuti dengan) produksi glukosa
oleh tubuh. Tubuh mendapatkan glukosa sebagai “bahan bakar” secara eksogen
dan endogen. Eksogen berarti tubuh mendapat suplai dari luar melalui makanan /
minuman. Secara endogen glukosa diproduksi melalui proses glukoneogenesis,
glikogenolisis, dan lipolisis sebagai pertahanan akhir. 90% dari glukosa endogen
berasal dari proses glukoneogenesis dan glikogenolisis di hepar; 10% sisanya
berasal dari proses glukoneogenesis di ginjal.
Gambar 2.1.: Produksi dan pemakaian glukosa(2)
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
8
Pemakaian glukosa dalam metabolisme diukur berdasarkan kecepatan
produksi glukosa endogen atau endogenous glucose production (EGP). Laju EGP
tertinggi pada infant dan cenderung menurun seiring bertambahnya usia. Laju
yang tinggi ini berhubungan dengan lebih besarnya proporsi massa otak dibanding
massa tubuh pada pediatri dibanding dewasa (enam kali lipat) karena otak
merupakan pemakai glukosa terbesar(2).
Produksi glukosa
endogen (μmol/kg·min)
Preterm infants 6-41
Term infants 8-33
Anak-anak usia 1 bulan - 6 tahun 28-40
Anak-anak usia 8 - 13 tahun 18-46
Dewasa 10-13
2.4 Efek Puasa pada Metabolisme Gula Darah
Glukosa sebagai “bahan bakar” untuk menghasilkan energi bisa didapat
secara eksternal (melalui asupan baik enteral maupun parenteral) dan internal
(melalui proses glukoneogenesis, glikogenolisis). Pada kondisi puasa tidak
didapatkan asupan glukosa dari luar sehingga tubuh bergantung pada proses
glukoneogenesis dan glikogenolisis. Efek mempertahankan kadar gula darah pada
kondisi puasa dengan respon tersebut berbeda pada dewasa dibandingkan pediatri
dimana pada pasien dewasa lebih lama bisa mempertahankan kadar gula darah
normal dibandingkan dengan pediatri. Pasien dewasa mampu mempertahankan
Tabel 2.1 Produksi glukosa endogen (EGP) pada manusia sehat sesuai usia(2).
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
9
kadar gula darah normal dalam kondisi puasa sampai dengan 86 jam(27),
sedangkan pada pediatri terjadi penurunan kadar gula darah yang cukup besar
pada kondisi puasa 24 jam saja(3)(4). Hipoglikemia lebih mudah terjadi pada
pediatri disebabkan oleh lebih tingginya laju pemakaian glukosa dan lebih
sedikitnya cadangan glikogen pada pasien pediatri, sedangkan penurunan kadar
gula darah pada kondisi puasa lebih banyak disebabkan oleh turunnya proses
glikogenolisis dibandingkan glukoneogenesis yang relatif lebih stabil(2)(4).
Berlawanan dengan pernyataan diatas, beberapa penelitian yang lebih baru
menyatakan puasa yang terlalu lama pada pasien preoperatif akan beresiko
menyebabkan meningkatnya resistensi insulin dan meningkatnya metabolik stres
akibat menurunnya cadangan glikogen yang akhirnya menyebabkan hiperglikemia
pasca operasi(28)(29).
2.5 Respon Metabolik terhadap Stres pada Pediatri
Stres merupakan suatu respon fisiologis ataupun psikologis terhadap
rangsangan eksternal atau suatu kejadian yang dapat bersifat positif atau negatif
atau keduanya. Beberapa penelitian menyatakan resiko stres perioperatif lebih
tinggi pada pasien anak-anak yang usianya lebih kecil(17)(30).
Stres juga merupakan suatu respon terhadap kondisi yang dianggap
mengganggu homeostasis dan biasanya menyebabkan aktivasi berlebih pada aksis
hypothalamic–pituitary–adrenal (HPA), ditandai dengan pengeluaran kortisol
yang berlebihan. Pada kondisi normal, kortisol diproduksi sesuai waktu sirkadian
dimana paling tinggi di pagi hari dan paling rendah di malam hari, namun pada
kondisi stres aksis HPA akan merangsang pengeluaran kortisol lebih banyak
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
10
untuk mempertahankan homeostasis dan mengurangi efek stres. Kortisol
diketahui mengaktivasi enzim glukoneogenik yang mentransfer asam amino ke
hepar dan merangsang resistensi hepar terhadap insulin. Stimulasi produksi
glukosa oleh hepar atas rangsangan kortisol membutuhkan waktu beberapa jam
(27)(22)(31). Bila reaksi aktivasi HPA axis pada stres fisik sudah mulai muncul
pada masa prenatal, mekanisme coping terhadap stres psikologis baru nyata
setelah tahun pertama kehidupan dimana infant sudah mempunyai kemampuan
orientasi dan regulasi emosi dan sikap terhadap diri dan lingkungannya
(32)(33)(34)(35)(36). Secara fisiologis, setelah tahun pertama kehidupan peran
komponen HPA terhadap stres baru nyata(37).
Selain secara endokrin, stres juga meimbulkan rangsangan sistem saraf
simpatis otonom yang merangsang naiknya kadar hormon-hormon counter
regulatory seperti epinefrin, norepinefrin, glukagon dan growth hormone.
Katekolamin (epinefrin, norepinefrin) merangsang glikogenolisis dan
glukoneogenesis di hepar melalui aktivasi pyruvate carboxylase, dimana sebagian
disebabkan rangsangan sekresi glukagon oleh epinefrin, sebagian lagi karena
epinefin dan norepinefrin yang berlebih menyebabkan penurunan klirens glukosa.
Selain itu terjadi inhibisi terhadap aktivitas insulin reseptor dengan adanya
gangguan pada jalur sinyal insulin oleh epinefrin sehingga timbul resistensi
insulin(27)(22)(31).
Sekresi growth hormone juga meningkat pada kondisi stres baik secara
frekuensi maupun modulasi. Growth homone mempunyai efek meningkatkan
produksi glukosa di hepar dengan merangsang resistensi insulin atau memicu
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
11
pengeluaran enzim. Proses produksi glukosa di hepar oleh growth hormone
membutuhkan waktu beberapa jam(27).
Selain hal-hal tersebut diatas yang menyebabkan peningkatan glukosa saat
stres, otot juga dapat menghidrolisa cadangan glikogennya dan dilepas sebagai
laktat dan piruvat sebagai bahan bakar glukoneogenesis(4). Juga faktor nyeri
dapat berpengaruh terhadap peningkatan kadar gula darah akibat rangsangan yang
menyebabkan stres(16).
Tabel 2.2 Efek respon metabolik terhadap stres(16)
Target Organ Respon Hormonal Respon Fisiologis Gejala / Tanda
Sistem saraf simpatis dan medula adrenal
Norepinefrin Vasokonstriksi Pucat, penurunan laju filtrasi glomerulus (GFR)
Epinefrin
Vasokonstriksi
Peningkatan denyut jantung
Vasodilatasi
Stimulasi sistem saraf pusat (SSP)
Bronkodilatasi
Glikogenolisis, lipolisis, glukoneogenesis
*lihat diatas
Peningkatan tekanan darah
Peningkatan fungsi otot skelet
Peningkatan tonus otot
Peningkatan gula darah
Pituitari dan korteks adrenal
Kortisol (glukokortikoid)
Stimulasi SSP
Katabolisme protein, glukoneogenesis
Meningkatkan gula darah, asam amino serum, memperlambat penyembuhan luka
Aldosteron (mineralokortikoid)
Retensi Na dan air, meningkatkan volume darah, meningkatkan tekanan darah
Pituitari posterior
Hormon antidiuretik (ADH)
Reabsorbsi air, peningkatan volume darah, peningkatan tekanan darah
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
12
2.6 Pembagian Cairan Infus
Berdasarkan osmolaritasnya, cairan infus dibagi menjadi tiga, yaitu
hipotonik, isotonik, dan hipertonik(38). Cairan hipotonik adalah cairan yang
osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum (konsentrasi ion Na+ lebih
rendah dibandingkan serum) sehingga cairan “ditarik” dari dalam pembuluh darah
keluar ke jaringan sekitarnya (prinsip cairan berpindah dari osmolaritas rendah ke
osmolaritas tinggi) sampai akhirnya mengisi sel-sel yang dituju. Contoh cairan ini
adalah NaCl 0,45% dan Dekstrosa 2,5%. Cairan isotonik adalah cairan yang
osmolaritasnya mendekati serum. Contoh cairan ini adalah cairan Ringer-Laktat
(RL), Ringerfundin, dan normal saline/larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%).
Cairan hipertonik adalah cairan yang osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan
serum sehingga “menarik” cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam
pembuluh darah. Contoh cairan ini adalah Dextrose 5%, NaCl 0,45% hipertonik,
Dextrose 5%+RingerLactate, Dextrose 5%+NaCl 0,9%, produk darah (darah), dan
albumin.
Pembagian cairan lain berdasarkan jenisnya berupa kristaloid dan
koloid(38). Cairan kristaloid bersifat isotonik sehingga efektif dalam mengisi
sejumlah volume cairan ke dalam pembuluh darah dalam waktu yang singkat, dan
berguna pada pasien yang memerlukan cairan segera. Contoh cairan kristaloid
adalah Ringer’s Lactate dan garam fisiologis. Cairan koloid ukuran molekulnya
cukup besar sehingga tidak mudah keluar dari membran kapiler dan berada lebih
lama dalam pembuluh darah. Contoh cairan koloid adalah cairan golongan gelatin,
starch, dan albumin.
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
13
2.7 Pengaruh Cairan Rumatan Mengandung Glukosa dan Obat-obatan
Perioperatif terhadap Kenaikan Kadar Gula Darah
Penelitian-penelitian sebelumnya meneliti kadar gula darah pasien pediatri
yang mendapat cairan dekstrosa 5 % NaCl 0,225 % selama masa perioperatif dan
ada yang membandingkan dengan cairan Dekstrosa 2.5 % NaCl 0,45 % pada masa
perioperatif, dimana didapatkan pasien yang mendapat cairan mengandung
dekstrosa 5% mengalami kenaikan kadar gula darah perioperatif yang bermakna
dibandingkan yang mengandung dekstrosa 2,5% (5)(6)(7).
Selain jenis cairan rumatan yang mengandung glukosa, beberapa obat-
obatan yang dipakai selama operasi juga bisa menyebabkan peningkatan gula
darah perioperatif, seperti dexametason dan sevoflurane(39)(40).
2.8 Reliabilitas Glukometer Easy•Touch® dibandingkan Pemeriksaan
Laboratorium
Penggunaan glukometer banyak digunakan dalam pemeriksaan gula darah
karena cepat, sederhana, dan mudah dibawa karena ukuran alatnya yang kecil.
Namun, keterbatasan alat ini perlu dipertimbangkan dalam pemakaiannya karena
dapat mempengaruhi hasil dan kemudian terapi.
2.8.1 Akurasi
International Organization for Standardization (ISO) 15197 mensyaratkan
glukometer dianggap bisa dipakai bila memberikan hasil selisih maksimal ±15
mg/dL dibandingkan kontrol untuk kadar gula darah <75 mg/dL dan ±20% untuk
kadar gula darah ≥75 mg/dL pada 95% sampel yang diperiksa. Potensial
kesalahan hasil dapat dipengaruhi oleh kesalahan pemakaian seperti: 1) jumlah
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
14
darah yang dipakai di strip glukometer kurang, 2) strip glukometer melewati masa
berlaku, 3) strip glukometer terkena uap atau suhu lembab, 4) salah memasukkan
kode alat.
Glukometer Easy•Touch® mempunyai 100% akurasi (selisih maksimal ±15
mg/dL dibandingkan kontrol) untuk kadar gula darah <75 mg/dL, dan 98%
akurasi (selisih maksimal ±20% dibandingkan kontrol) untuk kadar gula darah
≥75 mg/dL(41)(42)(43).
2.8.2 Spesifisitas
Cara kerja glukometer menggunakan kerja enzim. Enzim yang dipakai pada
stick glukometer berupa glucose oxidase, glucose dehydrogenase nicotinamide
adenine dinucleotide (GDH-NAD), GDH flavin adenine dinucleotide (GDH-
FAD), dan GDH pyrroloquinolinequinone (GDH-PQQ) Stick yang memakai
enzim glucose oxidase lebih substrate-specific tapi lebih mudah dipengaruhi oleh
oksidasi. GDH-PQQ tidak substrate-specific; maltosa, galaktosa, dan xylose dapat
diinterpretasikan sebagai glukosa dan dapat mempengaruhi hasil. Glukometer
Easy•Touch® menggunakan glucose oxidase sehingga bersifat substrate-specific,
namun penyimpanan harus baik sesuai pedoman Easy•Touch® karena sifatnya
yang mudah terpengaruh oleh oksidasi(41)(43).
2.8.3 Perhatian Khusus Pemakaian Glukometer Easy•Touch®(43)
Pemakaian Glukometer Easy•Touch® harus memperhatikan beberapa faktor
agar akurasi hasilnya terjamin. Berikut adalah faktor-faktor yang perlu
diperhatikan:
a. Hanya digunakan untuk diagnostik secara in vitro.
b. Gunakan strip sekali pakai.
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
15
c. Strip jangan digunakan melebihi tanggal masa berlaku yang tercetak di
pembungkus karena dapat mempengaruhi akurasi hasil.
d. Buang vial penyimpan dan test strip yang tidak terpakai tiga bulan setelah
dibuka. Test strip yang terpapar udara secara terus-menerus dapat merusak
bahan kimia yang terkandung di test strip. Kerusakan tersebut dapat
menyebabkan pembacaan yang tidak tepat.
e. Sampel darah hanya boleh diaplikasikan pada ujung test strip. Jangan
mengaplikasikan darah atau cairan kontrol di atas, sisi kiri, atau kanan test
strip. Hal tersebut dapat menyebabkan hasil tidak akurat.
f. Hanya gunakan Easy•Touch® Blood Glucose Meter dengan Easy•Touch®
Glucose Test Strips.
g. Jauhkan vial test strip dari anak-anak. Tutup vial bisa tertelan. Tutup vial
mengandung bahan pengering untuk melindungi test strip. Bahan pengering
dapat berbahaya bila dihirup atau ditelan dan dapat menyebabkan iritasi kulit
dan mata.
h. Dehidrasi berat dan kehilangan cairan yang banyak dapat menyebabkan hasil
false rendah.
i. Penyimpanan
Simpan pada suhu ruang antara 39-86°F (4-30°C). Jangan dimasukkan
pendingin atau freezer. Hindari suhu ekstrim.
Simpan jauh dari cahaya matahari langsung dan panas.
Gunakan strip segera setelah dikeluarkan dari vial.
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
16
Simpan test strip dalam vial asli. Tutup vial mengandung bahan
pengering untuk melindungi test strip. Jangan memindahkan test strip ke
vial baru atau tempat penyimpanan lain.
Setelah test strip dikeluarkan dari vial, tutup vial segera dengan rapat.
Test strip jangan ditekuk, dipotong
Test strip dapat disentuh di bagian manapun dengan tangan kering saat
mengeluarkan dari vial dan memasukkan ke glukometer.
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
17
BAB 3
Kerangka Konseptual
3.1 Kerangka Konseptual
Keterangan gambar:
: faktor pendukung
: faktor pengurang
: faktor yang diteliti
Infant (>28 hari-1 tahun) Penyakit penyebab
operasi Co-morbid lain
Komplikasi durante operasi dan pasca operasi
Evaluasi ketat kadar gula darah pada masa preopreatif, durante, dan pasca operasi
Pemilihan cairan rumatan yang tepat
Sekresi insulin endogen
Pemberian insulin eksogen
Peningkatan kadar gula darah perioperatif
Stres perioperatif: - Operasi - Anestesi - Psikologis
Obat-obatan: - obat anestesi - kortikosteroid
Infus rumatan D5¼NS
Rilis katekolamin dan hormon-hormon
counterregulatory
Glikogenolisis Glukoneogenesis Resistensi insulin
Premedikasi: sedatif, analgetik
Puasa terlalu lama Perdarahan
Operasi
Stres metabolik ↑
Resistensi insulin ↑
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
18
3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual
Pasien infant dengan kondisi fisiologis sesuai usianya datang dengan
penyakit yang membuatnya perlu dilakukan tindakan operasi. Pasien mempunyai
co-morbid masing-masing yang dapat mempengaruhi prognosis operasi dan
operasi sendiri potensial memperberat comorbid yang sudah ada.
Persiapan operasi diantaranya termasuk puasa dimana terkadang puasa
menjadi terlalu lama/memanjang sehingga terjadi stres metabolik dan
meningkatkan resistensi insulin. Operasi juga menimbulkan perdarahan serta stres
baik akibat tindakan operasi itu sendiri, tindakan anestesi, maupun stres
psikologis. Stres merangsang glikogenolisis, glukoneogenesis, dan resistensi
insulin. Selama operasi, pasien mendapatkan obat-obatan dan cairan rumatan
D5¼NS karena pasien infant lebih rentan mengalami hipoglikemia. Semua faktor
tersebut beresiko menimbulkan peningkatan kadar gula darah sampai dengan
hiperglikemia yang diketahui dapat memperbesar resiko baik durante maupun
pasca operasi.
Diharapkan kondisi tersebut bisa dikurangi dengan kontrol gula darah yang
lebih ketat pada masa perioperatif, pemberian cairan rumatan yang tepat
(konsentrasi glukosa yang tepat), dan respon sekresi insulin endogen maupun
terapi insulin eksogen bila diperlukan.
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
19
BAB 4
Metode Penelitian
4.1 Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini bersifat single-centered, prospektif, deskriptif observasional.
4.2 Subyek
4.2.1 Pemilihan subyek
Subyek penelitian adalah pasien usia >28 hari-1 tahun (infant) PS ASA 1
dan 2 yang menjalani operasi darurat di kamar operasi Instalasi Rawat Darurat
(IRD) dan operasi elektif di Gedung Bedah Pusat Terpadu (GBPT) RSUD dr.
Soetomo – Surabaya.
Kriteria inklusi terdiri dari:
1. Laki-laki/perempuan
2. Usia >28 hari-1 tahun (infant)
3. PS ASA 1 dan 2
4. Menjalani operasi darurat atau elektif dengan anestesia umum
5. Lama operasi tidak lebih dari 4 jam
Kriteria eksklusi terdiri dari:
1. Kadar gula darah <60 mg/dL atau >126 mg/dL pada pemeriksaan preoperatif
2. Didapatkan tanda-tanda vital yang tidak stabil pada pemeriksaan preoperatif
3. Lama operasi memanjang sehingga >4 jam
4. Tidak mendapat infus rumatan Dekstrosa 5% NaCl 0,225% / D5¼NS selama
operasi
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
20
5. Orangtua menolak ikut serta dalam penelitian
4.2.2 Data sampel
Sampel data dikumpulkan secara berturutan sampai target ukuran sampel
terpenuhi. Persamaan berikut digunakan untuk menentukan ukuran sampel:
n = 2δ{ Z½α + Z β )}2 (μ1- μ2)
N = ukuran sampel
α = confidence interval tipe I (ditentukan peneliti = 0,05)
β = confidence interval tipe II (ditentukan peneliti = 0,20)
Z½α = nilai kesalahan tipe 1 = 1,96
Z β = nilai kesalahan tipe 2 = 1,28
μ1 = nilai pre-test
μ2 = nilai post-test
δ = beda pengaruh akut dan elektif yang diharapkan
n = 2 (9,26) (1,96 + 1,28) 2 (145,21-148,88)2
= 14,4 ≈ 14
Ukuran sampel yang dibutuhkan pada penelitian ini sebanyak 14 pasien
untuk operasi darurat dan 14 pasien untuk operasi elektif.
4.3 Definisi Variabel Konseptual dan Operasional
4.3.1 Variabel konseptual
Variabel yang tidak bisa berubah:
1. Usia
2. Jenis kelamin
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
21
3. Co-morbid
4. Penyakit penyebab operasi
5. Jenis operasi (darurat / elektif)
Variabel yang bisa berubah:
1. Kadar gula darah perioperatif
2. Intervensi obat-obatan
3. Jenis cairan rumatan
4. Stres preoperatif
Variabel penyerta:
1. Cara pengambilan sample gula darah (terdilusi, faktor alat)
2. Puasa terlalu lama
4.3.2 Definisi variabel operasional
1. Infant: usia >28 hari-1 tahun
2. Dekstrosa 5% NaCl 0,225% / D5¼NS:
Komposisi:
per 1000 mL: Na+ 38,5 mEq (= 38,5 mmol/L), Cl- 38,5 mEq (= 38,5
mmol/L), dekstrosa 55 gram.
3. Operasi darurat: tindakan operasi yang yang tidak bisa ditunda, apabila
ditunda dapat menyebabkan kematian atau gangguan kesehatan permanen,
contoh: patah tulang terbuka, luka tusuk, obstruksi usus, ruptur/perforasi usus
buntu (The Free Dictionary by Farlex, 2012).
4. Operasi elektif: tindakan operasi terencana yang tidak sehubungan dengan
kondisi darurat (The Free Dictionary by Farlex, 2012).
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
22
5. Hipoglikemia: kadar gula darah <60 mg/dL
6. Normoglikemia: kadar gula darah >60-126 mg/dL
7. Hiperglikemia ringan: kadar gula darah >126-160 mg/dL
8. Hiperglikemia sedang: kadar gula darah >160-200 mg/dL
9. Hiperglikemia berat: kadar gula darah >200 mg/dL
10. Rescue: operasi ditunda, dikonsulkan ulang ke bagian pediatri
4.4 Waktu dan lokasi penelitian
4.4.1 Waktu penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei – Juni 2017 setelah mendapatkan
ijin dari komite etik RSUD dr. Soetomo – Surabaya.
4.4.2 Lokasi penelitian
Penelitian dilaksanakan di kamar operasi Instalasi Rawat Darurat (IRD) dan
kamar operasi elektif Gedung Bedah Pusat Terpadu (GBPT), RSUD dr. Soetomo
– Surabaya.
4.5 Metode
Pasien usia >28 hari-1 tahun (infant) PS ASA 1 dan 2 dimasukkan sebagai
sampel. Pasien dievaluasi berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Orangtua
pasien yang masuk kriteria inklusi diberikan information for consent untuk
kemudian menandatangani informed consent apabila setuju diambil sebagai
sampel. D data demografis (jenis kelamin, usia), comorbid lain dicatat. Tanda
vital (respiratory rate, SpO2, denyut nadi, temperatur) diobservasi sesuai standar
preoperatif.
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
23
Pasien kemudian dikelompokkan sesuai lokasi operasinya: kelompok I
adalah pasien yang menjalani operasi di OK IRD (operasi darurat), kelompok II
adalah pasien yang menjalani operasi di OK GBPT (operasi elektif).
Semua penderita dipuasakan sesuai dengan ketentuan American Society of
Anesthesia (ASA), yaitu 2 jam untuk cairan bening, 4 jam untuk air susu ibu
(ASI), 6 jam untuk susu formula dan makanan ringan, serta 6-8 jam untuk
makanan berat (1), kecuali pasien rencana operasi darurat yang tidak
memungkinkan ditunda operasinya untuk mencukupkan waktu puasa.
Pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan GDS dilakukan sesaat
setelah induksi (preoperatif). Apabila hasil GDA setelah induksi dalam rentang
>60 – 126 mg/dL dan tanda-tanda vital normal, pasien dilanjutkan sebagai sampel
dan diambil kemudian GDA pasca operasi sebelum pasien dibangunkan. Apabila
hasil GDA setelah induksi diluar rentang tersebut dan/atau didapatkan tanda-tanda
vital preoperatif tidak stabil, peserta dieksklusi dan tidak diambil sampel GDA
pasca operasi. Pengambilan GDA menggunakan glukometer merk Easy•Touch®.
Selama operasi, setiap pasien diberikan cairan rumatan D5¼NS dengan
ketentuan dosis 4 ml/kgBB untuk 10 kgBB pertama, ditambah 2 ml/kgBB untuk
10 kgBB kedua, ditambah 1 ml/kgBB untuk setiap kgBB berikutnya.
4.6 Alur Penelitian
4.6.1 Prosedur penelitian
Pada penelitian ini dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:
1. Pasien usia >28 hari-1 tahun (infant) PS ASA 1 dan 2 yang direncanakan
operasi darurat atau elektif dengan anestesi umum dimasukkan sebagai sampel.
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
24
2. Kriteria inklusi dan eksklusi dikonfirmasi ulang.
3. Orangtua dari subyek terpilih akan diberikan informasi (information for
consent) mengenai prosedur penelitian, kemudian menandatangai surat
persetujuan keikutsertaan (informed consent) apabila bersedia. Apabila tidak
bersedia ikut serta dalam penelitian, orangtua akan menandatangani surat
penolakan keikutsertaan atau pengunduran diri.
4. Data demografis (jenis kelamin, usia), co-morbid lain dicatat. Tanda vital
(respiratory rate, SpO2, denyut nadi, temperatur) diobservasi sesuai standard
preoperatif.
5. Penderita dikelompokkan menjadi 2 kelompok berdasar jenis operasi (darurat
atau elektif). Kelompok I yang menjalani operasi darurat dan mendapat infus
rumatan Dekstrosa 5% NaCl 0,225 %, kelompok II yang menjalani operasi
elektif dan mendapat infus rumatan Dekstrosa 5% NaCl 0,225 %.
6. Semua penderita dipuasakan sesuai aturan American Society of
Anesthesiologist (ASA) (1):
Air putih : 2 jam
Air Susu Ibu (ASI): 4 jam
Susu formula : 6 jam
Makanan ringan : 6 jam
Makanan berat : 6-8 jam
kecuali pasien rencana operasi darurat yang tidak memungkinkan ditunda
operasinya untuk mencukupkan waktu puasa.
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
25
7. Selama puasa, semua penderita mendapatkan cairan pengganti berdasarkan
rumus Holliday-Segar, yaitu: 4 ml/kgBB untuk 10 kgBB pertama + 2 ml/kgBB
untuk 10 kgBB kedua + 1 ml/kgBB untuk setiap kgBB berikutnya.
8. Pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan GDS dilakukan sesaat setelah
induksi dengan menggunakan alat glukometer merk Easy•Touch® secara
aseptik.
9. Apabila hasil GDA setelah induksi dalam rentang >60 – 126 mg/dL dan tanda-
tanda vital normal, pasien dilanjutkan sebagai sampel dan diambil kemudian
GDA pasca operasi sebelum pasien dibangunkan. Apabila hasil GDA setelah
induksi diluar rentang tersebut dan/atau didapatkan tanda-tanda vital
preoperatif tidak stabil, peserta dieksklusi dan tidak diambil sampel GDA
pasca operasi.
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
26
4.6.2 Kerangka operasional
Pasien infant PS ASA 1 dan 2, operasi dengan anestesi umum
Sampel sesuai kriteria inklusi dan eksklusi Information for concent tandatangan informed consent
Data demografis (jenis kelamin, usia), co-morbid dicatat.
Tanda vital (respiratory rate, SpO2, denyut nadi, temperatur) diobservasi.
Pasien puasa
STOP sampling, pasien dieksklusi rescue
Pengambilan sampel kadar gula darah II (setelah operasi)
Pengambilan sampel kadar gula darah I (setelah induksi)
Induksi
GDA setelah induksi >60 mg/dL - 126 mg/dL, tanda-tanda vital normal
Kelompok I (darurat) Kelompok II (elektif)
Ya Tidak
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
27
4.7 Analisa Data
Analisa data perbandingan kadar gula darah setelah induksi dan setelah
operasi menggunakan uji paired T-test, sedangkan untuk analisa selisih kadar gula
darah setelah induksi dan setelah operasi darurat dibandingkan elektif digunakan
uji Mann-Whitney test dengan bantuan komputer menggunakan SPSS.
4.8 Etik
1. Setiap orangtua partisipan yang setuju ikut serta dalam penelitian harus
menandatangani surat persetujuan (informed consent) setelah menerima
informasi yang lengkap dan jelas mengenai penelitian ini (information for
consent). Informasi harus diberikan dengan bahasa yang dipahami oleh
partisipan. Surat persetujuan kemudian ditandatangani.
2. Semua pasien yang setuju ataupun tidak setuju untuk berpartisipasi dalam
penelitian ini mendapatkan perawatan sesuai standar pelayanan rumah sakit.
3. Pemeriksaan perioperatif dan evaluasi kadar gula darah sesaat setelah induksi
dan sesaat pasca operasi sebelum pasien sadar di GBPT dilakukan oleh PPDS
Anestesi stase Pediatri, di OK IRD dilakukan oleh PPDS Anestesi stase / jaga
OK IRD dan dikonfirmasi oleh peneliti.
4. Tidak ada biaya yang dibebankan pada partisipan.
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
28
BAB 5
HASIL PENELITIAN
5.1 Karakteristik Subyek
Telah dilakukan penelitian tentang perbedaan pemberian cairan Dekstrosa
5% - 0,225 normal saline pada operasi darurat dan operasi elektif terhadap kadar
glukosa darah pada 28 orang penderita yang menjalani operasi dengan status fisik
ASA I dan II setelah memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi tertentu. Penderita
dibagi menjadi 2 kelompok, masing-masing adalah :
Kelompok 1 (Darurat): mendapat Dekstrosa 5% - 0,225 normal saline sebagai
cairan rumatan pada operasi darurat.
Kelompok 2 (Elektif): mendapat Dekstrosa 5% - 0,225 normal saline sebagai
cairan rumatan pada operasi elektif.
Tabel 5.1 Karakteristik subyek penelitian
Kelom-pok
Nilai Usia
(bln)
BB
(kg)
Lama Puasa
(jam)
Lama
Operasi
(jam)
GDA
Post Induksi
(mg/dL)
GDA
Post Operasi
(mg/dL)
Selisih
GDA
(mg/dL)
% Selisih GDA
Darurat
N 14 14 14 14 14 14 14 14
Min. 1.00 3.20 3 1.00 74 92 14 17.1
Max. 12.00 11.00 24 4.00 118 288 170 144.1
Mean 5.857 6.257 10.00 2.3036 97.21 151.14 54.64 54.47
Elektif
N 14 14 14 14 14 14 14 14
Min. 1.50 2.70 3 1.00 77 86 8 8.9
Max. 11.00 10.00 6 3.75 124 139 36 37.5
Mean 7.000 6.186 4.50 2.3214 96.07 117.07 21.00 22.14
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
29
Tabel 5.2 Uji normalitas karakteristik subyek penelitian
Komponen Kelompok p
Usia Darurat 0.011
Elektif 0.122
BB Darurat 0.510
Elektif 0.307
Lama puasa Darurat 0.022
Elektif 0.025
Lama operasi Darurat 0.080
Elektif 0.154
Keterangan Tabel 5.2:
Dinyatakan data normal jika nilai siq > 0.05 (menggunakan Shapiro-
Wilk test karena sample kurang dari 50)
Uji normalitas sampel menggunakan Shapiro-Wilk test karena jumlah
sampel <50 dengan hasil seperti terlihat pada tabel 5.2. Jika data berdistribusi
normal maka digunakan uji parametrik (T-test) dan jika tidak normal maka
menggunakan non-parametrik (Mann Whitney test).
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
30
Tabel 5.3 Uji homogenitas perbandingan komponen sampel pasien Darurat dan Elektif yang mempengaruhi hasil penelitian
Komponen p*
Usia 0.564
Berat badan 0.936
Lama puasa 0.020
PS ASA 0.420
Jenis operasi 0.001
Lama operasi 0.953
GDA post induksi 0.834
*bermakna bila p < 0,05
Uji homogenitas diperlukan analisis statistik dengan uji dua sampel bebas
dari Mann-Whitney dan T-test, didapatkan data pada penelitian ini bersifat
homogen ( p > 0,05 ) untuk variabel usia, berat badan, lama operasi, PS ASA, dan
GDA post induksi. Sedangkan pada variabel lama puasa dan jenis operasi sampel
di IRD dengan GBPT didapatkan data tidak homogen atau didapatkan perbedaan
bermakna (lama puasa: p = 0.020; jenis operasi: p = 0.001). Untuk analisa kadar
gula darah setelah induksi kami menggunakan uji paired T-test, sedangkan untuk
analisa kadar gula darah setelah operasi dan selisih antara kadar gula darah
setelah induksi dan setelah operasi darurat dibandingkan elektif digunakan uji
Mann-Whitney test.
5.2 Analisis Statistik Hasil Pengumpulan Data
Berikut akan dipaparkan data statistik yang berhubungan dengan selisih
kadar gula darah operasi antara kelompok IRD dan kelompok GBPT.
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
31
Tabel 5.4 Perbandingan kadar gula darah kelompok 1 (Darurat)
Komponen Kadar gula darah (mg/dL)
Mean SD p*
Setelah induksi – sebelum operasi 97.21 14.143
0.001 Setelah operasi – sebelum ekstubasi 151.14 54.619
Selisih GDA 54.64 46.253
*bermakna bila p < 0,05
Berdasarkan hasil pemeriksaan gula darah pada kelompok 1 (IRD) (lihat tabel 5.4)
didapatkan adanya perbedaan bermakna pada selisih kadar gula darah setelah
induksi – sebelum operasi dengan setelah operasi – sebelum ekstubasi dengan
nilai p = 0.001 (p< 0,05).
Tabel 5.5. Perbandingan kadar gula darah kelompok 2 (Elektif)
Komponen Kadar gula darah (mg/dL)
Mean SD p
Setelah induksi – sebelum operasi 96.07 14.494
0.000 Setelah operasi – sebelum ekstubasi 117.07 17.530
Selisih GDA 21.00 8.849
*bermakna bila p < 0,05
Berdasarkan hasil pemeriksaan gula darah pada kelompok 2 (Elektif) (lihat
tabel 5.5) didapatkan adanya perbedaan bermakna pada selisih kadar gula darah
setelah induksi – sebelum operasi dengan setelah operasi – sebelum ekstubasi
dengan nilai p = 0.000 (p< 0,05).
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
32
Tabel 5.6. Perbandingan selisih kadar gula darah sebelum operasi dan setelah operasi kelompok 1 (Darurat) dengan kelompok 2 (Elektif)
Selisih kadar gula darah setelah induksi – sebelum operasi dan setelah operasi – sebelum ekstubasi (mg/dL)
Mean SD P
Kelompok I (Darurat)
54.64 46.253
0.004 Kelompok II
(Elektif) 21.00 8.849
*bermakna bila p < 0,05
Berdasarkan selisih hasil pemeriksaan gula darah sebelum dan setelah
operasi pada kelompok 1 (Darurat) dan kelompok 2 (Elektif) (lihat tabel 5.6)
didapatkan adanya perbedaan bermakna antara selisih kadar gula setelah induksi –
sebelum operasi dan setelah operasi – sebelum ekstubasi kelompok 1 (Darurat)
dengan kelompok 2 (Elektif) dengan nilai p = 0.004 ( p < 0,05 ), dengan kata lain
didapatkan kenaikan yang lebih bermakna pada kelompok 1 (Darurat)
dibandingkan dengan kelompok 2 (Elektif).
Secara total, pasien yang mengalami hiperglikemia (GDA > 126 mg/dL)
post-operatif sebanyak 50%. Apabila dipisahkan berdasarkan kelompoknya,
pasien operasi darurat yang mengalami hiperglikemia post-operatif sebanyak
57.14% (GDA tertinggi 288 mg/dL) dan 42.86% pada pasien operasi elektif
(GDA tertinggi 139 mg/dL).
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
33
BAB 6
Pembahasan
Pasien pediatri yang menjalani operasi sangat berisiko mengalami hipo
maupun hiperglikemia perioperatif. Insidens hipoglikemia pada pediatri di masa
preoperatif dilaporkan mencapai 70%, dimana resiko lebih besar terjadi pada usia
dibawah empat tahun (48).
Masalah hipoglikemia perioperatif yang paling banyak dikhawatirkan oleh
para klinisi salah satunya disebabkan karena puasa yang merupakan salah satu
persiapan rutin untuk operasi. Pasien infant yang menjalani puasa lebih rentan
mengalami hipoglikemia karena secara fisiologis laju metabolisme dan
penggunaan glukosa mereka lebih tinggi, sementara itu cadangan glikogen yang
dimiliki lebih sedikit dibanding dewasa (2)(3)(4)(27).
Namun bukti-bukti menyatakan bahwa hiperglikemia perioperatif ternyata
lebih sering terjadi pada infant dibandingkan hipoglikemia. Stres merupakan suatu
respon fisiologis dan psikologis yang yang tidak terhindarkan akibat tindakan
operasi maupun anestesi (misalnya saat proses intubasi maupun ekstubasi).
Kondisi stres merangsang pengeluaran kortisol yang mengaktivasi enzim
glukoneogenik sehingga transfer asam amino ke hepar meningkat serta
merangsang resistensi hepar terhadap insulin. Keadaan tersebut menyebabkan
peningkatan kadar gula darah. Selain menyebabkan peningkatan kortisol, stres
juga menyebabkan pengeluaran katekolamin yang merangsang glikogenolisis dan
glukoneogenesis di hepar serta penurunan klirens glukosa. Katekolamin yang
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
34
berlebih juga dapat menyebabkan resistensi insulin, dengan hasil akhirnya berupa
peningkatan kadar gula darah (22)(27)(28). Penggunaan obat-obatan (seperti
dexamethasone, sevoflurane) juga bisa menyebabkan kenaikan gula darah
(30)(31).
Oleh karena ada banyak faktor yang dapat menyebabkan hiperglikemia
pasca operasi, maka perlu dipertimbangkan penyesuaian kandungan dekstrosa
dalam cairan rumatan selama operasi (28)(29).
Beberapa penelitian pada pasien elektif yang membandingkan penggunaan
cairan rumatan dengan kandungan dekstrosa 5% dan 2,5% menyimpulkan bahwa
penggunaan dekstrosa 2,5% tidak menimbulkan hiperglikemia pasca operasi
(5)(6)(7). Hasil penelitian tersebut tentunya tidak bisa diekstrapolasi pada pasien
darurat, karena perbedaan kadar stres dan persiapan preoperatif pada operasi
elektif lebih mudah dikontrol dibandingkan operasi darurat. Pada operasi darurat,
seringkali waktu puasa tidak bisa dipenuhi sesuai ketentuan American Society of
Anesthesiologist (ASA) karena tingkat kegawatan yang tidak memungkinkan
penundaan operasi untuk memenuhi puasa. Secara umum, pengendalian faktor
stres (terutama psikologis) lebih sulit dilakukan pada pasien operasi darurat
karena singkatnya waktu persiapan.
Pada penelitian ini kami mendapatkan hasil yang konsisten dengan
penelitian sebelumnya, dimana kelompok infant yang menjalani bedah darurat
rata-rata mengalami kenaikan kadar gula darah dua kali lebih besar dibanding
kelompok elektif (54,47% vs 22,14%). Sementara kedua kelompok yang
diobservasi sama-sama mengalami peningkatan kadar gula darah pasca operasi
secara bermakna (p<0,005) dibandingkan kadar glukosa sesaat setelah induksi.
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
35
Berdasaran analisa dari hasil penelitian, faktor penyebab kenaikan kadar
glukosa pasca operasi disebabkan oleh lama puasa dan jenis operasi, karenafaktor
usia, berat badan, PS ASA, dan lama operasi tidak berbeda bermakna antara
kedua kelompok.
Lama puasa kemungkinan dapat menjadi faktor penyebab lebih tingginya
kenaikan kadar gula darah pasca operasi pasien darurat, karena rata-rata lama
puasa pada pasien darurat ternyata lebih panjang (10 jam vs 4,5 jam) dalam
penelitian ini. Puasa yang terlalu lama diketahui dapat menyebabkan peningkatan
stres metabolik yang kemudian menyebabkan peningkatan resistensi insulin
(28)(29).
Perbedaan jenis operasi juga bisa mempengaruhi profil gula darah, terkait
dengan nyeri, kadar stres psikologis, lokasi pembedahan, besarnya trauma
pembedahan, jenis dan obat-obatan anestesia, dan jumlah perdarahan merupakan
kontributor yang dapat mengakibatkan perbedaan.
Nyeri menyebabkan merangsang keluarnya hormon-hormon stres yang
kemudian memberikan pengaruh naiknya kadar gula darah pasca operasi.
Pemberian analgesi yang adekwat pada masa perioperatif diharapkan bisa
mengurangi efek stres akibat nyeri.
Stres akibat operasi yang ditandai dengan kecemasan dapat dikurangi
dengan pemberian premedikasi berupa sedasi. Pemberian midazolam diketahui
bisa mengurangi kecemasan akibat stres preoperatif dimana stres preoperatif
berpengaruh pada respon seseorang terhadap nyeri pasca operasi. Dengan
berkurangnya kecemasan, maka nyeri pasca operasi juga berkurang dan
selanjutnya bisa mengurangi ekskresi hormon-hormon stres. Stres bisa juga
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
36
disebabkan oleh mual-muntah pasca operatif, oleh karena itu pemberian
antiemetik dapat dipertimbangkan untuk mengurangi stres akibat gejala
tersebut(45)(46).
Lokasi pembedahan berhubungan dengan resiko infeksi pasca operasi.
Lokasi yang dekat dengan daerah “terkontaminasi” seperti usus mempunyai
resiko infeksi dibandingkan daerah yang relatif “bersih” seperti mata. Infeksi
sendiri berhubungan dengan peningkatan kadar gula darah melalui mekanisme
pengelaran hormon kortisol yang menyebabkan resistensi insulin. Dari hasil
penelitian ini operasi mata yang dikategorikan bersih banyak dikerjakan secara
elektif, sedangkan operasi digestif (“bersih terkontaminasi”) lebih banyak
dikerjakan sebagai operasi darurat.
Besarnya trauma pembedahan berhubungan dengan besarnya insisi dan
lokasi insisi. Insisi yang lebih besar berkorelasi dengan intensitas nyeri yang
lebih tinggi. Lokasi insisi pada regio ekstremitas, toraks dan abdomen bagian atas
menyebabkan tingkat nyeri lebih tinggi. Toraks dan abdomen merupakan bagian
tubuh yang aktif digunakan selama proses bernafas sehingga operasi di daerah
tersebut bisa mengakibatkan nyeri yang hebat. Dengan demikian, operasi obstetri,
ortopedi, dan digestif memiliki potensi menyebabkan nyeri pasca operasi yang
lebih tinggi dibandingkan operasi lain (47). Pada penelitian ini semua operasi
ortopedi dan sebagian besar operasi digestif (60%) dikerjakan pada operasi
darurat, yang bisa meningkatkan kemungkinan kenaikan kadar gula darah pasca
operasi pada kelompok operasi darurat.
Jumlah perdarahan yang besar yang mengakibatkan hipoperfusi dan anemia
akibat hemodilusi yang bisa meningkatkan kadar katekolamin endogen, yang
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
37
kemungkinan bisa berpengaruh dengan perubahan kadar gula darah. Kekurangan
penelitian ini adalah tidak adanya evaluasi jumlah perdarahan selama operasi dan
rasio penggantian cairan kristaloid untuk pengganti perdarahan. Hal ini sekiranya
dapat diperbaiki dalam penelitian berikutnya.
Perbedaan kenaikan kadar gula darah antara kedua kelompok ini juga perlu
ditindaklanjuti dengan penelitian lanjutan sehubungan dengan pemilihan kadar
glukosa cairan rumatan yang tepat yang pada operasi darurat dan elektif.
Kenaikan kadar gula darah yang lebih besar pada pasien operasi darurat
dibandingkan elektif membuka wawasan kemungkinan diperlukannya cairan
rumatan dengan kadar glukosa lebih rendah pada pasien infant yang menjalani
operasi darurat dibanding dengan operasi elektif.
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
38
BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Dengan pemberian cairan rumatan Dekstrosa 5% - 0,225 normal saline pada
bayi usia >28 hari-1 tahun (infant) selama operasi, didapatkan peningkatan kadar
gula darah lebih tinggi secara bermakna (p<0.05) pada pasien yang menjalani
operasi darurat dibandingkan operasi elektif. Didapatkan perbedaan bermakna
(p<0.05) pada lama puasa dan jenis operasi, dimana lama puasa pada pasien
darurat lebih panjang. Faktor usia, berat badan, PS ASA, dan kadar gula darah
preoperatif tidak berbeda bermakna antara kedua kelompok.
7.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
mengenai faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebab lebih tingginya
peningkatan kadar gula darah pasien infant yang menjalani operasi darurat,
terutama yang berhubungan dengan stres perioperatif. Penelitian lanjutan
menyangkut kadar dekstrosa yang lebih tepat dalam cairan rumatan pada pasien
infant yang menjalani operasi darurat dan operasi elektif juga perlu dilakukan
karena dengan lebih tingginya kenaikan kadar gula darah pasien yang menjalani
operasi darurat kemungkinan dibutuhkan kadar dekstrosa yang berbeda untuk
mempertahankan normoglikemia selama masa perioperatif. Hendaknya faktor
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
39
yang diteliti dilengkapi dengan Hb awal, jumlah perdarahan selama operasi, dan
jumlah cairan yang khusus menggantikan perdarahan tersebut.
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
xv
DAFTAR PUSTAKA
1. American Society of Anaesthesiologists Task Force on Perioperative Fasting. A report by the American Society of Anaesthesiologists Task Force on Perioperative Fasting. Anaesthesiology. 1999; 90:896-905.
2. Zijlmansa WCWR, Kempenb AAMWv, Serliec MJ, Sauerweinc HP. Glucose metabolism in children: influence of age, fasting, and infectious diseases. Metabolism Clinical and Experimental. 2009; 58: 1356–1365.
3. Bier DM, Leake RD, Raymond MW. Measurement of "True" Glucose Production Rates in Infancy and Childhood with 6,6-Dideuteroglucose. Diabetes. 1977 November; 26(11).
4. Haymond MW, Sunehag A. Controlling the Sugar Bowl: Regulation of Glucose Homeostasis in Children. Pediatric Endocrinology. 1999 December; 28: 4.
5. Alfanti EF. Pengaruh Infus Dekstrosa 2,5 % NaCl 0,45% Terhadap Kadar Glukosa Darah Perioperatif Pada Pasien Pediatri. MS Thesis. Semarang: Uiversitas Diponegoro, Anestesiologi; 2007.
6. Mafazi FA. Perubahan Kadar Glukosa Darah Perioperatif Pada Pasien Pediatri Terhadap Pemberian Infus Dekstrosa 5 % NaCl 0.45%. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro, Fakultas Kedokteran; 2011.
7. Pradian E. The Effect of Dextrose to Blood Glucose and Ketone Bodie Level in Pediatric Patient Underwent Labioplasty. The Indonesian Journal of Anaesthesiology and Critical Care. 2004; 109-117.
8. Rilett PWKD. Perbandingan Kadar Gula Darah 24 Jam Setelah Operasi pada Pemberian Cairan Rumatan antara D5%-0.45 Normal Saline dan D2.5%-0.45 Normal Saline pada Anak Umur 1-5 Tahun. Skripsi. Surabaya: Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga / RSUD dr. Soetomo, Anestesiologi dan Reanimasi; 2011.
9. Falcao G, Ulate K, Kouzekanani K. Impact of Postoperative Hyperglycemia following Surgical Repair of Congenital Cardiac Defects. Pediatrics Cardiology. 2008; 29:628–636.
10. Ghafoori AF, Tite MD, Friesen RH. Postoperative hyperglycemia is associated with mediastinitis following pediatric cardiac surgery. Pediatric Anesthesia. 2008; 18: 1202–1207.
11. Yates AR, Dyke PC, Taeed R. Hyperglycemia is a marker for poor outcome in the postoperative pediatric cardiac patient. Pediatrics Critical Care Medicine. 2006; 7(4).
12. Goyal N, Kaur R, Sud A. Non Diabetic and Stress Induced Hyperglycemia [SIH] in Orthopaedic Practice What do we know so Far? Journal of Clinical and Diagnostic Research. 2014 October; 8(10): LH01-LH03.
13. Kerby JD, Griffin RL, MacLennan P, Rue LW. Stress-Induced Hyperglycemia, Not Diabetic Hyperglycemia Is Associated With Higher Mortality in Trauma. Annals of Surgery. 2012 September; 256, Number 3.
14. Duncan AE. Hyperglycemia and Peioperative Glucose Management. Current Pharmaceutical Design. 2012; 18(38): 6195-6203.
15. Asida SM, Atalla MMM, Gad GS. Effect of Perioperative Control of Blood Glucose Level on Patient’s Outcome After Anesthesia for Cardiac Surgery. Egyptian Journal of Anaesthesia. 2013.
16. Bouwmeester NJ, Hop W, Tibboel D. Metabolic stress responses in postoperative children aged 0-3 years. Pediatrics Anaesthesia. 2000; 10(6):690-691.
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
xvi
17. Brewer S, Gleditsch SL, Syblik D, Tietjens ME, Vacik HW. Pediatric Anxiety: Child Life Intervention in Day Surgery. Journal of Pediatric Nursing. 2006 February; 21(1).
18. Walsh J, Bickmann D, Breitkreutz J. Delivery devices for the administration of paediatric formulations: Overview of current practice, challenges and recent developments. International Journal of Pharmaceutics. 2011; 415: 221–231.
19. Reddy P, Duggar B, Butterworth J. Blood Glucose Management in the Patient Undergoing Cardiac Surgery: A Review. World Journal of Cardiology. 2014 November; 26;6(11): 1209-1217.
20. Watts N, Gebhart S, Clark R. Postoperative Management of Diabetes Mellitus: Steady-State Glucose Control with Bedside Algorithm for Insulin Adjustment. Diabetes Care. 1987; 10: 722-728.
21. Berghe GVd, Wouters P, Weekers F. Intensive Insulin Therapy in the Critically-Ill Patients. New England Journal of Medicine. 2001; 345: 1359-1367.
22. Bhamidipati CM, LaPar DJ, Stukenborg GJ. Superiority of Moderate Control of Hyperglycemia to Tight Control in Patients Undergoing Coronary Artery Bypass Grafting. The Journal of Thoracic and Cardiovascular Surgery. 2011; 141.
23. The NICE-SUGAR Study Investigators. Intensive versus Conventional Glucose Control in Critically-Ill Patients. The New England Journal of Medicine. 2009 March; 360(13).
24. Rozance PJ, Hay WW. Describing hypoglycemia - definition or operational threshold? Early Human Development. 2010 May; 86(5): 275–280.
25. American Diabetes Association. Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus. 2016 September: p. 39(Suppl. 1):S13-S22.
26. Son’kin V, Tambovtseva R. Energy Metabolism in Children and Adolescents. In Clark K,
editor. Bioenergetics. Rijeka, Croatia: InTech; 2012. p. 121-142.
27. Corssmit EPM, Romijn JA, Sauerwein HP. Regulation of Glucose Production With Special Attention to Nonclassical Regulatory Mechanisms: A Review. Metabolism. 2001 July; 50: 742-755.
28. Pimenta GP, Aguilar-Nascimento JEd. Prolonged Preoperative Fasting in Elective Surgical. Nutrition in Clinical Practice. 2014 February; 29(1).
29. Ludwig RB, Paludo J, Fernandes D, Scherer F. LESSER TIME OF PREOPERATIVE FASTING AND EARLY POSTOPERATIVE FEEDING ARE SAFE? Arquivos Brasileiros de Cirurgia Digestiva. 2013; 26(1):54-58.
30. Zeev N. Kain AACA. Preoperative Psychological Preparation of the. Anesthesiology Clinics of North America. 2005; 23: 597– 614.
31. Kajbaf F, Mojtahedzadeh M, Abdollahi M. Mechanisms Underlying Stress-Induced Hyperglycemia in Critically Ill Patients. Future Medicine. 2007; 4(1), 97–106.
32. Oitzl M, Champagne D. Brain development under stress: hypothesis of glucocorticoid actions revisited. Neuroscience & Biobehavioral Reviews. 2009; 34(6):853-66.
33. Horton T. Fetal origins of developmental plasticity: animal models of induced life history variation. American Journal of Human Biology. 2005 January; 17(1):34-43.
34. Champagne F, Francis D. Variations in maternal care in the rats as a mediating influence for the effects of environment on development. Physiology & Behavior. 2003 August; 79(3).
35. Matthews S. Antenatal glucocorticoids and programming of the developing CNS. Pediatrics
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
xvii
Resuscitation. 2000 March; 47:291-300.
36. Compass BE, Connor-Smith JK. Coping With Stress During Childhood and Adolescence: Problems, Progress, and Potential in Theory and Research. Psychological Bulletin. 2001; 127(1)87-127.
37. Gunnar M, Querevedo K. The Neurobiology of Stress and Development. The Annual Review of Psychology. 2007 August; 58: 154.
38. Bentz PM, R.Ellis J. In Modules for basic nursing skills (7th ed.). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2007. p. 905.
39. Kitamura T, Ogawa M, Sato K, Yamada Y. The Effects of Sevoflurane and Propofol on Glucose Metabolism Under Aerobic Conditions in Rats. Anesthesia and Analgesia. 2009 november; 109(5): 1479-85.
40. Nazar C, Echevaria G, Lacassie H. Effects on Blood Glucose of Prophylactic Dexamethasone for Postoperative Nausea and Vomiting in Diabetics and Non-Diabetics. Revista Medica de Chile. 2011 june; 139(6): 755-61.
41. Olansky L, Kennedy L. Finger-Stick Glucose Monitoring, Issues of accuracy and specificity. Diabetes Care. 2010 April; 33(4).
42. Daia KS, Tai DY, Ho P. Accuracy of the EasyTouch blood glucose self-monitoring system: a study of 516 cases. Clinica Chimica Acta. 2004 November; 349(1-2):135 – 141.
43. MHC Medical Products. Easy•Touch® Test Strip Instructions, For Testing Glucose in
Capillary Whole Blood. Product Manual. Fairfield, OH:; 2011. Report No.: B04Q101099(01); DH-080411.6.
44. Kerby J, Griffin R. Stress-Induced Hyperglycemia, Not Diabetic Hyperglycemia, Is Associated With Higher Mortality In Trauma. Annals of Surgery. 2012; 256:446–52.
45. Kain ZN, Sevarino F. Attenuation of the Preoperative Stress Response with Midazolam: Effects on Postoperative Outcomes. Anesthesiology. 2000 July; Vol.93, 141-147.
46. Ameres MJ, Yeh B. Pain After Surgery. http:// www.emedicinehealth.com /pain_after_surgery /article_em.htm. 2016 October.
47. Gerbershagen HJ, Aduckathil S. Pain Intensity on the First Day after Surgery: A Prospective Cohort Study Comparing 179 Surgical Procedures. Anesthesiology. 2013 April; Vol.118, 934-944.
48. Das V, Padmanabha S. Incidence of hypoglycemic response based on preoperative fasting duration in children. IOSR Journal of Dental and Medical Sciences. 2015 September; 14(9 Ver. II).
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
xviii
Lampiran I
RENCANA PEMBIAYAAN PENELITIAN
Jumlah (Rp) Total (Rp)
Pemasukan Dana pribadi 3.000.000 3.500.000
Pengeluaran Alat Glucostik +
Blood lancets + Jarum 628.000
Alcohol swab 88.000
Proposal penelitian +
fotokopi Lembar
Pengumpul Data
325.000
Print + fotokopi +
penjilidan 260.000
CD + hard cover 160.000
Alat tulis 160.000
Analisa statistik 750.000
Transportasi 120.000
Lain-lain 1.009.000 3.500.000
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. SOETOMO
KOMITE ETIK PENELITIAN KESEHATAN Jl.Mayjen Prof. Dr.Moestopo No. 6-8, Telp. 5501164
SURABAYA 60286
xix
Lampiran II
Penjelasan Untuk disetujui penelitian (Information for consent)
Nama peneliti : Vita H. Kusumawardani, dr
Alamat : Jl. Menur Pumpungan No. 62, Menur Pumpungan, Surabaya
Judul Penelitian : Profil Kadar Gula Darah Setelah Induksi dan Setelah Operasi
Pada Infant yang Diberikan Cairan Rumatan D5¼NS Pada
Operasi Darurat Dan Elektif di RSUD dr. Soetomo – Surabaya. Pembimbing penelitian : Dr. Arie Utariani, dr. SpAn. KAP
Bambang Pujo Semedi, dr. SpAn. KIC
A. Tujuan penelitian dan penggunaan hasilnya
Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan peningkatan kadar gula darah pasien
bayi 0-1 tahun yang mendapat infus rumatan D5¼NS selama menjalani operasi darurat
atau operasi terencana untuk kemudian memberikan rekomendasi penyesuaian standar
infus rumatan selama operasi yang lebih aman di RSUD dr. Soetomo, Surabaya
B. Manfaat bagi peserta penelitian
a. Menghindari terjadinya peningkatan kadar gula darah diatas normal setelah operasi
akibat pemberian cairan infus yang mengandung glukosa/gula.
b. Mengantisipasi terjadinya penurunan kadar gula darah dibawah normal setelah
operasi.
c. Apabila didapatkan kadar gula darah diatas / dibawah normal pada penderita, dapat
dilakukan tindakan pengobatan lebih cepat karena diketahui lebih dini.
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. SOETOMO
KOMITE ETIK PENELITIAN KESEHATAN Jl.Mayjen Prof. Dr.Moestopo No. 6-8, Telp. 5501164
SURABAYA 60286
xx
d. Mengurangi resiko terjadi penyulit / komplikasi setelah operasi akibat kadar gula
darah diatas / dibawah normal dengan pemakaian cairan infus dengan kandungan
glukosa / gula yang lebih tepat.
C. Metode dan prosedur kerja penelitian
1. Sampel diambil dari pasien usia >28 hari-1 tahun (infant) PS ASA 1 dan 2 yang
direncanakan operasi elektif atau operasi darurat dengan anestesi umum yang
memenuhi kriteria inklusi.
2. Semua penderita dipuasakan selama 2 jam untuk cairan bening, 4 jam untuk air
susu ibu (ASI), 6 jam untuk susu formula dan makanan ringan, serta 6-8 jam
untuk makanan berat.
3. Penderita mendapat infus mengandung glukosa / gula (D5¼NS) sebagai cairan
pengganti selama masa puasa dan selama operasi untuk mencegah penurunan
kadar gula darah dibawah normal.
4. Pemeriksaan kadar gula darah dilakukan sesaat setelah pasien mulai terbius dan
sesaat setelah operasi selesai sebelum pasien sadar secara aseptik.
5. Semua subyek penelitian mendapatkan terapi yang sesuai standar pelayanan
rumah sakit.
6. Pasien akan dipantau secara ketat dan terus menerus selama pembiusan. Setelah
pasien kembali ke ruangan, pasien akan dipantau oleh perawat dan dokter
diruangan serta dokter yang melakukan penelitian.
D. Resiko yang mungkin timbul
Pemberian infus D5¼NS dapat menimbulkan peningkatan kadar gula darah diatas
normal, sehingga pasien yang sudah didapatkan kondisi tersebut sebelum operasi telah
dikeluarkan dari sampel sejak awal.
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. SOETOMO
KOMITE ETIK PENELITIAN KESEHATAN Jl.Mayjen Prof. Dr.Moestopo No. 6-8, Telp. 5501164
SURABAYA 60286
xxi
E. Efek samping penelitian
Efek samping dari penelitian terhadap subyek adalah kemungkinan terjadi peningkatan
kadar gula darah diatas normal.
F. Tindak lanjut jika terjadi insiden saat dilaksanakan penelitian
Apabila terjadi peningkatan kadar gula darah diatas normal, akan dilakukan terapi sesuai
indikasi dan standar pelayanan rumah sakit.
G. Jaminan kerahasiaan
Catatan mengenai pemeriksaan pasien akan dirahasiakan. Bila akan dikaji kembali oleh
tenaga kesehatan lain atau institusi kesehatan, maka data pasien hanya akan dikenal
dengan sebuah nomor rekan medik saja dan tidak akan diketehui siapa saja yang turut
atau tidak turut mengambil bagian dalam penelitian ini (nomor RM disamarkan 4 angka
terakhir).
Contoh: 12 34 XX XX, nama pasien ditulis menggunakan inisial.
H. Hak untuk menolak menjadi subyek penelitian
Orangtua pasien yang memenuhi kriteria inklusi berhak menolak menjadi subyek
penelitian berdasarkan keputusan orangtua tanpa adanya paksaan maupun intervensi dari
pihak manapun.
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. SOETOMO
KOMITE ETIK PENELITIAN KESEHATAN Jl.Mayjen Prof. Dr.Moestopo No. 6-8, Telp. 5501164
SURABAYA 60286
xxii
I. Partisipasi berdasarkan kesukarelaan dan hak untuk mengundurkan diri
Keikutsertaan subyek penelitian dilakukan secara sukarela. Subyek penelitian dapat
mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi, hukuman maupun kehilangan manfaat atau
keuntungan yang ada. Tidak ada perbedaan pelayanan antara yang setuju dengan yang
tidak setuju mengikuti penelitian.
J. Subyek dapat dikeluarkan dari penelitian
Bila anda tidak mentaati instruksi yang diberikan oleh peneliti, anda dapat dikeluarkan
setiap saat dari penelitian ini.
K. Kontak yang bisa dihubungi setiap saat
Bila ada penyulit atau ada pertanyaan mengenai penelitian ini, dapat menghubungi
dokter peneliti (dr. Vita H. Kusumawardani, HP : 081330544454) dan akan ditangani
secara langsung.
L. Ganti rugi / Kompensasi untuk subjek penelitian
Segala resiko biaya / kerugian yang diakibatkan oleh penelitian ini akan ditanggung oleh
peneliti.
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. SOETOMO
KOMITE ETIK PENELITIAN KESEHATAN Jl.Mayjen Prof. Dr.Moestopo No. 6-8, Telp. 5501164
SURABAYA 60286
xxiii
Surabaya, ...........................................
Yang menerima penjelasan
(.......................................)
Nama Jelas
Yang memberi penjelasan
dr. Vita H. Kusumawardani
Saksi I
(Pihak dari Subjek Penelitian)
Saksi II
(Pihak Peneliti)
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
xxiv
Lampiran III
LEMBAR PERSETUJUAN MENGIKUTI PENELITIAN
(Informed Consent)
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama :
Umur :
Alamat :
Tlp / E-mail :
Fakultas / Instansi :
Sesudah mendengarkan penjelasan yang diberikan dan diberikan kesempatan untuk menanyakan yang belum dimengerti, dengan ini memberikan:
PERSETUJUAN
mengikuti penelitian sebagai subyek penelitian dengan judul penelitian:
“Profil Kadar Gula Darah Setelah Induksi dan Setelah Operasi pada Infant yang Diberikan Cairan Rumatan D5¼NS pada Operasi Darurat dan Elektif di RSUD dr. Soetomo - Surabaya”
dan sewaktu-waktu saya berhak mengundurkan diri.
Demikian persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan.
Surabaya, ..............................
Yang Membuat Pernyataan
(.............................................)
Saksi 1 Saksi 2
(.............................................) (...........................................)
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
xxv
Lampiran IV
LEMBAR PENGUNDURAN DIRI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama :
Umur :
Alamat :
Tlp / E-mail :
Fakultas / Instansi :
Dengan ini menyatakan MENGUNDURKAN DIRI sebagai subjek penelitian.
Dengan judul penelitian:
“Profil Kadar Gula Darah Setelah Induksi dan Setelah Operasi pada Infant yang Diberikan Cairan Rumatan D5¼NS pada Operasi Darurat dan Elektif di RSUD dr. Soetomo - Surabaya”
Demikian lembar pengunduran diri ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan.
Surabaya, ..............................
Yang Membuat Pernyataan
(.............................................)
Saksi 1 Saksi 2
(........................................... ) (...........................................)
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
xxvi
Lampiran V
LEMBAR PENGUMPULAN DATA PASIEN (IRD / GBPT*)
Nama :
Umur : ______ bulan BB: _____ kg Jenis Kelamin: L / P*
Alamat :
No. Rekam Medik :
Diagnosa :
PS ASA : I / II / III / IV / V*
Co-morbid :
Tanggal operasi :
Jenis operasi :
Puasa : __________ jam
Post Induksi Postoperatif Tanggal: Tensi: Tensi: Nadi: Nadi: Pernafasan: Pernafasan: SpO2: SpO2: Temperature: Temperature GDA: GDA: Obat yg dikonsumsi:
Obat yang diberikan:
Premedikasi: Lain-lain:
Hasil laboratorium abnormal preoperatif:
Cairan yang diberikan:
Lain-lain: Lain-lain:
Keterangan tambahan:
*Lingkari jawaban yang sesuai
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
xxvii
Lampiran VI
DATA PASIEN DAN PENGOLAHAN STATISTIK
DATA PASIEN
Kelompok I (IRD)
No. Nama Umur (Bln)
BB (kg)
No. RM Diagnosa Jenis Op. PS ASA
Lama Puasa (Jam)
Lama Op.
(Jam)
GDA post
induksi
GDA post
operasi
Selisih GDA
%selisih GDA
1. Hafizah 3.5 6 12417875 Bowel obstruction e.c adhesi
Laparotomi eksplorasi
2 13 3 105 123 18 17.1
2. M. Alif 3.5 5.2 12433710 Hidrocephalus communicans
Ganti EVD 2 12 2 95 160 65 68.4
3. Syayidatur 2 3.2 12551387 Septic emboli dig 1-2 manus S
Amputasi dig. 1 manus S
1 3 1 78 92 14 17.9
4. Khanza 6 7.5 12563664 Intususepsi Laparotomi eksplorasi
2 24 3 118 288 170 144.1
5. Alvino 6 4.8 12552178 CF head radius D ORIF pinning + LAC
1 4 2 98 121 23 23.5
6. Nafiza Kharin
12 7.5 12525015 SDH FTP D Boorhole dranage 2 9 2 85 124 39 45.9
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
xxviii
7. Saaudagar 12 11 12567835 Combustio gr. 2 AB 55%
Debridement 2 10 3 114 198 84 73.7
8. Asli Habin 1 4 12557130 Hidrocephalus + CTEV
VP shunt 2 3 2 74 102 28 37.8
9. Arsylla 12 9 12511186 Angioma buccal D + CTEV
ATL D + Anteriormedial release
1 8 2 96 232 136 141.7
10. M. Nauval 6 8.5 12538044 Radial fraktur S Sentralisasi + bilobar flap
1 6 4 86 138 52 60.5
11. Aulia 12 7.8 12514509 MAR fistel anovestibular
Sigmoidostomy 1 8 1 114 161 47 41.2
12. Harni 2 3,6 12563662 MAR tanpa fistel Sigmoidostomy 2 24 2 113 140 27 23.9
13. Siti Sumirah
1 3.5 12561120 Hirschprung's disease
SOAVE 1 13 3,25 98 132 34 34.7
14. Felysia 3 6 12433217 MAR rectovestibuler
Sigmoidostomy 2 3 2 87 105 28 32.2
Kelompok II (GBPT)
No Nama Umur (Bln)
BB (kg)
No. RM Diagnosa Jenis Op. PS
ASA
Lama Puasa (Jam)
Lama Op.
(Jam)
GDA post
induksi
GDA post
operasi
Δ
GDA
% Δ
GDA
1 Yuli Astutik 4 3.5 12443651 ODS ROP OD vitrectomy 2 3 3 89 115 26 29.1
2 Azzam 6 4.5 12415228 OS katarak kongenital
OS disisi aspirasi 2 6 2,25 124 135 11 8.9
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
xxix
3 Andi Indra 3 3.9 12434256 ODS ROP st. 4 OD vitrectomy 2 5 2 78 86 8 10.2
4 Dian Asril 9 7.5 12539610 Hirschprung's disease
Potong stump 1 6 2 86 102 16 18.6
5 Farzana 10 5.6 12417493 OD afakia, OS katarak kongenital
OS disisi aspirasi 2 3 2 103 131 28 27.2
6 Abdullah Kaffa
3 5.4 12455681 CLP (LAHSHAL) Cheiloraphy bilateral
2 4 1 89 99 10 11.2
7 Ahmad Vicky
1.5 2.7 12551016 Atresia ileum post ileostomy
Tutup stoma 2 4 3,75 77 103 26 33.8
8 Felina 11 8 12443712 MAR anovestibular post PSARP
Tutup stoma 2 3 3 102 135 33 32.4
9 M. Alvian 11 10 12587647 OD afakia, OS pseudofakia
OD secondary implant
2 5 3 95 115 20 21.1
10 Davin 12 9.2 12548224 OD retinoblastoma
OD enukleasi 2 6 3 107 135 28 26.2
11 Al Kindi Athaya
5.5 3.5 12542331 ODS katarak kongenital
OD disisi aspirasi + EUA
2 4 2 78 97 19 24.4
12 Ainaya 11 8.5 12556724 CLA (LA-) Cheilonasoraphy 2 4 2 103 115 12 11.6
13 M. Aldi 8 8.5 12540137 Tumor testis D Inginal orchidopexy
1 6 1,5 118 139 21 17.8
14 Dina 10 7.5 12556290 Hirschprung's disease
Potong stump 1 4 2 96 132 36 37.5
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
xxx
PENGOLAHAN STATISTIK
Means Report
Kelompok Umur BB Lama_Puasa Lama_Operasi GDA_Post_Induksi GDA_Post_Operasi Selisih_GDA
%Selisih_GDA
IRD
N 14 14 14 14 14 14 14 14
Minimum 1.00 3.20 3 1.00 74 92 14 17.1
Maximum 12.00 11.00 24 4.00 118 288 170 144.1
Mean 5.8571 6.2571 10.00 2.3036 97.21 151.14 54.64 54.47
Std. Deviation 4.36079 2.36959 6.917 .84454 14.143 54.619 46.253
GBPT
N 14 14 14 14 14 14 14 14
Minimum 1.50 2.70 3 1.00 77 86 8 8.9
Maximum 11.00 10.00 6 3.75 124 139 36 37.5
Mean 7.0000 6.1857 4.50 2.3214 96.07 117.07 21.00 22.14
Std. Deviation 3.39116 2.30946 1.160 .73005 14.494 17.530 8.849
Total
N 28 28 28 28 28 28 28 28
Minimum 1.00 2.70 3 1.00 74 86 8 8.9
Maximum 12.00 11.00 24 4.00 124 288 170 144.1
Mean 6.4286 6.2214 7.25 2.3125 96.64 134.11 37.82 38.31
Std. Deviation 3.87708 2.29627 5.615 .77467 14.064 43.420 36.894
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
xxxi
Crosstabs PS_ASA * Kelompok Crosstabulation
Kelompok Total
IRD GBPT
PS_ASA
1
Count 6 3 9
% within PS_ASA 66.7% 33.3% 100.0%
% within Kelompok 42.9% 21.4% 32.1%
% of Total 21.4% 10.7% 32.1%
2
Count 8 11 19
% within PS_ASA 42.1% 57.9% 100.0%
% within Kelompok 57.1% 78.6% 67.9%
% of Total 28.6% 39.3% 67.9%
Total
Count 14 14 28
% within PS_ASA 50.0% 50.0% 100.0%
% within Kelompok 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
xxxii
Divisi_Ops * Kelompok Crosstabulation
Kelompok Total
IRD GBPT
Divisi_Ops
Bedah plastik
Count 1 2 3
% within Divisi_Ops 33.3% 66.7% 100.0%
% within Kelompok 7.1% 14.3% 10.7%
% of Total 3.6% 7.1% 10.7%
Bedah saraf
Count 3 0 3
% within Divisi_Ops 100.0% 0.0% 100.0%
% within Kelompok 21.4% 0.0% 10.7%
% of Total 10.7% 0.0% 10.7%
Digestif
Count 6 4 10
% within Divisi_Ops 60.0% 40.0% 100.0%
% within Kelompok 42.9% 28.6% 35.7%
% of Total 21.4% 14.3% 35.7%
Mata
Count 0 7 7
% within Divisi_Ops 0.0% 100.0% 100.0%
% within Kelompok 0.0% 50.0% 25.0%
% of Total 0.0% 25.0% 25.0%
Ortopedi
Count 4 0 4
% within Divisi_Ops 100.0% 0.0% 100.0%
% within Kelompok 28.6% 0.0% 14.3%
% of Total 14.3% 0.0% 14.3%
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
xxxiii
Urologi
Count 0 1 1
% within Divisi_Ops 0.0% 100.0% 100.0%
% within Kelompok 0.0% 7.1% 3.6%
% of Total 0.0% 3.6% 3.6%
Total
Count 14 14 28
% within Divisi_Ops 50.0% 50.0% 100.0%
% within Kelompok 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
Explore
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
GDA_Post_Induksi .099 28 .200* .962 28 .379
GDA_Post_Operasi .267 28 .000 .777 28 .000
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
xxxiv
Descriptives Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
GDA_Post_Induksi 28 74 124 96.64 14.064
GDA_Post_Operasi 28 86 288 134.11 43.420
Valid N (listwise) 28
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
GDA_Post_Operasi - GDA_Post_Induksi
Negative Ranks 0a .00 .00
Positive Ranks 28b 14.50 406.00
Ties 0c
Total 28
a. GDA_Post_Operasi < GDA_Post_Induksi
b. GDA_Post_Operasi > GDA_Post_Induksi
c. GDA_Post_Operasi = GDA_Post_Induksi
Test Statisticsa
GDA_Post_Operasi - GDA_Post_Induksi
Z -4.623b
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
xxxv
Explore Tests of Normality
Kelompok Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Umur IRD .206 14 .109 .827 14 .011
GBPT .169 14 .200* .902 14 .122
BB IRD .129 14 .200* .947 14 .510
GBPT .215 14 .078 .930 14 .307
Lama_Puasa IRD .189 14 .187 .850 14 .022
GBPT .238 14 .030 .854 14 .025
Lama_Operasi IRD .283 14 .003 .890 14 .080
GBPT .242 14 .026 .909 14 .154
GDA_Post_Induksi IRD .154 14 .200* .944 14 .472
GBPT .116 14 .200* .947 14 .514
GDA_Post_Operasi IRD .224 14 .056 .854 14 .025
GBPT .215 14 .078 .901 14 .117
Selisih_GDA IRD .237 14 .032 .781 14 .003
GBPT .143 14 .200* .955 14 .633
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
xxxvi
Mann-Whitney Test Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Umur
IRD 14 13.61 190.50
GBPT 14 15.39 215.50
Total 28
Test Statisticsa
Umur
Mann-Whitney U 85.500
Wilcoxon W 190.500
Z -.577
Asymp. Sig. (2-tailed) .564
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .571b
a. Grouping Variable: Kelompok
b. Not corrected for ties.
T-Test
Group Statistics
Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
BB IRD 14 6.2571 2.36959 .63330
GBPT 14 6.1857 2.30946 .61723
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
xxxvii
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
BB
Equal variances assumed .024 .879 .081 26 .936 .07143 .88433 -1.74634 1.88920
Equal variances not assumed
.081 25.983 .936 .07143 .88433 -1.74640 1.88925
Mann-Whitney Test
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Lama_Puasa IRD 14 18.07 253.00 GBPT 14 10.93 153.00 Total 28
Test Statisticsa
Lama_Puasa
Mann-Whitney U 48.000
Wilcoxon W 153.000
Z -2.328
Asymp. Sig. (2-tailed) .020
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .021b
a. Grouping Variable: Kelompok
b. Not corrected for ties.
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
xxxviii
T-Test
Group Statistics
Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Lama_Operasi IRD 14 2.3036 .84454 .22571
GBPT 14 2.3214 .73005 .19511
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Lama_Operasi
Equal variances assumed
.263 .612 -.060 26 .953 -.01786 .29836 -.63114 .59542
Equal variances not assumed
-.060 25.467 .953 -.01786 .29836 -.63176 .59605
T-Test
Group Statistics
Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
GDA_Post_Induksi IRD 14 97.21 14.143 3.780
GBPT 14 96.07 14.494 3.874
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
xxxix
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
GDA_Post_Induksi
Equal variances assumed
.003 .960 .211 26 .834 1.143 5.412 -9.982 12.268
Equal variances not assumed
.211 25.984 .834 1.143 5.412 -9.983 12.268
Mann-Whitney Test
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
GDA_Post_Operasi
IRD 14 17.50 245.00
GBPT 14 11.50 161.00
Total 28
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
xl
Test Statisticsa
GDA_Post_Operasi
Mann-Whitney U 56.000
Wilcoxon W 161.000
Z -1.932
Asymp. Sig. (2-tailed) .053
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .056b
a. Grouping Variable: Kelompok
b. Not corrected for ties.
Mann-Whitney Test
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Selisih_GDA
IRD 14 18.93 265.00
GBPT 14 10.07 141.00
Total 28
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
xli
Test Statisticsa
Selisih_GDA
Mann-Whitney U 36.000
Wilcoxon W 141.000
Z -2.853
Asymp. Sig. (2-tailed) .004
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .004b
a. Grouping Variable: Kelompok
b. Not corrected for ties. PS_ASA * Kelompok
Crosstab Count
Kelompok Total
IRD GBPT
PS_ASA 1 6 3 9
2 8 11 19
Total 14 14 28
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
xlii
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 1.474a 1 .225
Continuity Correctionb .655 1 .418
Likelihood Ratio 1.495 1 .221
Fisher's Exact Test .420 .210
Linear-by-Linear Association 1.421 1 .233
N of Valid Cases 28
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.50.
b. Computed only for a 2x2 table
Divisi_Ops * Kelompok
Crosstab Count
Kelompok Total
IRD GBPT
Divisi_Ops
Bedah plastik 1 2 3
Bedah saraf 3 0 3
Digestif 6 4 10
Mata 0 7 7
Ortopedi 4 0 4
Urologi 0 1 1
Total 14 14 28
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
xliii
Chi-Square Tests
Value Df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 15.733a 5 .008
Likelihood Ratio 21.537 5 .001
N of Valid Cases 28
a. 10 cells (83.3%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is .50.
Explore
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
GDA_Post_Induksi_IRD .154 14 .200* .944 14 .472
GDA_Post_Operasi_IRD .224 14 .056 .854 14 .025
GDA_Post_Induksi_GBPT .116 14 .200* .947 14 .514
GDA_Post_Operasi_GBPT .215 14 .078 .901 14 .117
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
xliv
Descriptives Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
GDA_Post_Induksi_IRD 14 74 118 97.21 14.143
GDA_Post_Operasi_IRD 14 92 288 151.14 54.619
GDA_Post_Induksi_GBPT 14 77 124 96.07 14.494
GDA_Post_Operasi_GBPT 14 86 139 117.07 17.530
Valid N (listwise) 14
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
GDA_Post_Operasi_IRD - GDA_Post_Induksi_IRD
Negative Ranks 0a .00 .00
Positive Ranks 14b 7.50 105.00
Ties 0c
Total 14
a. GDA_Post_Operasi_IRD < GDA_Post_Induksi_IRD
b. GDA_Post_Operasi_IRD > GDA_Post_Induksi_IRD
c. GDA_Post_Operasi_IRD = GDA_Post_Induksi_IRD
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
xlv
Test Statisticsa
GDA_Post_Operasi_IRD -
GDA_Post_Induksi_IRD
Z -3.297b
Asymp. Sig. (2-tailed) .001
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
T-Test
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 GDA_Post_Induksi_GBPT 96.07 14 14.494 3.874
GDA_Post_Operasi_GBPT 117.07 14 17.530 4.685
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 GDA_Post_Induksi_GBPT & GDA_Post_Operasi_GBPT
14 .864 .000
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
xlvi
Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig. (2-tailed)
Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Pair 1 GDA_Post_Induksi_GBPT - GDA_Post_Operasi_GBPT
-21.000 8.849 2.365 -26.109 -15.891 -8.879 13 .000
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
xlviii
Lampiran 7
LEMBAR ISIAN
KOMITE KELAIKAN ETIK PENELITIAN KESEHATAN
RSUD DR SOETOMO-FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
(DIISI OLEH PENELITI UTAMA)
1. Para Peneliti (Nama, titel, unit kerja)
Peneliti utama : dr. Vita H. Kusumawardani
Peneliti lain : tidak ada
Multisenter ya tidak
2. Judul Penelitian :
Perubahan Kadar Gula Darah Setelah Induksi dan Setelah Operasi Pasien Bayi >28 hari-1
Tahun (Infant) yang Diberikan Cairan Rumatan D5¼NS Selama Menjalani Operasi Darurat
di OK IRD Dibandingkan dengan yang Menjalani Operasi Elektif di OK Gedung Bedah Pusat
Terpadu (GBPT), RSUD dr. Soetomo - Surabaya
3. Subyek Penelitian :
Penderita Non Penderita* Hewan
Keterangan :
Subyek non-penderita adalah subyek penelitian yang tidak mendapat manfaat langsung
baik dari segi terapeutik maupun diagnostik dari penelitian yang dilakukan atas dirinya
4. Jelaskan manfaat penelitian tersebut terhadap pengembangan ilmu dan atau pelayanan
kesehatan dan penderita :
a. Manfaat terhadap pengembangan ilmu :
Sebagai dasar pertimbangan perlu atau tidaknya penelitian lebih lanjut menggunakan
cairan mengandung dektrosa yang lebih rendah untuk digunakan sebagai standar infus
rumatan pada pasien infant di RSUD dr. Soetomo, Surabaya.
b. Manfaat terhadap pelayanan kesehatan :
X
X
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
xlix
Mengetahui efek infus rumatan D5¼NS terhadap kenaikan kadar gula darah setelah
induksi dan setelah operasi pada operasi darurat.
Mengetahui efek infus rumatan D5¼NS terhadap kenaikan kadar gula darah setelah
induksi dan setelah operasi pada operasi elektif.
Meningkatkan kewaspadaan terhadap potensial hiperglikemia setelah induksi dan
setelah operasi baik pada pasien operasi elektif maupun darurat.
Menurunkan kemungkinan morbiditas dan mortalitas pasien postoperatif, khususnya
yang berkaitan dengan efek-efek yang tidak menguntungkan dari hiperglikemia.
c. Bila penelitian ini menggunakan penderita, uraikan manfaat tersebut
Menghindari terjadinya hiperglikemia postoperatif akibat pemberian cairan rumatan
mengandung glukosa
Menghindari terjadinya hipoglikemia postoperatif
Mengurangi resiko komplikasi postoperatif akibat hiper/hipoglikemia dengan
pemakaian cairan rumatan dengan kandungan glukosa yang lebih tepat
5. Jelaskan resiko penelitian yang mungkin terjadi pada subyek penelitian
Hiperglikemia
6. Jelaskan prosedur pemantauan yang digunakan untuk keselamatan subyek penelitian
1. Pasien usia >28 hari-1 tahun (infant) PS ASA 1 dan 2 yang direncanakan operasi darurat
atau operasi elektif dengan anestesi umum dimasukkan sebagai sampel.
2. Orangtua dari subyek terpilih akan diberikan informasi mengenai prosedur penelitian,
lalu informed consent ditandatangani.
3. Kriteria inklusi dan eksklusi dikonfirmasi ulang setiap sebelum pengambilan sampel.
4. Penderita dikelompokkan secara random menjadi 2 kelompok. Kelompok I yang
menjalani operasi darurat dan mendapat infus rumatan Dekstrosa 5% NaCl 0,225 %,
kelompok II yang menjalani operasi elektif dan mendapat infus rumatan Dekstrosa 5%
NaCl 0,225 %.
5. Data demografis (jenis kelamin, usia), co-morbid lain dicatat. Tanda vital (respiratory
rate, SpO2, denyut nadi, temperatur) diobservasi sesuai standard preoperatif.
6. Semua penderita dipuasakan sesuai pedoman American Society of Anesthesiologist
(ASA) dan mendapat infus rumatan Dekstrosa 5% NaCl 0,225 % selama puasa.
7. Pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan GDS dilakukan sesaat setelah induksi dan
sesaat postoperatif sebelum pasien sadar menggunakan alat glukometer merk EasyTouch
secara aseptik.
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
l
8. Penderita yang diketahui hipoglikemia atau hiperglikemia dan/atau tanda-tanda vital
tidak normal sebelum induksi dikeluarkan dari penelitian.
7. Untuk mencapai azas keadilan, jelaskan bagaimana memilih dan memperlakukan
subyek penelitian
Subyek penelitian adalah pasien usia >28 hari-1 tahun (infant) PS ASA 1 dan 2 yang akan
menjalani operasi darurat di kamar operasi Instalasi Rawat Darurat (IRD) dan operasi elektif
di Gedung Bedah Pusat Terpadu (GBPT) RSUD dr. Soetomo – Surabaya yang mendapatkan
infus rumatan Dekstrosa 5% NaCl 0,225 %. Semua pasien mendapatkan perlakuan yang
sama.
8. Jelaskan cara pengamanan tambahan bagi subyek penelitian yang beresiko /
“vulnerable”
(seperti misalnya subyek penelitian tersebut bayi, anak-anak, ibu hamil dan menyusui,
cacat mental, pasien tidak sadar, narapidana, mahasiswa kedokteran dsb)
Pasien (dalam hal ini diwakili orangtua) menyatakan kebersediaan ikut serta dalam penelitian
secara sukarela dan tanpa tekanan serta menandatangani surat persetujuan dengan diberikan
penjelasan sebelumnya.
9. Bila penelitian ini menggunakan subyek manusia, jelaskan bagaimana memberitahu
dan mengajak subyek. Bila tidak diminta “informed consent”, berilah alasan yang kuat
mengapa.
Lampirkan “informed consent” dan penjelasan lisan / tertulis yang diberikan kepada subyek
penelitian sebelum menandatangani “informed consent” (bila ada)
Orangtua subyek penelitian diberikan informasi mengenai rencana penelitian yang berupa
observasional/bersifat mengamati dengan mempertahankan perawatan sesuai standar rumah
sakit dan manfaat penelitian beserta resikonya bila ada. Orangtua kemudian menandatangani
informed consent bila setuju.
10. Jelaskan cara yang digunakan untuk melindungi kerahasiaan subyek penelitian
Identitas subyek penelitian hanya diketahui oleh peneliti dan PPDS Anestesi stase Pediatri
dan stase OK IRD yang menangani pembiusan pasien.
11. Bila penelitian ini menggunakan subyek manusia, jelaskan hubungan pribadi antara
penelitian utama dengan subyek yang diteliti :
Dokter Penderita Guru-murid Majikan-anak buah X
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
li
Lain :
12. Bila penelitian ini menggunakan orang sakit, sebutkan nama dokter / dokter-dokter
yang bertanggung jawab atas diagnosis dan perawatannya. Bila menggunakan orang
sehat jelaskan cara pemeriksaan kesehatannya.
Dokter-dokter yang bertanggung jawab atas diagnosis dan perawatannya mencakup Dokter
Spesialis Bedah Anak, Dokter Spesialis Pediatri, dan Dokter Spesialis Anestesi.
13. Apakah pasien dibebani sebagian atau seluruh biaya penelitian ?
ya tidak
14. Apakah subyek penelitian mendapatkan ganti rugi, bila ada gejala efek samping ?
ya tidak
Bila ya, berapa banyak ? Rp.
15. Apakah subyek penelitian diasuransikan ?
Ya tidak
16. Apakah RSUD Dr. Soetomo dibebani biaya penelitian ?
ya tidak
17. Berapa Total biaya penelitian ini ?
±Rp. 1.000.000,-
X
X
X
X
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
lii
Surabaya, 2017
Peneliti Utama Mengetahui dan Menyetujui*
Kepala Departemen
Anestesiologi dan Reanimasi
(dr. Vita H. Kusumawardani) (dr. Hamzah, SpAn.KNA)
Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal .................................................................................
Komite Kelaikan Etik Penelitian Kesehatan
RSUD Dr. Soetomo / Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
Ketua
(.......................................................)
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAPORAN PENELITIAN PROFIL KADAR GULA ... VITA H. KUSUMAWARDANI