88
LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG USM PERSEPSI GLASS CEILING DALAM PROFESI DOSEN (STUDI KASUS: DOSEN WANITA UNIVERSITAS SEMARANG) TIM PENGUSUL: Ratna Wijayanti, SE, MM NIDN. 0017067801 (Ketua) Eviatiwi Kusumaningtyas S, SE, MM NIDN. 0601118601 (Anggota 1) Yudhitya Dyah S, SH, MH. NIDN. 0622129101 (Anggota 2) Dibiayai oleh Universitas Semarang Sesuai dengan Perjanjian Pelaksanaan Penelitian No. 057/USM.H7.LPPM/L/2020 S1 MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEMARANG SEMESTER GASAL 2020/2021 Kode/Nama Rumpun Ilmu : 571/ Manajemen Bidang Fokus : Management

LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

  • Upload
    others

  • View
    22

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA

UNIVERSITAS SEMARANG

USM

PERSEPSI GLASS CEILING DALAM PROFESI DOSEN (STUDI KASUS: DOSEN

WANITA UNIVERSITAS SEMARANG)

TIM PENGUSUL:

Ratna Wijayanti, SE, MM NIDN. 0017067801 (Ketua)

Eviatiwi Kusumaningtyas S, SE, MM NIDN. 0601118601 (Anggota 1)

Yudhitya Dyah S, SH, MH. NIDN. 0622129101 (Anggota 2)

Dibiayai oleh Universitas Semarang

Sesuai dengan Perjanjian Pelaksanaan Penelitian

No. 057/USM.H7.LPPM/L/2020

S1 MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEMARANG

SEMESTER GASAL

2020/2021

Kode/Nama Rumpun Ilmu : 571/ Manajemen

Bidang Fokus : Management

Page 2: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ratna Wijayanti, SE, MM

NIDN : 0017067801

Pangkat / Golongan : Penata Muda TK.I/III C

Jabatan Fungsional : Lektor

Dengan ini menyatakan bahwa laporan penelitian kami dengan judul: PERSEPSI GLASS

CEILING DALAM PROFESI DOSEN (STUDI KASUS: DOSEN WANITA

UNIVERSITAS SEMARANG) yang diusulkan tahun akademik Gasal Tahun 2020/2021

bersifat orisinal dan belum pernah dibiayai oleh lembaga / sumber dana lain.

Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya

bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan

seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke Universitas Semarang.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.

Semarang, 20 Januari 2021

Ketua Tim Peneliti

Materai

Ratna Wijayanti, SE, MM

NIDN. 0017067801

Mengetahui

Dekan,

Yohanes Suhardjo, SE, MSi, Ak, CA

NIDN. 0622106703

Page 3: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

3

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Penelitian : Persepsi Glass Ceiling dalam Profesi Dosen

Studi Kasus: Dosen Wanita Universitas Semarang

2. Rumpun Ilmu : Ekonomi

3. Ketua Peneliti :

a. Nama Lengkap : Ratna Wijayanti, SE, MM

b. NIDN : 0017067801

c. ID Sinta : 6027514

d. Jabatan Fungsional : Lektor

e. Program Studi : S1 Manajemen

f. No. HP : 085865955228

g. Alamat Surel : [email protected]

Anggota Peneliti (1)

a. Nama Lengkap : Eviatiwi Kusumaningtyas S, SE, MM

b. NIDN : 0601118601

c. ID Sinta : 5999045

d. Program Studi : S1 Manajemen

Anggota Peneliti (2)

a. Nama Lengkap : Yudhitya Dyah S, SH, MH

b. NIDN : 0622129101

c. ID Sinta : 6655056

d. Program Studi : S1 Manajemen Perusahaan

4. Mahasiswa yang Terlibat : 1.Maulinda Nur Laila Izza / B.111.18.0123

2.Widhy Sekar Kinanti / B.111.18.0135

5. Biaya Penelitian : Rp. 5.000.000,- (Lima Juta Rupiah)

6. Sumber Dana : LPPM USM

7. Lokasi Penelitian : Kota Semarang

8. Jangka Waktu Penelitian : 5 Bulan

Menyetujui,

Semarang, 20 Januari 2021

Dekan Fakultas Ekonomi USM, Ketua Peneliti,

(Yohanes Suhardjo, SE, MSi, Ak, CA (Ratna Wijayanti, SE, MM)

NIDN. 0622106703 NIDN. 0017067801

Menyetujui

Ketua LPPM USM,

(Iswoyo,S.Pt, MP )

NIDN.0606126801

Page 4: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

4

HALA MAN PENGESAHAN REVIEWER

1. Judul Penelitian : Persepsi Glass Ceiling dalam Profesi Dosen

Studi Kasus: Dosen Wanita Universitas Semarang

2. Rumpun Ilmu : Ekonomi

3. Ketua Peneliti :

h. Nama Lengkap : Ratna Wijayanti, SE, MM

i. NIDN : 0017067801

j. ID Sinta : 6027514

k. Jabatan Fungsional : Lektor

l. Program Studi : S1 Manajemen

m. No. HP : 085865955228

n. Alamat Surel : [email protected]

Anggota Peneliti (1)

e. Nama Lengkap : Eviatiwi Kusumaningtyas S, SE, MM

f. NIDN : 0601118601

g. ID Sinta : 5999045

h. Program Studi : S1 Manajemen

Anggota Peneliti (2)

e. Nama Lengkap : Yudhitya Dyah S, SH, MH

f. NIDN : 0622129101

g. ID Sinta : 6655056

h. Program Studi : S1 Manajemen Perusahaan

4. Mahasiswa yang Terlibat : 1.Maulinda Nur Laila Izza / B.111.18.0123

2.Widhy Sekar Kinanti / B.111.18.0135

5. Biaya Penelitian : Rp. 5.000.000,- (Lima Juta Rupiah)

6. Sumber Dana : LPPM USM

7. Lokasi Penelitian : Kota Semarang

8. Jangka Waktu Penelitian : 5 Bulan

Semarang, 20 Januari 2021

Mengetahui Semarang,

Reviewer I, Reviewer II,

Dr. Adijati Utaminingsih, SE, MM Efi Yulistyowati, SH, M.Hum

NIDN. 0621127101

NIDN. 0620066301

Page 5: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

5

CAPAIAN LUARAN PENELITIAN

1. Judul Penelitian : Persepsi Glass Ceiling dalam Profesi Dosen Studi Kasus:

Dosen Wanita Universitas Semarang

2. Tim Peneliti :

No Nama Jabatan Bidang

Keahlian

Prodi Asal Alokasi

Waktu

1 Ratna Wijayanti, SE,

MM

Ketua Manajemen S1

Manajemen

4 Jam/hari

2 Eviatiwi

Kusumaningtyas S, SE,

MM

Anggota

1

Manajamen S1

Manajmen

3Jam/hari

3 Yudhitya Dyah S, SH,

MH

Anggota

2

Hukum S1

Manajemen

3 Jam/hari

3. Luaran yang direncanakan dan capaian tertulis dalam proposal awal:

No Luaran yang Direncanakan Capaian %

1 Laporan Penelitian 100

2 Artikel Ilmiah yang dipublikasikan dalam jurnal

internasional/ jurnal nasional terakreditasi/ jurnal

nasional tidak terakreditasi, ber ISSN (Sesuai dengan

skema penelitian)

100

3 Pemakalah pada pertemuan ilmiah tingkat

lokal/regional/nasional/internasional (Sesuai dengan

skema penelitian)

0

4 HKI 60

5 Capaian Luaran lainnya (Model/Rekayasa

Sosial/TTG/buku Ajar/Bahan Ajar/dan lain-lain)

A. PUBLIKASI ILMIAH

Keterangan

Artikel Jurnal Ke-1*)

Nama jurnal yang dituju Economic & Business Solution Journals

Klasifikasi jurnal Jurnal Nasional tidak terakreditasi ber ISSN

URL -

Judul artikel Persepsi Glass Ceiling dalam Profesi Dosen Studi

Page 6: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

6

Kasus: Dosen Wanita Universitas Semarang

Status Naskah (beri tanda v )

- Draf artikel -

- Sudah dikirim ke jurnal -

- Sedang ditelaah -

- Sedang direvisi -

- Revisi sudah dikirim ulang -

- Sudah diterima V

- Sudah terbit -

B. PEMAKALAH PADA PERTEMUAN ILMIAH

1. Pertemuan Ilmiah ke-1 *)

Judul Makalah -

Nama Pertemuan Ilmiah -

Tingkat Forum Lokal/regional/nasional/internasional

Tempat Pelaksanaan -

Waktu Pelaksanaan -

Status Naskah (beri tanda v) -

- Draf makalah -

- Sudah dikirim -

- Sedang direview -

- Sudah dilaksanakan -

C. HKI

Jenis -

Judul -

Status Naskah (beri

tanda v)

-

- Draf -

- Sudah diajukan -

- Sedang diperiksa -

- Terdaftar -

- Granted -

D. CAPAIAN LUARAN LAINNYA

Jenis Judul

Model -

Teknologi -

Page 7: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

7

Tepat

Guna -

Rekayasa

Sosial -

Buku Ajar -

Bahan Ajar -

Lainnya

(sebutkan) -

Jika luaran yang direncanakan tidak tercapai, uraikan alasannya: -

Semarang, 20 Januari 2021

Ketua Tim Peneliti,

(Ratna Wijayanti, SE, MM)

NIDN :0017067801

Page 8: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

8

PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah, SWT yang telah melimpahkan rahmat

dan hidayahnya sehingga kami tim peneliti dapat menyelesaikan laporan akhir penelitian

dengan judul “Persepsi Glass Ceiling dalam Profesi Dosen Studi Kasus: Dosen Wanita

Universitas Semarang”.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu kami dalam menyelesaikan laporan penelitian ini:

1. Rektor Universitas Semarang yang telah memberi kesempatan dan dana untuk

melaksanakan kegiatan penelitian ini,sehingga kami dapat ikut berpartisipasi dalam

kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi di Universitas Semarang.

2. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Semarang yang telah memberikan fasilitas,

dukungan dan kesempatan kepada kami untuk selalu meningkatkan produktivitas

penelitian dalam rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

3. Ketua LPPM Universitas Semarang yang telah memfasilitasi dan memberikan

kesempatan kepada kami sehingga kami dapat mengembangkan diri didalam

melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

4. Wirausaha wanita di Kota Semarang yang telah bersedia menjadi responden Penelitian.

5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang selalu memberi arahan

dan dorongan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan hasil penelitian ini.

Demikian akhir dari penelitian ini, selanjutnya kami mengharapkan saran dan kritik

yang sifatnya membangun guna memperbaiki dan menyempurnakan penelitian ini.

Tim Peneliti

Page 9: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

9

DAFTAR ISI

Halaman Judul......................................................................................................... 1

Halaman Pernyataan Originalitas............................................................................ 2

Halaman Pengesahan............................................................................................... 3

Halaman Pengesahan Reviewer................................................................................. 4

Capaian Luaran Penelitian ...................................................................................... 5

Prakata …………………………………………………………………………… 8

Daftar Isi …………………………………………………………………………. 9

Daftar Gambar ........................................................................................................ 11

Daftar Tabel............................................................................................................. 12

Daftar Lampiran....................................................................................................... 13

Ringkasan.................................................................................................................. 14

BAB 1. PENDAHULUAN.................................................................................... 15

1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………. 15

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 19

2.1 State of The Art …………………………………………………………….… 19

2.2 Glass Ceiling ………………………………………………………………………… 20

2.3 Women Caree Advancement ……………………………………………………….. 21

2.4 Hipotesis Penelitian ………………………………………………………….. 23

2.5 Kerangka Penelitian …………………………………………………………. 26

BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN …………………………… 27

3.1 Tujuan ……………………………………………………………………….. 27

3.2 Manfaat Penelitian …………………………………………………………… 27

BAB 4. METODE PENELITIAN........................................................................ 28

4.1 Alur Penelitian ……………………………………………………………….. 28

4.2 Lokasi Penelitian …………………………………………………………….. 29

4.3 Peubah yang Diamati ………………………………………………………... 29

4.4 Rancangan Penelitian ………………………………………………………... 29

4.5 Teknik Pengumpulan Data …………………………………………………... 30

4.6 Analisis Data ………………………………………………………………… 30

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………................................ 31

Page 10: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

10

5.1 Hasil Analisis SEM …..……………………………………………………… 31

5.2 Pembahasan ………………………………………………………………….. 37

BAB 6 LUARAN YANG DICAPAI ……………………………………………. 41

BAB 7 SIMPULAN DAN SARAN …………………………………………….. 42

7.1 Simpulan …………………………………………………………………….. 42

7.2 Saran ………………………………………………………………………… 42

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 44

LAMPIRAN …………………………………………………………………….. 46

- Instrumen Penelitian yang digunakan ( jika ada ) 46

- Biodata Ketua Tim Peneliti dan Anggota 48

- Luaran Penelitian : Artikel Publikasi, HKI, Bahan Ajar / Buku, dan lain-lain. 63

- Surat Perjanjian Penelitian 64

Page 11: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

11

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran …..……………………………………………. 26

Gambar 3.1 Alur Penelitian ……………………………………………………… 28

Gambar 5.1 Model SEM PLS …………………………………………………… 36

Page 12: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

12

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Dosen Berdasarkan Jenis Kelamin …....................................... 17

Tabel 2.1 State of The Art ………………………………………………………. 19

Tabel 5.1 Outer Loading Running Data Pertama ………………………………. 32

Tabel 5.2 Outer Loading Running Data Kedua ….................................................... 33

Tabel 5.3 Construct Reliability dan Validity ……………………………………. 33

Tabel 5.4 Cross Loading ………………………………………………………… 34

Tabel 5.5 R Square ……………………………………………………………… 35

Tabel 5.6 Path Coefficients ………………………………………………………. 36

Tabel 5.7 Indirect Effect ………………………………………………………… 37

Page 13: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

13

DAFTAR LAMPIRAN

- Instrumen Penelitian yang digunakan ( jika ada ) 46

- Biodata Ketua Tim Peneliti dan Anggota 48

- Luaran Penelitian : Artikel Publikasi, HKI, Bahan Ajar / Buku, dan lain-lain. 63

- Surat Perjanjian Penelitian 64

Page 14: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

14

Ringkasan

Fenomena glass ceiling menjadi suatu perhatian penting bagi para karyawan wanita

khususnya, karena dengan adanya glass ceiling di perusahaan akan menyebabkan peluang

karyawan wanita untuk dipromosikan ke jenjang yang lebih tinggi semakin kecil, walaupun,

jika ditinjau dari sisi kompetensi kemampuannya tak jauh berbeda dengan laki-laki. Banyak

penelitian terdahulu terkait glass ceiling dilakukan di perusahaan-perusahaan profit dan

sangat sedikit yang melakukan penelitian terkait glass ceiling di lembaga non profit.

Penelitian ini bermaksud untuk menganalisis percepsi glass ceiling yang dialami wanita

pekerja dan dampaknya pada kemajuan karir mereka. Dan untuk menutup gap obyek dalam

penelitian terdahulu penelitian ini dilakukan di organisasi non profit yaitu Universitas

Semarang. Berdasarkan fenomena dan research gap rumusan masalah dalam penelitian ini

yaitu bagaimana kemajuan karir dosen wanita Universitas Semarang dipengaruhi oleh

persepsi glass ceiling yang dirasakan. Penyelesaian rumusan masalah tersebut dibagi dalam

lima tujuan khusus penelitian yaitu 1) Untuk menganalisis pengaruh family factor terhadap

glass ceiling perception, 2) Untuk menganalisis pengaruh individual factor terhadap glass

ceiling perception, 3) Untuk menganalisis pengaruh organisational factor terhadap glass

ceiling perception, 4) Untuk menganalisis pengaruh cultural factor terhadap glass ceiling

perception, 5) Untuk menganalisis pengaruh glass ceiling perception terhadap woman career

advancement. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh dosen wanita di Universitas

Semarang dengan jumalh 192 dosen. Dengan metode purposive sampling diambil 132 dosen

wanita untuk dijadikan sampel penelitian. Alat analisis yang digunakan adalah SEM dengan

program SmartPLS 3.29. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Family factor tidak

berpengaruh terhadap glass ceiling perception, Individual factor berpengaruh positif

signifikan terhadap glass ceiling perception, Organisational factor tidak berpengaruh terhadap

glass ceiling perception, Cultural factor berpengaruh positif signifikan terhadap glass ceiling

perception dan Glass ceiling perception berpengaruh negative signifikan terhadap woman

career advancement.

Page 15: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

15

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Glass ceiling merupakan sebuah hambatan yang tidak terlihat yang

menghalangi wanita untuk dipromosikan ke posisi eksekutif dan menerima

kompensasi yang serupa dengan laki-laki, walaupun bekerja di ranah yang setara

dengan laki-laki. Fenomena ini berjalan secara sistematis, namun, terkadang tidak

dikenali bentuk diskriminasi dan penindasan terhadap gendernya (Nozawa,

2010). Dengan adanya fenomena glass ceiling ini, banyak wanita yang merasa

dirugikan, sehingga banyak dari para karyawan wanita yang terpinggirkan dari

kesempatan memperoleh jabatan yang lebih tinggi (Puspa, 2005). Fenomena

glass ceiling menjadi suatu perhatian penting bagi para karyawan wanita

khususnya, karena dengan adanya glass ceiling di perusahaan akan menyebabkan

peluang karyawan wanita untuk dipromosikan ke jenjang yang lebih tinggi

semakin kecil, walaupun, jika ditinjau dari sisi kompetensi kemampuannya tak

jauh berbeda dengan laki-laki (Merycona, 2015). Potensi terjadinya glass ceiling

di Indonesia cukup besar, terlebih lagi, Indonesia dikatakan sebagai negara yang

cukup kental dengan budaya patriarki (Astuti, 2013).

Banyak faktor yang menyababkan munculnya glass ceiling, yaitu

manusia, interaksi, modal sosial, preferensi, peran sosial dan organisasi

(Appelbaum, 2011; Davis, 2015; Napasri, 2015; Permanasari, 2013; Pillai, 2011).

Glass ceiling merupakan sebuah penghalang yang tak terlihat begitu kuat

menghalangi wanita memasuki hirarki manajemen atau kemajuan karir mereka

(Shamila & Victor, 2018). Model Gendered Organisational Structure (GOS)

menggambarkan empat dasar hambatan karir yang terdiri dari faktor individual,

keluarga, organisasi dan budaya (Shamila & Victor, 2018). P. M. Bombuwela

and De Alwis (2013) juga menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi glass

ceiling terdiri dari faktor budaya (keyakinan dan stereotype), faktor individu

(kurangnya percaya diri, sifat personal, dan ketidakmampuan menjual diri),

Page 16: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

16

faktor organisasi (kebijakan organisasi dan gaya manajemen), faktor keluarga

(pengasuhan anak dan pekerjaan rumah).

Beberapa penelitian terdahulu terkait glass ceiling yaitu, penelitian yang

dilakukan oleh Bjerk (2008), Merycona (2015), Li dan Leung (2001), Napasari

dan Yukongdi (2015), Sumarto dan Permanasari (2013), Yang (2011),

Bombuwela dan Alwis (2013), Cho, et al (2014) memiliki latar belakang obyek

yang sama yakni glass ceiling terjadi di perusahaan profit tempat para peneliti

melakukan penelitian, hal tersebut dibuktikan dengan sedikitnya proporsi

karyawan wanita yang menduduki manajer puncak di perusahaan masing-masing.

Dan hanya satu yang melakukan penelitian terkait glass ceiling di lembaga non

profit yakni Nozawa, (2010).

Bjerk (2008) menggunakan sampel dengan teknik membagi kelompok-

kelompok pekerja di perusahaan Amerika. Sedangkan, Li dan Leung (2001)

menggunakan sampel hotel yang berjumlah 25 dari 77 hotel yang terdaftar di

Departemen Pariwisata Singapura. Lalu, Napasari dan Yukongdi (2015)

menggunakan 30 sampel eksekutif wanita yang bekerja di perusahaan Thailand

dan Merycona (2015) menggunakan 60 Sampel dengan teknik Quota Sampling

yang terdiri dari 30 laki-laki dan 30 Wanita. Lalu, Sumarto dan Permanasari

(2013) menggunakan sampel 200 PNS yang terdiri dari 100 laki-laki dan 100

wanita dan Yang (2011) menggunakan sampel berjumlah 633 top manajer dari

114 hotel di Cina. Bombuwela dan Alwis (2013) menggunakan sample sebanyak

150 eksekutif wanita. Cho, et al (2014) menggunakan 300 sampel karyawan dari

beberapa perusahaan di Korea. Nozewa (2010) menggunakan beberapa sampel

karyawan di lembaga non profit di Amerika.

Berdasarkan penelitian terdahulu terdapat celah dalam objek penelitian,

dimana mayoritas penelitian-penelitian terdahulu umumnya hanya fokus pada

fenomena glass ceiling di organisasi profit saja. Padahal, glass ceiling sangat

mungkin terjadi di organisasi-organisasi non profit (Muslim, 2017). Berdasarkan

celah tersebut peneliti mencoba mengembangkan penelitian terdahulu terkait

glass ceiling dengan fokus pada celah objek penelitian yaitu dengan

menggunakan universitas organisasi non profit. Sejauh ini sangat sedikit referensi

Page 17: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

17

terkait topik glass ceiling yang dibahas dalam organisasi non profit khusunya

dalam profesi dosen.

Universitas Semarang merupakan salah satu perguruan tinggi swasta di

Jawa Tengah dengan mahasiswa terbanyak di Kota Semarang. Universitas ini

memiliki 384 dosen dengan total 15 program studi. Fenomena yang terjadi di

Universitas Semarang adalah jumlah dosen berjenis kelamin laki-laki sama besar

dengan jumlah dosen berjenis kelamin perempuan. Jumlah dosen wanita yang

memiliki jabatan fungsional tertinggi di universitas ini lebih besar dibandingkan

dengan laki-laki. Lima Guru Besar di universitas Semarang, empat diantaranya

adalah perempuan. Fenomena tersebut menarik untuk digali terkait keberadaan

glass ceiling yang ada organisasi non profit tersebut, mengingat dosen wanita

lebih banyak mencapai jabatan fungsional tertinggi daripada laki-laki.

Tabel 1.1

Jumlah Dosen Universitas Semarang berdasarkan Jenis Kelamin

No Program Studi Jumlah Dosen

Laki-Laki Perempuan

1 Magister Manajemen 4 3

2 Magister Ilmu Hukum 6 1

3 Magister Psikologi 0 5

4 S-1 Ilmu Hukum 16 14

5 D3 Manajemen Perusahaan 13 10

6 S1 Manajemen 35 40

7 S1 Akuntansi 18 26

8 S-1 Teknik Sipil 25 20

9 S-1 Teknik Elektro 11 9

10 S-1 Perencanaan Wilayah Dan Kota 8 4

11 S-1 Teknologi Hasil Pertanian 8 13

12 S-1 Psikologi 10 20

13 S-1 Sistem Informasi 8 7

14 S-1 Teknik Informatika 22 9

15 S-1 Ilmu Komunikasi 8 11

Jumlah 192 192

Glass ceiling seringkali dihubungkan dengan kemajuan karir perempuan

(woman career advancement). Keberadaan glass ceiling terasa ketika orang

yang berkualitas (qualified person) terhenti untuk naik ke jenjang yang lebih

tinggi dalam hierarki organisasi karena diskriminasi, prasangka, rasisme, dan

Page 18: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

18

seksisme (Afza, 2008; Jauhar, 2018). Dengan adanya glass ceiling, wanita

merasa telah mencapai titik di mana mereka tidak dapat maju lebih jauh untuk

karir mereka meskipun terdapat jalur promosi yang jelas. Untuk itu dalam

penelitian ini selain menganalisis persepsi glass ceiling beserta faktor yang

mempengaruhinya, peneliti mencoba menghubungkan persepsi glass ceiling

dengan persepsi kemajuan karir yang dirasakan oleh dosen wanita di lingkungan

Universitas Semarang. Berdasarkan uraian tersebut rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah kemajuan karir dosen wanita Universitas Semarang dengan

persepsi glass ceiling yang dirasakan.

Page 19: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

19

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 State of The Art

Penyusunan penelitian ini menggunakan beberapa penelitian terdahulu

yang berhubungan dengan topik penelitian sebagai referensi. Berikut adalah state

of the art dalam penelitian ini:

Tabel 2.1

State of The Art

No Nama, Tahun dan

Judul Penelitian

Diskusi Hasil Penelitian

1 Smith, Caputi, and

Crittenden (2012)

How are women's glass

ceiling beliefs related

to career success?

Analisis regresi menunjukkan denial

berhubungan positif dengan kepuasan karir

dan work engagement; resignation secara negatif

berhubungan dengan kebahagiaan dan

kesejahteraan emosional dan fisik;

resiliance memiliki hubungan positif dengan

kebahagiaan dan work engagement; acceptance

berhubungan negatif dengan

work engagement.

2 Rahman (2013)

A Study on Women's

Career Advancement in

Malaysia

Hasil akhir menunjukkan bahwa dari keempat

variabel (work-life balance, networking,

mentoring support, and training and

development), hanya work-life balance sebagai

prediktor penghambat kemajuan karir wanita.

3 P. M. Bombuwela and

De Alwis (2013)

Effects of Glass Ceiling

on Women Career

Development in

Private Sector

Organizations – Case

of Sri Lanka

Temuan itu mengungkap glass ceiling

berpengarruh negative pada pengembangan karir

wanita. Hasil juga mmenunjukkan bahwa Faktor

Individu, Organisasi dan Budaya berpengaruh

signifikan terhadap Pengembangan Karir Wanita

sedangkan Faktor Keluarga berpengaruh pada

glass ceiling.

4 Shabbir (2017)

Gender Stereotype,

Glass Ceiling And

Women‟s Career

Advancement: An

Empirical Study In

Service Sector Of

Pakistan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa stereotip

gender berdampak positif pada glass ceiling; Di

sisi lain, stereotip gender berdampak negatif

terhadap kemajuan karir perempuan. Glass

ceiling kaca memediasi antara stereotip gender

dan kemajuan karir perempuan

5 Jauhar (2018) Dari hasil analisis data ditemukan bahwa budaya

Page 20: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

20

The „Glass Ceiling‟

and Women‟s Career

Advancement to Top

Management: The

Moderating Effect of

Social Support

organisasi, jejaring organisasi dan praktek

organisasi memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap kemajuan karir perempuan sedangkan

faktor keluarga dan ciri kepribadian tidak

menunjukkan pengaruh yang signifikan. Selain

itu, dukungan sosial menunjukkan tidak ada

pengaruh moderasi yang signifikan pada faktor

keluarga, budaya organisasi, jaringan organisasi,

praktik organisasi dan ciri kepribadian terhadap

kemajuan karir wanita.

6 Cohen, Dalton, Holder-

Webb, and McMillan

(2018)

An Analysis of Glass

Ceiling Perceptions in

the Accounting

Profession

Penelitian ini menghasilkan keyakinan bahwa

glass ceiling dipengaruhi oleh faktor structural

(kurangnya peluang mentoring, jaringan dan

penugasan kerja), faktor budaya (dukungan

sosial dari pemimpin laki-laki dalam organisasi).

Selain itu persepsi glass ceiling juga dipengaruhi

oleh faktor demografi

7 Shamila and Victor

(2018)

The Impact of Glass

Ceiling on Career

Development

of Executive Level

Female Employees in

Financial

Sector in Kandy

District

Temuan utama dari penelitian ini

mengungkapkan bahwa glass ceiling memiliki

hubungan negative pada perkembangan karir

wanita. Faktor

individu, keluarga dan budaya memiliki

pengaruh yang signifikan pada perkembangan

karir wanita sedangkan faktor organisasi

memiliki pengaruh yang tidak signifikan

terhadap pengembangan karir wanita.

2.2 Glass Ceiling

Glass ceiling telah dibahas dalam berbagai bidang ilmu seperti psikologi,

sosiologi, ekonomi, dan manajemen (Shabbir, 2017). Glass ceiling diartikan

sebagai sesuatu yang menghalangi perempuan untuk mendapatkan posisi teratas

dalam karirnya (Burke, 2005). Khalid (2019) menambahkan bahwa glass ceiling

mengacu bagaimana jalur karir perempuan dibandingkan dengan laki-laki yang

terhalang di tempat kerja dengan berbagai hambatan. Efek dari hal tersebut

adalah fenomen di mana perempuan mengalami diskriminasi dalam mencapai

karir yang lebih tinggi sebagai konsekuensi hambatan yang muncul dalam

organisasi (Powell, 2012). Glass ceiling menurut Cotter (2001) didefinisikan

dalam bentuk empat hal 1) ketidaksetaraan pekerjaan, 2) ketiaksetaraan rasial, 3)

ketidaksetaraan gender dalam peluang karir, 4) ketidaksetaraan karir. Banyak

Page 21: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

21

faktor yang mempengaruhi terjadinya glass ceiling seperti hambatan structural

yang meliputi kebijakan dan praktek dalam organisasi maupun budaya organisasi

(Khalid, 2019).

Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu ada beberapa faktor yang

menyababkan munculnya glass ceiling, yaitu manusia, interaksi, modal sosial,

preferensi, peran sosial dan organisasi (Appelbaum, 2011; Davis, 2015; Napasri,

2015; Permanasari, 2013; Pillai, 2011). Glass ceiling merupakan sebuah

penghalang yang tak terlihat begitu kuat menghalangi wanita memasuki hirarki

manajemen atau kemajuan karir mereka (Shamila & Victor, 2018). Model

Gendered Organisational Structure (GOS) menggambarkan empat dasar

hambatan karir yang terdiri dari faktor individual, keluarga, organisasi dan

budaya (Shamila & Victor, 2018). P. M. Bombuwela and De Alwis (2013) juga

menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi glass ceiling terdiri dari faktor

budaya (keyakinan dan stereotype), faktor individu (kurangnya percaya diri, sifat

personal, dan ketidakmampuan menjual diri), faktor organisasi (kebijakan

organisasi dan gaya manajemen), faktor keluarga (pengasuhan anak dan

pekerjaan rumah).

P. M. Bombuwela and De Alwis (2013) mengartikan keempat faktor yang

mempengaruhi glass ceiling sebagai berikut; 1) faktor individu yang

menggambarkan sejauh mana hambatan individu datang dari diri pekerja wanita

yang mempengaruhi karirnya, 2) faktor keluarga, menjelasakan sejauh mana

hubungan dalam keluarga mempengaruhi karir pekerja wanita, 3) faktor

organisasi, menggambarkan hambatan dari struktur dan praktik organisasi yang

mempengaruhi karir wanita, 4) faktor budaya mengacu pada sejauh mana

kepercayaan dan tradisi mempengaruhi karir pekerja wanita.

2.3 Woman Career Advancement

Karir teori yang berkembang selama tiga decade terakhir menjelaskan

perubahan pengalaman karir wanita. Konteks yang berubah membutuhkan

pemahaman bahwa kesuksesan karir memiliki lebih banyak lapisan, selain secara

tradisional dilihat dari peningkatan posisi dalam hirarki organisasi (Datta &

Page 22: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

22

Agarwal, 2017). Kesuksesan karir diartikan sebagai pencapaian hasil yang

diinginkan terkait pekerjaan di titik manapun dalam pengalaman kerja seseorang

dari waktu ke waktu (Arthur, 2005). Career Advancement atau kemajuan karir

diartikan sebagai kenaikan posisi pekerjaan dan jabatan yang diiringi dengan

kenaikan pendapatan (Thurasamy, Lo, Yang Amri, & Noor, 2011). Kemajuan

karir diartikan secara berbeda dari satu individu ke individu lainnya. Mayoritas

mengartikan kemajuan karir sebagai pergerakan ke atas pekerjaan seseorang.

Secara umum kemajuan karir diukur dengan nominal yaitu peningkatan

pendapatan, namun ada elemen individu lainnya yang menetukan tingkat

kemajuan (Korman, 1981). Untuk itu, apa yang seseorang anggap sebagai

kemajuan dapat berbeda dari satu individu ke individu lainnya (Thurasamy et al.,

2011)

Seorang karyawan dianggap memiliki kesempatan yang adil dan setara

untuk dipromosikan ke jenjang yang lebih tinggi atau pindah ke bidang

fungsional lain dalam suatu organisasi untuk mendapatkan pengalaman atau

tujuan pengembangan. Sebagian besar perempuan menyatakan bahwa

perkembangan karir mereka tidak merata disebabkan oleh persepsi dan orientasi

laki-laki yang ditemui dalam budaya organisasi, praktik organisasi, kendala

keluarga dan jejaring sosial yang berkontribusi pada ketimpangan antara kedua

gender (Afza, 2008).

Ada beberapa faktor yang menghalangi kemajuan karir wanita yang

dijelaskan dalam tiga pendekatan yaitu 1) model modal manusia, 2) model

sosiopsikologis, 3) model sistemik (Choi & Park, 2014). Model modal manusia

mencatat bahwa perbedaan individu yang berkenaan dengan pendidikan,

pengalaman kerja, senioritas dan kapasitas terkait pekerjaan lainnya yang

sebagain besar bergantung pada pribadi seseorang dapat menjadi penghambat

wanita untuk memajukan karir mereka. Model sosiopsikologis menjelaskan

bahwa faktor psikososial seperti jenis kelamin dan stereotype dapat menjadi

penghambat yang kuat kemajuan karir wanita. Sedangkan model sistemik

berfokus pada hambatan sistematis yang tertanam dalam kebijakan dan praktik

Page 23: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

23

organisasi yng membatasi akses wanita untuk maju di posisi teratas dalam

organisasi.

2.4 Hipotesis Penelitian

2.4.1. Pengaruh Family Factor terhadap Glass Ceiling Perception

Bekerja sambil memiliki tanggungjawab keluarga adalah penghalang

yang signifikan bagi karir wanita (Omar A, 2001). Wanita memiliki

tanggungjawab pekerjaan rumah yang besar, hal tersebut menjadi masalah ketika

mereka harus menyeimbangkan antara pekerjaan dan kehidupan keluarga

(Shamila & Victor, 2018). Semakin tinggi faktor hambatan dalam keluarga

semakin tinggi pula persepsi dari glass ceiling. Konflik tanggung jawab pada

wanita yang bekerja dan peran mereka sebagai ibu rumah tangga, menjadikan

mereka tidak dapat bekerja secara maksimal, karena membagi focus antara

mengurus rumah tangga dan bekerja dalam organisasi (Muslim, 2017).

H1: Family Factor Berpengaruh terhadap Glass Ceiling Perception

2.4.2 Pengaruh Individual Factor terhadap Glass Ceiling Perception

Hambatan individu dapat secara langsung mempengaruhi kemampuan

seseorang untuk berfungsi sepenuhnya sebagai manusia dan dalam kaitanya

sebagai leader atau manager (Shamila & Victor, 2018). Faktor individu yang

dapat mempengaruhi karir seseorang yaitu pendidikan, persepsi diri, dan

motivasi. Selain itu hambatan individu seperti kompetensi, keterampilan, kerja

keras, dedikasi, kepercayaan diri dapat mempengaruhi kesuksesan karir

seseorang. Faktor manusia tau individu yang menyebabkan timbulnya glass

ceiling adalah ketidakmampuan wanita dalam mengaktualisasikan diri mereka

sendiri (P. M. Bombuwela, & De Alwis, A. C., 2013). Selain itu sifat dasar

perempuan seperti labil, mudah stress dan tidak tegas menjadikan organisasi

kurang percaya dalam memberikan tanggung jawab pekerjaan yang besar

terhadap perempuan (Napasri, 2015). Wanita diberi tugas yang tidak signifikan

dibandingkan dengan rekan pria karena wanita digambarkan sebagai tergantung,

Page 24: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

24

feminin dan kurang mampu secara fisik, mental dan emosional di tempat kerja

(Afza, 2008)

H2: Individual Factor Berpengaruh terhadap Glass Ceiling Perception

2.4.3 Pengaruh Organizational Factor terhadap Glass Ceiling Perception

Struktur organisasi dapat menjadi faktor yang menghalangi wanita untuk

mengembangkan karir, faktor tersebut bisa saja terjadi dalam perekrutan,

penugasan kerja, pendampingan, retensi, pelatihan, promosi dan system

penghargaan (Cooper Jackson, 2001). Teori yang berpusat pada structural

(Structural-centered theories) menjelaskan bahwa sistematis praktek organisasi

seperti perlakuan istimewa untuk laki-laki dalam praktek-praktek kegiatan

organisasi bertanggung jawab atas terjadinya glass ceiling (Cohen et al., 2018).

Dibeberapa Negara di Asia dilaporkan bahwa perempuan menempati peran kedua

dalam organisasi, sedangkan laki-laki menempati peran menempati posisi utama

dalam bisnis. Praktik seperti itu cenderung menciptakan struktur organisasi yang

didominasi laki-laki dan laki-laki sulit untuk menerima kolega wanita dalam

posisi kekuasaan yang sama (Napasri, 2015). Pekerja wanita yang tidak memiliki

kesempatan yang sama dalam pengembangan profil professional akan lebih

merasakan keberadaan glass ceiling dalam organisasi mereka. Semakin tinggi

faktor hambatan dalam organisasi semakin tinggi pula persepsi glass ceiling.

H3: Organizational Factor Berpengaruh terhadap Glass Ceiling Perception

Page 25: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

25

2.4.4 Pengaruh Cultural Factor terhadap Glass Ceiling

Anak perempuan dalam beberapa masyarakat dipersepsikan sebagai suatu

hal ketidakmampuan. Sejak lahirnya anak perempuan, mereka dianggap memiliki

pengetahuan yang lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki (Shamila &

Victor, 2018). Teori yang berpusat pada budaya menjelaskan bahwa organisasi

yang dipimpin oleh laki-laki cenderung tidak memiliki ikatan sosial, tidak

bersosialisasi dengan pekerja wanita serta kurang memiliki dukungan sosial

terhadaap wanita (Cohen et al., 2018). Lebih lanjut Cohen et al. (2018)

menjelaskan bahwa dalam budaya masyarakat, wanita merasa kurang mendapat

dukungan sosial, mereka menganggap bahwa pekerjaan mereka kurang dihargai,

upaya mereka kurang mendapatkan reward yang layak dibandingkan dengan laki-

laki. Pekerja wanita yang merasakan hambatan faktor budaya akan merasakan

keberadaan glass ceiling di organisasi mereka. Dalam masyarakat muncul

stereotype yang menganggap bahwa wanita lebih baik berada di rumah daripada

bekerja dalam perusahaan, tugas wanita cukup di rumah saja sebagai isteri dan

ibu yang mengatur rumah tangga (Muslim, 2017).

H4: Cultural Factor Berpengaruh terhadap Glass Ceiling Perception

2.4.5 Pengaruh Glass Ceiling Perception terhadap Woman Career

Advancement

Keberadaan glass ceiling terasa ketika orang yang berkualitas (qualified

person) terhenti untuk naik ke jenjang yang lebih tinggi dalam hierarki organisasi

karena diskriminasi, prasangka, rasisme, dan seksisme (Afza, 2008; Jauhar,

2018). Dengan adanya glass ceiling, wanita merasa telah mencapai titik di mana

mereka tidak dapat maju lebih jauh untuk karir mereka meskipun terdapat jalur

promosi yang jelas. Lebih lanjut Jauhar (2018) menjelaskan bahwa glass ceiling

memberikan pengaruh terhadap kemajuan karir wanita. Afza (2008) menyatakan

bahwa wanita kurang memiliki kesempatan untuk memajukan karir mereka

dibandingkan dengan pria karena mereka dihadapkan pada beberapa hambatan

yang disebut dengan glass ceiling. Glass ceiling mengacu pada hambatan yang

tak terlihat yang menghalangi kemajuan karir wanita (Bowling, 2006).

Page 26: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

26

H5: Glass Ceiling Perception Berpengaruh terhadap Woman Career

Advancement

2.5 Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Family

Factor

Individual

Factor

Organizatio

nal Factor

Glass Ceiling

Perception

Woman

Career

Advancement

H1

H2

H3

H4

Cultural

Factor

H5

Page 27: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

27

BAB 3

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1 Tujuan

Tujuan dalam penelitian ini adalah

1. Untuk menganalisis pengaruh family factor terhadap glass ceiling

perception

2. Untuk menganalisis pengaruh individual factor terhadap glass ceiling

perception

3. Untuk menganalisis pengaruh organisational factor terhadap glass ceiling

perception

4. Untuk menganalisis pengaruh cultural factor terhadap glass ceiling

perception

5. Untuk menganalisis pengaruh glass ceiling perception terhadap woman

career advancement

3.2 Manfaat

Penelitian ini penting untuk dilakukan karena beberapa manfaat sebagai berikut:

1) Penelitian ini mencoba menutup celah penelitian keterkaitan obyek

penelitian glass ceiling yang sangat sedikit pada organisasi non profit

2) Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran analisis terkait persepsi

glass ceiling yang dirasakan oleh dosen wanita, beserta faktor dominan

yang mempengaruhi fenomena tersebut dan dampaknya pada kemajuan

karir mereka.

Page 28: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

28

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Alur Penelitian

Kegiatan Luaran

Gambar 4.1

Alur Penelitian

Identifikasi Permasalahan

(Prasurvei, Pengamatan, Studi

Pustaka)

Perumusan Masalah dan

Tinjauan Pustaka

Penyusuna Instrumen Penelitian Kuesioner

Pemilihan Responden Jumlah Responden

Pengumpulan Data Data Penelitian

Pengolahan Data Output Pengolahan Data

Analisis Data

Pembuatan Laporan

Pembuatan Artikel

Publikasi

Hasil dan pembahasan

Laporan

Artikel

Jurnal Nasional terakreditasi

Page 29: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

29

4.2 Lokasi penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Universitas Semarang, dengan responden

dosen perempuan di Universitas Semarang.

4.3 Peubah yang Diamati

Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Woman Career Advancement

Indikator Woman Career Advancement terdiri dari 8 indikator yang

dikembangkan oleh Jawahar and Hemmasi (2006) terdiri dari 1) peluang

yang cukup dalam organisasi, 2) peluang pengembangan karier yang setara

bagi pria dan wanita, 3) seorang wanita dapat menjadi pimpinan tertinggi di

masa depan, 4) Wanita dan pria dihormati sama, 5) jumlah perempuan yang

menembus hierarki dan mencapai posisi senior terus meningkat, 6) wanita

didorong untuk melamar peran manajerial (pimpinan), 7) Jaringan laki-laki

tidak membatasi peluang perempuan untuk promosi ke posisi atas, 8) Wanita

harus bekerja seperti rekan pria mereka untuk dipromosikan ke posisi yang

sama.

b. Glass Ceiling Factor

Family Factor, Individual Factor, Organizational Factor, Cultural Factor

(P. M. Bombuwela & De Alwis, 2013; Lathabhavan & Balasubramanian,

2017; Shamila & Victor, 2018)

c. Glass Ceiling Perception

Glass Ceiling Perception terdiri dari 3 indikator yang dikembangkan oleh

Elacqua (2009) yaitu: 1) Limited mobility, 2) Eliminate Barriers, 3) Women

Excluded

4.4 Rancangan Penelitian

a. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh dari jawaban kuesioner penelitian mengenai

variable Glass Ceiling Factor, Glass Ceiling Perception dan Woman Career

Page 30: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

30

Advancement. Data sekunder yang diperoleh profile dosen wanita Universitas

Semarang dan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan data primer.

b. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh dosen wanita di Universitas

Semarang dengan jumlah 192, sehingga peneliti menggunakan rumus dengan

pendekatan Yamane (Ferdinand, 2014) untuk menentukan jumlah sampel.

orang

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive sampling dengan ketentuan dosen wanita tersebut telah bekerja minimal 3

tahun dan telah menikah.

4.5 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

kuesioner pada 132 Dosen Wanita di Universitas Semarang.

4.6 Analisis Data

Metode yang digunakan adalah Structural Equation Modeling (SEM)

dengan menggunakan program Smart PLS. Dengan metode PLS maka akan

dilakukan uji model yang meliputi Outer Model, InnerModel dan Uji Hipotesis

Page 31: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

31

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Analisis Structural Equation Modeling

5.1.1 Hasil Uji Outer Model

Evaluasi model pengukuran atau outer model dilakukan untuk menilai

reliabilitas dan validitas dari indikator-indikator pembentuk konstruk laten (Ghozali,

2014). Parameter yang digunakan untuk melihat validitas yaitu convergent validity

(outer loading dan average variance extracted) dan discriminant vaididity (cross

loading). Sedangkan parameter yang digunakan untuk mengukur reliabilitas adalah

cronbach alpha dan composite reliability.

Data diolah dengan menggunakan Smart PLS 3.29, pada run pertama

diketahui bahwa beberapa indicator memiliki nilai loading di bawah 0.7 sehingga

harus dikeluarkan dari model indicator yang dikeluarkan dari model yaitu indicator

pembentuk X1 (family factor): X1.1 (Saya merasa bersalah karena tidak

menghabiskan cukup waktu dengan keluarga saya) dan X1.2 (,Saya mengalami

kesulitan untuk merubah antara peran keluarga dan pekerjaan), indicator pembetuk X2

(Individual Factor): X2.1 (Saya memiliki fisik yang lemah untuk bersaing dalam karir

dengan laki-laki), X2.2 (Kepandaian saya tidak cukup untuk menduduki jabatan

pemimpin), X.2.4 (Saya memiliki pengalaman yang kurang untuk menduduki jabatan

pemimpin), X2.5 (Pendidikan saya belum cukup untuk menduduki kepemimpinan),

X2.7 (Sifat pribadi saya menghalangi saya untuk meraih posisi yang lebih tinggi),

indicator pembentuk X4 (Cultural Factor): X4.5 (Masyarakat memandang bahwa

karyawan laki laki lebih unggul dari pada karyawan perempuan), indicator pembentuk

Z (Glass Ceiling Perception): Z1.3 (Perempuan memiliki hambatan karir yang lebih

banyak dari laki-laki) dan indicator pembentuk Y (Woman Career Advancement):

Y1.7 (Network yang dimiliki laki-laki dalam organisasi ini tidak membatasi peluang

perempuan untuk naik ke posisi atas) dan Y1.8 (Perempuan harus mampu memiliki

etos kerja yang sama seperti pria).

Page 32: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

32

Tabel 5.1

Outer Loading Running Data Pertama

x1 x2 x3 x4 y z

X1.1 0,410

X1.2 0,660

X1.3 0,864

X1.4 0,871

X1.5 0,919

X2.1 0,582

X2.2 0,735

X2.3 0,860

X2.4 0,648

X2.5 0,671

X2.6 0,832

X2.7 0,639

X3.1 0,764

X3.2 0,880

X3.3 0,883

X3.4 0,906

X3.5 0,890

X3.6 0,818

X4.1 0,725

X4.2 0,831

X4.3 0,898

X4.4 0,809

X4.5 0,544

X4.6 0,771

Y1.1 0,808

Y1.2 0,762

Y1.3 0,778

Y1.4 0,804

Y1.5 0,884

Y1.6 0,820

Y1.7 0,733

Y1.8 0,664

Z1.1 0,942

Z1.2 0,905

Z1.3 0,479

Z1.4 0,859

Hasil running data ke dua menunjukkan bahwa semua indicator memenuhi

kriteria convergent validity dengan nilai outer loading di atas 0.7 (lihat table 5.2) dan

nilai Average Variance Extracted (AVE) lebih besar dari 0.5 (lihat table 5.3).

selanjutnya indicator-indikator juga memenuhi kriteria diskriminan validitas yang

Page 33: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

33

ditunjukkan dari nilai cross loading yang lebih besar dari 0.7 antar indiaktor (lihat

table 5.4).

Tabel 5.2

Outer Loading Running Data Kedua

Original Sample (O)

X1.3 <- X1 0,864

X1.4 <- X1 0,883

X1.5 <- X1 0,932

X2.2 <- X2 0,716

X2.3 <- X2 0,926

X2.6 <- X2 0,911

X3.1 <- X3 0,766

X3.2 <- X3 0,883

X3.3 <- X3 0,885

X3.4 <- X3 0,908

X3.5 <- X3 0,886

X3.6 <- X3 0,812

X4.1 <- X4 0,736

X4.2 <- X4 0,853

X4.3 <- X4 0,914

X4.4 <- X4 0,811

X4.6 <- X4 0,763

Y1.1 <- Y 0,838

Y1.2 <- Y 0,761

Y1.3 <- Y 0,802

Y1.4 <- Y 0,834

Y1.5 <- Y 0,869

Y1.6 <- Y 0,824

Y1.7 <- Y 0,731

Z1.1 <- Z 0,950

Z1.2 <- Z 0,887

Z1.4 <- Z 0,888

Tabel 5.3

Construct Reliability and Validity

Cronbach's Alpha rho_A Composite Reliability Average Variance Extracted (AVE)

X1 0,880 0,943 0,922 0,798

X2 0,812 0,853 0,891 0,733

X3 0,928 0,938 0,944 0,736

X4 0,875 0,882 0,910 0,669

Y 0,914 0,930 0,930 0,656

Z 0,895 0,898 0,934 0,826

Page 34: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

34

Tabel 5.4

Cross Loading

X1 X2 X3 X4 Y Z

X1.3 0,864 0,693 0,645 0,366 0,037 0,316

X1.4 0,883 0,554 0,529 0,445 -0,319 0,606

X1.5 0,932 0,766 0,763 0,503 -0,113 0,466

X2.2 0,334 0,716 0,472 0,185 -0,065 0,399

X2.3 0,758 0,926 0,813 0,621 -0,135 0,564

X2.6 0,745 0,911 0,734 0,534 0,022 0,425

X3.1 0,614 0,569 0,766 0,333 -0,100 0,456

X3.2 0,627 0,730 0,883 0,523 -0,340 0,496

X3.3 0,672 0,806 0,885 0,388 -0,156 0,544

X3.4 0,592 0,747 0,908 0,575 -0,380 0,604

X3.5 0,677 0,618 0,886 0,462 -0,200 0,480

X3.6 0,454 0,631 0,812 0,464 -0,197 0,413

X4.1 0,514 0,489 0,671 0,736 -0,246 0,469

X4.2 0,227 0,323 0,258 0,853 -0,285 0,592

X4.3 0,422 0,568 0,553 0,914 -0,164 0,458

X4.4 0,300 0,242 0,160 0,811 -0,289 0,586

X4.6 0,647 0,689 0,668 0,763 -0,141 0,473

Y1.1 -0,093 -0,097 -0,182 -0,244 0,838 -0,427

Y1.2 -0,014 0,030 -0,025 -0,041 0,761 -0,229

Y1.3 -0,039 -0,026 -0,156 -0,233 0,802 -0,357

Y1.4 -0,023 0,019 -0,113 -0,098 0,834 -0,320

Y1.5 -0,124 -0,031 -0,195 -0,206 0,869 -0,521

Y1.6 -0,319 -0,166 -0,344 -0,433 0,824 -0,530

Y1.7 -0,275 -0,078 -0,349 -0,195 0,731 -0,549

Z1.1 0,518 0,546 0,562 0,530 -0,539 0,950

Z1.2 0,408 0,353 0,400 0,646 -0,436 0,887

Z1.4 0,564 0,586 0,624 0,575 -0,531 0,888

Uji reliabilitas ditunjukkan dengan nilai cronbach’s alpha. Hasil uji reliabilitas

menunjukkan nilai cronbach’s alpha yang lebih besar dari 0.6 (lihat table 5.3)

sehingga indicator dapat dikatakan memenuhi kriteria reliabilitas. Selain itu uji

reliabilitas juga ditunjukkan oleh nilai composite reliability. Nilai composite

reliability di atas 0.7 juga menunjukkan bahwa indicator memenuhi kriteria reliabilitas

(lihat table 5.3)

5.1.2 Hasil Uji Inner Model

Model structural atau inner model menunjukkan kekuatan estimasi antar

variable laten. Tujuan dilakukannya pengujian pada inner model adalah untuk

Page 35: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

35

mengetahui pengaruh antar variable atau konstuk di dalam model (Ghozali, 2014).

Parameter yang digunakan pada penggujian inner model adalah adalah R square

adjusted. Hasil pengujian menunjukkan nilai R square adjusted pada pengaruh Z

(Glass Ceiling Perception) ke Y (Woman Career Advancement) sebesar 0.303 yang

berarti bahwa variasi woman carrer advancement mampu dijelaskan oleh glass

ceiling perception sebesar 30.3%, sedangkan sisanya sebesar 69.7% dijelaskan oleh

variable lain di luar penelitian. Selanjutnya R square adjusted pada pengaruh X1

(family factor), X2 (individual factor), X3 (organizational factor), dan X4 (cultural

factor) terhadap Z sebesar 0.491 yang berarti bahwa variasi glass ceiling perception

mampu dijelaskan oleh X1, X2, X3, dan X4 sebesar 49.1%, sedangkan sisanya

sebesar 50.9% dijelaskan oleh variable lain di luar penelitian.

Tabel 5.5

R Square

R Square R Square Adjusted

Y 0,308 0,303

Z 0,507 0,491

5.1.3 Hasil Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis juga merupakan bagian dari evaluasi model struktural atau

inner model yang bertujuan untuk memprediksi hubungan antar variabel laten dengan

melihat seberapa besar variance yang dapat dijelaskan dan untuk mengetahui

signifikansi dari P-Value (Ghozali, 2014). Hasil uji hipotesis dalam penelitian ini

dapat dilihat pada gambar 5.1 dan table 5.5. Jika nilai P-value kurang dari 0.05 maka

variable eksogen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variable endogen.

Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan nilai P value sebesar 0.709

lebih besar dari 0.05, hal ini berarti bahwa Family factor tidak berpengaruh terhadap

glass ceiling perception. Penggujian hipotesis kedua yang menunjukkan nilai P value

sebesar 0.019 kurang dari 0.05 berarti bahwa individual factor berpengaruh signifikan

terhadap glass ceiling perception. Individual factor memiliki pengaruh positif

signifikan terhadap glass ceiling perception hal ini ditunjukkan oleh original sample

yang bertanda positif. Hasil uji hipotesisi ketiga dengan nilai P-value sebesar 0.533

lebih besar dari 0.05 menunjukkan bahwa organizational factor tidak berpengaruh

terhadap glass ceiling perception. Hasil uji hipotesis keempat menyimpulkan bahwa

Cultural factor berpengaruh positif signifikan terhadap glass ceiling perception, hal

Page 36: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

36

ini ditunjukkan oleh nilai P value sebesar 0.00 kurang dari 0.05 dan nilai original

sample yang bertanda positif. Selanjutnya glass ceiling perception berpengaruh

negative signifikan terhadap woman career advancement, yang ditunjukkan dari nilai

P value sebesar 0.00 kurang dari 0.05 dan nilai original sample yang bertanda

negative.

Table 5.6

Path Coefficients

Original Sample (O)

Sample Mean (M)

Standard Deviation (STDEV)

T Statistics (|O/STDEV|)

P Values

x1 -> z 0,038 0,030 0,103 0,374 0,709

x2 -> z 0,202 0,211 0,086 2,350 0,019

x3 -> z 0,124 0,136 0,199 0,625 0,533

x4 -> z 0,487 0,487 0,085 5,707 0,000

z -> y -0,562 -0,571 0,034 16,306 0,000

Gambar 5.1

Model SEM PLS

Page 37: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

37

Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Family factor tidak berpengaruh terhadap glass ceiling perception

2. Individual factor berpengaruh positif signifikan terhadap glass ceiling perception

3. Organisational factor tidak berpengaruh terhadap glass ceiling perception

4. Cultural factor berpengaruh positif signifikan terhadap glass ceiling perception

5. Glass ceiling perception berpengaruh negative signifikan terhadap woman career

advancement

Indirect Effect

Tabel 5.7

Indirect Effect

Original Sample (O)

Sample Mean (M)

Standard Deviation (STDEV)

T Statistics (|O/STDEV|)

P Values

x1 -> z -> y -0,022 -0,018 0,059 0,364 0,716

x2 -> z -> y -0,113 -0,121 0,051 2,228 0,026

x3 -> z -> y -0,070 -0,076 0,112 0,620 0,536

x4 -> z -> y -0,274 -0,278 0,054 5,068 0,000

Table 5.6 menunjukkan bahwa z (glass ceiling perception) berhasil menjadi variable

mediasi (partial mediation) pengaruh x2 (individual factor) dan x4 (cultural factor) terhadap

y (woman carreer advancement). Sedangkan z (glass ceiling perception) gagal menjadi

variable mediasi/intervening (no mediation) pengaruh x1 (family factor) dan x3

(organizational factor) terhadap y (woman carreer advancement).

5.2 Pembahasan

5.2.1 Family factor tidak berpengaruh terhadap glass ceiling perception

Family factor tidak berpengaruh terhadap glass ceiling perception. Kuat rendahnya

factor hambatan dari keluarga tidak mempengaruhi persepsi glass ceiling yang dirasakan.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Jauhar (2018) yang

menyatakan bahwa factor keluarga tidak berpengaruh kemajuan karir perempuan. Keluarga

menjadi hal yang tidak bisa dielakkan karena merupakan suatu keharusan yang ada dalam

hidup seseorang. Untuk itu family factor menjadi suatu hal yang lumrah dan biasa sehingga

tidak berpengaruh pada persepsi glass ceiling yang dirasakan oleh wanita pekerja. Penelitian

ini bertentangan dengan penelitian yang dihasilkan Omar (2001) dan Shamila & Victor

(2018). Menurut Omar (2001), bekerja sambil memiliki tanggungjawab keluarga adalah

Page 38: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

38

penghalang yang signifikan bagi karir wanita. Wanita memiliki tanggungjawab pekerjaan

rumah yang besar, hal tersebut menjadi masalah ketika mereka harus menyeimbangkan antara

pekerjaan dan kehidupan keluarga (Shamila & Victor, 2018). Namun pada obyek penelitian

ini, mayoritas perempuan sudah bekerja dengan masa kerja yang lama yaitu lebih dari 10

tahun sehingga mereka tidak memiliki masalah lagi dalam menyeimbangkan pekerjaan

dengan kehidupan keluarga.

5.2.2 Individual factor berpengaruh positif signifikan terhadap glass ceiling

perception

Hambatan individu dapat secara langsung mempengaruhi kemampuan seseorang

untuk berfungsi sepenuhnya sebagai manusia dan dalam kaitanya sebagai leader atau

manager (Shamila & Victor, 2018). Faktor individu yang dapat mempengaruhi karir

seseorang yaitu pendidikan, persepsi diri, dan motivasi. Selain itu hambatan individu seperti

kompetensi, keterampilan, kerja keras, dedikasi, kepercayaan diri dapat mempengaruhi

kesuksesan karir seseorang. Faktor manusia atau individu yang menyebabkan timbulnya

glass ceiling adalah ketidakmampuan wanita dalam mengaktualisasikan diri mereka sendiri

(P. M. Bombuwela, & De Alwis, A. C., 2013). Selain itu sifat dasar perempuan seperti labil,

mudah stress dan tidak tegas menjadikan organisasi kurang percaya dalam memberikan

tanggung jawab pekerjaan yang besar terhadap perempuan (Napasri, 2015). Wanita diberi

tugas yang tidak signifikan dibandingkan dengan rekan pria karena wanita digambarkan

sebagai tergantung, feminin dan kurang mampu secara fisik, mental dan emosional di

tempat kerja (Afza, 2008). Sehingga semakin kuat factor individu (hambatan individu)

semakin tinggi persepsi glass ceiling yang dirasakan. Hal ini menunjukkan factor individu

berpengaruh positif signifikan terhadap glass ceiling.

5.2.3 Organisational factor tidak berpengaruh terhadap glass ceiling perception

Organizational factor tidak berpengaruh terhadap glass ceiling perception. Kuat

rendahnya factor hambatan dari organisasi tidak mempengaruhi persepsi glass ceiling yang

dirasakan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Shamila and

Victor (2018), yang menyatakan bahwa factor organisasi tidak berpengaruh terhadap

kemajuan karir perempuan. Penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian Cooper

Jackson, (2001) dan Cohen et al., (2018). Struktur organisasi dapat menjadi faktor yang

menghalangi wanita untuk mengembangkan karir, faktor tersebut bisa saja terjadi dalam

perekrutan, penugasan kerja, pendampingan, retensi, pelatihan, promosi dan system

Page 39: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

39

penghargaan (Cooper Jackson, 2001). Teori yang berpusat pada structural (Structural-

centered theories) menjelaskan bahwa sistematis praktek organisasi seperti perlakuan

istimewa untuk laki-laki dalam praktek-praktek kegiatan organisasi bertanggung jawab atas

terjadinya glass ceiling (Cohen et al., 2018). Praktik yang terjadi dalam obyek penelitian,

laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan yang sama dalam organisasi, tidak ada

perlakuan istimewa untuk laki-laki. Selain itu jumlah perempuan yang bekerja dalam

organisasi ini lebih banyak daripada laki-laki sehingga tidak ada dominasi laki-laki. Untuk

itu factor organisasi tidak memiliki pengaruh pada persepsi glass ceiling.

5.2.4 Cultural factor berpengaruh positif signifikan terhadap glass ceiling perception

Anak perempuan dalam beberapa masyarakat dipersepsikan sebagai suatu hal

ketidakmampuan. Sejak lahirnya anak perempuan, mereka dianggap memiliki pengetahuan

yang lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki (Shamila & Victor, 2018). Teori yang

berpusat pada budaya menjelaskan bahwa organisasi yang dipimpin oleh laki-laki

cenderung tidak memiliki ikatan sosial, tidak bersosialisasi dengan pekerja wanita serta

kurang memiliki dukungan sosial terhadaap wanita (Cohen et al., 2018). Lebih lanjut Cohen

et al. (2018) menjelaskan bahwa dalam budaya masyarakat, wanita merasa kurang mendapat

dukungan sosial, mereka menganggap bahwa pekerjaan mereka kurang dihargai, upaya

mereka kurang mendapatkan reward yang layak dibandingkan dengan laki-laki. Pekerja

wanita yang merasakan hambatan faktor budaya akan merasakan keberadaan glass ceiling

di organisasi mereka. Dalam masyarakat muncul stereotype yang menganggap bahwa

wanita lebih baik berada di rumah daripada bekerja dalam perusahaan, tugas wanita cukup

di rumah saja sebagai isteri dan ibu yang mengatur rumah tangga (Muslim, 2017). Semakin

kuat hambatan factor budaya semakin kuat pula persepsi glass ceililing yang dirasakan. Hal

ini menunjukkan factor budaya berpengaruh positif signifikan terhadap glass ceiling

perception.

5.2.5 Glass ceiling perception berpengaruh negative signifikan terhadap woman

career advancement

Keberadaan glass ceiling terasa ketika orang yang berkualitas (qualified person)

terhenti untuk naik ke jenjang yang lebih tinggi dalam hierarki organisasi karena

diskriminasi, prasangka, rasisme, dan seksisme (Afza, 2008; Jauhar, 2018). Dengan adanya

glass ceiling, wanita merasa telah mencapai titik di mana mereka tidak dapat maju lebih

jauh untuk karir mereka meskipun terdapat jalur promosi yang jelas. Lebih lanjut Jauhar

Page 40: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

40

(2018) menjelaskan bahwa glass ceiling memberikan pengaruh terhadap kemajuan karir

wanita. Afza (2008) menyatakan bahwa wanita kurang memiliki kesempatan untuk

memajukan karir mereka dibandingkan dengan pria karena mereka dihadapkan pada

beberapa hambatan yang disebut dengan glass ceiling. Glass ceiling mengacu pada

hambatan yang tak terlihat yang menghalangi kemajuan karir wanita (Bowling, 2006).

Semakin kuat persepsi glass ceiling yang dirasakan, maka semakin sulit wanita untuk

memajukan karirnya. Hal ini menunjukkan bahwa glass ceiling perception berpengaruh

negative signifikan terhadap woman career advancement.

Page 41: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

41

BAB 6

LUARAN YANG DICAPAI

Luaran yang dicapai dalam penelitian ini adalah publikasi ilmiah pada jurnal nasional

tidak terakreditasi yaitu Economis & Business Solution Journals (EBSJ), P-ISSN: 2580-

6084 dan E-ISSN: 2580-8079, Volume 5 No.1 April 2021.

Page 42: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

42

BAB 7

SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Penelitian ini bermaksud untuk menganalisis persepsi glass ceiling beserta faktor yang

mempengaruhinya serta menghubungkan persepsi glass ceiling dengan persepsi kemajuan

karir yang dirasakan oleh dosen wanita di lingkungan Universitas Semarang. Hasil-hasil dari

penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Family factor tidak berpengaruh terhadap glass ceiling perception. Kuat rendahnya

factor hambatan dari keluarga tidak mempengaruhi persepsi glass ceiling yang

dirasakan.

2. Individual factor berpengaruh positif signifikan terhadap glass ceiling perception.

semakin kuat factor individu (hambatan individu), semakin tinggi persepsi glass

ceiling yang dirasakan.

3. Organizational factor tidak berpengaruh terhadap glass ceiling perception. Kuat

rendahnya factor hambatan dari organisasi tidak mempengaruhi persepsi glass ceiling

yang dirasakan.

4. Cultural factor berpengaruh positif signifikan terhadap glass ceiling perception.

Semakin kuat hambatan factor budaya, semakin kuat pula persepsi glass ceililing yang

dirasakan.

5. Glass ceiling perception berpengaruh negative signifikan terhadap woman career

advancement. Semakin kuat persepsi glass ceiling yang dirasakan, maka semakin sulit

wanita untuk memajukan karirnya.

7.2 Saran

Saran diambil berdasarkan hasil penelitian sebagai upaya untuk memajukan karir

wanita, serta saran juga ditujukan untuk penelitian selanjutnya :

a. Pada organisasi nonprofit seperti akademisi, factor hambatan paling kuat yang

mempengaruhi persepsi glass ceiling yaitu factor budaya. Budaya jawa sangat kental

dengan istilah wanita sebagai “konco wingking” (teman di belakang). Untuk dengan

semakin banyak wanita berprestasi dan menduduki jabatan yang lebih tinggi, stigma

tersebut perlahan akan hilang.

b. Untuk penelitian yang akan datang dapat memperluas wilayah penelitian atau

merubah situs penelitian tidak hanya berfokus pada profesi dosen semata.

Page 43: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

43

c. Penelitian yang akan datang dapat menambahkan variabel modal sosial baik internal

maupun eksternal untuk dilihat pengaruhnya terhadap persepsi glass ceiling maupun

kemajuan karir wanita.

d. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan metode kualitatif untuk memperdalam isu-

isu penelitian melalui key informant

Page 44: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

44

DAFTAR PUSTAKA

Afza, S. R., & Newaz, M.K. (2008). Factors determining the presence of Glass Ceiling and influencing women career advancement in Bangladesh. BRAC University Journal, 5(1), 85-92.

Appelbaum, S. H., Asham, N., & Argheyd, K. (2011). Is the glass ceiling cracked in information technology? A qualitative analysis (part 2). Industrial and Commercial Training., 43(7), 451-459.

Arthur, M. B., Khapova, N. and Wilderom, C.P.M. (2005). Career success in a boundaryless career world. Journal of Organizational Behavior, 26(2), 177-202.

Bombuwela, P. M., & De Alwis, A. C. (2013). Effects Of Glass Ceiling On Women Career Development In Private Sector Organizations – Case Of Sri Lanka. Journal of Competitiveness, 5(2), 3-19.

Bombuwela, P. M., & De Alwis, A. C. (2013). Effects of Glass Ceiling on Women Career Development in Private Sector Organizations – Case of Sri Lanka. Journal of Competitiveness, 5(2), 3-19. doi:10.7441/joc.2013.02.01

Bowling, C. J., Kelleher, C. A., Jones, J., & Wright, D. S. (2006). Cracked ceilings, firmer floors, and weakening walls: Trends and patterns in gender representation among executives leading American state agencies, 1970—2000. Public Administration Review, 66, 823-836.

Burke, R. a. V., S. (2005). Advancing women's careers. Career Development International, 10(3), 165-167.

Choi, S., & Park, C.-O. (2014). Glass Ceiling in Korean Civil Service. Public Personnel Management, 43(1), 118-139. doi:10.1177/0091026013516933

Cohen, J. R., Dalton, D. W., Holder-Webb, L. L., & McMillan, J. J. (2018). An Analysis of Glass Ceiling Perceptions in the Accounting Profession. Journal of Business Ethics, 164(1), 17-38. doi:10.1007/s10551-018-4054-4

Cooper Jackson, J. (2001). Women middle managers’ perception of the glass ceiling. Women In Management Review, 16(1), 30-41. doi:10.1108/09649420110380265

Cotter, D. A., Hermsen, J. M., Ovadia, S., & Vanneman, R. . (2001). The glass ceiling effect. Social forces, 80(2), 655-681.

Datta, S., & Agarwal, U. A. (2017). Factors effecting career advancement of Indian women managers. South Asian Journal of Business Studies, 6(3), 314-336. doi:10.1108/sajbs-07-2016-0062

Davis, D. R., & Maldonado, C. . (2015). Shattering the glass ceiling: The leadership development of African American women in higher education. . Advancing Women in Leadership Journal, 35, 48-64.

Elacqua, T. C., Beehr, T. A., Hansen, C. P., & Webster, J. (2009). Managers' beliefs about the glass ceiling: Interpersonal and organizational factors. . Psychology of Women Quarterly, 33(3), 285-294.

Ferdinand, A. (2014). Metode Penelitian Manajemen: Pedoman Penelitian untuk Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi Ilmu Manajemen (Edisi kelima ed.): Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Jauhar, J., & Lau, V. (2018). The'glass ceiling'and women's career advancement to top management: The moderating effect of social support. Global Business and Management Research,, 10(1), 163-178.

Jawahar, I. M., & Hemmasi, P. (2006). Perceived organizational support for women's advancement and turnover intentions. Women In Management Review, 21(8), 643-661. doi:10.1108/09649420610712036

Khalid, S., & Sekiguchi, T. . (2019). The Mediating Effect of Glass Ceiling Beliefs in the Relationship between Women's Personality Traits and Their Subjective Career Success. Tai Da Guan Li Lun Cong, 29(3), 193. doi:10.6226/NTUMR.201912_29(3).0006

Korman, A. K., Witting-Berman, U. and Lang, D. (1981). Career success and personal failure: alienation in professionals and manager. Academy of Management Journal,, 24, 342-360.

Page 45: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

45

Lathabhavan, R., & Balasubramanian, S. A. (2017). Glass Ceiling and women employees in Asian organizations: a tri-decadal review. Asia-Pacific Journal of Business Administration, 9(3), 232-246. doi:10.1108/apjba-03-2017-0023

Muslim, M. I., & Perdhana, M. S. . (2017). Glass Ceiling: Sebuah Studi Literatur. Jurnal Bisnis Strategi, 26(1), 28-38.

Napasri, T., & Yukongdi, V. . (2015). A Study Of Thai Female Executives: Perceived Barriers To Career Advancement. . Review Integrative Business And Economics Research, 4(3), 108-120.

Omar A, D. M. (2001). Women in management: A comparative cross-cultural overview. . Cross Cultural Management: An International Journal., 8(4), 35-67.

Permanasari, R. (2013). Understanding of Women in Indonesia: Motivation to Lead, Work-Family Conflict, and Ambition. . International Journal of Human Resource Studies, 3(3), 24.

Pillai, K. R., Prasad, S., & Thomas, J. (2011). Why Do Women Still Experience Downward Gravitation In The Corporate Ladder? A Close Look At Glass Ceiling In Bahrain. Research And Practice In Human Resource Management, 19(1), 1-10.

Powell, G. N. (2012). Six ways of seeing the elephant: the intersection of sex, gender, and

leadership. . Gender in Management: An International Journal, 27(2), 119-141. Rahman, U. A. (2013). A study on women's career advancement in Malaysia. . Journal of Human and

Social Science Research, 2(1), 21-34. Shabbir, H., Shakeel, M. A., & Zubair, R. A. (2017). . (2017). Gender stereotype, glass ceiling and

women’s career advancement: An empirical study in service sector of Pakistan. City University Research Journal, 236-246.

Shamila, F. A., & Victor, L. D. (2018). The Impact of Glass Ceiling on Career Development of Executive Level Female Employees in Financial Sector in Kandy District. Asian Journal of Advanced Research and Reports, 1-11. doi:10.9734/ajarr/2018/v2i429773

Smith, P., Caputi, P., & Crittenden, N. (2012). How are women's glass ceiling beliefs related to career success? Career Development International, 17(5), 458-474. doi:10.1108/13620431211269702

Thurasamy, R., Lo, M. C., Yang Amri, A., & Noor, N. (2011). An analysis of career advancement among engineers in manufacturing organizations. International Journal of Commerce and Management, 21(2), 143-157. doi:10.1108/10569211111144346

Page 46: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

46

LAMPIRAN I

- Instrumen Penelitian yang digunakan

Nama :

Usia :

Status : menikah/blm menikah

Jumlah anak :

Unit kerja :

Lama bekerja :

No Pernyataan STS TS N S SS

Woman Career Advancement

1 Terdapat peluang karir yang terbuka bagi perempuan

2 Laki-laki dan perempuan memiliki pengembangan karir yang

setara

3 Kesempatan bagi perempuan untuk menjadi pemimpin terbuka

lebar

4 Laki-laki dan perempuan memiliki penghormatan yang sama

5 Jumlah perempuan yang menembus hierarki dan mencapai posisi

senior terus meningkat

6 Dukungan bagi perempuan untuk melamar peran manajerial

(pimpinan) sangat tinggi

7 Network yang dimiliki laki-laki dalam organisasi ini tidak

membatasi peluang perempuan untuk naik ke posisi atas

8 Perempuan harus mampu memiliki etos kerja yang sama seperti

pria

No Pernyataan STS TS N S SS

Family Factor

1 Saya merasa bersalah karena tidak menghabiskan cukup waktu

dengan keluarga saya

2 Saya mengalami kesulitan untuk merubah antara peran keluarga

dan pekerjaan

3 Keluarga saya tidak mendukung perkembangan karir saya

4 Suami saya beranggapan bahwa karir perempuan harus di bawah

laki-laki

5 Keluarga sering mengeluh dengan kesibukan saya di tempat kerja

No Pernyataan STS TS N S SS

Individual Factor

1 Saya memiliki fisik yang lemah untuk bersaing dalam karir

dengan laki-laki

2 Kepandaian saya tidak cukup untuk menduduki jabatan pemimpin

3 Psikologis saya sebagai ibu atau istri menghalangi saya dalam

berkarir

4 Saya memiliki pengalaman yang kurang untuk menduduki

Page 47: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

47

jabatan pemimpin

5 Pendidikan saya belum cukup untuk menduduki kepemimpinan

6 “Menjadi seorang wanita” adalah suatu penghalang yang untuk

meraih posisi yang lebih tinggi

7 Sifat pribadi saya menghalangi saya untuk meraih posisi yang

lebih tinggi

No Pernyataan STS TS N S SS

Organizational Factor

1 Jam kerja dalam organisasi ini tidak flexible untuk diterapkan

kepada perempuan

2 Pemimpin membatasi peran perempuan untuk menduduki posisi

manajerial

3 Pemimin tidak memberikan saya tambahan tanggung jawab untuk

belajar tugas tugas pada posisi yang lebih tinggi

4 Pimpinan kurang memberikan kesempatan kepada karyawan

perempuan untuk maju ke posisi senior

5 Komitmen tempat kerja untuk pengembangan perempuan di

tempat kerja masih kurang

6 Manajemen kurang tulus dalam komitmen terhadap kesetaraan

gender dan kemajuan perempuan

No Pernyataan STS TS N S SS

Cultural Factor

1 Budaya maskulinitas di tempat kerja sangat kental

2 Lingkungan sekeliling masih beranggapan bahwa perempuan

adalah “konco wingking” bagi laki-laki

3 Lingkungan sekeliling beranggapan bahwa pemimpin harus laki-

laki

4 Masyarakat memandang bahwa karyawan laki laki lebih unggul

dari pada karyawan perempuan

5 Karir perempuan harus mengikuti karir laki-laki

6 Daya saing/ketegasan perempuan dipandang sebagai hal yang

negatif

No Pernyataan STS TS N S SS

Glass Ceiling Perception

1 Prospek mobilitas karir ke jenjang yang lebih tinggi bagi

perempuan sangat terbatas

2 Hambatan karir bagi perempuan sulit untuk dihilangkan

3 Perempuan memiliki hambatan karir yang lebih banyak dari laki-

laki

4 Sebagai perempuan saya merasa terpinggirkan di tempat kerja

Page 48: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

48

LAMPIRAN 2 CV PENELITI DAN ANGGOTA

I. Biodata Ketua

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap Ratna Wijayanti, S.E., MM.

2. Jenis Kelamin Perempuan

3. Jabatan Fungsional Lektor

4. NIP 197806172005012004

5. NIDN 0017067801

6. Tempat dan Tanggal Lahir Klaten, 17 Juni 1978

7. E-mail [email protected]

8. Nomor Telepon/HP 085865955228/0818287974

9. Alamat Kantor Jl. Arteri Sukarno Hatta Semarang

10. Nomor Telepon/Fax 024-6702757/024-6702272

11. Lulusan Yang Telah

Dihasilkan

S-1=100 orang;S2= 0 orang;S3= 0 orang

12 Mata Kuliah yang Diampu 1. Manajemen Pemasaran

2. Komunikasi Bisnis

3. Perilaku Organisasi

4. Manajemen Bisnis

5. Sistem Informasi Manajemen

1.

B. Riwayat Pendidikan

S1 S2 S3

Nama Perguruan Tinggi STIE YKPN

Yogyakarta

MM Universitas

Gadjah Mada

Yogyakarta

-

Bidang Ilmu Manajemen Manajemen -

Tahun masuk-Lulus 1996-2000 2001-2004 -

Judul

Skripsi/Tesis/Desertasi

- Analisis Faktor Yang

Mempengaruhi

Pengambilan

Keputusan

Pembelian Produk

Pembersih Wajah

Ovale

-

Nama

Pembimbing/Promotor

- Dra.Sari

Winahjoe,MBA

-

Page 49: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

49

C. Pengalaman,Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir

No Tahun Judul Penelitian

Pendanaan

Sumber Jml (Juta

Rp)

1. 2012 Analisis Pengaruh Promosi Terhadap

Penjualan Mobil Merek Toyota Jenis

Avanza Dealer Toyota Nasmoco Tegal

Mandiri -

2. 2013 Analisis Experiental Marketing dan

Loyalitas Merek Pada Pengguna

Notebook ACER

Universitas

Semarang

2,5

3 2013 Analisis Word of Mouth terhadap

Minat Beli Ulang Mahasiswa Fakultas

Ekonomi Universitas Semarang

Universitas

Semarang

2,5

4 2014 Pengaruh Persepsi Kualitas,Reputasi

Perusahaan dan Suasana Toko

Terhadap Keputusan Pembelian

Konsumen pada Toko Gramedia

Semarang

Universitas

Semarang

2,5

5 2016 Pemodelan “EQM” Kelompok Usaha

Ekonomi Produktif (KUEP) di RPSA

Gratama Kota Semarang

Program

Hibah

Dosen

Pemula

(PDP) Dikti

11,4

6 2017 Capability Building of SMEs Based on

Clustering Approach

Universitas

Semarang

5

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir

No Tahun Judul Pengabdian kepada

Masyarakat

Pendanaan

Sumber Jml (Juta

Rp)

1. 2012 Penyuluhan Kewirausahaan di

Kelurahan Purwosari Kecamatan Mijen

Semarang

Universitas

Semarang

1,5

2. 2013 Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan

melalui Pembinaan dan Pengembangan

UMKM Masyarakat Kelurahan

Tambakrejo Kecamatan Gayamsari

Semarang

Universitas

Semarang

1,5

3. 2014 Penyuluhan Pajak PB dan BPHTB bagi

Wajib Pajak Kelurahan Kalicari

Kecamatan Pedurungan Kota Semarang

Mandiri -

4. 2015 Pengembangan Potensi Industri Kecil

melalui Pelatihan Manajemen

Pemasaran bagi Masyarakat Kelurahan

Tlogosari Wetan Kecamatan

Pedurungan Semarang

Universitas

Semarang

2,5

5. 2016 IbM Pengusaha Kecil Hulu Hilir Program 46,5

Page 50: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

50

Konveksi Desa Cabean Kecamatan

Demak Kabupaten Demak

IbM

Ristekdikti

6. 2017 Peningkatan Kemampuan Anlisis Kredit

bagi Koperasi Simpan Pinjam Kota

Semarang

Universitas

Semarang

3

E. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir

No Th Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/Tahun

1 2012 Analisis Ekperiental Marketing

terhadap Loyalitas Merk (Studi

Empirik pada Pengguna Notebook

Merk Acer)

Jurnal

Dinamika

Sosial Budaya

Vol.14 No.2 Desember

2012

2 2013 Analisis Word of Mouth terhadap

Minat Beli Ulang Mahasiswa FE

USM

Jurnal

Dinamika

Sosial Budaya

Vol. 14 No. 2 Juni 2013

3 2016 Pemodelan “EQM” Kelompok Usaha

Ekonomi Produktif (KUEP) di RPSA

Kota Semarang

Prosiding

Seminar

Nasional,

Fakultas

Ekonomi

Universitas

Tidar

http://semfeuntidar.com/n

askah-prosiding-seminar-

nasional-untidar-2016/#

4 2016 IbM Pengusaha Kecil Hulu Hilir

Konveksi Desa Cabean Kecamatan

Demak Kabupaten Demak

Majalah Ilmiah

Solusi

Volume. 15, Nomor.4

Oktober 2016

F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir

No Nama Temu

Ilmiah/Seminar

Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat

1 - - -

G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir

No Judul Buku Tahun Jumlah

Halaman

Penerbit

1 - - -

H. Perolehan HKI dalam 10 Tahun Terakhir

No Judul / Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID

1 - - -

Page 51: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

51

2.

I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial La

dalTahTerkahir

3. No. 4. Judul/Tema/Jenis

Rekayasa Sosial

Lainnya yang Telah

Diterapkan

5. Tahun 6. Tempat

Penerap

an

7. Respon

Masyara

kat

8. 1 9. - 10. - 11. - 12. -

J. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi, atau institu

lainnya)

13. No. 14. Jenis

Penghargaan

15. Institusi Pemberi

Penghargaan

16. Tahun

17. 1 18. - 19. - 20. -

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat

dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai

ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan

dalam pengajuan Penelitian Dosen LPPM Universitas Semarang

Semarang,14 Maret 2020

Page 52: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

52

II. Biodata Anggota 1

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Eviatiwi Kusumaningtyas Sugiyanto, SE, MM

2 Jenis Kelamin Perempuan

3 Jabatan Fungsional Asisten Ahli

4 NIP/NIK/Identitas Lainnya 06557000504127

5 NIDN 0601118601

6 Tempat dan Tanggal Lahir Demak, 01 Nopember 1986

7 E-mail [email protected]

8 Nomor Telepon/HP 082136718373

9 Alamat Kantor Fakultas Ekonomi Universitas Semarag Jl. Sukarno Hatta Semarang

10 Nomor Telepon/Faks 024.6702757/024.6702272

11 Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1= 0 orang, S-2= 0 orang, S-3= 0 orang

12 Mata Kuliah yang Diampu 1. Manajemen Keuangan

2. Manajemen Strategik

3. Analisis Portofolio Bisnis

4. Manajemen Investasi & Analisis Portofolio

5. Seminar Manajemen Keuangan

6. Perpajakan

B. Riwayat Pendidikan

S1 S2 S3

Nama Perguruan Tinggi Universitas Islam Sultan Agung

Semarang

Universitas Islam Sultan Agung

Semarang

-

Bidang Ilmu Manajemen Manajemen -

Tahun Masuk-Lulus 2004-2008 2008-2010 -

Judul Skripsi/Tesis/Desertasi Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Peringkat Obligasi Perusahaan Non Financial yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta

Upaya Peningkatan Return Saham dan Kinerja Keuangan melalui Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance di Bursa Efek Indonesia

-

Nama Pembimbing/Promotor Dr. Ibnu Khajar, M.S.i

Dr. Mutamimah, M.S.i

Page 53: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

53

C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir

No Tahun Judul Penelitian Pendanaan

Sumber Jml (Juta Rp)

1 2014 Perbedaan Likuiditas dan Return saham Perusahaan Besar dan Kecil Sebelum dan Sesudah Reverse Split

Universitas Semarang

2,5

2 2014 Good University Governance untuk Meningkatkan Excellent Service dan Kepercayaan Mahasiswa (Studi Kasus Fakultas Ekonomi Universitas Semarang)

Universitas Semarang

2,5

3 2015 Gaya Kepemimpinan dan Good Governance Sebagai Upaya Peningkatan Excellent Service dan Kepercayaan Masyarakat (Studi Kasus Disperindag Jawa Tengah)

Universitas Semarang

2,5

4 2015 Analisis Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure dan Good Corporate Governance terhadap Return Saham dengan Size sebagai Variabel Kontrol

Mandiri -

5 2015 Analisis Manfaat Pelaksanaan CSR bagi Perusahaan

Mandiri -

6 2016 Strategi Pengembangan Kinerja Pemasaran melalui Human Capital dan Social Capital dengan Kemampuan Berinovasi sebagai Variabel Pemediasi

Universitas Semarang

5

7 2016 Good Governance Implementation on Service Performance: Examining The Moderating Role of Leadership Style In Central Java Departement of Industry And Trade

Mandiri -

8 2016 Internal Strategic Resource sebagai Upaya Meningkatkan Kinerja Penjualan Usaha Mikro Kecil Menengah di Kabupaten Kudus

Universitas Semarang

5

9 2016 Pemodelan “EQM” Kelompok Usaha Ekonomi Produktif (KUEP) di RPSA Gratama Kota Semarang

Program Hibah Dosen Pemula (PDP) Dikti

11,4

10 2016 Social Capital and Innovation Capabilities: Strategic Resource to Improve Entrepreneurial and Performance SMEs Creative Industry

Mandiri -

11 2017 Strategic for Creative Industry: Internal & External Environmental Reviews

Universitas Semarang

5

12 2017 Role of Quarduple Helix: Supporting Growth of Innovation Ecosystem in The Small Industries Kudus, Indonesia

Mandiri -

13 2017 Upaya Peningkatan Human Capital dan Kinerja UKM Melalui Pengembangan Modal Sosial

Program Hibah Dosen Pemula (PDP) Dikti

20

14 2017 Capability Building of SMEs Based on Universitas 5

Page 54: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

54

Clustering Approach Semarang

D. Pengalaman Pengabdian Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir

No Tahun Judul Pengabdian kepada Masyarakat Pendanaan

Sumber Jml (Juta Rp)

1 2014 Peningkatan Minat Berwirausaha Bagi Siswa SMA Negeri 2 Demak

Universitas Semarang

1,5

2 2015 Pemanfaatan Internet Marketing Dengan Menggunakan E-Commerce Berbasis Web Untuk Peningkatan Penjualan Produk UMKM Klaster Bordir di Desa Padurenan Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus

Universitas Semarang

1,5

3 2015 Peningkatan Motivasi Berorganisasi Siswa SMK Al Fattah Boarding School Kabupaten Demak

Universitas Semarang

1,5

4 2016 Peningkatan Kemampuan Manajemen Usaha Bidang Keuangan bagi Kelompok Usaha “ARKME” Semarang

Universitas Semarang

3

5 2016 Peningkatan Kemampuan Manajemen Usaha Bidang Pemasaran bagi UKM Tempe Kelurahan Krobokan, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang

Universitas Semarang

3

6 2016 IbM Pengusaha Kecil Hulu Hilir Konveksi Desa Cabean Kecamatan Demak Kabupaten Demak

Program IbM Ristekdikti

46,8

7 2016 Penguatan Manajemen Persediaan bagi UKM Batik di Kampung Batik Semarang

Universitas Semarang

3

8 2017 Penguatan Usaha melalui Pengembangan Merek Dagang bagi UMKM Pangan Lokal di Kelurahan Bintoro Kabupaten Demak

Universitas Semarang

3

9 2017 Peningkatan Kemampuan Manajemen Usaha Bidang Keuangan bagi UMKM di Kelurahan Plamongan Sari Semarang

Universitas Semarang

3

10 2017 Peningkatan Kemampuan Anlisis Kredit bagi Koperasi Simpan Pinjam Kota Semarang

Universitas Semarang

3

Page 55: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

55

E. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir

No Th Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/Tahun

1 2011 Model Peningkatan Return Saham Dan Kinerja Keuangan Melalui Corporate Social Responsibility Dan Good Corporate Governance Di Bursa Efek Indonesia

Jurnal Manajemen Teori dan Terapan

No.1/Tahun 2011

2 2014 Pengujian Dampak Reverse Split terhadap Likuiditas Perdagangan dan Return Saham (Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

Dinamika Sosial Budaya

Volume 16, No. 2, Desember 2014 http://journal.usm.ac.id/jurnal/dinamika-sosial-budaya/913/detail/

3 2015 Good University Governance untuk Meningkatkan Excellent Service dan Kepercayaan Mahasiswa (Studi Kasus Fakultas Ekonomi Universitas Semarang)

Dinamika Sosial Budaya

Volume 17, No. 1, Juni 2015

http://journal.usm.ac.id/jurnal/dinamika-sosial-

budaya/962/detail/

4 2015 Analisis Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure dan Good Corporate Governance terhadap Return Saham dengan Size sebagai Variabel Kontrol

Majalah Ilmiah Solusi

Volume 14, No. 3, Juli 2015 http://journal.usm.ac.id/jurnal/solusi/912/detail/

5 2015 Analisis Manfaat Pelaksanaan CSR bagi Perusahaan

Majalah Ilmiah Solusi

Volume 14, No. 4, Oktober 2015 http://journal.usm.ac.id/jurnal/solusi/911/detail/

6 2015 Gaya Kepimpinan dan Good Governance sebagai upaya Peningkatan Excellent Service dan Kepercayaan Masyarakat: Studi Kasus Dinperindag Jawa Tengah

Dinamika Sosial Budaya

Volume 17, Nomor 2 Desember 2015

7 2016 Social Capital and Innovation Capabilities: Strategic Resource to Improve Entrepreneurial and Perfomance of SMEs Creative Industry

Proceedings Of The 1st International Conference On Business, Economics, Socio-Culture And Toursm, Fakultas Ekonomi Universitas Semarang

https://sites.google.com/a/usm.ac.id/ic-best/proceedings

8 2016 Pemodelan “EQM” Kelompok Usaha Ekonomi Produktif (KUEP) di RPSA Kota Semarang

Prosiding Seminar Nasional,

http://semfeuntidar.com/naskah-prosiding-seminar-

Page 56: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

56

Fakultas Ekonomi Universitas Tidar

nasional-untidar-2016/#

9 2016 IbM Pengusaha Kecil Hulu Hilir Konveksi Desa Cabean Kecamatan Demak Kabupaten Demak

Majalah Ilmiah Solusi

Volume. 15,

Nomor.4 Oktober

2016

F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir

No Nama Temu Ilmiah/Seminar

Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat

1 Seminar Nasional “Strategi Pengembangan UMKM dan Industri Kreatif sebagai Mesin Pertumbuhan Ekonomi Indonesia”

Pemodelan “EQM” Kelompok Usaha Ekonomi Produktif (KUEP) di RPSA Gratama Kota Semarang

28 September 2016, FE Universitas Tidar

2 The First International Conference on Business, Economic, Social and Toursim. FE USM

Social Capital and Innovation Capabilities: Strategic Resource to Improve Entrepreneurial and Perfomance of SMEs Creative Industry

FE Universitas Semarang

G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir

No Judul Buku Tahun Jumlah Halaman

Penerbit

1 - - -

H. Perolehan HKI dalam 10 Tahun Terakhir

No Judul / Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID

1 - - -

I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 10

Tahun Terkahir

No. Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial Lainnya yang Telah Diterapkan

Tahun Tempat Penerapan

Respon Masyarakat

1 - - - -

Page 57: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

57

J. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi,

atau institusi lainnya)

No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan

Tahun

1 Lulusan Terbaik Fakultas Ekonomi Universitas Islam Sultan Agung

Universitas Islam Sultan Agung

2008

2 Lulusan Terbaik Program Pasca Sarjana, Program Studi Magister Manajemen, Universitas Islam Sultas Agung

Universitas Islam Sultan Agung

2010

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah

benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di

kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya

sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah

satu persyaratan dalam pengajuan Penelitian Dosen LPPM Universitas

Semarang

Semarang, Maret 2020

Anggota Pengusul

(Eviatiwi Kusumaningtyas Sugiyanto, SE.MM)

Page 58: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

58

III. Biodata Anggota 2

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap Yudhitiya Dyah Sukmadewi,S.H.,M.H

2. Jenis Kelamin Perempuan

3. Jabatan Fungsional Asisten Ahli /IIIb

4. NIP 06557000504141

5. NIDN 0622129101

6. Tempat dan Tanggal

Lahir

Semarang, 22 Desember 1991

7. Alamat email [email protected]

8. Nomor Telepon /HP 082114300511

9. Alamat Kantor Jl.Arteri Soekarno Hatta 50196

10. No.Telepon/Faks. 024-6702757

11. Lulusan yang Telah

Dihasilkan

S1 : -

S2 : -

S3 : -

12. Mata kuliah yang Diampu 1. Aspek Hukum dalam Bisnis

2. Perpajakan

3. Pendidikan Kewarganegaraan

4. Pendidikan Pancasila

B. Riwayat Pendidikan

Keterangan S-1 S-2 S-3

Nama Perguruan

Tinggi

Universitas

Diponegoro

Universitas Diponegoro -

Bidang Ilmu Ilmu Hukum

Perdata

Ilmu Hukum Tata Negara -

Tahun Masuk-Lulus 2009-2013 2012-2014 -

Judul

Skripsi/Tesis/Disertasi

Tanggung Jawab

Pelaku Usaha

Supermarket Giant

Cabang Siliwangi

Semarang

Terhadap

Pemasaran Produk

Makanan Kemasan

yang Telah

Kadaluarsa

Analisis Yuridis

Terhadap Laporan

Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah

Daerah Tahun 2013 Pada

Dinas Pendidikan

Provinsi Jawa Tengah

Sebagai Implementasi

Pelaksanaan Otonomi

Daerah

-

Nama

Pembimbing/Promotor

1.Suradi, S.H.,M.H

2. Rinitami

Njatrijani

S.H.,M.H

Prof.Dr.Retno

Saraswati,S.H.,M.H

Page 59: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

59

C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir

No. Tahun Judul Penelitian

Pendanaan

Sumber Jumlah (Juta

Rp.)

1. 2015 Tinjauan Yuridis perbandingan

Sistem Pilkada Langsung dan

Tidak Langsung Berdasarkan

Demokrasi Pancasila

LPPM

USM

Rp.2.500.000

2. 2016 Analisis Terhadap Kesadaran

Hukum dalam Pelaksanaan

Undang-Undang Merek (Studi

pada Produsen Es Krim Pot

Kota Semarang)

LPPM

USM

Rp.5.000.000

3. 2016 Peran Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) dalam Pengaturan dan

Pengawasan Sektor Bank Umum

Syariah di Indonesia

Mandiri -

4. 2016 Analisis Yuridis Terhadap

Ketentuan Masa Cuti

Melahirkan dan Menyusui bagi

Pekerja Wanita di Indonesia

Berdasarkan Undang-Undang

Ketenagakerjaan

Mandiri -

5. 2017 Peran Pancasila pada Era

Globalisasi (Fenomena LGBT

dan Pancasila)

LPPM

USM

Rp.5.000.000

6. 2017 Pendaftaran Merek Asosiasi

Sebagai Merek Kolektif (Kajian

Terhadap Asosiasi Rajut

Indonesia Wilayah Jawa

Tengah)

Mandiri -

7. 2018 Kajian Legalitas Dan

Manajemen Merek Pada Umkm

Kerajinan Sulam Pita (Studi

Pada Munaku Sulam Pita

Semarang)

LPPM

USM

Rp.5.000.000

8. 2019 Penerapan KTUN yang

Diperluas di Pengadilan Tata

Usaha Negara

DIPA

UNDIP

Rp.10.000.000

Page 60: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

60

D. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir

No. Tahun Judul Pengabdian kepada

Masyarakat

Pendanaan

sumber Jumlah (Juta

Rp.)

1. 2016 Sosialisasi Etika Berekspresi

yang Baik dan Benar dalam

Penggunaan Internet

Berdasarkan Undang-Undang

Informasi Transaksi Elektronik

(UU ITE)

LPPM

USM

Rp.3.000.000

2. 2017 Sosialisasi Manajemen dan

Legalitas Usaha bagi Pelaku

Usaha UMKM di Kecamatan

Pedurungan Semarang

LPPM

USM

Rp.3.000.000

3. 2017 Sosialisasi dan Pelatihan

Pemasarn Online Beserta Aspek

Hukumya bagi Pelaku Usaha

UMKM di Kecamatan

Pedurungan Semarang

LPPM

USM

Rp.3.000.000

4. 2018 Peningkatan Pehaman Pegawai

Kelurahan di Lingkup Kecamatan

Semarang Tengah Melalui

Sosialisasi&Pelatihan Pembuatan

Perjanjian Menggunakan

Aplikasi Microsoft Word

LPPM

USM

Rp.3.000.000

5 2019 Sosialisasi & Pelatihan e-

commerce bagi Pelaku Usaha

Rumah Payet Sulam Kecamatan

Genuk Semarang

LPPM

USM

Rp.3.000.000

6. 2019 Sosialisasi dan Pelatihan

Pendaftaran Merek bagi Pelaku

Usaha Rumah Payet Sulam

Semarang

LPPM

USM

Rp.3.000.000

7. 2019 Pemberdayaan dan

Pengembangan Pendapatan

Ekonomi Melalui Pelatihan

Kerajinan Berbahan Limbah

Plastik pada Masyarakat

Kelurahan Sambirejo Kecamatan

LPPM

USM

Rp.3.000.000

Page 61: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

61

Gayamsari Semarang

8. 2019 Sosialisasi dan Pelatihan

Pembuatan Kemasan Serta Label

Produk bagi Pelaku Usaha

Rumah Payet Sulam Semarang

LPPM

USM

Rp.3.000.000

E. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal 5 Tahun Terakhir

No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/Tahun

1. Analisis Yuridis Terhadap

Laporan Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah

Daerah Tahun 2013 Pada

Dinas Pendidikan Provinsi

Jawa Tengah Sebagai

Implementasi Pelaksanaan

Otonomi Daerah

Jurnal Law

Reform

Vol.10 No.1 Edisi

September 2014

2. Tinjauan Yuridis

Perbandingan Sistem

Pilkada Langsung dan Tidak

Langsung Berdasarkan

Demokrasi Pancasila

Jurnal Dinamika

Sosial Budaya

Edisi Juli 2016

3. Peran Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dalam

Pengaturan dan Pengawasan

Sektor Bank Umum Syariah

di Indonesia

Jurnal Solusi Edisi September 2016

4. Analisis Yuridis Terhadap

Ketentuan Masa Cuti

Melahirkan dan Menyusui

bagi Pekerja Wanita di

Indonesia Berdasarkan

Undang-Undang

Ketenagakerjaan

Jurnal Humani Edisi Desember 2015

5. Pendaftaran Merek Asosiasi

Sebagai Merek Kolektif

(Kajian Terhadap Asosiasi

Rajut Indonesia Wilayah

Jawa Tengah)

Jurnal Ius

Constituendum

Edisi April 2017

6. Kajian Legalitas Dan

Manajemen Merek Pada

Umkm Kerajinan Sulam Pita

Jurnal Law

Reform

Edisi September 2018

Page 62: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

62

(Studi Pada Munaku Sulam

Pita Semarang)

7 Dualisme Penyelesaian

Sengketa Permohonan

Informasi Publik

Jurnal Hukum

Adminstrasi &

Pemerintahan

Edisi November 2019

F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir

No Nama Temu ilmiah / Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan

Tempat

1. 5

th International Conference

Tropical and Coastal Region Eco

Development

Judicial Bureaucratic

Reform in the

Indonesian Fisheries

Court

Semarang,

18

September

2019

G. Karya Buku dalam 5 Tahun

Terakhir

No Judul Buku Tahun

Jumlah

Halaman Penerbit

H. Perolehan HKI dalam 10 Tahun

Terakhir

No. Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID

I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam

10 Tahun Terakhir

No. Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial

Lainnya yang Telah Diterapkan

Tahun Tempat

Penerapan

Respon

Masyarakat

J. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau

institusi lainnya)

No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan

dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata

dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu

persyaratan dalam pengajuan penugasan Program Pengabdian kepada Masyarakat

Semarang, 14 Maret 2020

Anggota Tim Peneliti,

Yudhitiya D.S,S.H.,M.H.

Page 63: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

63

BUKTI PUBLIKASI

ARTIKEL ILMIAH

Page 64: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

64

PERSEPSI GLASS CEILING DALAM PROFESI DOSEN (STUDI KASUS:

DOSEN WANITA UNIVERSITAS SEMARANG)

Ratna Wijayanti, Eviatiwi Kusumaningtyas Sugiyanto* dan Yudhitya Dyah

Sukma Dewi

Universitas Semarang

[email protected]; [email protected]; dan

[email protected]

Abstrak. Terdapat gap dalam penelitian dimana mayoritas penelitian glass

ceiling hanya focus pada organisasi profit saja. Glass ceiling sangat mungkin

terjadi di organisasi non profit seperti universitas. Fenomena yang terjadi pada

obyek penelitian adalah jumlah dosen berjenis kelamin laki-laki sama besar

dengan jumlah dosen berjenis kelamin perempuan. Jumlah dosen wanita yang

memiliki jabatan fungsional tertinggi lebih besar dibandingkan dengan laki-laki

namun pemimpin tertinggi tetap berada dalam kendali laki-laki. Penelitian ini

bermaksud untuk menganalisis percepsi glass ceiling yang dialami wanita pekerja

dan dampaknya pada kemajuan karir mereka. Berdasarkan fenomena dan

research gap rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana kemajuan

karir dosen wanita dipengaruhi oleh persepsi glass ceiling yang dirasakan.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh dosen wanita dengan jumalh 192

dosen. Dengan metode purposive sampling diambil 132 sampel. Alat analisis

yang digunakan adalah SEM dengan program SmartPLS 3.29. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa Family factor tidak berpengaruh terhadap glass ceiling

perception, Individual factor berpengaruh positif signifikan terhadap glass ceiling

perception, Organisational factor tidak berpengaruh terhadap glass ceiling

perception, Cultural factor berpengaruh positif signifikan terhadap glass ceiling

perception dan Glass ceiling perception berpengaruh negative signifikan

terhadap woman career advancement.

Kata Kunci: glass ceiling, organisasi non profit, woman career advancement

Abstract. There is a gap in research where we investigate glass ceilings with a

focus on profit organization alone. Glass ceiling is very possible in non-profit

organizations such as universities. The phenomenon that occurs in the object of

research is that the number of male lecturers is the same as the number of female

lecturers. The number of female lecturers who have the highest functional

position compared to men but the highest is still under the control of men. This

study analyzes the perceptions of the glass ceiling serving female workers and its

impact on their career work. Based on the phenomena and research gaps, the

formulation of the problem in this is how the career advancement of women is

believed by the perception of the perceived glass ceiling. The population in this

study were all female lecturers with a total of 192 lecturers. With the purposive

sampling method, 132 samples were taken. The analytical tool used is SEM with

the SmartPLS 3.29 program. The results showed that family factors had no effect

Page 65: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

65

on the perception of the glass ceiling, individual factors had a significant positive

effect on the perception of the glass ceiling, organizational factors had no effect

on the perception of the glass ceiling, cultural factors had a significant positive

effect on the perception of the glass ceiling and the perception of the glass ceiling

has a significant negative effect on women's career advancement.

Keywords: glass ceiling, non-profit organization, career advancement of women

PENDAHULUAN

Glass ceiling merupakan sebuah hambatan yang tidak terlihat yang

menghalangi wanita untuk dipromosikan ke posisi eksekutif dan menerima

kompensasi yang serupa dengan laki-laki, walaupun bekerja di ranah yang setara

dengan laki-laki. Fenomena ini berjalan secara sistematis, namun, terkadang tidak

dikenali bentuk diskriminasi dan penindasan terhadap gendernya (Nozawa,

2010). Dengan adanya fenomena glass ceiling ini, banyak wanita yang merasa

dirugikan, sehingga banyak dari para karyawan wanita yang terpinggirkan dari

kesempatan memperoleh jabatan yang lebih tinggi (Puspa, 2005). Fenomena

glass ceiling menjadi suatu perhatian penting bagi para karyawan wanita

khususnya, karena dengan adanya glass ceiling di perusahaan akan menyebabkan

peluang karyawan wanita untuk dipromosikan ke jenjang yang lebih tinggi

semakin kecil, walaupun, jika ditinjau dari sisi kompetensi kemampuannya tak

jauh berbeda dengan laki-laki (Merycona, 2015). Potensi terjadinya glass ceiling

di Indonesia cukup besar, terlebih lagi, Indonesia dikatakan sebagai negara yang

cukup kental dengan budaya patriarki (Astuti, 2013).

Banyak faktor yang menyababkan munculnya glass ceiling, yaitu

manusia, interaksi, modal sosial, preferensi, peran sosial dan organisasi

(Appelbaum, 2011; Davis, 2015; Napasri, 2015; Permanasari, 2013; Pillai, 2011).

Glass ceiling merupakan sebuah penghalang yang tak terlihat begitu kuat

menghalangi wanita memasuki hirarki manajemen atau kemajuan karir mereka

(Shamila & Victor, 2018). Model Gendered Organisational Structure (GOS)

menggambarkan empat dasar hambatan karir yang terdiri dari faktor individual,

keluarga, organisasi dan budaya (Shamila & Victor, 2018). P. M. Bombuwela

and De Alwis (2013) juga menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi glass

ceiling terdiri dari faktor budaya (keyakinan dan stereotype), faktor individu

(kurangnya percaya diri, sifat personal, dan ketidakmampuan menjual diri),

faktor organisasi (kebijakan organisasi dan gaya manajemen), faktor keluarga

(pengasuhan anak dan pekerjaan rumah).

Beberapa penelitian terdahulu terkait glass ceiling yaitu, penelitian yang

dilakukan oleh Bjerk (2008), Merycona (2015), Li dan Leung (2001), Napasari

dan Yukongdi (2015), Sumarto dan Permanasari (2013), Yang (2011),

Bombuwela dan Alwis (2013), Cho, et al (2014) memiliki latar belakang obyek

yang sama yakni glass ceiling terjadi di perusahaan profit tempat para peneliti

melakukan penelitian, hal tersebut dibuktikan dengan sedikitnya proporsi

karyawan wanita yang menduduki manajer puncak di perusahaan masing-masing.

Dan hanya satu yang melakukan penelitian terkait glass ceiling di lembaga non

profit yakni Nozawa, (2010).

Page 66: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

66

Bjerk (2008) menggunakan sampel dengan teknik membagi kelompok-

kelompok pekerja di perusahaan Amerika. Sedangkan, Li dan Leung (2001)

menggunakan sampel hotel yang berjumlah 25 dari 77 hotel yang terdaftar di

Departemen Pariwisata Singapura. Lalu, Napasari dan Yukongdi (2015)

menggunakan 30 sampel eksekutif wanita yang bekerja di perusahaan Thailand

dan Merycona (2015) menggunakan 60 Sampel dengan teknik Quota Sampling

yang terdiri dari 30 laki-laki dan 30 Wanita. Lalu, Sumarto dan Permanasari

(2013) menggunakan sampel 200 PNS yang terdiri dari 100 laki-laki dan 100

wanita dan Yang (2011) menggunakan sampel berjumlah 633 top manajer dari

114 hotel di Cina. Bombuwela dan Alwis (2013) menggunakan sample sebanyak

150 eksekutif wanita. Cho, et al (2014) menggunakan 300 sampel karyawan dari

beberapa perusahaan di Korea. Nozewa (2010) menggunakan beberapa sampel

karyawan di lembaga non profit di Amerika.

Berdasarkan penelitian terdahulu terdapat celah dalam objek penelitian,

dimana mayoritas penelitian-penelitian terdahulu umumnya hanya fokus pada

fenomena glass ceiling di organisasi profit saja. Padahal, glass ceiling sangat

mungkin terjadi di organisasi-organisasi non profit (Muslim, 2017). Berdasarkan

celah tersebut peneliti mencoba mengembangkan penelitian terdahulu terkait

glass ceiling dengan fokus pada celah objek penelitian yaitu dengan

menggunakan universitas organisasi non profit. Sejauh ini sangat sedikit referensi

terkait topik glass ceiling yang dibahas dalam organisasi non profit khusunya

dalam profesi dosen.

Universitas Semarang merupakan salah satu perguruan tinggi swasta di

Jawa Tengah dengan mahasiswa terbanyak di Kota Semarang. Universitas ini

memiliki 384 dosen dengan total 15 program studi. Fenomena yang terjadi di

Universitas Semarang adalah jumlah dosen berjenis kelamin laki-laki sama besar

dengan jumlah dosen berjenis kelamin perempuan. Jumlah dosen wanita yang

memiliki jabatan fungsional tertinggi di universitas ini lebih besar dibandingkan

dengan laki-laki. Lima Guru Besar di universitas Semarang, empat diantaranya

adalah perempuan. Fenomena tersebut menarik untuk digali terkait keberadaan

glass ceiling yang ada organisasi non profit tersebut, mengingat dosen wanita

lebih banyak mencapai jabatan fungsional tertinggi daripada laki-laki.

Tabel 1.1

Jumlah Dosen Universitas Semarang berdasarkan Jenis Kelamin

No Program Studi Jumlah Dosen

Laki-Laki Perempuan

1 Magister Manajemen 4 3

2 Magister Ilmu Hukum 6 1

3 Magister Psikologi 0 5

4 S-1 Ilmu Hukum 16 14

5 D3 Manajemen Perusahaan 13 10

6 S1 Manajemen 35 40

7 S1 Akuntansi 18 26

8 S-1 Teknik Sipil 25 20

9 S-1 Teknik Elektro 11 9

Page 67: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

67

10 S-1 Perencanaan Wilayah Dan Kota 8 4

11 S-1 Teknologi Hasil Pertanian 8 13

12 S-1 Psikologi 10 20

13 S-1 Sistem Informasi 8 7

14 S-1 Teknik Informatika 22 9

15 S-1 Ilmu Komunikasi 8 11

Jumlah 192 192

Glass ceiling seringkali dihubungkan dengan kemajuan karir perempuan

(woman career advancement). Keberadaan glass ceiling terasa ketika orang

yang berkualitas (qualified person) terhenti untuk naik ke jenjang yang lebih

tinggi dalam hierarki organisasi karena diskriminasi, prasangka, rasisme, dan

seksisme (Afza, 2008; Jauhar, 2018). Dengan adanya glass ceiling, wanita

merasa telah mencapai titik di mana mereka tidak dapat maju lebih jauh untuk

karir mereka meskipun terdapat jalur promosi yang jelas. Untuk itu dalam

penelitian ini selain menganalisis persepsi glass ceiling beserta faktor yang

mempengaruhinya, peneliti mencoba menghubungkan persepsi glass ceiling

dengan persepsi kemajuan karir yang dirasakan oleh dosen wanita di lingkungan

Universitas Semarang. Berdasarkan uraian tersebut rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah kemajuan karir dosen wanita Universitas Semarang dengan

persepsi glass ceiling yang dirasakan.

KAJIAN TEORI

Glass Ceiling

Glass ceiling telah dibahas dalam berbagai bidang ilmu seperti psikologi,

sosiologi, ekonomi, dan manajemen (Shabbir, 2017). Glass ceiling diartikan

sebagai sesuatu yang menghalangi perempuan untuk mendapatkan posisi teratas

dalam karirnya (Burke, 2005). Khalid (2019) menambahkan bahwa glass ceiling

mengacu bagaimana jalur karir perempuan dibandingkan dengan laki-laki yang

terhalang di tempat kerja dengan berbagai hambatan. Efek dari hal tersebut

adalah fenomen di mana perempuan mengalami diskriminasi dalam mencapai

karir yang lebih tinggi sebagai konsekuensi hambatan yang muncul dalam

organisasi (Powell, 2012). Glass ceiling menurut Cotter (2001) didefinisikan

dalam bentuk empat hal 1) ketidaksetaraan pekerjaan, 2) ketiaksetaraan rasial, 3)

ketidaksetaraan gender dalam peluang karir, 4) ketidaksetaraan karir. Banyak

faktor yang mempengaruhi terjadinya glass ceiling seperti hambatan structural

yang meliputi kebijakan dan praktek dalam organisasi maupun budaya organisasi

(Khalid, 2019).

Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu ada beberapa faktor yang

menyababkan munculnya glass ceiling, yaitu manusia, interaksi, modal sosial,

preferensi, peran sosial dan organisasi (Appelbaum, 2011; Davis, 2015; Napasri,

2015; Permanasari, 2013; Pillai, 2011). Glass ceiling merupakan sebuah

penghalang yang tak terlihat begitu kuat menghalangi wanita memasuki hirarki

manajemen atau kemajuan karir mereka (Shamila & Victor, 2018). Model

Gendered Organisational Structure (GOS) menggambarkan empat dasar

Page 68: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

68

hambatan karir yang terdiri dari faktor individual, keluarga, organisasi dan

budaya (Shamila & Victor, 2018). P. M. Bombuwela and De Alwis (2013) juga

menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi glass ceiling terdiri dari faktor

budaya (keyakinan dan stereotype), faktor individu (kurangnya percaya diri, sifat

personal, dan ketidakmampuan menjual diri), faktor organisasi (kebijakan

organisasi dan gaya manajemen), faktor keluarga (pengasuhan anak dan

pekerjaan rumah).

P. M. Bombuwela and De Alwis (2013) mengartikan keempat faktor yang

mempengaruhi glass ceiling sebagai berikut; 1) faktor individu yang

menggambarkan sejauh mana hambatan individu datang dari diri pekerja wanita

yang mempengaruhi karirnya, 2) faktor keluarga, menjelasakan sejauh mana

hubungan dalam keluarga mempengaruhi karir pekerja wanita, 3) faktor

organisasi, menggambarkan hambatan dari struktur dan praktik organisasi yang

mempengaruhi karir wanita, 4) faktor budaya mengacu pada sejauh mana

kepercayaan dan tradisi mempengaruhi karir pekerja wanita.

Woman Career Advancement

Karir teori yang berkembang selama tiga decade terakhir menjelaskan

perubahan pengalaman karir wanita. Konteks yang berubah membutuhkan

pemahaman bahwa kesuksesan karir memiliki lebih banyak lapisan, selain secara

tradisional dilihat dari peningkatan posisi dalam hirarki organisasi (Datta &

Agarwal, 2017). Kesuksesan karir diartikan sebagai pencapaian hasil yang

diinginkan terkait pekerjaan di titik manapun dalam pengalaman kerja seseorang

dari waktu ke waktu (Arthur, 2005). Career Advancement atau kemajuan karir

diartikan sebagai kenaikan posisi pekerjaan dan jabatan yang diiringi dengan

kenaikan pendapatan (Thurasamy, Lo, Yang Amri, & Noor, 2011). Kemajuan

karir diartikan secara berbeda dari satu individu ke individu lainnya. Mayoritas

mengartikan kemajuan karir sebagai pergerakan ke atas pekerjaan seseorang.

Secara umum kemajuan karir diukur dengan nominal yaitu peningkatan

pendapatan, namun ada elemen individu lainnya yang menetukan tingkat

kemajuan (Korman, 1981). Untuk itu, apa yang seseorang anggap sebagai

kemajuan dapat berbeda dari satu individu ke individu lainnya (Thurasamy et al.,

2011)

Seorang karyawan dianggap memiliki kesempatan yang adil dan setara

untuk dipromosikan ke jenjang yang lebih tinggi atau pindah ke bidang

fungsional lain dalam suatu organisasi untuk mendapatkan pengalaman atau

tujuan pengembangan. Sebagian besar perempuan menyatakan bahwa

perkembangan karir mereka tidak merata disebabkan oleh persepsi dan orientasi

laki-laki yang ditemui dalam budaya organisasi, praktik organisasi, kendala

keluarga dan jejaring sosial yang berkontribusi pada ketimpangan antara kedua

gender (Afza, 2008).

Ada beberapa faktor yang menghalangi kemajuan karir wanita yang

dijelaskan dalam tiga pendekatan yaitu 1) model modal manusia, 2) model

sosiopsikologis, 3) model sistemik (Choi & Park, 2014). Model modal manusia

mencatat bahwa perbedaan individu yang berkenaan dengan pendidikan,

pengalaman kerja, senioritas dan kapasitas terkait pekerjaan lainnya yang

Page 69: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

69

sebagain besar bergantung pada pribadi seseorang dapat menjadi penghambat

wanita untuk memajukan karir mereka. Model sosiopsikologis menjelaskan

bahwa faktor psikososial seperti jenis kelamin dan stereotype dapat menjadi

penghambat yang kuat kemajuan karir wanita. Sedangkan model sistemik

berfokus pada hambatan sistematis yang tertanam dalam kebijakan dan praktik

organisasi yng membatasi akses wanita untuk maju di posisi teratas dalam

organisasi.

METODE

Woman Career Advancement

Indikator Woman Career Advancement terdiri dari 8 indikator yang

dikembangkan oleh Jawahar and Hemmasi (2006) terdiri dari 1) peluang yang

cukup dalam organisasi, 2) peluang pengembangan karier yang setara bagi pria

dan wanita, 3) seorang wanita dapat menjadi pimpinan tertinggi di masa depan,

4) Wanita dan pria dihormati sama, 5) jumlah perempuan yang menembus

hierarki dan mencapai posisi senior terus meningkat, 6) wanita didorong untuk

melamar peran manajerial (pimpinan), 7) Jaringan laki-laki tidak membatasi

peluang perempuan untuk promosi ke posisi atas, 8) Wanita harus bekerja seperti

rekan pria mereka untuk dipromosikan ke posisi yang sama.

Glass Ceiling Factor

Family Factor, Individual Factor, Organizational Factor, Cultural Factor

(P. M. Bombuwela & De Alwis, 2013; Lathabhavan & Balasubramanian, 2017;

Shamila & Victor, 2018)

Glass Ceiling Perception

Glass Ceiling Perception terdiri dari 3 indikator yang dikembangkan oleh

Elacqua (2009) yaitu: 1) Limited mobility, 2) Eliminate Barriers, 3) Women

Excluded

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh dosen wanita di Universitas

Semarang dengan jumlah 192, sehingga peneliti menggunakan rumus dengan

pendekatan Yamane (Ferdinand, 2014) untuk menentukan jumlah sampel.

orang

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive sampling dengan ketentuan dosen wanita tersebut telah bekerja minimal 3

tahun dan telah menikah. Metode yang digunakan adalah Structural Equation

Modeling (SEM) dengan menggunakan program Smart PLS. Dengan metode

PLS maka akan dilakukan uji model yang meliputi Outer Model, InnerModel dan

Uji Hipotesis

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Uji Outer Model

Page 70: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

70

Data diolah dengan menggunakan Smart PLS 3.29, pada run pertama

diketahui bahwa beberapa indicator memiliki nilai loading di bawah 0.7 sehingga

harus dikeluarkan dari model indicator yang dikeluarkan dari model yaitu

indicator pembentuk X1 (family factor): X1.1 (Saya merasa bersalah karena tidak

menghabiskan cukup waktu dengan keluarga saya) dan X1.2 (,Saya mengalami

kesulitan untuk merubah antara peran keluarga dan pekerjaan), indicator

pembetuk X2 (Individual Factor): X2.1 (Saya memiliki fisik yang lemah untuk

bersaing dalam karir dengan laki-laki), X2.2 (Kepandaian saya tidak cukup untuk

menduduki jabatan pemimpin), X.2.4 (Saya memiliki pengalaman yang kurang

untuk menduduki jabatan pemimpin), X2.5 (Pendidikan saya belum cukup untuk

menduduki kepemimpinan), X2.7 (Sifat pribadi saya menghalangi saya untuk

meraih posisi yang lebih tinggi), indicator pembentuk X4 (Cultural Factor): X4.5

(Masyarakat memandang bahwa karyawan laki laki lebih unggul dari pada

karyawan perempuan), indicator pembentuk Z (Glass Ceiling Perception): Z1.3

(Perempuan memiliki hambatan karir yang lebih banyak dari laki-laki) dan

indicator pembentuk Y (Woman Career Advancement): Y1.7 (Network yang

dimiliki laki-laki dalam organisasi ini tidak membatasi peluang perempuan untuk

naik ke posisi atas) dan Y1.8 (Perempuan harus mampu memiliki etos kerja yang

sama seperti pria).

Tabel 5.1

Outer Loading Running Data Pertama

x1 x2 x3 x4 y z

X1.1 0,410

X1.2 0,660

X1.3 0,864

X1.4 0,871

X1.5 0,919

X2.1 0,582

X2.2 0,735

X2.3 0,860

X2.4 0,648

X2.5 0,671

X2.6 0,832

X2.7 0,639

X3.1 0,764

X3.2 0,880

X3.3 0,883

X3.4 0,906

X3.5 0,890

X3.6 0,818

X4.1 0,725

X4.2 0,831

X4.3 0,898

Page 71: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

71

X4.4 0,809

X4.5 0,544

X4.6 0,771

Y1.1 0,808

Y1.2 0,762

Y1.3 0,778

Y1.4 0,804

Y1.5 0,884

Y1.6 0,820

Y1.7 0,733

Y1.8 0,664

Z1.1 0,942

Z1.2 0,905

Z1.3 0,479

Z1.4 0,859

Hasil running data ke dua menunjukkan bahwa semua indicator

memenuhi kriteria convergent validity dengan nilai outer loading di atas 0.7 (lihat

table 5.2) dan nilai Average Variance Extracted (AVE) lebih besar dari 0.5 (lihat

table 5.3). selanjutnya indicator-indikator juga memenuhi kriteria diskriminan

validitas yang ditunjukkan dari nilai cross loading yang lebih besar dari 0.7 antar

indiaktor (lihat table 5.4).

Tabel 5.2

Outer Loading Running Data Kedua

Original Sample (O)

X1.3 <- X1 0,864

X1.4 <- X1 0,883

X1.5 <- X1 0,932

X2.2 <- X2 0,716

X2.3 <- X2 0,926

X2.6 <- X2 0,911

X3.1 <- X3 0,766

X3.2 <- X3 0,883

X3.3 <- X3 0,885

X3.4 <- X3 0,908

X3.5 <- X3 0,886

X3.6 <- X3 0,812

X4.1 <- X4 0,736

X4.2 <- X4 0,853

X4.3 <- X4 0,914

Page 72: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

72

X4.4 <- X4 0,811

X4.6 <- X4 0,763

Y1.1 <- Y 0,838

Y1.2 <- Y 0,761

Y1.3 <- Y 0,802

Y1.4 <- Y 0,834

Y1.5 <- Y 0,869

Y1.6 <- Y 0,824

Y1.7 <- Y 0,731

Z1.1 <- Z 0,950

Z1.2 <- Z 0,887

Z1.4 <- Z 0,888

Tabel 5.3

Construct Reliability and Validity

Cronbach's Alpha

rho_A

Composite Reliability

Average Variance Extracted (AVE)

X1

0,880 0,943 0,922 0,798

X2

0,812 0,853 0,891 0,733

X3

0,928 0,938 0,944 0,736

X4

0,875 0,882 0,910 0,669

Y 0,914 0,930 0,930 0,656

Z 0,895 0,898 0,934 0,826

Tabel 5.4

Cross Loading

X1 X2 X3 X4 Y Z

X1.3 0,864 0,693 0,645 0,366 0,037 0,316

X1.4 0,883 0,554 0,529 0,445 -0,319 0,606

X1.5 0,932 0,766 0,763 0,503 -0,113 0,466

X2.2 0,334 0,716 0,472 0,185 -0,065 0,399

X2.3 0,758 0,926 0,813 0,621 -0,135 0,564

X2.6 0,745 0,911 0,734 0,534 0,022 0,425

X3.1 0,614 0,569 0,766 0,333 -0,100 0,456

X3.2 0,627 0,730 0,883 0,523 -0,340 0,496

X3.3 0,672 0,806 0,885 0,388 -0,156 0,544

X3.4 0,592 0,747 0,908 0,575 -0,380 0,604

X3.5 0,677 0,618 0,886 0,462 -0,200 0,480

Page 73: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

73

X3.6 0,454 0,631 0,812 0,464 -0,197 0,413

X4.1 0,514 0,489 0,671 0,736 -0,246 0,469

X4.2 0,227 0,323 0,258 0,853 -0,285 0,592

X4.3 0,422 0,568 0,553 0,914 -0,164 0,458

X4.4 0,300 0,242 0,160 0,811 -0,289 0,586

X4.6 0,647 0,689 0,668 0,763 -0,141 0,473

Y1.1 -0,093 -0,097 -0,182 -0,244 0,838 -0,427

Y1.2 -0,014 0,030 -0,025 -0,041 0,761 -0,229

Y1.3 -0,039 -0,026 -0,156 -0,233 0,802 -0,357

Y1.4 -0,023 0,019 -0,113 -0,098 0,834 -0,320

Y1.5 -0,124 -0,031 -0,195 -0,206 0,869 -0,521

Y1.6 -0,319 -0,166 -0,344 -0,433 0,824 -0,530

Y1.7 -0,275 -0,078 -0,349 -0,195 0,731 -0,549

Z1.1 0,518 0,546 0,562 0,530 -0,539 0,950

Z1.2 0,408 0,353 0,400 0,646 -0,436 0,887

Z1.4 0,564 0,586 0,624 0,575 -0,531 0,888

Uji reliabilitas ditunjukkan dengan nilai cronbach’s alpha. Hasil uji

reliabilitas menunjukkan nilai cronbach’s alpha yang lebih besar dari 0.6 (lihat

table 5.3) sehingga indicator dapat dikatakan memenuhi kriteria reliabilitas.

Selain itu uji reliabilitas juga ditunjukkan oleh nilai composite reliability. Nilai

composite reliability di atas 0.7 juga menunjukkan bahwa indicator memenuhi

kriteria reliabilitas (lihat table 5.3)

Hasil Uji Inner Model

Parameter yang digunakan pada penggujian inner model adalah adalah R

square adjusted. Hasil pengujian menunjukkan nilai R square adjusted pada

pengaruh Z (Glass Ceiling Perception) ke Y (Woman Career Advancement)

sebesar 0.303 yang berarti bahwa variasi woman carrer advancement mampu

dijelaskan oleh glass ceiling perception sebesar 30.3%, sedangkan sisanya

sebesar 69.7% dijelaskan oleh variable lain di luar penelitian. Selanjutnya R

square adjusted pada pengaruh X1 (family factor), X2 (individual factor), X3

(organizational factor), dan X4 (cultural factor) terhadap Z sebesar 0.491 yang

berarti bahwa variasi glass ceiling perception mampu dijelaskan oleh X1, X2,

X3, dan X4 sebesar 49.1%, sedangkan sisanya sebesar 50.9% dijelaskan oleh

variable lain di luar penelitian.

Tabel 5.5

R Square

R Square R Square Adjusted

Y 0,308 0,303

Z 0,507 0,491

Hasil Uji Hipotesis

Page 74: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

74

Hasil uji hipotesis dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 5.1 dan

table 5.5. Jika nilai P-value kurang dari 0.05 maka variable eksogen memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap variable endogen. Hasil pengujian hipotesis

pertama menunjukkan nilai P value sebesar 0.709 lebih besar dari 0.05, hal ini

berarti bahwa Family factor tidak berpengaruh terhadap glass ceiling perception.

Penggujian hipotesis kedua yang menunjukkan nilai P value sebesar 0.019 kurang

dari 0.05 berarti bahwa individual factor berpengaruh signifikan terhadap glass

ceiling perception. Individual factor memiliki pengaruh positif signifikan

terhadap glass ceiling perception hal ini ditunjukkan oleh original sample yang

bertanda positif. Hasil uji hipotesisi ketiga dengan nilai P-value sebesar 0.533

lebih besar dari 0.05 menunjukkan bahwa organizational factor tidak

berpengaruh terhadap glass ceiling perception. Hasil uji hipotesis keempat

menyimpulkan bahwa Cultural factor berpengaruh positif signifikan terhadap

glass ceiling perception, hal ini ditunjukkan oleh nilai P value sebesar 0.00

kurang dari 0.05 dan nilai original sample yang bertanda positif. Selanjutnya

glass ceiling perception berpengaruh negative signifikan terhadap woman career

advancement, yang ditunjukkan dari nilai P value sebesar 0.00 kurang dari 0.05

dan nilai original sample yang bertanda negative.

Table 5.6

Path Coefficients

Original Sample (O)

Sample Mean (M)

Standard Deviation (STDEV)

T Statistics (|O/STDEV|)

P Values

x1 -> z 0,038 0,030 0,103 0,374 0,709

x2 -> z 0,202 0,211 0,086 2,350 0,019

x3 -> z 0,124 0,136 0,199 0,625 0,533

x4 -> z 0,487 0,487 0,085 5,707 0,000

z -> y -0,562 -0,571 0,034 16,306 0,000

Page 75: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

75

Gambar 5.1

Model SEM PLS

Pembahasan

Family factor tidak berpengaruh terhadap glass ceiling perception

Family factor tidak berpengaruh terhadap glass ceiling perception. Kuat

rendahnya factor hambatan dari keluarga tidak mempengaruhi persepsi glass

ceiling yang dirasakan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan

oleh Jauhar (2018) yang menyatakan bahwa factor keluarga tidak berpengaruh

kemajuan karir perempuan. Keluarga menjadi hal yang tidak bisa dielakkan

karena merupakan suatu keharusan yang ada dalam hidup seseorang. Untuk itu

family factor menjadi suatu hal yang lumrah dan biasa sehingga tidak

berpengaruh pada persepsi glass ceiling yang dirasakan oleh wanita pekerja.

Penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dihasilkan Omar (2001) dan

Shamila & Victor (2018). Menurut Omar (2001), bekerja sambil memiliki

tanggungjawab keluarga adalah penghalang yang signifikan bagi karir wanita.

Wanita memiliki tanggungjawab pekerjaan rumah yang besar, hal tersebut

menjadi masalah ketika mereka harus menyeimbangkan antara pekerjaan dan

kehidupan keluarga (Shamila & Victor, 2018). Namun pada obyek penelitian ini,

mayoritas perempuan sudah bekerja dengan masa kerja yang lama yaitu lebih dari

10 tahun sehingga mereka tidak memiliki masalah lagi dalam menyeimbangkan

pekerjaan dengan kehidupan keluarga.

Individual factor berpengaruh positif signifikan terhadap glass ceiling

perception

Page 76: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

76

Hambatan individu dapat secara langsung mempengaruhi kemampuan

seseorang untuk berfungsi sepenuhnya sebagai manusia dan dalam kaitanya

sebagai leader atau manager (Shamila & Victor, 2018). Faktor individu yang

dapat mempengaruhi karir seseorang yaitu pendidikan, persepsi diri, dan

motivasi. Selain itu hambatan individu seperti kompetensi, keterampilan, kerja

keras, dedikasi, kepercayaan diri dapat mempengaruhi kesuksesan karir

seseorang. Faktor manusia atau individu yang menyebabkan timbulnya glass

ceiling adalah ketidakmampuan wanita dalam mengaktualisasikan diri mereka

sendiri (P. M. Bombuwela, & De Alwis, A. C., 2013). Selain itu sifat dasar

perempuan seperti labil, mudah stress dan tidak tegas menjadikan organisasi

kurang percaya dalam memberikan tanggung jawab pekerjaan yang besar

terhadap perempuan (Napasri, 2015). Wanita diberi tugas yang tidak signifikan

dibandingkan dengan rekan pria karena wanita digambarkan sebagai tergantung,

feminin dan kurang mampu secara fisik, mental dan emosional di tempat kerja

(Afza, 2008). Sehingga semakin kuat factor individu (hambatan individu)

semakin tinggi persepsi glass ceiling yang dirasakan. Hal ini menunjukkan

factor individu berpengaruh positif signifikan terhadap glass ceiling.

Organisational factor tidak berpengaruh terhadap glass ceiling perception

Organizational factor tidak berpengaruh terhadap glass ceiling

perception. Kuat rendahnya factor hambatan dari organisasi tidak

mempengaruhi persepsi glass ceiling yang dirasakan. Hasil penelitian ini

mendukung penelitian yang dilakukan oleh Shamila and Victor (2018), yang

menyatakan bahwa factor organisasi tidak berpengaruh terhadap kemajuan karir

perempuan. Penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian Cooper Jackson,

(2001) dan Cohen et al., (2018). Struktur organisasi dapat menjadi faktor yang

menghalangi wanita untuk mengembangkan karir, faktor tersebut bisa saja

terjadi dalam perekrutan, penugasan kerja, pendampingan, retensi, pelatihan,

promosi dan system penghargaan (Cooper Jackson, 2001). Teori yang berpusat

pada structural (Structural-centered theories) menjelaskan bahwa sistematis

praktek organisasi seperti perlakuan istimewa untuk laki-laki dalam praktek-

praktek kegiatan organisasi bertanggung jawab atas terjadinya glass ceiling

(Cohen et al., 2018). Praktik yang terjadi dalam obyek penelitian, laki-laki dan

perempuan memiliki kesempatan yang sama dalam organisasi, tidak ada

perlakuan istimewa untuk laki-laki. Selain itu jumlah perempuan yang bekerja

dalam organisasi ini lebih banyak daripada laki-laki sehingga tidak ada

dominasi laki-laki. Untuk itu factor organisasi tidak memiliki pengaruh pada

persepsi glass ceiling.

Cultural factor berpengaruh positif signifikan terhadap glass ceiling

perception

Anak perempuan dalam beberapa masyarakat dipersepsikan sebagai

suatu hal ketidakmampuan. Sejak lahirnya anak perempuan, mereka dianggap

memiliki pengetahuan yang lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki

(Shamila & Victor, 2018). Teori yang berpusat pada budaya menjelaskan

bahwa organisasi yang dipimpin oleh laki-laki cenderung tidak memiliki ikatan

Page 77: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

77

sosial, tidak bersosialisasi dengan pekerja wanita serta kurang memiliki

dukungan sosial terhadaap wanita (Cohen et al., 2018). Lebih lanjut Cohen et al.

(2018) menjelaskan bahwa dalam budaya masyarakat, wanita merasa kurang

mendapat dukungan sosial, mereka menganggap bahwa pekerjaan mereka

kurang dihargai, upaya mereka kurang mendapatkan reward yang layak

dibandingkan dengan laki-laki. Pekerja wanita yang merasakan hambatan faktor

budaya akan merasakan keberadaan glass ceiling di organisasi mereka. Dalam

masyarakat muncul stereotype yang menganggap bahwa wanita lebih baik

berada di rumah daripada bekerja dalam perusahaan, tugas wanita cukup di

rumah saja sebagai isteri dan ibu yang mengatur rumah tangga (Muslim, 2017).

Semakin kuat hambatan factor budaya semakin kuat pula persepsi glass ceililing

yang dirasakan. Hal ini menunjukkan factor budaya berpengaruh positif

signifikan terhadap glass ceiling perception.

Glass ceiling perception berpengaruh negative signifikan terhadap woman

career advancement

Keberadaan glass ceiling terasa ketika orang yang berkualitas (qualified

person) terhenti untuk naik ke jenjang yang lebih tinggi dalam hierarki

organisasi karena diskriminasi, prasangka, rasisme, dan seksisme (Afza, 2008;

Jauhar, 2018). Dengan adanya glass ceiling, wanita merasa telah mencapai titik

di mana mereka tidak dapat maju lebih jauh untuk karir mereka meskipun

terdapat jalur promosi yang jelas. Lebih lanjut Jauhar (2018) menjelaskan

bahwa glass ceiling memberikan pengaruh terhadap kemajuan karir wanita.

Afza (2008) menyatakan bahwa wanita kurang memiliki kesempatan untuk

memajukan karir mereka dibandingkan dengan pria karena mereka dihadapkan

pada beberapa hambatan yang disebut dengan glass ceiling. Glass ceiling

mengacu pada hambatan yang tak terlihat yang menghalangi kemajuan karir

wanita (Bowling, 2006). Semakin kuat persepsi glass ceiling yang dirasakan,

maka semakin sulit wanita untuk memajukan karirnya. Hal ini menunjukkan

bahwa glass ceiling perception berpengaruh negative signifikan terhadap

woman career advancement.

KESIMPULAN DAN SARAN

Hasil-hasil dari penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Family

factor tidak berpengaruh terhadap glass ceiling perception. Kuat rendahnya

factor hambatan dari keluarga tidak mempengaruhi persepsi glass ceiling yang

dirasakan. 2) Individual factor berpengaruh positif signifikan terhadap glass

ceiling perception. semakin kuat factor individu (hambatan individu), semakin

tinggi persepsi glass ceiling yang dirasakan. 3) Organizational factor tidak

berpengaruh terhadap glass ceiling perception. Kuat rendahnya factor hambatan

dari organisasi tidak mempengaruhi persepsi glass ceiling yang dirasakan. 4)

Cultural factor berpengaruh positif signifikan terhadap glass ceiling perception.

Semakin kuat hambatan factor budaya, semakin kuat pula persepsi glass ceililing

yang dirasakan. 5) Glass ceiling perception berpengaruh negative signifikan

terhadap woman career advancement. Semakin kuat persepsi glass ceiling yang

dirasakan, maka semakin sulit wanita untuk memajukan karirnya. Sedangkan

Page 78: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

78

saran diambil berdasarkan hasil penelitian sebagai upaya untuk memajukan karir

wanita, serta saran juga ditujukan untuk penelitian selanjutnya yaitu a) Pada

organisasi nonprofit seperti akademisi, factor hambatan paling kuat yang

mempengaruhi persepsi glass ceiling yaitu factor budaya. Budaya jawa sangat

kental dengan istilah wanita sebagai “konco wingking” (teman di belakang).

Untuk dengan semakin banyak wanita berprestasi dan menduduki jabatan yang

lebih tinggi, stigma tersebut perlahan akan hilang. b) Untuk penelitian yang akan

datang dapat memperluas wilayah penelitian atau merubah situs penelitian tidak

hanya berfokus pada profesi dosen semata. c) Penelitian yang akan datang dapat

menambahkan variabel modal sosial baik internal maupun eksternal untuk dilihat

pengaruhnya terhadap persepsi glass ceiling maupun kemajuan karir wanita. d)

Penelitian selanjutnya dapat menggunakan metode kualitatif untuk memperdalam

isu-isu penelitian melalui key informant.

DAFTAR PUSTAKA

Afza, S. R., & Newaz, M.K. (2008). Factors determining the presence of Glass Ceiling and influencing women career advancement in Bangladesh. BRAC University Journal, 5(1), 85-92.

Appelbaum, S. H., Asham, N., & Argheyd, K. (2011). Is the glass ceiling cracked in information technology? A qualitative analysis (part 2). Industrial and Commercial Training., 43(7), 451-459.

Arthur, M. B., Khapova, N. and Wilderom, C.P.M. (2005). Career success in a boundaryless career world. Journal of Organizational Behavior, 26(2), 177-202.

Bombuwela, P. M., & De Alwis, A. C. (2013). Effects Of Glass Ceiling On Women Career Development In Private Sector Organizations – Case Of Sri Lanka. Journal of Competitiveness, 5(2), 3-19.

Bombuwela, P. M., & De Alwis, A. C. (2013). Effects of Glass Ceiling on Women Career Development in Private Sector Organizations – Case of Sri Lanka. Journal of Competitiveness, 5(2), 3-19. doi:10.7441/joc.2013.02.01

Bowling, C. J., Kelleher, C. A., Jones, J., & Wright, D. S. (2006). Cracked ceilings, firmer floors, and weakening walls: Trends and patterns in gender representation among executives leading American state agencies, 1970—2000. Public Administration Review, 66, 823-836.

Burke, R. a. V., S. (2005). Advancing women's careers. Career Development International, 10(3), 165-167.

Choi, S., & Park, C.-O. (2014). Glass Ceiling in Korean Civil Service. Public Personnel Management, 43(1), 118-139. doi:10.1177/0091026013516933

Cohen, J. R., Dalton, D. W., Holder-Webb, L. L., & McMillan, J. J. (2018). An Analysis of Glass Ceiling Perceptions in the Accounting Profession. Journal of Business Ethics, 164(1), 17-38. doi:10.1007/s10551-018-4054-4

Cooper Jackson, J. (2001). Women middle managers’ perception of the glass ceiling. Women In Management Review, 16(1), 30-41. doi:10.1108/09649420110380265

Cotter, D. A., Hermsen, J. M., Ovadia, S., & Vanneman, R. . (2001). The glass ceiling effect. Social forces, 80(2), 655-681.

Page 79: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

79

Datta, S., & Agarwal, U. A. (2017). Factors effecting career advancement of Indian women managers. South Asian Journal of Business Studies, 6(3), 314-336. doi:10.1108/sajbs-07-2016-0062

Davis, D. R., & Maldonado, C. . (2015). Shattering the glass ceiling: The leadership development of African American women in higher education. . Advancing Women in Leadership Journal, 35, 48-64.

Elacqua, T. C., Beehr, T. A., Hansen, C. P., & Webster, J. (2009). Managers' beliefs about the glass ceiling: Interpersonal and organizational factors. . Psychology of Women Quarterly, 33(3), 285-294.

Ferdinand, A. (2014). Metode Penelitian Manajemen: Pedoman Penelitian untuk Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi Ilmu Manajemen (Edisi kelima ed.): Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Jauhar, J., & Lau, V. (2018). The'glass ceiling'and women's career advancement to top management: The moderating effect of social support. Global Business and Management Research,, 10(1), 163-178.

Jawahar, I. M., & Hemmasi, P. (2006). Perceived organizational support for women's advancement and turnover intentions. Women In Management Review, 21(8), 643-661. doi:10.1108/09649420610712036

Khalid, S., & Sekiguchi, T. . (2019). The Mediating Effect of Glass Ceiling Beliefs in the Relationship between Women's Personality Traits and Their Subjective Career Success. Tai Da Guan Li Lun Cong, 29(3), 193. doi:10.6226/NTUMR.201912_29(3).0006

Korman, A. K., Witting-Berman, U. and Lang, D. (1981). Career success and personal failure: alienation in professionals and manager. Academy of Management Journal,, 24, 342-360.

Lathabhavan, R., & Balasubramanian, S. A. (2017). Glass Ceiling and women employees in Asian organizations: a tri-decadal review. Asia-Pacific Journal of Business Administration, 9(3), 232-246. doi:10.1108/apjba-03-2017-0023

Muslim, M. I., & Perdhana, M. S. . (2017). Glass Ceiling: Sebuah Studi Literatur. Jurnal Bisnis Strategi, 26(1), 28-38.

Napasri, T., & Yukongdi, V. . (2015). A Study Of Thai Female Executives: Perceived Barriers To Career Advancement. . Review Integrative Business And Economics Research, 4(3), 108-120.

Omar A, D. M. (2001). Women in management: A comparative cross-cultural overview. . Cross Cultural Management: An International Journal., 8(4), 35-67.

Permanasari, R. (2013). Understanding of Women in Indonesia: Motivation to Lead, Work-Family Conflict, and Ambition. . International Journal of Human Resource Studies, 3(3), 24.

Pillai, K. R., Prasad, S., & Thomas, J. (2011). Why Do Women Still Experience Downward Gravitation In The Corporate Ladder? A Close Look At Glass Ceiling In Bahrain. Research And Practice In Human Resource Management, 19(1), 1-10.

Powell, G. N. (2012). Six ways of seeing the elephant: the intersection of sex, gender, and

leadership. . Gender in Management: An International Journal, 27(2), 119-141. Rahman, U. A. (2013). A study on women's career advancement in Malaysia. . Journal of

Human and Social Science Research, 2(1), 21-34.

Page 80: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

80

Shabbir, H., Shakeel, M. A., & Zubair, R. A. (2017). . (2017). Gender stereotype, glass ceiling and women’s career advancement: An empirical study in service sector of Pakistan. City University Research Journal, 236-246.

Shamila, F. A., & Victor, L. D. (2018). The Impact of Glass Ceiling on Career Development of Executive Level Female Employees in Financial Sector in Kandy District. Asian Journal of Advanced Research and Reports, 1-11. doi:10.9734/ajarr/2018/v2i429773

Smith, P., Caputi, P., & Crittenden, N. (2012). How are women's glass ceiling beliefs related to career success? Career Development International, 17(5), 458-474. doi:10.1108/13620431211269702

Thurasamy, R., Lo, M. C., Yang Amri, A., & Noor, N. (2011). An analysis of career advancement among engineers in manufacturing organizations. International Journal of Commerce and Management, 21(2), 143-157. doi:10.1108/10569211111144346

Page 81: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

81

Lampiran 1

Instrumen Penelitian

Nama :

Usia :

Status : menikah/blm menikah

Jumlah anak :

Unit kerja :

Lama bekerja :

No Pernyataan STS TS N S SS

Woman Career Advancement

1 Terdapat peluang karir yang terbuka bagi perempuan

2 Laki-laki dan perempuan memiliki pengembangan karir yang

setara

3 Kesempatan bagi perempuan untuk menjadi pemimpin terbuka

lebar

4 Laki-laki dan perempuan memiliki penghormatan yang sama

5 Jumlah perempuan yang menembus hierarki dan mencapai posisi

senior terus meningkat

6 Dukungan bagi perempuan untuk melamar peran manajerial

(pimpinan) sangat tinggi

7 Network yang dimiliki laki-laki dalam organisasi ini tidak

membatasi peluang perempuan untuk naik ke posisi atas

8 Perempuan harus mampu memiliki etos kerja yang sama seperti

pria

No Pernyataan STS TS N S SS

Family Factor

1 Saya merasa bersalah karena tidak menghabiskan cukup waktu

dengan keluarga saya

2 Saya mengalami kesulitan untuk merubah antara peran keluarga

dan pekerjaan

3 Keluarga saya tidak mendukung perkembangan karir saya

4 Suami saya beranggapan bahwa karir perempuan harus di bawah

laki-laki

5 Keluarga sering mengeluh dengan kesibukan saya di tempat kerja

Page 82: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

82

No Pernyataan STS TS N S SS

Individual Factor

1 Saya memiliki fisik yang lemah untuk bersaing dalam karir

dengan laki-laki

2 Kepandaian saya tidak cukup untuk menduduki jabatan pemimpin

3 Psikologis saya sebagai ibu atau istri menghalangi saya dalam

berkarir

4 Saya memiliki pengalaman yang kurang untuk menduduki

jabatan pemimpin

5 Pendidikan saya belum cukup untuk menduduki kepemimpinan

6 “Menjadi seorang wanita” adalah suatu penghalang yang untuk

meraih posisi yang lebih tinggi

7 Sifat pribadi saya menghalangi saya untuk meraih posisi yang

lebih tinggi

No Pernyataan STS TS N S SS

Organizational Factor

1 Jam kerja dalam organisasi ini tidak flexible untuk diterapkan

kepada perempuan

2 Pemimpin membatasi peran perempuan untuk menduduki posisi

manajerial

3 Pemimin tidak memberikan saya tambahan tanggung jawab untuk

belajar tugas tugas pada posisi yang lebih tinggi

4 Pimpinan kurang memberikan kesempatan kepada karyawan

perempuan untuk maju ke posisi senior

5 Komitmen tempat kerja untuk pengembangan perempuan di

tempat kerja masih kurang

6 Manajemen kurang tulus dalam komitmen terhadap kesetaraan

gender dan kemajuan perempuan

No Pernyataan STS TS N S SS

Cultural Factor

1 Budaya maskulinitas di tempat kerja sangat kental

2 Lingkungan sekeliling masih beranggapan bahwa perempuan

adalah “konco wingking” bagi laki-laki

3 Lingkungan sekeliling beranggapan bahwa pemimpin harus laki-

laki

4 Masyarakat memandang bahwa karyawan laki laki lebih unggul

dari pada karyawan perempuan

5 Karir perempuan harus mengikuti karir laki-laki

6 Daya saing/ketegasan perempuan dipandang sebagai hal yang

negatif

Page 83: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

83

No Pernyataan STS TS N S SS

Glass Ceiling Perception

1 Prospek mobilitas karir ke jenjang yang lebih tinggi bagi

perempuan sangat terbatas

2 Hambatan karir bagi perempuan sulit untuk dihilangkan

3 Perempuan memiliki hambatan karir yang lebih banyak dari laki-

laki

4 Sebagai perempuan saya merasa terpinggirkan di tempat kerja

Page 84: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

84

Publikasi

Page 85: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

85

Surat Perjanjian

Page 86: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

86

Page 87: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

87

Page 88: LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS SEMARANG

88