Upload
bahri-lautan
View
749
Download
58
Embed Size (px)
LAPORAN PENDAHULUAN STROKE HEMORAGIK
A. PENGERTIAN STROKE HEMORAGIK
Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat akibat
gangguan fungsi otak fokal (global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24
jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas
selain vaskular (Muttaqin, 2008).
Stroke hemoragik adalah stroke yang terjadi karena pembuluh darah di otak pecah
sehingga timbul iskhemik dan hipoksia di hilir. Penyebab stroke hemoragi antara lain:
hipertensi, pecahnya aneurisma, malformasi arteri venosa. Biasanya kejadiannya saat
melakukan aktivitas atau saat aktif, namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran
pasien umumnya menurun (Ria Artiani, 2009).
Stroke hemoragik adalah pembuluh darah otak yang pecah sehingga menghambat aliran
darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan kemudian
merusaknya (M. Adib, 2009).
Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa stroke hemoragik adalah salah satu jenis stroke
yang disebabkan karena pecahnya pembuluh darah di otak sehingga darah tidak dapat
mengalir secara semestinya yang menyebabkan otak mengalami hipoksia dan berakhir
dengan kelumpuhan.
B. ETIOLOGI STROKE HEMORAGIK
Penyebab perdarahan otak yang paling lazim terjadi
1. Aneurisma Berry, biasanya defek kongenital.
2. Aneurisma fusiformis dari atherosklerosis. Atherosklerosis adalah mengerasnya
pembuluh darah serta berkurangnya kelenturan atau elastisitas dinding pembuluh
darah. Dinding arteri menjadi lemah dan terjadi aneurisma kemudian robek dan terjadi
perdarahan
3. Aneurisma myocotik dari vaskulitis nekrose dan emboli septis.
4. Malformasi arteriovenous, adalah pembuluh darah yang mempunyai bentuk abnormal,
terjadi hubungan persambungan pembuluh darah arteri, sehingga darah arteri langsung
masuk vena, menyebabkan mudah pecah dan menimbulkan perdarahan otak.
5. Ruptur arteriol serebral, akibat hipertensi yang menimbulkan penebalan dan degenerasi
pembuluh darah.
Faktor resiko pada stroke adalah
1. Hipertensi
2. Penyakit kardiovaskuler: arteria koronaria, gagal jantung kongestif, fibrilasi atrium,
penyakit jantung kongestif)
3. Kolesterol tinggi, obesitas
4. Peningkatan hematokrit (resiko infark serebral)
5. Diabetes Melitus (berkaitan dengan aterogenesis terakselerasi)
6. Kontrasepasi oral (khususnya dengan disertai hipertensi, merokok, dan kadar estrogen
tinggi)
7. Penyalahgunaan obat (kokain), rokok dan alkohol
C. PATOFISIOLOGI STROKE HEMORAGIK
Ada dua bentuk CVA bleeding
STROKE HEMORAGIK
1. Perdarahan intra cerebral
Pecahnya pembuluh darah otak terutama karena hipertensi mengakibatkan darah
masuk ke dalam jaringan otak, membentuk massa atau hematom yang menekan
jaringan otak dan menimbulkan oedema di sekitar otak. Peningkatan TIK yang terjadi
dengan cepat dapat mengakibatkan kematian yang mendadak karena herniasi otak.
Perdarahan intra cerebral sering dijumpai di daerah putamen, talamus, sub kortikal,
nukleus kaudatus, pon, dan cerebellum. Hipertensi kronis mengakibatkan perubahan
struktur dinding permbuluh darah berupa lipohyalinosis atau nekrosis fibrinoid.
2. Perdarahan sub arachnoid
Pecahnya pembuluh darah karena aneurisma atau AVM. Aneurisma paling
sering didapat pada percabangan pembuluh darah besar di sirkulasi willisi.
AVM dapat dijumpai pada jaringan otak dipermukaan pia meter dan ventrikel otak,
ataupun didalam ventrikel otak dan ruang subarakhnoid. Pecahnya arteri dan keluarnya
darah keruang subarakhnoid mengakibatkan tarjadinya peningkatan TIK yang
mendadak, meregangnya struktur peka nyeri, sehinga timbul nyeri kepala hebat. Sering
pula dijumpai kaku kuduk dan tanda-tanda rangsangan selaput otak lainnya.
Peningkatam TIK yang mendadak juga mengakibatkan perdarahan subhialoid pada
retina dan penurunan kesadaran. Perdarahan subarakhnoid dapat mengakibatkan
vasospasme pembuluh darah serebral. Vasospasme ini seringkali terjadi 3-5 hari
setelah timbulnya perdarahan, mencapai puncaknya hari ke 5-9, dan dapat menghilang
setelah minggu ke 2-5. Timbulnya vasospasme diduga karena interaksi antara bahan-
bahan yang berasal dari darah dan dilepaskan kedalam cairan serebrospinalis dengan
pembuluh arteri di ruang subarakhnoid. Vasospasme ini dapat mengakibatkan disfungsi
otak global (nyeri kepala, penurunan kesadaran) maupun fokal (hemiparese, gangguan
hemisensorik, afasia dan lain-lain). Otak dapat berfungsi jika kebutuhan O2 dan glukosa
otak dapat terpenuhi. Energi yang dihasilkan didalam sel saraf hampir seluruhnya
melalui proses oksidasi. Otak tidak punya cadangan O2 jadi kerusakan, kekurangan
aliran darah otak walau sebentar akan menyebabkan gangguan fungsi. Demikian pula
dengan kebutuhan glukosa sebagai bahan bakar metabolisme otak, tidak boleh kurang
dari 20 mg% karena akan menimbulkan koma. Kebutuhan glukosa sebanyak 25 % dari
seluruh kebutuhan glukosa tubuh, sehingga bila kadar glukosa plasma turun sampai 70
% akan terjadi gejala disfungsi serebral. Pada saat otak hipoksia, tubuh berusaha
memenuhi O2 melalui proses metabolik anaerob,yang dapat menyebabkan dilatasi
pembuluh darah otak.
Pathway Stroke Hemoragik
STROKE HEMORAGIK
D. MANIFESTASI KLINIS STROKE HEMORAGIK
Kemungkinan kecacatan yang berkaitan dengan stroke
1. Daerah a. serebri media
a. Hemiplegi kontralateral, sering disertai hemianestesi
b. Hemianopsi homonim kontralateral
c. Afasi bila mengenai hemisfer dominan
d. Apraksi bila mengenai hemisfer nondominan
2. Daerah a. Karotis interna
Serupa dengan bila mengenai a. Serebri media
3. Daerah a. Serebri anterior
a. Hemiplegi (dan hemianestesi) kontralateral terutama di tungkai
b. Incontinentia urinae
c. Afasi atau apraksi tergantung hemisfer mana yang terkena
4. Daerah a. Posterior
a. Hemianopsi homonim kontralateral mungkin tanpa mengenai
b. daerah makula karena daerah ini juga diperdarahi oleh a. Serebri media
c. Nyeri talamik spontan
d. Hemibalisme
e. Aleksi bila mengenai hemisfer dominan
5. Daerah vertebrobasiler
a. Sering fatal karena mengenai juga pusat-pusat vital di batang otak
b. Hemiplegi alternans atau tetraplegi
c. Kelumpuhan pseudobulbar (disartri, disfagi, emosi labil)
STROKE HEMORAGIK
E. KOMPLIKASI STROKE HEMORAGIK
Stroke hemoragik dapat menyebabkan
1. Infark Serebri
2. Hidrosephalus yang sebagian kecil menjadi hidrosephalus normotensif
3. Fistula caroticocavernosum
4. Epistaksis
5. Peningkatan TIK, tonus otot abnormal
F. PENATALAKSANAAN MEDIS STROKE HEMORAGIK
Penatalaksanaan untuk stroke hemoragik, antara lain:
1. Menurunkan kerusakan iskemik cerebral
Infark cerebral terdapat kehilangan secara mantap inti central jaringan otak, sekitar
daerah itu mungkin ada jaringan yang masih bisa diselematkan, tindakan awal
difokuskan untuk menyelematkan sebanyak mungkin area iskemik dengan memberikan
O2, glukosa dan aliran darah yang adekuat dengan mengontrol / memperbaiki disritmia
(irama dan frekuensi) serta tekanan darah.
2. Mengendalikan hipertensi dan menurunkan TIK
Dengan meninggikan kepala 15-30 menghindari flexi dan rotasi kepala yang berlebihan,
pemberian dexamethason.
3. Pengobatan
a. Anti koagulan: Heparin untuk menurunkan kecederungan perdarahan pada fase akut.
b. Obat anti trombotik: Pemberian ini diharapkan mencegah peristiwa trombolitik/emobolik.
c. Diuretika : untuk menurunkan edema serebral
4. Penatalaksanaan Pembedahan
Endarterektomi karotis dilakukan untuk memeperbaiki peredaran darahotak. Penderita
yang menjalani tindakan ini seringkali juga menderita beberapa penyulit seperti
hipertensi, diabetes dan penyakit kardiovaskular yang luas. Tindakan ini dilakukan
dengan anestesi umum sehingga saluran pernafasan dan kontrol ventilasi yang baik
dapat dipertahankan.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG STROKE HEMORAGIK
1. Angiografi cerebral
Membantu menentukan penyebab dari stroke secara spesifik seperti perdarahan
arteriovena atau adanya ruptur dan untuk mencari sumber perdarahan seperti aneurism
atau malformasi vaskular.
2. Lumbal pungsi
Tekanan yang meningkat dan disertai bercak darah pada cairan lumbal menunjukkan
adanya hemoragi pada subarakhnoid atau perdarahan pada intrakranial.
3. CT scan
Penindaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi hematoma, adanya
jaringan otak yang infark atau iskemia dan posisinya secara pasti.
4. MRI (Magnetic Imaging Resonance)
Menggunakan gelombang megnetik untuk menentukan posisi dan bsar terjadinya
perdarahan otak. Hasil yang didapatkan area yang mengalami lesi dan infark akibat dari
hemoragik.
5. EEG
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dan dampak dari jaringan
yang infrak sehingga menurunnya impuls listrik dalam jaringan otak.
ASUHAN KEPERAWATAN STROKE HEMORAGIK
H. PENGKAJIAN KEPERAWATAN STROKE HEMORAGIK
1. Aktivitas dan istirahat
Data Subyektif:
- Kesulitan dalam beraktivitas ; kelemahan, kehilangan sensasi atau paralisis.
- Mudah lelah, kesulitan istirahat ( nyeri atau kejang otot )
Data obyektif:
- Perubahan tingkat kesadaran
- Perubahan tonus otot ( flaksid atau spastic), paraliysis ( hemiplegia ) , kelemahan umum.
- Gangguan penglihatan
2. Sirkulasi
Data Subyektif:
- Riwayat penyakit jantung ( penyakit katup jantung, disritmia, gagal jantung , endokarditis
bacterial ), polisitemia.
Data obyektif:
- Hipertensi arterial
- Disritmia, perubahan EKG
- Pulsasi : kemungkinan bervariasi
- Denyut karotis, femoral dan arteri iliaka atau aorta abdominal
3. Integritas ego
Data Subyektif:
- Perasaan tidak berdaya, hilang harapan
Data obyektif:
- Emosi yang labil dan marah yang tidak tepat, kesedihan , kegembiraan
- Kesulitan berekspresi diri
4. Eliminasi
Data Subyektif:
- Inkontinensia, anuria
- Distensi abdomen ( kandung kemih sangat penuh ), tidak adanya suara usus ( ileus paralitik
)
5. Makan/ minum
Data Subyektif:
- Nafsu makan hilang
- Nausea / vomitus menandakan adanya PTIK
- Kehilangan sensasi lidah , pipi , tenggorokan, disfagia
- Riwayat DM, peningkatan lemak dalam darah
Data obyektif:
- Problem dalam mengunyah ( menurunnya reflek palatum dan faring )
- Obesitas ( faktor resiko )
6. Sensori neural
Data Subyektif:
- Pusing / syncope ( sebelum CVA / sementara selama TIA )
- Nyeri kepala : pada perdarahan intra serebral atau perdarahan sub arachnoid.
- Kelemahan, kesemutan/kebas, sisi yang terkena terlihat seperti lumpuh/mati
- Penglihatan berkurang
- Sentuhan : kehilangan sensor pada sisi kolateral pada ekstremitas dan pada muka
ipsilateral ( sisi yang sama )
- Gangguan rasa pengecapan dan penciuman
Data obyektif:
- Status mental ; koma biasanya menandai stadium perdarahan , gangguan tingkah laku
(seperti: letargi, apatis, menyerang) dan gangguan fungsi kognitif
- Ekstremitas : kelemahan / paraliysis ( kontralateral pada semua jenis stroke, genggaman
tangan tidak seimbang, berkurangnya reflek tendon dalam ( kontralateral )
- Wajah: paralisis / parese ( ipsilateral )
- Afasia ( kerusakan atau kehilangan fungsi bahasa, kemungkinan ekspresif/ kesulitan
berkata-kata, reseptif / kesulitan berkata-kata komprehensif, global / kombinasi dari
keduanya.
- Kehilangan kemampuan mengenal atau melihat, pendengaran, stimuli taktil
- Apraksia : kehilangan kemampuan menggunakan motorik
- Reaksi dan ukuran pupil : tidak sama dilatasi dan tak bereaksi pada sisi ipsi lateral
7. Nyeri / kenyamanan
Data Subyektif:
- Sakit kepala yang bervariasi intensitasnya
Data Obyektif:
- Tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan otot / fasial
8. Respirasi
Data Subyektif:
- Perokok ( faktor resiko )
Tanda:
- Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas
- Timbulnya pernapasan yang sulit dan / atau tak teratur
- Suara nafas terdengar ronchi /aspirasi
9. Keamanan
Data Obyektif:
- Motorik/sensorik : masalah dengan penglihatan
- Perubahan persepsi terhadap tubuh, kesulitan untuk melihat objek, hilang kewaspadaan
terhadap bagian tubuh yang sakit
- Tidak mampu mengenali objek, warna, kata, dan wajah yang pernah dikenali
- Gangguan berespon terhadap panas, dan dingin/gangguan regulasi suhu tubuh
- Gangguan dalam memutuskan, perhatian sedikit terhadap keamanan, berkurang kesadaran
diri
10. Interaksi sosial
Data Obyektif:
- Problem berbicara, ketidakmampuan berkomunikasi
11. Pengajaran / pembelajaran
Data Subjektif :
- Riwayat hipertensi keluarga, stroke
- Penggunaan kontrasepsi oral
12. Pertimbangan rencana pulang
- Menentukan regimen medikasi / penanganan terapi
- Bantuan untuk transportasi, shoping , menyiapkan makanan , perawatan diri dan pekerjaan
rumah
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN STROKE HEMORAGIK
1. Ketidakefektifan Perfusi jaringan serebral berhubungan dengan aliran darah ke otak
terhambat
2. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan sirkulasi ke otak
3. Defisit perawatan diri: makan, mandi, berpakaian, toileting berhubungan kerusakan
neurovaskuler
4. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neurovaskuler
5. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan immobilisasi fisik
6. Resiko Aspirasi berhubungan dengan penurunan kesadaran
7. Resiko injuri berhubungan dengan penurunan kesadaran
8. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan kesadaran.
STROKE HEMORAGIK
J. RENCANA KEPERAWATAN STROKE HEMORAGIK
NoDiagnosa
KeperawatanTujuan Intervensi
1. Ketidakefektifan Perfusi jaringan serebral b.d aliran darah ke otak terhambat.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, diharapkan suplai aliran darah keotak lancar dengan kriteria hasil:
Nyeri kepala / vertigo berkurang sampai de-ngan hilang
Berfungsinya saraf dengan baik
Tanda-tanda vital stabil
Monitorang neurologis1. Monitor ukuran, kesimetrisan, reaksi dan
bentuk pupil2. Monitor tingkat kesadaran klien3. Monitir tanda-tanda vital4. Monitor keluhan nyeri kepala, mual,
muntah5. Monitor respon klien terhadap
pengobatan6. Hindari aktivitas jika TIK meningkat7. Observasi kondisi fisik klien
Terapi oksigen1. Bersihkan jalan nafas dari sekret2. Pertahankan jalan nafas tetap efektif3. Berikan oksigen sesuai intruksi4. Monitor aliran oksigen, kanul oksigen dan
sistem humidifier5. Beri penjelasan kepada klien tentang
pentingnya pemberian oksigen6. Observasi tanda-tanda hipo-ventilasi7. Monitor respon klien terhadap pemberian
oksigen8. Anjurkan klien untuk tetap memakai
oksigen selama aktifitas dan tidur2 Kerusakan
komunikasi verbal b.d penurunan sirkulasi ke otak
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, diharapkan klien mampu untuk berkomunikasi lagi dengan kriteria hasil:
dapat menjawab pertanyaan yang diajukan perawat
dapat mengerti dan memahami pesan-pesan melalui gambar
dapat mengekspresikan perasaannya secara verbal maupun nonverbal
1. Libatkan keluarga untuk membantu memahami / memahamkan informasi dari / ke klien
2. Dengarkan setiap ucapan klien dengan penuh perhatian
3. Gunakan kata-kata sederhana dan pendek dalam komunikasi dengan klien
4. Dorong klien untuk mengulang kata-kata5. Berikan arahan / perintah yang
sederhana setiap interaksi dengan klien6. Programkan speech-language teraphy7. Lakukan speech-language teraphy setiap
interaksi dengan klien
3 Defisit perawatan diri; mandi,berpakaian, makan,
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam, diharapkan kebutuhan mandiri klien terpenuhi, dengan kriteria hasil:
Klien dapat makan dengan bantuan orang lain / mandiri
Klien dapat mandi de-ngan bantuan orang lain
Klien dapat memakai pakaian dengan bantuan orang lain / mandiri
Klien dapat toileting dengan bantuan alat
1 Kaji kamampuan klien untuk perawatan diri
2 Pantau kebutuhan klien untuk alat-alat bantu dalam makan, mandi, berpakaian dan toileting
3 Berikan bantuan pada klien hingga klien sepenuhnya bisa mandiri
4 Berikan dukungan pada klien untuk menunjukkan aktivitas normal sesuai kemampuannya
5 Libatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan perawatan diri klien
4 Kerusakan mobilitas fisik b.d kerusakan neurovas-kuler
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan klien dapat melakukan pergerakan fisik dengan kriteria hasil :
Tidak terjadi kontraktur otot dan footdrop
Pasien berpartisipasi dalam program latihan
Pasien mencapai keseimbangan saat duduk
Pasien mampu menggunakan sisi tubuh yang tidak sakit untuk kompensasi hilangnya fungsi pada sisi yang parese/plegi
1 Ajarkan klien untuk latihan rentang gerak aktif pada sisi ekstrimitas yang sehat
2 Ajarkan rentang gerak pasif pada sisi ekstrimitas yang parese / plegi dalam toleransi nyeri
3 Topang ekstrimitas dengan bantal untuk mencegah atau mangurangi bengkak
4 Ajarkan ambulasi sesuai dengan tahapan dan kemampuan klien
5 Motivasi klien untuk melakukan latihan sendi seperti yang disarankan
6 Libatkan keluarga untuk membantu klien latihan sendi
5 Resiko kerusakan integritas kulit b.d immobilisasi fisik
Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3 x 24 jam, diharapkan pasien mampu mengetahui dan mengontrol resiko
1 Beri penjelasan pada klien tentang: resiko adanya luka tekan, tanda dan gejala luka tekan, tindakan pencegahan agar tidak terjadi luka tekan)
2 Berikan masase sederhana Ciptakan lingkungan yang nyaman
dengan kriteria hasil : Klien mampu menge-
nali tanda dan gejala adanya resiko luka tekan
Klien mampu berpartisi-pasi dalam pencegahan resiko luka tekan (masase sederhana, alih ba-ring, manajemen nutrisi, manajemen tekanan).
Gunakan lotion, minyak atau bedak untuk pelicin
Lakukan masase secara teratur Anjurkan klien untuk rileks selama
masase Jangan masase pada area kemerahan
utk menghindari kerusakan kapiler Evaluasi respon klien terhadap masase
3 Lakukan alih baring Ubah posisi klien setiap 30 menit- 2 jam Pertahankan tempat tidur sedatar
mungkin untuk mengurangi kekuatan geseran
Batasi posisi semi fowler hanya 30 menit Observasi area yang tertekan (telinga,
mata kaki, sakrum, skrotum, siku, ischium, skapula)
4 Berikan manajemen nutrisi Kolaborasi dengan ahli gizi Monitor intake nutrisi Tingkatkan masukan protein dan
karbohidrat untuk memelihara ke-seimbangan nitrogen positif
5 Berikan manajemen tekanan Monitor kulit adanya kemerahan dan
pecah-pecah Beri pelembab pada kulit yang kering
dan pecah-pecah Jaga sprei dalam keadaan bersih dan
kering Monitor aktivitas dan mobilitas klien Beri bedak atau kamper spritus pada
area yang tertekan
6 Resiko Aspirasi berhubungan dengan penurunan tingkat kesadaran
Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3 x 24 jam, diharapkan tidak terjadi aspirasi pada pasien dengan kriteria hasil :
Dapat bernafas dengan mudah,frekuensi pernafasan normal
Mampu
Aspiration Control Management : Monitor tingkat kesadaran, reflek batuk
dankemampuan menelan Pelihara jalan nafas Lakukan saction bila diperlukan Haluskan makanan yang akan diberikan Haluskan obat sebelum pemberian
menelan,mengunyah tanpa terjadi aspirasi
7 Resiko Injuri berhubungan dengan penurunan tingkat kesadaran
Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3 x 24 jam, diharapkan tidak terjadi trauma pada pasien dengan kriteria hasil:
bebas dari cedera mampu menjelaskan
factor resiko dari lingkungan dan cara untuk mencegah cedera
menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
Risk Control Injury menyediakan lingkungan yang aman
bagi pasien memberikan informasi mengenai cara
mencegah cedera memberikan penerangan yang cukup menganjurkan keluarga untuk selalu
menemani pasien
8 Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan kesadaran
Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3 x 24 jam, diharapkan pola nafas pasien efektif dengan kriteria hasil :- Menujukkan jalan nafas paten ( tidak merasa tercekik, irama nafas normal, frekuensi nafas normal,tidak ada suara nafas tambahan- Tanda-tanda vital dalam batas normal
Respiratori Status Management Pertahankan jalan nafas yang paten Observasi tanda-tanda hipoventilasi Berikan terapi O2 Dengarkan adanya kelainan suara
tambahan Monitor vital sign
Discharge planning bagi pasien stroke
1. Memastikan keamanan bagi pasien setelah pemulangan
2. Memilih perawatan, bantuan, atau peralatan khusus yang dibutuhkan
3. Merancang untuk pelayanan rehabilitasi lanjut atau tindakan lainnya di rumah (misal
kunjungan rumah oleh tim kesehatan)
4. Penunjukkan health care provider yang akan memonitor status kesehatan pasien
5. Menentukan pemberi bantuan yang akan bekerja sebagai partner dengan pasien untuk
memberikan perawatan dan bantuan harian di rumah, dan mengajarkan tindakan yang
dibutuhkan.
K. DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan.
Jakarta : Salemba Medika
___________. Asuhan Keperawatan Stroke Hemoragic. Diakses pada tanggal 6
Februari 2012 di http://nursingbegin.com/askep-stroke-hemoragik/
___________. Konsep Teori Stroke Hemoragik. Diakses pada tanggal 6 Februari
2012http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN STROKE HEMORAGIK
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. A.L DENGAN
STROKE HEMORAGIK DI RUANG IMC NEURO
RSU Prof. Dr. R.D. KANDOU MANADO
I. IDENTIFIKASI
1. KLIEN
Nama initial : Ny. A.L.
Tempat/tgl lahir (umur) : Manado, 12 Januari 1957 (52 Tahun)
Jenis Kelamin : Perempuan
Statuts perkawinan : kawin
Jumlah anak : 2 orang
Agama/ suku : Kristen Protestan/sanger talaud
Warga Negara : Indonesia
Bahasa yang digunakan : daerah – sanger talaud
Pendidikan : SMEA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat Rumah : Teling Atas Lingk. V, Kec. Wanea, Manado.
Tgl MRS : 23 Juli 2009
Tgl Pengkajian : 28 juli 2009.
Waktu pengkajian : 30 menit
2. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn. A.T
Alamat : Teling Atas Lingk. V, Kec. Wanea, Manado.
Hubungan dengan Klien : Suami.
II. DATA MEDIK
1. Dikirim oleh : UGD
2. Diagnosa Medik :
1) Saat masuk : Stroke hemoragik dengan kelainan metabolic + Hipertensi + DM
2) Saat dikaji : Stroke hemoragik
III. KEADAAN UMUM
1. KEADAAN SAKIT : Berat
Alasan : Tak bereaksi/baring lemah/penggunaan
Alat medic seperti oksigen, NGT, Foly Catheter, IVFD.
2. TANDA-TANDA VITAL :
1) Kesadaran
a. Kualitatif : Compos mentis
b. Kuantitatif :
Skala Coma Glasgow :
Respon motorik : 5
Respon bicara : 1
Respon membuka mata : 4
Jumlah : 10
Kesimpulan : suara tidak ada sama sekali.
2) Tekanan darah : 180/90 mmHg.
3) Suhu : 36,6 0C – Axilar.
4) Nadi : 98 x/mnt
5) Pernafasan : 24 x/mnt
Irama : teratur
Jenis : dada dan perut
3. Genogram
IV. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN
1. Kajian Persepsi Kesehatan-Pemeliharaan Kesehatan
1) Riwayat penyakit dahulu :
Mengalami Hipertensi dan DM sejak 2 tahun lalu. Suami mengatakan pernah masuk RS Teling manado
dan dirawat selama 14 hari.
2) Riwayat penyakit sekarang
Klien mengalami sakit yang sama pada bulan mei 2009, dan dirawat di Rumah sakit Teling selama 6 hari,
sesudah keluar Rumah sakit, klien tidak mau memeriksakan kembali.
1) Data subjektif
a. Keadaan sebelum sakito Tn A.T. mengatakan klien termasuk orang yang suka bekerja yaitu berjualan di pasar, selain itu sebagai
penagih pinjaman dari orang lain.o Klien suka mencuci baju orang lain, dan termasuk pekerja keras.
o Klien mempunyai kios midal dan rokok dirumah
o Kalau sakit pergi berobat ke dokter puskesmas terdekat atau Rumah sakit.
b. Keadaan sejak sakit.o Tn. A.T. mengatakan sejak sakit klien berhenti dalam segala aktivitas
2) Data objektif
a. observasio Kebersihan rambut : kurang bersih
o Kulit kepala : agak kotor
o Kebersihan kulit : cukup bersih
o Hygiene rongga mulut : bersih
o Kebersihan genetalia : bersih
o Kebersihan anus : bersih
o Tanda/scar vaksinasi : BCG
2. KAJIAN NUTRISI METABOLIK
1) Data subjektif
a) keadaan sebelum sakit :o Tn. A.T. mengatakan klien makan nasi, ikan , sayur, dan buah
o Makan 1 hari 3x makan, sering buat gorengan (psiang, ubi, dll)
o Minum air putih : 1 hari + 2 liter
o Kadang-kadang minum coca-cola
b) Keadaan sejak sakit :o Tn. A.T. mengatakan sejak sakit nafsu makan tidak ada dan dibawa ke rumah sakit dalam keadaan
kesadaran menuruno Sekarang makan via selang dari hidung
o Makan bubur, susu, etrasol dan air putih
2) Data objektif
a. Observasi
Klien makan bubur intrazole 1 hari 3x via NGT, dan minum cairan air putih juga via NGT.
b. Pemeriksaan fisik
Keadaan rambut : rambut hitam, normal
Hidrasi kulit : normal
Palpebrae : normal Conjungtiva : normal
Sclera : normal
Hidung : normal tapi sementara pasang NGT
Rongga mulut : bersih gusi : bersih warna merah muda
Gigi geligi : masih lengkap gigi palsu : tidak ada
Kemampuan mengunyah keras : belum terlihat karena dalam keadaan sakit.
Lidah : normal tonsil : tidak ada peradangan
Pharing : tidak ada peradangan
Kelenjar getah bening : tidak ada
Kelenjar parotis : normal kelenjar tiroid : normal
Abdomen
- Inspeksi : bentuk : normal
Bayangan vena : tidak ada
Benjolan vena : tidak ada
- Palpasi : tanda nyeri umum : tidak ada
Massa : tidak ada
Hidrasi kulit : normal
Hepar : tidak ada kelainan
Lien : tidak ada kelainan
- Perkusi : tidak dilakukan
Asites : negative
Kulit :
o Spider naevi : negative
o Uremic frost : positif
o Edema : negative
o Icteric : negative
c. Pemeriksaan diagnostic
Laboratorium
- Glukosa 268 → puasa normal 70-125 mg/dl
- Kreatinin 2,1 0,5-1,5 mg/dl
- Ureum darah 134 20-40 mg/dl
- SGOT 15 < 33 µ/l
- SGPT 15 < 43 µ/l
- Total kolesterol 290 133-200 mg/dl
- LDL 192 60-130 mg/dl
- Trigliserida 346 30-190 mg/dl
Hematologi
- Hb 14,8
- PCV 44,4
- Eritrosit 5,21
- Leukosit 11,6
Terapi
- Brainact inj 2 x 500 mg/iv
- Ranitidine 2 x 1 amp/iv
- Cefotaxim 3 x 1 gr
- Valitake 3 x 1 sachet
- Insulator 1 x 8 u sebelumnya GDS
- Actrapid 3 x 4 u
- Calcium gluconat 1 amp
- Amlodipin 10 mg 1-0-0
- Gluconat M 1 x 2
- Captopril 3 x 25 mg
3. KAJIAN POLA ELIMINASI
1) Data subjektif
a. Keadaan sebelum sakit :
Tn. A.T. mengatakan BAB lancar 1 hari 1-2 kali, feses banyak, warna normal, BAK lancar, kalau malam
hari 1 x bangun untuk BAK, keringat banyak dikeluarkan dalam batas normal. Tahun ini klien pernah
mengalami BAB cair dan berobat alternative
b. Keadaan sejak sakit :
Tn. A.T. mengatakan Ny.A.P. BAB via pampers 1 hari 1x, warna feses normal, sedangkan BAK via Foly
kateter, warna kadang-kadang kuning jernih tapi banyak, warna putih.
2) Data objektif
a. Observasi :
Selama 2 hari ini 1x BAB sedikit via pampers, urine ditakar 1x 24 jam 1 hari 3x urine kadang-kadang
banyak, kadang sedikit, pagi 350 cc, siang 300 cc dan sore 150 cc, warna urine putih keruh, kadang-
kadang seperti daun teh.
4. KAJIAN POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN
1) Data subjektif
a. Keadaan sebelum sakit :
Tn. A.T mengatakan klien adalah orang yang suka bekerja keras untuk membantu ekonomi keluarga,
mencuci baju orang lain, menjual di pasar, dll.
b. Keadaan sejak sakit :
Tn. A.T. mengatakan tidak lagi bekerja seperti biasanya.
2) Data objektif
a. Observasi
Aktifitas harian
- Makan 4
- Mandi 4
- Berpakaian 4
- Kerapian 4
- Buang air besar 4
- Buang air kecil 4
- Mobilisasi di tempat tidur 4
- Ambulasi : tempat tidur
Postur tubuh : klien tidak kecil, tidak juga gemuk
Gaya jalan : belum dilihat
Anggota gerak yang cacat : belum terlihat jelas
Fiksasi : tidak dilakukan
Trakeostomi : tidak ada
b. Pemeriksaan fisik
Thorax dan paru-paru
- Inspeksi bentuk thorax : simetris
Stridor : negative
Dsypnea effort : negative
Sianosis : negative
- Palpasi : vocal fremitus : tidak dilakukan
- Perkusi : sonor batas paru hepar : dalam batas normal
Kesimpulan : normal
- Jantungo Inspeksi : iktus cordis : dalam batas normal
o Palpasi : iktus cordis : tidak dilakukan thrill : negatif
- Auskultasi : bunyi jantung irama gallop : negative
Murmur : negative
HR : 98 x/mnt
- Lengan dan tungkaio Atrofi otot : positif tempat : anggota gerak atas/bawah
o Rentang gerak : tidak aktif
Mati sendi : ada
Kaku sendi : adao Uji kekuatan otot : kiri : 1
Kanan : 1o Reflek fisiologik : ada
o Reflex patologik : babinski kiri : positif
Kanan : negativeo Clubbing jari-jari : positf (kiri)
o Varises tungkai : negative
- Columna vertebraliso Inspeksi : kelainan bentuk : tidak tampak
o Kaku kuduk : tidak ada
5. KAJIAN POLA TIDUR DAN ISTIRAHAT
1) Data subjektif
a. Keadaan sbelum sakit :
Tn. A.T. mengatakan jam tidur cukup. Klien tidur jam 22.00 bangun pagi jam 06.00. kadang-kadang siang
hari digunakan untuk istirahat 1-2 jam
b. Keadaan sejak sakit :
Tn. A.T. mengatakan sekarang ini waktu tidak sadar terlihat tidur terus, dan saat pengkajian juga tidur
terus tapi kalau di panggil mata dibuka.
6. KAJIAN POLA PERSEPSI KOGNITIF
1) Data subjektif
a. Keadaan sebelum sakit :
Tn A.T. mengatakan klien melihat baik, pendengaran, penciuman baik. Tidak menggunakan kacamata
untuk melihat daya ingat baik.
b. Keadaan sejak sakit :
Tn. A.T mengatakan setelah keluar dari Rumah sakit yang lalu, klien telah menggunakan kacamata, daya
ingat baik. Saat ini klien hanya di tempat tidur.
2) Data objektif
Klien kalau dipanggil membuka mata dengan spontan dan kalau ditanya klien mengangguk kepala
7. KAJIAN POLA PERSEPSI DAN KONSEP DIRI
1) Data subjektif
a. Keadaan sebelum sakit :
Tn. A.T. mengatakan klien orang yang suka bergaul, tidak pemalu, pernah menjadi pengrus dalam rukun
keluarga, rukun kampung.
b. Keadaan sejak sakit.
Tn. A.T mengatakan setelah sakit klien lebih suka marah, apalagi kalau terdengar rebut dalam rumah
tangga.
2) Data Objektif
a. Kontak mata : baik
b. Rentang perhatian : masih belum jelas
c. Suara dan cara bicara : belum ada
8. KAJIAN POLA PERAN DAN HUBUNGAN DENGAN SESAMA
1) Data Subjektif
a. Keadaan sebelum sakit :
Tn. A.T. mengatakan klien suka bergaul, pergi ibadah, rukun keluarga dan rukun kampong, pernah
menjadi pimpinan dalam organisasi.
b. Keadaan sejak sakit :
Tn. A.T mengatakan, klien tidak pernha mengikuti kegiatan, klien tinggal di rumah.
2) Data Objektif
Klien tidak pernah dapat kunjungan dari kerabat dan keluarga, anak menantu baru 1 kali besuk.
9. KAJIAN POLA REPRODUKSI-SEKSUALITAS
1) Data subjektif
a. Keadaan sebelum sakit :
Tn. A.T. mengatakan tidak tahu menstruasi umur berapa, hubungan suami istri 2-3 kali. Klien sudah tidak
ber-KB
b. Keadaan sejak sakit :
Tn A.T. mengatakan selama sakit tidak pernah berhubungan suami istri, klien sudah menopause.
10. KAJIAN MEKANISME KOPING DAN TOLERANSI TERHADAP STRES
1) Data subjektif
a. Keadaan sebelum sakit :
Tn. A.T. mengatakan, klien tidak termasuk orang pendiam, tidak suka dendam
b. Keadaan sejak sakit :
Tn. AT mengatakan, setelah sakit klien suka marah-marah, sampai saat ini
11. KAJIAN NILAI KEPERCAYAAN
1) Data Subjektif
Klien sebelum sakit, setiap hari minggu pergi ke Gereja, dan rajin beribadah kaum ibu. Tn AT
mengatakan sakit dari klien diserahkan sepenuhnya kepada Tuhan.
2) Data Objektif :
Keluarga sangat mengharapkan kesembuhan dan mereka pasrah kepada Tuhan.
V. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan gangguan fungsi nervus VII (nervus facialis dan
nervus vagus).
2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan pemenuhan ADL.
VI. KRITERIA NANDA, NOC, NIC
1. Kerusakan komunikasi verbal b/d gangguan fungsi nervus VII (nervus facialis dan nervus vagus)
1) NANDA : impaired verbal communication-1983, 1996, 1998
Domain : 5-persepsi kognisi
Kelas : 5-komunikasi
Diagnosis : kerusakan komunikasi verbal
Pengertian : penurunan, keterlambatan atau ketidakmampuan untuk menerima, memproses,
mentransmisikan dan menggunakan system simbo
Batasan karakterisik :
Sengaja menolak bicara
Disorientasi waktu, tempat dan orang
Ketidakmampuan berbicara dengan bahasa yang dominan
Tidak dapat berbicara
Kesulitan berbicara
Tidak tepat dalam mengutarakan keinginan.
Bicara gagap
Dispnea
Kontak mata tidak ada, kesulitan dalam mengikuti pilihan
2) Clien outcomes :
a. Kemampuan komunikasi
b. Komunikasi ; kemampuan ekspresif
c. Komunikasi ; kemampuan reseptif
3) Nursing Outcomes : communication ability (0902)
Domain : physiologic health (II)
Class : neurocognitive (j)
Scale : Extremely compromised to not compromised (a)
Indicator :
090201 menggunakan bahasa tulisan
090202 menggunakan bahasa singkat
090203 menggunakan gambar dan menggambar
090204 menggunakan tanda bahasa
090205 menggunakan bahasa non verbal
4) Nursing interventions : active listening (4920)
Aktivitas :
Anjurkan kunjungan keluarga secara teratur untuk memberikan stimulasi secara sebagai komunikasi
Anjurkan pasien untuk berkomunikasi secara perlahan dan mengulangi permintaan
Sring berikan pujian positif pada pasien yang berusaha untuk berkomunikasi.
Anjurkan ekspresi diri dengan cara lain yang memberikan informasi kepada keluarga.
Libatkan pasien dan keluarga dalam mengembangkan rencana komunikasi.
2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan pemenuhan ADL.
1) NANDA : impaired physical mobility-1973, 1998.
Domain : 4-aktivitas/istirahat
Kelas : 2-aktivitas/latihan
Diagnosis : kerusakan mobilitas fisik
Pengertian : keterbatasan dalam pergerakan fisik pada bagian tubuh tertentu atau pada satu atau
lebih ekstremitas.
Batasan karakteristik :
Postur tubuh tidak stabil selama melakukan aktivitas rutin
Keterbatasan kemampuan melakukan ketrampilan motorik kasar
Keterbatasan kemampuan melakukan ketrampilan motorik halus
Keterbatasan ROM
Sulit berbalik
Tak ada koordinasi gerak atau gerakan tak ritmis
Gerakan menyebabkan tremor
2) COC :
a. Ambulasi ; berjalan
b. Ambulasi ; kursi roda
c. Pergerakan sendi ; aktif
d. Tingkat mobilitas
e. Perawatan diri ; aktivitas hidup sehari-hari
3) NOC : mobility level (0208)
Domain : functional health (I)
Class : mobility (I)
Scale : dependent, does not participate to completely independent ©
Indikator :
020801 menunjukkan keseimbangan
020802 menunjukkan keseimbangan posisi tubuh
020803 gerakan otot
020804 gerakan sendi
020806 ambulasi berjalan
4) NIC : exercise theraphy ; ambulation (0221)
Aktivitas :
Tentukan tingkat motivasi untuk mempertahankan atau meningkatkan mobilitas sendi dan otot.
Atur posisi pasien dengan postur tubuh dengan benar
Ubah posisi pasien yang imobilisasi minimal setiap dua jam berdasarkan jadwal.
Gunakan ahli terapi fisik/okupsi sebagai sumber dalam perencanaan aktivitas perawatan pasien
Dukung pasien/keluarga untuk memandang keterbatasan dengan realistis
Berikan penguatan positif selama aktivitas
VII. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN.
TANGGAL DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI28-30/07-2009Jam 08.00
Kerusakan komunikasi verbal
o Mengobservasi tanda-tanda vital T:180/90 mmHg,N:84x/m,R:24x/m,SB:36,
S :o Tn. A.T. mengatakan
klien mengunakan
wita-13.00 wita
berhubungan dengan gangguan fungsi nervus VII (nervus facialis dan nervus vagus).
5Oc.o Membantu Kemampuan klien
dalam berkomunikasi dengan bercakap-cakap dengan klien tetapi klien sulit untuk berbicara karena lidah terasa kaku
o Memberi pertanyaan pada klien dan klien merespon pertanyaan yang diajukan oleh perawat tapi kata-kata yang diucapkan tidak jelas.
o Menganti cairan IVFD RL+Farbion 1 : RL 1=14 Tetes/menit
o Melayani pemberian obat oral allopurinol 100 mg 0-0-1.
o Melayani injeksi Brainact 2x500mg ,Ranitidin 2x1 amp,Ceftriaxone 2x1 gram IV
bahasa isyarat dalam mengkomunikasikan sesuatu.O:
o Hipersalivao Bicara tidak jelas
A :o Masalah belum teratasi
P :o Lanjutkan intervensio Monitor Tanda-tanda
vitalo 090201 menggunakan
bahasa tulisano 090202 menggunakan
bahasa singkato 090203 menggunakan
gambar dan menggambar
o 090204 menggunakan tanda bahasa
o 090205gunakan bahasa non verbal
28-30/07-2009Jam 08.00 wita-13.00 wita
Ganguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan pemenuhan ADL
1. Mengobservasi Tanda-Tanda VitalT: 160/90 Mmhg,N:84x/M,R:28x/M,SB:36,6 Oc
2. Melakukan mobilisasi fisik ditempat tidur tiap 2 jam dan mengosok baby oil.
3. mengatur posisi pasien dengan postur tubuh dengan benar
4. Dukung pasien/keluarga untuk memandang keterbatasan dengan realistis
5. berikan penguatan positif selama aktivitasIntoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
S : -O :
o Klien terbaring lemah ditempat tidur
o Klien tidak bisa melakukan aktivitas sendiri
A :o Masalah belum teratasi
P:o Lanjutkan intervensio 020801 menunjukkan
keseimbangano 020802 menunjukkan
keseimbangan posisi tubuh
o 020803 gerakan otot
o 020804 gerakan sendi
o Observasi tanda-tanda vital
N
O
Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi NURSE CARE PLANING
NOC
1 Bersihan Jalan Nafas tidak efektifberhubungan
dengan:
- Infeksi, disfungsi neuromuskular, hiperplasia
dinding bronkus, alergi jalan nafas, asma, trauma
- Obstruksi jalan nafas : spasme jalan nafas,
sekresi tertahan, banyaknya mukus, adanya jalan
nafas buatan, sekresi bronkus, adanya eksudat di
alveolus, adanya benda asing di jalan nafas.
DS:
- Dispneu
DO:
- Penurunan suara nafas
- Orthopneu
- Cyanosis
- Kelainan suara nafas (rales, wheezing)
- Kesulitan berbicara
- Batuk, tidak efekotif atau tidak ada
- Produksi sputum
- Gelisah
- Perubahan frekuensi dan irama nafas
NOC:
Respiratory status : Ventilation
Respiratory status : Airway patency
Aspiration Control
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
…………..pasien menunjukkan keefektifan jalan
nafas dibuktikan dengan kriteria hasil :
Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas
yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu
mengeluarkan sputum, bernafas dengan mudah,
tidak ada pursed lips)
Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak
merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan
dalam rentang normal, tidak ada suara nafas
abnormal)
Mampu mengidentifikasikan dan mencegah faktor
yang penyebab.
Saturasi O2 dalam batas normal
Foto thorak dalam batas normal
Pastikan kebutuhan oral / tracheal suctioning.
Berikan O2 ……l/mnt, metode………
Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas dalam
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
Lakukan fisioterapi dada jika perlu
Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
Berikan bronkodilator
Monitor status hemodinamik
Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab
Berikan antibiotik
Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
keseimbangan.
Monitor respirasi dan status O2
Pertahankan hidrasi yang adekuat untuk mengencerkan
sekret
Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang penggunaan
peralatan : O2, Suction, Inhalasi.
2 Perfusi jaringan cerebral tidak efektif b/d
gangguan afinitas Hb oksigen, penurunan
konsentrasi Hb, Hipervolemia, Hipoventilasi,
gangguan transport O2, gangguan aliran arteri
dan vena
DO
- Gangguan status mental
- Perubahan perilaku
- Perubahan respon motorik
- Perubahan reaksi pupil
NOC :
Circulation status
Neurologic status
Tissue Prefusion : cerebral
Setelah dilakukan asuhan selama………
ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral teratasi
dengan kriteria hasil:
Tekanan systole dan diastole dalam rentang yang
diharapkan
Tidak ada ortostatikhipertensi
Komunikasi jelas
NIC :
Monitor TTV
Monitor AGD, ukuran pupil, ketajaman, kesimetrisan
dan reaksi
Monitor adanya diplopia, pandangan kabur, nyeri kepala
Monitor level kebingungan dan orientasi
Monitor tonus otot pergerakan
Monitor tekanan intrkranial dan respon nerologis
Catat perubahan pasien dalam merespon stimulus
Monitor status cairan
Pertahankan parameter hemodinamik
- Kesulitan menelan
- Kelemahan atau paralisis ekstrermitas
- Abnormalitas bicara
Menunjukkan konsentrasi dan orientasi
Pupil seimbang dan reaktif
Bebas dari aktivitas kejang
Tidak mengalami nyeri kepala
Tinggikan kepala 0-45
dan order medis
3 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Berhubungan dengan :
Ketidakmampuan untuk memasukkan atau
mencerna nutrisi oleh karena faktor biologis,
psikologis atau ekonomi.
DS:
- Nyeri abdomen
- Muntah
- Kejang perut
- Rasa penuh tiba-tiba setelah makan
DO:
- Diare
- Rontok rambut yang berlebih
- Kurang nafsu makan
- Bising usus berlebih
- Konjungtiva pucat
- Denyut nadi lemah
NOC:
a. Nutritional status: Adequacy of nutrient
b. Nutritional Status : food and Fluid Intake
c. Weight Control
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama….nutrisi kurang teratasi dengan indikator:
Albumin serum
Pre albumin serum
Hematokrit
Hemoglobin
Total iron binding capacity
Jumlah limfosit
Kaji adanya alergi makanan
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien
Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan
harian.
Monitor adanya penurunan BB dan gula darah
Monitor lingkungan selama makan
Jadwalkan pengobatan
makan
Monitor turgor kulit
Monitor kekeringan, rambut kusam, protein, Hb dan kadar
Ht
Monitor mual dan muntah
Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan
konjungtiva
Monitor intake nuntrisi
Informasikan pada klien dan keluarga tentang manfaat
nutrisi
Kolaborasi dengan dokter tentang kebutuhan suplemen
makanan seperti NGT/ TPN sehingga intake cairan yang
adekuat dapat dipertahankan.
Atur posisi semi fowler atau fowler tinggi selama makan
Kelola pemberan anti emetik:.....
Anjurkan banyak minum
Pertahankan terapi IV line
Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah
dan cavitas oval
4 Intoleransi aktivitas NOC : NIC :
Berhubungan dengan :
Tirah Baring atau imobilisasi
Kelemahan menyeluruh
Ketidakseimbangan antara suplei oksigen dengan
kebutuhan
Gaya hidup yang dipertahankan.
DS:
Melaporkan secara verbal adanya kelelahan atau
kelemahan.
Adanya dyspneu atau ketidaknyamanan saat
beraktivitas.
DO :
Respon abnormal dari tekanan darah atau nadi
terhadap aktifitas
Perubahan ECG : aritmia, iskemia
Self Care : ADLs
Toleransi aktivitas
Konservasi eneergi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
…. Pasien bertoleransi terhadap aktivitas
dengan Kriteria Hasil :
Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai
peningkatan tekanan darah, nadi dan RR
Mampu melakukan aktivitas sehari hari (ADLs)
secara mandiri
Keseimbangan aktivitas dan istirahat
Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan
aktivitas
Kaji adanya faktor yang menyebabkan kelelahan
Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat
Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi
secara berlebihan
Monitor respon kardivaskuler
disritmia, sesak nafas, diaporesis, pucat, perubahan
hemodinamik)
Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien
Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi Medik dalam merencanakan progran terapi yang tepat.
Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan sosial
Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan
Bantu untuk mendpatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda, krek
Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai
Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang
Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas
Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas
Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan
Monitor respon fisik, emosi, sosial dan spiritual
5 Defisit perawatan diri
Berhubungan dengan : penurunan atau kurangnya
motivasi, hambatan lingkungan, kerusakan
muskuloskeletal, kerusakan neuromuskular,
nyeri, kerusakan persepsi/ kognitif, kecemasan,
kelemahan dan kelelahan.
DO :
ketidakmampuan untuk mandi, ketidakmampuan
NOC :
Self care : Activity of Daily Living (ADLs)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ….
Defisit perawatan diri teratas dengan kriteria hasil:
Klien terbebas dari bau badan
Menyatakan kenyamanan terhadap kemampuan untuk
melakukan ADLs
Dapat melakukan ADLS dengan bantuan
NIC :
Self Care assistane : ADLs
Monitor kemempuan klien untuk perawatan diri yang
mandiri.
Monitor kebutuhan klien untuk alat-alat bantu untuk
kebersihan diri, berpakaian, berhias, toileting dan makan.
Sediakan bantuan sampai klien mampu secara utuh untuk
melakukan self-care.
untuk berpakaian, ketidakmampuan untuk makan,
ketidakmampuan untuk toileting
Dorong klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang
normal sesuai kemampuan yang dimiliki.
Dorong untuk melakukan secara mandiri, tapi beri bantuan
ketika klien tidak mampu melakukannya.
Ajarkan klien/ keluarga untuk mendorong kemandirian,
untuk memberikan bantuan hanya jika pasien tidak
mampu untuk melakukannya.
Berikan aktivitas rutin sehari- hari sesuai kemampuan.
Pertimbangkan usia klien jika mendorong pelaksanaan
aktivitas sehari-hari.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. H
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 60 Tahun
Alamat : Jl. KH A. Dahlan no 76 Purworejo
Status Perkawinan : Belum Kawin
Agama : Protestan
Pendidikan : -
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Diagnosa medis : Stoke Hemoragik
Tgl Masuk RS : 23 Mei 2013
Tgl Masuk ICU : 30 Mei 2013
Tanggal Pengkajian : 30 Mei 2013
No. RM : 190405
B. Keluhan Utama
Penurunan Kesadran, tingkat kesadaran Sopor, GCS: E=2 M=2 V= 2
C. Riwayat Penyakit
Keluarga pasien mengatakan 8 hari yang lalu tiba tiba pasien tidak bisa bangun dan
tidak bisa berbicara.Kemudian keluarga langsung membawa pasien ke rumah sakit, 7
hari pasien di rawat di bangsal tetapi tidak ada kemajuan sehingga di pindah ke ICU.
D. Riwayat Penyakit Dahulu
Menurut keluarga 7 bulan yang lalu pasien pernah dirawat dirumah sakit ketika
dilakukan pembedahan pada kaki kanannya akibat luka yang ditimbulkan oleh penyakit
Diabetes Melitus yang diderita Pasien.
E. Riwayat Penyakit Keluarga
Menurut keluarga pasien, dalam keluarga tidak ada yang menderita stroke, akan tetapi
keponakan pasien menyebutkan bahwa ayah dari pasien menderita DM semasa
hidupnya.
F. Genogram
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Dalam satu rumah
X : Meninggal
Kedua orang tua pasien telah meninggal, pasien hidup sendiri, dia dirumah bersama
seorang yang mengurusinya. Sedangkan orang orang terdekat adalah,
keponakannya,akan tetapi mereka sudah berkeluarga dan tinggal di luar kota untuk
mengurus usahanya.
G. Primary Suvey
1. Airway
Tidak ada sumbatan jalan nafas berupa cairan, sputum atau benda asing.
2. Breathing
Respiratory rate : 24
SPO2 : 99%
Suara nafas : vesikuler
Irama nafas regular, tidak terdapat batuk, tidak ada retraksi dinding dada, tidak
menggunakan pernafasan cuping hidung.
3. Circulation
Suhu : 37,1 °C
TD : 201/133 mmHg
MAP : 137
HR : 64 x/menit
Turgor kulit : Buruk
Mata : Tidak cekung
Capilary refill :< 2 detik
Tidak sianosis, anemis, akral hangat, tidak ada muntah
4. Disability
Tingkat kesadaran : Sopor
GCS: E=2 M=2 V=2
Pupil :Isokor
5. Eksposure
Terdapat luka lecet pada paha kanan, tangan kanan dan kiri serta terdapat luka bekas
debridement 7 bulan yang lalu pada kaki kanannya.
6. Fluid
Klien terpasang kateter no. 16 dengan jumlah urine 300 cc berwarna kuning jernih
7. Gastric
Klien terpasang NGT, cairan residu berwarna kuning.
H. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Klien tampak lemah
Tingkat Kesadaran : Sopor
GCS : E=2 M=2 V=2
BB/TB : 95 Kg/ 157 cm
1. Kepala
Inspeksi : Bentuk kepala bulat, tidak ada lesi dikepala, rambur berwarna
putih, lurus, distribusi merata.
Palpasi : Tidak terdapat oedema
2. Mata
Inspeksi : Kedua mata klien simetris, konjungtiva tidak anemis, pupil
isokor, diameter kanan kiri 2mm/2mm, reaksi cahaya +/+.
3. Telinga
Inspeksi : Kedua telinga simetris lengkap dan terdapat kedua lubang
telinga, tidak ada lesi, terdapat serumen, tidak terdapat pengeluaran darah atau cairan.
4. Hidung
Inspeksi : Posisi septum nasal simetris, tidak terdapat pernafasan cuping
hidung, tidak terdapat pengeluarean lender atau darah, terpasangoksigen 3 liter
permenit dengan nasal kanul dan terpasang NGT pada salah satu lubang hidung.
5. Mulut dan tenggorokan
Inspeksi : Mukosa bibir lembab, gigi klien tidak lengkap, mulut kotor.
6. Leher
Inspeksi : Leher Simetris, tidak terdapat jejas di leher
Palpasi : Tidak terdapat pembengkakan, tidak terdapat pembesaran
kelenjaran limfe, dan tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
7. Thorak
Inspeksi : Thoraks simetris, klien tidak menggunakan otot bantu nafas
dan tidak terdapat retraksi dinding dada, Respiratory Rate 24x/menit.
Palpasi : Gerakan paru saat inspirasi dan ekapirasi sama, tidak terdapat
massa, tidak terdapat fraktur pada daerah thorak,
Perkusi : Perkusi paru resonan
Auskultasi : Tidak terdapat suara tambahan, bunyi nafas vesikuler
8. Jantung
Inspeksi : Tidak terdapat palpitasi, ictus cordis tidak terlihat.
Palpasi : Heart Rate 64 x/menit, capillary refill selama 2 detik
Perkusi : Perkusi jantung terdengar pekak.
Auskultasi : Tekanan darah 201/133 mmHg mmHg, bunyi jantung S1 dan S2
dengan irama reguler, tidak terdapat bunyi jantung tambahan murmur, gallop.
9. Payudara
Inspeksi : Payudara simetris, letak putting susu tepat di tengah
aerola,Palpasi : Tidak terdapat benjolan di sekitar payudara.
10. Abdomen
Inspeksi : Perut Nampak besar ( banyak penumpukan lemak), kulit
elastis, tidak terdapat lesi atau massa
Palpasi : Tidak terdapat Asites
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus 8x/menit,
11. Genetalia dan perineal
Inspeksi : Terpasang selang kateter denga urin kuning jernih
12. Ekstermitas
Inspeksi :
Pada Ekstermitas atas kanan : Terdapat pembengkakan dan terpasang IVFD
Pada ekstermitas Atas Kiri : Nampak sedikit bengkak
Pada ekstermitas kanan bawah : terdapat luka bekas debridement ulkus DM, bagian paha terdapat penggelapan
warna kulit akibat bedtres yang lama. Terdapat udema
Pada ekstermitas kiri bawah : terdapat penggelapan warna kulit akibat bedtres yang lama. Terdapat udema
I. Pengkajian Pola system
1. Pola persepsi dan Managemen Terhadap Kesehatan
Klien saat ini di rawat di ruang ICU, klien mengalami penurunan kesadaran dan tampak
lemah.Keluarga berharap klien cepat sembuh dan bisa kembali kerumah.
2. Pola Nutrisi dan metabolic (Diit Dan Pemasukan Makanan)
Keluarga klien mengatakan saat dirumah,klien biasa makan 2x/hari dengan nasi, lauk
pauk dan sayuran, pada pagi hari klien makan roti atau kue dan minum teh.Klien
minum 5-6 gelas perhari. Saat dirumah sakit,klien terpasang NGT, klien makan
makanan yang disediakan rumah sakit yaitu peptisol/ diabetasol
3. Pola Eliminasi
Sebelum sakit, keluarga klien mengatakan bahwa klien biasa BAB 1 kali sehari atau 2
hari sekali. Saat di rumah sakit, klien BAB 1x.Klien terpasang kateter dengan urine
berwarna kuning jernih.
4. Pola Aktivitas
Keluarga klien mengatakan, sebelum masuk rumahsakitklien beraktivitas minimal, klien
tidak dapat berjalan karena mengalami kelemahan pada tangan dan kaki sebelah
kanan.Aktivitas klien sehari-hari dibantu oleh keluarga klien.Selama dirawat di rumah
sakit untuk memenuhi activity daily living dibantu oleh perawat dan keluarga.
5. Pola Istirahat : Tidur
Sebelum sakit keluarga klien mengatakan bahwa klien biasa tidur pukul 21.00 -
05.00.Klien biasa tidur siang.
6. Pola Peran Hubungan
Keluarga klien mengatakan, klien mempunyai hubungan yang baik dengan keluarga,
7. Pola seksual dan reproduksi
Keluarga klien mengatakan klien tidak memiliki keluhan di organ reproduksinya.Pasien
belum pernah memiliki suami maupun anak.
8. Pola koping dan toleransi terhadap stress
Keluarga klien mengatakan klien dapat menerima keadaannya yang sekarang, dan
dapat mengontrol emosinya.
9. Pola nilai kepercayaan
Keluarga klien mengatakan agama yang dianut keluarga dan klien
adalah protestan.Sewaktu masih sehat pasien rajin melaksanakan ibadah di gereja.
J. DATA PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
23 Mei 2013
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal
Glukosa sewaktu 138 mg/dl 70-140
Urea 17 mg/dl 10-50
Kreatinin 1,08 mg/dl 0,5-1,2
Cholesterol 293 mg/dl 50-250
HDL Cholesterol 58 mg/dl 0-55
LDL Cholesterol 395 mg/dl 0-150
Trigliserida 129 mg/dl 0-150
SGOT 19 u/L 0-37
SGPT 10 u/L 0-42
Asam urat 5,0 mg/dl 3,4-7
K 3,3 mmol/L 3,4-5,4
Na 145 mmol/L 135-155
Cl 113 mmol/L 95-108
HbsAg - Negatif
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal
WBC 7,36 103/UL 4,8-10,8
RBC 4,47 106 /UL P : 4,7 – 6,1
W : 4,2-5,4
HGB 12,0 gr/dl P : 14-18 gr/dl
W : 12-16 gr/dl
HCT 7,0 % P : 42-52 %
W : 37-47%
PLT 356 103/UL 150-400
Pemeriksaan Urinalisa 23 Mei 2013
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Warna Kuning Kuning Muda-Kuning
Kejernihan Jernih Jernih
Berat Jenis 1017 1015-1030
pH 5,5 4,0-7,8
Leukosit 2+ -
Nitrit - -
Protein 3+ -
Glukosa - -
Keton - -
Urobilinogen - -
Eritrosit 3+ -
Sedimen
Sel epitel
Leukosit
Eritrosit
Kristal
Silinder
Hyalin
Granula
1
10-15
15-25
-
+
+
1
0-5/LPB
0-2/LPB
-
-
-
2. Hasil CT SCAN 31 Mei 2013
Tampak Lesi hyperdens intraventrikell lateral bilateral terutama dextra dengan
HU 44-55. Ventrikel lateral dan ventrikel III relative melebar sinetris. Tak tampak
devisiasi Struktur mediana
Kesan : Intraventrikuler Haemorhage
3. Hasil EKG Tanggal 31 Mei 2013
Sinus Rhytme
4. Terapi obat
Nama obat Komposisi Indikasi
30 Mei 2013
Ceftriaxon ceftriaxone sodium setara dengan ceftriaxone 1,0 g pengobatan infeksi saluran nafas bagian
bawah, Otitis media bakteri akut, Infeksi kulit
dan struktur kulit
Aminophilin Tiap tablet mengandung aminofilin 200 mg Asma dan penyakit paru obstruksi kronis
Sanmol Paracetamol Meredakan nyeri termasuk sakit kepala, sakit
gigi, demam yg menyertai flu & stlh
imunisasi.
Brainact Citicolin Gangguan fungsi kognitif pada lansia
Lapibal Mecobalamin Neuropati perifer, tinitus, vertigo, anemia
megaloblastik krn defisiensi vit B12. Inj:
Neuropati perifer.
Herbrezzer Diltiazem Hcl Takhiaritmia supraventikular, penangangan
penigkatan tekanan darah, yang tidak normal
selama operasi, hipertensi dala keadaan
adarurat
Futrolit Per 500 ml NaCl 1.812 g, KCL 0.671 g,
CaCl₂dihidrat 0.147 g, MgCl₂ hexahidrat 2.586 g,
Na asetat trihidrat 0.305 g, sorbitol 25 g, air untuk
injeksi 500 g.
Osmolarity: 475-575 mOsm/L.
Perbaikan kebutuhan karbohidrat, cairan &
elektrolit pada tahap pre, intra & pasca
operasi, dehidrasi isotonik & kehilangan cairan
extracellular.
31 Mei 2013
Ceftriaxone ceftriaxone sodium setara dengan ceftriaxone 1,0 g pengobatan infeksi saluran nafas bagian
bawah, Otitis media bakteri akut, Infeksi kulit
dan struktur kulit
Aminophilin Tiap tablet mengandung aminofilin 200 mg Asma dan penyakit paru obstruksi kronis
Sanmol Paracetamol Meredakan nyeri termasuk sakit kepala, sakit
gigi, demam yg menyertai flu & stlh
imunisasi.
Brainact Citicolin Gangguan fungsi kognitif pada lansia
Lapibal Mecobalamin Neuropati perifer, tinitus, vertigo, anemia
megaloblastik krn defisiensi vit B12. Inj:
Neuropati perifer.
Herbrezzer Diltiazem Hcl Takhiaritmia supraventikular, penangangan
penigkatan tekanan darah, yang tidak normal
selama operasi, hipertensi dala keadaan
adarurat
Futrolit Per 500 ml NaCl 1.812 g, KCL 0.671 g,
CaCl₂dihidrat 0.147 g, MgCl₂ hexahidrat 2.586 g,
Na asetat trihidrat 0.305 g, sorbitol 25 g, air untuk
injeksi 500 g.
Osmolarity: 475-575 mOsm/L.
Perbaikan kebutuhan karbohidrat, cairan &
elektrolit pada tahap pre, intra & pasca
operasi, dehidrasi isotonik & kehilangan cairan
extracellular.
1 juni 2013
Ceftriaxone ceftriaxone sodium setara dengan ceftriaxone 1,0 g pengobatan infeksi saluran nafas bagian
bawah, Otitis media bakteri akut, Infeksi kulit
dan struktur kulit
Aminophilin Tiap tablet mengandung aminofilin 200 mg Asma dan penyakit paru obstruksi kronis
Kalnex Tiap ml S injeksi (10 w/v %) mengandung Tranexamic
acid100 mg
Untuk fibrinolisis lokal seperti epistaksi,
prostatektomi, konisasi serviks, Edema
angioneurotik hereditas, Pendarahan abnormal
sesudah operasi secara umum,Pendarahan
sesudah operasi gigi pada penderita haemofilia
Brainact Citicolin Gangguan fungsi kognitif pada lansia
Lapibal Mecobalamin Neuropati perifer, tinitus, vertigo, anemia
megaloblastik krn defisiensi vit B12
Herbrezzer Diltiazem Hcl Takhiaritmia supraventikular, penangangan
penigkatan tekanan darah, yang tidak normal
selama operasi, hipertensi dala keadaan
adarurat
5. Pathway KasusHipertensi
Penimbunan lemak/kolesterol yang meningkatdalam darah
Lemak nekrotik dan berdegenerasi
Infiltrasi limfosit (trombus) Penyempitan pembuluh darah
Pembuluh darah menjadi kaku Tekanan Kapiler meningkat
Pembuluh darah pecah Peningkatan volume interstisial
Stroke hemoragic Udema
Kelebihan Volume Cairan
Proses metabolisme dalam otak terganggu Penurunan suplay darah & O2 ke otak
Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral
Peningkatan TIK
Arteri vertebra basilasris Penurunan fungsi N. IX dan X
Disfungsi N XI Proses menelan tidak efektif (Assesorius) Refluks DisfagiaKelemahan Anggota
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Gerak
Kerusakan
Mobilitas Fisik
Defisit
Perawatan Diri
K. Analisa Data
Analisa data Etiologi Masalah
Data Subyektif : -
Data Obyektif :
a. Tingkat kesadaran : sopor
b. GCS
E : 2 V:2 M :2
c. Klien mengalami kelemahan pada anggota gerak
sebelah kanan
d. Klien tampak lemah
e. Klien memiliki riwayat stroke sekitar 1 tahun
yang lalu.
f. Pupil isokor, diameter kanan/kiri 2mm/2mm,
reaksi cahaya +/+.
Gangguan aliran arteri
atau vena
Ketidakefektifan
perfusi jaringan
serebral
Data Subyektif : -
Data Obyektif :
a. Klien mengalami kelemahan pada ekstrimitas
sebelah kanan
b. Klien tidak mampu melakukan perawatan diri
mandi/hygiene, berpakaian/berhias, makan dan
eliminasi karena mengalami penurunan
kesadaran
Kelemahan Defisit Perawatan Diri
Total
Data Subyektif : -
Data Obyektif :
a. Klien tampak lemah
b. Klien mengalami kelemahan pada anggota
gerak sebelah kanan
c. Klien mengalami penurunan kesadaran
d. Tingkat kesadaran : sopor
e. Vital Sign:
TD : 201/133 mmHg
Kontraktur atau kaku
sendi
Hambatan mobilitas
Fisik
MAP : 137
HR : 64 x/menit
RR : 24 x/menit
SPO2 : 99%
Data Subyektif :
Keluarga mengatakan Selama di Rumah sakit
selama 8 hari sebelum masuk ICU pasien
minum susu dari rumah sakit melalui NGT
Data Obyektif :
a. Klien mengalami penurunan kesadaran
b. Tingkat kesadaran : Sopor
c. Membran mukosa kering
d. Konjungtiva pucat
e. Terpasang NGT dengan residu berwarna kuning
Bising usus 8 x/menit
g. Klien mengalami kelemahan otot
h. LLA : 35 cm
Interprestasi LILA 122 (Obesitas)
Edema pada Ekstermitas atas dan ekstermitas
bawah
Turgor kulit buruk
k. WBC 7,36
RBC 4,47
m. HGB 12,0
n. HCT 7,0
o. PLT 356
Penyakit kronis
(Stroke)
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
DS=-
Data Obyektif
a. Klien mengalami edema pada ekstermitas atas
dan bawah
b. TD : 201/133 mmHg
c. HR : 64 x/menit
d. Turgor kulit : Buruk
e. Balance cairan 24 jam tanggal 31 mei
Balance cairan = Intake cairan – Output Cairam
1200 cc – 1650 cc
= + 450 cc
Gangguan mekanisme
regulasi
Kelebihan volume
cairan
L. Diagnosa keperawatan
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral b/dgangguan aliran arteri atau vena
2. Kelebihan Volume cairan b.d Gangguan mekanisme regulasi
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d penyakit kronis (Stroke)
4. Defisit perawatan diri total b/d kelemahan
5. Hambatan mobilitas fisik b/d kaku sendi atau kontraktur
M. Nursing Care Plan
No Diagnosa
KeperawatanNOC NIC
1 Ketidakefektifanperfusi
jaringan cerebral
berhubungan dengan
gangguan aliran arteri
atau vena
NOC :
Circulation status
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan ketidakefektifan perfusi
jaringan cerebral teratasi dengan
kriteria hasil:
Tekanan systole dan diastole dalam
rentang normal
TD : Sistole : 120-140 mmHg
Diastole : 70 – 90 mmHg
NIC :
Monitor TTV
Monitor GCS, ukuran pupil,
ketajaman, kesimetrisan dan reaksi
Monitor adanya diplopia, pandangan
kabur, nyeri kepala
Monitor level kebingungan dan
orientasi
Monitor tonus otot pergerakan
Pertahankan pemberian O2
Catat perubahan pasien dalam
HR : 60 – 100 x /menit
RR : 15-22 x/menit
S : 36 – 37,5ºC
Pupil seimbang dan reaktif. Diameter
kanan/kiri
2/2, reaksi +/+
Bebas dari aktivitas kejang
Tingkat kesadaran samnolen
merespon stimulus
Monitor status cairan
Kolaborasi pemberian obat
neuroprotektif
2 Kelebihan Volume
cairan b.d gangguan
mekanisme regulasi
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama 3x 24 jam maka
volume cairan seimbang dengan
indikator:
volume cairan stabil dengan
keseimbangan masukan
danpengeluaran
bunyi nafas bersih/jelas
tanda vital dalam rentang yang dapat
diterima, berat badan stabil
tidak ada edema
a. Pantau pengeluaran urine, catat jumlah dan warna saat dimana diuresis terjadi.Rasional: Pengeluaran urine mungkin sedikit dan pekat karena penurunan perfusi ginjal. Posisi terlentang membantu diuresis sehingga pengeluaran urine dapat ditingkatkan selama tirah baring.
b. Pantau/hitung keseimbangan pemasukan dan pengeluaran selama 24 jamRasional: Terapi diuretic dapat disebabkan oleh kehilangan cairan tibatiba/berlebihan (hipovolemia) meskipun edema/asites masih ada.
c. Pertahakan duduk atau tirah baring dengan posisi semifowler selama fase akut.Rasional: Posisi tersebut meningkatkan filtrasi ginjal dan menurunkan produksi ADH sehingga meningkatkan diuresis.
d. Pantau TD dan CVP (bila ada)Rasional: Hipertensi dan peningkatan CVP menunjukkan kelebihan cairan dan dapat menunjukkan terjadinya peningkatan kongesti paru, gagal jantung.
e. Kaji bisisng usus. Catat keluhan anoreksia, mual, distensi abdomen dan konstipasi.Rasional: Kongesti visceral (terjadi pada GJK lanjut) dapat mengganggu fungsi gaster/intestinal.
Pemberian obat sesuai indikasi (kolaborasi)
g. Konsul dengan ahli diet.Rasional: perlu memberikan diet yang dapat diterima klien yang memenuhi kebutuhan kalori dalam pembatasan natrium.
3 Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
berhubungan dengan
kesulitan menelan dan
mengunyah
NOC:
Nutritional status: Adequacy of
nutrient
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x 24 jam,
diharapkan nutrisi kurang teratasi
dengan kriteria hasil :
a. Memiliki nilai laboratorium dalam
batas normal
b. Mempertahankan massa tubuh dan
berat badan dalam batas normal 60-
64 kg
c. Mentoleransi diet yang dianjurkan
d. Tidak ada muntah
a. Kaji adanya alergi makanan
b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan
nutrisi yang dibutuhkan pasien
c. Monitor adanya penurunan BB dan
gula darah
d. Monitor turgor kulit
e. Monitor kekeringan, rambut kusam,
total protein, Hb dan kadar Ht
Monitor mual dan muntah
g. Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva
h. Monitor intake nutrisi
Atur posisi semi fowler atau fowler
tinggi selama makan
Pertahankan terapi IV line
4 Defisit perawatn diri
total berhubungan
dengan intoleransi
aktivitas
Self care : Activity of Daily Living
(ADLs)
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 x 24 jam
diharapkan defisit perawatan diri
teratas dengan kriteria hasil:
Klien terbebas dari bau badan
Self Care assistane : ADLs
Monitor kemampuan klien untuk
perawatan diri yang mandiri.
Monitor kebutuhan klien untuk alat-
alat bantu untuk kebersihan diri,
berpakaian, berhias, toileting dan
makan.
Dapat melakukan ADLS dengan
bantuan
Sediakan bantuan sampai klien
mampu secara utuh untuk
melakukan self-care.
5 Hambatan mobilitas
fisik berhubungan
dengan kaku sendi atau
kontraktur
NOC :
Mobilisasi
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan klien mobilisasi di tempat
tidurdengan Kriteria Hasil :
Berpartisipasi dalam aktivitas fisik
tanpa disertai peningkatan tekanan
darah, nadi dan RR
Keseimbangan aktivitas dan istirahat
NIC :
a. Monitor nutrisi dan sumber energi
yang adekuat
b. Monitor respon
kardiovaskuler terhadap aktivitas
(takikardi, disritmia, sesak nafas,
diaporesis, pucat, perubahan
hemodinamik)
c. Monitor pola tidur dan lamanya
tidur/istirahat pasien
d. Pantau respon oksigen pasien terhadap aktivitas keperawatan
e. Bantu pasien untuk mengubah posisi secara berkala
Pertahankan pemberian oksigen
N. Implementasi dan Evaluasi
Implementasi Hari Pertama Tanggal 30 Mei 2013
No Diagnosa Keperawatan Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan
1. Ketidakefektifan perfusi
jaringan cerebral
1. Memonitor TTV ( Perjam, 11.00 – 14.00) S = -
berhubungan dengan
gangguan aliran arteri atau
vena
2. Memonitor SPO2, ukuran pupil, , kesimetrisan
dan reaksi. ( jam 13.45)
3. Mencatat perubahan pasien dalam merespon
stimulus. (jam 13.45)
4. Memonitor status cairan (jam 13.00).
5. Memantau tingkat kesadaran pasien. ( 13.45).
6. Kolaborasi dalam pemberian
Oksigenasi ( Nassa Kanul, 3 Lpm).
Farmakologi : Brainact 500mg,Farbion drip
1ampul 3 ml, Ranitidine 50 mg
dan Methylprednisolone 125mg.
O =
Vital Sign tiap jam terlampir
perkembangan RM12 ( jam 11.00-21.00
Pupil isokor ukuran 2 : 2 reaksi +/+ ( jam 13.45)
Input IVFD Futrolit 100 ml ( jam 13.30
Output Urine = 100 ml ( jam 13.30)
O2 3 liter/menit ( jam 12.00)
Kesadaran Sopor GCS E2, V2, M2 ( jam 13.45)
Therapy farmakologi telah dilaksanakan sesuai advice
dokter. ( jam 18.00)
A =
Masalah belum teratasi
P =
Lanjutkan intervensi
1. Pantau vital sign
2. Monitoring SPO2 , ukuran pupil, kesimetrisan, dan
reaksi.
3. Monitor status cairan
4. Pantau perubahan tingkat kesadaran pasien.
2 Kelebihan volume cairan
tubuh b.d gangguan
mekanisme regulasi
1. Monitor balance cairan ( 13.00)
2. Monitor TTV (Perjam ( 07.00-14.00)
S=-
O=
Input futrolit 100 ml
Urin 100ml ( jam 11.00)
TTV terlampir
A= Masalah teratasi sebagian
P= Lanjutkan intervensi
3. Ketidakefektifan perfusi 1. Memonitor TTV ( perjam, 14.00 – 21.00). S = -
jaringan cerebral
berhubungan dengan
gangguan aliran arteri atau
vena
2. Memonitor SPO2, ukuran pupil, , kesimetrisan
dan reaksi. ( perjam, 14.00 – 21.00).
3. Mencatat perubahan pasien dalam merespon
stimulus. (jam 20.00)
4. Memonitor status cairan (jam 20.00)
5. Memantau tingkat kesadaran pasien.( perjam,
14.00 – 21.00).
O =
Vital Sign tiap jam terlampir
perkembangan RM12
Pupil isokor ukuran 2 : 2 reaksi +/+
Input Asering dan diit 650 ml (16.00)
Output Urine = 300 ml ( jam 20.30)
O2 3 liter/menit
A =
Masalah belum teratasi
P =
Lanjutkan intervensi :
1. Pantau vital sign
2. Monitoring SPO2 , ukuran pupil, kesimetrisan, dan
reaksi.
3. Monitor status cairan
4. Pantau perubahan tingkat kesadaran pasien.
4 Kelebihan volume cairan
tubuh b.d gangguan
mekanisme regulasi
Monitor balance cairan ( 20.00)
Monitor TTV (Perjam (14.00-21.00)
S=-
O=
Input futrolit dan diit 200 ml ( jam 20.30
Urin 100 ml ( jam 20.45)
Balance cairan + 100
TTV terlampir
A= Masalah teratasi sebagian
P= Lanjutkan intervensi
5 Hambatan Mobilitas
Fisikberhubungan dengan
kaku sendi atau kontraktur
1. Memonitor respon kardiovaskuler terhadap
aktivitas (takikardi, disritmia, sesak nafas,
diaporesis, pucat, perubahan hemodinamik).
(perjam, 14.00-21.00).
S= -
O =
2. Memantau perkembangan motorik pasien.
(15.00)
3. Memantau respon oksigen pasien terhadap aktivitas keperawatan.(perjam, 14.00-21.00)
4. Mempertahankan pemberian oksigen.(perjam, 14.00-21.00)
Tidak ada Tachikardia dan sesak nafas.
O2 nassa kanul 3 liter/menit.
A = Masalah teratasi sebagian
P = Lanjutkan Intervensi
1. Monitor respon kardiovaskuler terhadap aktifitas.
2. Pantau perkembangan motorik pasien.
3. Pantau respon oksigen pasien terhadap aktifitas
keperwatan.
4. Pertahankan pemberian oksigen.
6 Defisit perawatn diri total
berhubungan dengan
intoleransi aktivitas
Memonitor kemampuan klien untuk perawatan
diri yang mandiri. ( Jam 14.50)
Memonitor dan membantu kebutuhan klien untuk
alat-alat bantu untuk kebersihan diri,
berpakaian, berhias, toileting dan makan.
(15.00)
Membantu sampai klien mampu secara utuh
untuk melakukan self-care.(15.00)
S = -
O =
Pasien mengalami penurunan kesadaran
Pasien tampak bersih dan wangi setelah dilakukan
personal hygiene. ( jam 15.30)
Pasien tampak belum bisa melakukan self care secara
mandiri ( jam 16.00)
A =
Masalah teratasi sebagian
P =
Lanjutkan Intervensi.
1. Bantu pasien dalam melakukan self care.
7 Ketidakefektifan perfusi
jaringan cerebral
berhubungan dengan
gangguan aliran arteri atau
vena
1. Memonitor TTV ( perjam, 21.00 – 07.00).
2. Memonitor SPO2, ukuran pupil, , kesimetrisan
dan reaksi, dan tingkat kesadaran pasien( jam
07.00)
3. Mencatat perubahan pasien dalam merespon
stimulus. (05.00)
4. Memonitor status cairan (06.00)
S = -
O =
Vital sign perjam terlampir
perkembangan RM12
Pupil isokor ukuran 2 : 2 reaksi +/+
Input IVFD Futrolit dan diit 1200 ml ( jam
5. Memantau tingkat kesadaran pasien. (07.00) Output Urine = 1650 ml ( jam 06.30)
Cairan Balance 24 jam -450 ml ( jam
O2 3 liter/menit
Kesadaran Sopor GCS E2, V2, M2 ( jam
A =
Masalah teratasi sebagian
P =
Lanjutkan intervensi
1. Pantau vital sign
2. Monitoring SPO2 , ukuran pupil, kesimetrisan, dan
reaksi.
3. Monitor status cairan.
4. Pantau perubahan tingkat kesadaran pasien.
8 Hambatan Mobilitas
Fisikberhubungan dengan
kontraktur.
a. Memonitor respon kardiovaskuler terhadap
aktivitas (takikardi, disritmia, sesak nafas,
diaporesis, pucat, perubahan hemodinamik).
(05.00)
b. Memantau respon oksigen pasien terhadap aktivitas keperawatan (05.00)
c. Mempertahankan pemberian oksigen. (perjam 21.0 – 07.00)
d. Memantau kemampuasn pasien mobilisasi di tempat tidur. (05.00 – 07.00).
S= -
O =
Vital sign perjam terlampir
perkembangan RM12
Tidak ada Tachikardia dan sesak nafas.
O2 nassa kanul 3 liter/menit.
Pasien tampak bedrest ditempat tidur, hanya bisa
menggerakkan anggota tubuh sebelah
kiri. ( jam 07.30)
A =
Masalah teratasi sebagian
P =
Lanjutkan Intervensi.
1. Pantau respon kardiovaskuler.
2. Pantau respon oksigen tehadap aktifitas keperawatan.
3. Pantau kemampuan mobilisasi pasien
9 Defisit perawatan diri total
berhubungan dengan
intoleransi aktivitas
a. Memonitor kemampuan klien untuk perawatan
diri yang mandiri.
b. Memonitor dan membantu kebutuhan klien
untuk alat-alat bantu untuk kebersihan diri,
berpakaian, berhias, toileting dan
makan. ( jam 04.30)
c. Membantu sampai klien mampu secara utuh
untuk melakukan self-care. ( jam04.50)
S = -
O =
Pasien mengalami penurunan kesadaran. Dengan
tingkat kesadaran somnolent ( jam 04.00
Pasien tampak bersih dan wangi setelah dilakukan
personal hygiene ( jam 04.45)
Pasien tampak belum bisa melakukan self care secara
mandiri ( jam 05.0)
A =
Masalah teratasi sebagian
P =
Lanjutkan Intervensi
Implementasi hari Kedua tanggal 31 Mei 2013
No Diagnosa Keperawatan Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan
1. Ketidakefektifan perfusi
jaringan cerebral
berhubungan dengan
gangguan aliran arteri atau
vena
1. Memonitor TTV ( perjam, 08.00 – 07.00).
2. Memonitor SPO2, ukuran pupil, , kesimetrisan
dan reaksi, ( jam 13.40)
3. Mencatat perubahan pasien dalam merespon
stimulus. (13.40)
4. Memonitor status cairan (13..00)
5. Memantau tingkat kesadaran pasien. (07.00)
S = -
O =
Vital Sign perjam terlampir
perkembangan RM12
Pupil isokor ukuran 2 : 2 reaksi +/+
Input IVFD Futrolit 550 ml ( jam 13.45)
Output Urine = 150 ml ( jam 13.45)
Balance + 400 ( jam 13.45)
O2 3 liter/menit
Kesadaran Somnolen GCS E3, V2, M2
A =
Masalah belum teratasi
P =
Lanjutkan intervensi
1. Pantau vital sign
2. Monitoring SPO2 , ukuran pupil, kesimetrisan, dan
reaksi.
3. Monitor status cairan.
4. Pantau perubahan tingkat kesadaran pasien.
2 Kelebihan volume cairan
tubuh b.d gangguan
mekanisme regulasi
3. Monitor balance cairan ( 13.00)
4. Monitor TTV (Perjam ( 07.00-14.00)
S=-
O=
Input futrolit 200 ml ( jam 13.45)
Urin 150 ml ( jam 13.45)
TTV terlampir
A= Masalah teratasi sebagian
P= Lanjutkan intervensi
3 Defisit perawatn diri total
berhubungan dengan
intoleransi aktivitas
a. Melakukan oral hygiene (07.45) S = -
O =
Pasien tampak bersih pada baian mulut setelah
dilakukan oral; hygiene ( jam08.00)
Pasien tampak belum bisa melakukan self care secara
mandiri ( jam 09.00)
A =
Masalah teratasi sebagian
P =
Lanjutkan Intervensi.
1. Bantu pasien dalam pemenuhan ADL dan self care
4.. Ketidakefektifan perfusi
jaringan cerebral
1. Memonitor TTV ( perjam, 14.00 – 21.00). S = -
berhubungan dengan
gangguan aliran arteri atau
vena
2. Memonitor SPO2, ukuran pupil, , kesimetrisan
dan reaksi, dan tingkat kesadaran pasien( jam
20.00)
3. Mencatat perubahan pasien dalam merespon
stimulus. (20.45)
4. Memonitor status cairan (20.00)
5. Memantau tingkat kesadaran pasien. (20.45)
O =
Vital sign perjam terlampir
perkembangan RM12
Pupil isokor ukuran 2 : 2 reaksi +/+ ( jam
Kekuatan otot eks. Atas ki/ ka = 1/1 ( jam
Kekuatan otot eks. Bawah ki/ka = 1/1
Input Futrolit + diit diabetasol = 800 ml
Output 350 ( jam 20.30)
Balance + 450 ml ( jam 20.50)
O2 3 liter/menit
A =
Masalah teratasi sebagian
P =
Lanjutkan intervensi.
1. Pantau vital sign
2. Monitoring SPO2 , ukuran pupil, kesimetrisan, dan
reaksi.
3. Monitor status cairan.
4. Pantau perubahan tingkat kesadaran pasien.
5 Kelebihan volume cairan
tubuh b.d gangguan
mekanisme regulasi
Monitor balance cairan ( 20.00)
Monitor TTV (Perjam (14.00-21.00)
S=-
O=
Input futrolit 400 ml
Urin 600 ml ( jam 20.50)
Balance cairan -200 ( jam 20.50)
TTV terlampir
A= Masalah teratasi sebagian
P= Lanjutkan intervensi
6. Hambatan mobilisasi
berhubungan dengan
kontraktur.
a. Memonitor respon kardiovaskuler terhadap
aktivitas (takikardi, disritmia, sesak nafas,
diaporesis, pucat, perubahan hemodinamik)
(15.20)
S= -
O =
Vital Sign perjam terlampir
b. Memantau respon oksigen pasien terhadap aktivitas keperawatan. (15.20).
c. Mempertahankan pemberian oksigen (setiap jam)
perkembangan RM12
Tidak ada Tachikardia dan sesak nafas,
O2 nassa kanul 3 liter/menit ( jam 15.50
A =
Masalah teratasi sebagian
P =
Lanjutkan Intervensi
1. Pantau respon kardiovaskuler.
2. Pantau respon oksigen tehadap aktifitas keperawatan.
3. Pantau kemampuan mobilisasi pasien
7. Defisit perawatan diri total
berhubungan dengan
intoleransi aktivitas
a. Memonitor kemampuan klien untuk perawatan
diri yang mandiri.(jam 14.40)
b. Memonitor dan membantu kebutuhan klien
untuk alat-alat bantu untuk kebersihan diri,
berpakaian, berhias, toileting dan makan.
( 15.00)
c. Membantu sampai klien mampu secara utuh
untuk melakukan self-care.( 15.00)
S = -
O =
Pasien mengalami penurunan kesadaran. Pasien
tampak bersih dan wangi setelah dilakukan personal
hygiene ( jam 15.50)
Pasien tampak belum bisa melakukan self care secara
mandiri ( jam 15.50)
A =
Masalah teratasi sebagian
P =
Lanjutkan Intervensi.
1. Bantu pasien dalam pemenuhan ADL dan self care.
8. Ketidakefektifan perfusi
jaringan cerebral
berhubungan dengan
gangguan aliran arteri atau
vena
1. Memonitor TTV ( perjam, 21.00 – 07.00).
2. Memonitor SPO2, ukuran pupil, , kesimetrisan
dan reaksi, dan tingkat kesadaran pasien( jam
05.10)
3. Mencatat perubahan pasien dalam merespon
stimulus. (05.45)
S = -
O =
Vital Sign perjam terlampir
perkembangan RM12
Suhu badan 36,90C ( jam 05.50)
4. Memonitor status cairan (06.00)
5. Memantau tingkat kesadaran pasien. (05.45)
Pupil isokor ukuran 2 : 2 reaksi +/+
Input Futrolit + Diit deabetasol 1750 ml
Output Urine = 950 ml ( jam 06.50)
Cairan Balance 24 jam + 800 ml ( jam
O2 3 liter/menit
Kesadaran Somnolen GCS E3, V2, M2
A =
Masalah belum teratasi
P =
Lanjutkan intervensi
1. Pantau vital sign
2. Monitoring SPO2 , ukuran pupil, kesimetrisan, dan
reaksi.
3. Kaji kekuatan otot
4. Monitor status cairan.
5. Pantau perubahan tingkat kesadaran pasien.
9. Hambatan moibilitas fisik
berhubungan dengan kaku
sendi atau kontraktur.
Memonitor respon kardiovaskuler terhadap
aktivitas (takikardi, disritmia, sesak nafas,
diaporesis, pucat, perubahan
hemodinamik) ( jam 16.50)
Memantau respon oksigen pasien terhadap
aktivitas keperawatan ( jam18.50)
Mempertahankan pemberian
oksigen ( jam 18.50)
S= -
O =
Vital Sign Perjam terlampir
perkembangan RM12
Tidak ada Tachikardia dan sesak nafas.
O2 nassa kanul 3 liter/menit. ( jam 20.50
A =
Masalah teratasi sebagian
P =
Lanjutkan Intervensi
1. Pantau respon kardiovaskuler.
2. Pantau respon oksigen tehadap aktifitas keperawatan.
3. Pantau kemampuan mobilisasi pasien.
4. Ajarkan latihan ROM pasif.
10. Defisit perawatn diri total
berhubungan dengan
intoleransi aktivitas
a. Memonitor kemampuan klien untuk perawatan
diri yang mandiri. (05.00)
b. Memonitor dan membantu kebutuhan klien
untuk alat-alat bantu untuk kebersihan diri,
berpakaian, berhias, toileting dan makan.(05.05)
c. Membantu sampai klien mampu secara utuh
untuk melakukan self-care.(05.00)
S = -
O =
Pasien tampak bersih dan wangi setelah dilakukan
personal hygiene. ( jam 06.00)
Pasien tampak belum bisa melakukan self care secara
mandiri. ( jam 06.510)
A =
Masalah teratasi sebagian
P =
Lanjutkan Intervensi
1. Bantu pasien dalam ADL dan self care.
11. Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan
penyakit kronis (stroke).
1. Memonitor turgor kulit
2. Memonitor mual dan muntah
3. Memonitor pucat, kemerahan, dan kekeringan
jaringan konjungtiva
4. Memonitor intake nutrisi
5. Mengatur posisi semi fowler atau fowler tinggi
selama makan
6. Mempertahankan terapi IV line
S = -
O =
Turgor kulit buruk ( jam 20.50)
Pasien terpasang NGT ( jam 20.50)
Pemberian Makan melalui NGT
Diit diabetasol 250 gram
Muntah tidak ada. ( jam 20.50)
A =
Masalah Teratasi
P =
Intervensi dilanjutkan
1. Memonitor intake nutrisi
2. Mengatur posisi semi fowler atau fowler tinggi selama
makan
3. Mempertahankan terapi IV line
Implementasi Hari Ke Tiga Tanggal 1 Juni 2013
No Diagnosa Keperawatan Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan
1. Ketidakefektifan perfusi
jaringan cerebral
berhubungan dengan
gangguan aliran arteri atau
vena
a. Memonitor TTV(perjam 08.00 –
14.00)
b. Memonitor SPO2, ukuran pupil, ,
kesimetrisan dan reaksi (13.45)
c. Memonitor tonus otot pergerakan.
(10.20)
d. Catat perubahan pasien dalam
merespon stimulus(13.45).
e. Memonitor status cairan(13.00)
f. Mengkaji adanya perubahan tingkat
kesadaran(13.45).
S = Klien mengatakan badannya terasa lemas.
O =
TD 168/88 mmHg dan MAP 113
HR 94 x/menit
RR 27 x/menit
SPO2 98%
Pupil isokor ukuran 2 : 2 reaksi +/+
Kekuatan otot eks. Atas ki/ ka = 1/1
Kekuatan otot eks. Bawah ki/ka = 1/1
Input IVFD Futrolit 450 ml, (13.30)
Output Urine = 250 ml (13.30)
Balance + 200 ml (13.40)
O2 3 liter/menit
Kesadaran spoor GCS E3, V2, M2(15.30)
A =
Masalah teratasi sebagian
P =
Lanjutkan intervensi
1. Pantau vital sign
2. Monitoring SPO2 , ukuran pupil, kesimetrisan,
dan reaksi.
3. Kaji kekuatan otot
4. Monitor status cairan.
5. Pantau perubahan tingkat kesadaran pasien.
2 Kelebihan volume cairan
tubuh b.d gangguan
mekanisme regulasi
Monitor balance cairan ( 13.00)
Monitor TTV (Perjam ( 07.00-
14.00)
S=-
O=
Input futrolit + diit deabetasol 450 ml
Urin 250 ml
TTV terlampir
A= Masalah teratasi sebagian
P= Lanjutkan intervensi
3 Defisit perawatn diri total
berhubungan dengan
intoleransi aktivitas
a. Melakukan oral hygiene S = -
O =
Pasien tampak bersih pada baian mulut setelah
dilakukan oral hygiene(08.00)
Pasien belum bisa melakukan self care secara
mandiri. (08.00)
A =
Masalah teratasi sebagian
P =
Lanjutkan Intervensi
1. Bantu Pasien dalam ADL dan self care.
4. Hambatan Mobilitas fisik
berhubungan dengan kaku
sendi atau kontraktur.
a. Memonitor nutrisi dan sumber
energi yang adekuat(07.00)
b. Melatih mobilisasi di tempat
tidur. (07.00)
c. Memonitor respon
kardiovaskuler terhadap aktivitas
(takikardi, disritmia, sesak nafas,
diaporesis, pucat, perubahan
hemodinamik)
d. Memantau respon oksigen pasien terhadap aktivitas keperawatan (07.00)
S= -
O =
Vital sign perjam terlampir.
Pasien tampak lemas. (09.00)
Latihan miring kanan miring kiri/ 2jam.
Kekuatan otot eks. Atas ki/ ka = 1/1
Kekuatan otot eks. Bawah ki/ka = 1/1
O2 nassa kanul 3 liter/menit.
e. Mempertahankan pemberian oksigen (07.00)
A =
Masalah teratasi sebagian
P =
Lanjutkan Intervensi
1. Pantau respon kardiovaskuler.
2. Pantau respon oksigen tehadap aktifitas
keperawatan.
3. Pantau kemampuan mobilisasi pasien.
4. Ajarkan latihan ROM pasif.
5. Mobilisasi tempat tidur mika/miki per 2 jam
5. Ketidakefektifan perfusi
jaringan cerebral
berhubungan dengan
gangguan aliran arteri atau
vena
a. Memonitor TTV
b. Memonitor SPO2, ukuran pupil, ,
kesimetrisan dan reaksi (13.00)
c. Memonitor tonus otot
pergerakan (13.00)
d. Catat perubahan pasien dalam
merespon stimulus.
e. Monitor status cairan(13.00)
S : -
O =
Vital sign terlampir
Pupil isokor ukuran 2 : 2 reaksi +/+
Kekuatan otot eks. Atas ki/ ka = 1/1
Kekuatan otot eks. Bawah ki/ka = 1/1
Input IVFD Futrolit 450 ml
Output Urine = 250 ml (14.00)
Balance + 200 ml (14.00)
O2 3 liter/menit
A =
Masalah teratasi sebagian
P =
Lanjutkan intervensi
1. Pantau vital sign
2. Monitoring SPO2 , ukuran pupil, kesimetrisan,
dan reaksi.
3. Kaji kekuatan otot
4. Monitor status cairan.
5. Pantau perubahan tingkat kesadaran pasien.
6 Kelebihan volume cairan Monitor balance cairan ( 20.00) S=-
tubuh b.d gangguan
mekanisme regulasi Monitor TTV (Perjam (14.00-
21.00)
O=
Input futrolit 700 ml (20.30)
Urin 200 ml (20.30)
Balance cairan +500 (20.30)
TTV terlampir
A= Masalah teratasi sebagian
P= Lanjutkan intervensi
7 Hambatan mobilitas fisik
berhubungan dengan kaku
sendi atau kontraktur.
a. Melatih mobilisasi ditempat tidur
dan ROM pasif. (16.00)
b. Memonitor respon
kardiovaskuler terhadap aktivitas
(takikardi, disritmia, sesak nafas,
diaporesis, pucat, perubahan
hemodinamik)(16.00)
c. Memantau respon oksigen pasien terhadap aktivitas keperawatan (15.00)
d. Mempertahankan pemberian oksigen (15.30)
S= -
O =
Vital sign terlampir
Latihan ROM Pasif (16.30)
Tidak ada Tachikardia dan sesak nafas,(16.30)
O2 nassa kanul 3 liter/menit.
A =
Masalah teratasi sebagian
P =
Lanjutkan Intervensi
1. Latihan ROM Pasif
2. Mobilisasi/ 4 jam
3. Pertahankan pemberian Oksigen
8. Defisit perawatan diri total
berhubungan dengan
intoleransi aktivitas
a. Memonitor kemampuan klien
untuk perawatan diri yang mandiri.
b. Memonitor dan membantu
kebutuhan klien untuk alat-alat
bantu untuk kebersihan diri,
berpakaian, berhias, toileting dan
makan. (15.30)
c. Membantu sampai klien mampu
secara utuh untuk melakukan self-
S = -
O =
Pasien tampak bersih dan wangi setelah
dilakukan personal hygiene.(16.30)
Pasien belum bisa melakukan self care secara
mandiri. (16.30)
care. (15.30) A =
Masalah teratasi sebagian
P =
Lanjutkan Intervensi
1. Bantu pasien dalam pemenuhan ADL dan Self
Care
9. Ketidakefektifan perfusi
jaringan cerebral
berhubungan dengan
gangguan aliran arteri atau
vena
a. Memonitor TTV
b. Memonitor SPO2, ukuran pupil, ,
kesimetrisan dan reaksi (05.30)
c. Memonitor tonus otot
pergerakan (05.30)
d. Catat perubahan pasien dalam
merespon stimulus.
e. Monitor status cairan(05.30)
S = -
O =
Vital Sign terlampir.
Pupil isokor ukuran 2 : 2 reaksi +/+
Kekuatan otot eks. Atas ki/ ka = 1/1
Kekuatan otot eks. Bawah ki/ka = 1/1
Input INFD Futrolit + diit deabetasol 2150
(06.30)
Output Urine = 1150 ml (06.30)
Cairan Balance + 1000 ml. (06.30)
O2 3 liter/menit
Kesadaran Compos Mentis GCS E3, V2, M2
A =
Masalah teratasi sebagian.
P =
Lanjutkan intervensi
1. Pantau vital sign
2. Monitoring SPO2 , ukuran pupil, kesimetrisan,
dan reaksi.
3. Kaji kekuatan otot
4. Monitor status cairan.
5. Pantau perubahan tingkat kesadaran pasien.
10 Intoleransi aktifitas a. Memonitor nutrisi dan sumber S= -
berhubungan dengan
ketidakseimbangan antara
suplay oksigen dengan
kebutuhan
energi yang adekuat.
b. Melatih mobilisasi ditempat tidur
dan ROM pasif.(07.30)
c. Memonitor respon
kardiovaskuler terhadap aktivitas
(takikardi, disritmia, sesak nafas,
diaporesis, pucat, perubahan
hemodinamik)(06.30)
d. Memantau respon oksigen pasien terhadap aktivitas keperawatan (06.40)
e. Mempertahankan pemberian oksigen (06.30)
O =
Vital Sign Terlampir
Latihan ROM Pasif
Tidak ada Tachikardia dan sesak nafas,\ (09.30)
O2 nassa kanul 3 liter/menit. (08.30)
A =
Masalah teratasi sebagian
P =
Lanjutkan Intervensi
1. Latihan ROM Pasif
2. Mobilisasi ditempat tidur
3. Kolaborasi dalam penurunan suplay oksigen 2
liter/menit.
11. Defisit perawatn diri total
berhubungan dengan
intoleransi aktivitas
a. Memonitor kemampuan klien
untuk perawatan diri yang
mandiri. (05.20)
b. Memonitor dan membantu
kebutuhan klien untuk alat-alat
bantu untuk kebersihan diri,
berpakaian, berhias, toileting dan
makan. (05.00)
c. Membantu sampai klien mampu
secara utuh untuk melakukan self-
care. (07.30)
S = -
O =
pasien menunjukkan peningkatan kesadaran
penuh.Pasien tampak bersih dan wangi setelah
dilakukan personal hygiene. (08.30)
Pasien tampak belum bisa melakukan self care
secara mandiri. (08.30)
A =
Masalah teratasi sebagian
P =
Lanjutkan Intervensi
1. Bantu pasien dalam ADL dan Self care