Upload
shofia-moeh
View
762
Download
68
Embed Size (px)
DESCRIPTION
laporan
Citation preview
Identitas Pasien
No. RM : 029557
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 24 tahun
Alamat : Kota Baru, Yogyakarta
Pemeriksaan Subjektif :
Pasien datang atas motivasi operator dengan keluhan gigi geraham kedua kanan
rahang bawah berlubang, pasien sebelumnya mengeluhkan giginya ngilu terutama jika
minum air dingin, dengan edukasi dari operator pasien akan dilakukan pulpa capping
dan penambalan pada gigi tersebut agar lubang tidak meluas dan lebar di kemudian
harinya.
Pemeriksaan Objektif :
Terdapat kavitas kedalaman dentin pada permukaan oklusal gigi 47
-sondasi : -
-Perkusi : -
-Palpasi : -
-CE : + (Ngilu)
Diagnosis : Gigi vital disertai karies media
Treatment : Onlay Indirect
Gambar. 1 Gambar. 2
Gambar 1. Rontgen foto pada saat sebelum dilakukan preparasi
Gambar 2. Gigi pada saat setelah dilakukan preparasi.
1
1. Inlay
Tumpatan yang dibentuk di luar mulut dengan cara membuat model malam
terlebih dahulu, kemudian restorasi dibuat dari logam maupun bukan logam dan
disemenkan pada kavitas yang telah dipreparasi.
Indikasi Inlay :
a. Karies luas tidak mungkin direstorasi amalgam, kavitas kurang dari 1/3-1/2 antar
tonjol gigi
b. Resistensi tonjol gigi yang masih kuat
c. Prosedur restorasi tidak merubah oklusi
d. Bukan merupakan abutment fixed/removable partial denture
2. Onlay
Restorasi tumpatan tuang yang terdiri dari sebagian intra koronal dan sebagian
ekstra koronal dengan tujuan untuk melindungi tonjol gigi.
Indikasi Onlay :
a. Lebar kavitas lebih dari 1/3 - ½ jarak antar tonjol gigi dan perlindungan tonjol
diperlukan.
b. Pengganti restorasi amalgam yang rusak
c. Bila restorasi dibutuhkan sebagai penghubung tonjol bukal dan lingual.
d. Restorasi karies interproksimal gigi posterior.
e. Restorasi gigi posterior yang menerima tekanan oklusal yang kuat.
3. Tahap Pembuatan Inlay dan Onlay
a. Preparasi
Preparasi kavitas sesuai bahan restorasi yang akan dilakukan. Untuk inlay dan
onlay emas dan logam menggunakan bevel chamfer, sedangkan inlay atau inlay
porselin dan komposit menggunakan bevel selain chamfer. Bevel yang akan
digunakan pada kasus ini adalah bur tapered ujung bulat sehingga akan
menghasilkan akhiran bevel lurus dengan kemiringan 15 derajad.
b. Pencetakan
Bahan cetak yang akan digunakan adalah elastomer yaitu dibagi menjadi 3
group polysulphides, polyethers, silicons.
2
Ada 3 macam teknik pencetakan yaitu
1) Twin –Mix Technique
Pada teknik ini, bahan cetak yang memiliki viskositas rendah dicampur dan
dimasukkan ke dalam syring, dan diletakkan diskeitar gigi yang akan
dicetak secara akurat. Putty dicampur lalu diletakkan di stock tray lalu
insersikan ke dalam mulut pasien hingga setting.
2) Two-Stage with spacer technique
Teknik ini menggunakan sendok cetak khusus yaitu menggunakan putty.
Cetakan pertama langsung diinsersikan ke dalam mulut pasien atau kadang
menggunakan plastik tipis melapisi putty sebagai pemisah putty dan gigi
yang akan dicetak. Setelah itu cetakan kedua dihasilkan menggunakan
bahan cetak yang viskositasnya lebih rendah.
3) Two-stage without spacer techniquer
Cetakan pertama menggunakan putty, adonan cetakan diletakan
disekeliling gigi dan di sendok cetak sampai setting di dalam mulut pasien
c. Tumpatan sementara
Tidak memakai tumpatan sementara, pada kasus ini adalah gigi pasca pulp
caping dan diberi lining setelah itu rewalling kavitas menggunkan SIK tipe
restoratif untuk menjaga oklusi dengan gigi antagonisnya tetap baik. Untuk
pembuatan direct komposit tidak dilakukan penumpatan sementara.
d. Insersi dan sementasi
Sebelum dilakukan sementasi, dilakukan try in terlebih dahulu. Kemudian
dilakukan insersi atau sementasi dengan semen polikarboksilat atau semen seng
fosfat untuk bahan emas atau logam. Sedangkan SIK tipe 1 untuk porselin dan
semen resin untuk komposit.
4. Keuntungan Metode Indirect
a. Inlay dan onlay dapat dibuat pada die sehingga semua margin diselesaikan
dengan baik sebelum disemenkan pada gigi. Biasanya tidak mungkin untuk
membetulkan bagian margin pada metode direct.
b. Mengurangi ketegangan pasien dan operator.
c. Dapat melihat model malam karena inlay/onlay dibuat di lab. dengan model dan
articulator, mudah mengukir malam.
3
d. Pengepasan dan pemolesan inlay/onlay dikerjakan di lab, sehingga pada pasien
hanya dilakukan pemasangannya.
e. Inlay/onlay indirect lebih mudah dipasang pada kavitas dibandingkan inlay/onlay
direct. Menghilangkan bahaya pada waktu pengepasan inlay/onlay secara direk,
dengan kekuatan pada gigi yang rapuh. Bila inlay hasilnya gagal, pasien tidak
perlu dipanggil kembali karena masih ada die.
5. Kerugian Teknik Indirek
a. Jika mengambil afdruk tidak baik, maka baru diketahui setelah inlay selesai dan
dicobakan pada pasien.
b. Proses pembuatan lebih lama.
6. Macam-macam Bevel dan Kegunaan
Kegunaan bevel : Untuk kekuatan tepi, melindungi prisma email dan mendapatkan
hubungan tepi yang baik.
Macam bevel :
a. Slight bevel : pengurangan sedikit pada email biasanya untuk restorasi resin
komposit.
b. Short bevel : pengurangan pada email dengan sudut 45˚ untuk restorasi
onlay.
c. Long bevel : pengurangan sampai dentoenamel junction sudut kurang dari
45˚ untuk inlay logam.
d. Full bevel : pengurangan sampai dentin pada dasar kavitas untuk inlay
akrilik dan porselin.
7. Bahan Restorasi
a. Amalgam
Merupakan campuran beberapa logam dengan merkuri. Biasanya disebut
tambalan perak karena warnanya menyerupai perak. Umumnya digunakan pada
gigi belakang. Amalgam berbahaya untuk kesehatan, ini karena kandungan
merkuri pada tambalan yang sifatnya terikat dengan logam meskipun dalam
jumlah yang sangat kecil. Paling murah diantara bahan tumpat yang lain.
Membutuhkan banyak pengambilan jaringan gigi yang sehat sehingga cenderung
melemahkan struktur gigi yang tersisa. Dapat ditambal pada keadaan lembab,
4
sehingga cocok digunakan pada anak-anak dan pasien dengan kebutuhan khusus.
Perbaikan tambalan membutuhkan perlakuan khusus untuk menghindari bahaya
merkuri yang mungkin terlepas pada saat pembongkaran tumpatan.
i. Kelebihan : Kuat, tahan lama dan tahan terhadap tekanan kunyah
ii. Kekurangan : Menyebabkan perubahan warna pada gigi karena
bersifat korosi
b. Resin komposit
Merupakan campuran resin akrilik dengan partikel kaca yang
menghasilkan warna serupa gigi. Proses pengerasan tambalan biasanya diaktivasi
oleh sinar biru. Bahan ini menggunakan sistem adhesive untuk melekat pada gigi.
Sekarang bisa juga digunakan sebagai tumpatan tidak langsung, dalam bentuk
veneer, inlay, dan onlay. Tidak korosi. Paling sulit pengaplikasiannya dibanding
tambalan lain. Kuat, tahan lama dan tahan terhadap tekanan kunyah yang tidak
terlalu besar. Lebih mahal dibanding amalgam. Dapat digunakan untuk gigi
anterior dan posterior. Lebih mudah terjadi kebocoran dan dapat menyebabkan
sensitivitas gigi akibat penambalan dengan prosedur yang tidak tepat.
Membutuhkan lebih sedikit pengambilan jaringan gigi yang sehat dan mudah
diperbaiki
i. Kelebihan : Warna sangat mirip dengan gigi
ii. Kekurangan : lebih mudah pecah dan dapat terjadi abrasi
dibandingkan dengan amalgam
c. Porselen
Digunakan dalam bentuk tambalan veneer, inlay, onlay, crown dan bridge.
Terdiri dari dua macam bahan yaitu all porselen dan metal porselen untuk
menambah kekuatan Tidak mudah abrasi namun dapat menyebabkan abrasi pada
gigi lawan. Cukup mahal. Tidak menyebabkan alergi. Membutuhkan banyak
pengambilan jaringan gigi.
i. Kelebihan : Mirip sekali dengan warna gigi, dengan bentuk
anatomi menyerupai gigi
ii. Kekurangan : Rapuh, getas dan mudah retak
5
d. Campuran Logam Emas
Merupakan campuran emas, tembaga dan logam lainnya. Digunakan
dalam bentuk inlay, onlay, crown dan bridge. Tahan korosi, resiko kebocoran
minimal karena bentuk dapat dengan mudah dimanipulasiDapat menyebabkan
reaksi alergi walaupun jarang.
i. Kelebihan : Kekuatan dan ketahan paling baik dibandingkan
dengan tambalan lain Paling mahal dibandingkan dengan tambalan
lain
ii. Kekurangan : Lebih sedikit pengambilan jaringan gigi dibandingkan
porselen. Tidak sewarna dengan gigi
e. PFM (Porcelain Fused to Metal)
Terdiri dari beberapa lapisan yang difusikan secara kimiawi pada dasar
kerangka metal. Substruktur metal mengandung keramik dan membuatnya tahan
lama terhadap beban dari kekuatan tekanan pengunyahan. Kekuatan tinggi, dapat
digunakan untuk pasien dengan tekanan kunyah yang besar. Dapat sebabkan
reaksi alergi dan korosi. Ketahanan terhadap abrasi atau keausan dan tahan lama.
Tensile strength rendah sehingga menyebabkan kerapuhan, retak dan bunyi
kliking saat berkontak dengan gigi antagonisnya.
i. Kelebihan : Restorasi yang mengutamakan estetik
ii. Kekurangan : Harga relatif mahal
8. Onlay Resin Komposit
a. Indikasi
i. Untuk menggantikan restorasi amalgam yang luas
ii. Karies luas yang sudah melibatkan tonjol gigi
iii. Gigi yang membutuhkan estetik yang baik.
b. Kontra Indikasi
i. Gigi yang membutuhkan kekuatan oklusal yang besar
ii. Daerah operasi yang tidak mudah untuk dikeringkan (dalam kondisi
kering) atau hipersalivasi
iii. Preparasi pada subgingiva yang dalam
c. Keuntungan Onlay Resin Komposit
i. Estetik bagus
ii. Area kontak dengan gigi antagonisnya lebih mudah dikontrol
6
iii. Proses adaptasinya bagus/cepat
iv. Bisa diperbaiki dalam mulut
v. Karena tidak berikatan langsung dengan gigi sehingga mudah dlepas
jika perlu pergantian bahan atau tumpatan.
vi. Dengan penyinaran di luar mulut, resiko pengkerutan akibat
polimerisasi dapat terkomposensasi.
vii. Kekuatan resin komposit lebih besar jika dilakukan dengan perebusan.
9. Alat dan Bahan yang Digunakan
7
Alat :
1) Alat diagnostik
2) Sendok cetak
3) Bur preparasi (bur bulat, fisur, cakram, bur finishing/ pear shape, enhanced)
4) Rubber bowl dan spatula
5) Glassplate dan spatula agate
6) Plastis instrument
7) LC
8) Mikrobrush
Bahan :
1) Cavity cleanser
2) Alginat, gips stone, elastomer, cavit
3) CMS
4) Cavity cleanser
5) Etsa + Bonding Gen. V (XP)
6) Primer+ Rely X
7) RK P60
8) Articulating paper
8
10. Prosedur Kerja Onley Indirect Komposit
a. Pencetakan RA dan RB menggunakan sendok cetak yang telah diisi alginat
b. Tutup kavitas dengan tumpatan sementara (Cavit).
c. Pengisian cetakan, cetakan RA diisi dengan elastomer yang akan di onlay,
cetakan RB diisi dengan gipstone
d. Pembuatan Onlay. Setelah cetakan positif dilepas, aplikasikan separating
medium (CMS) pada regio RA yg akan dionlay, lalu aplikasikan bahan onlay
Resin Komposit layer per layer sambil di sinar 20 detik. Layer terakhir di
bentuk menurut anatomi gigi lalu oklusikan dengan cetakan RB, bersihkan sisa
komposit kemudian disinar. Perhatikan oklusi dengan gigi antagonisnya.
e. Try in. Bongkar tumpatan sementara , bersihkan menggunakan cavity cleanser.
Try in dan cek oklusi menggunakan artikulating paper. Kurangi tumpatan bila
ada traumatik oklusi menggunakan bur finishing. Lakukan hingga tidak ada
traumatik oklusi.
f. Sementasi dengan Rely X.
11. Kesimpulan
Setelah mempertimbangkan indikasi, kontraindikasi, preparasi, bahan dan
sementasi, maka restorasi yang akan digunakan adalah Onlay indirect resin
komposit dan sementasi menggunakan semen resin.
12. Daftar Pustaka
a. Restorasi Rigid Resin Komposit Pada Gigi Posterior, 2006, FKG USU, Skripsi.
b. Kedokteran Gigi Klinis
c. Modul Profesi Penyakit Jaringan Keras Gigi
Yogyakarta, September 2015
Operator Pembimbing
9