39
LaporanKelompok 19 Maret 2013 LAPORAN TUTORIAL MODUL I “SELEKSI PENERIMAAN PEGAWAI” DISUSUN OLEH : KELOMPOK 6 BLOK DASAR BIOETIK, HUMANIORA DAN HAM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

Laporan modul1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan modul1

Laporan Kelompok19 Maret 2013

LAPORAN TUTORIAL

MODUL I

“SELEKSI PENERIMAAN PEGAWAI”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 6

BLOK DASAR BIOETIK, HUMANIORA DAN HAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

UNIVERSITAS ALKHAIRAAT

PALU

Page 2: Laporan modul1

KELOMPOK VI

FATHINA SUCIATI 12 777 056

MUH. ASWANDY 12 777 057

YULI SAFITRI 12 777 058

FARAIHUN BACHMID 12 777 059

RISKA SORAYA 12 777 060

SITTI RAHMADITA 12 777 061

NADILA ALKATIRI 12 777 062

GITA REGINA AGUSSALIM 12 777 063

MUH. ABD RIFAI 12 777 064

MUSDALIFAH HI. PALANRO 12 777 065

TRY AHMILZA DAMAITA 12 777 066

Page 3: Laporan modul1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga laporan

hasil TUTORIAL modul 1 pada Skenario I dari kelompok VI ini dapat terselesaikan dengan

baik. Dan tak lupa kami kirimkan salam dan shalawat kepada nabi junjungan kita yakni Nabi

Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam yang penuh kebodohan ke alam yang

penuh kepintaran.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada setiap pihak yang telah membantu dalam

pembuatan laporan ini dan yang telah membantu selama masa TUTORIAL dan kami juga

mengucapkan permohonan maaf kepada setiap pihak jika telah berbuat salah baik disengaja

maupun tidak disengaja.

Semoga Laporan hasil TUTORIAL ini dapat bermanfaat bagi setiap pihak yang telah

membaca laporan ini dan khusunya bagi tim penyusun sendiri. Diharapkan setelah membaca

laporan ini dapat memperluas pengetahuan pembaca mengenai Dilema Etik.

Palu, Maret 2013

Kelompok VI

Page 4: Laporan modul1

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGENALAN SKENARIO

B. KLARIFIKASI KATA SULIT DAN KATA KUNCI

C. IDENTIFIKASI MASALAH

D. DILEMA ETIK SENTRAL

E. ANALISA MASALAH

KESIMPULAN

Page 5: Laporan modul1

BAB I

PENDAHULUAN

A. PETUNJUK TEKNIS TUTORIAL

Pada modul Dilema Etik, terdapat 2 skenario yang akan dibahas oleh para

mahasiswa dalam waktu 1 minggu. Setiap wacana akan diselesaikan dalam 2 kali

pertemuan setiap minggunya.

Mahasiswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil dan setiap kelompok terdiri

dari 10-15 siswa yang dipandu oleh seorang tutor sebagai fasilitator. Pada diskusi

tutorial dipilih seorang ketua dan sekretaris secara bergantian untuk memberikan

kesempatan kepada setiap siswa untuk memimpin diskusi. Oleh Karena itu, semua

aturan dan tugas harus dilaksanakan dengan baik untuk mencapai tujan

pembelajaran. Sebelum diskusi dimulai, seorang tutor akan membuka diskusi

dengan memperkenalkan dirinya kepada para anggota kelompok dan perkenalan

antara satu mahasiswa dengan mahasiswa lainnya, dilanjutkan dengan memimpin doa

bersama sebelum diskusi dimulai. Setelah itu tutor menjelaskan aturan dan

tujuan pembelajaran. Ketua dengan dibantu sekertaris akan memulai diskusi

menggunakan tujuh lompatan untuk membahas masalah yang ada dalam skenario.

Ketujuh lompatan itu adalah:

1. Klarifikasi istilah dan konsep yang tidak jelas

2. Menentukan permasalahan

3. Analisa masalah

4. Kesimpulan dari lompatan ketiga

5. Menentukan tujuan pembelajaran

6. Mengumpulkan informasi yang mendukung (belajar mandiri)

7. Sintesis/evaluasi informasi yang baru.

Penjelasan tentang ketujuh lompatan tersebut adalah sebagai berikut:

Klarifikasi istilah dan konsep yang tidak jelas

Istilah atau konsep yang tidak jelas atau yang dapat menyebabkan berbagai interpretasi

perlu untuk ditulis dan diklarifikasi pertama-tama dengan menggunakan kamus

umum, kamus kedokteran dan menanyakan ke tutor.

Menentukan masalah

Page 6: Laporan modul1

Masalah dalam wacana diidentifikasi dan diformulasikan dengan jelas.

Menganalisa masalah

Memecahkan masalah melalui analisa dengan cara brain storming. Pada lompatan ini

setiap anggota dapat memberikan penjelasan secara tentatif, mekanismenya,

penyebab yang berhubungan dan kasus lainnya.

Menyimpulkan lompatan ketiga

Analisa masalah pada lompatan ketiga dirangkumkan

Menentukan tujuan pembelajaran

Pengetahuan dan informasi lain yang dibutuhkan untuk memecahkan

masalah ini diformulasikan dan dibuat secara sistematis sebagai tujuan

pembelajaran atau tujuan instruksional khusus.

Mengumpulkan informasi yang mendukung (belajar mandiri)

Pengetahuan yang dibutuhkan sebagai tujuan pembelajaran untuk pemecahan

masalah didapatkan lewat belajar mandiri menggunakan informasi yang diperoleh dari

internet, jurnal, perpustakaan, kuliah, dan konsultasi dengan dokter ahli.

Sintesis/evaluasi informasi yang baru

Sintesis dan eveluasi informasi yang terbaru adalah hasil yang diperoleh setelah

siswa melakukan belajar mandiri. Setiap skenario dibicarakan setiap minggu dalam dua

kali pertemuan. Lompatan satu sampai lima dibahas pada pertemuan pertama, lompatan

enam dibahas di antara pertemuan pertama dan kedua. Lompatan tujuh dibahas pada

pertemuan kedua. Dua orang tutor bertanggung jawab sebagai fasilitator diskusi dan

membantu siswa memecahkan masalah tanpa memberikan penjelasan ataupun kuliah

singkat.

Pimpinan diskusi, memimpin diskusi dengan memberi kesempatan pada

setiap anggota untuk mengutarakan ide, pertanyaan, mengingatkan bila ada seorang

anggota yang mendominasi diskusi dan memperingatkan anggota yang pasif selama

diskusi. Pimpinan dapat mengakhiri brain storming apabila dirasa telah cukup dan

memastikan bahwa sekertaris telah menulis pokok-pokok bahasan yang penting dari

hasil diskusi. Pimpinan diskusi akan dibantu oleh sekertaris untuk menuliskan hasil

diskusi pada papan tulis atau flip chart.

Selama berlangsungnya diskusi tutorial, keterbukaan dan kebersamaan

harus dimunculkan siswa bebas untuk mengemukakan ide tanpa merasa khawatir

bahwa ide yang akan disampaikannya itu salah atau dianggap tidak penting oleh siswa

Page 7: Laporan modul1

yang lain. Karena yang terpenting dalam diskusi tutorial adalah proses dimana

siswa belajar untuk memecahkan masalah dan tidak terfokus pada ketepatan

pemecahan masalah. Proses tutorial membutuhkan keaktifan siswa dalam mencari

informasi atau belajar mandiri untuk memecahkan masalah. Belajar mandiri dapat

didapatan lewat informasi yang diperoleh dari internet (jurnal-jurnal terbaru),

perpustakaan (text book dan laporan penelitian), kuliah dan konsultasi dengan dokter

ahli.

Setiap akhir kegiatan ketua kelompok menyimpulkan hasil diskusi dan memimpin doa

sebagai penutup kegiatan tutorial.

Page 8: Laporan modul1

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGENALAN SKENARIO

Seleksi Penerimaan Pegawai

Setiap tahun telah diadakan penerimaan Pegawai Negeri Sipil (PNS) oleh pemerintah.

Dalam setiap tahunnya dilaksanakan pemeriksaan kesehatan di rumah sakit tertentu.

Rumah sakit Justicia pada tahun 2012 ditunjuk sebagai tempat pelaksanaan tes

kesehatan. Sebelumnya telah dibentuk panitia pelaksanaan kesehatan di rumah sakit

tersebut dan dr. Daeng salah satu dokter spesialis interna di rumah sakit tersebut ditunjuk

sebagai panitia pelaksanaannya. Pada hari pemeriksaan pertama dr. Daeng memeriksa

pasien calon PNS yang bernama Aco berkelamin laki-laki yang merupakan sepupu laki-

laki dari dr. Daeng, setelah diperiksa ternyata Aco menderita penyakit HIV dan juga

mempunyai kelainan seks, dr. Daeng dihadapkan diantara dua pilihan dimana ia harus

mendahulukan kepentingan keluarga atau kepentingan seleksi penerimaan. Melalui

beberapa pertimbangan, dr. Daeng memilih untuk tidak meluluskan calon PNS yang

merupakan keluarga dekatnya tersebut dengan alasan selain sebagai tuntutan profesi

panitia penerimaan, dr. Daeng juga mementingkan keselamatan banyak orang yang akan

berinteraksi dengan calon PNS terseebut, sebab apabila diluluskan itu akan sangat

berbahaya bagi diri Aco sendiri, sebab stamina dan daya tahan tubuh sangat penting, hal

ini tentu berbahaya, mengingat bahwa ini merupakan tes untuk menjadi orang-orang

yang akan melayani masyarakat nantinya, dr. Daeng tidak ingin penyakit tersebut

menular meskipun dokter sudah menjelaskan semua kepada keluarganya, dan meminta

agar melakukan pengobatan kepada Aco dengan cara memasukkannya ke rehabilitasi,

namun keluarga sangat kecewa dengan keputusan dr. Daeng

B. KLARIFIKASI KATA SULIT

1. HIV (Human Immunodeficiency Virus)

virus yang menyerang antibodi sehingga dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh.

2. Kelainan seks

Gangguan psikoseksual yang ditandai oleh dorongan dan fantasi seksual yang

melibatkan objek, penderitaan atau penghinaan seseorang atau pasangan seseorang,

anak, atau pasangan yang tak diizinkan.

Page 9: Laporan modul1

3. Spesialis interna

Ahli penyakit dalam

4. Stamina

Daya tahan, kekuatan fisik yang memungkinkan seseorang bekerja keras dalam

waktu lama

5. Rehabilitasi

Pemulihan pasien yang sakit atau luka untuk dapat mandiri pada semua aktivitas

C. IDENTIFIKASI MASALAH

1. Rumuskan dilema etik sentral pada kasus di atas.

2. Dari kasus di atas, cobalah anda analisis berdasarkan Kaidah Dasar Bioetik, Prima

Facia, dan Etika Klinik Jonsen Siegler. (gunakan tabel kriteria KDB & pertanyaan

etik Klinik Jonsen S).

3. Bagaimana jika kasus tersebut di atas, kita melihatnya dalam perspektif Islam (Etika

Islam).

D. ANALISA MASALAH

Dilema etik sentral pada skenario ini yaitu :

- Dokter Daeng mengutamakan kesehatan dan keselamatan Aco serta calon PNS lain

atau tetap meluluskan Aco.

- Dokter Daeng dihadapkan antara dua plilihan antara kepentingan keluarga ataukah

kepentingan seleksi penerimaan.

1. Analisa berdasarkan Kaidah Dasar Bioetik

Prinsip Autonomy (Self-determination)

Prinsip yang menghormati hak-hak pasien, terutama hak otonomi pasien (the rights

to self determination) dan merupakan kekuatan yang dimiliki pasien untuk

memutuskan suatu prosedur medis.

Dalam skenario di atas, dokter telah menggunakan prinsip autonomy. Hal ini

dapat dilihat dari tindakan dokter sebagai berikut:

- Dokter memberikan penjelasan mengenai penyakit aco dan meminta melakukan

pengobatan kepada aco dengan memasukkannya ke rehabilitasi namun dalam

skenario tidak menyinggung apakah pengobatan tersebut disetujui atau tidak.

Prinsip Tidak Merugikan (Non-Maleficence)

Page 10: Laporan modul1

Prinsip menghindari terjadinya kerusakan atau prinsip moral yang melarang tindakan

yang memperburuk keadaan pasien.

Dalam skenario di atas, dokter telah menggunakan prinsip non-maleficence.

Hal ini dapat dilihat dari tindakan dokter sebagai berikut:

Dengan tidak meluluskan aco, dokter telah meminimalkan akibat yang lebih buruk

dimana penyakit tersebut akan berbahaya bagi aco dan orang lain

Prinsip Murah Hati “Beneficence”

Prinsip moral yang mengutamakan tindakan yang ditujukan pada kebaikan pasien

atau penyediaan keuntungan dan menyeimbangkan keuntungan tersebut dengan

risiko dan biaya.

Dalam skenario di atas, dokter telah menggunakan prinsip beneficence. Hal ini

dapat dilihat dari tindakan dokter sebagai berikut:

- dokter menjaga agar penyakit aco tidak bertambah parah dan dokter menghindari

agar tidak terjadi penularan yang dapat merugikan orang lain

- Dokter meminta Aco direhabilitasi

Prinsip Keadilan “Justice”

Prinsip moral yang mementingkan fairness dan keadilan dalam bersikap maupun

dalam mendistribusikan sumber daya (distibutive justice) atau pendistribusian dari

keuntungan, biaya, dan resiko secara adil.

Dalam skenario di atas, dokter telah menggunakan prinsip beneficence. Hal ini

dapat dilihat dari tindakan dokter yaitu :

- dokter memperlakukan sama pasien calon PNS tanpa memandang status

keluarganya dengan ini dokter menghargai hak orang lain

- dokter memaksimalkan kemanfaatan publik dengan menghindari penularan

penyakit Aco

Page 11: Laporan modul1

Tabel Kaidah Dasar Bioetik

BENEFICENCE

Kriteria Ada Tidak ada Analisa

1. Mengutamakan Altruisme yaitu

menolong tanpa pamrih, rela

berkorban untuk kepentingan orang

lain.

Dokter tidak

meluluskan aco

meskipun keluarga

kecewa dengan

tindakannya.

2. Menjamin nilai pokok harkat dan

martabat manusia.√

Dokter lebih

mementingkan

keselamatan orang

banyak, berarti

dokter telah

menjamin nilai

pokok harkat dan

martabatnya.

3. Memandang

pasien/keluarga/sesuatu tak hanya

sejauh menguntungkan dokter.

Karena dokter tidak

mengambil untung

dalam hal tidak

meloloskan aco

menjadi PNS

4. Mengusahakan agar

kebaikan/manfaatnya lebih banyak

dibandingkan dengan

keburukannya.

Dokter

mengutamakan

keselamatan orang

banyak.

5. Paternalisme1 bertanggung

jawab/berkasih sayang.

√ Dokter telah

melakukan

pekerjaan secara

profesional, karena

jika dia meloloskan

Aco, itu dapat

1 melakukan apa yang dipercayai oleh para professional kesehatan untuk kebaikan klien, kadang tanpa keputusan dari klien.

Page 12: Laporan modul1

membahayakan gabi

Aco dan orang lain.

6. Menjamin kehidupan - baik-

minimal manusia.√

Dokter telah

mencegah penyakit

aco menular pada

orang banyak.

7. Pembatasan goal-based2. √

Karena dokter telah

meminta keluaganya

untuk melakukan

pengobatan kepada

Aco dengan cara

memasukkannya ke

rehabilitasi.

8. Maksimalisasi pemuasan

kebahagiaan/preferensi pasien.√

Karena dalam

skenario pasien dan

keluarga tidak

merasakan kepuasan

(pasien dan keluarga

merasa kecewa)

9. Minimalisasi akibat buruk. √

Menjaga

keselamatan orang

banyak

10. Kewajiban menolong pasien

gawat–darurat.√

Karena penyakit

yang diderita pasien

belum termasuk

kategori gawat

darurat atau perlu

penanganan

sesegera mungkin.

11. Menghargai hak-hak pasien

secara keseluruhan.

√ Karena hak pasien

seperti mendapat

penjelasan dan

solusi telah 2 Tujuan dasar.

Page 13: Laporan modul1

diberikan dokter

12. Tidak menarik honorarium3 di

luar kepantasan.√

Tidak ada dalam

skenario

13. Maksimalisasi kepuasan

tertinggi secara keseluruhan.√

Keluarga belum

puas.

14. Mengembangkan profesi secara

terus-menerus.√

Tidak ada dalam

skenario

15. Memberikan obat berkhasiat

namun murah.√

Tidak ada dalam

skenario

16. Menerapkan Golden Rule

Principal4.√

Tidak ada dalam

skenario

Non-Maleficence

Kriteria Ada Tidak ada Analisa

1. Menolong pasien emergensi. √Karena HIV bukan

termasuk emergensi

2. Kondisi untuk menggambarkan

kriteria ini adalah : pasien dalam

keadaan amat berbahaya atau

beresiko hilangnya sesuatu yang

penting (gawat), dokter sanggup

mencegah bahaya atau kehilangan

tersebut, tindakan kedokteran

tersebut terbukti efektif, manfaat

bagi pasien > kerugian dokter atau

hanya mengalami resiko minimal.

Karena didalam

skenario tidak

diceritakan jika

pasien atau aco

kehilangan sesuatu.

3. Mengobati pasien yang luka. √Tidak ada dalam

skenario

4. Tidak membunuh pasien (tidak

melakukan euthanasia5).√

Tidak ada dalam

skenario

3 upah sbg imbalan jasa (yg diberikan kpd pengarang, penerjemah, dokter, pengacara, konsultan, tenaga honorer); upah di luar gaji.4 Kaidah dasar yang baik.5 Keputusan seorang dokter untuk membiarkan pasien meninggl dengan keadaan yang baik (tanpa penderitaan).

Page 14: Laporan modul1

5. Tidak menghina / mencaci maki /

memanfaatkan pasien.√

Tidak ada dalam

skenario

6. Tidak memandang pasien hanya

sebagai objek.√

Tidak memandang

aco hanya sebagai

keluarga, tetapi

sebagai pasiennya.

7. mengobati secara tidak

proporsional.√

Dokter sudah

melakukan tindakan

sesuai SOP

8. tidak mencegah pasien dari

bahaya.  √

Dengan tidsk

meluluskan Aco

dalam penerimaan

PNS berarti dokter

telah mencegah

pasien dari bahaya

yang akan

dialaminya dan

meminimaliskan

akibatnya.

9. menghindari misrepresentasi6

dari pasien. √

Dokter telah

memberi penjelasan

kepada aco dan

keluarga dengan baik

agar tidak ada

pandangan buruk

terhadap dokter.

10. tidak membahayakan kehidupan

pasien karena kelalaian.√

Dokter tidak

meluluskan Aco.

11. tidak memberikan semangat

hidup.√

Dokter sudah

meminta kepada aco

untuk direhabilitasi.

6 Keterangan palsu.

Page 15: Laporan modul1

12. tidak melindungi pasien dari

serangan.√

Tidak ada dalam

scenario

13. tidak melakukan white collar

crime7 dalam bidang kesehatan /

kerumahsakitan yang merugikan

pihak pasien dan keluarganya.

Dokter tidak

memandang Aco

sebagai keluarganya

untuk meluluskan

Aco dan dokter tidak

menyalahgunakan

jabatanya dan tetap

menjalankan sesuai

dengan tuntutan

profesinya.

AUTONOMI

Kriteria Ada Tidak Ada Analisa

1. Menghargai hak menentukan

nasib sendiri, menghargai

mertabat pasien.

Dokter menjelaskan

semuanya kepada

keluarganya dan

meminta Aco untuk

di rehabilitasi.

2. Tidak mengintervensi pasien

dalam membuat keputusan ( pada

kondisi elektif).

Karena dalam

skenario dokter

meminta Aco

direhabilitasi

3. Berterus terang. √

Dokter memberitahu

penyakit dan

dampaknya

4. Menghargai privasi. √Tidak ada dalam

skenario

5. Menjaga rahasia pasien. √Tidak ada dalam

skenario

7 Kesalahan dokter.

Page 16: Laporan modul1

6. Menghargai rasionalitas pasien. √Tidak ada dalam

skenario

7. Melaksanakan informed

consent.√

Dokter memberi

penjelasan mengenai

penyakit Aco dan

meminta agar Aco

direhabilitasi tapi

keputusan

bergantung pada

pasien

8. Membiarkan pasien dewasa dan

kompeten mengambil keputusan

sendiri.

Tidak ada dalam

skenario

9. Tidak mengintervensi atau

menghalangi autonomi pasien.√

Dengan dokter

meminta Aco untuk

direhabilitasi secara

tidak langsung

dokter dapat

mempengaruhi

keputusan Aco.

10. Mencegah pihak lain

mengintervensi pasien dalam

membuat keputusan, termasuk

keluarga pasien sendiri.

Tidak ada dalam

skenario

11. sabar menunggu keputusan

yang akan diambil pasien pada

kasus non emergensi

Tidak ada dalam

skenario

12. tidak berbohong kepada

pasien meskipun demi kebakan

pasien.

Dokter memberitahu

penyakit pasien dan

apa dampaknya

13. menjaga hubungan (kontrak) √Tidak ada dalam

skenario

Page 17: Laporan modul1

JUSTICE

Kriteria Ada Tidak Ada Analisa

1. Memberlakukan segala sesuatu

secara universal.√

Dokter menganggap

semua pasien sama

tanpa memandang

status keluarganya

2. Mengambil porsi terakhir dari

proses membagi yang telah ia

lakukan.

Tidak ada dalam

skenario

3. Memberi kesempatan yang

sama terhadap pribadi dalam

posisi yang sama.

Tidak ada dalam

skenario

4. Menghargai hak sehat pasien

(affordability, equality,

accesibility, availability, and

quality)

Dokter memeriksa

pasien dan meminta

untuk direhabilitisi

demi kebaikan kondisi

Aco

5. Menghargai hak hukum pasien. √Tidak ada dalam

skenario

6. Menghargai hak orang lain. √

dengan tidak

diluluskannya Aco

bisa menjaga

keselamatan orang

lain

7. Menjaga kelompok yang rentan

(yang paling dirugikan).√

Jika aco diluluskan

maka kemungkinan

peserta PNS lain dan

keluargnya bisa rentan

tertular oleh karena itu

diminta untuk

direhabilitasi

8. Tidak melakukan

penyalahgunaan.

√ Dokter melakukan

tindakan sesuai

Page 18: Laporan modul1

dengan prosedur yang

ada

9. Bijak dalam makro alokasi. √Tidak ada dalam

skenario

10. Memberikan kontribusi yang

relative sama dengan

kebutuhan pasien.

Tidak ada dalam

skenario

11. Meminta partisipasi pasien

dengan kemampuannya.√

Tidak ada dalam

skenario

12. Kewajiban mendistribusikan

keuntungan dan kerugian

(biaya, beban, dan sanksi)

secara adil.

Tidak ada dalam

skenario

13. Mengembalikan hak kepada

pemiliknya pada saat yang

tepat dan kompeten.

Tidak ada dalam

skenario

14. Tidak memberi beban berat

secara merata tanpa alasan

sah/tepat.

Dokter memberitahu

alasan tidak

diluluskannya Aco

dengan alasan yang

tepat

15. Menghormati hak populasi

yang sama-sama rentan

penyakit/gangguan kesehatan.

Dokter mementingkan

keselamatan banyak

orang

16. Tidak membedakan pelayanan

pasien atas dasar SARA, status

sosial, dan lain-lain.

Dokter tidak

membedakan Aco

(keluarganya) dengan

peserta PNS lain

2. Tabel Etika Klinik Jonsen Siegler

MEDICAL INDICATION

Pada topik medical indication dimasukkan semua prosedur diagnostik dan terapi

yang sesuai untuk mengevaluasi keadaan pasien dan mengobatinya.

Page 19: Laporan modul1

NO PERTANYAAN ETIK ANALISA

1Apakah masalah medis pasien?

Riwayat? Diagnosa8? Prognosis9?

Aco menderita penyakit HIV dan

kelainan sex

2

Apakah masalah tersebut akut? Kronik?

Kritis? Gawat darurat? Masih dapat

disembuhkan?

Penyakit aco termasuk penyakit

kronik

3 Apakah tujuan akhir pengobatannya?

Dr daeng menyarankan aco untuk

direhabilitasi demi kesehatan Aco

dan menekan penyebaran HIV

4Berapa besar kemungkinan

keberhasilannya?-

5 Adakah rencana lain bila terapi gagal? -

6

Sebagai tambahan, bagaimana pasien

ini diuntungkan dengan perawatan

medis dan bagaimana kerugian dari

pengobatan dapat dihindari?

-

QUALITY OF LIFE

Topik ini merupakan aktualisasi salah satu tujuan kedokteran, yaitu memperbaiki,

menjaga, atau meningkatkan kualitas hidup insani.

NO PERNYATAAN ETIK ANALISA

1 Bagaimana prospek, dengan atau tanpa

pengobatan untuk kembali ke

kehidupan normal?

Dengan pengobatan rehabilitasi

kondisi aco bisa lebih membaik dan

penyakitnya tidak menular ke orang

lain. Sedangkan jika tidak

dilakukan rehabilitasi kondisi aco

bisa memburuk dan kemungkinan

penyakitnya menular ke orang lain

8 penentuan sifat penyakit atau membedakan satu penyakit dengan yang lainnya.

9 Penyembuhan dari suatu penyakit

Page 20: Laporan modul1

lebih besar

2

Apakah gangguan fisik, mental, dan

sosial yang pasien alami bila

pengobatannya berhasil?

-

3

Apakah ada prangsangka yang

menimbulkan kecurigaan terhadap

evaluasi pemberi pelayanan terhadap

kualitas hidup pasien?

-

4

Bagaimana kondisi pasien sekarang

atau masa depan, apakah kehidupan

pasien selanjutnya dapat dinilai seperti

yang diharapkan?

-

5Apakah ada rencana alasan rasional

untuk pengobatan selanjutnya?-

6Apakah ada rencana untuk kenyamanan

dan perawatan paliatif10?Rehabilitasi

PATIENT PREFERRENCES

Pada topik ini, kita memperhatikan nilai (value) dan penilaian tentang manfaat dan

beban yang akan diterimanya, yang berarti cerminan, kaidah autonomy.

NO PERTANYAAN ETIK ANALISA

1

Apakah pasien secara mental mampu

dan kompeten secara legal? Apakah ada

keadaan yang menimbulkan ketidak

mampuan?

 Pasien tersebut dianggap kompeten

karena telah dewasa dan sadar.

2

Bila berkompeten, apa yang pasien

katakan mengenai pilihan

pengobatannya?

-

3Apakah pasien telah diinformasikan

mengenai keuntungan dan resikonya,

mengerti atau tidak terhadap informasi

 Dokter menjelaskan tentang

penyakit yang diderita pasien, serta

baik buruknya yang akan terjadi

10 Pengobatan yang hanya bisa mengurangi rasa sakit karena tidak dapat disembuhkan lagi.

Page 21: Laporan modul1

yang diberikan dan memberika

persetujuan?

dan telah diinformasikan tentang

pengobatan tersebut namun dalam

skenario tidak dijelaskan apakah

pasien setuju atau tidak.

4

Bila tidak berkompeten, siapa yang

pantas menggantikannya? Apakah

orang yang berkompeten tersebut

menggunakan standar yang sesuai dala

pengambilan keputusan?

 -

5

Apakah pasien tersebut telah

menunjukkan sesuatu yang lebih

disukainya?

 -

6

Apakah pasien tidak berkeinginan /

tidak mampu untuk bekerja sama

dengan pengobatan yang diberikan?

Kalau iya, kenapa?

 -

7

Sebagai tambahan, Apakah hak pasien

untuk memilih untuk dihormati tanpa

memandang etnis dan agama?

-

CONTEXTUAL FEATURES

Prinsip ini adalah loyalty and fairness, membahas tentang pertanyaan etik yang

mempengaruhi keputusan, seperti faktor keluarga, ekonomi, agama, budaya,

kerahasiaan, alokasi, sumber daya, dan faktor hukum.

NO PERTANYAAN ETIK ANALISIS

1Apakah ada masalah keluarga yang mungkin

memengaruhi pengambilan keputusan pengobatan?-

2

Apakah ada masalah sumber data (klinis dan

perawat) yang mungkin memengaruhi pengambilan

keputusan pengobatan?

-

3Apakah ada masalah faktor keuntungan dan

ekonomi?-

Page 22: Laporan modul1

4 Apakah ada faktor religius dan budaya?  -

5 Apakah ada batas kepercayaan?  -

6 Apakah ada masalah alokasi sumber daya? -

7Bagaimana hukum mempengaruhi pengambilan

keputusan pengobatan?

 -

8Apakah penelitian klinik atau pembelajaran

terlibat?

-

9Apakah ada konflik kepentingan didalam bagian

pengambilan keputusan didalam suatu institusi?

 -

3. Tabel Prinsip Etika Dasar Islam

NO PRINSIP ETIKA ANALISIS

1Prinsip Niat/Intention

(Qa’idat al qasd)

Dokter telah melaksanakan tugas

profesi dengan baik serta memiliki niat

yang baik dalam tindakannya demi

mengutamakan keselamatan pasien

dan orang banyak.

2Prinsip Kepastian/Certainty

(Qa’idat al yaqeen)

Seorang dokter tidak boleh ragu-ragu

dalam mengambil keputusan. Disini

secara teori dokter memungkinkan

bahwa penyakit HIV dan kelainan seks

dapat membahayakan orang banyak

sehingga Aco pun tidak diluluskan.

3Prinsip Kerugian/Harm

(Qa’idat al dharar)

Aco tidak lulus PNS dan keluarganya

kecewa. Akan tetapi jika ACO

diluluskan bisa merugikan dirinya dan

orang banyak. Dokter harus bisa

menyelamatkan pasien dan orang

banyak dari kemudharatan.

4 Prinsip Kesukaran/Difficulty

(Qa’idat al mashaqqat)

Dokter mengalami dilema saat

pengambilan keputusan dengan

dihadapkan masalah profesi dan

Page 23: Laporan modul1

keluarga.

5Prinsip Kebiasaan/Custom

(Qa’idat al ‘aadat)

ANALISA MASALAH DARI ASPEK AGAMA

ASPEK AGAMA ISLAM

Dalam hal ini, ada beberapa hal yang dapat dikaitkan dengan aspek agama Islam,

diantaranya :

Keadilan

Allah swt., memerintahkan kita untuk selalu berlaku adil dan menegakkan

keadilan. Bahkan kebencian kita kepada suatu kaum pun jangan menjadi

pendorong untuk berlaku tidak adil. Dalam hal ini, seorang dokter harus

bersikap adil terhadap semua pasien-pasiennya tanpa memandang status

keluarga, ras, agama, dan lain-lain.

على ي قوم شنآن يجرمنكم وال بالقسط شهداء لله امين قو كونوا آمنوا الذين أيها اتعملون بما خبير الله إن الله واتقوا للتقوى أقرب هو اعدلوا تعدلوا أال

“Wahai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu semua sentiasa menjadi

orang-orang yang menegakkan keadilan kerana Allah, lagi menerangkan

kebenaran dan jangan sekali-kali kebencian kamu terhadap sesuatu kaum itu

mendorong kamu kepada tidak melakukan keadilan. Hendaklah kamu berlaku

adil (kepada sesiapa jua) kerana sikap adil itu lebih hampir kepada taqwa.

Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui

dengan mendalam akan apa yang kamu lakukan.”

Tolong-menolong

Tolong-menolong merupakan suatu persoalan yang sangat penting bagi

kelangsungan hubungan antarmanusia (Hablum minan nas). Tolong-menolong

memang telah menjadi satu bagian yang tidak dapat di hilangkan dari ajaran

Islam. Islam mewajibkan umatnya untuk saling menolong satu dengan yang

Page 24: Laporan modul1

lain. Segala bentuk perbedaan yang mewarnai kehidupan manusia merupakan

salah satu isyarat kepada umat manusia agar saling membantu satu sama lain

sesuai dengan ketetapan Islam. Begitupun seorang dokter yang dimana

profesinya notaben untuk menolong sesama.

“...dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan

jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah

kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.” (QS. Al-Maidah:2)

Pola hidup sehat

Kesehatan merupakan harta paling berharga yang Allah berikan kepada kita.

Dengan kesehatan kita dapat beribadah kepada Sang Khaliq dengan khusyu’

dan menjalankan dengan baik segala perintah-perintahNya dan menjauhi

larangan-laranganNya. Oleh karena itu, janganlah kita senantiasa mengotori

hidup dan tubuh kita dengan hal-hal yang dapat mengundang penyakit. Sehat

menurut batasan World Health Organization adalah keadaan sejahtera dari

badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif

secara sosial dan ekonomis. Tujuan Islam mengajarkan hidup yang bersih dan

sehat adalah menciptakan individu dan masyarakat yang sehat jasmani, rohani,

dan sosial.

“Mohonlah kepada Allah pengampunan, kesehatan (zhahir batin) dan

keyakinan di dunia dan akhirat. Sesungguhnya Allah tidak memberikan

kepada seseorang setelah keyakinan (Iman) yang lebih baik daripada

kesehatan.” (HR. Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu Majah dan Abu Bakar, shahih

sanadnya dari lbnu Abbas Radhiyallahuanh)

Mementingkan kemashlahatan umat

Dalam kehidupan, mendahulukan kepentingan orang lain di atas kepentingan

diri anda adalah sesuatu yang dipuji oleh syari'ah dan oleh prinsip-prinsip

akhlak. Ia adalah sikap mendahulukan kepentingan orang lain yang

Page 25: Laporan modul1

berdasarkan kesadaran pribadi, bukan karena paksaan undang-undang. Dan

tidak didorong oleh kepentingan duniawi atau kenikmatan yang instan. Malah

dalam tindakannya itu ia memilih untuk tidak mendapatkan daripada

mendapatkan kesenangan pribadi, memilih payah daripada santai, memilih

lapar daripada kenyang, dan memilih mati daripada hidup. Segalanya

senantiasa dilakukan dengan ikhlas sehingga pahala dari Allah pun yang akan

mengalir kepada kita.

...

“dan Barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, Maka

seolah-olah Dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya...” (QS. Al-

Maidah:32)

Dari Abu Sa’id, Sa’ad bin Sinan Al-Khudri Rodhiallahu’anhu, sesungguhnya

Rasulullah Saw. bersabda : “Tidak boleh melakukan perbuatan (mudharat)

yang mencelakakan diri sendiri dan orang lain.

KESIMPULAN

Berdasarkan skenario yang telah dianalisa, dapat disimpulkan bahwa dalam dunia

kedokteran seorang dokter harus memenuhi karakteristik dari kaidah dasar bioetik.

Disini dokter harus menjunjung tinggi nilai autonomi, beneficence, non-maleficence,

dan justice. Untuk prinsip autonomi, dilakukan dokter sudah benar karena dokter telah

memberikan penjelasan mengenai penyakit pasien dan memintanya untuk melakukan

rehab, hanya saja dalam skenario belum ada persetujuan dari pasien dan keluarga.

Prinsip justice pun telah dilakukan oleh dokter dengan memperlakukan secara sama

dan universal para pasien calon PNS tanpa memandang status bahwa si pasien adalah

Page 26: Laporan modul1

keluarganya. Pada prinsip beneficence, tindakan dokter yang menunjukkan bahwa

prinsip ini ia gunakan adalah dengan mencegah penyakit pasien agar tidak tambah

parah dan menular kepada orang banyak. Sedangkan untuk prinsip non-maleficence

dalam skenario dapat dilihat bahwa dokter telah meminimalisir akibat buruk dari

penyakit pasien dengan tidak meluluskan pasien pada seleksi penerimaan PNS.