59
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas adalah tercapainya kecamatan sehat 2015, merupakan gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan yang ditandai dengan penduduknya hidup dalam lingkungan sehat dan dengan prilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Upaya pelayanan kesehatan tingkat pertama yang diselenggarakan oleh puskesmas terpadu dan berkesinambungan yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat serta mempunyai nilai strategis untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Penyelenggaraan puskesmas di era desentralisasi hanya dapat digolongkan menjadi program kesehatan dasar dan program kesehatan pengembangan. Program kesehatan dasar puskesmas yang ditetapkan berdasarkan kebutuhan sebagian besar masyarakat Indonesia serta mempunyai daya ungkit tinggi dalam mengatasi permasalahan kesehatan nasional dan internasional yang berkaitan dengan kesakitan, kecacatan dan kematian. Program 1

Laporan Manajemen Puskesmascopy1edit2.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Manajemen Puskesmascopy1edit2.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sesuai dengan visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas adalah

tercapainya kecamatan sehat 2015, merupakan gambaran masyarakat kecamatan

masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan yang ditandai

dengan penduduknya hidup dalam lingkungan sehat dan dengan prilaku hidup

sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang

bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-

tingginya. Upaya pelayanan kesehatan tingkat pertama yang diselenggarakan oleh

puskesmas terpadu dan berkesinambungan yang sangat dibutuhkan oleh sebagian

besar masyarakat serta mempunyai nilai strategis untuk meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat.

Penyelenggaraan puskesmas di era desentralisasi hanya dapat digolongkan

menjadi program kesehatan dasar dan program kesehatan pengembangan.

Program kesehatan dasar puskesmas yang ditetapkan berdasarkan kebutuhan

sebagian besar masyarakat Indonesia serta mempunyai daya ungkit tinggi dalam

mengatasi permasalahan kesehatan nasional dan internasional yang berkaitan

dengan kesakitan, kecacatan dan kematian. Program kesehatan dasar tersebut

meliputi: promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, KIA/KB, perbaikan gizi,

P2M, dan pengobatan. Sedangkan program kesehatan pengembangan hendaknya

disesuaikan dengan permasalahan kesehatan masyarakat setempat terutama yang

bersifat KLB atau sesuai dengan tuntutan masyarakat sebagai program inovatif

dengan mempertimbangkan ketersediaan dan kemampuan sumber daya setempat

serta dukungan dari masyarakat.

Profil puskesmas sebagai sarana informasi kesehatan dapat memberikan

bukti-bukti dalam pengambilan keputusan dalam pembangunan kesehatan baik

pada tingkat puskesmas secara berkala.

1

Page 2: Laporan Manajemen Puskesmascopy1edit2.docx

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Menyusun rencana kegiatan puskesmas secara sistematik berdasarkan

permasalahan yang ada

2. Tujuan Khusus

- Diketahuinya analisa masalah dan prioritas penyebab masalah yang ada

- Tersusunnya Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Puskesmas untuk tahun

berikutnya dalam upaya mengatasi masalah atau sebagian masalah

kesehatan masyarakat.

- Tersusunnya Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) setelah diterimanya

alokasi sumber daya untuk kegiatan tahun berjalan

C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan survei manjemen puskesmas ini selama satu bulan

dilaksanakan dari tanggal 28 April – 29 Mei 2014 di wilayah kerja Puskesmas

Perawatan Abeli Kecamatan Abeli

D. Metodologi

Adapun metode pengambilan data dalam laporan manajemen puskesmas

ini yaitu dengan metode observasi dan wawancara.

2

Page 3: Laporan Manajemen Puskesmascopy1edit2.docx

BAB II

ANALISIS SITUASI

A. Lingkungan

I. Keadaan dan Kondisi Geografis

Puskesmas adalah suatu organisasi kesehatan fungsional yang merupakan

pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta

masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu

pada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Dengan kata

lain puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan

kesehatan di wilayah kerjanya.

Puskesmas Abeli merupakan salah satu dari 15 Puskesmas yang ada di

Kota Kendari, yang terletak di Kelurahan Abeli Kecamatan Abeli . Jarak dari

Kantor Walikota ± 73,13 km2.

Puskesmas Abeli terletak di Kelurahan Abeli Kecamatan Abeli yang tediri

atas 8 (delapan),dengan batasnya adalah sebagai berikut:

Sebelah Utara berbatasan Teluk Kendari

Sebelah Selatan berbatasan dengan. Kecamatan Konda

Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Moramo

Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Matabubu kecamatan Poasia

Keadaan alam di wilayah kerja Puskesmas Abeli terdiri dari dataran

(53%), pegunungan/bukit (47%). Iklim di wilayah kerja Puskesmas Abeli adalah

iklim tropis dengan musim hujan umumnya bulan Desember - Mei dan musim

kemarau terjadi bulan Juni - November. Suhu udara rata-rata berkisar antara 27 ºC

- 37 ºC.

II. Keadaan Penduduk

Berdasarkan hasil pendataan terakhir, jumlah penduduk di wilayah kerja

Puskesmas Abeli adalah 16032 jiwa yang tersebar dalam 8 (delapan) wilayah

kelurahan.

Adapun untuk lebih jelasnya distribusi penduduk perkelurahan, disajikan

dalam tabel berikut ini:

3

Page 4: Laporan Manajemen Puskesmascopy1edit2.docx

Tabel 1. Distribusi Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Abeli

tahun 2013

No.

Nama Kelurahan Jumlah Penduduk ( Jiwa )

1. Puday 1681

2. Lapulu 4019

3. Abeli 1775

4. Benuanirae 1639

5. Tobimeita 2052

6. Anggalomelai 1635

7. Poasia 1579

8. Talia 1552

Total 16032

1. Angka Kelahiran

Angka kelahiran kasar (CBR) merupakan salah satu indicator

derajat kesehatan masyarakat. Angka kelahiran kasar dapat

menggambarkan tingkat kelahiran hidup di suatu wilayah tertentu yang

berkaitan dengan keberhasilan upaya program KB. Adapun angka

Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate) di wilayah kerja Puskesmas Abeli

adalah 22 per 1000 penduduk. Hal ini menunjukkan bahwa tiap 1000

penduduk terdapat 22 bayi yang lahir di tahun 2013.

2. Angka Kematian (AKK, AKB)

Angka kematian di wilayah kerja Puskesmas abeli pada tahun 2013

telah membuahkan hasil yang memuaskan, dalam arti tingkat kematian

pada tahun 2013 ini menurun dibanding tahun sebelumnya. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada data di bawah ini:

a. Angka Kematian Bayi : 6 Orang. Penyebab : 3 BBLR, 1 Kelainan

congenital, 1 trauma lahir, 1 lain-lain

4

Page 5: Laporan Manajemen Puskesmascopy1edit2.docx

b. Angka kematian Ibu : 1 orang. Penyabab : Hidromion+inersia

uteri

3. Angka Kesakitan

Dalam meningkatkan dan lebih meratakan upaya pelayanan

kesehatan maka dalam pelaksanaannya tidak terlepas dari penyakit-

penyakit utama yang didapatkan dalam kurun waktu 1 tahun pelaksanaan

program. Adapun 20 besar penyakit yang ditemukan pada tahun 2013 pada

Puskesmas Abeli adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Dua puluh besar penyakit yang ditemukan pada tahun 2013 Pada Puskesmas Abeli

No. Penyakit Jumlah

1 Peny. lain pada ISPA 3257

2 Gastritis 1692

3 Penyakit otot dan Jar Ikat 1090

4 Kecelakaan 1362

5 Hypertensi 1338

6 Diare 1066

7 Penyakit Kulit Alergi 519

8 Hypotensi 424

9 Malaria Klinis 466

10 Peny Pulpa dan jar Pengikat 52

11 Infeksi Telinga Tengah 322

12 Peny. Kulit karena jamur 220

13 Typoid 126

14 Peny. Kulit Infeksi 140

15 Infeksi Saluran Kencing 147

16 Tonsilitis 161

17 Asma 197

5

Page 6: Laporan Manajemen Puskesmascopy1edit2.docx

18 Konjungtivitis 124

19 Bronchitis 124

20 Scabies 14

III. Data Kesehatan Lingkungan

Tabel 3. Cakupan Program Kesehatan Lingkungan 2013

No. Jenis Kegiatan SasaranTarget

(%)Cakupan

(%)MS

1. Pemeriksaana. J A G Ab. S P A Lc. T P s

327832783278

908590

707874

229525372437

2. Kesehatan Lingkungan Perumahan 3276 100 72 2670

3. Pemeriksaan Sarana Air Bersih 3278 80 58 1913

4. Pengawasana. A B Jb. T P Mc. T T U

32787356

908585

727377

1934

5340

Tabel 4. Kelurahan dengan PHBS yang dibina

No Nama Kelurahan

Jml rmh

SasaranJml rmh

tangga yg dipantau

Jml rumh tangga sehat

PencapaianSehat (ber PHBS) Blm Sehat

1 Abeli 440 180 180 82 98 4,6

2 Lapulu 758 315 315 130 185 41,3

3 Puday 290 120 120 50 70 58,3

6

Page 7: Laporan Manajemen Puskesmascopy1edit2.docx

4 Anggalomelai 423 175 175 67 108 61,7

5 Tobimeita 426 170 170 65 105 61,8

6 Poasia 375 155 155 62 93 60

7 Benuanirae 426 180 180 68 112 62,2

8 Talia 376 155 155 68 93 60

B. Input

I. Sumber Daya Manusia

Dalam menjalankan fungsinya sebagai Pusat Kesehatan Masyarakat,

Puskesmas Abeli memiliki beberapa staf sebagai pelaksana tugasnya, yang

masing-masing bekerja sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing.

Jenis Ketenagaan di Puskesmas Abeli sampai Tahun 2014 adalah sebagai

berikut:

a. PNS

1. Dokter Umum : 1 orang

2. Pekarya : 1 orang

3. Administrasi : 1 orang

4. S1 Kesmas : 3 orang

5. S1 Keperawatan : 3 orang

6. Bidan (D3) : 7 orang

7. Bidan (D1) : 3 orang

8. Sanitasi (AKL) : 2 orang

9. Perawat ( D3 ) : 4 orang

10. SPK : 7 orang

11. Perawat Gigi : 1 orang

12. Tenaga Gizi (AMG) : 2 orang

13. SMU : 3 orang

7

Page 8: Laporan Manajemen Puskesmascopy1edit2.docx

b. Tenaga Sukarela/ PTT

1. Dokter Umum : 1 orang

2. Dokter Gigi : 1 orang

3. S1 Kesmas : 5 orang

4. S1 Keperawatan : 1 orang

5. Bidan (D3) : 9 orang

6. Sanitasi (AKL) : 1 orang

7. Perawat ( D3 ) : 11 orang

8. Perawat Gigi : 2 orang

9. Tenaga Gizi (SPAG) : 1 orang

II. Sarana dan Prasarana

Berdasarkan data terakhir, kehidupan sosial, ekonomi dan budaya

masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Abeli dapat kita lihat pada tabel berikut

ini:

Tabel 5. Sarana Pendidikan dan Sarana Ibadah di Wilayah Kerja

Puskesmas Abeli Tahun 2013

No. Kelurahan

Sarana Pendidikan Sarana Ibadah

TK SD MTSn SMP SMA Masjid Musholah Gereja

1. Puday 1 2 0 1 0 3 0 0

2. Lapulu 1 1 0 0 0 1 0 1

3. Abeli 1 3 1 0 0 1 0 0

4. Benuanirae 0 1 0 0 0 1 0 0

5. Anggalomelai 1 0 0 1 0 3 0 0

6. Tobimeita 0 2 0 0 0 2 0 0

7. Poasia 0 1 0 0 0 1 0 0

8. Talia 0 1 0 0 0 1 0 0

Jumlah 4 11 1 2 0 13 0 1

8

Page 9: Laporan Manajemen Puskesmascopy1edit2.docx

Mata pencaharian terbesar penduduk adalah swasta (41,7%). Selebihnya

adalah nelayan (19,2%), PNS/ABRI (17,2%), Pertukangan (7,4%) dan petani

(5,7%). Masyarakat terdiri dari berbagai macam suku. Mayoritas adalah suku

Tolaki, Bugis, Muna dan, selebihnya adalah Buton, Jawa, dan Makassar. Sebagian

besar memeluk agama Islam. Agama lain yang dianut adalah Kristen, Katolik,

Hindu dan Budha.

a. Sarana Kesehatan

1) Sarana Fisik

Puskesmas Abeli terletak di Kelurahan Abeli dimana wilayah kerja

Puskesmas Abeli terdapat 2 jenis sarana kesehatan yaitu sarana kesehatan

pemerintah dan sarana kesehatan bersumber daya masyarakat, dengan rincian

sebagai berikut :

Tabel 6. Jenis dan Jumlah Sarana Kesehatan Puskesmas Abeli

No. Jenis Sarana Kesehatan Jumlah

1. Sarana kesehatan pemerintah:

Puskesmas Perawatan

Puskesmas pembantu

1

3

2. Sarana kesehatan bersumber daya masyarakat:

Posyandu Balita

Posyandu Lansia

17

3

a) Puskesmas Induk

Puskesmas induk Abeli terletak di Kelurahan Abeli Kecamatan Abeli dan

mempunyai ruangan berjumlah 15 ruangan. Dari seluruh ruangan tersebut

difungsikan sebagai Ruangan Kepala Puskesmas, Ruangan Tata Usaha, Ruangan

Poli Umum,Poli MTBS,Ruangan Poli Gigi, Ruangan Kartu, Ruangan

Kesling/Promkes, Ruangan Gizi, Ruangan P2M, Ruangan Apotik, Ruangan

KIA/KB. Ruang UGD, Ruang Rawat Inap, Ruang Instalasi Gizi dan Ruangan

Gudang Obat.

9

Page 10: Laporan Manajemen Puskesmascopy1edit2.docx

Jumlah dan keadaan ruangan Puskesmas dapat dilihat pada tabel di bawah

ini:

Tabel 7. Jumlah dan Keadaan Ruangan Puskesmas tahun 2013

No. Fungsi Ruangan Jumlah Keadaan Fisik

1. Ruangan Ka. Puskesmas 1 Baik

2. Ruangan TU 1 Baik

3. Ruangan Poli Umum 1 Baik

4. Ruangan Poli Gigi 1 Baik

5. Ruangan Kartu 1 Baik

6. Ruangan Kesling/Promkes 1 Baik

7. Ruangan Gizi 1 Baik

8. Ruangan P2M 1 Baik

9. Ruangan Apotik 1 Baik

10. Ruangan KIA/KB 1 Baik

11, Ruang UGD 1 Baik

12 Ruang Rawat Inap 1 Baik

13 Ruang Ponet 1 Baik

14 Ruangan Gudang obat 1 Baik

15 Ruang Instalasi Gizi 1 Baik

16 Ruang MTBS 1 Baik

b) Puskesmas Pembantu

Di Puskesmas Abeli terdapat 3 (tiga) buah Pustu yaitu Puskesmas

Pembantu Lapulu yang terletak di Kelurahan Lapulu, Puskesmas Pembantu

Talia di Kelurahan Talia dan Puskesmas Pembantu Benuanira. Selain

bangunan Puskesmas Induk dan Puskesmas Pembantu di Puskesmas Abeli

juga terdapat perumahan dinas sebanyak 2 (Dua) buah, dengan perincian

sebagai berikut:

Rumah Dokter : 1 buah

10

Page 11: Laporan Manajemen Puskesmascopy1edit2.docx

Rumah Paramedis : 2 buah, 1 di fungsikan sebagai poli

MTBS,Klinik Gizi dan sanitasi.

c) Posyandu

Posyandu yang berada dalam wilayah kerja Puskesmas Abeli secara

keseluruhan termasuk dalam kategori Posyandu Purnama dan Posyandu Mandiri.

Terdapat 17 (delapan belas) buah posyandu yang tersebar di 8 (delapan)

Kelurahan. Setiap Posyandu dibina oleh satu orang petugas dari Puskesmas.

Pembina Posyandu diwajibkan hadir setiap ada Posyandu di kelurahan binaannya.

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 8. Hasil Telaah Kemandirian Pos Pelayanan Terpadu di

Wilayah Kerja Puskesmas Abeli Tahun 2013

No.Nama

KelurahanNama Posyandu Strata

Jumlah KaderAktif

1. PudayMutiara

FlamboyanPurnamaPurnama

55

2. LapuluCempakaSejahtera

Trans

PurnamaPurnama

55

3. AbeliMelati 1Bersama

PurnamaPurnama

55

4. BenuaniraeNenasJambu

PurnamaPurnama

55

5. TobimeitaTibing tinggi

Sinar jayaPurnamaPurnama

55

6. AnggalomelaiTerataiDahlia

PurnamaPurnama

55

7. PoasiaAnggrekMelati 2

PurnamaPurnama

55

8. TaliaMujur Jaya

MatahariPurnamaPurnama

55

11

Page 12: Laporan Manajemen Puskesmascopy1edit2.docx

2) Transportasi Dan Komunikasi

Puskesmas Abeli terletak di jalan poros Kecamatan Abeli yang dilalui

kendaraan umum, dimana saat ini, seluruh jalan telah dilakukan pengaspalan

dan dapat dikatakan kondisi jalan dalam keadaan baik.

Untuk menjangkau seluruh kelurahan pada wilayah kerja Puskesmas

Abeli dapat menggunakan kendaraan roda dua maupun kendaraan roda

empat. Sarana transportasi yang dimiliki Puskesmas Abeli saat ini terdiri dari

15 (lima belas) buah kendaraan roda dua dan 2 buah kendaraan roda empat.

Tetapi 4 unit kendaraan roda dua kondisinya sudah rusak berat.

Sarana komunikasi yang ada adalah satu buah hp yang terdapat di

kantor Puskesmas.Sedangkan sarana informasi adalah 1(satu) unit PC

komputer dan 1 unit Laptop dalam kondisi baik, hp puskesmas dalam

keadaan baik, no telepon 082323333824.

b. Sarana Pengobatan

Dalam rangka melaksanakan pelayanan pengobatan, Puskesmas Abeli

mendapatkan sarana obat-obatan yang berasal/bersumber dari:

a. Obat-obatan PKD (APBD)

b. Obat-obatan Program

c. Pembelian bagi obat-obatan yang dirasa perlu

Adapun penggunaan di Puskesmas dan pangambilan obat di Gudang

Farmasi Kota Kendari didasarkan atas pola penyakit yang ada di wilayah kerja

Puskesmas Abeli.

III. Pendanaan

Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya

kesehatan masyarakat yang menjadi tanggungjawab puskesmas, perlu ditunjang

dengan tersedianya pembiayaan yang cukup. Pada saat ini ada beberapa sumber

pembiayaan puskesmas, yakni:

12

Page 13: Laporan Manajemen Puskesmascopy1edit2.docx

a. Pemerintah

Sesuai dengan azas desentralisasi, sumber pembiayaan yang berasal dari

pemerintah terutama adalah pemerintah kabupaten/kota. Di samping itu

puskesmas masih menerima dana yang berasal dari pemerintah provinsi dan

pemerintah pusat.

Dana yang disediakan oleh pemerintah dibedakan atas dua macam, yakni:

1. Dana anggaran pembangunan yang mencakup dana pembangunan gedung,

pengadaan peralatan serta pengadaan obat.

2. Dana anggaran rutin yang mencakup gaji karyawan, pemeliharaan gedung dan

peralatan, pembelian barang habis pakai serta biaya operasional.

Setiap tahun kedua anggaran tersebut disusun oleh Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota untuk diajukan dalam Daftar Usulan Kegiatan ke pemerintah

kabupaten/kota untuk seterusnya dibahas bersana DPRD kabupaten/kota.

Puskesmas diberikan kesempatan mengajukan kebutuhan untuk kedua anggaran

tersebut melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Anggaran yang telah disetujui

yang tercantum dalam dokumen keuangan diturunkan secara bertahap ke

puskesmas melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Untuk beberapa mata

anggaran tertentu, misalnya pengadaan obat dan pembangunan gedung serta

pengadaan alat, anggaran tersebut dikelola langsung olen Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota atau oleh pemerintah kabupaten/kota. Penanggung jawab

penggunaan anggaran yang diterima puskesmas adalah kepala puskesmas,

sedangkan administrasi keuangan dilakukan oleh pemegang keuangan puskesmas

yakni seorang staf yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atas

usulan kepala puskesmas. Penggunaan dana sesuai dengan usulan kegiatan yang

telah disetujui dengan memperhatikan berbagai ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku. (permenkes 128 2004)

b. Pendapatan puskesmas

Sesuai dengan kebijakan pemerintah, masyarakat dikenakan kewajiban

membiayai upaya kesehatan perorangan yang dimanfaatkannya, yang besarnya

ditentukan oleh pemerintah daerah masing-masing (retribusi). Pada saat ini ada

13

Page 14: Laporan Manajemen Puskesmascopy1edit2.docx

beberapa kebijakan yang terkait dengan pemanfaatan dana yang diperoleh dari

penyelenggraan upaya kesehatan perorangan ini, yakni:

1. Seluruhnya disetor ke Kas Daerah Untuk ini secara berkala puskesmas

menyetor langsung seluruh dana retribusi yang diterima ke kas daerah

melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

2. Sebagian dimanfaatkan secara langsung oleh puskesmas Beberapa daerah

tertentu membenarkan puskesmas menggunakan sebagian dari dana yang

diperoleh dari penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan, yang

lazimnya berkisar antara 25 – 50% dari total dana retribusi yang diterima.

Penggunaan dana hanya dibenarkan untuk membiayai kegiatan operasional

puskesmas. Penggunaan dana tersebut secara berkala

dipertanggungjawabkan oleh puskesmas ke pemerintah daerah melalui

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

3. Seluruhnya dimanfaatkan secara langsung oleh puskesmas Beberapa

daerah tertentu lainnya membenarkan puskesmas menggunakan seluruh

dana yang diperolehnya dari penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan

untuk membiayai kegiatan operasional puskesmas. Pada saat ini sesuai

dengan kebijakan dasar puskesmas yang juga harus menyelenggarakan

upaya kesehatan masyarakat yang dananya ditanggung oleh pemerintah,

diubah menjadi puskesmas swakelola. Dengan perkataan lain puskesmas

tidak mungkin sepenuhnya menjadi swadana. Pemerintah tetap

berkewajiban menyediakan dana yakni untuk membiayai upaya kesehatan

masyarakat yang memang menjadi tanggungjawab pemerintah.

(permenkes 128 2004)

c. Sumber lain

Pada saat ini puskesmas juga menerima dana dari beberapa sumber

lain seperti:

1. PT ASKES yang peruntukkannya sebagai imbal jasa pelayanan yang

diberikan kepada para peserta ASKES. Dana tersebut dibagikan kepada

para pelaksana sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

14

Page 15: Laporan Manajemen Puskesmascopy1edit2.docx

2. JPSBK/PKPSBBM Untuk membantu masyarakat miskin, pemerintah

mengeluarkan dana secara langsung ke puskesmas. Pengelolaan dana ini

mengacu pada pedoman yang telah ditetapkan. Apabila sistem Jaminan

Kesehatan Nasional telah berlaku, akan terjadi perubahan pada sistem

pembiayaan puskesmas. Sesuai dengan konsep yang telah disusun,

direncanakan pada masa yang akan datang pemerintah hanya

bertanggungjawab untuk membiayai upaya kesehatan masyarakat,

sedangkan untuk upaya kesehatan perorangan dibiayai melalui sistem

Jaminan Kesehatan Nasional, kecuali untuk penduduk miskin yang tetap

ditanggung oleh pemerintah dalam bentuk pembayaran premi.

Dalam keadaan seperti ini, apabila puskesmas tetap diberikan kesempatan

menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan, maka puskesmas akan menerima

pembayaran dalam bentuk kapitasi dari Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan

Nasional. Untuk itu puskesmas harus dapat mengelola dana kapitasi tersebut

sebaik-baiknya, sehingga di satu pihak dapat memenuhi kebutuhan peserta

Jaminan Kesehatan Nasional dan di pihak lain tetap memberikan keuntungan bagi

puskesmas. Tetapi apabila puskesmas hanya bertanggungjawab

menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat, maka puskesmas hanya akan

menerima dan mengelola dana yang berasal dari pemerintah. (permenkes 128

2004)

IV. Metode

Untuk analisa masalah dan prioritas penyebab masalah yang ada pada

laporan manajemen puskesmas ini adalah dengan menggunakan metode Hanlon.

C. PROSES

1. PERENCANAAN (P1)

a) PTP (perencanaan tingkat puskesmas)

Perencanaan tingkat Puskesmas akan memberikan pandangan menyeluruh

terhadap semua tugas, fungsi dan peranan yang akan dijalankan dan menjadi

tuntunan dalam proses pencapaian tujuan Puskesmas secara efisien dan efektif.

15

Page 16: Laporan Manajemen Puskesmascopy1edit2.docx

Perencanaan Puskesmas merupakan inti kegiatan manajemen Puskesmas, karena

semua kegiatan manajemen diatur dan diarahkan oleh perencanaan. Dengan

perencanaan Puskesmas, memungkinkan para pengambil keputusan dan pimpinan

Puskesmas untuk menggunakan sumber daya Puskesmas secara berdaya guna dan

berhasil guna. Untuk menjadikan organisasi dan manajemen Puskesmas efektif

dan berkinerja tinggi diawali dari perencanaan efektif. Perencanaan Puskesmas

adalah fungsi manajemen Puskesmas yang pertama dan menjadi landasan serta

titik tolak pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Semua kegiatan dan

tindakan manajemen Puskesmas didasarkan dan/atau disesuaikan dengan

perencanaan yang sudah ditetapkan. Ini berarti, setelah perencanaan disusun,

kemudian struktur organisasi, tata kerja, dan personalia Puskesmas yang akan

melaksanakan tugas organisasi ditentukan (fungsi pengorganisasian). Selanjutnya

personalia yang bekerja dalam organisasi Puskesmas digerakan dan diarahkan

agar mereka bertindak dan bekerja efektif untuk mencapai tujuan Puskesmas yang

direncanakan (fungsi penggerakan dan pelaksanaan). Semua aktivitas personalia

dan organisasi Puskesmas diawasi, dipantau, dan dibimbing agar aktivitas tetap

berjalan sesuai tujuan dan target kinerja Puskesmas (fungsi pengawasan dan

pengendalian). Akhirnya dilakukan penilaian untuk mengetahui dan menganalisis

kinerja pegawai dan organisasi Puskesmas. Penilaian meliputi masukan, proses

transformasi/konversi yaitu pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dan

pelaksanaan program dan kegiatan serta pelayanan kesehatan Puskesmas.

Kemudian hasilnya dibandingkan dengan tujuan dan terget kinerja Puskesmas

yang telah ditetapkan (fungsi penilaian).

Penyusunan rencana kegiatan Puskesmas dilakukan secara sistematis

untuk memecahkan masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. Hal ini

meliputi :

1. Upaya kesehatan wajib

2. Upaya kesehatan pengembangan

3. Upaya penunjang

16

Page 17: Laporan Manajemen Puskesmascopy1edit2.docx

Adapun tahapan dalam penyusunan perencanaan tingkat puskesmas adalah

sebagai berikut :

1. Persiapaan

Mempersiapkan data yang akan di analisis, sehingga untuk selanjutnya

dapat mempermudah perencanaan yang akan dibuat.

2. Analisis situasi Penyusunan

Analisis situasi merupakan langkah awal proses penyusunan (rencana

operasional) RO Puskesmas yang bertujuan untuk identifikasi masalah. Secara

konsepsual, analisis situasi Puskesmas adalah proses berikut kecenderungannya

dan faktor-faktor yang mempengaruhi masalah tersebut, serta potensi sumber daya

Puskesmas yang dapat digunakan untuk melakukan intervensi. Analisis situasi

akan menghasilkan rumusan masalah dan berbagai faktor yang berkaitan dengan

masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas serta potensi sumber

daya Puskesmas yang dapat digunakan untuk melakukan intervensi. Langkah ini

dilakukan dengan mengumpulkan dan menganalisis data atau fakta yang berkaitan

dengan masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas (Departemen

Kesehatan, 2010).

Analisis ini meliputi data umum dan data khusus. Data umum ini berupa

peta wilayah dan data sumber daya (ketenagaan, obat & bahan habis pakai,

peralatan, sumber pembiayaan, sarana prasarana, data peran serta masyarakat, data

penduduk & sasaran program, data sekolah, data kesling.

3. Rencana Usulan Kegiatan : terdapat 2 tahap dalam penyusunan rencana usulan

kegiatan (RUK), yaitu :

a. Analisis masalah, meliputi :

1. identifikasi masalah,

2. prioritas masalah,

3. merumuskan masalah,

4. penyebab masalah

17

Page 18: Laporan Manajemen Puskesmascopy1edit2.docx

b. Penyusunan RUK

Pada dasarnya menyusun RUK harus memperhatikan berbagai kebijakan

yang berlaku secara global, nasional maupun daerah sesuai dengan hasil kajian

data dan informasi yang tersedia di puskesmas. Puskesmas haruslah

mempertimbangkan masukan dari masyarakat melalui Konsil Kesehatan

Kecamatan/Badan Penyantun Puskesmas. Rencana usulan kegiatan harus

dilengkapi pula dengan usulan pembiayaan untuk kebutuhan rutin, sarana,

prasarana, dan operasional puskesmas. RUK yang disusun tersebut merupakan

RUK untuk tahun mendatang (H+1). Penyusunan RUK tersebut disusun pada

bulan januari tahun berjalan (H) berdasarkan hasil kajian pencapaian kegiatan

pada tahun sebelumnya (H-1). Dalam hal ini diharapkan penyusunan RUK telah

selesai dilaksanakan di puskesmas pada akhir bulan januari tahun berjalan (H).

Setelah menyusun, kemudian RUK tersebut dibahas di Dinas

kabupaten/kota, kemudian diajukan ke Pemerintah Daerah kabupaten/kota melalui

Dinas kesehatan kabupaten/kota. RUK yang terangkum dalam usulan Dinas

kesehatan kabupaten/kota akan diajukan ke DPRD untuk memperoleh persetujuan

pembiayaan dan dukungan politis.

Setelah mendapat persetujuan, selanjutnya diserahkan ke puskesmas

melalui dinas kesehatan kabupaten/kota. Berdasarkan alokasi biaya yang disetujui

tersebut puskesmas menyusun rencana pelaksanaan kegiatan.

4. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan

Setelah RUK disetujui, dengan alokasi biaya yang ditentukan, puskesmas

membuat rencana pelaksanaan kegiatan. Sumber pembiayaan puskesmas selain

dari anggaran daerah (DAU), adalah dari pusat dan pinjaman/bantuan luar negeri

yang dialokasikan melalui dinas kesehatan kabupaten/kota. RPK disusun dengan

melakukan penyesuaian dan tetap mempertimbangkan masukan dari masyarakat.

Penyesuaian ini dilakukan, karena RPK yang disusun adalah persetujuan atas

RUK tahun lalu (H-1), alokasi yang diterima tidak selalu sesuai dengan yang

diusulkan, adanya perubahan sasaran kegiatan, tambahan anggaran (selain dari

18

Page 19: Laporan Manajemen Puskesmascopy1edit2.docx

DAU), dan lain-lainnya. Penyusunan RPK dilaksanakan pada bulan Januari tahun

berjalan, dalam forum lokakarya mini yang pertama.

2. PENGGERAK DAN PELAKSANAAN (P2)

Sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional, upaya kesehatan

diselenggarakan melalui upaya kesehatan Puskesmas, peran serta masyarakat, dan

rujukan upaya kesehatan. Puskesmas mempunyai fungsi sebagai pusat

pengembangan peran serata masyarakat, pusat pembinaan kesehatan masyarakat

dan pusat pelayanan kesehatan masyarakat. Dalam rangka membina petugas

Puskesmas untuk bekerjasama dalam tim sehingga dapat melaksanakan fungsi

Puskesmas dengan baik, telah dikembangkan Lokakarya Mini Puskesmas.

Mini Lokakarya Puskesmas merupakan suatu pertemuan antar petugas

Puskesmas dan petugas Puskesmas dengan sektor terkait (lintas sektoral) untuk

meningkatkan kerjasama tim, memantau cakupan pelayanan Puskesmas serta

membina peran serta masyarakat secara terpadu agar dapat meningkatkan fungsi

Puskesmas. Ditinjau dari fungsi manajemen yang terdiri dari perencanaan (P1),

Penggerakan Pelaksanaan (P2) dan Pengawasan Pengendalian Penilaian (P3)

maka Mini Lokakarya Puskesmas merupakan penerapan Penggerakan,

Pelaksanaan (P2).

Adapun tujuan dilakukannya mini lokakarya adalah sebagai berikut :

1. Tujuan Umum

Meningkatkan fungsi Puskesmas melalui penggerakan pelaksanaan

Puskesmas, bekerjasama dalam tim dan membia kerja sama lintas program serta

lintas sektoral,

2. Tujuan Khusus

a) Tergalangnya kerjasama dalam tim antar tenaga Puskesmas dan pelaksana

b) Terselenggaranya lokakarya bulanan antar tenaga Puskesmas dalam rangka

pemantauan hasil kerja tenaga Puskesmas dengan cara membandingkan

rencana kerja bulan lalu dari setiap petugas dengan hasil kegiatannya dan

membandingkan cakupan kegiatan dari daerah binaan dengan targetnya serta

teersusunnya rencana kerja bulan berikutnya.

19

Page 20: Laporan Manajemen Puskesmascopy1edit2.docx

c) Tergalangnya kerjasama lintas sektoral dalam rangka pembinaan dan

pengembangan peran serta masyarakat secara terpadu.

d) Terselenggaranya lokakarya tribulanan lintas sektoral dalam ranngka

mengkaji kegiatan kerjasama lintas sektoral dan tersusunnya rencana kerja

tribulan berikutnya. Manfaatnya adalah mengevaluasi kegiatan yang telah

dilakuakan pada bulan lalu dan untuk merencanakan kegiatan yang akan

dilakukan.

3. Penggalangan / peningkatan kerjasama dalam Tim

Lokakarya yang pada dasarnya dilaksanakan setahun sekali dilingkungan

Puskesmas sendiri, dalam rangka meningkatkan kerjasama antar petugas

Puskesmas untuk meningkatkan fungsi Puskesmas.

4. Lokakarya Bulanan Puskesmas

Sebagai tidak lanjut lokakarya pengggalangan / peningkatan kerjasama

dalam Tim, setiap awal bulan berikutnya diadakan pertemuan antar tenaga

Puskesmas untuk membandingkan rencana kerja bulan yang lalu dengan hasil

kegiatan serta cakupan daerah binaan. Bilaman dijumpai masalah, dibahas dan

dipecahkan bersama, serta kemudian menyusun rencana kerja bulan berikutnya

bagi setiap tenaga.

5. Penggalangan / peningkatan kerja sama lintas sektoral

Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dan dukungan sektor-

sektor yang bersangkutan diperlukan penggalangan kerjasama lintas sektor, yang

dilaksanakan dalam satu pertemuan setahun sekali. Untuk itu perlu dijelasklan

manfaat bersama dari upaya pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang

kesehatan bagi sektor-sektor yang bersangkutan. Sebagai hasil pertemuan adalah

kesepakatan rencana kerja lintas sektoral dalam membina dan mengembanngkan

peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan. Khususnya dalam rangka

peningkatan kesejahteraan ibu dan kelangsungan hidup anak. Harapannya

peningkatan pelayanan kesehatan, laporan kegiatan tepat waktu.

Salah satu bentuk upaya dalam penggalangan maupun pemantauan

berbagai kegiatan adalah melalui pertemuan lokakarya mini puskesmas. Pada

20

Page 21: Laporan Manajemen Puskesmascopy1edit2.docx

dasarnya ruang lingkup kegiatan lokmin itu, mencakup dua hal pokok, yang

meliputi :

1. Minlok Lintas Program :

a. Meningkatkan kerjasama antar petugas internal puskesmas

b. Mendapatkan kesepakatan sesuai rencana pelaksanaan kegiatan

c. Meningkatkan motivasi tugas seluruh staf puskesmas

d. Mengkaji pelaksanaan rencana kerja (RPK) yang telah disusun.

2. Minlok Lintas Sektor :

1) Mendapatkan kesepakatan rencana kerja lintas sektoral,

2) untuk membina dan mengembangkan peran serta masyarakat dalam bidang

kesehatan

berdasarkan waktunya, lokakarya mini dibagi menjadi 2 :

1. Mini Lokakarya bulanan

Lokarya bulanan ini mempunyai beberapa tujuan yang terbagi menjadi 2 :

a. Tujuan umum :

Terselenggaranya lokakarya bulanan intern puskesmas dalam rangka

pemantauan hasil kerja petugas puskesmas dengan cara membandingkan

rencana kerja bulan lalu dari setiap petugas dengan hasil kegiatannya dan

membandingkan cakupan kegiatan dari daerah binaan dengan targetnya

serta tersusunnya rencana kerja bulan berikutnya.

b. Tujuan khusus :

1. Diketahuinya hasil kegiatan puskesmas bulan lalu

2. Disampaikannya hasil rapat dari kabupaten/kota, kecamatan dan

berbagai kebijakan serta program

3. Diketahuinya hambatan atau masalah kegiatan bulan lalu

4. Dirumuskannya cara penyelesaian masalah

5. Disusunnya rencana kerja bulan baru

Lokakarya mini bulanan diselenggarakan dalam dua tahap, yaitu :

21

Page 22: Laporan Manajemen Puskesmascopy1edit2.docx

1. Mini Lokakrya bulanan yang pertama

Merupakan lokakarya penggalangan tim yang diselenggarakan dalam

rangka pengorganisasian untuk dapat terlaksananya rencana pelaksanaan kegiatan

(RPK). Pelaksanaan lokakarya mini bulanan yang pertama sebagai berikut :

a) Masukan

1) Penggalangan tim dalam bentuk dinamika tentang peran, tanggung jawab

staf dan kewenangan puskesmas

2) Informasi tentang kebijakan, program dan konsep baru yang berkaitan

dengan puskesmas

3) Informasi tentang tatacara penyusunan rencana kegiatan (PoA)

puskesmas

b) Proses :

1. Inventarisasi kegiatan puskesmas termasuk kegiatan lapangan dan

daerah binaan

2. Analisis beban kerja tiap petugas

3. Pembagian tugas baru termasuk pembagian daerah binaan

4. Penyusunan rencana kegiatan puskesmas tahunan berdasarkan RPK

c) Keluaran :

1. Rencana kegiatan puskesmas tahunan

2. Kesepakatan bersama untuk pelaksanaan kegiatan berdasarkan PoA

3. Matriks pembagian tugas dan daerah binaan

2. Mini Lokakarya bulanan rutin

Merupakan tindak lanjut dari lokakarya mini bulanan yang pertama.

Lokakarya bulanan rutin ini dilaksanakan untuk memantau pelaksanaan PoA

puskesmas yang dilakukan setiap bulan secara teratur. Pelaksanaan lokakarya

bulanan rutin puskesmas senagai berikut :

a) Masukan :

1) Laporan hasil kegiatan bulan lalu

2) Informasi tentang hasil rapat di kabupaten/kota

22

Page 23: Laporan Manajemen Puskesmascopy1edit2.docx

3) Informasi tentang hasil rapat di kecamatan

4) Informasi tentang kebijakan, program dan konsep baru

b) Proses :

1) Analisis hambatan dan masalah, antara lain dengan menggunakan PWS

2) Analisis sebab masalah, khusus untuk mutu dikaitkan dengan kepatuhan

standar pelayanan

3) Merumuskan alternatif pemecahan masalah

c) Keluaran :

1) Kesepakatan untuk melaksanakan kegiatan

2) Rencana kerja bulan yang baru

2. Mini Lokakarya triwulan

Mini lokakarya tribulan ini dilakukan sebagai pemantau pelaksanaan

kerjasama lintas sektoral. Tujuan dari pelaksanaan ini dibagi menjadi 2, yaitu :

a. Tujuan umum

Terselenggaranya lokakarya lintas sektoral dalam rangka mengkaji hasil

kegiatan kerja sama lintas sektoral dan tersusunnya rencanan kerja tribulan

selanjutnya.

b. Tujuan khusus

a. Dibahas dan dipecahkan masalah dan hambatan lintas sektoral yang dihadapi

b. Dirumuskannya rencana kerja lintas sektoral yang baru untuk tribulan yang

akan datang.

Lokakarya triwulan lintas sektor dilaksanakan dalam dua tahap :

1. Lokakarya mini tribulan pertama

Merupakan lokakarya yang diselenggarakan tim dalam rangka

pengorganisasian. Pengorganisasian dilaksanakan untuk dapat terlaksanakannya

kegiatan sektoral yang terkait dengan kesehatan. Pelaksanaan lokakarya mini

tribulan pertama sebagai berikut :

23

Page 24: Laporan Manajemen Puskesmascopy1edit2.docx

a. Masukan :

1) Penggalangan tim yang dilakukan melalui dinamika kelompok

2) Informasi tentang program lintas sektor

3) Informasi tentang program kesehatan

4) Informasi tentang kebijakan, program dan konsep baru.

b. Proses :

1) Inventarisasi peran bantu masing-masing sektor

2) Analisis masalah peran bantu masing-masing sektor

3) Pembagian peran dan tugas masing-masing sector

c. Keluaran :

1) Kesepakatan tertulis lintas sektor terkait dalam mendukung program

kesehatan

2) Rencana kegiatan masing-masing sector

2. Mini lokakarya triwulan rutin

Merupakan tindak lanjut dari lokakarya penggalangan kerjasama lintas

sektoral yang telah dilakukan dan selanjutnya dilakukan tiap tribulan secara tetap.

Pelaksanaan lokakarya mini tribulan rutin adalah :

a. Masukan :

1) Laporan kegiatan pelaksanaan program kesehatan dan dukungan sektor

terkait

2) Inventarisasi maslah/hambatan dari masing-masing sektor dalam

pelaksanaan program kesehatan

3) Pemberian informasi baru

b. Proses :

1) Analisis masalah dan hambatan pelaksanaan program kesehatan

2) Analisis masalah dan hambatan dukungan dari masing-masing sektor

24

Page 25: Laporan Manajemen Puskesmascopy1edit2.docx

3) Merumuskan cara penyelesaian masalah

4) Menyusun rencana kerja dan menyepakati kegiatan untuk tribulan yang

baru

c. Keluaran :

1) Rencana kerja tribulan yang baru

2) Kesepakatan bersama

3. PENGAWASAN, PENGENDALIAN DAN PENILAIAN (P3)

Dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan dan pembinaan kesehatan

masyarakat telah di bangun Puskesmas. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis

dinas kesehatan kabupaten / kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan

pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja tertentu. Puskesmas berfungsi

sebagai :

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan .

2. Pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat.

3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.

Mempertimbangkan rumusan pokok-pokok program dan program-program

unggulan sebagaimana disebutkan dalam Rencana Strategis Departemen

Kesehatan dan program spesifik daerah, maka area program yang akan menjadi

prioritas di suatu daerah, perlu dirumuskan secara spesifik oleh daerah sendiri

demikian pula strategi dalam pencapain tujuannya, yang harus disesuaikan dengan

masalah, kebutuhan serta potensi setempat.

Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan

kesehatan mempunyai peran cukup besar dalam upaya mencapai pembangunan

kesehatan. Untuk mengetahui tingkat kinerja Puskesmas, perlu diadakan Penilaian

Kinerja Puskesmas.

a. pengertian penilaian kinerja puskesmas

Penilaian kinerja Puskesmas adalah suatu upaya untuk melakukan

penilaian hasil kerja / prestasi Puskesmas. Pelaksanaan penilaian dimulai dari

25

Page 26: Laporan Manajemen Puskesmascopy1edit2.docx

tingkat Puskesmas sebagai instrumen mawas diri karena setiap Puskesmas

melakukan penilaian kinerjanya secara mandiri, kemudian Dinas Kesehatan

Kabupaten / Kota melakukan verifikasi hasilnya. Adapun aspek penilaian meliputi

hasil pencapaian cakupan dan manajemen kegiatan termasuk mutu pelayanan

(khusus bagi Puskesmas yang telah mengembangkan mutu pelayanan) atas

perhitungan seluruh Puskesmas. Berdasarkan hasil verifikasi, dinas kesehatan

kabupaten / kota bersama Puskesmas dapat menetapkan Puskesmas kedalam

kelompok (I,II,III) sesuai dengan pencapaian kinerjanya.Pada setiap kelompok

tersebut, dinas kesehatan kabupaten/kota dapat melakukan analisa tingkat kinerja

Puskesmas berdasarkan rincian nilainya, sehingga urutan pencapian kinerjanya

dapat diketahui, serta dapat dilakukan pembinaan secara lebih mendalam dan

terfokus.

b. tujuan penilaian kinerja puskesmas

1. Tujuan Umum

Tercapainya tingkat kinerja Puskesmas yang berkualitas secara optimal

dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan kesehatan kabupaten / kota.

2. Tujuan Khusus

a) Mendapatkan gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan dan mutu

kegiatan serta manajemen Puskesmas pada akhir tahun kegiatan.

b) Mengetahui tingkat kinerja puskesmas pada akhir tahun berdasarkan

urutan peringkat kategori kelompok Puskesmas.

c) Mendapatkan informasi analisis kinerja Puskesmas dan bahan masukan

dalam penyusunan rencana kegiatan Puskesmas dan dinas kesehatan

kabupaten/kota untuk tahun yang akan datang.

3) Manfaat penilaian kinerja puskesmas

1) Puskesmas mengetahui tingkat pencapaian (prestasi) kunjungan

dibandingkan dengan target yang harus dicapai.

2) Puskesmas dapat melakukan identifikasi dan analisis masalah, mencari

penyebab dan latar belakang serta hambatan masalah kesehatan di wilayah

26

Page 27: Laporan Manajemen Puskesmascopy1edit2.docx

kerjanya berdasarkan adanya kesenjangan pencapaian kinerja Puskesmas

(out put dan out come)

3) Puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten/kota dapat menetapkan tingkat

urgensi suatu kegiatan untuk dilaksanakan segera pada tahun yang akan

datang berdasarkan prioritasnya.

4) Dinas kesehatan kabupaten/kota dapat menetapkan dan mendukung

kebutuhan sumber daya Puskesmas dan urgensi pembinaa

4) Ruang lingkup penilaian kinerja puskesmas

Ruang lingkup kinerja Puskesmas meliputi penilaian pencapaian hasil

pelaksanaan pelayanan kesehatan, manajemen Puskesmas dan mutu pelayanan.

Penilaian terhadap kegiatan upaya kesehatan wajib Puskesmas yang telah

ditetapkan di tingkat kabupaten/kota dan kegiatan upaya kesehatan pengembangan

dalam rangka penerapan ketiga fungsi Puskesmas yang diselenggarakan melalui

pendekatan kesehatan masyarakat, dengan tetap mengacu pada kebijakan dan

strategi untuk mewujudkan visi “ Indonesia Sehat”

e. Pelaksanaan penilaian kinerja

1) Bahan dan pedoman

Bahan yang dipakai pada penilaian kinerja Puskesmas adalah hasil

pelaksanaan pelayanan kesehatan manajemen Puskesmas dan mutu pelayanan,

sedangkan dalam pelaksanaannya mulai dari pengumpulan data, pengolahan data,

analisis hasil/masalah sampai dengan penyusunan laporan berpedoman pada Buku

Pedoman penilaian kinerja Puskesmas dari Direktorat Jenderal Bina Kesehatan

Masyarakat Departemen Kesehatan R.I. th 2006.

2) Teknis pelaksanaan

Dalam hal ini, dimisalkan saja bahwa teknis pelaksanaan penilaian kinerja

Puskesmas di Kabupaten Klungkung tahun 2008 sbb:

a) Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilaksanakan dengan memasukkan data hasil kegiatan

Puskesmas th 2008 ( Jan s/d Des 2008 ) dengan variabel dan sub variabel yang

terdapat dalam forum penilaian kinerja Puskesmas th 2008

27

Page 28: Laporan Manajemen Puskesmascopy1edit2.docx

b) Pengolahan Data

Setelah proses pengumpulan data selesai, dilanjutkan dengan

penghitungan sbb :

Penilaian Cakupan Kegiatan Yankes Cakupan sub variabel dan variabel. Cakupan

sub variabel (SV) dihitung dengan membagi hasil pencapaian (H) dengan target

sasaran (T) dikalikan 100 atau

SV (%) = H/T x 100%

Cakupan variabel (V) dihitung dengan menjumlah seluruh nilai sub N

variabel (ΣSV) kemudian dibagi dengan jumlah variabel (n) atau

V (%) = Σ SV/n

Jadi nilai cakupan kegiatan Yankes adalah Rerata per jenis kegiatan.

Kinerja cakupan pelayanan di kelompokkan sebagai berikut :

1. Kelompok I (kinerja baik) :

Tingkat pencapaian hasil ≥ 91 %

2. Kelompok II (kinerja cukup) :

Tingkat pencapaian hasil 81 – 90 %

3. Kelompok III (kinerja kurang) :

Tingkat pencapaian hasil ≤ 80 %

a. Penilaian Kegiatan Manajemen Puskesmas

Penilaian kegiatan manajemen Puskesmas dikelompokkan menjadi 4

kelompok :

1. Manajemen Operasional Puskesmas

2. Manajemen alat dan obat

3. Manajemen keuangan

4. Manajemen ketenagaan

Penilaian kegiatan manajemen Puskesmas dengan mempergunakan skala nilai

sebagai :

berikut :

1. Skala 1 nilai 4

2. Skala 2 nilai 7

3. Skala 3 nilai 10

28

Page 29: Laporan Manajemen Puskesmascopy1edit2.docx

Nilai masing-masing kelompok manajemen adalah :

1. Skala 1 Nilai 4

2. Skala 2 Nilai 7

3. Skala 3 Nilai 10

Cara Penilaian :

a. Nilai mutu dihitung sesuai dengan hasil pencapaian Puskesmas dan dimasukkan

ke dalam kolom yang sesuai.

b. Hasil nilai skala di masukkan ke dalam kolom nilai akhir tiap variabel

c. Hasil rata – rata nilai variabel dalam satu komponen merupakan nilai akhir

mutu

Nilai mutu pelayanan dikelompokkan menjadi :

1. Baik : Nilai rata – rata > 8,5

2. Cukup : Nilai 5,5 – 8,4

3. Kurang : Nilai < 5,5

29

Page 30: Laporan Manajemen Puskesmascopy1edit2.docx

BAB III

IDENTIFIKASI MASALAH

A. ANALISIS MASALAH

Tabel 9. Analisis Masalah

B. Prioritas Masalah

30

NO INDIKATORTARGET  PERSEN

2013CAKUPAN SELISIH

A Pelayanan Kesehatan Dasar1 Desa Kelurahan UCI 100 73.6 26.42 Penemuan Pasien Baru BTA Positif 100 64.7 35.3

C KESLING3 1. ABJ 95 72 284 2. Pengawasan SAB 90 58 325 3. Pengawasan Jaga 95 73 226 4. Pengawasan SPAL 95 78 177 5. Pengawasan Perumahan 90 74 168 6. Pengawasan TTU 90 73 179 7. Pengawasan TPM 90 73 17

D KIA10 Cakupan peserta KB aktif 70 25 45

E GIZI11 3. Pemantauan Garam Beryodium 80 75 512 4. Cakupan ASI Ekslusif 75 49 26

IMUNISASI13 Imunisasi dasar lengkap pada bayi 100 73.60 26.40 H Promkes14 Rumah tangga sehat 70 26 44

Page 31: Laporan Manajemen Puskesmascopy1edit2.docx

I. Besar Masalah

• Penilaian besar masalah dengan menggunakan interval menggunakan

rumus sebagai berikut:

• Kelas N = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 14

= 1 + 3.3 ( 1,46 )

= 1 + 3,78

= 4,78

= 5

• Interval = ( nilai tertinggi – nilai terendah )

Jumlah kelas

= ( 45 – 5 ) / 5

= 40/5

= 8

NO INDIKATOR

Besar Masalah

NilaiInterval

5 - 13 14 - 22 23 - 31 32 - 40 41 - 48Nilai

2 4 6 8 10A Pelayanan Kesehatan Dasar1 Desa Kelurahan UCI X 6

2Penemuan Pasien Baru BTA Positif X 8

B KESLING3 1. ABJ X 64 2. Pengawasan SAB X 85 3. Pengawasan Jaga X 66 4. Pengawasan SPAL X 47 5. Pengawasan Perumahan X 48 6. Pengawasan TTU X 49 7. Pengawasan TPM X 4

C KIA10 Cakupan peserta KB aktif X 10

31

Page 32: Laporan Manajemen Puskesmascopy1edit2.docx

D GIZI

11Pemantauan Garam Beryodium X 10

12 Cakupan ASI Ekslusif X 2

F IMUNISASI

13Imunisasi dasar lengkap pada bayi X 6

G Promkes

14 Rumah tangga sehat X 4

Tabel 10. Besar Masalah

D. Kegawatan Masalah

Merupakan hasil rata-rata pengambilan suara dari 6 anggota kelompok

mengenai 3 faktor tingkat kegawatan dengan bobot nilai:

Keganasan Biaya

Sangat ganas : 5 Sangat murah : 5

Ganas : 4 Murah : 4

Cukup berpengaruh : 3 Cukup murah : 3

Kurang ganas : 2 Mahal : 2

Tidak ganas : 1 Sangat mahal : 1

Urgensi

Sangat mendesak : 5

Mendesak : 4

Cukup mendesak : 3

Kurang mendesak : 2

Tidak mendesak : 1

No Masalahkegana-

santingkat urgensi

biaya yg dikeluar

-kan

Nilai (S)

32

Page 33: Laporan Manajemen Puskesmascopy1edit2.docx

A Pelayanan Kesehatan Dasar1 Desa Kelurahan UCI 3 1.5 5 9.51 Penemuan Pasien Baru BTA Positif 5 5 3 13

B KESLING3 ABJ 1.5 1 5 7.54 Pengawasan SAB 3 3.5 3 9.55 Pengawasan Jaga 3 3 2 86 Pengawasan SPAL 3 3 1.5 7.57 Pengawasan Perumahan 4 4 1.5 9.58 Pengawasan TTU 3 3 3 99 Pengawasan TPM 3 3 3 9

C KIA10 Cakupan peserta KB aktif 1 2.5 2.5 6

D GIZI11 3. Pemantauan Garam Beryodium 2.5 2 3.5 812 4. Cakupan ASI Ekslusif 1.5 1 5 7.5

F IMUNISASI13 Imunisasi dasar lengkap pada bayi 1.5 1.5 5 8G Promkes14 Rumah tangga sehat 1 2.5 2.5 6

Tabel 11. Kegawatan Masalah

E. Kemudahan Penanggulangan

Kemudahan Penanggulangan (nilai 1-5)

No Masalah Kemudahan

33

Page 34: Laporan Manajemen Puskesmascopy1edit2.docx

Penanggulangan

A Pelayanan Kesehatan Dasar1 Desa Kelurahan UCI 3.52 Penemuan Pasien Baru BTA Positif 1.5

B KESLING3 ABJ 3.54 Pengawasan SAB 3.55 Pengawasan Jaga 36 Pengawasan SPAL 37 Pengawasan Perumahan 3.58 Pengawasan TTU 29 Pengawasan TPM 2

C KIA10 Cakupan peserta KB aktif 4

D GIZI11 Pemantauan Garam Beryodium 3.512 Cakupan ASI Ekslusif 4

F IMUNISASI13 Imunisasi dasar lengkap pada bayi 3.5

Promkes14 Rumah tangga sehat 2

Tabel 12. Kemudahan Penanggulangan

F. PEARL Faktor

Terdiri dari beberapa faktor yang saling menentukan yaitu :

• Propriety : Kesesuaian dengan program daerah/ nasional/ dunia

• Economy : Memenuhi syarat ekonomi untuk melaksanakannya

• Acceptability : Dapat diterima oleh petugas, masyarakat, dan lembaga

terkait

• Resources : Tersedianya sumber daya

• Legality : Tidak melanggar hukum dan etika

 Skor yang digunakan diambil melalui voting 6 anggota kelompok

34

Page 35: Laporan Manajemen Puskesmascopy1edit2.docx

• 1 = setuju

• 0 = tidak setuju

No Masalah P E A R L Hasil

A Pelayanan Kesehatan Dasar1 Desa Kelurahan UCI 1 1 1 1 1 12 Penemuan Pasien Baru BTA Positif 1 1 1 1 1 1

B KESLING3 ABJ 1 1 1 1 1 14 Pengawasan SAB 1 1 1 1 1 15 Pengawasan Jaga 1 1 1 1 1 16 Pengawasan SPAL 1 1 1 1 1 17 Pengawasan Perumahan 1 1 1 1 1 18 Pengawasan TTU 1 1 1 1 1 19 Pengawasan TPM 1 1 1 1 1 1

C KIA10 Cakupan peserta KB aktif 1 1 1 1 1 1

D GIZI11 Pemantauan Garam Beryodium12 Cakupan ASI Ekslusif 1 1 1 1 1 1

F IMUNISASI13 Imunisasi dasar lengkap pada bayi 1 1 1 1 1 1G Promkes14 Rumah tangga sehat 1 1 1 1 1 1

Tabel 13. PEARL Faktor

G. Nilai Prioritas Masalah

No Masalah A B C DNPD NPT

(A+B)xC

(A+B)xCxD

A Pelayanan Kesehatan Dasar1 Desa Kelurahan UCI 6 9.5 3.5 1 54.25 54.25

35

Page 36: Laporan Manajemen Puskesmascopy1edit2.docx

2Penemuan Pasien Baru BTA Positif 8 13 1.5 1 31.50 31.50

B KESLING3 ABJ 6 7.5 3.5 1 47.25 47.254 Pengawasan SAB 8 9.5 3.5 1 61.25 61.255 Pengawasan Jaga 6 8 3 1 42.00 42.006 Pengawasan SPAL 4 7.5 3 1 34.50 34.507 Pengawasan Perumahan 4 9.5 3.5 1 47.25 47.258 Pengawasan TTU 4 9 2 1 26.00 26.009 Pengawasan TPM 4 9 2 1 26.00 26.00

C KIA

10 Cakupan peserta KB aktif 10 6 4 1 64.00 64.00

D GIZI11 Pemantauan Garam Beryodium 10 8 3.5 1 63.00 63.0012 Cakupan ASI Ekslusif 2 7.5 4 1 38.00 38.00

F IMUNISASI14 0 1 0.00 0.0013 Imunisasi dasar lengkap pada bayi 6 8 3.5 1 49.00 49.00G Promkes14 Rumah tangga sehat 4 6 2 1 20.00 20.00

C. Analisis Penyebab Masalah

1. Analisis kemungkinan penyebab masalah dengan menggunakan

pendekatan sistem

Komponen Kemungkinan Penyebab

Input MAN

MONEY

MATERIAL

Tidak ada masalah

Tidak ada masalah

Tidak ada masalah

36

Page 37: Laporan Manajemen Puskesmascopy1edit2.docx

METODE

MARKETING

Penyuluhan tentang KB yang sistematis dan

terprogram belum ada

Kurangnya sosialisasi yang disampaikan

petugas kepada masyarakat

Lingkungan - Banyaknya PUS yang melakukan KB di

dokter praktek maupun bidan praktek swasta

sehingga data tidak terekam

Proses P1

P2

P3

Tidak ada masalah

Tidak ada masalah

Tidak ada masalah

D. Prioritas Penyebab Masalah

Adapun prioritas penyebab Masalah yaitu:

a) Tidak terdapat penyuluhan KB yang terjadwal, sistematis dan

terprogram baik di dalam maupun di luar puskesmas.

b) Kurangnya sosialisasi yang disampaikan petugas kepada

masyarakat

c) Banyaknya PUS yang melakukan KB di dokter praktek maupun

bidan praktek swasta sehingga data tidak terekam

37

Page 38: Laporan Manajemen Puskesmascopy1edit2.docx

E. Pengambilan Keputusan

Dari analisis priotitas penyebab masalah maka dibawah ini

ditampilkan tabel paired comparison dan tabel kumulatif untuk untuk

menyelesaikan suatu masalah yang berupa rendahnnya cakupan KB aktif

pada wilayah kerja Puskesmas Abeli,

A B C Total

A B C 0

B C 0

C 0

Total vertikal 0 1 2 3

Total horizontal 0 0 0 0

Total 0 1 2 3

Tabel 15. Paired Comparison

C 2 2/3 x 100% 66.66 % 66.66

B 1 1/3 x100% 33.33 % 99.99 %

A 0 0/21 x100% 0 0

Jumlah 3 100 %

Tabel 16. Tabel Kumulatif

Berdasarkan nilai kumulatif untuk menyelesaikan suatu masalah yang

berupa rendahnnya cakupan KB aktif pada wilayah kerja Puskesmas Abeli cukup

menyelesaikan 1 penyebab karena penyebab tersebut belum mencapai 80%,

diantarannya adalah

1. Banyaknya PUS yang melakukan KB di dokter praktek maupun bidan

praktek swasta sehingga data tidak terekam ( C )

38

Page 39: Laporan Manajemen Puskesmascopy1edit2.docx

F. Alternatif Pemecahan Masalah

Adapun alternatif pemecahan masalah yaitu:

a) Melakukan kerja sama dengan BKKBN untuk menyedeiakan

pelayanan KB gratis

b) Sosialisasi tentang pelayanan KB gratis di wilayah kerja Puskesmas

G. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan

Berdasarkan kriteria mutlak, maka hanya 2 rencana kegiatan di atas

yang dapat dijadikan rencana kegiatan/ Plain Of Action (POA) yaitu:

Pr

ogra

m

Kegiatan Sasaran Target Lokasi Waktu Personil Biaya

KIA Melakukan

kerja sama

dengan

BKKBN

untuk

menyedeiaka

n pelayanan

KB gratis

Pasangan

Usia

Subur

(PUS)

70% - Posyandu Bulan

Juli-

September

1 orang 50.000x

3 x 3 =

Rp

450.000

,-

KIA Sosialisasi

tentang

pelayanan

KB gratis di

wilayah kerja

Puskesmas

Pasangan

Usia

Subur

(PUS)

70% Wilayah

kerja

Puskesmas

Abeli

Bulan

Juli-

September

1 orang 50.000x

8x3 =

Rp

1.200.0

00

39

Page 40: Laporan Manajemen Puskesmascopy1edit2.docx

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Puskesmas adalah tercapainya kecamatan sehat 2015. Upaya pelayanan

kesehatan tingkat pertama yang diselenggarakan oleh puskesmas terpadu dan

berkesinambungan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Program

kesehatan dasar meliputi: promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, KIA/KB,

perbaikan gizi, P2M, dan pengobatan. Sedangkan program kesehatan

pengembangan disesuaikan dengan permasalahan kesehatan masyarakat setempat.

Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya

kesehatan masyarakat yang sesuai dengan azas penyelenggaraan Puskesmas perlu

ditunjang oleh manajeman Puskesmas yang baik. Manajemen Puskesmas adalah

rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik untuk menghasilkan luaran

Puskesmas yang efektif dan efisien. Beberapa model manajemen dan fungsi

penjabarannya :

1. Model PIE (planning, implementation, evaluation)

2. Model POAC (planning, organizing, actuating, controling)

3. Model P1 – P2 – P3 (perencanaan, pergerakan-pelaksanaan,

pengawasan-pengendalian-penilaian)

4. Model ARRIF (analisis, rumusan, rencana, implementasi dan forum

komunikasi)

5. Model ARRIME (analisis, rumusan, rencana, implementasi,

monitoring, evaluasi)

Selain itu untuk menunjang pelaksanaan fungsi dan penyelenggaraan

upayanya, puskesmas dilengkapi dengan instrumen manajemen yang terdiri dari :

1. Perencanaan tingkat Puskesmas

2. Mini Lokakarya Puskesmas

3. Penilaian Kinerja Puskesmas.

40

Page 41: Laporan Manajemen Puskesmascopy1edit2.docx

Adapun tahapan dalam penyusunan perencanaan tingkat puskesmas adalah

sebagai berikut :

1. Persiapaan

2. Analisis situasi

3. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan

4. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan

Setelah perencanaan, kemudian dilanjutkan dengan lokakarya mini.

Lokakarya Mini Puskesmas merupakan suatu pertemuan antar petugas Puskesmas

dan petugas Puskesmas dengan sektor terkait (lintas sektoral) untuk meningkatkan

kerjasama tim, memantau cakupan pelayanan Puskesmas serta membina peran

serta masyarakat secara terpadu agar dapat meningkatkan fungsi Puskesmas.

Pada dasarnya ruang lingkup kegiatan lokmin itu, mencakup dua hal

pokok, yang meliputi :

1. Minlok Lintas Program :

2. Minlok Lintas Sektor :

Berdasarkan waktunya, lokakarya mini dibagi menjadi 2 :

- Mini lokakarya bulanan

- Mini lokakrya tribulan

Kemudian dilanjutkan dengan penilaian kinerja puskesmas, yaitu suatu

upaya untuk melakukan penilaian hasil kerja / prestasi puskesmas. Hasil analisis

masalah yang ada di Puskesmas Abeli yang kami temukan dari cakupan yang

tidak memenuhi target, dan di kaji berdasarkan besaran masalah,

kegawatdaruratan, Kemudahan Penanggulangan, PEARL Faktor , maka prioritas

masalah yang di temukan yaitu Cakupan Pelayanan KB. Pemecahan masalah yang

ada pada plan of action yang kami sarankan untuk Puskesmas Abeli yaitu

Melakukan kerja sama dengan BKKBN untuk menyedeiakan pelayanan KB

gratis, sosialisasi tentang pelayanan KB gratis di wilayah kerja Puskesmas

B. Saran

Agar Puskesmas Abeli lebih meningkatkan cakupan dari pelayanan KB

aktif di wilayah kerja Puskesmas Abeli dengan mengadakan program pelayanan

KB gratis.

41

Page 42: Laporan Manajemen Puskesmascopy1edit2.docx

42