50
Tugas Kelompok LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI VERTEBRATA DI LIPI (Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Taksonomi Vertebrata) Disusun oleh: Berti Anina Sulistina (1211060197) Darwisah (1211060200) Cikra Pawana (1211060199) Erma Indriyana (1211060086) Fitri Mulyana (1211060062) Helen Ariska (1211060195) Irawansyah (1211060179) Luq-luq In Tatimmah (1211060141) Muslimatun (1211060078) M. Dwi Kurniawan H (1211060193) Sinta Damayanti (1211060114) Siti Khusnul K (1211060045) Syarifah Setianingrum (1211060121) Winda Kurniati (1211060052) Wiwit Nurhasanah (1211060033) Kelas / Smt : Biologi B / IV

Laporan LIPI

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan LIPI

Tugas Kelompok

LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN

TAKSONOMI VERTEBRATA DI LIPI

(Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Taksonomi Vertebrata)

Disusun oleh:

Berti Anina Sulistina (1211060197)

Darwisah (1211060200)

Cikra Pawana (1211060199)

Erma Indriyana (1211060086)

Fitri Mulyana (1211060062)

Helen Ariska (1211060195)

Irawansyah (1211060179)

Luq-luq In Tatimmah (1211060141)

Muslimatun (1211060078)

M. Dwi Kurniawan H (1211060193)

Sinta Damayanti (1211060114)

Siti Khusnul K (1211060045)

Syarifah Setianingrum (1211060121)

Winda Kurniati (1211060052)

Wiwit Nurhasanah (1211060033)

Kelas / Smt : Biologi B / IV

Dosen pembimbing : Gres Mareta, M.Si

PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN

LAMPUNG

2014

Page 2: Laporan LIPI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ( LIPI) adalah Lembaga Pemerintah

Non Kementerian Republik Indonesia yang dikoordinasikan oleh Kementerian

Negara Riset dan Teknologi. Museum Zoologicum Bogoriense (MZB) merupakan

salah satu Balai Penelitian dan Pengembangan Zoologi (Balitbang Zoologi) yang

bernaung di bawah Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi LIPI.

Sejak berganti nama menjadi Balai Penelitian dan Pengembangan Zoologi

pada tahun 1987, lembaga di bawah naungan Pusat Penelitian dan Pengembangan

Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ini, mengembangkan kegiatannya

tidak sebatas sebagai museum yang berkecimpung di bidang taksonomi, tapi juga

melakukan penelitian dan pengembangan di bidang ekologi dan fisiologi fauna.

Saat ini, dalam usianya yang lebih dari satu abad, MZB telah berhasil menjadi

museum fauna terbesar di Asia Tenggara. Mutu spesimen yang tersimpan

berstandar internasional.

Taksonomi Vertebrata adalah ilmu membahas tentang hewan-hewan yang

memiliki tulang belakang, yang dibagi dalam beberapa super kelas yaitu, pisces,

amphibi, reptil, aves dan mamalia. Oleh karena itu, kami melakukan pengamatan

langsung yang berupa herbarium basah maupun kering ke Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk lebih memahami lagi anggota hewan

vertebrata.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum kuliah lapangan yang dilakukan di LIPI yaitu

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui berbagai koleksi herbarium basah ataupun kering yang

ada di LIPI.

2. Untuk mengetahui teknik pembuatan herbarium basah yang benar.

Page 3: Laporan LIPI

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Museum Zoologicum Bogeriense

Museum Zoologicum Bogoriense (MZB) memulai kegiatannya sejak berdiri

di Bogor pada tahun 1894 merupakan bagian dari Lands Plantentuin. Pada awal

didirikannya, MZB berfungsi sebagai Laboratorium Zoologi yang memberi wadah

penelitian yang berkaitan dengan binatang hama dan penyakit pada tanaman

dengan nilai ekonomi tinggi untuk meningkatkan pendapatan pemerintah Belanda

saat itu.

Dr. J. C. Koningsberger, seorang ahli zoologi pertanian yang tidak dapat

dipisahkan dari sejarah MZB. Koningsberger memulai pekerjaannya pada bulan

Agustus 1894 di Bogor yang kemudian ditetapkan sebagai hari jadi MZB.

Bersama-sama dengan Dr. M. Treub, Koningsberger melanjutkan usaha untuk

menambah koleksi fauna sebagaimana layaknya koleksi sebuah museum sejarah

alam di Bidang Zoologi. Obsesi Koningsberger dapat terwujud dengan selesainya

pembangunan gedung museum seluas 402 m2 pada bulan Agustus 1901 yang

digunakan sebagai pameran koleksi fauna yang telah dikumpulkannya. Museum

tersebut kemudian diberi nama Landbouw Zoologisch Museum. Sepanjang

perkembangannya, balai ini telah beberapa kali mengalami pergantian nama.

Perluasan lingkup kerja museum terjadi pada tahun 1986 melalui Surat Keputusan

Presiden No. 1 Tahun 1986, yang ditindaklanjuti dengan Surat Keputusan Ketua

LIPI No. 23/Kep/D.5/87 Tahun 1987, maka MZB dikukuhkan menjadi Balai

Penelitian dan Pengembangan Zoologi (Balitbang Zoologi) yang bernaung di

bawah Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi LIPI (Puslitbang Biologi-

LIPI).

Sejak berdirinya sampai dengan tahun 1997, Bidang Zoologi menempati

gedung bersejarah di dalam Kebun Raya Bogor, yang secara ilmiah merupakan

kebun raya terkenal di dunia. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan

dan agar kegiatan penelitian dapat ditampung, maka Bidang Zoologi pindah dan

menempati gedung baru di Pusat Ilmu Pengetahuan Cibinong (Cibinong Science

Page 4: Laporan LIPI

Centre). Gedung yang diberi nama Widyasatwaloka ini dibangun dengan bantuan

dana dari Pemerintah Jepang pada tahun 1997. Sedangkan fasilitas penyimpanan

koleksi diadakan dengan bantuan dana GEF/Word Bank dalam rangka

peningkatan kualitas dan pengelolaan koleksi ilmiah spesimen bertaraf

internasional. Demikian juga laboratorium genetika, biologi reproduksi dan nutrisi

yang saat ini sudah berstandar dunia. Fasilitas baru ini meningkatkan

perkembangan lebih lanjut dari Bidang Zoologi. Jumlah spesimen yang dikoleksi

untuk menunjang kegiatan penelitian biosistematika, ekologi dan fisiologi

meningkat pesat. Bidang Zoologi bertekad untuk menjadi lembaga pelopor yang

mampu memberikan informasi ilmiah tentang fauna Indonesia.

2.2 Klasifiksi Vertebrata

1. Aves

Aves merupakan hewan bersayap, berkaki dua, berdarah panas dan

bertelur. Tulang burung ringan dan berongga di berbagai ruas untuk mengurangi

densitas dan beratnya. Semua burung memiliki paruh, yang berbeda hanyalah

bentuk dan ukuran paruhnya. Kebanyakan burung memiliki bulu kecuali sedikit

yang tidak memiliki bulu. Aves termasuk dalam kelompok hewan vertebrata yang

besar dan terdapat di seluruh dunia, dari daerah gurun sampai di kutub utara, juga

di hutan hujan Amazon, dan Greenland.

Ada lebih dari 8,600 spesies burung yang telah diidentifikasi yang dibagi

menjadi 27 order. Selain itu, ada banyak subspesies yang jika dihitung beserta

dengan spesies yang diketahui mengandung lebih 3200 jenis.

Aves  diyakini merupakan evolusi dari reptil, seperti dinosaurus, yang

hidup sekitar 180 juta tahun lampau. Burung berubah dan kehilangan gigi dan ciri

reptilia yang lain, saat mengalami proses evolusi yang memakan waktu jutaan

tahun. Pada waktu yang sama, bulu tumbuh pada ekornya dan sayapnya. Adapun

ciri-ciri aves adalah seperti berikut:

Page 5: Laporan LIPI

1. Badan ditutupi oleh bulu.

2. Memiliki paruh yang tidak bergigi dan dua sayap.

3. Memiliki sisik pada kakinya.

4. Bertelur dan telurnya dilindungi oleh cangkang keras.

5. Bernafas melalui paru-paru. Juga terdapat punid-pundi udara atau kantung

udara

6. Berdarah panas.

Meskipun kebanyakan aves bisa terbang ada beberapa spesies yang tidak

mampu terbang seperti burung unta, rea, emu, Kiwi dan penguin yang tidak bisa

terbang. Semua burung memiliki sayap meskipun pada burung yang tidak dapat

terbang, meskipun kecil dan tidak berguna. Burung adalah oviparous yaitu

bertelur. Biasanya burung betina akan mengeram telur, terkadang kedua pasangan

akan bergilir, dan dalam beberapa spesies burung hanya burung jantan akan

mengeramkan telur tersebut. Ada juga spesies burung yang bertelur dalam sarang

burung lain untuk dierami oleh keluarga angkat burung.

Aves mempunyai bagian tubuh berupa ekor, badan, leher, dan kepala. Ciri

yang paling terlihat adalah adanya bulu yang menutupi seluruh tubuhnya. Bulu-

bulu tersebut, selain untuk terbang, juga berfungsi untuk menghangatkan

tubuhnya. Ada tiga jenis bulu yang dimiliki oleh burung, antara lain, plumae,

yaitu bulu yang langsung menempel pada batang bulu,  plumulae, yaitu cabang

dari plumae, dan filoplumae, yaitu plumulae. helaian bulu yang paling halus yang

merupakan cabang dari  Burung mempunyai sayap untuk terbang, bernapas

dengan paru-paru, mempunyai pundi-pundi udara yang berfungsi untuk

menyimpan udara pada waktu terbang, berdarah panas, dan mempunyai suhu yang

tetap.

2. Reptil

Reptil adalah salah satu jenis vertebrata atau hewan yang memiliki tulang

belakang berdarah dingin dan memiliki sisik di sekujur tubuhnya. Reptil termasuk

Page 6: Laporan LIPI

tetrapoda, yaitu hewan yang memilikli empat kaki. Pada umumnya reptil

berkembang biak dengan cara bertelur, yang mana telurnya akan diselubungi oleh

membran amniotik. Keberadaan reptil sangatlah banyak di jumpai, semua benua

pasti terdapat reptil kecuali benua atlantik. Adapun ciri-ciri hewan reptil yaitu

sebagai berikut:

1) Reptil memiliki tulang belakang. Mereka adalah vertebrata.

2) Reptil ditutupi oleh sisik.

3) Reptil bernapas dengan paru-paru.

4) Kebanyakan reptil bertelur. Beberapa reptil, seperti ular boa, melahirkan

hidup muda.

5) Hampir semua reptil berdarah dingin. Salah satu pengecualian adalah penyu

belimbing, yang dapat mengatur suhu tubuhnya untuk beberapa derajat.

Reptile dapat di kelompokan menjadi 4 kelompok, yaitu :

1. Ordo Crocodilia (contohnya ialah buaya, garhial, caiman, dan alligator):

jumlahnya sekitar 23 spesies

2. Ordo Sphenodontia (contohnya ialah tuatara Selandia Baru): jumlahnya

sekitar 2 spesies

3. Ordo Squamata (contohnya ialah kadal, ular dan amphisbaenia (“worm-

lizards”)): jumlahnya sekitar 7.900 spesies

4. Ordo Testudinata (contohnya ialah kura-kura, penyu, dan terrapin):

jumlahnya sekitar 300 spesies

3. Pisces

Pisces atau ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin)

yang hidup di air dan bernapas dengan insang. Ikan merupakan kelompok

vertebrata yang paling beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27,000 di

seluruh dunia. Secara taksonomi, ikan tergolong kelompok paraphyletic yang

hubungan kekerabatannya masih diperdebatkan; biasanya ikan dibagi menjadi

ikan tanpa rahang (kelas Agnatha, 75 spesies termasuk lamprey dan ikan hag),

Page 7: Laporan LIPI

ikan bertulang rawan (kelas Chondrichthyes, 800 spesies termasuk hiu dan pari),

dan sisanya tergolong ikan bertulang keras (kelas Osteichthyes).

Berdasarkan bahan penyusun rangkanya Pisces dibagi menajdi 2 golongan:

1. Ikan berangka tulang rawan (Chondrichthyes), contoh : ikan hiu, ikan pari,

ikan cucut.

2. Ikan berangka tulang sejati (Osteichthyes), contoh : ikan kakap, ikan mas,

ikan tongkol, ikan bandeng

Ciri-ciri umum dari ikan yaitu sebagai berikut :

1) Hidup di dalam air.

2) Mempunyai sisik yang berlendir.

3) Mempunyai sirip untuk bergerak.

4) Bernafas melalui insang.

5) Membiak secara bertelur.

4. Amphibi

Amfibi adalah jenis hewan vertebrata yang pada umumnya hidup di dua

alam, yaitu darat dan air. Biasanya amfibi akan bertelur di dalam air, atau sering

juga menempatkan telurnya di tempat yang memiliki tingkar kelembaban yang

tinggi. Setelah menetas larva atau berudu akan hidup di dalam air atau tempat

yang basah dan bernafas menggunakan dengan insang. Selanjutnya berudu

tersebut akan mengalami metamorfosis dan nantinya akan menjadi hewan dewasa

yang hidup di daratan dan bernafas menggunakan paru-paru. Adapun ciri-ciri

hewan Amfibi adalah sebagai berikut:

1) Amfibi memiliki tulang belakang. Mereka adalah vertebrata.

2) Amfibi adalah hewan berdarah dingin. Mereka tidak bisa mengatur suhu

tubuh mereka sendiri.

Page 8: Laporan LIPI

3) Amfibi menghabiskan setidaknya sebagian dari kehidupan mereka di air

dan di darat.

4) Amfibi tidak memiliki sisik dan kulit mereka permeabel (molekul dan gas

dapat melewati).

5) Amfibi memiliki insang untuk setidaknya bagian dari kehidupan mereka.

Beberapa spesies telah insang hanya sebagai larva, sementara yang lain

dapat memiliki insang sepanjang hidup mereka.

6) Kebanyakan amfibi mengalami metamorfosis.

5. Mamalia

Mamalia adalah hewan vertebrata yang memiliki Glandula Mamae atau

kelenjar susu yang tubuhnya tertutu dengan rambut. Mamalia secara lambat laun

berevolusi dari Reptilia (Otyloseuris yaitu Therapsida) yang merupakan nenek

Moyang dari Mamalia pada akhir zaman Trissic dan permulaan dari Jurassic.

Kelompok fauna ini menempatkan ukuran badan yang sangat besar. Salah satu

jenis dari mamalia ini muncul terakhir yang dikenal dengan Homo Sapiens=

Manusia. Mamalia hidup di darat dan ada yng hidup di air tawar maupun air laut.

Jenis mamalia ada yang Karnivora, Herbivora, Omnivora. Modifikasi bentuk

dalam niche yang khusus di dalam Ekosistem merupakan adaptasi struktur, juga

dialami oleh manusia. Modifikasi bentuk dan nice di dalam ekosistem yang

merupakan adaptasi struktur, juga dialami oleh manusia.

Ciri-ciri hewan Mamalia adalah sebagai berikut:

Secara umum dapat dibedakan atas kepala, leher, batang tubuh, ekor dan

anggota gerak 2 pasang (anggota gerak depan dan belakang), pada manusia

ini disebut sepasang tangan (Superior) dan sepasang kaki (Inferior)

Kelenjar susu terdapat di dada, perut dan ketiak yang mengeluarkan susu

sesudah melahirkan Kelenjar ini merupakan deruvatif dari kelenjar keringat,

juga memiliki kelenjar-kelenjar lain.

Page 9: Laporan LIPI

Semua mamalia memiliki rambut, setidaknya pada satu siklus hidupnya.

Bukan bulu misalnya pada ikan paus hanya beberapa helai rambut

ditenggorokan yang akan hilang setelah Dewasa.

Jalan tegak, dimana tungkai ada di bawah tubuh, berpadunya tulang di

gelang bahu (pada Reptilia ini tidak terjadi).

Tulang memanjang dengan adanya lapisan Epifisis.

Homoithermus ,berdarah panas .suhu umumnya dipertahankan sekitar 360.

Ruas tulang leher ada 7 ruas dan hanya paka KUkang dan ikan duyung

keadan nya lain.

Bernafas hanya dengan paru-paru ,Larynx mempunyai pita suara.

Rongga dada dan perut telah terpisah oleh Diafragma= Sekat rongga badan

Mempunyai 2 Condylil (Tonjolan ganda di belakang kepala). Ruas pertama

tulang leher disebut ATLAS berbentuk Cincin.

Rahang bawah dibentuk oleh satu tulang tunggal.

Tiga tulang pendengaran.

Langit langit Scundair yang bertulang.

Gigi Marginal dengan rongga gigi, Heterodontia, diphyyodontis (2 generasi

gigi).

Mempunyai otak yang besar pada Primata otak kecil (Cerebelummnya

berkembang dengan baik) Mempunya 12 Nervi Crenialis.

Pembuahan di dalm tubuh, melahirkan anak yang hidup (Vivipar),

mempunyai placenta tetapi masih ada yang bertelur ( Ordo Monotremata).

Mempunyai Vesica Urinaria (Kantong air seni).

Mamalia dibagi menjadi tiga kelompok utama, yaitu :

a. Kelompok Prototheria

Berkembangbiak dengan cara bertelur. Embrio berkembang di dalam telur

dengan menggunakan kuning telur sebagai sumber makanannya. Setelah

menetas hewan ini akan menghisap susu dari rambut induknya, karena induk

ini tidak memiliki puting susu.

b. Kelompok Metatheria

Page 10: Laporan LIPI

Melahirkan anaknya saat embrio masih pada tahap awal sehingga masa

kehamilannya singkat. Anak dalam tahap embrio tersebut dapat merangkak

masuk ke dalam kantung induknya yang disebut marsupium. Di dalam

marsupium embrio menyusu pada puting susu dan mengalami perkembangan

selanjutnya.

c. Kelompok Eutheria

Melahirkan anaknya yang telah menyelesaikan perkembangan embrioniknya di

dalam rahim (uterus). Embrio memperoleh nutrisi dari induknya melalui

plasenta sehingga kelompok hewan ini disebut mammalia berplasenta. Berikut

ini adalah kelompok utama mamalia eutheria:

Insectivora adalah kelompok mamalia pemakan serangga.

Chiroptera adalah kelompok mammalia yang memiliki selaput kulit

membentang dari kaki depan, badan, dan kaki belakang. Contoh kelelawar.

Lagomorpha mencakup mammalia yang memiliki gigi seri seperti pahat,

misalnya kelinci. Kaki belakang hewan ini lebih panjang daripada kaki

depan.

Perissodactyla mencakup mammalia berkuku pada jari yang berjumlah

ganjil pada kakinya. Hewan ini merupakan pemakan tumbuhan atau

herbivora. Contohnya: kuda (Equus caballus).

Artiodactyla mencakup mammalia berkuku pada jari yang berjumlah

genap masing-masing kakinya. Contoh adalah domba (Ovis aries).

Sirenia adalah mamalia ammalian akuatik yang memiliki tungkai depan

mirip sirip. Sirenia merupakan ammalian bertubuh besar tidak berambut.

Rambut kasar hanya terdapat di bibirnya. Contoh duyung atau dugong

(Dugong dugong).

Proboscidea memiliki tubuh besar berotot serta belalai berotot. Hewan

yang termasuk kelompok ini adalah gajah sumatera (Elephas maximus).

Page 11: Laporan LIPI

Cetacea hidup di laut dengan tubuh berbentuk ikan, kaki depan mirip

dayung dan tidak ada kaki belakang. Tubuhnya tidak berambut dan

memiliki lapisan tebal lemak sebagai insulasi. Contoh Lumba-lumba

hidung botol (Tursiops aduncus).

Carnivora adalah kelompok mamalia yang memiliki gigi dan kuku yang

tajam dan runcing untuk menangkap dan memakan mangsanya. Kelompok

ini disebut juga pemakan daging. Contoh : Kucing (Felis silvestris).

Rodentia memiliki gigi seri seperti pahat.Gigi serinya berjumlah sepasang

di atas dan sepasang di bawah. Gigi seri tidak berakar sehingga tumbuh

terus-menerus. Contoh: berang-berang.

Primata memiliki ibu jari yang dapat disentuhkan ke jari lain, mata

menghadap ke depan, dan otak berkembang baik. Contoh: beruk (Macaca

sp.).

Page 12: Laporan LIPI

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Kuliah Lapangan (PKL) dengan mengunjungi LIPI

dilaksanakan pada hari kamis, 08 mei 2014 (08.00 s/d selsai) di gedung

Widyasatwaloka, Pusat Ilmu Pengetahuan Cibinong (Cibinong Science

Centre).

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam kunjungan ini yaitu alat

tulis, kamera, dan koleksi satwa yang berupa herbarium basah maupun kering

yang berada di gedung Widyasatwaloka Pusat Ilmu Pengetahuan Cibinong

(Cibinong Science Centre).

3.3 Cara Kerja

Dalam kunjungan di gedung Widyasatwaloka Pusat Ilmu Pengetahuan

Cibinong (Cibinong Science Centre) dilakukan pengamatan dan penelitian

dengan cara melihat langsung herbarium yang tersedia dan wawancara dengan

petugas yang bertugas.

Page 13: Laporan LIPI

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. MAMALIA

1. Banteng (Bos javanicus)

Klasifikasi

Regnum : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mammalia

Ordo : Artiodactyla

Famili : Bovidae

Genus : Bos

Spesies : Bos javanicus

Deskripsi :

Hewan ini mempunyai bentuk dan ukuran mirip sapi, dengan panjang

tubuh 108-200 cm, tinggi pundak 130-170 cm. Berat tubuhnya dapat mencapai

900 kg. Beberapa ciri yang membedakan dengan sapi lokal yaitu antara lain warna

kulit dan rambut banteng betina selalu coklat kemerahan dan jantan berwarna

hitam. Baik jantan maupun betina, kulit dan rambut di bagian kaki bawah

berwarna putih. Banteng jantan mempunyai tanduk yang selalu menghadap ke

Page 14: Laporan LIPI

arah atas atau sedikit condong ke depan, sedangkan betina hampir semua tumbuh

kea rah belakang.  

Musim kawin banteng dari lokasi yang berbeda selalu berlainan. Anak

yang dilahirkan selalu 1 ekor. Anak banteng menjadi dewasa setelah berumur 2-3

tahun. Selama musim penghujan satwa ini memakan rebung, dedaunan dan pada

musim kemarau menyukai merumput di padang rumput atau hutan terbuka. Satwa

iniTersebar di Pulau Jawa.

2. Kangguru ( Macropus rufus )

Klasifiksi

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mammalia

Ordo : Marsupialia

Familia : Macropodidae

Genus : Macropus

Spesies : Macropus rufus

Deskripsi :

Kangguru mempunyai kepala yang kecil, berbulu, dan bermoncong. Kaki

belakang kangguru ukuranya lebih besar dari kaki depan. Kaki ini digunakan

untuk melompat dan menyelamatkan diri dari musuh. Adapun kaki depanya

digunakan untuk menarik daun atau menggali tanah saat mencari air. Ekor

kangguru kuat dan berotot.

3. Kucing Hutan (Felis bengalensis)

Page 15: Laporan LIPI

Klasifikasi

Kerajaan : Animalia;

Filum : Chordata;

Kelas : Mamalia

Ordo : Carnivora;

Famili : Felidae

Genus : Felis

Spesies : Felis bengalensis

Deskripsi

Kucing Hutan berukuran sama seperti kucing rumahan, Bulu tubuhnya

halus dan pendek Warnanya khas, yaitu kuning kecoklatan dengan belang-belang

hitam di bagian kepala sampai tengkuk selebihnya bertotol-totol hitam. Pola

warna ini sama sekali tidak terdapat pada kucing-kucing liar lainnya. Bagian

bawah perut putih dengan totol-totol coklat tua. Ekornya panjang, lebih dari

setengah panjang badannya. Kucing hutan selalu tampak berkeliaran, sendirian

atau berpasangan jantan dan betina.

Habitat Kucing Hutan ialah hutan dan kawasan bertetumbuhan di dekat

perkampungan. Kucing ini mempergunakan sarang yang dibuatnya di gua-gua

yang kecil atau di liang-liang batu. Pada siang hari kucing ini tidur di sarang ini,

baru pada malam hari keluar mencari mangsa. Mangsanya berupa binatang-

binatang kecil apa saja, seperti burung, kelelawar, tikus, ular, kadal dan juga

kancil. Ketangkasannya memanjat pohon dan kemahirannya berenang sangat

membantu di dalam perburuannya mencari mangsa. Kucing hutan sering

melompat dari atas pohon untuk menerkam mangsa di atas tanah. Penyebarannya

luas, mulai dari Lembag Amur di Rusia sampai ke Cina, India dan Asia Tenggara.

Di Indonesia, kucing ini ditemukan di Sumatra, Jawa, Bali dan Kalimantan.

Page 16: Laporan LIPI

4. Landak Jawa (Hystrix javanica)

Klasifikasi

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mammalia

Ordo : Rodentia

Famili : Hystricidae

Genus : Hystrix

Spesies : Hystrix javanica

Deskripsi :

Landak jawa adalah hewan endemik dari Indonesia. Landak Jawa banyak

ditemukan di hutan, dataran rendah, kaki bukit, dan area pertanian. Pakan landak

Jawa dapat berupa rumput, daun, ranting, akar, buah-buahan, sayur-sayuran

bahkan landak juga dapat mengunyah tanduk rusa untuk memenuhi kebutuhan

mineral dalam tubuhnya. Ciri-ciri fisik yang khas pada landak Jawa adalah

tubuhnya yang diselimuti rambut halus (seperti rambut pada mamalia lain),

rambut peraba, dan duri. Rambut halus dan duri terdapat di seluruh bagian tubuh

landak, kecuali pada bagian hidung, mulut, daun telinga, dan telapak kaki. Fungsi

dari rambut halus adalah sebagai pelindung dari cuaca panas maupun dingin,

membantu mengatur proses homeostatis tubuh, dan sebagai reseptor sensoris.

Rambut peraba berwarna hitam dan putih terdapat di bawah hidung dan di sekitar

pipi landak. Rambut peraba merupakan rambut khusus yang tumbuh dari folikel

hipodermis. Folikel-folikel tersebut dikelilingi oleh saraf yang responsif terhadap

rangsangan mekanik seperti sentuhan atau gerakan.

Pada bagian kepala, tubuh dan ekor ditutupi oleh duri yang tebal dan kaku

yang panjangnya dapat mencapai 20 cm. Duri tersebut berwarna kecoklatan atau

kehitaman, seringkali terdapat band putih pada duri landak. Setiap duri yang ada

Page 17: Laporan LIPI

pada tubuh landak tertanam di dalam kulit. Duri melekat pada otot yang berfungsi

sebagai penarik duri tersebut ke atas (penegang) ketika ada ancaman yang

mendekat.

Landak mampu menghempaskan duri-duri pertahanannya ke tubuh

predator ketika predator mendekati landak. Duri-duri pertahanan tersebut dapat

terlepas dan menancap pada tubuh predator. Duri-duri yang hilang tersebut akan

diganti dengan duri-duri yang baru. Duri-duri baru ini akan tetap berada atau

tertanam di dalam kulit sampai tumbuh sempurna. Pertumbuhan duri baru akan

sama dengan proses pertumbuhan rambut pada umumnya.

5. Owa jawa (Hilobates moloch)

Klasifikasi

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mammalia

Ordo : Primates

Famili : Hylobatidae

Genus : Hilobates

Spesies : Hilobates moloch

Deskripsi :

Owa jawa adalah hewan diurnal dan arboreal, sepenuhnya hidup di atas

tajuk pepohonan. Terutama memakan buah-buahan, daun dan bunga-bungaan,

kelompok kecil owa jawa menjelajahi kanopi hutan dengan cara memanjat dan

Page 18: Laporan LIPI

berayun dari satu pohon ke lain pohon dengan mengandalkan kelincahan dan

kekuatan lengannya. Berat tubuhnya rata-rata mencapai 8 kg.

Kelompok ini akan berupaya mempertahankan teritorinya, biasanya luasnya

mencapai 17 hektare, dari kehadiran kelompok lain. Pagi-pagi sekali, dan juga di

waktu-waktu tertentu di siang dan sore hari, owa betina akan memperdengarkan

suaranya untuk mengumumkan wilayah teritorial keluarganya. Dari suara yang

bersahut-sahutan antar kelompok, dan terdengar hingga jarak yang jauh ini, para

peneliti dapat memperkirakan jumlah kelompok owa yang ada, dan selanjutnya

menduga jumlah individunya.

Spesies ini hanya didapati di bagian barat Pulau Jawa, yakni di hutan-hutan

dataran rendah dan hutan pegunungan bawah. Penyebaran paling timur adalah di

wilayah Gunung Slamet serta di jajaran Pegunungan Dieng sebelah barat di

wilayah Pekalongan.

6. Kucing (Felis silvestris)

Klasifikasi

Kerajaan       : Animalia

Filum            : Chordata

Kelas             : Mamalia

Ordo             : Karnivora

Famili           : Felidae

Genus           : Felis

Spesies         : Felis silvestris

Deskripsi :

Kucing peliharaan atau kucing rumah adalah salah satu predator terhebat

di dunia. Kucing dianggap sebagai "karnivora yang sempurna" dengan gigi dan

saluran pencernaan yang khusus. Gigi premolar dan molar pertama membentuk

sepasang taring di setiap sisi mulut yang bekerja efektif seperti gunting untuk

merobek daging. Meskipun ciri ini juga terdapat pada famili Canidae atau anjing,

Page 19: Laporan LIPI

tapi ciri ini berkembang lebih baik pada kucing. Tidak seperti karnivora lain,

kucing hampir tidak makan apapun yang mengandung tumbuhan. Beruang dan

anjing kadang memakan buah, akar, atau madu sebagai suplemen jika ada

sementara kucing hanya memakan daging, biasanya buruan segar. Umumnya

semua daun telinga kucing tegak. Tidak seperti pada anjing, kucing dengan telinga

terlipat amat jarang ditemukan

B. PISCES

1. Ikan Pari (Trygon sephen)

Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Chondrichthyes

Ordo : Rajida

Famili : Myliobatidae

Genus : Trygon

Spesies : Trygon sephen

Deskripsi :

Page 20: Laporan LIPI

Bentuk umum ikan pari adalah pipih dengan ekor yang panjang, pada

bagian dorsalnya terdapat mata yang berdekatan dengan spiracle sebagai alat

indera, pinna pectoralis pada kedua sisi paling sudut dari tubuhnya, pinna pelvic

yang berdekatan dengan ekor, dan clasper yang berfungsi untuk memeluk ikan

betina saat proses perkawinan.

Ikan pari dapat ditemukan di laut. Ikan ini pada umumnya berenang

disekitar dasar laut dengan mulut terbuka untuk mencari makanan disekitarnya

2. Ikan Raja Laut (Letameria menadoensis)

Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata Bateson

Class : Osteichthyes

Ordo : Actinistia

Family : Latimeriidae

Genus : Latimeria

Species : Latimeria

menadoensis

Deskripsi :

Ikan raja laut adalah salah satu dari dua spesies hidup coelacanth, sejenis

ikan purba, yang masih ada hingga kini. Habitat ikan coelacanth Indonesia berada

di sekitar perairan Laut Sulawesi, terutama di sekitar Pulau Manado Tua, perairan

Malalayang, Teluk Manado, dan di perairan Talise, Minahasa Utara. Habitat ikan

coelacanth berada pada kedalamanan lebih dari 180 meter dengan suhu maksimal

18 derajat Celsius.

Secara fisik, sekilas fosil hidup tampak seperti ikan kerapu macan.

Loreng-loreng gelap bergigi tajam. Coelacanth Indonesia secara sekilas sangat

mirip coelacanth Samudra Hindia Barat (Komoro), akan tetapi warna coelacanth

Indonesia berwarna kecokelatan, sementara coelacanth Komoro berwarna

kebiruan. Keunikan paling nyata ikan ini adalah keberadaan sepasang sirip dada,

Page 21: Laporan LIPI

sirip perut, satu sirip anal (bagian belakang bawah), dan satu sirip punggung yang

tidak menyatu dengan tubuh, tetapi menjulur, bercuping, dan berdaging seperti

tungkai. Untuk tetap pada posisinya, coelacanth menggerakkan sirip perut dan

sirip dadanya seperti dayung. Gerakan maju datang dari sirip anal dan sirip

punggung belakang. Rahang atas coelacanth dapat bergerak membuka seperti

rahang bawah. Dengan kemampuan itu, coelacanth, ikan karnivora, dapat

memangsa ikan yang lebih besar. Coelacanth menetaskan telurnya di dalam perut,

bukan di luar tubuhnya.

3. Ikan sidat (Anguilla sp.)

Klasfikasi

Filum              : Chordata

Kelas               : Actinopterygii

Ordo               : Anguilliformes

Famili              : Anguillidae

Genus              : Anguilla

Species : Anguilla sp.

Deskripsi :

Tubuh ikan sidat berbentuk bulat memanjang, sekilas mirip dengan belut

yang biasa dijumpai di areal persawahan. Salah satu karakter tubuh sidat yang

membedakannya dari belut adalah keberadaan sirip dada yang relatif kecil dan

terletak tepat di belakang kepala sehingga mirip seperti daun telinga sehingga

dinamakan pula belut bertelinga. Bentuk tubuh yang memanjang seperti ular

memudahkan bagi sidat untuk berenang diantara celah-celah sempit dan lubang di

dasar perairan.

Panjang tubuh ikan sidat bervariasi tergantung jenisnya yaitu antara 50-

125 cm. Ketiga siripnya yang meliputi sirip punggung, sirip dubur dan sirip ekor

Page 22: Laporan LIPI

menyatu. Selain itu terdapat sisik sangat kecil yang terletak di bawah kulit pada

sisi lateral. Perbedaan diantara jenis ikan sidat dapat dilihat antara lain dari

perbandingan antara panjang preanal (sebelum sirip dubur) dan predorsal

(sebelum sirip punggung), struktur gigi pada rahang atas, bentuk kepala dan

jumlah tulang belakang.

4. Ikan Koi (Cyprinus carpio)

Kalsifikasi:

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Osteichthyes

Ordo : Ostariophsy

Family : Cyprinidae

Genus : Cyprinus

Spesies : Cyprinus carpio

Deskripsi:

Ikan koi memiliki sirip punggung, sepasang sirip dada, sepasang sirip

perut, sebuah sirip anus, dan sebuali sirip ekor. Sirip-sirip tersebut sangat penting

bagi mereka untuk berpindah tempat. Untuk bisa berfungsi sebagai alat bergerak,

sirip ini terdiri atas jari-jari keras, jari-jari lunak, dan selaput sirip. Yang dimaksud

dengan jari-jari keras adalah jari-jari sirip yang kaku dan patah jika di-

bengkokkan. Sebaliknya jari-jari lunak akan lentur dan tidak patah jika

dibengkokkan, dan letaknya selalu di belakang jari-jari keras. Sirip dada dan sirip

ekor hanya mempunyai jari-jari lunak. Sirip punggung mempunyai 3 jari-jari

keras dan 20 jari-jari lunak, sirip perut hanya terdiri dari jari-jari lunak, sebanyak

9 buah, sirip anus mempunyai 3 jari-jari keras dan 5 jari-jari lunak.

Ikan koi juga mempunyai indera penciuman. Indera pencium ini berupa

sepasang sungut (kumis) pada sebelah atas mulutnya. Pada sisi badannya, dari

pertengahan kepala hingga batang ekor, terdapat gurat sisi (Linea lateralis) yang

Page 23: Laporan LIPI

berguna untuk merasakan getaran suara. Garis ini terbentuk dari urat-urat yang

ada di sebelah dalam sisik yang membayang hingga ke sebelah luar.

Badan koi tertutup selaput yang terdiri dari dua lapisan. Lapisan pertama

terletak di luar, dikenal sebagai lapisan epidermis, sedang lapisan dalam di-sebut

endodermis. Epidermis terdiri dari sel-sel getah dan yang menghasilkan lendir

(mucus) pada permukaan badan ikan. Cairan ini melindungi per-mukaan badan

atau menahan parasit yang menye-rang koi. Berbeda dengan lapisan epidermis,

lapisan endodermis terdiri atas serat-serat yang penuh dengan sel. Pangkal sisik

dan urat-urat darah terdapat pada daerah ini. Sisik koi mempunyai pertumbuhan

yang unik. Pada sisik akan tergambar garis-garis yang bisa di-jadikan patokan

untuk mengira-ngira umur koi.

5. Ikan Bawal (Colossoma macropomum)

Klasifikasi:

Filum : Chordata

Kelas : Pisces

Ordo : Cypriniformes

Famili : Characidae

Genus : Colossoma

Species : Colossoma macropomum

Deskripsi:

Dari arah samping, tubuh ikan bawal tampak membulat (oval) dengan

perbandingan antara panjang dan tinggi 2 : 1. Bila dipotong secara vertikal, bawal

memiliki bentuk tubuh pipih (compressed) dengan perbandingan antara tinggi dan

lebar tubuh 4:1. Bentuk tubuh seperti ini menandakan gerakan ikan bawal tidak

cepat seperti ikan lele atau grass carp, tetapi lambat seperti ikan gurame dan

tambakan. Sisiknya kecil berbentuk ctenoid, di mana setengah bagian sisik

belakang menutupi sisik bagian depan. Warna tubuh bagian atas abu-abu gelap,

Page 24: Laporan LIPI

sedangkan bagian bawah berwarna putih. Pada ikan bawal dewasa, bagian tepi

sirip perut, sirip anus dan bagian bawah sirip ekor berwarna merah.

Kepala ikan bawal berukuran kecil yang terletak di ujung kepala tetapi

agak sedikit ke atas. Bawal memiliki lima buah sirip, yaitu sirip punggung, sirip

dada, sirip perut, sirip anus dan sirip ekor. Sirip punggung tinggi kecil dengan

sebuah jari-jari tegak keras, tetapi tidak tajam, sedangkan jari-jari lainnya lemah.

Sirip punggung pada ikan bawal terletak agak ke belakang. Sirip dada, sirip perut

dan sirip anus kecil dan jari-jarinya lemah. Demikian pula dengan sirip ekor, jari-

jarinya lemah tetapi berbentuk cagak

C. AVES

1. Burung Maleo (Macrocephalon maleo)

Klasifikasi

Kerajaan : Animalia

Filum :Chordata

Kelas :Aves

Ordo :Galliformes

FamilI :Megapodiidae

Genus :Macrocephalon

Spesies :

Macrocephalon maleo

Deskripsi :

Maleo adalah sejenis burung gosong berukuran sedang, dengan panjang

sekitar 55cm, dan merupakan satu-satunya burung di dalam genus tunggal

Macrocephalon. Burung ini memiliki bulu berwarna hitam, kulit sekitar mata

berwarna kuning, iris mata merah kecoklatan, kaki abu-abu, paruh jingga dan bulu

sisi bawah berwarna merah-muda keputihan. Di atas kepalanya terdapat tanduk

Page 25: Laporan LIPI

atau jambul keras berwarna hitam. Jantan dan betina serupa. Biasanya betina

berukuran lebih kecil dan berwarna lebih kelam dibanding burung jantan.

2. Burung Rangkong ( Rhyticeros cassidix )

Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Fillum : Chordata

Class : Aves

Ordo : Coraciformes

Family : Bucerotidae

Genus : Rhyticeros

Spesies

Rhyticeros cassidix

Deskripsi

Postur badan burung ini terlihat gagah, terutama pada burung jantan.

Burung jantannya mempunyai casque besar di atas hidungnya dan berwarna

merah. Paruhnya besar dan berwarna kuning gading. Bulu dan chesnut lehernya

berwarna biru. Bulu badannya berwarna hitam, sedangkan bulu ekornya brwarna

putih. Penampilan burung jantan dengan paruh yang besar dan bulunya yang

berwarna warni memang sangat mempesona. Postur dan warna bulu burung betina

kurang menarik bila dibandingkan dengan burung jantan.

Burung ini termasuk jenis binatang omnivora sebab makanannya berupa

binatang-binatang kecil, burung, dan buah-buahan serta biji-bijian. Kadal, katak,

burung-burung kecil juga telur-telur yang menetas merupakan makanan yang

disukainya. Secara umum burung Rangkong atau Enggang mempunyai ciri khas

berupa paruh yang sangat besar menyerupai tanduk. Umumnya warna bulu

Rangkong didominasi oleh warna hitam (bagian badan) dan putih pada bagian

ekor. Sedangkan warna bagian leher dan kepala cukup bervariasi.

Page 26: Laporan LIPI

Ciri khas burung rangkong lainnya adalah suara dari kepakan sayap dan

suara “calling”, seperti yang dipunyai Rangkong Gading (Buceros vigil) dengan

“calling” seperti orang tertawa terbahak-bahak dan dapat terdengar hingga radius

3 Km. Burung Rangkong tersebar mulai dari daerah sub-sahara Afrika, India, Asia

Tenggara, New Guinea dan Kepulauan Solomon Sebagian besar hidup di hutan

hujan tropis. Makanan Rangkong terutama buah-buahan dan sesekali binatang

kecil seperti kadal, kelelawar, tikus, ular dan berbagai jenis serangga.

3. Burung Penghisap Madu ( Nectarinia jugularis)

Klasifikasi

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Aves

Ordo : Passeriformes

Famili : Nectariniidae

Genus : Nectarinia

Spesies : Nectarinia jugularis

Deskripsi

Burung-madu sriganti memiliki tubuh berukuran kecil (10 cm),

mempunyai paruh lancip dan panjang, berdarah panas, dan membiak dengan cara

bertelur. Burung jantan memiliki tubuh bagian bawah kuning terang. Dagu dan

dada hitam-ungu metalik. Punggung hijau zaitun. Sedangkan burung betina tubuh

bagian bawah kuning. Tanpa warna hitam pada dagu dan dada. Alis biasanya

kuning muda. Iris coklat tua, paruh hitam, kaki hitam. Sarang berbentuk kantung,

dari rumput terjalin dengan kapas alang-alang, pada dahan yang rendah. Telur

berwarna keputih-putihan, berbintik abu-abu putih, jumlah 2 butir. Berbiak

sepanjang tahun.

Page 27: Laporan LIPI

4. Burung Hantu (Otus magicus)

Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Aves

Ordo : Strigiformes

Famili : Strigidae

Genus : Otus

Spesis : Otus magicus

Deskripsi

Berukuran panjang 45 cm, berwarna coklat kekuningan, dengan berkas telinga

mencolok. Bulu tubuh di bagian atas coklat, bergaris-garis hitam, yang dibatasi

warna kuning tua. Warna bulu di bagian bawah kuning merah bata dengan garis-

garis berwarna hitam tebal. Mata berwarna kuning terang, paruh abu-abu, kaki

warna kuning. Bulu burung hantu tebal, lembut, ekor pendek. Kepala berbentuk

bulat berukuran besar. Mata juga berukuran besar mengarah ke depan, paruhnya

berkait dan cakarnya amat tajam. Burung hantu pada waktu malam sering kita

dengar suaranya yang terus menerus,  tak henti-henti  yang disuarakan dari

persembunyiannya, kadang terdengar pekikan saat terbang.

Perilaku : Burung hantu mencari pakan pada malam hari, selain itu burung hantu

amat ketat mempertahankan teritorinya. Burung hantu tidak mampu memutar bola

matanya, oleh karena itu burung hantu akan memutar kepalanya saat mengikuti

benda yang bergerak termasuk mangsanya. Kadang burung hantu mampu

memutar kepalanya sampai 270 derajat. Cara komukasi yakni dengan suaranya

yang serak.

Reproduksi : Jumlah telur burung hantu yaitu 1-4 butir yang diletakkan di dalam

sarangnya, dierami selama 4-5 minggu. Telur dierami oleh burung hantu yang

betina, pakan disediakan oleh burung hantu yang jantan.

Pakan : Burung hantu di habitat alamainya memakan serangga, udang, ikan, katak,

reptilia, dan tikus.

Page 28: Laporan LIPI

Habitat : Burung hantu pada malam hari lebih menyukai di daerah terbuka di luar

hutan, perkebunan, pekarangan, sawah atau pinggiran sungai. Sebarannya di Asia

Tenggara, Kalimantan, Nias, Jawa dan Bali.

5. Elang Jawa (Nisaetus bartelsi)

Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Aves

Ordo : Falconiformes

Famili : Accipitridae

Genus : Nisaetus

Spesis : Nisaetus bartelsi

Deskripsi

Burung Elang merupakan salah satu hewan berdarah panas, memiliki sayap serta

tubuh yang diselubungi bulu pelepah. Sebagai burung, burung elang berkembang

biak dengan langkah bertelur dan memiliki cangkang yang keras didalam sarang

yang dibuatnya. Ia melindungi anaknya hingga dapat terbang.

Elang adalah hewan pemangsa atau predator. Makanan utamanya hewan mamalia

kecil layaknya tikus, tupai, kadal, ikan serta ayam, juga beberapa jenis serangga

bergantung ukuran tubuhnya. Ada beberapa elang yang menangkap ikan di daerah

berair (sungai, rawa-rawa) sebagai makanan utama mereka. Umumnya elang

tersebut tinggal di lokasi perairan. Paruh elang tidak bergigi namun melengkung

serta kuat untuk mengoyak-oyak daging dari mangsanya. Burung ini juga

memiliki sepasang kaki yang kuat serta kuku yang tajam serta melengkung untuk

mencengkeram mangsa dan burung elang memiliki daya penglihatan yang tajam,

ketajaman daya penglihatan tersebut sangatlah berguna dalam memburu mangsa

dari jarak yang tidak bisa terkira juahnya.

D. REPTIL

Page 29: Laporan LIPI

1. Buaya

Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Sauropsida

Ordo : Crocodilia

Famili : Crocodylidae

Genus : Crocodylus

Spesies :

Crocodylus novaeguineae

Deskripsi :

Panjang tubuhnya sampai sekitar 3,35 m pada yang jantan, sedangkan

yang betina hingga sekitar 2,65 m. Buaya ini memiliki sisik-sisik yang relatif

lebih besar daripada buaya lainnya apabila disandingkan. Di bagian belakang

kepala terdapat 4–7 sisik lebar (post-occipital scutes) yang tersusun berderet

melintang, terpisah agak jauh di kanan-kiri garis tengah tengkuk. Sisik-sisik besar

di punggungnya (dorsal scutes) tersusun dalam 8–11 lajur dan 11–18 deret dari

depan ke belakang tubuh. Sisik-sisik perutnya dalam 23–28 deret (rata-rata 25

deret) dari depan ke belakang.

Reptil yang umumnya nokturnal ini menghuni di perairan air tawar, di

sungai-sungai, rawa dan danau. Meskipun diketahui toleran terhadap air asin,

buaya ini jarang-jarang dijumpai di perairan payau, dan tak pernah ditemui di

tempat di mana terdapat buaya muara. Anak buaya yang baru menetas berukuran

antara 26–32 cm panjangnya. Buaya betina menunggui sarang dan anak-anaknya

hingga dapat mencari makanannya sendiri

2. Biawak (Veranus sp.)

Page 30: Laporan LIPI

Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Reptilia

Ordo : Squamata

Famili : Varanidae

Genus : Varanus

Spesies : Varanus sp.

Deskripsi:

Hewan ini memiliki kulit dengan sisik yang tebal dan berwarna hitam pada

bagian dorsal dilengkapi dengan corak bulatan atau garis kuning. Sementara kulit

bagian ventral juga dilengkapi sisik yang tebal dengan warna kuning.

Kulit biawak berfungsi untuk penyerapan cahaya matahari di siang hari

dimana radiasi matahari diserap pada kulit daerah dorsal. Sekitar 85% digunakan

sebagai energi dan 15% sisanya dia pantulkan kembali pada kulit daerah os

sacrum sebagai emisi untuk mempertahankan suhu di kulitnya. Ini merupakan

kontrol fisiologis dari biawak air untuk mengatur suhu tubuhnya.

Biawak mempunyai mata dan kelopak mata serta bentuk kepala lonjong

dilengkapi dengan rahang yang kuat serta lidah yang panjang dan bercabang dua.

Hewan ini memiliki kaki yang kokoh serta kuku yang tajam yang biasanya

digunakan hewan ini untuk memanjat pohon , menggali sarang di bawah tanah

dan untuk mempertahankan diri. Biawak juga dilengkapi dengan ekor yang

panjang dan sangat kuat dan kokoh dimana biasanya digunakan untuk memecut

dalam rangka mempertahankan diri dari serangan juga untuk mendukung

pergerakan ketika berenang dalam air.

3. Ular Derik (Crotalus cerastes)

Page 31: Laporan LIPI

Klasifikasi:

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Reptilia

Ordo : Squamata

Family : Viperidae

Genus : Crotalus

Spesies : Crotalus cerastes

Deskripsi:

Ciri umum ular derik yaitu ia mempunyai gemericik diujung ekornya.

Gunanya ialah untuk menakut-nakuti musuh. Selain itu pula, terdapat gigi yang

kuat antar kedua rahangnya. Ular derik bertelur dan beranak (ovovivipar), Ular

derik muda tidak bergantung dan sudah mandiri sejak lahir. Ular derik yang baru

lahir deriknya belum dapat berfungsi, setelah ganti kulit yang pertama baru

deriknya dapat berfungsi.

4. Ular Weling ( Bungarus candidus)

Klasifikasi:

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Reptilia

Ordo : Squamata

Famili : Elapidae

Genus : Bungarus

Spesies : Bungarus candidus

Page 32: Laporan LIPI

Deskripsi:

Ular weling memiliki bentuk kepala oval, dengan panjang tubuh dewasa

sekitar 80 – 160 cm, warna kulitnya loreng hitam putih cerah dengan ukuran yang

tidak seragam melingkar membentuk cincin, badan berpenampang bulat, bagian

bawah putih polos, kelihatan mencolok di malam hari.

Ular weling memakan berupa mamalia kecil misalnya kadal, katak, tikus.

Hewan ini termasuk hewan Nocturnal (aktif pada malam hari), tidak agresif di

siang hari, cenderung menghindar jika diganggu atau menyembunyikan kepalanya

di bawah badannya dengan melingkar, sensitif dengan cahaya dan akan berusaha

mendekti.

Page 33: Laporan LIPI

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari data pengamatan yang telah di dapatkan dapat disimpulkan bahwa:

1. Dari lima kelas hewan vertebrata hanya di lakukan pengamatan pada empat

kelas yaitu aves, reptile, mamalia dan pisces dengan cara melihat langsung

awetan dan wawancara dengan petugas.

2. Dari kelas aves di lakukan pengamatan pada burung maleo, burung rangkong

dan burung penghisap madu. Di lakukan pengamatan pada bulu, paruh, sayap,

kaki dan ekornya dengan herbarium kering.

3. Pada kelas reptile terdapat awetan basah dan kering yaitu buaya, ular derik dan

ular weling. Pengamatannya dilihat dari morfologi nya.

4. Pada kelas mamalia ditemukan banyak awetan baik berupa herbarium basah

ataupun kering, dengan memperlihatkan karakteristik khusus mamalia yaitu

memiliki kelenjar susu.

5. Pada kelas pisces didapatkan banyak jenis ikan yaitu terdiri dari ordo

chondrichtyes dan osteichthyes.

5.2 Kritik dan Saran

1. Kritik

Dalam PKL ini, ketika kami sudah terjun ke lapangan waktu yang

diberikan untuk mengamati objek terlalu cepat dan pengamatan yang kita lakukan

kurang cermat, sehingga hasil yang didapatkan kurang optimal.

2.   Saran

Sebaiknya waktu untuk pengamatan lebih diperpanjang agar pengamatan

objek bisa maksimal.Untuk PKL SHV tahun depan sebaiknya di tempat atau

Page 34: Laporan LIPI

objek yang lainnya agar tidak monoton seperti halnya tradisi saja dari tahun ke

tahun.

DAFTAR ISI

Djarubito Brotowidjoyo, Mukayat.1994.Zoologi Dasar.Yogyakarta.Erlangga

Campbell Reece-Michell.2003.Biologi edisi ke lima jilid 2. Jakarta.Erlangga

http://www.biologi.lipi.go.id/bio_bidang/zoo_indonesia/lab_herpet.php (di akses

pada tgl 1 juni 2014)

Page 35: Laporan LIPI