140
PERCOBAAN I 1) JUDUL PECOBAAN : Pengenalan Alat Laboratorium 2) TUJUAN PERCOBAAN: 2.1 Mahasiswa mengenal alat-alat sederhana yang umum digunakan dalam laboratorium kimia. 2.2 Mahasiswa memahami kegunaan serta cara menggunakan secara benar alat-alat laboratorium kimia 3) TINJAUAN PUSTAKA 1. Tabung reaksi (test tube) Umumnya terbuat dari gelas, dengan berbagai ukuran. Biasanya 75 x 10 mm, 4 ml, kadang- kadang 100 x 12 mm, 8 ml. 2. Pemegang tabung reaksi (penjepit) Pemegang tabung reaksi terbuat dari kayu, karena kayu bukan merupakan penghantar panas yang baik sehingga tangan praktikan tidak akan merasa panas

laporan lengkap

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan lengkap, kimia dasar, semester 1, praktikum, kuliah, percobaan.

Citation preview

Page 1: laporan lengkap

PERCOBAAN I

1) JUDUL PECOBAAN : Pengenalan Alat Laboratorium

2) TUJUAN PERCOBAAN :

2.1 Mahasiswa mengenal alat-alat sederhana yang umum digunakan dalam

laboratorium kimia.

2.2 Mahasiswa memahami kegunaan serta cara menggunakan secara benar

alat-alat laboratorium kimia

3) TINJAUAN PUSTAKA

1. Tabung reaksi (test tube)

Umumnya terbuat dari gelas, dengan berbagai ukuran. Biasanya 75 x

10 mm, 4 ml, kadang-kadang 100 x 12 mm, 8 ml.

2. Pemegang tabung reaksi (penjepit)

Pemegang tabung reaksi terbuat dari kayu, karena kayu bukan

merupakan penghantar panas yang baik sehingga tangan praktikan

tidak akan merasa panas

3. Batang pengaduk

Batang pengaduk terbuar dari gelas.

4. Corong

Umumnya terbuat dari gelas.

5. Gelas arloji

Gelas arloji terbuat dari gelas.

Page 2: laporan lengkap

6. Gelas ukur

Gelas ukur terbuat dari gelas, alat ini mempunyai skala dan terdiri dari

bermacam-macam ukuran (10 ml, 25 ml, 50 ml, 100 ml), sebaiknya

tidak digunakan untuk bahan yang panas atau digunkan untuk

memanaskan cairan.

7. Gelas kimia (gelas piala)

Gelas kimia terbuat dari gelas, alat ini bukan alat pengukur walaupun

mempunyai volume kira-kira.

8. Erlenmeyer

Erlenmeyer terbuat dri gelas, alasnya rata dan bgian atasnya lebih

kecil. Alat ini juga bukan alat pengukur.

9. Labu ukur

Labu ukur terbuat dari gelas, mempunyai bermacam-macam ukuran (5

ml, 10 ml, 50 ml, dll). Alat ini mempunyai dasar yang rata dan leher

yang sempit yang dilengkapi dengan tanda batas volume. Sebaiknya

tidak digunakan untuk bahan yang panas

10. Botol semprot

Botol semprot terbuat dari bahan plastic dan biasanya diisi dengan air

suling

11. Pipet tetes

Pipet ini tidak mempunyai ukuran volume atau skala lainnya.

Page 3: laporan lengkap

12. Pipet ukur

Pipet ini semua bagiannya sama, mempunyai skala dan ukuran yang

berbeda-beda.

13. Pipet gondok

Di bagian tengah dari pipet ini ada bagian yang membesar (gondok),

ujungnya runcing, memiliki skala dan ukuran yang bermacam-macam.

14. Karet penghisap

Alat ini terbuat dari karet,

15. Klem dan standar (statif)

Alat ini terbuat dari besi

16. Tabung sentrifuge

Tabung sentrifuge yaitu tabung reaksi yang dasarnya agak runcing.

Yang paling banyak digunakan adalah ukuran 3 ml.

17. Desikator

Di dalam desikator terdapat silica yang berguna untuk menyerap kadar

air. Jika silica berwarna biru menandakan silica tersebut telah aktif,

sedangkaan jika silica berwarna merah bata, menandakan masih

banyak mengandung air sehingga harus dipanaskan kembali.

18. Neraca analitik

Neraca ini mempunyai ketelitian yang cukup tinggi.

19. Hotplte

Hotplate mempunyai fungsi yang sama dengan Bunsen. Namun

hotplate merupakan pemanas yang menggunakan energy listrik

Page 4: laporan lengkap

20. Labu destilasi

Alat ini terbuat dari gelas

21. Buret

Buret adalah suatu alat gelas yang berbentuk pipa panjang dengan

pembagian skala yang dilengkapi dengan kran.

(Tim dosen Kimia, 2011)

4) HASIL PENGAMATAN

No Nama alat Gambar

1

Tabung reaksi (test tube)

2 Pemegang tabung reaksi (penjepit)

3 Rak tabung reaksi

4 Batang pengaduk

Page 5: laporan lengkap

5 Corong

6 Gelas arloji

7 Gelas ukur

8 Gelas kimia (gelas piala)

9 Erlenmeyer

Page 6: laporan lengkap

10 Labu ukur

11 Botol semprot

12 Pipet tetes

13 Pipet ukur

Page 7: laporan lengkap

14 Pipet gondok

15 Karet penghisap

16 Klem dan standar (statif)

17 Sentrifuge

18 Tabung sentrifuge

Page 8: laporan lengkap

19 Desikator

20 Neraca ohaus

21 Neraca analitik

22 Penangas air

23 Hotplate

Page 9: laporan lengkap

24 Lemari asam

25 Labu destilasi

26 Lumpang dan alu

27 Sikat tabung

Page 10: laporan lengkap

28 Oven

29 Buret

30 Penjepit krus /krustang (crucibles

tongs)

5) PEMBAHASAN

1. Tabung reaksi (test tube)

Umumnya terbuat dari gelas, dengan berbagai ukuran. Biasanya 75 x

10 mm, 4 ml, kadang-kadang 100 x 12 mm, 8 ml.

Fungsi :

Page 11: laporan lengkap

Mereaksikan zat dalam jumlah sedikit, dapat dipanasi dengan api

langsung aatau tidak langsung.

Cara menggunakan :

a. Tabung reaksi dipegang pada lehernya, miringkan sedikit 60o lau

diisi dengan larutan yang akan diperiksa dengan pipet tetes.

b. Bila tabung beserta isinya akan dipanaskan, tabung dipegang

dengan alat pemegang tabung dan pemanasan dilakukan pada

daerah 1/3 bagian cairan dari bawah mulut tabung harus diarahkan

ke tempat yang aman (jangan diarahkan pada diri sendiri atau orang

lain).

2. Pemegang tabung reaksi (penjepit)

Pemegang tabung reaksi terbuat dari kayu, karena kayu bukan

merupakan penghantar panas yang baik sehingga tangan praktikan

tidak akan merasa panas

Fungsi :

Memegang tabung rekasi misalnya pada waktu pemanasan, pasa saat

mereaksikan zat-zat yang merusak kulit, dan sebagainya.

Cara menggunakan :

Dijepitkan pada tabung yang akan digunakan.

3. Rak tabung reaksi

Fungsi :

Menyimpan tabung reaksi misalnya dalam proses analisis kualitatif

Cara menggunakan :

Tabung reaksi diletakkan pada tempat yang telah tersedia pada tabung.

4. Batang pengaduk

Batang pengaduk terbuar dari gelas.

Page 12: laporan lengkap

Fungsi :

Mengaduk suatu campuran dan larutan zat kimia pada waktu

melakukan reaksi-reaksi kimia. Dipakai untuk menolong pada waktu

menuangkan/mendekantir cairan dalam proses penyaringan.

Cara menggunakan :

Dipegang pada bagian ujung yang pipih. Untuk mambantu pada saat

penyaringan, ujung batang pengaduk diletakkan di mulut corong lalu

zat yang akan disaring dituangkan sedikit demi sedikit.

5. Corong

Umumnya terbuat dari gelas.

Fungsi:

memasukkan cairan kedalam suatu wadah yang sempit mulutnya,

seperti labu ukur, botol, buret, dan sebagainya.

Cara menggunakan :

corong dimasukkan ke mulut wadah, lalu zat cair dituangkan ke mulut

corong.

6. Gelas arloji

Gelas arloji terbuat dari gelas.

Fungsi :

Sebagai wadah untuk menimbang zat yang berbentuk Kristal.

Cara menggunakan :

Bahan yang akan ditimbang diletakkan di ats gelas arloji, kemudian

gelas arloji diletakkan di atas neraca.

7. Gelas ukur

Page 13: laporan lengkap

Gelas ukur terbuat dari gelas, alat ini mempunyai skala dan terdiri dari

bermacam-macam ukuran (10 ml, 25 ml, 50 ml, 100 ml), sebaiknya

tidak digunakan untuk bahan yang panas atau digunkan untuk

memanaskan cairan.

Fungsi :

Untuk mengukur zat kimia dalam bentuk cair.

Cara menggunakan :

Bahan dimasukkan ke dalam digelas ukur hingga volume yang

diinginkan.

8. Gelas kimia (gelas piala)

Gelas kimia terbuat dari gelas, alat ini bukan alat pengukur walaupun

mempunyai volume kira-kira.

Fungsi :

Sebagai tempat larutan dan dapat juga untuk memanaskan larutan zat-

zat kimia, menguapkan larutan, dan sebagainya.

9. Erlenmeyer

Erlenmeyer terbuat dri gelas, alasnya rata dan bgian atasnya lebih

kecil. Alat ini juga bukan alat pengukur.

Fungsi :

Sebagai tempat zat yang dititrasi, tempat menampung hasil pross

destiasi, kadang-kadang juga dipakai untuk memanaskan larutan.

Cara menggunakan :

Erlenmeyer diletakkan di atas buret untuk menampung hsil titrasi.

10. Labu ukur

Page 14: laporan lengkap

Labu ukur terbuat dari gelas, mempunyai bermacam-macam ukuran (5

ml, 10 ml, 50 ml, dll). Alat ini mempunyai dasar yang rata dan leher

yang sempit yang dilengkapi dengan tanda batas volume. Sebaiknya

tidak digunakan untuk bahan yang panas

Fungsi :

Dipakai dalam pengenceran sampai volume tertentu.

Cara menggunakan :

Bahan dfimasukkan ke dalam labu ukur sampai volume yang

diinginkan.

11. Botol semprot

Botol semprot terbuat dari bahan plastic dan biasanya diisi dengan air

suling

Fungsi :

Untuk membilas wadah seperti Erlenmeyer, buret, dan sebagainya.

Cara menggunakan :

Mulut botol diarahkan ke mulut wadah yang akan di bersihkan,

kemudian botol ditekan secara perlahan hingga cairannya keluar.

12. Pipet tetes

Pipet ini tidak mempunyai ukuran volume atau skala lainnya.

Fungsi :

Untuk memindahkn sedikitnya zat cairan/larutan yang tidak

memerlukan ketelitian tinggi atau untuk mengambil cairan di atas

endapan dari dalam tabung reaksi atau tabung sentrifuge.

Cara menggunakan :

Karet pipet ditekan lalu mulut pipet dimasukkan ke bahan yang akan

di ambil, kemudian karet di lepas sampai cairannya naik hingga

volume yang diinginkan.

Page 15: laporan lengkap

13. Pipet ukur

Pipet ini semua bagiannya sama, mempunyai skala dan ukuran yang

berbeda-beda.

Fungsi :

Untuk mengambil larutan dengan volume tertentu, tetapi mempunyai

ketelitian yang rendah.

Cara menggunakan :

Karet penghisap di tekan lalu mulut pipet dimasukkan ke dalam bahan

yang akan diambil, kemudiaan karet di lepas secara perlahan sampai

cairannya naik hingga volume yang diinginkan. Untuk bahan yang

tidak berbahaya tidak perlu menggunakan karet penghisap, dapat

dihidap menggunakan mulut.

14. Pipet gondok

Di bagian tengah dari pipet ini ada bagian yang membesar (gondok),

ujungnya runcing, memiliki skala dan ukuran yang bermacam-macam.

Fungsi :

Untuk mengambil larutan dengan volume tertentu.

Cara menggunakan :

Karet penghisap di tekan lalu mulut pipet dimasukkan ke dalam bahan

yang akan diambil, kemudiaan karet di lepas secara perlahan sampai

cairannya naik hingga volume yang diinginkan. Untuk bahan yang

tidak berbahaya tidak perlu menggunakan karet penghisap, dapat

dihidap menggunakan mulut.

15. Karet penghisap

Alat ini terbuat dari karet,

Fungsi :

Page 16: laporan lengkap

Untuk menghisap larutan-larutan yang berbahaya dihisap dengan

mulut.

Cara menggunakan :

Karet disambungkan ke pipet ukur atau pipet gondok. Untuk

mengambil bahan karet ditekan dan dilepas secara perlahan hingga

cairannya naik dan di tekan kembali untuk mengeluarkan cairan dari

pipet.

16. Klem dan standar (statif)

Alat ini terbuat dari besi

Fungsi :

Untuk menyusun peralatan gelas misalnya dalam pengerjaan titrasi,

destilasi, merefluks, dan sebagainya.

Cara menggunakan :

Klem dipasangkan pada statif, dan buret atau alat lainnya di jepi pada

klem.

17. Sentrifuge

Fungsi :

Untuk memisahkan dua zat berdasarkan perbedaan kerapatan, dengan

memanfaatkan gaya sentrifugal.

Cara menggunakan :

Keempat tabung diisi dengan volume yang sama, jika hanya 1 tabung

yang diisi dengan bahan yan akan dipisahkan, maka tabung yang lain

diisi dengan air. Kemudian sentruge dinyalakan.

18. Tabung sentrifuge

Tabung sentrifuge yaitu tabung reaksi yang dasarnya agak runcing.

Yang paling banyak digunakan adalah ukuran 3 ml.

Page 17: laporan lengkap

Fungsi :

Digunakan pada proses pensentrifugan untuk memisahkan endapan.

Cara menggunakan :

Tabung diisi dengan bahan kemudian diatur dalam alat sentrifugasi.

19. Desikator

Di dalam desikator terdapat silica yang berguna untuk menyerap kadar

air. Jika silica berwarna biru menandakan silica tersebut telah aktif,

sedangkaan jika silica berwarna merah bata, menandakan masih

banyak mengandung air sehingga harus dipanaskan kembali.

Fungsi :

Untuk melakukan analisa berat kering suatu bahan dan menghilangkan

kadar air san uap air seelah pemanasan pada suatu bahan.

Cara menggunakan :

Penutup desikator dibuka dengan cara di geser ke samping lalu bahan

dimasukkan ke dalam.

20. Neraca ohaus

Fungsi :

Untuk menimbang suatu bahan.

Cara menggunakan :

Neraca disetarakan, kemudian bahan diletakkan di atas piring neraca,

kemudian anak timbangan di geser sampai neaca menunjukkan

kesetaraaan.

21. Neraca analitik

Neraca ini mempunyai ketelitian yang cukup tinggi.

Fungsi :

Page 18: laporan lengkap

Untung menimbang suatu bahan.

Cara menggunakan :

Penutup neraca dibuka secara perlahan agar tdalam neraca tidak masuk

udara karena akan mempengaruhi haisl timbangan. Kemudian bahan

yang akan ditimbang dimasukkan ke dalam neraca lalu neraca ditutup

kembali.

22. Penangas air

Fungsi :

Untuk memanaskan zat pada tabung reaksi.

Cara menggunakan :

Tabung reaksi diletakkan di rak tabung reaksi, kemudian dimasukkn

ke dalam penangas laulu penangas dinyalakan.

23. Hotplte

Hotplate mempunyai fungsi yang sama dengan Bunsen. Namun

hotplate merupakan pemanas yang menggunakan energy listrik

Fungsi :

Untuk memanaskan bahan.

Cara menggunakan :

Bahan yang akan dipanaskan dimasukkan ke dalam gelas kimia lalu

diletakkan diatas hotplate kemudian hotplate dinyalakan.

24. Lemari asam

Fungsi :

Page 19: laporan lengkap

Untuk menyimoan atau mereaksikan bahan asam pekat yang berbahya

bila terhirup.

Cara menggunakan :

Penutup lemari di buka tidak boleh terlalu lebar.

25. Labu destilasi

Alat ini terbuat dari gelas

Fungsi :

Untuk memisahkan zat yng tidak bisa tercampur.

Cara menggunakan :

Bahan dimasukkan ke dalam labu destilasi kemudian dipanaskan.

Untuk zat yang titik didihnya rendah akan menguap dan uapnya akan

kelur melalui lubang di samping lbu, mulut lubang di arahkan pada

wadah.

26. Lumpang dan alu

Fungsi :

Untuk menghaluskan bahan.

27. Sikat tabung

Fungsi :

Membersihkan tabung reaksi, gelas ukur, labu ukur dan lain-lain

28. Oven

Fungsi :

Untuk memanaskan atau mensterilkan baik alat maupun bahan.

Cara menggunakan :

Page 20: laporan lengkap

Alat atau bahan dimasukkan kedalam oven lalu diatur suhu dan

waktunya kemudian oven dinyalakan.

29. Buret

Buret adalah suatu alat gelas yang berbentuk pipa panjang dengan

pembagian skala yang dilengkapi dengan kran.

Fungsi :

Untuk proses titrasi/ mengukur volume titran yang digunakan

Cara menggunakan :

a. Cuci dengan air sabun/ deterjen dan air suling.

b. Bilas dengan air suling, lalu keringkan dengan lap kering yang

bersih.

c. Bilas dengan titran, larutan pembilas tabung.

d. Tempatkan buret pada standar dengan memakai klem, buret dibuat

vertikal.

e. Dengan memakai corong, buret diisi dengan titran sampai sedikit

di atas garis nol.

f. Coronga dipindahkn dan bagian sisi dalam buret yang terletak di

atas titran dibersihkan dengan kertas saring yang kering.

g. Turunkan permukaan titran dalam buret dengan jalan membuka

kran, sampai miniskus bagian bawah zat cair tepat pada garis nol.

Bila lewat sampai garis nol pekerjaan tidak perlu diulangi tetapi

langsung dibaca dengan teliti. Pembacaan akan lebih teliti jika

miniskus bawah tepat pada garis skala pada buret.

h. Pada ujung bawah buret tidak boleh ada gelembung udara.

Selanjutnya buret siap digunakan untuk menitrasi.

i. Pada waktu menitrasi, kran buret dipegang dengan tngan kiri,

Erlenmeyer tempat titran dipegang dengan tangan kanan dan

tetesan dari buret tidaak boeh terlalu cepat.

Page 21: laporan lengkap

30. Penjepit krus /krustang (crucibles tongs)

Menjepit botol timbang dan gelas arloji saat menimbang dan memindahkan

botol timbang dan gelas arloji dari oven ke desikator atau sebaliknya

31. PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, praktikan dapat

mengenali dan mengetahui alat-alat yang terdapat dalam laboratorium

kimia terutama yang sering digunakan. Dari hasil pengamatan, hampir

semua alat yang digunakan bersentukan langsung dengan bahan terbuat

dari bahan gelas. Alat tersebut dibuat dari bahan gelas karena gelas tidak

berwrna (bening) sehingga memudahkan pengamatan. Selain itu gelas

juga tidak bereaksi dengan zat atau senyawa apapun, gelas juga memiliki

permukaan yang tidak memiliki pori-pori atau licin sehingga

tidakmengurangi volume bahan.

6.2 Saran

Sebaiknya alat-alat laboratorium lebih dilengkapi lagi agar

memudahkan praktikan dalam melakukan praktikum.

PERCOBAAN II

Page 22: laporan lengkap

1) JUDUL PERCOBAAN : Penentuan Berat Jenis Dan Kerapatan Jenis

2) TUJUAN PERCOBAAN

2.1 Menentukan cara penentuan berat jenis air dengan menggunakan alat

laboratorium sederhana

2.2 Mengetahui cara penentuan kerapatan jenis suatu logam atau batu

dengan menggunakan alat laboratorium standar

3) TINJAUAN PUSTAKA

Salah satu sifat penting dari suatu zat adalah kerapatan alias massa

jenisnya. Istilah kerennya adalah densitas (density). Kerapatan alias massa

jenis merupakan perbandingan massa terhadap volume zat. Secara matematis

ditulis :

p = m/v

(p dibaca “rho”) merupakan huruf yunani yang biasa digunakan untuk

menyatakan kerapatan, m adalah massa dan v adalah volume.

Kerapatan alias massa jenis fluida homogen (sama) pada dasarnya

berbeda dengan kerapatan zat padat homogen. Besi atau es batu misalnya,

memiliki kerapatan yang sama pada setiap bagiannya. Berbeda dengan fluida,

misalnya atmosfer atau air. Pada atmosfer bumi, makin tinggi atmosfir dari

permukaan bumi, kerapatannya semakin kecil sedangkan untuk air laut,

misalnya, makin dalam kerapatannya semakin besar. Massa jenis alias

kerapatan dari suatu fluida homogen dapat bergantung pada factor lingkungan

seperti temperature (suhu) dan tekanan.

Page 23: laporan lengkap

Satuan Sistem Internasional untuk massa jenis adalah kilogram per

meter kubik (kg/m3). Untuk satuan CGS alias centimeter, gram dan sekon,

satuan Massa jenis dinyatakan dalam gram per centimeter kubik (gr/cm3).

Berikut ini data massa jenis dari beberapa zat.

Zat Kerapatan (kg/m3)

Zat Cair

Air (4o C) 1,00 x 103

Air Laut 1,03 x 103

Darah 1,06 x 103

Bensin 0,68 x 103

Air raksa 13,6 x 103

Zat Padat

Es 0,92 x 103

Aluminium 2,70 x 103

Besi & Baja 7,8 x 103

Emas 19,3 x 103

Gelas 2,4 – 2,8 x 103

Kayu 0,3 – 0,9 x 103

Tembaga 8,9 x 103

Timah 11,3 x 103

Tulang 1,7 – 2.0 x 103

Zat Gas

Udara 1,293

Helium 0,1786

Hidrogen 0,08994

Uap air  0,6

Page 24: laporan lengkap

(100 oC)

Kerapatan zat yang dinyatakan dalam tabel di atas merupakan

kerapatan zat pada suhu 0o C dan tekanan 1atm (atmosfir alias atm = satuan

tekanan).

   Gravitasi Khusus (Specific Gravity)

Gravitasi khusus suatu zat dapat diperoleh dengan membagi

kerapatannya dengan 103 kg/m3 (kerapatan air pada suhu 4o C). Gravitasi

khusus tidak memiliki satuan dan dimensi.

Apabila kerapatan suatu benda lebih kecil dari kerapatan air, maka

benda akan terapung. Gravitasi khusus benda yang terapung lebih kecil dari 1.

Sebaliknya jika kerapatan suatu benda lebih besar dari kerapatan air, maka

gravitasi khususnya lebih besar dari 1. Untuk kasus ini benda tersebut akan

tenggelam.

  Berat Jenis (Specific Weight)

Berat jenis suatu zat merupakan perbandingan berat zat tersebut

terhadap volumenya. Satuan sistem internasional untuk berat jenis adalah

N/m3.

Kerapatan dan Berat Jenis

Page 25: laporan lengkap

Ahli farmasi seringkali mempergunakan besaran pengukuran ini

apabila mengadakan perubahan antara massa dan volume. Kerapatan adalah

turunan besaran karena menyangkut satuan massa dan volume. Batasannya

adalah massa persatuan volume pada temperatur dan tekanan tertentu, dan

dinyatakan dalam cgs dalam gram per sentimeter kubik (g/cm3).

Berbeda dengan kerapatan, berat jenis adalah bilangan murni tanpa

dimensi; yang dapat diubah menjadi kerapatan dengan menggunakan rumus

yang cocok. Berat jenis didefinisikan sebagai perbandingan kerapatan dari

suatu zat terhadap kerapatan air, harga kedua zat itu ditentukan pada

temperatur yang sama, jika tidak dengan cara lain yang khusus. Istilah berat

jenis, dilihat dari definisinya, sangat lemah; akan lebih cocok apabila

dikatakan sebagai kerapatan relatif.

Berat jenis untuk penggunaan praktis lebih sering didefinisikan sebagai

perbandingan massa suatu zat terhadap massa sejumlah volume air yang atau

temperatur lain yang tertentu. Notasi berikutsama pada suhu 4 , dan/4,

25/25sering ditemukan dalam pembacaan berat jenis: 25 . angka yang

pertama menunjukkan temperatur udara dimana zat/44 ditimbang, angka di

bawah garis miring menunjukkan temperatur air yang untuk/25dipakai.

Buku-buku farmasi resmi menggunakan patokan 25 menyatakan berat jenis.

Berat jenis dapat ditentukan dengan menggunakan berbagai piknometer,

neraca Mohr-Westphal, hidrometer dan alat-alat lain. Pengukuran dan

perhitungan didiskusikan di buku kimia dasar, fisika, dan farmasi.

Bobot jenis zat cair

Metode Piknometer . Pinsip metode ini didasarkan atas penentuan massa

cairan dan penentuan rungan yang ditempati cairan ini. Ruang piknometer

dilakukan dengan menimbang air. Menurut peraturan apotek, harus digunakan

piknometer yang sudah ditera, dengan isi ruang dalam ml dan suhu tetentu

Page 26: laporan lengkap

(20oC). Ketelitian metode piknometer akan bertambah sampai suatu optimum

tertentu dengan bertambahnya volume piknometer. Optimun ini terletak

sekitar isi ruang 30 ml. Ada dua tipe piknometer, yaitu tipe botol dengan tipe

pipet (6).

Neraca Mohr Westphal dipakai untuk mengukur bobot jenis zat cair. Terdiri

atas tua dengan 10 buah lekuk untuk menggantungkan anting, pada ujung

lekuk yang ke 10 tergantung sebuah benda celup C terbuat dari gelas (kaca)

pejal (tidak berongga), ada yang dalam benda celup dilengkapi dengan sebuah

thermometer kecil untuk mengetahui susu cairan yang diukur massa jenisnya,

neraca seimbang jika ujum jarum D tepat pada jarum T (5).

Densimeter merupakan alat untuk mengukur massa jenis (densitas) zat

cair secara langsung. Angka-angka yang tertera pada tangkai berskala secara

langsung menyatakan massa jenis zat cair yang permukaannya tepat pada

angka yang tertera (5).

Bobot jenis zat padat Menurut defenisi kerapatan. Dapat ditentukan

pada volume V suatu bentuk pada dengan menimbangan massa m. Volume V

dengan permukaan bentuk teratur dapat dihitung dari bentuk geometrisnya.

Untuk penentuan kerapatan bentuk pdata yang volumenya tidak teratur, V

dapat ditentukan melalui pendesakan volume cairan (6)

4) ALAT DAN BAHAN

4.1 Alat

Page 27: laporan lengkap

pipet 10 ml

gelas piala 10 ml

gelas ukur 100 ml

neraca ohaus

4.2 Bahan

Logam

Batu

Air

5) HASIL PENGAMATAN

A. Penentuan Berat Jenis

Perlakuan Berat jenis

Gelas piala 20ml

sebelum diisi air

10ml

Gelas piala 20ml

sesudah diisi air 10ml

Pertama

Kedua

Ketiga

Keempat

22,5 gram

22,3 gram

22,4 gram

22,5 gram

30,4 gram

29,7 gram

30,4 gram

30,1 gram

Page 28: laporan lengkap

B. Kerapatan Jenis Logam

Perlakuan Berat logam Volume air

Volume air

sebelum diisi

logam

Volume air

sesudah diisi

logam

Pertama

Kedua

Ketiga

keempat

5,4 gram

5,1 gram

5,5 gram

5,5 gram

50 ml

50 ml

50 ml

50 ml

51 ml

51 ml

51 ml

51 ml

C. Penentuan Kerapatan Jenis Batu

Perlakuan Berat batu Volume air

Volume air

sebelum diisi

batu

Volume air

sesudah diisi

batu

Pertama

Kedua

Ketiga

keempat

9,2 gram

9 gram

9,2 gram

9,4 gram

50 ml

50 ml

50 ml

50 ml

53 ml

54 ml

53 ml

53 l

Page 29: laporan lengkap

6) PERHITUNGAN

A. Penetuan Berat Jenis Air

1. Mn = (M sesudah diisi air – M sebelum diisi air) gr

M1 = 30,4 – 22,5 = 7,9 gram

M2 = 29,7 – 22,3 = 7,4 gram

M3 = 30,4 – 22,4 = 8 gram

M4 = 30,1 – 22,5 = 7,6 gram

1. Berat rata-rata (m)

M= M 1+M 2+ M 3+M 4

n

= 7,9+7,4+8+7,6

4

= 30,9

4

= 7,725 gram = 0,007725 kg

2. Kerapatan jenis air

P =mv=0,007725 kg

0,01l =0,7725 kg/l

3. Standar devisiasi massa

ɣm =√ ( m1−m ) 2+(m2−m )2+ (m3−m )2+(m 4−m ) 2n−1

= √ (7,9−7,7 ) 2+(7,4−7,7 ) 2+(8−7,7 ) 2+ (7,6−7,7 )24−1

= √ 0,04+0,09+0,09+0,013

= √ 0,233

= √0,076 = 0,275 gram = 0,00027 kg

4. Standar devisiasi relative air

Page 30: laporan lengkap

ɣrelatif = ɣ mm

X 100%

= 0,27 gr7,7 gr

X 100 % = 3,50 %

5. Kekentalan = 100% - ɣrelatif

= 100% - 3,50 %

= 96,5 %

B. penentuan kerapatan jenis logam dan batu

Kerapatan jenis batu

1. Berat batu rata-rata (m)

M =( m1+m 2+m3+m4

4 ) gr

=( 9,2+9+9,2+9,4

4 )gr

= 9,2 gr = 0,0092 kg

2. Volume rata-rata (v)

V = ( v 1+v 2+v 3+v 4

4 )ml

=( 3+4+3+3

4 )ml

= 134

= 3,25 ml = 0,00325 L

3. Kerapatan jenis batu

P= mv

= 0,0092 kg0,0325 l

= 0,28 kg/l

Vn = (V sesudah diisi batu – V sebelum diisi batu)ml

Page 31: laporan lengkap

V1 = 53 – 50 = 3 ml

V2 = 54 – 50 = 4 ml

V3 = 53 – 50 =3 ml

V4 = 53 – 50 = 3 ml

4. Standar devisiasi batu

ɣm = √ ( 9,2−9,2 ) 2+(9−9,2 ) 2+ (9,2−9,2 )2+(9,4−9,2 )24

=√ 0+0,04+0+0,044

=√ 0,083

= =√0,026 = 0,16 gr =0,00016 kg

5. Standar devisiasi relatif

ɣrelatif = ɣ mm

X 100%

= 0,00016 kg0,0092 kg

X 100 % = 1,74 %

Ketelitian = 100% - ɣrelatif

= 100% - 1,74 %

= 98,26 %

6. Standar devisiasi relatif

ɣv =√ ( v1−v ) 2+( v2−v ) 2+ (v 3−v )2+ (v 4−v )2n−1

= √ (3−3,25 ) 2+(3−3,25 )2+(3−3,25 ) 2+(3−3,25 )24−1

= √ 0,0625+0,5625+0,0625+0.06253

= √0,25 = 0,5 ml = 0,0005 l

Page 32: laporan lengkap

7. Standar devisiasi relatif

ɣrelatif = ɣ vv

X 100%

= 0,005

0,0325 X 100 % = 1,53 %

Ketelitian = 100% - ɣrelatif

= 100% - 1,53 %

= 98,47 %

C. penentuan kerapatan jenis logam

1. Berat rata-rata (m)

M =( m1+m 2+m3+m4

4 )

=( 5,4+5,1+5,5+5,5

4 )

= 5,375 gr = 0,0053 kg

2. Volume rata-rata (v)

V = ( v 1+v 2+v 3+v 4

4 )

=( 1+1+1+1

4 )

= 44

= 1 ml = 0,001 L

Vn = (V sesudah diisi batu – V sebelum diisi batu)ml

V1 = 51 – 50 = 1 ml

V2 = 51 – 50 = 1 ml

V3 = 51 – 50 = 1 ml

V4 = 51 – 50 = 1 ml

3. Kerapatan jenis logam

Page 33: laporan lengkap

P = mv

= 0,0053 kg

0,001 l

= 5,3 kg/l

4. Standar devisiasi logam

ɣm = √ ( m1−m ) 2+(m2−m )2+ (m3−m )2+(m 4−m ) 2n−1

= √ (5,4−5,3 )2+(5,1−5,3 )2+ (5,5−5,3 ) 2+(5,5−5,3 )24−1

=√ 0,01+0,04+0,04+0,043

=√ 0,133

=√0,043 = 0,207 gr =0,000207 kg

5. Standar devisiasi relatif

ɣmrelatif = ɣ mm

X 100%

= 0,000207 kg

0,0053 kg X 100 % = 3,9 %

Ketelitian = 100% - ɣmrelatif

= 100% - 3,9 %

= 96,1 %

6. Standar devisiasi relatif

ɣv =√ ( v1−v ) 2+( v2−v ) 2+ (v 3−v )2+ (v 4−v )2n−1

= √ 0+0+0+04

= √0= 0 ml = 0 L

Page 34: laporan lengkap

7. Standar devisiasi relatif

ɣvrelatif = ɣ vv

X 100%

= 0l

0,001l X 100 % = 0 %

Ketelitian = 100% - ɣrelatif

= 100% - 0 %

= 100 %

7) PEMBAHASAN

Berat jenis suatu zat adalah perbandingan antara bobot zat

dibandingkan dengan volume zat pada suhu tertentu. Sedangkan kerapatan

jenis adlah perbandingan antra bobot zat terhadap kerapatan air.oleh karena

itu dilihat dari definisinya istilah berat jenis sangat lemah akan lebih cocok

bila dikatakan sebagai kerapatan relative berat jenis merupakan perbandingan

relative massa jenis zat sebuah zat dengan massa jenis air murni.

Pada percobaan ini,berat jenis yang ditentukn adalah berat jenis air.

Untuk menentukan berat jenis air, prlakuan dilakukan sebanyak empat kali

pengulangan. Hal ini dilakukan untuk memperoleh hasil yang baik. Pada

setiap perlakuan diperoleh hasil yang berbedaa-beda, perbedan tersebut

disebabkan oleh berbgai hal, seperti pad saat menimbang gelas piala, mungkin

gelas piala tersebut belum terlalu bersih dan kering sehingga memperoleh

hasil yang berbeda-beda atau bisa juga disebabkan oleh tekanan udara pada

saat menimbang. Maka dari itu dilakukan perlakuan berulang untuk

memperoleh hasil yang paling mendekati kebenaran. Begitu pula yang terjadi

pada saat enentukan kerapatan jenis batu dan logam, yang menyebabkan hasil

berbeda-beda sama dengan pada sat penentuan berat jenis, sedangkan untuk

Page 35: laporan lengkap

tinggi permukaan air setelah diisi dengan logam atau batu juga memnerikan

hasil yang berbeda-beda, hal ini mungkin disebabkan kekurang telitian

praktikan atau hal lain.

Dari percobaan yang telah dilakukan, praktikan telah melakukan

percobaan dengan hasil ketelitian yang hmpir mendekati 100%, bahkan pada

penentuan kerapatan jenis logam diperoleh ketelitian 100%%. Tapi tidak

mungkin dalam suatu pengukuran mempunyai ketelitian 100%, apalagi

penimbangan dilakukan di ruangan terbuka, pasti ada factor yang

mempengaruhi hasil penimbangan seperti tekanan udara. Mungkin terdapat

kesalahan praktikan pada saat melakukan percobaan. Hasil dari berta jenis air

yang diperoleh praktikan pada percobaan kali ini adalah 0,77 kg/L, mendekati

dari ketentuan berat jenis air yaitu 1 kg/L. jadi, percobaan tersebut telah

berjalan dengan baik.

8) PENUTUP

8.1 Kesimpulan

Dari percobaan yang dilakukan dapat menentukan cara penentuan

berat jenis air dengan menggunakan alat laboratorium dan mengetahui

cara penentuan jenis suatu logam atau batu dengan menggunakan alat

laboratorium standar. Serta bias menghitung dan mendapatkan hasil

percobaan tersebut dengan menggunakan rumus-rumus penentuan berat

jenis dan kerapatan jenis.

Adapun factor-faktor yang mempengaruhi bobot jenis suatu zat

adalah :

1. Temperature

2. Massa zat

Page 36: laporan lengkap

3. Volume zat

4. Kekentalan /viskositas

8.2 Saran

Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam melakukan percobaan,

sehingga hasil percobaan memperoleh hasil yang baik.

PERCOBAAN III

1) JUDUL PERCOBAAN : Reaksi-Reaksi Kimia

2) TUJUAN PERCOBAAN

2.1 Mengamati perubahan-perubahan yang menunjukkan terjadinya reaksi

2.2 Mempelajari stoikiometri beberapa reaksi.

3 TINJAUAN PUSTAKA

Reaksi kimia adalah suatu prosers dimana zat-zat baru, yaitu hasil

reaksi, terbentuk dari zat aslinya, yang disebut pereaksi. Biasanya suatu reaksi

kimia disertai oleh kejadian-kejadian fisis, seperti perubahan warna,

pembentukan endapan, atau timbulnya gas.

Lambang-lambang yang menyatakan suatu reaksi kimia disebut

persamaan reaksi. Rumus-rumus pereaksi diletakkan di sebelah kiri dan hasil

reaksi diletakkan di sebelah kanan. Antar dua sisi itu digabungkan oleh tanda

kesamaan (=) atau tanda panah ( ). Dalam penulisan persamaan reaksi

Page 37: laporan lengkap

biasanya diperlukan tiga langkah, walaupun langkah pertama sering tidak

ditulis.

1. Nama-nama pereaksi dan hasil reaksi ditulis, hasilnya disebut sebuah

persamaan sebutan. Contoh :

Nitrogen oksida + Oksigen Nitrogen Oksida

2. Sebagai pengganti nama-nama zat dipergunakan rumus kimia. Hasilnya

disebut persamaan kerangka. Contoh :

NO + O2 NO2

3. Persamaan kerangka kemudian disetimbangkan, yang menghasilkan

persamaan kimia. Contoh :

2NO + O2 2NO2

Dengan mengetahui beberapa sifat jenis reaksi, kita dapat

menerangkan reaksi-reaksi kimia lebih mudah, dan mungkin reaksi itu

menjadi lebih mudah dipahami.

1. Pembakaran, adalah suatu reaksi dimana suatu unsur atau senyawa

bergabung dengan oksigen membentuk senyawa yang mengandung

oksigen sederhana, misalnya CO2, H2O dan SO2. Contoh :

C3H8(g) + 5O2(g) 3CO2(g) + 4H2O(aq)

2. Penggabungan (sintesis), adalah suatu reaksi dimana sebuah zat yang

lebih kompleks terbentuk dari dua atau lebih zat yang lebih sederhana

(baik unsur maupun senyawa). Contoh :

2H2(g) + O2 2H2O(aq)

Reaksi ini merupakan sintesis air dari unsur-unsurnya.

3. Penguraian, adalah suatu reaksi dimana suatu zat diopecah menjadi zat-

zat yang lebih sederhana. Contoh :

2Ag2O(p) 4Ag(p) + O2(g)

Reaksi ini adalah penguraian perak oksida

4. Penggantian (perpindahan tunggal), adalah suatu reaksi dimana sebuah

unsur memindahkan unsur lain dalam suatu senyawa. Contoh :

Page 38: laporan lengkap

Cu(p) + 2Ag+(aq) Cu2+(aq) + 2Ag(aq)

Dalam reaksi ini Cu memindahkan Ag+ dari suatu larutan berair (dibentuk

misalnya AgNO3 dalam air)

5. Metatesis (perpindahan ganda), adalah suatu reaksi dimana terjadi

pertukaran antara dua pereaksi. Contoh :

AgNO3(aq) + NaCl(aq) AgCl(p) + NaNO3(aq)

Dalam reaksi ini NO-3 dan Cl- ditukar tempatnya sehingga NO-

3

bergabung dengan Na+, dan Cl- bergabung dengan Ag+ membentuk AgCl

yang tidak larut.

(Petrucci, Ralph H, Suminan, 1987)

4 ALAT DAN BAHAN

1.1 Alat

Tabung reaksi

Rak tabung reaksi

1.2 Bahan

Larutan indikator (PP)

HCl 0,05 M dan HCl 1 M

CH3COOH 0,05 M

NaOH 0,05 M

K2Cr2O4 0,1 M

K2Cr2O7 0,1 M

Pb(NO3)2 0,05 M

NaCl 0,1 M dan NaCl 0,05 M

AgNO3 0,1 M

BaCl2 0,1 M

H2C2O4 0,1 M

H2SO4 2 M

KMnO4 0,05 M

Page 39: laporan lengkap

Fe2+ 0,1 M

CuSO4 0,05 M

NH4OH 1 M

KSCN 0,1 M

Na3PO4

5 HASIL PENGAMATAN

No Perlakuan Hasil

1 HCl 0,05 M + larutan indicator Bening

2 CH3COOH 0,05 M + larutan indicator Bening

3 NaOH 0,05 M + larutan indicator Ungu

4 NaOH 0,05 M + HCl 0,05 M Bening

5 CH3COOH 0,05 M + NaOH 0,05 M Ungu

Page 40: laporan lengkap

6 K2Cr2O4 0,1 M + HCl 1 M Orange

7 K2Cr2O7 0,1 M + HCl 1M Orange

8 (K2Cr2O4 0,1 M + HCl 1 M) +

(CH3COOH 0,05 M + NaOH 0,05 M)

Kuning

9 (K2Cr2O7 0,1 M + HCl 1M) + (NaOH

0,05 M + HCl 0,05 M)

Orange

10 Pb(NO3)2 0,05 M + NaCl 0,1 M Putih

11 NaCl 0,1 M + AgNO3 0,1 M Putih dan terbentuk endapan

12 BaCl2 0,1 M + K2Cr2O4 0,1 M Kuning dan terbentuk

endapaan

13 BaCl2 0,1 M + K2Cr2O7 0,1 M Orange dan terbentuk

endapan

14 BaCl2 0,1 M + HCl 1 M + K2Cr2O7 0,1

M

Orange

15 H2C2O4 0,1 M + H2SO4 2 M + KMnO4

0,05 M

Ungu tua

Page 41: laporan lengkap

16 Fe2+ 0,1 M + H2SO4 2 M + KMnO4

0,05 M

Ungu

17 CuSO4 0,05 M + NaOH 1 M Biru dan terbentuk endapan

18 CuSO4 0,05 M + NH4OH 1 M Biru tua

19 Fe2+ 0,1 M + KSCN 0,1 M Kuning

20 Fe2+ 0,1 M + KSCN 0,1 M + Na3PO4 Hijau tua

6 PERSMAAN REAKSI

1. NaOH + HCl NaCl + H2O

2. CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O

3. K2Cr2O4 +HCl KCl + H2Cr2O4

4. K2Cr2O7 + 6HCl K2O + Cr2O3 + 3H2O + 3Cl2

5. Pb(NO3)2 + NaCl PbCl2 + NaNO3

6. NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

7. BaCl2 + K2CrO4 KCl + Ba2CrO4

8. BaCl2 + K2Cr2O7 KCl + BaCr2O7

9. BaCl2 + HCl + K2CrO4 2KCl + HCl + Ba2CrO4

10. H2C2O4 + H2SO4 + KMnO4 MnSO4 + H2O4

2FeSO4 + 2KMnO 2FeMnO4 + 2KSO4

11. 2Fe2+ + 2H2SO4 2FeSO4 +2H2

Page 42: laporan lengkap

12. CuSO4 + 2NaOH Cu(OH)2 + Na2SO4

13. CuSO4 + 2NH4OH Cu(OH)2 + (NH4)2SO4

14. Fe2+ + 2KSCN FeSCN + 2K+

15. Fe2+ + 3KSCN FeSCN + 2K+

2Fe2+ 2Na3PO4 Fe2P2O12 + 6Na+

7 PEMBAHASAN

Reaksi kimia adalah reaksi antar senyawa kimia atau unsur kimia yang

melibatkan perubahan struktur molekul. Pada umumnya melibatkan

pembentukan dan pemutusan iktan kimia. Pada percobaan kali ini terjadi

perubahan yang menunjukkan terjadinya reaksi kimia.

Pada perlakuan pertama, larutan HCl 0,05 M ditambahkan dengan

larutan indikator. Hasil perlakuan ini tidak menimbulkan perubahan, larutan

tetap berwarna bening. Larutn indikator digunakan untuk menunjukkan

apakah suatu bahan merupakan senyawa asam atau senyawa basa. Jika suatu

bahan yang ditambahkan dengan larutan indikator tidak menimbulkan

perubahan, maka larutan tersebut merupakan senyawa asam. Sedangkan jika

menimbulkan perubahan seperti perubahan warna, maka bahan tersebut

merupakan senyawa basa.

Pada perlakuan kedua, larutan CH3COOH 0,05 M ditambahkan

dengan larutan indikator. . Hasil perlakuan ini tidak menimbulkan perubahan,

larutan tetap berwarna bening hal ini menunjukkan bahwa senyawa

CH3COOH merupakan senyawa asam.

Pada perlakuan ketiga, larutan NaOH 0,05 M ditambahkan dengan

larutan indikator.hasil perlakuan ini menunjukkan terjadinya perubahan warna

yaitu larutan menjadi berwarna ungu. Hal ini menunjukkan bahwa senyawa

NaOH merupakan senyawa basa.

Page 43: laporan lengkap

Pada perlakuan keempat, larutan NaOH 0,05 M direaksikan dengan

larutan HCl 0,05 M. hasil larutan pada perlakuan ini berwana bening,

campuran antara kedua larutan menghasilkan garam dan air. Reaksi ini

merupakan reaksi asam basa, karena senyawa HCl merupakan senyawa asam

dan senyawa NaOH merupakan senyawa basa. Persamaan reaksinya dapat

dituliskan :

NaOH + HCl NaCl + H2O

Pada perlakuan kelima, larutan CH3COOH 0,05 M direaksikan dengan

larutan NaOH 0,05 M. hasil larutan pada perlakuan ini berwarna ungu dan

menghasilkan CH3COONa dan air. Reaksi ini juga merupakan reaksi asam

(CH3COOH) basa (NaOH). Persamaan reaksinya dapat dituliskan :

CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O

Pada perlakuan keenam, larutan K2Cr2O4 0.1 M ditanbahkan dengan

larutan HCl 1 M. hasil larutan pada perlakuan ini berwarna orange dan

menghasilkan KCl dan H2Cr2O4. Persmaan reaksinya dapat dituliskan :

K2Cr2O4 +HCl KCl + H2Cr2O4

Pada perlakuan ketujuh, larutan K2Cr2O7 0.1 M ditanbahkan dengan

larutan HCl 1 M. hasil larutan pada perlakuan ini berwarna orange dan

menghasilkan K2O, Cr2O3, 3H2O dan 3Cl2. Jika dibandingkan dengan

perlakuan keenam, larutan pada pertlakuan keenam dan ketujuh menghasilkan

warna larutan yang sama yaitu berwarna orange. Persmaan reaksinya dapat

dituliskan :

K2Cr2O7 + 6HCl K2O + Cr2O3 + 3H2O + 3Cl2

Pada perlakuan kedelapan, larutan hasil perlakuan kelima yaitu

CH3COOH 0,05 M + NaOH 0,05 M direaksikan dengan hasil perlakuan

keenam yaitu K2Cr2O4 0.1 M + HCl 1 M. hasil larutan pada perlakuan ini

berwarna kuning.

Pada perlakuan kesembilan, larutan pada perlakuan keempat yaitu

NaOH 0,05 M + HCl 0,05 M direkasikan dengan larutan hasil perlakuan

Page 44: laporan lengkap

ketujuh yaitu K2Cr2O7 0.1 M + HCl 1 M. hasil larutan pada perlakuan ini

berwarna orange. Jika dibandingkan dengan perlakuan kedelapan, hasil

perlakuan kedelapan dan kesembilan menghasilkan wrna larutan yang berbeda

yaitu berwarna kuning dan orange.

Pada perlakuan kesepuluh, larutan Pb(NO3)2 0,05 direaksikan dengan

NaCl 0,1M . hasil larutan pada perlakuan ini berwarna putih dan

menghasilkan PbCl2 dan NaNO3. Persamaan reaksinya dapat dituliskan :

Pb(NO3)2 + NaCl PbCl2 + NaNO3

Pada perlakuan kesebelas, larutan NaCl 0.05 M direkasikan dengan

AgNO3 0,1 M. hasil larutan pada perlakuan ini berwarna putih dan pada

larutan terbentuk endapan serta menghasilkan AgCl dan NaNO3. Jika

dibandingkan dengan perlakuan kesepuluh, larutan pada perlakuan kesepuluh

dan kesebelas menghasilkan warna larutan yang sama, tetapi pada larutan

perlakuan kesebelas terbentuk endapan, sedangkan hasil larutan perlakuan

kesebelas tidak terbentuk endapan. Persmaan reaksinya dapat dituliskan :

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Pada perlakuan keduabelas, larutan BaCl2 01 M direaksikan dengan

K2CrO4 0,1 M. hasil larutan pada perlakuan ini berwarna kuning dan pada

larutan terbentuk endapan serta menghasilkan KCl dan Ba2CrO4. Persamaan

reaksinya dapat dituliskan :

BaCl2 + K2CrO4 KCl + Ba2CrO4

Pada perlakuan ketigabelas, larutan BaCl2 0,1 M direaksikan dengan

larutan K2Cr2O7 0.1 M. hasil larutan pada perlakuan ini berwarna orange dan

pada larutan terbentuk endapan serta menghasilkan KCl dan Ba2CrO7. Jika

dibandingkan dengan perlakuan keduabelas, hasil larutan pada perlakuan

keduabelas dan ketigabelas kedua-duanya terbentuk endapan, tetapi

menghasilkan warna larutan yang berbeda. Persamaan reaksinya dapat

dituliskan :

BaCl2 + K2Cr2O7 KCl + BaCr2O7

Page 45: laporan lengkap

Pada perlakuan keempatbelas, BaCl2 01 M direaksikan dengan K2CrO4

0,1 M dan HCl 1 M. hasil larutan pada perlakuan ini berwarna orange. Jika

dibandingkan dengan perlakun keduabelas, senyawa yang digunkan sama,

tetapi pada perlakuan ini ditmbahkan HCl 1M, sehingg hasil larutan berbeda

pula. Persmaan reaksinya dapat dituliskan :

BaCl2 + HCl + K2CrO4 2KCl + HCl + Ba2CrO4

Pada perlakuan kelimabelas, larutan H2C2O4 0,1 M direaksikan dengan

H2SO4 2 M dan KMnO4 0,05 M. hasil larutan pada perlakuan ini berwarna

ungu pekat dan menghasilkan MnSO4 dan H2O4. Persamaan reaksinya dapat

dituliskan :

H2C2O4 + H2SO4 + KMnO4 MnSO4 + H2O4

Pada perlakuan kenambelas, lrutan Fe2+ 0,1 M direaksikan dengan

H2SO4 2 M dan KMnO4 0,05 M. hasil larutan pada perlakuan ini berwarna

ungu. Jika dibandingkan dengan perlakuan kelimabelas, hasil larutan pada

perlakuan kelimabelas dan kenambelas menghasilkan warna larutan yang

sama, tetapi pada perlakuan kelimabelas larutannya pekat, sedangkan pada

perlakuan ini tidak. Persamaan reaksinya dapat diituliskan :

2Fe2+ + 2H2SO4 2FeSO4 +2H2

Pada perlakuan ketujuhbelas, larutan CuSO4 0,o5 M direaksikan

dengan NaOH 1 M.hasil larutan pad perlakun ini berwarna biru serta

terbentuk endapan dan menghasilkan Cu(OH)2 dam Na2SO4. Persamaan

reaksinya dapat dituliskan :

CuSO4 + 2NaOH Cu(OH)2 + Na2SO4

Pada perlakuan kedelapanbelas, larutan CuSO4 0,05 M direaksikan

dengan NH4OH 1M. hasil larutan pada perlakuan ini berwarna biru tua dan

menghasilkan Cu(OH)2 dan (NH4)2SO4. Jika dibandingkan dengan perlakuan

ketujuhbelas, hasil larutan pada perlakuan ketujuhbelas dan kedelapanbelas

menghasilkan warna larutan yang sama, tetapi pada perlakuan ini larutannya

Page 46: laporan lengkap

pekat darpada larutan pada perlakuan ketujuhbelas. Persamaan reaksinya

dapat diituliskan :

CuSO4 + 2NH4OH Cu(OH)2 + (NH4)2SO4

Pada perlakuan kesembilanbelas, larutan Fe2+ 0,1 M direaksikan

dengan KSCN 0,1 M. hasil larutan pada perlakuan ini berwarna biru tua dan

menghasilkan FeSCN dan 2K+. persamaan reaksinya dapat dituliskan :

Fe2+ + 2KSCN FeSCN + 2K+

Pada perlakuan yang terakhir, hasil larutan perlakuan kesembilanbelas

dibagi menjadi dua, dan salah satunya ditambahkan dengan Na3PO4. Hasil

larutan pada perlakuan ini berwarna hijau pekat. Jika kedua tabung

dibandingkan, hasil larutan mepunyai warn yang sangat berbeda. Persamaan

reaksinya dapat dituliskan :

Fe2+ + 3KSCN FeSCN + 2K+

2Fe2+ 2Na3PO4 Fe2P2O12 + 6Na+

Page 47: laporan lengkap

8 PENUTUP

8.1 Kesimpulan

Berdasarkan percobaan III yaitu reaksi-reaksi kimia yang telah

dilakukan, praktikan telah mengamati perubahan-perubahan yang terjadi

yang menunjukkan terjadinya reaksi kima. perubahan-perubahan tersebut

adalah perubahan warna, perubahan suhu, terbentuk endapan dan

terbentuk gas. Pada masing-masing perlakuan menghasilkan perubahan

yang berbeda pul. Perubahan yang terjadi tergantung pada unsure atau

senyawa yang direaksikan. Dan dari hasil pengamatan, praktikan dapat

menuliskan persamaan-persamaan reaksi berdasarkan perlakuan dengan

menentukan indeks dan koefisien maing-masing reaksi tersebut.

8.2 Saran

Sebaiknya alat dan bahan dalam laboratorium lebih dilengkapi

agar praktikan dapat melakukan praktikumn sesuai dengan semua

prosedur kerja yang telah ditentukan.

Page 48: laporan lengkap

PERCOBAAN IV

1) JUDUL PERCOBAAN : Rumus Kimia dan Komposisi Hidrat

2) TUJUAN PERCOBAAN

2.1 Mengetahui rumus kimia dari senyawa hidrat

2.2 Mengetahui komposisi dari senyawa hidrat

2.3 Dapat membedakan senyawa hidrat dan senyawa anhidrat

3) TINJAUAN PUSTAKA

Sifat polar molekul air penting bila air digunakan sebagai suatu pelarut.Air

mudah melarutkan banyak senyawa ion karena hidrasi ion-ion itu.Sebuah ion

terhidrasi adalah suatu penggugusan ion itu dengan satu molekul air atau

lebih.Dalam larutan banyaknya molekul air yang menggerumuni on-ion

nampaknya tak tentu,namun sering kali bila suatu larutan air dari suatu garam

yang larut diuapkan,garam itu mengkristal dengan banyaknya molekul air yang

tepat tertentu,yang disebut air kristalisasi.Dalam kebanyakan hal ternyata air

kristalisasi dalam garam-garam dikaitkan dengan ion positif sering kali dalam

menamai garam atau dalam menulis rumus untuk menamainya,nama atau rumus

garam tak terhidrasi digunakan untuk garam berhidrasi. Misalnya suatu larutan

tembaga sulfat dapat dinyatakan dengan rumus CuSO4 dalam persamaan,padahal

dalam kenyataan baik ion Cu2+ maupun ion SO4 2- terhidrasi dalam larutan

Page 49: laporan lengkap

tersebut,untuk menekankan ada tidaknya air terhidrasi digunakan istilah anhidrat

(anhydrous) dan hidrat dalam nama itu untuk membedakan keduanya. Misalnya :

Tembaga sulfat anhidrat CuSO4,tembaga sulfat pentahidrat CuSO4.5H2O.Zink

klorida anhidrat ZnCl2,Zink klorida hexahidrat ZnCl2.6H2O.

Penta dan hexa diatas menyatakan banyaknya molekul air,dalam

CuSO4.5H2O empat molekul air diikat didekat tiap ion Cu2+ dan satu diikat

dalam kristal antara ion-ion SO4 2- suatu garam-garam hidrat murni seperti

CuSO4.5H2O nampak seperti kerin,tidak kelihatan lembab sama sekali,namun

sering kali terdapat beda yang jelas antara garam anhidrat dan hidrasi,misalnya

tembaga sulfat anhidrat CuSO4 berwarna putih sedangkan anhidratnya

CuSO4.5H2O berwarna biru. (keenam,kleinfelter,wood.1980.hal : 362-363).

Beberapa senyawa,keitka kristal dari larutan air,dari padatan yang

memasukkan molekul air sebagai bagian dari struktur kristal.Air dihubungkan

sebagai kristalisasi atau air hidrasi senyawa dikatakan berhidrasi itu disebut

hidrat,hidrasi hidrasi biasanya didapatkan dari memanaskan

senyawa,meninggalkan senyawa hidrat,jumlah molekul air digabung dengan satu

unit formula dari senyawa anhidrat bias sangat tergantung pada kondisi luar yaitu

temperatur dan tekanan.Beberapa perbedaan hidrat-hidrat dapat

diketahui.contohnya kristalisasi dari larutan air pada suhu ruang sebagai dehidrat

Na2CO3.7H2O dan monohidrat Na2CO3.H2O adalah stabil (Peters,1978,hal

110).

Banyak garam dari senyawa-senyawa dengan jumlah mol air tertentu

dikombinasikan dengan masing-masing mol garam.Senyawa hidrat dihubungkan

sebagai air kristalisasi atau hidrasi.Senyawa seperti itu disebut hidrat.Garam

hidrat biasanya bias diubah pada anhidrat dengan pemanasan :

Garam Hidrat→ garam anhidrat+air

Page 50: laporan lengkap

Karena itu mungkin untuk menentukan persentase air yang ada seperti

pada suatu garam hidrat dengan menentukan massa yang hilang ketika massa

hidrat yang diketahui dipanaskan :

Persentase air =massa yang hilang

massa contohhidrat×100 %

(hein,Best,Miner,Ritchey.1981.hal : 39)

4) ALAT DAN BAHAN :

4.1 Alat

Desicooler

Oven

Neraca

Jepitan (tang)

Cawan petri

Sendok tanduk

Tissue

4.2 Bahan

BaCl2. 2H2O

CuSO4. 5H2O

Page 51: laporan lengkap

5) HASIL PENGAMATAN :

A. Rumus BaCl2 hidrat

Berat krusibel + hidrat, g

Percobaan 1 Percobaan 2

38,68 g 42,04 g

Berat krusibel, g 36,68 g 40,04 g

Berat hidrat, g 2 g 2 g

Berat krusibel + BaCl2 anhidrous, g 38,69 g 42,048 g

Berat BaCl2 anhidrous, g 2,01 g 2,008 g

Mol BaCl2 anhidrous 0,0097 mol 0,0097 mol

Berat air yang dihilangkan, g -0,01 g -0,008 g

Mol air yang dihilangkan -0,00055 mol -0,00044 mol

Rumus dari hidrat (=mol H2O/ mol

BaCl2)

-0,056 -0,045

Rumus rata-rata -0,0505 -0,0505

Perhitungan sampel 100,5 % 100,4 %

B. Komposisi hidrat yang tidak diketahui

Berat krusibel + hidrat, g

Percobaan 1 Percobaan 2

38,577 g 51,28 g

Berat krusibel, g 36,553 g 49,268 g

Berat hidrat, g 2 g 2 g

Berat krusibel + senyawa hidrat, g 38,548 g 51,256 g

Berat senyawa anhidrat, g 1,995 g 1,998 g

Page 52: laporan lengkap

Berat air yang dihilangkan, g 0,029 g 0,024 g

% berat air pada sampel yang tidak

diketahui, g

1,43 % 1,19 %

% rata-rata berat air, g 1,31 % 1,31 %

Perhitungan sampel 98,56 % 98,80 %

6) PERHITUNGAN

a. BaCl2

- Perlakuan 1

1. Berat hidrat = (berat krusibel + hidrat) – (berat krusibel)

= 38,68 – 36,68

= 2 g

2. Berat BaCl2 anhidrous = (berat krusibel + BaCl2 anhidrous)-(berat

krusibel)

= 38,69 – 38,68

= 2,01 g

3. Mol BaCl2 anhidrous = Berat BaCl2 anhidrous Mr BaCl2

= 2,01 207

= 0,0097 mol

4. Berat air yang dihilangkan = (berat hidrat – berat BaCl2 anhidrous)

= 2 – 2,01

= -0,01 g

Page 53: laporan lengkap

5. Mol air yang dihilangkan =berat air yang dihilangkanMr H2O

=−0,01

18

= -0,00055 mol

6. Rumus hidrat = mol H 2Omol BaCl 2

=−0,00055

0,0097

= -0,056

7. Perhitungan sampel = berat BaCl 2 anhidrous

berat hidrat×100 %

= 2,01

2×100 %

= 100,5 %

- Perlakuan 2

1. Berat hidrat = (berat krusibel + hidrat) – (berat krusibel)

= 42,04 – 40,04

= 2 g

2. Berat BaCl2 anhidrous = (berat krusibel+ BaCl2 anhidrous) –(berat

krusibel)

= 42,048 – 40,04

= 2,008 g

Page 54: laporan lengkap

3. Mol BaCl2 anhidrous = Berat BaCl2 anhidrous Mr BaCl2

= 2,008 207

= 0,0097 mol

4. Berat air yang dihilangkan = (berat hidrat – berat BaCl2 anhidrous)

= 2 – 2,008

= -0,008 g

5. Mol air yang dihilangkan =berat air yang dihilangkanMr H2O

=−0,008

18

= -0,00044 mol

6. Rumus hidrat = mol H 2 OMol BaCl 2

=−0,00044

0,0097

= -0,045

7. Perhitungan sampel = berat BaCl 2 anhidrous

berat hidrat×100 %

Page 55: laporan lengkap

= 2,008

2×100 %

= 100,4 %

8. Rumus rata-rata = Rumus hidrat 1+Rumus hidrat2

2

= −0,056+−0,045

2

= - 0,0505

b. CuSO4

- Perlakuan 1

1. Berat hidrat = (berat krusibel + hidrat) – (berat krusibel)

= 38,577 – 36,553

= 2,024 g

2. Berat BaCl2 anhidrous = (berat krusibel+senyawa hidrat)–(berat

krusibel)

= 38,548 – 36,553

= 1,995 g

3. Berat air yang dihilangkan = (berat hidrat – berat senyawa hidrat)

= 2,024 – 1,995

= 0,029 g

4. % berat air yang dihilangkan=berat air yangdihilangkan

berat senyawahidrat×100 %

Page 56: laporan lengkap

= 0,0292,024

× 100 %

= 1,43 %

5. Perhitungan sampel = berat senyawaanhidrat

berat hidrat×100 %

=1,9952,024

× 100 %

= 98,56 %

- Perlakuan 2

1. Berat hidrat = (berat krusibel + hidrat) – (berat krusibel)

= 51,28 – 49,268

= 2,012 g

2. Berat BaCl2 anhidrous = (berat krusibel+senyawa hidrat) – (berat

krusibel)

= 51,256 – 49,268

= 1,988 g

3. Berat air yang dihilangkan = (berat hidrat – berat senyawa hidrat)

= 2,012 – 1,988

= 0,024 g

4. % berat air yang dihilangkan=berat air yang dihilangkan

berat senyawa hidrat×100 %

= 0,0242,012

×100 %

Page 57: laporan lengkap

= 1,19 %

5. Perhitungan sampel = berat senyawa anhidrat

berat hidrat×100 %

= 1,9882,012

×100 %

= 98,80 %

6. % rata-rata berat air = % berat air yangdihilangkan I + II

2

= 1,43 %+1,19%

2

= 1,31 %

7) PERSAMAAN REAKSI

CuSO4. 5H2O(p) → CuSO4(p) + H2O(g)

BaCl2 . 2H2O(p) → BaCl2(p) + H2O(g)

8) PEMBAHASAN

Page 58: laporan lengkap

Hidrat adalah senyawa kristal dimana suatu atau lebih molekul air yang

bergabung dengan tiap satuan rumus dari suatu garam senyawa yang tidak

mengandung air. Hidrat merupakan istilah yang dipergunakan dalam senyawa

organik maupun senyawa anorganik untuk mengindikasikan bahwa zat tersebut

mengandung air. Untuk senyawa organik maka hidrat dibentuk dengan

penambahan molekul H2O. Hidrat dalam senyawwa organik adalah garam yang

mengandung molekul air dalam perbandingan tertentu yang terikat baik pada

atom pusat atau terkristalisasi dengan senyawa kompleks. Hidrat seperti ini juga

disebut air terkristalisasi atau air hidrasi. Senyawa anhidrat merupakan senyawa

hidrat yang kehilangan molekul airnya, akibat pemanasan yang terus menerus.

Dalam percobaan ini untuk mengetahui rumus kimia dan komposisi

hidrat, kadar air pada senyawa hidrat dihilangkandengan cara pemanasan

menggunakan oven sehingga air pada senyawa hidrat mengalami penguapan dan

senyawa hidrat berubah menjadi anhidrat. Selama pemanasan, dibutuhkan waktu

10 menit untuk proses penguapan. Kadar air pada senyawa hidrat dapat

dihilangkan karena kristalisasi atau hidrasi daripada air ini sering tidak berikatan

secara kuat ke dalam struktur kristal dari senyawa yang tidak mengandung air.

Senyawa hidrat yang digunakan pada percobaan ini adalah BaCl2.2H2O dan

CuSO4.5H2O.

Cara kerja pada percobaan ini mula-mula cawan petri dibersihkan

dengan menggunakan tisu,kemudian dimasukan kedalam oven selama 5

menit,setelah itu dimasukan lagi kedalam desicatoor selama 5 menit. Kemudian

keluarkan cawan petri dari desicatoor dan timbang cawan petri dengan

menggunakan neraca dan catat hasilnya. Kemudian senyawa hidrat ditimbang

sebanyak 2 gram, lalu dimasukan kedalam cawan petri, kemudian ditimbang

kembali dan catat hasilnya. Setelah itu, cawan petri dimasukan kedalam oven

untuk menghilangkan kadar airnya selama 10 menit,lalu dimasukan lagi kedalam

desicatoor selama 10 menit untuk menghilangkan kadar uap pada senyawa

Page 59: laporan lengkap

sehingga senyawa tersebut kering sempurna. Kemudin timbang senyawa tersebut

dan catat hasilnya.

Pada percobaan ini terjadi kesalah pada prosedur kerja senyawa hidrat

BaCl2.2H2O. berat senyawa setelah pemanasan lebih berat daripada senyawa

hidrat sebelum dipanaskan. Berdasarkan prosedur kerja senyawa yang telah

dipanaskan akan mengalami penurunan massa karena senyawa tersebut telah

kehilangan molekul airnya. Akibat kesalahan ini perhitunga sampel lebih dari

100% dan berat air yang dihilangkan hasilnya menjadi nilai min beserta mol air

yang dihilangkan.

Berdasarkan percobaan ini persamaan reaksi yang diperoleh pada

senyawa hidrat hidrat adalah sebagai berikut :

CuSO4. 5H2O(p) → CuSO4(p) + H2O(g)

BaCl2 . 2H2O(p) → BaCl2(p) + H2O(g)

Page 60: laporan lengkap

9) PENUTUP

9.1 Kesimpulan

Hidrat adalah senyawa kristal dimana satu atau lebih molekul air

bergabung dengan tiap satuan rumus dari suatu garam senyawa yang tidak

mengandung air. Sedangkan anhidrat adalah senyawa hidrat yang kehilangan

molekul airnnya, akibat pemanasan yang terus-menerus.

Dalam percobaan ini dapat disimpulkan bahwa senyawa hidrat dapat

dipisahkan molekul airnya dengan cara melakukan pemanasan, sehingga

senyawa hidrat dapat diubah menjadi senyawa anhidrat. Selain itu, senyawa

hidrat bersifat hidroskopis yang artinya sifat suatu zat yang mudah bereaksi

dengan molekul air.

Hidrat merupakan senyawa kristal padat yang mengandung air kristal

(H2O). Dimana rumus kimia senyawa yang digunakan pada percobaan ini

adalah :

CuSO4. 5H2O(p) → CuSO4(p) + H2O(g)

BaCl2 . 2H2O(p) → BaCl2(p) + H2O(g)

9.2 Saran

a. Praktikan harus memahami prosedur kerja secara keseluruhan agar tidak

terjadi kesalah pada saat melakukan praktikum.

b. Praktikan harus hati-hati dalam bekerja.

c. Praktikan harus melakukan pemanasan yang sempurna sesuai dengan

prosedur kerja untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

Page 61: laporan lengkap

PERCOBAAN V

1) JUDUL PERCOBAAN : Pembuatan Alum

2) TUJUAN PERCOBAAN : Mengetahui cara pembuatan alum

3) TINJAUAN PUSTAKA

Alum merupakan salah satu senyawa kimia yang dibuat dari dari

molekul air dan duajenis garam, salah satunya biasanya Al2(SO4)3. Alum

kalium, juga sering dikenaldengan alum, mempunyai rumus formula yaitu

K2SO4.Al2(SO4)3.24H2O. Alum kalium merupakan jenis alum yang paling

penting. Alum kalium merupakan senyawa yang tidak berwarna dan

mempunyai bentuk kristal oktahedral atau kubus ketika kalium sulfat dan

aluminium sulfat keduanya dilarutkan dan didinginkan. Larutan alum kalium

tersebut bersifat asam. Alum kalium sangat larut dalam air panas. Ketika

kristalin alum kalium dipanaskan terjadi pemisahan secara kimia, dan

sebagian garam yang terdehidrasi terlarut dalam air. Alum kalium memiliki

titik leleh 900 0C Tipe lain dari alum adalah aluminium sulfat yang mencakupi

alum natrium, alumamonium, dan alum perak. Alum digunakan untuk

pembuatan bahan tekstil yang tahan  api,  obat,  dan  sebagainya . Aluminium

sulfat padat dengan nama lain: alum, alum padat, aluminium alum, cake alum,

atau aluminium salt adalah produk buatan berbentuk bubuk, butiran, atau

bongkahan,  dengan  rumus  kimia  Al2(SO4)3 xH2O.Kekeruhan dalam air

dapat dihilangkan melalui penambahan sejenis bahan kimiayang  disebut

koagulan.  Pada  umumnya  bahan  seperti  Aluminium  sulfat

[Al2(SO4)3.18H2O]  atau  sering  disebut  alum  atau  tawas,  fero  sulfat,  Poly

Aluminium Chlorida (PAC) dan poli elektrolit organik dapat digunakan

Page 62: laporan lengkap

sebagai koagulan. Untuk menentukan dosis yang optimal, koagulan yang

sesuai dan pH yang akan digunakan dalam proses penjernihan air, secara

sederhana dapat dilakukan dalam laboratorium dengan menggunakan tes yang

sederhana. Prinsip penjernihan air adalah dengan menggunakan stabilitas

partikel-partikel bahan pencemar dalam bentuk koloid. Stabilitas partikel-

partikel bahan pencemar ini disebabkan :

a. Partikel-partikel kecil ini terlalu ringan untuk mengendap dalam waktu

yang pendek  (beberapa  jam).

b. Partikel-partikel tersebut tidak dapat menyatu, bergabung dan menjadi

partikel yang lebih besar dan berat, karena muatan elektris pada

permukaan,elektro statis antara  muatan  partikel  satu  dan  yang lainnya.

c. Stabilitas partikel-partikel bahan pencemar ini dapat diganggu dengan

pembubuhan koagulan. Dalam proses penjernihan air secara kimia

melibatkan dua proses yaitu koagulasi dan flokulasi. (Alearts &  Santika,

1984).

Aluminium, Al merupakan anggota golongan IIIA berada dialam

sebadai aluminosilikat dikerak bumi dan lebih melimpah daripada besi.

Mineral aluminium yang paling penting dalam metalrugi adalah bauksit

AlOx(OH)3-2x(0<x<1). Walaupun Al adalah logam mulia yang mahal diabad

ke-19 harganya jatuh bebas setelah dapat diproduksi dengan jumlah besar

elektrolisis alumina, Al2O3yang telah dilelehkan dalam krolit Na3AlF6.

namun karena produksinya memerlukan sejumlah besar energi listrik,

metalurgi aluminium hanya di Negara dengan harga energi listrik yang

rendah. Sifat aluminium dikenal dengan baik dan aluminium banyak

digunakan dalam keseharian, misalnya untuk koin, panic dan kusein. Logam

aluminium digunakan dengan kemurnian lebih dari 99% dan logam atau

paduannya (missal : duralium) banyak digunakan. (saito, 1996: 112).

Page 63: laporan lengkap

Aluminium dibuat dalam skala besar dari bauksit Al2O3.nH2O (n=1-

3). Ia dimurnikan dengan pelarutan dalam NaOH akua dan diendapkan ulang

sebagai Al(OH)3dengan mengunakan CO2. hasil dehidrasi dilarulkan dalam

lelehan kriolit dan lelehannya pada suhu 800-1000oC di elektrolisis mesti

sangat elektropositif, ia bagaimanapun juga tahan terhadap korosi karena

lapisan oksidanya yang kuat dan liat yang terbentuk pada permukaannya.

Aluminium larut dalam asam encer, tetapi dipasifkan oleh HNO3Pekat.

Logamnya dapt bereaksi dengan NaOH panas, Halogen dan berbagai non

logam. (Cotton, 1989: 288).

Senyawa tawas merupakan senyawa Al yang memiliki rumus molekul

AlK(SO4)2.12 H2O. Senyawa ini dapat dijumpai dengan mudah di pasaran,

bermanfaat dalam proses penjernihan air dan industri pencelupan atau

pewarnan.

Aluminium sulfat dapat juga dipakai sebagai bahan pemadam

kebakaran tipe busa jika dicampur dengan soda NaHCO3. dalam proses

penjernihan air, biasanya tawas dicampur dengan air kapur Ca(OH)2dan

persamaan reaksi yang terjadi adalah :

Al3(aq) + (SO4)2(aq) + Ca2+(aq) + 3OH(aq) → Al(OH)3 (s) + CaSO4 (s)

Produk reaksi berupa glatin yang mampu menyerap kotoran dan zarah

bakteri untuk dibawa mengendap kedasr tempat air sehingga diperoleh air

yang jernih. (Sugiarto, 2003: 4.4-4.5)

Kekeruhan air dapat dihilangkan dengan penambahan zat kimia yang

disebut koagulan. Pada umumnya bahan seperti tawas (AlK(SO4)2), fero

sulfat, polialmunium klorida (PAC) dan poli elektrolit organic dapat digunaka

sebagai koagulan. (Alearts & santika, 1984: 31)

Page 64: laporan lengkap

Senyawa Al2(SO4)3 atau tawas digunakan untuk menjernihkan air.

Aluminium sulfat ini dengan kapu membentuk endapan glatin Al(OH)3.

Senyawa ini dibuat dengan mereaksikan bauksit dengan asam sulfat dengan

reaksi sebagai berikut :

Al2O3 (s) + 3H2SO4 (g) → Al2(SO4)3 (aq)+ H2O (l)

Dan bila mengkristal menjadi Al2(SO4)3.18H2O. (Syukri, 1999: 631).

4) ALAT DAN BAHAN :

4.1 Alat

Gelas kimia

Erlenmeyer

Batang pengaduk

Kertas saring

Corong kaca

Kaca arloji

Oven

4.2 Bahan

Alumunium 0,25 g

Aquadest

Larutan KOH

Larutan H2SO4

Page 65: laporan lengkap

5) HASIL PENGAMATAN :

No

.

Perlakuan Hasil

1. Al + larutan KOH Pada saat dipanaskan,

alumunium melarut dalam

larutan KOH. Setelah diaduk

terjadi perubahan warna dari

warna hitam menjadi warna

coklat dan terbentuk gas

hidrogen yang akan dilepaskan.

2. Al disaring Setelah dilakukan penyaringan

cairan yang sebelumnya

berwarna coklat menjadi warna

kunign. Karena, partikel-

partikel zat yang tak larut

tertinggal pada kertas saring.

3. Filtrasi Al + H2SO4 Terbentuk endapan putih.

Page 66: laporan lengkap

6) PERHITUNGAN

1. Massa alumunium = 0,25 g

2. Massa kaca arloji yang bersih = 24,458 g

3. Massa kaca arloji yang bersih+alum = 29,953 g

4. Massa alum = 29,953 g – 24,458 g

= 5,495 g

5. Interprestasi data

- Hasil teori alum

= 0,25 g Al×(1 mol Al) (1mol alum )(474 galum)

(27,0 g Al ) (1mol Al)(1mol alum)

= 0,25 g Al×474 g alum27,0 g Al

=118,5 g alum

27,0 g Al

= 4,38 g alum

- Persen hasil alum

= massa alum yangdiperoleh

hasil teori alum× 100 %

=5,495 g

4,38×100 %

= 125,45 %

7) PERSAMAAN REAKSI

Al3+ + 3 KOH → Al(OH)2 + 3 K+

Al + 3 KOH + H2O → Al(OH)3 + 3 K+ + H2O

2Al + 2 KOH + 5H2SO4 → 2 Kal(SO4)2 . 12 H2O

8) PEMBAHASAN

Page 67: laporan lengkap

Garam rangkap kalium alumunium sulfat dodekahidrat, Kal(SO4) .

12H2O disebut sebagai alum. Garam ini digunakan dalam praktek, pencelupan

kain, pembuatan asinan, pengeras film fotografi dan sebagainya. Alum

mempunyai struktur kristal kubik dan mudah terbentuk dari larutan aqua,

biasanya bentuk oktahedral. Walaupun alum tidak berwarna, merupakan hal

yang mungkin untuk membuat kristal alum yang banyak warna dengan

penambahan sejumlah kecil kation tripositif berwarna secara tepat.

Dalam pembuatan alum, sebanyak 0,25 g lebaran alumunium

ditimbang. Lembaran alumunium tersebut dipotong menjadi potongan

kecil,kemudian potongan alumunium tersebut dimasukan dalam gelas kimia

100 ml dan tambahkan 5 ml larutan KOH. Letakan gelas kimia tersebut

dengan api kecil,diaduk larutan alumunium tersebut hingga melarut dalam

larutan KOH. Setelah larut tambahkan air untuk mempertahankan level

larutan dalam gelas kimia. Pada saat dilakukan pemansan gelas kimia

terbentuk gas hidrogen yang akan dilepaskan dan terjadinya perubahan warna

ketika alumunium melarut dari warna hitam menjadi warna coklat. Selama

pemanasan larutan diaduk untuk menjaga logam tetap berada dalam larutan

alumunium selama 30 menit. Setelah dilakukan pemanasan dikeluarkan dari

lemari asam dan dilakukan penyaringan untuk menyaring partikel-partikel zat

padat yang tidak terlarut.

Setelah larutan dingin dimasukan kembali dalam lemari asam dan

tambahkan H2SO4 sebanyak 10 ml dengan pengadukan secara kontinyu. Pada

saat pengadukan terbentuk suatu endapan yang berwarna putih. Kemudian

panaskan kembali gelas kimia hingga endapan putih tersebut melarut. Jika

perlu tambahkan air hingga volume larutan menjadi 20 ml.

Setelah endapan putih tersebut melarut, larutan didinginkan dalam

wadah yang berisi air hingga volume larutan berkurang 20 ml,diusahakan agar

tidak digerakan atau dipindahkan. Kristal alum oktahedral akan muncul dan

timbul kemudian dilakukan penyaringan untuk memisahkan kristal tersebut

Page 68: laporan lengkap

dengan filtrasi 15 ml. Setelah penyaringan letakan kristal pada kaca arloji

kering. Kemudian keringkan kristal alum tersebut didalam oven selama 4 jam

setengah.

Dari percobaan ini hasil yang diperoleh adalah massa alum sebanyak

5,495 g dengan persen hasil alum 125,45 %. Akan tetapi, setelah dikeringkan

alum yag terbentuk dalam bentuk bubukk (tidak terbentuk kristal).

9) PENUTUP

9.1 Kesimpulan

Gambar rangkap kalium alumunium sulfat dodekahidrat,

Kal(SO4)2.12 H2O umumnya disebut sebagai alum. Alum merupakan salah

satu senyawa kimia yang dibuat dari molekul air dan dua jenis garam,

salah satunya biasanya Al2(SO4)3. Alum mempunyai struktur kristal kubik

dan mudah terbentuk dari larutan aqua, biasanya terbentuk oktalhedral.

Alum memiliki banyak kegunaan, tetapi alum telah sebagian

digantikan oleh alumunium sulfat sendiri. Alum (garam) mempunyai

banyak penggunaan dalam praktek, pencelupan kain, pembuatan asinan,

pengeras film fotografi. Alum juga banyak dipakai dalam industri kimia

dan dimanfaatkan oleh industri kertas, pengolahan air, pengolahan limbah.

Pada bahan makanan, alum berfungsi menjadikan tekstur lebih kompleks,

mengurangi bau amis pada ikan dan rasa pahit tanpa mengurangi kadar

proteinnya.

9.2 Saran

Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam melakukan percobaan,

sehingga hasil percobaan memperoleh hasil yang baik.

PERCOBAAN VI

Page 69: laporan lengkap

1) JUDUL PERCOBAAN : Reaksi-Reaksi Logam

2) TUJUAN PERCOBAAN

2.1 Mengamati perubahan-perubahan yang terjadi pada logam.

2.2 Mengamati hasil-hasil reaksi pada suatu logam

3) TINJAUAN PUSTAKA

Reaksi reduksi – oksidasi (redoks) ialah reaksi yang menyebabkan

terjadinya perubahan bilangan oksidasi pada atom-atom yang bersangkutan

(Sukardjo, 1985). Jika didefinisikan lebih cermat, maka reaksi reduksi-

oksidasi adalah (Svehla, 1985):

1. Osidasi adalah suatu proses yang menyebabkan hilangnya satu elektron

atau lebih dari dalam zat (atom, ion, atau molekul). Bila suatu unsur

dioksidasi, keadaan oksidasinya berubah ke arah yang lebih positif. Suatu

zat pengoksidasi adalah zat yang memperoleh elektron, dan dalam proses

itu zat itu direduksi. Defenisi oksidasi ini sangat umum, karena

itu berlaku jugauntuk proses dalam zat padat, lelehan maupun gas.

2. Reduksi sebaliknya adalah suatu proses yang mengakibatkan

diperolehnya satu elektron atau lebih suatu zat (atom, ion atau molekul).

Bila suatu unsur direduksi, keadaan oksidasi berubah menjadi lebih

negatif (kurang positif). Jadi suatu zat pereduksi adalah zat yang

kehilangan elektron, dalam proses itu zat ini dioksidasi. Defenisi

reduksi ini juga sangat umum dan berlaku juga untuk proses dalam

zat padat, lelehan maupun gas.

Page 70: laporan lengkap

3. Oksidasi dan reduksi selalu berlansung dengan serempak. Ini sangat jelas,

karena elektron-elektron yang dilepaskan oleh sebuah zat harus diambil

olehzat yang lain.Setiap oksidasi-reduksi (redoks) reaksi dapat langsung

dibagi menjadi duareaksi setengah. Dimana elemen mengalami

oksidasi dan satu di mana elemenmengalami reduksi (Jolly, 1991).

 Tembaga adalah logam merah muda, yang lunak, dapat ditempa, dan

diliat. Ia melebur pada 1038 °C. Karena elektroda standar positif (+

0,34 V untuk pasangan Cu/Cu 2+), ia tak larut dalam asam klorida

dan asam sulfat encer, meskipun dengan adanya oksigen ia bisa larut

sedikit (Svehla, 1985).

Cu2+ + 2e- Cu

Magnesium berwarna putih keabu-abuan dan mempunyai

permukaan pelindung lapisan tipis oksida. Jadi ia tidak diserang oleh air

meskipun kemungkinannya sangat kuat, kecuali bila berupa amalgam.

Meskipun demikian, ia mudah larut dalam asam encer. Magnesium

digunakan dalam aliasi konstruksi sinar dan untuk pembuatan reaksi

Grignard. Ia sangat penting bagi kehidupan karena terdapat dalam

klorofil.

Page 71: laporan lengkap

4) ALAT DAN BAHAN

4.1 Alat

Gelas piala 100 ml 2 buah

Tabung Reaksi + rak tabung reaksi

Batang pengaduk

Pipet tetes

4.2 Bahan

Kepingan logam Cu

Logam Mg

Asam nitrat pekat

NaOH 6 M

H2SO4

5) HASIL PENGAMATAN

NO PERLAKUAN HASIL

Page 72: laporan lengkap

1

2

3

4

Cu + HNO3(p)

Cu + HNO3(p) + NaOH 6M

Cu + HNO3(p) + NaOH 6M +

H2SO4

Cu + HNO3 (p)+ NaOH

+H2SO4+ Mg

Terbentuk gas yang berwarna merah

kecoklatan, bergelembung

(mendidih) panas, logamnya

menipis dan larutannya berwarna

biru.

Dari warna hijau berubah menjadi

biru ada gas dan bergel.

Dari biru menjadi hijau muda

berendapa, larutan kembali menjadi

biru bening.

Warna tetap biru bening, terdapat

gelembung gas dari kepingan Mg

yang sedang melarut.

6) PERSAMAAN REAKSI

Page 73: laporan lengkap

a. Logam Cu ditambahkan dengan asam nitrat.

Cu + 2HNO3 → Cu + 2NO2 + 2H2O

Persamaan reaksi ionnya :

Cu + 4H+ + 2NO3- → Cu2+ + 2NO2 + 2H2O

b. Penambahan NaOH.

Cu + 2NaOH →Cu(OH)2 + 2Na

Persamaan reaksi ionnya :

Cu2+ + 2Na+ + 2OH- → Cu(OH)2 + 2Na+

c. Penambahan H2SO4.

Cu(OH)2 + H2SO4 → CuSO4 + 2H2O

Persamaan reaksi ionnya :

CuOH2 + 2H+ + SO2- → Cu2+ + SO42- + 2H2O

d. Penambahan logam Mg.

CuSO4 + 2H2O + Mg → Cu + MgSO4 + 2H2O

Persamaan reaksi ionnya :

Cu2+ + SO42- + Mg2+ + 2H2O → Cu2+ + MgSO4 + 2H2O

7) PEMBAHASAN

Page 74: laporan lengkap

Reaksi logam yaitu pereaksian logam dengan unsur atau larutan. Pada

percobaan ini, digunakan larutan Cu, asam nitrat, asam sulfat, dan kepingan

magnesium. Reaksi logam tembaga dengan asam nitrat akan berlangsung dalam

beberapa rangkaian reaksi, pada akhir reaksi tersebut akan diperoleh kembali

logam tembaga dalam bentuk kepingan. Secara skematik rangkaian reaksinya

dapat dituliskan sebagai berikut :

Cu( s) HNo3→

Cu(aq )2+¿ NaOH

→Cu(OH )2(s)

∆→

CuO H 2 SO 4→

Cu2+¿( aq)Mg

→Cu(s )¿

¿

Pada saat penambahan HNO3 pada logam Cu menimbulkan warna

hijau kemudian menimbulkan gas dan warna menjadi kuning keemasan dan

setelah ditambahkan hingga 1 ml berwarna hijau. Hal ini disebabkan karena

semakin ditetesi HNO3 logam akan bereaksi dan ikut larut. Asam nitrat adalah

larutan asam kuat yang mempunyai nilai pKa sebesar -2. Di dalm air, asam ini

terdisosiasi menjadi ion-ionnya, yaitu ion nitrat NO3- dan ion hidronium (H3o+).

Adapun sifat dari asam nitrat adalah murni 100% merupakan cairan tak berwarna

dengan berta jenis 1.522 Kg/m3, ia membeku pada suhu -42 °C, membentuk

kristal-kristal putih, dan mendidih pada suhu 83 °C. Ketika mendidih pada suhu

kamar, terdapat dekomposisi (penguraian) sebagian dengan pembentukan

nitrogen dioksida sesudah reaksi. Nitratlah yang membuatnya berwarna kuning,

atau merah pada suhu lebih tinggi yang mana gasnya bersifat racun.

Pada perlakuan pertama, logam Cu dilarutkan dengan HNO3 dalam

gelas piala pada saat larutan HNO3 dimasukkan larutan ini mengeluarkan gas

yang berwarna merah kecoklatan, kemudian larutan ini didinginkan yang nantinya

akan dicampur lagi dengan NaOH. Setelah Cu + HNO3 ini dingin maka langkah

selanjutnya yaitu campuran dari larutan tersebut diambil dan dimasukkan lagi ke

tabung reaksi lalu ditambahkan dengan 5 tetes NaOH 6 M dimana dalam larutan

Page 75: laporan lengkap

ini terjadi reaksi terbentuknya endapan kecil dan beberapa saat kemudian melarut

dan bergel.

Langkah ketiga yaitu penambahan 10 tetes H2SO4 ke dalam tabung

reaksi yang telah bercampur Cu + HNO3 + NaOH 6 M, pada penambahan larutan

H2SO4 ini terbentuk endapan yang mana larutan sebelum dicampurkan dengan

H2SO4 berwarna biru kehijauan, maka setelah dicampur dengan larutan ini warna

kembali menjadi biru jernih, hal ini menandakan terjadinya reaksi antara Cu(OH)

dan H2SO4 yang menghasilkan CuSO4.

Langkah terakhir atau perlakuan keempat yaitu larutan dari Cu +

HNO3 + NaOH + H2SO4 memasukkan beberapa kepingan Mg dan ion Cu2+ yang

terbentuk pada reaksi sebelumnya akan terbentuk kembali menjadi ion tembaga

dan warna sebelumnya berwarna biru bening berubah menjadii biru kehijau-

hijauan, dan terdapat gelembung-gelembung kecil, hal ini disebabkan karena

terjadi reaksi pendesakan antara logam Mg dengan Cu, karena letak Cu pada deret

volta semakin kekanan sehingga Mg mampu mereduksi Cu menjadi ion-ionnya,

sampai terbentuk kembali kekeadaan semula.

8) PENUTUP

Page 76: laporan lengkap

8.1 Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. Perubahan yang terjadi pada reaksi sebuah logam yaitu pembentukan

gas nitrogen dioksida sesudah reaksi, bergelembung dan mendidih

pada saat HNO3 dimasukkan ke dalam gelas kimia, serta terbentuk

gel/jelly dan adanya endapan kecil.

2. Hasil reaksi pada suatu logam diantaranya gas NO2, CuSO4 dan logam

Cu2+.

8.2 Saran

Dalam percobaan ini disarankan praktikan agar menggunakan

masker, sehingga gas NO2 tidak terhirup yang dapat menyebabkan

peradangan paru-paru dan dapat menyebabkan kematian apabila terlalu

sering menghirup.

PERCOBAAN VII

Page 77: laporan lengkap

1) JUDUL PERCOBAAN : Karbonat Dan Karbondioksida

2) TUJUAN PERCOBAAN

2.1 Mengetahui perbedaan antara senyawa karbonat dengan senyawa

karbondioksida

2.2 Mengetahui reaksi- reaksi pembentukan senyawa karbonat dan

senyawa karbondioksida

3) TINJAUAN PUSTAKA

Ion karbonat CO32- dan ion bikarbonat HCO3 bereaksi dengan ion

hidrogen untuk membentuk asm karbonat, H2CO3. Asam karbonat ini tidak

stabil kalau bereksi dengan asam CO32- dan HCO3

- menghasilkan CO2 .

CO32- + H- HCO3

HCO3 - + H+ H2CO3

H2CO3 H2O + CO2

Proses ini dapat dilakukan secara sederhana baik di laboratorium maupun di

industri. Reaksi asam karbonat denagn senyawa karbonat lainnya (garam)

membentuk garam asam (bikarbonat).

H2CO3 + CaCO3 Ca(HCO3)2 = Kalsium Bikarbonat

H2CO3 + Na2co3 2NaHCO3 =Natrium bikarbonat

Ca(OH)2 lebih mudah larut dari pada CaCO3. Jika CaCO3 dilarutkan akan

timbul gelembung gas.

Page 78: laporan lengkap

Karbondioksida (rumus kimia : CO2) atau zat asam arang adalah

sejenis senyawa kimia yang terdiri dari dua atom oksigen yang terikat secara

kovalen dengan sebuaah atom karbon. Ia berbentuk gas pada keadaan

temperatur dan tekanan standar dan hadir di atmosfer bumi. Karbondioksida

adalah gas rumah kaca yang penting karena ia menyerap gelombang

infrahmerah denngan kuat. Karbondioksida dihasilkan oleh semua hewan ,

tumbuh – tumbuhan, fungsi dan mikroorganisme pada proses respirasi dan

digunakan oleh tumbuhan pada proses fotosintesis. Oleh karena itu

karbondioksida merupakan komponen penting dalam siklus karbon yang

dihasilkan dari hasil samping pembakaran bahan bakar fosil. Dan tidak

berwarna dan tidak berbau. Ketika dihirup pada konsentrasi yang tinggi dari

konsentrasi karbondiokisida di atmosfer, ia akan terasa asam dimulut dan

mengengat dihidung dan tenggorokan. Efek ini disebabkan oleh pelarutan gas

dimembran mukosa dan saliva.,membentuk larutan asam karbonat yang lemah.

Adanya unsur karbon dan hidrogen dalam sampel organik, secara lebih pasti

dapat ditunjukkan melalui percobaan sederhana, yaitu dengan uji pembakaran.

Pembakaran sampel organik akan mengubah karbon menjadi karbondioksida

(CO2) dan hidrogen (H) menjadi air (H2O). Gas CO2 dapat dikenali dengan

mengeruhkan air kapur, sedangkan air dapat dikenali dengan kertas kobalt

karena air dapat mengubah warna kertas kobalt yang tadinya berwarna biru

menjadi berwarna merah mudah.

Karbonat merupakan salah satu dari sekian banyaknya ion poliatomik

yang sudah umum. Sebuah ion poliatomik mengandung dua atau lebih atom -

atom dan biasanya mengandung anion poliatom (ion negatif) yang mengandung

unsur – unsur bukan logam seperti: a, N,p, atau S dalam kombinasinya dengan

sejumlah atom oksigen. Pada ion poliatomik : dua atau lebih atom – atom

bergabung bersama – sama dengan ikatan kovalen.

Page 79: laporan lengkap

4) ALAT DAN BAHAN

4.1. Alat

Tabung reaksi 5 buah

Rak tabung reaksi

Gelas ukur 10 Ml

Pipet tetes

Botol semprot

Sendok zat

4.2. Bahan

CaCO3

BaCO3

Na2CO3

NaHCO3

5.(NH4)2CO3

H2SO4

Ca (OH)2

Ba (OH)2

CH3COOH

Aquades

5) PROSEDUR KERJA

A.Karbondioksida

Page 80: laporan lengkap

1. Siapkan 4 tabung reaksi, setiap tabung masukkan 0,25 gram karbonat

yang berbeda, yaitu: CaCO3, MgCO3, BaCO3, Na2CO3, NaHCO3 dan

(NH4)2CO3.

2. Tambahkan ke tabung masing – masing 3 atau 4 ml air dan kocok.

3. Buat daftar kelarytan karbonat dalam air.

4. Tambahkan 2 tetes asanm kuat ( HCl dan H2SO4)

a. Tentukan gas yang timbul dalam tiap tabung !

b. Tentukan gas yang timbul berdasarkan prosedur yang ditentukan !

c. Jelaskan gas yang timbul !

5. Ulangi percobaan pada poin 4 diatas dengan menggunakan asam

lemah(asetat,laktat, atau tartarat). Bandingkan hasilnya dengan hasil pada

point 4 diatas.

6. Uji gas CO2 yang terjadi.

7. Tuliskan persamaan reaksi yang terjasdi.

8. Tambahkan asam lebih lanjut hingga jenuh dan membentuk suatu

kesetimbangan :

H2O + CO2 H2CO3 HCO3- + H+ CO3

2- + 2H+

9. Tambahkan basa golongan IIA, seperti Ca(OH)2 dan Ba(OH)2. Perhatikan

apa yang terjadi dan tuliskan reaksinya :

Cara lain :

1. Masukkan larutan karbonat dalam tabung reaksi dan tambahkan

larutan asam seperti pada point 4.

2. Pada tabung yang kedua masukkan air kapur.

3. Hubungkan kedua tabung reaksi denagn pipa bengkok.

4. Panaskan tabung reaksi pertama. Perhatikan apa yang terjadi pada

kedua tabung reaksi. Tuliskan persamaan reaksinya. Tuliskan

persamaan reaksinya.

Page 81: laporan lengkap

B. Karbonat

1. Masukkan garam karbonat ( CaCO3, Na2CO3) ke dalam tabung reaksi.

2. Tambahkan larutan asam,karbonat akan membentuk senyawa

bikarbonat.

3. Tambahkan larutan asam. Perhatikan apakah terjadi endapan? Jika ada,

senyawa apakah yang mengendap?

4. Selanjutnya tambahkan larutan berlebih. Perhatikan apa yang terjadi !

5. Hubungkan tabung kedua yang berisi senyawa karbonat, panaskan

tebung pertama. Amati apa yang terjadi pada tabung kedua. Tuliskan

persamaan reaksinya.

6) HASIL PENGAMATAN :

A. Karbon dioksida

Page 82: laporan lengkap

NO Sampel Larut Tidak larut Setengah

larut

Terbentuk

endapan

Gas Keruh

1 Ca CO3

2 BaCO3

3 Na2CO3

4 Nah CO3

5 (NH4)2 CO3

Senyawa Karbonat + 3 tetes asam kuat ( H2SO4) + asam lemah ( CH3COOH) 6

tetes

Sampel Asam kuat (H2SO4) Asam lemah

Terbentuk Gas Gas bertambah Gas berkurang

CaCO3

BaCO3

Na2CO3

NaHCO3

(NH4)2CO3

Sampel larut Tidak

larut

1/2 larut Berbentuk

endapan

Berbentuk

gas

keruh

CaCO3

Page 83: laporan lengkap

BaCO3

Na2CO3

NaHCO3

(NH4)2CO3

Senyawa karbonat yang telah ditambahkan asam lemah + 5 tetes Ba(OH)2

Sampel larut Tidak larut 1/2 larut terbentuk

endapan

terbentuk

gas

keruh

CaCO3

BaCO3

Na2CO3

NaHCO3

(NH4)2CO3

B. Karbonat

Senyawa karbonat + 30 tetes asam kuat ( H2SO4)

No Sampel larut Tidak

larut

1/2 larut terbentuk

endapan

terbentuk

gas

keruh

1. Na2CO3

2. CaCO3

7) PERSAMAAN REAKSI

A. Karbondioksida

Page 84: laporan lengkap

1. Reaksi pada CaCO3

a) Penambahan H2O

CaCO3 + H2O H2CO3 + CaO

b) Penambahan H2S04

CaCO3 + H2SO4 CaSO4 + H2CO3

c) Penambahan CH3COOH

CaCO3 + 2CH3COOH Ca(CH3COO)2 +H2CO3

d) Penambahan Ba(OH)2

2H2CO3 + Ba(OH)2 Ba(CO3)2 + 2H2O

2. Reaksi pada BaCO3

a) Penambahan H2O

BaCO3 + H2O H2CO3 +BaO

b) Penambahan H2SO4

BaCO3 + H2SO4 BaSO4 + H2CO3

c) Penambahan CH3COOH

BaCO3 + CH3OOH Ba(CH3COO)2 + H2CO3

d) Penambahan Ba(OH)2

2H2CO3 +Ba(OH)2 Ba(CO3)2 + 2H2

3. Reaksi pada Na2CO3

a) Penambahan H2O

Na2CO3 + H2O H2CO3 + NaOH

b) Penambahan H2SO4

Na2CO3 + H2SO4 Na2SO4 + H2CO3

c) Penambahan CH3OOH

Na2CO3 + CH3OOH CH3COONa +H2CO3

d) Penambahan Ba (OH)2

Page 85: laporan lengkap

Na2CO3 + Ba (OH)2 Ba(CO3)2 + 2H2O

4. Reaksi pada (NH4)2CO3

a) Penambahan H2O

(NH4)2CO3 + H2O H2CO3 +(NH4)2O

b) Penambahan H2SO4

(NH4)2CO3 + H2SO4 (NH4)2 SO4 + H2O

c) Penambahan CH3OOH

(NH4)2CO3 + CH3OOH (NH4)2( CH3OOH) + H2CO3

d) Penambahan Ba(OH)2

(NH4)2CO3 + Ba(OH)2 (NH4)2(OH)2 + BaSO4

5. Reaksi pada NaHCO3

a) Penambahan H2O

NaHCO3 + H2O H2CO3 + NaOH

b) Penambahan H2SO4

NaHCO3 + H2SO4 NaH SO4 + H2CO3

c) Penambahan CH3OOH

NaHCO3 + CH3OOH CH3OONa + H2CO3

d) Penambahan Ba(OH)2

NaHSO4 + Ba(OH)2 Na(OH)2 + BaHSO4

B. Karbonat

1. Reaksi pada CaCO3

Penambahan H2SO4

CaCO3 + H2SO4 CaSO4 + H2CO3

2. Reaksi pada Na2CO3

Penambahan H2SO4

Na2CO3+ H2SO4 NaSO4 + H2CO3

Page 86: laporan lengkap

8) PEMBAHASAN

Senyawa karbonat adalah jenis senyawa kimia yang terdiri tiga

atom oksigen yang terikat secara kovalen dengan sebuah atom oksigen dan

merupakan salah satu dari poliatomik. Karbondioksida adalah sejenis

senyawa kimia yang terdiri dari dua atom yang terikat secara kovalen

dengan sebuah atom karbon.

Dibawah ini akan dijelaskan mengenai pembentukan

karbondioksida dan karbonat serta reaksi – reaksi yang menunjukkan

perubahan reaksi – reaksi kimia. Pada percobaan pertama, yaitu percobaan

karbondioksida, kelima karbonat yaitu BaCO3, NaHCO3, (NH4)2 CO3 dan

CaCO3 dimasukkan kedalam masing – masing tabung reaksi sebanyak 0,25

gr, lalu ditambahkan aqades sebanyak 4 ml. Penambahan ini bertujuan

untuk melihat kelarutan masing – masing dalam air. Dari hasil pengamatan

terlihat bahwa CaCO3, BaCO3, dan NaHCO3, tidak larut dalam air atau

memiliki tingkat kelarutan yang rendah yang ditandai dengan adanya

endapan, yaitu endapan CO2, Sedangkan Na2CO3 dan (NH4)2CO3

mempunyai tingkat kelarutan yang tinggi. Ada tidaknya senyawa karbonat

yang larut dalam aiar disebabkan karena bentuk – bentuk molekulnya ada

yang cepat larut dan ada yang tidak cepat larut. Menurut ( New comb Ahli

kimia dalan Arindita, 2003) bahwa kelarutan suatu zat dipengaruhi oleh

suhu, ikatan dan sifat fisik dari senyawa itu sendiri.

Percobaan selanjutnya adalah penambahan larutan asam kuat

( H2S04), pada masing – masing senyawa karbonat. Dalam tabung terlihat

bahwa larutan CaCO3, Na2CO3, dan NaHCO3, terdapat sedikit gas, yang

terbentuk adalah gas karbodioksida. Pada penambahan asam kuat yang

digunakan adalah H2SO4 yang mengandung ion hidrogen akan bereaksi

dengan ion karbonat dan bikarbonat dan menghasilkan asam karbonat dan

Page 87: laporan lengkap

garam. Asam karbonat yang terbentuk akan terurai menjadi H2O dan CO2,

Sebab asam ini tidak stabil. Dari hasil pengamatan. Dari hasil pengamatan

ada yang menghasilkan gas dan ada yang tidak menghasilkan gas, sebab

pada karbonat yang menghasilkan gas adalah BaCO3 , (NH4)2CO3,

Seluruhnya asam karbonat yang terbentuk akan terurai menjadi air dan

karbondioksida, sedeangkan senyawa karbonat yang tidak menghasilkan

gas ,Na2CO3 dan NaHC03, Pada saat ditambahkan asam kuat yaitu H2SO4,

asam karbonat yang tidak terbentuk adalah tidak terurai. Pada penambahan

asam kuat terbentuk reaksi pada CaCO3 yaitu CaSO4, dan H2CO3, pada

reaksi BaCO3 yaitu senyawa BaSO4 dan H2CO3, reaksi pada NaCO3 yaitu

Na2SO4 dan H2CO3, reaksi pada (NH4)2 CO3 yaitu (NH4)2SO4 dan H2CO3,

dan reaksi pada NaHCO3 yaitu senyawa NaHSO4 dan H2CO3. Kemudian

pada percobaan selanjutnya, kelima senyawa karbonat dimasukkan

kedalam masing – masing tabung reaksi dan dimasukkan aquades sdbanyak

4 ml untuk melihat kelarutan karbonat dalam air, dan hasil yang

didapatkan sama dengan hasil pada percobaan pertama.

Setelah itu ditambahkan asam lemah CH3COOH untuk melihat

adanya gas, warna dan kejenuhan dari kelima senyawa karbonat tersebut.

Senyawa yang terbentuk pada penambahan ini adalah reaksi pada CaCO3

adalah Ca(CH3COO)2 dan H2CO3, reaksi pada BaCO3 yaitu Ba(CH3COO)2

dan H2CO3,reaksi pada Na2CO3 yaitu CH3COONa dan H2CO3, reaksi pada

(NH4)2CO3 yaitu (NH4)2(CH3COO)2 dan H2CO3, dan reaksi pada NaHCO3

yaitu CH3COONa dan H2CO3.

Selanjutya kelima senyawa karbonat diutambahkan larutan basa

golongan II A Yaitu Ba(OH)2. Penambahan ini bertujuan untuk melihat

adayan warna dan endapan dari kelima senyawa tersebut. Kemudian

senyawa yang terbentuk yaitu pada panambahan larutan basa Ba(OH)2

Page 88: laporan lengkap

Maka senyawa CaCO3 akan terurai menjadi Ba(CO3)2 + 2H2O, dan

seterusya yang dihasilkan pada senyawa karbonat lainnya.

Pada percobaan karbonat, yaitu tabung reaksi diisi laruata CaCO3

dan larutan Na2CO3 Kemudian ditambahkan asam kuat sebanyak 30 tetes.

Sehingga pada larutan CaCO3 terdapat endapan kemudian laru dan

terbentuk gas., kemudian pada larutan Na2CO3 juga terdapat endapan dan

ada gas yang terbentuk.(Menurut Langley Andrew . 1953, penambahan

larutan kedalam tiap – tiap zat akan mempengaruhi tipe reaksi yang terjadi

pada hasil reaksinya).

9) PENUTUP

9.1. Kesimpulan

Page 89: laporan lengkap

1. Karbondioksida (CO2) atau zat asam arang adalah sejenis

senyawa kimia yang terdiri dari dua atom oksigen yang terikat

secara kovalen dengan sebuah atom karbon. Sedangkan karbonat

(CO32-) adalah sejenis kimia yang terdiri dari tiga atom oksigen

yang terikat secara kovalen dengan sebuah atom oksigen dan

merupakan salah satu dari ion poliatomik.

2. Reaksi – reaksi pembentukan senyawa karbondioksida adalah

terjadi reaksi pada senyawa CaCO3, BaCO3, Na2CO3, (NH4)2CO3,

dan NaHCO3.

9.2 Saran

Agar dapat melaksanakan praktek dengan baik sebaiknya alat

yang digunakan dan bahan yang di gunakan harus memadai, dan di

harapkan untuk praktikan, di dalam melaksanakan pratikum harus

menaati peraturan laboratorium

PERCOBAAN VIII

1) JUDUL PERCOBAAN : Reaksi Kesetimbangan

Page 90: laporan lengkap

2) TUJUAN PERCOOBAAN

2.1 Mengetahui kesetimbangan ion-ion dalam larutanya.

2.2 Memahami konsep kesetimbangan dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya.

2.3 Menghitung harga konstanta kesetimbangan berdasarkan percobaan.

3) TINJAUAN PUSTAKA

Pada percobaan “Reaksi-Reaksi Kimia” kita mengamati peristiwa yang

terjadi jika satua atau beberapa zat dicampurkan atau direksikan dengan zat lain.

Data pengamatan menunjukan bahwa ada hasil pencampuran zat yang

menghasilkan reaksi kimia dan ada yang tidak bereaksi. Secara termodinamika

reaksi kimia dapat dibagi atas tiga macam yaitu, Reaksi Spontan, Reaksi Tak

Spontan, dan Reaksi Kesetimbangan. Ketiga macam reaksi itu dikaitkan dengan

perubahan energi bebas yang menyertai reaksi, G ; G negatif menunjukan reaksi

spontan, G positif menunnjukkan reaksi tak spontan dan jika tidak terjadi

perubahan energi bebas, G =0 maka raksi berada dalam kesetimbangan.

Kesetimbangn kimia adalah suatu keadaan dimana kecepatan reaksi maju

dan balik adalah sama, yaitu disebut dengan reaksi reversibel. Contohnya

perubahan Es menjadi Air adalah suatu contoh proses fisika yang dapa berubah

menjadi Es, sebaliknya Es dapat berubah menjadi Air.

H2O (s) H2O (i)

Sifat-sifat kesetimbangan yaitu kesetimbang hanya dapat berlangsunng dalam

sistem tertutup. Sementara itu pada umumnya proses alami berlangsung dlam

sistem terbuka, contohnya pengkaratan logam, pembusukkan, pembakaran

merupakan reaksi yang berlansung searah.

Page 91: laporan lengkap

4) ALAT DAN BAHAN

4.1 Alat

Tabung reaksi

Bejana gelas

Rak tabung

Labu ukur 25 ml.

4.2 Bahan

KSCN 0.002 M

Fe (NO3 ¿ 3 0.02 M

KSCN 2 M

Fe (NO3 ¿ 2 0.2 M

Na2 HPO4

5) HASIL PENGAMATAN

NO. TABUNG PERLAKUAN HASIL

1. I KSCN 0,002 M + Fe (NO3 ¿ 2 0.2 M Bening

Page 92: laporan lengkap

kekuningan

2. II KSCN 0,002 M + Fe (NO3 ¿ 2 0.2 M +

KSCN 2M

Warna

berubah

menjadi

orange

3. III KSCN 0,002 M + Fe (NO3 ¿ 2 0.2 M + Fe

(NO3 ¿ 2 0.2 M

Kemerah-

merahan

4. IV KSCN 0,002 M + Fe (NO3 ¿ 2 0.2 M +

Sebutir Na2 HPO4

Kekuning-

kuningan

TABUNG PERLAKUAN HASIL TINGGI

I KSCN 0,002 M + Fe (N

O3 ¿ 2 0.2 M

Orange kemerahan 7 Cm

II KSCN 0,002 M + Fe (N

O3 ¿ 2 0.2 M + Aquades

Orange kemerahan 7,3 Cm

III KSCN 0,002 M + Fe (N

O3 ¿ 2 0.2 M + Aquades

Orange kemerahan 7 Cm

IV KSCN 0,002 M + Fe (N

O3 ¿ 2 0.2 M + Aquades

Orange kemerahan 6,8 Cm

V KSCN 0,002 M + Fe (N

O3 ¿ 2 0.2 M + Aquades

Orange kemerahan 7,5 Cm

6) PERHITUNGAN

A. KESETIMBANGAN BESI (III)-TIOSINAT

Larutan Fe (NO3 ¿ 2 dan KSCN dalam keadaan ion

Page 93: laporan lengkap

Fe (NO3 ¿ 2 Fe2+¿+3 NO2−¿¿ ¿

KSCN K+¿+SCN −¿ ¿¿

Fe2+¿¿ + 2 SCN−¿¿ FeSCN−¿¿

1. Perbandingan tinggi larutan

P.T = tinggi larutan standar

tinggi larutandalam tabung

Tabung II

P.T = 7 cm

7.3 cm=0,95

Tabung III

P.T = 7 cm7 cm

=1

Tabung IV

P.T = 7 cm

6.8 cm=¿ 1,02

Tabung V

P.T = 7cm

7,5 cm=0,93

b. Konsentrasi standar 0,02 M

[FeSCN 2+¿¿] = perbandingan tinggi x konsentrasi standar

Tabung II

Page 94: laporan lengkap

[FeSCN 2+¿¿] = 0,95 x 0,02

=0,19M

Tabung III

[FeSCN 2+¿¿] = 1 x 0,02

= 0,02 M

Tabung IV

[FeSCN 2+¿¿] = 1,02 x 0,002

= 0,0204 M

Tabung V

[FeSCN 2+¿¿] = 0,93 x 0,02

= 0,018 M

1. [Fe2+¿¿] mula-mula

Tabung I [Fe2+¿¿] = 0,2 M

Tabung II

M 1 . V 1=M 2 .V 2

0,2 . 10 = M 2 .25

M 2=225

=0,08 M

Tabung III

M 1 . V 1=M 2 .V 2

0,08 . 10 = M 2 .25

Page 95: laporan lengkap

M 2=0,825

=0,032M

Tabung IV

M 1 . V 1=M 2 .V 2

0,032 . 10 = M 2 .25

M 2=0,3225

=0,0128M

Tabung V

M 1 . V 1=M 2 .V 2

0,0128 . 10 = M 2 .25

M 2=0,128

25=0,005 M

2. [Fe2+¿¿]

[Fe2+¿¿] mula-mula - [FeSCN 2+¿¿] pada keadaan setimbang

Tabung II

0,08 - 0,019 = 0,061 M

Tabung III

0,032 – 0,02 = 0,012 M

Tabung IV

0,0128 – 0,0204 = -0,0076 M

Tabung V

0,005 – 0,018 = -0,013 M

Page 96: laporan lengkap

3. ¿¿

[SCN−¿¿ mula-mula - [FeSCN 2+¿¿] pada keadaan setimbang

Tabung II

0,002 - 0,014 = - 0,017 M

Tabung III

0,002 – 0,02 = - 0,018 M

Tabung IV

0,002 – 0,0204 = 0,0184 M

Tabung V

0,002 – 0,018 = 0,016 M

7) PERSAMAAN REAKSI

1. 3 KSCN+Fe ( N O3 ) 3 ⇌ Fe(SCN )2+3 KNO3

2. 6 KSCN+2 Fe ( N O3 ) 3 ⇌ 2 Fe(SCN ) 2+6 KNO3

3. 6 KSCN+Fe ( N O3 ) 3 ⇌ Fe (SCN ) 2+6 KNO

4. 6 KSCN+Fe ( N O3 ) 3+3 Na2 HPO 4⇌ Fe (SCN ) 2 + 2 K2 HPO 4+6 NaNO3

5. Fe (NO3 ¿ 3 ⟶ Fe3+¿¿ +3 NO3−¿¿

6. KSCN ⟶K+¿ SCH−¿¿ ¿

7. Fe (NO3 ¿ 2⟶ Fe2+¿+2 NO3−¿ ¿¿

8. KSCN+Fe ( N O3 ) 3+H2O ⇌ Fe(SCN )3+3 KNO3

Page 97: laporan lengkap

9. 3 KSCN+Fe ( N O3 ) 3+H 2O⇌Fe (SCN)3 + 3 KNO3 +H 2 O

8) PEMBAHASAN

Reaksi kesetimbangan yaitu reaksi yang hasil reaksinya dapat kembali

membentuk zat pereaksi. Reaksi ini disebut dengan reaksi dua arah. Faktor yang

dapat mempengaruhi reaksi kesetimbangan adalah penambahan konsentrasi,

suhu, tekanan, volume, dan penambahan katalis.

1. Kesetimbangan Besi (III) – Tiosianat

Pada perlakuan pertama, yaitu memasukan 10 ml KSCN 0,002 M ke

dalam gelas ukur yang ditambahkan larutan Fe (NO3 ¿ 2 0.02 M, sebanyak 3

tetes dihasilkan warna kekuningan. Faktor yang mempengaruhi dalam

penambahan ini disebut dengan penambahan kosentrasi.

Selanjutnya pada perlakuan dua, larutan tersebut dibagi ke dalam 4

tabung reaksi dan tabung pertama digunakan sebagai pembanding.

Kemudian pada perlakuan keempat yaitu penambahan konsentrasi

KSCN sebanyak 2 M , menghasilkan warna orange, sebagaimana yang

diketahui bahwa jika konsentrasi diperbesar maka kesetimbangan akan

bergeser ke arah zat yang konsentrasinya diperbesar, dan sebaliknya jika

konsentrasinya diperkecil maka kesetimbangan akan bergeser ke arah zat

yang konsentrasinya diperkecil.

Demikian juga pada perlakuan kelima, dimana terjadi penambahan

larutan Fe (NO3 ¿ 20,02 M yang menyebabkan warna larutan menjadi merah.

Penambahan ini juga dipengaruhi oleh konsentrasi.

Ketika larutan FeSCN−¿¿ ditambah beberapa butir Na2 HPO4 yang di

dalamnya terdapat ion HPO42−¿ ¿ akan mengikat dengan ion Fe3+¿¿ yang

membentuk FeHPO4+¿¿

yang mengakibatkan warna larutan menjadi bening

kembali.

Page 98: laporan lengkap

Dari ketiga tabung reaksi di atas setelah direaksikan dengan ketiga

pereaksi dapat terjadi reaksi kesetimbangan yang ditandai dengan adanya

perubahan warna, serta adanya reaksi pertukaran ion antar senyawa.

2. Kesetimbangan Besi (III) – tiosinat yang encer.

Pada perlakuan pertama, yaitu kelima tabung reaksi di masukkan

masing-masing 5 ml KSCN 0,002 M, dan pada perlakuan kedua tambahkan

5 ml larutan Fe (NO3 ¿ 2 0.2 M dan tabung reaksi pertama digunakan

sebagai standar. Pada penambahan ini, seperti pada percobaan sebelumnya

yang bereaksi adalah ion SCN dan Fe3+¿¿ membentuk ion FeSCN 2+¿¿ yang

berwarna merah pekat.

Ketika volume Fe (NO3 ¿ 2 diperbesar dengan menambahkan aquades

hingga volumenya menjadi 25 ml akan mengakibatkan konsentrasi Fe3+¿¿

berkurang sehingga kesetimbangan bergeser ke arah yang jumlah

molekulnya lebih besar dan sebaliknya warna larutan menjadi lebih mudah

dari tabung I ke tabung selanjutnya. Yaitu, pada tabung II berwarna merah

tapi kurang pekat dari tabung I, dan tabung III kurang pekat dari tabung II,

demikian seterusnya sampai pad tabung V. Karena larutan telah mengalami

pengenceran.

Dari hasil pengamatan yang diperoleh ada reaksi yang menghasilkan

perubahan warna dan ada reaksi pertukaran ion antara senyawa yang

menyebabkan terjadinya reaksi kesetimbangan.

Page 99: laporan lengkap

9) PENUTUP

9.1. Kesimpulan

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan praktikan dapat

menyimpulkan bahwa :

1. Kesetimbangan ion-ion dalam larutan saling mengikat antaranya

sehingga dapat dibentuk dalam keadaan stabil atau setimbang. Seperti

pada persamaan reaksi kimia :

Fe3+¿+SCN−¿↔ FeSCN2+ ¿¿¿¿

2. Reaksi kesetimbangan adalah reaksi yang hasil reaksinya dapat

berlangsung dalam dua arah.

Faktor yang mempengaruhi

1. Penambahan konsentrasi

2. Parubahan tekanan dan volume

3. Pengaruh suhu

4. Katalis.

3. Untuk menghitung harga kesetimbangan digunakan persamaan:

K= [C ]P[D ]Q

[ A ]M [ B]N

8.2 Saran

Sebaiknya para praktikum sebelum melakukan praktikum harus

sudah mengetahui apa saja yang diperlakukan dan prosedur kerja dari

percobaan yang akan dilakukan.

Praktikan lebih menjaga kebersihan Laboraterium dan alat-alat

yang di gunakan dalam praktikum.

Page 100: laporan lengkap

DAFTAR PUSTAKA

Hein,M,dkk.1981.College Chemistry In The Laboratori.California.Brookole

Publishing Company.

Keenam,Charles,W,dkk.1979.Kimia Untuk Universitas.Great Britania : Harper and

Row,Inc

Peters,Edward I.1978.Introduction to chemical Principle.United States of America:

W.B.Saunders Company.

Alaerts, G dan santika, S.S. 1984. Metode Penelitian Air. Surabaya: Usaha Nasional.

Cotton, F. Alberts dan Geoffrey Wilkinson. 1989. kimia Anorganik. Jakarta : UI-

Press.

Saito, Taro. 1996.Kimia Anorganik.Tokyo: Iwanami publisher.

Sugiarto, Kristian. 2003. Dasar-dasar Kimia Anorganik logam. Yogyakarta: UNY-

Press.

Syukri. 1999. Kimia Dasar 3. Bandung: ITB-Press.

Clark, J., 2007, Reaksi Unsur-unsur Golongan I dengan Air, (online)

Sunardi, 2006, 116 Unsur Kimia, Yrama Widya, Bandung.

Petrucci, Ralph H, Suminan, 1987, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern, Edisi

keempat, jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Tim mata kulia Kimia Dasar, 2011,Penuntun praktikum kimia Dasar; FMIPA

Universitas Tadulako. palu.

Purba. M, 2006, Kimia SMA Kelas XII: Erlangga, Jakarta

Tim pengajar Kimia Dasar, Buku Ajar Kimia Dasar I, MIPA UNTAD .

Penuntun praktikum Kimia Dasar I, MIPA UNTAD, Palu.

Page 101: laporan lengkap

http://fisikabisa.wordpress.com/2011/02/04/massa-dan-berat-jenis/

http://rgmaisyah.wordpress.com/2009/04/25/bobot-jenis-dan-rapat-jenis/

http://ikakusumaningarum.blogspot.com/2010/01/kerapatan-dan-berat-jenis.html

http://rahma-alchemist.blogspot.com/2009/11/fungsi-peralatan-laboratorium-dasar-

2.html