Upload
lintank-arya
View
324
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
laporan lengkap, kimia dasar, semester 1, praktikum, kuliah, percobaan.
Citation preview
PERCOBAAN I
1) JUDUL PECOBAAN : Pengenalan Alat Laboratorium
2) TUJUAN PERCOBAAN :
2.1 Mahasiswa mengenal alat-alat sederhana yang umum digunakan dalam
laboratorium kimia.
2.2 Mahasiswa memahami kegunaan serta cara menggunakan secara benar
alat-alat laboratorium kimia
3) TINJAUAN PUSTAKA
1. Tabung reaksi (test tube)
Umumnya terbuat dari gelas, dengan berbagai ukuran. Biasanya 75 x
10 mm, 4 ml, kadang-kadang 100 x 12 mm, 8 ml.
2. Pemegang tabung reaksi (penjepit)
Pemegang tabung reaksi terbuat dari kayu, karena kayu bukan
merupakan penghantar panas yang baik sehingga tangan praktikan
tidak akan merasa panas
3. Batang pengaduk
Batang pengaduk terbuar dari gelas.
4. Corong
Umumnya terbuat dari gelas.
5. Gelas arloji
Gelas arloji terbuat dari gelas.
6. Gelas ukur
Gelas ukur terbuat dari gelas, alat ini mempunyai skala dan terdiri dari
bermacam-macam ukuran (10 ml, 25 ml, 50 ml, 100 ml), sebaiknya
tidak digunakan untuk bahan yang panas atau digunkan untuk
memanaskan cairan.
7. Gelas kimia (gelas piala)
Gelas kimia terbuat dari gelas, alat ini bukan alat pengukur walaupun
mempunyai volume kira-kira.
8. Erlenmeyer
Erlenmeyer terbuat dri gelas, alasnya rata dan bgian atasnya lebih
kecil. Alat ini juga bukan alat pengukur.
9. Labu ukur
Labu ukur terbuat dari gelas, mempunyai bermacam-macam ukuran (5
ml, 10 ml, 50 ml, dll). Alat ini mempunyai dasar yang rata dan leher
yang sempit yang dilengkapi dengan tanda batas volume. Sebaiknya
tidak digunakan untuk bahan yang panas
10. Botol semprot
Botol semprot terbuat dari bahan plastic dan biasanya diisi dengan air
suling
11. Pipet tetes
Pipet ini tidak mempunyai ukuran volume atau skala lainnya.
12. Pipet ukur
Pipet ini semua bagiannya sama, mempunyai skala dan ukuran yang
berbeda-beda.
13. Pipet gondok
Di bagian tengah dari pipet ini ada bagian yang membesar (gondok),
ujungnya runcing, memiliki skala dan ukuran yang bermacam-macam.
14. Karet penghisap
Alat ini terbuat dari karet,
15. Klem dan standar (statif)
Alat ini terbuat dari besi
16. Tabung sentrifuge
Tabung sentrifuge yaitu tabung reaksi yang dasarnya agak runcing.
Yang paling banyak digunakan adalah ukuran 3 ml.
17. Desikator
Di dalam desikator terdapat silica yang berguna untuk menyerap kadar
air. Jika silica berwarna biru menandakan silica tersebut telah aktif,
sedangkaan jika silica berwarna merah bata, menandakan masih
banyak mengandung air sehingga harus dipanaskan kembali.
18. Neraca analitik
Neraca ini mempunyai ketelitian yang cukup tinggi.
19. Hotplte
Hotplate mempunyai fungsi yang sama dengan Bunsen. Namun
hotplate merupakan pemanas yang menggunakan energy listrik
20. Labu destilasi
Alat ini terbuat dari gelas
21. Buret
Buret adalah suatu alat gelas yang berbentuk pipa panjang dengan
pembagian skala yang dilengkapi dengan kran.
(Tim dosen Kimia, 2011)
4) HASIL PENGAMATAN
No Nama alat Gambar
1
Tabung reaksi (test tube)
2 Pemegang tabung reaksi (penjepit)
3 Rak tabung reaksi
4 Batang pengaduk
5 Corong
6 Gelas arloji
7 Gelas ukur
8 Gelas kimia (gelas piala)
9 Erlenmeyer
10 Labu ukur
11 Botol semprot
12 Pipet tetes
13 Pipet ukur
14 Pipet gondok
15 Karet penghisap
16 Klem dan standar (statif)
17 Sentrifuge
18 Tabung sentrifuge
19 Desikator
20 Neraca ohaus
21 Neraca analitik
22 Penangas air
23 Hotplate
24 Lemari asam
25 Labu destilasi
26 Lumpang dan alu
27 Sikat tabung
28 Oven
29 Buret
30 Penjepit krus /krustang (crucibles
tongs)
5) PEMBAHASAN
1. Tabung reaksi (test tube)
Umumnya terbuat dari gelas, dengan berbagai ukuran. Biasanya 75 x
10 mm, 4 ml, kadang-kadang 100 x 12 mm, 8 ml.
Fungsi :
Mereaksikan zat dalam jumlah sedikit, dapat dipanasi dengan api
langsung aatau tidak langsung.
Cara menggunakan :
a. Tabung reaksi dipegang pada lehernya, miringkan sedikit 60o lau
diisi dengan larutan yang akan diperiksa dengan pipet tetes.
b. Bila tabung beserta isinya akan dipanaskan, tabung dipegang
dengan alat pemegang tabung dan pemanasan dilakukan pada
daerah 1/3 bagian cairan dari bawah mulut tabung harus diarahkan
ke tempat yang aman (jangan diarahkan pada diri sendiri atau orang
lain).
2. Pemegang tabung reaksi (penjepit)
Pemegang tabung reaksi terbuat dari kayu, karena kayu bukan
merupakan penghantar panas yang baik sehingga tangan praktikan
tidak akan merasa panas
Fungsi :
Memegang tabung rekasi misalnya pada waktu pemanasan, pasa saat
mereaksikan zat-zat yang merusak kulit, dan sebagainya.
Cara menggunakan :
Dijepitkan pada tabung yang akan digunakan.
3. Rak tabung reaksi
Fungsi :
Menyimpan tabung reaksi misalnya dalam proses analisis kualitatif
Cara menggunakan :
Tabung reaksi diletakkan pada tempat yang telah tersedia pada tabung.
4. Batang pengaduk
Batang pengaduk terbuar dari gelas.
Fungsi :
Mengaduk suatu campuran dan larutan zat kimia pada waktu
melakukan reaksi-reaksi kimia. Dipakai untuk menolong pada waktu
menuangkan/mendekantir cairan dalam proses penyaringan.
Cara menggunakan :
Dipegang pada bagian ujung yang pipih. Untuk mambantu pada saat
penyaringan, ujung batang pengaduk diletakkan di mulut corong lalu
zat yang akan disaring dituangkan sedikit demi sedikit.
5. Corong
Umumnya terbuat dari gelas.
Fungsi:
memasukkan cairan kedalam suatu wadah yang sempit mulutnya,
seperti labu ukur, botol, buret, dan sebagainya.
Cara menggunakan :
corong dimasukkan ke mulut wadah, lalu zat cair dituangkan ke mulut
corong.
6. Gelas arloji
Gelas arloji terbuat dari gelas.
Fungsi :
Sebagai wadah untuk menimbang zat yang berbentuk Kristal.
Cara menggunakan :
Bahan yang akan ditimbang diletakkan di ats gelas arloji, kemudian
gelas arloji diletakkan di atas neraca.
7. Gelas ukur
Gelas ukur terbuat dari gelas, alat ini mempunyai skala dan terdiri dari
bermacam-macam ukuran (10 ml, 25 ml, 50 ml, 100 ml), sebaiknya
tidak digunakan untuk bahan yang panas atau digunkan untuk
memanaskan cairan.
Fungsi :
Untuk mengukur zat kimia dalam bentuk cair.
Cara menggunakan :
Bahan dimasukkan ke dalam digelas ukur hingga volume yang
diinginkan.
8. Gelas kimia (gelas piala)
Gelas kimia terbuat dari gelas, alat ini bukan alat pengukur walaupun
mempunyai volume kira-kira.
Fungsi :
Sebagai tempat larutan dan dapat juga untuk memanaskan larutan zat-
zat kimia, menguapkan larutan, dan sebagainya.
9. Erlenmeyer
Erlenmeyer terbuat dri gelas, alasnya rata dan bgian atasnya lebih
kecil. Alat ini juga bukan alat pengukur.
Fungsi :
Sebagai tempat zat yang dititrasi, tempat menampung hasil pross
destiasi, kadang-kadang juga dipakai untuk memanaskan larutan.
Cara menggunakan :
Erlenmeyer diletakkan di atas buret untuk menampung hsil titrasi.
10. Labu ukur
Labu ukur terbuat dari gelas, mempunyai bermacam-macam ukuran (5
ml, 10 ml, 50 ml, dll). Alat ini mempunyai dasar yang rata dan leher
yang sempit yang dilengkapi dengan tanda batas volume. Sebaiknya
tidak digunakan untuk bahan yang panas
Fungsi :
Dipakai dalam pengenceran sampai volume tertentu.
Cara menggunakan :
Bahan dfimasukkan ke dalam labu ukur sampai volume yang
diinginkan.
11. Botol semprot
Botol semprot terbuat dari bahan plastic dan biasanya diisi dengan air
suling
Fungsi :
Untuk membilas wadah seperti Erlenmeyer, buret, dan sebagainya.
Cara menggunakan :
Mulut botol diarahkan ke mulut wadah yang akan di bersihkan,
kemudian botol ditekan secara perlahan hingga cairannya keluar.
12. Pipet tetes
Pipet ini tidak mempunyai ukuran volume atau skala lainnya.
Fungsi :
Untuk memindahkn sedikitnya zat cairan/larutan yang tidak
memerlukan ketelitian tinggi atau untuk mengambil cairan di atas
endapan dari dalam tabung reaksi atau tabung sentrifuge.
Cara menggunakan :
Karet pipet ditekan lalu mulut pipet dimasukkan ke bahan yang akan
di ambil, kemudian karet di lepas sampai cairannya naik hingga
volume yang diinginkan.
13. Pipet ukur
Pipet ini semua bagiannya sama, mempunyai skala dan ukuran yang
berbeda-beda.
Fungsi :
Untuk mengambil larutan dengan volume tertentu, tetapi mempunyai
ketelitian yang rendah.
Cara menggunakan :
Karet penghisap di tekan lalu mulut pipet dimasukkan ke dalam bahan
yang akan diambil, kemudiaan karet di lepas secara perlahan sampai
cairannya naik hingga volume yang diinginkan. Untuk bahan yang
tidak berbahaya tidak perlu menggunakan karet penghisap, dapat
dihidap menggunakan mulut.
14. Pipet gondok
Di bagian tengah dari pipet ini ada bagian yang membesar (gondok),
ujungnya runcing, memiliki skala dan ukuran yang bermacam-macam.
Fungsi :
Untuk mengambil larutan dengan volume tertentu.
Cara menggunakan :
Karet penghisap di tekan lalu mulut pipet dimasukkan ke dalam bahan
yang akan diambil, kemudiaan karet di lepas secara perlahan sampai
cairannya naik hingga volume yang diinginkan. Untuk bahan yang
tidak berbahaya tidak perlu menggunakan karet penghisap, dapat
dihidap menggunakan mulut.
15. Karet penghisap
Alat ini terbuat dari karet,
Fungsi :
Untuk menghisap larutan-larutan yang berbahaya dihisap dengan
mulut.
Cara menggunakan :
Karet disambungkan ke pipet ukur atau pipet gondok. Untuk
mengambil bahan karet ditekan dan dilepas secara perlahan hingga
cairannya naik dan di tekan kembali untuk mengeluarkan cairan dari
pipet.
16. Klem dan standar (statif)
Alat ini terbuat dari besi
Fungsi :
Untuk menyusun peralatan gelas misalnya dalam pengerjaan titrasi,
destilasi, merefluks, dan sebagainya.
Cara menggunakan :
Klem dipasangkan pada statif, dan buret atau alat lainnya di jepi pada
klem.
17. Sentrifuge
Fungsi :
Untuk memisahkan dua zat berdasarkan perbedaan kerapatan, dengan
memanfaatkan gaya sentrifugal.
Cara menggunakan :
Keempat tabung diisi dengan volume yang sama, jika hanya 1 tabung
yang diisi dengan bahan yan akan dipisahkan, maka tabung yang lain
diisi dengan air. Kemudian sentruge dinyalakan.
18. Tabung sentrifuge
Tabung sentrifuge yaitu tabung reaksi yang dasarnya agak runcing.
Yang paling banyak digunakan adalah ukuran 3 ml.
Fungsi :
Digunakan pada proses pensentrifugan untuk memisahkan endapan.
Cara menggunakan :
Tabung diisi dengan bahan kemudian diatur dalam alat sentrifugasi.
19. Desikator
Di dalam desikator terdapat silica yang berguna untuk menyerap kadar
air. Jika silica berwarna biru menandakan silica tersebut telah aktif,
sedangkaan jika silica berwarna merah bata, menandakan masih
banyak mengandung air sehingga harus dipanaskan kembali.
Fungsi :
Untuk melakukan analisa berat kering suatu bahan dan menghilangkan
kadar air san uap air seelah pemanasan pada suatu bahan.
Cara menggunakan :
Penutup desikator dibuka dengan cara di geser ke samping lalu bahan
dimasukkan ke dalam.
20. Neraca ohaus
Fungsi :
Untuk menimbang suatu bahan.
Cara menggunakan :
Neraca disetarakan, kemudian bahan diletakkan di atas piring neraca,
kemudian anak timbangan di geser sampai neaca menunjukkan
kesetaraaan.
21. Neraca analitik
Neraca ini mempunyai ketelitian yang cukup tinggi.
Fungsi :
Untung menimbang suatu bahan.
Cara menggunakan :
Penutup neraca dibuka secara perlahan agar tdalam neraca tidak masuk
udara karena akan mempengaruhi haisl timbangan. Kemudian bahan
yang akan ditimbang dimasukkan ke dalam neraca lalu neraca ditutup
kembali.
22. Penangas air
Fungsi :
Untuk memanaskan zat pada tabung reaksi.
Cara menggunakan :
Tabung reaksi diletakkan di rak tabung reaksi, kemudian dimasukkn
ke dalam penangas laulu penangas dinyalakan.
23. Hotplte
Hotplate mempunyai fungsi yang sama dengan Bunsen. Namun
hotplate merupakan pemanas yang menggunakan energy listrik
Fungsi :
Untuk memanaskan bahan.
Cara menggunakan :
Bahan yang akan dipanaskan dimasukkan ke dalam gelas kimia lalu
diletakkan diatas hotplate kemudian hotplate dinyalakan.
24. Lemari asam
Fungsi :
Untuk menyimoan atau mereaksikan bahan asam pekat yang berbahya
bila terhirup.
Cara menggunakan :
Penutup lemari di buka tidak boleh terlalu lebar.
25. Labu destilasi
Alat ini terbuat dari gelas
Fungsi :
Untuk memisahkan zat yng tidak bisa tercampur.
Cara menggunakan :
Bahan dimasukkan ke dalam labu destilasi kemudian dipanaskan.
Untuk zat yang titik didihnya rendah akan menguap dan uapnya akan
kelur melalui lubang di samping lbu, mulut lubang di arahkan pada
wadah.
26. Lumpang dan alu
Fungsi :
Untuk menghaluskan bahan.
27. Sikat tabung
Fungsi :
Membersihkan tabung reaksi, gelas ukur, labu ukur dan lain-lain
28. Oven
Fungsi :
Untuk memanaskan atau mensterilkan baik alat maupun bahan.
Cara menggunakan :
Alat atau bahan dimasukkan kedalam oven lalu diatur suhu dan
waktunya kemudian oven dinyalakan.
29. Buret
Buret adalah suatu alat gelas yang berbentuk pipa panjang dengan
pembagian skala yang dilengkapi dengan kran.
Fungsi :
Untuk proses titrasi/ mengukur volume titran yang digunakan
Cara menggunakan :
a. Cuci dengan air sabun/ deterjen dan air suling.
b. Bilas dengan air suling, lalu keringkan dengan lap kering yang
bersih.
c. Bilas dengan titran, larutan pembilas tabung.
d. Tempatkan buret pada standar dengan memakai klem, buret dibuat
vertikal.
e. Dengan memakai corong, buret diisi dengan titran sampai sedikit
di atas garis nol.
f. Coronga dipindahkn dan bagian sisi dalam buret yang terletak di
atas titran dibersihkan dengan kertas saring yang kering.
g. Turunkan permukaan titran dalam buret dengan jalan membuka
kran, sampai miniskus bagian bawah zat cair tepat pada garis nol.
Bila lewat sampai garis nol pekerjaan tidak perlu diulangi tetapi
langsung dibaca dengan teliti. Pembacaan akan lebih teliti jika
miniskus bawah tepat pada garis skala pada buret.
h. Pada ujung bawah buret tidak boleh ada gelembung udara.
Selanjutnya buret siap digunakan untuk menitrasi.
i. Pada waktu menitrasi, kran buret dipegang dengan tngan kiri,
Erlenmeyer tempat titran dipegang dengan tangan kanan dan
tetesan dari buret tidaak boeh terlalu cepat.
30. Penjepit krus /krustang (crucibles tongs)
Menjepit botol timbang dan gelas arloji saat menimbang dan memindahkan
botol timbang dan gelas arloji dari oven ke desikator atau sebaliknya
31. PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, praktikan dapat
mengenali dan mengetahui alat-alat yang terdapat dalam laboratorium
kimia terutama yang sering digunakan. Dari hasil pengamatan, hampir
semua alat yang digunakan bersentukan langsung dengan bahan terbuat
dari bahan gelas. Alat tersebut dibuat dari bahan gelas karena gelas tidak
berwrna (bening) sehingga memudahkan pengamatan. Selain itu gelas
juga tidak bereaksi dengan zat atau senyawa apapun, gelas juga memiliki
permukaan yang tidak memiliki pori-pori atau licin sehingga
tidakmengurangi volume bahan.
6.2 Saran
Sebaiknya alat-alat laboratorium lebih dilengkapi lagi agar
memudahkan praktikan dalam melakukan praktikum.
PERCOBAAN II
1) JUDUL PERCOBAAN : Penentuan Berat Jenis Dan Kerapatan Jenis
2) TUJUAN PERCOBAAN
2.1 Menentukan cara penentuan berat jenis air dengan menggunakan alat
laboratorium sederhana
2.2 Mengetahui cara penentuan kerapatan jenis suatu logam atau batu
dengan menggunakan alat laboratorium standar
3) TINJAUAN PUSTAKA
Salah satu sifat penting dari suatu zat adalah kerapatan alias massa
jenisnya. Istilah kerennya adalah densitas (density). Kerapatan alias massa
jenis merupakan perbandingan massa terhadap volume zat. Secara matematis
ditulis :
p = m/v
(p dibaca “rho”) merupakan huruf yunani yang biasa digunakan untuk
menyatakan kerapatan, m adalah massa dan v adalah volume.
Kerapatan alias massa jenis fluida homogen (sama) pada dasarnya
berbeda dengan kerapatan zat padat homogen. Besi atau es batu misalnya,
memiliki kerapatan yang sama pada setiap bagiannya. Berbeda dengan fluida,
misalnya atmosfer atau air. Pada atmosfer bumi, makin tinggi atmosfir dari
permukaan bumi, kerapatannya semakin kecil sedangkan untuk air laut,
misalnya, makin dalam kerapatannya semakin besar. Massa jenis alias
kerapatan dari suatu fluida homogen dapat bergantung pada factor lingkungan
seperti temperature (suhu) dan tekanan.
Satuan Sistem Internasional untuk massa jenis adalah kilogram per
meter kubik (kg/m3). Untuk satuan CGS alias centimeter, gram dan sekon,
satuan Massa jenis dinyatakan dalam gram per centimeter kubik (gr/cm3).
Berikut ini data massa jenis dari beberapa zat.
Zat Kerapatan (kg/m3)
Zat Cair
Air (4o C) 1,00 x 103
Air Laut 1,03 x 103
Darah 1,06 x 103
Bensin 0,68 x 103
Air raksa 13,6 x 103
Zat Padat
Es 0,92 x 103
Aluminium 2,70 x 103
Besi & Baja 7,8 x 103
Emas 19,3 x 103
Gelas 2,4 – 2,8 x 103
Kayu 0,3 – 0,9 x 103
Tembaga 8,9 x 103
Timah 11,3 x 103
Tulang 1,7 – 2.0 x 103
Zat Gas
Udara 1,293
Helium 0,1786
Hidrogen 0,08994
Uap air 0,6
(100 oC)
Kerapatan zat yang dinyatakan dalam tabel di atas merupakan
kerapatan zat pada suhu 0o C dan tekanan 1atm (atmosfir alias atm = satuan
tekanan).
Gravitasi Khusus (Specific Gravity)
Gravitasi khusus suatu zat dapat diperoleh dengan membagi
kerapatannya dengan 103 kg/m3 (kerapatan air pada suhu 4o C). Gravitasi
khusus tidak memiliki satuan dan dimensi.
Apabila kerapatan suatu benda lebih kecil dari kerapatan air, maka
benda akan terapung. Gravitasi khusus benda yang terapung lebih kecil dari 1.
Sebaliknya jika kerapatan suatu benda lebih besar dari kerapatan air, maka
gravitasi khususnya lebih besar dari 1. Untuk kasus ini benda tersebut akan
tenggelam.
Berat Jenis (Specific Weight)
Berat jenis suatu zat merupakan perbandingan berat zat tersebut
terhadap volumenya. Satuan sistem internasional untuk berat jenis adalah
N/m3.
Kerapatan dan Berat Jenis
Ahli farmasi seringkali mempergunakan besaran pengukuran ini
apabila mengadakan perubahan antara massa dan volume. Kerapatan adalah
turunan besaran karena menyangkut satuan massa dan volume. Batasannya
adalah massa persatuan volume pada temperatur dan tekanan tertentu, dan
dinyatakan dalam cgs dalam gram per sentimeter kubik (g/cm3).
Berbeda dengan kerapatan, berat jenis adalah bilangan murni tanpa
dimensi; yang dapat diubah menjadi kerapatan dengan menggunakan rumus
yang cocok. Berat jenis didefinisikan sebagai perbandingan kerapatan dari
suatu zat terhadap kerapatan air, harga kedua zat itu ditentukan pada
temperatur yang sama, jika tidak dengan cara lain yang khusus. Istilah berat
jenis, dilihat dari definisinya, sangat lemah; akan lebih cocok apabila
dikatakan sebagai kerapatan relatif.
Berat jenis untuk penggunaan praktis lebih sering didefinisikan sebagai
perbandingan massa suatu zat terhadap massa sejumlah volume air yang atau
temperatur lain yang tertentu. Notasi berikutsama pada suhu 4 , dan/4,
25/25sering ditemukan dalam pembacaan berat jenis: 25 . angka yang
pertama menunjukkan temperatur udara dimana zat/44 ditimbang, angka di
bawah garis miring menunjukkan temperatur air yang untuk/25dipakai.
Buku-buku farmasi resmi menggunakan patokan 25 menyatakan berat jenis.
Berat jenis dapat ditentukan dengan menggunakan berbagai piknometer,
neraca Mohr-Westphal, hidrometer dan alat-alat lain. Pengukuran dan
perhitungan didiskusikan di buku kimia dasar, fisika, dan farmasi.
Bobot jenis zat cair
Metode Piknometer . Pinsip metode ini didasarkan atas penentuan massa
cairan dan penentuan rungan yang ditempati cairan ini. Ruang piknometer
dilakukan dengan menimbang air. Menurut peraturan apotek, harus digunakan
piknometer yang sudah ditera, dengan isi ruang dalam ml dan suhu tetentu
(20oC). Ketelitian metode piknometer akan bertambah sampai suatu optimum
tertentu dengan bertambahnya volume piknometer. Optimun ini terletak
sekitar isi ruang 30 ml. Ada dua tipe piknometer, yaitu tipe botol dengan tipe
pipet (6).
Neraca Mohr Westphal dipakai untuk mengukur bobot jenis zat cair. Terdiri
atas tua dengan 10 buah lekuk untuk menggantungkan anting, pada ujung
lekuk yang ke 10 tergantung sebuah benda celup C terbuat dari gelas (kaca)
pejal (tidak berongga), ada yang dalam benda celup dilengkapi dengan sebuah
thermometer kecil untuk mengetahui susu cairan yang diukur massa jenisnya,
neraca seimbang jika ujum jarum D tepat pada jarum T (5).
Densimeter merupakan alat untuk mengukur massa jenis (densitas) zat
cair secara langsung. Angka-angka yang tertera pada tangkai berskala secara
langsung menyatakan massa jenis zat cair yang permukaannya tepat pada
angka yang tertera (5).
Bobot jenis zat padat Menurut defenisi kerapatan. Dapat ditentukan
pada volume V suatu bentuk pada dengan menimbangan massa m. Volume V
dengan permukaan bentuk teratur dapat dihitung dari bentuk geometrisnya.
Untuk penentuan kerapatan bentuk pdata yang volumenya tidak teratur, V
dapat ditentukan melalui pendesakan volume cairan (6)
4) ALAT DAN BAHAN
4.1 Alat
pipet 10 ml
gelas piala 10 ml
gelas ukur 100 ml
neraca ohaus
4.2 Bahan
Logam
Batu
Air
5) HASIL PENGAMATAN
A. Penentuan Berat Jenis
Perlakuan Berat jenis
Gelas piala 20ml
sebelum diisi air
10ml
Gelas piala 20ml
sesudah diisi air 10ml
Pertama
Kedua
Ketiga
Keempat
22,5 gram
22,3 gram
22,4 gram
22,5 gram
30,4 gram
29,7 gram
30,4 gram
30,1 gram
B. Kerapatan Jenis Logam
Perlakuan Berat logam Volume air
Volume air
sebelum diisi
logam
Volume air
sesudah diisi
logam
Pertama
Kedua
Ketiga
keempat
5,4 gram
5,1 gram
5,5 gram
5,5 gram
50 ml
50 ml
50 ml
50 ml
51 ml
51 ml
51 ml
51 ml
C. Penentuan Kerapatan Jenis Batu
Perlakuan Berat batu Volume air
Volume air
sebelum diisi
batu
Volume air
sesudah diisi
batu
Pertama
Kedua
Ketiga
keempat
9,2 gram
9 gram
9,2 gram
9,4 gram
50 ml
50 ml
50 ml
50 ml
53 ml
54 ml
53 ml
53 l
6) PERHITUNGAN
A. Penetuan Berat Jenis Air
1. Mn = (M sesudah diisi air – M sebelum diisi air) gr
M1 = 30,4 – 22,5 = 7,9 gram
M2 = 29,7 – 22,3 = 7,4 gram
M3 = 30,4 – 22,4 = 8 gram
M4 = 30,1 – 22,5 = 7,6 gram
1. Berat rata-rata (m)
M= M 1+M 2+ M 3+M 4
n
= 7,9+7,4+8+7,6
4
= 30,9
4
= 7,725 gram = 0,007725 kg
2. Kerapatan jenis air
P =mv=0,007725 kg
0,01l =0,7725 kg/l
3. Standar devisiasi massa
ɣm =√ ( m1−m ) 2+(m2−m )2+ (m3−m )2+(m 4−m ) 2n−1
= √ (7,9−7,7 ) 2+(7,4−7,7 ) 2+(8−7,7 ) 2+ (7,6−7,7 )24−1
= √ 0,04+0,09+0,09+0,013
= √ 0,233
= √0,076 = 0,275 gram = 0,00027 kg
4. Standar devisiasi relative air
ɣrelatif = ɣ mm
X 100%
= 0,27 gr7,7 gr
X 100 % = 3,50 %
5. Kekentalan = 100% - ɣrelatif
= 100% - 3,50 %
= 96,5 %
B. penentuan kerapatan jenis logam dan batu
Kerapatan jenis batu
1. Berat batu rata-rata (m)
M =( m1+m 2+m3+m4
4 ) gr
=( 9,2+9+9,2+9,4
4 )gr
= 9,2 gr = 0,0092 kg
2. Volume rata-rata (v)
V = ( v 1+v 2+v 3+v 4
4 )ml
=( 3+4+3+3
4 )ml
= 134
= 3,25 ml = 0,00325 L
3. Kerapatan jenis batu
P= mv
= 0,0092 kg0,0325 l
= 0,28 kg/l
Vn = (V sesudah diisi batu – V sebelum diisi batu)ml
V1 = 53 – 50 = 3 ml
V2 = 54 – 50 = 4 ml
V3 = 53 – 50 =3 ml
V4 = 53 – 50 = 3 ml
4. Standar devisiasi batu
ɣm = √ ( 9,2−9,2 ) 2+(9−9,2 ) 2+ (9,2−9,2 )2+(9,4−9,2 )24
=√ 0+0,04+0+0,044
=√ 0,083
= =√0,026 = 0,16 gr =0,00016 kg
5. Standar devisiasi relatif
ɣrelatif = ɣ mm
X 100%
= 0,00016 kg0,0092 kg
X 100 % = 1,74 %
Ketelitian = 100% - ɣrelatif
= 100% - 1,74 %
= 98,26 %
6. Standar devisiasi relatif
ɣv =√ ( v1−v ) 2+( v2−v ) 2+ (v 3−v )2+ (v 4−v )2n−1
= √ (3−3,25 ) 2+(3−3,25 )2+(3−3,25 ) 2+(3−3,25 )24−1
= √ 0,0625+0,5625+0,0625+0.06253
= √0,25 = 0,5 ml = 0,0005 l
7. Standar devisiasi relatif
ɣrelatif = ɣ vv
X 100%
= 0,005
0,0325 X 100 % = 1,53 %
Ketelitian = 100% - ɣrelatif
= 100% - 1,53 %
= 98,47 %
C. penentuan kerapatan jenis logam
1. Berat rata-rata (m)
M =( m1+m 2+m3+m4
4 )
=( 5,4+5,1+5,5+5,5
4 )
= 5,375 gr = 0,0053 kg
2. Volume rata-rata (v)
V = ( v 1+v 2+v 3+v 4
4 )
=( 1+1+1+1
4 )
= 44
= 1 ml = 0,001 L
Vn = (V sesudah diisi batu – V sebelum diisi batu)ml
V1 = 51 – 50 = 1 ml
V2 = 51 – 50 = 1 ml
V3 = 51 – 50 = 1 ml
V4 = 51 – 50 = 1 ml
3. Kerapatan jenis logam
P = mv
= 0,0053 kg
0,001 l
= 5,3 kg/l
4. Standar devisiasi logam
ɣm = √ ( m1−m ) 2+(m2−m )2+ (m3−m )2+(m 4−m ) 2n−1
= √ (5,4−5,3 )2+(5,1−5,3 )2+ (5,5−5,3 ) 2+(5,5−5,3 )24−1
=√ 0,01+0,04+0,04+0,043
=√ 0,133
=√0,043 = 0,207 gr =0,000207 kg
5. Standar devisiasi relatif
ɣmrelatif = ɣ mm
X 100%
= 0,000207 kg
0,0053 kg X 100 % = 3,9 %
Ketelitian = 100% - ɣmrelatif
= 100% - 3,9 %
= 96,1 %
6. Standar devisiasi relatif
ɣv =√ ( v1−v ) 2+( v2−v ) 2+ (v 3−v )2+ (v 4−v )2n−1
= √ 0+0+0+04
= √0= 0 ml = 0 L
7. Standar devisiasi relatif
ɣvrelatif = ɣ vv
X 100%
= 0l
0,001l X 100 % = 0 %
Ketelitian = 100% - ɣrelatif
= 100% - 0 %
= 100 %
7) PEMBAHASAN
Berat jenis suatu zat adalah perbandingan antara bobot zat
dibandingkan dengan volume zat pada suhu tertentu. Sedangkan kerapatan
jenis adlah perbandingan antra bobot zat terhadap kerapatan air.oleh karena
itu dilihat dari definisinya istilah berat jenis sangat lemah akan lebih cocok
bila dikatakan sebagai kerapatan relative berat jenis merupakan perbandingan
relative massa jenis zat sebuah zat dengan massa jenis air murni.
Pada percobaan ini,berat jenis yang ditentukn adalah berat jenis air.
Untuk menentukan berat jenis air, prlakuan dilakukan sebanyak empat kali
pengulangan. Hal ini dilakukan untuk memperoleh hasil yang baik. Pada
setiap perlakuan diperoleh hasil yang berbedaa-beda, perbedan tersebut
disebabkan oleh berbgai hal, seperti pad saat menimbang gelas piala, mungkin
gelas piala tersebut belum terlalu bersih dan kering sehingga memperoleh
hasil yang berbeda-beda atau bisa juga disebabkan oleh tekanan udara pada
saat menimbang. Maka dari itu dilakukan perlakuan berulang untuk
memperoleh hasil yang paling mendekati kebenaran. Begitu pula yang terjadi
pada saat enentukan kerapatan jenis batu dan logam, yang menyebabkan hasil
berbeda-beda sama dengan pada sat penentuan berat jenis, sedangkan untuk
tinggi permukaan air setelah diisi dengan logam atau batu juga memnerikan
hasil yang berbeda-beda, hal ini mungkin disebabkan kekurang telitian
praktikan atau hal lain.
Dari percobaan yang telah dilakukan, praktikan telah melakukan
percobaan dengan hasil ketelitian yang hmpir mendekati 100%, bahkan pada
penentuan kerapatan jenis logam diperoleh ketelitian 100%%. Tapi tidak
mungkin dalam suatu pengukuran mempunyai ketelitian 100%, apalagi
penimbangan dilakukan di ruangan terbuka, pasti ada factor yang
mempengaruhi hasil penimbangan seperti tekanan udara. Mungkin terdapat
kesalahan praktikan pada saat melakukan percobaan. Hasil dari berta jenis air
yang diperoleh praktikan pada percobaan kali ini adalah 0,77 kg/L, mendekati
dari ketentuan berat jenis air yaitu 1 kg/L. jadi, percobaan tersebut telah
berjalan dengan baik.
8) PENUTUP
8.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan dapat menentukan cara penentuan
berat jenis air dengan menggunakan alat laboratorium dan mengetahui
cara penentuan jenis suatu logam atau batu dengan menggunakan alat
laboratorium standar. Serta bias menghitung dan mendapatkan hasil
percobaan tersebut dengan menggunakan rumus-rumus penentuan berat
jenis dan kerapatan jenis.
Adapun factor-faktor yang mempengaruhi bobot jenis suatu zat
adalah :
1. Temperature
2. Massa zat
3. Volume zat
4. Kekentalan /viskositas
8.2 Saran
Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam melakukan percobaan,
sehingga hasil percobaan memperoleh hasil yang baik.
PERCOBAAN III
1) JUDUL PERCOBAAN : Reaksi-Reaksi Kimia
2) TUJUAN PERCOBAAN
2.1 Mengamati perubahan-perubahan yang menunjukkan terjadinya reaksi
2.2 Mempelajari stoikiometri beberapa reaksi.
3 TINJAUAN PUSTAKA
Reaksi kimia adalah suatu prosers dimana zat-zat baru, yaitu hasil
reaksi, terbentuk dari zat aslinya, yang disebut pereaksi. Biasanya suatu reaksi
kimia disertai oleh kejadian-kejadian fisis, seperti perubahan warna,
pembentukan endapan, atau timbulnya gas.
Lambang-lambang yang menyatakan suatu reaksi kimia disebut
persamaan reaksi. Rumus-rumus pereaksi diletakkan di sebelah kiri dan hasil
reaksi diletakkan di sebelah kanan. Antar dua sisi itu digabungkan oleh tanda
kesamaan (=) atau tanda panah ( ). Dalam penulisan persamaan reaksi
biasanya diperlukan tiga langkah, walaupun langkah pertama sering tidak
ditulis.
1. Nama-nama pereaksi dan hasil reaksi ditulis, hasilnya disebut sebuah
persamaan sebutan. Contoh :
Nitrogen oksida + Oksigen Nitrogen Oksida
2. Sebagai pengganti nama-nama zat dipergunakan rumus kimia. Hasilnya
disebut persamaan kerangka. Contoh :
NO + O2 NO2
3. Persamaan kerangka kemudian disetimbangkan, yang menghasilkan
persamaan kimia. Contoh :
2NO + O2 2NO2
Dengan mengetahui beberapa sifat jenis reaksi, kita dapat
menerangkan reaksi-reaksi kimia lebih mudah, dan mungkin reaksi itu
menjadi lebih mudah dipahami.
1. Pembakaran, adalah suatu reaksi dimana suatu unsur atau senyawa
bergabung dengan oksigen membentuk senyawa yang mengandung
oksigen sederhana, misalnya CO2, H2O dan SO2. Contoh :
C3H8(g) + 5O2(g) 3CO2(g) + 4H2O(aq)
2. Penggabungan (sintesis), adalah suatu reaksi dimana sebuah zat yang
lebih kompleks terbentuk dari dua atau lebih zat yang lebih sederhana
(baik unsur maupun senyawa). Contoh :
2H2(g) + O2 2H2O(aq)
Reaksi ini merupakan sintesis air dari unsur-unsurnya.
3. Penguraian, adalah suatu reaksi dimana suatu zat diopecah menjadi zat-
zat yang lebih sederhana. Contoh :
2Ag2O(p) 4Ag(p) + O2(g)
Reaksi ini adalah penguraian perak oksida
4. Penggantian (perpindahan tunggal), adalah suatu reaksi dimana sebuah
unsur memindahkan unsur lain dalam suatu senyawa. Contoh :
Cu(p) + 2Ag+(aq) Cu2+(aq) + 2Ag(aq)
Dalam reaksi ini Cu memindahkan Ag+ dari suatu larutan berair (dibentuk
misalnya AgNO3 dalam air)
5. Metatesis (perpindahan ganda), adalah suatu reaksi dimana terjadi
pertukaran antara dua pereaksi. Contoh :
AgNO3(aq) + NaCl(aq) AgCl(p) + NaNO3(aq)
Dalam reaksi ini NO-3 dan Cl- ditukar tempatnya sehingga NO-
3
bergabung dengan Na+, dan Cl- bergabung dengan Ag+ membentuk AgCl
yang tidak larut.
(Petrucci, Ralph H, Suminan, 1987)
4 ALAT DAN BAHAN
1.1 Alat
Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
1.2 Bahan
Larutan indikator (PP)
HCl 0,05 M dan HCl 1 M
CH3COOH 0,05 M
NaOH 0,05 M
K2Cr2O4 0,1 M
K2Cr2O7 0,1 M
Pb(NO3)2 0,05 M
NaCl 0,1 M dan NaCl 0,05 M
AgNO3 0,1 M
BaCl2 0,1 M
H2C2O4 0,1 M
H2SO4 2 M
KMnO4 0,05 M
Fe2+ 0,1 M
CuSO4 0,05 M
NH4OH 1 M
KSCN 0,1 M
Na3PO4
5 HASIL PENGAMATAN
No Perlakuan Hasil
1 HCl 0,05 M + larutan indicator Bening
2 CH3COOH 0,05 M + larutan indicator Bening
3 NaOH 0,05 M + larutan indicator Ungu
4 NaOH 0,05 M + HCl 0,05 M Bening
5 CH3COOH 0,05 M + NaOH 0,05 M Ungu
6 K2Cr2O4 0,1 M + HCl 1 M Orange
7 K2Cr2O7 0,1 M + HCl 1M Orange
8 (K2Cr2O4 0,1 M + HCl 1 M) +
(CH3COOH 0,05 M + NaOH 0,05 M)
Kuning
9 (K2Cr2O7 0,1 M + HCl 1M) + (NaOH
0,05 M + HCl 0,05 M)
Orange
10 Pb(NO3)2 0,05 M + NaCl 0,1 M Putih
11 NaCl 0,1 M + AgNO3 0,1 M Putih dan terbentuk endapan
12 BaCl2 0,1 M + K2Cr2O4 0,1 M Kuning dan terbentuk
endapaan
13 BaCl2 0,1 M + K2Cr2O7 0,1 M Orange dan terbentuk
endapan
14 BaCl2 0,1 M + HCl 1 M + K2Cr2O7 0,1
M
Orange
15 H2C2O4 0,1 M + H2SO4 2 M + KMnO4
0,05 M
Ungu tua
16 Fe2+ 0,1 M + H2SO4 2 M + KMnO4
0,05 M
Ungu
17 CuSO4 0,05 M + NaOH 1 M Biru dan terbentuk endapan
18 CuSO4 0,05 M + NH4OH 1 M Biru tua
19 Fe2+ 0,1 M + KSCN 0,1 M Kuning
20 Fe2+ 0,1 M + KSCN 0,1 M + Na3PO4 Hijau tua
6 PERSMAAN REAKSI
1. NaOH + HCl NaCl + H2O
2. CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O
3. K2Cr2O4 +HCl KCl + H2Cr2O4
4. K2Cr2O7 + 6HCl K2O + Cr2O3 + 3H2O + 3Cl2
5. Pb(NO3)2 + NaCl PbCl2 + NaNO3
6. NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
7. BaCl2 + K2CrO4 KCl + Ba2CrO4
8. BaCl2 + K2Cr2O7 KCl + BaCr2O7
9. BaCl2 + HCl + K2CrO4 2KCl + HCl + Ba2CrO4
10. H2C2O4 + H2SO4 + KMnO4 MnSO4 + H2O4
2FeSO4 + 2KMnO 2FeMnO4 + 2KSO4
11. 2Fe2+ + 2H2SO4 2FeSO4 +2H2
12. CuSO4 + 2NaOH Cu(OH)2 + Na2SO4
13. CuSO4 + 2NH4OH Cu(OH)2 + (NH4)2SO4
14. Fe2+ + 2KSCN FeSCN + 2K+
15. Fe2+ + 3KSCN FeSCN + 2K+
2Fe2+ 2Na3PO4 Fe2P2O12 + 6Na+
7 PEMBAHASAN
Reaksi kimia adalah reaksi antar senyawa kimia atau unsur kimia yang
melibatkan perubahan struktur molekul. Pada umumnya melibatkan
pembentukan dan pemutusan iktan kimia. Pada percobaan kali ini terjadi
perubahan yang menunjukkan terjadinya reaksi kimia.
Pada perlakuan pertama, larutan HCl 0,05 M ditambahkan dengan
larutan indikator. Hasil perlakuan ini tidak menimbulkan perubahan, larutan
tetap berwarna bening. Larutn indikator digunakan untuk menunjukkan
apakah suatu bahan merupakan senyawa asam atau senyawa basa. Jika suatu
bahan yang ditambahkan dengan larutan indikator tidak menimbulkan
perubahan, maka larutan tersebut merupakan senyawa asam. Sedangkan jika
menimbulkan perubahan seperti perubahan warna, maka bahan tersebut
merupakan senyawa basa.
Pada perlakuan kedua, larutan CH3COOH 0,05 M ditambahkan
dengan larutan indikator. . Hasil perlakuan ini tidak menimbulkan perubahan,
larutan tetap berwarna bening hal ini menunjukkan bahwa senyawa
CH3COOH merupakan senyawa asam.
Pada perlakuan ketiga, larutan NaOH 0,05 M ditambahkan dengan
larutan indikator.hasil perlakuan ini menunjukkan terjadinya perubahan warna
yaitu larutan menjadi berwarna ungu. Hal ini menunjukkan bahwa senyawa
NaOH merupakan senyawa basa.
Pada perlakuan keempat, larutan NaOH 0,05 M direaksikan dengan
larutan HCl 0,05 M. hasil larutan pada perlakuan ini berwana bening,
campuran antara kedua larutan menghasilkan garam dan air. Reaksi ini
merupakan reaksi asam basa, karena senyawa HCl merupakan senyawa asam
dan senyawa NaOH merupakan senyawa basa. Persamaan reaksinya dapat
dituliskan :
NaOH + HCl NaCl + H2O
Pada perlakuan kelima, larutan CH3COOH 0,05 M direaksikan dengan
larutan NaOH 0,05 M. hasil larutan pada perlakuan ini berwarna ungu dan
menghasilkan CH3COONa dan air. Reaksi ini juga merupakan reaksi asam
(CH3COOH) basa (NaOH). Persamaan reaksinya dapat dituliskan :
CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O
Pada perlakuan keenam, larutan K2Cr2O4 0.1 M ditanbahkan dengan
larutan HCl 1 M. hasil larutan pada perlakuan ini berwarna orange dan
menghasilkan KCl dan H2Cr2O4. Persmaan reaksinya dapat dituliskan :
K2Cr2O4 +HCl KCl + H2Cr2O4
Pada perlakuan ketujuh, larutan K2Cr2O7 0.1 M ditanbahkan dengan
larutan HCl 1 M. hasil larutan pada perlakuan ini berwarna orange dan
menghasilkan K2O, Cr2O3, 3H2O dan 3Cl2. Jika dibandingkan dengan
perlakuan keenam, larutan pada pertlakuan keenam dan ketujuh menghasilkan
warna larutan yang sama yaitu berwarna orange. Persmaan reaksinya dapat
dituliskan :
K2Cr2O7 + 6HCl K2O + Cr2O3 + 3H2O + 3Cl2
Pada perlakuan kedelapan, larutan hasil perlakuan kelima yaitu
CH3COOH 0,05 M + NaOH 0,05 M direaksikan dengan hasil perlakuan
keenam yaitu K2Cr2O4 0.1 M + HCl 1 M. hasil larutan pada perlakuan ini
berwarna kuning.
Pada perlakuan kesembilan, larutan pada perlakuan keempat yaitu
NaOH 0,05 M + HCl 0,05 M direkasikan dengan larutan hasil perlakuan
ketujuh yaitu K2Cr2O7 0.1 M + HCl 1 M. hasil larutan pada perlakuan ini
berwarna orange. Jika dibandingkan dengan perlakuan kedelapan, hasil
perlakuan kedelapan dan kesembilan menghasilkan wrna larutan yang berbeda
yaitu berwarna kuning dan orange.
Pada perlakuan kesepuluh, larutan Pb(NO3)2 0,05 direaksikan dengan
NaCl 0,1M . hasil larutan pada perlakuan ini berwarna putih dan
menghasilkan PbCl2 dan NaNO3. Persamaan reaksinya dapat dituliskan :
Pb(NO3)2 + NaCl PbCl2 + NaNO3
Pada perlakuan kesebelas, larutan NaCl 0.05 M direkasikan dengan
AgNO3 0,1 M. hasil larutan pada perlakuan ini berwarna putih dan pada
larutan terbentuk endapan serta menghasilkan AgCl dan NaNO3. Jika
dibandingkan dengan perlakuan kesepuluh, larutan pada perlakuan kesepuluh
dan kesebelas menghasilkan warna larutan yang sama, tetapi pada larutan
perlakuan kesebelas terbentuk endapan, sedangkan hasil larutan perlakuan
kesebelas tidak terbentuk endapan. Persmaan reaksinya dapat dituliskan :
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Pada perlakuan keduabelas, larutan BaCl2 01 M direaksikan dengan
K2CrO4 0,1 M. hasil larutan pada perlakuan ini berwarna kuning dan pada
larutan terbentuk endapan serta menghasilkan KCl dan Ba2CrO4. Persamaan
reaksinya dapat dituliskan :
BaCl2 + K2CrO4 KCl + Ba2CrO4
Pada perlakuan ketigabelas, larutan BaCl2 0,1 M direaksikan dengan
larutan K2Cr2O7 0.1 M. hasil larutan pada perlakuan ini berwarna orange dan
pada larutan terbentuk endapan serta menghasilkan KCl dan Ba2CrO7. Jika
dibandingkan dengan perlakuan keduabelas, hasil larutan pada perlakuan
keduabelas dan ketigabelas kedua-duanya terbentuk endapan, tetapi
menghasilkan warna larutan yang berbeda. Persamaan reaksinya dapat
dituliskan :
BaCl2 + K2Cr2O7 KCl + BaCr2O7
Pada perlakuan keempatbelas, BaCl2 01 M direaksikan dengan K2CrO4
0,1 M dan HCl 1 M. hasil larutan pada perlakuan ini berwarna orange. Jika
dibandingkan dengan perlakun keduabelas, senyawa yang digunkan sama,
tetapi pada perlakuan ini ditmbahkan HCl 1M, sehingg hasil larutan berbeda
pula. Persmaan reaksinya dapat dituliskan :
BaCl2 + HCl + K2CrO4 2KCl + HCl + Ba2CrO4
Pada perlakuan kelimabelas, larutan H2C2O4 0,1 M direaksikan dengan
H2SO4 2 M dan KMnO4 0,05 M. hasil larutan pada perlakuan ini berwarna
ungu pekat dan menghasilkan MnSO4 dan H2O4. Persamaan reaksinya dapat
dituliskan :
H2C2O4 + H2SO4 + KMnO4 MnSO4 + H2O4
Pada perlakuan kenambelas, lrutan Fe2+ 0,1 M direaksikan dengan
H2SO4 2 M dan KMnO4 0,05 M. hasil larutan pada perlakuan ini berwarna
ungu. Jika dibandingkan dengan perlakuan kelimabelas, hasil larutan pada
perlakuan kelimabelas dan kenambelas menghasilkan warna larutan yang
sama, tetapi pada perlakuan kelimabelas larutannya pekat, sedangkan pada
perlakuan ini tidak. Persamaan reaksinya dapat diituliskan :
2Fe2+ + 2H2SO4 2FeSO4 +2H2
Pada perlakuan ketujuhbelas, larutan CuSO4 0,o5 M direaksikan
dengan NaOH 1 M.hasil larutan pad perlakun ini berwarna biru serta
terbentuk endapan dan menghasilkan Cu(OH)2 dam Na2SO4. Persamaan
reaksinya dapat dituliskan :
CuSO4 + 2NaOH Cu(OH)2 + Na2SO4
Pada perlakuan kedelapanbelas, larutan CuSO4 0,05 M direaksikan
dengan NH4OH 1M. hasil larutan pada perlakuan ini berwarna biru tua dan
menghasilkan Cu(OH)2 dan (NH4)2SO4. Jika dibandingkan dengan perlakuan
ketujuhbelas, hasil larutan pada perlakuan ketujuhbelas dan kedelapanbelas
menghasilkan warna larutan yang sama, tetapi pada perlakuan ini larutannya
pekat darpada larutan pada perlakuan ketujuhbelas. Persamaan reaksinya
dapat diituliskan :
CuSO4 + 2NH4OH Cu(OH)2 + (NH4)2SO4
Pada perlakuan kesembilanbelas, larutan Fe2+ 0,1 M direaksikan
dengan KSCN 0,1 M. hasil larutan pada perlakuan ini berwarna biru tua dan
menghasilkan FeSCN dan 2K+. persamaan reaksinya dapat dituliskan :
Fe2+ + 2KSCN FeSCN + 2K+
Pada perlakuan yang terakhir, hasil larutan perlakuan kesembilanbelas
dibagi menjadi dua, dan salah satunya ditambahkan dengan Na3PO4. Hasil
larutan pada perlakuan ini berwarna hijau pekat. Jika kedua tabung
dibandingkan, hasil larutan mepunyai warn yang sangat berbeda. Persamaan
reaksinya dapat dituliskan :
Fe2+ + 3KSCN FeSCN + 2K+
2Fe2+ 2Na3PO4 Fe2P2O12 + 6Na+
8 PENUTUP
8.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan III yaitu reaksi-reaksi kimia yang telah
dilakukan, praktikan telah mengamati perubahan-perubahan yang terjadi
yang menunjukkan terjadinya reaksi kima. perubahan-perubahan tersebut
adalah perubahan warna, perubahan suhu, terbentuk endapan dan
terbentuk gas. Pada masing-masing perlakuan menghasilkan perubahan
yang berbeda pul. Perubahan yang terjadi tergantung pada unsure atau
senyawa yang direaksikan. Dan dari hasil pengamatan, praktikan dapat
menuliskan persamaan-persamaan reaksi berdasarkan perlakuan dengan
menentukan indeks dan koefisien maing-masing reaksi tersebut.
8.2 Saran
Sebaiknya alat dan bahan dalam laboratorium lebih dilengkapi
agar praktikan dapat melakukan praktikumn sesuai dengan semua
prosedur kerja yang telah ditentukan.
PERCOBAAN IV
1) JUDUL PERCOBAAN : Rumus Kimia dan Komposisi Hidrat
2) TUJUAN PERCOBAAN
2.1 Mengetahui rumus kimia dari senyawa hidrat
2.2 Mengetahui komposisi dari senyawa hidrat
2.3 Dapat membedakan senyawa hidrat dan senyawa anhidrat
3) TINJAUAN PUSTAKA
Sifat polar molekul air penting bila air digunakan sebagai suatu pelarut.Air
mudah melarutkan banyak senyawa ion karena hidrasi ion-ion itu.Sebuah ion
terhidrasi adalah suatu penggugusan ion itu dengan satu molekul air atau
lebih.Dalam larutan banyaknya molekul air yang menggerumuni on-ion
nampaknya tak tentu,namun sering kali bila suatu larutan air dari suatu garam
yang larut diuapkan,garam itu mengkristal dengan banyaknya molekul air yang
tepat tertentu,yang disebut air kristalisasi.Dalam kebanyakan hal ternyata air
kristalisasi dalam garam-garam dikaitkan dengan ion positif sering kali dalam
menamai garam atau dalam menulis rumus untuk menamainya,nama atau rumus
garam tak terhidrasi digunakan untuk garam berhidrasi. Misalnya suatu larutan
tembaga sulfat dapat dinyatakan dengan rumus CuSO4 dalam persamaan,padahal
dalam kenyataan baik ion Cu2+ maupun ion SO4 2- terhidrasi dalam larutan
tersebut,untuk menekankan ada tidaknya air terhidrasi digunakan istilah anhidrat
(anhydrous) dan hidrat dalam nama itu untuk membedakan keduanya. Misalnya :
Tembaga sulfat anhidrat CuSO4,tembaga sulfat pentahidrat CuSO4.5H2O.Zink
klorida anhidrat ZnCl2,Zink klorida hexahidrat ZnCl2.6H2O.
Penta dan hexa diatas menyatakan banyaknya molekul air,dalam
CuSO4.5H2O empat molekul air diikat didekat tiap ion Cu2+ dan satu diikat
dalam kristal antara ion-ion SO4 2- suatu garam-garam hidrat murni seperti
CuSO4.5H2O nampak seperti kerin,tidak kelihatan lembab sama sekali,namun
sering kali terdapat beda yang jelas antara garam anhidrat dan hidrasi,misalnya
tembaga sulfat anhidrat CuSO4 berwarna putih sedangkan anhidratnya
CuSO4.5H2O berwarna biru. (keenam,kleinfelter,wood.1980.hal : 362-363).
Beberapa senyawa,keitka kristal dari larutan air,dari padatan yang
memasukkan molekul air sebagai bagian dari struktur kristal.Air dihubungkan
sebagai kristalisasi atau air hidrasi senyawa dikatakan berhidrasi itu disebut
hidrat,hidrasi hidrasi biasanya didapatkan dari memanaskan
senyawa,meninggalkan senyawa hidrat,jumlah molekul air digabung dengan satu
unit formula dari senyawa anhidrat bias sangat tergantung pada kondisi luar yaitu
temperatur dan tekanan.Beberapa perbedaan hidrat-hidrat dapat
diketahui.contohnya kristalisasi dari larutan air pada suhu ruang sebagai dehidrat
Na2CO3.7H2O dan monohidrat Na2CO3.H2O adalah stabil (Peters,1978,hal
110).
Banyak garam dari senyawa-senyawa dengan jumlah mol air tertentu
dikombinasikan dengan masing-masing mol garam.Senyawa hidrat dihubungkan
sebagai air kristalisasi atau hidrasi.Senyawa seperti itu disebut hidrat.Garam
hidrat biasanya bias diubah pada anhidrat dengan pemanasan :
Garam Hidrat→ garam anhidrat+air
Karena itu mungkin untuk menentukan persentase air yang ada seperti
pada suatu garam hidrat dengan menentukan massa yang hilang ketika massa
hidrat yang diketahui dipanaskan :
Persentase air =massa yang hilang
massa contohhidrat×100 %
(hein,Best,Miner,Ritchey.1981.hal : 39)
4) ALAT DAN BAHAN :
4.1 Alat
Desicooler
Oven
Neraca
Jepitan (tang)
Cawan petri
Sendok tanduk
Tissue
4.2 Bahan
BaCl2. 2H2O
CuSO4. 5H2O
5) HASIL PENGAMATAN :
A. Rumus BaCl2 hidrat
Berat krusibel + hidrat, g
Percobaan 1 Percobaan 2
38,68 g 42,04 g
Berat krusibel, g 36,68 g 40,04 g
Berat hidrat, g 2 g 2 g
Berat krusibel + BaCl2 anhidrous, g 38,69 g 42,048 g
Berat BaCl2 anhidrous, g 2,01 g 2,008 g
Mol BaCl2 anhidrous 0,0097 mol 0,0097 mol
Berat air yang dihilangkan, g -0,01 g -0,008 g
Mol air yang dihilangkan -0,00055 mol -0,00044 mol
Rumus dari hidrat (=mol H2O/ mol
BaCl2)
-0,056 -0,045
Rumus rata-rata -0,0505 -0,0505
Perhitungan sampel 100,5 % 100,4 %
B. Komposisi hidrat yang tidak diketahui
Berat krusibel + hidrat, g
Percobaan 1 Percobaan 2
38,577 g 51,28 g
Berat krusibel, g 36,553 g 49,268 g
Berat hidrat, g 2 g 2 g
Berat krusibel + senyawa hidrat, g 38,548 g 51,256 g
Berat senyawa anhidrat, g 1,995 g 1,998 g
Berat air yang dihilangkan, g 0,029 g 0,024 g
% berat air pada sampel yang tidak
diketahui, g
1,43 % 1,19 %
% rata-rata berat air, g 1,31 % 1,31 %
Perhitungan sampel 98,56 % 98,80 %
6) PERHITUNGAN
a. BaCl2
- Perlakuan 1
1. Berat hidrat = (berat krusibel + hidrat) – (berat krusibel)
= 38,68 – 36,68
= 2 g
2. Berat BaCl2 anhidrous = (berat krusibel + BaCl2 anhidrous)-(berat
krusibel)
= 38,69 – 38,68
= 2,01 g
3. Mol BaCl2 anhidrous = Berat BaCl2 anhidrous Mr BaCl2
= 2,01 207
= 0,0097 mol
4. Berat air yang dihilangkan = (berat hidrat – berat BaCl2 anhidrous)
= 2 – 2,01
= -0,01 g
5. Mol air yang dihilangkan =berat air yang dihilangkanMr H2O
=−0,01
18
= -0,00055 mol
6. Rumus hidrat = mol H 2Omol BaCl 2
=−0,00055
0,0097
= -0,056
7. Perhitungan sampel = berat BaCl 2 anhidrous
berat hidrat×100 %
= 2,01
2×100 %
= 100,5 %
- Perlakuan 2
1. Berat hidrat = (berat krusibel + hidrat) – (berat krusibel)
= 42,04 – 40,04
= 2 g
2. Berat BaCl2 anhidrous = (berat krusibel+ BaCl2 anhidrous) –(berat
krusibel)
= 42,048 – 40,04
= 2,008 g
3. Mol BaCl2 anhidrous = Berat BaCl2 anhidrous Mr BaCl2
= 2,008 207
= 0,0097 mol
4. Berat air yang dihilangkan = (berat hidrat – berat BaCl2 anhidrous)
= 2 – 2,008
= -0,008 g
5. Mol air yang dihilangkan =berat air yang dihilangkanMr H2O
=−0,008
18
= -0,00044 mol
6. Rumus hidrat = mol H 2 OMol BaCl 2
=−0,00044
0,0097
= -0,045
7. Perhitungan sampel = berat BaCl 2 anhidrous
berat hidrat×100 %
= 2,008
2×100 %
= 100,4 %
8. Rumus rata-rata = Rumus hidrat 1+Rumus hidrat2
2
= −0,056+−0,045
2
= - 0,0505
b. CuSO4
- Perlakuan 1
1. Berat hidrat = (berat krusibel + hidrat) – (berat krusibel)
= 38,577 – 36,553
= 2,024 g
2. Berat BaCl2 anhidrous = (berat krusibel+senyawa hidrat)–(berat
krusibel)
= 38,548 – 36,553
= 1,995 g
3. Berat air yang dihilangkan = (berat hidrat – berat senyawa hidrat)
= 2,024 – 1,995
= 0,029 g
4. % berat air yang dihilangkan=berat air yangdihilangkan
berat senyawahidrat×100 %
= 0,0292,024
× 100 %
= 1,43 %
5. Perhitungan sampel = berat senyawaanhidrat
berat hidrat×100 %
=1,9952,024
× 100 %
= 98,56 %
- Perlakuan 2
1. Berat hidrat = (berat krusibel + hidrat) – (berat krusibel)
= 51,28 – 49,268
= 2,012 g
2. Berat BaCl2 anhidrous = (berat krusibel+senyawa hidrat) – (berat
krusibel)
= 51,256 – 49,268
= 1,988 g
3. Berat air yang dihilangkan = (berat hidrat – berat senyawa hidrat)
= 2,012 – 1,988
= 0,024 g
4. % berat air yang dihilangkan=berat air yang dihilangkan
berat senyawa hidrat×100 %
= 0,0242,012
×100 %
= 1,19 %
5. Perhitungan sampel = berat senyawa anhidrat
berat hidrat×100 %
= 1,9882,012
×100 %
= 98,80 %
6. % rata-rata berat air = % berat air yangdihilangkan I + II
2
= 1,43 %+1,19%
2
= 1,31 %
7) PERSAMAAN REAKSI
CuSO4. 5H2O(p) → CuSO4(p) + H2O(g)
BaCl2 . 2H2O(p) → BaCl2(p) + H2O(g)
8) PEMBAHASAN
Hidrat adalah senyawa kristal dimana suatu atau lebih molekul air yang
bergabung dengan tiap satuan rumus dari suatu garam senyawa yang tidak
mengandung air. Hidrat merupakan istilah yang dipergunakan dalam senyawa
organik maupun senyawa anorganik untuk mengindikasikan bahwa zat tersebut
mengandung air. Untuk senyawa organik maka hidrat dibentuk dengan
penambahan molekul H2O. Hidrat dalam senyawwa organik adalah garam yang
mengandung molekul air dalam perbandingan tertentu yang terikat baik pada
atom pusat atau terkristalisasi dengan senyawa kompleks. Hidrat seperti ini juga
disebut air terkristalisasi atau air hidrasi. Senyawa anhidrat merupakan senyawa
hidrat yang kehilangan molekul airnya, akibat pemanasan yang terus menerus.
Dalam percobaan ini untuk mengetahui rumus kimia dan komposisi
hidrat, kadar air pada senyawa hidrat dihilangkandengan cara pemanasan
menggunakan oven sehingga air pada senyawa hidrat mengalami penguapan dan
senyawa hidrat berubah menjadi anhidrat. Selama pemanasan, dibutuhkan waktu
10 menit untuk proses penguapan. Kadar air pada senyawa hidrat dapat
dihilangkan karena kristalisasi atau hidrasi daripada air ini sering tidak berikatan
secara kuat ke dalam struktur kristal dari senyawa yang tidak mengandung air.
Senyawa hidrat yang digunakan pada percobaan ini adalah BaCl2.2H2O dan
CuSO4.5H2O.
Cara kerja pada percobaan ini mula-mula cawan petri dibersihkan
dengan menggunakan tisu,kemudian dimasukan kedalam oven selama 5
menit,setelah itu dimasukan lagi kedalam desicatoor selama 5 menit. Kemudian
keluarkan cawan petri dari desicatoor dan timbang cawan petri dengan
menggunakan neraca dan catat hasilnya. Kemudian senyawa hidrat ditimbang
sebanyak 2 gram, lalu dimasukan kedalam cawan petri, kemudian ditimbang
kembali dan catat hasilnya. Setelah itu, cawan petri dimasukan kedalam oven
untuk menghilangkan kadar airnya selama 10 menit,lalu dimasukan lagi kedalam
desicatoor selama 10 menit untuk menghilangkan kadar uap pada senyawa
sehingga senyawa tersebut kering sempurna. Kemudin timbang senyawa tersebut
dan catat hasilnya.
Pada percobaan ini terjadi kesalah pada prosedur kerja senyawa hidrat
BaCl2.2H2O. berat senyawa setelah pemanasan lebih berat daripada senyawa
hidrat sebelum dipanaskan. Berdasarkan prosedur kerja senyawa yang telah
dipanaskan akan mengalami penurunan massa karena senyawa tersebut telah
kehilangan molekul airnya. Akibat kesalahan ini perhitunga sampel lebih dari
100% dan berat air yang dihilangkan hasilnya menjadi nilai min beserta mol air
yang dihilangkan.
Berdasarkan percobaan ini persamaan reaksi yang diperoleh pada
senyawa hidrat hidrat adalah sebagai berikut :
CuSO4. 5H2O(p) → CuSO4(p) + H2O(g)
BaCl2 . 2H2O(p) → BaCl2(p) + H2O(g)
9) PENUTUP
9.1 Kesimpulan
Hidrat adalah senyawa kristal dimana satu atau lebih molekul air
bergabung dengan tiap satuan rumus dari suatu garam senyawa yang tidak
mengandung air. Sedangkan anhidrat adalah senyawa hidrat yang kehilangan
molekul airnnya, akibat pemanasan yang terus-menerus.
Dalam percobaan ini dapat disimpulkan bahwa senyawa hidrat dapat
dipisahkan molekul airnya dengan cara melakukan pemanasan, sehingga
senyawa hidrat dapat diubah menjadi senyawa anhidrat. Selain itu, senyawa
hidrat bersifat hidroskopis yang artinya sifat suatu zat yang mudah bereaksi
dengan molekul air.
Hidrat merupakan senyawa kristal padat yang mengandung air kristal
(H2O). Dimana rumus kimia senyawa yang digunakan pada percobaan ini
adalah :
CuSO4. 5H2O(p) → CuSO4(p) + H2O(g)
BaCl2 . 2H2O(p) → BaCl2(p) + H2O(g)
9.2 Saran
a. Praktikan harus memahami prosedur kerja secara keseluruhan agar tidak
terjadi kesalah pada saat melakukan praktikum.
b. Praktikan harus hati-hati dalam bekerja.
c. Praktikan harus melakukan pemanasan yang sempurna sesuai dengan
prosedur kerja untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
PERCOBAAN V
1) JUDUL PERCOBAAN : Pembuatan Alum
2) TUJUAN PERCOBAAN : Mengetahui cara pembuatan alum
3) TINJAUAN PUSTAKA
Alum merupakan salah satu senyawa kimia yang dibuat dari dari
molekul air dan duajenis garam, salah satunya biasanya Al2(SO4)3. Alum
kalium, juga sering dikenaldengan alum, mempunyai rumus formula yaitu
K2SO4.Al2(SO4)3.24H2O. Alum kalium merupakan jenis alum yang paling
penting. Alum kalium merupakan senyawa yang tidak berwarna dan
mempunyai bentuk kristal oktahedral atau kubus ketika kalium sulfat dan
aluminium sulfat keduanya dilarutkan dan didinginkan. Larutan alum kalium
tersebut bersifat asam. Alum kalium sangat larut dalam air panas. Ketika
kristalin alum kalium dipanaskan terjadi pemisahan secara kimia, dan
sebagian garam yang terdehidrasi terlarut dalam air. Alum kalium memiliki
titik leleh 900 0C Tipe lain dari alum adalah aluminium sulfat yang mencakupi
alum natrium, alumamonium, dan alum perak. Alum digunakan untuk
pembuatan bahan tekstil yang tahan api, obat, dan sebagainya . Aluminium
sulfat padat dengan nama lain: alum, alum padat, aluminium alum, cake alum,
atau aluminium salt adalah produk buatan berbentuk bubuk, butiran, atau
bongkahan, dengan rumus kimia Al2(SO4)3 xH2O.Kekeruhan dalam air
dapat dihilangkan melalui penambahan sejenis bahan kimiayang disebut
koagulan. Pada umumnya bahan seperti Aluminium sulfat
[Al2(SO4)3.18H2O] atau sering disebut alum atau tawas, fero sulfat, Poly
Aluminium Chlorida (PAC) dan poli elektrolit organik dapat digunakan
sebagai koagulan. Untuk menentukan dosis yang optimal, koagulan yang
sesuai dan pH yang akan digunakan dalam proses penjernihan air, secara
sederhana dapat dilakukan dalam laboratorium dengan menggunakan tes yang
sederhana. Prinsip penjernihan air adalah dengan menggunakan stabilitas
partikel-partikel bahan pencemar dalam bentuk koloid. Stabilitas partikel-
partikel bahan pencemar ini disebabkan :
a. Partikel-partikel kecil ini terlalu ringan untuk mengendap dalam waktu
yang pendek (beberapa jam).
b. Partikel-partikel tersebut tidak dapat menyatu, bergabung dan menjadi
partikel yang lebih besar dan berat, karena muatan elektris pada
permukaan,elektro statis antara muatan partikel satu dan yang lainnya.
c. Stabilitas partikel-partikel bahan pencemar ini dapat diganggu dengan
pembubuhan koagulan. Dalam proses penjernihan air secara kimia
melibatkan dua proses yaitu koagulasi dan flokulasi. (Alearts & Santika,
1984).
Aluminium, Al merupakan anggota golongan IIIA berada dialam
sebadai aluminosilikat dikerak bumi dan lebih melimpah daripada besi.
Mineral aluminium yang paling penting dalam metalrugi adalah bauksit
AlOx(OH)3-2x(0<x<1). Walaupun Al adalah logam mulia yang mahal diabad
ke-19 harganya jatuh bebas setelah dapat diproduksi dengan jumlah besar
elektrolisis alumina, Al2O3yang telah dilelehkan dalam krolit Na3AlF6.
namun karena produksinya memerlukan sejumlah besar energi listrik,
metalurgi aluminium hanya di Negara dengan harga energi listrik yang
rendah. Sifat aluminium dikenal dengan baik dan aluminium banyak
digunakan dalam keseharian, misalnya untuk koin, panic dan kusein. Logam
aluminium digunakan dengan kemurnian lebih dari 99% dan logam atau
paduannya (missal : duralium) banyak digunakan. (saito, 1996: 112).
Aluminium dibuat dalam skala besar dari bauksit Al2O3.nH2O (n=1-
3). Ia dimurnikan dengan pelarutan dalam NaOH akua dan diendapkan ulang
sebagai Al(OH)3dengan mengunakan CO2. hasil dehidrasi dilarulkan dalam
lelehan kriolit dan lelehannya pada suhu 800-1000oC di elektrolisis mesti
sangat elektropositif, ia bagaimanapun juga tahan terhadap korosi karena
lapisan oksidanya yang kuat dan liat yang terbentuk pada permukaannya.
Aluminium larut dalam asam encer, tetapi dipasifkan oleh HNO3Pekat.
Logamnya dapt bereaksi dengan NaOH panas, Halogen dan berbagai non
logam. (Cotton, 1989: 288).
Senyawa tawas merupakan senyawa Al yang memiliki rumus molekul
AlK(SO4)2.12 H2O. Senyawa ini dapat dijumpai dengan mudah di pasaran,
bermanfaat dalam proses penjernihan air dan industri pencelupan atau
pewarnan.
Aluminium sulfat dapat juga dipakai sebagai bahan pemadam
kebakaran tipe busa jika dicampur dengan soda NaHCO3. dalam proses
penjernihan air, biasanya tawas dicampur dengan air kapur Ca(OH)2dan
persamaan reaksi yang terjadi adalah :
Al3(aq) + (SO4)2(aq) + Ca2+(aq) + 3OH(aq) → Al(OH)3 (s) + CaSO4 (s)
Produk reaksi berupa glatin yang mampu menyerap kotoran dan zarah
bakteri untuk dibawa mengendap kedasr tempat air sehingga diperoleh air
yang jernih. (Sugiarto, 2003: 4.4-4.5)
Kekeruhan air dapat dihilangkan dengan penambahan zat kimia yang
disebut koagulan. Pada umumnya bahan seperti tawas (AlK(SO4)2), fero
sulfat, polialmunium klorida (PAC) dan poli elektrolit organic dapat digunaka
sebagai koagulan. (Alearts & santika, 1984: 31)
Senyawa Al2(SO4)3 atau tawas digunakan untuk menjernihkan air.
Aluminium sulfat ini dengan kapu membentuk endapan glatin Al(OH)3.
Senyawa ini dibuat dengan mereaksikan bauksit dengan asam sulfat dengan
reaksi sebagai berikut :
Al2O3 (s) + 3H2SO4 (g) → Al2(SO4)3 (aq)+ H2O (l)
Dan bila mengkristal menjadi Al2(SO4)3.18H2O. (Syukri, 1999: 631).
4) ALAT DAN BAHAN :
4.1 Alat
Gelas kimia
Erlenmeyer
Batang pengaduk
Kertas saring
Corong kaca
Kaca arloji
Oven
4.2 Bahan
Alumunium 0,25 g
Aquadest
Larutan KOH
Larutan H2SO4
5) HASIL PENGAMATAN :
No
.
Perlakuan Hasil
1. Al + larutan KOH Pada saat dipanaskan,
alumunium melarut dalam
larutan KOH. Setelah diaduk
terjadi perubahan warna dari
warna hitam menjadi warna
coklat dan terbentuk gas
hidrogen yang akan dilepaskan.
2. Al disaring Setelah dilakukan penyaringan
cairan yang sebelumnya
berwarna coklat menjadi warna
kunign. Karena, partikel-
partikel zat yang tak larut
tertinggal pada kertas saring.
3. Filtrasi Al + H2SO4 Terbentuk endapan putih.
6) PERHITUNGAN
1. Massa alumunium = 0,25 g
2. Massa kaca arloji yang bersih = 24,458 g
3. Massa kaca arloji yang bersih+alum = 29,953 g
4. Massa alum = 29,953 g – 24,458 g
= 5,495 g
5. Interprestasi data
- Hasil teori alum
= 0,25 g Al×(1 mol Al) (1mol alum )(474 galum)
(27,0 g Al ) (1mol Al)(1mol alum)
= 0,25 g Al×474 g alum27,0 g Al
=118,5 g alum
27,0 g Al
= 4,38 g alum
- Persen hasil alum
= massa alum yangdiperoleh
hasil teori alum× 100 %
=5,495 g
4,38×100 %
= 125,45 %
7) PERSAMAAN REAKSI
Al3+ + 3 KOH → Al(OH)2 + 3 K+
Al + 3 KOH + H2O → Al(OH)3 + 3 K+ + H2O
2Al + 2 KOH + 5H2SO4 → 2 Kal(SO4)2 . 12 H2O
8) PEMBAHASAN
Garam rangkap kalium alumunium sulfat dodekahidrat, Kal(SO4) .
12H2O disebut sebagai alum. Garam ini digunakan dalam praktek, pencelupan
kain, pembuatan asinan, pengeras film fotografi dan sebagainya. Alum
mempunyai struktur kristal kubik dan mudah terbentuk dari larutan aqua,
biasanya bentuk oktahedral. Walaupun alum tidak berwarna, merupakan hal
yang mungkin untuk membuat kristal alum yang banyak warna dengan
penambahan sejumlah kecil kation tripositif berwarna secara tepat.
Dalam pembuatan alum, sebanyak 0,25 g lebaran alumunium
ditimbang. Lembaran alumunium tersebut dipotong menjadi potongan
kecil,kemudian potongan alumunium tersebut dimasukan dalam gelas kimia
100 ml dan tambahkan 5 ml larutan KOH. Letakan gelas kimia tersebut
dengan api kecil,diaduk larutan alumunium tersebut hingga melarut dalam
larutan KOH. Setelah larut tambahkan air untuk mempertahankan level
larutan dalam gelas kimia. Pada saat dilakukan pemansan gelas kimia
terbentuk gas hidrogen yang akan dilepaskan dan terjadinya perubahan warna
ketika alumunium melarut dari warna hitam menjadi warna coklat. Selama
pemanasan larutan diaduk untuk menjaga logam tetap berada dalam larutan
alumunium selama 30 menit. Setelah dilakukan pemanasan dikeluarkan dari
lemari asam dan dilakukan penyaringan untuk menyaring partikel-partikel zat
padat yang tidak terlarut.
Setelah larutan dingin dimasukan kembali dalam lemari asam dan
tambahkan H2SO4 sebanyak 10 ml dengan pengadukan secara kontinyu. Pada
saat pengadukan terbentuk suatu endapan yang berwarna putih. Kemudian
panaskan kembali gelas kimia hingga endapan putih tersebut melarut. Jika
perlu tambahkan air hingga volume larutan menjadi 20 ml.
Setelah endapan putih tersebut melarut, larutan didinginkan dalam
wadah yang berisi air hingga volume larutan berkurang 20 ml,diusahakan agar
tidak digerakan atau dipindahkan. Kristal alum oktahedral akan muncul dan
timbul kemudian dilakukan penyaringan untuk memisahkan kristal tersebut
dengan filtrasi 15 ml. Setelah penyaringan letakan kristal pada kaca arloji
kering. Kemudian keringkan kristal alum tersebut didalam oven selama 4 jam
setengah.
Dari percobaan ini hasil yang diperoleh adalah massa alum sebanyak
5,495 g dengan persen hasil alum 125,45 %. Akan tetapi, setelah dikeringkan
alum yag terbentuk dalam bentuk bubukk (tidak terbentuk kristal).
9) PENUTUP
9.1 Kesimpulan
Gambar rangkap kalium alumunium sulfat dodekahidrat,
Kal(SO4)2.12 H2O umumnya disebut sebagai alum. Alum merupakan salah
satu senyawa kimia yang dibuat dari molekul air dan dua jenis garam,
salah satunya biasanya Al2(SO4)3. Alum mempunyai struktur kristal kubik
dan mudah terbentuk dari larutan aqua, biasanya terbentuk oktalhedral.
Alum memiliki banyak kegunaan, tetapi alum telah sebagian
digantikan oleh alumunium sulfat sendiri. Alum (garam) mempunyai
banyak penggunaan dalam praktek, pencelupan kain, pembuatan asinan,
pengeras film fotografi. Alum juga banyak dipakai dalam industri kimia
dan dimanfaatkan oleh industri kertas, pengolahan air, pengolahan limbah.
Pada bahan makanan, alum berfungsi menjadikan tekstur lebih kompleks,
mengurangi bau amis pada ikan dan rasa pahit tanpa mengurangi kadar
proteinnya.
9.2 Saran
Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam melakukan percobaan,
sehingga hasil percobaan memperoleh hasil yang baik.
PERCOBAAN VI
1) JUDUL PERCOBAAN : Reaksi-Reaksi Logam
2) TUJUAN PERCOBAAN
2.1 Mengamati perubahan-perubahan yang terjadi pada logam.
2.2 Mengamati hasil-hasil reaksi pada suatu logam
3) TINJAUAN PUSTAKA
Reaksi reduksi – oksidasi (redoks) ialah reaksi yang menyebabkan
terjadinya perubahan bilangan oksidasi pada atom-atom yang bersangkutan
(Sukardjo, 1985). Jika didefinisikan lebih cermat, maka reaksi reduksi-
oksidasi adalah (Svehla, 1985):
1. Osidasi adalah suatu proses yang menyebabkan hilangnya satu elektron
atau lebih dari dalam zat (atom, ion, atau molekul). Bila suatu unsur
dioksidasi, keadaan oksidasinya berubah ke arah yang lebih positif. Suatu
zat pengoksidasi adalah zat yang memperoleh elektron, dan dalam proses
itu zat itu direduksi. Defenisi oksidasi ini sangat umum, karena
itu berlaku jugauntuk proses dalam zat padat, lelehan maupun gas.
2. Reduksi sebaliknya adalah suatu proses yang mengakibatkan
diperolehnya satu elektron atau lebih suatu zat (atom, ion atau molekul).
Bila suatu unsur direduksi, keadaan oksidasi berubah menjadi lebih
negatif (kurang positif). Jadi suatu zat pereduksi adalah zat yang
kehilangan elektron, dalam proses itu zat ini dioksidasi. Defenisi
reduksi ini juga sangat umum dan berlaku juga untuk proses dalam
zat padat, lelehan maupun gas.
3. Oksidasi dan reduksi selalu berlansung dengan serempak. Ini sangat jelas,
karena elektron-elektron yang dilepaskan oleh sebuah zat harus diambil
olehzat yang lain.Setiap oksidasi-reduksi (redoks) reaksi dapat langsung
dibagi menjadi duareaksi setengah. Dimana elemen mengalami
oksidasi dan satu di mana elemenmengalami reduksi (Jolly, 1991).
Tembaga adalah logam merah muda, yang lunak, dapat ditempa, dan
diliat. Ia melebur pada 1038 °C. Karena elektroda standar positif (+
0,34 V untuk pasangan Cu/Cu 2+), ia tak larut dalam asam klorida
dan asam sulfat encer, meskipun dengan adanya oksigen ia bisa larut
sedikit (Svehla, 1985).
Cu2+ + 2e- Cu
Magnesium berwarna putih keabu-abuan dan mempunyai
permukaan pelindung lapisan tipis oksida. Jadi ia tidak diserang oleh air
meskipun kemungkinannya sangat kuat, kecuali bila berupa amalgam.
Meskipun demikian, ia mudah larut dalam asam encer. Magnesium
digunakan dalam aliasi konstruksi sinar dan untuk pembuatan reaksi
Grignard. Ia sangat penting bagi kehidupan karena terdapat dalam
klorofil.
4) ALAT DAN BAHAN
4.1 Alat
Gelas piala 100 ml 2 buah
Tabung Reaksi + rak tabung reaksi
Batang pengaduk
Pipet tetes
4.2 Bahan
Kepingan logam Cu
Logam Mg
Asam nitrat pekat
NaOH 6 M
H2SO4
5) HASIL PENGAMATAN
NO PERLAKUAN HASIL
1
2
3
4
Cu + HNO3(p)
Cu + HNO3(p) + NaOH 6M
Cu + HNO3(p) + NaOH 6M +
H2SO4
Cu + HNO3 (p)+ NaOH
+H2SO4+ Mg
Terbentuk gas yang berwarna merah
kecoklatan, bergelembung
(mendidih) panas, logamnya
menipis dan larutannya berwarna
biru.
Dari warna hijau berubah menjadi
biru ada gas dan bergel.
Dari biru menjadi hijau muda
berendapa, larutan kembali menjadi
biru bening.
Warna tetap biru bening, terdapat
gelembung gas dari kepingan Mg
yang sedang melarut.
6) PERSAMAAN REAKSI
a. Logam Cu ditambahkan dengan asam nitrat.
Cu + 2HNO3 → Cu + 2NO2 + 2H2O
Persamaan reaksi ionnya :
Cu + 4H+ + 2NO3- → Cu2+ + 2NO2 + 2H2O
b. Penambahan NaOH.
Cu + 2NaOH →Cu(OH)2 + 2Na
Persamaan reaksi ionnya :
Cu2+ + 2Na+ + 2OH- → Cu(OH)2 + 2Na+
c. Penambahan H2SO4.
Cu(OH)2 + H2SO4 → CuSO4 + 2H2O
Persamaan reaksi ionnya :
CuOH2 + 2H+ + SO2- → Cu2+ + SO42- + 2H2O
d. Penambahan logam Mg.
CuSO4 + 2H2O + Mg → Cu + MgSO4 + 2H2O
Persamaan reaksi ionnya :
Cu2+ + SO42- + Mg2+ + 2H2O → Cu2+ + MgSO4 + 2H2O
7) PEMBAHASAN
Reaksi logam yaitu pereaksian logam dengan unsur atau larutan. Pada
percobaan ini, digunakan larutan Cu, asam nitrat, asam sulfat, dan kepingan
magnesium. Reaksi logam tembaga dengan asam nitrat akan berlangsung dalam
beberapa rangkaian reaksi, pada akhir reaksi tersebut akan diperoleh kembali
logam tembaga dalam bentuk kepingan. Secara skematik rangkaian reaksinya
dapat dituliskan sebagai berikut :
Cu( s) HNo3→
Cu(aq )2+¿ NaOH
→Cu(OH )2(s)
∆→
CuO H 2 SO 4→
Cu2+¿( aq)Mg
→Cu(s )¿
¿
Pada saat penambahan HNO3 pada logam Cu menimbulkan warna
hijau kemudian menimbulkan gas dan warna menjadi kuning keemasan dan
setelah ditambahkan hingga 1 ml berwarna hijau. Hal ini disebabkan karena
semakin ditetesi HNO3 logam akan bereaksi dan ikut larut. Asam nitrat adalah
larutan asam kuat yang mempunyai nilai pKa sebesar -2. Di dalm air, asam ini
terdisosiasi menjadi ion-ionnya, yaitu ion nitrat NO3- dan ion hidronium (H3o+).
Adapun sifat dari asam nitrat adalah murni 100% merupakan cairan tak berwarna
dengan berta jenis 1.522 Kg/m3, ia membeku pada suhu -42 °C, membentuk
kristal-kristal putih, dan mendidih pada suhu 83 °C. Ketika mendidih pada suhu
kamar, terdapat dekomposisi (penguraian) sebagian dengan pembentukan
nitrogen dioksida sesudah reaksi. Nitratlah yang membuatnya berwarna kuning,
atau merah pada suhu lebih tinggi yang mana gasnya bersifat racun.
Pada perlakuan pertama, logam Cu dilarutkan dengan HNO3 dalam
gelas piala pada saat larutan HNO3 dimasukkan larutan ini mengeluarkan gas
yang berwarna merah kecoklatan, kemudian larutan ini didinginkan yang nantinya
akan dicampur lagi dengan NaOH. Setelah Cu + HNO3 ini dingin maka langkah
selanjutnya yaitu campuran dari larutan tersebut diambil dan dimasukkan lagi ke
tabung reaksi lalu ditambahkan dengan 5 tetes NaOH 6 M dimana dalam larutan
ini terjadi reaksi terbentuknya endapan kecil dan beberapa saat kemudian melarut
dan bergel.
Langkah ketiga yaitu penambahan 10 tetes H2SO4 ke dalam tabung
reaksi yang telah bercampur Cu + HNO3 + NaOH 6 M, pada penambahan larutan
H2SO4 ini terbentuk endapan yang mana larutan sebelum dicampurkan dengan
H2SO4 berwarna biru kehijauan, maka setelah dicampur dengan larutan ini warna
kembali menjadi biru jernih, hal ini menandakan terjadinya reaksi antara Cu(OH)
dan H2SO4 yang menghasilkan CuSO4.
Langkah terakhir atau perlakuan keempat yaitu larutan dari Cu +
HNO3 + NaOH + H2SO4 memasukkan beberapa kepingan Mg dan ion Cu2+ yang
terbentuk pada reaksi sebelumnya akan terbentuk kembali menjadi ion tembaga
dan warna sebelumnya berwarna biru bening berubah menjadii biru kehijau-
hijauan, dan terdapat gelembung-gelembung kecil, hal ini disebabkan karena
terjadi reaksi pendesakan antara logam Mg dengan Cu, karena letak Cu pada deret
volta semakin kekanan sehingga Mg mampu mereduksi Cu menjadi ion-ionnya,
sampai terbentuk kembali kekeadaan semula.
8) PENUTUP
8.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Perubahan yang terjadi pada reaksi sebuah logam yaitu pembentukan
gas nitrogen dioksida sesudah reaksi, bergelembung dan mendidih
pada saat HNO3 dimasukkan ke dalam gelas kimia, serta terbentuk
gel/jelly dan adanya endapan kecil.
2. Hasil reaksi pada suatu logam diantaranya gas NO2, CuSO4 dan logam
Cu2+.
8.2 Saran
Dalam percobaan ini disarankan praktikan agar menggunakan
masker, sehingga gas NO2 tidak terhirup yang dapat menyebabkan
peradangan paru-paru dan dapat menyebabkan kematian apabila terlalu
sering menghirup.
PERCOBAAN VII
1) JUDUL PERCOBAAN : Karbonat Dan Karbondioksida
2) TUJUAN PERCOBAAN
2.1 Mengetahui perbedaan antara senyawa karbonat dengan senyawa
karbondioksida
2.2 Mengetahui reaksi- reaksi pembentukan senyawa karbonat dan
senyawa karbondioksida
3) TINJAUAN PUSTAKA
Ion karbonat CO32- dan ion bikarbonat HCO3 bereaksi dengan ion
hidrogen untuk membentuk asm karbonat, H2CO3. Asam karbonat ini tidak
stabil kalau bereksi dengan asam CO32- dan HCO3
- menghasilkan CO2 .
CO32- + H- HCO3
HCO3 - + H+ H2CO3
H2CO3 H2O + CO2
Proses ini dapat dilakukan secara sederhana baik di laboratorium maupun di
industri. Reaksi asam karbonat denagn senyawa karbonat lainnya (garam)
membentuk garam asam (bikarbonat).
H2CO3 + CaCO3 Ca(HCO3)2 = Kalsium Bikarbonat
H2CO3 + Na2co3 2NaHCO3 =Natrium bikarbonat
Ca(OH)2 lebih mudah larut dari pada CaCO3. Jika CaCO3 dilarutkan akan
timbul gelembung gas.
Karbondioksida (rumus kimia : CO2) atau zat asam arang adalah
sejenis senyawa kimia yang terdiri dari dua atom oksigen yang terikat secara
kovalen dengan sebuaah atom karbon. Ia berbentuk gas pada keadaan
temperatur dan tekanan standar dan hadir di atmosfer bumi. Karbondioksida
adalah gas rumah kaca yang penting karena ia menyerap gelombang
infrahmerah denngan kuat. Karbondioksida dihasilkan oleh semua hewan ,
tumbuh – tumbuhan, fungsi dan mikroorganisme pada proses respirasi dan
digunakan oleh tumbuhan pada proses fotosintesis. Oleh karena itu
karbondioksida merupakan komponen penting dalam siklus karbon yang
dihasilkan dari hasil samping pembakaran bahan bakar fosil. Dan tidak
berwarna dan tidak berbau. Ketika dihirup pada konsentrasi yang tinggi dari
konsentrasi karbondiokisida di atmosfer, ia akan terasa asam dimulut dan
mengengat dihidung dan tenggorokan. Efek ini disebabkan oleh pelarutan gas
dimembran mukosa dan saliva.,membentuk larutan asam karbonat yang lemah.
Adanya unsur karbon dan hidrogen dalam sampel organik, secara lebih pasti
dapat ditunjukkan melalui percobaan sederhana, yaitu dengan uji pembakaran.
Pembakaran sampel organik akan mengubah karbon menjadi karbondioksida
(CO2) dan hidrogen (H) menjadi air (H2O). Gas CO2 dapat dikenali dengan
mengeruhkan air kapur, sedangkan air dapat dikenali dengan kertas kobalt
karena air dapat mengubah warna kertas kobalt yang tadinya berwarna biru
menjadi berwarna merah mudah.
Karbonat merupakan salah satu dari sekian banyaknya ion poliatomik
yang sudah umum. Sebuah ion poliatomik mengandung dua atau lebih atom -
atom dan biasanya mengandung anion poliatom (ion negatif) yang mengandung
unsur – unsur bukan logam seperti: a, N,p, atau S dalam kombinasinya dengan
sejumlah atom oksigen. Pada ion poliatomik : dua atau lebih atom – atom
bergabung bersama – sama dengan ikatan kovalen.
4) ALAT DAN BAHAN
4.1. Alat
Tabung reaksi 5 buah
Rak tabung reaksi
Gelas ukur 10 Ml
Pipet tetes
Botol semprot
Sendok zat
4.2. Bahan
CaCO3
BaCO3
Na2CO3
NaHCO3
5.(NH4)2CO3
H2SO4
Ca (OH)2
Ba (OH)2
CH3COOH
Aquades
5) PROSEDUR KERJA
A.Karbondioksida
1. Siapkan 4 tabung reaksi, setiap tabung masukkan 0,25 gram karbonat
yang berbeda, yaitu: CaCO3, MgCO3, BaCO3, Na2CO3, NaHCO3 dan
(NH4)2CO3.
2. Tambahkan ke tabung masing – masing 3 atau 4 ml air dan kocok.
3. Buat daftar kelarytan karbonat dalam air.
4. Tambahkan 2 tetes asanm kuat ( HCl dan H2SO4)
a. Tentukan gas yang timbul dalam tiap tabung !
b. Tentukan gas yang timbul berdasarkan prosedur yang ditentukan !
c. Jelaskan gas yang timbul !
5. Ulangi percobaan pada poin 4 diatas dengan menggunakan asam
lemah(asetat,laktat, atau tartarat). Bandingkan hasilnya dengan hasil pada
point 4 diatas.
6. Uji gas CO2 yang terjadi.
7. Tuliskan persamaan reaksi yang terjasdi.
8. Tambahkan asam lebih lanjut hingga jenuh dan membentuk suatu
kesetimbangan :
H2O + CO2 H2CO3 HCO3- + H+ CO3
2- + 2H+
9. Tambahkan basa golongan IIA, seperti Ca(OH)2 dan Ba(OH)2. Perhatikan
apa yang terjadi dan tuliskan reaksinya :
Cara lain :
1. Masukkan larutan karbonat dalam tabung reaksi dan tambahkan
larutan asam seperti pada point 4.
2. Pada tabung yang kedua masukkan air kapur.
3. Hubungkan kedua tabung reaksi denagn pipa bengkok.
4. Panaskan tabung reaksi pertama. Perhatikan apa yang terjadi pada
kedua tabung reaksi. Tuliskan persamaan reaksinya. Tuliskan
persamaan reaksinya.
B. Karbonat
1. Masukkan garam karbonat ( CaCO3, Na2CO3) ke dalam tabung reaksi.
2. Tambahkan larutan asam,karbonat akan membentuk senyawa
bikarbonat.
3. Tambahkan larutan asam. Perhatikan apakah terjadi endapan? Jika ada,
senyawa apakah yang mengendap?
4. Selanjutnya tambahkan larutan berlebih. Perhatikan apa yang terjadi !
5. Hubungkan tabung kedua yang berisi senyawa karbonat, panaskan
tebung pertama. Amati apa yang terjadi pada tabung kedua. Tuliskan
persamaan reaksinya.
6) HASIL PENGAMATAN :
A. Karbon dioksida
NO Sampel Larut Tidak larut Setengah
larut
Terbentuk
endapan
Gas Keruh
1 Ca CO3
2 BaCO3
3 Na2CO3
4 Nah CO3
5 (NH4)2 CO3
Senyawa Karbonat + 3 tetes asam kuat ( H2SO4) + asam lemah ( CH3COOH) 6
tetes
Sampel Asam kuat (H2SO4) Asam lemah
Terbentuk Gas Gas bertambah Gas berkurang
CaCO3
BaCO3
Na2CO3
NaHCO3
(NH4)2CO3
Sampel larut Tidak
larut
1/2 larut Berbentuk
endapan
Berbentuk
gas
keruh
CaCO3
BaCO3
Na2CO3
NaHCO3
(NH4)2CO3
Senyawa karbonat yang telah ditambahkan asam lemah + 5 tetes Ba(OH)2
Sampel larut Tidak larut 1/2 larut terbentuk
endapan
terbentuk
gas
keruh
CaCO3
BaCO3
Na2CO3
NaHCO3
(NH4)2CO3
B. Karbonat
Senyawa karbonat + 30 tetes asam kuat ( H2SO4)
No Sampel larut Tidak
larut
1/2 larut terbentuk
endapan
terbentuk
gas
keruh
1. Na2CO3
2. CaCO3
7) PERSAMAAN REAKSI
A. Karbondioksida
1. Reaksi pada CaCO3
a) Penambahan H2O
CaCO3 + H2O H2CO3 + CaO
b) Penambahan H2S04
CaCO3 + H2SO4 CaSO4 + H2CO3
c) Penambahan CH3COOH
CaCO3 + 2CH3COOH Ca(CH3COO)2 +H2CO3
d) Penambahan Ba(OH)2
2H2CO3 + Ba(OH)2 Ba(CO3)2 + 2H2O
2. Reaksi pada BaCO3
a) Penambahan H2O
BaCO3 + H2O H2CO3 +BaO
b) Penambahan H2SO4
BaCO3 + H2SO4 BaSO4 + H2CO3
c) Penambahan CH3COOH
BaCO3 + CH3OOH Ba(CH3COO)2 + H2CO3
d) Penambahan Ba(OH)2
2H2CO3 +Ba(OH)2 Ba(CO3)2 + 2H2
3. Reaksi pada Na2CO3
a) Penambahan H2O
Na2CO3 + H2O H2CO3 + NaOH
b) Penambahan H2SO4
Na2CO3 + H2SO4 Na2SO4 + H2CO3
c) Penambahan CH3OOH
Na2CO3 + CH3OOH CH3COONa +H2CO3
d) Penambahan Ba (OH)2
Na2CO3 + Ba (OH)2 Ba(CO3)2 + 2H2O
4. Reaksi pada (NH4)2CO3
a) Penambahan H2O
(NH4)2CO3 + H2O H2CO3 +(NH4)2O
b) Penambahan H2SO4
(NH4)2CO3 + H2SO4 (NH4)2 SO4 + H2O
c) Penambahan CH3OOH
(NH4)2CO3 + CH3OOH (NH4)2( CH3OOH) + H2CO3
d) Penambahan Ba(OH)2
(NH4)2CO3 + Ba(OH)2 (NH4)2(OH)2 + BaSO4
5. Reaksi pada NaHCO3
a) Penambahan H2O
NaHCO3 + H2O H2CO3 + NaOH
b) Penambahan H2SO4
NaHCO3 + H2SO4 NaH SO4 + H2CO3
c) Penambahan CH3OOH
NaHCO3 + CH3OOH CH3OONa + H2CO3
d) Penambahan Ba(OH)2
NaHSO4 + Ba(OH)2 Na(OH)2 + BaHSO4
B. Karbonat
1. Reaksi pada CaCO3
Penambahan H2SO4
CaCO3 + H2SO4 CaSO4 + H2CO3
2. Reaksi pada Na2CO3
Penambahan H2SO4
Na2CO3+ H2SO4 NaSO4 + H2CO3
8) PEMBAHASAN
Senyawa karbonat adalah jenis senyawa kimia yang terdiri tiga
atom oksigen yang terikat secara kovalen dengan sebuah atom oksigen dan
merupakan salah satu dari poliatomik. Karbondioksida adalah sejenis
senyawa kimia yang terdiri dari dua atom yang terikat secara kovalen
dengan sebuah atom karbon.
Dibawah ini akan dijelaskan mengenai pembentukan
karbondioksida dan karbonat serta reaksi – reaksi yang menunjukkan
perubahan reaksi – reaksi kimia. Pada percobaan pertama, yaitu percobaan
karbondioksida, kelima karbonat yaitu BaCO3, NaHCO3, (NH4)2 CO3 dan
CaCO3 dimasukkan kedalam masing – masing tabung reaksi sebanyak 0,25
gr, lalu ditambahkan aqades sebanyak 4 ml. Penambahan ini bertujuan
untuk melihat kelarutan masing – masing dalam air. Dari hasil pengamatan
terlihat bahwa CaCO3, BaCO3, dan NaHCO3, tidak larut dalam air atau
memiliki tingkat kelarutan yang rendah yang ditandai dengan adanya
endapan, yaitu endapan CO2, Sedangkan Na2CO3 dan (NH4)2CO3
mempunyai tingkat kelarutan yang tinggi. Ada tidaknya senyawa karbonat
yang larut dalam aiar disebabkan karena bentuk – bentuk molekulnya ada
yang cepat larut dan ada yang tidak cepat larut. Menurut ( New comb Ahli
kimia dalan Arindita, 2003) bahwa kelarutan suatu zat dipengaruhi oleh
suhu, ikatan dan sifat fisik dari senyawa itu sendiri.
Percobaan selanjutnya adalah penambahan larutan asam kuat
( H2S04), pada masing – masing senyawa karbonat. Dalam tabung terlihat
bahwa larutan CaCO3, Na2CO3, dan NaHCO3, terdapat sedikit gas, yang
terbentuk adalah gas karbodioksida. Pada penambahan asam kuat yang
digunakan adalah H2SO4 yang mengandung ion hidrogen akan bereaksi
dengan ion karbonat dan bikarbonat dan menghasilkan asam karbonat dan
garam. Asam karbonat yang terbentuk akan terurai menjadi H2O dan CO2,
Sebab asam ini tidak stabil. Dari hasil pengamatan. Dari hasil pengamatan
ada yang menghasilkan gas dan ada yang tidak menghasilkan gas, sebab
pada karbonat yang menghasilkan gas adalah BaCO3 , (NH4)2CO3,
Seluruhnya asam karbonat yang terbentuk akan terurai menjadi air dan
karbondioksida, sedeangkan senyawa karbonat yang tidak menghasilkan
gas ,Na2CO3 dan NaHC03, Pada saat ditambahkan asam kuat yaitu H2SO4,
asam karbonat yang tidak terbentuk adalah tidak terurai. Pada penambahan
asam kuat terbentuk reaksi pada CaCO3 yaitu CaSO4, dan H2CO3, pada
reaksi BaCO3 yaitu senyawa BaSO4 dan H2CO3, reaksi pada NaCO3 yaitu
Na2SO4 dan H2CO3, reaksi pada (NH4)2 CO3 yaitu (NH4)2SO4 dan H2CO3,
dan reaksi pada NaHCO3 yaitu senyawa NaHSO4 dan H2CO3. Kemudian
pada percobaan selanjutnya, kelima senyawa karbonat dimasukkan
kedalam masing – masing tabung reaksi dan dimasukkan aquades sdbanyak
4 ml untuk melihat kelarutan karbonat dalam air, dan hasil yang
didapatkan sama dengan hasil pada percobaan pertama.
Setelah itu ditambahkan asam lemah CH3COOH untuk melihat
adanya gas, warna dan kejenuhan dari kelima senyawa karbonat tersebut.
Senyawa yang terbentuk pada penambahan ini adalah reaksi pada CaCO3
adalah Ca(CH3COO)2 dan H2CO3, reaksi pada BaCO3 yaitu Ba(CH3COO)2
dan H2CO3,reaksi pada Na2CO3 yaitu CH3COONa dan H2CO3, reaksi pada
(NH4)2CO3 yaitu (NH4)2(CH3COO)2 dan H2CO3, dan reaksi pada NaHCO3
yaitu CH3COONa dan H2CO3.
Selanjutya kelima senyawa karbonat diutambahkan larutan basa
golongan II A Yaitu Ba(OH)2. Penambahan ini bertujuan untuk melihat
adayan warna dan endapan dari kelima senyawa tersebut. Kemudian
senyawa yang terbentuk yaitu pada panambahan larutan basa Ba(OH)2
Maka senyawa CaCO3 akan terurai menjadi Ba(CO3)2 + 2H2O, dan
seterusya yang dihasilkan pada senyawa karbonat lainnya.
Pada percobaan karbonat, yaitu tabung reaksi diisi laruata CaCO3
dan larutan Na2CO3 Kemudian ditambahkan asam kuat sebanyak 30 tetes.
Sehingga pada larutan CaCO3 terdapat endapan kemudian laru dan
terbentuk gas., kemudian pada larutan Na2CO3 juga terdapat endapan dan
ada gas yang terbentuk.(Menurut Langley Andrew . 1953, penambahan
larutan kedalam tiap – tiap zat akan mempengaruhi tipe reaksi yang terjadi
pada hasil reaksinya).
9) PENUTUP
9.1. Kesimpulan
1. Karbondioksida (CO2) atau zat asam arang adalah sejenis
senyawa kimia yang terdiri dari dua atom oksigen yang terikat
secara kovalen dengan sebuah atom karbon. Sedangkan karbonat
(CO32-) adalah sejenis kimia yang terdiri dari tiga atom oksigen
yang terikat secara kovalen dengan sebuah atom oksigen dan
merupakan salah satu dari ion poliatomik.
2. Reaksi – reaksi pembentukan senyawa karbondioksida adalah
terjadi reaksi pada senyawa CaCO3, BaCO3, Na2CO3, (NH4)2CO3,
dan NaHCO3.
9.2 Saran
Agar dapat melaksanakan praktek dengan baik sebaiknya alat
yang digunakan dan bahan yang di gunakan harus memadai, dan di
harapkan untuk praktikan, di dalam melaksanakan pratikum harus
menaati peraturan laboratorium
PERCOBAAN VIII
1) JUDUL PERCOBAAN : Reaksi Kesetimbangan
2) TUJUAN PERCOOBAAN
2.1 Mengetahui kesetimbangan ion-ion dalam larutanya.
2.2 Memahami konsep kesetimbangan dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
2.3 Menghitung harga konstanta kesetimbangan berdasarkan percobaan.
3) TINJAUAN PUSTAKA
Pada percobaan “Reaksi-Reaksi Kimia” kita mengamati peristiwa yang
terjadi jika satua atau beberapa zat dicampurkan atau direksikan dengan zat lain.
Data pengamatan menunjukan bahwa ada hasil pencampuran zat yang
menghasilkan reaksi kimia dan ada yang tidak bereaksi. Secara termodinamika
reaksi kimia dapat dibagi atas tiga macam yaitu, Reaksi Spontan, Reaksi Tak
Spontan, dan Reaksi Kesetimbangan. Ketiga macam reaksi itu dikaitkan dengan
perubahan energi bebas yang menyertai reaksi, G ; G negatif menunjukan reaksi
spontan, G positif menunnjukkan reaksi tak spontan dan jika tidak terjadi
perubahan energi bebas, G =0 maka raksi berada dalam kesetimbangan.
Kesetimbangn kimia adalah suatu keadaan dimana kecepatan reaksi maju
dan balik adalah sama, yaitu disebut dengan reaksi reversibel. Contohnya
perubahan Es menjadi Air adalah suatu contoh proses fisika yang dapa berubah
menjadi Es, sebaliknya Es dapat berubah menjadi Air.
H2O (s) H2O (i)
Sifat-sifat kesetimbangan yaitu kesetimbang hanya dapat berlangsunng dalam
sistem tertutup. Sementara itu pada umumnya proses alami berlangsung dlam
sistem terbuka, contohnya pengkaratan logam, pembusukkan, pembakaran
merupakan reaksi yang berlansung searah.
4) ALAT DAN BAHAN
4.1 Alat
Tabung reaksi
Bejana gelas
Rak tabung
Labu ukur 25 ml.
4.2 Bahan
KSCN 0.002 M
Fe (NO3 ¿ 3 0.02 M
KSCN 2 M
Fe (NO3 ¿ 2 0.2 M
Na2 HPO4
5) HASIL PENGAMATAN
NO. TABUNG PERLAKUAN HASIL
1. I KSCN 0,002 M + Fe (NO3 ¿ 2 0.2 M Bening
kekuningan
2. II KSCN 0,002 M + Fe (NO3 ¿ 2 0.2 M +
KSCN 2M
Warna
berubah
menjadi
orange
3. III KSCN 0,002 M + Fe (NO3 ¿ 2 0.2 M + Fe
(NO3 ¿ 2 0.2 M
Kemerah-
merahan
4. IV KSCN 0,002 M + Fe (NO3 ¿ 2 0.2 M +
Sebutir Na2 HPO4
Kekuning-
kuningan
TABUNG PERLAKUAN HASIL TINGGI
I KSCN 0,002 M + Fe (N
O3 ¿ 2 0.2 M
Orange kemerahan 7 Cm
II KSCN 0,002 M + Fe (N
O3 ¿ 2 0.2 M + Aquades
Orange kemerahan 7,3 Cm
III KSCN 0,002 M + Fe (N
O3 ¿ 2 0.2 M + Aquades
Orange kemerahan 7 Cm
IV KSCN 0,002 M + Fe (N
O3 ¿ 2 0.2 M + Aquades
Orange kemerahan 6,8 Cm
V KSCN 0,002 M + Fe (N
O3 ¿ 2 0.2 M + Aquades
Orange kemerahan 7,5 Cm
6) PERHITUNGAN
A. KESETIMBANGAN BESI (III)-TIOSINAT
Larutan Fe (NO3 ¿ 2 dan KSCN dalam keadaan ion
Fe (NO3 ¿ 2 Fe2+¿+3 NO2−¿¿ ¿
KSCN K+¿+SCN −¿ ¿¿
Fe2+¿¿ + 2 SCN−¿¿ FeSCN−¿¿
1. Perbandingan tinggi larutan
P.T = tinggi larutan standar
tinggi larutandalam tabung
Tabung II
P.T = 7 cm
7.3 cm=0,95
Tabung III
P.T = 7 cm7 cm
=1
Tabung IV
P.T = 7 cm
6.8 cm=¿ 1,02
Tabung V
P.T = 7cm
7,5 cm=0,93
b. Konsentrasi standar 0,02 M
[FeSCN 2+¿¿] = perbandingan tinggi x konsentrasi standar
Tabung II
[FeSCN 2+¿¿] = 0,95 x 0,02
=0,19M
Tabung III
[FeSCN 2+¿¿] = 1 x 0,02
= 0,02 M
Tabung IV
[FeSCN 2+¿¿] = 1,02 x 0,002
= 0,0204 M
Tabung V
[FeSCN 2+¿¿] = 0,93 x 0,02
= 0,018 M
1. [Fe2+¿¿] mula-mula
Tabung I [Fe2+¿¿] = 0,2 M
Tabung II
M 1 . V 1=M 2 .V 2
0,2 . 10 = M 2 .25
M 2=225
=0,08 M
Tabung III
M 1 . V 1=M 2 .V 2
0,08 . 10 = M 2 .25
M 2=0,825
=0,032M
Tabung IV
M 1 . V 1=M 2 .V 2
0,032 . 10 = M 2 .25
M 2=0,3225
=0,0128M
Tabung V
M 1 . V 1=M 2 .V 2
0,0128 . 10 = M 2 .25
M 2=0,128
25=0,005 M
2. [Fe2+¿¿]
[Fe2+¿¿] mula-mula - [FeSCN 2+¿¿] pada keadaan setimbang
Tabung II
0,08 - 0,019 = 0,061 M
Tabung III
0,032 – 0,02 = 0,012 M
Tabung IV
0,0128 – 0,0204 = -0,0076 M
Tabung V
0,005 – 0,018 = -0,013 M
3. ¿¿
[SCN−¿¿ mula-mula - [FeSCN 2+¿¿] pada keadaan setimbang
Tabung II
0,002 - 0,014 = - 0,017 M
Tabung III
0,002 – 0,02 = - 0,018 M
Tabung IV
0,002 – 0,0204 = 0,0184 M
Tabung V
0,002 – 0,018 = 0,016 M
7) PERSAMAAN REAKSI
1. 3 KSCN+Fe ( N O3 ) 3 ⇌ Fe(SCN )2+3 KNO3
2. 6 KSCN+2 Fe ( N O3 ) 3 ⇌ 2 Fe(SCN ) 2+6 KNO3
3. 6 KSCN+Fe ( N O3 ) 3 ⇌ Fe (SCN ) 2+6 KNO
4. 6 KSCN+Fe ( N O3 ) 3+3 Na2 HPO 4⇌ Fe (SCN ) 2 + 2 K2 HPO 4+6 NaNO3
5. Fe (NO3 ¿ 3 ⟶ Fe3+¿¿ +3 NO3−¿¿
6. KSCN ⟶K+¿ SCH−¿¿ ¿
7. Fe (NO3 ¿ 2⟶ Fe2+¿+2 NO3−¿ ¿¿
8. KSCN+Fe ( N O3 ) 3+H2O ⇌ Fe(SCN )3+3 KNO3
9. 3 KSCN+Fe ( N O3 ) 3+H 2O⇌Fe (SCN)3 + 3 KNO3 +H 2 O
8) PEMBAHASAN
Reaksi kesetimbangan yaitu reaksi yang hasil reaksinya dapat kembali
membentuk zat pereaksi. Reaksi ini disebut dengan reaksi dua arah. Faktor yang
dapat mempengaruhi reaksi kesetimbangan adalah penambahan konsentrasi,
suhu, tekanan, volume, dan penambahan katalis.
1. Kesetimbangan Besi (III) – Tiosianat
Pada perlakuan pertama, yaitu memasukan 10 ml KSCN 0,002 M ke
dalam gelas ukur yang ditambahkan larutan Fe (NO3 ¿ 2 0.02 M, sebanyak 3
tetes dihasilkan warna kekuningan. Faktor yang mempengaruhi dalam
penambahan ini disebut dengan penambahan kosentrasi.
Selanjutnya pada perlakuan dua, larutan tersebut dibagi ke dalam 4
tabung reaksi dan tabung pertama digunakan sebagai pembanding.
Kemudian pada perlakuan keempat yaitu penambahan konsentrasi
KSCN sebanyak 2 M , menghasilkan warna orange, sebagaimana yang
diketahui bahwa jika konsentrasi diperbesar maka kesetimbangan akan
bergeser ke arah zat yang konsentrasinya diperbesar, dan sebaliknya jika
konsentrasinya diperkecil maka kesetimbangan akan bergeser ke arah zat
yang konsentrasinya diperkecil.
Demikian juga pada perlakuan kelima, dimana terjadi penambahan
larutan Fe (NO3 ¿ 20,02 M yang menyebabkan warna larutan menjadi merah.
Penambahan ini juga dipengaruhi oleh konsentrasi.
Ketika larutan FeSCN−¿¿ ditambah beberapa butir Na2 HPO4 yang di
dalamnya terdapat ion HPO42−¿ ¿ akan mengikat dengan ion Fe3+¿¿ yang
membentuk FeHPO4+¿¿
yang mengakibatkan warna larutan menjadi bening
kembali.
Dari ketiga tabung reaksi di atas setelah direaksikan dengan ketiga
pereaksi dapat terjadi reaksi kesetimbangan yang ditandai dengan adanya
perubahan warna, serta adanya reaksi pertukaran ion antar senyawa.
2. Kesetimbangan Besi (III) – tiosinat yang encer.
Pada perlakuan pertama, yaitu kelima tabung reaksi di masukkan
masing-masing 5 ml KSCN 0,002 M, dan pada perlakuan kedua tambahkan
5 ml larutan Fe (NO3 ¿ 2 0.2 M dan tabung reaksi pertama digunakan
sebagai standar. Pada penambahan ini, seperti pada percobaan sebelumnya
yang bereaksi adalah ion SCN dan Fe3+¿¿ membentuk ion FeSCN 2+¿¿ yang
berwarna merah pekat.
Ketika volume Fe (NO3 ¿ 2 diperbesar dengan menambahkan aquades
hingga volumenya menjadi 25 ml akan mengakibatkan konsentrasi Fe3+¿¿
berkurang sehingga kesetimbangan bergeser ke arah yang jumlah
molekulnya lebih besar dan sebaliknya warna larutan menjadi lebih mudah
dari tabung I ke tabung selanjutnya. Yaitu, pada tabung II berwarna merah
tapi kurang pekat dari tabung I, dan tabung III kurang pekat dari tabung II,
demikian seterusnya sampai pad tabung V. Karena larutan telah mengalami
pengenceran.
Dari hasil pengamatan yang diperoleh ada reaksi yang menghasilkan
perubahan warna dan ada reaksi pertukaran ion antara senyawa yang
menyebabkan terjadinya reaksi kesetimbangan.
9) PENUTUP
9.1. Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan praktikan dapat
menyimpulkan bahwa :
1. Kesetimbangan ion-ion dalam larutan saling mengikat antaranya
sehingga dapat dibentuk dalam keadaan stabil atau setimbang. Seperti
pada persamaan reaksi kimia :
Fe3+¿+SCN−¿↔ FeSCN2+ ¿¿¿¿
2. Reaksi kesetimbangan adalah reaksi yang hasil reaksinya dapat
berlangsung dalam dua arah.
Faktor yang mempengaruhi
1. Penambahan konsentrasi
2. Parubahan tekanan dan volume
3. Pengaruh suhu
4. Katalis.
3. Untuk menghitung harga kesetimbangan digunakan persamaan:
K= [C ]P[D ]Q
[ A ]M [ B]N
8.2 Saran
Sebaiknya para praktikum sebelum melakukan praktikum harus
sudah mengetahui apa saja yang diperlakukan dan prosedur kerja dari
percobaan yang akan dilakukan.
Praktikan lebih menjaga kebersihan Laboraterium dan alat-alat
yang di gunakan dalam praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Hein,M,dkk.1981.College Chemistry In The Laboratori.California.Brookole
Publishing Company.
Keenam,Charles,W,dkk.1979.Kimia Untuk Universitas.Great Britania : Harper and
Row,Inc
Peters,Edward I.1978.Introduction to chemical Principle.United States of America:
W.B.Saunders Company.
Alaerts, G dan santika, S.S. 1984. Metode Penelitian Air. Surabaya: Usaha Nasional.
Cotton, F. Alberts dan Geoffrey Wilkinson. 1989. kimia Anorganik. Jakarta : UI-
Press.
Saito, Taro. 1996.Kimia Anorganik.Tokyo: Iwanami publisher.
Sugiarto, Kristian. 2003. Dasar-dasar Kimia Anorganik logam. Yogyakarta: UNY-
Press.
Syukri. 1999. Kimia Dasar 3. Bandung: ITB-Press.
Clark, J., 2007, Reaksi Unsur-unsur Golongan I dengan Air, (online)
Sunardi, 2006, 116 Unsur Kimia, Yrama Widya, Bandung.
Petrucci, Ralph H, Suminan, 1987, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern, Edisi
keempat, jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Tim mata kulia Kimia Dasar, 2011,Penuntun praktikum kimia Dasar; FMIPA
Universitas Tadulako. palu.
Purba. M, 2006, Kimia SMA Kelas XII: Erlangga, Jakarta
Tim pengajar Kimia Dasar, Buku Ajar Kimia Dasar I, MIPA UNTAD .
Penuntun praktikum Kimia Dasar I, MIPA UNTAD, Palu.
http://fisikabisa.wordpress.com/2011/02/04/massa-dan-berat-jenis/
http://rgmaisyah.wordpress.com/2009/04/25/bobot-jenis-dan-rapat-jenis/
http://ikakusumaningarum.blogspot.com/2010/01/kerapatan-dan-berat-jenis.html
http://rahma-alchemist.blogspot.com/2009/11/fungsi-peralatan-laboratorium-dasar-
2.html