28
Laporan Hasil SGD BLOK 8 LBM 1 “Dokter gigi rawan penyakit infeksi loo..” (sterilisasi dan Infeksi) Disusun oleh : Cindy Azalea Harosa Putri (31101200250) Lela Setyorini (31101200264) Muhammad Muslim Abdullah (31101200265) Chariza Hanum Mayvita (31101200289) Rizal Prakoso Setyo Utomo (31101200293) Oviria Julia Erdian (31101200309) Rifka Fitria Wulandari (31101200311) Selvia Rachmawati (31101200312) Tito Randa (31101200315) SGD Kelompok III 1 | SGD7(LBM5)

Laporan Lbm 1 Sgd 3 Blok 8

Embed Size (px)

DESCRIPTION

LAPORAN LBM 1 BLOK 8

Citation preview

Laporan Hasil SGDBLOK 8 LBM 1Dokter gigi rawan penyakit infeksi loo..(sterilisasi dan Infeksi)

Disusun oleh :Cindy Azalea Harosa Putri(31101200250)

Lela Setyorini(31101200264)

Muhammad Muslim Abdullah(31101200265)

Chariza Hanum Mayvita(31101200289)

Rizal Prakoso Setyo Utomo(31101200293)

Oviria Julia Erdian(31101200309)

Rifka Fitria Wulandari(31101200311)

Selvia Rachmawati(31101200312)

Tito Randa(31101200315)

SGD Kelompok IIIFAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

Jl. Raya Kaligawe Km.4 PO Box. 1054 / SM Telp. 024-6583584 Semarang 50112DAFTAR ISICover...........................................................................................................................1

Daftar isi......................................................................................................................2Kata pengantar............................................................................................................3

Bab I Pendahuluan .....................................................................................................41.1 Latar belakang.....................................................................................................41.2 Identifikasi masalah............................................................................................41.3 Tujuan.................................................................................................................5Bab II Pembahasan ....................................................................................................6

2.1 Pembahasan.........................................................................................................62.2Mapping............................................................................................................. 17Bab III Penutup .........................................................................................................18

Kesimpulan..............................................................................................................18Daftar Pustaka............................................................................................................19KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami bisa menyelesaikan laporan hasil SGD 3 LBM 1 Dokter gigi rawan terkena infeksi loo (Sterilisasi dan Infeksi). Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas SGD yang telah dilaksanakan. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tetapi kami berhasil menyelesaikannya dengan baik. Keberadaan makalah ini sungguh sangat membantu dan membahagiakan, karena selama ini mahasiswa kedokteran gigi dapat belajar mengenai topik atau subjek yang memang harus dipelajari. Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah membantu kami dalam mengerjakan laporan ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah bersusah payah membantu baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan laporan ini. Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat dari hasil laporan ini. Karena itu kami berharap semoga laporan ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama. Pada bagian akhir, kami akan mengulas tentang berbagai pendapat dari orang-orang yang ahli di bidangnya, karena itu kami harapkan hal ini juga dapat berguna bagi kita bersama. Semoga laporan yang kami buat ini dapat membuat kita mencapai kehidupan yang lebih baik lagi. Amin. Jazakumullhahi khoiro jaza Semarang, 4 Juni 2013Penyusun

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kedokteran gigi merupakan salah satu bidang yang rawan untuk kontaminasi silang antara pasien-dokter gigi, pasien-pasien dan pasien-perawat. Menurut Anonim (2008) , adanya medical histori pada rekan medis dapat mempermudah dokter gigi untuk mencurigai adanya penyakit infeksi yang diderita pasien. Namun, tidak semua pasien dengan penyakit infeksi dapat langsung diidentifikasi oleh medical hinstory, pemeriksaan fisik , atau tes laboratorium. Keterbatasan inilah yang mengantar para pelaku medis untuk menerapkan konsep pencegahan universal. Pencegahan universal mengacu pada metode kontrol infeksi pada semua darah manusia dan cairan tubuh (pada bidang kedokteran gigi: saliva) yang diperlakukan dengan sama jika diketahui telah terinveksi HIV, HIB, dan patogen lain yang di bawa darah. Pencegahan universal adalah prosedur kontrol infeksi yang di terapkan pada semua pasien.

Pada klinik dental, saliva pasien, dental plak, darah, pus, dan cairan krevikular dapat teraerosol dan meninggalkan noda. Mikroorganisme dapat menyatu dengan material-material tersebut dan menyebabkan infeksi hingga dapat menularkan penyakit. Beberapa penyakit yang paling umum adalah influenza, penumonia, TB, hepatitis dan AIDS. Salah satu cara pencegahan agar tidak terjadinya Cross- Infection adalah dengan penerapan kontrol infeksi yang baik dan benar.1.2 Identifikasi MasalahSTERILISASI

1. Pengertian sterilisasi?

2. Tujuan sterilisasi?

3. Macam2 sterilisasi?

4. Langkah2 sterilisasi?

5. Apa saja alat yg perlu di sterilisasi dlm KG?

6. Zat yg digunakan untuk sterilisasi?

7. Alat dan Bahan yg di perlukan untuk proses sterilisasi?

INFEKSI

8. Cara pencegahan infeksi?

9. Jenis2 infeksi?

10. Perbedaan sterilisasi dan disinfeksi?

11. Faktor yg mempengaruhi disinfeksi?

12. Prosedur pencegahan penularan cross infection?

13. Bagaimana prosedur universal precaution?

1.3 Tujuan(Untuk mengetahui apa itu Sterilisasi dan Infeksi(Untuk mengetahui bagaimana cara pencegahan infeksi

(Dan untuk mengetahui Jenis infeksiBAB II

PEMBAHASAN

2.1Pembahasan

Pengertian

Infeksi : (Merupakan kolonisasi yang dilakukan oleh spesies asing terhadap inang dan bersifat membahayakan inang

(Infeksi merupakan hasil interaksi antara Microorganisme dan inang rentan yang terjadi melalui tranmisi maupun secara langsung maupun tidak langsung

Cross infection: (Masuknya organisme penyebabnya dari penyakit dan melalui suatu perantara

(Reaksi tubuh atas masuknya mikroorganisme sebagai penyebab penyakit dari seseorang kepada orang lain yang umumnya melalui suatu perantara, seperti kontak langsung maupun karena instrument yg tidak steril

Prosedur universal precaution:(Prosedur kewaspadaan darah terhadap tubuh

(Pengendalian infeksi silang

(Merupakan suatu prosedural atau langkah pencegahan dari suatu infeksi yang mengurangi patogen infksi

(Tindakan pengontrolan infeksi yang di lakukan tenaga kesehatan

Asepsis:

( Tidak adanya patogen yang menyebabkan penyakit

( Keadaan bebas dari infeksi(Dengan menghancurkan mikroorganismenya supaya tidak masuk pada jaringannya

STERILISASI

1. Pengertian sterilisasi?

(Proses yang dapat membunuh semua jenis microorganisme dan virus

(suatu cara atau tindakan untuk menghancurkan bakteri

(Suatu proses untuk menghilangkan seluruh mikroorganisme termasuk endospora bakteri sebelum dilakukan sterilisasi harus dilakukan dekontaminasi dan pencucian(Suatu proses untuk membunuh semua jenis renik

(Suatu cara/ tindakan yang dilakukan secara fisik dan kimia untuk membunuh atau menghancurkan semua mikroorganisma termasuk bakteri, kuman patogen dan spora yang melekat pada peralatan medis.

2. Tujuan sterilisasi?

(mencegah penularan dan infeksi

(Mencegah pembusukan dan kerukakan bahan

(Menghindari infeksi silang melalui mulut

(Alat-alatnya dapat terpelihara dan tahan lama

(Menjamin stabilitas produk(Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman

(Menghindarkan infeksi nosokomial

(Menurunkan tranmisi penyakit menular

(Untuk menghindari infeksi lokal dan sistematis pasca perawatan diakibatkan masuknya mikroflora melalui jaringan luka

(Menghilangkan sejumlah mikroorganisme seperti virus, kuman dan bakteri spora3. Macam-macam sterilisasi?

(Macam macam sterilisasi ada 4: 1. Sterilisasi dengan pemanasan kering : (Dengan cara Pemijaran / Flambir: cara ini di pakai langsung dan sederhana dan dapat menjamin sterilisasi tetapi terbatas pada beberapa alat saja, seperti: -Benda benda dari logam

-Benda benda dari kaca

-Benda benda dari porselen dan udara (Dengan udara panas kering : Merupakan suatu proses oksidasi dan menggunakan suhu (60-180 c ) yang lebih tinggi. Adapun alat yang dapat di lakukan dengan cara ini:: -Benda benda dari logam

-Zat zat seperti talk, vaselin, dan kaca

Kelebihan: - Mudah digunakan Murah

Kekurangan: -Adanya sisa karbon

- Alat berubah warna menjadi hitam

2. Sterilisasi dengan Pemanasan Basah:

(Dimasak dalam air biasa : Suhu setinggi 100 , tetapi pada suhu ini bentuk bentuk vegetative dapat dibunuh tetapi bentuk yang spora masih bertahan. Oleh karena itu agar efektif membunuh spora maka dapat ditambahkan natrium nitrat 1% dan phenol 5%.

( Dengan uap air : Cara ini cukup efektif dan sangat sederhana. Dapat dipakai dengan dandang yang bagiannya diberi lubang / sorongan, agar uap air dapat mengalir bagian alat yang akan disterilkan. Waktu sterilisasi 30 mnt. ( Sterilisasi dengan uap air bertekanan tinggi: Jenis sterilisasi dengan cara ini merupakan cara yang paling umum digunakan dalam setiap rumah sakit. Menggunakan alat yang disebut autoclave.

Alat alat yang biasanya disterilisasikan dengan cara ini: Kaca, porselen, dll.Kelebihan: alatnya mudah digunakan dan murah

Kekurangan: wktnya lama dan tidak membunuh spora, menyebabkan korosi pada logam

3.Sterilisasi dengan penambahan zat-zat kimia:

( Cara ini tidak begitu efektif bila dibandingkan dengan cara pemanasan kering. Cara ini dipergunakan pada bahan bahan yang tidak tahan pemanasan atau cara lain tidak bisa dilaksanakan karena keadaan.

Faktor faktor yang mempengaruhi sterilisasi dengan cara kimia:

1. Jenis bahan yang digunakan

2. Konsentrasi bahan kimia

3. Sifat kuman

4. Ph

5. Suhu

Keuntungan: - Waktu yang dibutuhkan relatif singkat

Sedikit karat pada logam baja

Bersifat bakterisid, sporosid dan juga membunuh virus

Kerugian: - Bersifat korosif( larutnya Natrium hiphoklorit, iodida dan fenol bersifat korosif terhadap peralatan dan permukaan Variasi efek terhadap mikroorganisme berbeda

Ketidak stabilan dan perbedaan tingkat daya membunuh bakteribya.

4.Sterilisasi dengan radiasi:

( Radiasi ultraviolet: Karena disemua tempat itu terdapat kuman kuman, maka dilakukan sterilisasi udara dan biasanya dilakukan di tempat tempat khusus.

Misalnya: Dikamar operasi, kamar isolasi, dsb. Udaranya harus steril. Hal ini dapat dilakukan dengan sterilisasi udara (air sterilization) yang memakai radiasi ultraviolet

5.Sterilisasi dengan filtrasi:

(Cara ini digunakan untuk udara atau bahan bahan berbentuk cairan. Filtrasi udara disebut HEPA (Hight Efficiency Paticulate Air).

4. Langkah langkah sterilisasi?

( Sterilisasi dapat dilakukan dengan 4 tahap:

- Pembersihan sblm sterilisasi : Presoaking, cleaning menggunakan ultrasonik dan , Korosing kontrol

- Pembungkusan: pakeging

- Proses sterilisasi

- Penyimpanan aseptik

(Boling: di cuci dengan sabun, disikat dan dibilas

-Direbus disuhu 100 c di hitung setelah mendidih di beri kelebihan air 5cm di atas alat, Selama 15-20 mnt

Fleming: Diletakkan di atas api spiritus 3 kali

Dryhit: di bungkus dengan alumunium voil di masukkan ke oven 160 c 2 jm 180 c 1 jm

Diambil dengan korentang

5. Apa saja alat yang perlu di sterilisasi dalam KG?

(Alat yang berkontak langsung dengan mulut dan bahan yang dari logam

(-Terbuat dari logam, seperti: tang, pinset

- Kaca: kaca mulut

-Ebonit: Suction cannula

-Tenunan: Kasa

-Karet: Sarung tangan karet

-Email ( tdk di pakai lagi)

(Ada 3:

-Kritis: Tang, Ben, dll-Semi kritis: Mouth miror, dll-Non kritis: Articulator, Lampu spiritus, dll6. Zat yang digunakan untuk sterilisasi?

(-Alkohol: Sifat: - Paling efektif untuk sterilisasi dan desinfeksi -Dapat mendenaturasi protein dengan jalan mendehidrasi membran sel rusak dan enzim tidak aktif - Fenol: -Mempresipitasikan protein secara aktif, merusak membran sel menurunkan tegangan permukaan -Standar pembanding untuk menentukan aktivitas suatu desinfektan -Gas Zetilen Oksida: Mensterilkan bahan yang terbuat dari plastik -Halogen: Mengoksidasi protein kuman -Yodium:- Konsentrasi yang tepat tidak mengganggu kulit

- Efektif terhadap berbagai protozoa -Klorin: -Memiliki warna khas dan batu tajam -Desinfeksi ruangan, dan permukaan serta alat non bedah7. Alat dan Bahan yang di perlukan untuk proses sterilisasi?

(Autoclaf, Panci, Oven, Boiling Desinfektor, Sinar Gamma, Lemari sinar infra red, dllINFEKSI

8. Cara pencegahan infeksi?

(-Cuci tangan :-Cara biasa

-Desinfektan

-Bedah/Steril

-Memakai alat pelindung

-Pengolahan alat bekas pakai

-Pengolahan limbah

-Sanitasi ruangan

( Ada 3 pendekatan yang digunakan dalam pencegahan penyakit infeksi (Soekidjo 2007: 42-23), yaitu:

1. Eliminasi reservoir (Sumber Penyakit)

Eliminasi Reservoir manusia sebagai sumber penyebaran penyakit dapat dilakulkan dengan: -Mengisolasi Penderita (Pasien)

Menempatkan pasien di tempat khusus untuk mengurangi kontak dengan orang lain

-Karantina

Membatasi ranag gerak penderita dan menempatkannya bersama sama dengan penderita lain yang sejenis pada tempat yang khusus didesai untuk itu. Biasanya dalam waktu yang lama, misalnya karantina untuk penyakit kusta

2. Memutus mata rantai penularan

Meningkatkan sanitasi lingkungan dan kebersihan perorangan merupakan usaha yang penting untuk memutuskan hubungan atau mata rantai penularan penyakit

3. Melindungi orang-orang (kelompok) pada usia yang rentanBayi dan anak balita merupakan kelompok usia yang rentan ini perlu perlindungan khusus (specific protection) dengan imunisasi aktif maupun pasif. Obat obat prophylacsis tertentu juga dapat mencegah penyakit malaria, meningitis, dan disentri khusus.9. Jenis jenis infeksi?

( -Cross infection: Di tularkan dari orang lain

-Auto infection: Berpindah dari satu jaringan ke jaringan lain

-Environmental infection: di pengaruhi oleh tempat/ lingkungan

(-Infeksi silang (Infeksi Eksogen):

Infeksi silang terjadi jika mikroorganisme yang menyebabkan infeksi didapat dari orang lain (pasien, tenaga kesehatan, orang yang merawat pasien) atau dari lingkungan (yaitu dari sumber eksogen). Contohnya, infeksi luka yang disebabkan oleh anggota staf perawatan yang membawa Staphylococcus, atau yang memiliki lepuh atau lesi sepsis atau, yang lebih sering, staf perawatan yang tidak melakukan tekhnik mencuci tangan yang tepat.

-Infeksi Endogen atau Infeksi sendiri:Infeksi endogen terjadi jika mikroorganisme yang melakukan kolonisasi pada satu area dalam tubuh pejamu masuk ke area lain di dalam tubuh pejamu dan menimbulkan infeksi, seperti mikroorganisme usus yang menyebabkan infeksi pada luka atau saluran kemih.

-Infeksi Nosokomial:Infeksi nosokomial atau infeksi yang didapat di rumah sakit terjadi pada pasien yang dirawat di rumah sakit paling tidak selama 72 jam dan pasien tersebut tidak menunjukkan tanda serta gejala infeksi saat masuk rumah sakit. Infeksi nosokomial yang paling umum adalah infeksi saluran kemih.-Infeksi Oportunistik:Infeksi Oportunistik adalah infeksi serius akibat mikroorganisme yang normalnya tidak memiliki atau memiliki sedikit aktivitas patogen (Kemampuan menimbulkan penyakit), tetapi menyebabkan penyakit jika resistensi pejamu menurun akibat penyakit serius, pengobatan invasif, atau karena obat (misal : pneumonia pneumocystis cranii pada pasien HIV dan/ atau AIDS)

10. Perbedaan sterilisasi dan disinfeksi?

Sterilisasi: Suatu proses untuk membebaskan suatu benda dari semua mikroorganisme, baik bentuk vegetative maupun bentuk spora, Sedangkan Disinfeksi: Suatu proses menghancurkan atau membunuh kebanyakan organisme patogen pada benda atau instrumen dengan menggunakan campuran zat kimia cair yang bersifat nonselektif.11. Faktor yang mempengaruhi disinfeksi?

( Beban organik (beban biologis) yang dijumpai pada benda(Tipe dan tingkat kontaminasi mikroba

( Pembersihan/dekontaminasi benda sebelumnya

(Konsentrasi desinfektan dan waktu pajanan

(Struktur fisik benda

(Suhu dan Ph dari proses desinfeksi(Time of Exposure ( lama proses desinfektan)

12. Prosedur pencegahan penularan cross infection?

(Perlu adanya tindakan yang dilakukan oleh dokter gigi dalam mencegah terjadinya penularan infeksi silang. Hal ini bisa dilakukan dengan melindungi dokter gigi dari adanya penularan infeksi silang.-Teknik perlindungan diri:

1. Cuci tangan dengan sabun yang mengandung lanolin/handlotion

2. Mengenakan sarung tangan sekali pakai (disposable)

3. Kaca mata pelindung dan masker, dipakai untuk melindungi wajah dari cipratan ludah dan darah

4. Memakai baju pelindung dan penutup kepala selama perawatan

5. Menggunakan isolator karet (rubber dam) yang akan mengurangi jumlah bakteri bila digunakan semprotan air dan high volume aspirator

6. Melindungi permukaan kerja

-Pencegahan terhadap kontaminasi silang dapat memperhatikan faktor berikut:

1. Memakai bahan bahan yang disposable seperti jarum suntik, masker, pisau, dll

2. Mengurang percikan saliva dan darah selama perawatan dengan cara:

a. Obat kumur sebelum perawatan dimulai

b. Menggunakan aspirator high volume

c. Memakai rubber dam

d. Ventilasi udara yang baik

3. Prosedur yang teliti sewaktu membuat dan mencuci foto rontgen

4. Cetakan mulut dari penderita HIV didesinfektan dahulu sebelum diisi untuk bahan alginate, hasil cetakan direndam di dalam larutan hipoklorit selama 1 jam, untuk bahan rubber base dan silicon. Hindarkan pemakaian copperband impression karena akan menyebabkan pendarahan gusi.13. Bagaimana prosedur universal precaution?

(-- penggunaan masker

-- sarung tangan

--asepsi peralatan kedokteran gigi--Dan Menggunakan standart WHO

2.2Mapping

BAB IIIPENUTUPKesimpulan

.Pada pencegahan infeksi dalam bidang kedokteran gigi, para klinnisi dan pekerjaan nya harus memberlakukan prinsip universal precaution , yakni memperlakukan semua pasien dengan sama seperti jika mereka memiliki penyakit infeksi.Pada uraian tentang alat alat sterilisasi dibidang kedokteran gigi, maka dapat disimpulkan bahwa:-Proses autoclaving merupakan metode pilihan untuk sterilisasi instrumen gigi karena efektif, cepat, aman dan menggunakan uninterrupted cycle

-Dry-Heat oven efektif, tetapi dianjurkan menggunakan uninterrupted cycle

-Cold Sterilization chemical disinfectant is tidak cocok untuk sterilisasi dalam praktek gigi

-Boiling-water device tidak efektif untuk sterilisasi instrumen gigi, maka Boiling-water device harus disingkirkan

DAFTAR PUSTAKA1. usu.ac.id

2. Kp Drg. Dyah Fatmasari, MDSc, Dental Sterilization

3. Jurnal UI Sterilisasi dan desinfeksi4. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28157/4/Chapter%20I.pdf5. http://wikimed.blogbeken.com/asepsis-dan-antisepsis6. http://www.docstoc.com/docs/23849956/STERILISASI-DAN-DESINFEKSI7. http://irwanto-fk04usk.blogspot.com/2009/08/sterilisasi-dan-desinfeksi.html8. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1155/1/09E01841.pdf9. Peterson, L. J. 2003. Contemporary Oral and Maxillofacial Surgery. 4thed. Mosby. St. Louis, Missouri.

10. Crow, S. Asepsis The Foundation of Infection Control Practices.louisiana State University Health Care Centre

11. Samaranayake, L. P. 2nded. Essential Microbiology for Dentistry. Harcourt Publishers Limited. Edinburgh.

METODE

FAKTOR

PROSES

PROSES

METODE

FAKTOR

ANTISEPTIK

DISINFEKSI

STERILISASI

PENCEGAHAN

INFEKSI

1 | SGD7(LBM5)

_1410550000.wmf