94
Laporan Kerja Praktek PT. Semen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap mahasiswa Universitas Islam Indonesia diharapkan siap untuk dikembangkan ke bidang yang sesuai dengan spesifikasinya. Sejalan dengan upaya tersebut, kerjasama dengan industri perlu untuk ditingkatkan. Salah satu bentuk kerjasama yang diterapkan oleh Universitas Islam Indonesia(UII) Yogyakarta dengan bidang perindustrian nasional adalah dengan diadakannya Kunjungan Industri, Kerja Praktek, dan lain sebagainya. Pemahaman tentang permasalahan di dunia industri akan banyak diperlukan untuk menunjang pengetahuan secara teoritis yang didapat dari materi perkuliahan, sehingga mahasiswa dapat menjadi salah satu sumber daya manusia yang siap menghadapi tantangan era globalisasi pada dunia kerja yang akan dihadapinya. Kerja praktek merupakan salah satu kurikulum wajib yang harus ditempuh oleh mahasiswa Teknik Industri Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Selain itu kegiatan tersebut diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang hal-hal yang terjadi di dunia industri dan untuk mendapatkan pengalaman tentang dunia kerja. Pada kerja praktek kali ini kami memilih PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk, Pabrik Tuban, karena mengingat terdapat hubungan antara bidang perusahaan dengan bidang akademis yang kami pelajari Jurusan Teknik Industri FTI UII 1

Laporan KP Semen Indonesia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan KP

Citation preview

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap mahasiswa Universitas Islam Indonesia diharapkan siap untuk

dikembangkan ke bidang yang sesuai dengan spesifikasinya. Sejalan dengan upaya

tersebut, kerjasama dengan industri perlu untuk ditingkatkan. Salah satu bentuk kerjasama

yang diterapkan oleh Universitas Islam Indonesia(UII) Yogyakarta dengan bidang

perindustrian nasional adalah dengan diadakannya Kunjungan Industri, Kerja Praktek,

dan lain sebagainya. Pemahaman tentang permasalahan di dunia industri akan banyak

diperlukan untuk menunjang pengetahuan secara teoritis yang didapat dari materi

perkuliahan, sehingga mahasiswa dapat menjadi salah satu sumber daya manusia yang

siap menghadapi tantangan era globalisasi pada dunia kerja yang akan dihadapinya.

Kerja praktek merupakan salah satu kurikulum wajib yang harus ditempuh oleh

mahasiswa Teknik Industri Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Selain itu

kegiatan tersebut diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang hal-hal yang terjadi di

dunia industri dan untuk mendapatkan pengalaman tentang dunia kerja. Pada kerja praktek

kali ini kami memilih PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk, Pabrik Tuban, karena

mengingat terdapat hubungan antara bidang perusahaan dengan bidang akademis yang

kami pelajari khususnya dalam perkuliahan. Di samping itu, PT. SEMEN INDONESIA

(PERSERO) Tbk, Pabrik Tuban merupakan perusahaan besar dengan kualitas baik

sehingga kami yakin akan mendapatkan banyak pengalaman dan pengetahuan yang bisa

kami pelajari.

1.2 Tujuan dan Manfaat

Sebagai salah satu prasyarat mahasiswa sebelum melaksanakan tugas akhir kuliah

adalah melaksanakan kerja praktek. Pelaksanaan kerja praktek secara umum dimaksudkan

untuk mengenalkan mahasiswa dengan realitas dunia kerja dan dapat menerapkan teori-

teori di bangku kuliah dengan kondisi riil di lapangan.

Jurusan Teknik Industri FTI UII1

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk

Pemilihan kerja praktek di industri semen, khususnya di pabrik PT Semen

Indonesia (Persero) Tbk., dimaksudkan untuk mempelajari kegiatan-kegiatan yang ada di

pabrik yang meliputi :

Pengendalian proses produksi semen dimulai dari perencanaan dan

pengawasan penambangan bahan baku hingga produk jadi siap jual ke

konsumen.

Kegiatan yang erat hubungannya dengan bidang teknik industri (sesuai dengan

Industrial Engineering).

Manfaat dari pelaksanaan kerja praktek ini adalah:

Mendapatkan pengalaman dalam suatu lingkungan kerja dan mendapat

peluang untuk memahami permasalahan yang terjadi dalam pabrik dan cara

penanggulangannya serta melaksanakan studi perbandingan antara teori yang

didapat di kuliah dengan penerapannya di pabrik.

Menambah wawasan mengenai PT Semen Indonesia (Persero ) Tbk secara

umum,memahami proses produksi semen, laboratorium, utilitas,pengendalian

proses, Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) serta unit Pemeliharaan

Penanggulangan Polusi di PT. Semen Indonesia (Persero ) Tbk

Memperoleh pemahaman yang komprehensif akan dunia industri.

1.3 Metodelogi Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode:

Wawancara

Kami melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang bertanggung jawab

terhadap unit yang dikendalikannya. Seperti wawancara pada bagian

Pengendalian proses, Perencanaan dan pengawasan tambang, crusher, serta

perencanaan bahan dan produksi.

Observasi

Pada saat berada di lapangan, kami berkeliling dan mengamati proses pembuatan

semen dan alat yang digunakannya.

Pencarian Pustaka

Jurusan Teknik Industri FTI UII2

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk

Untuk menunjang data yang kami dapatkan dilapangan, kami juga mencari

referensidari beberapa buku yang berhubungan dengan proses pembuatan semen

yang dilakukan olehPTSemenIndonesia (Persero)Tbk.

1.4 Metodelogi Penyusunan Laporan

Pengumpulan data dengan berbagai metode yang telah dijelaskan sebelumnya

yakni mencari data dilapangan kemudian membandingkannya dengan referensi

yang kami dapatkan. Kemudian kami rangkum serta kami susun sesuai format

laporan PT Semen Indonesia (persero)Tbk.

1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek

Kerja praktek dilaksanakan mulai tanggal 1september 2014 sampai 30

sepetember2014.

Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek adalah PT Semen Indonesia (Persero) Tbk,

Pabrik Tuban.

1.6 Nama Unit Kerja Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek

Unit Kerja : Biro Pengendalian Proses

Jurusan Teknik Industri FTI UII3

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk

BAB II

PROFIL PT. SEMEN INDONESIA (Persero), Tbk.

2.1 Sejarah PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.

PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. merupakan sebuah badan usaha lama yang

didirikan melalui akte no. 41, yang dibuat oleh Raden Mr. Soewandi, notaries di

Jakarta pada tanggal 25 Maret 1953. Pada saat didirika legal statusnya adalah

Naamlodze Veennotschap (NV) dengan nama Pabrik Semen Indonesia. Perusahaan

ini mengalami beberapa kali perubahan baik perubahan legal statusnya maupun juga

kepemilikannnya. Pada tanggal 17 April 1961, status perusahaan ini dirubah dari NV

menjadi Perusahaan Negara (PN Persero), berdasarkan Peraturan Pemerintah No.

132 tahun 1961. Akte No. 81 tanggal 24 Oktober 1969 legal statusnya berubah

menjadi Perseroan Terbatas Persero (PT. Persero), dengan nama yang sama, dibuat

oleh J.N. Siregar SH. Terakhir melalui akte No. 92 tanggal 27 Juni 2008, dibuat oleh

Indah Fatmawati SH., Notaris di Jakarta, tentang penyesuaian dengan Undang-

Undang Perseroan Terbatas No. 40 tahun 2007.

Akte No. 92 tersebut sudah mendapat pengesahaan dari Menteri Hukum dan

HAM, dengan SK No. AHU-30822.AH.01.02, tanggal 3 Juli 2008. Sebelumnya

pada tanggal 23 Desember 1987, perusahaan ini sudah mendapat persetujuan dari

Menteri kKeuangan RI, sesuai dengan SK No. 859/KMK.01/1987, tentang

penawaran saham kepada masyarakat. Kemudian Badan Pengaas Pasar Modal dan

Lembaga Keuangan menyetujui pencatatan saham PT. Semen INDONESIA mulai

tanggal 4 Juli 1991. Kemudian pada bulan Juni 1997 perusahaan ini merubah

namanya menjadi PT. SEMEN INDONESIA Tbk (PT. SG Tbk).

Pada bulan Juni 1998 modal dasar PT. SG Tbk ditingkatkan menjadi Rp

2.000.000 juta dan modal ditempatkan sebesar Rp 593.152 juta yang telah disetor

penuh. Kemudian pada bulan Oktober 1998 sebuah perusahaan industry semen dari

Mexico, yaitu CEMENTO MEXI-CANOS S.A de C.V. (CEMEX SA de CV)

menguasai sekitar 24,9% saham PT. SG Tbk. Masuknya perusahaan asing dari

Mexico tersebut sangat membantu perkembangan dan operasi PT. SG Tbk., karena

pada waktu itu situasi perekonomian di Indonesia kurang baik. Setelah berlangsung

Jurusan Teknik Industri FTI UII4

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk

kurang lebih 6 tahun lamanya, pada bulan Mei 2006 seluruh saham CEMEX SA de

CV dibeli oleh PT. RAJAWALI Corporation seharga US$ 337 juta.

Walaupun terjadi berbagai perubahan didalam perusahaan ini, namun sejak

Juni 1998 hingga saat ini tidak ada perubahan disektor permodalannya. Menurut

informasi terakhir, pemegang saham PT. SG Tbk. Adalah Pemerintah Indonesia

menguasi 51% kemudian sisanya dikuasi oleh PT. RAJAWALI Corporation. Ltd

sebesar 24,9% dan masyarakatluas sebesar 24,1%.

2.2 Visi dan Misi PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.

Sebagai salah satu industri semen yang terbesar di Indonesia, PT.SEMEN

INDONESIA (Persero), Tbk mempunyai visi dan misi sebagai pengantar

keberhasilan di masa mendatang.

2.2.1 Visi Perusahaan

Menjadi Perusahaan Persemenan Terkemuka di Indonesia dan Asia

Tenggara.

2.2.2 Misi Perusahaan

1. Memproduksi, memperdagangkan semen dan produk terkait lainnya

yang berorientasikan kepuasan konsumen dengan menggunakan

teknologi ramah lingkungan.

2. Mewujudkan manajemen perusahaan berstandar internasional dengan

menjunjung tinggi etika bisnis dan semangat kebersamaan, serta

bertindak proaktif, efisien dan inovatif dalam setiap karya.

3. Memiliki keunggulan bersaing dalam industri semen domestik dan

internasional.

4. Memberdayakan dan mensinergikan unit-unit usaha strategik untuk

meningkatkan nilai tambah secara berkesinambungan.

5. Memiliki komitmen terhadap peningkatan kesejahteraan pemangku

kepentingan (stakeholders) terutama pemegang saham, pegawai dan

masyarakat sekitar.

Jurusan Teknik Industri FTI UII5

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk

2.3 Lokasi PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.

PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk adalah perusahaan pembuat semen yang

membawahi empat perusahaan semen yaitu:

PT. Semen Gresik (Persero) Tbk yang bertempat di Tuban – Jawa Timur

PT. Semen Tonasa (Persero), Tbk yang bertempat di Tonasa – Pangkep - Makassar,

Sulawesi Selatan

PT. Semen Padang (Persero), Tbk yang bertempat di Indarung – Padang – Sumatera

selatan

PT. Thang Long Cement yang bertempat di Quang ningh – Vietnam utara & Ho chi

min city – Vietnam selatan.

2.4 Struktur Organisasi PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.

PT. Semen Indonesia memiliki struktur organisasi yang selalu mengalami

penyempurnaan untuk menciptakan sistem kerja yang efektif dan efisien.

Perkembangan tersebut mengikuti kebijaksanaan pemerintah dan situasi nasional

serta disesuaikan dengan kebutuhan pabrik yang menyangkut keadaan sosial,

ekonomi, dan politik.

Struktur organisasi PT. Semen Indonesia menurut Keputusan Direksi Nomor

005/Kpts/Dir/2012 yaitu sebagai berikut :

Jurusan Teknik Industri FTI UII6

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Gresik (Persero), Tbk

Jurusan Teknik Kimia FTI ITS7

Direktur KeuanganDirektur KomersialDirektur Produksi& Litbang

Direktur Pengembangan Usaha

& Strategi Bisnis

Direktur Enginiring & Proyek

Direktur SDM & Hukum

Direktur Utama

Departemen Pengadaan

Departemen Penjualan

Departemen Distribusi & Transportasi

SVP Komersial

Internal Audit

Departemen Komunikasi

& Sarana Umum

Departemen Akutansi & Keuangan

Departemen SDM

SVP Keuangan

Departemen Produksi

Bahan Baku

Departemen Teknik & Jaminan

Mutu

Departemen Produksi Semen

Departemen Produksi Terak I

Departemen Produksi Terak II

SVP Produksi

Departemen Aset Group

Departemen Hukum &

GRC

Departemen Center of Dynamic Learning

Departemen SDM Group

EVP Operasional

Departemen Perluasan

Bahan Baku

Dept.Pengembangan

Perusahaan

Departemen Capex

Dewan Inovasi

Departemen CSR

Sekretris Perusahaan

Internal Audit

Tim Office of the CEO

Departemen Teknik &

Produktivitas

Departemen Litbang Aplikasi Produk

Departemen Litbang

Teknologi & Produk

Departemen Litbang Energi,

Material &

Departemen Pengadaan Strategis

Departemen Distribusi &

Logistik

Departemen Pemasaran

Tim Pengembang

an ICT

Departemen Operasi ICT

Deprtemen Istrategic

Performance Management

Departemen Keuangan

Grup

Manajemen Proyek

Departemen Layanan Proyek

Departemen Engineering Knowledge & Inovasi

Departemen Rancang Bangun

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk

Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Dewan Direksi yang ada Di PT. Semen

Indonesia:

a. Direktur Utama

Bertugas memimpin dan bertanggung jawab secara mutlak terhadap seluruh

operasional pabrik, termasuk didalamnya adalah penandatanganan Memorandum Of

Understanding. Direktur Utama membawahi langsung Direktur Pengembangan Usaha

& Strategi Bisnis, Direktur Produksi& Litbang, Direktur Engineering & Proyek,

Direktur Komersial, Direktur SDM & Hukum, Direktur Keuangan, Tim Office of The

CEO, Internal Audit Grup, Sekretaris Perusahaan, Departemen CSR, Dewan Inovasi

b. Direktur Pengembangan Usaha & Strategi Bisnis

Bertugas dan bertanggung jawab dalam pengembangan usaha dan strategi baru

dengan mengembangkan perusahaan, pengembangan energi, dan perluasan bahan baku

sehingga dapat menghasilkan produk-produk yang lebih baik.Direktur pengembangan

usaha & strategi bisnis membawahi tiga departemen, yaitu Departemen Capex,

Departemen Perluasan Bahan Baku, Departemen Pengembangan Perusahaan.

c. Direktur Produksi& Litbang

Bertugas mengawasi kegiatan proses produksi serta bertanggung jawab pada

pelaksanaan kegiatan produksi mulai dari pengadaan bahan baku sampai dihasilkan

produk semen serta menghasilkan inovasi atau penemuan baru untuk peningkatan

efisiensi pabrik. Direktur Produksi& Litbang membawahi Departemen Litbang Energi,

Material & Lingkungan, Departemen Litbang Aplikasi Produk, Depertemen Litbang

Teknologi & Produk, Departemen Teknik & Produktivitas serta Departemen SVP

Produksi yang membawahi lima departemen yaitu Departemen Produksi Bahan Baku,

Departemen Produksi Terak I, Departemen Produksi Terak II, Departemen Produksi

Semen, Departemen Teknik & Jaminan Mutu.

d. Direktur Enjiniring & Proyek

Bertugas merancang bangunan pabrik sesuai kebutuhan. Direktur Enjiniring &

Proyek membawahi Departemen Rancang Bangun, Departemen Layanan Proyek,

Departemen Engineering Knowledge & Inovasi, dan Manajemen Proyek.

e. Direktur Komersial

Bertugas mengatur pemasaran produk semen. Direktur Komersial membawahi

Departemen Pemasaran, Departemen Pengadaan Strategis, Departemen Distribusi

Jurusan Teknik Industri FTI UII8

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk

&Logistik dan SVP Komersial yang membawahi Departemen Penjualan, Departemen

Distribusi & Transportasi dan Departemen Pengadaan.

f. Direktur SDM & Hukum

Bertanggung jawab dalam mengawasi sumberdaya manusia, baik pengembangan,

manajeman resiko yang kemungkinan terjadi serta menangani sarana umum yang

berfungsi untuk menunjang produktifitas sumbee daya manusia. Direktur Sumber Daya

Manusia & Hukum membawahi Departemen SDM Group, Departemen Hukum dan

GRC, Departemen Center of Dynamic Learning, dan Departemen Aset Group.

g. Direktur Keuangan

Bertugas dan bertanggung jawab dalam keseluruhan keuangan pabrik, termasuk

urusan hutang maupun piutang, serta mengelola teknologi informasi. Direktur keuangan

membawahi Departemen Keuangan Grup, Departemen Operasi ICT, Departemen

Strategic Performance Management, Tim Pengembangan ICT serta SVP Keuangan

yang membawahi Departemen Akuntansi & Keuangan dan Departemen SDM.

2.5 Sistem Manajemen PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.

Sistem Manajemen Semen Indonesia (SMSG) diimplementasikan mencakup: 

Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008.

(diadopsi tahun 1996)

Sistem Manajemen Mutu (QMS) merupakan sekumpulan prosedur

terdokumentasi dan praktek-praktek standar untuk manajemen system yang bertujuan

menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk (barang dan atau jasa) tehadap

kebutuhan atau persyaratan tertentu, dimana kebutuhan atau persyaratan tertentu

tersebut ditentukan atau dispesifikasikan oleh pelanggan dan organisasi.

Adapun manfaat secara kualitatif dalam menerapkan system manajemen mutu

ISO 9001:2008 sebagai berikut:

oMeningkatkan Kepercayaan Pelanggan

o Jaminan Kualitas Produk dan Proses

oMeningkatkan Produktivitas perusahaan & “market gain”

oMeningkatkan motivasi, moral & kinerja karyawan

oSebagai alat analisa kompetitor perusahaan

Jurusan Teknik Industri FTI UII9

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk

oMeningkatkan hubungan saling menguntungkan dengan pemasok

oMeningkatkan cost efficiency & keamanan produk

oMeningkatkan komunikasi internal

oMeningkatkan image positif perusahaan

oSistem terdokumentasi

oMedia untuk Pelatihan dan Pendidikan

Metodologi yang digunakan dalam penerapan QMS adalah Plan – Do – Check – Action (PDCA). dengan model sistem manajemen mutu berdasarkan proses.

Legend :

Gambar 2.2 Model Sistem Manajemen Mutu berdasarkan Proses

Sistem Manajemen Lingkungan (SML) ISO 140001:2004.

(diadopsi tahun 2000)

Sistem manajemen lingkungan merupakan system manajemen yang

mengidentifikasikan, memahami dan mengendalikan dampak negative atas kegiatan

perusahaan terhadap lingkungan.

Jurusan Teknik Industri FTI UII10

Management Responsibility

Measurement, Analysis,and Improvement

Product Realization

Resource Management

Customers

Requirements

Customers

Satisfactio

n

Product

Continual Improvement of The Quality Management System

Input Output

Value adding activities

Information flow

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk

Tujuan secara menyeluruh dari penerapan system manajemen lingkungan (SML)

ISO 14001 sebagai standart internasional untuk mendukung perlindungan lingkungan

dan pencegahan pencemaran yang seimbang dengan kebutuhan social ekonomi.

Adapun manfaat utama dari penerapan system manajemen lingkungan ISO

14001:2004 antara lain:

o Dapat mengindetifikasi, memperkirakan dan mengatasi resiko lingkungan yang

mungkin timbul.

o Dapat menekan biaya produksi, dapat mengurangi kecelakaan kerja, dapat

memelihara hubungan baik dengan mayarakat, pemerintah dan pihak-pihak yang

peduli terhadap lingkungan.

o Memberi jaminan kepada konsumen mengenai komitmen pihak manajemen puncak

terhadap lingkungan.

o Dapat mengangkat citra perusahaan, meningkatkan kepercayaan konsumen dan

memperbesar terhadap lingkungan.

o Menunjukkan ketaatan perusahaan terhadap Peraturan Perundang-undangan yang

berkaitan dengan lingkungan.

o Mempermudah memperoleh izin dan akses kredit bank.

o Dapat meningkatkan motivasi para pekerja.

Metodologi yang digunakan dalam penerapan EMS adalah Plan – Do – Check – Action (PDCA). Berikut model sistem manajemen lingkungan yang diterapkan.

Jurusan Teknik Industri FTI UII11

Environmental Policy

Planning

Implementation and Operation

Checking

Management Review

Continual Improvement

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk

Gambar 2.3 Model Sistem Manajemen Lingkungan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan OHSAS

18001:2007.

(SMK3 diadopsi tahun 1998 dan OHSAS tahun 2008)

Sistem Manajemen K3 (SMK3) adalah bagian dari system manajemen secara

keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab,

pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan,

penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan

kesehatan kerja dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja

guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan efektif. (Permen 05/MEN/1996).

Adapun tujuan penerapan SMK3 adalah menciptkan suatu system keselamatan

dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsure manajemen, tenaga

kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan

mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang

aman, efisien, dan efektif.

Metodologi yang digunakan dalam penerapan manajemen sistem OHS adalah Plan – Do – Check – Action (PDCA) dengan model sistem manajemen K3.

Gambar 2.4 Model Sistem Manajemen K3

Jurusan Teknik Industri FTI UII12

OH & S Policy

Planning

Implementation and Operation

Checking and Corrective Action

Management Review

Continual Improvement

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk

Sistem Manajemen Mutu Laboratorium ISO 17025:2005.

(diadopsi tahun 2005)

Sistem Manajemen Mutu laboratoriumdisusun berdasarkan tuntutan dari sebuah

laboratorium yang melakukan pengujian agar untuk meningkatkan kompetensi dan

kepercayaan terhdap hasil uji yang abash dan valid.

Manfaat dari penerapan system manajemen mutu laboratorium pengujian ISO

17025:2005 adalah :

o Meningkatkan kemampuan dan kepercayaan pada laboratorium kalibrasi dan

laboratorium pengujian melalui penerapan persyaratan yang berlaku

o Memudahkan penghapusan hambatan non-pajak perdagangan melalui penerimaan

hasil kalibrasi dan hasil uji antar Negara

o Memudahkan kerjasama antar laboratorium dan antar instalansi dalam tukar

menukar informasi, penglaman dan harmonisasi standard dan prosedurnya

Sistem Manajemen Mutu Laboratorium ISO 17025:2005.

Sistem manajemen risiko didefinisikan sebagai proses identifikasi, pengukuran

dan control keuangan dari sebuah resiko yang mengancam asset dan penghasilan dari

sebuah perusahaan atau proyek yang dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian pada

perusahaan tersebut.

Manfaat manajemen risiko dalam perusahaan sangat jelas maka secar implicit

terkandung didalamnya suatu atau lebih sasaran yang akan dicapai manajemen risiko

antara lain sebagai berikut:

o Survival

o Kedamaian pikiran

o Memperkecil biaya

o Menstabilkan pendapatan perusahaan

o Memperkecil atau meniadakan gangguan operasi perusahaan

o Melanjutkan pertumbuhan perusahaan

o Merumuskan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap karyawan dan masyarakat

SMSG merupakan sistem manajemen yang terpadu dengan basis integrasi ISO

9000 untuk menjamin bahwa fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan,

Jurusan Teknik Industri FTI UII13

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk

pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan dapat dijalankan dengan baik. Siklus

yang ada didalam SMSG tersebut merupakan proses pembelajaran yang berkelanjutan

untuk memastikan perubahan yang direncanakan selaras dengan sasaran strategis

perusahaan. Pemantauan dan evaluasi terhadap pencapaian sasaran strategis perusahaan

salah satunya dengan mekanisme penerapan SMSG secara konsisten sebagai dasar

pengelolaan perusahaan.

Sistem manajemen lingkungan diterapkan pada kegiatan, produk, dan jasa yang

berdampak pada lingkungan di Indonesia, Tuban dan Gudang Penyangga, meliputi:

Kegiatan Produk Jasa

Penyiapan Bahan

Pengolahan Bahan

Pembakaran

Penggilingan

Pengantongan/Penyerahan

Pengujian Terak dan

Semen

Batu kapur pecah

Tanah liat produk

Umpan klin

Bahan bakar batubara

Terak

Semen

Kantong semen

Penambangan

Pengadaan :

- Bahan baku

- Batu kapur

- Tanah liat

- Gypsum

- Fly ash

- Copper slag

- Bahan bakar

- IDO

- Batu bara

Pemeliharaan

Tenaga kerja

Alat-alat berat

Distribusi dan

transportasi :

- Terak

- Semen

- Batu kapur

Gambar 2.5Tabel Kegiatan, Produk dan Jasa di PT Semen Indonesia

2.6. ProdukPT. Semen Indonesia (PERSERO), Tbk.

Jurusan Teknik Industri FTI UII14

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk

Jenis semen yang diproduksi PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. adalah semen

portland yang dapat didefinisikan sebagai berikut: semen portland adalah semen

hidrolis yang dihasilkan dengan cara menghaluskan klinker yang terdiri dari silikat-

silikat kalsium yang bersifat hidrolis, bersama bahan tambahan yang biasanya

digunakan adalah gypsum.

Adapun semen portland yang diproduksi PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. ada

tiga jenis yaitu:

1. Ordinary Portland Cement (OPC)

Merupakan semen yang dipakai untuk semua konstruksi, yang tidak memerlukan

persyaratan atau sifat-sifat khusus, seperti ketahanan sulfat, panas hidrasi, dan

sebagainya. Semen tipe ini mempunyai kandungan C2S lebih kecil daripada

kandungan C3S , dengan kandungan C3S antara 55%-56% sedangkan kandungan

SO3 1,3%-1,4%. Semen tipe ini mempunyai sifat antara moderat heat cement dan

high early strength cement.

2. Pozzolan Portland Cement (PPC)

Semen Portland pozzolan merupakan suatu bahan pengikat hidrolis yang dibuat

dengan menggiling bersama-sama terak semen Portland dan bahan yang mempunyai

sifat pozzolan, biasanya digunakan trass. Semen ini tahan terhadap asam ataupun

garam, cocok untuk bangunan–bangunan dekat laut. Menurut ASTM bahan

pozzolan yang ditambahkan antara 15%-40%. Semen tipe ini mempunyai kandungan

C2S lebih besar daripada C3S, sedangkan kandungan SO3 antara 1,2%-1,3%. Semen

tipe ini mempunyai kuat tekan awal agak rendah akan tetapi kuat tekan selanjutnya

lebih stabil.

3. Special Blended Cement (SBC)

Special Blended Cement adalah semen khusus yang diciptakan untuk pembangunan

mega proyek jembatan Surabaya-Madura (Suramadu) dan cocok digunakan untuk

bangunan di lingkungan air laut. Dikemas dalam bentuk curah.

2.7. Anak Perusahaan

Sebagai pendukung operasional pabrik PT. Semen Indonesia,Tbk memiliki

beberapa anak perusahaan penghasil semen maupun non semen, Afiliasi dan Lembaga

penunjang, antaralain:

Jurusan Teknik Industri FTI UII15

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk

1. Anak Perusahaaan Penghasil Semen

PT Semen Padang

PT Semen Padang terletak di Indarung, Padang, Sumatera Barat.

Mempunyai kapasitas sebesar 5.900.000 ton per tahun yang dihasilkan oleh

kelma tahap pabriknya. Jenis produk yang dihasilkan berupa : Ordinary Portland

Cement (OPC), PozzolanPotland Cement (PPC), Oil Weel Cement (OWC), Super

MasonryCement (SMC). PT Semen Padang sebagai pemasok terbesar di

Sumatera. Selain itu produknya juga dipasarkan ke Jawa Barat dan sebagian ke

Kalimantan.

PT Semen Tonasa

Terletak di Biringere, Pangkep, Sulawesi Selatan. Total kapasitas terpasang

3.500.000 ton per tahun yang dihasilkan dari ketiga tahap pabriknya. Jenis produk

yang dihasilkan berupa : OrdinaryPortland Cement (OPC), Super Masonry

Cement (SMC), Fly AshCement. PT Semen Tonasa sebagai pemasok semen

dikawasan timur Indonesia.

2. Anak Perusahaan bukan Penghasil Semen

PT. Industri Kemasan Semen Indonesia (IKSG)

Terletak di Tuban, Jawa Timur. Bergerak dalam pembuatan kantong semen

dan kantong industri kmia.

PT. Kawasan Industri Indonesia

Terletak di Indonesia, Jawa Timur. Bidang usahanya meliputi : penjualan

lahan industri, penjualan ruko, persewaan tanah industri, persewaan Bangunan

Pabrik Siap Pakai, persewaan gudang, persewaan kantor dan persewaan ruko.

PT. Eternit Indonesia

Memproduksi asbes semen gelombang besar, kecil, genteng fiber semen,

flat semen, cerobong, ventilasi, penutup cahaya, pagar dan tangki septis.

PT. United Traktor Semen Indonesia (UTSG)

Terletak di Tuban,Jawa Timur. Bergerak dalam bidang usaha pertambangan

galian yang berupa bahan mentah yan diperlukan untuk pembuatan semen, bidang

usaha pemasaran bebagai macam galian, bidang usaha lain yang ada

hubungannya dengan pemanfaatan peralatan yang dimiliki perusahaan termasuk

didalamnya pekerjaan sipil dan angkutan, bidang jasa konsultan, pertambangan

Jurusan Teknik Industri FTI UII16

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk

yang merupakan sarana pelengkap atau penunjang lajunya pengembangan

perusahaan.

PT. Varia Usaha

Bergerak dalam bidang jasa pengangkutan, perdagangan atau distribusi

semen dan pertambangan.

PT. Swadaya Graha

Bergerak dalam bidang developer, kontraktor sipil dan listrik, kontraktor

mekanikal, workshop dan manufactur. Untuk mendukung usaha tersebut, PT

Swadaya Graha memiliki alat konstruksi dan alat berat.

3. Afiliasi

PT. Swabina Gatra

Bergerak dalam bidang pembersih kantor (Cleaning Service), persewaan gudang dan

kendaraan serta travel biro.

PT Varia Usaha Beton

Bidang usahanya meliputi industri beton dan bahan bangunan, yang terdiri dari tahap

beton siap pakai, tahap beton pracetak, tahap beton ringan dan tahap jasa seperti

pengelolaan gudang semen.

PT Waru Abadi

Bergerak dalam bidang Perdagangan Bahan Bangunan, Angkutan dan Pergudangan

Jasa Konstruksi dan Kayu Olahan.

PT Varia Usaha Bahari

PT Varia Usaha Dharma Segara

PT Varia Usaha Lintas Segara

PT Varia Usaha Barito

PT Konsultan Semen Indonesia

4. Lembaga Penunjang

Koperasi Warga Semen Indonesia

Bergerak dalam bidang pertokoan barang-barang konsumsi, bahan bangunan,

distributor semen, percetakan, serta penjahitan.

Semen Indonesia Foundation

Jurusan Teknik Industri FTI UII17

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk

Mengelola pendidikan meliputi : Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, SMP, SMU,

STM, Lembaga Bimbingan Belajar serta pelayanan jasa psikologik, kesehatan, dan

social.

PT Cipta Nirmala

Bergerak dalam bidang layanan kesehatan untuk umum (Rumah Sakit) dan farmasi.

Dana Pensiun Semen Indonesia

Mengelola dan mengembangkan dana yang terkumpul untuk program pensiun para

pegawai.

Yayasan Wisma Semen Indonesia

Jurusan Teknik Industri FTI UII18

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Definisi Semen

Semen diartikan sebagai bahan perekat yang mempunyai sifat yang mampu mengikat

bahan-bahan padat menjadi satu kesatuan yang kompak dan kuat.

Semen Portland adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara mengiling terak

atau clinkeryang terdiri atas kalsium silikat yang bersifat hidrolis yang apabila dilakukan

prosespengilingan bersama-sama dengan bahan tambahan berupa satu atau lebih bentuk

kristal senyawa gypsum dan boleh ditambah dengan bahan tambahan lain.

3.2 Bahan Pembuatan Semen

3.2.1 Bahan Baku Utama Pembuatan Semen

1. Batu Kapur

Susunan batu-batuan yang mengandung 85 % CaCO3 atau lebih sering disebut

batu kapur (gamping) atau dengan istilah Limestone.

Oksida yang terkandung didalamnya adalah CaO.

Pengujian kualitasnya didasarkan kadar CaO, MgO dan kadar air (H2O).

Di alam, batu kapuryang baik biasanya mengandung CaO sebesar 52% - 54%

sertaMgO<17%.

Dibedakan atas kandungan CaCO3 nya:

a. Batu Kapu kadar tinggi (High Grade), kandungan CaCO3nya tinggi, yaitu:

Lebih dari 97 – 99 %, MgO max 2 % sifatnya rapuh.

b. Batu Kapur kadar menengah (middle grade), kadar CaCOnya 88 - 90 %, MgO

max 2 %, sifat rapuh dan kurang keras.

c. Batu Kapur mutu rendah (Low Grade),kadar CaCO3nya rendah yaitu berkisar

85 – 87 %.

Sifat Fisis:Jurusan Teknik Industri FTI UII

19

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk

Fase : Padat

Warna : Putih Kekuningan

Kadar Air : 7-10 H2O

Bulk Dencity : 1,3 ton/m3

Specific Gravity : 2,4 gram/cm3

Kandungan CaCO3 : 85-93%

Kandungan CaO

Low Lime :40-44%

High Lime : 51-53%

Kuat Tekan : 31,6 N/mm2

Silica Ratio : 2,6

Alumina Ratio :2,57

Sifat Kimia :

Mengalami Kalsinasi

CaCO3 → CaO + CO2

Warna Batu Kapur adalah putih dan akan berubah menjadi agak kecoklatan

jika terkontaminasi tanah liat atau senyawa besi. Komponen terbanyakpada batu

kapur adalah:

CaCO3, Al2O3, Fe2O3, SiO2 dan mineral lain dengan konsentrasi kecil.

2. Tanah Liat atau Clay

Tanah Liat mempunyai rumus senyawa kimia 2SiO3.2H2O (kaolinite) yang pada

umumnya dikenal masyarakat sebagai lempung atau clay.

Tanah liat berfungsi sebagai pembentuk senyawa clinker (C3A dan C4AF).

Oksida yang terkandung didalamnya adalah Al2O3

Pengujian kualitasnya didasarkan kadar Al2O3 dan kadar air (H2O).

Di alam, tanah liat yang baik biasanya mengandung SiO2 sebesar 60% - 70%

serta 14%<Al2O3 <17%.

3.2.2 Bahan Koreksi Pembuatan Semen

Bahan mentah ini dipakai apabila ada kekurangan pada salah satu komponen oksida

mineral pada pencampuran bahan mentah utama. Bahan ini antara lain :

1. Pasir Besi (Fe2O3)

Jurusan Teknik Industri FTI UII20

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk

Pasir Besi dengan Fe2O3 (Ferri Oksida) sebagai komposisi tertinggi (70-80%)

terdapat pada sepanjang pantai selatan pulau jawa.

Selain sebagai bahan koreksi, pasir besi juga digunakan sebagai penghantar

panas dalam pembentukan clinker dalam klin.

Sejak tahun 1998 sebagai pengganti pesir Besi digunakan Copper slage. Bahan

ini berasal dari limbah sisa pemurnian tembaga yang dihasilkan pabrik PT.

SMELTEHING Co,Gresik. Kandungan Fe2O3nya sekitar 52-64%. Bentuk

fisiknya berupa granular dan berwarna merah kehitaman.

2. Pasir Silika (SiO2)

Pasir Silika berupa pasir bewarna putih/kekuningan, banyak ditemukan

disepanjang pantai pulau jawa.

Mempunyai kandungan SiO2 yang tinggi 90-95%. Ini dipakai terus sebagai bahan

tambahan pada pembuatan semen apabila kadar SiO2nya masih rendah.

Pengujian kualitasnya didasarkan kadar SiO2dan kadar air (H2O).

3. Limestone High Grade (CaCO3)

Jika dalam proses pembuatan semen diindikasikan kadar CaOnya kurang maka

dapat digunakan Limestone High Grade atau (kadar CaO > 90%) sebagai bahan

koreksi.

3.2.3 Bahan Tambahan Pembuatan Semen

1. Gypsum

Gypsum merupakan bahan alam sebagai mineral calsium sulfat berbentuk hydrous

(CaSO4.2H2O) yang disebut gypsum alam. Sedangkan gypsum sintetis

(purified&granular) juga banyak diperoleh dari limbah pabrik Petrokimia Gresik,

PLTU dan lainnya.

Gypsum berperan sebagai bahan retarder untuk memperlambat waktu pengikatan

semen.

Oksidanya dikenal sebagai SO3.

Pengujian kualitasnya didasarkan kadar CaSO4.2H2O dan kadar air (H2O).

Gypsum ini digunakan untuk bahan tambahan pembuatan semen type I atau

semen OPC.

Spesifikasi Gypsum:

Fase : padat

Jurusan Teknik Industri FTI UII21

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk

Warna : putih kotor

Kadar air : 10 % H2O

Bulk density : 1,4 ton/m3

Ukuran material : 0-30 mm

2. Trass

Trass merupakan pasir gunung yang banyak mengandung senyawa silika aktif.

Trass berperan sebagai material ketiga semen karena mengandung silika aktif atau

pozzolan yang bereaksi dengan CaO bebas.

Oksidanya dikenal sebagai SiO2.

Pengujian kualitasnya didasarkan kadar PA, SiO2, R2O3 dan kadar air (H2O).

PT SG menggunakan trass untuk memproduksi semen PPC (Portland Pozzoland

Cement) yang dikonsumsi dari beberapa daerah Rembang dengan transportasi

truck.

3.3 Proses Pembuatan Semen

Proses pembuatan semen pada dasarnya melalui lima tahapan, yaitu: proses

penyiapan bahan baku, proses pengolahan bahan, proses pembakaran, proses

penggilingan akhir, proses pengisian. Bahan baku utuma untuk pembuatan semen

adalah 80 % batu kapur, 15 % tanah liat, 4 % pasir silica, dan 1 % pasir besi.

Proses pembuatan semen ada dua macam yaitu proses basah dan proses kering.

Proses yang digunakan PT Semen Gresik Pabrik Tuban adalah proses kering.

Pada proses kering bahan baku dipecah dan digiling sampai kadar air 1%. Bahan

baku yang telah digiling dicampur dalam blending silo untuk mendapatkan campuran

yang homogen dengaan menggunakan udara tekan. Dan tepung yang telah homogen ini

diumpankan ke kiln selanjutnya didinginkan dan dicampur dengan gypsum dengan

perbandingan tertentu untuk kemudian digiling hingga menjadi semen.

Reaksi utama pembuatan semen berlangsung di Rotary Kiln pada suhu 900 – 1450 oC, fase cair, dimana reaksi bersifat irreversibel dan secara total bersifat endotermis.

Dapat dikatakan bersifat endotermis karena bahan bakar yang dibutuhkan dalam

pembuatan semen jumlahnya jauh lebih besar daripada panas yang dikeluarkan dalam

reaksi.

Keuntungan menggunakan proses kering :

Jurusan Teknik Industri FTI UII22

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk

a. Kiln yang digunakan relatif pendek

b. Panas yang dibutuhkan rendah sehingga bahan bakar yang digunakan sedikit

c. Kapasitas besar

d. Biaya operasi rendah

Kerugian menggunkan proses kering :

a. Kadar air sangat mengganggu operasi karena material menjadi lengket

b. Impuritas alkali menyebabkan penyempitan pada saluran

c. Campuran kurang homogen

d. Banyak debu yang dihasilkan maka dibutuhkan penangkap debu

Proses pembuatan semen dimulai dari penyiapan bahan baku, meliputi bahan baku

utama yaitu batu kapur dan tanah liat, serta bahan baku koreksi yaitu batu kapur

koreksi, cooper slag dan pasir silica. Batu kapur dengan diameter kurang dari 120 cm

diambil, diangkut dan dihancurkan dengan alat pemecah batu kapur yang disebut

limestone crusher hingga diameternya kurang dari 9 cm, sedangkan tanah liat dengan

diameter kurang dari 50 cm diambil, diangkut dan dipotong–potong dengan clay cutter

hingga diameternya kurang dari 9 cm. Setelah mengalami proses size reduction, batu

kapur dicampur dengan tanah liat menjadi limestone clay mix dengan komposisi sesuai

dengan ketentuan dari laboratorium, untuk batu kapur ±80%, sedangkan untuk tanah

liat ± 20%, kemudian campuran ini disimpan di dalam limestone clay mix storage

dalam bentuk pile yang nantinya akan dicampur dengan bahan baku koreksi di dalam

raw mill. Bahan baku koreksi berupa batu kapur high grade yang memiliki diameter

kurang dari 9 cm diperoleh dari penambangan, sedangkan pasir silika dan cooper slag

yang diameternya masing–masing 5 cm dan 3 cm diperoleh dari pemasok.

Bahan baku dari masing–masing storage dicampur dengan proporsi tertentu sesuai

dengan ketentuan laboratorium, perbandingan paling banyak pada pile mix 91-96%,

sedangkan bahan koreksi yaitu batu kapur koreksi sekitar 4–5 %, serta cooper slag dan

pasir silica sekitar 2–3 %. Bahan–bahan mentah ini kemudian digiling dan dikeringkan

pada mesin penggiling roller mill menjadi tepung raw material dengan ukuran 170

mesh yang berarti bahwa dalam 1 in2 terdapat 170 lubang. Material yang lolos dari

roller mill maksimal 16%. Tepung raw material disimpan di blending silo agar lebih

homogen yang siap diumpankan ke unit pembakaran.

Jurusan Teknik Industri FTI UII23

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk

Tepung raw material yang telah mengalami homogenizing di blending silo

diumpankan ke preheater, selanjutnya dibakar di dalam tanur putar atau rotary kiln.

Proses pembakaran ini mengakibatkan terjadinya reaksi calsinasi lanjut, serta reaksi

pembentukan terak/clinker yang tersusun dari senyawa–senyawa C2S, C3A, C4AF, dan

C3S. Terak dengan temperatur 14500C ini kemudian didinginkan secara mendadak pada

clinker cooler hingga temperatur 820C sampai membentuk kristal clinker kemudian

disimpan pada penampung terak atau clinker dome.

Terak dari clinker dome ditambahkan dengan zat additive, penambahan gypsum

pada OPC sebanyak 3-5% dan penambahan trass pada PPC maksimal 17%. Sebelum

penambahan dilakukan, zat additive ini dihancurkan dahulu dengan alat crusher dari

diameter >3cm menjadi partikel berdiameter <3cm, selanjutnya digiling bersama–sama

pada mesin penggiling yang disebut ball mill. Produk dari penggilingan akhir ini adalah

pada PPC dengan blaine 350 ±20 m2/kg sedangkan pada OPC dengan blaine 340 ±20

m2/kg, lalu disimpan pada silo-silo semen.

Semen dikemas dengan berat 40 kg untuk semen PPC, 50 kg untuk semen OPC,

kantong ukuran jumbo 1 ton dengan menggunakan mesin packer automatis atau dalam

bentuk curah untuk tangki truck pada unit pengisian (packing plant). Semen siap

didistribusikan melalui darat maupun laut.

Jurusan Teknik Industri FTI UII24

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk

Gambar 3.1 Blok Diagram Proses Produksi

3.4 Jenis, Komposisi dan Sifat Semen

Komposisi semen terdiri atas senyawa-senyawa utama (mineral–mineral

potensial) sebagai penyusun semen yang terbentuk dari keempat oksida utama, yaitu :

a. C3S : Tricalsium Silicate, Alite. Sifatnya hampir sama dengan sifat semen, yaitu apabila

ditambahkan air maka akan menjadi kaku dan dalam beberapa jam saja pasta

semen akan mengeras. C3S menunjang penyusunan kekuatan awal semen tinggi

dan menimbulkan panas hidrasi kurang lebih 500 joule/gram. Kandungan C3S

pada Semen Portland bervariasi antara 20 - 60%.

b. C2S : Dicalcium Silicate, Belite. Pada penambahan air segera terjadi reaksi,

menyebabkan pasta mengeras dan menimbulkan sedikit panas yaitu 250

joule/gram. Pasta yang mengeras, perkembangan kekuatannya stabil dan lambat

pada beberapa minggu, kemudian mencapai kekuatan tekan akhir hampir sama

dengan C3S. Kandungan C2S pada Semen Portland bervariasi antara 20-60%.

Jurusan Teknik Industri FTI UII25

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk

c. C3A: Tricalcium Aluminate, Aluminate phase. Dengan air bereaksi menimbulkan panas

hidrasi yang tinggi yaitu ± 850 joule/gram. Perkembangan kekuatan terjadi pada

satu sampai dua hari, tetapi sangat rendah. Kandungan C3A bervariasi antara 0-

16%.

d. C4AF: Tetra Alumino Ferrit, Ferrite phase. Dengan air bereaksi dengan cepat dan pasta

terbentuk dalam beberapa menit, menimbulkan panas hidrasi ± 420 joule/gram.

Kandungan C4AF pada Semen Portland bervariasi antara 1-16 %. Ini

mempengaruhi warna abu–abu dari semen.

3.4.1 Semen Portland

Semen Portland adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menggiling

terak. Semen Portland terutama terdiri atas kalsium silikat yang bersifat hidrolis yang

digiling bersama-sama dengan bahan tambahan berupa satu atau lebih bentuk kristal

senyawa kalsium sulfat dan boleh ditambah dengan bahan tambahan lain. Definisisecara

umum Semen Portland adalah hydroulis binder yang dibuat dengan menggiling halus

Clinker Semen Portland dengan menambahkan 4 – 5 % Gypsum (CaSO4 . H2O).

Komposisi Kimia Semen Portland:

CaO antara 60-65%

SiO2 antara 19-25%

Al2O3 antara 2-8%

Fe2O3 antara 0,3-6%

MgO antara 1-6%

SO3 antara 1-3%

Alkali antara 0,5-1,5%

Komposisi spesifik Semen Portland tergantung pada jenis semen dan komposisi bahan

baku yang dipergunakan.

Pengujian Sifat Fisika Semen Portland

a. Kehalusan (fineness)

Jurusan Teknik Industri FTI UII26

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk

Blaine : kehalusan semen berdasarkan luas permukaan cm2/gram, artinya semakin

tinggi blaine maka semakin luas permukaan partikelnya sehingga semakin halus

semen.

Mesh :kehalusan semen berdasarkan ayakan 45 mikron,artinya semakin halus

semen maka yang lolos ayakan tersebut semakin banyak. Standar SG minimal 85%

lolos ayakan 45 mikron dengan alat Blaine (Air Permiability Meter). Semakin besar

nilai mesh maka semakin halus sehingga kuat tekan awal tinggi.

b. Waktu pengikatan (Setting Time)

Waktu pengikatan semen merupakan fungsi dari gypsum sebagai retarder. Waktu

pengikatan semen tidak boleh terlalu cepat dan tidak boleh terlalu lambat. Hal ini

bertujuan untuk mengendalikan sifat plastisitas dan workability dari adonan mortar

dan beton. Adapun pengukurannya biasa dilakukan dengan Vicat atau Gillmore test.

Dipengaruhi oleh jumlah dan jenis gypsum yang ditambahkan.

Kandungan C3A semen tinggi, waktu pengikatan semakin pendek.

Faktor lain yang mempengaruhi:

a. Temperatur

b. Kandungan SO3

c. Perbandingan semen dan air

d. Kelembaban udara ruangan

e. Kehalusan semen

f. Air kristal gypsum

c. Pengujian cepat kaku

False Set (pengikatan semu): pengembangan kekakuan pada kondisi awal tanpa

evolusi banyak panas dari pasta semen,mortar,atau beton.Kekakuan dapat

dihilangkan dan bisa plastis kembali dengan pengadukan. False set terjadi karena

pada operasi penggilingan klinker dan gypsum dilaksanakan pada suhu operasi yang

terlalu tinggi sehingga terjadi dihidrasi (pelepasan kristal hidrat) dari CaSO4.2H2O

menjadi CaSO4.1/2 H2O.

a. Pasta adalah campuran antara semen dan air pada perbandingan tertentu.

b. Mortar adalah campuran antara semen, air dan pasir pada perbandingan tertentu.

Jurusan Teknik Industri FTI UII27

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk

c. Beton adalah campuran antara semen, air, pasir dan kerikil pada perbandingan

tertentu, kadang-kadang ditambahkan bahan tambahan (admixtur).

Flash Set (pengikatan cepat): pengembangan kekakuan pada kondisi awal dengan

evolusi panas lebih besar dari pasta semen,mortar, atau beton. Dapat kembali

normal dengan pengadukan dan penambahan air. Dapat menimbulkan kesulitan

pada penanganan dan pengecoran beton, penurunan kuat tekan dan memperbesar

pnyusutan.Penyebabnya:

-Perubahan bentuk gypsum dehidrat menjadi hemidrat dan anhidrat selama proses

penggilingan.

-Kandungan C3A tinggi.

d. Kuat Tekan Mortar

Faktor yang mempengaruhi tekan semen hidrolis yaitu Kalsium silikat (C2S dan

C3S) memberikan kontribusi tertinggi pada pengembangan kuat tekan, tetapi dengan

kecepatan yang berbeda.

Faktor yang mempengaruhi tekan semen hidrolis yaitu Kalsium silikat (C2S dan C3S)

memberikan kontribusi tertinggi pada pengembangan kuat tekan, tetapi dengan

kecepatan yang berbeda.

C3S berkontribusi penting untuk pengembangan kekuatan dalam 4 minggu pertama

dan C2S mulai berperan setelahnya.

C3A berkontribusi untuk kekuatan awal (pengaruh proses hidrasi).

Alkalis meningkatkan kekuatan awal dan menurunkan kekuatan akhir.

Mikrostruktur klinker.

e. Kekekalan bentuk

Syarat ini untuk pengendalian agar pada beton tidak terjadi pemuaian atau

penyusutan, karena dapat mengakibatkan kerusakan pada konstruksi. Pengujian untuk

mengukur sifat pemuaian dari pasta semen yang disebabkan oleh hidrasi CaO dan MgO.

Alat yang dapat dipakai untuk mengukur kekekalan bentuk adalah alat Le Chattelier

Expansion atau Autoclave.

f. Panas hidrasi

Jurusan Teknik Industri FTI UII28

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk

Hal ini diperlukan untuk mengontrol panas yang dilepas/ditimbulkan pada reaksi

hidrasi semen ini tidak terlalu besar, sebab akan dapat menimbulkan keretakan pada

beton. Pada pembuatan beton masa seperti dam atau raft foundation, selalu dikendalikan

agar suhu (temperature) beton tidak terlalu tinggi.

g. Pemuaian karena Sulfat

Syarat ini diperlukan hanya untuk semen dengan ketahanan tinggi terhadap sulfat

(jenis V).

h. Warna

Di dalam standart SNI maupun ASTM, tidak ada persyaratan mengenai warna

semen. Disamping itu semen, baik gelap atau pucat, tidak ada pengaruhnya terhadap

kuat tekan atau kualitas semen. Warna semen ditentukan oleh kandungan C4AF dan

MgO, semakin tinggi kandungan C4AF dan MgO akan membuat warna semen menjadi

lebih gelap. Di sisi lain, MgO adalah komponen negatif pada semen yang apabila

jumlahnya terlalu banyak, dalam waktu yang lama dapat menyebabkan pemuaian pada

beton, dan ini dikenal sebagai “Magnesia expansion, sehingga di dalam standart SNI

dan ASTM kandungan MgO dibatasi maksimum 5 %. Sedangkan pada C4AF, semakin

tinggi C4AF maka C3A menjadi semakin rendah dan ini mengakibatkan kuat tekan

semen menjadi semakin rendah.

Pengujian Sifat Fisika Semen Portland

Pengujian dengan wet analisis (gravimetri,titrimetri/volumetrik) dan instrumentasi

(X-Ray Fluorescence).

a. Kapur bebas (Freelime)

b. Bagian tak larut (Insoluble Matter)

c. Hilang pada pemijaran (Lol)

d. Oksida-oksida semen dan alkalis misal SiO2, Al2O3,Fe2O3,CaO,MgO

Hidrasi dan Pengerasan Semen Portland

Pengikatan dan pengerasan semen

Apabila semen dicampur dengan air, maka akan terjadi proses hidrasi. Secara fisika

akan nampak terjadi pasta yang plastis dan dapat dibentuk, sampai beberapa waktu, lalu

mulai terjadi pengerasan dan tidak dapat dibentuk.

Proses hidrasi semen

Semen terdiri atas beberapa senyawa, dengan demikian hidrasi semen terdiri dari

Jurusan Teknik Industri FTI UII29

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk

beberapa reaksi kimia yang berjalan bersamaan. Sebagaimana telah disebutkan diatas,

bahwa semen mempunyai kandungan oksida utama yaitu C3S, C2S, C3A dan C4AF.

Oksida-oksida ini apabila ditambahkan air akan bereaksi sebagai berikut:

C3S + Air → C S H + Ca(OH)2 + Ca(OH)2

C2S + Air → C S H + Ca(OH)2

C3A + Air → C A H + Panas tinggi

C3A + Gypsum + Air → ettringite/trisulphate (menunda pengerasan)

C4AF + Air → C A F H + Ca(OH)2

Faktor-faktor yang mempengaruhi hidrasi semen adalah:

- Umur - Admixture

- Komposisi semen - Temperatur

- Kehalusan semen - Perbandingan jumlah air dan semen

Jenis Semen Portland dan Kegunaannya

Semen Portland diklasifikasikan dalam lima jenis, yaitu :

a. Semen portland tipe I (Ordinary Portland Cement)

Semen yang dikenal dengan semen abu-abu ini digunakan untuk keperluan umum, tidak

memerlukan persyaratan khusus yaitu :

Tidak memerlukan ketahanan sulfat

Tidak memerlukan persyaratan panas hydrasi

Tidak memerlukan kekuatan awal yang tinggi

Kegunaan :

Gedung, jembatan, jalan raya, rumah pemukiman

Gedung, jembatan, jalan raya, rumah pemukiman.

Jurusan Teknik Industri FTI UII30

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk

TYPICAL

TEST

RESULTS

I. CHEMICAL COMPOSITION :Magnesium oxide (MgO) ...............................................……….% 0.78 6.00 max 6.00 max 4.00 maxSulphur trioxide (SO3) ..........................................…..% 1.70 when C3A < 8 % 3.00 max 3.00 max when C3A > 8 % 3.50 max 3.50 max when C3A < 3.5 % 2.50 max when C3A > 3.5 % 3.50 max Total alkali content-as Na2O equivalent...............% 0.38 0.60 max *1) 0.60 max *1)

Loss on ignition .................................................................% 2.11 3.00 max 5.00 max 3.00 maxInsoluble residue ……………………………………% 0.32 0.75 max 3.00 max 1.50 maxChlor (Cl) ……………………………………………….% 0.005 0.10 max

II. PHYSICAL PROPERTIES :Fineness :- Air permeability test with Blaine app. ................................................................m2/kg 324 280 min 280 min 275 minDurability :- Expansion in Autoclave................................................% 0.10 0.80 max 0.80 max 0.80 maxCompressive strength :- 2 days ...........................................................................kg/cm2 (N/mm2) (21.8)

- 3 days ...........................................................................kg/cm2 200 122.4 min 125 min

- 7 days ..................................................................................kg/cm2 284 193.8 min 200 min

- 28 days ...........................................................................kg/cm2 (N/mm2) 378(50.9) 285.6 min *2) 280 min *2)Time of setting (vicat test) :- Initial ...................................................................................minutes 118 45 min 45 min 60 min- Final set .......................................................................minutes 279 375 max 375 max Soundness expansion (Le-Chatelier) …………mm 0.50 10 maxFalse Set :- Final penetration ................................................................% 76.67 50 min*2) 50 min *2)

f/typical/tp semen/tp1.xl

*1) This limit may be specified when the cement is to be used in concrete with agregates that may be

deleteriously reactive (Optional chemical requirement apply only if specifically requested).

*2) Optional physical requirement apply only if specifically requested.

(42,5 - 62,5)

Portland CementPortland Cement

Class 42,5 N

Type I

( > 10 )

BS 12 : 1996

Ordinary

STANDARD REQUIREMENT

DESCRIPTIONASTM C 150-95 a SNI 15-2049-2004

Type I Portland Cement

Memenuhi :

SNI 15 - 2049 – 2004

ASTM C 150 - 04

BSS 12 - 78/89/91

JIS R 5210 - 1981

b. Semen portland tipe II (Moderate Sulfat Resistance Cement)

Jurusan Teknik Industri FTI UII31

TYPICAL

TESTRESULTS

I. CHEMICAL COMPOSITION :Silicon dioxide (SiO2) .....................................................% 21.20 20.00 min. 20.00 min.

Aluminum oxide (Al203) ................................................% 5.23 6.00 max. 6.00 max.

Ferric oxide (Fe2O3) .................................................% 3.69 6.00 max. 6.00 max.

Calcium oxide (CaO) ......................................................% 64.54Magnesium oxide (MgO) ..................................................% 0.90 6.00 max. 6.00 max. 4.00 max.Sulphur trioxide (SO3) ..........................................................% 1.55 3.00 max. 3.00 max.

when C3A < 7.0 % 2.50 max.when C3A > 7.0 % 3.00 max.

Loss on ignition ...........................................................% 2.73 3.00 max. 3.00 max. 3.00 max.Insoluble residue .....................................................% 0.18 0.75 max. 1.50 max. 1.50 max.Tricalcium aluminate (C3A) .................................................% 7.61 8.00 max. 8.00 max.

C3S + C3A .................................................................% 57.72 58.00 max.*3) 58.00 max.*3)

Total alkali content as Na2O equivalent ................................% 0.36 0.60 max. *1) 0.60 max. *1) Chlor (Cl) …………………………………………….% 0.003 0.10 max.

II. PHYSICAL PROPERTIES :Fineness :

- Air permeability test with Blaine app. ..........................................................................m2/kg 335 280 min. 280 min. 275 min.Durability :- Expansion in Autoclave .......................................................% 0.04 0.80 max. 0.8 max. Compressive strength :

- 3 days .......................................................................kg/cm2 (N/mm2) 198 (19.4) 102.0 min. 100 min.

- 7 days .........................................................................kg/cm2 (N/mm2) 277 (27,2) 173.4 min. 175 min.

- 28 days .....................................................................kg/cm2 (N/mm2) 360 (35.3) 285.6 min. *2) 280 min. *2)Time of setting (vicat test) :- Initial ..........................................................................minutes 110 45 min. 45 min. 60 min.- Final ..........................................................................minutes 265 375 max. 375 max. 600 max.Soundness expansion (Le-Chatelier) ………..mm 0.00 10 max.Heat of hydration :- 7 days .........................................................................cal/gr 67.30 70 max.*2) 70 max.*2) 59.75 max.- 28 days ....................................................................................cal/gr 78.24 69.31 max.False-set : - Final penetration ........................................................% 77.15 50 min. *2) 50 min. *2)

f/typical/tp semen/tp2.xl

*1) This limit may be specified when the cement is to be used in concrete with agregates that may be deleteriously reactive. (Optional chemical requirements apply only if specifically requested).

*2) Optional physical requirements apply only if specifically requested.

*3) This limit applies when moderate heat of hydration is required and tests for heat of hydration are not requested. (Optional chemical requirements apply only if specifically requested).

(8 N/mm2) min.

(14 N/mm2) min.

(28 N/mm2) min.

STANDARD REQUIREMENT BS 1370 : 1974Moderate Sulfate

DESCRIPTIONASTM C 150-95 a SNI 15-2049-2004

Portland CementPortland CementResistance CementType IIType II

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk

Semen yang mempunyai ketahanan terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang.

Semen ini digunakan untuk keperluan konstruksi yang memerlukan persyaratan :

Tahan terhadap sulfat sedang yaitu terhadap air tanah yang mengandung sulfat antara

0,08 - 0,17 % atau yang dinyatakan mengandung SO3+ 125 ppm.

Tahan terhadap panas hydrasi sedang

Kegunaan :

Dermaga, bendungan

Bangunan di tanah berawa, bergambut dan tepi pantai

Soil cement

Misalnya untuk bangunan di pinggir laut, tanah rawa, dermaga, saluran irigasi, beton

massa dan bendungan.

Memenuhi :

SNI 15 - 2049 - 2004

ASTM C 150 – 04

c. Semen portland tipe III (High Early Strenght Cement) :

Semen jenis ini merupakan semen yang dikembangkan untuk memenuhi

kebutuhan bangunan yang memerlukan kekuatan tekan awal yang tinggi setelah proses

pengecoran dilakukan dan memerlukan penyelesaian secepat mungkin.

Jurusan Teknik Industri FTI UII32

TYPICAL

TESTRESULTS

I. CHEMICAL COMPOSITION :Magnesium oxide (MgO) ...................................% 0.77 6.00 max. 6.00 max. 4.00 max.Total alkali content as Na2O equivalent ........................................% 0.32 0.60 max.*1) 0.60 max.*1) Sulphur trioxide (SO3) …………………….. % 1.94

when C3A < 8,0 % 3.50 max. 3.50 max. when C3A > 8,0 % 4.50 max. 4.50 max.

when C3A < 3.5 % 2.50 max when C3A > 3.5 % 3.50 max

Loss on ignition ..................................................% 1.96 3.00 max. 3.00 max. 3.00 max.Insoluble residue ................................................% 0.18 0.75 max. 1.50 max. 1.50 max.Tricalcium aluminate (C3A) ..............................................% 6.40 15 max.*2) 15 max.*2) Chlor (Cl) …………………………………….. % 0.003 0.10 max.

II. PHYSICAL PROPERTIES :Fineness : - Air permeability test with Blaine app. ..........................................................................m2/kg 398 350 min.Durability : - Expansion in Autoclave .......................................................% 0.015 0.8 max. 0.8 max. Compressive strength :- 1 days .......................................................................kg/cm2 153 122.4 min. 125 min. - 2 days .......................................................................(N/mm2) (28) (25) min.- 3 days .......................................................................kg/cm2 280 244.8 min. 250 min. - 7 days .......................................................................kg/cm2 352- 28 days .....................................................................kg/cm2 (N/mm2) 461(63) (52) min.Time of setting (vicat test) :- Initial ..........................................................................minutes 100 45 min. 45 min. - Final ..........................................................................minutes 255 375 max. 375 max. Time of setting (Gillmore test) :- Initial ..........................................................................minutes 105 45 min- Final set ..........................................................................hours 4.20 10 maxSoundness expansion (Le-Chatelier) ………..mm 0.00 10 max.False-set :- Final penetration ........................................................% 79.71 50 min.*3) 50 min.*3)

f/typical/tp semen/tp3.xl

*) Portland Cement type III also known as : - Rapid Hardening Portland Cement or as- High Early Strength Portland Cement

*1) This limit may be specified when the cement is to be used in concrete with agregates that may be deleteriously reactive. (optional chemical requirements apply only if specifically requested).

*2) Optional chemical requirements : - C3A = 8 % max. for moderate sulfate resistance. - C3A = 5 % max. for high sulfate resistance.

*3) Optional physical requirements

Portland CementType IIIType III

BS 12 : 1989Rapid Hardening

STANDARD REQUIREMENT

DESCRIPTIONASTM C 150-95 a SNI 15-2049-2004

Portland CementPortland Cement

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk

Memenuhi :

SNI 15 - 2049 - 2004

ASTM C 150 - 04

Semen ini digunakan untuk keperluan konstruksi yang memerlukan kekuatan awal yang

tinggi pada fase permulaan setelah pengikatan terjadi.

Kegunaan :

Pembuatan jalan beton

Landasan lapangan udara

Bangunan tingkat tinggi

Bangunan dalam air yang tidak memerlukan ketahanan thp sulfat.

d. Semen portland tipe IV (Low Heat PC)

Semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan kalor hidrasi rendah.

e. Semen portland tipe V (High Sulfat Resistant)

Semen portland tipe V dipakai untuk konstruksi bangunan-bangunan pada

tanah/air yang mengandung sulfat tinggi dan sangat cocok untuk instalasi pengolahan

limbah pabrik, konstruksi dalam air, jembatan, terowongan, pelabuhan dan pembangkit

tenaga nuklir.

Jurusan Teknik Industri FTI UII33

TYPICAL

TESTRESULTS

I. CHEMICAL COMPOSITION :Magnesium oxide (MgO) ..............................................................% 0.73 6.00 max. 6.00 max. 4.00 max.Sulphur trioxide (SO3) C3A < 8 ...........................................................% 1.72 2.30 max. 2.30 max. 2.50 max.

Total alkali content as Na2O equivalent ............% 0.33 0.60 max.*1) 0.60 max.*1)

Loss on ignition .......................................................% 0.99 3.00 max. 3.00 max. 4.00 max.Insoluble residue .................................................% 0.18 0.75 max. 1.50 max. 1.50 max.Tricalcium aluminate (C3A) ...................................% 2.07 5.00 max.*6) 5.00 max.*6) 3.50 max.

C4AF + 2C3A or (C4AF + C2F) * ) ........................% 18.15 25 max. 25 max. 25 max.

LSF …………………………………………… 0.92 II. PHYSICAL PROPERTIES :

Fineness : - Air permeability test with Blaine app. ........................................ m2/kg 309 280 min. 280 min.Durability :- Expansion in Autoclave .................................................% 0.035 0.8 max. 0.8 max. Time of setting (vicat test) :

- Initial ..................................................................minutes 160 45 min. 45 min.

- Final ......................................................................minutes 360 375 max. 375 max.

Time of setting (British Standard) :

- Initial ...................................................................................minutes 160 45 min- Final set .......................................................................hours 6.0 10 maxSoundness expansion (Le-Chatelier) …. mm 0.00 10 maxCompressive strength :- 3 days ............................................................. kg/cm2 (N/mm2) 160 (24.5) 81.6 min. 85 min. 20 min.- 7 days ............................................................. kg/cm2 214 153 min. 160 min.- 28 days ................................................................. kg/cm2 (N/mm2) 307 (42.6) 214.2 min. 210 min. 39 min.False-set :- Final penetration ............................................ % 77.75 50 min.*2) 50 min.*2)Sulphate expansion :-14 days ..................................................................% 0.032 0.040 max. 0.040 max.

f/typical/tp semen/tp5.xl

*1) This limit may be specified when the cement is to be used in concrete with agregates that may be deleteriously reactive. (Optional chemical requirements apply only if specifically requested).

*2) Optional physical requirements apply only if specifically requested.

*6) Does not apply when the sulfate expansion is specified. It shall be instead of the limits of C3A and C4AF + 2C3A listed in the requirement of main chemical shall not be apply.

Type V

BS 4027 : 1980High Sulphate

0.66 - 1.02

STANDARD REQUIREMENT

DESCRIPTIONASTM C 150-95 a SNI 15-2049-2004

Portland CementPortland CementResistance CementType V

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk

Memenuhi :

SNI 15 - 2049 - 2004

ASTM C 150 - 04

Semen ini cocok dipakai untuk konstruksi bangunan yang memerlukan persyaratan :

Tahan terhadap sulfat tinggi, air tanah yang mengandung sulfat 0,17 - 1,67 %

(mengandung SO3 125 - 250 ppm).

Kegunaan :

Bangunan instalasi pengolahan limbah pabrik

Konstruksi dalam air

Jembatan, terowongan, dermaga

3.4.2 Semen Portland Pozollan (PPC)

Semen Portland Pozolan (PPC) merupakan suatu semen hidrolis yang terdiri dari

campuran yang homogen antara semen Portland dengan pozolan halus, yang diproduksi

dengan menggiling klinker semen portland dan pozzolan bersama-sama, atau mencampur

secara merata bubuk semen portland dengan bubuk pozolan, atau gabungan antara

menggiling dan mencampur, dimana kadar pozolan 6 % sampai dengan 40 % massa semen

portland

pozzolan.Pozzolan adalah bahan yang mengandung silika atau senyawanya dan alumina,

yang tidak mempunyai sifat mengikat seperti semen, akan tetapi dalam bentuknya yang halus

dan dengan adanya air, senyawa tersebut akan bereaksi secara kimia dengan kalsium

hidroksida pada suhu kamar membentuk senyawa yang mempunyai sifat seperti semen.

Jurusan Teknik Industri FTI UII34

TYPICAL

TEST

RESULTS

I. CHEMICAL COMPOSITION :

MgO .....................................................% 0.68 6.0 max. 6.0 max. 6.0 max. 6.0 max.SO3 ................................................. % 1.27 4.0 max. 4.0 max. 4.0 max. 4.0 max.

Loss on ignition ...........................................................% 1.57 5.0 max. 5.0 max. 5.0 max. 5.0 max.

II. PHYSICAL PROPERTIES :

Fineness :

Sieve residue on 90 m ........................................% 2.5 10 max. 15 max

Air Permeability (Blaine) ...................................cm2/g 3294 2800 min 2800 min

Autoclave expansion ............................% 0.15 0.8 max. 0.8 max 0.8 max 0.8 max

Autoclave compaction ............................% - 0.2 max. 0.2 max 0.2 max 0.2 max

Time of setting (vicat test) :

- Initial set ......................................................................minutes 145 45 min 45 min 45 min 45 min

- Final set ......................................................................hours 5.43 7 max. 7 max 7 max 7 max

Compressive strength :

- 3 days .......................................................................kg/cm2 172 125 min 106 min 133 min 112 min

- 7 days .................................................................................kg/cm2 239 200 min 164 min 204 min 184 min

- 28 days ........................................................................kg/cm2 365 320 min 205 min 255 min 255 min

Heat of hydration :

- 7 days ......................................................................cal/g 68.24 70 max 70 max 70 max

- 28 days .................................................................................cal/g 77.38 80 max 80 max 80 max

-

-

-

-

-

-

DESCRIPTION

IP.kIP.u

STANDARD REQUIREMENT

ASTM C 595 M-95 aSNI 15-0302-2004

IP IP (MS)

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk

Memenuhi :

SNI 15 - 0302 - 2004

ASTM C 595 – 03 a

Portland Pozzolan Cement (PPC) (1998). Jenis semen ini untuk konstruksi umum dan

tahan terhadap sulfate dan panas hidrasi sedang.

Kegunaan :

Perumahan

Bendungan, dam dan irigasi

Bangunan tepi pantai dan daerah rawa/gambut

Bahan bangunan seperti genteng, hollow brick, polongan, ubin dll.

Macam-macam Pozzolan

1. Pozzolan alam (Natural Pozzolan)

Pozzolan yang terdapat di alam, seperti abu vulkanis atau purnice, tanah diatome atau

tufa.

2. Pozzolan buatan (Africial Pozzolan)

Pozzolan yang didapat dari hasil pembakaran tanah liat, pembakaran batubara, berupa

abu terbang (fly ash) dan abu sekam.

Jenis Semen Portland Pozzolan

Portland Pozzolan Cemen(PPC)diklasifikasikan dalam empat jenis, yaitu :

1. Jenis IP-U yaitu semen portland pozolan yang dapat dipergunakan untuk semua tujuan

pembuatan adukan beton.

2. Jenis IP-K yaitu semen portland pozolan yang dapat dipergunakan untuk semua tujuan

pembuatan adukan beton, semen untuk tahan sulfat sedang dan panas hidrasi sedang.

3. Jenis P-U yaitu semen portland pozolan yang dapat dipergunakan untuk pembuatan

beton dimana tidak disyaratkan kekuatan awal yang tinggi.

4. Jenis P-K yaitu semen porland pozolan yang dapat dipergunakan untuk pembuatan beton

dimana tidak disyaratkan kekuatan awal yang tinggi, serta untuk tahan sulfat sedang dan

panas hidrasi rendah.

Sifat-Sifat Fisika Semen Portland Pozzolan

Sifat-sifat Semen Portland Pozzolan (PPC) secara umum sebagai berikut:

a. Sifat pengerjaan (Workability)

Jurusan Teknik Industri FTI UII35

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk

Campuran beton dan mortar menggunakan Semen Portland Pozzolan (PPC)

mempunyai sifat pengerjaan (workability) yang lebih mudah dan lebih baik daripada

campuran menggunakan Semen Portland jenis I (PC I). Hal ini terlihat bahwa adukan

mortar atau beton menggunakan Portland Pozzolan (PPC) memiliki plastisitas yang lebih

baik dibandingkan dengan yang menggunakan semen portland jenis I (PC I). Dengan

nilai slup yang sama akan diperoleh bahwa beton menggunakan PPC lebih workable dari

PC I, dan faktor kepadatan beton menggunakan PPC menjadi lebih tinggi dari beton yang

menggunakan PC I.

b. Waktu pengikatan

Penambahan Pozzolan pada Semen Portland akan memperpanjang waktu

pengikatan. Selisih waktu pengikatan akhir antara Semen Portland dengan Semen

Portland Pozzolan (PPC) sebesar 45 menit.

c. Panas hidrasi dan suhu beton

Apabila semen ditambahkan air, maka akan terbentuk Ca(OH)2 (kalsium hidroksida)

sebanyak ±30 % bagian berat semen, menurut persamaan reaksi:

2 (3CaO.SiO2) + 6 H2O → 3CaO.2SiO2.3H2O + 3Ca(OH)2

2 (2CaO.SiO2) + 4 H2O → 3CaO.2SiO2.3H2O + Ca(OH)2

Reaksi antara silica aktif dari Pozzolan dengan kalsium hidroksida berjalan lambat,

sehingga berkembangnya panas selama proses hidrasi berjalan lambat. Karena hidrasi

berjalan lambat maka Semen Portland Pozzolan (PPC) mempunyai panas hidrasi yang

lebih rendah dari Semen Portland Jenis I (PC I), dan relatif sama dengan semen portland

jenis II (PC II). Panas hidrasi semen berhubungan erat dengan suhu beton, sehingga

beton yang menggunakan Semen Portland Pozzolan (PPC) akan mempunyai suhu beton

yang lebih rendah dari beton yang menggunakan Semen Portland jenis I (PC I).

d. Kekuatan tekan

Dengan penambahan bahan Pozzolan pada Semen Portland, maka akan menurunkan

kekuatan awal. Oleh karena pada Semen Portland Pozzolan (PPC) masih terjadi reaksi

antara silica aktif dari Pozzolan dengan kalsium hidroksida yang berjalan terus dalam

Jurusan Teknik Industri FTI UII36

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk

waktu yang lama, maka kekuatan PPC pada umur yang lama akan bisa lebih tinggi dari

Semen Portland jenis I (PC I).

e. Keawetan (durability)

Sebagaimana diketahui kalsium hidroksida hasil reaksi semen dengan air adalah

basa kuat, sehingga beton tidak tahan terhadap asam dan lingkungan yang mengandung

garam atau sulfat. Dengan adanya Pozzolan, maka peranan kalsium hidroksida akan

diperkecil, karena kalsium hidroksida akan bereaksi dengan silica dan alumina aktif yang

berasal dari Pozzolan membentuk kalsium silikat hidrat (CSH) dan kalsium aluminat

silikat hidrat (CASH), menurut persamaan:

Ca(OH)2 + AS → CSH + CASH

Sehingga dengan berkurangnya Ca(OH)2 beton akan mempunyai ketahanan yang

lebih baik. Disamping itu, dengan adanya Pozzolan juga akan memperkecil

kandungan

C3A, sehingga beton akan lebih tahan terhadap garam dan sulfat.

Kegunaan Semen Portland Pozzolan (PPC)

Konstruksi beton untuk bangunan-bangunan umum dan bertingkat tinggi.

Konstruksi beton massa yang membutuhkan panas hidrasi dan suhu beton yang

rendah, seperti Raft Foundation dan Dam / Bendungan.

Konstruksi bangunan di tepi pantai, bangunan dan saluran irigasi, dan tempat-tempat

dengan lingkungan garam agresif, dimana diperlukan bangunan yang tahan terhadap

serangan garam sulfat.

Bangunan yang memerlukan kekedapan tinggi seperti bangunan sanitasi dan bak

penampungan air.

Pekerjaan plesteran yang membutuhkan sifat pengerjaan yang plastis dan permukaan

yang lebih halus.

Jurusan Teknik Industri FTI UII37

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Struktur Organisasi Unit Kerja

Gambar 4.1.1 Struktur Organisasi Biro Pengendalian Proses

4.2 Tugas Pokok Unit Kerja

Pengendalian Proses adalah unit kerja yang bertanggung jawab mengontrol dan

mengendalikan kualitas bahan dalam proses, mulai bahan tambang sampai menjadi produk

semen.

Adapun tugas pokok unit kerja biro pengendalian proses:

Jurusan Teknik Industri FTI UII38

Biro Pengendalian Proses

Seksi Pengendalian Proses

Seksi Operasi Utilitas

Staf Evaluasi Proses

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk

1. Mengendalikan bahan atau mengendalikan kualitas dengan cara mengatur

komposisibahan mellalui perbandingan komposisi agar dapat mencapai target yang

diinginkan

2. Melakukan preparasi sampel yang akan di analisa

3. Menganalisis kandungan beberapa unsur dalam sampel menggunakan X-Ray

4. Menjaga dan memantau peralatan di Unit Pengendalian Proses agar dapat beroperasi

secara standart

5. Mensupport peralatan proses operasi secara standart

Pengendalian kualitas dalam industri semen dilakukan pada tiap-tiap titik proses,

yaitu pada penyiapan bahan mentah, penggilingan bahan baku, pembakaran dan pendinginan

klinker, penggilingan semen, pengantongan dan hasil akhir yaitu semen. Kualitas ditentukan

atau dibatasi oleh parameter-parameter yang ada yang meliputi sifat kimia dan fisika dari

bahan. Pengambilan titik sampling atau tempat/lokasi pengambilan contoh ditentukan agar

bisa mewakili bahan sebelum diproses maupun setelah diproses.

4.3 Penjelasan Singkat Tugas Unit Kerja

1. Mengendalikan bahan atau mengendalikan kualitas dengan cara mengatur

komposisi bahan melalui perbamdingan komposisi agar dapat mencapai target yang

diingikan, Bahan-bahan mulai dari proses penambangan hingga hasil operasi finish

mill diambil sampelnnya kemudian dianalisis untuk mengetahui kadar unsur

didalamnya sehingga dapat ditentukan perbandingan komposisi yang diinginkan

untuk mencapai target melalui sistem komputerisasi yang telah di setting otomatis

2. Melakukan preparasi sampel yang akan dianalisa

Sampel yang didatangkan dengan mencuplik bagian sampel dari proses

penambangan hingga finish mill disiapkan sebelum dilakukan analisa menggunakan

X-Ray mulai dari proses penggilingan untuk menghaluskan sampel, ditimbang,

dipress untuk analisa X-Ray, dilakukan pengukuran moisture balance untuk

mengukur kadar air serta pengukuran blaine untuk mengetahui luas permukaan, dan

mesh menggunak air jet shieve.

3. Menganalisa kandungan beberapa unsur dalam sampel menggunakan X-Ray

Jurusan Teknik Industri FTI UII39

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk

Sampel yang telah dipreparasi dianalisis kadar unsurnya menggunakan X-Ray

dengan sumber tube dimana X-Ray uang digunakan mempunyai 9 channel untuk

menganalisis 9 kadar unsur, yaitu SiO2, Na2O, Al2O3, Fe2O3, CaO, MgO, K2O, Cl,

dan SO3.

4. Menjaga dan memantau peralatan di Unit Pengendalian Proses agar dapat

beroperasi ssecara standart.

Dalam pelaksanaannya dilakukan pemantauan secara rutin untuk mengecek ada

tidaknya trouble pada peralatan serta dilakukan servis peralatan secara rutin dan

bergilir. Perlatan dijaga dengan cara dilakukan pembersihan secara berkala.

5. Mensupport peralatan proses secara standart

Bila ada trouble pada alat, maka segera dilakukan perbaikan pada alat baik servis

oleh tenaga ahli dari perusahaan maupun servis dengan bantuan tenaga dari luar

perusahaan yang terpercaya dan ahli dalam bidangnya.

4.4. Tugas Khusus

4.4.1. Definisi Perencanaan Produksi

Perencanaan produksi dapat di definisikan sebagai proses untuk merencanakan

system produksi sehingga permintaan pasar dapat dipenuhi dengan jumlah yang tepat,

waktu penyerahan yang tepat dan biaya produksi minimum. Petugas perencanaan

produksi, tugasnya lebih banyak pada mana manajemen bagaimana suatu produk

diproses di dalam pabrik dari bahan baku hingga siap dikirim. Perencanaan produksi

harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :

1. Berjangka

Waktu proses produksi merupakan proses sangat kompleks. Proses tersebut

memerlukan keterlibatan bermacam-macam tingkat keterampilan tenaga kerja,

peralatan modal, dan informasi yang biasanya dilakukan secara terus-menerus

dalam jangka waktu yang sangat lama. Pendekatan yang biasa dilakukan adalah

dengan membuat rencana produksi yang mencakup periode waktu tertentu dan

akan diperbarui bila periode waktu tersebut sudah tercapai. Dalam perencanaan

Jurusan Teknik Industri FTI UII40

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk

produksi, biasanya kita jumpai tiga jenis perencanaan berdasarkan periode waktu

yang dicakup oleh perencanaan tersebut, yaitu :

a. Perencanaan produksi jangka panjang

b. Perencanaan produksi jangka menengah

c. Perencanaan produksi jangka pendek

2. Berjenjang

Perencanaan produksi harus dilakukan secara bertahap dan berjenjang.

Artinya, perencanaan produksi level rendah, dimana perencanaan produksi level

yang lebih rendah adalah penjabaran dari perencanaan produksi level yang lebih

tinggi.

3. Berkelanjutan

Perencanaan produksi disusun untuk satu periode tertentu yang merupakan

masa berlakunya rencana tersebut. Setelah habis masa berlakunya maka harus

dibuat rencana produksi baru untuk periode waktu berikutnya.

4. Terukur

Selama pelaksanaan produksi, realisasi dari rencana produksi akan selalu

dimonitor untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan dari rencana yang

ditetapkan.

5. Realistis

Rencana produksi yang dibuat haruslah sesuai dengan kondisi perusahaan,

sehingga target yang ditetapkan merupakan nilai yang realistic untuk dapat dicapai

dengan kondisi yang dimiliki perusahaan pada saat rencana tersebut dibuat.

6. Akurat

Perencanaan produksi harus dibuat berdasarkan informasi-informasi yang

akurat tentang kondisi internal dan eksternal sehingga angka-angka yang

dimunculkan dalam target produksi dapat dipertanggung jawabkan.

7. Menantang

Rencana produksi yang baik harus menetapkan target produksi yang hanya

dapat dicapai dengan usaha yang sungguh-sungguh.

4.4.1.1. Make to Order

Jurusan Teknik Industri FTI UII41

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk

Suatu strategi yang digunakan apabila perusahaan tersebut hanya mempunyai

desain produk dan beberapa material standar dalam system inventory, dari produk-

produk yang telah dibuat sebelumnya. Aktifitas proses pembuatan produk bersifat

khusus yang disesuaikan dengan setiap pesanan dari pelanggan. Produsen

menawarkan harga dan waktu penyerahan berdasarkan atas permintaan pelanggan

itu. Dalam strategy Make to Order perusahaan mempunyai resiko yang sangat kecil

berkaitan dengan investasi dan inventory.

4.4.1.2. Make to Stock

Suatu strategi yang digunakan apabila perusahaan tersebut memiliki inventory

yang terdiri dari produk akhir (finished product) untuk dapat dikirim dengan segera

apabila ada permintaan dari pelanggan. Dalam strategi Make to Stock, sikls waktu

dimulai ketika produsen menspesifikasikan produk, memperoleh bahan baku (raw

material), dan memproduksi produk akhir untuk disimpan dalam stok. Apabila

pelanggan memesan produk, dengan asumsi bahwa produk itu telah disimpan

dalam stock, produsen akan mengambil produk itu dari stock dan mengirimkan

kepada pemesan.

Dalam strategi Make to Stock, perusahaan industry memiliki resiko yang

tinggi berkaitan dengan investasi inventory, karena pesanan pelanggan secara

actual tidak dapat diidentifikasi secara tepat dalam proses produksi.

4.4.1.3. Sistem Produksi Semen di Finish Mill Tuban I PT Semen Indonesia

Untuk proses produksiya, Finish Mill Tuban I akan memproduksinya semen

sesuai dengan permintaan dari bagian produksi pusat. Jadi system produksinya

menganut system Make to Stock.

Jurusan Teknik Industri FTI UII42

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk

Jurusan Teknik Industri FTI UII43

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk

4.4.2. Kapasitas Produksi

Tabel 4.1 Data produksi semen di Finish Mill Tuban I selama satu tahun pada periode 2013

2013P R O D U K S I PEMAKAIAN BAHAN FINISH MILL

PRODUKSI KILN TB.1

PRODUKSI SEMEN TB.1

Klinker Trass Gypsum Fly AshBatu

Kapur

JAN 204,539.12

258,208.80

192,705.87

41,750.81

12,776.28

7,992.92

4,460.04

PEB 214,403.14

238,290.99

183,584.20

33,182.53

9,319.96

9,214.72

3,763.52

MAR 241,516.06

249,911.07

190,092.14

37,728.53

9,573.33

8,496.81

4,117.97

APR 179,578.99

260,381.36

196,051.10

42,035.61

11,104.40

8,364.82

4,442.24

MEI 195,376.36

266,150.63

200,775.81

47,334.74

9,396.13

7,894.28

4,549.10

JUN 89,402.09

217,355.87

164,629.77

36,740.81

8,456.66

5,238.41

4,275.86

JUL 255,162.51

283,272.38

205,594.59

59,115.72

10,898.33

6,171.88

6,109.53

AGS 270,823.90

227,111.76

166,755.98

43,568.41

8,459.46

4,714.18

4,530.74

SEP 225,350.64

230,583.48

169,796.51

45,231.12

8,629.66

7,763.75

1,540.14

OKT 264,665.72

242,370.18

184,015.22

41,744.46

9,552.11

8,595.42

-

NOP 230,608.34

261,225.05

200,491.29

40,370.13

12,408.72

8,613.81

836.03

DES 229,725.67

270,234.09

207,379.72

41,033.86

13,397.14

9,128.34

-

Jurusan Teknik Industri FTI UII44

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Gresik (Persero), Tbk

4.4.3. Jadwal Induk Produksi

Pada dasarnya jadwal induk produksi (Master Production Schedule)

merupakan suatu pernyataan tentang produksi akhir (termasuk part pengganti dan

suku cadang) dari suatu perusahaan industry manufaktur yang merencanakan

produksi output berkaitan dengan kuantitas dan periode waktu. Dengan kata lain

jadwal induk produksi adalah suatu set perencanaan yang mengidentifikasikan

kuantitas dari item tertentu yang dapat dan akan dibuat oleh suatu perusahaan

manufaktur (dalam satuan waktu oleh Vince Gasperz, 2002).

4.4.3.1. Fungsi Utama Jadwal Induk Produksi

a. Menyediakan atau memberikan input kepada system perencanaan kebutuhan

material dan kapasitas (material and capacity requirements planning).

b. Menjadwalkan pesanan-pesanan produksi dan pembelian (production and

purchase order) untuk item-item MPS.

c. Memberikan landasanuntuk penentuan kebutuhan sumber daya dan kapasitas.

d. Memberikan basis untuk pembuatan janji tentang penyerahan produk

(delivery promises) kepada pelanggan.

4.4.3.2. Tujuan Jadual Induk Produksi

a. Memenuhi target tingkat pelayanan kepada konsumen.

b. Efisiensi dalam penggunaan sumber daya produksi.

c. Mencapai target tingkat produksi.

4.4.3.3. Kriteria-Kriteria Dasar Jadual Induk Produksi

a. Jenis item tidak terlalu banyak.

b. Dapat diramalkan kebutuhannya.

c. Mempunya Bill of Material (BOM) sehingga dapat ditentukan komponen dan

bahan bakunya.

d. Dapat diperhitungkan dalam menentukan kebutuhan kapasitas.

e. Menyatakan konfigurasi produk yang dapat dikirim (produk akhir tertentu

atau komponen berlevel tinggi dari produk akhir tertentu).

4.4.3.4. Input Utama Jadwal Induk ProduksiJurusan Teknik Industri FTI UII

45

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Gresik (Persero), Tbk

a. Data permuntaan total merupakan salah satu sumber data bagi proses

penjadwalan produksi induk berkaitan dengan ramalan penjualan (sales

forecast) dan pesanan-pesanan (order).

b. Status inventory berkaitan dengan informasi tentang on-hand inventory, stok

yang dialokasikan untuk penggunaan tertentu (allocated stock), pesanan-

pesanan produksi dan pembelian yang dikeluarkan (released production and

purchase orders), dan firm planned orders.

c. Rencana produksi memberikan sejumlah batasan kepada MPS. MPS harus

menjumlahkan untuk menentukan tingkat produksi, inventory, dan sumber-

sumber lain dalam rencana produksi itu.

d. Data perencanaan berkaitan dengan aturan-aturan lot-sizing yang harus

digunakan, stok pengaman (safety stock) dan waktu tunggu (lead time).

e. Informasi berupa kebutuhan kapasitas untuk mengimplementasikan MPS

menjadi salah satu input bagi MPS.

4.4.3.5. Hal-Hal Yang Berkaitan Dengan Jadwal Induk Produksi

a. Lead Time adalah waktu (banyaknya periode) dibutuhkan untuk

memproduksi atau membeli suatu item.

b. On Hand adalah posisi inventory awal yang secara fisik tersedia dalam stok.

c. Lot Size adalah kuantitas dari item yang biasanya dipesan dari pabrik atau

pemasok.

d. Safety stock adalah stok tambahan dari item yang direncanakan untuk berada

didalam inventory yang dijadikan sebagai stok pengaman guna mengatasi

fluktuasi dalam ramalan penjualan, pesanan-pesanan pelanggan dalan waktu

singkat, penyerahan item untuk pengisian kembali inventory.

e. Time Bucket pembagian planning periode yang digunakan dalam MPS atau

MRP.

f. Time Phase Plan adalah penyajian perencanaan, dimana demand, order

inventory disajikan dalam time bucket.

g. Time Foreces adalah batas waktu penyesuaian pesanan.

h. Demand Time Fence (DTF) adalah periode mendatang dari MPS dimana

dalam periode ini perubahan-perubahan terhadap MPS tidak diijinkan atau

Jurusan Teknik Industri FTI UII46

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Gresik (Persero), Tbk

tidak diterima karena akan menimbulkan kerugian biaya yang besar akibat

ketidaksesuaian atau kekacauan jadwal.

i. Planning Time Fence (PTF) adalah periode mendatang dari MPS dimana

dalam periode ini perubahan-perubahan terhadap MPS dievaluasi guna

mencegah ketidaksesuaian atau kekacauan jadwal yang akan menimbulkan

kerugian.

j. Time Periods for Display adalah banyaknya periode waktu yang ditampilkan

dalam format MPS.

k. Saes Plan (Sales Forecast) adalah rencana penjualan atau peramalan

penjualan untuk item yang dijadwalkan itu.

l. Actual Orders merupakan pesanan-pesanan yang diterima dan bersifat pasti.

m. Profected Available Balance (PAB) merupakan informasi proyeksi on-hand

inventory dari waktu ke waktu selama horizon perencanaan MPS.

n. Master Production Schedule (MPS) merupakan jadwal produksi atau

manufacturing yang diantisipasi untuk item tertentu.

o. Planning horizon adalah jangka waktu perencanaan yang digunakan.

4.4.3.6. Jenis Order Dalam MPS

a. Planning Order yaitu order yang rencananya akan di released dan dibuat

setelah mempertimbangkan demand-suplay.

b. Firm Planned Order yaitu order yang direncanakan akan dibuat diperusahaan

tersebut tetapi belum di released (masih perkiraan).

c. Order yaitu pesanan yang telah dibuat dan diperintahkan untuk dibuat atau

dikerjakan.

4.4.4. Perencanaan Kebutuhan Material

Untuk merencanakan kebutuhan material diperiode yang akan dating,

diperlukan data permintaan dari periode sebelumnya sebagai acuan.

Tabel 4.2 data produksi semen plant 1 tahun 2013

(t) BulanProduksi

(dalam ton)

1 Januari 258,208.80

Jurusan Teknik Industri FTI UII47

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Gresik (Persero), Tbk

(t) BulanProduksi

(dalam ton)

2 Februari 238,290.99

3 Maret 249,911.07

4 April 260,381.36

5 Mei 266,150.63

6 Juni 217,355.87

7 Juli 283,272.38

8 Agustus 227,111.76

9 September 230,583.48

10 Oktober 242,370.18

11 November 261,225.05

12 Desember 270,234.09

Jumlah 3,005,095.66

Januari

Februari

MaretApril Mei

JuniJuli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

-

50,000.00

100,000.00

150,000.00

200,000.00

250,000.00

300,000.00

Produksi Semen Tuban I Tahun 2013

Gambar 4.4.1 Diagram Produksi Semen Tuban 1 Tahun 2013

Jurusan Teknik Industri FTI UII48

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Gresik (Persero), Tbk

4.4.4.1. Peramalan Permintaan Produksi Tahun 2014

Peramalan permintaan adalah perkiraan tingkat permintaan suatu produk

dalam suatu periode tertentu untuk masa yang akan dating. Tujuan peramalan

adalah agar produksi yang dihasilkan optimum, artinya sesuai dengan kebutuhan

konsumen dan sumber daya yang ada. Biasanya peramalan permintaan dihitung

berdasarkan data actualpada periode sebelumnya.

a. Metode Simple Moving Average ( 5 Periode )

Metode rata-rata banyak digunakan untuk menentukan trend dari suatu deret

waktu. Dengan menggunakan metode rata-rata ini, deret berkala dari data asli

dirubah menjadi deret rata-rata bergerak yang lebih baik. Metode ini digunakan

untuk data perubahannya tidak cepat dan tidak mempunyai karakteristik

musiman atau seasonal. Model rata-rata bergerak mengestimasi permintaan

periode berikutnya sebagai rata-rata data permintaan actual dari periode

terakhir.

1) Peramalan produksi semen Finish Mill Tuban I untuk tahun 2014

Permintaan untuk bulan januari

d’1 = Agustus + …..+ November + Desember / t …………………persamaan

4.1

= ( 227,111.76 + 230,583.48 + 242,370.18 + 261,225.05 + 270,234.09 ) /

5

= 246,304.91 ton

Untuk perhitungan bulan Februari (d’2) dan selanjutnya ada di table 4.4.3

2) Hasil peramalan produksi semen di sector finish mill tuban I untuk tahun

2014.

Tabel 4.3 Peramalan produksi semen (Finish Mill) dengan metode Simple

Moving Average

BulanProduksi

Tahun 2013 (ton)

Peramalan Tahun 2014

(ton)

Januari 258,208.8

0 246,304.9

1 Februari 238,290.9 252,524.3

Jurusan Teknik Industri FTI UII49

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Gresik (Persero), Tbk

9 2

BulanProduksi

Tahun 2013 (ton)

Peramalan Tahun 2014

(ton)

Maret 249,911.0

7 254,065.8

2

April 260,381.3

6 255,574.0

0

Mei 266,150.6

3 255,405.2

6

Juni 217,355.8

7 254,588.5

7

Juli 283,272.3

8 246,417.9

8

Agustus 227,111.7

6 255,414.2

6

September 230,583.4

8 250,854.4

0

Oktober 242,370.1

8 244,894.8

2

November 261,225.0

5 240,138.7

3

Desember 270,234.0

9 248,912.5

7

Jumlah 3,005,095.66

3,005,095.66

Januari

Februari

MaretApril Mei

JuniJuli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

230,000.00

235,000.00

240,000.00

245,000.00

250,000.00

255,000.00

260,000.00

Peramalan Produksi

Gambar 4.4.2 Diagram Produksi Dengan Metode Simple Moving Average 5

periode

Jurusan Teknik Industri FTI UII50

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Gresik (Persero), Tbk

b. Metode Centered Moving Average ( 5 Periode )

Metode CMA ini termasuk dalam metode moving average. Perbedaan

metode ini dengan SMA yaitu CMA menggunakan titik tengah data actual

sebagai acuannya sedangkan SMA menggunakan 5 data periode sebelumnya

sebagai data olahnya.

1) Peramalan Produksi Semen (Finish Mill) Tuban I Tahun 2014

Permintaan untuk bulan januari

d’1 = November + ….. + Februari + Maret / t …………………….Persamaan

4.2

= ( 261,225.05 + 270,234.09 + 258,208.80 + 238,290.99 + 249,911.07 ) /

5

= 255,574 ton

Untuk perhitungan bulan februari (d’2) dan selanjutnya ada di tabel 4.4.4

2) Hasil Peramalan Produksi Semen (Finish Mill) Tuban I Pada Taun 2014

Tabel 4.4 Peramalan produksi semen (finish mill) dengan metode centered

moving average

BulanProduksi

Semen Tahun 2013 (ton)

Peramalan Produksi Tahun

2014 (ton)

Januari 258,208.80

255,574.00

Februari 238,290.99

255,405.26

Maret 249,911.07

254,588.57

April 260,381.36

246,417.98

Mei 266,150.63

255,414.26

Juni 217,355.87

250,854.40

Juli 283,272.38

244,894.82

Agustus 227,111.76

240,138.73

September 230,583.48

248,912.57

Oktober 242,370.18

246,304.91

Jurusan Teknik Industri FTI UII51

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Gresik (Persero), Tbk

BulanProduksi

Semen Tahun 2013 (ton)

Peramalan Produksi Tahun

2014 (ton)

November 261,225.05

252,524.32

Desember 270,234.09

254,065.82

Jumlah 3,005,095.66

3,005,095.66

Januari

Februari

MaretApril Mei

JuniJuli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

230,000.00

235,000.00

240,000.00

245,000.00

250,000.00

255,000.00

260,000.00

Peramalan Produksi Tahun 2014

Gambar 4.4.3 Diagram Peramalan Produksi Dengan Metode Centered

Moving Average 5 Periode

c. Metode Exponensial Smoothing

Diasumsikan α = 0, 3

1) Peramalan Produksi Semen (Finish Mill) Tuban I Pada Tahun 2014

Permintaan untuk bulan januari

d’1 = d1 = 258,208.80

Permintaan untuk bulan februari

d’2 = α d1 + (1-α)d’1 ………………………………………………..persamaan

4.3

= 0,3 (258,208.80) + (1-0,3)258,208.80

= 258,208,80 ton

Untuk perhitungan bulan maret dan selanjutnya ada di table 4.4.5

Jurusan Teknik Industri FTI UII52

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Gresik (Persero), Tbk

2) Hasil Peramalan Produksi Semen (Finish Mill) Tuban 1 Pada Tahun 2014

Tabel 4.5 Peramalan produksi semen (finish mill) dengan metode

Exponensial Smoothing 0,3

BulanProduksi

Semen Tahun 2013 (ton)

Peramalan Produksi Tahun

2014 (ton)

Januari 258,208.8

0 258,208.8

0

Februari 238,290.9

9 258,208.8

0

Maret 249,911.0

7 252,233.4

6

April 260,381.3

6 251,536.7

4

Mei 266,150.6

3 254,190.1

3

Juni 217,355.8

7 257,778.2

8

Juli 283,272.3

8 245,651.5

6

Agustus 227,111.7

6 256,937.8

0

September 230,583.4

8 247,989.9

9

Oktober 242,370.1

8 242,768.0

4

November 261,225.0

5 242,648.6

8

Desember 270,234.0

9 248,221.5

9

Jumlah 3,005,095.66

3,016,373.86

Jurusan Teknik Industri FTI UII53

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Gresik (Persero), Tbk

Januari

Februari

MaretApril Mei

JuniJuli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

230,000.00

235,000.00

240,000.00

245,000.00

250,000.00

255,000.00

260,000.00

Peramalan Produksi Tahun 2014

Gambar 4.4.4 Diagram Peramalan Produksi Dengan Metode Exponensial

Smoothing

4.4.4.2. Perhitungan Standart Error

Beberapa metode lebih ditentukan untuk meringkas kesalahan (error)

yang dihasilkan oleh fakta (keterangan) pada teknik peramalan. Sebagian

besar dari pengukuran ini melibatkan rata-rata beberapa fungsi dari

perbedaan antara nilai actual dan nilai peramalannya. Perbedaan antara

nilai observasi dan nilai ramalan ini sering dimaksud sebagai residual.

Satu metode untuk mengevaluasi metode peramalan menggunakan

jumlah dari kesalahan-kesalahan yang absolut. The Mean Absolute

Deviation (MAD) mengukur ketepatan ramalan dengan merata-rata

kesalahan dugaan (nilai absolut masing-masing kesalahan). MAD paling

berguna ketika orang yang menganalisa ingin mengukur kesalahan ramalan

dalam unit yang sama sebagai deret asli.

The Mean Squared Error (MSE) adalah metode lain untuk

mengevaluasi metode peramalan. Masing-masing kesalahan atau sisa

Jurusan Teknik Industri FTI UII54

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Gresik (Persero), Tbk

dikuadratkan. Kemudian dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah observasi.

Pendekatan ini mengatur kesalahan peramalan yang besar karena

kesalahan-kesalahan itu dikuadratkan. Suatu teknik yang menghasilkan

kesalahan moderat mungkin lebih baik untuk salah satu yang memiliki

kesalahan kecil tapi kadang-kadang menghasilkan sesuatu yang sangat

besar. Berikut ini rumus untuk menghitung MSE :

Ada kalanya persamaan ini sangat berguna untuk menghitung

kesalahankesalahan peramalan dalam bentuk presentase daripada jumlah.

The Mean Absolute Percentage Error (MAPE) dihitung dengan

menggunakan kesalahan absolut pada tiap periode dibagi dengan nilai

observasi yang nyata untuk periode itu. Kemudian, meratarata kesalahan

persentase absolut tersebut. Pendekatan ini berguna ketika ukuran atau

besar variabel ramalan itu penting dalam mengevaluasi ketepatan ramalan.

MAPE mengindikasi seberapa besar kesalahan dalam meramal yang

dibandingkan dengan nilai nyata pada deret. Metode MAPE digunakan jika

nilai Yt besar. MAPE juga dapat digunakan untuk membandingkan

ketepatan dari teknik yang sama atau berbeda dalam dua deret yang sangat

berbeda dan mengukur ketepatan nilai dugaan model yang dinyatakan

dalam bentuk rata-rata persentase absolut kesalahan. MAPE dapat dihitung

dengan rumus sebagai berikut:

Ada kalanya perlu untuk menentukan apakah suatu metode peramalan

bias (peramalan tinggi atau rendah secara konsisten). The Mean Percentage

Error (MPE) digunakan dalam kasus ini. MPE dihitung dengan mencari

kesalahan pada tiap periode dibagi dengan nilai nyata untuk periode itu.

Kemudian, merata-rata kesalahan persentase ini. Jika pendekatan

peramalan tak bias, MPE akan menghasilkan angka yang mendekati nol.

Jika hasilnya mempunyai presentase negatif yang besar, metode

peramalannya dapat dihitung. Jika hasilnya mempunyai persentase positif

Jurusan Teknik Industri FTI UII55

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Gresik (Persero), Tbk

yang besar, metode peramalan tidak dapat dihitung. MPE dapat dihitung

dengan rumus sebagai berikut:

a. Metode Simple Moving Average

Tabel 4.6 Perbandingan produksi semen tahun 2013 dengan hasil

peramalan menggunakan metode Simple Moving Average

BulanProduksi Semen

Tahun 2013 (ton)

Peramalan Produksi Tahun

2014 (ton)

Januari 258,208.8

0 246,304.9

1

Februari 238,290.9

9 252,524.3

2

Maret 249,911.0

7 254,065.8

2

April 260,381.3

6 255,574.0

0

Mei 266,150.6

3 255,405.2

6

Juni 217,355.87 254,588.5

7

Juli 283,272.3

8 246,417.9

8

Agustus 227,111.7

6 255,414.2

6

September 230,583.4

8 250,854.4

0

Oktober 242,370.1

8 244,894.8

2

November 261,225.0

5 240,138.7

3

Desember 270,234.0

9 248,912.5

7

Jumlah 3,005,095.6

6 3,005,095.6

6

Jurusan Teknik Industri FTI UII56

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Gresik (Persero), Tbk

Tabel 4.7 Tabel perhitungan Mean Absolute Deviation pada metode SMA

Bulan Periode Produksi Peramalan MAD

Januari 1 258,208.8

0 246,304.9

1 11903.888

Februari 2 238,290.9

9 252,524.3

2 13068.609

Maret 3 249,911.0

7 254,065.8

2 10097.323

April 4 260,381.3

6 255,574.0

0 8774.833

Mei 5 266,150.6

3 255,405.2

6 9168.940

Juni 6 217,355.8

7 254,588.5

7 13846.233

Juli 7 283,272.3

8 246,417.9

8 17133.113

Agustus 8 227,111.7

6 255,414.2

6 18529.287

September 9 230,583.4

8 250,854.4

0 18722.802

Oktober 10 242,370.1

8 244,894.8

2 17102.986

November 11 261,225.0

5 240,138.7

3 17465.107

Desember 12 270,234.0

9 248,912.5

7 17786.475

Tabel 4.8 Tabel perhitungan MAPE , MPE dan MSE

Bulan Periode et2 | et | /

Yt et / Yt MAPE MPE MSE

Januari 1141702549.

5 0.05

0.05 4.61% 4.61% 141702549.5

Februari 2202587682.

9 0.06

(0.06) 5.29% -0.68% 101293841.4

Maret 317261964.1

8 0.02

(0.02) 4.08% -1.01% 5753988.061

April 423110710.1

7 0.02

0.02 3.52% -0.29% 5777677.542

Mei 5115462933.

5 0.04

0.04 3.63% 0.57% 23092586.69

Juni 61386273949

0.17

(0.17) 5.88% -2.38% 231045658.2

Jurusan Teknik Industri FTI UII57

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Gresik (Persero), Tbk

Bulan Periode et2 | et | /

Yt et / Yt MAPE MPE MSE

Juli 71358246505

0.13

0.13 6.90% -0.18% 194035214.9

Agustus 8801031619.

5 0.12

(0.12) 7.59% -1.72% 100128952.4

September

9410910197.

6 0.09

(0.09) 7.72% -2.50% 45656688.63

Oktober 106373827.32

7 0.01

(0.01) 7.06% -2.36% 637382.7327

November 11444632722.

5 0.08

0.08 7.15% -1.41% 40421156.59

Desember 12454607215.

1 0.08

0.08 7.21% -0.63% 37883934.59

Gambar 4.4.5 Grafik Tracking Signal pada metode SMA

b. Metode Centered Moving Average

Tabel 4.9 Perbandingan produksi semen tahun 2013 dengan hasil

peramalan menggunakan metode Simple Moving Average

BulanProduksi

Semen Tahun 2013 (ton)

Peramalan Produksi Tahun

2014 (ton)

Januari 258,208.8

0 255,574.0

0

Februari 238,290.9

9 255,405.2

6

Maret 249,911.0

7 254,588.5

7

Jurusan Teknik Industri FTI UII58

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

-5

-4

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

5

UCLLCLTS

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Gresik (Persero), Tbk

BulanProduksi

Semen Tahun 2013 (ton)

Peramalan Produksi Tahun

2014 (ton)

April 260,381.3

6 246,417.9

8

Mei 266,150.6

3 255,414.2

6

Juni 217,355.8

7 250,854.4

0

Juli 283,272.3

8 244,894.8

2

Agustus 227,111.7

6 240,138.7

3

September 230,583.4

8 248,912.5

7

Oktober 242,370.1

8 246,304.9

1

November 261,225.0

5 252,524.3

2

Desember 270,234.0

9 254,065.8

2

Jumlah 3,005,095.66

3,005,095.66

Tabel 4.10 Tabel perhitungan Mean Absolute Deviation pada metode CMA

Bulan Periode Produksi Peramalan MAD

Januari 1 258,208.8

0 255,574.00 2634.8

Februari 2 238,290.9

9 255,405.26 9874.54

Maret 3 249,911.0

7 254,588.57 8142.19

April 4 260,381.3

6 246,417.98 9597.49

Mei 5 266,150.6

3 255,414.26 9825.26

Juni 6 217,355.8

7 250,854.40 13770.8

Jurusan Teknik Industri FTI UII59

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Gresik (Persero), Tbk

Bulan Periode Produksi Peramalan MAD

Juli 7 283,272.3

8 244,894.82 17286.1

Agustus 8 227,111.7

6 240,138.73 16753.7

September 9 230,583.4

8 248,912.57 16928.7

Oktober 10 242,370.1

8 246,304.91 15629.3

November 11 261,225.0

5 252,524.32 14999.4

Desember 12 270,234.0

9 254,065.82 15096.8

Tabel 4.11 Tabel perhitungan MAPE , MPE dan MSE

Bulan Periode et2 | et | / Yt et / Yt MAPE MPE MSE

Januari 16942171.04 0.01

0.01 1.02% 1.02% 6942171.04

Februari 2292898306 0.07

(0.07) 4.10% -3.08% 146449153

Maret 321879006.3 0.02

(0.02) 3.36% -2.68% 7293002.08

April 4194975869 0.05

0.05 3.86% -0.67% 48743967.3

Mei 5115269598 0.04

0.04 3.89% 0.27% 23053919.6

Juni 61122151512 0.15

(0.15) 5.81% -2.34% 187025252

Juli 71472836805 0.14

0.14 6.92% -0.07% 210405258

Agustus 8169702052 0.06

(0.06) 6.77% -0.78% 21212756.4

September 9335955540 0.08

(0.08) 6.90% -1.58% 37328393.4

Oktober 1015482115.9 0.02

(0.02) 6.37% -1.58% 1548211.59

Jurusan Teknik Industri FTI UII60

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Gresik (Persero), Tbk

Bulan Periode et2 | et | / Yt et / Yt MAPE MPE MSE

November 1175702702.5 0.03

0.03 6.10% -1.13% 6882063.87

Desember 12261412890 0.06

0.06 6.09% -0.54% 21784407.5

Gambar 4.4.6 Grafik Tracking Signal pada metode CMA

c. Metode Exponensial Smoothing

Tabel 4.12 Perbandingan produksi semen tahun 2013 dengan hasil

peramalan menggunakan metode Simple Moving Average

BulanProduksi

Semen Tahun 2013 (ton)

Peramalan Produksi Tahun

2014 (ton)

Januari 258,208.8

0 258,208.8

0

Februari 238,290.9

9 258,208.8

0

Maret 249,911.0

7 252,233.4

6

April 260,381.3

6 251,536.7

4

Mei 266,150.6

3 254,190.1

3

Juni 217,355.8

7 257,778.2

8

Juli 283,272.3

8 245,651.5

6

Jurusan Teknik Industri FTI UII61

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

-5-4-3-2-1012345

LCLUCLTS

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Gresik (Persero), Tbk

BulanProduksi

Semen Tahun 2013 (ton)

Peramalan Produksi Tahun

2014 (ton)

Agustus 227,111.7

6

256,937.80

September 230,583.4

8 247,989.9

9

Oktober 242,370.1

8 242,768.0

4

November 261,225.0

5 242,648.6

8

Desember 270,234.0

9 248,221.5

9

Jumlah 3,005,095.66

3,016,373.86

Tabel 4.13 Perhitungan Mean Absolute Deviation pada metode ES 0,3

Bulan Periode Produksi Peramalan MAD

Januari1

258,208.80

258,208.80 0

Februari2

238,290.99

258,208.80 9958.91

Maret3

249,911.07

252,233.46 7413.4

April4

260,381.36

251,536.74 7771.2

Mei5

266,150.63

254,190.13 8609.06

Juni6

217,355.87

257,778.28 13911.3

Juli7

283,272.38

245,651.56 17298.4

Agustus8

227,111.76

256,937.80 18864.3

September9

230,583.48

247,989.99 18702.3

Oktober10

242,370.18

242,768.04 16871.9

November11

261,225.05

242,648.68 17026.8

Desember12

270,234.09

248,221.59 17442.3

Jurusan Teknik Industri FTI UII62

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Gresik (Persero), Tbk

Tabel 4.14 Tabel perhitungan MAPE , MPE dan MSE

Bulan Periode et2 | et | /

Yt et / Yt MAPE MPE MSE

Januari1 0

-

- 0.00% 0.00% 0

Februari2 3.97E+08

0.08

(0.08) 4.18% -4.18% 1.98E+08

Maret3 5393481

0.01

(0.01) 3.10% -3.10% 1797827

April4 78227287

0.03

0.03 3.17% -1.47% 19556822

Mei5 1.43E+08

0.04

0.04 3.44% -0.28% 28610728

Juni6 1.63E+09

0.19

(0.19) 5.96% -3.33% 2.72E+08

Juli7 1.42E+09

0.13

0.13 7.01% -0.96% 2.02E+08

Agustus8 8.9E+08

0.13

(0.13) 7.77% -2.48% 1.11E+08

September 9 3.03E+08

0.08

(0.08) 7.75% -3.04% 33665176

Oktober10 158290.1

0.00

(0.00) 6.99% -2.76% 15829.01

November11 3.45E+08

0.07

0.07 7.00% -1.86% 31371048

Desember12 4.85E+08

0.08

0.08 7.10% -1.03% 40379176

Gambar 4.4.7 Grafik Tracking Signal pada metode ES 0,3

Jurusan Teknik Industri FTI UII63

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

-5-4-3-2-1012345

LCLUCLTS

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Gresik (Persero), Tbk

4.4.4.3. Perhitungan Pemilihan Alternatif Terbaik

Setelah melakukan perhitungan maka dapat kita lihat criteria mana yang

lebih baik yang akan digunakan nantinya. Dalam pemilihan ini ada 2 faktor

yang dilihat, yang pertama yaitu mean absolute deviation (MAD) dan

grafik tracking signal. Berikut table perhitungan nilai MAD.

Tabel 4.15 Perhitungan Nilai Error MAD

MetodePerhitungan Nilai Error

Mean Absolute Deviation

Simple Moving Average

17786.47467

Centered Moving Average

15096.84967

Exponensial Smoothing 0,3

17442.31922

Untuk factor MAD, metode centered moving average memiliki standar

error yang lebih kecil dari lainnya yaitu 15096,84967. Kemudian untuk

factor grafick tracking signal dapat kita lihat pada gambar dibawah.

Tabel 4.16 Perhitungan Nilai Error MAPE

MetodePerhitungan Nilai Error

Mean Absolute Percentage Error

Simple Moving Average

7.21%

Centered Moving Average

6.09%

Exponensial Smoothing 0,3

7.10%

Pada metode Mean Absolute Percentage Error (MAPE) ini, yang

memiliki nilai persentase error terendah yaitu teknik Centered Moving

Average (CMA) dengan nilai 6,09% lebih kecil dari nilai MAPE teknik

yang lainnya.

Tabel 4.17 Perhitungan Nilai Error MPE

Jurusan Teknik Industri FTI UII64

Laporan Kerja Praktek PT. Semen Gresik (Persero), Tbk

MetodePerhitungan Nilai

ErrorMean Percentage Error

Simple Moving Average

-0.63%

Centered Moving Average

-0.54%

Exponensial Smoothing 0,3

-1.03%

Dari table diatas dapat diketahui bahwa nilai dari setiap teknik

peramalan memiliki nilai negative. Hal ni menunjukkan bahwa metode

peramalan dapat dihitung. Yang memiliki nilai negative terbesar yaitu

teknik Exponensial Smoothing.

Tabel 4.18 Perhitungan Nilai Error MSE

MetodePerhitungan Nilai Error

Mean Squared Error

Simple Moving Average

37883934.59

Centered Moving Average

21784407.51

Exponensial Smoothing 0,3

40379176.38

Pada perhitungan MSE ini yang memiliki kesalahan peramalan paling

besar yaitu metode Exponensial Smoothing, sedangkan yang memiliki

kesalahan peramalan paling kecil yaitu metode CMA dengan nilai MSE

sebesar 21784407.

Jurusan Teknik Industri FTI UII65