Upload
tranthu
View
260
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Laporan Kinerja Ditjen Kerja Sama ASEAN 2015
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II PERENCANAAN KINERJA 3
A. RENCANA STRATEGIS DITJEN KSA TAHUN 2015-2019 3
B. PERJANJIAN KINERJA DITJEN KSA 4
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 5
A. GAMBARAN UMUM 5
B. ANALISA PENCAPAIAN SASARAN 9
1. Analisis Capaian Sasaran 1 IKU 1
2. Analisis Capaian Sasaran Strategis 2 IKU 2 14
3. Analisis Capaian Sasaran Strategis 2 IKU-3 17
C. ANALISIS EFISIENSI SUMBER DAYA 20
D. REALISASI ANGGARAN TAHUN 2015 20
BAB IV PENUTUP 25
LAMPIRAN
1. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015
2. REALISASI RENCANA AKSI TAHUN 2015
3. MATRIKS INDIKATOR KINERJA UTAMA
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN (Ditjen KSA) merupakan salah satu Unit Organisasi di lingkungan Kementerian Luar Negeri yang mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan hubungan luar negeri dan politik luar negeri pada lingkup kerja sama ASEAN, serta sekaligus sebagai Sekretariat Nasional ASEAN–Indonesia.
Dalam rangka pencapaian Visi Ditjen KSA Tahun 2015—2019, ―Menjadi Pemimpin Diplomasi dalam Pelaksanaan Kerja Sama ASEAN untuk Kepentingan Nasional‖ yang mendukung Visi Kemenlu Tahun 2015—2019, ―Terwujudnya Wibawa Diplomasi guna Memperkuat Jati Diri Bangsa sebagai Negara Maritim untuk Kepentingan Rakyat‖, peran strategis Ditjen KSA adalah sebagai berikut:
1. Sebagai pilar terdepan dalam melaksanakan politik luar negeri dan hubungan luar negeri
dalam rangka kerja sama ASEAN. 2. Meningkatkan kepemimpinan Indonesia di ASEAN dan dukungan serta komitmen yang
tinggi dari pemangku kepentingan nasional atas berbagai kesepakatan yang telah dihasilkan dalam konteks ASEAN.
3. Menyampaikan dan memperjuangkan prakarsa dan rekomendasi Indonesia dalam berbagai isu yang tengah dibahas di pertemuan ASEAN agar dapat diterima oleh seluruh negara anggota ASEAN.
4. Mendorong agar Cetak Biru Masyarakat ASEAN 2015 di ketiga pilarnya (pilar politik-keamanan, pilar ekonomi, pilar sosial-budaya) dapat diimplementasikan secara penuh baik oleh seluruh Negara Anggota ASEAN dan Indonesia pada tingkat nasional.
5. Turut serta membangun kesadaran publik mengenai ASEAN dan kerja sama ASEAN. 6. Sebagai Koordinator Sekretariat Nasional ASEAN-Indonesia.
Perpres Nomor 56 Tahun 2015 tentang Kementerian Luar Negeri menyebutkan
bahwa dalam melaksanakan tugas Ditjen KSA untuk menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan hubungan luar negeri dan politik luar negeri pada lingkup kerja sama ASEAN, Ditjen KSA menyelenggarakan fungsi:
1. perumusan kebijakan di bidang penyelenggaraan hubungan luar negeri dan
pelaksanaan politik luar negeri pada lingkup kerja sama asean; 2. pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan hubungan luar negeri dan politik luar
negeri pada lingkup kerja sama asean; 3. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penyelenggaraan
hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri pada lingkup kerja sama asean;
4. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri pada lingkup kerja sama asean;
5. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri pada lingkup kerja sama asean;
6. pemajuan identitas dan kesadaran mengenai asean pada tingkat nasional; 7. pengelolaan kebijakan dan pelaksanaan kerja sama internasional dalam pembentukan
masyarakat asean; 8. pelaksanaan administrasi direktorat jenderal kerja sama asean; dan 9. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh menteri.
Ditjen KSA sebagai Sekretariat Nasional ASEAN-Indonesia memiliki peran yang sangat strategis untuk mendukung kesiapan Indonesia menyambut Masyarakat ASEAN
1
2015 dan ke depan. Dengan peran tersebut, Ditjen KSA bukan hanya sebagai pilar terdepan dalam hubungan luar negeri di bidang kerja sama ASEAN, namun juga pada tingkat nasional, sebagai pumpunan kegiatan (focal point) dan koordinator persiapan nasional untuk pertemuan-pertemuan ASEAN dan implementasi hasil kerja sama ASEAN, menjadi penyimpan informasi mengenai semua urusan ASEAN dan memajukan identitas dan kesadaran ASEAN.
Grafik 1
Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN
Pada tahun 2015, diplomasi Indonesia dalam kerangka kerja sama ASEAN ditujukan untuk menghasilkan manfaat yang secara nyata dapat dirasakan secara langsung oleh rakyat. Dalam penyusunan Visi Masyarakat ASEAN 2025, Ditjen KSA senantiasa memastikan bahwa rakyat Indonesia dapat merasakan dampak langsung dari pembentukan Masyarakat ASEAN.
Isu-isu strategis yang dihadapi selama tahun 2015 antara lain implementasi Cetak Biru Masyarakat ASEAN 2015, isu Laut China Selatan, promosi dan proteksi HAM, perlindungan buruh migran di luar negeri, kerja sama Maritim dalam konteks ASEAN dan EAS, kerja sama di bidang anti-terorisme, operasionalisasi Sekretariat AICHR, penguatan AIPR, perampingan pertemuan ASEAN, isu asap lintas batas, RCEP, penyusunan Visi Masyarakat ASEAN 2025, pengangkatan moratorium mitra wicara ASEAN, penguatan Sekretariat ASEAN dan sentralitas ASEAN.
Berbagai isu dan tantangan yang semakin kompleks yang dihadapi di ASEAN mempengaruhi cara pandang dan kebijakan Indonesia dalam menanganinya. Kepemimpinan Indoensia di ASEAN perlu diperkuat dan memperoleh dukungan dari para pemangku kepentingan terkait agar mampu mengelola berbagai dinamika di kawasan untuk meraih manfaat dan peluang yang ditawarkan ASEAN bagi rakyat Indonesia. Kepemimpinan Indonesia di ASEAN sangat tergantung pada upaya menindaklanjuti komitmen Indonesia di ASEAN ke dalam dukungan domestic melalui regulasi, kelembagaan, maupun program/kegiatan. Untuk mendukung kondisi tersbut, Ditjen KSA senantiasa perlu secara konsisten menyesuaikan dirinya terhadap dinamika di kawasan dan dalam negeri.
2
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
BAB II PERENCANAAN KINERJA
A. RENCANA STRATEGIS DITJEN KSA TAHUN 2015-2019
Renstra Ditjen KSA Tahun 2015-2019 telah ditetapkan melalui Keputusan Direktur
Jenderal Kerja Sama ASEAN Nomor SK. 018/KP/05/2015/05. Renstra Ditjen KSA 2015-2019 dapat diringkas seperti di bawah ini:
INDIKATOR KINERJA UTAMA DITJEN KSA
1. Persentase rekomendasi dan prakarsa Indonesia yang diterima dalam setiap pertemuan.
2. Persentase masyarakat yang memahami integrasi Masyarakat ASEAN. 3. Persentase saran kebijakan yang disetujui untuk pelaksanaan kesepakatan ASEAN
di tingkat nasional.
VISI KEMLU
"Terwujudnya Wibawa Diplomasi Guna Memperkuat Jati Diri Bangsa sebagai Negara Maritim untuk Kepentingan Rakyat"
MISI KEMLU
1. Memperkuat peran dan kepemimpinan Indonesia sebagai negara maritim dalam kerja sama internasional untuk memajukan kepentingan nasional. 2. Memantapkan peran Kementerian Luar Negeri sebagai penjuru pelaksana hubungan luar negeri dengan dukungan dan peran aktif seluruh pemangku
kepentingan nasional. 3. Mewujudkan kapasitas Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan RI yang mumpuni.
VISI DITJEN KSA
―Menjadi Pemimpin Diplomasi dalam pelaksanaan Kerja Sama ASEAN untuk kepentingan nasional‖
MISI DITJEN KSA
1. Meningkatkan rekomendasi dan prakarsa Indonesia dalam pelaksanaan kerja sama ASEAN di bidang politik-keamanan, ekonomi dan sosial budaya serta hubungan eksternal ASEAN.
2. Mendorong implementasi saran kebijakan oleh pemangku kepentingan nasional untuk pelaksanaan kesepakatan ASEAN.
3. Memperkuat organisasi, manajemen, dan kualitas sumber daya manusia di lingkungan Ditjen Kerja Sama ASEAN.
SASARAN STRATEGIS DITJEN KSA
1. Kepemimpinan Indonesia di ASEAN yang meningkat. 2. Dukungan dan komitmen nasional yang tinggi atas kesepakatan ASEAN.
PROGRAM DITJEN KSA
―Peningkatan Hubungan dan Politik Luar Negeri Melalui Kerja Sama ASEAN‖. KEGIATAN DITJEN KSA
1. Kerja Sama ASEAN Bidang Politik dan Keamanan 2. Kerja Sama ASEAN Bidang Ekonomi 3. Kerja Sama ASEAN Bidang Fungsional 4. Kerja Sama ASEAN dengan Mitra Wicara dan Antar Kawasan 5. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Kerja Sama ASEAN
ANGGARAN DITJEN KSA
Rp. 60.203.987.000,-
TUJUAN DITJEN KSA
―Kepemimpinan Indonesia yang berpengaruh dalam kerja sama ASEAN‖
3
B. PERJANJIAN KINERJA DITJEN KSA
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 DIREKTORAT JENDERAL KERJA SAMA ASEAN
No Sasaran Program/Kegiatan Indikator Kinerja Target
(1) (2) (3) (4)
1. Kepemimpinan Indonesia di ASEAN yang meningkat
1 Persentase rekomendasi dan prakarsa Indonesia yang diterima dalam setiap pertemuan.
90%
2. Dukungan dan komitmen nasional yang tinggi atas kesepakatan ASEAN
2 Persentase masyarakat yang memahami integrasi Masyarakat ASEAN.
85%
3 Persentase saran kebijakan yang disetujui untuk pelaksanaan kesepakatan ASEAN di tingkat Nasional.
97%
Kegiatan Anggaran 1 Kerja Sama ASEAN Bidang Ekonomi
Rp. 6.764.100.000,-
2 Kerja Sama ASEAN Bidang Fungsional Rp.
5.604.600.000,-
3 4 5
Kerja Sama ASEAN Dengan Bidang Wicara dan Antar Kawasan Kerja Sama Asean Bidang Politik dan Keamanan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Kerja Sama ASEAN
Rp. Rp. Rp.
5.686.600.000.- 11.769.800.000,- 32.742.000.000,-
Jumlah Total Anggaran Kegiatan Rp. 62.567.100.000,- *) *) Total Anggaran Saat Penandatanganan Perjanjian Kinerja Rp. 62.567.100.000,- Total Anggaran Revisi Ditjen KSA Rp. 60.203.987.000,-
4
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. GAMBARAN UMUM
Secara keseluruhan tingkat capaian kinerja Ditjen KSA pada tahun 2015 sebesar 99.08%. Selama tahun 2015, Indonesia senantiasa melanjutkan dan meningkatkan kepemimpinannya di ASEAN. Dengan mulainya Masyarakat ASEAN pada 31 Desember 2015, ASEAN kini menjadi suatu kawasan yang terintegrasi dalam satu komunitas yang terbuka, damai, dan sejahtera, saling peduli, dan terikat bersama dalam kemitraan dinamis.
Diplomasi dan politik luar negeri Indonesia dalam kerangka kerja sama ASEAN
utamanya dilakukan untuk mendukung Visi Presiden RI menjadikan Indonesia berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi dan berkepribadian secara budaya. Untuk mendukung kebijakan ASEAN sebagai prioritas politik luar negeri Indonesia pada tahun 2015, Ditjen KSA memberikan kontribusi yang signifikan di bidang perlindungan buruh dan diplomasi ekonomi di ASEAN. Untuk mendukung realisasi Poros Maritim, diplomasi Indonesia ditujukan untuk mendorong penguatan kerja sama maritim dalam berbagai mekanisme di ASEAN.
Tahun 2015 merupakan tahun dimana Masyarakat ASEAN termasuk Masyarakat
Ekonomi ASEAN akan mulai diberlakukan yaitu pada 31 Desember 2015. Masyarakat ASEAN bukanlah suatu ―event‖ tetapi sebuah proses yang akan terus berlangsung, bahkan setelah tahun 2015. Tujuan para Pemimpin negara anggota ASEAN membentuk Masyarakat ASEAN adalah untuk menciptakan masyarakat yang berpandangan maju, hidup dalam lingkungan yang damai, stabil, dan makmur serta saling peduli. Secara lebih luas, Masyarakat ASEAN dibentuk guna mempererat kesatuan ASEAN dalam menghadapi konstelasi global. Faktor-faktor dinamis tersebutlah yang menegaskan bahwa Masyarakat ASEAN adalah proses bukan akhir dari sebuah event.
Sepanjang tahun 2015, Indonesia secara konsisten aktif mendorong implementasi
Declaration on the Conduct of Parties in the South China Sea(DoC) secara penuh dan efektif, serta diselesaikannya Code of Conduct in The South China Sea (CoC). Indonesia juga terus berperan aktif dalam pencapaian Masyarakat ASEAN dan menyiapkan Visi Masyarakat ASEAN pasca 2015. Selain masalah Laut Cina Selatan dan Visi Masyarakat ASEAN pasca 2015, isu-isu strategis dan prioritas yang diperjuangkan Indonesia dalam konteks ASEAN antara lain mengenai perlindungan buruh migran dan HAM, kerja sama penanggulangan bencana dan terorisme, kerja sama maritim dan penguatan Sekretariat ASEAN. Indonesia juga menginginkan semakin sempitnya gap kemakmuran antar-negara ASEAN dan hubungan kerja sama yang saling menghormati, soliditas dan sentralitas ASEAN serta kawasan ASEAN yang aman dan stabil.
Pada tahun 2015, ASEAN juga berhasil menyelesaikan dokumen ASEAN 2025:
Forging Ahead Together yang terdiri dari Visi Masyarakat ASEAN 2025, Cetak Biru Masyarakat Politik Keamanan ASEAN 2025, Cetak Biru Masyarakat Ekonomi ASEAN 2025, dan Cetak Biru Masyarakat Sosial Budaya 2025, serta Kuala Lumpur Declaration on ASEAN 2025: Forging Ahead Together. Dalam hal ini Ditjen Kerja Sama ASEAN telah berhasil memasukan elemen-elemen penting usulan Indonesia agar terefleksikan dalam dokumen tersebut.
Agar kerja sama ASEAN dapat memberikan manfaat optimal bagi rakyat, maka
Ditjen KSA terus berupaya untuk mendorong tindaklanjut dan implementasi kesepakatan ASEAN kepada pemangku kepentingan di tingkat nasional. Pada tahun 2015, Ditjen KSA selaku Setnas ASEAN-Indonesia telah melakukan penguatan operasionalisasi Setnas
5
ASEAN-Indonesia. Upaya penguatan ini direalisasikan melalui pembentukan Tim Pelaksana Harian Setnas ASEAN-Indonesia di bawah Satker Ditjen KSA. Kegiatan pemajuan identitas dan kesadaran ASEAN di tingkat nasional menjadi prioritas utama Tim ini. Operasionalisasi didukung secara penuh melalui penyediaan fasilitas kantor Setnas yang berlokasi di kompleks Pusdiklat Kemlu dan penguatan anggaran. Koordinasi dengan seluruh kementerian teknis yang menangani isu ASEAN di bidang politik, ekonomi dan sosial budaya dalam rangka formulasi kebijakan dan implementasi berbagai kesepakatan ASEAN semakin solid dan terus ditingkatkan.
Dibandingkan dengan tahun 2014, diplomasi Indonesia di ASEAN lebih difokuskan
pada isu-isu yang memberikan dampak langsung kepada masyarakat Indonesia seperti isu perlindungan buruh migran, pemberantasan IUU fishing, penanggulangan bencana asap dan lainnya. Peningkatan kepemimpinan Indonesia di ASEAN di tahun 2015 sejatinya merupakan proses yang berkesinambungan dan tidak dapat terpisahkan dari capain Ditjen KSA pada tahun 2014. Berbagai prakarsa dan rekomendasi yang berhasil diperjuangkan Indonesia pada tahun 2015 merupakan refleksi dari kemajuan dan dinamika kerja sama ASEAN dari tahun sebelumnya dan tahun berjalan.
Terkait upaya peningkatan kesadaran dan dukungan terhadap kesiapan nasional,
Ditjen KSA selaku Setnas ASEAN-Indonesia terus berupaya menyelaraskan dan menyinergikan berbagai upaya yang telah dilakukan oleh para pemangku kepentingan nasional termasuk publik domestik. Mengingat Masyarakat ASEAN bukan suatu peristiwa melainkan sebuah proses, Ditjen KSA berkepentingan untuk terus mendorong tingkat pemahaman masyarakat tentang Masyarakat ASEAN. Luas wilayah Indonesia mengharuskan Ditjen KSA untuk merangkul berbagai pihak, misalnya dengan berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Ditjen KSA bekerja sama dengan berbagai perguruan tinggi negeri maupun swasta untuk membentuk Pusat Studi ASEAN (PSA). Di Indonesia kini terdapat 20 PSA yang tersebar di berbagai provinsi. Ditjen KSA terus merangkul PSA di masa-masa mendatang untuk dapat melaksanakan kegiatan yang mampu mendorong tingkat pemahaman masyarakat Indonesia mengenai Masyarakat ASEAN, dan memastikan keberlangsungan dan efektivitas dari upaya tersebut.
Berbagai upaya yang telah dilakukan Ditjen KSA adalah untuk mewujudkan
peningkatan kepemimpinan Indonesia di ASEAN. Kepemimpinan Indonesia di ASEAN harus terus diperjuangkan agar Indonesia memiliki pengaruh terhadap kebijakan di forum ASEAN yang pada akhirnya dapat menyuarakan kepentingan nasional. Status kepemimpinan Indonesia di ASEAN tidak dapat diragukan lagi, hal ini didukung berbagai pendapat dan analisa berbagai pihak baik dalam negeri maupun luar negeri. Pattharapong Rattanasevee, akademisi Burapha University-Thailand, dalam artikelnya yang dimuat di Jurnal East Asia Forum, Maret 2015 menyatakan bahwa ada 3 jenis kepemimpinan di ASEAN yaitu sectoral, cooperative dan periodical leadership. Rattanasevee berpendapat bahwa ASEAN membutuhkan undisputed leadership dimana Indonesialah satu-satunya kandidat, sebagai negara terbesar, makmur dan terkuat di kawasan dan pendiri pelopor ASEAN. Pernyataan ini tentu saja merupakan apresiasi yang sangat tinggi bagi sejarah perjuangan, peran dan kontribusi Indonesia untuk ASEAN.
Amitav Acharya seorang profesor di American University, pada 29 Juni 2015 menulis
di Jurnal yang sama bahwa Indonesia merupakan ―a thought leader‖. Kishore Mahbubani, Dekan Lee Kuaw Yew School of Public Policy (pada World Economic Forum on East Asia 2015 yang diselenggarakan di Jakarta 19-21 April 2015-www.rappler.com) menyampaikan bahwa peran Indonesia sangatlah fundamental bagi kesuksesan MEA, mengingat Indonesia merupakan ekonomi terbesar di kawasan, sehingga apabila Indonesia tidak ikut dalam keterbukaan MEA, maka MEA menjadi tidak berarti. Pernyataan ini senada dengan ungkapan Chairman CIMB Niaga Group Datuk Sri Nazir Razak, bahwa ASEAN bukan apa-apa tanpa Indonesia. Dia melanjutkan, Indonesia memiliki peranan yang sangat penting di
6
ASEAN, baik dalam bidang politik maupun ekonomi. Oleh sebab itu, kepemimpinan Indonesia dibutuhkan untuk berlangsungnya MEA.
Grafik 2
Pengakuan akan Kepemimpinan Indonesia di ASEAN yang meningkat
Grafik 3
Dukungan dan komitmen dari pemangku kepentingan di Indonesia terkait kesepakatan ASEAN
7
Capaian kinerja Ditjen KSA tahun 2015 sebesar 98.99% menandai penuntasan proses pencapaian pembentukan Masyarakat ASEAN 31 Desember 2015. Capaian pada tahun 2015 tidak bersifat akumulatif terhadap tingkat pengaruh kepemimpinan Indonesia dalam kerja sama ASEAN yang akan dicapai sesuai Renstra dengan target 2016 sebesar 78,50% dan sebesar 82,50% pada tahun 2019. Capaian pada masa mendatang juga akan dipengaruhi oleh perkembangan di kawasan yang sangat dinamis, serta dukungan pemangku kepentingan nasional terhadap pelaksanaan kesepakatan ASEAN.
Capaian kinerja Ditjen KSA pada tahun 2015 diperoleh dari hasil pengukuran kinerja
yang dilakukan dengan membandingkan antara realisasi kinerja dengan target kinerja yang telah ditetapkan pada tahun berjalan.
Tabel 1 Capaian IKU Ditjen Kerja Sama ASEAN
NO
SASARAN
IKU
T
C
INFORMASI
KINERJA
J
R
1.
2.
Kepemimpinan Indonesia di ASEAN yang meningkat Dukungan dan komitmen nasional yang tinggi terhadap kebijakan luar negeri terkait kesepakatan ASEAN
IKU 1 Persentase rekomendasi dan prakarsa Indonesia yang diterima dalam setiap pertemuan.
90%
107,01%
Prakarsa yang disampaikan
48
Prakarsa yang diterima
47
Rekomendasi yang disampaikan
710
Rekomendasi yang diterima
683
REALISASI IKU 1: 96.31%
IKU 2: Persentase masyarakat yang memahami integrasi Masyarakat ASEAN
85%
90.03%
Jumlah total kuesioner yang diterima
16.949
Jumlah masyarakat yang memiliki nilai 80-100 (skala 0-100) dalam menjawab kuesioner
12.970
REALISASI IKU 2: 76.52%
IKU 3: Persentase saran kebijakan yang disetujui untuk pelaksanaan kesepakatan ASEAN di tingkat nasional
97%
99.94%
Jumlah total saran kebijakan yang disampaikan
98
Jumlah saran kebijakan yang disetujui
95
REALISASI IKU 3: 96.94%
CAPAIAN SASARAN: 98.99%
8
B. ANALISA PENCAPAIAN SASARAN
1. ANALISIS CAPAIAN SASARAN I IKU 1 Capaian Sasaran Strategis Ditjen KSA ―Kepemimpinan Indonesia di ASEAN yang meningkat‖ sebagai Sasaran Strategis 1 (SS-1) diukur dengan Indikator Kinerja Utama (IKU-1) ―Persentase rekomendasi dan prakarsa Indonesia yang diterima dalam setiap pertemuan”. Wujud Kepemimpinan Indonesia di ASEAN, ditandai dengan banyaknya prakarsa (inisiatif/gagasan baru) dan rekomendasi (usulan) Indonesia yang diterima oleh negara-negara ASEAN.
Pada tahun 2015, Indonesia telah berhasil memperjuangkan 730 rekomendasi dan prakarsa yang diterima dari 758 rekomendasi dan prakarsa yang disampaikan dalam 250 pertemuan ASEAN yang dihadiri oleh delegasi Indonesia. Oleh karena itu pada tahun 2015, capaian kinerja SS-1 IKU-1 sebesar 107,01% dengan realisasi 96.31% dari target 90%, sebagaimana tabel berikut :
Tabel 2
Capaian IKU 1 Ditjen Kerja Sama ASEAN
IKU 1 Bidang Prakarsa
yang Disampaikan
Prakarsa yang
Diterima
Rekomendasi yang
disampaikan
Rekomendasi yang diterima
Nilai
Persentase rekomendasi dan prakarsa Indonesia yang diterima dalam setiap pertemuan.
Bidang Politik 0 0 268 248
Bidang Ekonomi 18 17 72 71
Bidang Sosial Budaya 27 27 89 86
Kerjasama ASEAN dengan negara mitra wicara ASEAN dan organisasi regional/ internasional
7 7 281 278
Jumlah 48 47 710 683
Yang diterima (%)
Jumlah Rekomendasi dan Prakarsa yang disampaikan: 758
Jumlah Rekomendasi dan Prakarsa yang diterima: 730
Realisasi IKU 1 (%): 96,31
Capaian (%) dari target 90%: 107,01
Jika dibandingkan dengan capaian IKU pada tahun 2014, capaian IKU tahun ini mengalami penurunan dari 118.81% menjadi 107,01%, dikarenakan adanya peningkatan target dari 80% di tahun 2014 menjadi 90% di tahun 2015. Sedangkan, jika dilihat dari angka realisasi, tahun 2015 telah mengalami peningkatan realisasi dari 95.05% di tahun 2014 menjadi 96.31% pada 2015.
Lebih lanjut berdasarkan data komponen IKU dapat dilihat bahwa jumlah prakarsa
dan rekomendasi yang disampaikan dalam pertemuan ASEAN tahun 2015 mengalami peningkatan dari 525 menjadi 756 (jumlah rekomendasi yang disampaikan Indonesia meningkat dari 501 menjadi 705 atau naik 28.9% dan jumlah prakarsa meningkat dari 24 menjadi 51 atau naik 52%). Pada tahun ini Indonesia terus mendorong tindak lanjut dari rekomendasi dan prakarsa yang telah disepakati tahun 2014 dan merealisasikan keinginan Indonesia sebagai Poros Maritim dunia.
9
Tabel 3 Perbandingan Kinerja Komponen-1 IKU-1 SS-1
Tahun 2015 dengan Tahun 2014
INFORMASI KINERJA IKU I
TAHUN 2014
TAHUN 2015
Prakarsa Yang Disampaikan 24 48
Prakarsa Yang Diterima 23 47
Rekomendasi Yang Disampaikan 501 710
Rekomendasi Yang Diterima 476 683
Realisasi 95.05% 96.31%
Capaian IKU 118,81% 107,01%
Adapun perbandingan kinerja IKU-1 SS-1 tahun 2015 dengan beberapa tahun
terakhir sebagai berikut:
Tabel 4 Perbandingan Realisasi IKU-1 SS-1 Tahun 2012—2015
Informasi Kinerja IKU 1
2012
2013
2014
2015
Jumlah Sidang 328 188 192 250
Rekomendasi dan Prakarsa yang disampaikan
209 442 525 758
Rekomendasi dan Prakarsa yang diterima
187 717 499 730
Persentase rekomendasi dan prakarsa Indonesia yang diterima dalam setiap pertemuan
89.48%
94.34%
95.05%
96.31%
Capaian selengkapnya rekomendasi dan prakarsa sebagaimana lampiran Matriks No. 1.
Beberapa pertemuan penting pada tahun 2015 diantaranya Pertemuan Tingkat
Pejabat Tinggi (SOM), Pertemuan Tingkat Menteri (AMM/PMC/IAMM), KTT ke-26 dan ke-27 ASEAN, KTT EAS, KTT Plus One, Pertemuan HLTF on ASEAN Community's Post-2015 Vision, Pertemuan ARF, AIPR, AICHR dan berbagai pertemuan dengan negara mitra wicara ASEAN. Rekomendasi dan prakarsa Indonesia yang bernilai strategis dan merupakan perwujudan kepemimpinan Indonesia di ASEAN yaitu:
PRAKARSA 1. Prakarsa Indonesia terkait EAS Statement on Enhancing Regional Maritime Cooperation
telah disahkan para Pemimpin Negara Peserta EAS pada November 2015. Dokumen ini merupakan salah satu deliverables penting dan utama dari KTT ke-10 EAS dan berisikan salah satunya upaya pemberantasan Illegal, Unreported and Unregulated (IUU) Fishing. Indonesia mengusulkan perlunya dibentuk suatu mekanisme/instrumen hukum ASEAN guna memberantas IUU Fishing dan memasukkannya dalam kategori kejahatan trans-national. Upaya ini membantu Indonesia dalam mewujudkan visi sebagai poros maritim dunia dan upaya pengembangan kerja sama di bidang maritim yang bersifat lebih komprehensif di kawasan. Hal itu juga akan bermanfaat untuk mendorong kerja sama pemberantasan IUU Fishing dalam kerangka EAS dan dapat menjadi pedoman yang penting bagi ASEAN dalam upaya mengembangkan kerja sama maritim dengan mitra eksternalnya.
10
Indonesia juga berhasil mendorong disepakatinya beberapa dokumen kerja sama di sektor perikanan yang bertujuan untuk mencegah masuknya produk perikanan hasil IUU Fishing ke dalam regional supply chain pada pertemuan the 37th Meeting of the ASEAN Ministers on Agriculture and Forestry (37thAMAF).
2. Terkait arsitektur kawasan, Indonesia telah memprakarsai suatu konsep pemikiran
berdasarkan Treaty of Amity and Cooperation (TAC) dan EAS Declaration for Mutually Beneficial Relations (Bali Principles) guna menghadapi berbagai tantangan ke depan sekaligus memperkuat pembentukan Masyarakat ASEAN dan juga implementasi dari Visi Masyarakat ASEAN pasca-2015. Konsep pemikiran Indonesia pada hakekatnya dan dalam jangka panjang adalah memanfaatkan elemen-elemen TAC dan Bali Principles untuk disinergikan dengan berbagai inisiatif negara peserta EAS lainnya dalam rangka menyusun suatu instrumen hukum yang mengikat bagi kawasan yang lebih luas. Dengan terciptanya arsitektur kawasan yang stabil maka dapat menciptakan enabling environment yang memungkinkan Indonesia tetap dapat melanjutkan pembangunan nasional untuk kepentingan rakyat.
REKOMENDASI 3. Dalam rangka mendorong pemeliharaan perdamaian, keamanan dan stabilitas di
kawasan, Indonesia mendorong implementasi DOC secara penuh dan finalisasi COC secepat mungkin. Indonesia berhasil mendorong tersusunnya elemen awal COC serta adanya workplan pembahasan COC. Pada isu SEANWFZ, Indonesia mengusulkan adanya penandatanganan dan ratifikasi dimulai dari negara yang tidak akan melakukan reservasi. Isu Laut China Selatan dan SEANWFZ sangat penting bagi Indonesia sehingga stabilitas keamanan di kawasan menjadi terpelihara dan mewujudkan sebuah prakondisi yang memungkinkan Indonesia melakukan pembangunan nasional secra berkelanjutan.
4. Terkait aplikasi Timor Leste sebagai anggota ASEAN:
a. Indonesia mengusulkan agar Sekretariat ASEAN dapat menyusun daftar kegiatan/pertemuan ASEAN yang dapat diikuti oleh Timor Leste dalam kerangka capacity building.
b. Indonesia menekankan agar negara anggota ASEAN dapat mempertimbangkan untuk mengundang Timor Leste dalam kegiatan yang bersifat teknis dan untuk meningkatkan capacity building Timor Leste.
Keanggotaan Timor Leste di ASEAN dapat menjamin stabilitas keamanan dan politik di Timor Leste yang berbatasan langsung dengan Indonesia. Sehingga berdampak penting bagi pembangunan Indonesia terutama di wilayah-wilayah Indonesia timur.
5. Indonesia telah berhasil memasukkan beberapa poin penting dalam proses perundingan High Level Task Force on ASEAN Community’s Post-2015 Vision antara lain memperluas kerja sama maritim ASEAN untuk menanggulangi terorisme, kejahatan lintas negara dan transboundary challenges di wilayah laut, termasuk IUU fishing, penyelundupan, trafficking in persons. Pertemuan HLTF ini memiliki arti strategis karena akan melandasi arah kerja sama ASEAN pada periode 2016-2025. Dengan ikut serta secara konstruktif dalam HLTF, Indonesia akan ikut mewarnai arah kerja sama ASEAN pada dekade mendatang agar searah dan mendukung kepentingan pembangunan nasional.
6. Terkait hubungan eksternal ASEAN, Indonesia mendorong permintaan Selandia Baru untuk meningkatkan status kerja sama kemitraan dengan ASEAN dari status Comprehensive menjadi Strategic Partnership agar dapat dipertimbangkan secara positif oleh ASEAN. Manfaat bagi Indonesia antara lain pemberian beasiswa dan peningkatan kapasitas/pelatihan, peningkatan people to people contact, dan permasalahan sosial lainnya. Manfaat ini direalisasikan melalui optimalisasi program Four Flagship Initiatives
11
and Plan of Action 2016-2020. Indonesia selama ini berpandangan bahwa ASEAN perlu menyusun kriteria klasifikasi level kerja sama kemitraan ASEAN dengan mitra wicara, yaitu enhanced, comprehensive, dan strategic partnership untuk menjadi panduan ASEAN.
7. Indonesia menyampaikan perlunya empat kriteria sebagai rujukan dalam aplikasi keanggotaan baru di ARF (UAE dan Chili), yaitu: (1) komitmen untuk bekerjasama mewujudkan tujuan ARF, (2) geographical footprint yaitu Asia timur, Asia Tenggara dan Oceania, (3) kewajaran jumlah anggota dan (4) dibahas melalui proses konsultasi.
8. Dalam negosiasi RCEP, Indonesia memberi rekomendasi dan mendorong ASEAN untuk
segera menyelesaikan kesepakatan RCEP yang substansial pada akhir tahun ini. RCEP diharapkan dapat memperlancar arus perdagangan barang, jasa, dan investasi bagi suatu pasar besar yang mencakup lebih dari 3,5 milyar jiwa (48% penduduk dunia), dengan jumlah produk domestik bruto sebesar $22,4 triliun dan total nilai ekspor barang sebesar $5,1 triliun. Indonesia memandang pentingnya RCEP untuk mempersempit kesenjangan tingkat pembangunan antar negara, karena demi implementasi RCEP yang efektif dan efisien, manfaatnya harus dapat dirasakan oleh semua pihak termasuk UKM.
9. Sebagai wujud komitmen kuat terhadap penanganan polusi asap lintas bantas,
Indonesia telah menjadi negara pihak pada Persetujuan ASEAN mengenai Polusi Asap Lintas Batas (ASEAN Agreement on Transboundary Haze Pollution /AATHP) pada tanggal 23 Maret 2015. Komitmen ini ditindaklanjuti dengan pencalonan Indonesia menjadi tuan rumah ASEAN Coordinating Centre for Transboundary Haze Pollution Control (ACCTHPC).
10. Indonesia menegaskan kembali posisi nasional bahwa untuk perlindungan pekerja migran di ASEAN secara efektif dan komprehensif draft instrumen wajib memenuhi 3 hal yaitu legally binding, memberikan perlindungan bagi seluruh pekerja migran tanpa membedakan status keimigrasiannya, serta menghormati hak-hak anggota keluarga pekerja migran sebagaimana tercantum dalam ASEAN Declaration on the Protection and Promotion of the Rights of Migrant Workers (2007), ASEAN Human Rights Declaration (2012), International Convention on the Protection of the Rights of All Migrant Workers and members of Their Famillies (1990).
Penguatan perlindungan bagi Buruh Migran Indonesia pada konteks ASEAN dilakukan melalui upaya mendorong terbentuknya instrumen hukum ASEAN tentang perlindungan buruh migran yang bersifat non-diskriminatif. Hal ini sejalan dengan Visi ASEAN untuk membentuk Masyarakat ASEAN yang saling peduli.
Capaian di bidang perdagangan barang nampak dari keberhasilan Indonesia mempertahankan kepentingannya, antara lain tetap mengenakan bea masuk bagi produk alkohol karena alasan masalah sosial dan moral, serta produk beras dan gula guna melindungi petani dalam negeri. Indonesia juga berhasil mempertahankan pengaturan ketentuan standar dan kualitas barang terbatas pada produk yang diproduksi ASEAN dan bukan produk yang dipasarkan di ASEAN.
Sementara capaian di bidang perdagangan jasa antara lain adalah keberhasilan Indonesia memperpanjang pemenuhan persyaratan AFAS Paket ke-10 dari tahun 2015 menjadi tahun 2017. Indonesia juga mendominasi jumlah tenaga kerja terampil insinyur (569 orang dari total 1483) dan arsitek (84 orang dari total 285) yang terdaftar sebagai tenaga kerja ahli ASEAN. Selain mendominasi jumlah tenaga kerja ahli ASEAN, Indonesia juga dipercaya menjadi lokasi regional secretariat untuk ASEAN Healthcare Services, ASEAN Chartered Professional Accountant Coordinating Committee (ACPACC), dan
12
ASEAN Tourism Professional. Keberhasilan Indonesia lainnya adalah mendorong dirampungkannya ASEAN Strategic Action Plan for SME Development 2016-2025.
Pencapaian target IKU 1 terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Mengingat mekanisme pengambilan keputusan di ASEAN melalui konsensus penuh sehingga pencapaian IKU ini juga dipengaruhi oleh posisi dan dinamika yang ditimbulkan oleh 9 negara anggota lainnya. Ditetapkannya target di Renstra tahun 2019 sebesar 94%, meski bukan merupakan target akumulatif, namun menunjukkan pentingnya kepemimpinan Indonesia di ASEAN dan optimisme akan kemampuan Indonesia untuk terus meningkatkan kepemimpinan di ASEAN. Realisasi IKU-1 tahun 2015 sebesar 96,31% menunjukkan peningkatan kualitas dari rekomendasi dan prakarsa yang dihasilkan. Perolehan yang telah melebihi tahun 2015 menunjukkan pada tahun 2015 Ditjen Kerja Sama ASEAN telah berhasil meningkatkan kuantitas dan kualitas rekomendasi dan prakarsa sehingga tingkat penerimaan dari negara ASEAN lainnya menjadi cukup tinggi. Dalam tahun berikutnya Ditjen KS ASEAN terus meningkatkan target persentase rekomendasi dan prakarsa yang diterima, meski pengaruh dinamika dari 9 negara ASEAN lainnya sangat menentukan realisasi pencapaian IKU ini.
Dalam upaya untuk mencapai IKU-1, Ditjen Kerja Sama ASEAN menghadapi beberapa kendala. Secara umum, faktor penghambat utama yang dihadapi oleh Indonesia untuk melaksanakan prioritasnya, antara lain masih terdapat perbedaan kepentingan di antara negara-Negara Anggota ASEAN yang belum dapat dijembatani dan sejumlah negara anggota ASEAN memiliki posisi yang bertentangan dengan Indonesia terutama dalam isu perlindangan buruh migran di ASEAN. Koordinasi antar Negara Anggota ASEAN perlu terus ditingkatkan untuk menjamin kesatuan dan sentralitas ASEAN, khususnya ketika melakukan pembahasan isu-isu regional seperti Laut China Selatan. Selain itu, keterbatasan waktu dan sumber daya manusia juga menjadi kendala, sehingga alokasi waktu dan sumber daya manusia untuk dapat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan ASEAN menjadi terbatas.
Pada pertemuan ke-48 ASEAN Foreign Ministers Meeting di Kuala Lumpur tanggal
1-4 Agustus 2015, Indonesia telah mengajukan proposal untuk adopsi ASEAN Foreign Ministers’ Statement on the Protection and Promotion of the Rights of Migrant Workers yang didukung beberapa negara anggota, namun pertemuan belum mencapai konsensus. Statement ini merupakan bentuk dukungan Menteri Luar Negeri ASEAN atas proses drafting Instrumen perlindungan pekerja migran dalam ACMW/ACMW-DT dan melalui 15 putaran, di mana penyelesaiannya terkendala isu-isu yang memerlukan arahan kebijakan politis.
Untuk mengatasi kendala tersebut, Ditjen KSA terus melakukan pendekatan dengan
negara-negara yang masih belum sejalan dengan posisi Indonesia melalui lobi, pertemuan informal, dialog, dan konsultasi. Sebagai contoh, terkait isu asap lintas batas, Malaysia dan Singapura cukup keras dalam memasukkan paragraf yang menyudutkan Indonesia. Namun atas hasil pendekatan yang efektif, Malaysia dan Singapura pada akhirnya dapat berkompromi dan dapat menerima posisi dan sebagian besar paragraf usulan Indonesia sebagaimana terefleksi dalam Chairman’s Statement of the 27th ASEAN Summit. Selanjutnya, Indonesia aktif mendorong perampingan dan perbaikan format pertemuan ASEAN (streamlining of ASEAN Meetings). Selain hal tersebut sejalan dengan semangat efektivitas dan efisiensi pertemuan ASEAN, perampingan pertemuan ASEAN akan berdampak pada optimalnya partisipasi Ditjen KSA di berbagai pertemuan ASEAN.
Langkah antisipasi mendatang terkait dengan negosiasi finalisasi instrumen
perlindungan pemajuan hak-hak pekerja migran ASEAN, Indonesia akan tetap konsisten dengan posisi nasionalnya bahwa dalam rangka memberikan perlindungan yang efektif dan komprehensif kepada pekerja migran di ASEAN. Oleh karenanya Indonesia akan merekomendasikan agar permasalahan dalam perumusan instrument ini dibahas dalam forum-forum ASEAN selain SLOM seperti AMM. Indonesia akan menyelenggarakan
13
konferensi regional untuk menggalang dukungan terkaitnya pentingnya isu pekerja migran dengan mengundang seluruh negara ASEAN dan pemangku kepentingan terkait lainnya.
2. ANALISIS CAPAIAN SASARAN STRATEGIS 2 IKU 2
Capaian Sasaran Strategis Ditjen KSA ―Dukungan dan komitmen nasional yang tinggi terhadap kebijakan luar negeri terkait kesepakatan ASEAN‖ sebagai Sasaran Strategis 2 (SS-2) diukur dengan Indikator Kinerja Utama (IKU-2) ―Persentase masyarakat yang memahami integrasi Masyarakat ASEAN” Tingkat pemahaman masyarakat Indonesia mengenai integrasi masyarakat ASEAN dapat mendukung formulasi dan implementasi hasil kebijakan luar negeri RI terhadap ASEAN. Tingkat pemahaman ini pengukurannya dilakukan dengan penyebaran kuesioner yang berisi substansi pembentukan Masyarakat ASEAN terhadap peserta.
Pada tahun 2015, Ditjen KSA telah berhasil melakukan 100 kegiatan
pemasyarakatan di 50 kota. Dari total 16.949 kuesioner yang diterima kembali dari peserta kegiatan sebanyak 12.790 kuesioner memiliki nilai 80-100 (skala 0-100). Sehingga pada tahun 2015, capaian kinerja SS-2 IKU-1 sebesar 90.03% dengan realisasi 76.52% dari target 85%, sebagaimana tabel berikut :
Tabel 5
Capaian IKU 2 Ditjen Kerja Sama ASEAN
IKU 2 Kuesioner yang diterima
Kuesioner yang menjawab dengan nilai
80-100
Nilai
Persentase masyarakat yang memahami integrasi Masyarakat ASEAN
16.949 12.790
Realisasi IKU 2 (%): 76.52
Capaian IKU 2 (%) dari target 85%: 90.03
Tabel 6
Perbandingan Kinerja Komponen-1 IKU-1 SS-2 Tahun 2015 dengan Tahun 2014
INFORMASI KINERJA IKU 2
TAHUN 2014
TAHUN 2015
Kuesioner yang diterima 13.453 16.949
Kuesioner yang menjawab dengan nilai 80-100 12.191 12.790
Realisasi 90,62% 76.52
Capaian IKU 113,27% 90.03%
Tabel 7
Perbandingan Realisasi IKU-1 SS-2 Tahun 2011—2015
Kegiatan Pemasyarakatan
2011 2012 2013 2014 2015
Jumlah Sosialisasi 115 kali 110 kali 141 kali 132 kali 100 kali
Jumlah Kabupaten/Kota 42 25 42 37 49
Jumlah Orang Yang Hadir 5.850 5.400 25.043 35.738 27236
14
Jika dibandingkan dengan capaian IKU pada tahun 2014, capaian IKU tahun ini mengalami penurunan dari 113.27% menjadi 90.03% hal ini disebabkan adanya peningkatan target IKU dari tahun 2014 sebesar 80% menjadi 85% pada tahun 2015.
Apabila dilihat dari data komponen IKU dapat dilihat bahwa jumlah kuesioner yang
diterima tahun 2015 mengalami peningkatan dari 13.453 di tahun 2014 menjadi 16.949, namun realisasi jumlah kuesioner dengan nilai 80-100 mengalami penurunan dari 90.62% menjadi 76.52%. Penurunan realisasi SS-2 IKU-1 dipengaruhi oleh peningkatan kualitas kuesioner terhadap pertanyaan subtansi yang lebih tinggi terhadap ASEAN, diantaranya terkait Visi Masyarakat ASEAN, kebijakan dan pilar Masyarakat ASEAN. Selain itu, pemilihan daerah kunjungan yang menjangkau hingga pelosok mempengaruhi tingkat prioritas dan penyerapan pemahaman peserta tingkat pengetahuan peserta mengenai ASEAN khususnya di daerah pelosok masih kurang sehingga mempengaruhi hasil penilaian kuesioner.
Pada tahun 2015, Ditjen KSA melanjutkan dan memperkuat strategi pemasyarakatan
Masyarakat ASEAN dengan lebih banyak mengoptimalkan manfaat saluran televisi, radio dan media cetak agar dapat menjangkau masyarakat lebih luas. Disamping itu, kegiatan yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan dilakukan melalui pelaksanaan seminar, kuliah umum, pendirian Pusat Studi ASEAN (PSA), simulasi sidang ASEAN, perlombaan dan penyelenggaraan ASEAN Corner di berbagai kota di Indonesia. Sejak 2011 hingga 2015, tercatat lebih dari 498 kegiatan sosialisasi baik di ibukota provinsi maupun di daerah perbatasan, seperti di Kepulauan Anambas, Atambua, Kepulauan Riau dan di Kabupaten Sangita Laut, Sulawesi Utara. Pada tahun 2015, terdapat lebih dari 10 kegiatan pemasyarakatan Masyarakat ASEAN yang dilaksanakan Ditjen KSA di 50 kota. Kegiatan sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman tentang Masyarakat ASEAN masih menjadi tantangan karena belum dapat banyak mendorong pemahaman masyarakat. Hal ini tercermin dari hasil kuesioner yang didistribusikan kepada peserta sosialisasi, serta hasil survei pihak lainnya seperti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), media cetak dan elektronik, radio dan televisi. Survei lain yang dilakukan oleh pihak luar, diantaranya pada tanggal 2 Desember 2015, LIPI mengumumkan hasil survei tentang pemahaman masyarakat Indonesia terhadap Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Survei tersebut menunjukkan hanya 25,90% responden memiliki pemahaman mengenai MEA, dan hanya 27,80% dari kalangan pengusaha dan pedagang. Survei tersebut dilakukan terhadap 2.500 responden dari 16 kota di Indonesia. Hasil survei juga menunjukkan sebanyak 43,7% responden masyarakat konsumen mengakui penerapan MEA akan bermanfaat secara ekonomi, yaitu terbukanya peluang baru. Survei lain yang dilaksanakan Litbang Kompas menemukan 43% responden tahu bahwa MEA akan mulai diterapkan akhir 2015 dan 74.7% setuju Indonesia wajib mengikuti pasar bebas ASEAN. Survei tersebut dilaksanakan pada 1-2 November 2015 melalui jajak pendapat lewat telepon dengan 582 responden di 12 kota besar. Meskipun hasil survei menyiratkan pemahaman yang minim tentang MEA, Litbang Kompas menemukan bahwa terdapat optimism terhadap pembukaan MEA karena Indonesia bisa mencari peluang.
INFID (International NGO Forum on Indonesia Development) juga telah melakukan survei tentang pemahaman warga Indonesia mengenai ASEAN yang diseminarkan pada 17 Desember 2015, yang hasilnya yaitu 85.20% warga mengaku tahu sedikit mengenai ASEAN. 80% warga cukup mengenali visi-misi/tujuan dan relevansi ASEAN untuk Indonesia. Sumber informasi tentang ASEAN sesuai hasil survei INFID yaitu 78% dari teman, 9% dari Koran/Majalah dan 7% dari Sekolah.
15
Tabel 8 Rekapitulasi Hasil Survei tentang Pemahaman Masyarakat Indonesia
mengenai ASEAN Tahun 2015
No Survey Hasil Keterangan
1 LIPI - 25,90% responden memiliki pemahaman mengenai MEA
- 43,7% responden masyarakat konsumen mengakui penerapan MEA akan bermanfaat secara ekonomi, yaitu terbukanya peluang baru
2.500 responden dari 16 kota di Indonesia
2 Litbang Kompas
- 43% responden tahu bahwa MEA akan mulai diterapkan akhir 2015
- 74.7% setuju Indonesia wajib mengikuti pasar bebas ASEAN
582 responden di 12 kota besar
3 INFID (International NGO Forum on Indonesia Development)
- 85.20% warga mengaku tahu sedikit mengenai ASEAN
- 80% warga cukup mengenali visi-misi/tujuan dan relevansi ASEAN untuk Indonesia
600 orang responden sampel purposif di Jakarta
Kurangnya pemahaman warga tentang Masyarakat ASEAN tidak hanya terjadi di
Indonesia, tetapi juga di sebagian besar negara-negara anggota ASEAN lainnya. Ditjen KSA memperoleh informasi tersebut melalui kegiatan benchmarking ke hampir seluruh negara ASEAN. Kegiatan ini memungkinkan untuk melihat secara langsung, mengumpulkan informasi yang tidak dapat diperoleh dari sumber terbuka, bertukar pikiran dan pengalaman dengan pihak-pihak terkait di negara tujuan mengenai persiapan negara tersebut menghadapi pembentukan Masyarakat ASEAN 2015. Pada tahun 2015, kegiatan benchmarking dilaksanakan di Myanmar, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Brunei Darussalam. Sebagai contoh, tingkat pemahaman dan kepedulian masyarakat Malaysia terhadap Masyarakat ASEAN masih rendah, namun hal tersebut dipandang bukan sebagai kendala. Pemerintah Malaysia dan para pelaku ekonomi yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Malaysia menekankan bahwa banyak masyarakat Malaysia sesungguhnya sudah dan sedang menikmati manfaat dari Masyarakat ASEAN tanpa menyadari secara langsung, melalui berbagaipenerapan kebijakan terkait Masyarakat ASEAN.
Hal ini selaras dengan informasi yang diperoleh Ditjen KSA dari beberapa
Pemerintah Provinsi di Indonesia. Untuk mengetahui lebih jauh tingkat persiapan di setiap daerah, serta meningkatkan kesadaran dan menjangkau masyarakat lebih luas, Ditjen KSA telah melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah tingkat satu di seluruh Indonesia. Saat ini Ditjen KSA telah menerima tanggapan dari 13 provinsi, yang pada umumnya memiliki semangat positif dan menunjukan kesiapan, tercermin dari berbagai program kebijakan daerah yang ditujukan untuk peningkatan daya saing. Meskipun tingkat pemahaman masyarakat di masing-masing Provinsi masih perlu didorong, tetapi berbagai kebijakan tersebut membuka jalan bagi masyarakat masing-masing untuk dapat memperoleh manfaat dari Masyarakat ASEAN. Salah satu success story provinsi Indonesia di ranah ASEAN adalah Provinsi Jawa Timur.
Dengan dimulainya Masyarakat ASEAN pada tanggal 31 Desember 2015 maka perlu
strategi baru yang lebih tepat sasaran dan selaras dengan tugas pokok dan fungsi yang diemban oleh Ditjen Kerja Sama ASEAN. Tantangan yang dihadapi adalah agar kesepakatan-kesepakatan yang dihasilkan oleh ASEAN dapat memberikan manfaat secara langsung bagi rakyat Indonesia. IKU ini pada tahun 2016 tidak digunakan lagi dan sumber
16
daya yang dimiliki oleh Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN akan difokuskan untuk menghasilkan saran kebijakan bagi pemangku kepentingan untuk pelaksanaan kesepakatan ASEAN di tingkat nasional.
Dalam upaya untuk mencapai IKU-1 SS-2, Ditjen Kerja Sama ASEAN menghadapi
beberapa kendala terutama terkait upaya menyosialisasikan rasa kepemilikan dan kekitaan terhadap ASEAN di Indonesia. Kendala tersebut, antara lain, yaitu faktor geografis Indonesia berupa gugusan kepulauan yang mendorong perlunya diversifikasi metode sosialisasi yang masih harus ditingkatkan, sehingga bersifat lebih interaktif, tidak monoton, dan tailor made (disesuaikan dengan kondisi suatu daerah) sehingga berdampak lebih luas. Kendala lain terkait konsistensi dan kontinuitas kebijakan yang mempengaruhi banyak hal termasuk koordinasi di tingkat pusat serta antara pusat dan daerah, contohnya pembentukan kementerian baru. Khusus terkait dengan isu MEA, masih terdapat kesulitan menerjemahkan istilah teknis terkait MEA ke dalam bahasa sehari-hari agar mudah dipahami masyarakat.
Untuk mengatasi kendala tersebut, perlu disadari beberapa hal berikut. Dari berbagai
kegiatan sosialiasasi yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN, dapat disimpulkan bahwa secara umum masyarakat Indonesia sudah mengenal ASEAN, tetapi tidak dapat dipungkiri tingkat pemahaman mereka masih rendah. Selanjutnya, rasa kepemilikan dan kekitaan terhadap ASEAN juga perlu ditingkatkan dalam kalangan penyelenggara sosialisasi. Kadar rasa kepemilikan dan kekitaan yang masih rendah tersebut terlihat dari keengganan dalam mengerahkan sumber daya manusia secara lebih besar dan mengalokasikan anggaran yang lebih memadai. Dengan kata lain, sosialisasi dengan skala yang lebih besar sangat diperlukan guna menjangkau Indonesia yang secara geografis sangat luas dengan beragam hambatan infrastrukturnya.
Untuk itu, langkah antisipasi mendatang sangat bergantung dari diversifikasi metode
sosialisasi yang mampu menjawab berbagai tantangan tersebut di atas. Ditjen KSA dapat memanfaatkan berbagai pusat studi ASEAN (PSA) yang telah terbentuk. Dalam hal ini, pemanfaatan PSA perlu berkoordinasi dengan instansi pusat terkait sehingga lebih tepat sasaran. Di tahun mendatang Ditjen KSA akan melanjutkan kegiatan peningkatan pemahaman tentang Masyarakat ASEAN secara lebih terarah dengan menyampaikan saran-saran kebijakan kepada para pemangku kepentingan di pusat maupun daerah. Peran penyampaian informasi kepada masyarakat luas ke depan dapat dijajaki untuk dilakukan dengan bekerja sama dengan Kemkominfo menyusun suatu narasi tunggal tentang kebijakan Pemerintah untuk Pembentukan Masyarakat ASEAN. Sesuai Instruksi Presiden no. 9 tahun 2015 tentang Pengelolaan Komunikasi Publik, Kemkominfo bertugas mendiseminasikan dan melakukan edukasi terkait kebijakan Pemerintah melalui seluruh saluran komunikasi dan melakukan evaluasi efektivitasnya.
3. ANALISIS CAPAIAN SASARAN STRATEGIS 2 IKU-3
Capaian Sasaran Strategis Ditjen KSA ―Dukungan dan komitmen nasional yang tinggi terhadap kebijakan luar negeri terkait kesepakatan ASEAN‖ sebagai Sasaran Strategis 2 (SS-2) diukur dengan Indikator Kinerja Utama (IKU-3) ―Persentase saran kebijakan yang disetujui untuk pelaksanaan kesepakatan ASEAN di tingkat nasional”. Pelaksanaan kesepakatan ASEAN di tingkat nasional merupakan wujud keberhasilan Ditjen KSA dalam mengawal hasil diplomasi Indonesia dalam kerangka ASEAN dengan mendorong tindak lanjut berbagai komitmen Indonesia di ASEAN oleh pemangku kepentingan terkait.
Sesuai dengan Manual IKU Ditjen Kerja Sama ASEAN, pada tahun 2015 ini, IKU 3
Ditjen Kerja Sama ASEAN masih melanjutkan implementasi ASEAN Community Blueprint
17
pada setiap pilar. Sedangkan pada tahun 2016-2019 akan menggunakan implementasi rencana aksi sesuai dengan visi ASEAN 2016-2025 yang sedang dalam proses perundingan untuk disahkan pada KTT ke-27 ASEAN.
Pada tahun 2015, tingkat implementasi Cetak Biru ASEAN 2015 di tingkat ASEAN
telah mencapai 96,94 persen, dengan rincian sebagai berikut: pilar Masyarakat Politik Keamanan ASEAN sebesar 100 persen, pilar Masyarakat Ekonomi ASEAN 92,7 persen, dan pilar Masyarakat Sosial-Budaya ASEAN sebesar 100 persen. Implementasi Rencana Aksi dalam kerangka pilar Masyarakat Ekonomi ASEAN yang belum terimplementasi akan diprioritaskan di dalam agenda pasca 2015 untuk diselesaikan sebelum tahun 2016 berakhir. Pada tahun 2015, capaian kinerja SS-2 IKU-1 sebesar 100.23% dengan realisasi 97.22% dari target 97%,sebagaimana tabel berikut:
Tabel 9
Implementasi Langkah Aksi Cetak Biru Masyarakat ASEAN s.d Tahun 2015
IKU 3 Bidang Jumlah total Action Line Cetak Biru
Masyarakat ASEAN
Jumlah Action Line yang diimplemen-tasikan Indonesia
Nilai
Persentase Implementasi langkah aksi (action line) Cetak Biru Masyarakat ASEAN.
Bidang Politik-Keamanan
147 147
Bidang Ekonomi 506 476
Bidang Sosial Budaya 339 339
Jumlah 992 962
Realisasi IKU 3 (%) 96.94
Capaian IKU 3 (%) dari target 97%
99.94
Tabel 10 Perbandingan Jumlah Langkah Aksi yang Diimplementasikan Negara Anggota ASEAN
Pilar Total Langkah Aksi
Jumlah Langkah Aksi yang diimplementasikan oleh Negara Anggota ASEAN
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Politik dan Keamanan
147 67 22 14 10 2 10 25
Ekonomi N/A 94 126 81 301 82 476
Sosial Budaya
339 19 24 25 30 197 27 17
Di tahun 2015, Indonesia telah melaksanakan seluruh 13 langkah aksi Pilar Politik dan
Keamanan ASEAN yang menjadi komitmen Indonesia. Pada Pilar Ekonomi, di tingkat nasional Indonesia telah mengimplementasikan 94,1% High Priority Measures atau 476 dari 506 langkah aksi untuk tahun 2015. Tingkat implementasi tersebut di atas tingkat implementasi keseluruhan ASEAN yang mencapai 92,7% High Priority Measures.
18
Tabel 11 Capaian IKU 3 Ditjen Kerja Sama ASEAN Tahun 2015
IKU 3 Bidang Jumlah saran
kebijakan yang disampaikan
Jumlah saran kebijakan yang
disetujui
Nilai
Persentase saran kebijakan yang disetujui untuk pelaksanaan kesepakatan ASEAN di tingkat nasional.
Bidang Politik-Keamanan
75 72
Bidang Ekonomi 20 20
Bidang Sosial Budaya 3 3
Jumlah 98 95
Realisasi IKU 3 (%) 96.94
Capaian IKU 3 (%) dari target 97%
99.94
Pada tahun 2015, Ditjen KSA telah menyelenggarakan 49 kegiatan yang menghasilkan 98 saran kebijakan. Dari jumlah tersebut, 95 saran kebijakan telah disetujui untuk pelaksanaan kesepakatan ASEAN di tingkat Nasional.
Pada tahun 2016 sampai dengan tahun 2019, Ditjen KS ASEAN akan menggunakan
IKU Persentase saran kebijakan yang disetujui untuk pelaksanaan kesepakatan ASEAN. Target
capaian IKU ini pada tahun 2019 adalah 70%. Target ditetapkan relatif tidak tinggi mengingat IKU ini mengalami perubahan dari IKU yang digunakan sebelumnya yakni implementasi action line Masyarakat ASEAN yang telah selesai dilaksanakan dengan berlakunya Masyarakat ASEAN pada 31 Desember 2015. Agar Masyarakat ASEAN dapat memberikan manfaat bagi rakyat Indonesia, Ditjen KS ASEAN akan memfokuskan upaya untuk menghasilkan saran kebijakan kepada para pemangku kepentingan nasional untuk pelaksanaan kesepakatan ASEAN. IKU ini tidak bersifat akumulatif namun diharapkan target yang terus meningkat mencerminkan keinginan kuat untuk terus meningkatkan implementasi kesepakatan-kesepakatan di tingkat nasional dengan menghasilkan saran-saran kebijakan yang berkualitas.
Dalam upaya untuk mencapai IKU-2 SS-2, Ditjen Kerja Sama ASEAN menghadapi
kendala utama yang dihadapi adalah penanganan ASEAN yang menuju ke arah integrasi menjadi suatu Masyarakat meliputi aspek politik keamanan, ekonomi dan sosial budaya di Indonesia belum dilaksanakan lintas sektor, hal ini berakibat lemahnya koordinasi di dalam negeri.
Untuk mengatasi kendala tersebut, Ditjen KS ASEAN pada tahun 2015 membentuk
tim pelaksana harian Sekretariat Nasional ASEAN-Indonesia yang memperkuat fungsi Ditjen KS ASEAN penguatan peran Setnas ASEAN sebagai focal point untuk semakin meningkatkan peran Ditjen KS ASEAN untuk menjalin koordinasi dan kerja sama dengan instansi lain.
Langkah antisipasi yang akan dilakukan di masa mendatang ialah penajaman IKU,
memanfaatkan momentum penataan kelembagaan di Kementerian Luar Negeri mengusulkan pembentukan Bagian Kerja Sama Antar Lembaga pada Setditjen KS ASEAN sehingga upaya mengkoordinasikan pemangku kepentingan di tingkat nasional dapat lebih optimal. Penyesuaian kembali Keppres 23 tahun 2012 mengenai Susunan Sekretariat Nasional ASEAN-Indonesia sesuai dengan struktur Kementerian dan Lembaga yang baru, juga perlu segera dilaksanakan.
19
C. ANALISIS EFISIENSI SUMBER DAYA Capaian Ditjen KSA tahun 2015 sebesar 98.99% didanai dengan anggaran sebesar
54,136,591,034 atau 89.92% dari total anggaran Ditjen KSA sebesar 60.203.987.000. Selama periode tahun anggran 2015, Ditjen KSA sejak awal tahun telah melakukan efisiensi anggaran sebesar 3.7% dengan melakukan revisi anggaran dari 62,567,100,000 menjadi 60.203.987.000. Revisi tersebut merupakan tindak lanjut dari instruksi Penghematan Anggaran Perjalanan Dinas/Meeting Konsinyering Kementerian/Lembaga Tahun 2015.
Selain itu, sebagai konsekuensi logis dari upaya ASEAN untuk melakukan
perampingan pertemuan ASEAN sebagaimana Indonesia menjadi salah satu penggagas ide tersebut, Ditjen KSA juga telah melakukan efisiensi anggaran dan SDM dalam rangka menghadiri sidang. Hal ini dilakukan tanpa mengurangi kuantitas dan kualitas penyampaian prakarsa dan rekomendasi dalam setiap pertemuan ASEAN.
D. REALISASI ANGGARAN TAHUN 2015
Sesuai dengan Surat Pengesahan DIPA TA 2015 Nomor SP DIPA-011.04.1.606322/2015 tanggal 14 November 2014, Pagu DIPA Ditjen Kerja Sama ASEAN TA 2015 dialokasikan sebesar Rp. 62.567.100.000,- (enam puluh dua milyar lima ratus enam puluh tujuh juta seratus ribu rupiah). Dalam pelaksanaan kegiatan di tahun 2015, secara umum DIPA TA 2015 Ditjen Kerja Sama ASEAN melakukan 2 (dua) kali revisi untuk menyesuaikan dan mengoptimalisasikan anggaran untuk kegiatan yang lebih prioritas. Pagu anggaran dan realisasi Ditjen KSA dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 12 Realisasi Anggaran Ditjen KSA Tahun 2010-2015
(Berdasarkan Data SAKPA)
No DIPA ANGGARAN SEMULA
ANGGARAN REVISI
REALISASI %
1 2010 40,515,300,000 40,515,300,000 36,910,359,588 91.10
2 2011 52,910,000,000 85,788,239,000 80,893,752,121 94.29
3 2012 53,200,000,000 37,885,917,000 32,633,752,251 86.14
4 2013 51,852,935,000 54,627,376,000 47,742,955,431 87.40
5 2014 53,976,884,000 52,363,440,000 49,559,453,030 94.65
6 2015 62,567,100,000 60.203.987.000 54,136,591,034 89,92
Dari segi realisasi anggaran, Ditjen Kerja Sama ASEAN mengalami penurunan dari
94,65% di tahun 2014 menjadi 89,92% di tahun 2015. Hambatan yang dihadapi dalam
upaya penyerapan anggaran yang maksimal yaitu dalam hal penyerapan Belanja Pegawai
(79.99%). Besarnya jumlah anggaran pembayaran gaji dan tunjangan khususnnya pada
anggaran Belanja Pegawai untuk Tunjangan Khusus/Kegiatan (Tunjangan Kinerja) disusun
sesuai dengan grade kelas jabatan pada jabatan struktural dan jabatan fungsional, namun
demikian tidak semua kelas jabatan struktural terisi.
20
Grafik 4
Komposisi pagu Anggaran Ditjen KSA TA 2015
Tabel 13
Realisasi Anggaran Ditjen KSA Tahun 2014-2015
(Per Direktorat berdasarkan Data SAKPA)
UNIT ESELON II 2015 2014
PAGU REALISASI % PAGU REALISASI %
KSEA 6,273,790,000
5,912,188,990 94.24%
4,560,213,000
4,426,731,453 97.07%
KFA 5,554,600,000
5,304,243,200 95.49%
3,834,504,000
3,735,464,921 97.42%
MWAK 5,081,971,000
4,597,178,065 90.46%
4,106,088,000
3,790,918,014 92.32%
POLKAM 10,551,626,000
9,867,515,586 93.52%
10,711,192,000
10,064,423,543 93.96%
SETDITJEN 32,742,000,000
28,455,465,193 86.91%
29,151,443,000
27,541,915,099 94.48%
Grafik 5
21
Tabel 14 Pagu dan Realisasi Anggaran Per IKU Eselon II Ditjen KSA
Tahun 2014-2015
IKU UNIT ESELON II
2015 2014
DIPA AWAL DIPA REVISI REALISASI % DIPA REALISASI %
KSEA
6,764,100,000
6,273,790,000
5,912,188,990
94.24%
4,560,213,000
4,426,731,453
97.07%
I
Persentase Rekomendasi dan Prakarsa Indonesia yang diterima dalam setiap pertemuan pilar ekonomi ASEAN
3,737,400,000
3,737,400,000
3,413,871,768
91.34%
1,994,868,000
1,929,906,203
96.74%
II Persentase responden yang memahami kerja sama ekonomi ASEAN
2,431,300,000
2,022,050,000
1,991,501,602
98.49%
1,936,090,000
1,879,207,230
97.06%
III
Persentase saran kebijakan yang disetujui untuk pelaksanaan kesepakatan ASEAN di bidang ekonomi di tingkat nasional
595,400,000
514,340,000
506,815,620
98.54%
629,255,000
617,618,020
98.15%
KFA 5,604,600,000
5,554,600,000
5,304,243,200
95.49%
3,834,504,000
3,735,464,921
97.42%
I
Persentase rekomendasi dan prakarsa Indonesia yang diterima dalam setiap pertemuan pilar Sosial BudayaASEAN
2,168,100,000
2,168,100,000
1,968,424,355
90.79%
1,218,295,000
1,203,302,135
98.77%
II Persentase responden yang memahami kerja sama sosial budaya ASEAN
3,274,600,000
3,227,050,000
3,189,652,988
98.84%
2,158,818,000
2,090,886,639
96.85%
III
Persentase saran kebijakan yang disetujui untuk pelaksanaan kesepakatan ASEAN di bidang sosial budaya di tingkat nasional
161,900,000
159,450,000
146,165,857
91.67%
457,391,000
441,276,147
96.48%
MWAK
5,686,600,000
5,081,971,000
4,597,178,065
90.46%
4,106,088,000
3,790,918,014
92.32%
I
Persentase rekomendasi dan prakarsa Indonesia yang diterima dalam setiap pertemuan dengan negara mitra wicara dan organisasi regional/ internasional
5,063,500,000
4,941,400,000
4,464,697,897
90.35%
3,617,016,000
3,320,439,638
91.80%
II
Persentase responden yang memahami kerja sama ASEAN dengan negara mitra wicara dan organisasi regional/ internasional
623,100,000
140,571,000
132,480,168
94.24%
489,072,000
470,478,376
96.20%
POLKAM
11,769,800,000
10,551,626,000
9,867,515,586
93.52%
10,711,192,000
10,064,423,543
93.96%
I
Persentase rekomendasi dan prakarsa Indonesia yang diterima dalam setiap pertemuan pilar politik-keamanan ASEAN
6,623,600,000
5,982,298,000
5,755,777,505
96.21%
6,652,650,000
6,616,222,269
99.45%
II Persentase responden yang memahami kerja sama Politik dan Keamanan ASEAN
1,237,141,000
967,069,000
836,034,217
86.45%
1,033,342,000
957,972,006
92.71%
III
Persentase saran kebijakan yang disetujui untuk pelaksanaan kesepakatan ASEAN di bidang politik keamanan di tingkat nasional
3,909,059,000
3,602,259,000
3,275,703,864
90.93%
3,025,200,000
2,490,229,268
82.32%
SETDITJEN
32,742,000,000
32,742,000,000
28,455,465,193
86.91%
29,151,443,000
27,541,915,099
94.48%
22
I Persentase responden yang memahami kerja sama ASEAN
4,056,858,000
4,056,858,000
3,952,435,086
97.43%
3,595,615,000
3,363,495,316
93.54%
II Persentase pegawai yang ditempatkan sesuai dengan kompetensinya
532,980,000
547,241,000
546,814,797
99.92%
295,112,000
295,000,000
99.96%
III Persentase realisasi anggaran Ditjen Kerja Sama ASEAN
26,206,417,000
26,192,156,000
22,111,183,373
84.42%
23,242,088,000
22,021,334,307
94.75%
IV Nilai Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Ditjen KS ASEAN
1,242,801,000
1,242,801,000
1,157,286,812
93.12%
1,378,416,000
1,225,640,216
88.92%
V Persentase Pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana Ditjen KS ASEAN
702,944,000
702,944,000
687,745,125
97.84%
640,212,000
636,445,260
99.41%
62,567,100,000
60,203,987,000
54,136,591,034
89.92%
52,363,440,000
49,559,453,030
94.65%
23
24
BAB IV
PENUTUP
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan Pada tahun 2015 ditandai dengan penuntasan proses pembentukan Masyarakat ASEAN pada 31 Desember 2015. Ditjen KS ASEAN memainkan salah satu peran utama sebagai pelaksana kebijakan luar negeri Indonesia dalam kerangka kerja sama ASEAN. Kepemimpinan Indonesia di ASEAN memiliki peran sentral untuk meningkatkan dan mempertahankan kohesivitas dan sentralitas ASEAN. Kepemimpinan Indonesia di ASEAN memperoleh pengakuan dari para pihak di luar Ditjen Kerja Sama ASEAN baik di Indonesia maupun di tingkat internasional. Di dalam negeri, Ditjen KS ASEAN sebagai koordinator Setnas ASEAN-Indonesia terus melakukan peningkatan pemahaman masyarakat di berbagai wilayah Indonesia terhadap pembentukan Masyarakat ASEAN. Pemangku kepentingan di tingkat nasional maupun daerah telah bekerja sama dengan baik dalam berbagai kegiatan dilaksanakan, sehingga pada akhir tahun 2015 masyarakat Indonesia telah menatap Masyarakat ASEAN dengan optimis disertai dengan kelanjutan upaya untuk terus meningkatkan daya saing. Pencapaian kinerja Ditjen KS ASEAN pada tahun 2015 sebesar 98,99% merupakan capaian yang baik meski sedikit menurun dibandingkan capaian tahun 2014 sebesar 114,11%. Penurunan ini antara lain diakibatkan peningkatan target yang ditetapkan oleh Ditjen KS ASEAN pada Perjanjian Kinerja tahun 2015, sebagai wujud komitmen Ditjen KS ASEAN untuk terus mempertahankan dan meningkatkan kepemimpinan Indonesia di ASEAN. B. Kendala-kendala utama yang dihadapi
1. Mekanisme pengambilan keputusan di ASEAN yang mensyaratkan terpenuhinya konsensus penuh dari negara-negara anggota. Memerlukan keahlian dan pendekatan khusus untuk mencapai consensus dari 9 negara ASEAN lainnya, yang terkadang memiliki perbedaan mendasar pada isu-isu tertentu.
2. Intensitas persidangan di ASEAN yang sangat tinggi, dikombinasikan dengan
banyaknya pemangku kepentingan di dalam negeri yang perlu dilibatkan untuk memastikan kesepakatan ASEAN dapat dilaksanakan, menjadi tantangan bagi Ditjen KS ASEAN selaku koordinator Setnas ASEAN-Indonesia untuk mampu menjalin berbagai pemangku kepentingan yang ada untuk melaksanakan kesepakatan ASEAN di tingkat nasional.
C. Langkah perbaikan di masa mendatang
1. Sebagai langkah perbaikan untuk tahun mendatang, untuk meningkatkan efektivitas
dan efisiensi Setnas ASEAN-Indonesia, Ditjen KSA telah mengusulkan penataan kelembagaan/restrukturisasi Ditjen KSA dimana di bawah Setditjen KSA akan dibentuk satu Bagian yang akan menangani berbagai kerja sama antar lembaga. Penyempurnaan Keppres 23 tahun 2012 tentang Susunan Sekretariat Nasional ASEAN-Indonesia perlu dilaksanakan untuk memasukkan organisasi K/L yang baru ditetapkan pada kabinet kerja. Disadari bahwa dengan intensitas kepemimpinan Indonesia di ASEAN dan proses integrasi ASEAN yang terus meningkat, di masa mendatang perlu terus pengelolaan kerja sama ASEAN yang menjadi prioritas lintas sektoral sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari prioritas pembangunan nasional.
25
2. Pada tahun 2016 Ditjen KS ASEAN akan menggunakan dua IKU untuk lebih memfokuskan sumber daya pada upaya pemberian saran kebijakan kepada pemangku kepentingan terkait pelaksanaan kesepakatan ASEAN di dalam negeri. Diharapkan dengan penggabungan sumber daya yang ada saran-saran kebijakan yang disampaikan dapat mendorong pelaksanaan-pelaksanaan kesepakatan ASEAN di tingkat nasional secara lebih optimal.
26
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN I
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015
27
28
LAMPIRAN II
REALISASI RENCANA AKSI
DAN
PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN
1R
eko
men
das
i yan
g d
isam
pai
kan
7
10
Rek
om
end
asi y
ang
dit
erim
a 6
83
Pra
kar
sa y
ang
dis
amp
aik
an4
8
Pra
kar
sa y
ang
dit
erim
a4
7
2K
uis
ion
er y
ang
dit
erim
a1
69
49
Res
po
nd
en y
ang
men
jaw
ab d
enga
n n
ilai
80
-
10
0 (
skal
a 0
-10
0)
12
97
0
Jum
lah
sar
an k
ebij
akan
yan
g d
isam
pai
kan
98
Jum
lah
sar
an k
ebij
akan
yan
g d
iset
uju
i9
5
RE
AL
ISA
SI
RE
NC
AN
A A
KS
I D
IRE
KT
OR
AT
JE
ND
ER
AL
KE
RJA
SA
MA
AS
EA
N S
.D. T
RIW
UL
AN
IV
TA
HU
N 2
01
5
NO
SA
SA
RA
N E
SE
LO
N I
IKU
ES
EL
ON
I
Lap
ora
n d
an D
ok
um
en S
idan
g : C
hai
rman
's S
tate
men
t, J
oin
t S
tate
men
t, R
epo
rt
of
the
mee
tin
g, S
um
mar
y o
f d
iscu
ssio
n, s
um
mar
y re
cord
, jo
int
com
mu
niq
ue,
Agr
eed
Min
ute
s, D
ecla
rati
on
, Ker
tas
po
sisi
del
ri, s
ugg
este
d p
oin
t o
f
inte
rven
tio
n, a
gree
men
ts, M
oU
s, d
an d
ok
um
en la
inn
ya.
INF
OR
MA
SI
KIN
ER
JAJU
ML
AH
%D
AT
A D
UK
UN
G
(ses
ua
i den
ga
n s
um
ber
da
ta p
ad
a S
K I
KU
ata
u d
ata
rel
eva
n la
inn
ya)
Kep
emim
pin
an I
nd
on
esia
di
ASE
AN
yan
g m
enin
gkat
IKU
1
Per
sen
tase
rek
om
end
asi d
an p
rak
arsa
In
do
nes
ia y
ang
dit
erim
a d
alam
set
iap
per
tem
uan
96
,31
%
Jak
art
a,
J
an
ua
ri 2
01
6D
ire
ktu
r Je
nd
era
l K
erj
a S
am
a A
SE
AN
I G
ust
i A
gu
ng
We
sak
a P
uja
NIP
. 19
62
01
11
19
86
03
1 1
00
1
Du
ku
nga
n d
an k
om
itm
en n
asio
nal
yan
g ti
ngg
i ter
had
ap k
ebij
akan
luar
neg
eri t
erk
ait
kes
epak
atan
ASE
AN
IKU
2
Per
sen
tase
mas
yara
kat
yan
g m
emah
ami i
nte
gras
i
mas
yara
kat
ASE
AN
76
,52
%
Lap
ora
n h
asil
su
rvei
IKU
3
Per
sen
tase
sar
an k
ebij
akan
yan
g d
iset
uju
i un
tuk
pel
aksa
naa
n k
esep
akat
an A
SEA
N d
i ti
ngk
at n
asio
nal
96
,94
%
Cet
ak B
iru
, Sco
reca
rd, D
ok
um
en S
idan
g, L
apo
ran
rap
at, l
apo
ran
keg
iata
n
29
LAMPIRAN III
MATRIKS INDIKATOR KINERJA UTAMA
No RekomendasiJumlah
RekomendasiDiterima Tidak Diterima Keterangan Kegiatan Kodifikasi Data Dukung
1
Indonesia menggarisbawahi kepentingan untuk segera
menuntaskan Chapter VI of the SASOP dari mekanisme ADMM ke
ACDM dan mengharapkan kepemimpinan Malaysia sebagai Ketua
ADMM 2015 untuk mendukung proses ini.
1
1 K.I.01, Hal. 1; K.I.01a; K.I.01b
2
Dalam pembahasan ASEAN Defence Industry Collaboration
(ADIC). Indonesia memberikan masukan agar ADIC dapat
membuat sejenis rencana kerja atau cetak biru pelaksanaan
program-program ADIC ke depan. Malaysia menanggapi bahwa
rencana kerja atau cetak biru tersebut akan dikembangkan lebih
lanjut melalui Consultative Group (CG) of ADIC.
1
1 K.I.01, Hal. 2; K.I.01a; K.I.01b
3
Indonesia menekankan untuk menutup ruang bagi berkembangnya
paham ISIS di Indonesia. Disampaikan bahwa kerja sama antar
negara menjadi kunci bagi penanganan isu ini, terutama melalui
pengumpulan data intelijen dan saling berbagi informasi
1
1 K.I.01, Hal. 5; K.I.01a; K.I.01b
4
Sehubungan dengan proposal Malaysia mengenai Guidelines to
Respond to the Request for Informal Engagements or Meetings by
the ADMM-Plus Countries, Indonesia menyampaikan
pandangannya bahwa demi mempertahankan sentralitas ASEAN
serta meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan ASEAN,
pertemuan informal kiranya diselenggarakan di dalam wilayah
ASEAN dan di sela-sela pelaksaanaan Pertemuan ADMM atau
ADMM Retreat.
1
1 K.I.02, Hal. 5; K.I.02a; K.I.02b
5
Indonesia menggarisbawahi kepentingan untuk segera
menuntaskan Chapter VI of the SASOP dari mekanisme ADMM ke
ACDM dan mengharapkan kepemimpinan Malaysia sebagai Ketua
ADMM 2015 untuk mendukung proses ini.
1
1 K.I.02, Hal. 5; K.I.02a; K.I.02b
6
Indonesia mengajak seluruh negara anggota ASEAN untuk
memerangi masuknya paham radikalisme dan ekstrimisme di
kawasan melalui upaya pencegahan, pertukaran informasi, dan
mendukung program sosialisasi peningkatan kesadaran
masyarakat mengenai bahaya dari paham tersebut.
1
1 K.I.03, Hal. 2; K.I.03a
7
Sebagai negara koordinator bersama Singapura dalam proses
penyusunannya, Indonesia mendorong proses pengesahan
Standard Operating Procedures (SOP) for the Utilisation of Military
Assets for HADR under the Framework of AADMER (ASEAN
Agreement on Disaster Management and Emergency Response)
oleh ADMM guna mengisi Chapter VI of the SASOP (Standard
Operating Procedure for Regional Standby Arrangements and
Coordination of Joint Disaster Relief and Emergency Response
Operations). Pengisian Chapter VI of the SASOP ini dipandang
penting sebagai panduan bagi militer negara-negara di kawasan
dalam menjalankan operasi HADR bersama.
1
1 K.I.03a, Hal. 4; K.I.03b
8
Atas rancangan PKLT 2016-2020, Indonesia merekomendasikan
agar AICHR dapat menjadikan 6 arah institusi AICHR yang
tertuang dalam Cha Am Hua Hin Declaration on the Inauguration of
the AICHR dan menempatkan 14 mandat AICHR dibawah arah
tersebut. Hal tersebut akan berguna dalam mengukur capaian
AICHR lima tahun kedepan dengan lebih tepat. Indonesia akan
menyampaikan masukan tertulis yang akan dibahas pada
pertemuan AICHR berikutnya pada bulan Mei 2015.
1
1 H.I.01, Hal.2
9
Terhadap rancangan PKLT 2016-2020, Indonesia mengusulkan
pemutakhiran butir 3 mandat 4.1. tentang pengarusutamaan HAM
di ketiga pilar ASEAN karena mulai tahun 2016, ASEAN sudah
akan mempunyai visi dan dokumen baru di ketiga pilarnya.
Pertemuan dapat menyepakati usulan Indonesia.
1
1 H.I.01, Hal.2
10
Terhadap rancangan PKLT 2016-2020 Indonesia mengusulkan
implementasi AHRD dapat dipindah pada bagian pendahuluan atau
mandat 4.6. implementasi instrumen ASEAN terkait HAM, karena
mandat 4.2. terkait dengan program pembentukan norma
1
1 H.I.01, Hal.2
11
Dalam Masukan AICHR pada Dokumen ASEAN Community Vision
2025, Indonesia merekomendasikan agar AICHR memasukan
ASEAN Human Rights Declaration (AHRD) dan Pnom Phenh
Statement on the Adoption of AHRD sebagai dokumen rujukan
pada paragraf kedua Preambular, mengingat AHRD adalah
dokumen lintas pilar dan visi pemersatu ASEAN dalam HAM.
Brunei dan Kamboja mendukung usulan ini.
1
1 H.I.01, Hal.3
12
Pada visi di Pilar Ekonomi, Indonesia, Filipina dan Thailand
merekomendasikan agar penghormatan atas hak sosial-ekonomi,
kebebasan fundamental dan long-term sustainability dapat
dimasukkan pada bagian chapeau.
1
1 H.I.01, Hal.3
13
Pada visi di Pilar Ekonomi, Indonesia dan Thailand
merekomendasikan agar AICHR menyepakati paragraf 8.4.bis
sebagai alternatif perbaikan paragraf 8.4.
1
1 H.I.01, Hal.3
14Pada visi Sosial-Budaya, Indonesia merekomendasikan tambahan
“other vulnerable groups” dalam kalimat tersebut
11 H.I.01, Hal.3
15
Indonesia menekankan kebali pentingnya penyusunan Visi yang
mencerminkan elemen-elemen utama (consolidated central
elements ) yang telah disepakati oleh para Kepala Negara Anggota
ASEAN dalam dokumen Nay Pyi Taw Declaration on the ASEAN
Community's Post 2015 dan annex -nya.
1
1P.I.10 Hal. 2; P.I.10a; P.I.10b;
P.I.10c
16Indonesia menyampaikan rekomendasi bahwa proses penyusunan
struktur Visi perlu diseragamkan di ketiga pilar.
1
1P.I.10 Hal. 2; P.I.10a; P.I.10b;
P.I.10c
17
Indonesia menyampaikan rekomendasi pentingnya menyelaraskan
karakteristik APSC AD dengan referensi yang disepakati dalam AC
Vision 2025.
1
1P.I.10 Hal. 3; P.I.10a; P.I.10b;
P.I.10c
18
Dalam penetapan timelines dan outcomes APSC AD, Indonesia
mengusulkan bahwa ASEAN perlu mengambil pelajaran dari
pelaksanaan action lines Cetak Biru Pilar Politik Keamanan yang
sulit untuk diukur pencapaiannya.
1
1P.I.10 Hal. 3; P.I.10a; P.I.10b;
P.I.10c
19
Indonesia menyampaikan rekomendasi pentingnya kerja sama
untuk mengatasi ancaman terhadap integritas teritorial negara
anggota ASEAN.
1
1P.I.10 Hal. 3; P.I.10a; P.I.10b;
P.I.10c
20
Indonesia menekankan kembali usulan untuk menyusun suatu
instrumen yang mengikat secara hukum yang dapat diterapkan
dalam ruang lingkup kawasan yang lebih luas.
1
1P.I.10 Hal. 3; P.I.10a; P.I.10b;
P.I.10c
REKOMENDASI
Pertemuan ASEAN Defence Senior
Officials‟ Meeting (ADSOM) dan
ASEAN Defence Senior Officials‟
Meeting Plus (ADSOM-Plus), Kuala
Lumpur, Malaysia, 11-14 Februari
2015
Pertemuan ADSOM WG dan
ADSOM Plus WG, Johor Bahru,
Malaysia, 21-24 Januari 2015
Pertemuan Pertemuan 9th ASEAN
Defence Ministers‟ Meeting
(ADMM), Langkawi, Malaysia, 15-
17 Maret 2015
Special Meeting of ASEAN
Intergovernmental Commission on
Human Rights, Kuala Lumpur,
Malaysia, 21-24 Maret 2015
2nd HLTF on ASEAN Community‟s
Post-2015 Vision, Bangkok,
Thailand, 16-19 Maret 2015
30
No RekomendasiJumlah
RekomendasiDiterima Tidak Diterima Keterangan Kegiatan Kodifikasi Data Dukung
21Indonesia menyampaikan usulan untuk mempromosikan prinsip-
prinsip Treaty of Amity and Cooperation (TAC) beyond ASEAN.
1
1P.I.10 Hal. 3; P.I.10a; P.I.10b;
P.I.10c
22
Indonesia menekankan kembali pentingnya mempromosikan
ASEAN studies dan pengembangan Pusat Studi ASEAN di negara-
negara anggota ASEAN.
1
1P.I.10 Hal. 3; P.I.10a; P.I.10b;
P.I.10c
23
Indonesia mengusulkan memasukan Bali Democracy Forum
sebagai wadah bagi ASEAN untuk berbagi pengalaman terkait
pelaksanaan demokrasi.
1
1P.I.10 Hal. 3; P.I.10a; P.I.10b;
P.I.10c
24
Indonesia menyampaikan bahwa secara prinsip siap untuk
menegosiasikan HCA antara AIPR dengan Pemerintah Indonesia
terkait keberadaan Kantor Pusat AIPR di Indonesia
1
1 P.I.01 Hal. 2
25
Sebagai solusi sementara operasionalisasi AIPR, Indonesia
mengusulkan agar Pemerintah Indonesia secara unilateral
menyampaikan nota diplomatik yang memberikan hak-hak
istimewa (privileges ) terbatas yang berlaku sementara hingga
disepakatinya HCA antara Pemri dan AIPR;
1
1 P.I.01 Hal. 2
26
Indonesia mengusulkan agar pertemuan untuk menunjuk Direktur
Eksekutif AIPR sementara (interim ) untuk mewakili AIPR dan
melakukan pembahasan HCA dengan Pemri, serta
mempersiapkan hal-hal lain, termasuk rancangan anggaran
tahunan Sekretariat AIPR dan peraturan internal terkait keuangan
dan staf;
1
1 P.I.01 Hal. 2
27
Indonesia mengusulkan untuk menanggung pembayaran kontribusi
sebesar 50% dari anggaran tahunan AIPR selama 3 tahun,
sementara sisanya akan dibagi secara pro-rata kepada Negara
Anggota ASEAN lainnya. Namun demikian, kontribusi tersebut
masih dibahas oleh Pokja Kontribusi dan Keanggotaan Indonesia
dalam Organisasi Internasional
1
1 P.I.01 Hal. 2
28
Pada AIPR Workshop on Strengthening Women's Participation in
Peace Process, perwakilan dari Indonesia bertindak selaku peserta
dan moderator sesi III, “Developing a National and Regional
Agenda to Promote Women’s Participation in the Peace Process ”.
Pada kesempatan tersebut, Indonesia menyampaikan agar
simposium dapat menjadi forum untuk mendapatkan
perkembangan informasi terkait peran wanita dalam proses
penyelesaian konflik internal kawasan di ASEAN dari para think-
tanks , mediator/ fasilitator perdamaian, pemerintah, dan CSOs,
dan forum untuk menjalin jejaring.
1
1 P.I.02 Hal.3
29
Indonesia menekankan pentingnya capacity building bagi penegak
hukum guna mengungkap kejahatan narkotika di Indonesia dan
kawasan.
1
1
ASEAN Regional Forum (ARF)
Workshop on Enhancing Regional
Cooperation to Address Challenges
Posed by Illicit Drugs dan ARF
Workshop on Precursor Chemicals
and Synthetic Drugs, Bangkok,
Thailand, 11-13 Februari 2015
A.I.01 Hal. 3
30
Pada pertemuan dimaksud, Wakil Indonesia dalam Advisory Board
AIPR menyampaikan rekomendasi agar ASEAN dan PBB bekerja
sama untuk mendukung operasionalisasi AIPR. Indonesia juga
menyampaikan bahwa saat ini AIPR sudah memiliki kantor di
Jakarta dan kegiatan para anggota GC dan AB AIPR sudah mulai
berjalan, namun Executive Director (ED) AIPR dan masalah
pendanaan masih perlu diselesaikan bagi operasionalisasi AIPR
sepenuhnya.
1
1 P.I.03 Hal. 2
31
Wakil Indonesia dalam Governing Council AIPR menyampaikan
permintaan dukungan PBB dalam memperkuat kapasitas AIPR
yang berdasarkan pada "knowledge based expertise". Beberapa
usulan konkrit bagi kerjasama ASEAN-UN guna mendorong
operasionalisai AIPR, antara lain adalah pemberian beasiswa/
fellowship dari UNITAR kepada para stakeholders terkait; pelatihan
teknis di bidang penyelesaian konflik; serta beberapa possible
action points. Diharapkan AIPR dapat menjadi pusat pelatihan dan
pakar dalam bidang perdamaian, mediasi, diplomasi pencegahan
dan penyelesaian konflik dunia.
1
1 P.I.03 Hal. 5
32
Indonesia menyampaikan bahwa ASEAN harus dapat
menunjukkan sentralitasnya dalam menghadapi immediate
challenges dan flash points di kawasan dengan memberikan
respon yang cepat, serta agar ASEAN harus menjadi penentu
dalam setiap keputusan sesuai kepentingan dan prioritas ASEAN.
Indonesia juga mendorong penguatan fungsi CPR.
1
1 P.I.05 Hal. 2
33
Pada Pertemuan SOM, salah satu rekomendasi yang disampaikan
Indonesia adalah agar Sekretariat ASEAN dapat menyusun daftar
kegiatan yang dapat dihadiri oleh Timor-Leste.
1
1 P.I.06 Hal. 4
34
Indonesia menyampaikan agar preliminary report dari studi
independen aplikasi Timor Leste untuk menjadi anggota ASEAN
dan implikasinya terhadap Pilar Politik dan Keamanan dapat
disampaikan kepada negara anggota ASEAN sebelum KTT ke-26
1
1 P.I.06 Hal. 4
35Indonesia menyampaikan intensinya untuk mengangkat kembali
EAS Statement on Enhancing Regional Maritime Cooperation.
1
1 P.I.06 Hal. 8-9
36
Indonesia menyampaikan perlunya dipertimbangkan peranan
tambahan CPR dalam menentukan beban tugas yang tepat
mengingat beberapa CPR saat ini memiliki tugas rangkap sebagai
Governing Council AIPR, Board Trustees of ASEAN Foundation,
ASEAN Connectivity Coordinating Committee dan Council of
ASEAN-China Center.
1
1 P.I.05 Hal. 3; P.I.05a
37
Indonesia menyampaikan rekomendasi mengenai peningkatan
engagement antara CPR dengan Dubes Negara Mitra Wicara,
Dubes mitra eksternal maupun Dubes mitra eksternal yang
potensial untuk menjadi mitra ASEAN seperti Pacific Alliance di
Jakarta
1
1 P.I.05 Hal. 3; P.I.05a
38
Indonesia menyampaikan rekomendasi mengenai perlunya
pembagian yang jelas terkait agenda pertemuan antara pertemuan
SOM dan Joint Cooperation Committee (JCC).
1
1 P.I.05 Hal. 3; P.I.05a
39
Indonesia menyampaikan rekomendasi mengenai perlunya
penguatan dan penambahan sumber daya untuk CPR, termasuk
penempatan pejabat pilar Komunitas Ekonomi dan Sosial Budaya
ASEAN untuk mendukung berbagai tugas.
1
1 P.I.05 Hal. 3; P.I.05a
40
Indonesia menyampaikan rekomendasi mengenai perlu
diadakannya pertemuan antara ASEAN Coordinating Council
Working Group/ACCWG (SOM, SEOM, SOCA) dengan HLTF on
ASEAN Community's Post-2015 Vision
1
1 P.I.05 Hal. 2; P.I.05a
ASEAN - UN Workshop: Regional
Dialogue II on Political - Security
Cooperation (AURED II), "ASEAN -
UN Collaboration in Support of the
ASEAN Institute for Peace and
Reconciliation (AIPR)," Nay Pyi
Taw, Myanmar, 25 - 26 Februari
2015
4th Meeting of the Governing
Council (GC) of the ASEAN Institute
for Peace and Reconciliation (AIPR)
dan AIPR Workshop on
Strengthening Women's
Participation in Peace Process,
Cebu City, Filipina, tanggal 17-19
Maret 2015
Joint Preparatory Meeting and
Related Meetings, Kuala Lumpur,
Malaysia, 9-11 Maret 2015
31
No RekomendasiJumlah
RekomendasiDiterima Tidak Diterima Keterangan Kegiatan Kodifikasi Data Dukung
41
Indonesia menyampaikan rekomendasi mengenai perlunya
peningkatan pertemuan CPR dengan Duta Besar negara non-
ASEAN yang berkedudukan di Jakarta
1
1 P.I.05 Hal. 2; P.I.05a
42
Indonesia menyampaikan rekomendasinya bahwa ASEAN perlu
tetap menjadi driving force dalam mengembangkan arsitektur
keamanan kawasan.
1
1 P.I.05 Hal. 3; P.I.05a
43
Indonesia menyampaikan rekomendasinya bahwa ASEAN dapat
menghasilkan rekomendasi tindak lanjut pada pertemuan ke-4 EAS
Workshop on Regional Security Framework untuk kemudian dapat
dibahas pada pertemuan EAS Foreign Foreign Ministers'Meeting
(EAS FMM) bulan Agustus mendatang.
1
1 P.I.05 Hal. 3; P.I.05a
44
Indonesia menyampaikan rekomendasinya agar ASEAN
seyogyanya menjadi penentu dalam setiap keputusan sesuai
kepentingan dan prioritas ASEAN.
1
1 P.I.05 Hal. 2; P.I.05a
45
Indonesia menyampaikan rekomendasinya bahwa ASEAN harus
dapat memastikan bahwa elemen setralitas ASEAN direfleksikan
dengan jelas dalam ASEAN Community Vision 2025 dan juga
dalam ketiga attendant documents dari visi tersebut.
1
1 P.I.05 Hal. 2; P.I.05a
46
Indonesia menyampaikan rekomendasinya yaitu sekiranya ARF-
ISG dikurangi menjadi 1 kali setahun, harus disusun mekanisme
yang jelas untuk pembahasan inisiatif/proyek baru.
1
1 P.I.06 Hal. 2
47
Indonesia menyampaikan usulan agar pertemuan Working Group
of the Executive Committee of the SEANWFZ Commission dapat
dilanutkan dan dilaksanakan pada tahun 2015 guna dapat mencari
solusi bagi upaya penandatanganan Protokol SEANWFZ oleh
NWS
1
1 P.I.06 Hal. 4
48
Indonesia menyampaikan rekomendasinya bahwa perlu untuk
melihat kembali kepada Bali Concord III Plan of Action terkait
dengan penyusunan APSC Attendant Document dalam ASEAN
Community Vision 2025.
1
1 P.I.06 Hal. 5
49
Indonesia menyampaikan rekomendasinya bahwa perlunya Review
Mechanism dari APSC AD yang komprehensif sehingga tidak
hanya dapat memonitor implementasi kegiatan langkah aksi tapi
juga tindak lanjutnya.
1
1 P.I.06 Hal. 5
50
Indonesia menyampaikan rekomendasi mengenai pentingnya
penyusunan positive and negative list/do's and don‟t's list sebagai
interim measures guna mengurangi kesenjangan antara apa yang
telah disetujui oleh ASEAN dan RRT serta keadaaan di lapangan.
1
1 P.I.06 Hal. 3
51Indonesia mengusulkan perlunya ASEAN – RRT melakukan suatu
Joint Development Activities
11 P.I.04 Hal. 3
52Indonesia merekomendasikan agar pada Pertemuan 14
th JWG on
DOC dapat dilakukan drafting session untuk membahas Second
List of Commonalities dan TOR EPEG.
1
1 P.I.04 Hal. 3
53
Pada pembahasan di tingkat ahli mengenai pembentukan Hotline
of Communications on Search and Rescue between ASEAN
Member States and China Indonesia mengusulkan pembahasan
dan outcome ASEAN Transport and SAR Forum (ATSF) dapat
menjadi basis pembentukan hotline tersebut guna menghindari
duplikasi dan proliferasi mekanisme
1
1 P.I.04 Hal. 4
54
Indonesia meminta dimasukannya referensi mengenai ATSF pada
Concept Paper RRT terkait pembentukan Hotline
Communications on SAR between ASEAN Member States and
China.
1
1 P.I.04 Hal. 4
55
Guna melengkapi update perkembangan kerja sama maritim di
kawasan, Indonesia juga menyampaikan tentang keketuaannya
pada Indian Ocean Rim Association (IORA) dan mendorong agar
ARF dapat membangun kolaborasi dengan IORA, terutama dalam
penanganan isu-isu keselamatan dan keamanan laut yang menjadi
ancaman bagi sea line of communication and transportation di
Samudera Hindia dan Pasifik.
1
1 A.I.02 Hal. 5
56
Senada dengan Peserta ARF lainnya, Indonesia menyampaikan
himbauan agar semua pihak yang bersengketa di Laut Tiongkok
Selatan dapat mengimplementasikan Declaration on the Conduct
of Parties in the South China Sea (DOC) secara penuh dan efektif,
serta mempercepat pembentukan Code of Conduct in the South
China Sea (COC). Digarisbawahi pula pentingnya penyelesaian
sengketa secara damai berdasarkan prinsip dan peraturan hukum
internasional, penerapan self restraint, serta tidak melakukan
tindakan unilateral yang dapat meningkatkan ketegangan serta
berdampak pada stabilitas dan perdamaian.
1
1 A.I.02 Hal. 5
57
Indonesia menyampaikan tentang pengalaman operasi SAR dalam
pencarian pesawat Air Asia QZ 8501 yang telah dihentikan pada
tanggal 17 Maret 2015. Indonesia menekankan bahwa lessons-
learned dari operasi ini adalah pentingnya kolaborasi di antara
berbagai kementerian/lembaga terkait, termasuk di antara sipil-
militer, serta kerja sama internasional.
1
1 A.I.02 Hal. 7
58
Indonesia juga menyampaikan pandangan bahwa isu Illegal,
Unregulated and Unreported (IUU) Fishing merupakan isu yang
perlu mendapat perhatian bersama negara-negara di kawasan
mengingat kompleksitas dan ancaman yang tidak hanya terkait
sumber daya ekonomi dan perlindungan laut tetapi juga keamanan
maritim. Dengan demikian, perlunya kerjasama erat di antara
negara-negara di kawasan dalam menangani isu ini, termasuk
dengan menerapkan market pressure terhadap pelaku IUU
Fishing.
1
1 A.I.02 Hal. 9
59
Indonesia menyampaikan bahwa Indonesia tidak mendorong
rencana pembentukan working group EEP karena akan
berimplikasi terhadap banyak aspek baik secara birokrasi maupun
keuangan dalam penyelenggaraannya.
1
1 A.I.03 Hal. 3
60
Pertemuan mencatat usulan Indonesia mengenai pembentukan
Indo-Pacific Treaty sebagai kesepakatan hukum mengikat yang
akan mencegah konflik antara seluruh negara di kawasan melalui
kemitraan yang saling menguntungkan.
1
1 A.I.03 Hal. 2 lampiran
61
Indonesia menyampaikan informasi umum dan perkembangan
EAS Rapid Disaster Response Toolkit, yaitu inisiatif Indonesia
bersama Australia untuk menyusun mekanisme pengelolaan
kebutuhan dan pemahaman bersama mengenai pengaturan di
tingkat nasional untuk pemberian dan penerimaan bantuan
penanggulangan bencana asing.
1
1
14th ARF Inter-Sessional Meeting
on Disaster Relief (ISM on DR),
Tokyo, Jepang, tanggal 12-13
Februari 2015
A.I.04 Hal. 5-6
Pertemuan ke-13 Joint Working
Group on the Implementation of
Declaration on the Conduct of
Parties in the South China Sea,
Yangon, Myanmar, 30-31 Maret
2015
7th ASEAN Regional Forum Inter-
Sessional Meeting on Maritime
Security (ARF ISM on MS),
Honolulu, Hawaii, tanggal 30 Maret
– 2 April 2015
9th ASEAN Regional Forum (ARF)
Experts and Eminent Persons
(EEP), Helsinki, Finlandia, 11-13
Maret 2015
32
No RekomendasiJumlah
RekomendasiDiterima Tidak Diterima Keterangan Kegiatan Kodifikasi Data Dukung
62
Terkait inisiatif Singapura mengenai pembentukan Changi
Regional HADR Coordinating Centre (RHCC), Indonesia
mengingatkan bahwa mekanisme RHCC tersebut memiliki
kemiripan dengan AHA Centre . Oleh karena itu, perlu untuk
dibahas pembagian tugas antara AHA Centre dengan RHCC, dan
perlu adanya concept paper untuk memastikan sinergi AHA Centre
dan RHCC.
1
1 A.I.04 Hal. 6-7
63
Indonesia merekomendasikan kepada co-chairs bahwa untuk
menarik lebih banyak peserta ARF terlibat dalam setiap sesi
simulasi, kiranya co-chairs dapat menyediakan logistik utamanya
peralatan yang memadai sehingga dapat meringankan pergerakan
peserta ARF.
1
1
ASEAN Regional Forum Disaster
Relief Exercise (ARF DiREx) 2015
Final Planning Conference (FPC),
Alor Setar, Kedah, Malaysia, 3-5
Februari 2015
A.I.05 Hal. 4
64
Indonesia menyampaikan bahwa perbedaan definisi antara piracy
dan armed robbery perlu di pahami secara baik karena berkaitan
dengan penerapan rezim hukum yang berbeda. Hal ini terutama
untuk menegaskan bahwa di perairan Indonesia, khususnya di Selat
Malaka, hanya terjadi kasus armed robbery yang penanganan dan
proses hukumnya berada di bawah wewenang Indonesia dan
littoral states terkait.
1
1
ASEAN Regional Forum (ARF)
Seminar on Counter Piracy and
Armed Robbery in Asia, Tokyo,
Jepang, tanggal 3-4 Maret 2015
A.I.06 Hal. 4
65
Terkait dengan ASEAN Community’s Post-2015 Vision, Menlu RI
menyampaikan 4 (empat) elemen yang harus menjadi perhatian
ASEAN kedepannya, yaitu (1) persatuan dan kesatuan ASEAN
menjadi lebih penting dari sebelumnya; (2) perlu adanya upaya
mempersempit kesenjangan antara capaian pada Cetak Biru
Komunitas ASEAN yang dilaporkan setiap tahunnya dengan kondisi
sesungguhnya pada masyarakat ASEAN; (3) pentingnya
masyarakat ASEAN dapat merasakan manfaat langsung dari Visi
Komunitas ASEAN Paska-2015, dan; (4) adanya kebutuhan
mendesak untuk mempersempit kesenjangan pembangunan
(Narrowing Development Gap) antar negara anggota ASEAN.
1
1
ASEAN Foreign Ministers‟ Retreat,
Kota Kinabalu, Malaysia, 26-29
Januari 2015
P.I.07 Hal. 3
66
Indonesia menyampaikan prakarsanya mengenai pentingnya
masyarakat ASEAN dapat merasakan manfaat langsung dari Visi
Komunitas ASEAN Paska-2015.
1
1 P.I.07 Hal. 3
67
Indonesia menyampaikan rekomendasi mengenai adanya
kebutuhan mendesak untuk mempersempit kesenjangan
pembangunan (Narrowing Development Gap) antar negara
anggota ASEAN.
1
1 P.I.07 Hal. 3
68
Terkait dengan upaya pembentukan arsitektur keamanan di
kawasan, Indonesia menyampaikan rekomendasi untuk mendorong
upaya penyelarasan proposal-proposal terkait arsitektur keamanan
regional dimaksud, serta mengharapkan agar hasil-hasil dari ketiga
Workshop on Regional Security Framework dapat ditindaklanjuti.
1
1 P.I.07 Hal. 4
69
Indonesia menyampaikan rekomendasi mengenai urgensi
peningkatan kerja sama ASEAN dalam pemberantasan Illegal,
Unreported, Unregulated (IUU) Fishing.
1
1 P.I.07 Hal. 2
70
Indonesia menyampaikan rekomendasi bahwa ASEAN dapat
secara penuh melaksanakan langkah aksi dari cetak biru pilat politik
dan keamanan melalui implementasi dari Nternational Plan of
Action to Prevent, Deter, and eliminate IUU Fishing.
1
1 P.I.07 Hal. 2
71
Indonesia menyampaikan rekomendasi mengenai urgensi agar
studi independen aplikasi Timor Leste pada pilar politik-keamanan
dan pada pilar sosial budaya dapat segera dilaksanakan.
1
1 P.I.08 Hal. 2
72
Indonesia menyampaikan rekomendasi untuk mengundang Timor
Leste dalam pertemuan atau kegiatan ASEAN yang tidak bersifat
strategis (low key) seperti workshop atau seminar guna
meningkatkan capacity building.
1
1 P.I.08 Hal. 3
73
Indonesia menyampaikan rekomendasinya mengenai perlunya
ASEAN untuk menyelesaikan pending application dan terutama
agar ASEAN dapat segera memroses permintaan Maroko dimana
tidak ada violent objection dari negara anggota ASEAN.
1
1 P.I.08 Hal. 3
74Indonesia menyampaikan rekomendasi mengenai pentingnya
timeline bagi penyelesaian konsultasi COC.
11 P.I.08 Hal. 3
75
Indonesia menyampaikan rekomendasi agar Protokol SEANWFZ
dapat ditandatangani pada tahun 2015 dalam rangka peringatan 20
tahun penandatanganan Traktat SEANWFZ.
1
1 P.I.08 Hal. 3
76
Indonesia mengusulkan pembentukan Working group guna
membahas isi dan traktat Indo Pacific Treaty sekiranya ide
Indonesia mengenai pembentukan dan central elements dari Indo-
Pacific Treaty dapat disepakati dalam pertemuan tingkat Kepala
Negara/Pemerintahan EAS pada November 2015.
1
1 P.I.08 Hal. 4
77
Indonesia menawarkan penggunaan fasilitas IPSC di Sentul
sebagai Regional Multi-National Training Center khususnya
pelatihan de-mining dalam rangka penyiapan misi PBB.
1
1 K.I.04, Hal. 3
78
Indonesia menyampaikan usulan untuk peningkatan kerjasama
khususnya interoperability di bidang de-mining dalam kegiatan
ADMM-Plus EWG on HMA.
1
1 K.I.04, Hal. 4
79
Indonesia menekankan bahwa Bali Concord II dan III penting untuk
dirujuk dalam overarching elemen ts mengingat dokumen tersebut
merupakan dokumen pokok pembentukan masyarakat ASEAN dan
platform global ASEAN pasca 2015
1
1P.I.09 Hal. 5; P.I.09a; P.I.09b;
P.I.09c
80
Indonesia memasukkan kembali elemen mengenai keperluan untuk
mengembangkan suatu arsitektur keamanan regional di visi khusus
APSC
1
1P.I.09 Hal. 5; P.I.09a; P.I.09b;
P.I.09c
81
Indonesia mengusulkan agara ASEAN berkontribusi terhadap
berbagai isu global yang menjadi kepentingan bersama ASEAN
sesuai Bali Concord III dan menjajaki mitra eksternal baru yang
potensial
1
1P.I.09 Hal. 5; P.I.09a; P.I.09b;
P.I.09c
82
Indonesia telah membuat draft Guidelines of Alignment between
AICHR and ASEAN Sectoral Bodies sebagai bentuk paper kerja
sama AICHR dengan badan-badan sektoral ASEAN yang terkait
dengan HAM guna mensinkronkan dan memperkuat kerja ASEAN
dalam pemajuan dan perlindungan HAM.
1
1
Pertemuan ke-17 ASEAN
Intergovernmental Commission on
Human Rights (AICHR), Kuala
Lumpur, 11-14 Februari 2015
H.I.02, Hal.2; H.I.02a
83
Pada Guidelines of AICHR’s Engagement with Civil Society
Organizations , Indonesia mengusulkan untuk mempertahankan
pasal 16a mengenai pemberian agenda pertemuan AICHR kepada
CSOs sebelum pertemuan dengan AICHR.
1
1 H.I.02, Hal.2; H.I.02a
ASEAN Foreign Ministers‟ Retreat,
Kota Kinabalu, Malaysia, 26-29
Januari 2015
Pertemuan ASEAN Defense
Ministers‟ Meeting Plus (ADMM-
Plus) Experts‟ Working Group on
Peacekeeping Operations;
Workshop on Strenghten
Cooperation through Exchanging
Capabilities in Humanitarian De-
mining, di Siemreap kamboja
tanggal 25-27 Maret 2015
1st HLTF on ASEAN Community‟s
Post-2015 Vision, Kuala Lumpur,
Malaysia 5-7 Februari 2015
33
No RekomendasiJumlah
RekomendasiDiterima Tidak Diterima Keterangan Kegiatan Kodifikasi Data Dukung
84
Indonesia mengajukan kegiatan AICHR Dialogue with ASEAN
Community Councils on ASEAN Human Rights Declaration and
Phnom Penh Statement on the Adoption of AHRD
1
1 H.I.02, Hal.3; H.I.02a
85
Indonesia sepakat untuk mengadopsi ASEAN Convention Against
Trafficking in Persons Especially Women and Children (ACTIP)
dan ASEAN Plan of Action against Trafficking in Persons
Especially Women and Children (APA), serta menyetujui usulan
kerangka waktu implementasi APA selama 5 (lima) tahun dengan
pertimbangan bahwa isu kejahatan lintas negara berkembang
sangat cepat sehingga perlu ditinjau kembali setelah lima tahun.
1
1 K.II.02. Hal 8 & 12, K.II.03. Hal 5
86
Indonesia berhasil memasukkan frase “based on the principles of
reciprocity” pada paragraf 2.1.c. dari draft New ASEAN-China
Memorandum of Understanding on Cooperation in the Field of
Non-Traditional Security Issues terkait area kerja sama pertukaran
informasi intelijen yang awalnya ditentang oleh Malaysia dan
Kamboja.
1
1 K.II.02. Hal 6, K.II.04. Hal 2
87
Indonesia mengajukan diri menjadi tuan rumah pelaksanaan
Pertemuan ke-16 SOMTC dan Pertemuan Terkait Lainnya pada
tahun 2016 dan sekaligus sebagai Ketua SOMTC periode 2016-
2017.
1
1 K.II.03. Hal 14
88
Indonesia menggarisbawahi bahwa Indonesia tengah menelaah
penggunaan istilah fighters dalam konteks FF/FTF yang merujuk
pada para jihadis supaya tidak terjadi mispersepsi. Bagi Indonesia,
radikalisme merupakan akar dari terorisme. Oleh karena itu,
penanggulangan masalah terorisme perlu menyentuh akar
permasalahannya, yakni radikalisme, agar tercapai solusi yang
tahan lama. Indonesia juga menekankan pentingnya kesatuan
regional untuk bersama-sama mencegah terbentuknya dan
meluasnya jaringan terorisme yang mengklaim diri sebagai
representasi Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di ASEAN.
1
1
ASEAN Defence Ministers’
Meeting Plus (ADMM-Plus)
Counter-Terrorism (CT) Operators’
Workshop
K.II.05.Hal 6
89
Indonesia menyampaikan rekomendasi untuk memperluas kerja
sama maritim ASEAN untuk menanggulangi terorisme, kejahatan
lintas negara dan transboundary challenges di wilayah laut,
termasuk illegal, unreported, and unregulated (IUU) fishing ,
smuggling, trafficking in persons, piracy, hijacking and armed
robbery against ships , melalui kegiatan-kegiatan konkret dan
praktis.
1
1 P.II.4.Hal 2
90
Indonesia menyampaikan usulan agar pelaksanaan dari enam area
kerja sama dalam ASEAN Defence Ministers’ Meeting Plus
(ADMM-Plus) Experts’ Working Group (EWGs) , yaitu
humanitarian assistance and disaster relief, peacekeeping
operations, maritime security, military medicine, counter terrorism
dan humanitarian mine action dengan memastikan sentralitas
ASEAN di dalam prosesnya.
1
1 P.II.4.Hal 2
91
Indonesia menyampaikan 2 (dua) paragraf alternatif untuk
dipertimbangkan terkait South East Asia Nuclear Weapon-free
Zone , yakni: 1) agar NWS yang tidak memiliki reservasi dapat
menandatangani Protokol Traktat SEANWFZ terlebih dahulu; dan
2) agar terdapat kerangka waktu yang jelas untuk menyelesaikan
isu reservasi antara negara anggota ASEAN dan NWS.
1
1 P.II.4.Hal 2
92
Indonesia menyampaikan usulan untuk memulai kembali proses
penyusunan Traktat ASEAN mengenai ekstradisi yang telah
terhenti selama beberapa tahun mengingat semakin meningkatnya
kejahatan lintas negara.
1
1 P.II.4.Hal 2
93
Indonesia menekankan kembali pentingnya peningkatan status
Treaty on Mutual Legal Assistance in Criminal Matters 2004
(MLAT) untuk menjadi sebuah traktat ASEAN.
1
1 P.II.4.Hal 2
94
Indonesia mengusulkan agar mekanisme ASEAN untuk mengatasi
transboundary challenges hanya dapat dilakukan atas persetujuan
negara-negara yang terkait (consent of the countries concerned ).
1
1 P.II.4.Hal 2
95
Indonesia merekomendasikan untuk memperkuat kerja sama di
dalam dan antar kawasan terkait upaya untuk menghentikan arus
keluar foreign terrorist fighters .
1
1 P.II.4.Hal 2
96Indonesia menyampaikan pentingnya dilakukan lebih banyak
brainstorming session secara terbuka mengenai isu-isu strategis.
1
1 P.II. 5. Hal 2
97
Indonesia menyampaikan usulan untuk terus menjajaki upaya
penyusunan suatu instrumen yang mengikat secara hukum yang
dapat diterapkan dalam ruang lingkup kawasan yang lebih luas.
1
1 P.II. 5. Hal 2
98
Indonesia menyampaikan rekomendasi agar pembahasan dalam
ASEAN Regional Forum (ARF) dapat dilakukan secara lebih
interaktif.
1
1 P.II. 5. Hal 2
99
Indonesia menyampaikan usulan penguatan kerja sama dengan
Mitra Wicara dan meningkatkan engagement dengan pihak
eksternal lainnya untuk membangun kerja sama yang lebih saling
menguntungkan dengan mempertimbangkan bahwa negara
anggota ASEAN bukan lagi hanya merupakan recipient countries .
1
1 P.II. 5. Hal 2
100
Indonesia menekankan pentingnya bersikap proaktif dan menjajaki
kemitraan dengan negara atau organisasi internasional yang baru
melalui upaya kaji ulang moratorium Mitra Wicara.
1
1 P.II. 5. Hal 2
101
Indonesia merekomendasikan penjajakan pengembangan kriteria
Mitra Wicara di luar kriteria yang telah ditetapkan dalam Guidelines
for ASEAN’s External Relations untuk merespon keinginan pihak
eksternal yang ingin melakukan engagement formal dengan
ASEAN.
1
1 P.II. 5. Hal 2
102
Indonesia menyampaikan rekomendasi peningkatan kerja sama
antara ASEAN dan organisasi multilateral lainnya dalam isu-isu
global yang menjadi kepentingan bersama.
1
1 P.II. 5. Hal 2
103
Indonesia mengusulkan agar rekomendasi HLTF on Strengthening
the ASEAN Secretariat and Reviewing ASEAN Organs harus
dimasukkan kedalam ketiga Attendant Documents mengingat
rekomendasi tersebut bersifat komprehensif dan mencakup ketiga
pilar.
1
1 P.II.5. Hal 3
104
Indonesia menyampaikan rekomendasi bahwa pendirian
badan/pusat ASEAN di Negara angggota untuk memperkuat
kehadiran ASEAN harus sejalan dengan rekomendasi HLTF on
Strengthening the ASEAN Secretariat and Reviewing ASEAN
Organs yang mengedepankan efektifitas dan efisiensi.
1
1 P.II.5. Hal 3
105
Indonesia menekankan pentingnya promosi mengenai Masyarakat
ASEAN (people-centred, people-oriented ) tidak hanya dilakukan di
tingkat negara ASEAN tapi juga di tingkat internasional sehingga
perlu didorong pendirian pusat kajian mengenai ASEAN di negara
bukan anggota ASEAN.
1
1 P.II.5. Hal 3
4th High Level Task Force (HLTF)
on ASEAN Community‟s Post-2015
Vision
Pertemuan ke-15 ASEAN Senior
Officials’ Meeting on Transnational
Crime (SOMTC) and Its Related
Meetings
3rd High Level Task Force (HLTF)
on ASEAN Community‟s Post-2015
Vision
34
No RekomendasiJumlah
RekomendasiDiterima Tidak Diterima Keterangan Kegiatan Kodifikasi Data Dukung
106
Perlunya peran yang lebih besar bagi CPR mengingat CPR
merupakan implementing body untuk isu-isu yang bersifat cross-
cutting.
1
1 P.II.5. Hal 4
107
Indonesia menggarisbawai pentingnya penyampaian pesan yang
kuat mengenai melaksanakan APSC AD di tingkat nasional untuk
menunjukkan keseriusan negara anggota ASEAN.
1
1 P.II.5. Hal 4
108
Indonesia mengusulkan penghapusan rujukan spesifik mengenai
sumber dana dari pihak eksternal untuk menghindari kesan ASEAN
tergantung pada pendanaan dari sumber di luar ASEAN.
1
1 P.II.5. Hal 4
109
Indonesia mengusulkan agar pencantuman referensi “and in
accordance to domestic laws, regulations and national policies ”
merupakan sebuah kemunduran dari Visi Masyarakat ASEAN
Pasca 2015.
1
1 P.II.5. Hal 4
110
Indonesia mengusulkan adanya pembentukan ASEAN Common
Visa untuk dapat dipertimbangkan menjadi bagian dari program
aksi Visi Masyarakat ASEAN 2025.
1
1 P.II.6. Hal 2
111
Indonesia mengusulkan formulasi langkah aksi “Promote effective,
efficient, coherence and responsive regulations and good
regulatory”
1
1 P.II.6. Hal 2
112
Indonesia menyampaikan bahwa rumusan terkait penyusunan
policy guidance untuk percepatan penyusunan instrumen hukum
perlindungan hak-hak pekerja migran, khususnya referensi legally
binding instrument di dokumen ASEAN Social Cultural
Community (ASCC) masih sangat lemah dan tidak mencerminkan
komitmen untuk menyusun instrumen hukum terkait pemajuan dan
perlindungan hak-hak pekerja migran.
1
1 P.II.6. Hal 3
113
Indonesia menyampaikan usulan untuk menambah bidang kerja
sama penanggulangan kejahatan lintas batas negara yang
mencakup perdagangan kayu dan hewan dilindungi (combating
ilicit wildlife and timber trafficking )
1
1 P.II.6. Hal 3
114
Indonesia mengusulkan untuk memindahkan sub-tema mengenai
EAS dan APT di bawah bagian C mengenai ASEAN Centrality in
A Dynamic and Outward-Looking Region
1
1 P.II.6. Hal 3
115
Indonesia mengusulkan untuk menempatkan paragraf “and in
accordance with domestic laws, regulations and national policies
of the respective Member States ” dalam draft Kuala Lumpur
Declaration on ASEAN Community Vision 2025 di bagian
preambular.
1
1 P.II.6. Hal 3
116 Indonesia mengusulkan paragraf terkait ASEAN Extradition Treaty1
1 P.II.6. Hal 3
117
Indonesia menyampaikan bahwa Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah DKI Jakarta telah menyetujui secara legal perluasan
Sekretariat ASEAN, sehingga pada prinsipnyaproses perluasan
tersebutdapat segera dilaksanakan
1
1 P.II.1.1. hal. 2
118
Indonesia menegaskan usulan tentang perlunya roadmap dan
timeline aplikasi keanggotaan Timor Leste di ASEAN dan perlu
adanya capacity building bagi Timor Leste untuk memahami
ASEAN secara keseluruhan.
1
1 P.II.1.1. hal. 3
119
Indonesia menyampaikan harapan agar ASEAN dapat menemukan
solusi yang dapat diterima oleh semua pihak terkait dengan
perampingan Pertemuan ASEAN,
1
1 P.II.1.3. hal. 2
120
Indonesia nyampaikan bahwa penting bagi ASEAN untuk
menunjukkan sentralitasnya dengan meningkatkan kerja sama
dalam hal: Kerja sama maritim, termasuk didalamnya
pemberantasan Illegal, Unreported and Unregulated (IUU) Fishing;
Penyelesaian sengketa perbatasan ASEAN; Penyusunan Instrumen
hukum sebagai implementasi dari ASEAN Declaration on the
Promotion and Protection of the Rights of Migrant.
1
1
121
Indonesia menyampaikan rekomendasi pembentukan instrumen
hukum untuk bantuan kekonsuleran di negara ketiga saat situasi
krisis.
1
1
122
Indonesia menegaskan pentingnya upaya untuk memajukan
diplomasi preventif sejalan dengan Rencana Kerja ARF yang
disepakati tahun 2011.
1
1 P.II.1.4. hal. 2
123
Indonesia menekankan pentingnya pembentukan instrumen hukum
bantuan timbale balik dan ekstradisi di ASEAN, peningkatan kerja
sama pertahanan dan militer, penanggulangan bencana, kontra-
terorisme, pemberantasan IUU Fishing , aksesi Protokol
SEANWFZ oleh negara pemilik senjata nuklir dan pembentukan
kawasan bebas narkoba di kawasan.
1
1 P.II.1.4. hal. 2
124
Indonesia menyampaikan perlunya semua pihak untuk menahan diri
demi tercapainya stabilitas dan perdamaian di LTS dan
menyampaikan kesiapannya menjadi honest broker .
1
1 P.II.1.5. hal. 3
125
Agar dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakatnya,
Indonesia menggarisbawahi pentingnya ASEAN untuk mendorong
penyelesaian permasalahan perbatasan untuk menjaga stabilitas
keamanan
1
1
126Indonesia merekomendasikan untuk mendorong penguatan kerja
sama maritim melalui berbagai mekanisme ASEAN;
1
1
127
Indonesia menekankan pentingnya mendorong agar ASEAN dapat
mengupayakan perjanjian yang dapat melindungi pekerja migran
beserta keluarganya.
1
1
128
Pada KTT ke-26 Sesi Retreat , Indonesia menekankan tiga hal
utama, yaitu: Perlambatan ekonomi akan mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi, standar kehidupan, dan tingkat
pengangguran. Indonesia mengusulkan untuk terus berbicara
bersama tentang bagaimana bisa memperbaiki berbagai
permasalahan hal ini.
1
1 P.II.1.6. hal. 3
129
Kerja sama internasional penting bagi penanggulangan masalah
bencana, sebagaimana terlihat dari bantuan dari berbagai negara
serta upaya rehabilitasi pasca tsunami Aceh tahun 2004. Indonesia
mengusulkan dibentuknya gugus tugas (task force) ASEAN untuk
bekerja sama menangani bencana, seperti yang baru terjadi di
1
1 P.II.1.6. hal. 3
130
Indonesia menyampaikan rekomendasi mengenai pentingnya
peningkatan kerjasama ASEAN dalam memerangi terorisme dan
radikalisme, serta mengatasi akar masalahnya. Salah satu upaya
untuk memerangi ideologi radikal adalah dengan perbaikan
kesejahteraan dengan pemerintah yang kuat.
1
1 P.II.1.6. hal. 3
131Workshop menyambut baik usulan Indonesia terkait dengan
kemungkinan joint cooperation activities di Laut Tiongkok Selatan.
1
1
Seminar-Workshop on the
Implementation of the 2002
ASEAN-China Declaration on the
Conduct of Parties in the South
China Sea
5th High Level Task Force (HLTF)
on ASEAN Community‟s Post-2015
Vision
Rangkaian Pertemuan Konferensi
Tingkat Tinggi (KTT) ke-26 ASEAN
P.II.1.3. hal. 2
P.II.1.5. hal. 3
35
No RekomendasiJumlah
RekomendasiDiterima Tidak Diterima Keterangan Kegiatan Kodifikasi Data Dukung
132
Pada Pertemuan ASEAN SOM, Indonesia menyampaikan rencana
penyelenggaraan Regional Workshop on the Treaty of Amity and
Cooperation (TAC) sebaai komitmen Indonesia untuk
mengimplementasikan langkah aksi Cetak Biru APSC A.2.2.i. pada
tanggal 10-11 Agustus 2015
1
1 P.II.3.1. hal. 1-2
133
Indonesia menyampaikan rekomendasi untuk mendorong adanya
terobosan dan kemajuan signifikan dalam penyusunan COC,
mengingat pada tahun 2016 ASEAN dan RRT akan merayakan 20
tahun hubungan kemitraannya.
1
1 P.II.3.1. hal. 3
134
Indonesia menekankan kebutuhan untuk menginstitusionalisasi
East Asia Summit (EAS) yang memerlukan pemahaman bersama
dengan memanfaatkan mekanisme yang ada dan tidak membentuk
mekanisme baru serta tetap menjaga format leaders-led forum.
1
1 P.II.3.1. hal. 4
135
Pada Pertemuan SEANWFZ ExCom WG, Indonesia menegaskan
perlunya ASEAN untuk membahas outstanding issues terkait
penandatanganan Protokol Traktat SEANWFZ.
1
1 P.II.3.2. hal. 2
136
Indonesia menyampaikan agar memberikan kesempatan kepada
Republik Rakyat Tiongkok (RRT) untuk menandatangani Protokol
Traktat SEANWFZ terlebih dahulu.
1
1 P.II.3.2. hal. 2
137
Indonesia mendukung resolusi Sidang Majelis Umum PBB
mengenai Traktat SEANWFZ untuk dibahas pada Komite Pertama
Sesi ke-70 dari SMU PBB
1
1 P.II.3.2. hal. 4
138
Indonesia merekomendasikan agar ASEAN memperkuat komitmen
atas Non-Proliferation Treaty (NPT), termasuk tindakan dan posisi
kiranya tidak kontradiktif dengan tujuan NPT. Indonesia juga
menekankan bahwa kewajiban perlucutan senjata nuklir harus
menjadi prioritas dan tidak seharusnya „kalah‟ oleh isu non-
proliferasi, sebab keduanya saling memperkuat sehingga harus
diraih dan diupayakan secara bersama dan seimbang.
1
1 A.II.02 Hal. 4
139
Indonesia, yang bersama dengan Hungaria saat ini merupakan Co-
President Konferensi Artikel XIV Comprehensive Nuclear-Test-Ban
Treaty (CTBT) untuk periode 2013-2015, menghimbau negara-
negara yang berada dalam Annex II untuk segera meratifikasi
CTBT tanpa saling tunggu. Sejumlah negara a.l. Korsel, Kanada,
Selandia Baru dan Malaysia menyampaikan dukungan atas
himbauan Delri terkait entry into force CTBT.
1
1 A.II.02 Hal. 4
140
Indonesia menyampaikan tentang perlunya ARF mengembangkan
cakupan kerja samanya di bidang CTTC dengan
mempertimbangkan dinamika dan kompleksitas praktik kejahatan
dan terorisme, khususnya mengenai perlunya memulai dialog dan
kerja sama dalam memberantas kejahatan TIP.
1
1
Pertemuan 13th ASEAN Regional
Forum Inter-Sessional Meeting on
Counter-Terrorism and
Transnational Crime (ARF ISM on
CTTC), Nanning, Tiongkok, 13-15
Mei 2015
A.II.03 Hal. 3
141
Indonesia juga menyampaikan pandangan dan keprihatinannya
atas isu Foreign Terrorist Fighter (FTF) dan penggunaan ICT untuk
tujuan terorisme, termasuk dalam perekrutan ISIS. Dalam hal ini,
Indonesia mengusulkan agar ARF membentuk suatu kerja sama
khusus (task force) jangka panjang untuk penanganan isu ini.
1
1
Pertemuan 13th ASEAN Regional
Forum Inter-Sessional Meeting on
Counter-Terrorism and
Transnational Crime (ARF ISM on
CTTC), Nanning, Tiongkok, 13-15
Mei 2015
A.II.03 Hal. 4
142
Indonesia dan Uni Eropa telah mengajukan TIP sebagai area
prioritas tambahan dalam kerja sama ARF di bidang CTTC dengan
Indonesia dan UE sebagai lead countries. Dalam kaitan ini,
Indonesia telah mengajukan draft ruang lingkup kerja sama ARF di
area prioritas tambahan ini untuk dicantumkan ke dalam ARF Work
Plan on CTTC 2015-2017 berikut usulan kegiatan implementasinya,
yaitu ARF Workshop on TIP
1
1 A.II.04 Hal. 5
143
Sehubungan dengan penyusunan ARF Work Plan on Maritime
Security 2015-2017, Indonesia, antara lain, telah mengajukan IUU
Fishing sebagai salah satu isu keamanan maritim yang perlu
mendapat perhatian dan diperkuat kerja samanya di dalam
kerangka ARF. Selain mengajukan ARF Workshop on IUU Fishing
sebagai usulan kegiatan implementasinya, Indonesia juga telah
mengajukan diri sebagai lead countries pilar #1 keamanan maritim
bersama Jepang.
1
1 A.II.04 Hal. 5
144
Dari 18 usulan kegiatan yang akan diselenggarakan di bawah
kerangka kerja sama ARF pada tahun intersesi 2015-2016,
Indonesia telah mengajukan 3 kegiatan di bawah keketuaannya,
yaitu: a. ARF Workshop on IUU Fishing (bersama AS); b. 2nd ARF
Workshop on Mediation, Preventive Diplomacy and Conflict
Prevention (bersama Uni Eropa); dan c. ARF Workshop on TIP
(bersama Uni Eropa).
1
1 A.II.04 Hal. 5
145
Indonesia menyampaikan usulan untuk memberlakukan 1 tahun
masa percobaan untuk pengurangan IUU Fishing mengingat
adanya perbedaan pandangan, terutama dari pihak Uni Eropa
yang tidak setuju dalam pembahasan isu tersebut.
1
1 A.II.04 Hal. 6
146
Terkait dengan isu streamlining of the ARF DOD meetings,
mengingat usulan pengurangan Pertemuan ARF telah disetujui,
Indonesia mendorong agar ARF DOD ke depan dapat
mendiskusikan hal-hal yang lebih substantif mengenai berbagai isu
pertahanan dan keamanan di kawasan. Indonesia juga dapat
memfasilitasi information sharing antar ARF DOD dan ADMM Plus
demi terciptanya sinergi dari kedua badan sektoral ini.
1
1 A.II.05 Hal. 4
147
Indonesia menyampaikan pandangannya bahwa pertemuan ARF
ISG on CBM PD sangat bermanfaat untuk mendiskusikan kegiatan
ARF yang sangat banyak dalam satu tahun inter-sesi. Sekiranya
ARF menyepakati pertemuan ARF ISG on CBM PD dilaksanakan
dalam satu tahun, diperlukan mekanisme yang lebih efektif dan
efisien. Pelaksanaan ARF ISG on CBM PD juga harus dapat
memberikan waktu yang cukup untuk konsultasi dengan focal point
dalam negeri untuk isu-isu tertentu guna menanggapi inisiatif baru
ARF. Untuk itu, Indonesia mengusulkan agar ARF ISG on CBM PD
diselenggarakan dalam rentang waktu yang memadai sebelum
pelaksanaan ARF Senior Officials Meeting.
1
1 A.II.06 Hal. 4
148
Indonesia juga merekomendasikan „Exchange of Views on
Interational Issues‟ untuk dihilangkan dari agenda ARF ISM on CBM
PD mendatang karena alasan efisiensi waktu dan agar peserta
lebih dapat fokus pada tujuan pertemuan.
1
1 A.II.06 Hal. 4
ASEAN Senior Officials' Meeting
(SOM) dan Working Group for the
Executive Committee of the South
East Asia Nuclear Weapons Free
Zone (SEANWFZ ExCom WG)
Pertemuan 7th ASEAN Regional
Forum Inter-Sessional Meeting on
Non-Proliferation and Disarmament
(7th ARF ISM on NPD) , Kuala
Lumpur, Malaysia, 15-16 Juni 2015
Pertemuan ASEAN Regional
Forum Senior Officials’ Meeting
(ARF SOM) ,Kuching, Malaysia, 10
Juni 2015
Pertemuan ASEAN Regional
Forum Defence Officials’ Dialogue
(ARF DOD) dan ARF Inter
Sesssional Support Group on
Confidence Building Measures and
Preventive Diplomacy (ARF ISM on
CBM PD) , Tokyo, Jepang, 6-8 Mei
2015
36
No RekomendasiJumlah
RekomendasiDiterima Tidak Diterima Keterangan Kegiatan Kodifikasi Data Dukung
149
Indonesia bersama UE mengusulkan menjadi ketua bersama
penyelenggaraan 2nd ARF Workshop on Mediation, Preventive
Diplomacy and Conflict Prevention
1
1 A.II.06 Hal. 6
150
Indonesia menyampaikan sarannya bahwa seyogyanya latihan
penanggulangan bencana dilaksanakan yang serealistik mungkin,
antara lain dengan menyelenggarakan latihan di negara yang
memang rawan bencana dan menggunakan ancaman bencana
nyata sebagai skenario.
1
1 A.II.07 Hal. 8
151
Indonesia menyampaikan pelatihan untuk self evacuation atau
kesiapan masyarakat dalam merespon bencana juga menjadi salah
satu hal yang penting untuk menjadi elemen dalam latihan.
1
1 A.II.07 Hal. 6
152
Indonesia menambahkan usulan mengenai perlunya Sekretariat
AIPA untuk membuat standard format laporan hasil konsultasi
nasional bagi tiap negara, sehingga memberi kemudahan bagi
Sekretariat dalam mengolah laporan yang masuk
1
1
Pertemuan ke-12 AIPA Fact
Finding Committee (AIFOCOM) to
Combat the Drug Menace , Kuala
Lumpur, Malaysia, 8-10 Juni 2015
A.II.08 Hal. 3
153
Indonesia mengusulkan untuk memasukkan dalam message Ketua
AIPA mengenai kepentingan yang tinggi terhadap keamanan
maritime : Given the significance of maritime security to ASEAN
Member States, it is imperative to enhance the capacities of the
ASEAN Maritime Forum (AMF) and the Expanded ASEAN
1
1
Pertemuan ASEAN Leaders
Meeting with the Representatives
of ASEAN Inter Parliamentary
Assembly (AIPA) , Kuala Lumpur,
Malaysia, 25 - 27 April 2015
A.II.09 Hal. 3
154
Indonesia mengusulkan agar AICHR melakukan pendekatan
dengan Governing Council AIPR yang dapat diagendakan pada
rencana pertemuan dengan CPR dimana sebagian besar CPR
adalah anggota Governing Council AIPR .
1
1 H.II.01, Hal.1
155
Indonesia mengusulkan agar AICHR dapat mengagendakan
masalah pelaksanaan rekomendasi kepada Menteri Luar Negeri
dan Pemimpin ASEAN pada pertemuan antara AICHR dan
ASEAN Foreign Ministers' Meeting (AMM) pada bulan Agustus
mendatang.
1
1 H.II.01, Hal.1
156
Indonesia mengusulkan dua kegiatan, yaitu: i) Workshop on the
Implementation of Article 22 of AHRD on Freedom of Religion and
Belief, dan ii) Annual Meeting on Trafficking in Persons.
1
1 H.II.01, Hal.2
157
Indonesia memberikan masukan tertulis atas kerangka Rencana
Kerja Lima Tahun (RKLT) 2016-2020. Masukan Indonesia berupa 5
arah kebijakan (thrust ) AICHR yang diambil dari Cha Am Hua Hin
Declaration on the Inauguration of AICHR. Adapun 5 arah
kebijakan AICHR yaitu: a) Strengthen a forward looking regional
cooperation on human rights; b) AIHCR as vehicle for progressive
Social Development and justice, human dignity and higher quality
of life for ASEAN peoples; c) improve adequate resource by
ASEAN member states d) promoting the contribution of
Stakeholders in the promotion and protection of human rights in
ASEAN through engagement and dialogue; e) strengthen the
mandate and function of the AICHR . Selain untuk memberikan
arah, kegiatan tersebut nantinya juga berguna untuk mengukur
capaian AICHR lima tahun ke depan.
1
1 H.II.01, Hal.2
158
Indonesia juga memasukkan strategic objectives dan kemungkinan
aktivitas yang dapat dijalankan oleh AICHR. Pembuatan dokumen
ini dimaksudkan agar perkembangan AICHR dapat terlihat dari
waktu ke waktu dan AICHR tidak akan terjebak pada pelaksanaan
kegiatan tanpa jelas arahnya kemana.
1
1 H.II.01, Hal.2
159
Indonesia mengusulkan agar dibentuk suatu coordination meeting
antara UNICEF dengan institusi di ASEAN yang akan bekerja sama
dengan UNICEF agar tidak terdapat duplikasi kegiatan.
1
1 H.II.01, Hal.3
160
Wakil Indonesia dalam AICHR menyampaikan rekomendasi agar
ASEAN senantiasa memperkuat mekanisme HAM mengingat
ASEAN merupakan satu-satunya regional di Asia yang memiliki
mekanisme HAM, Selain itu, ASEAN diharapkan selalu berupaya
secara bertahap meningkatkan upaya tersebut walaupun terdapat
perbedaan signifikan dalam politik dan perkembangan demokrasi di
negara anggotanya.
1
1
Human Rights Cities Conference,
Gwangju, Korea Selatan, 15 – 18
Mei 2015
H.II.02, Hal.2
161
Indonesia telah mengajukan pembahasan krisis migran ireguler di
kawasan Asia Tenggara sebagai salah satu agenda pertemuan.
Usulan ini sebelumnya telah diajukan kepada Ketua melalui surat
Nomor 07/06/2015/AICHR-INA tanggal 5 Juni 2015
1
1Special AICHR Meeting , Brunei
Darussalam, 13-15 Juni 2015H.II.03, Hal. 1
162
Indonesia menyamapaikan usulan agar adanya paragraf tersendiri
yang memaparkan kegiatan pemajuan dan perlindungan HAM oleh
AICHR dan bersinergi dengan badan sektoral lain.
1
1Special AICHR Meeting , Brunei
Darussalam, 13-15 Juni 2015H.II.03, Hal. 22
163
Indonesia menekankan pentingnya pencantuman contoh negara
anggota yang telah mendedikasikan unit dan pendanaan tersendiri
di tingkat nasional untuk membantu pelaksanaan kerja AICHR
sebagai salah satu rekomendasi bagi negara anggota ASEAN lain.
1
1Special AICHR Meeting , Brunei
Darussalam, 13-15 Juni 2015H.II.03, Hal. 22
164
Indonesia menggarisbawahi pentingnya pemaparan mengenai
kemungkinan perubahan besar yang mempengaruhi kerja AICHR
mulai tahun 2016, sehubungan dengan pergantian mayoritas Wakil
AICHR pada akhir 2015.
1
1Special AICHR Meeting , Brunei
Darussalam, 13-15 Juni 2015H.II.03, Hal. 22
165
Indonesia menyampaikan rekomendasi pentingnya arah dan tujuan
yang jelas dalam program kerja AICHR tertuang dalam acuan
perkembangan AICHR dalam lima tahun mendatang. Karena itu
Indonesia mengusulkan dimasukkannya thrust dari Cha Am Hua
Hin Declaration on the Intergovernmental Commission on Human
Rights yang diikuti bentuk implementasinya ke dalam chapeau
Program Kerja dimaksud.
1
1Special AICHR Meeting , Brunei
Darussalam, 13-15 Juni 2015H.II.03, Hal. 22
166
Indonesia mengusulkan untuk lebih melibatkan pemangku
kepentingan terkait dalam hal pemajuan dan perlindungan HAM
dan hak-hak dasar dengan menyelenggarakan dialog tahunan.
1
1Special AICHR Meeting , Brunei
Darussalam, 13-15 Juni 2015H.II.03, Hal. 23
167
Indonesia juga memberi masukan agar AICHR membangun
prosedur jalur komunikasi dengan negara anggota ASEAN
mengenai implementasi AHRD melalui pengisian kuesioner.
1
1Special AICHR Meeting , Brunei
Darussalam, 13-15 Juni 2015H.II.03, Hal. 23
168Indonesia mengusulkan pelaksanaan studi tematis mengenai
kebebasan memeluk agama dan kepercayaan.
1
1Special AICHR Meeting , Brunei
Darussalam, 13-15 Juni 2015H.II.03, Hal. 24
Pertemuan ASEAN Regional
Forum Defence Officials’ Dialogue
(ARF DOD) dan ARF Inter
Sesssional Support Group on
Confidence Building Measures and
Preventive Diplomacy (ARF ISM on
CBM PD) , Tokyo, Jepang, 6-8 Mei
2015
Pertemuan ASEAN Regional
Forum (ARF) Humanitarian
Assistance and Disaster Relief
(HADR) Multi-Year Strategic
Exercise Plan Workshop , Kuala
Lumpur, Malaysia, 9-10 April 2015
18th Meeting of ASEAN
Intergovernmental Commission on
Human Rights (AICHR), Sekretariat
ASEAN, Jakarta, 6 – 9 Mei 2015
37
No RekomendasiJumlah
RekomendasiDiterima Tidak Diterima Keterangan Kegiatan Kodifikasi Data Dukung
169
Indonesia mengusulkan dilaksanakannya pertemuan mengenai
Humanitarian Mine Action terkait dengan keterlibatan personel pada
Peace Keeping Operation (PKO) dimana mereka membutuhkan
kemampuan teknik penjinakan ranjau.
1
1
ASEAN Defence Ministers‟ Meeting
– Plus Experts‟ Working Group on
Humanitarian Mine Action Meeting
(ADMM-Plus EWG on HMA
Meeting
K.III.02 hal 4 no. 19
170
Indonesia mengusulkan agar ACGF menjadi suatu forum yang
mengedepankan information sharing dan kerja sama praktis antar
coast guard dan agensi penegak hukum maritim di ASEAN.
1
1
Experts‟ Group Meeting (EGM) on
the ASEAN Coast Guard Forum
(ACGF)
K.III.04 Hal 5 No 11 dan Hal 6
No 20
171
Indonesia mengusulkan agar ACMM dapat menyesuaikan tugas
fasilitasi dan fungsi koordinasinya sesuai dengan AADMER dan
SASOP serta dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip
umum yang disepakati dalam pelaksanaan HADR, yakni prinsip
penghormatan terhadap hukum dan budaya negara yang terkena
bencana dan prinsip kemanusiaan.
1
1
7th ASEAN Defence Ministers
Meeting-Plus Experts’ Working
Group on Military Medicine
K.III.05 Hal. 4 No 15 dan Hal 3
No 11
172
Indonesia menyampaikan rekomendasi terkait draft SOP HADR
bahwa sebaiknya SOP dimaksud disusun untuk keperluan FTX dan
dalam kerangka EWG saja dan tidak sebagai dokumen baru yang
akan menduplikasi dokumen-dokumen serupa yang sudah ada.
1
1 K.III.05 Hal 4 nomor 11
173
Indonesia mengusulkan bahwa operasi HADR dan kegiatan tidak
memberikan imunitas kepada personil yang terlibat dalam operasi
HADR.
1
1 K.III.05 Hal 4 nomor 11
174
Indonesia menyampaikan daftar pencalonan Indonesia di badan-
badan PBB dan organisasi internasional lainnya, serta
mengharapkan dukungan Negara Anggota ASEAN lainnya untuk
pencalonan tersebut.
1
1
Informal ASEAN Ministerial
Meeting (IAMM) and Related
Meeting
K.III.06 Hal. 2 No 3 dan K.III.06a
175
Indonesia mengusulkan agar ASEAN meningkatkan engagement
dengan organisasi regional lainnya seperti Gulf Cooperation Council
(GCC), Economic Cooperation Organization (ECO) serta menjajaki
kerja sama dengan African Union.
1
1
Informal ASEAN Ministerial
Meeting (IAMM) and Related
Meeting
K.III.06 Hal. 3 No. 8
176
Indonesia menyampaikan usulan untuk menyusun ASEAN
Ministerial Statement on the Occasion of the 70th Anniversary of
the United Nations.
1
1
Informal ASEAN Ministerial
Meeting (IAMM) and Related
Meeting
K.III.06 Hal. 5 No. 17 dan
K.III.06b
177
Indonesia mengusulkan untuk menjajaki pembentukan ASEAN
legal instrument untuk memerangi IUU fishing. Selain itu, untuk
membahas masalah ini, Indonesia akan menyelenggarakan ARF
Workshop on IUU Fishing sebagai program ARF dalam tahun
intersesi 2015-2016.
1
1
ASEAN Regional Forum Inter-
Sessional (ARF) Track 1.5
Symposium on Preventive
Diplomacy
A.III.01, Hal. 3
178
Delri merekomendasikan sinergi yang baik di antara badan legislatif
dan eksekutif dalam mendorong implementasi resolusi-resolusi
tersebut sekaligus mendukung pembentukan Komunitas ASEAN
2015. P
1
17th ASEAN Inter-Parliamentary
Assembly (AIPA) CaucusA.III.02, Hal. 2
179
Indonesia menyampaikan usulan agar Parlemen ASEAN dapat
mendorong harmonisasi peraturan dan perundang-undangan
masing-masing negara dengan tujuan dan visi bersama ASEAN,
termasuk dalam mengembangkan pariwisata berkelanjutan. Delri
dalam hal ini mengusulkan pengembangan standarisasi pekerja
pariwisata ASEAN sebagai salah satu hal konkrit yang dapat
dipertimbangkan parlemen ASEAN.
1
1 A.III.02, Hal. 3
180
Indonesia mengusulkan agar setiap negara memiliki satu poin
kontak yang akan memudahkan semua negara pengguna cyber
untuk bekerja sama mengatasi tantangan maupun ancaman cyber.
1
1ARF Workshop on Cyber Security
Capacity BuildingA.III.03, Hal. 2
181
Dalam isu LTS, Indonesia merekomendasikan masing-masing
pihak untuk menahan diri dan memperkuat komitmen terhadap
DOC dan penyelesaian COC, serta mengembangkan potensi kerja
sama praktis.
1
1Pertemuan Tingkat Menteri 22nd
ASEAN Regional Forum (ARF)A.III.04, Hal. 2 & 4
182
Dalam isu ekstrimisme, Indonesia menyampaikan usulan dan
kesiapannya untuk bekerja sama dengan semua pihak dalam
mempromosikan nilai-nilai toleransi, rasa saling pengertian, dan
memajukan dialog antar-umat beragama, termasuk dalam
menahan pergerakan Foreign Terrorist Fighters.
1
1Pertemuan Tingkat Menteri 22nd
ASEAN Regional Forum (ARF)A.III.04, Hal. 2 & 4
183
Indonesia menyampaikan usulan menjadikan Universitas
Pertahanan sebagai sarana melting pot antara siswa sipil dan
militer yang bermanfaat dalam menambah bobot lingkungan dan
pengalaman pendidikan.
1
1
ASEAN Regional Forum Head of
Defense Universities, Colleges,
Institutions Meeting (19th ARF-
HDUCIM)
A.III.05, Hal. 4
184
Indonesia mengusulkan agar ASEAN dan P-5 bersama-sama
segera menyelesaikan outstanding issues terkait SEANWFZ yaitu
terkait isu reservasi/deklarasi yang menghambat penandatanganan
Protokol dari Traktat SEANWFZ oleh P-5.
1
1
ARF Workshop on Promoting a
Nuclear-Weapon-Free Status of
Mongolia
A.III.06, Hal. 4
185
Indonesia menyampaikan usulan terkait isu perlindungan hak-hak
perempuan dan hak pekerja migran, termasuk isu kesetaraan
jender dan pemenuhan hak pekerja migran di negara-negara tujuan
pengiriman buruh migran Indonesia.
1
1
Sidang Umum (SIUM) ke-36
ASEAN Inter-Parliamentary
Assembly (AIPA)
A.III.08, Hal. 4
186
Indonesia menyampaikan rekomendasi kebijakan dan langkah
implementasi untuk penanggulangan bencana (seperti disaster risk
map, disaster database, master plan for tsunami, dan
pembangunan Disaster Relief Training Ground), dan
penanggulangan terorisme (program rehabilitasi, reintegrasi,
program media campaign, dan pembentukan Forum Koordinasi
Pencegahan Terorisme di 28 propinsi)
1
1
ASEAN Regional Forum Workshop
for First Response Support for
Victims of Terrorism and Other
Mass Casualty Events
A.III.09, Hal. 4
187
Terkait draft ASEAN Community Vision 2025 , Indonesia
mengusulkan mengenai pengarus-utamaan gender terkait
implementasi program aksi bidang politik keamanan dengan
penambahan frase “including to promote gender-mainstreaming”
pada paragraf 7.3. Usulan ini masih akan dibahas kembali pada
pertemuan berikutnya di Singapura.
1
1 P.III.10 hal 2
188
Indonesia musulan untuk merujuk kepada Piagam ASEAN dan
Treaty of Amity and Cooperation (TAC) sebagai instrument
penyelesaian sengketa ASEAN, disamping rujukan kepada hukum
internasional.
1
1 P.III.10 hal 4
189
Indonesia mengusulkan penyusunan program aksi yang dapat
menunjang terjadinya sinergi antara ARF dan ADMM Plus
mengingat program prioritasnya mencakup isu yang sama.
1
1 P.III.10 hal 4
190
Indonesia menyampaikan usulannya untuk meningkatkan
keterlibatan negara anggota ASEAN dalam pasukan penjaga
perdamaian PBB, khususnya bagi negara-negara yang telah
berpartisipasi.
1
1 P.III.10 hal 4
191
Indonesia mengusulkan formalisasi hubungan ASEAN dengan
International Atomic Energy Agency (IAEA) serta usulan referensi
baru mengenai kerja sama dengan Organisasi Internasional terkait
lainnya selain IAEA.
1
1 P.III.10 hal 4
6TH ADMM Plus EWG on HADR
6th HLTF on ASEAN Community’s
Post-2015 Vision
38
No RekomendasiJumlah
RekomendasiDiterima Tidak Diterima Keterangan Kegiatan Kodifikasi Data Dukung
192
Indonesia mengusulkan adanya penambahan referensi mengenai
kerja sama untuk mencegah pengembangan senjata CBRN
(Chemical, Biological, Radiology and Nuclear ) dalam upaya
mempertahankan kawasan Asia Tenggara sebagai kawasan yang
damai dan bebas nuklir serta senjata pemusnah massal lainnya.
1
1 P.III.10 hal 4
193
Indonesia mengusulkan penyebutan proses keanggotaan Timor-
Leste di ASEA, melalui formulasi “Work towards Timor-Leste’s
membership in ASEAN taking into consideration of the process
taken”.
1
1 P.III.10 hal 5
194
Indonesia mengusulkan terkait langkah aksi “Review existing
moratorium on new Dialogue Partners taking into account strategic
geopolitical and geo-economic developments impacting on our
region”.
1
1 P.III.10 hal 5
195
Indonesia menyampaikan masukan terhadap draft FAQs yang
dilengkapi dengan data statistik mengenai kemajuan ASEAN di
berbagai bidang.
1
1 P.III.3. hal 3
196Indonesia mengusulkan penambahan referensi “gender-sensitive”
dalam draft ASEAN Community Vision 2025
11 P.III.3. hal 3
197
Indonesia mengusulkan untuk memasukkan gagasan pembentukan
“ASEAN Common Visa” sebagai salah satu langkah aksi APSC
Attendant Document.
1
1 P.III.3. hal 4
198
Indonesia mengusulkan untuk menggunakan formulasi dari Joint
Communiqué ASEAN Foreign Ministers’ Meeting (AMM) ke-47
dengan sedikit revisi terkait aplikasi keanggotaan Timor-Leste pada
ASEAN.
1
1 P.III.3. hal 4
199Indonesia mengusulkan untuk melakukan peninjauan kembali
moratorium penambahan mitra wicara ASEAN.
11 P.III.3. hal 4
200
Indonesia merekomendasikan agar seluruh paragraf di bawah
program aksi trans-boundary challenges untuk di-bracket. Hal ini
dilakukan mengingat Singapura mengusulkan untuk memasukkan
isu haze di bawah program aksi mengenai trans-boundary
challenges.
1
1 P.III.3. hal 5
201
Terkait penyusunan legally binding instrument untuk pemajuan dan
perlindungan pekerja migran sebagai tindak lanjut Deklarasi Cebu,
Indonesia mengusulkan formulasi tanpa menyebutkan kata legally
binding yang masih akan dikonsultasikan oleh Malaysia dan
Singapura dengan alasan isu tersebut tidak berada di bawah
kewenangan pilar politik-keamanan.
1
1 P.III.6. hal 3
202
Terkait Traktat Ekstradisi, usulan Indonesia yang hanya
menyebutkan penyusunan Traktat tanpa menyebut ekstradisi masih
belum disepakati Singapura meskipun gagasan ini sudah disepakati
dalam dokumen Bali Concord I. Singapura mengusulkan
penggunaan formulasi seperti disepakati di dalam Joint
Communique AMM Kuala Lumpur.
1
1 P.III.6. hal 3
203
Formulasi aksesi Southeast Asia Nuclear Weapon-Free Zone
(SEANWFZ) oleh negara yang memiliki senjata nuklir seperti
diusulkan Indonesia, khususnya nuansa untuk mendorong aksesi
oleh Tiongkok yang sepakat tanpa reservasi belumdisepakati
Singapura. Usulan Indonesia ini dinilai Singapura sebagai upaya
untuk menekan ASEAN, khususnya Singapura untuk menyepakati
aksesi agar tidak dilakukan bersamaan oleh negara P5 yang mash
memiliki reservasi.
1
1 P.III.6. hal 3
204
Indonesia menyampaikan usulan formulasi paragraf terkait
ekstradisi yaitu “Continue the work of ASEAN Law Ministers’
Meeting to enhance cooperation on the issue of extradition”
pada pertemuan ke-9 HLTF. Usulan Indonesia tersebut disetujui
oleh Singapura dan disampaikan melalui surat tertanggal 14
September 2015.
1
1P.III.7.b hal 3
P.III.7.c
205
Indonesia telah menyampaikan usulan formulasi paragraf terkait
SEANWFZ yaitu: Intensify the ongoing efforts of the State
Parties to the SEANWFZ Treaty and the Nuclear Weapon
States to resolve all outstanding issues in accordance with
the objectives and principles of the SEAWNFZ Treaty
pertaining to the signing and ratifying of the Protocol to that
Treaty at the earliest ” pada pertemuan ke-9 HLTF. Usulan
Indonesia tersebut disetujui oleh Singapura dan disampaikan
melalui surat tertanggal 14 September 2015.
1
1P.III.7.b hal 3
P.III.7.c
206
Indonesia mengusulkan agar pernyataan RRT bahwa perundingan
COC telah memasuki next phase of consultations dibarengi
dengan adanya timeline pembahasan COC yang jelas.
1
1 P.III.4. hal 2
207
Indonesia menyampaikan rekomendasi dilakukannya self-restraint
di kalangan negara-negara claimant di LTS untuk mencapai
implementasi DOC secara penuh dan efektif sesuai pasal 5 DOC.
1
1 P.III.4. hal 3
208
Terkait early harvest measures , utamanya operasionalisasi
Hotlines Communication between ASEAN and China Foreign
Ministries in Response to Emergencies at Sea , Indonesia
mengusulkan agar segera diselesaikan.
1
1 P.III.4. hal 4
209
Indonesia merekomendasikan agar ASEAN-RRT fokus pada isu
utama, yaitu penyelesaian COC. Usulan-usulan RRT terkait dengan
kluster dan working toward the COC tidak menyentuh masalah
utama dan dapat memperlambat proses penyelesaian COC.
1
1 P.III.4. hal 5
210
Dalam coordination meeting, Indonesia menyampaikan bahwa
dalam upaya menghindari pembahasan mengalami jalan buntu,
perlunya penyusunan draft struktur dan elemen COC dilakukan
bersama-sama dengan RRT sejak awal serta pentingnya
pembahasan timeline pembentukan COC bersama dengan RRT
1
1 P.III.1. hal 2
211
Indonesia mengusulkan agar penyelesaian commonalities
dipercepat sehingga JWG on DOC dapat fokus kepada
pembahasan struktur dan elemen COC pada pertemuan
berikutnya.
1
1 P.III.1. hal 2 dan 3
212
Indonesia menyampaikan usulan agar kerjasama teknis terkait SAR
dibahas oleh Senior Transport Officials Meeting (STOM) dan
ASEAN Transport SAR Forum (ATSF) mengingat kedua
mekanisme tersebut yang memiliki kompetensi dalam bidang SAR
dimaksud.
1
1 P.III.1. hal 4
213
Indonesia mengusulkan agar Eminent Person Expert Group
(EPEG) dapat memberikan non-binding recommendation kepada
JWG dan SOM on DOC terkait COC maupun kerja sama praktis.
Selain itu, agar EPEG akan melakukan pekerjaannya berdasarkan
permintaan dari SOM on DOC atas rekomendasi dari JWG on
DOC.
1
1 P.III.1. hal 2
7th HLTF on ASEAN Community’s
Post-2015 Vision
8th HLTF on ASEAN Community’s
Post-2015 Vision
9th HLTF on ASEAN Community’s
Post-2015 Vision
9th Senior Officials’ Meeting on the
Implementation of the Declaration
on the Conduct of Parties in the
South China Sea (9th SOM on
DOC)
14th ASEAN-China Joint Working
Group on the Implementation of the
Declaration on the Conduct of
Parties in the South China Sea
(14th JWG on DOC)
39
No RekomendasiJumlah
RekomendasiDiterima Tidak Diterima Keterangan Kegiatan Kodifikasi Data Dukung
214
Indonesia melalui paparan Duta Besar Ngurah Swajaya
merekomendasikan adanya penyelenggaraan pertemuan rutin
antar High Contracting Parties (Conference of High Contracting
Parties) sebagaimana tertuang dalam Bab 3 TAC.
1
1 P.III.8.hal 3
215
Indonesia melalui paparan Duta Besar Rahmat Pramono
menyampaikan kembali usulan Indonesia mengenai “EAS Treaty of
Friendship and Cooperation yang didasarkan pada prinsip-prinsip
TAC dan Bali Principles. Traktat ini ditujukan untuk
menghubungkan dan mengikat kerja sama antar negara Mitra
Wicara yang saat ini belum terikat oleh TAC.
1
1 P.III.8. hal 4
216
Indonesia mengusulkan penyusunan ASEAN Foreign Ministers’
Statement on the Promotion and Protection of the Rights of
Migrant Workers sebagai strategic guidance untuk melanjutkan
kerja ACMW menyelesaikan instrumen hukum tersebut.
1
1 P.III.5.a. Hal 2
217
Indonesia mengusulkan concept paper mengenai keuntungan bagi
ASEAN apabila RRT menandatangani Protokol dari Traktat
SEANWFZ terlebih dahulu.
1
1 P.III.5.c. Hal 2
218
Indonesia mengusulkan draft paragraf mengenai penyelesaian
pending issues yang sesuai dengan maksud dan tujuan Traktat
SEANWFZ
1
1 P.III.5.e. Hal 2
219
Indonesia mengusulkan agar negara anggota ASEAN
mengundang Timor-Leste dalam kegiatan yang bersifat teknis dan
untuk meningkatkan capacity building Timor-Leste.
1
1 P.III.5.F. Hal 3
220
Indonesia merekomendasikan agar review TOR AICHR lebih baik
didasarkan pada rekomendasi yang diberikan AICHR kepada AMM
bulan Oktober 2014 karena draft tersebut telah dibahas oleh
AICHR yang juga adalah perwakilan negara. Namun demikian,
Review TOR AICHR hanya salah satu cara untuk memperkuat
peran AICHR. Bagi Indonesia, AICHR tetap harus membahas dan
memberikan masukan atas permasalahan HAM di kawasan. Hal ini
dapat dilakukan dengan menerjemahkan mandat dalam TOR
AICHR secara lebih progresif.
1
1
Dialogue between the ASEAN and
Civil Society Organisations on the
Development of a Regional Human
Rights Mechanisms , Bangkok, 19 -
20 Agustus 2015
H.III.05, Hal 7
221Indonesia mengusulkan agar proses pemilihan Wakil Indonesia
untuk AICHR dapat dijadikan best practice bagi negara lain
1
1
222
Indonesia merekomendasikan agar AICHR memberi perhatian lebih
pada isu buruh migran dan mencegah perdagangan manusia
dengan mengadvokasi instrumen perlindungan buruh migran
kepada negara yang belum meratifikasi
1
1 H.III.01, Hal 2
223
Indonesia menyampaikan usulan agar AICHR perlu mengadvokasi
ASEAN Regional Plan of Actions on Violence against Children agar
dapat diimplementasikan di tingkat nasional
1
1 H.III.01, Hal 2
224
Menlu RI mengusulkan kepada Sekretariat ASEAN dan CPR untuk
dapat mewujudkan pembentukan Human Rights Division seperti
yang diusulkan oleh AICHR.
1
1 H.III.03b, Hal 2
225
Menlu RI menyampaikan usulan untuk memperkuat mandat
AICHR, serta menggarisbawahi pentingnya mandat perlindungan
untuk terus diperkuat. Terkait hal tersebut, Menlu RI mengusulkan
agar rekomendasi AICHR dapat diinkorporasi oleh AICHR ke
dalam TOR AICHR yang saat ini berlaku.
1
1 H.III.03b, Hal 3
226
Pada agenda pembahasan Program Kerja Dua Tahunan ASEAN
Network for Witness and Victim Protection , Indonesia mengajukan
usulan 3 (tiga) kegiatan pelatihan bagi para pejabat badan
perlindungan saksi dan korban di ASEAN dan pembangunan
standar perlindungan saksi dan korban di ASEAN.
1
1
Inaugural Meeting of the ASEAN
Network for Witness and Victim
Protection, Yogyakarta, 24 – 26
Agustus 2015
H.III.06, Hal 2
227
Indonesia mengusulkan agar Sekretariat memasukan pembahasan
mengenai hasil dari Emergency ASEAN Ministerial Meeting on
Transnational Crimes (EAMMTC ), khususnya tentang rekomendasi
EAMMTC untuk badan sektoral ASEAN terkait pembentukan Task
Force khusus untuk membahas isu irregular migration.
1
1 H.III.09, hal 2
228
Indonesia mengusulkan agar AICHR dan badan sektoral ASEAN
dapat bertemu terlebih dahulu untuk membahas kemungkinan
posisi yang sama dalam Dialog HAM antara ASEAN dan EU.
1
1 H.III.09, hal 2
229Wakil Indonesia menyampaikan usulan Concept Paper Thematic
Study on the Right to Life.
11 H.III.09, hal 4
230Indonesia menyampaikan Concept Paper on the Juvenile Justice
in ASEAN.
11 H.III.09, hal 4
231
Indonesia selaku anggota tim Screening Panel akreditasi CSO
pada AICHR mengusulkan untuk menetapkan kerangka waktu
sebagai informasi kepada CSO terkait kapan Screening Panel akan
melakukan pertemuan.
1
1 H.III.09, hal 5
232
Indonesia mengusulkan untuk menggabungkan rujukan mengenai
ASEAN Declaration on Combating Transnational Crime tahun 1997
dan ASEAN Plan of Action to Combat Transnational Crime tahun
1999 pada paragraf pembukaan Declaration on Transnational
Crime.
1
1 K.IV.01 hal 4 no. 6
233
Indonesia mengusulkan untuk meningkatan Mutual Legal
Assistance Treaty menjadi Traktat ASEAN dan mengesahkan
kejahatan penyelundupan manusia sebagai salah satu area kerja
sama di bawah SOMTC/AMMTC
1
1 K.IV.01 hal 4 no. 6
234
Terkait dengan pembahasan isu-isu keamanan maritim non-
tradisional, Indonesia telah mengusulkan untuk memajukan isu IUU
Fishing.
1
1K.IV.01 hal 6 no. 12e & hal 7 no.
16ii
235
Indonesia mengusulkan proyek Comparative Research on Muslim
Youth‟s Social Identity and Their Attitude on Caliphate dalam Japan
ASEAN Integration Fund (“JAIF”)
1
1 K.IV.01 hal 8 no.1 9
236
Indonesia mengusulkan untuk meningkatkan dukungan terhadap
peningkatan kapasitas aparat penegak hukum maupun sarana dan
prasarana dalam menanggulangi kejahatan dunia maya dalam ker
ja sama ASEAN – Jepang di bidang pemberantasan kejahatan
dunia maya (cybercrime),
1
1 K.IV.01 hal 8 no. 19
237
Indonesia menyampaikan usulan untuk melaksanakan patroli
terkoordinasi (Joint Patrol) dengan tujuan damai, dengan tetap
mengedepankan spirit ASEAN.
1
1 K.IV.02 hal 3 no. 6
Regional Workshop on the Treaty
of Amity and Cooperation
Drafting Committee of the SOM/
ASEAN Senior Officials'
Meeting/Executive Committee of the
South East Asia Nuclear Weapons
Free Zone (SEANWFZ)/SEANWFZ
Commission/ 48th ASEAN Foreign
Ministers' Meeting
Konsultasi Nasional AICHR,
Jakarta, 9 Juli 2015
Special Meeting AICHR , Kuala
Lumpur, 2-5 Agustus 2015
Special Meeting of AICHR, Manila,
16 - 17 September 2015
Pertemuan 10th ASEAN Ministerial
Meeting on Transnational Crime
(AMMTC) and Its Related Meetings
40
No RekomendasiJumlah
RekomendasiDiterima Tidak Diterima Keterangan Kegiatan Kodifikasi Data Dukung
238
Indonesia menyampaikan rekomendasi penyelesaian masalah-
masalah ASEAN secara internal untuk menghindari masuknya
kepentingan negara-negara lain di luar ASEAN yang mungkin justru
akan memperkeruh suasana.
1
1 K.IV.02 hal 3 & 4 no. 6
239
Indonesia menyampaikan usulan upaya bersama ASEAN dalam
menangani kejahatan di laut seperti illegal fishing termasuk upaya
dalam menjaga stabilitas perairan
1
1 K.IV.02 hal 4 no. 6
240
Indonesia menyampaikan usulan untuk berbagi pengalaman terkait
penanganan bencana alam, khususnya dalam aspek sinergi militer
dan sipil, seperti dalam penanganan bencana tsunami 2004.
1
1 K.IV.02 hal 4 no. 6
241Indonesia mengusulkan peningkatan peran penting AHA Center
sebagai pusat koordinasi penanganan bencana alam di ASEAN.
1
1 K.IV.02 hal 4 no. 6
242
Terkait ISIS, Indonesia menyampaikan usulan upaya-upaya
bersama dalam pencegahan dan penanganan terorisme seperti
melalui pertukaran informasi/intelijen, penegakan hukum, dialog
sosial dan perlindungan kegiatan di perbatasan, sehingga tidak
akan memberikan celah bagi ISIS untuk berkembang di Indonesia.
1
1 K.IV.02 hal 4 no. 6
243
Indonesia mengusulkan untuk melakukan joint patrol untuk tujuan
perdamaian di LCS (antara ASEAN dan China) dengan pilihan
tema HADR atau search and rescue.
1
1 K.IV.02 hal 7 no. 14
244
Indonesia mengusulkan agar dalam isu LCS masing-masing pihak
dapat memperkecil perbedaan dan memperbesar persamaan
karena hasil positif dari pertemuan ini bukan hanya berdampak
rakyat di sekitar LCS tapi juga bagi dunia
1
1 K.IV.02 hal 7 no. 14
245
Indonesia mengusulkan agar ACMM dapat menyesuaikan tugas
fasilitasi dan fungsi koordinasinya sesuai dengan AADMER dan
SASOP dan dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip
umum yang disepakati dalam pelaksanaan HADR, yakni prinsip
penghormatan terhadap hukum dan budaya negara yang terkena
bencana dan prinsip kemanusiaan.
1
1
7th ASEAN Defence Ministers
Meeting-Plus Experts‟ Working
Group on Military Medicine
(Vladivostok)
K.IV.05 hal 3 no. 11 & hal 4 no
15
246
Indonesia menyampaikan usulan pendirian Cooperation on Cyber
Incident Response Teams (C-CIRTs), dimulai dalam kerangka
internal ASEAN ataupun dengan mitra wicaranya. Jika pendirian
kerjasama ini menunjukkan hasil yang siginifikan, dapat diupayakan
untuk ditingkatkan menjadi level ARF.
1
1 A.IV.01, Hal. 5
247
Indonesia menggusulkan pertemuan merujuk kembali ARF Work
Plan on ICTs yang memandatkan untuk membentuk open ended
study group on CBMs . Study group ini diharapkan dapat
mengembangkan proses dan prosedur sharing informatio n di
antara point of contact negara Peserta ARF untuk mencegah krisis
ICT. Rusia turut mendukung pembentukan segera study group
tersebut.
1
1 A.IV.01, Hal. 5
248
Indonesia mengusulkan peningkatan MLAT menjadi Treaty ASEAN
sebagai pelaksanaan mandat APSC Blueprint. Selain itu, juga
disampaikan bahwa peningkatan MLAT akan berdampak pada
dapat diterapkannya ASEAN Dispute Settlement Mechanism dan
terbentuknya mekanisme pelaporan badan sektoral MLAT kepada
suatu Ministerial Sectoral Bodies.
1
1
H.IV.01 Hal 3
249
Indonesia menyampaikan usulan proposal “Establishment of a
Working Group to Study the Legal Instrument on the Protection of
Migrant Workers ” sebagai agenda tetap ASLOM untuk
menanggapi proposal Singapura mengenai kabuut asap.
1
1
H.IV.01 Hal 5
250
Indonesia mengusulkan pembentukan suatu instrumen hukum
ekstradisi yang mengikat berdasarkan: (i) alasan politis bahwa
mandat untuk memiliki instrumen hukum ekstradisi yang mengikat
telah dimuat dalam 1976 Declaration of ASEAN Concord Plan dan
Vientianne Action Programme serta (ii) alasan teknis bahwa model
law tidak akan memberikan manfaat banyak bagi perkembangan di
kawasan.
1
1
H.IV.01 Hal 3
251
Indonesia menyampaikan usulan perbaikan concept paper on
Thematic Study of Juvenile Justice System di ASEAN dengan
menekankan studi pada upaya negara anggota ASEAN
memperbaiki Juvenile Justice System serta pengembangan
regional guidelines on juvenile justice yang dapat dirujuk oleh
negara anggota ASEAN
1
1
H.IV.02 Hal 2
252
Indonesia mengusulkan agar AICHR dapat mengakreditasi semua
CSO yang telah mendaftar dan tidak melanggar Guidelines.
Walaupun ada beberapa CSO yang kritis terhadap negara,
Indonesia meyakini bahwa kritik CSO harus dilihat sebagai suatu
motiviasi bagi AICHR. Oleh karena itu, Indonesia tidak mendukung
penolakan AICHR untuk International Commission of Jurist (ICJ).
Indonesia menyatakan lebih baik memberikan waktu sambil melihat
engagement yang dibangun oleh ICJ dengan AICHR setahun
kedepan.
1
1
H.IV.02 Hal 5
253
Indonesia mengusulkan agar Laporan Tahunan AICHR dapat
dibuka kepada publik melalui laman AICHR. Hal ini mengingat
bahwa badan HAM dimanapun perlu untuk memberikan
transaparansi kerja kepada publik untuk menjaga kredibilitas
1
1
H.IV.02 Hal 2
254
Indonesia menyampaikan usulan agar pertemuan dapat
memberikan masukan terkait kegiatan dan pertemuan ASEAN
yang dapat dihadiri oleh Timor Leste sebagai bentuk peningkatan
kapasitas.
1
1 P.IV.2.b Hal 4 Poin 17
255
Indonesia menyampaikan rekomendasi mengenai streamlining
ASEAN Meetings dalam penyusunan Joint Proposal Non-paper
Streamlining of ASEAN Meetings yang disusun bersama dengan
Singapura.
1
1P.IV.2.b Hal 3 Poin 13, 14 dan
15
256
Dalam mendorong perkembangan terkait penandatanganan dan
ratifikasi Nuclear Weapon State terhadap Protokol Traktat
SEANWFZ, Indonesia merekomendasikan untuk melaksanakan
pertemuan untuk dapat belajar dari Kawasan Bebas Senjata Nuklir
lainnya seperti Traktat Raratonga.
1
1P.IV.2.b Hal 4 Poin 18, 19, dan
20
257
Dalam pertemuan drafting commission, Indonesia menyampaikan
usulan terkait deklarasi ASEAN yang mencakup: (a) rujukan
kepada Piagam ASEAN secara keseluruhan, (b) rujukan mengenai
the Treaty of Amity and Cooperation (TAC), (c) unsur “outward-
looking” , dan (d) unsur yang merujuk pada kesinambungan proses
pembentukan Masyarakat ASEAN pasca 2015.
1
1 P.IV.2.d Hal 2 Poin 4 dan 5
258
Sebagai tindak lanjut dari dimulainya pembahasan mengenai
elemen COC, Indonesia mengusulkan agar negara-negara ASEAN
dan RRT menyepakati Elements of the Possible Outline of a COC
yang telah diformulasikan sebelumnya di dalam pertemuan JWG.
1
1 P.IV.3.a Hal 4 Poin 10
ASEAN Regional Forum (ARF)
Seminar on Operationalizing Cyber
Confidence-Building Measures in
the ARF , Singapura, 21-22 Oktober
2015
ASEAN Senior Law Offcials Meeting
(ASLOM) ke-16 dan ASEAN Law
Ministers Meeting (ALAWMM) ke-9,
Bali, 18 - 22 Oktober 2015
19th ASEAN Intergovernmental
Commission on Human Rights
(AICHR) Meeting, Kuala Lumpur,
27 -29 November 2015
ASEAN Senior Officials Meeting
(SOM), Joint Preparatory Meeting
(JPM) KTT ke-27 ASEAN,
Pertemuan ASEAN Coordinating
Council Working Group ke-6, dan
Drafting Commission of 2015 Kuala
Lumpur Declaration on the
Establishment of the ASEAN
Community, Kuala Lumpur,
Malaysia, 6-9 Oktober 2015
Pertemuan ke-15 ASEAN-China
Joint Working Group (JWG) /
Pertemuan ke-10 Senior Officials’
Meeting on the Implementation of
the Declaration on the Conduct of
Parties in the South China Sea
(SOM on DOC), Chendu, RRT, 18-
21 Oktober 2015
Pertemuan ADMM Retreat & 3rd
ADMM-Plus
41
No RekomendasiJumlah
RekomendasiDiterima Tidak Diterima Keterangan Kegiatan Kodifikasi Data Dukung
259
Indonesia menyampaikan usulan untuk menyusun suatu roadmap
atau workplan yang spesifik dalam konteks konsultasi COC.
Pertemuan menyambut baik usulan ini dan menyepakati dua hal,
yakni menambah waktu penyelenggaraan JWG menjadi 2 hari
dengan menambah sesi drafting , serta menambah frekuensi
pertemuan JWG dan SOM on DOC pada tahun 2016.
1
1 P.IV.3.a Hal 4 Poin 12 dan 15
260
Menuju ASEAN 2025, Indonesia menyampaikan usulan agar
ASEAN tetap menjaga kesatuan dan sentralitas, menjadi
organisasi yang lentur dan efisien melalui efisiensi pertemuan, dan
memberikan kontribusi terhadap penyelesaian masalah dunia.
1
1 P.IV.9.a Hal 3 Poin 4g
261
Sebagai upaya menjadi problem solver, Indonesia menyampaikan
rekomendasi agar ASEAN dapat mendorong: (1) Perlunya
penguatan kerja sama regional dan internasional dalam
memerangi terorisme dan radikalisme, serta mengatasi akar
masalahnya. Salah satunya dengan memanfaatkan adanya
ASEAN Convention on Counter Terrorism secara optimal, dan (2)
Pembentukan mekanisme regional ASEAN sebagai solusi
penanganan masalah kemanusiaan akibat irregular migrants, baik
untuk menangani akar permasalahan maupun faktor penyebab
lainnya.
1
1 P.IV.9.e Hal 3
262
Indonesia menyampaikan usulan agar negara-negara ASEAN
menjaga dan memastikan Laut Tiongkok Selatan (LTS) sebagai
wilayah yang damai dan stabil, serta tidak dijadikan wilayah
perebutan kekuasaan oleh kekuatan-kekuatan besar.
1
1 P.IV.9.a Hal 3 Poin 5
263Indonesia menyampaikan usulan formulasi paragraf asap lintas
batas dalam Chairman’s Statement of the 27th
ASEAN Summit
1
1 P.IV.9.a Hal 5 Poin 9
264
Indonesia menyampaikan usulan terkait isu-isu irregular movement
of persons, ASEAN Maritime Forum (AMF), penanggulangan
terorisme, mainstream prinsip-prinsip hak asasi manusia dalam
ketiga pilar ASEAN, dan kemungkinan untuk membentuk suatu
ASEAN Extradition Treaty yang mengikat secara hukum untuk
dimasukan dalam Chairman‟s Statement.
1
1
P.IV.9.f Hal 6 Poin 21, Hal 7
Poin 25, Hal 8 Poin 27 dan 28
P.IV.9.g
265
Indonesia menyampaikan usulan anggaran sekretariat AIPR
sebesar USD 289,547 per tahun, dan Indonesia berkomitmen untuk
mmenanggung 50 persen dari jumlah anggaran tersebut selama 3
tahun pertama, sementara 50 persen sisa kontribusi ditanggung
oleh negara anggota ASEAN lainnya secara equal (pro-rata).
1
1 P.IV.10 Hal 2 Poin 7 dan 8
266
Dalam agenda pembahasan Roles of Procedures dari AB AIPR,
Indonesia mengusulkan adanya penguatan peran Advisory Board
yang lebih substantif dan tidak hanya terbatas pada pelaksanaan
penelitian, contohnya melalui pemberian masukan sesuai dengan
elemen-elemen dalam ToR pada poin 4.2.
1
1 P.IV.10 Hal 2 Poin 15
267
Indonesia menyampaikan rekomendasi peningkatan gerakan
moderat global serta peningkatan peran pemangku kepentingan
lainnya terkait isu violent extremism dalam rangka menyelesaikan
akar permasalahan kekerasan radikal.
1
1 P.IV.11 Hal 1 Poin2
268
Indonesia menyampaikan rekomendasi kebijakan terkait formulasi
strategi nasional dalam menangani Islamophobia, penguatan
penegakan hukum, peningkatan koordinasi dan sinergi antar
seluruh program deradikalisasi, penyelenggaraan interfaith
dialogues, serta peningkatan mekanisme pemantauan, intervensi,
dan program pemberdayaan untuk meminimalisir dampak aksi-aksi
radikalisasi dan menanggulangi terorisme.
1
1 P.IV.11 Hal 1 Poin 3
Pertemuan 5th Meeting of the
Governing Council (GC) of the
ASEAN Institute for Peace and
Reconciliation (AIPR) dan 3rd
Meeting of the Advisory Board of
the AIPR, Yogyakarta, 26
November 2015
AIPR Symposium on Repercussion
of Violent Extremism Towards
Moderates, Yogyakarta, 27-28
November 2015
Pertemuan ke-15 ASEAN-China
Joint Working Group (JWG) /
Pertemuan ke-10 Senior Officials’
Meeting on the Implementation of
the Declaration on the Conduct of
Parties in the South China Sea
(SOM on DOC), Chendu, RRT, 18-
21 Oktober 2015
KTT ASEAN ke-27 dan KTT terkait
lainnya, Kuala Lumpur, 18-23
November 2015
42
Ku
isio
ner
yan
g
dit
eri
ma/K
em
bali
Ku
isio
ner
den
gan
nilai
80-1
00
Targ
et
Pesert
a
Akad
em
isi
Peja
bat
Pem
eri
nta
h A
sin
gS
KP
DM
ed
iaP
ela
ku
Usah
aG
uru
Pela
jar
Um
um
L
SM
1
Sem
inar
“Penanggula
ngan
Isu
Radik
alisasi
dan
Cybert
err
ori
sm
dala
mra
ngka
Mew
uju
dkan
Masyara
kat
Politik-K
eam
anan A
SE
AN
”
Bandung
28 M
ei 2015
88
81
100
87
-
20
-
-
-
-
-
-
107
2Lokakary
aIs
u-i
su
Hukum
di
AS
EA
Nbagi
Dosen H
ukum
di S
ula
wesi, A
mbon,
dan P
apua
Manado
21 M
ei 2015
42
39
70
70
-
0-
-
-
-
-
-
70
3Lokakary
aIs
u-i
su
Upaya
Pem
aju
an
dan
Perl
indungan H
AM
di A
SE
AN
Manado
20 M
ei 2015
58
46
70
49
-
64
-
-
-
-
11
70
4S
em
inar
Sosia
lisasi
Pilar
Politik-K
eam
anan
menuju
Masyara
kat
AS
EA
N 2
015
Tasik
mala
ya,
Cia
mis
, B
anja
r29-3
0 S
epte
mber
2015
338
298
625
461
-
26
-
-
-
-
-
-
487
5C
ivitas A
kadem
ika M
enyam
but
Masyara
kat
AS
EA
N 2
015
Bandung
13 D
esem
ber
2015
301
258
350
302
-
23
2-
-
-
-
-
327
6
Dis
kusi dan D
ebat
Publik P
enguata
n M
andat
Perl
indungan M
ekanis
me H
AM
AS
EA
N d
ala
m
Mencegah d
an M
engata
si K
ekera
san t
erh
adap
Pere
mpuan d
an A
nak P
ere
mpuan d
i A
SE
AN
Jakart
a5 O
kto
ber
2015
45
39
60
12
-
10
-
-
-
-
-
33
55
7
Dia
logue o
n D
evelo
pin
g P
eace a
nd
Reconcillia
tion in t
he S
outh
east
Asia
Regio
n:
Indonesia
's P
erp
spective
Jakart
a29 O
kto
ber
2015
54
48
80
12
10
38
16
-
-
-
-
-
76
8D
ialo
g M
ahasis
wa t
enta
ng V
isi A
SE
AN
2025
Bandung
31 O
kto
ber
2015
80
75
100
117
-
-
-
-
-
-
-
-
117
9S
em
inar
”ME
A 2
015:
Upaya M
era
ih P
elu
ang b
agi
UM
KM
Indonesia
”B
angkala
n
25 M
are
t 2015
63
52
200
20
025
345
00
016
93
10
Kulia
h U
mum
di U
niv
ers
itas T
runojo
yo
Bangkala
n M
adura
25 M
are
t 2015
146
92
200
146
00
00
146
11
Sem
inar
“Mem
bangun s
inerg
i m
asa d
epan a
nta
ra
akadem
isi, p
ela
ku b
isnis
, dan p
em
erinta
h m
enuju
AS
EA
N E
conom
ic a
nd E
ducation C
om
munity 2
015”
Bandung
12 F
ebru
ari 2
015
181
167
200
178
0
87
5
00
0
22
198
12
Rangakaia
n k
egia
tan s
em
inar
dengan
tem
a b
esar
imple
menta
si M
EA
2015 t
ela
h d
ilaksanakan p
ada
tanggal 18-1
9 M
ei 2015
Cirebon
18-1
9 M
ei 2015
283
242
300
120
045
5110
00
015
280
13
Sem
inar
"Mera
ih M
anfa
at
Masyara
kat
Ekonom
i
AS
EA
N 2
015:
Menin
gkatk
an K
esia
pan C
ivitas
Akadem
ika d
an P
ela
ku U
saha d
i B
ata
m"
Bata
m1 A
pril 2015
69
12
80
78
010
00
088
14
Kulia
h U
mum
di U
niv
ers
itas M
aritim
Raja
Ali
Haji
Tanju
ng P
inang
2 A
pril 2015
307
31
150
449
00
00
449
15
Sula
wesi te
nggara
Menghadapi M
asyara
kat
Ekonom
i
AS
EA
NK
endari
9-1
0 A
pril 2015
92
25
150
120
050
00
0170
16
Sem
inar
“Masyara
kat
Ekonom
i A
SE
AN
:
Tanta
ngan d
an P
elu
ang”
Manado
23 M
ei 2015
211
164
300
320
05
515
00
07
345
17
Sem
inar
"Penin
gkata
n D
aya S
ain
g U
MK
M d
ala
m
Rangka M
em
asuki R
egio
nal V
alu
e C
hain
Masyara
kat
Ekonom
i A
SE
AN
(M
EA
)"
Bali
11 A
gustu
s 2
015
100
93
100
6
03
083
00
08
92
18
Sem
inar
Keta
hanan E
nerg
i N
asio
nal M
enja
wab
Tanta
ngan P
engw
mbangan B
atu
bara
Ram
ah
Lin
gkungan
dan K
ulia
h U
mum
"M
enyongsong M
EA
2015:
Tanta
ngan d
an P
elu
ang B
agi In
donesia
Banja
rmasin
19 A
gustu
s 2
015
131
76
150
120
0
50
18
30
00
0
20
218
19
Kegia
tan S
em
inar,
dan K
ulia
h U
mum
Masyara
kat
Ekonom
i A
SE
AN
di Y
ogyakarf
ta,
16-1
9 S
epte
mber
2015
Tanju
ng P
andan
27-2
8 A
gustu
s 2
015
226
86
300
156
0
105
110
00
0272
20
Kegia
tan S
em
inar,
dan K
ulia
h U
mum
Masyara
kat
Ekonom
i A
SE
AN
di Y
ogyakarf
ta,
16-1
9 S
epte
mber
2015
Yogyakart
a16 -
19 S
epte
mber
2015
217
198
200
211
06
00
0217
21
Kulia
h U
mum
: A
SE
AN
adala
h K
ita,
Jayapura
,
Papua,
17-1
8 N
ovem
ber
2015
Jayapura
17-1
8 N
ovem
ber
2015
130
84
140
153
00
00
153
22
Kegia
tan S
em
inar
"Gejo
lak E
konom
i G
lobal dan
Masyara
kat
Ekonom
i A
SE
AN
2015"
di F
akultas Ilm
u
Sosia
l dan Ilm
u P
olit
ik U
niv
ers
itas U
dayana
Bali
3 O
kto
ber
2015
130
99
150
150
0
0
00
00
00
150
23
Kegia
tan O
utr
each M
enin
gkatk
an K
esia
pan
Sum
ate
ra B
ara
t D
ala
m M
enghadapi M
EA
2015,
Padang,
2-3
Desem
ber
2015
Padang
2-3
Desem
ber
2015
160
41
150
101
012
033
00
04
146
24
Sem
inar
dan K
ulia
h U
mum
”Im
ple
menta
si
Masyara
kat
Ekonom
i A
SE
AN
2015”
di M
ata
ram
,
Nusa T
enggara
Bara
t, 4
-5N
ovem
ber
2015
Matr
am
4-5
Novem
ber
205
191
147
300
192
0
50
530
00
0
7
277
Pers
en
tase M
asyara
kat
yan
g M
em
ah
am
i In
teg
rasi
Masyara
kat
AS
EA
N
No
Nam
a K
eg
iata
nT
em
pat
Tan
gg
al
Du
ku
ng
an
dan
Part
isip
asi M
asy
ara
kat
AS
EA
N 2
015
Ju
mla
h P
esert
a Y
an
g H
ad
irT
ota
l P
esert
a
43
Ku
isio
ner
yan
g
dit
eri
ma/K
em
bali
Ku
isio
ner
den
gan
nilai
80-1
00
Targ
et
Pesert
a
Akad
em
isi
Peja
bat
Pem
eri
nta
h A
sin
gS
KP
DM
ed
iaP
ela
ku
Usah
aG
uru
Pela
jar
Um
um
L
SM
Pers
en
tase M
asyara
kat
yan
g M
em
ah
am
i In
teg
rasi
Masyara
kat
AS
EA
N
No
Nam
a K
eg
iata
nT
em
pat
Tan
gg
al
Du
ku
ng
an
dan
Part
isip
asi M
asy
ara
kat
AS
EA
N 2
015
Ju
mla
h P
esert
a Y
an
g H
ad
irT
ota
l P
esert
a
25
Sem
inar
Guru
- G
uru
mengenai P
erk
em
bangan
AS
EA
N,
AS
EA
N G
oes T
o S
chool (A
GT
S).
Mam
uju
, S
ula
wesi
Bara
t20-2
4 J
anuari
535
492
200
1
67
0
75
2
0
92
199
-
0
3
68
26
Sem
inar
Guru
- G
uru
mengenai P
erk
em
bangan
kerj
a s
am
a A
SE
AN
, dan A
SE
AN
Goes T
o S
chool
(AG
TS
).
Mera
uke,
Papua
1-6
Mare
t437
405
200
207
041
1
053
135
-
0
2
30
27
Sosia
lisasi m
engenai perlin
dungan p
ere
mpuan d
an
anak
Tasik
mala
ya,
Jaw
a
Bara
t12-1
5 M
are
t102
98
150
-
066
-
01
-
125
0
192
28
Sem
inar
dan k
ulia
h U
mum
mengenai P
erk
em
bangan
AS
EA
NU
KI,
Jakart
a16 M
are
t
204
178
200
2
04
0
-
- 0
-
-
-
0
-
29
Sem
inar
Guru
-guru
mengenai perk
em
bangan k
erj
a
sam
a A
SE
AN
, dan A
SE
AN
Goes t
o S
chool.
Magela
ng J
aw
a
Tengah
23-2
7 M
are
t513
497
200
1
63
0
-
-
0
150
200
-
0
3
50
30
Kulia
h U
mum
mengenai P
erk
em
bangan A
SE
AN
,
dan A
SE
AN
Goes T
o S
chool (A
GT
S).
Banja
rmasin
,
Kalim
anta
n S
ela
tan
30 M
are
t-3 A
pril
410
321
400
270
0-
3
0-
163
- 0
166
31
Kulia
h U
mum
mengenai P
erk
em
bangan A
SE
AN
Univ
ers
itas M
usto
po
Jakart
a7 A
pril
160
155
150
160
0-
-
0
-
-
-
0
-
32
Kulia
h U
mum
mengenai P
erk
em
bangan A
SE
AN
Univ
ers
itas B
udi
Luhur
Jakart
a21 A
pril
179
172
200
192
0-
-
0
-
-
-
0
-
33
Kulia
h U
mum
mengenai P
erk
em
bangan k
erj
a s
am
a
AS
EA
N d
i U
niv
ers
itas M
uham
madiy
ah (
UM
MU
) dan
AG
tS d
engan t
em
a M
enyongsong M
asyara
kat
AS
EA
N 2
015:
“Pelu
ang B
agi D
unia
Pendid
ikan
Indonesia
” di T
ern
ate
Malu
ku U
tara
29 A
pril- 1
Mei 2015
400
389
400
2
46
0
-
-
0
-
171
-
0
171
34
Sem
inar
Guru
- G
uru
/Kulia
h U
mum
dan A
GtS
mengenai P
erk
em
bang a
n k
erj
a s
am
a A
SE
AN
dengan t
em
a M
enyongsong M
asyara
kat
AS
EA
N
2015 d
i P
are
-Pare
, S
ula
wesi S
ela
tan
Sula
wesi S
ela
tan
5-7
M
ei
480
468
450
2
00
0
112
-
0
-
170
-
0
282
35
Sem
inar
Guru
- G
uru
/Kulia
h U
mum
dan A
GtS
mengenai P
erk
em
bang a
n k
erj
a s
am
a A
SE
AN
dengan t
em
a M
enyongsong M
asyara
kat
AS
EA
N
2015 d
i K
ota
Tara
kan,
dan K
abupate
n N
unukan
Kalim
anta
n U
tara
19-2
1 M
ei
457
392
500
2
09
0
-
-
0
-
168
202
0
370
36
Sosia
lisasi m
engenai m
asyara
kat
AS
EA
N 2
015
dengan p
esert
a d
ari c
ivitas a
cadem
ika U
niv
ers
itas
Pro
f.D
r. H
azairin
SH
(U
NIH
AZ
), B
engkulu
K
em
lu J
akart
a19-0
5-1
675
75
7
5
75
0
-
-
0
-
-
-
0
-
37
Sosia
lisasi m
engenai m
asyara
kat
AS
EA
N 2
015 d
i
Pre
sid
ent
Univ
ers
ity
JA
BA
BE
KA
,
Cik
ara
ng
17-0
6-1
6200
196
200
2
02
0
-
- 0
-
-
-
0
-
38
Sem
inar,
Kulia
h U
mum
dan A
GtS
tem
a:
Menyongsong M
asyara
kat
AS
EA
N 2
015
Tual, M
alu
ku
7-9
Juli
224
224
450
64
0
113
-
0
-
134
- 0
247
39
Sem
inar,
Kulia
h U
mum
dan A
GtS
tem
a:
Menyongsong M
asyara
kat
AS
EA
N 2
015
Kota
Batu
, M
ala
ng
29-3
0 J
uli
220
220
300
-
0109
-
0
144
-
-
0
253
40
Sem
inar,
Kulia
h U
mum
dan A
GtS
tem
a:
Menyongsong M
asyara
kat
AS
EA
N 2
015
Pem
ekasan,
Jaw
a
Tim
ur
25-2
7 A
gustu
s297
297
350
-
0-
-
0
130
186
-
0
316
41
Sem
inar
dan A
GtS
tem
a:
Menyongsong M
asyara
kat
AS
EA
N 2
015
Tasik
mala
ya
31 A
gust-
3 S
eptm
ber
375
375
400
64
0
-
- 0
4
149
239
0
3
92
42
Sem
inar,
Kulia
h U
mum
dan A
GtS
tem
a:
Menyongsong M
asyara
kat
AS
EA
N 2
015,
dan
Penandata
nganan M
oU
PS
A d
i U
NIH
AZ
Bengkulu
26-2
8 A
gustu
s
141
141
200
1
91
0
-
-
0
-
-
-
0
-
43
Sem
inar,
Kulia
h U
mum
dan A
GtS
tem
a:
Menyongsong M
asyara
kat
AS
EA
N 2
015
Kota
Mata
ram
, N
TB
1-3
Septm
ber
259
259
300
- 0
-
-
0
128
170
-
0
2
98
44
Sem
inar,
Kulia
h U
mum
dan A
GtS
tem
a:
Menyongsong M
asyara
kat
AS
EA
N 2
015
Kab S
iak,
Ria
u2-3
Septm
ber
224
224
300
- 0
427
-
0
-
136
-
0
5
63
45
Sem
inar,
Kulia
h U
mum
dan A
GtS
tem
a:
Menyongsong M
asyara
kat
AS
EA
N 2
015
Kab N
ganju
k,
Jaw
a
Tim
ur
9-1
0 S
eptm
ber
298
298
450
1
25
0
-
- 0
148
151
-
0
2
99
46
Sosia
lisasi m
enuju
kaw
asan A
SE
AN
Bebas N
ark
oba
2015
Medan
15-1
7 S
eptm
br
130
130
200
- 0
-
-
0
-
-
173
0
1
73
47
Sem
inar,
Kulia
h U
mum
dan A
GtS
tem
a:
Menyongsong M
asyara
kat
AS
EA
N 2
015,
dan
Penandata
nganan M
oU
PS
A d
i U
niv
ers
itas D
ayanu
Ikhsanuddin
Baubau,
Sula
wesi
tenggara
19-2
2 S
eptm
ber
221
221
200
3
58
0
-
-
0
20
-
-
0
2
0
48
Sem
inar
"Menyongsong M
asyara
kat
AS
EA
N 2
015"
dan P
SA
di U
niv
. G
aru
tG
aru
t4-6
Novem
ber
221
221
200
211
010
-
0-
-
- 0
1
0
49
Sosia
lisasi "M
enyongsong M
asyara
kat
AS
EA
N
2015"
di A
mbon
Am
bon
9-1
2 N
ovem
ber
494
400
450
376
01
-
0
5
197
-
0
203
50
Sosia
lisasi "M
enyongsong M
asyara
kat
AS
EA
N
2015"
di M
aro
sM
aro
s16-1
9 N
ovem
ber
549
538
450
50
0
211
-
0
150
145
-
0
506
51
Sosia
lisasi M
asyara
kat
AS
EA
N 2
015 d
i M
anggara
iM
anggara
i N
TT
1-3
Desem
ber
317
256
450
1
80
0
183
-
0
150
150
-
0
4
83
52
Sosia
lisasi K
om
unitas A
SE
AN
beru
pa S
em
inar
Capaia
n d
an p
rospek Indonesia
menunju
masyara
kat
AS
EA
N 2
015
Yogyakart
a17 F
ebru
ari 2
015
130
125
150
99
031
00
00
00
130
53
Sosia
lisasi M
A 2
015 d
i P
em
kab K
epula
uan
Anam
bas
Tare
mpa
25 F
ebru
ari
2015
103
89
198
00
5ceta
k0
00
20
7
54
Sosia
lisasi untu
k P
ela
jar
SM
A/K
dan S
MP
se-
Kabupate
n K
epula
uan A
nam
bas
Tare
mpa
25 F
ebru
ari
2015
194
111
00
0127
ceta
k0
00
17
0144
55
Dia
log I
nte
raktif
(Liv
e S
how
) di T
ele
vis
i R
aja
Vis
ion
Tare
mpa
25 F
ebru
ari
2015
00
00
00
20
00
00
020
56
Tem
u M
edia
Massa T
are
mpa
Tare
mpa
25 F
ebru
ari
2015
00
00
00
Radio
00
01.5
00
01.5
00
57
Sosia
lisasi M
A 2
015 d
i P
em
kab T
asik
mala
ya
Tasik
mala
ya
4 -
5 M
are
t 2015
50
12
00
0105
ceta
k0
00
00
105
44
Ku
isio
ner
yan
g
dit
eri
ma/K
em
bali
Ku
isio
ner
den
gan
nilai
80-1
00
Targ
et
Pesert
a
Akad
em
isi
Peja
bat
Pem
eri
nta
h A
sin
gS
KP
DM
ed
iaP
ela
ku
Usah
aG
uru
Pela
jar
Um
um
L
SM
Pers
en
tase M
asyara
kat
yan
g M
em
ah
am
i In
teg
rasi
Masyara
kat
AS
EA
N
No
Nam
a K
eg
iata
nT
em
pat
Tan
gg
al
Du
ku
ng
an
dan
Part
isip
asi M
asy
ara
kat
AS
EA
N 2
015
Ju
mla
h P
esert
a Y
an
g H
ad
irT
ota
l P
esert
a
58
Sosia
lisasi M
A 2
015 d
i U
niv
ers
itas S
iliw
angi
Tasik
mala
ya.
Tasik
mala
ya
4 -
5 M
are
t 2015
86
58
102
00
0ceta
k0
00
00
0
59
Sosia
lisasi untu
k P
ela
jar
SM
A/K
se-K
ab.
Tasik
mala
ya
Tasik
mala
ya
4 -
5 M
are
t 2015
97
23
102
00
0ceta
k0
00
00
0
60
Sosia
lisasi M
A 2
015 d
iMadya P
raja
IP
DN
Jatinangor.
Tasik
mala
ya
4 -
5 M
are
t 2015
240
67
731
00
0ceta
k0
00
18
018
61
Dia
log I
nte
raktif
di R
adio
Galu
h T
asik
mala
ya
Tasik
mala
ya
4 -
5 M
are
t 2015
00
00
00
Radio
00
01200
01.2
00
62
Dia
log I
nte
raktif
(Liv
e S
how
) di T
V
Tasik
mala
ya
Tasik
mala
ya
4 -
5 M
are
t 2015
00
00
00
TV
0
00
1000
01.0
00
63
Sosia
lisasi M
A m
ela
lui A
SE
AN
Corn
er
pada
9th
Agri
nex,
Jakart
a C
onvention C
ente
r.
Jakart
a
20 -
22 M
are
t 2015
00
0
00
0ceta
k0
00
219
0219
64
Sosia
lisasi M
A m
ela
lui A
SE
AN
Corn
er
pada
AS
EA
N L
ete
rary
Festival di T
am
an I
sm
ail
Marz
uki, J
akart
a.
Jakart
a
20 -
22 M
are
t 2015
00
0
00
0ceta
k0
00
119
0119
65
Sosia
lisasi M
A m
ela
lui A
SE
AN
Corn
er
pada
Kegia
tan J
akart
a C
ar
Fre
e D
ay.
Jakart
a20 M
are
t 2015
00
00
00
ceta
k0
00
205
0205
66
Dia
log I
nte
raktif
di P
ala
radio
Cir
ebon
Cir
ebon
15-1
7 A
pri
l 2015
00
00
00
Radio
00
01500
01.5
00
67
Sosia
lisasi M
A 2
015 d
i P
em
kab K
unin
gan
Kunin
gan
15-1
7 A
pri
l 2015
77
13
00
0103
ceta
k0
00
00
103
68
Sosia
lisasi M
A 2
015 u
ntu
k p
ela
jar
SM
A s
e-
Kabupate
n K
unin
gan
Kunin
gan
15-1
7 A
pri
l 2015
95
20
155
00
0ceta
k0
00
00
0
69
Dia
log I
nte
raktif
di R
adio
Kunin
gan F
MK
unin
gan
15-1
7 A
pri
l 2015
00
00
00
Radio
00
0950
0950
70
Kuliah U
mum
, di U
niv
ers
itas K
unin
gan
Kunin
gan
15-1
7 A
pri
l 2015
155
24
202
00
0ceta
k0
00
00
0
71
Dia
log I
nte
raktif
di P
ala
radio
Cir
ebon
Cir
ebon
15-1
7 A
pri
l 2015
00
00
00
Radio
00
01500
01.5
00
72
Sosia
lisasi M
A 2
015 d
i P
em
kab K
ubu R
aya
Kubu R
aya
20-2
1 A
pri
l 2015
69
51
00
0103
ceta
k0
00
00
103
73
Sosia
lisasi M
A 2
015 u
ntu
k p
ela
jar
SM
A
se-K
abupate
n K
ubu R
aya.
Kubu R
aya
20-2
1 A
pri
l 2015
141
90
155
00
0ceta
k0
00
00
0
74
Media
Geth
eri
ng d
i K
anto
r T
ribun P
ontianak
Pontianak
20-2
1 A
pri
l 2015
00
00
00
ceta
k0
00
950
0950
75
AS
EA
N G
oes o
n A
ir d
i R
adio
Sonora
Kubu R
aya
20-2
1 A
pri
l 2015
00
202
00
0R
adio
00
00
00
76
Sosia
lisasi M
A d
i A
kadem
i K
ebid
anan K
ubu
Raya
Kubu R
aya
20-2
1 A
pri
l 2015
146
90
00
00
ceta
k0
00
1500
01.5
00
77
Dia
log I
nte
raktif
di T
VR
I P
ontianak
Pontianak
20-2
1 A
pri
l 2015
00
00
00
TV
0
00
1000
01.0
00
78
Sosia
lisasi M
A m
ela
lui A
SE
AN
Corn
er
di JIE
Expo K
em
ayora
n,
Jakart
a.
Jakart
a13 -
15 M
ei 2015
177
97
00
00
ceta
k0
00
188
0188
79
Sosia
lisasi M
A m
ela
lui A
SE
AN
Corn
er
di
Univ
ers
itas D
juanda B
ogor
Bogor
19 -
20 M
ei 2015
165
127
00
00
ceta
k0
00
167
0167
80
Sosia
lisasi M
A m
ela
lui A
SE
AN
Corn
er
di
Univ
ers
itas M
uham
madiy
ah C
irebon
Cir
ebon
20 -
21 M
ei 2015
283
153
00
00
ceta
k0
00
293
0293
81
Sosia
lisasi M
A m
ela
lui Lom
ba S
imula
si S
idang
AS
EA
N (
AS
EA
N M
odel)
bagi P
ela
jar
SM
A/K
dan M
A s
e-P
rovin
si B
ante
n.
Sera
ng
25-2
7 M
ei 2015
00
420
00
156
ceta
k0
00
0
0156
82
Penandata
nganan N
ota
Kesepaham
an
mengenai P
em
bentu
kan P
usat
Stu
di A
SE
AN
(PS
A)
di S
um
enep.
Sum
enep
1 J
uni 2015
142
88
191
00
0ceta
k0
00
0
00
83
Sosia
lisasi M
A 2
015 d
i P
em
kab S
um
enep
Sum
enep
1 J
uni 2015
59
19
00
0105
ceta
k0
00
00
105
84
Sosia
lisasi M
enuju
Masyara
kat
AS
EA
N 2
015
mela
lui A
SE
AN
Corn
er
pada K
egia
tan A
SE
AN
Fun R
un 5
K d
an A
SE
AN
Carn
ival Jakart
a,
9
Agustu
s 2
015.
Jakart
a
9 A
gustu
s 2
015
107
64
22
00
22
ceta
k0
00
117
0139
85
Lom
ba D
esain
motif
Batik d
ala
m r
angka H
UT
ke -
48 A
SE
AN
Jakart
a13 M
ei -
10 A
gustu
s 2
015
99
99
00
00
ceta
k0
00
99
099
86
Sosia
lisasi m
enuju
Masyara
kat
AS
EA
N 2
015
mela
lui kegia
tan T
alk
Show
"m
enyongsong
Masyara
kat
Ekonom
i A
SE
AN
2015"
di gedung
Asia
-Afr
ika,
Bandung,
22 -
23 A
gustu
s 2
015.
Bandung
22 A
gustu
s 2
015
69
30
212
00
44
ceta
k0
00
8
052
87
Sosia
lisasi M
asyakat
AS
EA
N 2
015 m
ela
lui
AS
EA
N C
orn
er
pada K
egia
tan F
un B
ike
di
Bandung,
23 A
gustu
s 2
015.
Bandung
23 A
gustu
s 2
015
219
21
10
00
11
ceta
k0
00
107
0118
88
Sosia
lisasi m
enuju
Masyara
kat
AS
EA
N 2
015 d
i
Univ
ers
itas P
ancasakti T
egal -
Jaw
a T
engah,
29 S
epte
mber
2015.
Tegal
29-0
9-1
5183
133
153
00
48
ceta
k0
00
0
048
89
Sosia
lisasi M
asyakat
AS
EA
N 2
015 d
i
Pem
eri
nta
h K
abupate
n T
egal -
Jaw
a T
engah
30 S
epte
mber
2015.
Tegal
30-0
9-1
574
35
48
00
57
ceta
k0
00
0
057
90
Sosia
lisasi M
asyara
kat
AS
EA
N m
ela
lui A
SE
AN
Corn
er
pada L
engkong C
ulinary
Nig
ht
(LC
N)
di
Badung.
Bandung
10 O
kto
ber
2015
198
117
141
00
4ceta
k0
00
57
061
91
Sosia
lisasi M
asyara
kat
AS
EA
N m
ela
lui A
SE
AN
Corn
er
pada K
egia
tan T
rade E
xpo I
ndonesia
(TE
I) K
em
ayora
n,
Jakart
a.
Jakart
a
21-2
5 O
kto
ber
2015
323
182
57
00
29
ceta
k0
00
247
0276
45
Ku
isio
ner
yan
g
dit
eri
ma/K
em
bali
Ku
isio
ner
den
gan
nilai
80-1
00
Targ
et
Pesert
a
Akad
em
isi
Peja
bat
Pem
eri
nta
h A
sin
gS
KP
DM
ed
iaP
ela
ku
Usah
aG
uru
Pela
jar
Um
um
L
SM
Pers
en
tase M
asyara
kat
yan
g M
em
ah
am
i In
teg
rasi
Masyara
kat
AS
EA
N
No
Nam
a K
eg
iata
nT
em
pat
Tan
gg
al
Du
ku
ng
an
dan
Part
isip
asi M
asy
ara
kat
AS
EA
N 2
015
Ju
mla
h P
esert
a Y
an
g H
ad
irT
ota
l P
esert
a
92
Penandata
nganan N
ota
Kesepaham
an (
MoU
)
mengenai P
em
bentu
kan P
usat
Stu
di A
SE
AN
(PS
A)
di B
andung,
dan K
uliah U
mum
tenta
ng
Isu-i
su t
erk
ini P
erk
em
bangan K
erj
a S
am
a
AS
EA
NB
andung
29 -
30 O
kto
ber
2015
202
83
200
00
3ceta
k0
00
2
05
93
Penandata
nganan N
ota
Kesepaham
an (
MoU
)
mengenai P
em
bentu
kan P
usat
Stu
di A
SE
AN
(PS
A)
di Jom
bang,
dan K
uliah U
mum
tenta
ng
Isu-i
su t
erk
ini P
erk
em
bangan K
erj
a S
am
a
AS
EA
NJom
bang
31 O
kto
ber
-
3 N
ovem
ber
2015
203
76
288
00
6ceta
k0
00
10
016
94
Sosia
lisasi M
asyara
kat
AS
EA
N m
ela
lui A
SE
AN
Corn
er
pada
asean S
ME
Parn
ers
hip
2015.
Tangera
ng
10-1
2 N
ovem
ber
2015
207
106
31
00
12
ceta
k0
00
166
0178
95
Kuliah U
mum
M
asyara
kat
AS
EA
N 2
015
"menyongsong M
asyara
kat
Ekonom
i A
SE
AN
2015"
di U
nvers
itas M
uham
madiy
ah
Sukabum
i, 1
5 D
esem
ber
2015
Sukabum
i
15 D
esem
ber
2015
220
118
250
00
0ceta
k0
00
0
00
96
Sosia
lisasi M
asyara
kat
AS
EA
N 2
015
di
Sekola
h M
enengah A
tas N
egeri
(S
MA
N)
1
Sukabum
i, 1
6 D
esem
ber
2015
Sukabum
i
16 D
esem
ber
2015
360
298
360
00
0ceta
k0
00
0
00
97
Dia
log I
nte
raktif
di R
adio
Fort
una F
M 9
0,7
Sukabum
iS
ukabum
i15 D
esem
ber
00
00
00
Radio
00
01000
01.0
00
98
Sosia
lisasi M
asyara
kat
AS
EA
N 2
015 d
i
Sekola
h M
enengah U
mum
Negeri
(S
MU
N)
2
Sem
ara
ng,
17 D
esem
ber
2015.
Sem
ara
ng
17 D
esem
ber
2015
85
71
86
00
0ceta
k0
00
0
00
99
Penandata
nganan N
ota
Kesepaham
an (
MoU
)
mengenai P
em
bentu
kan P
usat
Stu
di A
SE
AN
(PS
A)
di U
nvers
itas N
egeri
Sem
ara
ng
(UN
NE
S)
dan K
uliah U
mum
tenta
ng
Menyongsong P
em
bentu
kan M
asyara
kat
AS
EA
N 2
015.
Sem
ara
ng
18 D
esem
ber
2015
226
145
301
00
9ceta
k1
00
0
010
100
Dia
log I
nte
raktif
di T
VR
I S
em
ara
ng
Sem
ara
ng
18 D
esem
ber
2015
00
00
00
TV
0
00
1500
01.5
00
16949
12970
17317
7643
10
2804
92
378
1175
2624
16380
143
27236
TO
TA
L K
EG
IAT
AN
: 100 K
EG
IAT
AN
TO
TA
L K
OT
A :
50 K
OT
A
TO
TA
L
46
No Saran/KebijakanJumlah
saran/kebijakanDiterima Tidak Diterima Keterangan Kegiatan Kodifikasi Data Dukung
1
Menekankan pentingnya instrumen kerja sama
regional sebagai dasar komitmen Negara-
negara anggota ASEAN dalam memajukan
perlindungan tenaga kerja migran di kawasan
serta penanggulangan kejahatan perdagangan
orang yang juga mencakup unsur eksploitasi
tenaga kerja. Dalam hal ini, perlindungan WNI
termasuk pekerja migran merupakan komitmen
utama Indonesia.
1
1 K.I.10, Hal. 4
2
Menyampaikan pentingnya perlindungan
pekerja migran di kawasan termasuk
pembentukan instrumen hukum ASEAN terkait
perlindungan hak-hak pekerja migran
1
1 K.I.10, Hal. 5
3
Pertemuan menyepakati usulan Indonesia
untuk menambahkan pada Summary Record
bahwa frase “such offence” Pada Paragraf 10
(2) juga mencakup pasal-pasal yang dirujuk
pada Paragraf 10 (1). Hal ini penting supaya
tidak ada kerancuan di kemudian hari.
1
1 K.I.06, Hal. 2; K.I.06a
4
Melakukan scrubbing dengan prinsip-prinsip
yang diajukan Indonesia, yaitu (i) konsistensi
dan (ii) koherensi penggunaan terms and
concepts, serta (iii) clustering pasal-pasal
berdasarkan thematic chapters. Sehubungan
dengan chapters clustering, pertemuan sepakat
menggunakan proposed clustering yang
diajukan oleh Indonesia.
1
1 K.I.06, Hal. 2; K.I.06a
5
Menyampaikan saran dan rekomendasi untuk
mendukung pekerja migran mendapatkan
akses yang lebih luas terhadap overseas
mobile service dan untuk menguatkan kerja
sama antar negara dalam
monitoring/interdiction. Indonesia saat ini telah
mempunyai layanan TKI Mobile Service.
1
1Seminar-Workshop on
Radicalisation of Overseas
Workers, Cebu, Filipina, 19-20
Maret 2015
K.I.07, Hal. 3
6
Indonesia telah menyampaikan indikasi
keikutsertaannya serta menyampaikan indikasi
assets dan support yang akan diberikan
Indonesia, yakni 1 warship dengan dua tim dari
special forces (gabungan dari 3 matra TNI) dan
beberapa personel TNI sebagai staf latihan.
Latihan yang akan datang akan menjadi tempat
unjuk kemampuan Indonesia sekaligus
penguatan koordinasi lapangan antar negara.
1
1
Initial Planning Conference
(IPC) of the Combined Field
Training Exercise (FTX) on
Maritime Security (MS) and
Counter-Terrorism (CT)
dalam kerangka ASEAN
Defence Ministers’ Meeting
Plus (ADMM-Plus), Brunei
Darussalam, 2-6 Februari
2015
K.I.08, Hal.7
7
Indonesia mengusulkan agar elemen hak asasi
manusia yang pada dasarnya merupakan isu
cross-cutting dapat dimuat dalam ketiga pilar
ASEAN Vision.
1
1 H.I.03, Hal 3
8
Indonesia mengusulkan beberapa opsi
mekanisme perlindungan AICHR yang dapat
ditindaklanjuti ke depannya seperti: (i)
institutional builiding (complaint mechanism,
friendly settlement mechanism, special
rapporteur, working group, precautionary
measures) ; dan (ii) standard setting yang
berhubungan dengan review mekanisme
mengenai implementasi AHRD.
1
1 H.I.03, Hal 10
9Penyelenggaraan program capacity building
bagi para rehabilitator ekstremis dan teroris
1
1 A.I.07 Hal. 6
10Penyediaan perlindungan bagi para praktisi
deradikalisasi
11 A.I.07 Hal. 6
11
Edukasi dini bagi kaum muda agar lebih peduli
dan berbaur, sehingga mencegah keterasingan
yang dapat berujung pada radikalisasi
1
1 A.I.07 Hal. 6
12
Indonesia mendorong dan menekankan
kepada peserta dan panitia Workshop
mengenai pentingnya kerja sama regional atas
repatriasi pengungsi / displaced person ,
termasuk para buruh migran jika mereka
terjebak dalam situasi krisis di negara penerima
1
1 A.I.08 Hal. 5
13
Sejalan dengan upaya ASEAN untuk
meningkatkan koordinasi di antara tiga pilar
ASEAN, kiranya koordinasi tersebut perlu juga
dilakukan dalam pembahasan terkait migrasi
yang merupakan isu yang bersifat lintas pilar
(cross-pillar issue )
1
1 A.I.08 Hal. 5
SOMTC Regional Conference
on the Labor Dimensions of
Trafficking in Persons in the
ASEAN Region, Manila,
Filipina, 27-29 Januari 2015
Ad-Hoc Meeting (Legal
Scrubbing) for the Draft
ASEAN Convention against
Trafficking in Persons,
Especially Women and
Children and ASEAN Regional
Plan of Action to Combat
Trafficking in Persons
Especially Woman and
Children, Bogor, 24-26
Februari 2015
Regional Consultation
Workshops on Strengthening
AICHR’s Protection Mandate
through Exploration of
Strategies to Protect Women
and Girls from Violence in
ASEAN, Manila, 27 – 29 Maret
2015
ASEAN Regional Forum (ARF)
Workshop on Counter
Radicalisation, Kuala Lumpur,
Malaysia, 25-26 Maret 2015
ARF Workshop on Security,
Stability and International
Migration in the ASEAN
Region, Nay Pyi Taw,
Myanmar, 10-11 Maret 2015
47
No Saran/KebijakanJumlah
saran/kebijakanDiterima Tidak Diterima Keterangan Kegiatan Kodifikasi Data Dukung
14
Indonesia mengusulkan penggunaan nilai-nilai
yang telah ada dalam instrumen PBB atau
internasional lainnya sebagai dasar
pembentukan kerja sama di bidang manajemen
dan perlindungan migrasi di kawasan ASEAN,
atau dengan kata lain mengimplementasikan
nilai positif universal menjadi keuntungan
regional
1
1 A.I.08 Hal. 6
15
Mengingat terbentuknya Masyarakat ASEAN
pada akhir 2015, naiknya arus migran intra-
ASEAN membutuhkan penanganan tersendiri
termasuk peningkatan border security
management . Security concern diperlukan
untuk mengantisipasi arus regional migration
yang terkait dengan kejahatan transnasional,
extremist group maupun terorisme
1
1 A.I.08 Hal. 6
16
Indonesia menekankan keterkaitan erat antara
Peacekeeping Operations dan Humanitarian
Mine Assistance. Sehubungan dengan hal
tersebut, Indonesia telah menawarkan kerja
sama penggunaan pusat pelatihan PKO di
Sentul untuk kegiatan peningkatan capacity
building. Pertemuan mencatat tawaran
Indonesia.
1
1
ASEAN Defence Ministerial
Meeting Plus Experts’ Working
Group on Humanitarian Mine
Assistance (ADMM-Plus EWG
on HMA), Nanjing, RRT, 29-30
April 2015
K.II.01, Hal 4
17
Indonesia menjelaskan langkah/prosedur di
Indonesia dalam pengelolaan bantuan
internasional, termasuk pengiriman dan
penerimaan bantuan. Keputusan pengiriman
dan penerimaan bantuan dijalankan setelah
mendapatkan assesment BNPB sebagai focal
point penanganan bencana di Indonesia dan
mendapatkan persetujuan Presiden. Prosedur
tersebut telah dituangkan ke dalam beberapa
peraturan, antara lain: PP no.23/2008
mengenai Peran Serta Lembaga Internasional
dan Lembaga Asing Non Pemerintah dalam
Penanggulangan Bencana dan Peraturan
Kepala BNPB No.22 tahun 2010.
1
1
ASEAN Regional Forum
Disaster Relief Exercise (ARF
DiREx) 2015, Kedah dan
Perlis, Malaysia, 24-28 Mei
2015
A.II.01 Hal. 3
18
Indonesia menggarisbawahi dimensi HAM
dalam elemen visi ASCC, yakni inklusivitas dan
berkelanjutan, yang sangat berkaitan dengan
pelibatan dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
1
1 H.II.06, Hal 2
19
Indonesia menekankan pentingnya AICHR,
ACWC, dan ACMW untuk menjadi aktor utama
dalam mewujudkan perlindungan bagi para
pekerja migran.
1
1 H.II.06, Hal 2
20
Perwakilan dari TNI, Kemenko Polhukam dan
Kementerian Pertahanan secara prinsip terus
menekankan peran penting AHA Centre
sebagai satu-satunya central of gravity di
ASEAN dalam koordinasi sumber daya sipil
dan militer penanggulangan bencana di
ASEAN, dan hal ini telah sesuai dengan
AADMER.
1
1
ASEAN Military Preparedness
on Humanitarian Assistance
and Disaster Relief Seminar
K.III.01.Hal 5 No 16
21
Kepolisian RI selaku focal point implementasi
pemberantasan trans-national crime telah
menyampaikan usulan untuk menugaskan
SOMTC untuk membahas isu people
smuggling sebagai kejahatan lintas negara di
bawah tanggung jawab SOMTC dan AMMTC.
1
1 K.III.03.Hal 4 No 10
22
Polri dan Kemenko Polhukkam telah
menyepakati untuk menugaskan ASEAN
Directors-General of Immigration and Heads of
Consular Affairs Divisions of the Ministries of
Foreign Affairs (DGICM) dalam menjajagi
kemungkinan pembentukan Task Force atau
Heads of Specialist Unit on Irregular Movement
of Persons dalam rangka implementasi
penanganan penyelundupan orang.
1
1 K.III.03.Hal 4 No 10
23
Merekomendasikan Para Pemimpin ASEAN
untuk menugaskan badan sektoral ASEAN
yang relevan untuk menjajagi pembentukan
sebuah mekanisme regional tanggap krisis dan
situasi darurat sebagai dampak dari irregular
movement of persons.
1
1 K.III.03.Hal 4 No 10
24
Kemenko Kemaritiman menyampaikan
kesepakatannya atas usulan pembahasan
Regional Maritime Initiatives untuk menjelaskan
kebijakan Poros Maritim Dunia sebagai
implementasi AMF dan EAMF
1
1 K.III.07 Hal 2 Point 5 a,b,c,d
Dialogue with ASEAN
Community Councils on the
AHRD and Pnom Penh
Statement in the Adoption of
the AHRD , Jakarta, 25 – 26
Mei 2015
Emergency ASEAN Ministerial
Meeting on Transnational
Crime (EAMMTC) Concerning
Irregular Movement of
Persons in Southeast Asia
Region
48
No Saran/KebijakanJumlah
saran/kebijakanDiterima Tidak Diterima Keterangan Kegiatan Kodifikasi Data Dukung
25
Para pemangku kepentingan nasional secara
prinsip menyepakati pengusulan pembahasan
Konservasi Lingkungan Laut (Conservation of
Marine Environment) serta pembentukan
regional instrument mengenai IUU Fishing,
dalam Forum AMF dan EAMF yang merupakan
implementasi kerja sama kemaritiman di
ASEAN dan EAS.
1
1
National Preparatory Meeting
of the 6th ASEAN Maritime
Forum (AMF) and 4th
Expanded ASEAN Maritime
Forum (EAMF)
K.III.07 Hal 2 Point 5 a,b,c,d
26
Para pemangku kepentingan nasional secara
prinsip menyepakati pengusulan pembahasan
Stock-taking of maritime issues dalam Forum
AMF dan EAMF yang merupakan implementasi
kerja sama kemaritiman di ASEAN dan EAS.
1
1 K.III.07 Hal 2 Point 5 a,b,c,d
27
Para pemangku kepentingan nasional secara
prinsip menyepakati pengusulan pembahasan
Isu Laut Tiongkok Selatan (LTS) dalam Forum
AMF dan EAMF yang merupakan implementasi
kerja sama kemaritiman di ASEAN dan EAS.
1
1 K.III.07 Hal 2 Point 5 a,b,c,d
28
Para pemangku kepentingan nasional secara
prinsip menyepakati pengusulan pembahasan
perubahan Forum EAMF menjadi Track 1, yang
merupakan implementasi kerja sama
kemaritiman di ASEAN dan EAS.
1
1 K.III.07 Hal 4 Point 7 e
29
Para pemangku kepentingan kemaritiman
nasional menyepakati untuk menjadikan ajang
AMF dan EAMF Regional Maritime Initiatives
untuk menjelaskan kebijakan Poros Maritim
Dunia yang diusulkan Indonesia.
1
1 K.III.08 Hal 3 Point 12
30
Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan
didukung oleh pemangku kepentingan lainnya
mengusulan pembentukan regional instrumen
mengenai IUU Fishing sebagai implementasi
kerja sama kemaritiman di ASEAN.
1
1K.III.08 Hal2 & 4 Point 6,13, dan
14
31
Para pemangku kepentingan kemaritiman
nasional menyepakati usulan peningkatan kerja
sama maritim dalam kerangka AMF dan EAMF
sebagai implementasi kerja sama kemaritiman
di ASEAN dan EAS.
1
1 K.III.08 Hal 3 & 4 Point 9 dan 16
32
Para pemangku kepentingan kemaritiman
nasional menyepakati pembahasan mengenai
isu-isu non keamanan seperti isu-isu ekonomi,
kesehatan, connectivity, dan lain-lain dalam
AMF dan EAMF yang merupakan implemantasi
kerja sama kemaritiman di ASEAN.
1
1 K.III.08 Hal 3 & 4 Point 9 dan 16
33
Para pemangku kepentingan kemaritiman
nasional menyepakati pengusulan
penambahan Forum EAMF Track 1, namun
demikian rekomendasi tersebut belum dapat
diimplementasikan karena belum ada
kesepakatan dengan negara-negara ASEAN
lainnya.
1
1 K.III.08 Hal 3 Point 8
34
Para pemangku kepentingan nasional terkait
perdamaian dan stabilitas regional menyepakati
pengusulan upaya-upaya baru dalam
penanganan South China Sea sebagai
implementasi kesepakatan ASEAN dalam
menjaga perdamaian dan stabilitas di wilayah
Laut Tiongkok Selatan
1
1 K.III.08 Hal 2 & 4 Point 7,dan 15
35
Dirjen Kerja Sama ASEAN selaku Indonesia’s
Representative to the HLTF on ASEAN
Community’s Post-2015 Vision bersama
dengan para pemangku kepentingan nasional
telah menyepakati usulan memasukan
beberapa butir kepentingan Indonesia agar
tercermin dalam dokumen Visi Masyarakat
ASEAN 2025, yang akan diimplementasikan
s.d. tahun 2025, yang meliputi , peningkatan
kerja sama di bidang pemajuan dan
perlindungan Hak Asasi Manusia, termasuk
didalamnya untuk pekerja migran; serta
peningkatan kerja sama maritim.
1
1 P.III.2. hal 2
36
Kemenko Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan selaku wakil pilar Sosial Budaya,
menyepakati beberapa hal yang menjadi
prioritas Indonesia dalam pilar sosial budaya
ASEAN untuk diimplementasikan dalam Visi
ASEAN paska 2015, antara lain,
mempersempit kesenjangan antara hasil
kesepakatan dengan situasi di lapangan,
melindungi pekerja migran dan keluarganya
serta mengawal agar isu asap lintas batas tidak
menjadi isu regional.
1
1 P.III.2. hal 2
Pertemuan 6th ASEAN
Maritime Forum and the 4th
Expanded ASEAN Maritime
Forum
Konsultasi Nasional Visi
Masyarakat Indonesia Pasca-
2015
49
No Saran/KebijakanJumlah
saran/kebijakanDiterima Tidak Diterima Keterangan Kegiatan Kodifikasi Data Dukung
37
Dirjen Kerja Sama ASEAN selaku Indonesia’s
Representative to the HLTF on ASEAN
Community’s Post-2015 Vision bersama
dengan para CSOs menyepakati usulan
kegiatan forum regional consultation sebagai
upaya untuk melanjutkan mekanisme
implementasi kesepakatan ASEAN yang sudah
dilakukan selama ini.
1
1 P.III.9.hal 4
38
Perwakilan CSOs Indonesia serta perwakilan
Kemlu RI menyepakati usulan agar
pembahasan isu HAM di masa mendatang
perlu menekankan dan memberikan porsi yang
lebih besar pada aspek “protection ”. Hal ini
merupakan implementasi dari TOR AICHR,
termasuk jika TOR AICHR akan di-review .
1
1 P.III.9.hal 4
39
Perwakilan CSOs Indonesia serta perwakilan
Kemlu RI menyepakati rekomendasi agar
Human Rights Dialogue yang sudah
dilaksanakan di Jakarta dan Bangkok perlu
terus dilanjutkan, sebagai implementasi
Deklarasi ASEAN tentang Hak Asasi Manusia.
1
1 P.III.9.hal 4
40
Dalam rangka memperingati 50 tahun ASEAN
pada tahun 2017, Perwakilan Pemerintah dan
CSOs Indonesia merekomendasikan adanya
upaya-upaya breakthrough untuk menunjukkan
kredibilitas ASEAN sebagai people-centered,
sebagai implementasi Deklarasi People-
Centered ASEAN tahun 2009.
1
1 P.III.9.hal 4
41
Perwakilan AICHR Indonesia, akademisi,
jurnalis dan Kementerian Luar Negeri
menyepakati pentingnya mekanisme HAM
regional ASEAN untuk pemajuan dan
perlidungan HAM di tingkat regional dan
membantu negara anggota dalam pemajuan
dan perlindungan HAM di tingkat nasional. Hal
ini merupakan implementasi Deklarasi HAM
ASEAN tahun 2012.
1
1 H.III.02, Hal 2
42
Perwakilan AICHR Indonesia didukung
pemangku kepentingan nasional lainnya
menyepakati usulan pengarusutamaan AHRD
di dokumen ASEAN pasca-2015, sinergi kerja
dengan badan2 sektoral ASEAN lain,
memperkuat sekretariat AICHR, dan
meningatkan kemampuan AICHR merespon
krisis-krisis HAM di ASEAN, sebagai
implementasi Deklarasi HAM ASEAN dan TOR
AICHR.
1
1 H.III.02, Hal 2
43
Dalam mengangkat isu Person with Disabilities
(PWD), perlu digunakan konsep prophetic
journalism yakni jurnalisme yang tidak hanya
memberitakan mengenai PWD, tetapi juga
melakukan sesuatu untuk PWD, salah satunya
dengan menjadi agen perubahan untuk
mengubah persepsi masyarakat.
1
1 H.III.02, Hal 3
44
Dit Polkam ASEAN dan Wakil Indonesia untuk
AICHR menyepakati untuk melakukan
implementasi kegiatan ini dengan
penyelenggaraan diseminasi informasi
mengenai Konvensi di tingkat nasional kepada
anggota militer, para penegak hukum, dan
parlemen.
1
1 H.III.04, Hal 2
45
Para pemangku kepentingan nasional
menyepakati untuk mengimplementasikan hasil
workshop dengan mensosialisasikan komitmen
dan berbagai best practices secara konstruktif
upaya pencegahan penyiksaan di Indonesia,
antara lain melalui peluncuran UNCAT Training
of Trainers Manual for Law Enforcement
Officers, sebagai hasil kerjasama
Kemenkumham dengan APT.
1
1 H.III.04, Hal 5
46
Perwakilan Youth Indonesia yang didampingi
Wakil Indonesia dalam AICR telah berhasil
memperoleh penghargaan sebagai Best
Sepaker pada sesi debat ke-3 dengan tema
"The ASEAN Human Rights Decalaration is an
useful document of human rights in the region".
Ke depan, kegiatan ini akan diimplementasikan
melalui sosialisasi HAM di kalangan Youth di
Indonesia.
1
1
AICHR Youth Debates on
Human Rights, Singapura, 4 -
6 September 2015
H.III.07, hal 2
47
Wakil Indonesia untuk AICHR selaku salah satu
pemangku kepentingan nasional terkait HAM
menyepakati pentingnya ASEAN untuk
mengeksplorasi konvensi di tingkat
internasional yang telah diratifikasi oleh
mayoritas negara anggota ASEAN, seperti UN
Convention Against Torture , untuk menjadi
instrumen ASEAN tersendiri, sebagai
implementasi dari Deklarasi HAM ASEAN 2012.
1
1
AICHR Workshop on the
Development of ASEAN Legal
Instruments on Human Rights,
Manila, 14 – 15 September
2015
H.III.08, hal 2
Regional Consultation on the
Vision of a People-Centred
ASEAN Community
AICHR Training of Trainers for
Journalists in ASEAN Member
States , Bangkok, 25 – 29 Juli
2015
Regional Workshop
“Preserving Human Dignity
by Preventing Torture and Ill-
Treatment” in ASEAN, Bali,
10 – 11 Agustus 2015
50
No Saran/KebijakanJumlah
saran/kebijakanDiterima Tidak Diterima Keterangan Kegiatan Kodifikasi Data Dukung
48
Wakil Indonesia untuk AICHR mengharapkan
instrumen perlindungan pekerja migran dapat
segera disahkan dan tidak berlarut-larut dalam
menentukan sifat instrumen yang akan legally
binding, non-legally binding, atau hybrid,
mengingat urgensi kondisi di kawasan
1
1 H.III.08, hal 2
49
Pemangku kepentingan di bidang kesehatan
militer yang terdiri dari dari Polri, Kementerian
Pertahanan, Kementerian Luar Negeri dan
Mabes TNI menyepakati keputusan indikasi
keikutsertaan Indonesia pada AMHEX 2016
(pada Force Integration Training (FIT),
Command Post Exercise (CPX), Field Training
Execise (FTX).
1
1 K.IV.03.Hal 3&4 No 4e
50
Pemangku kepentingan di bidang kesehatan
militer yang terdiri dari dari Polri, Kementerian
Pertahanan, Kementerian Luar Negeri dan
Mabes TNI menyepakati keputusan indikasi
kontribusi Indonesia pada AMHEX 2016.
1
1 K.IV.03.Hal 3&4 No 4e
51
Pemangku kepentingan bidang pertahanan di
Indonesia yang terdiri dari Kementerian
Pertahanan, Kementerian Luar Negeri dan
KBRI Singapura menyepakati usulan agar isi
SOP Counter Terrorism Task Force
Headquarters yang akan disusun oleh
Singapura (untuk kegiatan FTX) sejalan
dengan kesepakatan pada ASEAN Convention
on Counter Terrorism dan kesepakatan
internasional terkait lainnya.
1
1 K.IV.04.Hal 1 No 7
52
Pemangku kepentingan bidang pertahanan di
Indonesia yang terdiri dari Kementerian
Pertahanan, Kementerian Luar Negeri dan
KBRI Singapura menyepakati usulan komitmen
keikutsertaan Indonesia pada FTX dan
kontribusi asset pada latihan dimaksud.
1
1 K.IV.04.Hal 2 No 9&10
53
Pemangku kepentingan nasional yang terdiri
dari Kementerian Pertahanan dan Kementerian
Luar Negeri menyepakati usulan agar draft
Template Declaration by Affacted Countries
disesuaikan dengan draft pada pada
pertemuan HADR sebelumnya. Selain itu,
disepakati pula usulan agar dokumen tersebut
bersifat template yang berfungsi sebagai
guidance dan bersifat mengikat.
1
1
Pertemuan ke-7 ASEAN
Defence Ministers’ Meeting –
Plus Experts’ Working Group
on Humanitarian Assistance
and Disaster Relief (ADMM-
Plus EWG on HADR)
K.IV.06.Hal 3 No 6-7
54
Pemangku kepentingan nasional yang terdiri
dari Polri dan Kementerian Luar Negeri
menyepakati usulan untuk mengangkat isu
penjeratan hutang (debt bondage) sebagai
salah satu modus dalam kasus TIP, yang mana
tidak diatur di dalam Protocol to Prevent,
Suppress and Punish Trafficking in Persons
Especially Women and Children,
supplementing the United Nations Convention
against Transnational Organized Crime
(Protokol Palermo).
1
1 K.IV.07. hal 2 no. 7
55
Pemangku kepentingan nasional yang terdiri
dari Polri dan Kementerian Luar Negeri
menyepakati usulan dan masukan terhadap
draft composite document yang dikembangkan
oleh panitia yang berisi: (1) daftar tanda-tanda
visual (fisik korban maupun situasi di lapangan)
yang mengindikasikan adanya kasus TIP atau
eksploitasi lainnya, dan (2) daftar pertanyaan
dan indikator bagi front-line responders untuk
menggali fakta yang dialami oleh korban TIP
atau eksploitasi lainnya
1
1 K.IV.07. hal 3 no. 11 & 12
56
Pemangku kepentingan nasional yang terdiri
dari Kementerian Luar Negeri, Kemenko
Polhukam, Kementerian Pertahanan, Polri dan
Pusat Studi ASEAN menyepakati usulan poin-
poin rekomendasi Pertemuan yang selanjtnya
dimasukan dalam annex laporan pertemuan.
1
1
ASEAN Regional Forum
(ARF) Seminar and Training
on Preventive Diplomacy and
Mediation, Yogyakarta,
Indonesia, 29 November – 2
Desember 2015
A.IV.02, Hal. 2
57
Pemangku kepentingan nasional menyepakati
usulan penyediaan time frame yang cukup
bagi setiap negara untuk untuk melaporkan
hasil workshop ini ke pemerintah pusat masing-
masing sebelum dapat memberikan nama
pakar yang direkomendasikan untuk
bergabung ke dalam network yang diputuskan
dalam pertemuan.
1
1
ASEAN Regional Forum
(ARF) Workshop on Marine Oil
Spill Emergency Response
Management and Disposal
Cooperation, Kunming, RRT,
17-18 Desember 2015
A.IV.03, Hal. 7
Initial Planning Conference for
ASEAN Military Medicine-
Humanitarian Assistance and
Disaster Relief Joint Exercise
2016 (AMHEX 2016-IPC)
5th
ASEAN Defence Ministers’
Meeting-Plus (ADMM-Plus)
Experts Working Group
(EWG) on Counter Terrorism
(CT) dan Middle Planning
Conference (MPC) of the
ADMM-Plus Maritime Security
(MS) and CT Exercise
ASEAN and COMMIT
Workshop "Identifying Victims
of Trafficking in Persons and
Forced Labour
51
No Saran/KebijakanJumlah
saran/kebijakanDiterima Tidak Diterima Keterangan Kegiatan Kodifikasi Data Dukung
58
Para pemangku kepentingan nasional telah
menyepakati usulan mengenai aktivitas dan
inisiatif untuk membangun saling percaya di
kawasan Laut China Selatan (LCS), termasuk
pembentukan Hotline Communications
between Senior Officials of the Ministry of
Foreign Affairs of ASEAN and China in
Response to Maritime Emergencies in the
South China Sea sebagai langkah strategis
dalam menurunkan ketegangan dalam situasi
darurat di LCS
1
1
ASEAN Regional Forum
(ARF) Workshop on Maritime
Risks Management and
Cooperation, Beijing, RRT, 13
– 15 Desember 2015
A.IV.05, Hal. 4
59
Pemangku kepentingan nasional menyepakati
usulan kemungkinan provisional arrangement
dijadikan sebagai dasar atau alasan bagi salah
satu pihak untuk menunda penyelesaian
penetapan batas maritim. Utamanya apabila
pihak tersebut berpandangan bahwa
pengaplikasian provisional arrangement lebih
menguntungkan dibandingkan adanya
penetapan batas yang didasarkan pada
ketentuan hukum Laut internasional
1
1
ARF Seminar on Regional
Confidence Building and the
Law of the Sea , Tokyo,
Jepang, 3 – 4 Desember 2015
A.IV.04, Hal. 3
60
Pemangku kepentingan nasional yang terdiri
dari Kementerian Luar Negeri dan LAPAN
menyepakati usulan peningkatan kerja sama
regional dan intsrnasional dalam aspek transfer
teknologi keamanan luar angkasa serta
eksplorasi luar angkasa demi kepentingan
seluruh umat manusia.
1
1 A.IV.06, Hal. 5
61
Pemangku kepentingan nasional yang terdiri
dari Kementerian Luar Negeri dan LAPAN
menyepakati usulan untuk tidak menempatkan
senjata di luar angkasa serta berupaya untuk
mencegah luar angkasa menjadi kawasan
perlombaan senjata.
1
1 A.IV.06, Hal. 5
62
Pemangku kepentingan nasional yang terdiri
dari Kementerian Luar Negeri dan LAPAN
menyepakati usulan untuk melakukan analisa
yang lebih mendalam mengenai kemungkinan
isu tersebut dapat dipertimbangkan sebagai
salah satu area prioritas dalam Work Plan on
Non-Proliferation and Disarmament (NPD),
mengingat pembahasan mengenai keamanan
antariksa telah dilakukan sebanyak 3 kali dalam
kerangka ARF.
1
1 A.IV.06, Hal. 5
63
Pemangku kepentingan nasional yang terdiri
dari Kementerian Luar Negeri, Wakil Indonesia
dalam AICHR, serta organisasi masyarakat sipil
menyepakati usulan penyampaian
perkembangan penyusunan RAN Bisnis dan
HAM pada sesi “State Implementation of the
Guiding Prinsiples in the Context of Investment
Policy".
1
1
4th Forum on Business and
Human Rights, Jenewa, 16 -
18 November 2015
H.IV.05 Hal 4
64
Kementerian Luar Negeri dan Wakil Indonesia
dalam AICHR selaku pemangku kepentingan
nasional menyepakati usulan peningkatan kerja
sama dan koordinasi antara badan untuk
meningkatkan peran ASEAN dalam
menanggulangi kejahatan TIP. Selain itu
disampaikan juga pentingnya menciptakan
pertemuan rutin antar badan-badan sektoral
dan AICHR untuk menjaga sinergi dari institusi
yang menangani TIP di ASEAN
1
1
AICHR-SOMTC Joint
Workshop on Human Rights
Based Approach in Combating
Trafficking in Persons,
Yogyakarta, 2-6 November
2015
H.IV.06 hal 4
65
Pemangku kepentingan nasional yang terdiri
dari Kementerian Luar Negeri, Komnas HAM,
LIPI dan wakil media menyepakati
pelaksanaan komitmen Indonesia pada Pasal 5
TOR AICHR
1
1 Pemilihan Wakil Indonesia
untuk AICHR 2016 - 2018,
Jakarta, 13 November 2015
H.IV.07 Hal 1
66
Pemangku kepentingan nasional yang terdiri
dari Kementerian Luar Negeri, wakil Indonesia
dalam AICHR, wakil Indonesia dalam ACWC
dan KBRI Brussel menyepakati usulan
kebijakan migrasi di ASEAN ke depan untuk
untuk segera dibangun dari hasil EAMMTC
dengan sinergi antarnadan ASEAN yang
relevan.
1
1 H.IV.08 Hal 3
67
Pemangku kepentingan nasional yang terdiri
dari Kementerian Luar Negeri, wakil Indonesia
dalam AICHR, wakil Indonesia dalam ACWC
dan KBRI Brussel menyepakati usulan
peningkatan hubungan CSO dengan AICHR
yang masih berada pada tahap pengembangan
saling percaya untuk menuju “critical
engagement”.
1
1 H.IV.08 Hal 3
3rd ASEAN Regional Forum
(ARF) Workshop on Space
Security, Beijing, RRT, 30
November-2 Desember 2015
ASEAN – EU Human Rights
Policy Exchange Dialogue,
Brussels, 19-23 November
2015
52
No Saran/KebijakanJumlah
saran/kebijakanDiterima Tidak Diterima Keterangan Kegiatan Kodifikasi Data Dukung
68
Pemangku kepentingan nasional yang terdiri
dari Kementerian Luar Negeri, Kemenko
Polhukam dan Kementerian Perdagangan
menyepakati usulan formulasi paragraf B.3.1.xii
yaitu: Continue the work of ASEAN Law
Ministers’ Meeting to enhance cooperation
on the issue of extradition .
1
1
The 10th High Level Task
Force on ASEAN Community
Post-2015 Vision, Kuala
Lumpur, Malaysia, 2-4
Oktober 2015
P.IV.1.b Hal 19 Agenda Item 5
69
Pemangku kepentingan nasional yang terdiri
dari Kementerian Luar Negeri, Kemenko
Polhukam dan Kementerian Perdagangan
menyepakati usulan formulasi paragraph
B.5.1.ii yaitu: Intensify the ongoing efforts of
the State Parties to the SEANWFZ Treaty
and the Nuclear Weapon States to resolve
all outstanding issues in accordance with
the objectives and principles of the
SEAWNFZ Treaty pertaining to the signing
and ratifying of the Protocol to that Treaty
at the earliest.
1
1 P.IV.1.a Hal 5 Poin 18
70
Para pemangku kepentingan nasional
menyepakati usulan berbagai inisiatif untuk
meningkatkan good governance dan integritas
di sektor publik dalam sesi ‘Best Practices from
Indonesia’.
1
1 P.IV.8 Hal 2 Poin 4 dan 5
71
Para pemangku kepentingan nasional
menyepakati usuluan untuk meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam good
governance.
1
1 P.IV.8 Hal 3 Poin 6, 7, dan 8
72
Para pemangku kepentingan nasional
menyepakati usulan mengenai peningkatan
kerja sama internasional dalam bidang
pemberantasan korupsi
1
1 P.IV.8 Hal 3 Poin 9, 10, dan 11
73
Pemangku kepentingan nasional yang terdiri
dari Kementerian Luar Negeri, Perguruan
Tinggi dan Mahasiswa menyepakati
implementasi salah satu butir cetak biru
Komunitas Politik Keamanan ASEAN terkait
peningkatkan pemahaman dan penghargaan
terhadap sistem politik, budaya dan sejarah
negara-negara ASEAN melalui pertukaran
pengalaman dan pelatihan dalam lembaga-
lembaga demokrasi di kawasan melalui
penyelenggaraan Mini MSNS
1
1
Simulasi Sidang “Mini Multi
Stages Negotiation Simulation”
Pertemuan Tingkat Pejabat
Tinggi ASEAN, Bandung, 4-6
Desember 2015
P.IV.12 Hal 1 Poin 3
74
Pemangku kepentingan nasional yang terdiri
dari Kementerian Luar Negeri, ACWC dan
Akademisi/Perguruan Tinggi menyepakati
usulan penyampaian pentingnya intervensi
kemanusiaan dalam situasi konflik, termasuk
pada situasi pasca bencana alam, seharusnya
dilaksanakan secara menyeluruh seperti yang
dilakukan oleh Pemerintah Indonesia dalam
penanganan program rekonstruksi dan
rehabilitasi pasca bencana tsunami di
Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).
1
1 P.IV.13 Hal 5 Poin 18
75
Pemangku kepentingan nasional yang terdiri
dari Kementerian Luar Negeri, ACWC dan
Akademisi/Perguruan Tinggi menyepakati
usulan penyampaian pentingnya upaya
pencegahan konflik, utamanya dalam
melindungi kesejahteraan perempuan dan
anak-anak yang memiliki peran penting dalam
proses perdamaian dengan cara pandang dan
pengalaman mereka yang unik.
1
1 P.IV.13 Hal 5 Poin 18
76
Melihat jalannya diskusi dalam FGD ini sangat
terasa adanya perbedaan posisi dari unit pembina
sektor-sektor dalam mengahadapi negosiasi
AHKFTA. Banyak Pembina sektor yang menunjukkan
bahwa AHKFTA tidak menjadi prioritas
Kementerian/Lembaga. Untuk itu, Indonesia perlu
menyampaikan kepada ASEAN agar penyelesaian
AHKFTA tidak didesakkan untuk segera selesai
mengingat adanya kekurangan SDM pada proses
negosiasi.
1
1
77
Perlunya penyamaan persepsi di masyarakat
mengenai kebijakan pembentukan masyarakat
ekonomi ASEAN. Kesalahan persepsi dapat
menciptakan sikap masyarakat yang menolak MEA
tanpa alasan yang jelas
1
1
78
perlunya peningkatan kualitas SDM manusia,
khususnya di bidang pariwisata sehingga mampu
bersaing di tingkat regional ASEAN
1
1
79
perlunya peningkatan kualitas SDM manusia,
khususnya di bidang pariwisata sehingga mampu
bersaing di tingkat regional ASEAN
1
1
Workshop on Enhancing
Integrity in the Public Sector:
Sharing best practices in good
governance, Jakarta, 12
November 2015
ASEAN Institute for Peace and
Reconciliation (AIPR)
Symposium on Plight of
Women and Children in
Conflict Situation, Tagaytay,
Filipina, 8 – 9 Desember 2015
FGD"Menghadapi Perundingan
ASEAN Hong Kong Free Trade Area",
Kemlu, 3 Maret 2015. Rekomendasi
di Para 6 Nota Dinas
Workshop "Menggali Potensi Tujuan
Wisata Cianjur Guna Meningkatkan
Daya Saing Pariwisata Nasional
Dalam Menghadapi Masyarakat
Ekonomi ASEAN", di Cianjur, 12
Maret 2015
53
No Saran/KebijakanJumlah
saran/kebijakanDiterima Tidak Diterima Keterangan Kegiatan Kodifikasi Data Dukung
80
Perlunya sinergi antara Pemerintah, masyarakat,
dan pelaku usaha dalam kualitas industri pariwisata
di Indonesia sehingga mampu mendatangakan lebih
banyak turis ASEAN
1
1
81
Perlu kehati-hatian dalam kerja sama negara lain
dalam pengembangan EBT, dikhawatirkan kerja
sama tersebut malah menghambat pengembangan
EBT di Indonesia bukan memajukan Indonesia
1
1
82
Perlunya melakukan evaluasi terhadap ASEAN Plan
of Action for Energy Cooperation (APAEC) 2010-
2015, apakah sudah mengakomodir kepentingan
Indonesia, terutama dalam kerja sama ASEAN
Power Grid (APG) dan Trans ASEAN Gas Pipeline
(TAGP). Selain itu perlu suatu kesepahaman dalam
menerapkan target-target dalam energy mix di
APAEC sesuai dengan target di Indonesia.
1
1
83
Manusia Indonesia harus memiliki karakter yang
baik, karena menurut teori Return on Character
(RoC), negara maju memilki nilai RoC yang lebih
baik daripada negara berkembang dan hal ini
berarti Indonesia harus memiliki sumber daya
manusia yang berkarakter.
1
1
84
sumber daya manusia Indonesia harus
mengembangkan kemampuan keterampilan/skill
sehingga mampu menghasilkan kreatifitas. Menurut
sebuah penelitian, kehidupan manusia semakin
kompleks dan hal tersebut membutuhkan
kreatifitas yang tinggi dari manusia untuk
menemukan cara dalam menghadapi permasalahan
kompleksitas.
1
1
85
Sumber Daya Manusia Indonesia perlu
meningkatkan pengetahuan / knowledge dan
kekhususan bidang yang dikuasai
1
1
86
Peningkatan produktivitas dan efisiensi perusahaan
dapat dilakukan melalui analisis kekuatan
perusahaan, peningkatan kerja sama antara
pegawai dan jajaran manajemen, serta perbaikan
kerapihan dan kebersihan di tempat kerja agar daya
saing UMKM meningkat dan mampu menyongsong
MEA 2015.
1
1
FGD & Workshop "Peningkatan
Daya Saing UMKM dalam Rangka
Memasuki Regional Value Chain
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)"
di Bali, 12 - 15 Agustus 2015
87
Perlunya melakukan evaluasi terhadap ASEAN Plan
of Action for Energy Cooperation (APAEC) 2010-
2015, apakah sudah mengakomodir kepentingan
Indonesia, terutama dalam kerja sama ASEAN
Power Grid (APG) dan Trans ASEAN Gas Pipeline
(TAGP). Selain itu perlu suatu kesepahaman dalam
menerapkan target-target dalam energy mix di
APAEC sesuai dengan target di Indonesia, termasuk
energi terbarukan
1
1
Focus Group Discussion
“Memanfaatkan Kerja Sama Energi
Terbarukan di ASEAN untuk
Memenuhi Kebutuhan Energi Dalam
Energi” di Jakarta, tanggal 15 April
2015
88
6. Terkait dengan kepemimpinan Indonesia di
ASEAN, disampaikan bahwa kiranya Indonesia dapat
memilih isu-isu potensial dalam konteks kerja sama
maritim untuk dapat diusung sebagai prakarsa
Indonesia di berbagai mekanisme kerja sama di
ASEAN. Isu-isu potensial tersebut antara lain adalah
sebgai berikut:
a. Illegal Unreported and Unregulated (IUU) Fishing;
b. Biodiversity;
c. Blue Economy;
d. ASEAN Fish Stock Assessment; dan
e. ASEAN Maritime Pollution
1
1
Focus Group Discussion (FGD) “Kerja
Sama Maritim di ASEAN: Koordinasi
antar Pilar Masyarakat ASEAN dan
Keselarasan Posisi Indonesia di
Berbagai Fora”, Hotel Aryaduta,
Jakarta, 26 Agustus 2015
89
Para Pelaku UMKM di dorong untuk memiliki
inovasi dan kreativitas yang tinggi sehingga dapat
menciptakan produk-produk UMKM yang unik
1
1
Focus Group Discussion (FGD)
Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015:
Kesiapan Dunia Usaha Jawa Tengah,
di UMKM Centre Semarang, 17
September 2015
90
Perlunya penyamaan persepsi di masyarakat
mengenai kebijakan pembentukan masyarakat
ekonomi ASEAN. Kesalahan persepsi dapat
menciptakan sikap masyarakat yang pesimis
terhadap Masyarakat Ekonomi ASEAN.
1
1
91
Perlunya sinergi antara Pemerintah, masyarakat,
dan pelaku usaha dalam meningkatkan daya saing
Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi
ASEAN
1
1
92
Provinsi Papua perlu memahami secara seksama
dan mempersiapkan diri dengan baik dalam
menyongsong kerja sama ekonomi global dan
regional guna Provinsi Papua tidak tertinggal dari
negara lain
1
1
FGD : Peran Pemerintah Daerah
dalam Menghadapi MEA, Jayapura,
Papua, 17 November 2015
Focus Group Discussion (FGD)
“Memanfaatkan Kerja Sama Energi
Terbarukan di ASEAN untuk
Memenuhi Kebutuhan Energi Dalam
Negeri” di Jakarta, tanggal 15 April
2015
Workshop “Peningkatan Kualitas
Sumber Daya Manusia Indonesia
Dalam Menghadapi Masyarakat
Ekonomi ASEAN”. Di Malang, 27
April 2015
Pertemuan Forum Duta Besar
Kementerian Luar Negeri, Jakarta,
23 September 2015
54
No Saran/KebijakanJumlah
saran/kebijakanDiterima Tidak Diterima Keterangan Kegiatan Kodifikasi Data Dukung
93
Saat ini isu dalam pilar politik ASEAN telah meluas
ke pilar Ekonomi ASEAN. Guna Indonesia dapat
memajukan kepentingannya, diperlukan koordinasi
yang kuat antara Kementerian/Lembaga (K/L).
Selain itu, K/L yang membawahi sektor perlu
menginformasikan dengan jelas kepada K/L yang
menjadi focal point terkait sektor-sektor yang dapat
dimajukan dan yang masih perlu dipertahankan,
1
1
94
Pentingnya K/L dalam mengindentifikasi
kepentingan Indonesia yang akan dimajukan dalam
penyusunan Action Plan dari Blueprint 2025
tersebut. Pemasukan kepentingan Indonesia ke
dalam Action Plan dari Blueprint 2025 tersebut akan
meningkatkan rasa kepemilikan sektor kepada
Blueprint 2025. Sehingga Action Plan tersebut juga
dapat segera diselesaikan oleh Indonesia.
1
1
95
Kegiatan konsultasi akses pasar sangat signifikan
untuk memberikan kesempatan bagi UKM untuk
meraih peluah dalam MEA, utamanya dengan
informasi dan pengetahuan mendalam dan konkrit
tentang akses pasar di negara ASEAN dan mitra FTA
ASEAN.
1
1
Konsultasi Akses Pasar dan Upaya
Penetrasi Pasar ASEAN dan Mitra
FTA ASEAN bagi Usaha Kecil dan
Menengah, Jakarta, 21 Oktober
2015
96
Kemenpora selaku focal point menyampaikan
tengah melakukan tahap awal Pengembangan
ASEAN Youth Development Index (AYDI), yang
sebelumnya berstatus pending pada ASCC
Blueprint 2009-2015.
1
1
97
Pada the remaining 3% action lines yang berstatus
on-going dalam ASCC Blueprint 2009-2015 , antara
lain terkait pengembangan kompetensi jaringan
laboratorium makanan yang sudah ada di ASEAN
(v. Develop further the competency of existing
network of food laboratories in ASEAN to facilitate
the exchange of information, findings, experiences,
and best practices relating food laboratories works
and new technology ), Kemenkes dan BPOM selaku
focal points menyatakan bahwa implementasi action
line tersebut sudah berjalan dan telah diprogramkan
secara rutin.
1
1
98
Kemenkes dan BPOM selaku focal point juga
menginformasikan bahwa action line terkait
penguatan advokasi produksi makanan yang sehat
dan aman (xiv. Enhance advocacy to promote
production of safe and healthy food by producers
and education and communication to communities
for empowerment in food safety) sudah berjalan dan
telah diprogramkan secara rutin.
1
1
98 95TOTAL
Focus Group Discussion (FGD):
"Evaluasi Masyarakat Ekonomi
ASEAN dan Rencana/Koordinasi
Implementasi Masyarakat Ekonomi
ASEAN 2015" di Jakarta pada
tanggal 27-28 November 2015
55