28
LAPORAN KASUS I. IDENTITAS PENDERITA Nama penderita : An. AC Umur : 4 tahun Jenis kelamin : perempuan Berat badan : 12 kg Panjang badan : 83 cm Nama ayah : Bp. H Pekerjaan ayah : swasta Agama : Islam Nama ibu : Ny. S Pekerjaan ibu : ibu rumah tangga Alamat : Yosodipuran RT/RW 03/03 Ps Kliwon Surakarta Tanggal masuk : 5 April 2013 Tanggal pemeriksaan : 5 April 2013 No. CM : 01188410 II. ANAMNESIS A. Keluhan Utama Kejang B. Riwayat Penyakit Sekarang ± 2 hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengalami batuk, batuk berdahak (+) kental dan putih, tidak demam dan tidak sesak. Pasien juga

Laporan Kasus Kejang Demam

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Kasus Kejang Demam

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PENDERITA

Nama penderita : An. AC

Umur : 4 tahun

Jenis kelamin : perempuan

Berat badan : 12 kg

Panjang badan : 83 cm

Nama ayah : Bp. H

Pekerjaan ayah : swasta

Agama : Islam

Nama ibu : Ny. S

Pekerjaan ibu : ibu rumah tangga

Alamat : Yosodipuran RT/RW 03/03 Ps Kliwon Surakarta

Tanggal masuk : 5 April 2013

Tanggal pemeriksaan : 5 April 2013

No. CM : 01188410

II. ANAMNESIS

A. Keluhan Utama

Kejang

B. Riwayat Penyakit Sekarang

± 2 hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengalami batuk, batuk

berdahak (+) kental dan putih, tidak demam dan tidak sesak. Pasien juga

tidak merasa mual dan muntah. Telinga pasien tidak mengeluarkan cairan.

Dini hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengalami demam yang

semakin lama semakin tinggi. Pasien juga mengalami batuk, tidak pilek.

Sesak (-). Mual dan muntah (-). Telinga pasien tidak mengeluarkan sekret.

Kemudian pasien dibawa ke dokter pada pagi hatinya dan diberi obat

penurun panas dan obat batuk.

± 8 jam sebelum masuk rumah sakit, pasien mengalami kejang seluruh

tubuh, mata mendelik ke atas, kaki dan tangan kaku. Lama kejang ± 15

Page 2: Laporan Kasus Kejang Demam

menit. Setelah kejang pasien sadar dan kejang berhenti sendiri. Pasien

mengalami demam dan batuk. Oleh ibu pasien diberi minyak telon.

± 1,5 jam sebelum masuk rumah sakit, pasien mengalami kejang lagi

selama ± 15 menit, kejang seluruh tubuh, mata mendelik ke atas, kaki dan

tangan kaku.Setelah kejang pasien sadar dan kejang berhenti sendiri.

Buang air besar dan buang air kecil tidak ada keluhan, seperti biasanya.

Tidak ada nyeri berkemih. Pasien kencing terakhir 3 jam sebelum masuk

rumah sakit. Kebiasaan pasien BAB adalah 3 hari/ sekali. Selama ini BAB

normal, tidak cair.

Oleh orang tua pasien, pasien dibawa ke RSDM.

C. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat kejang sebelumnya disangkal

Riwayat pengobatan TB paru selama 6 bulan dan sudah dinyatakan

sembuh

D. Riwayat Keluarga dan Lingkungan

Riwayat kejang dalam keluarga disangkal

E. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ayah : baik

Ibu : baik

F. Riwayat kelahiran

Pasien lahir di RS bersalin Annisa secara spontan

G. Pemeliharaan Kehamilan dan Kelahiran

1. ANC dilakukan di bidan secara teratur ± 10 kali selama hamil :

Trisemester I : 2 kali

Trisemester II : 4 kali

Trisemseter III : 4 kali

2. Keluhan selama kehamilan (-)

3. Pasien adalah anak pertama. Lahir dengan berat badan lahir 2.400 kg

dan orang tuanya tidak mengetahui panjang badannya . Lahir pada

usia kehamilan 9 bulan dengan cara spontan ditolong oleh bidan di RS

bersalin Annisa. Ayah dan ibu menikah satu kali selama 2 tahun.

Page 3: Laporan Kasus Kejang Demam

H. Pohon Keluarga

I. Riwayat Imunisasi

Hepartitis B : 4 kali (waktu lahir, 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan )

DPT : 3 kali (2 bulan, 3 bulan, 4 bulan)

Polio : 4 kali (1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan)

BCG : 1 kali (1 bulan)

Campak : 1 kali (9 bulan)

Kesan : imunisasi lengkap menurut Depkes 2009

J. Perkembangan Anak

Senyum : (+) mulai umur 2 bulan

Tengkurap : (+) mulai umur 4 bulan

Duduk tegak : (+) mulai usia 7 bulan

Bicara 1 silabel : (+) mulai usia 7 bulan

Berdiri sendiri : (+) mulai usia 13 bulan

Kesan : perkembangan sesuai usianya

K. Riwayat Makan-Minum Anak

Usia 0- sekarang: masih minum ASI. Minum ASI setiap pasien

menangis minta minum dengan frekuensi > 3 kali/ 10 menit/ hari secara

bergantian antara payudara kiri dengan payudara kanan. Setelah menyusui,

pasien tertidur.

Usia 6- sekarang : sudah diberi makan pendamping ASI sesuai dengan

aturan pemberian MP ASI. Saat ini pasien sudah makan makanan seperti

orang dewasa dengan frekuensi 3 kali/ ± 7 sendok bayi/ hari. Pasien juga

sering memakan buah-buahan, namun lebih jarang memakan sayur-

sayuran. Pasien suka memakan soto daging.

Riwayatpenyakit

paruDM

An. Y, 2 tahun 7 bulan

Page 4: Laporan Kasus Kejang Demam

Kesan : kualitas dan kuantitas makan baik

L. Keluarga Berencana

Ibu pernah mengikuti program KB berupa KB suntik

III. PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan Umum

1. Keadaan umum : sakit sedang, lemah

2. Derajat kesadaran : compos mentis

3. Derajat gizi : baik

B. Tanda Vital

1. Nadi : 120 kali/ menit, reguler, isi tegangan cukup

2. Laju pernapasan : 30 kali/ menit, kedalaman cukup, reguler, tipe

thoracoabdominal

3. Suhu : 39 0C peraksila

C. Kulit

Kulit sawo matang, kelembapan baik

D. Kepala

Mesochepale, UUB sudah menutup, lingkar kepala = 45 cm

E. Mata

1. Konjungtiva pucat (-/-)

2. Sklera ikterik (-/-)

3. Refleks cahaya (+/+)

4. Pupil isokor (2 mm/ 2

mm)

F. Hidung

1. Nafas cuping hidung

(-/-)

2. Sekret (-/-)

G. Telinga

1. Bentuk telinga normal 2. Sekret (-/-)

H. Mulut

Page 5: Laporan Kasus Kejang Demam

1. Mukosa basah (+) 2. Sianosis (-)

I. Tenggorok

1. Uvula di tengah

2. Mukosa faring

hiperemis (-)

3. Tonsil T1-T1 hiperemis

(-/-)

4. Lidah kotor (-)

J. Leher

1. Bentuk normocolli

2. Limfonodi colli tidak membesar

3. Glandula thyroidea tidak membesar

K. Thorax

1. Bentuk : normochest, retraksi (-)

2. Cor

Inspeksi : ictus cordis tidak tampak

Palpasi : ictus cordis teraba di spatium intercostae V linea

midclavicularis sinister

Perkusi : sulit dievaluasi

Auskultasi : bunyi jantung I-II intesitas normal, reguler, bising (-)

3. Pulmo

Inspeksi : pengembangan dada kiri sejajar dada kanan

Palpasi : fremitus taktil sulit dievaluasi

Perkusi : sonor di kedua lapang paru

Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+), bunyi tambahan (-/-)

L. Abdomen

Inspeksi : dinding dada sejajar dengan dinding perut

Auskultasi : bising usus (+) normal

Perkusi : timpani

Palpasi : supel, hepar dan lien tidak teraba, turgor kembali cepat,

nyeri tekan suprapubik (-)

M. Genital

Page 6: Laporan Kasus Kejang Demam

Dalam batas normal

N. Ekstermitas

Akral dingin - - sianosis - - oedema - -

- - - - -

-

O. Pemeriksaan Neurologis

1. Refleks fisiologis

Refleks biceps (+/+)

Refleks triceps (+/+)

Refleks patella (+/+)

Refleks archilles (+/+)

2. Refleks patologis

Refleks Babinsky (

Refleks Chaddock (-/-)

Refleks Gordon (-/-)

Refleks Oppenheimer (-/-)

Refleks Schaffer (-/-)

3. Meningeal sign

Kaku kuduk (-)

Brudzinsky I (-/-)

Brudzinsky II (-/-)

Kernig sign (-/-)

Klonus - - tonus + +

- - + +

P. Status Gizi

Umur : 2 tahun 7 bulan

Berat badan : 8,2 kg

Panjang badan : 78 cm

Skala Antopometri Rumus Letak pada Grafik

Page 7: Laporan Kasus Kejang Demam

BB/ U 8,213

x100 %=63 %

TB/ U 7892

x100 %=84 , 78 %

BB/ TB 8,29,8

x 100%=83 , 67 %

Intepretasi : gizi baik secara antopometri

Kebutuhan kalori/ hari = 9,8 x 102 = 999,6

Karbohidrat : ¼ x 50% x 999,6 = 124, 95 g/hari

Lemak : 1/9 x 35% x 999,6 = 33,32 g/hari

Protein : ¼ x 15% x 999,6 = 37,485 g/hari

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan Darah

Pemeriksaan

Tgl 23 September 2012

Hasil Satuan Rujukan

RUTIN

Hemoglobin 9,7 g/dl 10,8 – 12,8

Hematokrit 31 % 33 – 41

Leukosit 20,8 Ribu/ul 5.5 – 17,0

Trombosit 302 Ribu/ul 150 – 450

Eritrosit 4,68 Juta/ul 4,10 – 5,30

INDEKS ERITROSIT

MCV 66,2 /μm 80,0 – 96,0

MCH 20,7 pg 28,0 – 33,0

MCHC 31,3 g/dl 33,0 – 36,0

RDW 14,0 % 11,6 – 14,6

MPV 7,4 Fl 7,2 – 11,1

PDW 35 % 25 – 65

HITUNG JENIS

Eosinofil 0,80 % 1,00 – 2,00

Page 8: Laporan Kasus Kejang Demam

Basofil 0,10 % 00,00 – 1,00

Netrofil 56,90 % 29,00 – 72,00

Limfosit 36,60 % 60,00 – 66,00

Monosit 5,60 % 0,00 – 6,00

KIMIA KLINIS

GDS 93 Mg/dl 60 – 100

ELEKTROLIT

Natrium 136 Mmol/L 132 – 145

Kalium 3,8 Mmol/L 3,1 - 5,1

Klorida 102 Mmol/L 98 – 106

Kalsium ion 1,17 Mmol/L 1,17 - 1,29

KONSULTASI

KIMIA KLINIS

Besi (SI) 7 μg/dl 25 – 101

TIBC 206 μg/dl 228 - 428

Saturasi Transferitin 2,7 % 15,00 - 45,00

SEROLOGI

LAIN – LAIN

Ferritin 42,9 Ng/ml 20 – 200

IgM Salmonella Negatif Negatif

2. Pemeriksaan Liquor Cerebrospinal

Pemeriksaan

Tgl 24 September 2012

Hasil Satuan Rujukan

CAIRAN

CAIRAN OTAK

MAKROSKOPIS

Warna Tidak berwarna

Kejernihan Jernih

Bekuan Negatif

Page 9: Laporan Kasus Kejang Demam

Tes Pandy Negatif Negatif

Tes Nonne Negatif Negatif

Glukosa 70 Mg/dl 32 – 82

Jumlah sel 10 /μl <32

Hitung jenis sel PMN 79 %

Hitung jenis PN 21 %

3. Gambaran Darah Tepi

Eritrosit : hipokrom, mikrositik, ovalosit, sel target, kerapatan

eritrosit tidak meningkat, eritroblas (-)

Leukosit : jumlah meningkat, hipergranulasi netrofil (+), monosit

teraktivasi (+), sel muda (-)

Trombosit : jumlah dalam batas normal, penyebarannya merata

Simpulan : anemia mikrositik, hipokrom dengan leukositosis et cause

defisiensi besi bersamaan dengan proses infeksi

Saran : melakukan tes C reactive protein

V. RESUME

± 6 hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengalami demam naik-

turun yang semakin lama semakin tinggi. Pasien tidak sedang menderita

batuk dan pilek. Telinga pasien tidak mengeluarkan sekret. Pasien sudah

dibawa berobat ke puskesmas dan diberi obat penurun panas, namun

panas tidak turun-turun sehingga dirujuk ke RSDM.

± 3 jam sebelum masuk rumah sakit pasien sudah mengalami kejang 3

kali selama ± 15 menit. Pasien mengalami kejang seluruh badan, kaku,

dan mata melirik ke atas. Setelah kejang pasien tertidur selama ±@ 1

menit dan menangis kuat setelah ibunya menggendongnya.

Dari pemeriksaan fisik didapat pasien memiliki microchepalus. Dari

pemeriksaan darah didapatkan hemoglobin 9,7 g/dl, hematokrit 31%,

Page 10: Laporan Kasus Kejang Demam

MCV 66,2 /μm, MCH 20,7 pg, MCHC 31,3 g/dl, leukosit 20,8 ribu/ μl,

eosinofil 0,8 %, limfosit 36,60 %, besi (SI) 7 μg/dl, TIBC 206 μg/ dl, dan

saturasi transferitin 2,7%.

VI. DAFTAR MASALAH

1. Riwayat kejang disertai demam

2. Riwayat demam

3. Microchepalus

4. Indeks eritrosit menurun (hemoglobin 9,7 g/dl, hematokrit 31%, MCV

66,2 /μm, MCH 20,7 pg, dan MCHC 31,3 g/dl)

5. Hitung leukosit dan jenisnya meningkat (leukosit 20,8 ribu/ μl, eosinofil

0,8 %, dan limfosit 36,60 %)

6. Profil besi menurun (besi (SI) 7 μg/dl, TIBC 206 μg/ dl, dan saturasi

transferitin 2,7%)

VII. DIAGNOSIS BANDING

1. Kejang Demam Kompleks

2. Epilepsi

VIII. DIAGNOSIS

1. Kejang Demam Kompleks

2. Tersangka ISK DD demam tifoid

3. Anemia mikrositik hipokromik et cause defisiensi besi DD infeksi

4. Gizi baik

IX. PENATALAKSANAAN

Terapi

1. Diet makan nasi lauk 800 kkal/hari

2. IVFD D ¼ S 32 tetes per menit mikro

3. Injeksi Ampicilin 200 mg/ 6 jam

Page 11: Laporan Kasus Kejang Demam

4. Injeksi Gentamicin loading 70 mg dilanjutkan 50 mg/ 24 jam

5. Injeksi Dexamethasone 1,2 mg/ 8 jam

6. Injeksi phenobarbital 20 mg/ 12 jam

Planning

1. Cek urin / feses rutin senin 24 September 2012

2. Lumbal punctie senin 24 September 2012

3. cek elektrolit Ca senin 24 September 2012

4. SI, TIBC, dan saturasi transferritin senin 24 September 2012

5. IgM Salmonella senin 24 September 2012

Monitoring

1. Cek keadaan umum dan Vital Sign / 8 jam

2. Awasi kejang

Edukasi

Keluarga mengenai tumbuh kembang anak

X. PROGNOSIS

Ad vitam : dubia ad bonam

Ad sanam : dubia ad bonam

Ad fungsionam : dubia ad bonam

XI. PROGRESS REPORT

DP

H

Tanggal

Jam

Keluhan Pemeriksaan

Diagnosis

Terapi

Plan

I 22 September 2012 Kejang (-) /

hari

Demam (+)

Batuk (-)

Pilek (-)

Pemeriksaan Fisik

KU lemah, CM

HR 120x/ menit

RR 32 x/menit

Suhu 38,2 0C

Terapi

7. 1.Diet makan nasi

lauk 800 kkal/hari

8. 2. IVFD D ¼ S 32

tetes per menit

Page 12: Laporan Kasus Kejang Demam

Muntah (-)

BAB (+)/

hari

BAK (+)

banyak

Kepala : mesochepale,

UUB menutup, LK = 45

cm

Mata : CP (-/-) SI (-/-)

pupil isokor (2 mm/

2mm) refleks cahaya

(+/+)

Hidung : NCH (-/-)

sekret (-/-)

Mulut : MB (+)

Tenggorok T1-T1

hiperemesis (-) faring

hiperemes (-)

Leher KGB tidak

membesar

Thorax retraksi (-)

Cor BJ I-II intensitas

normal reguler, bising

(-)

Pulmo SDV (+/+) ST

(-/-)

Abdomen DD sejajar

DP, supel, NT (-) H/L

tidak teraba

Extermitas AD (-/-/-/-)

oed (-/-/-/-) ADP kuat

Meningeal Sign

Kaku kuduk (-)

Kernig (-/-)

Burdzinsky I/II (-/-)

Refleks fisiologis:

mikro

9. 3.Injeksi

Ampicilin 200

mg/ 6 jam (I)

10. 4.Injeksi

Gentamicin

loading 70 mg

dilanjutkan 50

mg/ 24 jam (I)

11. 5.Injeksi

Dexamethasone

1,2 mg/ 8 jam (I)

12. 6.Injeksi

phenobarbital 20

mg/ 12 jam (I)

Planning

6. 1. Cek urin / feses

rutin senin 24

September 2012

7. 2. Lumbal punctie

senin 24

September 2012

8. 3. cek elektrolit

Ca senin 24

September 2012

9. 4. SI, TIBC, dan

saturasi

transferritin senin

24 September

2012

10. 5.IgM Salmonella

Page 13: Laporan Kasus Kejang Demam

R.triceps (+/+)

R.biceps (+/+)

R.pattela (+/+)

R.archilles (+/+)

Tonus (+/+)

Klonus (-/-)

Refleks patologi

R.Babinsky (-/-)

R.Oppenheimer (-/-)

R.Gordon (-/-)

Diagnosis

1. KDK

2. Tsk ISK DD demam

tifoid

3. Anemia mi-hi e/c

def Fe DD infeksi

4. Gizi baik

senin 24

September 2012

Monitoring

3. 1. Cek keadaan

umum dan Vital

Sign / 8 jam

4. 2. Awasi kejang

Edukasi

Keluarga

mengenai tumbuh

kembang anak

II 23 September 2012 Kejang (-) /

hari

Demam (+)

Batuk (-)

Pilek (-)

Muntah (-)

BAB (+)/

hari

BAK (+)

banyak

Pemeriksaan Fisik

KU lemah, CM

HR 110x/ menit

RR 28 x/menit

Suhu 36,8 0C

Kepala : mesochepale,

UUB menutup, LK = 45

cm

Mata : CP (-/-) SI (-/-)

pupil isokor (2 mm/

2mm) refleks cahaya

(+/+)

Hidung : NCH (-/-)

sekret (-/-)

Terapi

13. 1. Diet makan

nasi lauk 800

kkal/hari

14. 2. IVFD D ¼ S 32

tetes per menit

mikro

15. 3.Injeksi

Ampicilin 200

mg/ 6 jam (II)

16. 4.Injeksi

Gentamicin 50

mg/ 24 jam (II)

17. 5.Injeksi

Page 14: Laporan Kasus Kejang Demam

Mulut : MB (+)

Tenggorok T1-T1

hiperemesis (-) faring

hiperemes (-)

Leher KGB tidak

membesar

Thorax retraksi (-)

Cor BJ I-II intensitas

normal reguler, bising

(-)

Pulmo SDV (+/+) ST

(-/-)

Abdomen DD sejajar

DP, supel, NT (-) H/L

tidak teraba

Extermitas AD (-/-/-/-)

oed (-/-/-/-) ADP kuat

Meningeal Sign

Kaku kuduk (-)

Kernig (-/-)

Burdzinsky I/II (-/-)

Refleks fisiologis:

R.triceps (+/+)

R.biceps (+/+)

R.pattela (+/+)

R.archilles (+/+)

Tonus (+/+)

Klonus (-/-)

Refleks patologi

R.Babinsky (-/-)

R.Oppenheimer (-/-)

Dexamethasone

1,2 mg/ 8 jam (II)

18. 6.Injeksi

phenobarbital 20

mg/ 12 jam (II)

Planning

11. 1. Cek urin / feses

rutin senin 24

September 2012

12. 2. Lumbal punctie

senin 24

September 2012

13. 3. cek elektrolit

Ca senin 24

September 2012

14. 4. SI, TIBC, dan

saturasi

transferritin senin

24 September

2012

15. 5.IgM Salmonella

senin 24

September 2012

16.Monitoring

5. Cek keadaan

umum dan Vital

Sign / 8 jam

6. Awasi kejang

Edukasi

Keluarga

mengenai tumbuh

Page 15: Laporan Kasus Kejang Demam

R.Gordon (-/-)

Diagnosis

1. KDK

2. Tsk ISK DD demam

tifoid

3. Anemia mi-hi e/c

def Fe DD infeksi

4. Gizi baik

kembang anak

Page 16: Laporan Kasus Kejang Demam

III 24 September 2012 Kejang (-) /

hari

Demam (+)

Batuk (-)

Pilek (-)

Muntah (-)

BAB (+)/

hari

BAK (+)

banyak

Pemeriksaan Fisik

KU lemah, CM

HR 112x/ menit

RR 36 x/menit

Suhu 36,8 0C

Kepala : mesochepale,

UUB menutup, LK = 45

cm

Mata : CP (-/-) SI (-/-)

pupil isokor (2 mm/

2mm) refleks cahaya

(+/+)

Hidung : NCH (-/-)

sekret (-/-)

Mulut : MB (+)

Tenggorok T1-T1

hiperemesis (-) faring

hiperemes (-)

Leher KGB tidak

membesar

Thorax retraksi (-)

Cor BJ I-II intensitas

normal reguler, bising

(-)

Pulmo SDV (+/+) ST

(-/-)

Abdomen DD sejajar

DP, supel, NT (-) H/L

tidak teraba

Extermitas AD (-/-/-/-)

oed (-/-/-/-) ADP kuat

Terapi

19. 1. Diet makan

nasi lauk 800

kkal/hari

20. 2. IVFD D ¼ S 32

tetes per menit

mikro

21. 3.Injeksi

Ampicilin 200

mg/ 6 jam (III)

22. 4.Injeksi

Gentamicin 50

mg/ 24 jam (III)

23. 5.Injeksi

Dexamethasone

1,2 mg/ 8 jam

(III)

24. 6.Injeksi

phenobarbital 20

mg/ 12 jam

2x20 mg p.o.

2 hari

1x10mg

Planning

17. 1. Cek urin / feses

rutin

18. 2. Lumbal punctie

hari ini

3.SI, TIBC, dan

saturasi

transferritin,

Page 17: Laporan Kasus Kejang Demam

Meningeal Sign

Kaku kuduk (-)

Kernig (-/-)

Burdzinsky I/II (-/-)

Refleks fisiologis:

R.triceps (+/+)

R.biceps (+/+)

R.pattela (+/+)

R.archilles (+/+)

Tonus (+/+)

Klonus (-/-)

Refleks patologi

R.Babinsky (-/-)

R.Oppenheimer (-/-)

R.Gordon (-/-)

Diagnosis

1. Tsk meningitis

2. Tsk ISK DD demam

tifoid

3. Anemia mi-hi e/c

def Fe DD infeksi

4. Gizi baik

GDT, elektrolit

19. 4.IgM Salmonella

Monitoring

5. Cek keadaan

umum dan Vital

Sign / 8 jam

6. Awasi kejang

Edukasi

Keluarga

mengenai tumbuh

kembang anak

Page 18: Laporan Kasus Kejang Demam

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KEJANG DEMAM

1. Definisi

Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan

suhu tubuh (suhu rektal di atas 38 0C) tanpa adanya infeksi susunan

saraf pusat, gangguan elektrolit, atau metabolik lain. Kejang demma

pada bayi berusia kurang dari 1 bulan tidak termasuk ke dalam

kejang demam.

2. Klasifikasi

a. Kejang demam sederhana

Kejang demam berlangsung singka, kurang dari 15 menir dan

umumnya berhenti sendiri. Kejang berbentuk umum, tonik, dan

atau klonik tanpa gerakan fokal. Kejang tidak berulang dalam

waktu 24 jam.

b. Kejang demam kompleks

Kejang demam dengan salah satu ciri berikut ini:

- Kejang lama >15 menit

- Kejang fokal atau parsial 1 sisi atau kejang umum didahului

kejang parsial

- Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam

Page 19: Laporan Kasus Kejang Demam

Kejang lama adalah kejang yang berlangsung lebih dari 15 menit

atau kejang berulang lebih dari 2 kali dan di antara bangkitan

anak tidak sadar. Kejang lama terjadi pada 8% kejang.

3. Manifestasi klinik

Kejang demam simpleks biasanya berkaitan erat dengan peningkatan

suhu secara cepat seningga dapat mencapai di atas 39 0C. Kejang

bersifat umum, tonik, klonik, dan dapat berlangsung dari beberapa

detik sampai 15 menit, walaupun jarang terjadu. Kemudian diikuti

oleh periode mengantuk dan hanya berlangsung sekali dalam 24 jam.

Kejang demam dikatakan kompleks apabila kejang berlangsung > 15

menit, berulang dalam 24 jam, atau bila ada kejang fokal selama

periode postictal. Pada beberapa anak terjadi kejang kronik di mana

sering terjadi kejang ketika demam. keadaan ini bukan termasuk

kejang, tetapi disebut kejang disertai demam. Kejang status

epileptikus (suatu periode kejang lebih dari 30 menit tanpa disertai

perbaikan kesadaran) biasanya disebabkan infeksi sistem saraf pusat

(meningitis bakteri atau virus).

Sekitar 30-50% dari anak-anak mengalami kejang berulang pada

periode demam berikutnya dan sebagian kecil anak sering

mengalami kejang demam berulang. Faktor-faktor yang berkaitan

demgam berulangnya kejang anrara lain usia < 12 bulan, suhu badan

lebih rendah sebelum terjadinya kejang, riwayat kejang demam pada

keluarga, dan tanda kejang kompleks.

4. Patofisiologi

Sumber energi otak adalah glukosa yang melalui proses oksidasi

dipecah menjadi CO2 dan air.sel dilindungi oleh membran yang

terdiri dari permukaan dalam (lipoid) dan permukaan luar (ionik).

Dalam keadaan normal membran sel neuron dapat dilalui dengan

mudah oleh ion kalium (K+) dan sangat sulit dilalui ion natrium

(Na+) dan elektrolit lainnya, kecuali klorida (Cl-). Akibatnya

Page 20: Laporan Kasus Kejang Demam

konsentrasi ion K+ dalam sel neuron tinggi dan konsentrasi ion Na+

rendah, sedangkan di luar sel neuron terjadi hal sebaliknya. Karena

perbedaan jenis dan konsentrasi ion di dalam dan di luar sel, maka

terdapat perbedaan potensial membran (yang disebut potensial

membran dari neuron). Untuk menjaga potensial membran

diperlukan energi dan bantuan enzim Na-K-ATP-ase pada

permukaan sel.

5. Diagnosis

6. Penatalaksanaan

B. ANEMIA