Upload
fiqo0210
View
141
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PENDERITA
Nama penderita : An. AC
Umur : 4 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Berat badan : 12 kg
Panjang badan : 83 cm
Nama ayah : Bp. H
Pekerjaan ayah : swasta
Agama : Islam
Nama ibu : Ny. S
Pekerjaan ibu : ibu rumah tangga
Alamat : Yosodipuran RT/RW 03/03 Ps Kliwon Surakarta
Tanggal masuk : 5 April 2013
Tanggal pemeriksaan : 5 April 2013
No. CM : 01188410
II. ANAMNESIS
A. Keluhan Utama
Kejang
B. Riwayat Penyakit Sekarang
± 2 hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengalami batuk, batuk
berdahak (+) kental dan putih, tidak demam dan tidak sesak. Pasien juga
tidak merasa mual dan muntah. Telinga pasien tidak mengeluarkan cairan.
Dini hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengalami demam yang
semakin lama semakin tinggi. Pasien juga mengalami batuk, tidak pilek.
Sesak (-). Mual dan muntah (-). Telinga pasien tidak mengeluarkan sekret.
Kemudian pasien dibawa ke dokter pada pagi hatinya dan diberi obat
penurun panas dan obat batuk.
± 8 jam sebelum masuk rumah sakit, pasien mengalami kejang seluruh
tubuh, mata mendelik ke atas, kaki dan tangan kaku. Lama kejang ± 15
menit. Setelah kejang pasien sadar dan kejang berhenti sendiri. Pasien
mengalami demam dan batuk. Oleh ibu pasien diberi minyak telon.
± 1,5 jam sebelum masuk rumah sakit, pasien mengalami kejang lagi
selama ± 15 menit, kejang seluruh tubuh, mata mendelik ke atas, kaki dan
tangan kaku.Setelah kejang pasien sadar dan kejang berhenti sendiri.
Buang air besar dan buang air kecil tidak ada keluhan, seperti biasanya.
Tidak ada nyeri berkemih. Pasien kencing terakhir 3 jam sebelum masuk
rumah sakit. Kebiasaan pasien BAB adalah 3 hari/ sekali. Selama ini BAB
normal, tidak cair.
Oleh orang tua pasien, pasien dibawa ke RSDM.
C. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat kejang sebelumnya disangkal
Riwayat pengobatan TB paru selama 6 bulan dan sudah dinyatakan
sembuh
D. Riwayat Keluarga dan Lingkungan
Riwayat kejang dalam keluarga disangkal
E. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ayah : baik
Ibu : baik
F. Riwayat kelahiran
Pasien lahir di RS bersalin Annisa secara spontan
G. Pemeliharaan Kehamilan dan Kelahiran
1. ANC dilakukan di bidan secara teratur ± 10 kali selama hamil :
Trisemester I : 2 kali
Trisemester II : 4 kali
Trisemseter III : 4 kali
2. Keluhan selama kehamilan (-)
3. Pasien adalah anak pertama. Lahir dengan berat badan lahir 2.400 kg
dan orang tuanya tidak mengetahui panjang badannya . Lahir pada
usia kehamilan 9 bulan dengan cara spontan ditolong oleh bidan di RS
bersalin Annisa. Ayah dan ibu menikah satu kali selama 2 tahun.
H. Pohon Keluarga
I. Riwayat Imunisasi
Hepartitis B : 4 kali (waktu lahir, 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan )
DPT : 3 kali (2 bulan, 3 bulan, 4 bulan)
Polio : 4 kali (1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan)
BCG : 1 kali (1 bulan)
Campak : 1 kali (9 bulan)
Kesan : imunisasi lengkap menurut Depkes 2009
J. Perkembangan Anak
Senyum : (+) mulai umur 2 bulan
Tengkurap : (+) mulai umur 4 bulan
Duduk tegak : (+) mulai usia 7 bulan
Bicara 1 silabel : (+) mulai usia 7 bulan
Berdiri sendiri : (+) mulai usia 13 bulan
Kesan : perkembangan sesuai usianya
K. Riwayat Makan-Minum Anak
Usia 0- sekarang: masih minum ASI. Minum ASI setiap pasien
menangis minta minum dengan frekuensi > 3 kali/ 10 menit/ hari secara
bergantian antara payudara kiri dengan payudara kanan. Setelah menyusui,
pasien tertidur.
Usia 6- sekarang : sudah diberi makan pendamping ASI sesuai dengan
aturan pemberian MP ASI. Saat ini pasien sudah makan makanan seperti
orang dewasa dengan frekuensi 3 kali/ ± 7 sendok bayi/ hari. Pasien juga
sering memakan buah-buahan, namun lebih jarang memakan sayur-
sayuran. Pasien suka memakan soto daging.
Riwayatpenyakit
paruDM
An. Y, 2 tahun 7 bulan
Kesan : kualitas dan kuantitas makan baik
L. Keluarga Berencana
Ibu pernah mengikuti program KB berupa KB suntik
III. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum
1. Keadaan umum : sakit sedang, lemah
2. Derajat kesadaran : compos mentis
3. Derajat gizi : baik
B. Tanda Vital
1. Nadi : 120 kali/ menit, reguler, isi tegangan cukup
2. Laju pernapasan : 30 kali/ menit, kedalaman cukup, reguler, tipe
thoracoabdominal
3. Suhu : 39 0C peraksila
C. Kulit
Kulit sawo matang, kelembapan baik
D. Kepala
Mesochepale, UUB sudah menutup, lingkar kepala = 45 cm
E. Mata
1. Konjungtiva pucat (-/-)
2. Sklera ikterik (-/-)
3. Refleks cahaya (+/+)
4. Pupil isokor (2 mm/ 2
mm)
F. Hidung
1. Nafas cuping hidung
(-/-)
2. Sekret (-/-)
G. Telinga
1. Bentuk telinga normal 2. Sekret (-/-)
H. Mulut
1. Mukosa basah (+) 2. Sianosis (-)
I. Tenggorok
1. Uvula di tengah
2. Mukosa faring
hiperemis (-)
3. Tonsil T1-T1 hiperemis
(-/-)
4. Lidah kotor (-)
J. Leher
1. Bentuk normocolli
2. Limfonodi colli tidak membesar
3. Glandula thyroidea tidak membesar
K. Thorax
1. Bentuk : normochest, retraksi (-)
2. Cor
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba di spatium intercostae V linea
midclavicularis sinister
Perkusi : sulit dievaluasi
Auskultasi : bunyi jantung I-II intesitas normal, reguler, bising (-)
3. Pulmo
Inspeksi : pengembangan dada kiri sejajar dada kanan
Palpasi : fremitus taktil sulit dievaluasi
Perkusi : sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+), bunyi tambahan (-/-)
L. Abdomen
Inspeksi : dinding dada sejajar dengan dinding perut
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani
Palpasi : supel, hepar dan lien tidak teraba, turgor kembali cepat,
nyeri tekan suprapubik (-)
M. Genital
Dalam batas normal
N. Ekstermitas
Akral dingin - - sianosis - - oedema - -
- - - - -
-
O. Pemeriksaan Neurologis
1. Refleks fisiologis
Refleks biceps (+/+)
Refleks triceps (+/+)
Refleks patella (+/+)
Refleks archilles (+/+)
2. Refleks patologis
Refleks Babinsky (
Refleks Chaddock (-/-)
Refleks Gordon (-/-)
Refleks Oppenheimer (-/-)
Refleks Schaffer (-/-)
3. Meningeal sign
Kaku kuduk (-)
Brudzinsky I (-/-)
Brudzinsky II (-/-)
Kernig sign (-/-)
Klonus - - tonus + +
- - + +
P. Status Gizi
Umur : 2 tahun 7 bulan
Berat badan : 8,2 kg
Panjang badan : 78 cm
Skala Antopometri Rumus Letak pada Grafik
BB/ U 8,213
x100 %=63 %
TB/ U 7892
x100 %=84 , 78 %
BB/ TB 8,29,8
x 100%=83 , 67 %
Intepretasi : gizi baik secara antopometri
Kebutuhan kalori/ hari = 9,8 x 102 = 999,6
Karbohidrat : ¼ x 50% x 999,6 = 124, 95 g/hari
Lemak : 1/9 x 35% x 999,6 = 33,32 g/hari
Protein : ¼ x 15% x 999,6 = 37,485 g/hari
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan
Tgl 23 September 2012
Hasil Satuan Rujukan
RUTIN
Hemoglobin 9,7 g/dl 10,8 – 12,8
Hematokrit 31 % 33 – 41
Leukosit 20,8 Ribu/ul 5.5 – 17,0
Trombosit 302 Ribu/ul 150 – 450
Eritrosit 4,68 Juta/ul 4,10 – 5,30
INDEKS ERITROSIT
MCV 66,2 /μm 80,0 – 96,0
MCH 20,7 pg 28,0 – 33,0
MCHC 31,3 g/dl 33,0 – 36,0
RDW 14,0 % 11,6 – 14,6
MPV 7,4 Fl 7,2 – 11,1
PDW 35 % 25 – 65
HITUNG JENIS
Eosinofil 0,80 % 1,00 – 2,00
Basofil 0,10 % 00,00 – 1,00
Netrofil 56,90 % 29,00 – 72,00
Limfosit 36,60 % 60,00 – 66,00
Monosit 5,60 % 0,00 – 6,00
KIMIA KLINIS
GDS 93 Mg/dl 60 – 100
ELEKTROLIT
Natrium 136 Mmol/L 132 – 145
Kalium 3,8 Mmol/L 3,1 - 5,1
Klorida 102 Mmol/L 98 – 106
Kalsium ion 1,17 Mmol/L 1,17 - 1,29
KONSULTASI
KIMIA KLINIS
Besi (SI) 7 μg/dl 25 – 101
TIBC 206 μg/dl 228 - 428
Saturasi Transferitin 2,7 % 15,00 - 45,00
SEROLOGI
LAIN – LAIN
Ferritin 42,9 Ng/ml 20 – 200
IgM Salmonella Negatif Negatif
2. Pemeriksaan Liquor Cerebrospinal
Pemeriksaan
Tgl 24 September 2012
Hasil Satuan Rujukan
CAIRAN
CAIRAN OTAK
MAKROSKOPIS
Warna Tidak berwarna
Kejernihan Jernih
Bekuan Negatif
Tes Pandy Negatif Negatif
Tes Nonne Negatif Negatif
Glukosa 70 Mg/dl 32 – 82
Jumlah sel 10 /μl <32
Hitung jenis sel PMN 79 %
Hitung jenis PN 21 %
3. Gambaran Darah Tepi
Eritrosit : hipokrom, mikrositik, ovalosit, sel target, kerapatan
eritrosit tidak meningkat, eritroblas (-)
Leukosit : jumlah meningkat, hipergranulasi netrofil (+), monosit
teraktivasi (+), sel muda (-)
Trombosit : jumlah dalam batas normal, penyebarannya merata
Simpulan : anemia mikrositik, hipokrom dengan leukositosis et cause
defisiensi besi bersamaan dengan proses infeksi
Saran : melakukan tes C reactive protein
V. RESUME
± 6 hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengalami demam naik-
turun yang semakin lama semakin tinggi. Pasien tidak sedang menderita
batuk dan pilek. Telinga pasien tidak mengeluarkan sekret. Pasien sudah
dibawa berobat ke puskesmas dan diberi obat penurun panas, namun
panas tidak turun-turun sehingga dirujuk ke RSDM.
± 3 jam sebelum masuk rumah sakit pasien sudah mengalami kejang 3
kali selama ± 15 menit. Pasien mengalami kejang seluruh badan, kaku,
dan mata melirik ke atas. Setelah kejang pasien tertidur selama ±@ 1
menit dan menangis kuat setelah ibunya menggendongnya.
Dari pemeriksaan fisik didapat pasien memiliki microchepalus. Dari
pemeriksaan darah didapatkan hemoglobin 9,7 g/dl, hematokrit 31%,
MCV 66,2 /μm, MCH 20,7 pg, MCHC 31,3 g/dl, leukosit 20,8 ribu/ μl,
eosinofil 0,8 %, limfosit 36,60 %, besi (SI) 7 μg/dl, TIBC 206 μg/ dl, dan
saturasi transferitin 2,7%.
VI. DAFTAR MASALAH
1. Riwayat kejang disertai demam
2. Riwayat demam
3. Microchepalus
4. Indeks eritrosit menurun (hemoglobin 9,7 g/dl, hematokrit 31%, MCV
66,2 /μm, MCH 20,7 pg, dan MCHC 31,3 g/dl)
5. Hitung leukosit dan jenisnya meningkat (leukosit 20,8 ribu/ μl, eosinofil
0,8 %, dan limfosit 36,60 %)
6. Profil besi menurun (besi (SI) 7 μg/dl, TIBC 206 μg/ dl, dan saturasi
transferitin 2,7%)
VII. DIAGNOSIS BANDING
1. Kejang Demam Kompleks
2. Epilepsi
VIII. DIAGNOSIS
1. Kejang Demam Kompleks
2. Tersangka ISK DD demam tifoid
3. Anemia mikrositik hipokromik et cause defisiensi besi DD infeksi
4. Gizi baik
IX. PENATALAKSANAAN
Terapi
1. Diet makan nasi lauk 800 kkal/hari
2. IVFD D ¼ S 32 tetes per menit mikro
3. Injeksi Ampicilin 200 mg/ 6 jam
4. Injeksi Gentamicin loading 70 mg dilanjutkan 50 mg/ 24 jam
5. Injeksi Dexamethasone 1,2 mg/ 8 jam
6. Injeksi phenobarbital 20 mg/ 12 jam
Planning
1. Cek urin / feses rutin senin 24 September 2012
2. Lumbal punctie senin 24 September 2012
3. cek elektrolit Ca senin 24 September 2012
4. SI, TIBC, dan saturasi transferritin senin 24 September 2012
5. IgM Salmonella senin 24 September 2012
Monitoring
1. Cek keadaan umum dan Vital Sign / 8 jam
2. Awasi kejang
Edukasi
Keluarga mengenai tumbuh kembang anak
X. PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
XI. PROGRESS REPORT
DP
H
Tanggal
Jam
Keluhan Pemeriksaan
Diagnosis
Terapi
Plan
I 22 September 2012 Kejang (-) /
hari
Demam (+)
Batuk (-)
Pilek (-)
Pemeriksaan Fisik
KU lemah, CM
HR 120x/ menit
RR 32 x/menit
Suhu 38,2 0C
Terapi
7. 1.Diet makan nasi
lauk 800 kkal/hari
8. 2. IVFD D ¼ S 32
tetes per menit
Muntah (-)
BAB (+)/
hari
BAK (+)
banyak
Kepala : mesochepale,
UUB menutup, LK = 45
cm
Mata : CP (-/-) SI (-/-)
pupil isokor (2 mm/
2mm) refleks cahaya
(+/+)
Hidung : NCH (-/-)
sekret (-/-)
Mulut : MB (+)
Tenggorok T1-T1
hiperemesis (-) faring
hiperemes (-)
Leher KGB tidak
membesar
Thorax retraksi (-)
Cor BJ I-II intensitas
normal reguler, bising
(-)
Pulmo SDV (+/+) ST
(-/-)
Abdomen DD sejajar
DP, supel, NT (-) H/L
tidak teraba
Extermitas AD (-/-/-/-)
oed (-/-/-/-) ADP kuat
Meningeal Sign
Kaku kuduk (-)
Kernig (-/-)
Burdzinsky I/II (-/-)
Refleks fisiologis:
mikro
9. 3.Injeksi
Ampicilin 200
mg/ 6 jam (I)
10. 4.Injeksi
Gentamicin
loading 70 mg
dilanjutkan 50
mg/ 24 jam (I)
11. 5.Injeksi
Dexamethasone
1,2 mg/ 8 jam (I)
12. 6.Injeksi
phenobarbital 20
mg/ 12 jam (I)
Planning
6. 1. Cek urin / feses
rutin senin 24
September 2012
7. 2. Lumbal punctie
senin 24
September 2012
8. 3. cek elektrolit
Ca senin 24
September 2012
9. 4. SI, TIBC, dan
saturasi
transferritin senin
24 September
2012
10. 5.IgM Salmonella
R.triceps (+/+)
R.biceps (+/+)
R.pattela (+/+)
R.archilles (+/+)
Tonus (+/+)
Klonus (-/-)
Refleks patologi
R.Babinsky (-/-)
R.Oppenheimer (-/-)
R.Gordon (-/-)
Diagnosis
1. KDK
2. Tsk ISK DD demam
tifoid
3. Anemia mi-hi e/c
def Fe DD infeksi
4. Gizi baik
senin 24
September 2012
Monitoring
3. 1. Cek keadaan
umum dan Vital
Sign / 8 jam
4. 2. Awasi kejang
Edukasi
Keluarga
mengenai tumbuh
kembang anak
II 23 September 2012 Kejang (-) /
hari
Demam (+)
Batuk (-)
Pilek (-)
Muntah (-)
BAB (+)/
hari
BAK (+)
banyak
Pemeriksaan Fisik
KU lemah, CM
HR 110x/ menit
RR 28 x/menit
Suhu 36,8 0C
Kepala : mesochepale,
UUB menutup, LK = 45
cm
Mata : CP (-/-) SI (-/-)
pupil isokor (2 mm/
2mm) refleks cahaya
(+/+)
Hidung : NCH (-/-)
sekret (-/-)
Terapi
13. 1. Diet makan
nasi lauk 800
kkal/hari
14. 2. IVFD D ¼ S 32
tetes per menit
mikro
15. 3.Injeksi
Ampicilin 200
mg/ 6 jam (II)
16. 4.Injeksi
Gentamicin 50
mg/ 24 jam (II)
17. 5.Injeksi
Mulut : MB (+)
Tenggorok T1-T1
hiperemesis (-) faring
hiperemes (-)
Leher KGB tidak
membesar
Thorax retraksi (-)
Cor BJ I-II intensitas
normal reguler, bising
(-)
Pulmo SDV (+/+) ST
(-/-)
Abdomen DD sejajar
DP, supel, NT (-) H/L
tidak teraba
Extermitas AD (-/-/-/-)
oed (-/-/-/-) ADP kuat
Meningeal Sign
Kaku kuduk (-)
Kernig (-/-)
Burdzinsky I/II (-/-)
Refleks fisiologis:
R.triceps (+/+)
R.biceps (+/+)
R.pattela (+/+)
R.archilles (+/+)
Tonus (+/+)
Klonus (-/-)
Refleks patologi
R.Babinsky (-/-)
R.Oppenheimer (-/-)
Dexamethasone
1,2 mg/ 8 jam (II)
18. 6.Injeksi
phenobarbital 20
mg/ 12 jam (II)
Planning
11. 1. Cek urin / feses
rutin senin 24
September 2012
12. 2. Lumbal punctie
senin 24
September 2012
13. 3. cek elektrolit
Ca senin 24
September 2012
14. 4. SI, TIBC, dan
saturasi
transferritin senin
24 September
2012
15. 5.IgM Salmonella
senin 24
September 2012
16.Monitoring
5. Cek keadaan
umum dan Vital
Sign / 8 jam
6. Awasi kejang
Edukasi
Keluarga
mengenai tumbuh
R.Gordon (-/-)
Diagnosis
1. KDK
2. Tsk ISK DD demam
tifoid
3. Anemia mi-hi e/c
def Fe DD infeksi
4. Gizi baik
kembang anak
III 24 September 2012 Kejang (-) /
hari
Demam (+)
Batuk (-)
Pilek (-)
Muntah (-)
BAB (+)/
hari
BAK (+)
banyak
Pemeriksaan Fisik
KU lemah, CM
HR 112x/ menit
RR 36 x/menit
Suhu 36,8 0C
Kepala : mesochepale,
UUB menutup, LK = 45
cm
Mata : CP (-/-) SI (-/-)
pupil isokor (2 mm/
2mm) refleks cahaya
(+/+)
Hidung : NCH (-/-)
sekret (-/-)
Mulut : MB (+)
Tenggorok T1-T1
hiperemesis (-) faring
hiperemes (-)
Leher KGB tidak
membesar
Thorax retraksi (-)
Cor BJ I-II intensitas
normal reguler, bising
(-)
Pulmo SDV (+/+) ST
(-/-)
Abdomen DD sejajar
DP, supel, NT (-) H/L
tidak teraba
Extermitas AD (-/-/-/-)
oed (-/-/-/-) ADP kuat
Terapi
19. 1. Diet makan
nasi lauk 800
kkal/hari
20. 2. IVFD D ¼ S 32
tetes per menit
mikro
21. 3.Injeksi
Ampicilin 200
mg/ 6 jam (III)
22. 4.Injeksi
Gentamicin 50
mg/ 24 jam (III)
23. 5.Injeksi
Dexamethasone
1,2 mg/ 8 jam
(III)
24. 6.Injeksi
phenobarbital 20
mg/ 12 jam
2x20 mg p.o.
2 hari
1x10mg
Planning
17. 1. Cek urin / feses
rutin
18. 2. Lumbal punctie
hari ini
3.SI, TIBC, dan
saturasi
transferritin,
Meningeal Sign
Kaku kuduk (-)
Kernig (-/-)
Burdzinsky I/II (-/-)
Refleks fisiologis:
R.triceps (+/+)
R.biceps (+/+)
R.pattela (+/+)
R.archilles (+/+)
Tonus (+/+)
Klonus (-/-)
Refleks patologi
R.Babinsky (-/-)
R.Oppenheimer (-/-)
R.Gordon (-/-)
Diagnosis
1. Tsk meningitis
2. Tsk ISK DD demam
tifoid
3. Anemia mi-hi e/c
def Fe DD infeksi
4. Gizi baik
GDT, elektrolit
19. 4.IgM Salmonella
Monitoring
5. Cek keadaan
umum dan Vital
Sign / 8 jam
6. Awasi kejang
Edukasi
Keluarga
mengenai tumbuh
kembang anak
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KEJANG DEMAM
1. Definisi
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan
suhu tubuh (suhu rektal di atas 38 0C) tanpa adanya infeksi susunan
saraf pusat, gangguan elektrolit, atau metabolik lain. Kejang demma
pada bayi berusia kurang dari 1 bulan tidak termasuk ke dalam
kejang demam.
2. Klasifikasi
a. Kejang demam sederhana
Kejang demam berlangsung singka, kurang dari 15 menir dan
umumnya berhenti sendiri. Kejang berbentuk umum, tonik, dan
atau klonik tanpa gerakan fokal. Kejang tidak berulang dalam
waktu 24 jam.
b. Kejang demam kompleks
Kejang demam dengan salah satu ciri berikut ini:
- Kejang lama >15 menit
- Kejang fokal atau parsial 1 sisi atau kejang umum didahului
kejang parsial
- Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam
Kejang lama adalah kejang yang berlangsung lebih dari 15 menit
atau kejang berulang lebih dari 2 kali dan di antara bangkitan
anak tidak sadar. Kejang lama terjadi pada 8% kejang.
3. Manifestasi klinik
Kejang demam simpleks biasanya berkaitan erat dengan peningkatan
suhu secara cepat seningga dapat mencapai di atas 39 0C. Kejang
bersifat umum, tonik, klonik, dan dapat berlangsung dari beberapa
detik sampai 15 menit, walaupun jarang terjadu. Kemudian diikuti
oleh periode mengantuk dan hanya berlangsung sekali dalam 24 jam.
Kejang demam dikatakan kompleks apabila kejang berlangsung > 15
menit, berulang dalam 24 jam, atau bila ada kejang fokal selama
periode postictal. Pada beberapa anak terjadi kejang kronik di mana
sering terjadi kejang ketika demam. keadaan ini bukan termasuk
kejang, tetapi disebut kejang disertai demam. Kejang status
epileptikus (suatu periode kejang lebih dari 30 menit tanpa disertai
perbaikan kesadaran) biasanya disebabkan infeksi sistem saraf pusat
(meningitis bakteri atau virus).
Sekitar 30-50% dari anak-anak mengalami kejang berulang pada
periode demam berikutnya dan sebagian kecil anak sering
mengalami kejang demam berulang. Faktor-faktor yang berkaitan
demgam berulangnya kejang anrara lain usia < 12 bulan, suhu badan
lebih rendah sebelum terjadinya kejang, riwayat kejang demam pada
keluarga, dan tanda kejang kompleks.
4. Patofisiologi
Sumber energi otak adalah glukosa yang melalui proses oksidasi
dipecah menjadi CO2 dan air.sel dilindungi oleh membran yang
terdiri dari permukaan dalam (lipoid) dan permukaan luar (ionik).
Dalam keadaan normal membran sel neuron dapat dilalui dengan
mudah oleh ion kalium (K+) dan sangat sulit dilalui ion natrium
(Na+) dan elektrolit lainnya, kecuali klorida (Cl-). Akibatnya
konsentrasi ion K+ dalam sel neuron tinggi dan konsentrasi ion Na+
rendah, sedangkan di luar sel neuron terjadi hal sebaliknya. Karena
perbedaan jenis dan konsentrasi ion di dalam dan di luar sel, maka
terdapat perbedaan potensial membran (yang disebut potensial
membran dari neuron). Untuk menjaga potensial membran
diperlukan energi dan bantuan enzim Na-K-ATP-ase pada
permukaan sel.
5. Diagnosis
6. Penatalaksanaan
B. ANEMIA