Upload
atika8
View
489
Download
34
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Laporan Kasus Ileus Obstruksi
ILEUS OBSTRUKSI
Oleh :
Asmaul Qusna Nurlaily (201449012)
Atika Widya Putri (201449014)
Ayu Setyana (201449)
Baharudin Yusuf (201449)
DALAM RANGKA MENJALANI
KEPANITRAAN KLINIK MADYA
DI BAGIAN/ SMF ILMU BEDAH RSUP SANGLAH
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
MARET 2012
BAB I
PENDAHULUAN
Ileus obstruktif merupakan kegawatan di bidang bedah digestive yang sering dilaporkan.
Gangguan saluran cerna ini menduduki 20% dari seluruh kasus nyeri akut abdomen yang tidak
tergolong appendicitis akuta. Sekitar 60% penyebab obstruksi ileus disebabkan oleh adhesi yang
terjadi pasca operasi regio abdominal dan operasi di bidang obstetri ginekologik. Isidensi dari
ileus obstruksi pada tahun 2011 diketahui mencapai 16% dari populasi dunia yang diketahui
melalui studi besar pada banyak populasi.1
Gangguan yang terjadi pada ileus obstruktif bisa meliputi sumbatan sebagian (partial) atau
keseluruhan (complete) dari lumen usus, sehingga mengakibatkan isi usus tak dapat melewati
lumen itu sendiri. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai macam kondisi, paling sering
dikarenakan oleh adhesi, hernia, bahkan tumor.2
Ileus obstruktif tidak hanya dapat menghasilkan perasaan yang tidak nyaman, seperti : keram
perut, nyeri perut, kembung, mual, dan muntah, bila tidak diobati dengan benar, ileus obstruktif
dapat menyebabkan sumbatan dan menyebabkan kematian jaringan usus. Kematian jaringan ini
dapat ditunjukkan dengan perforasi usus, infeksi ringan, hingga kondisi shock.2
Adhesi merupakan suatu jaringan parut yang sering menyebabkan organ dalam atau jaringan
tetap melekat setelah pembedahan. Adhesi dapat membelit dan menarik organ dari tempatnya
dan merupakan penyebab utama dari obstruksi usus, infertilitas (bidang ginekologik), dan nyeri
kronis pelvis.2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Ileus obstruktif adalah kerusakan atau hilangnya pasase isi usus yang disebabkan
oleh sumbatan mekanik. Sumbatan pada jalan isi usus akan menyebabkan isi usus
terhalang dan tertimbun di bagian proksimal dari sumbatan, sehingga pada daerah
proksimal tersebut akan terjadi distensi atau dilatasi usus.
Obstruksi usus juga disebut obstruksi mekanik misalnya oleh strangulasi,
invaginasi, atau sumbatan di dalam lumen usus. Pada obstruksi harus dibedakan lagi
obstruksi sederhana dari obstruksi strangulasi. Obstruksi sederhana ialah obstruksi yang
tidak disertai terjepitnya pembuluh darah. Pada strangulasi ada pembuluh darah yang
terjepit sehingga terjadi iskemia yang akan berakhir dengan nekrosis atau gangren yang
ditandai dengan gejala umum berat, yang disebabkan oleh toksin dari jaringan gangren.
Jadi strangulasi memperlihatkan kombinasi gejala obstruksi dengan gejala sistemik akibat
adanya toksin dan sepsis. Obstruksi usus yang disebabkan oleh hernia, invaginasi, adhesi,
dan volvulus mungkin sekali disertai strangulasi. Sedangkan obstruksi oleh tumor atau
obstruksi oleh cacing askaris adalah obstruksi sederhana yang jarang menyebabkan
strangulasi.2
2.2 Etiologi
Beberapa kelainan penyebab obstruksi antara lain:
1. Adhesi intestinal : adanya jaringan fibrosa pada usus yang ditemukan saat lahir
(kongenital). Namun jaringan fibrosa ini paling sering terjadi setelah operasi abdominal.
Usus halus yang mengalami perlengketan akibat jaringan fibrosa ini akan menghalangi
jalannya makanan dan cairan.
2. Hernia inkarserata : bila sudah terjadi penjepitan usus, maka dapat menyebabkan
obstruksi usus.
3. Tumor (primer, metastasis) : dapat menyebabkan sumbatan terhadap jalannya makanan
dan cairan.
4. Divertikulum Meckel
5. Intussusception (masuknya usus proximal ke bagian distal)
6. Volvulus (terpuntirnya usus)
7. Striktur yang menyebabkan penyempitan lumen usus
8. Askariasis
9. Impaksi faeces (faecolith)
10. Benda asing.
Adhesi, hernia, dan tumor mencakup 90% etiologi kasus obstruksi mekanik usus
halus. Adhesi dan hernia jarang menyebabkan obstruksi pada colon. Penyebab tersering
obstruksi pada colon adalah kanker, diverticulitis, dan volvulus.1,3
2.3 Patogenesis
Obstruksi ileus merupakan penyumbatan intestinal mekanik yang terjadi karena
adanya daya mekanik yang bekerja atau mempengaruhi dinding usus sehingga
menyebabkan penyempitan/penyumbatan lumen usus. Hal tersebut menyebabkan pasase
lumen usus terganggu. Akibat gangguan pasase tersebut terjadi pengumpulan isi lumen
usus yang berupa gas dan cairan pada bagian proximal tempat penyumbatan. Hal ini
menyebabkan pelebaran dinding usus (distensi) di bagian proximal dari sumbatan.
Sumbatan usus dan distensi usus menyebabkan rangsangan terjadinya hipersekresi
kelenjar pencernaan. Dengan demikian akumulasi cairan dan gas makin bertambah yang
menyebabkan distensi usus tidak hanya pada tempat sumbatan tetapi juga dapat mengenai
seluruh usus di bagian proximal sumbatan. Sumbatan ini menyebabkan gerakan usus
yang meningkat (hiperperistaltik) sebagai usaha alamiah. Sebaliknya juga terjadi gerakan
antiperistaltik. Hal ini menyebabkan terjadi serangan kolik abdomen dan muntah-muntah.
Pada obstruksi usus yang lanjut, peristaltik sudah hilang oleh karena dinding usus
kehilangan daya kontraksinya.
2.4 Gambaran Klinik
Dengan melihat patogenesis yang terjadi, maka gambaran klinik yang dapat
ditimbulkan sebagai akibat obstruksi usus dapat bersifat sistemik dan serangan yang
bersifat kolik.
Gambaran klinik yang bersifat sistemik meliputi :
1. Dehidrasi berat
2. Hipovolemia
3. Syok
4. Oliguria
5. Gangguan keseimbangan elektrolit
6. Perut gembung
7. Kelebihan cairan usus
8. Kelebihan gas dalam usus
Gambaran klinik serangan kolik meliputi :
1. Nyeri perut berkala
2. Distensi berat
3. Mual / muntah
4. Gelisah / menggeliat
5. Bunyi usus nada tinggi
6. Halangan pasase
7. Obstipasi
8. Tidak ada flatus
Pada obstruksi usus dengan strangulasi, terjadi nekrosis atau gangguan dinding usus
yang menyebabkan timbulnya perdarahan pada dinding usus. Bahaya umum dari keadaan
ini adalah sepsis, toxinemia, bahkan shock.3
2.5 Diagnosis
Obstruksi usus halus sering menimbulkan nyeri kolik dengan muntah hebat. Juga
didapatkan distensi perut dan bising usus meningkat. Pada anamnesis intususepsi,
didapatkan bayi tampak gelisah dan tidak dapat ditenangkan, sedangkan diantara
serangan biasanya anak tidur tenang karena sudah capai sekali. Serangan klasik terdiri
atas nyeri perut, gelisah sewaktu kolik, biasanya keluar lendir campur darah (red currant
jelly) per anum, yang berasal dari intususeptum yang tertekan, terbendung, atau mungkin
sudah mengalami strangulasi. Anak biasanya muntah sewaktu serangan dan pada
pemeriksaan perut dapat diraba massa yang biasanya memanjang dengan batas jelas
seperti sosis. Bila invaginasi disertai strangulasi, harus diingat kemungkinan terjadinya
peritonitis setelah perforasi. Pada volvulus didapatkan nyeri yang bermula akut, tidak
berlangsung lama, menetap, disertai muntah hebat. Biasanya penderita jatuh dalam
keadaan syok.
Ileus obstruksi usus besar agak sering menyebabkan serangan kolik yang
intensitasnya sedang. Muntah tidak menonjol, tetapi distensi tampak jelas. Penderita tidak
dapat melakukan defekasi atau flatus. Bila penyebabnya adalah volvulus sigmoid maka
perut dapat besar sekali.
Strangulasi ditandai dengan adanya lokal peritonitis seperti takikardia, pireksia
(demam), lokal tenderness dan guarding, rebound tenderness, nyeri lokal, hilangnya
suara usus lokal, untuk mengetahui secara pasti adanya strangulasi hanya dengan
laparotomi.
A. Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi
Perut distensi, dapat ditemukan darm kontur dan darm steifung. Benjolan pada
regio inguinal, femoral dan skrotum menunjukkan suatu hernia inkarserata. Pada
Intussusepsi dapat terlihat massa abdomen berbentuk sosis. Adanya adhesi dapat
dicurigai bila ada bekas luka operasi sebelumnya.
2) Perkusi
Hipertimpani
3) Auskultasi
Hiperperistaltik, bising usus bernada tinggi, borborhygmi. Pada fase lanjut bising
usus dan peristaltik melemah sampai hilang.
4) Palpasi
Kadang teraba massa seperti pada tumor (pada colok dubur teraba massa di rektum
atau terdapat darah dan lendir), invaginasi atau hernia. Adanya darah pada
pemeriksaan colok dubur dapat menyokong strangulasi atau neoplasma. Pada
volvulus teraba massa yang nyeri dan bertambah besar. Bila didapatkan feses yang
mengeras kemungkinan adanya skibala, bila feses negatif maka obstruksi usus
diduga letaknya lebih tinggi. Ampula rekti yang kolaps juga harus dicurigai adanya
obstruksi. Bila ditemukan nyeri tekan lokal atau general pada pemeriksaan palpasi
dinding abdomen maka pikirkan adanya peritonitis.
B. Pemeriksaan Penunjang
1. Radiologi
Pada foto polos pasien dengan obstruksi yang komplit akan tampak terjadi
dilatasi dari usus bagian proksimal sampai ke tempat obstruksi dalam 3–5 jam
Usus yang diameternya lebih dari 3 cm sering dikaitkan dengan obstruksi. Usus
bagian proksimal yang terdistensi oleh gas dan cairan, akan tampak berdilatasi
oleh timbunan udara intraluminer. Sebaliknya, pada usus bagian distal dari
obstruksi tidak tampak bayangan gas, atau bila sumbatannya terjadi belum lama
maka tampak bayangan gas yang sangat sedikit di bagian distal obstruksi. Pada
daerah rektum tidak tampak bayangan gas atau udara.
Pada foto posisi tegak akan tampak bayangan air fluid level yang banyak
dibeberapa tempat (multiple fluid levels) yang tampak terdistribusi dalam susunan
tangga (step ladder appearance), sedangkan usus sebelah distal dari obstruksi
akan tampak kosong. Jumlah loop dari usus halus yang berdilatasi secara umum
menunjukkan tingkat obstruksi. Bila jumlah loop sedikit berarti obstruksi usus
halus letaknya tinggi, sedangkan bila jumlah loop lebih banyak maka obstruksi
usus halus letaknya rendah. Semakin distal letak obstruksi, jumlah air fluid level
akan semakin banyak, dengan tinggi yang berbeda-beda sehingga berbentuk step
ladder appearance.
Jarak valvula conniventes satu sama lain yang normal adalah 1–4 mm.
Jarak ini akan melebar pada keadaan distensi usus halus. Akibat distensi usus
halus, maka valvula conniventes agak teregang dan bersama-sama dengan valvula
conniventes dari loop yang bertetangga, akan tampak di foto sebagai gambaran
sirip ikan yang disebut herringbone appearance.
Bayangan udara di dalam kolon biasanya terletak lebih ke perifer dan
biasanya berbentuk huruf “U” terbalik. Obstruksi kolon ditandai dengan dilatasi
proksimal kolon sampai ke tempat obstruksi, dengan dekompresi dari kolon
bagian distal. Kolon bagian proksimal sampai letak obstruksi akan lebih banyak
berisi cairan daripada feses. Usus halus bagian proksimal mungkin berdilatasi,
mungkin juga tidak.
Gambar 1. Gambaran radiografi ileus obstruksi
Untuk mengetahui ada tidaknya strangulasi usus, beberapa gambaran klinik dapat
membantu :
Rasa nyeri abdomen yang hebat, bersifat menetap, makin lama makin hebat, pada
pemeriksaan abdomen didapatkan ascites, terdapatnya abdominal tenderness, adanya tanda-tanda
yang bersifat umum, demam, dehidrasi berat, takikardia, hipotensi atau shock.
Namun dari semua gejala klinik di atas, kita mempunyai pedoman Essential of Diagnosis yaitu:
1. Complete Proximal Obstruction:
Vomiting
Abdominal discomfort
Abnormal oral contrast x-rays
2. Complete Mid or Distal Obstruction:
Nyeri kolik abdomen
Vomiting
Abdominal distention
Constipation-obstipation
Peristaltic rushes
Usus yang berdilatasi pada pemeriksaan rontgen.
2.6 Diagnosis Banding
Ileus obstruktif dapat dikacaukan dengan gangguan saluran cerna lain dengan
gambaran klinis yang serupa seperti pseudo-obstruksi (Sindroma Ogilvie) dan ileus
paralitik.1,4
Obstruksi Mekanis Sederhana (Ileus Obstruktif)
Ileus Paralitik Pseudo-obstruksi
Keluhan Nyeri keram abdominal, konstipasi, obstipasi, mual, muntah, dan anoreksia
Nyeri abdominal ringan, perut kembung, mual, muntah, obstipasi, dan konstipasi
Nyeri keram abdominal, konstipasi, obstipasi, mual, muntah, dan anoreksia
Hasil Pemeriksaan Fisik
Borborygmi, bunyi peristaltic meningkat dengan bising usus nada tinggi, distensi, nyeri terlokalisir
Bising usus senyap, distensi, dan timpani
Borborygmi, timpani, terdapat gelombang peristaltik dengan bising usus hipo atau hiperaktif, distensi dan nyeri terlokalisir
Gambaran Foto Polos BOF
Bow-shaped loops in ladder patern, terdapat gambaran gas kolon yang terperangkap di bagian distal dari lesi,
Dilatasi usus kecil dan usus besar dengan peningkatan diafragma
Dilatasi usus besar terisolasi dengan peningkatan diafragma
2.7 Penatalaksanaan
`Dasar pengobatan ileus obstruksi adalah koreksi keseimbangan elektrolit dan
cairan, menghilangkan peregangan dan muntah dengan dekompresi, mengatasi peritonitis
dan syok bila ada, dan menghilangkan obstruksi untuk memperbaiki kelangsungan dan
fungsi usus kembali normal.
2.8 Persiapan penderita
Persiapan penderita berjalan bersama dengan usaha menegakkan diagnosis
obstruksi usus secara lengkap dan tepat. Sering dengan persiapan penderita yang baik,
obstruksinya berkurang atau hilang sama sekali. Persiapan penderita meliputi :
1. Dekompressi usus dengan suction, menggunakan NGT yang dimasukkan dalam perut
atau usus
2. Pemasangan kateter untuk mengukur urine output
3. Koreksi elektrolit dan keseimbangan asam basa
4. Atasi dehidrasi
5. Mengatur peristaltik usus yang efisien berlangsung selama 4 sampai 24 jam sampai
saatnya penderita siap untuk operasi.
2.9 Operatif
Tindakan operatif untuk membebaskan obstruksi dibutuhkan bila dekompresi
dengan NGT tidak memberikan perbaikan atau diduga adanya kematian jaringan. Pada
umumnya dikenal 4 macam (cara) tindakan bedah yang dikerjakan pada obstruksi ileus 3:
1. Koreksi sederhana (simple correction). Hal ini merupakan tindakan bedah sederhana
untuk membebaskan usus dari jepitan, misalnya pada hernia incarcerata non-strangulasi,
jepitan oleh streng/adhesi atau pada volvulus ringan.
2. Tindakan operatif by-pass. Membuat saluran usus baru yang "melewati" bagian usus
yang tersumbat, misalnya pada tumor intralurninal, Crohn disease, dan sebagainya.
3. Membuat fistula entero-cutaneus pada bagian proximal dari tempat obstruksi, misalnya
pada Ca stadium lanjut.
4. Melakukan reseksi usus yang tersumbat dan membuat anastomosis ujung-ujung usus
untuk mempertahankan kontinuitas lumen usus, misalnya pada carcinomacolon,
invaginasi, strangulata, dan sebagainya. Pada beberapa obstruksi ileus, kadang-kadang
dilakukan tindakan operatif bertahap, baik oleh karena penyakitnya sendiri maupun
karena keadaan penderitanya, misalnya pada Ca sigmoid obstruktif, mula-mula dilakukan
kolostomi saja, kemudian hari dilakukan reseksi usus dan anastomosis.
2.2.9 Prognosis
Mortalitas obstruksi tanpa strangulata adalah 5% sampai 8% asalkan operasi dapat segera
dilakukan. Keterlambatan dalam melakukan pembedahan atau jika terjadi strangulasi atau
komplikasi lainnya akan meningkatkan mortalitas sampai sekitar 35% atau 40%.3 Prognosisnya
baik bila diagnosis dan tindakan dilakukan dengan cepat.
BAB III
LAPORAN KASUS
3. 1. Identitas Pasien
Nama : NS
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 70 tahun
Alamat : Br. Tegal Asih, Batuagung, Jembrana
Pekerjaan : Tidak bekerja
Suku : Bali
Agama : Hindu
Tanggal Pemeriksaan : 27 Maret 2012
3. 2. Anamnesis
Keluhan Utama: Nyeri perut
Perjalanan Penyakit Sekarang:
Penderita datang sadar merupakan rujukan dari RSUD Negara, mengeluh nyeri
perut sejak 6 bulan SMRS dan memberat sejak 1 minggu SMRS. Nyeri dikatakan seperti
melilit. Pasien juga tidak bisa buang air besar sejak 5 hari yang lalu. Penderita
mengatakan sudah mengalami sulit buang air besar sejak 6 bulan yang lalu, penderita
juga mengatakan kalau buang air besarnya sedikit-sedikit, keras, dan berwarna hitam
seperti kotoran kambing. Penderita juga mengeluhakan kalau perutnya semakin
membesar sejak 1 bulan terakhir ini serta merasakan nyeri seperti melilit pada perutnya.
Penderita setiap mengalami penurunan nafsu makan sejak 3 bulan yang lalu yaitu dua
kali sehari dan setiap kali makan hanya 3-4 sendok makan, penderita juga mengeluhkan
susah kentut sejak 5 hari yang lalu. Buang air kecil dikatakan seperti biasa, keluhan mual,
muntah, demam disangkal oleh pasien.
Riwayat Pengobatan:
Penderita sempat MRS di RSUD Negara, dan dilakukan USG dan hasilnya didapatkan
adanya masa pada uterus. Penderita di RSUD negara mendapatkan dulcolax supositoria 2
x sehari namun dikatakan penderita tetap susah BAB. Penderita sempat melakukan CT-
Scan Abdomen di RSAD Udayana dan dilakukan urus urus, dikatakan perut pasien
sempat mengecil.
Riwayat Penyakit Dahulu:
Riwayat penyakit sebelumnya seperti tekanan darah tinggi, kencing manis, asma,
penyakit jantung, dan gangguan fungsi hati disangkal.
Riwayat Keluarga:
Tidak ada anggota keluarga yang pernah mengalami hal serupa seperti keluhan pasien.
Riwayat Sosial :
Penderita saat ini tidak bekerja, riwayat merokok dan minum alkohol disangkal.
3. 3. Pemeriksaan Fisik
Status Present
T : 120/70 mmHg
N : 80 kali/menit
R : 20 kali/menit
tax : 36,5 oC
Status General
Kepala : Normocephali
Mata : Anemia -/-, Ikterus -/-
THT : Kesan tenang
Thorax : Cor : S1S2 Tgl Reg Murmur -
Pulmo : Ves +/+, Whezing -/-, rhonki -/-
Abdomen : Ditensi (+), Bising usus (-)
Ekstremitas : Hangat + + , edema - -
+ + + +
Status lokalis :
Regio Abdomen : Inspeksi : Ditensi (+)
Auskultas I: Bising usus (-)
Palpasi : Undulasi wave (+), nyeri tekan (+) di seluruh region
abdomen, finger test tidak teraba masa, defans muskuler (-)
Perkusi : redup (+) di seluruh kuadran abdomen
Pemeriksaan Fisik Tambahan
RT : Sekitar ani normal
Tonus Sphincter Ani normal
Mukosa rektum licin
Nyeri tekan tidak ada
Handschoen : feses tidak ada, darah tidak ada
3.4. Pemeriksaan Penunjang
Foto Thorax dan BOF
CT-
scan Abdomen
Kesimpulan : Massa solid kistik kemungkinan di daerah uterus atau buli-buli
Darah lengkap
o WBC 6,6
o Neutrofil 76,9
o Lymphosit 16,2
o RBC 4,31
o HGB 11,1 ↓
o Hematokrit 33,2 ↓
o PLT 477 ↑
Kimia darah
o SGOT 14,3
o SGPT 14,9 ↓
o Bun 7 ↓
o Creatinin 0,57
o Natrium 1,33 ↓
o Kalium 4,39
o CEAs 2,36 ↑
3. 4. Diagnosis
Diagnosis Utama : OBSTRUKSI ILEUS PARTIALIS EC SUSPEK TUMOR UTERUS
3. 5. Penatalaksanaan
Dekompresi
IVFD NS 0,9% 20 tpm
Aminofuschin : D5% : NS
1500 : 500 : 500
Konsul Obgyn
DAFTAR PUSTAKA
1. Mukherjee S. Ileus. [Online]. 2008 January 29 [cited 2012 March 26];[7 screens]. Available from: URL:http://www.emedicine.com/med/topic1154.htm
2. Beauchamp, Evers, Mattox, Sabiston, Textbook of Surgery, 16th edition, W.B.Saunders, Philadelphia, 2001, hal 887-888
3. Brunicardi, F.C., et all, Schwartz’s Principles of Surgery, volume II, 8th edition, McGraw-Hill, New York, 2005, hal 1031-1032
4. Nobie BA. Obstruction, small bowel. [Online] 2007 Sept 17 [cited 2012 March 26];[6 screens]. Available from: URL:http://www.emedicine.com