Upload
rizqikholifaturrahmy
View
219
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
a
Citation preview
LAPORAN KASUS
SEMINOMA TESTIS
OLEH :
Arina Windri Rivarti
H1A011009
Pembimbing : dr. Suhajendro. Sp.U
DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA
BAGIAN/SMF ILMU BEDAH
RUMAH SAKIT UMUM PROVINSI NTB
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
2015
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS
Nama : Tn. A
Usia : 28 tahun
Alamat : Lombok Tengah
JenisKelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Pedagang
Status : Menikah
PendidikamTerakhir : SLTA
Suku : Sasak
II. ANAMNESA
a. Keluhan utama
Benjolan pada buah zakar kanan
b. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan pada buah zakar kanan yang dialami
sejak kurang lebih 3 bulan yang lalu (Juni 2015). Benjolan semakin lama semakin
membesar dan saat ini sebesar genggaman tangan pasien. Pasien tidak mengeluhkan nyeri
pada daerah benjolan, namun terkadang dapat timbul nyeri tiba-tiba di daerah benjolan.
Pasien memiliki riwayat benjolan pada kantong buah zakar kanan tiga tahun yang lalu,
yang juga membesar namun pembesarannya lebih lambat dari benjolan yang sekarang, tidak
terdapat nyeri pada daerah benjolan, dan satu tahun yang lalu sudah dilakukan ct-scan
scrotum dan orkidektomi serta pemeriksaan patologi anatomi satu tahun yang lalu di RS
bhayangkara.
Pasien juga mengaku sesak yang hilang timbul, sejak dua minggu terakhir. Sesak disertai
nyeri pada bagian dada dan perut, serta pada bagian punggung yang hilang timbul. Riwayat
BAB normal 1-2x/hari, warna kuning, tidak keras, tidak berdarah, diare (-). BAK normal, 3-
4 x/hari kencing warna kuning, volume banyak, tidak nyeri, tidak berdarah.
2
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki riwayat seminoma testis dextra, dan sudah di operasi 1 tahun yang lalu.
Saat lahir, pasien memiliki riwayat kriptokismus
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga pasien memiliki penyakit yang sama dengan pasien.
III. PEMERIKSAAN FISIK
KU : Baik
Kes : Compos Mentis
GCS : E4V5M6
Vital Sign
TD : 120/ 80 mmHg
N : 88 x/menit
S : 36,7O C
RR : 20x/menit
Status Generalis:
Kepala :
1. Ekspresi wajah : Normal
2. Bentuk dan ukuran : normochepali
3. Rambut : normal
4. Udema (-)
Mata :
1. Simetris
2. Udema palpebra (-/-)
3. Konjungtiva : anemia (-/-), hiperemia (-/-)
4. Sklera : ikterus (-)
5. Pupil : isokor
6. Xeropthalmia -/-
7. Wajah Mongoloid (-)
3
8. Mata cowong (-/-)
Telinga :
1. Sekret (-)
2. Pendengaran : normal
Hidung :
1. Simetris, deviasi septum (-)
2. Perdarahan (-), secret (-)
3. Penciuman normal
Mulut :
1. Simetris
2. Gigi : caries (-)
3. Mukosa : normal
4. Faring dan laring : normal
Leher :
1. Simetris
2. Massa (-)
3. Pembesaran KGB (-)
Thoraks :
Inspeksi :
Bentuk dada normal, retraksi (-), Ictus cordis tampak pada ICS V
midclavicula sinistra, ginekomastia (-).
Palpasi :
Gerakan dinding dada simetris, Iktus kordis teraba pada ICS V linea
midclavicula sinistra, stem fremitus kiri dan kanan simetris, pembesaran
KGB supraklavikula dan infraklavikula (-).
Perkusi :
Sonor pada kedua lapang paru,
Batas jantung Paru:
- Kanan: ICS II parasternal kanan,
- kiri: ICS V linea midclavikula kiri,
Auskultasi :
4
- Cor : S1s2 tunggal, reg, murmur(-), gallop (-)
- Pulmo : vesikuler +/+, Rhonki +/+ apeks paru, Wheezing -/-
Abdomen- Pelvic- Inguinal :
Inspeksi :
Distensi (-), massa (-), permukaan rata, darm contour (-), darm steifung (-),
warna kulit abdomen normal.
Auskultasi:
Bising usus (+) 12 kali/menit
Perkusi :
Timpani pada seluruh lapang abdomen
Palpasi:
Ballotment(-/-), hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (-), pembesaran
KGB paraaorta dan parahiller ttb
Uro-genital
Regio Flank
I: bullging (-/-), tanda inflamasi (-/-)
P: nyeritekan (-/-), massa (-/-), Ballotment (-/-)
P: Nyeriketok CVA (-/-)
Regio Suprapubis
I: massa (-), tanda inflamasi (-)
P: Distensi kandung kemih (-), massa (-), nyeri tekan (-)
P:Batas kandung kemih sulit dievaluasi
Genitalia
I : Tampak scrotum kanan membesar ukuran 12x8x6cm, tanda-tanda
inflamasi (-), scrotum kiri normal, penis (+) normal
P: teraba massa padat (+) pada testis kanan, ukuran 12x8x6 cm,
terfiksasi, melekat pada skrotum, konsistensi padat, keras, nyeri tekan
(-), Tes transluminasi (-)
5
Anal-perianal
Massa (-), fistel (-), scar (-), kemerahan (-), nyeri tekan (-).
Ekstremitas :
Hangat (+), Edema (-)
Status Lokalis
Genitalia
I : Tampak scrotum kanan membesar ukuran 12x8x6 cm, tanda-tanda inflamasi (-),
scrotum kiri normal, penis (+) normal
P: teraba massa padat (+) pada seluruh testis kanan, ukuran 12x8x6 cm, terfiksasi,
melekat pada skrotum, konsistensi padat, keras, nyeri tekan (-).
Tes transluminasi (-)
6
IV. RESUME
Pasien laki-laki usia 28 tahun datang ke poli urologi, dengan keluhan kantong buah zakar
kanan sejak 3 bulan yang lalu. Benjolan semakin lama semakin membesar dan saat ini
sebesar genggaman tangan. Pasien tidak mengeluhkan nyeri pada daerah benjolan, namun
terkadang dapat timbul nyeri tiba-tiba di daerah benjolan.
Pasien memiliki riwayat benjolan pada kantong buah zakar kanan tiga tahun yang lalu,
yang juga membesar namun pembesarannya lebih lambat dari benjolan yang sekarang, tidak
terdapat nyeri pada daerah benjolan, dan satu tahun yang lalu sudah dilakukan ct-scan
scrotum dan orkidektomi serta pemeriksaan patologi anatomi satu tahun yang lalu di RS
bhayangkara.
Pasien saat ini juga mengeluhkan sesak yang hilang timbul, nyeri dada, dan nyeri pada
daerah punggung. Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan pembesaran KGB pada daerah
colli, thorak, dan abdomen. Pada pemeriksaan genitalia benjolan testis deksta berukuran
10x6x5 cm, tidak terdapat tanda peradangan, konsistensi padat, nyeri (-), terfiksasi melekat
pada kulit skrotum, transluminasi (-).
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Patologi Anatomi (24 Juni 2014)
Makroskopis
Diterima 1 tempat sediaan berisi 1 potongan jaringan berupa tumor berat 100 gram,
ukuran 10x8x5 cm.
Mikroskopis
Sediaan menunjukkan potongan jaringan tumor yang terdiri dari ploriferasi sel
anaplastik, inti bulat monoton, sitoplasma tipis, hiperkromatik, dibatasi jaringan ikat
dengan sebukan limfosit. Jarak tumor dengan serosa <1 mm.
Kesimpulan : Classic Seminoma, Jarak tumor dengan serosa <1 mm.
VI. DIAGNOSIS
Seminoma testis dekstra residif
7
VII. USULAN PEMERIKSAAN
CT Scan Abdomen
Foto Rontgen Thorax AP dan Lateral
VIII. TERAPI
Reencana kemoterapi (rujuk ke RS Sanglah, Denpasar)
IX. PROGNOSIS
Dubia ad malam
8
KANKER TESTIS
A. EPIDEMIOLOGI
Keganasan terbanyak pada pria yang berusia 15-35 tahun dan merupakan 1-2% semua neoplasma pada pria (Purnomo, 2012). Dari 1-2% kasus kanker testis 90-95% kasus merupakan tumor ganas testis tipe sel germinal (EAU, 2015)
B. ETIOLOGI
Etologi pasti belum diketaui, terdapat beberapa faktor yang erat kaitannya dengan peningkatan kejadian tumor testis:
1. Maldensensus Testis2. Trauma Testis3. Atrofi/ infeksi testis4. Pengaruh Hormon
Faktor resiko yang dapat menimulkan terjadinya tumor testis, disebut sebagai “dysgenesis syndrom” (kriptkrismus, hypospadia, penurunan spermatogenesis) (EAU, 2015).
C. KLASIFIKASI
SEKUNDER PRIMER
NON-GERMINAL
GERMINAL
NON SEMINOMA SEMINOMA
Limfoma Tumor Sel Leydig Karsinoma Sel Embrional
Spermatositik
Leukimia Tumor Sel Sertoli Koriokarsinoma Anaplastik
Gonadoblastoma Teratoma Klasik
Tumor Yolk Sac
D. STADIUM TUMOR
a. Periksaan yang Diperlukan untuk Menentukan Stadium Tumor
i. Serum tumor marker post-orkidektomi
9
Waku paruh AFP dan hCG adalah 5-7 hari dan 2-3 hari. Tumor marker
menurun pada pasien yang secara klinis memiliki tumor ganas testis
stadium I. Tumor marker yang tetap meningkat setelah orkidektomi
mengindikasikan terdapat metastasis, namun kadar yang normal setelah
orkidektomi tak dapat menyingkirkan metastasis.
ii. KGB retroperitoneal, supraklavikular serta ada atau tidaknya keterlibatan
KGB mediastinal dan metastasis paru
Penilaian KGB retroperitoneal dan mediastinal menggunakan CT scan
Abdominalpelvic dan thorak, sedangkan penilaian KGB supraklavikula
melalui pemeriksaan fisik.
iii. Menilai metastasis ke otak dan tulang (jika ada gejala/pasien dengan
resiko tinggi: kadar hCG yang tinggi/metastasis pulmonal multipel),
melalui CT scan brain/spinal.
Tabel 1. Tes Direkomendasikan untuk Staging
PENYEBARAN
GAMBARAN KLINIS
PENANDA TUMOR
Sistem staging berdasarkan TNM International Union Againts Cancer (UICC) 2009 , perlu menentukan:
1. Menentukan perluasan anatomi2. Menilai serum marker tumor, termasuk hCG, AFP dan LDH setelah orkidektomi
(kategori S)3. KGB Regional4. Modifikasi kategori N berhubungan dengan ukuran nodus
10
Tabel 2. Klasifikasi TNM untuk kanker testis (UICC,2009)
11
Tabel 3. Staging Tumor Testis
Stage I, dibagi menjadi beberapa substage, antara lain:
1. Stage IA : Pasien memiliki tumor primer yang terbatas pada testis dan epididimis, tanpa
bukti invasi ke sistem limfatik dan vaskular, tidak terdapat tanda metastasis pada
pemeriksaan klinis atau pencitraan, dan setelah orkidektomi marker tumor serum kembali
menjadi normal.
2. Stage IB : Pasien memiliki tumor primer lokal yang invasif, tapi tidak memiliki tanda
metastasis.
3. Stage IS : Setelah dilakukan orkidektomi, tumor marker serum tetap tinggi,
mengindikasikan terdapat metastasis subklinik.
12
Tabel 4. Prognosis berdasarkan sistem staging dang metastasis
E. PENEGAKAN DIAGNOSTIKa. Klinis
i. Tidak nyeri (20% nyeri)
13
ii. massa skrotum unilateraliii. Gynecomastia pada 7% kasus (lebih sering pada tumor non-seminoma)iv. Nyeri punggung atau pinggang (flank pain) karena metastasis (11% kasus)v. Pemeriksaan KGB supraklavikular, massa abdominal atau ginekomastia.
b. Pencitraan pada Testis
Penggunaan USG direkomendasikan untuk mengkonfirmasi adanya massa pada
testis dan melihat testis kontralateral. Sensitivitas hampir 100%, dan penting
untuk menentukan massa berada di intra atau ekstratestikular. USG pada testis
harus dilakukan pada pasien yang secara klinis menunjukan tumor testis, laki-laki
dewasa muda dengan massa retroperitoneal atau massa viseral dan/atau
peningkatan serum hCG atau AFP dan/atau pasien dengan infertilitas tanpa
adanya massa testis yang terpalpasi.
c. Tumor Marker Serum
Tumor marker serum berfungsi dalam menentukan prognosis, diagnosis dan
staging. Penilaian tumor marker serum harus dilakukan sebelum orkidektomi
(diagnosis) dan 5-7 hari setelah orkidektomi (prognosis):
1. AFP (diproduksi oleh sel yolk sac)
2. hCG (diekspresikan oleh sel trofoblast)
3. LDH (laktat deghidrogenase)
Peningkatan AFP dan hCG serum, 450-70% dan 40-60% pada pasien dengan non-
seminoma germ cell tumour (NSGCT). LDH merupakan marker yang kurang
spesifik dan konsentrasinya berhubungan dengan volume tumor. Level dapat
meningkat pada 80% pasien dengan kanker testis stadium lanjut. Placental
alkaline phosphate (PLAP) merupakan marker pilihan untuk pasien dengan pure
seminoma, namun tidak direkomendasikan untuk perokok.
14
F. TERAPI
STADIUM SEMINOMA NON-SEMINOMA
I 1. Orkidektomi2. Pengawasan (follow up) pasca
orkidektomi (low risk)3. Terapi adjuvan dilakukan
padapasien dengan resiko relaps tinggi (ukuran tumor >4 cm/ menginvasi rete testis): kemoterapi (carboplantin)/ radioterapi (paraorta dan iliaka ipsilateral)
Sesusi dengan Risk Adapted Treatment (Bagan 1)
II A-B 1. Stage IIA : Radioterapi paraaorta dan iliaka ipsilateral
2. Stage IIB : Kemoterapi 3 siklus BEP/ 4 Siklus EP (jika KI Bleomycin)
(Bagan 2)
1. Marker serum (-) : dilakukan RPLND
2. Marker serum (+) : dilakukan kemoterapi dengan 3xPEB
II C - III 1. Good prognosis risk group : 3x BEP/ 4x EP
2. Intermediate prognosis risk group : 4x BEP/ VIP
1. Good prognosis risk group : 3x BEP
2. Intermediate/poor prognosis risk group : 4x BEP
15
Bagan 1. Risk Adapted Treatment Non Seminoma Stage I
16
Bagan 2. Terapi seminoma stage IIA dan IIB
17
Bagan 3. Terapi non-seminoma stage IIA-IIB
18