14
Puskesmas Kutai PRICILLA FRINKA WIDJAJA (00000008148) LAPORAN KASUS Tanggal Anamnesa : Selasa, 26 Januari 2016 Tempat Anamnesa : Puskesmas Kutai I. IDENTITAS PASIEN Nama : Ibu Mirnawati Nomor RM : 20239 Jenis Kelamin : Perempuan Usia : 42 tahun Alamat : Jl. Kana 1 C 10/28 Status : Belum Menikah Pekerjaan : Karyawati II. ANAMNESIS (AUTOANAMNESIS) Anamnesis dilakukan secara autoamnesis dengan pasien. A. Keluhan Utama Gatal pada ruam di daerah pergelangan tangan kiri dan di kedua paha 3 hari yang lalu. B. Keluhan Tambahan Tidak ada. C. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang dengan keluhan gatal pada ruam di daerah pergelangan tangan kiri dan di kedua paha 3 hari yang lalu

Laporan Kasus 2 - Tinea Corporis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Lapkas

Citation preview

Page 1: Laporan Kasus 2 - Tinea Corporis

Puskesmas Kutai PRICILLA FRINKA WIDJAJA (00000008148)

LAPORAN KASUS

Tanggal Anamnesa : Selasa, 26 Januari 2016

Tempat Anamnesa : Puskesmas Kutai

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ibu Mirnawati

Nomor RM : 20239

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 42 tahun

Alamat : Jl. Kana 1 C 10/28

Status : Belum Menikah

Pekerjaan : Karyawati

II. ANAMNESIS (AUTOANAMNESIS)

Anamnesis dilakukan secara autoamnesis dengan pasien.

A. Keluhan Utama

Gatal pada ruam di daerah pergelangan tangan kiri dan di kedua paha 3 hari yang

lalu.

B. Keluhan Tambahan

Tidak ada.

C. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang dengan keluhan gatal pada ruam di daerah pergelangan tangan kiri

dan di kedua paha 3 hari yang lalu sejak datang ke Puskesmas. Awalnya muncul bengkak

pada kedua paha, kemudian bagian itu mulai berubah menjadi kemerahan dan disertai

rasa gatal yang hebat mengelilingi daerah ruam. Pasien kurang begitu tahu bagaimana

muncul awal bengkak pada kedua paha. Pasien menemukan bengkak yang juga memerah

dan gatal di pergelangan tangan kiri sehari setelahnya. Pasien kesulitan untuk

mendeskripsikan ciri-ciri ruam yang timbul. Gatal yang dirasakan tidak disertai rasa

Page 2: Laporan Kasus 2 - Tinea Corporis

Puskesmas Kutai PRICILLA FRINKA WIDJAJA (00000008148)

sakit, rasa panas, rasa tertusuk-tusuk, kesemutan ataupun gangguan fungsi sensorik.

Pasien merasa gatalnya makin hari makin memburuk. Pasien menggunakan salep

Dermafit 1 hari yang lalu. Menurut pasien, bagian yang ruam mulai mengering dan

gatalnya berkurang sedikit. Pasien sempat menggaruk ruamnya dan bertambah parah.

Pasien masih bisa beraktifitas dengan normal walaupun gatalnya sangat mengganggu.

D. Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien tidak pernah mengalami keluhan yang serupa sebelumnya. Pasien

mengaku tidak mengalami luka ataupun gangguan kulit pada bagian yang dikeluhkan.

Pasien belum pernah pergi berobat untuk mengatasi gatalnya. Pasien tidak memiliki

riwayat diabetes mellitus, hiperkolesterolemia dan hipertensi. Pasien sedang tidak dalam

pengobatan terapi kortikosteroid, terapi anti inflamasi non steroid, ataupun terapi

imunosupresi lainnya.

E. Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada keluarga yang memiliki keluhan sama seperti pasien.

F. Riwayat Alergi

Pasien mengaku tidak memiliki riwayat alergi sepanjang hidupnya.

G. Riwayat Kebiasaan

Pasien mengaku mandi 2x sehari dan memakai sabun pembunuh kuman (Dettol).

Pasien memakai celana panjang ketat dan baju lengan panjang saat berpergian dan jarang

mencucinya hampir 1x seminggu. Pasien cukup rajin mengganti sprei atau alas tidur 1x

seminggu. Pasien tidak ada kontak dengan binatang akhir-akhir ini. Pasien tidak merokok

ataupun meminum alkohol. Pasien BAK dan BAB dengan normal. Pasien menjaga

kebersihan rumah dan lingkungan dengan baik.

H. FIFE

Feelings : Pasien merasa tidak nyaman dengan gatal yang dirasakan.

Insight : Pasien mengira hanya alergi biasa.

Function : Gatal yang muncul sangat mengganggu aktifitas pasien.

Page 3: Laporan Kasus 2 - Tinea Corporis

Puskesmas Kutai PRICILLA FRINKA WIDJAJA (00000008148)

Expectation : Pasien ingin segera sembuh.

III. PEMERIKSAAN FISIK

A. TTV

- Kesadaran : Compos mentis

- HR : 75x/menit

- RR : 20x/menit

- BP : 120/80

- Temperatur : 36.5 ̊ C

- BB/TB : 70/160

- BMI : 27.3 (berat badan berlebih/overweight)

B. General Examination

- Kepala : normocephali

- Mata : CA (-/-)

SI (-/-)

- Hidung : Napas cuping hidung –

Septum nasal di tengah

Mukosa hidung tidak hiperemis

- Telinga : Penampakan telinga kanan dan kiri normal

- Mulut dan Gigi : Bibir normal dan tidak ada cyanosis

Faring normal

Tonsil (T1/T1)

C. Tangan dan Pergelangan Tangan

- Inspeksi :

Lesi multipel berkelompok pada pergelangan tangan :

o Plak dengan batas jelas, simetris, dan bersisik (scaly)

o Ukuran Ø 2 cm

o Membentuk bulatan seperti struktur cincin konsentris

o Warna lebih merah di daerah perifer dan pucat di daerah pusat

o Tidak ditemukan adanya vesikel atau pustul pada lesi

Page 4: Laporan Kasus 2 - Tinea Corporis

Puskesmas Kutai PRICILLA FRINKA WIDJAJA (00000008148)

Massa –

Kelainan kulit lainnya di sekitar lesi –

Clubbing finger –

Leukonychia –

- Palpasi :

Radial pulses : penuh, kuat, teratur.

Atrofi thenar dan hypothenar –

Nyeri tekan –

Panas pada lesi –

Mobilitas massa –

D. Kaki (Paha)

Pasien tidak bersedia untuk diperiksa bagian kakinya tetapi pasien mengaku ciri-

ciri lesi di paha sama dengan di pergelangan tangannya, hanya saja ukuran yang berbeda

yaitu sekitar Ø 5 cm.

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

A. Pemeriksaan penunjang yang sudah dilakukan

Tidak ada.

B. Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan

Pemeriksaan mikroskopik yang diambil dari kerokan kulit pada lesi. Bila

memungkinkan dapat dilakukan kultur dari sediaan yang sama.

Tujuan: Menentukan tipe organisme yang menyebabkan penyakit pasien.

V. RESUME

Pasien perempuan bernama Ibu Mirnawati berusia 42 tahun datang dengan

keluhan utama pruritus pada lesi di regio antebrachii anterior dan di kedua regio femoris

anterior 3 hari yang lalu. Lesi berawal muncul dari kedua regio femoris anterior kemudian

keesokan harinya muncul pada regio antebrachii anterior. Pemakaian salep Dermafit

memperingan lesi dan gatalnya dan diperparah jika pasien menggaruk lesi. Pruritus yang

dirasakan sangat mengganggu aktivitas pasien.

Page 5: Laporan Kasus 2 - Tinea Corporis

Puskesmas Kutai PRICILLA FRINKA WIDJAJA (00000008148)

Pada pemeriksaan fisik, ditemukan lesi multipel berkelompok pada regio

antebrachii anterior dan memiliki ciri-ciri yaitu plak dengan batas jelas, simetris, dan

bersisik (scaly) dan berukuran Ø 2 cm. Lesi berbentuk bulatan seperti struktur cincin

konsentris dengan warna yang lebih merah pada daerah perifer dan semakin pucat pada

daerah pusat. Tidak ada vesikel ataupun pustul pada daerah lesi. Pada lesi di regio femoris

anterior berukuran Ø 2 cm dan memiliki ciri-ciri yang sama dengan lesi pada regio

antebrachii anterior.

VI. Diagnosis : Tinea corporis

Differential Diagnosis : Nummular eczema, Erythema Annulare Centrifugum (EAC)

VII. REVIEW OF DISEASE : Tinea Corporis

1. Definisi dan Epidemiologi

Tinea corporis merupakan infeksi dermatofit superfisial kulit glabrosa (kulit yang

tidak berambut) kecuali lokasi kulit pada jari tangan dan jari kaki (Tinea unguinum),

telapak tangan dan telapak kaki (Tinea pedis et manum), kulit kepala (Tinnea capitis),

dagu dan jenggot (Tinea barbe), ataupun daerah genitokrural, sekitar anus, dan bokong

(Tinea kruris). Mikosis superfisialis cukup banyak diderita penduduk negara tropis

karena iklimnya yang mendukung pertumbuhan jamur. Penyakit ini dapat ditemukan

pada semua usia baik laki-laki maupun wanita.

2. Etiologi

Tinea corporis seperti dermatofit lainnya dapat disebabkan oleh berbagai spesies

dari genus Tricophyton, Microsporum, dan Epidermophyton. Dilaporkan penyebab

dermatofitosis yang dapat dibiakkan di Jakarta adalah T. rubrum 57,6%, E. floccosum

17,5%, M. canis 9,2%, T.mentagrophytes var. granulare 9,0%, M. gypseum 3,2%, T.

concentricum 0,5% (Made,2001).

3. Patogenesis

Infeksi Dermatofita diawali dengan perlekatan jamur atau elemen jamur yang

dapat tumbuh dan berkembang pada stratum korneum. Pada saat perlekatan, jamur

dermatofita harus tahan terhadap rintangan seperti sinar ultraviolet, variasi temperatur

Page 6: Laporan Kasus 2 - Tinea Corporis

Puskesmas Kutai PRICILLA FRINKA WIDJAJA (00000008148)

dan kelembaban, kompetensi dengan flora normal, spingosin dan asam lemak. Kerusakan

stratum korneum, tempat yang tertutup dan maserasi memudahkan masuknya jamur ke

epidermis.

Masuknya dermatofita ke epidermis menyebabkan respon imun host baik respon

imun nonspesifik maupun respon imun spesifik. Respon imun nonspesifik merupakan

pertahanan lini pertama melawan infeksi jamur. Mekanisme ini dapat dipengaruhi faktor

umum, seperti gizi, keadaan hormonal, usia, dan faktor khusus seperti penghalang

mekanik dari kulit dan mukosa, sekresi permukaan dan respons radang. Respons radang

merupakan mekanisme pertahanan nonspesifik terpenting yang dirangsang oleh penetrasi

elemen jamur.

Respon imun spesifik membentuk lini kedua pertahanan melawan jamur setelah

jamur mengalahkan pertahanan nonspesifik. Limfosit T dan limfosit B merupakan sel

yang berperan penting pada pertahanan tubuh spesifik. Kedua mekanisme ini sangat

penting dalam infeksi jamur dan dapat dicetuskan oleh adanya kontak dengan antigen

pada jamur.

5. Manifestasi klinis

Gejala klinis yang khas dari Tinea corporis adalah lesi anuler dengan skuama

eritema pada daerah tepi, dimana pada daerah tepi ini dapat berupa vesikuler dan

berkembang secara sentrifugal. Tengah lesi dapat berskuama atau bahkan menyembuh.

Terdapat rasa gatal yang kadang menghebat, derajat inflamasi bervariasi dengan

morfologi dari eritema sampai vesikel dan pustul.

4. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis Tinea corporis dapat dengan

pemeriksaan mikroskopik langsung dan kultur. Pemeriksaan mikroskopik dilakukan

dengan membuat preparat langsung dari kerokan kulit, kemudian sediaan dituangi larutan

KOH 10%. Pemeriksaan ini memberikan hasil positif hifa ditemukan hifa (benang-

benang) yang bersepta atau bercabang, selain itu tampak juga spora berupa bola kecil

sebesar 1-3μ. Kultur dilakukan dalam media agar sabaroud pada suhu kamar (25-30⁰C).

Spesies jamur dapat ditentukan melalui bentuk koloni, bentuk hifa dan bentuk spora.

Page 7: Laporan Kasus 2 - Tinea Corporis

Puskesmas Kutai PRICILLA FRINKA WIDJAJA (00000008148)

5. Pengobatan

Pengobatan infeksi jamur dibedakan menjadi pengobatan medikamentosa dan non

medikamentosa. Pengobatan medikamentosa untuk Tine corporis dapat diberikan secara

loka maupun sistemik. Untuk lesi terbatas, cukup diberikan obat topikal. Anti jamut

topikal yang diberikan antara lain derivat imidazole, toksilkat, haloprogin, dan tolnaftat.

Pengobatan lokal pada lesi yang meradang disertai vesikel dan eksudat terlebih dahulu

dilakukan dengan kompres basah secara terbuka. Lama pengobatan bervariasi antara 1-4

minggu tergantung jenis obat. Pengobatan sistemik untuk Tinea corporis adalah

griseofulvin (pilihan pertama), ketokonazol, dan itrakonazol.

Pengobatan non medikamentosa yang dianjurkan adalah menggunakan handuk

tersendiri untuk mengeringkan bagian yang terkena infeksi, membersihkan kulit setiap

hari dengan sabun dan air, menjaga kebersihan diri, mencuci pakaian yang

terkontaminasi, dan sebisa mungkin menghindari kontak langsung dengan orang yang

mengalami infeksi jamur.

6. Daftar pustaka

1. Idris, S. I. (2013). Tinea korporis et causa Tricophyton rubrum Tipe Granular. Jurnal Bionature, 14(1), p.44-48.

2. Adrienne, Dewi. (2014). Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Akademi Kebidanan Sehat Medan Angkatan 2012 Tentang Penyakit Tinea Korporis. Universitas Sumatera Utara. Downloaded from: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41454/4/Chapter%20II.pdf.

3. Nelson MM, Martin AG, Heffernan MP. (2008). Superficial fungal Infection: Dermatophytosis, onychomycosis, tinea nigra, piedra. In: Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, et al. (2008). Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 7th ed. New York: Mcgraw Hill, p. 1807-1821.

VIII. CLINICAL REASONING

Pasien datang dengan keluhan gatal pada bagian yang ruam di kulit pada regio

antebrachii anterior dan femoris anterior. Gatal yang timbul hanya gatal biasa tetapi sangan

mengganggu pasien. Tempat dimana lesi muncul mengindikasikan suatu informasi penting

yaitu bagian yang terinfeksi merupakan daerah yang umumnya jarang ditumbuhi oleh rambut

(kulit glabrosa).

Page 8: Laporan Kasus 2 - Tinea Corporis

Puskesmas Kutai PRICILLA FRINKA WIDJAJA (00000008148)

Kemungkinan untuk terkena infeksi bakteri lebih rendah karena biasanya infeksi

bakteri lebih sering terjadi pada kulit lapisan stratum korneum dan ditumbuhi rambut, yang

berhubungan dengan pertumbuhan yang berlebih dari flora normal kulit pada tempat oklusi

disertai dengan tingginya kelembaban pada area tersebut. Didukung dengan anamnesa,

pasien tidak mengalami luka pada daerah tersebut. Infeksi kulit karena bakteri yang masuk

akibat adanya luka dapat disingkirkan.

Infeksi virus juga dapat disingkirkan sebab tidak ada gejala inflamasi sistemik yang

muncul dan lokasi lesi yang terlokalisir pada daerah bagian tubuh tertentu. Infeksi gigitan

serangga masih memungkinkan tetapi menurut anamnesa dengan pasien, pasien cukup rajin

mengganti sprei dan menjaga kebersihan rumah dan lingkungan dengan baik. Infeksi karena

jamur masih mungkin sebab faktor resiko pasien masih ada yaitu pakaian pasien yang

relative jarang dicuci dan dikenakan terus menerus. Kebiasaan pasien yang memakai pakaian

ketat juga meningkatkan faktor resiko tumbuhnya jamur di daerah yang lembab dan tertutup.

Setelah diamati, ternyata terdapat lesi yang dapat dideskripsikan sebagai berikut lesi

multipel berkelompok dan memiliki ciri-ciri yaitu plak dengan batas jelas, simetris, dan

bersisik (scaly). Hasil temuan lesi pada kulit pasien dapat dicocokkan dengan algoritma yang

ada sesuai dengan ciri-ciri yang telah ditemukan.

Sumber: Fitzpatrick's Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology, 7th ed.

Page 9: Laporan Kasus 2 - Tinea Corporis

Puskesmas Kutai PRICILLA FRINKA WIDJAJA (00000008148)

Pada kasus pasien, lesi berbentuk plak (plaque) yaitu lesi dengan peninggian yang

rata (plateu-like elevation) dan bentuk khas sirkular konsentris membentuk struktur seperti

cincing (ring worm). Tanda lesi seperti ini sangat khas ditemukan pada Tinea corporis,

ditambah lokasi lesi yang sesuai dengan predileksi penyakit. Perlu dibedakan juga antara

Tinea corporis dan nummular eczema yang memiliki ciri-ciri hampir mirip.

Pada nummular eczema dapat ditemukan lesi dengan bentuk plak juga berbatas tegas

dan bisa berbentuk irregular ataupun membulat disertai dengan sisik (scaly). Perbedaan

paling besar adalah pada Tinea corporis warna khas merah yang terdapat di pinggir/perifer

dan pada bagian tengahnya yang pucat (central clearing). Sedangkan pada nummular eczema

tidak ditemukan penyebaran warna yang khas seperti ini. Erythema Annulare Centrifugum

(EAC) juga dapat dibedakan dengan Tinea corporis dengan tidak adanya sisik (scaling skin)

dan tidak adanya gatal pada lesi. EAC sering muncul pada penyakit sistemik seperti penyakit

liver, Sjögren syndrome, Systemic Lupus Erythematosus, Graves disease, hypereosinophilic

syndrome, dan lainnya.

Gatal pada Tinea corporis dapat muncul karena pada kulit terdapat ujung-ujung

terminal syaraf “pruriceptive” teraktivasi ketika kulit kita terluka dan chemical/irritant masuk

dan menginduksi respon imun tubuh kita. Reseptor pruriceptive ini merupakan bagian dari

sekelompok neuron syaraf “nociceptive”, yang sensitif terhadap berbagai stimulus seperti

panas, capcaisin, histamine, dan stimulus yang berbahaya lainnya (noxious stimuli). Jika

mikroorganisme masuk dan respon tubuh mengeluarkan banyak mediator inflamasi, salah

satunya histamin maka ini akan merangsang reseptor tersebut dan menghasilkan respon gatal

dan menggaruk sebagai salah satu cara mekanisme pertahanan tubuh untuk mengeliminasi

bahan irritant/chemical atau mikroorganisme yang masuk.

IX. LAMPIRAN

Lesi kulit pada regio

antebrachii anterior

Page 10: Laporan Kasus 2 - Tinea Corporis

Puskesmas Kutai PRICILLA FRINKA WIDJAJA (00000008148)

http://www.consultantlive.com/skin-diseases/differentiating-common-annular-lesions-tinea-

corporis-vs-granuloma-annulare

https://nationaleczema.org/eczema/types-of-eczema/nummular-eczema/

http://emedicine.medscape.com/article/1122701-overview#a5 = tentang EAC

http://www.webmd.com/skin-problems-and-treatments/psoriasis/understanding-psoriasis-basics

= tentang Psoriasis

http://www.clevelandclinicmeded.com/medicalpubs/diseasemanagement/dermatology/common-

skin-infections/ = DD tentang skin infections (bacteria, fungal, virus, insect bites)