Laporan kasus 1 fraktur

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/22/2019 Laporan kasus 1 fraktur

    1/42

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1. Anatomi

    Dalam anatomi manusia, klavikula atau tulang leher diklasifikasikan sebagai tulang panjang

    yang membentuk bagian dari sabuk bahu (pectoral korset). Ini menerima namanya dari bahasa

    Latin clavicula ( "kunci kecil") karena tulang berputar sepanjang sumbu seperti kunci ketika

    bahu diculik. erakan ini jelas. !ada beberapa orang, terutama anita yang mungkin memiliki

    lebih sedikit lemak di daerah ini, lokasi tulang terlihat jelas karena menciptakan tonjolan di kulit.

    #lavikula adalah melengkung ganda pendek yang menghubungkan tulang lengan (ekstremitas

    atas) ke tubuh (trunk), yang terletak tepat di atas tulang rusuk pertama. #arena berfungsi sebagai

    penyangga untuk menjaga posisi skapula sehingga lengan dapat tergantung bebas. $edial, itu

    artikulasi dengan manubrium sternum (tulang dada) pada sendi sternoklavikularis. !ada akhirnya

    lateral artikulasi dengan akromion skapula (tulang belikat) di acromioclavicular bersama. %ulat

    ini memiliki ujung medial dan lateral rata akhir.

    Dari piramida sternalis sekitar akhir, masing&masing kurva lateral klavikula dan anterior untuk

    kira&kira setengah panjangnya. Ini kemudian membentuk kurva yang halus posterior untuk

    mengartikulasikan dengan proses skapula (akromion). 'lat, akhir acromial klavikula adalah lebih

    luas daripada sternalis akhir. !ada akhir acromial memiliki permukaan kasar yang lebih rendah

    terkemuka beruang garis dan tuberkel. 'itur permukaan ini situs pelekatan otot&otot dan ligamen

    dari bahu

    !ara tulang selangka, juga disebut klavikula, adalah tulang dari atas dada, antara tulang dada

    (sternum) dan tulang belikat (tulang belikat). $udah untuk merasa klavikula, karena tidak seperti

    tulang lain yang dibungkus dengan otot, hanya kulit yang mencakup sebagian besar tulang.

  • 7/22/2019 Laporan kasus 1 fraktur

    2/42

    'raktur klavikula sangat umum. !atah tulang terjadi pada bayi (biasanya selama kelahiran),

    anak&anak dan remaja (karena tidak klavikula sepenuhnya mengeras, atau mengembangkan,

    sampai akhir remaja), atlet (karena risiko dipukul atau jatuh), atau selama banyak jenis

    kecelakaan dan jatuh.

    Fungsi

    #lavikula melayani beberapa fungsi

    * Ini berfungsi sebagai dukungan dari yang kaku skapula dan bebas ekstremitas ditangguhkan.

    $enyimpan pengaturan ini ekstremitas atas (lengan) dari toraks sehingga lengan memiliki

    jangkauan maksimum gerak.

    * $eliputi cervicoa+illary kanal (lorong antara leher dan lengan), melalui mana beberapa

    struktur penting lulus.

    * $engirim dampak fisik dari ekstremitas atas ke kerangka aksial.

    I.2. Fraktur

    I.2.1. Definisi

    'raktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang danatau tulang

    raan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (De -ong, //0).

    'raktur adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang raan sendi, tulang raan epifisis,

    baik yang bersifat total maupun yang parsial (1asjad, //2).

    I.2.2. Etiologi

    a. 3edera 4raumatik

  • 7/22/2019 Laporan kasus 1 fraktur

    3/42

    . #ekerasan Langsung

    #ekerasan langsung menyebabkan fraktur pada titik terjadinya kekerasan, misalnya

    tulang kaki yang terbentur bumper mobil, maka tulang akan patah tepat di tempat

    benturan. 'raktur demikian sering bersifat fraktur terbuka dengan garis patah melintang

    atau miring.

    . #ekerasan tidak langsung

    #ekerasan tidak langsung menyebabkan fraktur ditempat yang jauh dari tempat

    terjadinya kekerasan. 5ang fraktur biasanya adalah bagian yang palng lemah dalam jalur

    hantaran vektor kekerasan. 3ontoh fraktur karena kekerasan tidak langsung adalah bila

    seorang jatuh dari tempat yang tinggi dengan tumit kaki terlebih dahulu. 5ang fraktur

    selain tulang tumit, terjadi pula fraktur pada tulang tibia dan kemungkinan pula fraktur

    pada tulang paha dan tulang belakang. Demikian pula jatuh dengan telapak tangan

    sebagai penyangga, dapat menyebabkan fraktur pada pergelangan tangan dan tulang

    lengan baah.

    0. #ekerasan akibat tarikan otot

    'raktur akibat tarikan otot agak jarang terjadi. 3ontoh fraktur akibat tarikan otot adalah

    fraktur patela dan olekranon, karena otot triseps dan biseps mendadak berkontraksi.

    b. 'raktur !atologi

    Dalam hal ini kerusakan tulang akibat proses penyakit dimana dengan trauma minor dapat

    mengakibatkan fraktur.

    c. 6ecara 6pontan

    Disebabkan oleh stress tulang yang terus menerus.

    (7sari, ///)

    1.2.3. Klasifikasi

    a. %erdasarkan 8tiologis

    . 'raktur traumatik

    4erjadi karena trauma yang tiba&tiba.

    . 'raktur patologis

    0

  • 7/22/2019 Laporan kasus 1 fraktur

    4/42

    'raktur yang terjadi pada tulang karena adanya kelainanpenyakit yang menyebabkan

    kelemahan pada tulang. 'raktur patologis dapat terjadi secara spontan atau akibat akibat

    trauma ringan.

    0. 'raktur stres

    4erjadi karena adanya trauma yang terus&menerus pada suatu tempat tertentu.

    b. %erdasarkan Lokalisasi

    . 'raktur diafisis

    . 'raktur metafisis

    0. Dislokasi dan fraktur

    9. 'raktur Intra&artikuler

    c. %erdasarkan :ubungan antara !atahan 4ulang dengan Dunia Luar

    . 'raktur tertutup (closed), bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan

    dunia luar.

    !ada fraktur tertutup ada klasifikasi tersendiri berdasarkan keadaan jaringan lunak

    sekitar trauma, yaitu

    4ingkat / fraktur biasa dengan sedikit atau tanpa cedera jaringan lunak sekitarnya.

    4ingkat fraktur dengan abrasi dangkal atau memar kulit dan jaringan subkutan.

    4ingkat fraktur yang lebih berat dengan kontusio jaringan lunak bagian dalam

    dan pembengkakan.

    4ingkat 0 cedera berat dengan kerusakan jaringan lunak yang nyata dan ancaman

    sindroma kompartement.

    . 'raktur terbuka (open compound), bila terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan

    dunia luar karena adanya perlukaan di kulit.'raktur terbuka dibagi menjadi 0 derajat, yaitu

    Derajat I

    i. Luka ; cm

    ii. #erusakan jaringan lunak sedikit, tidak ada tanda luka remuk

    9

  • 7/22/2019 Laporan kasus 1 fraktur

    5/42

    iii. 'raktur sederhana, transversal, oblik, atau komunitif ringan

    iv. #ontaminasi minimal

    Derajat II

    i. Laserasi < cm

    ii. #erusakan jaringan lunak, tidak luas, flap avulsi

    iii. 'raktur komunitif sedang

    iv. #ontaminasi sedang

    Derajat III

    4erjadi kerusakan jaringan lunak yang luas, meliputi struktur kulit, otot dan

    neurovascular serta kontaminasi derajat tinggi.

    'raktur derajat tiga terbagi atas

    - 4ipe III= -aringan lunak yang menutupi fraktur tulang adekuat, meskipun terdapat

    laserasi luas flap avulsi atau fraktur segmental sangat kominutif yang disebabkan

    oleh trauma berenergi tinggi tanpa melihat besarnya ukuran luka.

    - 4ipe III% #ehilangan jaringan lunak dengan fraktur tulang yang terpapar atau

    kontaminasi masif.

    - 4ipe III3 Luka pada pembuluh arterisaraf perifer yang harus diperbaiki tanpa

    melihat kerusakan jaringan lunak.

    d. %erdasarkan Derajat atau Luas aris 'raktur

    . 3omplete

    4ulang patah terbagi menjadi dua bagian (fragmen) atau lebih.

    >

  • 7/22/2019 Laporan kasus 1 fraktur

    6/42

    . Incomplete (!arsial)

    %ila antara patahan tulang masih terjadi hubungan sebagian.

    'raktur !arsial terbagi lagi menjadi

    & 'isura 3rack :airline

    4ulang terputus seluruhnya tetapi masih tetap di tempat. 'isura tulang dapat

    disebabkan oleh cedera tunggal hebat atau oleh cedera terus menerus yang cukup

    lama, seperti juga ditemukan pada retak stress pada struktur logam.

    & !atah Dahan :ijau (reenstick 'racture)

    !atah tulang dahan hijau adalah fraktur dimana patah tulang pada satu sisi sedangkan

    pada sisi lainnya membengkok. 'raktur ini terjadi pada anak&anak.

    & %uckle 'racture atau torus fracture

    'raktur di mana korteksnya melipat ke dalam dengan kompresi tulang spongiosa di

    baahnya.

    e. %erdasarkan aris 'raktur #onfigurasi 4ulang

    . 'raktur 4ransversal

    aris patah tulang melintang sumbu tulang (?/&//odari sumbu tulang), memotong tegak

    lurus sumbu tulang.

    . 'raktur7blik

    aris patah tulang melintang sumbu tulang (;?/o atau . 'raktur3omminuted #ominutif

    !atah tulang komunitif adalah fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa fragmen

    dan saling berhubungan.

    @. 'raktur 6egmental

    aris patah lebih dari satu tetapi tidak berhubungan.

    2. 'raktur $ultipel

    @

  • 7/22/2019 Laporan kasus 1 fraktur

    7/42

    aris patah lebih dari satu tetapi pada tulang yang berlaianan tempatnya.

    ?. !atah 4ulang Impaksi

    !atah tulang impaksi adalah fraktur dimana fragmen tulang terdorong kefragmen tulang

    lainnya.

    A. !atah 4ulang #ompresi

    !atah tulang kompresi adalah fraktur dimana tulang mengalami kompresi (terjadi pada

    tulang belakang).

    /. Impresi

    f. %erdasarkan !ergeseran 'ragmen 4ulang

    . 'raktur Undisplaced (tidak bergeser)

    aris patah lengkap tetapi kedua fragmen tidak bergeser dan periosteum masih utuh.

    . 'rakturDisplaced(bergeser)

    4erjadi pergeseran fragmen tulang yang juga disebut lokasi fragmen, terbagi atas

    - Dislokasi ad latitudinem

    Dislokasi ke arah lintang

    - Dislokasi ad longitudunem

    4ulang memanjang karena tarikan terlalu besar (pergeseran searah sumbu)

    -

    Dislokasi cum kontraktione4ulang memendek, umumnya disebabkan tarikan dan tonus otot

    - Dislokasi cum distractionem

    $isal pada patah tulang patela karena tonus m. Buadriseps femoris

    - Dislokasi ad aksim angulasi

    !ergeseran yang membentuk sudut, dislokasi ad aksim sering ditemukan pada tulang

    panjang

    - Dislokasi ad peripheriam

    Dislokasi karena adanya rotasi

    - !atah tulang yang didapatkan interposisi jaringan lunak di selanya

    - !atah tulang avulsi

    !atah tulang dengan tarikan pada insersi tendo otot atau ligamentum

    (De -ong, //0C 1asjad, //2)

    2

  • 7/22/2019 Laporan kasus 1 fraktur

    8/42

    1.2.. Patofisiologi

    =pabila tulang hidup normal mendapat tekanan yang berlebihan, baik secara langsung

    maupun tidak langsung. #ekuatan yang tiba&tiba dan berlebihan tersebut mengakibatkan jaringan

    tidak mampu menahan kekuatan yang mengenainya. $aka tulang menjadi patah sehingga tulang

    yang mengalami fraktur akan terjadi perubahan posisi tulang, kerusakan hebat pada struktur

    jaringan lunak dan jaringan disekitarnya yaitu ligament, otot, tendon, pembuluh darah dan

    persyarafan yang mengelilinginya. !eriosteum akan terkelupas dari tulang dan robek dari sisi

    yang berlaanan pada tempat terjadinya trauma. 1uptur pembuluh darah didalam fraktur, maka

    akan timbul nyeri. 4ulang pada permukaan fraktur yang tidak mendapat persediaan darah akan

    mati sepanjang satu atau dua millimeter. 6etelah fraktur lengkap, fragmen&fragmen biasanya

    akan bergeser, sebagian oleha karena kekuatan cidera dan bias juga gaya berat dan tarikan otot

    yang melekat. 'raktur dapat tertarik dan terpisah atau dapat tumpang tindih akibat spasme otot,

    sehingga terjadi pemendekkan tulang, dan akan menimbulkan derik atau krepitasi karena adanya

    gesekan antara fragmen tulang yang patah.

    1.2.!. "am#aran Klinis

    $anifestasi klinis fraktur adalah nyeri, hilangnya fungsi, deformitas, pemendekan

    ekstrimitas, krepitus, pembengkakan lokal, dan perubahan arna.

    . yeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang di imobilisasi, spasme

    otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk bidai alamiah yang di rancang untuk

    meminimalkan gerakan antar fragmen tulang.

    . 6etelah terjadi fraktur, bagian&bagian tak dapat digunakan dan cenderung bergerak tidak

    alamiah bukan seperti normalnya, pergeseran fraktur menyebabkan deformitas, ekstrimitas

    yang bias di ketahui dengan membandingkan dengan ekstrimitas yang normal. 8kstrimitas

    tidak dapat berfungsi dengan baik karena fungsi normal otot bergantung pada integritas

    tulang tempat melekatnya otot.

    0. !ada fraktur panjang, terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena kontraksi otot yang

    melekat diatas dan dibaah tempat fraktur.

    9. 6aat ekstrimitas di periksa dengan tangan, teraba adanya derik tulang yang dinamakan

    krepitus yang teraba akibat gesekan antara fragmen satu dengan yang lainya.

    ?

  • 7/22/2019 Laporan kasus 1 fraktur

    9/42

    >. !embengkakan dan perubahan arna local pada kulit terjadi sebagai akibat dari trauma dan

    perdarahan yang mengikuti fraktur. 4anda ini biasanya baru terjadi setelah beberapa jam atau

    hari setelah cedera (6melEter dan %are, //).

    1.2.$. Diagnosis

    a. =namnesa

    %iasanya penderita datang dengan suatu trauma (traumatik fraktur), baik yang

    hebat maupun trauma ringan dan diikuti dengan ketidakmampuan untuk

    menggunakan anggota gerak. =namnesis harus dilakukan dengan cermat, karena

    fraktur tidak selamanya terjadi di daerah trauma dan mungkin fraktur terjadi pada

    daerah lain. 4rauma dapat terjadi karena kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian

    atau jatuh dari kamar mandi pada orang tua, penganiayaan, tertimpa benda berat,

    kecelakaan pada pekerja oleh karena mesin atau karena trauma olah raga. !enderita

    biasanya datang karena nyeri, pembengkakan, gangguan fungsi anggota gerak,

    deformitas, kelainan gerak, krepitasi atau datang dengan gejala F gejala lain.

    b. !emeriksaan 'isik

    !ada pemeriksaan aal penderita, perlu diperhatikan adanya

    . 6yok, anemia atau perdarahan

    . #erusakan pada organ F organ lain, misalnya otak, sumsum tulang belakang atau

    organ F organ dalam rongga toraks, panggul dan abdomen

    0. 'aktor predisposisi, misalnya pada fraktur patologis

    c. !emeriksaan Lokal

    . Inspeksi (Look)

    - %andingkan dengan bagian yang sehat

    - !erhatikan posisi anggota gerak

    - #eadaan umum penderita secara keseluruhan

    - 8kspresi ajah karena nyeri

    - Lidah kering atau basah

    - =danya tanda F tanda anemia karena perdarahan

    A

  • 7/22/2019 Laporan kasus 1 fraktur

    10/42

    - =pakah terdapat luka pada kulit dan jaringan lunak untuk membedakan

    fraktur tertutup atau terbuka

    - 8kstravasasi darah subkutan dalam beberapa jam sampai beberapa hari

    - !erhatikan adanya deformitas berupa angulasi, rotasi dan kependekan

    - Lakukan survey pada seluruh tubuh apakah ada trauma pada organ F organ

    lain

    - !erhatikan kondisi mental penderita

    - #eadaan vaskularisasi

    . !alpasi (Feel)

    !alpasi dilakukan secara hati & hati oleh karena penderita biasanya mengeluh

    sangat nyeri.

    :al F hal yang perlu diperhatikan

    - 4emperatur setempat yang meningkat

    - yeri tekanC nyeri tekan yang bersifat superficial biasanya disebabkan

    oleh kerusakan jaringan lunak yang dalam akibat fraktur pada tulang

    - #repitasiC dapat diketahui dengan perabaan dan harus hati F hati

    - !emeriksaan vaskuler pada daerah distal trauma berupa palpasi arteri

    radialis, arteri dorsalis pedis, arteri tibialis posterior sesuai dengan anggotagerak yang terkena. Refilling (pengisian) arteri pada kuku, arna kulit

    pada bagian distal daerah trauma, temperature kulit.

    0. !ergerakan (Move)

    !ergerakan dengan meminta penderita menggerakan secara aktif dan pasif sendi

    proksimal dan distal dari daerah yang mengalami trauma. !ada penderita

    dengan fraktur, setiap gerakan akan menyebabkan nyeri hebat sehingga uji

    pergerakan tidak boleh dilakukan secara kasar, disamping itu juga dapat

    menyebabkan kerusakan pada jaringan lunak seperti pembuluh darah dan saraf.

    dinilai seberapa jauh gangguan&gangguan fungsi, gerakan&gerakan yang tidak

    mampu dilakukan, range of motion (derajat dari ruang lingkup gerakan sendi), dan

    kekuatan. =pakah adaFunctio laesa (hilangnya fungsi) atau tidak.

    /

  • 7/22/2019 Laporan kasus 1 fraktur

    11/42

    9. !emeriksaan neurologis

    !emeriksaan neurologis berupa pemeriksaan saraf secara sensoris dan motoris

    serta gradasi kelainan neurologis. #elainan saraf yang didapatkan harus dicatat

    dengan baik karena dapat menimbulkan masalah asuransi dan tuntutan (klaim)

    penderita serta merupakan patokan untuk pengobatan selanjutnya.

    >. !emeriksaan trauma di tempat lain

    $eliputi kepala, toraks, abdomen, pelvis. 6edangkan pada pasien dengan

    politrauma, pemeriksaan aal dilakukan menurut protokol =4L6. Langkah

    pertama adalah menilai airay, breathing, dan circulation.

    d. !emeriksaan penunjang

    . !emeriksaan radiologis

    Foto %olos

    !emeriksaan radiologis diperlukan untuk menentukan keadaan, lokasi serta

    ekstensi fraktur.

    4ujuan pemeriksaan radiologis

    - Gntuk mempelajari gambaran normal tulang dan sendi

    - Gntuk konfirmasi adanya fraktur

    - Gntuk melihat sejauh mana pergerakan dan konfigurasi fragmen serta

    pergerakannya

    - Gntuk menentukan teknik pengobatan

    - Gntuk menentukan apakah fraktur itu baru atau tidak

    - Gntuk menentukan apakah fraktur intra&artikuler atau ekstra&artikuler

    - Gntuk melihat adanya keadaan patologis lain pada tulang

    - Gntuk mengetahui adanya benda asing, misalnya peluru

    !emeriksaan radiologis dilakukan dengan beberapa prinsip dua, yaitu

    - Dua posisi proyeksi (=! dan lateral)

    - Dua sendi pada anggota gerak dan tungkai harus di foto (di atas dan di

    baah sendi yang mengalami fraktur)

  • 7/22/2019 Laporan kasus 1 fraktur

    12/42

    - Dua anggota gerak

    - Dua trauma, pada trauma yang hebat sering menyebabkan fraktur pada

    dua daerah tulang

    - Dua kali dilakukan foto. !ada fraktur tertentu misalnya fraktur skafoid

    foto pertama biasanya tidak jelas sehingga biasanya diperlukan foto

    berikutnya /&9 hari kemudian.

    . !emeriksaan radiologis lainnya

    - 4omografi

    - 34 6can

    - $1I

    -1adioisotop scanning

    (1asjad, //2C

    1.2.&. Pen'em#u(an Fraktur

    . 'ase :ematoma

    !erdarahan yang terjadi di sekitar patahan tulang yang disebabkan oleh putusnya pembuluh

    darah pada tulang dan periost.

    . 'ase -aringan 'ibrosis:ematom kemudian akan menjadi medium pertumbuhan sel jaringan fibrosis dan vaskuler

    sehingga hematom berubah menjadi jaringan fibrosis dengan kapiler di dalamnya. -aringan

    ini yang menyebabkan fragmen tulang saling menempel. -aringan yang menempelkan

    fragmen patahan tulang tersebut dinamakan kalus fibrosa.

    0. 'ase -aringan #ondroid dan 7steoid

    #e dalam hematom dan jaringan fibrosis tumbuh sel jaringan mesenkim yang bersifat

    osteogenik. 6el ini akan berubah menjadi sel kondroblast yang membentuk kondroid yang

    merupakan bahan dasar tulang raan, sedangkan di tempat yang jauh dari patahan tulang

    yang vaskularisasinya relatif banyak, sel ini berubah menjadi osteoblast dan membentuk

    osteoid yang merupakan bahan dasar tulang. #ondroid dan osteoid aalnya tidak

    mengandung kalsium sehingga tidak terlihat pada foto 1ontgen.

    9. 'ase !ertautan #linis

  • 7/22/2019 Laporan kasus 1 fraktur

    13/42

    !ada tahap selanjutnya terjadi penulangan atau osifikasi. :al ini menyebabkan kalus fibrosa

    berubah menjadi kalus tulang. !ada foto 1ontgen, proses ini terlihat sebagai bayangan radio&

    opak, tetapi bayangan garis patah tulang masih terlihat.

    >. 'ase 4ulang Lamelar

    Hoven bone berubah lamellar bone (kalus berubah menjadi hard kalus) dan fragmen menjadi

    solid.

    @. 'ase #onsolidasi 6apugar (fase union secara radiologik)

    #alus yang berlebih mulai menghilang serta terbentuk tulang yang normal atau mendekati

    normal. #analis medularis mulai terbentuk. 6ampai dengan stadium remodeling dibutuhkan

    aktu sekitar tahun. amun pada anak, aktu yang dibutuhkan biasanya lebih cepat,

    hingga setengah dari rata&rata aktu penyembuhan pada deasa. Ini dikarenakan periosteum

    anak&anak lebih tebal dan dapat menghasilkan kalus dalam aktu singkat serta lebih banyak

    (De -ong, //0)

    1.2.). *aktu Pen'em#u(an Fraktur

    Haktu penyembuhan fraktur bervariasi secara individual dan berhubungan dengan

    beberapa faktor penting pada penderita, antara lain

    . Gsia

    Haktu penyembuhan tulang pada anak&anak lebih cepat dari orang deasa terutama

    karena aktifitas proses osteogenesis pada periosteum dan endoesteun dan juga

    berhubungan dengan proses remodeling tulang pada bayi yang sangat aktif dan makin

    berkurang apabila usia bertambah.

    . Lokalisasi dan konfigurasi fraktur

    Lokasi fraktur memegang peranana penting, misalnya, fraktur metafisis penyembuhannya

    lebih cepat daripada diafisis. 6elain itu konfigurasi fraktur juga berpengaruh, misalnya

    fraktur transversal lebih lambat penyembuhannya dari fraktur oblik karena kontak yang

    lebih banyak.

    0. !ergeseran aal fraktur

    -ika fraktur tidak bergeser dimana periosreum intak, maka penyembuhan dua kali lebih

    cepat dibandingkan pada fraktur yang bergeser. !ergeseran fraktur yang lebih besar juga

    akan menyebabkan kerusakan periost yang lebih hebat.

    0

  • 7/22/2019 Laporan kasus 1 fraktur

    14/42

    9. askularisasi pada kedua fragmen

    askularisasi kedua fragmen yang baik biasanya mengahasilkan penyembuhan tanpa

    komplikasi, namun apabila salah satu vaskularisasinya jelek dan mengalami kematian,

    maka akan menghambat terjadinya union bahkan mungkin mengalami nonunion.

    >. 1eduksi serta imobilisasi

    1eposisi fraktur akan memberikan kemungkinan untuk vaskularisasi yang lebih baik

    dalam bentuk asalnya. Imobilisasi yang sempurna akan mencegah pergerakan dan

    kerusakan pembuluh darah yang akan mengganggu penyembuhan fraktur.

    @. Haktu imobilisasi

    %ila mobilisasi tidak dilakukan sesuai aktu penyembuhan sebelum terjadi union, maka

    kemungkinan untuk terjadinya nonunion sangat besar.

    2. 1uangan antara kedua fragmen serta interposisi oleh jaringan lunak

    %ila terdapat interposisi jaringan baik berupa periost, maupun otot atau jaringan fibrosa

    lainnya, maka akan menghambat vaskularisasi kedua ujung fraktur.

    ?. =danya infeksi

    %ila terjadi infeksi pada daerah fraktur, maka akan mengganggu terjadinya proses

    penyembuhan.

    A. 3airan sinovia

    !ada persendian dimana terdapat cairan synovial, maka cairan ini merupakan

    penghambat terjadinya proses penyembuhan.

    /. erakan aktif dan pasif anggota gerak

    erakan aktif dan pasif pada anggota gerak akan mengingkatkan vaskularisasi daerah

    fraktur , tapi gerakan y.ang dilakukan pada daerah fraktur tanpa imobilisasi akan

    mengganggu vaskularisasi (1asjad, //2).

    1.2.+. Penilaian Pen'em#u(an Fraktur

    !enilaian penyembuhan fraktur (union) didasarkan atas union secara klinis dan union

    secara radiologik. !emeriksaan secara klinis dilakukan dengan pemeriksaan pada daerah fraktur

    dengan melakukan pembengkokan pada daerah fraktur, pemutaran dan kompresi untuk

    mengetahui adanya gerakan atau perasaan nyeri pada penderita. #eadaan ini dapat dirasakan

    9

  • 7/22/2019 Laporan kasus 1 fraktur

    15/42

    oleh pemeriksa atau oleh penderita sendiri. =pabila tidak ditemukan adanya gerakan, maka

    secara klinis terjadi union dari fraktur.

    Gnion secara radiologik dinilai dengan pemeriksaan rontgen pada daerah fraktur dan

    dilihat adanya garis fraktur atau kalus dan mungkin dapat ditemukan adanya trabekulasi yang

    sudah menyambung pada kedua fragmen. !ada tingkat lanjut dapat dilihat adanya medulla atau

    ruangan dalam daerah fraktur (1asjad, //2).

    1.2.1,. Pen'em#u(an A#normal %a-a Fraktur

    !enyembuhan abnormal pada fraktur dapat disebabkan oleh imobilisasi yang tidak cukup,

    infeksi, interposisi dan gangguan perdarahan setempat. !enyembuhan abnormal pada fraktur

    terdiri dari

    . $alunion

    $alunion adalah keadaan dimana fraktur menyembuh pada saatnya tetapi terdapat

    deformitas yang berbentuk angulasi, varusvalgus, rotasi, kependekan atau union secara

    menyilang misalnya pada fraktur radius dan ulna.

    . Delayed union

    Delayed union adalah fraktur yang tidak sembuh setelah aktu 0 & > bulan (0 bulan untuk

    anggota gerak atas dan > bulan untuk anggota gerak baah).

    0. onunion

    =pabila fraktur tidak menyembuh antara @&? bulan dan tidak didapatkan konsolidasi

    sehingga terdapat pseudoartritis (sendi palsu). !seudoartritis dapat terjadi tanpa infeksi

    tetapi dapat juga terjadi bersama&sama infeksi disebut infected pseudoarthrosis.

    %eberapa jenis nonunion terjadi memurut keadaan ujung F ujung fragmen tulang

    - =tropik sama sekali tidak terbentuk kalus (avaskular)

    - :ipertropik terbentuk jaringan fibrous (hipervascular)

    - 7ligotropik kalus yang terbentuk sedikit

    (1asjad, //2)

    1.2.11. Penatalaksanaan

    1.2.11.1. Prinsi% Prinsi% Pengo#atan Fraktur /

    a. !enatalaksanaan aal

    >

  • 7/22/2019 Laporan kasus 1 fraktur

    16/42

    - !ertolongan pertama

    $embersihkan jalan napas, menutup luka dengan verban yang bersih dan imobilisasi

    fraktur pada anggota gerak yang terkena agar penderita merasa nyaman dan

    mengurangi nyeri sebelum diangkut dengan ambulans.

    - !enilaian klinis

    6ebelum menilai fraktur itu sendiri, perlu dilakukan penilaian klinis, apakah luka itu

    luka tembus tulang, adakah trauma pembuluh darahsyaraf ataukah trauma alat&alat

    dalam lain.

    - 1esusitasi

    -ika pasien datang dalam keadaan syok dilakukan resusitasi sebelum diberikan terapi

    pada frakturnya sendiri berupa pemberian transfuse darah dan cairan lainnya serta

    obat&obat anti nyeri (1asjad, //2).

    b. !rinsip umum pengobatan fraktur

    =da enam prinsip pengobatan fraktur

    - -angan mencederai pasien

    - !engobatan didasari atas diagnosis yang tepat dan prognosisnya

    - 6eleksi pengobatan dengan tujuan khusus, yaitu dengan cara menghilangkan nyeri,

    memperoleh posisi yang baik dari fragmen, mengusahakan terjadinya penyembuhantulang, dan mengembalikan fungsi secara optimal

    - %ekerja sama dengan hukum alam

    - %ersifat realistik dan praktis dalam memilih jenis pengobatan

    - !emilihan pengobatan dengan memperhatikan setiap pasien secara individu (De -ong,

    //0C 1asjad, //2)

    6ebelum mengambil keputusan untuk melakukan pengobatan definitif, prinsip

    pengobatan ada empat (0)

    - 0eognition / diagnosis dan penilaian fraktur

    !rinsip pertama adalah mengetahui dan menilai keadaan fraktur dengan anamnesis,

    pemeriksaan klinik dan radiologis. !ada aal pengobatan perlu diperhatikan

    @

  • 7/22/2019 Laporan kasus 1 fraktur

    17/42

    lokalisasi fraktur, bentuk fraktur, teknik yang sesuai untuk pengobatan, komplikasi

    yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengobatan.

    - 0e-ution / reduksi fraktur apabila perlu.

    !osisi yang baik alignmentsempurna dan aposisi yang sempurna.

    1eduksi berarti mengembalikan jaringan atau fragmen ke posisi semula (reposisi).

    Dengan kembali ke bentuk semula, diharapkan bagian yang sakit dapat berfungsi

    kembali dengan maksimal.

    - 0etention / tindakan mempertahankan hasil reposisi dengan fiksasi (imobilisasi), :al

    ini akan menghilangkan spasme otot pada ekstremitas yang sakit sehingga terasa lebih

    nyaman dan sembuh lebih cepat.

    - 0e(a#ilitation / mengembalikan aktifitas fungsional semaksimal mungkin.

    (%ucholE et al, //@C 1asjad, //2C :elmi /)

    1.2.11.2. eto-e eto-e Pengo#atan Fraktur

    a. 'raktur tertutup

    . #onservatif

    - !roteksi semata F mata (tanpa reduksi atau imobilisasi) menggunakan sling

    (mitela).

    Indikasi fraktur yang tidak bergeser.- Imobilisasi dengan bidai eksterna (tanpa reduksi) menggunakanplaster of Paris

    (gips) atau dengan bermacam F macam bidai dari plastik atau metal.

    Indikasi fraktur yang akan dipertahankan posisinya dalam proses penyembuhan

    - 1eduksi tertutup dengan manipulasi dan imobilisasi eksterna menggunakan gips.

    Indikasi bidai pada fraktur untuk pertolongan pertama, imobilisasi sebagai

    pengobatan definitive pada fraktur, imobilisasi untuk mencegah fraktur patologis,

    untuk alat bantu tambahan pada fiksasi interna yang kurang kuat.

    - 1eduksi tertutup dengan traksi berlanjut diikuti dengan imobilisasi dengan traksi

    kulit dan traksi tulang.

    - 1eduksi tertutup dengan traksi kontinu dan counter traksi dengan menggunakan

    alat F alat mekanik seperti bidai 4homas, bidai %ron %ohler, %idai 4homas

    denganPearson knee flexion attachment.

    2

  • 7/22/2019 Laporan kasus 1 fraktur

    18/42

    Indikasi bila reduksi tertutup dengan manipulasi dan imobilisasi tidak

    memungkinkanC bila terdapat otot yang kuat mengelilingi fraktur pada tulang

    tungkai baah yang menarik fragmenC bila terdapat fraktur yang tidak stabil,

    oblik, fraktur spiral atau kominutif tulang panjangC fraktur vertebra servikalis

    yang tidak stabilC fraktur femur pada anak&anakC fraktur dengan pembengkakan

    yang sangat hebat dan terdapat pergeseran yang tidak stabilC sesekali pada fraktur

    3olles.

    8mpat metode traksi yang digunakan traksi kulit, traksi menetap, traksi tulang,

    traksi berimbang dan traksisliding.

    . 1eduksi tertutup dengan fiksasi eksterna atau fiksasi perkutaneus denganK-wire

    6etelah dilakukan reduksi tertutup pada fraktur yang tidak stabil, maka

    reduksi dapat dipertahankan dengan memasukkan #&ire perkutaneus misalnya

    pada fraktur suprakondiler humeri pada anak&anak atau fraktur colles.

    0. 1eduksi terbuka dengan fiksasi interna atau fiksasi eksterna tulang

    4indakan operasi harus diputuskan dengan cermat dan dilakukan oleh ahli

    bedah dan operasi dilakukan secepatnya (dalam satu minggu). =lat F alat yang

    dipergunakan dalam operasi yaitu kaat bedah, kaat #irschner,screw,screwdan

    plate, pin #untscher intrameduler, pin rush, pin 6teinmann, pin 4rephine, plate and

    scre smith !eterson, pin plate telekospik, pin -eett dan protesis. 6elain alat&alat

    metal, tulang yang mati ataupun hidup dapat pula digunakan bonegraft baik

    autograftallograft untuk mengisi defek tulang atau pada fraktur yang nonunion.

    a. 1eduksi terbuka dengan fiksasi interna

    Indikasi

    - 'raktur Intraartikuler (fraktur maleolus, kondilus, olekranon, fraktur patella)

    - 1eduksi tertutup yang mengalami kegagalan (fraktur radius dan ulna disertai

    malposisi yang hebat atau fraktur yang tidak stabil)

    - -ika ada interposisi jaringan diantara kedua fragmen

    - %ila diperlukan fiksasi rigid (fraktur leher femur)

    - 'raktur dislokasi yang tidak dapat direduksi secara baik dengan reduksi

    tertutup (fraktur monteggia dan fraktur %ennet)

    - 'raktur terbuka

    ?

  • 7/22/2019 Laporan kasus 1 fraktur

    19/42

    - %ila terdapat kontraindikasi pada imobilisasi eksterna sedangkan diperlukan

    mobilisasi yang cepat (fraktur pada orang tua)

    - 8ksisi fragmen yang kecil

    - 8ksisi fragmen tulang yang kemungkinan mengalami nekrosis avaskuler

    (fraktur leher femur pada orang tua)

    - 'raktur avulsi (kondilus humeri)

    - 'raktur epifisis tertentu pada rade III dan I (6alter :arris) pada anak &

    anak

    - 'raktur multiple (fraktur pad tungkai atas dan baah)

    - Gntuk mempermudah peraatan penderita (fraktur vertebra tulang belakang

    yang disertai paraplegia)

    b. 1eduksi terbuka dengan fiksasi eksterna

    Indikasi

    - 'raktur terbuka grade II&III

    - 'raktur terbuka disertai hilangnya jaringan atau tulang yang hebat

    -'raktur dengan infeksi atau pseudoartrosis

    - 'raktur yang miskin jaringan ikat

    - #adang F kadang pada fraktur tungkai baah penderita D$

    A

  • 7/22/2019 Laporan kasus 1 fraktur

    20/42

    9. 8ksisi fragmen tulang dan penggantian dengan protesis

    !ada fraktur leher femur dan sendi siku orang tua, biasanya terjadi nekrosis

    avaskuler dari fragmen atau nonunion, oleh karena itu dilakukan pemasangan

    protesis yaitu alat dengan komposisi metal tertentu untuk menggantikan bagian

    yang nekrosis

    b. 'raktur terbuka

    'raktur terbuka merupakan keadaan darurat yang memerlukan penanganan yang

    terstandar untuk mengurangi resiko infeksi. 6elain mencegah infeksi juga diharapkan

    terjadi penyembuhan fraktur dan restorasi fungsi anggota gerak. %eberapa hal yang

    penting untuk dilakukan dalam penatalaksanaan fraktur terbuka yaitu operasi yang

    dilakukan dengan segera, hati&hati, debridement yang berulang&ulang, stabilisasi fraktur,

    penutupan kulit dan bone grafting yang dini serta pemberian antibiotik yanga adekuat.

    %eberapa prinsip dasar pengelolaan fraktur terbuka

    i. 7bati fraktur terbuka sebagai satu kegaatan

    ii. =dakan evaluasi aal dan diagnosis akan adanya kelainan yang dapat

    menyebabkan kematian

    iii. %erikan antibiotic dalam ruang gaat darurat, di kamar operasi dan setelah operasi

    iv. 6egera dilakukan debridement dan irigasi yang baik

    v. Glangi debridement 9&2 jam berikutnya

    vi. 6tabilisasi fraktur

    vii. %iarkan luka terbuka antara >&2 hari

    /

  • 7/22/2019 Laporan kasus 1 fraktur

    21/42

    viii. Lakukan one graft autogenous secepatnya

    i+. 1ehabilitasi anggota gerak yang terkena

    (1asjad, //2)

    1.2.12. Kom%likasi Fraktur

    a. #omplikasi segera

    4erjadi pada saat terjadinya patah tulang atau segera setelahnya.

    . Lokal

    - #ulit abrasi, laserasi, penetrasi

    - !embuluh darah robek

    - 6istem saraf sumsum tulang belakang, saraf tepi motorik dan sensorik

    -7rgan dalam jantung, paru, hepar, limpa (pada fraktur costae), kandung kemih (pada

    fraktur pelvis)

    . Gmum

    - 1udapaksa multiple

    - 6yok hemoragik, neurogenik

    b. #omplikasi dini

    4erjadi dalam beberapa hari setelah kejadian.. Lokal

    - ekrosis kulit, gangren, sindrom kompartemen, trombosis vena, infeksi sendi,

    osteomielitis umum

    - =1D6, emboli paru, tetanus

    c. #omplikasi lambat

    4erjadi lama setelah fraktur.

    . Lokal

    - 6endi ankilosis fibrosa, ankilosis osal

    - 4ulang

    gagal tauttaut lamasalah taut

    distrofi refleks

  • 7/22/2019 Laporan kasus 1 fraktur

    22/42

    osteoporosis pasca trauma

    gangguan pertumbuhan

    osteomielitis

    patah tulang ulang

    - 7tottendo penulangan otot, rupture tendo

    - 6araf kelumpuhan saraf lambat

    . Gmum

    - batu ginjal (akibat imobilisasi lama di tempat tidur)

    (De -ong, //0)

    1.3. Fraktur %a-a Anak

    1.3.1. "am#aran umum

    'raktur pada anak F anak berbeda dengan orang deasa, karena adanya perbedaan

    anatomi, biomekanik serta fisiologis tulang.

    1.3.1.1. Per#e-aan anatomi

    =natomi tulang pada anak F anak terdapat lempeng epifisis yang merupakan tulang

    raan pertumbuhan. !eriosteum sangat tebal dan kuat dan menghasilkan kalus yang cepat danlebih besar daripada orang deasa.

    1.3.1.2. Per#e-aan #iomekanik

    !erbedaan biomekanik terdiri atas

    a. %iomekanik tulang

    4ulang anak & anak sangat porous, korteks berlubang F lubang dan sangat mudah

    dipotong oleh karena kanalis :aversian menduduki sebagaian besar tulang. 'aktor ini

    menyebabkan tulang anak F anak dapat menerima toleransi yang besar terhadap

    deformasi tulang dibandingkan orang deasa. 4ulang orang deasa sangat kompak dan

    mudah mengalami tegangan dan tekanan sehingga tidak dapat menahan kompresi.

    b. %iomekanik lempeng pertumbuhan

  • 7/22/2019 Laporan kasus 1 fraktur

    23/42

    Lempeng pertumbuhan merupakan tulang raan yang melekat erat pada metafisis yang

    bagian luarnya diliputi oleh periosteum sedang bagian dalamnya oleh proses mamilaris.

    Gntuk memisahkan metafisis dan epifisis diperlukan kekuatan yang besar.

    c. %iomekanik periosteum

    !eriosteum pada anak F anak sangat kuat dan tebal dan tidak mudah mengalami robekan

    diabandingkan orang deasa.

    1.3.1.3. Per#e-aan fisiologis

    !ada anak F anak, pertumbuhan merupakan dasar terjadinya remodeling yang lebih besar

    dibandingkan orang deasa.

    a. !ertumbuhan berlebihan (over growth)

    !ertumbuhan diafisis tulang panjang akan memberikan stimulasi pada pertumbuhan

    panjang, karena tulang raan lempeng epifisis mengalami hiperemi pada aktu

    penyembuhan tulang.

    b. Deformitas yang progresif

    #erusakan permanen lempeng epifisis menyebabkan kependekan atau deformitas anguler

    pada epifisis.

    c. 'raktur total

    !ada anak F anak fraktur total jarang bersifat komunitif karena tulangnya sangat fleksibel

    dibandingkan orang deasa.

    =tas dasar kelainan perbedaan anatomi, biomekanik, dan fisiologis, maka fraktur pada

    anak F anak mempunyai gambaran khas, yaitu

    . Lebih sering ditemukan

    . !eriosteum sangat aktif dan kuat

    0. !enyembuhan fraktur sangat cepat

    9. 4erdapat problem khusus dalam diagnosis

    >. #oreksi spontan pada suatu deformitas residual

    @. 4erdapat perbedaan dalam komplikasi

    2. %erbeda dalam metode pengobatan

    ?. 1obekan ligament dan dislokasi lebih jarang ditemukan

    0

  • 7/22/2019 Laporan kasus 1 fraktur

    24/42

    A. #urang toleransi terhadap kehilangan darah

    1.3.2. Klasifikasi fraktur %a-a anak

    a. #lasifikasi radiologis

    - 'raktur uckle atau torus

    - 4ulang melengkung

    - 'rakturgreen stick

    - 'raktur total

    b. #lasifikasi anatomis

    - 'raktur epifisis

    - 'raktur lempeng epifisis

    -'raktur metafisis

    - 'raktur diafisis

    c. #lasifikasi klinis

    - 4raumatik

    - !atologis

    - 6tres

    d. 'raktur khusus pada anak

    -'raktur akibat trauma kelainan

    - 'raktur child ause

    #elainan lain dapat diterapkan pada klasifikasi fraktur pada orang deasa.

    6atu bentuk fraktur yang khusus pada anak adalah fraktur yang mengenai cakram

    pertumbuhan (epifisis). 'raktur yang mengenai cakram epifisis ini perlu mendapat perhatian

    khusus karena dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan. 'raktur cakram epifisis ini

    dibagai menjadi lima tipe

    - 4ipe epifisis dan cakram epifisis lepas dari metafisis, tetapi periosteumnya masih

    utuh.

    - 4ipe periost robek di satu sisi di satu sisi sehingga epifisis dan cakram epifisis

    lepas sama sekali dari epifisis.

    - 4ipe 0 patah tulang cakram epifisis melalui sendi.

    9

  • 7/22/2019 Laporan kasus 1 fraktur

    25/42

    - 4ipe 9 terdapat fragmen patahan tulang yang garis patahnya tegak lurus cakram

    epifisis.

    - 4ipe > terdapat kompresi pada sebagian cakram epifisis yang menyebabkan

    kematian dari sebagian cakram tersebut (De -ong, //0).

    1.. Fraktur Klaikula

    4ulang merupakan alat penopang dan sebagai pelindung pada tubuh. 4anpa tulang tubuh tidak

    akan tegak berdiri. 'ungsi tulang dapat diklasifikasikan sebagai aspek mekanikal maupun aspek

    fisiologikal.

    Dari aspek mekanikal, tulang membina rangka tubuh badan dan memberikan sokongan yang

    kokoh terhadap tubuh. 6edangkan dari dari aspek fisiologikal tulang melindungi organ&organ

    dalam seperti jantung, paru&paru dan lainnya. 4ulang juga menghasilkan sel darah merah, sel

    darah putih dan plasma. 6elain itu tulang sebagai tempat penyimpanan kalsium, fosfat, dan

    garam magnesium.

    amun karena tulang bersifat relatif rapuh, pada keadaan tertentu tulang dapat mengalami patah,

    sehingga menyebabkan gangguan fungsi tulang terutama pada pergerakan.

    !atah tulang atau fraktur merupakan hilangnya kontinuitas tulang yang umumnya disebabkan

    oleh tekanan. !eristia ini dapat terjadi karena

    . !eristia trauma tunggal.

    !atah tulang pada peristia ini biasanya dikarenakan oleh kekuatan yang tiba&tiba berlebihan

    dapat berupa pemukulan, penekukan, pemuntiran ataupun penarikan.

    .4ekanan yang berulang&ulang.

    4ekanan yang berulang&ulang dapat menimbulkan keretakan. 6ebagai contoh seorang pelari yang

    menempuh jarak jauh dapat mengalami retak tulang pada daerah tibia, fibula maupun metatarsal.

    0. 'raktur patologik.

    !ada peristia ini tulang mengalami patah oleh tekanan yang normal dikarenakan tulang tersebut

    lemah atau rapuh. %isa disebabkan oleh penyakit tertentu, misalnya tumor.

    1..2 Etiologi Fraktur Klaikula

    >

  • 7/22/2019 Laporan kasus 1 fraktur

    26/42

    $enurut sejarah fraktur pada klavikula merupakan cedera yang sering terjadi akibat jatuh dengan

    posisi lengan terputartertarik keluar (outstreched hand) dimana trauma dilanjutkan dari

    pergelangan tangan sampai klavikula, namun baru&baru ini telah diungkapkan baha sebenarnya

    mekanisme secara umum patah tulang klavikula adalah hantaman langsung ke bahu atau adanya

    tekanan yang keras ke bahu akibat jatuh atau terkena pukulan benda keras. Data ini

    dikemukankan oleh oak et a,l ordBvist dan !eterson. !atah tulang klavikula karena jatuh

    dengan posisi lengan tertarik keluar (outstreched hand) hanya @J terjadi pada kasus, sedangkan

    yang lainnya karena trauma bahu. #asus patah tulang ini ditemukan sekitar 2/J adalah hasil dari

    trauma dari kecelakaan lalu lintas.

    #asus patah tulang klavikula termasuk kasus yang paling sering dijumpai. !ada anak&anak

    sekitar /F@ J dari semua kejadian patah tulang, sedangkan pada orang deasa sekitar ,@F

    >J.

    1..3. Patofisiologi

    #lavikula adalah tulang pertama yang mengalami proses pengerasan selama perkembangan

    embrio minggu ke&> dan @. 4ulang klavikula, tulang humerus bagian proksimal dan tulang

    skapula bersama&sama membentuk bahu. 4ulang klavikula juga membentuk hubungan antara

    anggota badan atas dan 4hora+. 4ulang ini membantu mengangkat bahu ke atas, keluar, dan ke

    belakang thora+. !ada bagian proksimal tulang clavikula bergabung dengan sternum disebut

    sebagai sambungan sternoclavicular (63). !ada bagian distal klavikula bergabung dengan

    acromion dari skapula membentuk sambungan acromioclavicular (=3).

    !atah tulang klavikula pada umumnya mudah untuk dikenali dikarenakan tulang klavikula

    adalah tulang yang terletak dibaak kulit (subcutaneus) dan tempatnya relatif di depan. #arena

    posisinya yang teletak dibaah kulit maka tulang ini sangat raan sekali untuk patah. !atah

    tulang klavikula terjadi akibat dari tekanan yang kuat atau hantaman yang keras ke bahu. 8nergi

    tinggi yang menekan bahu ataupun pukulan langsung pada tulang akan menyebabkan fraktur.

    1... Klasifikasi

    #lasifikasi patah tulang secara umum adalah

    & 'raktur lengkap (complete!

    @

  • 7/22/2019 Laporan kasus 1 fraktur

    27/42

    =dalah patah atau diskontinuitas jaringan tulang yang luas sehingga tulang terbagi menjadi dua

    bagian dan garis patahnya menyeberang dari satu sisi ke sisi lain.

    & 'raktur tidak lengkap "incomplete!

    =dalah patah atau diskontinuitas jaringan tulang dengan garis patah tidak menyeberang,

    sehingga tidak mengenai korteks (masih ada korteks yang utuh).

    $enurut %lack dan $atassarin (AA0) yaitu fraktur berdasarkan hubungan dengan dunia luar,

    meliputi

    & 'raktur tertutup yaitu fraktur tanpa adanya komplikasi, kulit masih utuh, tulang tidak menonjol

    melalui kulit.

    & 'raktur terbuka yaitu fraktur yang merusak jaringan kulit, karena adanya hubungan dengan

    lingkungan luar, maka fraktur terbuka potensial terjadi infeksi.

    Lokasi patah tulang pada klavikula diklasifikasikan menurut Dr. 'L =llman tahun A@2 dan

    dimodifikasi oleh eer pada tahun A@?, yang membagi patah tulang klavikula menjadi 0

    kelompok.

    . #elompok patah tulang pada sepertiga tengah tulang klavikula (insidensi kejadian 2>&?/J).

    & !ada daerah ini tulang lemah dan tipis.

    & Gmumnya terjadi pada pasien yang muda.

    . #elompok patah tulang klavikula pada sepertiga distal (>&>J).

    4erbagi menjadi 0 tipe berdasarkan lokasi ligament coracoclavicular yakni (yakni, conoid dan

    trapeEoid).

    & 4ipe . !atah tulang secara umum pada daerah distal tanpa adanya perpindahan tulang maupun

    ganguan ligament coracoclevicular.

    & 4ipe =. 'raktur tidak stabil dan terjadi perpindahan tulang, dan ligament coracoclavicular

    masih melekat pada fragmen.

    & 4ipe %. 4erjadi ganguan ligament. 6alah satunya terkoyak ataupun kedua&duanya.

    & 4ipe 0. !atah tulang yang pada bagian distal clavikula yang melibatkan =3 joint.

    & 4ipe 9. Ligament tetap utuk melekat pata perioteum, sedangkan fragmen proksimal berpindah

    keatas.

    & 4ipe >. !atah tulang kalvikula terpecah menjadi beberapa fragmen.

    2

  • 7/22/2019 Laporan kasus 1 fraktur

    28/42

    0. #elompok 0 patah tulang klavikula pada sepertiga proksimal (>J)

    !ada kejadian ini biasanya berhubungan dengan cidera neurovaskuler.

    1..! "am#aran Klinis

    ambaran klinis pada patah tulang klavikula biasanya penderita datang dengan keluhan jatuh

    atau trauma. !asien merasakan rasa sakit bahu dan diperparah dengan setiap gerakan lengan.

    !ada pemeriksaan fisik pasien akan terasa nyeri tekan pada daerah fraktur dan kadang&kadang

    terdengar krepitasi pada setiap gerakan. Dapat juga terlihat kulit yang menonjol akibat desakan

    dari fragmen patah tulang. !embengkakan lokal akan terlihat disertai perubahan arna lokal

    pada kulit sebagai akibat trauma dan gangguan sirkulasi yang mengikuti fraktur.

    Gntuk memperjelas dan menegakkan diagnosis pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan

    adalah

    & !emeriksaan rontgen Gntuk menentukan lokasi, luas dan jenis fraktur.

    ?

  • 7/22/2019 Laporan kasus 1 fraktur

    29/42

    & 6can tulang, 34&scan $1I $emperlihatkan frakur dan mengidentifikasikan kerusakan

    jaringan lunak.

    1..$. Penanganan

    !ada prinsipnya penangan patah tulang klavikula adalah untuk mencapai penyembuhan tulang

    dengan minimum tingkat morbiditas, hilangnya fungsi, dan sisa kelainan bentuk.

    #ebanyakan patah tulang klavikula telah berhasil ditangani dengan metode tanpa operasi.

    !eraatan nonoperative dengan cara mengurangi gerakan di daerah patah tulang. 4ujuan

    penanganan adalah menjaga bahu tetap dalam posisi normalnya dengan cara reduksi tertutup dan

    imobilisasi. $odifikasi spika bahu (gips klavikula) atau balutan berbentuk angka delapan atau

    strap klavikula dapat digunakan untuk mereduksi fraktur ini, menarik bahu ke belakang, dan

    mempertahankan dalam posisi ini. %ila dipergunakan strap klavikula, ketiak harus diberi

    bantalan yang memadai untuk mencegah cedera kompresi terhadap pleksus brakhialis dan arteri

    aksilaris. !eredaran darah dan saraf kedua lengan harus dipantau. 'raktur 0 distal klavikula

    tanpa pergeseran dan terpotongnya ligamen dapat ditangani dengan sling dan pembatasan

    gerakan lengan. %ila fraktur 0 distal disertai dengan terputusnya ligamen korakoklavikular,

    akan terjadi pergeseran, yang harus ditangani dengan reduksi terbuka dan fiksasi interna. 6elama

    imobilisasi pasien diperkenankan melakukan latihan gerakan tapi harus menghindari aktivitas

    yang berat.

    4indak lanjut peraatan dilakukan dengan pemantauan yang dijadalkan hingga minggu

    setelah cedera untuk menilai gejala klinis dan kemudian setiap hingga 0 minggu sampai pasien

    tanpa gejala klinis. !emeriksaan foto rontgen tidak perlu selama proses peraatan, tetapi akan

    lebih baik dilakukan pada saat proses penyatuan tulang yang biasanya dapat dilihat pada minggu

    ke 9 sampai minggu ke @ (pada saat fase remodeling pada proses penyembuhan tulang). 4anda

    klinis penyatuan tulang adalah berkurangnya rasa sakit atau rasa sakit hilang, dapat melakukan

    gerakan bahu secara penuh, dan kekuatan kembali normal.

    A

  • 7/22/2019 Laporan kasus 1 fraktur

    30/42

    4idakan pembedahan dapat dilakukan apabila terjadi hal&hal berikut

    & 'raktur terbuka.

    & 4erdapat cedera neurovaskuler.

    & 'raktur comminuted.

    & 4ulang memendek karena fragmen fraktur tumpang tindih.

    & 1asa sakit karena gagal penyambungan (nonunion).

    & $asalah kosmetik, karena posisi penyatuan tulang tidak semestinya (malunion).

    !emberian obat pada kasus patah tulang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri. 7bat&obat

    yang dapat digunakan adalah obat kategori analgesik antiinflamasi seperti acetaminophen dan

    codeine dapat juga obat golongan 6=IDs seperti ibuprofen.

    1..&. Prognosis

    !atah tulang akan sembuh dengan baik jika dilakukan tindakan operative.

    1..). Kom%likasi

    #omplikasi akut

    & 3edera pembuluh darah& !neumouthora+

    & :aemothora+

    #omplikasi lambat

    0/

  • 7/22/2019 Laporan kasus 1 fraktur

    31/42

    & $al union proses penyembuhan tulang berjalan normal terjadi dalam aktu semestinya,namun

    tidak dengan bentuk aslinya atau abnormal.

    & on union kegagalan penyambungan tulang setelah 9 sampai @ bulan

    BAB II

    LAP40AN KA5U5

    !asien baru post kecelakaan lalu lintas datang ke ID dalam keadaan sadar.

    =iray 6umbatan jalan napas (&)%reathing 11 @ kalimenit (tidak didapatkan tanda&tanda gangguan pernapasan)

    3irculation 4D /2/ mm:g

    2? kalimenit (reguler, kuat angkat)

    Disability 36 >

    !upil Isokor

    0

  • 7/22/2019 Laporan kasus 1 fraktur

    32/42

    6etelah airay, breathing, dan circulation dipastikan Kclear, maka pemeriksaan

    selanjutnya dapat dilakukan lebih lanjut.

    II.1. I-entitas Pasien

    ama 6dr. 5%

    Gmur ? tahun

    4anggal Lahir =gustus AA>

    -enis # elamin !ria

    =gama Islam

    =lamat emenggeng %anyubiru #ab. 6emarang

    !ekerjaan !elajar

    6tatus !ernikahan %elum menikah

    4anggal $asuk 2 ovember /0

    o. 3$ /9?

    II.2. Anamnesa

    =utoanamnesa dan alloanamnesa dilakukan di %angsal 3empaka 16GD =mbaraa pada

    tanggal / ovember /0

    Kelu(an Utama /

    yeri pada bahu kanan

    0i6a'at Pen'akit 5ekarang /

    !asien datang ke 16GD =mbaraa dengan keluhan nyeri pada bahu kanan. !asien

    mengalami kecelakaan lalu lintas (sepeda motor tunggal akibat tergelincir) sejak hari

    yang lalu. !asien mengatakan posisi jatuh pada saat kecelakaan, bahu kanan terhantam

    jalan terlebih dahulu dan pasien merasa ada sesuatu yang patah pada bahu kanannya.

    yeri dirasakan semakin berat jika tangan kanan digerakkan dan nyeri sedikit berkurang

    saat pasien menopang tangan kanannya. 6elain itu, pasien juga mengeluhkan luka lecet di

    sikut kanan dan lutut. !ada saat jatuh pasien tidak pingsan dan masih ingat saat kejadian

    0

  • 7/22/2019 Laporan kasus 1 fraktur

    33/42

    berlangsung. #epala tidak terbentur. 4idak ada perdarahan yang terjadi. !asien

    menyangkal adanya pusing, nyeri kepala, mual dan muntah.

    0i6a'at Pen'akit Da(ulu /

    !asien belum pernah mengalami keluhan yang sama sebelumya. 1iayat trauma

    sebelumnya (&), D$ (&), hipertensi (&), alergi (&), riayat penyakit tulang (&), riayat

    operasi sebelumnya (&), riayat kelainan darah (&).

    0i6a'at Pen'akit Keluarga /

    Di keluarga tidak ada yang memiliki keluhan yang sama seperti pasien. 1iayat D$ (&),

    hipertensi (&), alergi (&), riayat penyakit tulang (&), riayat kelainan darah (&).

    0i6a'at Pengo#atan /

    !asien belum melakukan pengobatan sebelumnya.

    II.3. Pemeriksaan Fisik

    . 6tatus generalisata

    a. #G tampak sakit sedang

    b. #esadaran 3ompos $entis, 36 89>$@

    c. 4anda ital

    & 4ekanan Darah /2/ mm:g

    & adi 2+menit

    & 1espirasi @+menit

    & 6uhu 02o 3

    & %erat %adan @/ kg

    & 4inggi %adan @/ cm

    d. #epala $esocephal, rambut hitam, pendek, lurus, tidak mudah dicabut,

    hematom (&), jejas (&)

    e. $ata #onjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor, reflek

    cahaya (MM), reflek kornea (MM)

    f. :idung 6ekret (&), mimisan (&), nafas cuping hidung (&)

    00

  • 7/22/2019 Laporan kasus 1 fraktur

    34/42

    g. $ulut 6tomatitis (&), sianosis (&), lidah kotor (&), pembesaran tonsil (&)

    h. 4elinga Discharge (&), luka (&)

    i. Leher !embesaran #% (&), deviasi trakea (&) , -! tidak meningkat

    j. 4horak

    & !ulmo 6onor, vesikuler diseluruh lap. paru, suara tambahan (&)

    & 3or #onfigurasi kesan dalam batas normal, 6I&II tunggal, bising(&)

    i. =bdomen 6upel, tympani, hepar dan lien tak teraba

    j. 8kstremitas

    & 6uperior dekstra edema (&), deformitas (&), jejas (&), akral dingin (&), nyeri

    gerak aktif dan pasif (&)

    & 6uperior sinistra lihat status lokalis

    & Inferior edema (&), deformitas (&), jejas (&), akral dingin (&), nyeri

    gerak aktif dan pasif (&)

    . 6tatus Lokalis

    1egio 3lavicula De+tra

    Look edema (M), deformitas (M), hematoma (M)

    'eel teraba hangat, nyeri tekan (M), krepitasi (M) nadi dan suhu distal (dbn)

    $ovement nyeri gerak aktif dan pasif (M), function laesa (M), gerak terbatas

    II.. Diagnosis

    II..1 Diagnosis Klinis

    'raktur 4ertutup 3lavicula De+tra

    II..2 Diagnosis Ban-ing

    'raktur 4ertutup 3lavicula De+tra 0 medial

    'raktur 4ertutup 3lavicula De+tra 0 tengah

    'raktur 4ertutup 3lavicula De+tra 0 lateral

    II.!. Pemeriksaan Penun7ang

    :asil pemeriksaan laboratorium tanggal ? ovember /0

    Pemeriksaan Hasil Nilai 0u7ukan

    Hematologi

    09

  • 7/22/2019 Laporan kasus 1 fraktur

    35/42

    -ara( rutin /

    :emoglobin 128, 9 9,/ F ?,/ gdl

    Leukosit 1!83 : 9,/ F / ribu

    8ritrosit 9,0 9,/ F @, juta

    :ematokrit 328$ 9 9/ F >? J

    4rombosit 0?? // F 9// ribu$3 &)8+ 9 ?/ F A/ mikro m0

    $3: A, 2 F 09 pg

    $3:3 3$8) : 0 F 0@ gdl

    1DH ,0 / F @ J

    $! $83 9 2 F mikro m0

    Limfosit 181 9 ,2 F 0,> /0mikroL

    $onosit /,@ /, F /,@ /0mikroL

    ranulosit 138$ : ,> F 2 /0mikroL

    Limfosit J &8, 9 > F 0> J

    $onosit J 9, 9 F @ J

    ranulosit J ))8+ : >/ F ?/ J!34 /,99 /, F /,> J

    !DH ,/ / F ? J

    olongan Darah 7

    3lotting 4ime 0 // 0&> (menitdetik)

    %leeding 4ime // &0 (menitdetik)

    Kimia Klinik

    674 90 ; 92 IGL

    6!4 1 : ; 0A IGL

    5erologi

    :%s=g on 1eaktif 7 18=#4I'

    :asil pemeriksaan rontgen tanggal 2 ovember /0

    0>

  • 7/22/2019 Laporan kasus 1 fraktur

    36/42

    Dari foto 1ontgen 6houlder De+tra =! didapatkan

    Diskontinuitas os clavicula de+tra 0 medial transversal displaced tertutup

    II.6. Diagnosa Ker7a

    'raktur os clavicula de+tra 0 medial transversal displaced tertutup non komplikata

    II.&. Penatalaksanaan

    'armakologi

    & Infus 1L / tpm

    & Inj #etorolac 0+/ mg

    & Inj =sam 4raneksamat 0+> mg

    & Inj 1anitidin +N

    & Inj 3efotaksim +>// mg

    & =mo+icilin syr 0+

    & Ibuprofen syr 0+

    on farmakologi

    & Imobilisasi

    4erapi 7peratif 71I'

    II.). Prognosis

    Dubia ad bonam

    0@

  • 7/22/2019 Laporan kasus 1 fraktur

    37/42

    BAB III

    ANALI5A KA5U5

    Analisa Kasus #er-asarkan 54AP

    III.1. 5 ;5u#7etie hari. 7bat ini menghambat enEim siklooksigenase sehingga konversi asam

    arakidonat menjadi ! terganggu. #etorolak merupakan penghambat siklooksigenase

    yang non selektif. 6elain menghambat sintese prostaglandin, juga menghambat

    tromboksan =.

    & Inj =sam 4raneksamat 0+> mg

    =sam traneksamat merupakan inhibitor fibrinolitik sintetik bentuk trans dari asam

    karboksilat sikloheksana aminometil. =sam traneksamat merupakan competitive

    inhiitordari aktivator plasminogen dan penghambat plasmin. !lasmin sendiri berperan

    0A

  • 7/22/2019 Laporan kasus 1 fraktur

    40/42

    menghancurkan fibrinogen, fibrin dan faktor pembekuan darah lain, oleh karena itu

    asam traneksamat dapat digunakan untuk membantu mengatasi perdarahan akibat

    fibrinolisis yang berlebihan.

    & Inj 1anitidin +N

    1anitidin merupakan antagonis histamin reseptor : (antagonis :) menghambat kerja

    histamin pada semua reseptor :yang penggunaan klinisnya ialah menghambat sekresi

    asam lambung, dengan menghambat secara kompetitif ikatan histamin dengan reeseptor

    :, Eat ini mengurangi konsentrasi c=$! intraseluler sehingga sekresi asam lambung

    juga dihambat.

    & Inj 3efotaksim +>// mg

    3efota+ime adalah antibiotik spektrum luas golongan sefalosporin generasi ketiga yang

    mempunyai efek bakterisidal dengan cara menghambat sintesis mukopeptida dinding

    sel bakteri. 3efota+ime merupakan pilihan lini pertama terhadap bakteri yang resisten

    terhadap penisilin karena cefota+ime stabil terhadap hidrolisis beta&laktamase.

    & =mo+icilin syr 0+

    =mo+icillin merupakan senyaa penisilin semi sintetik dengan aktivitas anti bakteri

    spectrum luas yang bersifat bakterisid.

    & Ibuprofen syr 0+

    Ibuprofen adalah golongan obat antiinflamasi nonsteroid yang mempunyai efek sebagai

    analgesik, antipiretik, antiinflamasi. Ibuprofen bekerja dengan cara menghambat enEim

    siklooksigenase, yang mengakibatkan terhambatnya sintesis prostaBlandin. Ibuprofen

    mempunyai efek antipiretik dengan cara bekerja di hipotalamus, yang menurunkan

    panas melalui vasodilatasi dan peningkatan aliran darah perifer.

    =INDAKAN PEBEDAHAN

    . 71I' (7!8 18DG34I7 =D I481=L 'IO=4I7)a. Insisi dilakukan pada tempat yang mengalami cidera dan diteruskan sepanjang

    bidang anatomik menuju tempat yang mengalami fraktur

    b. 'raktur diperiksa dan diteliti

    c. 'ragmen yang telah mati dilakukan irigasi dari luka

    d. 'raktur di reposisi agar mendapatkan posisi yang normal kembali

    9/

  • 7/22/2019 Laporan kasus 1 fraktur

    41/42

    e. 6aesudah reduksi fragmen&fragmen tulang dipertahankan dengan alat ortopedik

    berupaC pin, sekrup, plate, dan paku

    #euntungan

    a. 1eduksi akuratb. 6tabilitas reduksi tinggi

    c. !emeriksaan struktu neurovaskuler

    d. %erkurangnya kebutuhan alat imobilisasi eksternal

    e. !enyatuan sendi yang berdekatan dengan tulang yang patah menjadi lebih cepat

    f. 1aat inap lebih singkat

    g. Dapat lebih cepat kembali ke pola kehidupan normal

    #erugian

    a. #emungkinan terjadi infeksi

    b. 7steomielitis

    . 8#6481=L 'I#6=6I

    $etode alternatif manajemen fraktur dengan fiksasi eksternal, biasanya pada ekstrimitas dan

    tidak untuk fraktur lama

    a. !ost eksternal fiksasi, dianjurkan penggunaan gips.

    b. 6etelah reduksi, dilakukan insisi perkutan untuk implantasi pen ke tulangc. Lubang kecil dibuat dari pen metal meleati tulang dan dikuatkan pennya.

    d. !eraatan & kali sehari secara khusus, antara lain

    7bsevasi letak pen dan area

    7bservasi kemerahan, basah dan rembes

    7bservasi status neurovaskuler distal fraktur

    9

  • 7/22/2019 Laporan kasus 1 fraktur

    42/42

    DAF=A0 PU5=AKA

    %ucholE 1H, :eckman -D, 3ourt&%ron 3$. Rockwood # $reen%s Fractures in &dults,

    @th 8dition. G6= $aryland 3omposition. //@. p?/&00

    De -ong, Him dan 6jamsyuhidayat, 1. //0.'uku &(ar )lmu 'edah *disi +. -akarta

    !enerbit %uku #edokteran 83:elmi P. /. 'uku &(ar $angguan Muskuloskeletal. -akarta 6alemba $edika. p

    9&>>

    ayagam 6. //.Principles of Fractures. Dalam 6olomon L, Harick D, ayagam 6.

    =pleyQs 6ystem of 7rthopaedics and 'ractures inth 8dition. London :odder 8ducation. p@?2&

    20

    7sari, 8. ///.'edah dan Perawatann,a. -akarta %alai !enerbit 'akultas #edokteran

    Gniversitas Indonesia

    1asjad, 3. //2. Pengantar )lmu 'edah rtopedi *disi Ketiga. -akarta 5asif

    Hatampone