36
DAFTAR ISI LEMBARAN PENILAIAN ……………………………………………………………………………………… i KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………………………… ii DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………………………… iv BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………………… 1 BAB II MATERIAL, BENDA UJI,DAN METODE PENELITIAN… 3 2.1 Material ……………………………………………………………………………………… 3 2.2 Benda Uji …………………………………………………………………………………… 6 2.3 Metode Penelitian ……………………………………………………………… 7 BAB III PELAKSANAAN PEMERIKSAAN MATERIAL, PERHITU NGAN KOMPOSISI CAMPURAN BETON, DAN PEMBUAT AN BENDA UJI …………………………………………………………………………… 9 3.1 Pelaksanaan Pemeriksaan Material ……………………… 9 3.2 Perhitungan Komposisi Campuran Beton …………… 3.3 Pembuatan Benda Uji ………………………………………………………… BAB IV HASIL PENELITIAN ………………………………………………………………… 4.1 Hasil Pemeriksaan Sifat-Sifat Fisis ……………… 4.2 Hasil Pembebanan ………………………………………………………………… BAB V PENUTUP ………………………………………………………………………………………… 5.1 Kesimpulan ………………………………………………………………………………… 5.2 Saran-saran ……………………………………………………………………………… DAFTAR KEPUSTAKAAN ……………………………………………………………………………………… LAMPIRAN …………………………………………………………………………………………………………………

Laporan IBB

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan IBB

DAFTAR ISI

LEMBARAN PENILAIAN ……………………………………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………………………… ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………………………… iv

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………………… 1

BAB II MATERIAL, BENDA UJI,DAN METODE PENELITIAN… 3

2.1 Material ……………………………………………………………………………………… 3

2.2 Benda Uji …………………………………………………………………………………… 6

2.3 Metode Penelitian ……………………………………………………………… 7

BAB III PELAKSANAAN PEMERIKSAAN MATERIAL, PERHITU

NGAN KOMPOSISI CAMPURAN BETON, DAN PEMBUAT

AN BENDA UJI …………………………………………………………………………… 9

3.1 Pelaksanaan Pemeriksaan Material ……………………… 9

3.2 Perhitungan Komposisi Campuran Beton ……………

3.3 Pembuatan Benda Uji …………………………………………………………

BAB IV HASIL PENELITIAN …………………………………………………………………

4.1 Hasil Pemeriksaan Sifat-Sifat Fisis ………………

4.2 Hasil Pembebanan …………………………………………………………………

BAB V PENUTUP …………………………………………………………………………………………

5.1 Kesimpulan …………………………………………………………………………………

5.2 Saran-saran ………………………………………………………………………………

DAFTAR KEPUSTAKAAN ………………………………………………………………………………………

LAMPIRAN …………………………………………………………………………………………………………………

Page 2: Laporan IBB

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam suatu konstruksi bangunan, beton merupakan bagian

yang penting. Berdasarkan hal ini maka analisa dan

penelitian terhadap materi dan proses terbentuknya beton

sangat dibutuhkan. Sebagai program wajib dalam Ilmu Bahan

Bangunan, maka penerapan dasar dan aplikasinya wajib

dikuasai oleh setiap mahasiswa teknik sipil. Hal ini

diacukan agar kedepan seorang sarjana sipil dapat menguasai

konsep dan analisa kerja saat terjun kedunia konstruksi.

Beton sendiri adalah bahan bangunan/konstruksi berupa

batu buatan (Artifisial Stone) yang homogen yang diperoleh

dari percampuran tiga bahan dasar yaitu Semen Portland

sebagai bahan pengikat hidrolis, air sebagai bahan pereaksi

pengikatan, dan batuan/agregat sebagai bahan pengisi

(filler) dan penguat (strengter) yang meliputi Agregat kasar

(Coarse Aggregate) dan agregat halus (Fine Aggregate). Atau

dalam hal-hal tertentu campuran diberi bahan tambahan

(additive) atau bahan campuran (admixture) sesuai dengan

keperluan konstruksi.

Praktikum ini bertujuan untuk memperoleh pengetahuan

mengenai perencanaan campuran beton serta keterampilan dalam

pelaksanaannya. Untuk mendapatkan beton yang bermutu baik

dan memiliki daya kuat tekan yang besar, perlu adanya suatu

analisa laboratorium terhadap beberapa faktor penyusun

terbentuknya beton, yang meliputi sifat-sifat fisis berupa :

Susunan Butiran (Sieve Analysis)

Berat Volume (Bulk Density)

Berat Jenis (Specific Grafity)

Page 3: Laporan IBB

Penyerapan (Absorption)

Kelembaban (Moisture Contain)

Modulus Kehalusan (Fineness Modulus)

Kandungan Lumpur (Claylumps)

Pada air dan semen tidak dilakukan suatu analisa khusus

karena dianggap telah memenuhi standar syarat dalam PBI 1971

NI-2.

Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap agregat baru

dilaksanakan Mix Design atau rencana campuran beton

berdasarkan pada ketentuan American Concrete Institute (ACI)

Standar 211,1-77 yang dikombinasikan dengan ketentuan

Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1971).

Pencampuran dan pengadukan beton dilakukan dengan

menggunakan mesin pengaduk Mollen dengan nilai Slump yang

direncanakan yaitu 7,5 – 10 cm. Benda uji yang digunakan

adalah cetakan baja berbentuk silinder dengan tinggi 30 cm

dan berdiameter 31,5 mm sebanyak 3 buah, dengan mutu beton

yang diinginkan adalah mutu beton dengan nilai FAS 0,515.

Page 4: Laporan IBB

BAB II

MATERIAL , BENDA UJI , DAN METODE PENELITIAN

2.1 MATERIAL

Material utama yang digunakan adalah agregat, yang

meliputi Coarse Aggregate yaitu kerikil dengan butiran nya >

5mm dan Fine Aggregate yang meliputi pasir kasar (Coarse

Sand), dan pasir halus (Fine Sand).

Semen adalah bahan pengikat hidrolis yang digunakan

untuk mengikat butiran-butiran material yang dibantu oleh

air. Semen yang digunakan ialah semen produksi PT. SAI.

Air yang digunakan adalah bersih dengan ketentuan PH

7 dan berasal dari PDAM yang tersedia di Lab.Konstruksi dan

Ilmu Bahan Bangunan Fakultas Teknik Unsyiah.

2.1.1 Aggregate

Agregat untuk beton adalah butiran mineral keras yang

bentuknya mendekati bulat dengan ukuran butiran antara 0,075

mm – 150 mm. Dalam campuran beton, agregat merupakan bahan

penguat dan pengisi ,dan menempati sekitar 75% dari volume

total beton.

Keutamaan agregat dalam peranannya didalam beton :

Menghemat penggunaan semen Portland

Menghasilkan kekuatan besar pada beton

Mengurangi penyusutan pada pengerasan beton

Dengan gradasi agregat yang baik dapat tercapai beton

yang padat

Page 5: Laporan IBB

A.Agregat Halus

Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alam

sebagai hasil desintegrasi alami dari batuan-batuan atau

berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh alat pemecah batu.

Agregat ini berukuran 0,075 mm – 5 mm, dan meliputi pasir

kasar (Coarse Sand) dan pasir halus (Fine Sand). Menurut PBI

agregat halus harus memenuhi syarat sbb:

Agregat halus harus terdiri dari butiran-butiran

tajam, keras, dan bersifat kekal artinya tidak hancur

oleh pengaruh cuaca dan temperatur.

Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih

dari 5%(ditentukan terhadap berat kering). Bila lebih

5% harus dicuci.

Agregat halus tidak boleh mengandung bahan organis

terlalu banyak dan harus dibuktikan dengan percobaan

warna dari ABRAMS-HARDER dengan larutan NaOH 3%.

Agregat halus yang tidak memenuhi percobaan diatas

dapat juga dipakai, asal kekuatan tekan adukan

agregat pada umur 7 dan 28 hari tidak kurang dari 95%

dari kekkuatan adukan agregat yang sama tetapi dicuci

dalam lar. NaOH 3% yang kemudian dicuci bersih dengan

air pada umur yang sama.

Angka kehalusan (Fineness Modulus) antara 2- 3,2

Agregat halus harus terdiri dari butiran yang

beranekaragam besarnya.

Page 6: Laporan IBB

B. Agregat Kasar

Agregat kasar biasa juga disebut kerikil sebagai hasil

desintegrasi alami dari batuan atau berupa batu pecah yang

diperoleh dari industri pemecah batu, dengan butirannya

berukuran antara 5mm-150mm. Ketentuan agregat kasar antara

lain :

Agregat kasar harus terdiri dari butiran yang keras

dan tidak berpori.

Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih

dari 1%. Bila melampaui harus dicuci.

Agregat kasar tidak boleh mengandung zat yg dapat

merusak beton, seperti zat yang relatif alkali.

Agregat kasar harus lewat tes kekerasan dengan bejana

penguji Rudeloff dengan beban uji 20 ton.

2.1.2 Semen Portland (Portland Cement)

Bahan pengikat hidrolis yang utama adalah semen

Portland. Disebut pengikat hidrolis karena semen Portland

akan mengikat apabila diberi air dan kemudian terjadi reaksi

kimia(proses hidrasi) yang bermula dari pasta semen yang

plastis kemudian menjadi kaku dan keras.

Sesuai dengan tujuan pemakaiannya, semen Portland

terbagi dalam 5 jenis yaitu :

Tipe I, yaitu untuk konstruksi secara umum.

Tipe II, yaitu untuk konstruksi secara umum terutama

sekali bila disyaratkan agak tahan terhadap Sulfat dan

panas hidrasi yang sedang.

Tipe III, yaitu untuk konstruksi yang menuntut persyaratan

kekuatan awal yang tinggi.

Tipe IV, yaitu untuk konstruksi yang menuntut persyaratan

panas hidrasi yang rendah.

Page 7: Laporan IBB

Tipe V, yaitu untuk konstruksi yang menuntut persyaratan

sangat tahan terhadap Sulfat.

Dalam percobaan ini, semen yang digunakan adalah semen

Tipe I yang merupakan produksi PT. SAI dengan specific

grafity 3,16.

2.1.3 Air

Air yang dapat dipergunakan dalam campuran beton dan

perawatannya harus bebas dari minyak, asam alkali, garam-

garam, bahan-bahan organis dan bahan-bahan yang dapat

merusak beton. Dalam hal ini sebaiknya diguinakan air

bersih, tetapi karena kesulitan memperolehnya / mahal maka

boleh digunakan air yang terdapat di dalam alam seperti air

sumur, air sungai, dan lain-lain dengan ketentuan memenuhi

kriteria air minum.

Pada percobaan ini, digunakan air sumur yang dimasukkan

dalam tangki dan ditarik dengan sanyo dengan Ph 7,13, yang

telah tersedia di Lab. Konstruksi dan Ilmu Bahan Bangunan

Fakultas Teknik Unsyiah. Dibandingkan dengan Ph 7 kekuatan

beton tidak turun sampai 2%.

2.2 BENDA UJI

Kekuatan karakteristik beton diperoleh dari hasil

pengetesan sejumlah benda uji beton. Benda uji beton dapat

berbentuk kubus 15x15x15 cm³, kubus 20x20x20 cm³ dan silinder

berdiameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Berdasarkan PBI 1971,

benda uji standar ialah kubus 15x15x15 cm³ sedangkan menurut

ACI 211.1-77 adalah silinder ukuran 31,5 mm dengan tinggi 30

cm.

Pada percobaan ini mutu beton yang direncanakan adalah

mutu beton dengan FAS 0,515 dengan menggunakan benda uji

Page 8: Laporan IBB

berbentuk silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 31,5 cm

sebanyak 3 buah.

2.3 METODE PENELITIAN

2.3.1 Sifat-sifat Fisis Agregat

Untuk menentukan sifat-sifat fisis agregat, digunakan

metode British Standard (BS) dan American Society for

Testing for Material(ASTM)

Dalam penyelidikan Berat Volume (Bulk Density)

dilaksanakan berdasarkan metode BS 812.

Berat jenis (Specific Gravity) agregat adalah

perbandingan berat sejumlah volume agregat tanpa mengandung

rongga udara terhadap berat air pada volume yang sama.

Specific Gravity dibedakan dalam dua keadaan yaitu keadaan

jenuh permukaan(saturated surface dry)dan kering

absolut(oven dry) berdasarkan metode BS 812. Pengukuran

dilaksanakan dengan dua cara, yaitu penimbangan diluar dan

dalam air untuk kerikil; dan untuk pasir berdasarkan metode

Thawlow’s.

Analisa saringan (sieve analysis) bertujuan mengurai

kan susunan butiran agregat yang diperoleh dari hasil

penyaringan benda uji dengan menggunakan beberapa fraksi

saringan. Dalam hal ini saringan standar yang digunakan

berdasarkan metode ASTM.

2.3.2 Kandungan Organis Dalam Pasir

Jika agregat campuran beton mengandung bahan organik

akan mengakibatkan proses hidrasi terganggu, sehingga dapat

mengurangi kekuatan beton. Untuk itu pasir harus diperiksa

kandungan organiknya dengan menggunakan metode Abram’s

Harder ASTM C-40-73.

Page 9: Laporan IBB

2.3.3 Komposisi Campuran Beton (Concrete Mix Design)

Setelah bahan-bahan yang digunakan dalam campuran beton

diteliti sifatnya, kemudian perencanaan komposisi campuran

berdasarkan American Concrete Institude (ACI) 211.1-91.

Page 10: Laporan IBB

BAB III

PELAKSANAAN PEMERIKSAAN MATERIAL, PERHITUNGAN

KOMPOSISI CAMPURAN, DAN PEMBUATAN BENDA UJI

3.1 PELAKSANAAN PEMERIKSAAN MATERIAL

3.1.1 Berat Volume (Bulk Density)

Tujuan : Untuk menentukan berat volume pada agregat

Langkah :

Benda uji yang telah dikeringkan dalam oven dikeluar

kan dan dibiarkan dingin. Kemudian agregat diisi kedalam

container yang terdiri dari tiga lapisan. Setiap lapisan

dipadatkan dengan tongkat sebanyak 25 tumbukan. Terakhir

diisi hingga penuh dan diratakan, lalu dihitung beratnya.

Hal ini dilakukan sebanyak 3 kali.

3.1.2 Analisa Saringan (Sieve Analysis)

Tujuan : Sebagai tolok ukur klasifikasi pemeriksaan

persyaratan perencanaan campuran agregate untuk

beton.

Langkah :

Benda uji diisi kedalam saringan yang berukuran 31,5;

19,1; 9,5; 4,75; 2,36; 1,18; 0,6; 0,3; 0,15; serta sisa.

Saringan digoyangkan dengan tangan beberapa menit. Kemudian

masing-masing fraksi benda uji yang tertahan diatas saringan

ditimbang beratnya.

3.1.3 Berat Jenis(Specific Gravity)

Tujuan : Untuk mengetahui volume agregat dalam beton.

Page 11: Laporan IBB

3.1.4 Absorbsi (Absorption)

Tujuan : Menentukan persentase berat air yang terserap.

Absorbsi merupakan persentase perbandinagn agregat

dalam keadaan SSD dengan OD.

Langkah : Merupakan langkah lanjutan untuk menentukan berat

jenis agregat.

3.1.5 Kandungan Organik dalam Pasir (Organic Impurities)

Tujuan : Untuk menentukan kandungan dalam Fine Aggregate

untuk keperluan konstruksi.

Langkah : Benda uji dimasukkan dalam gelas ukur volume 500

cc sebanyak 130 cc. Lalu dituangkan 70 cc larutan

NaOH 3% dan dikocok. Didiamkan selama 24 jam(gelas

ukur ditutup dengan karton), setelah itu di

perhatikan warna cairan yang terjadi diatas pasir.

Kemungkinan Warna yang terjadi :

1. Jernih, menunjukkan pasir bebas dari bahan organik.

2. Kuning Muda , menunjukkan pasir dapat digunakan.

3. Kuning Tua , menunjukkan pasir terdapat bahan organik.

Pada percobaan yang dilaukan cairan berwarna jernih,

menunjukkan pasir dapat digunakan.

3.2 PERHITUNGAN KOMPOSISI CAMPURAN BETON

Dari tabel A 1.5.2.3 jumlah air yang dibutuhkan adalah

186,76 Kg/m3 (didapat secara interpolasi linier).

FAS untuk non air entrained concrete dengan tegangan

520 Kg/m2 dari tabel A 1.5.2.4 adalah 0,35. Sehingga jumlah

semen yang dibutuhkan

Jumlah air = 186,76 = 362,64 Kg/m3

FAS 0,515

Coarse Aggregate dengan diameter max 31,5 cm dengan dry

rodded weight 1900,33 Kg/m3. Jumlah CA yang dibutuhkan

Page 12: Laporan IBB

diperkirakan menggunakan tabel A 1.5.2.6 adalah 0,671 m3

(on dry rodded weight) dalam setiap m3 beton. Kebutuhan CA

(kering) adalah 0,671 m3 x 1900,33 Kg/m

3 = 1275,12 Kg.

Dari tabel A 1.5.3.7.1, berat 1 m3 beton diperkirakan

2395,600 Kg. Berat masing-masing bahan yang telah dihitung :

Air = 186,760 Kg

Semen = 362,64 Kg

CA = 1275,12 Kg

Jumlah = 1824,52 Kg

Berat FA menjadi = 2395,6 – 1824,52 = 571,08 kg

Berat FS = 0,53 x 571,08 = 302,6724 Kg

Berat CS = 0,47 x 571,08 = 268,4076 Kg

Tabel 3.2.1 Komposisi Campuran Beton

MATERIAL BERAT 1 m3 beton (Kg) BERAT beton 0,034 m

3 dari material

Air 186,760 6,350

Semen 362,64 12,330

Coarse Aggregate (dry) 1275,12 43,350

Coarse Sand (dry) 302,672 10,290

Fine Sand (dry) 268,407 9,126

JUMLAH 2395,599 81,446

3.3 PEMBUATAN BENDA UJI

Setelah dilakukan mix design, kemudian dilaksanakan

pembuatan benda uji dengan mengaduk campuran beton secara

berurutan dari Coarse Aggregate, Coarse Sand, Fine Sand,

semen, dan air kedalam Mollen. Kemudian mollen diputar

selama 5 menit.

Page 13: Laporan IBB

Setelah campuran beton teraduk rata, diadakan beberapa

pengujian sbb :

I. Slump Test

Tujuan : Menentukan kekentalan (konsistensi) adukan beton.

Langkah : Campuran beton (fresh Concrete) diisi kedalam

kerucut Abram’s yang ditempatkan diatas plat

baja, dimana pengisiannya atas 3 lapisan yang

setiap lapisan ditumbuk sebanyak 25 X dengan

tongkat yang panjangnya 60 cm. Saat pengisian

kaki kerucut diinjak sampai cetakan tepat terisi.

Lalu kerucut diangkat vertikal dan diukur jarak

turun permukaan terhadap tinggi semula.

II. Airmeter

Tujuan : menentukan berat volume beton dan kandungan udara

di dalam suatu campuran beton.

Langkah : Campuran beton diisi kedalam Airmeter atas 3

lapisan dan setiap lapisan ditumbuk 25 X dengan

tongkat pemadatan. Kemudian sekeliling dindingnya

diketuk dengan martil karet, agar butiran udara

muncul ke permukaan. Ratakan permukaan adukan dan

Airmeter ditutup serta dikunci. Airmeter + benda

uji ditimbang, untuk mengetahui berat volume

udara. Dengan menggunakan pompa pada Airmeter,

jarum skala pada manometer digerakkan hingga

terletak pada 0 (nol). Tekan klep nya agar jarum

menunjukkan pada angka skala tertentu. Angka itu

menyatakan kandungan udara dalam 1 m3 beton.

Hasil :

Slumps Test : 10 cm

Berat Volume Beton : 22,8 Kg

Kandungan Udara : 1 %

Page 14: Laporan IBB

Setelah dilakukan pemeriksaan diatas, benda uji diisi

kedalam silinder. Pengisian atas 3 lapisan, setiap lapisan

ditusuk 25 kali. Sekeliling dinding diketuk dengan martil

karet agar beton benar-benar padat.

Selang 1 jam dari saat pengecoran setiap benda uji

diberi Capping (diberi topi dengan mengoles pasta semen

dipermukaannya). Kemudian dibiarkan 24 jam agar mengeras.

Setelah itu cetakan dibuka dan dirawat diruangan perawatan

dalam bak perendaman (Curring).

3.3.1 Pembebanan Benda Uji

Setelah beton berumur 14 hari, benda uji dikeluarkan

dari bak perendaman untuk dikeringkan. Kemudian umur 14 hari

dilakukan uji tekan. Sebelum diuji, semua benda uji

ditimbang beratnya.

Kuat tekan beton/benda uji dapat dihitung dengan rumus:

’bi = P

A

Keterangan :

’bi = Kuat tekan beton

P = Beban hancur (ton)

A = Luas penampang

= ¼ d2

= ¼ (3,14)(15)2

= 176,625 cm2

Page 15: Laporan IBB

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 HASIL PEMERIKSAAN SIFAT-SIFAT FISIS

Dari hasil pemeriksaan sifat-sifat fisis material yang

dilaksanakan untuk ketiga jenis material aggregate yaitu

Coarse Aggregate, Coarse Sand, dan Fine Sand; maka hasil

penyelidikan tertera pada tabel berikut :

Tabel 4.1.1 Hasil Sieve Analysis

No. Ukuran Saringan (mm)

Jenis Aggregate

Coarse

Aggregate

Fine Aggregate

Coarse Sand Fine Sand

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

31,50

19,00

9,50

4,75

2,38

1,18

0,60

0,30

0,15

sisa

-

35,28

33,327

10,271

6,1

4,765

4,508

3,33

1,747

0,672

-

-

-

18,,487

12,94

15,263

18,8

15,22

6,863

2,427

-

-

-

-

4,57

8,14

35,393

35,767

13,66

2,47

Jumlah 100,00 100,00 100,00

Page 16: Laporan IBB

Tabel 4.1.2 Hasil Penelitian Sifat Fisis Agregat

No Sifat -Sifat Fisis AGGREGATE

CA CS FS

1

2

3

4

5

Specific Gravity SSD

Specific Gravity OD

Bulk Density

Absorption

Fineness Modulus ( FM )

2,5

2,4

1,772

2,16

7,105

2,63

2,52

1,664

4,28

4,013

2,59

2,49

1,342

4,37

2,371

4.2 HASIL PEMBEBANAN

Hasil pembebanan diperlihatkan pada tabel 4.2.1

Tabel 4.2.1 Hasil Kuat Tekan Benda Uji

No Benda Uji Umur

(Hari) Keadaan

Berat ( Kg )

14 Hari

(Kg/cm2)

28 Hari

(Kg/cm2)

1 Benda Uji I 14 Tanpa Perawatan 12,3 158,528 198,16

2 Benda Uji II 14 ( Tidak di rendam 12,3 152,866 191,08

3 Benda Uji III 14 dalam air ) 12,2 152,866 191,08

5 Benda Uji V 14 Perawatan 12,7 203,82 254,775

6 Benda Uji VI 14 ( di rendam Dalam air ) 12,6 203,82 254,775

7 Benda Uji VII 14 12,5 192,50 240,625

Keterangan :

Pelaksanaan pengujian kuat tekan untuk semua benda uji

pada umur 14 hari.

Faktor umur 14 hari = 0,8

Faktor umur 28 hari = 1

Page 17: Laporan IBB

Perhitungan kuat tekan karakteristik benda uji meliputi:

A. Kuat Tekan Beton Rata-rata

’bm = ’bi

n

= 580,32 = 193,44 kg/cm²

3

b. kuat tekan beton dengan perawatan

’bm = ’bi

n

= 750,175 = 250,06 kg/cm²

3

B.Deviasi Standar

Tabel 4.1.2 Deviasi Standar

No. Keadaan b ( kg / cm2 ) τ’bm ( kg / cm

2 ) (τb-τ’bm)

2

1. Tanpa Perawatan 198,16 193,44 22,278

2. ( Tidak di rendam 191,08 193,44 5,567

3. dalam air ) 191,08 193,44 5,567

Jumlah

33,412

5. Perawatan 254,775 250,06 22,23

6. ( di rendam Dalam air ) 254,775 250,06 22,23

7. 240,625 250,06 89,02

Jumlah

133,48

Deviasi standar merupakan tolok ukur dari mutu

pelaksanaan pekerjaan pembetonan. Berdasarkan PBI 1971

Deviasi Standar (S) diperoleh dari rumus :

Page 18: Laporan IBB

1.Deviasi standar tanpa perawatan

S = 1

)'(

n

bmb

S = 4,09 kg/cm2.

B. Kuat Tekan Karakteristik

τ bk = τ’ bm – 1,64 . S

= 193,44 1,64 . 4,09 kg/cm²

= 193,44 6,707 kg/cm²

= 186,773 kg/cm²

keterangan :

’bk = kuat tekan karakteristik

’bm = kuat tekan rata-rata

k = 1,64

persentase kekuatan beton terhsadap mutu beton yang

direncanakan adalah :

= mutu beton campuran X 100

mutu beton rencana

= 186,733 X 100

325

= 57,46 %

2.deviasi standar dengan perawatan

S = 1

)(

n

bmb

S = 8,12 kg/cm2.

Kuat tekan karakteristik :

τ bk = τ’ bm – 1,64 . S

= 250,06 1,64 . 8,12 kg/cm²

Page 19: Laporan IBB

= 250,06 13,316 kg/cm²

= 236,75 kg/cm²

Persentase kuat tekan beton karakteristik perawatan terhadap kuat tekan beton

yang direncanakan adalah :

bk

= x 100 %

325

236,75

= x 100%

325

= 72,85 %

Pembahasan

Dari hasil percobaan kuat tekan beton karakteristik,

penelitian secara menyeluruh dan mengamati segala

kemungkinan selama praktikum dapat diambil suatu pernyataan

bahwa kuat tekan beton karakteristik sangat dipengaruhi oleh

kualitas bahan pembentuknya dan proses perawatan beton

tersebut . Disamping itu terdapat pula faktor-faktor

tambahan lainnya, antara lain : Faktor Air Semen

( FAS ), proses pencampuran, proses pemadatan, proses

perawatan dan umur benda uji, dimana pengaruh perawatan juga

berpengaruh terhadap kekuatan beton karakteristik. Berdasar

tabel di atas di ketahui bahwa kekuatan beton karakteristik

dalam keadaan perawatan sebesar 236,75 kg/cm² (72,85 %

dari mutu beton yang direncanakan). Sedangkan kuat tekan

beton karakteristik dalam keadaan tanpa

perawatan sebesar 186,773 kg/cm² (57,46 % darimutu beton

yang direncanakan). Pebedaan yang mencolok di atas

Page 20: Laporan IBB

memperlihatkan bahwa perawatan beton merupakan hal yang

harus diperhatikan secara serius untuk memperoleh mutu beton

yang direncanakan.

Adapun hal – hal yang menyebabkan kuat tekan beton

karakteristik tidak mencapai 100 % adalah adanya kesalahn –

kesalahan yang mungkin terjadi diantaranya :

Kotoran organik pada aggregate.

Bahan organik yang dikandung aggregate dapat

mempengaruhi kekuatan beton. Bila pada pencucian aggregate

tidak sempurna, akan menyebabkan kandungan kotoran organik

dalam aggregate cukup tinggi, sehingga dapat merusak beton

melalui proses-proses kimia yang berlangsung.

Persentase air yang dikandung.

Persentase air yang dikandung dalam aggregate sangat

mempengaruhi terhadap FAS. Bila kita mengetahui kadar air

yang terkandung maka kita dapat menentukan FAS yang tepat,

sehingga mutu beton yang diinginkan dapat kita peroleh.

Kekerasan aggregate.

Kekerasan aggregate dapat pula mempengaruhi mutu beton

yang ingin diperoleh. Secara logis dapat dikatakan bahwa

semakin kuat aggregate semakin kuat pula daya dukung

aggregate tersebut sehingga akan lebih besar tekanan yang

mampu ditahan oleh beton yang kita buat.

Kadar lumpur.

Bila kadar lumpur yang dikandung aggregate melebihi

batas toleransi, maka dapat menyebabkan tidak baiknya

terjadi ikatan pasta semen sehingga kuat tekan beton

berkurang dan menyebabkan beton akan luruh atau hancur.

Page 21: Laporan IBB

Kandungan lumpur yang dibolehkan untuk fine aggregate adalah

tidak lebih dari 5 % dan untuk coarse aggregate tidak lebih

dari 1 %.

Dalam pelaksanaan perencanaan campuran beton harus

diperhatikan kekurangan dan kelebihan yang terdapat pada

bahan-bahan dasar pembentuk beton. Oleh sebab itu diperlukan

ketelitian yang tinggi sehingga didapat komposisi yang tepat

dan seimbang sesuai dengan perbandingan kadar bahan yang

telah diizinkan yang pada akhirnya didapat mutu beton yang

diinginkan.

Page 22: Laporan IBB

BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan maka diperoleh

kuat tekan beton karakteristik ( ’bk) dengan perawatan

sebesar 236,75 kg/cm² . Kuat tekan beton rata-rata ( ’bm)

dengan perawatan yang diperoleh dari 3 benda uji sebesar

250,06 Kg/cm2 dengan nilai deviasi standar (S) sebesar 8,12

kg/cm2.

Tinggi slump yang diperoleh 10 cm, yaitu memenuhi

syarat tinggi slump yang direncanakan yaitu 7,5cm – 10cm.

5.2 Saran-saran

Dalam pelaksanaan praktikum ini penulis menyadari agak

kurang teliti. Untuk itu, masih banyak hal yang harus

diperbaiki dan ditingkatkan guna berhasilnya pelaksanaan

praktikum dimasa mendatang.

Berdasarkan pengalaman selama melaksanakan praktikum,

penulis menghimbau kepada mahasiswa yang akan melaksanakan

praktikum dimasa mendatang, diharapkan dapat memahami materi

kuliah sebelum melakukan praktikum. Ketelitian dan kehati-

hatian dalam melaksanakan praktikum harus ditingkatkan,

serta dituntut pula kekompakan antara sesama praktikan agar

hasil kerja maksimal.

Kepada karyawan dan staff laboratorium, hendaklah

bimbingannya lebih ditingkatkan, sehingga ketidaktelitian

dalam menimbang dan menguji dapat dikurangi.

Page 23: Laporan IBB

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

FAKULTAS TEKNIK

LABORATORIUM KONSTRUKSI DAN BAHAN BANGUNAN

SIEVE ANALISIS

Mod. Dft. : A 001-3 Dft No. :

Sumber : Perintah No. : Tgl Mulai :

Sample No. : Pelaksana : Tgl Selesai :

Jenis : Coarse Aggregate

SIEVE

SIZE

(mm)

RETAINED ON SIEVE AVERAGE

PERCENTAGE

RETAINED ON

A B C

WEIGHT

(gr)

PERCENT

(%)

WEIGHT

(gr)

PERCENT

(%)

WEIGHT

(gr)

PERCENT

(%)

1 2 3 4 5 6 7 8

31,50

19,00

9,50

4,75

2,36

1,18

0,60

0,30

0,15

sisa

-

547,6

594,7

266,2

171,3

132,0

125,1

94,0

50,0

19,1

-

27,38

29,735

13,31

8,565

6,6

6,255

4,7

2,5

0,955

-

701,0

791,8

163,9

98,9

77,7

72,1

53,1

29,2

12,3

-

35,05

39,59

8,195

4,945

3,885

3,605

2,655

1,46

0,615

-

868,2

613,1

186,2

95,8

76,2

73,3

52,7

25,6

8,9

-

43,41

30,655

9,31

4,79

3,81

3,665

2,635

1,28

0,445

-

35,28

33,327

10,771

6,1

4,765

4,508

3,33

1,747

0,672

2.000,000 100,000 2.000,000 100,000 2.000,000 100,000 100,000

Catatan : Tanda Tangan Pelaksana :

Page 24: Laporan IBB

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

FAKULTAS TEKNIK

LABORATORIUM KONSTRUKSI DAN BAHAN BANGUNAN

SIEVE ANALISIS

Mod. Dft. : A 001-2 Dft No. :

Sumber : Perintah No. : Tgl Mulai :

Sample No. : Pelaksana : Tgl Selesai :

Jenis : Coarse Sand

SIEVE

SIZE

(mm)

RETAINED ON SIEVE AVERAGE

PERCENTAGE

RETAINED ON

A B C

WEIGHT

(gr)

PERCENT

(%)

WEIGHT

(gr)

PERCEN

T (%)

WEIGHT

(gr)

PERCENT

(%)

1 2 3 4 5 6 7 8

31,50

19,00

9,50

4,75

2,36

1,18

0,60

0,30

0,15

sisa

-

-

-

79,7

85.3

183.5

377,2

196,4

60,4

17,5

-

-

-

7,97

8,53

18,35

37,72

19,64

6,04

1,75

-

-

-

98,4

84,6

179,6

376,0

186,4

56,6

18,4

-

-

-

9,84

8,46

17,96

37,60

18,64

5,66

1,84

-

-

-

104,0

101,0

186,1

341,6

195,4

55,8

16,1

-

-

-

10,40

10,10

18,61

34,16

19,54

5,58

1,61

-

-

-

9,40

9,03

18,30

36,50

19,27

5,76

1,74

1.000,000 100,000 1.000,000 100,000 1.000,000 100,000 100,000

Catatan : Tanda Tangan Pelaksana :

Page 25: Laporan IBB

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

FAKULTAS TEKNIK

LABORATORIUM KONSTRUKSI DAN BAHAN BANGUNAN

SIEVE ANALISIS

Mod. Dft. : A 001-1 Dft No. :

Sumber : Perintah No. : Tgl Mulai :

Sample No. : Pelaksana : Tgl Selesai :

Jenis : Fine Sand

SIEVE

SIZE

(mm)

RETAINED ON SIEVE AVERAGE

PERCENTAGE RETAINED ON

A B C

WEIGHT

(gr)

PERCENT

(%)

WEIGHT

(gr)

PERCENT

(%)

WEIGHT

(gr)

PERCENT

(%)

1 2 3 4 5 6 7 8

31,50

19,00

9,50

4,75

2,36

1,18

0,60

0,30

0,15

sisa

-

-

-

-

-

8,8

26,4

181,2

240,5

43,1

-

-

-

-

-

1,76

5,28

36,24

48,10

8,62

-

-

-

-

-

10,0

18,2

172,6

247,7

51,5

-

-

-

-

-

2,00

3,64

34,52

49,59

10,30

-

-

-

-

-

10,0

23,2

211,7

216,8

38,3

-

-

-

-

-

2,00

4,64

42,34

43.36

7.66

-

-

-

-

-

1,92

4,52

37,70

47,00

8,86

TOTAL 500,000 100,000 500,000 100,000 500,000 100,000 100,000

Catatan : Tanda Tangan Pelaksana :

Page 26: Laporan IBB

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

FAKULTAS TEKNIK

LABORATORIUM KONSTRUKSI DAN BAHAN BANGUNAN

BULK DENSITY

Mod. Dft. : A005 Dft No. :

Sumber : Perintah No. : Tgl Mulai :

Sample No. : Pelaksana : Tgl Selesai :

Jenis : Coarse Aggregate

No.

Urut No.SAMPLING

WEIGHT

VOLUME OF CONTAINER

(L)

BULK

DENSITY

(Kg/L) CONTAINER

(Kg)

CONTAINER

AGGREGATE

(Kg)

AGGREGATE

(Kg)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 A 8,450 11,300 2,850 1,552 1,836

2 B 8,450 11.400 2,950 1,552 1,900

3 C 8,450 11,500 3,050 1,552 1,965

AVERAGE 8,450 11,400 2,883 1,552 1,857

1,772

Catatan : Tanda Tangan Pelaksana :

Page 27: Laporan IBB

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

FAKULTAS TEKNIK

LABORATORIUM KONSTRUKSI DAN BAHAN BANGUNAN

BULK DENSITY

Mod. Dft. : A005 Dft No. :

Sumber : Perintah No. : Tgl Mulai :

Sample No. : Pelaksana : Tgl Selesai :

Jenis : Coarse Sand

No.

Urut No.SAMPLING

WEIGHT

VOLUME OF

CONTAINER

(L)

BULK

DENSITY

(Kg/L) CONTAINER

(Kg)

CONTAINER

AGGREGATE

(Kg)

AGGREGATE

(Kg)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 A 8,450 10,8 2,350 1,552 1,514

2 B 8,450 10,9 2,450 1,552 1,578

3 C 8,450 11,0 2,550 1,552 1,643

AVERAGE 8,450 10,9 2,453 1,552 1,578

Catatan : Tanda Tangan Pelaksana :

Page 28: Laporan IBB

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

FAKULTAS TEKNIK

LABORATORIUM KONSTRUKSI DAN BAHAN BANGUNAN

BULK DENSITY

Mod. Dft. : A005 Dft No. :

Sumber : Perintah No. : Tgl Mulai :

Sample No. : Pelaksana : Tgl Selesai :

Jenis : Fine Sand

No.

Urut No. SAMPLING

WEIGHT

VOLUME OF

CONTAINER

(L)

BULK

DENSITY

(Kg/L) CONTAINER

(Kg)

CONTAINER

AGGREGATE

(Kg)

AGGREGATE

(Kg)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 A 8,450 10,5 2,05 1,552 1,320

2 B 8,450 10,6 2,15 1,552 1,385

3 C 8,450 11,7 2,25 1,552 1,449

AVERAGE 8,450 10,600 2,150 1.552 1,385

Catatan : Tanda Tangan Pelaksana :

Page 29: Laporan IBB

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

FAKULTAS TEKNIK

LABORATORIUM KONSTRUKSI DAN BAHAN BANGUNAN

SPECIFIC GRAVITY

Mod. Dft. : A007 Dft No. :

Sumber : Perintah No. : Tgl Mulai :

Sample No. : Pelaksana : Tgl Selesai :

Jenis : Coarse Aggregate

No.

Urut WEIGHT

NOTATION

SAMPLE

A

(gram)

B

(gram)

C

(gram)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Basket Wc 458 458 458

2 Basket Under Water Wcw 408 408 408

3 Basket + Aggregate, SSD Wcs 2424 2720 2120,0

4 Basket + Aggregate Under Wcsw 1440 1806,0 1404

5 Aggregate saturated surface Ws = Wcs-Wc 1966 2262 1662

6 Aggregate Under Water Ww =Wcsw-Wcw 1032 1398 996

7 Volume of Aggregate, SSD Wv = Ws-Ww 934 864 666

8

Specific Gravity, SSD SG,SSD = Ws/Wv 2,1 2,4 2,4

Average Specific Gravity, SSD 2,261

9 Basket Wc’ 458 458 458

10 Basket + Aggregate, OD Wcd 2286 2565 2000

11 Aggregate Oven Dry Wd = Wcd-Wc’ 1828 2107 1542

12 Specific Gravity, OD SG, OD = Wd/Wv 2,0 2,4 2,32

Average Specific Garvity, OD 2,273

13 Water Absorption 100(Ws-Wd) / Wd 7,5 7,3 7,7

Average Absorption 7,5

Page 30: Laporan IBB

Catatan : Tanda Tangan Pelaksana :

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

FAKULTAS TEKNIK

LABORATORIUM KONSTRUKSI DAN BAHAN BANGUNAN

SPECIFIC GRAVITY

Mod. Dft. : A 006-2 Dft No. :

Sumber : Perintah No. : Tgl Mulai :

Sample No. : Pelaksana : Tgl Selesai :

Jenis : Coarse Sand

No.

Urut WEIGHT NOTATION

SAMPLE

A

(gram)

B

(gram)

C

(gram)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Container Wc

1575 1440 940

2 Container + Aggregate SSD Wcs 2350 2041 1423

3 Aggregate saturated surface Ws = Wcs-Wc 775 601 483

4 Container + Aggregate + Wcsw’ 3527 3285 2136

5 Container + Water Wcw” 3054 2914 1836

6 Volume of Aggregate, SSD Wv = Ws-Wcsw’+ 302 230 183

Wcw”

7

Specific Gravity, SSD SG,SSD = Ws/Wv 2,56 2,610 2,61

Average Specific Gravity,

SSD

2.6

8 Container 2631 261 261

9 Container + Aggregate + Wcsw 988 838 722

Water

10 Aggregate Oven Dry Wd = W’csw-W’c 727 577 461

11

Specific Gravity, OD SG, OD = Wd/Wv 2,407 2,508 2,51

Average Specific Gravity,

OD 2,47

12 Water Absorption 100(Ws-Wd) / Wd 6,602 4,159 4,772

Average Absorption 5,177

Page 31: Laporan IBB

Catatan : Tanda Tangan Pelaksana :

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

FAKULTAS TEKNIK

LABORATORIUM KONSTRUKSI DAN BAHAN BANGUNAN

SPECIFIC GRAVITY

Mod. Dft. : A 006-1 Dft No. :

Sumber : Perintah No. : Tgl Mulai :

Sample No. : Pelaksana : Tgl Selesai :

Jenis : Fine Sand

No.

Urut WEIGHT NOTATION

SAMPLE

A

(gram)

B

(gram)

C

(gram)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Container Wc 1575 1440 940

2 Container + Aggregate SSD Wcs 2150 2285 1820

3 Aggregate saturated surface Ws = Wcs-Wc 575 845 880

4 Container + Aggregate + Wcsw’ 3415 3395 2275

5 Container + Water Wcw” 3054 2914 1836

6 Volume of Aggregate, SSD Wv = Ws-Wcsw’+ 214 364 441

Wcw”

7

Specific Gravity, SSD SG,SSD = Ws/Wv 2,68 2,32 2,01

Average Specific Gravity,

SSD

2,336

8 Container 261 261 261

9 Container + Aggregate Wcs 815 1056 1121

10 Aggregate Oven Dry Wd = W’cs-W’c 554 795 860

11

Specific Gravity, OD SG, OD = Wd/Wv 2,58 2,18 2,00

Average Specific Gravity,

OD 2,253

12 Water Absorption 100(Ws-Wd) / Wd 3,79 6,28 2,32

Average Absorption 4,13

Page 32: Laporan IBB

Catatan : Tanda Tangan Pelaksana :

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

FAKULTAS TEKNIK

LABORATORIUM KONSTRUKSI DAN BAHAN BANGUNAN

FINENESS MODULUS

Mod. Dft. : A009 Dft No. :

Sumber : Perintah No. : Tgl Mulai :

Sample No. : Pelaksana : Tgl Selesai :

Jenis : Coarse Aggregate

SIEVE SIZE

(mm)

INDIVIDUAL/

RETAINED ON

(%)

COMMULATIVE

PASSING OF

(%)

RETAINED OF

(%)

31,50 0 100 0

19,00 35,28 64,72 35,28

9,50 33,327 31,393 68,607

4,75 10,271 21,122 78,878

2,38 6,1 15,022 84,948

1,19 4,765 10,257 89,743

0,60 4,508 5,749 94,251

0,30 3,33 2,419 97,581

0,15 1,747 0,672 99,328

Sisa 0,672 0 (100)

TOTAL 100 251,354 648,646

F.M 6,486

Catatan : Tanda Tangan Pelaksana

Page 33: Laporan IBB

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

FAKULTAS TEKNIK

LABORATORIUM KONSTRUKSI DAN BAHAN BANGUNAN

FINENESS MODULUS

Mod. Dft. : A009 Dft No. :

Sumber : Perintah No. : Tgl Mulai :

Sample No. : Pelaksana : Tgl Selesai :

Jenis : Coarse Sand

SIEVE SIZE

(mm)

INDIVIDUAL/

RETAINED ON

(%)

COMMULATIVE

PASSING OF

(%)

RETAINED OF

(%)

31,50 0 100 0

19,00 0 100 0

9,50 0 100 0

4,75 18,487 81,513 18,487

2,38 12,940 68,573 31,247

1,18 15,263 53,310 46,690

0,60 28,8 24,510 75,49

0,30 15,220 9,290 90,71

0,15 6,863 2,427 97,573

Sisa 2,427 0 -

TOTAL 100 539,623 360,377

F.M 3,603

Catatan : Tanda Tangan Pelaksana

Page 34: Laporan IBB

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

FAKULTAS TEKNIK

LABORATORIUM KONSTRUKSI DAN BAHAN BANGUNAN

FINENESS MODULUS

Mod. Dft. : A009 Dft No. :

Sumber : Perintah No. : Tgl Mulai :

Sample No. : Pelaksana : Tgl Selesai :

Jenis : Fine Sand

SIEVE SIZE

(mm)

INDIVIDUAL/

RETAINED ON

(%)

COMMULATIVE

PASSING OF

(%)

RETAINED OF

(%)

31,50 0 100 0

19,00 0 100 0

9,50 0 100 0

4,75 0 100 0

2,38 4,57 95,43 4,57

1,18 8,14 87,29 12,21

0,60 35,393 51,897 48,103

0,30 35,767 16,13 83,870

0,15 13,66 2,47 97,530

Sisa 2,47 0 (100)

TOTAL 100 653,217 246,783

F.M 2,467

Catatan : Tanda Tangan Pelaksana

Page 35: Laporan IBB

DAFTAR PUSTAKA

Hanafiah M.A; 1995, Panduan Praktikum Merencanakan Komposisi

Campuran Beton Stuktural, Laboratorium Konstruksi Dan

Bahan Bangunan FT Unsyiah, Banda Aceh.

Ir. Moochtar R; 1982, PUBI – 1982, Departemen Pekerjaan Umum

Direktorat Jendral Cipta Karya, Bandung.

Murdock L.J; Brook K.M; Ir.Hindarko S; 1999, Bahan Dan

Praktek Beton, Erlangga, Jakarta.

Page 36: Laporan IBB