87
Peneliti: H. Yudha M. Saputra, M.Ed dr. Ambar S, M.Kes Dra. Yati Ruhayati, M.Pd PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN JURUSAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2007 PEMBERDAYAAN PEREMPUAN LANJUT USIA MELALUI PERUBAHAN POLA HIDUP LAPORAN PENELITIAN HIBAH KOMPETITIF UPI

Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

Peneliti:

H. Yudha M. Saputra, M.Ed dr. Ambar S, M.Kes

Dra. Yati Ruhayati, M.Pd

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN JURUSAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2007

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN LANJUT USIA

MELALUI PERUBAHAN POLA HIDUP

LAPORAN PENELITIAN

HIBAH KOMPETITIF UPI

Page 2: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

1

IDENTITAS DAN PENGESAHAN LAPORAN PENELITIAN

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN LANJUT USIA MELALUI PERUBAHAN POLA HIDUP

(Program Payung Penelitian) : Pendidikan Kesehatan (Gizi Olahraga) Peneliti Utama : Drs. H. Yudha M. Saputra, M.Ed Unit Kerja : Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi/ Prodi IKOR FPOK UPI Alamat Kantor : Jl. PHH Mustofa 200 Bandung Nama Anggota Peneliti : 1. dr. Ambar Sulianti, M.Kes 2. Dra. Yati Ruhayati, M.Pd Nama Mahasiswa : Panji Sumarna Putra NIM. 050556

Saepul Hamid NIM. 055695 Wahyu Santoso NIM. 055569

Reska Ardiansyah NIM. 055805 Jangka Waktu Penelitian : 8 Bulan Biaya yang Diajukan : Rp. 15.000.000,00 Sumber Dana : DIPA UPI 2007

Menyetujui

Ketua Lembaga Penelitian UPI

Prof. Furqon, Ph.D NIP. 131627889

Mengetahui/Menyetujui: Dekan FPOK UPI, Dr. H. Amung Ma’mun, M.Pd. NIP. 131 633779

Bandung, November 2007 Ketua Peneliti, Drs. H. Yudha M. Saputra, M.Ed NIP. 131 811 168

Page 3: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

2

ABSTRAK

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN LANJUT USIA MELALUI PERUBAHAN POLA HIDUP

Oleh

Drs. H. Yudha M. Saputra, M.Ed., dkk

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh beberapa persoalan mendasar yang berkaitan dengan masih rendahnya perhatian kita terhadap para lansia. Padahal mereka juga manusia yang memerlukan perhatian dan perlakuan yang sama agar tetap berdaya dalam mengisi kehidupannya. Para lansia sering dibiarkan dalam kesendirian, sehingga dianggap mengganggu orang lain karena tidak mandiri. Aktivitas olahraga dan pemberian nutrisi menjadi salah satu alternatif agar para lansia tetap berdaya dan mandiri dalam mengisi kehidupannya. Kebugaran menjadi target yang ingin dicapai dalam penelitian ini melalui dua jenis perlakuan yaitu kegiatan olahraga dan pemberian nutrisi. Dengan pemberian pola hidup inilah, kebugaran lansia secara perlahan tapi pasti dapat meningkat. Berkaitan dengan isu sentral tersebut, penulis mencoba untuk mengidentifikasi secara khusus yaitu pengaruh pola hidup berupa aktivitas olahraga dan pemberian nutrisi terhadap kebugaran para lansia. Secara teoritis, untuk meningkatkan kebugaran seseorang dapat dilakukan melalui kegiatan olahraga dan pemberian nutrisi yang seimbang. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode eksperimen. Penyelidikan yang menuturkan, menganalisa, dan mengklarifikasikan penyelidikan dengan teknik observasi dan tes. Sampel yang digunakan adalah sebanyak 20 perempuan lansia di panti sosial yang ada di Kota Bandung. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Kesimpulan secara umum dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Secara signifikan aktivitas olahraga tidak dapat meningkatkan kebugaran perempuan lansia. (2) Secara signifikan pemberian nutrisi tidak dapat meningkatkan kebugaran perempuan lansia. (3) Tidak ada perbedaan yang signifikan antara aktivitas olahraga dan pemberian nutrisi terhadap peningkatan kebugaran para perempuan lansia.

Page 4: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

3

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kekhadirat Tuhan yang maha kuasa, karena

penelitian yang dibuat ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penelitian

dengan judul “Pemberdayaan perempuan lanjut usia melalui perubahan pola hidup

di Kota Bandung.”

Penelitian ini dimaksudkan sebagai upaya mengangkat kinerja para lansia

saat ini agar bersinergis dalam membangun bangsa melalui upaya pencitraan diri

dan pemberdayaan individu agar tidak banyak mengantungkan dirinya dengan

orang lain. Kamandirian menjadi target utama dalam menjadikan para lansia

sebagai komunitas yang tetap berperan dalam memberikan kontribusi dalam

pembangunan bangsa.

Ibarat pepatah “tiada gading yang tak retak”, kami menyadari bahwa

masih banyak kekurangan dalam penuangan ide-ide pokok dalam penelitian ini

dan masih sangat terbatasnya variabel yang diungkap. Oleh karena itu, saran dan

kritik membangun sangat diharapkan untuk memperbaiki dan memperkaya

pemaknaan dalam penelitian ini. Kami berharap mudah-mudahan penelitian ini

dapat dijadikan masukan dalam mewujudkan para lansia yang lebih berkinerja

dalam dunianya dan kemandirian dalam mengisi hidupnya, amin!

Bandung, November 2007

TIM.

Page 5: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

4

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN................................................................... i ABSTRAK …………………………………………………………… ii KATA PENGANTAR........................................................................... iii DAFTAR ISI …………………………………………………………. iv BAB I PENDAHULUAN…………………………………….. 1

A. Latar Belakang Masalah ………………………… 1 B. Perumusan Masalah ……………………………….. 3 C. Tujuan Penelitian ………………………………… 4 D. Manfaat Penelitian ……………………………….. 6 E. Pembatasan Penelitian…………………………….. 7 F. Anggapan Dasar dan Hipotesis.. ………………….. 8 G. Definisi Operasional.……………………………….. 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA.... ………………………………. 14 A. Konsep Dasar Olahraga Kebugaran......................… 14 B. Konsep Dasar Gizi.................................................... 18 C. Komponen Kebugaran Jasmani................…………. 39 D. Kondisi Perempuan Lanjut Usia................................ 41 E. Upaya Hidup Sehat…............................................... 46

BAB II I METODE PENELITIAN..........………………………. 50

A. Prosedur Penelitian ….…………………………….. 50 B. Desain Eksperimen................. …………………… 51 C. Variabel Penelitian dan Pengukurannya.…………. 52 D. Teknik Penarikan Sampel………………………… 53 E. Instrumen Penelitian…… ………………………… 53 F. Teknik Analisis Data……………………………… 54 G. Lokasi Penelitian………………………………….. 54 H. Agenda Penelitian…………………………………. 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… 59

A. Prosedur Pengolahan Data ………………………. 59 B. Hasil Pengolahan dan Analisis Data…....………… 60 C. Pengujian Hipotesis Penelitian……………………. 64 D. Pembahasan Hasil Penelitian..……………………. 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..................................... 70

A. Kesimpulan ………………………………………… 70 B. Rekomendasi……………………….……………… 71

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….. 72

Page 6: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di seluruh dunia saat ini terjadi transisi demografi dimana proporsi

penduduk berusia lanjut bertambah, sedangkan proporsi penduduk berusia muda

menetap atau berkurang. Sekretaris Jenderal PBB (Kofi Annan) dalam peringatan

Hari Usia Lanjut Internasional pada tanggal 1 Oktober 2000 mengeluarkan

deklarasi yang mengandung peringatan, khususnya Indonesia di tahun 2050

jumlah penduduk lanjut usia (lansia) akan mencapai sepuluh juta jiwa. WHO telah

memperhitungkan pada 2025 Indonesia akan mengalami peningkatan jumlah

warga lansia sebesaar 41,4% yang merupakan sebuah peningkatan tertinggi di

dunia. Dengan semakin berkembangnya teknologi di bidang kesehatan serta

meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan, maka usia harapan hidup

pada tahun-tahun ke depan diperkirakan mencapai 70 tahun, sehingga populasi

lansia di Indonesia tidak saja akan melebihi jumlah balita bahkan menempati

peringkat keempat dunia setelah RRC, India, dan Amerika Serikat. (WHO, 2007).

Proses penuaan dalam suatu populasi dapat menimbulkan dampak dalam

berbagai aspek yaitu kesehatan, sosial, ekonomi, dan lain-lain. Dengan

berkembangnya program Keluarga Berencana di Indonesia, maka keluarga-

keluarga di masa yang akan datang rata-rata hanya mempunyai dua anak saja.

Para lansia akan menghadapi keadaan yangmana semua anak mereka harus

bekerja. Tentunya akan dipermasalahkan siapa yang akan merawat para lansia

tersebut.

Page 7: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

6

Jumlah penduduk perempuan mencapai lebih dari 50% dari jumlah

penduduk Indonesia. Ini berkembang menjadi topik yang besar, karena perempuan

lansia berkaitan dengan kekurangmampuan, kemiskinan akibat kurangnya

keterampilan perempuan dibanding kelompok pria dan masalah ketidakberdayaan.

Jumlah perempuan lansia tersebut seharusnya merupakan potensi yang harus

diberdayakan. Beberapa studi yang dilakukan terhadap peran perempuan dalam

ekonomi rumah tangga, menunjukkan betapa besarnya sumbangan para istri

terhadap peningkatan pendapatan keluarga. Dengan kondisi ini, bisa dipahami

apabila sebuah kegiatan pembangunan perlu melibatkan peran perempuan baik

secara individu maupun secara kelompok. Namun terjadi beberapa hambatan

dalam memberdayakan perempuaan lansia, yang muncul akibat kontruksi sosial

dalam masyarakat yang syarat dengan ketimpangan dan ketidakadilan terhadap

kaum perempuan. Terbatasnya aksesibilitas perempuan lansia yang menyebabkan

terbatasnya mobilitas serta terbatasnya hubungan lansia dengan lingkungannya,

penurunan kesempatan kerja serta rendahnya penggunaan sumber daya yang ada

menyebabkan masalah perempuan lansia menjadi topik yang perlu diperhatikan.

Selain itu adanya hambatan dari menurunnya fungsi organ reproduksi yang

berdampak pada meningkatnya pengeroposan tulang pada perempuan lansia

menambah beban yang dialami perempuan lansia.

Permasalahan yang sedemikian besar yang dihadapi oleh perempuan lansia

telah memberikan inspirasi perlunya solusi yang tepat dalam mengatasi persoalan

tersebut. Terutama dalam hal mengatasi menurunnya kualitas hidup yang

diakibatkan oleh menurunnya fungsi organ reproduksi menjadi fokus yang akan

diangkat dalam penelitian ini. Pola makan dan olahraga menjadi salah satu

Page 8: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

7

alternatif yang sederhana dan mudah untuk dilakukan dengan program yang

dibuat secara sederhana pula diharapkan mampu mengurangi dan bahkan

mengatasi berbagai persoalan menurunnya fungsi organ reproduksi tersebut.

Jadi road map dalam penelitian ini adalah mengangkat sebuah penomena

personal dan sosial yang dihadapi perempuan lansia yang saat ini mereka berada

dalam kondisi yang kurang stabil dalam menjalani kehidupannya. Ketidakstabilan

tersebut lebih dikarenakan kurang berfungsinya organ reproduksi sehingga

berdampak personal yaitu pada pengeroposan tulang khususnya pada perempuan

lansia. Dampak sosialnya menjadikan kualitas hidup semakin menurun dan

kurang berdaya dalam menjalankan aktivitasnya.

Berdasarkan kepedulian atas kondisi perempuan lansia itulah peneliti

bermaksud untuk melakukan penelitian untuk memberdayakan perempuan lansia

dengan mengadakan upaya dan tindakan-tindakan yang merubah pola hidup

perempuan lansia. Adapun pengertian pemberdayaan ini disesuaikan dengan

formulasi yang dirumuskan oleh Persatuan Geriatri Indonesia yaitu agar mereka

selama mungkin tetap dalam keadaan sehat baik fisik, mental, dan sosial sehingga

masih berguna bagi masyarakat, setidak-tidaknya sedikit mungkin merupakan

beban bagi masyarakat. (Semiawan, 1990). Perubahan pola hidup yang akan

diteliti meliputi perubahan pola makan dan pola olahraga.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas bahwa untuk

meningkatkan kualitas hidup perempuan lansia perlu dilakukan pembinaan berupa

program nutrisi dan olahraga secara tepat. Pembinaan melalui pemberian program

ini merupakan salah satu bentuk pemberdayaan perempuan lansia, maka fokus

Page 9: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

8

penelitian ini adalah pemberdayaan perempuan lanjut usia melalui perubahan pola

hidup, yakni dengan program pemberian nutrisi dan olahraga secara teratur.

Pemberdayaan perempuan lansia dengan sasaran akhir terwujudnya kinerja

perempuan lansia yang lebih baik. Jadi pola pengembangan pembinaan lansia

dimaksudkan sebagai suatu sistem dalam konteks manajemen diri, khususnya

pemberdayaan perempuan lansia di Kota Bandung.

Oleh karena itu, penulis menetapkan masalah umum dari penelitian ini

adalah: “Bagaimana pemberdayaan perempuan lanjut usia melalui perubahan pola

hidup di Kota Bandung” Dengan mengetahui pola hidup yakni pola nutrisi dan

pola olahraga ini, maka proses pemberdayaan lansia akan terlaksana secara efektif

dan efisien.

Untuk selanjutnya penulis rumuskan masalah secara khusus dalam

beberapa bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Seberapa besar pengaruh pemberian nutrisi terhadap tingkat kebugaran

perempuan lanjut usia di Kota Bandung ?

2. Seberapa besar pengaruh pemberian program olahraga terhadap tingkat

kebugaran perempuan lanjut usia di Kota Bandung ?

3. Apakah ada perbedaan signifikan antara pengaruh pemberian program

olahraga dan pola nutrisi terhadap tingkat kebugaran perempuan lanjut usia di

Kota Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan, memahami,

memaknai hal-hal yang paling mendasar dalam setiap fenomena permasalahan

yang menjadi fokus penelitian. memperoleh temuan baru mengenai implementasi

Page 10: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

9

pendekatan pemberdayaan perempuan dalam kehidupannya. Pokok permasalahan

diidentifikasi, digambarkan, dikaji secara induktif dan komparatif dalam rangka

pengembangan konsep dan pemahaman makna. Dengan kata lain, penelitian ini

menghimpun data obyektif empiris tentang upaya memberdayakan perempuan

lanjut usia melalui perubahan pola hidup di Kota Bandung.

Temuan-temuan yang diperoleh tersebut dapat dijadikan landasan dalam

upaya mengembangkan mutu perempuan lanjut usia agar mampu berdaya secara

proporsional dalam mengisi sisa hidupnya yang lebih bermakna. Hasil seperti ini

sangat diperlukan oleh para pengambil kebijakan dalam pembangunan SDM

dalam membantu memberikan kejelasan mengenai efektivitas pendekatan yang

dilaksanakan selama ini di Kota Bandung. Pemberdayaan perempuan lanjut usia

secara optimal diharapkan dapat memberikan manfaat dalam mencapai tujuan

pembangunan Kota Bandung ke depan.

Tujuan yang lebih khusus adalah untuk menggali informasi mengenai

berbagai hal yang terkait dengan implementasi pemberdayaan perempuan lanjut

usia di Kota Bandung. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini diarahkan

untuk mencapai tujuan-tujuan khusus sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi, menggambarkan, dan mengkaji pelaksanaan program

pemberdayaan yang sedang digunakan sekarang ini di lembaga tempat

penitipan para kaum perempuan lanjut usia yang ada di Kota Bandung.

2. Mengidentifikasi, menggambarkan, dan mengkaji potensi sumber daya

perempuan di tingkat Kota Bandung berdasarkan latar belakang pola hidup

yaitu pola nutrisi dan olahraga.

Page 11: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

10

3. Mengidentifikasi, menggambarkan, dan mengkaji pendekatan pemberdayaan

perempuan yang seharusnya dikembangkan untuk meningkatkan kualitas

perempuan lanjut usia.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi perempuan

lanjut usia secara luas mengenai bagaimana cara mengubah pola hidup mereka

supaya bermanfaat bagi peningkatan kesehatan fisik, mental, dan sosial sehingga

perempuan lanjut usia masih berguna bagi masyarakat, setidak-tidaknya dapat

mengurangi beban bagi masyarakat.

Dampak luas manfaat dari penelitian ini bagi pembangunan di Kota

Bandung antara lain:

1. Meningkatkan kualitas perempuan lansia yangmana pada beberapa tahun

yang akan datang diperkirakan mencapai peringkat keempat dunia sehingga

dapat mengurangi beban pemerintah.

2. Membuka lapangan kerja baru.

3. Dapat menjadi data bagi penelitian ke tingkat yang lebih lanjut

4. Melahirkan para ahli di bidang ini

Jadi manfaat penelitian ini adalah adanya program pemberdayaan

perempuan lanjut usia di wilayah Kota Bandung. Bagaimana implementasi

pendekatan yang sudah ditetapkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam hal

pemberdayaan perempuan dalam pembangunan. Pendekatan pemberdayaan

perempuan lahir dari ketidakpuasan terhadap pendekatan-pendekatan sebelumnya.

Pendekatan ini didasarkan pada asumsi bahwa untuk memperbaiki posisi

perempuan dibutuhkan upaya untuk meningkatkan kekuasaan tawar-menawar

Page 12: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

11

dalam mengubah nasibnya. Pendekatan ini meletakan upaya penghapusan

subordinasi perempuan sebagai pusat perhatian.

E. Pembatasan Penelitian

Untuk menghindari penafsiran yang terlalu luas dan untuk memperoleh

gambaran yang jelas, maka perlu adanya pembatasan ruang lingkup penelitian.

Dalam penelitian ini penulis membatasi penelitian ini pada masalah yang akan

diteliti agar ruang lingkupnya tidak terlalu luas. Sehingga pelaksanaannya dapat

lebih terarah dan tertuju pada obyek masalah yang akan diteliti.

Adapun ruang lingkup yang akan diungkap dalam penelitian ini yaitu

mengenai pola hidup lansia dalam berolahraga dan mengkonsumsi makanan

bergizi guna menopang hidupnya yang sudah tua renta tersebut. Sedangkan yang

menjadi obyek-obyek penelitian ini adalah para lansia yang berdomisili di Panti

PSTW “Senjarawi” dan Panti Sosial Tresna Wredha “Budi Pertiwi” Kota

Bandung.

Dengan pertimbangan bahwa para lansia yang ada di lokasi tersebut telah

mengerti dan mungkin bisa dan tahu cara melakukan berbagai aktivitas olahraga

dan nutrisi yang diberikan sebagai perlakuan (treatment) oleh peneliti.

Penelitian ini difokuskan pada penggunaan pola hidup dalam aktivitas

olahraga dan pola makan dari para lansia terhadap peningkatan kebugaran

jasmani. Studi ini dibatasi dengan subyek terdiri atas 20 orang lansia dari kaum

perempuan.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan memperhatikan

fakta-fakta yang mempengaruhi validitasnya. Di antaranya adalah memahami arti

Page 13: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

12

kesungguhan para lansia yang menjadi sampel penelitian selama proses pemberian

perlakuan. Untuk itu, dengan bantuan peneliti dan mahasiswa, penulis selalu

mendorong dan mengingatkan para lansia setiap kali akan dilakukan perlakuan.

Demikian pula kesungguhan para peneliti dan mahasiswa dalam

mengimplementasikan pola hidup dalam perlakuan lansia setiap hari. Oleh karena

itu, sebelumnya para lansia diberi perlakuan terlebih dahulu dikumpulkan di panti

asuhan masing-masing sambil diberi penjelasan terkait dengan pola hidup yang

sudah dirancang oleh peneliti. Kegiatan monitoring selama pelaksanaan

eksperimen di tempat penelitian menjadi perhatian utama, dengan maksud agar

penggunaan pola hisup yang dilakukan sesuai dengan konsep atau petunjuk yang

telah ditetapkan peneliti dalam penerapan perlakuan. Program perlakuan selama

eksperimen ditentukan sebagai pegangan.

F. Anggapan Dasar dan Hipotesis

1. Anggapan Dasar

Anggapan dasar (asumsi) merupakan titik tolak pemikiran yang akan

memberikan batasan-batasan dalam keseluruhan proses penelitian ini. Asumsi

dapat membantu peneliti dalam memberi arah terhadap kesimpulan yang akan

diambil. Dalam hal ini penulis mengamati mengenai perlunya peningkatan

kebugaran jasmani pada para lansia. Kemampuan ini sangat diperlukan dalam

menatap masa depan yang lebih berguna.

Dalam perkembangannya, konsep pola hidup ini telah digunakan dalam

berbagai situasi, termasuk untuk situasi panti sosial. Implementasi konsep pola

hidup dalam kondisi ini, sekurang-kurangnya melahirkan pengertian sebagai

berikut:

Page 14: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

13

a. Pola hidup merupakan suatu keputusan bertindak dengan menggunakan

kecakapan dan sumber daya pendidikan yang tersedia untuk mencapai tujuan

melalui hubungan yang efektif antara lingkungan dan kondisi yang paling

menguntungkan. Lingkungan di sini adalah lingkungan yang memungkinkan

para lansia dan pembina panti sosial. Sedangkan kondisi dimaksudkan sebagai

suatu iklim konduktif dalam kegiatan pembinaan di panti sosial.

b. Dalam program pembangunan bangsa, pentingnya peran serta masyarakat

termasuk kelompok perempuan lanjut usia, merupakan suatu kebutuhan

mendesak yang tak dapat ditawar-tawar lagi. Program tersebut setidaknya

sejalan dengan 3 (tiga) isi kunci pembangunan yang meliputi: (1) peningkatan

kualitas hidup, (2) pelibatan peran serta masyarakat, dan (3) pelestarian

lingkungan. Tanpa adanya peran serta masyarakat, termasuk kaum perempuan

lanjut usia secara optimal, sangat mustahil kebutuhan peningkatan kualitas

hidup dan pelestarian lingkungan dapat dicapai. Yang menjadi pertanyaan

adalah, mengapa kelompok perempuan lanjut usia mempunyai peranan yang

harus dilibatkan. Strategi merupakan garis besar haluan, bertindak dalam

mengelola proses belajar mengajar utnuk mencapai tujuan pengajaran secara

efektif dan efisien.

c. Beberapa kelebihan yang dimiliki kaum perempuan lanjut usia, sebagai

berikut: (1) Dengan jumlah perempuan > 50% dari jumlah penduduk dunia

telah menjadikan potensi yang tiada terbatas untuk terus diberdayakan.

Sehingga perempuan, baik sebagai individu maupun kelompok, merupakan

sumberdaya manusia yang potensial bila diberdayakan. (2) Berbagai penelitian

Page 15: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

14

menunjukkan bahwa kaum perempuan mempunyai kecenderungan untuk lebih

peduli terhadap permasalahan yang terjadi dalam lingkungannya.

d. Beberapa kelemahan yang dimiliki kaum perempuan yang selama ini menjadi

sorotan, merupakan dampak konstruksi sosial yang ada, antara lain: (1) Masih

banyak dijumpai rendahnya status dan kedudukan perempuan dalam

masyarakat. (2) Adanya hambatan kultural bagi perempuan untuk berperan

serta secara aktif dalam pembangunan. (3) Adanya hambatan material berupa

rendahnya tingkat pendidikan dan keterampilan sebagian besar perempuan. (4)

Rentannya posisi perempuan (dan anak-anak) dalam masyarakat, sehingga

apabila masyarakatnya miskin, maka perempuan dan anak-anaklah yang

paling berat menanggung akibatnya. (5) Rendahnya akses/peluang dan kontrol

perempuan dalam berbagai bidang kehidupan.

e. Perlunya pola hidup yang lebih baik untuk memfasilitasi para lansia dalam

mengisi hidupnya dengan aktivitas yang positif dan berguna bagi dirinya

maupun orang lain. Kegiatan olahraga menjadi salah satu langkah positif

untuk dapat dimanfaatkan optimal oleh setiap lansia agar memiliki tubuh yang

fit dan mampu bergerak tanpa harus dibantu orang lain. Demikian pula halnya

dengan pola makan yang baik dapat pula mendukung terhadap peningkaan

tubuh yang bugar, sehingga tidak mudah terkena penyakit diusianya yang

sudah renta tersebut.

f. Pola hidup melalui kegiatan olahraga dan pola nutrisi yang seimbang dan tepat

sasaran akan dapat memberdayakan para lansia untuk lebih dapat diterima di

luar komunitasnya karena tidak lagi banyak menggantungkan hidupnya pada

orang lain. Kemandirian menjadi target utama dari pembentukan pola hidup

Page 16: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

15

bagi para lansia yang sering dicap sebagai manusia lemah dan tidak produktif

bahkan sering menjadi penghambat bagi kaum produktif. Asumsi ini harus

dibuang jauh, karena para lansia yang dapat mengisi hidupnya dengan pola

gerak dan nutrisi yang tepat akan menjadi bagian dari masyarakat yang

berkontribusi dalam pembangunan.

2. Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan sementara yang masih perlu adanya

pembuktian empirik oleh peniliti. Bertitik tolak dari asumsi yang telah

dikemukakan, maka dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis

perbandingan. Menguji hipotesis ini berarti menguji parameter populasi yang

berbentuk perbandingan melalui ukuran sampel yang juga berbentuk

perbandingan (Sugiyono,1997). Untuk itu, maka rumusan hipotesis yang akan

diuji adalah sebanyak pertanyaan penelitian yang telah diajukan, yaitu sebagai

berikut :

a. Pemberian pola hidup berolahraga pada lansia secara signifikan berpengaruh

terhadap peningkatan kebugaran.

b. Pemberian pola hidup berupa nutrisi pada lansia secara signifikan berpengaruh

terhadap peningkatan kebugaran.

c. Tidak ada perbedaan secara signifikan antara pemberian pola hidup berupa

olahraga dan nutrisi pengaruhnya terhadap kebugaran.

Rumusan hipotesis tersebut di atas akan dibuktikan dengan menggunakan

Uji Dua Pihak, dimana: Ho : µ 1 = µ 2

Ha : µ 1 ≠ µ 2

Page 17: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

16

G. Defnisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran persoalan yang muncul

dalam penelitian ini, maka penulis merumuskan beberapa hal secara operasional

sebagai berikut:

1. Pengaruh diartikan sebagai sesuatu yang memberikan dampak karena suatu

perlakuan dalam penelitian ini perlakuan berupa pemberian pola hidup dengan

aktivitas olahraga dan nutrisi.

2. Pola hidup adalah aktivitas yang menjadi kebiasaan bagi seseorang dalam

mengisi hidupnya, seperti berolahraga secara rutin dan mengkunsumsi

makanan bergizi secara teratur. Dalam konteks penelitian pola hidup

dikondisikan oleh peneliti agar menjadi pembiasaan yang positif pada lansia.

3. Lansia atau lanjut usia di Indonesia batasannya belum ada, tetapi dengan usia

pensiun 55 tahun, berarti usia di atas 55 tahun barangkali termasuk dalam

golongan usia lanjut. (Sadoso, 2005). Secara umum WHO menggunakan

patokan pembagian umur usia lanjut sebagai berikut : usia pertengahan

(middle age) ialah kelompok usia 45 – 59 tahun; usia lanjut (elderly) usia 60 –

74 tahun; tua (old) usia 75 – 90 tahun; dan sangat tua (every old) di atas 90

tahun.

4. Perubahan adalah sesuatu yang terjadi manakala perlakuan itu diberikan

kepada para lansia. Dalam penelitian ini yang dimaksud perubahan adalah

sikap sosial lansia, yaitu: perkembangan terhadap kebiasaan berolahraga dan

mengkonsumsi makanan bergizi dalam kehidupan sebagai makhluk sosial

5. Kebugaran Jasmani adalah kesanggupan atau kemampuan tubuh dalam

melakukan adaptasi terhadap pembebanan fisik yang diberikan kepadanya

Page 18: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

17

tanpa mengalami kelelahan yang berarti.(Moeloek 1984:1). Jadi yang yang

dimaksud penulis dalam penelitian ini yaitu: Kebugaran Jasmani adalah

kemampuan tubuh untuk menyelesaikan tugasnya tanpa merasa lelah, serta

masih mempunyai cadangan tenaga untuk melaksanakan aktivitas lainnya dan

menikmati waktu senggang sehingga kehidupannya menjadi berarti baik bagi

dirinya maupun bagi lingkungan disekitarnya. Pada hakekatnya berkenaan

dengan kemampuan dan kesanggupan fisik seseorang untuk melaksanakan

tugasnya sehari-hari secara efisien dan efektif dalam waktu yang relatif tanpa

menimbulkan kelelahan yang berarti dan masih memiliki tenaga cadangan

untuk melaksanakan aktivitas lainnya. Untuk membangun kondisi yang bugar

diperlukan upaya yaitu melalui latihan jasmani dan olahraga serta pembinaan

kesehatan dan gizi secara teratur, terpadu, dan berlanjut yang dapat

membangun sikap, perilaku, pola hidup dan kebiasaan individu dan

masyarakat untuk melaksanakan aktivitas fisik dan perilaku hidup sehat

sehingga dapat mendukung pembentukan manusia seutuhnya yang sehat fisik,

mental, intelektual, dan sosial. Dalam penelitian ini, kebugaran jasmani

dimaknai sebagai kemampuan fisik lansia yang ada di panti sosial di Kota

Bandung.

Page 19: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

18

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Olahraga Kebugaran

Olahraga kebugaran merupakan aktivitas untuk mendukung pada

kemampuan yang dapat digunakan untuk mendukung terhadap tugas-tugas fisik

sehari-hari dalam pekerjaan atau kegiatan rutin lainnya dan masih mampu

melakukan aktivitas lainnya tanpa adanya kelelahan yang berarti. Hal ini

menunjukkan salah satu aspek sumber daya manusia yang berkualitas, khususnya

adalah aspek fisik. Orang yang tidak bugar fisiknya, menimbulkan ketidak

gairahan dalam bekerja, mudah lelah: karena fungsi alat-alat tubuhnya tidak

mampu menyesuaikan diri dengan beban kerja yang dihadapinya. Sebaliknya bagi

mereka yang memiliki fisik yang berkualitas akan mudah mengatasi stress fisik,

karena tubuhnya mampu bekerja efisien. Untuk mengetahui kualitas fisik

seseorang dapat dilihat dari kecakapan dasar dari IAAF yang dikutip Mardianto,

Supriyadi, dan Surendra (2000) bahwa “Ada lima kecakapan dasar biomotor

manusia yang penting, yaitu; kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelentukan, dan

koordinasi.”

Olahraga dapat meningkatkan kebugaran jasmani pada derajat sehat

dinamis yang mampu mendukung tuntutan tugas-tugas fisik sehari-hari dalam

jabatan, dalam keluarga, dalam masyarakat, dan juga masih mempunyai cadangan

untuk melakukan kegiatan –kegiatan fisik lain yang diperlukan secara mendadak

misalnya dalam menghadapi tugas ekstra, keadaan bahaya atau keadaan darurat

lainnya (Santoso Giriwijoyo, 1993:6). Ketidakmampuan fisik mendukung semua

Page 20: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

19

kebutuhan tersebut berakibat terhambatnya dalam pelaksanaan berbagai aktivitas

baik rutin maupun kegiatan sewaktu-waktu atau temporer.

Kesimpulan mengenai olahraga kebugaran adalah bahwa terdapat dua

aspek olahraga kebugaran, yaitu: (1) olahraga kebugaran yang berhubungan

dengan kesehatan (health related fitness) dan (2) olahraga kebugaran yang

berhubungan dengan keterampilan (skill related fitness). Olahraga kebugaran yang

berhubungan dengan kesehatan meliputi: aktivitas untuk meningkatkan daya tahan

jantung dan paru (kardiorespirasi), kekuatan otot (strength), daya tahan otot

(muscle endurance), kelentukan (flexibility), dan komposisi tubuh. Sedangkan

olahraga kebugaran yang berhubungan dengan keterampilan meliputi kegiatan

fisik untuk meningkatkan speed (kecepatan), agility (kelincahan), power, balance

(keseimbangan), kecepatan reaksi, dan coordination (kordinasi).

Olahraga kebugaran yang berhubungan dengan kesehatan diperlukan oleh

para lansia untuk mempertahankan kesehatan, mengatasi stress lingkungan, dan

melakukan aktivitas sehari-hari terutama untuk menjalani kehidupan sehari-hari

dan bermain bersama taman sebayanya..

Daya Tahan Jantung dan Paru (General Endurance). Kita mengenal dua

istilah daya tahan yaitu daya tahan umum (cardio respiratory) dan daya tahan

khusus (muscle endurance) yaitu kemampuan otot dalam berkontraksi atau

bekerja dengan waktu yang relatif lama. Daya tahan umum atau daya tahan

peredaran darah dan pernapasan adalah keadaan atau kondisi tubuh yang mampu

untuk bekerja dengan waktu yang lama tanpa mengalami kelelahan yang

berlebihan setelah menyelesaikan pekerjaan tersebut.

Page 21: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

20

Latihan olahraga untuk meningkatkan daya tahan otot adalah, lompat,

jingkat dan hop. Latihan untuk meningkatkan daya tahan umum adalah jalan atau

joging. Untuk meraih kebugaran tersebut perlu dilakukan olahraga secara teratur

dan overload. Oleh karena itu, latihan fisik yang memberi kemungkinan tersebut

harus dirancang. Daya tahan jantung dan paru bagi lansia, terutama ditujukan

untuk mempertahankan kemampuan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari.

Kekuatan Otot (Strength). Faktor yang sangat penting guna meningkatkan

latihan kondisi fisik. Johnson, (1969 : 241) menjelaskan “strength is frequently

recognized by physicall educators as the most important factor in the performance

of phhysicall skill. While strength may be generally defined as the muscular force

exerted against movable and immovable objects, it is best measured by test which

require one maximum effort on a given movement or position”. Harsono, (1988)

menjelaskan bahwa strength adalah kemampuan otot untuk membangkitkan

tegangan terhadap sesuatu tahanan. Latihan untuk meningkatkan kekuatan adalah

dengan latihan kontraksi isometrik dan isotonik.

Walaupun kekuatan merupakan komponen penting dalam kebugaran, tidak

berarti bahwa pada lansia kekuatan mendapatkan penekanan latihan yang lebih

banyak dibandingkan komponen lainnya. Pada usia ini, latihan untuk

meningkatkan kekuatan harus bersifat menyeluruh serta melibatkan alat gerak

pasif maupun aktif.

Daya Tahan Otot. Daya tahan otot adalah kapasitas otot untuk melakukan

kontraksi secara terus menerus pada tingkat intensitas sub maksimal. Pada

dasarnya daya tahan kekuatan otot merupakan rentangan antara daya tahan dan

Page 22: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

21

kekuatan otot. Daya tahan otot diperlukan untuk mempertahankan kegiatan yang

sifatnya didominasi oleh penggunaan otot atau kelompok otot.

Seperti halnya pada komponen lain, daya tahan otot hanya diperlukan

sebatas kebutuhan dalam melakukan aktivitas otot. Beberapa kegiatan yang

dominan memerlukan kemampuan daya tahan otot pada lansia termasuk di

dalamnya bentuk-bentuk permainan.

Fleksibilitas. Ketika kita berbicara fleksibilitas, kita teringat kepada

kemampuan otot dan persendian badan individu untuk bergerak seluas mungkin

dan mempertahankannya dalam beberapa detik. Pengukuran fleksibilitas dalam

latihan flexion (dimana sudut sikut semakin dekat dengan tubuh), dan latihan

extension (ketika sudut siku semakin jauh dengan badan itulah yang mempunyai

fleksibilitas baik). Sebagai contoh atlet yang dites dengan trunk extension dan

hasilnya kurang bagus maka atlet tersebut jika berlatih gerakan dolphin akan

kurang bagus, (Barry L. Johnson, 1969). Bentuk-bentuk tes dalam fleksibilitas

adalah : sit and reach test, bridge up, shoulder elevation, average ankle flexibility,

front split, side split, dan trunk extension. Aspek yang diukur dalam fleksibiltas

adalah pangkal paha, persendian panggul, otot hamstring, tulang belakang,

kemampuan persendian bahu, persendian pergelangan kaki. Banyak penelitian

menjelaskan bahwa latihan fleksibilitas dianjurkan dari sejak kanak-kanak hingga

lansia setiap hari melakukan stretcing atau peregangan.

Fleksibilitas bagi lansia sangat penting dimiliki terutama untuk menunjang

kegiatan sehari-hari, karena fleksibilitas bagi mereka tidak semata-mata dapat

bergerak, tetapi juga harus lentur dan dapat mengubah arah dengan baik.

Kemampuan ini memerlukan kelentukan tubuh atai bagian tubuh yang terlibat

Page 23: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

22

dalam kegiatan tersebut. Melakukan perubahan kecepatan dan arah gerakan, dapat

mengakibatkan regangan otot yang terlalu kuat sehingga memungkinkan

terjadinya cedera otot (muscle sprain) apabila kelentukan yang dimiliki rendah.

Pada lansia, umumnya memiliki kelentukan yang sudah kaku. Bagaimanapun juga

latihan untuk meningkatkan kelentukan tidak boleh berlebihan, karena dapat

berpengaruh tidak baik dan bahkan merusak sikap tubuh itu sendiri.

B. Konsep Dasar Gizi

1. Pangan dan Gizi

Setiap bahan makanan mempunyai susunan kimia yang berbeda-beda dan

mengandung zat gizi yang bervariasi pula baik jenis maupun jumlahnya. Berbagai

zat gizi yang diperlukan tubuh dapat digolongkan ke dalam 6 macam yaitu

(1)karbohidrat ,(2) protein,(3) lemak, (4) vitamin,(5) mineral dan (6) air.

Sementara itu energi yang diperlukan tubuh dapat diperoleh dari hasil

pembakaran karbohidrat,protein dan lemak di dalam tubuh,di alam terdapat

berbagai jenis bahan makanan baik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang

disebut pangan nabati maupun pangan yang berasal dari hewan yang dikenal

sebagai pangan hewani.

Kemajuan ilmu teknologi dalam bidang kimia telah berhasil mengungkap

banyaknya kandungan zat gizi di dalam berbagai jenis bahan makanan. Angka-

angka kandungan zat gizi dari sebagian bahan makanan dapat ditemukan dalam

Daftar Komposisi Bahan Makanan (Food Composition Table). Dalam daftar

bahan makanan dikelompokkan ke dalam golongan:(1) Padi-padian, (2) Umbi-

umbian, (3) Kacang-kacangan dan biji-bijian yang berlemak,(4) Sayur-

Page 24: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

23

sayuran,(5)Buah-buahan,(6) Daging, (7) Telur, (8) Ikan, (9) Susu, (10) Gula dan

minyak, (11) Lain-lain.

2. Energi

Energi dan Panas. Energi diperlukan manusia untuk bergerak atau

melakukan pekerjaan fisik dan juga menggerakkan proses-proses dalam tubuh

seperti sirkulasi darah, denyut jantung, pernafasan, percernaan, dan proses-proses

fisiologis lainnya. Tubuh manusia untuk bisa bekerja dan memanaskan tubuhnya

harus selalu disuplai dengan makanan. Menurut penelitian ada hubungan

langsung antara kuantitas panas yang dihasilkan oleh suatu aktivitas kerja dengan

total konsumsi makanan. Seseorang tidak dapat bekerja dengan energi yang

melebihi dari apa yang diperoleh dari makanan kecuali jika “meminjam” atau

menggunakan cadangan energi dalam tubuh,namun kebisaan meminjam ini dapat

mengakibatkan keadaan yang gawat yaitu kurang gizi khususnya energi.

Energi Makanan. Makanan merupakan sumber energi namun tidak semua

energi yang terkandung di dalamnya dapat diubah oleh tubuh ke dalam tenaga

kerja akan tetapi sisanya diubah menjadi panas. Apabila badan kita tidak

melakukan kerja fisik maka energi yang dibebaskan oleh makanan seluruhnya

diubah menjadi panas yang kemudian dikeluarkan dari tubuh. Banyaknya energi

yang dihasilkan oleh makanan dapat diukur atau ditentukan dengan: (a) Cara

langsung yaitu dengan memakai alat yang disebut “Bomb Calorimeter”. (b) Cara

tak langsung yaitu dengan perhitungan kadar karbohidrat,lemak,dan protein.

Unit untuk mengukur energi adalah kalori (=kal) dimana satu kalori

menyatakan banyaknya panas yang dipakai untuk menaikkan suhu satu liter air

setinggi satu derajat Celsius. Dalam Bomb Calorimeter oksidasi 1 gram

Page 25: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

24

karbohidrat menghasilkan 4.1 Kalori,1 gram lemak 9.45 Kalori,dan 1 gram

protein 5.65 Kalori. Di dalam tubuh baik karbohidrat,lemak,maupun protein tidak

seluruhnya dapat terbakar,karena adanya kehilangan-kehilangan dalam proses

pencernaan dan ekskresi. Karena itu oleh Atwater dan Bryant disarankan agar

dilakukan reduksi sebanyak 2% untuk karbohidrat,5 % untuk lemak, dan 29,2%

untuk protein,sehingga setelah dihitung dengan pembulatan-pembulatan diperoleh

angka sebagai berikut:

1 gram karbohidrat ………………………………… 4 Kalori

1 gram lemak ……………………………………… 9 Kalori

1 gram protein …………………………………….. 4 Kalori

Angka-angka tersebut kemudian dikenal sebagai “Faktor Atwater” yang biasa

digunakan dalam memperhitungkan nilai energi makanan atau bahan makanan.

Batal Metabolisme. Energi minimal yang diperlukan untuk

mempertahankan peoses-proses hidup yang pokok disebut “Basal Metabolisme”.

Proses hidup pokok ini meliputi kerja sebagai berikut: (a) Mempertahankan tonus

otot, (b) Sistem sirkulasi, dan (c) Pernafasan.

Kelenjar-kelenjar dan aktivitas seluler. Tubuh manusia seakan-akan

merupakan mesin yang tidak pernah berhenti bekerja. Demikian pula sel-sel dari

jaringan-jaringan tubuh merupakan organisme yang selalu aktif menjalankan

proses hidup. Tenaga atau energi untuk mempertahankan proses hidup tersebut

sebagian digunakan oleh organ tubuh untuk melakukan kegiatannya seperti

jantung berdenyut,paru-paru berkembang kempis, usus menggerakkan makanan

dengan ritme peristaltik, hati, ginjal, dan kelenjar-kelenjar bekerja menjalankan

fungsinya. Sebagian energi yang lebih banyak lagi digunakan untuk melakukan

Page 26: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

25

proses oksidasi dalam jaringan untuk mempertahankan tonus otot. Basal

metabolisme lazimnya dinyatakan per satuan luas permukaan badan atau per

satuan berat badan ini disebut “Basal Metabolik Rate”(BMR). Basal metabolisme

untuk seseorang adalah konstan namun berbeda antara satu dengan lainnya

karena:

a. Pengaruh basal metabolisme yang dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai

berikut: (1) Jaringan yang aktif di dalam tubuh, (2) Besar dan luas permukaan

tubuh, (3) Komposisi tubuh, (4) Jenis Kelamin, (5) Umur, (6) Sekresi hormon,

(7) Tidur, (8)Tonus otot, (9)Keadaan emosi dan mental, (10) Pengaruh

kelanjutan dari gerak badan dan makanan, (11) Pengaruh kehamilan, (12)

Pengaruh penyakit.

b. Pengukuran basal metabolisme. Energi basal metabolisme adalah sejumlah

energi yang digunakan untuk melakukan proses-proses hidup minimal dari

tubuh manusia. Untuk mengukur atau menentukan besarnya energi tersebut

diperlukan persyaratan-persyaratan tertentu yaitu sebelum diukur orang harus

berpuasa selama 12-24 jam dan waktu diukur orang harus istirahat sempurna

dan berbaring tak bergerak. Pengukuran energi basal metabolisme dapat

dilakukan dengan dua cara :

(1) Pengukuran langsung (Direct Calorimetry) . Cara ini menggunakan

Kalorimeter. Panas dihasilkan oleh tubuh orang yang diukur ditangkap

oleh air yang jumlahnya telah diketahui dan berada dalam pipa saluran

yang melingkar sekeliling dinding ruang kalorimeter yang diisolasi rapat,

kemudian diukur kenaikan suhu air pipa yang diakibatkan oleh panas yang

dikeluarkan oleh tubuh orang yang terukur.

Page 27: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

26

(2) Pengukuran tak langsung. Cara ini menggunakan alat untuk mengukur

jumlah gas oksigen (O2) dan gas karbondioksida (CO2) dari pernafasan

(respirasi) orang yang bersangkutan, sehingga dapat dihitung banyaknya

energi dihasilkan oleh proses oksidasi dalam tubuh orang yang diukur

menggunakan data jumlah oksigen yang tercatat.

c. Menghitung energi basal metabolisme

d. Regulasi suhu badan.

3. Kebutuhan Energi Total

Ada dua hal pokok yang perlu diperhatikan dalam menghitung kebutuhan

energi total seseorang yaitu: (1) hukum konservasi tenaga yang

berbunyi:”Produksi energi total dalam tubuh = energi dalam makanan yang

dikonsumsi dikurangi energi dalam ekskreta dan energi untuk pertumbuhan. (2)

produksi energi di dalam tubuh berfungsi untuk: (a) melakukan kerja internal

(melangsungkan proses kerja tubuh minimal = basal metabolisme). (b) melakukan

kerja eksternal, dan (c) menutup pengaruh makanan yang disebut “Specific

Dynamic Action” (SDA) dari makanan.

a. Karbohidrat

Dalam melakukan fungsinya tubuh memerlukan tenaga/energi. Energi

yang diperlukan didapat dari energi potensial yaitu energi yang tersimpan dalam

bahan-bahan makanan berupa energi kimia,di dalam energi tersebut akan

dilepaskan setelah bahan makanan mengalami proses metabolisme dalam tubuh.

Menu makanan orang Asia Tenggara termasuk Indonesia,umumnya kandungan

karbohidrat cukup tinggi yaitu berkisar antara 70-80%. Dalam menu seimbang

Page 28: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

27

dibutuhkan 55-67 %. Bahan makanan sumber karbohidrat ini antara lain: Padi-

padian (Serealia) contohnya: gandum, beras. Umbi-umbian contohnya:

kentang,singkong, ubi jalar, yang lain gula yang dikonsumsi sehari-hari

merupakan sumber-sumber kaya akan energi. Susunan Karbohidrat dapat

digolongkan pada 3 kelompok besar yaitu:

1) Monosakarida (C6 H12 O6) yaitu gula yang paling sederhana terdiri dari

molekul tunggal. Dapat dibagi lagi menurut jumlah atom karbon yang

dimiliki:Triosa (3-karbon), Tetrosa (4-karbon), Pentosa (5-karbon), Heksosa

(6-karbon). Monosakarida yang penting adalah gula yang mempunyai 6-

karbon (Heksosa), contohnya: glukosa, fruktosa, dan laktosa.

a) Glukosa : gula yang terpenting bagi metabolisme tubuh,dikenal sebagai

gula fisiologis, dekstrosa.

b) Sumber : (1) Bentuk jadi ditemui di alam pada buah-buahan, jagung

manis, sejumlah akar, madu. (2) Dihasilkan sebagai produk pencernaan

pati. Pati Dextrin Maltosa ---- 2 molekul gula glukosa

dengan bantuan enzim.

c) Normal, didapat di dalam sirkulasi darah. Fruktosa :Merupakan gula yang

termanis dari semua gula, dikenal juga dengan nama levulosa. Sumber

:Merupakan hasil hidrolisa dari gula sukrosa, perubahannya menjadi

glukosa terjadi di dalam hati kemudian bentuk glukosa ini dapat

dioksidasi sempurna menjadi energi. Galaktosa: Gula ini tidak ditemui

bebas di alam tetapi merupakan hasil hidrolisa dari gula susu (laktosa).

Melalui proses metabolisme akan diubah menjadi glukosa yang dapat

memasuki Siklus Kreb’s untuk menghasilkan energi.

Page 29: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

28

2) Oligosakharida: Gula yang mengandung 2-10 molekul gula sederhana.

a) Disakarida. Macamnya terdiri dari: Sukrosa (gula meja),bila dipecah

menjadi Fruktosa dan Galaktosa. Sumber: Molasis dan Sorgum

diperdagangkan dari sari tebu dan beet. Maltosa (Gula malt/biji). Tidak

ditemui bebas di alam tetapi berasal dari hasil pencernaan pati dengan

bantuan enzim diastase,didapat di dalam biji-bijian yang dibuat kecambah.

b) Trisakharida, ditemui terutama dalam bit dan madu.

c) Tetrasakharida,ditemui pada kacang polong, bit.

3) Polisakharida. Merupakan karbohidrat yang komplek terdiri atas beberapa

molekul satuan gula sederhana (monosakharida). Beberapa dapat dicerna yaitu

pati dan dekstrin, sedangkan yang lain tidak (Sellulosa dan Hemiselullosa

seperti agar dan pektin),tidak larut dalam air. Polisakharida yang penting

yaitu: (a) Pati: Disimpan dalam bentuk karbohidrat tanaman,didapatkan

didalam biji-bijian,akar- akaran,umbi-umbian,buah yang belum matang. (b)

Dekstrin: Merupakan hasil antara pencernaan pati untuk dibentuk menjadi

maltosa. (c) Glikogen: Disebut juga “animal starch” disimpan dalam hati dan

jaringan otot. Dipergunakan untuk mensuplai energi bagi jaringan tubuh pada

saat latihan & bekerja keras. Glikogen hati diubah menjadi glukosa untuk

disirkulasi ke berbagai bagian tubuh. (d) Sellulosa : Polisakharida yang tidak

dapat dicerna,tahan terhadap kerja enzim pencernaan dan menyumbangkan

muatan/massa yang besar terhadap makanan. (e) Pektin: Tidak dapat

dicerna,didapat dalam buah-buahan,memberi ketebalan pada kulit buah.

Berfungsi sebagai laksatif/pencahar. Berfungsi sebagai pengental, pengikat

Page 30: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

29

dan pembentuk gel makanan. (f) Inulin: Penting bagi pengobatan dan dipakai

dalm test/ uji fungsi ginjal.

Segala jenis karbohidrat yang terdapat dalam makanan harus diubah

menjadi satu bentuk yaitu glukosa,melalui proses pencernaan dan pekerjaan hati.

Kemudian melalui peredaran darah, glukosa yang telah terbentuk diserap dan

setelah melalui proses metabolisme karbohidrat gula tersebut dioksidasi

sempurna, melalui siklus Kreb’s menjadi sumber tenaga yang dipergunakan untuk

melakukan semua aktivitas tubuh. Terutama otak hanya dapat mempergunakan

glukosa sebagai sumber energi. Bila karbohidrat yang dimakan melebihi

kebutuhan tubuh untuk aktifitas sehari-hari, maka kelebihannya akan disimpan

sebagai cadangan energi yang siap dipakai yaitu dalam bentuk glikogen yang

disimpan dalam hati (Liver glycogen) dan otot (muscle glycogen). Akan tetapi

bila pemasukkan karbohidrat terus meningkat, maka kelebihannya akan disimpan

dalam bentuk lemak yang disimpan pada jaringan adipose di bawah kulit.

Fungsi Karbohidrat ada beberapa macam yaitu: (1) Karbohidrat sebagai

sumber energi utama, karena lebih cepat menghasilkan glukosa. (2) Pengatur

metabolisme lemak,karena karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang

tidak sempurna. (3) Penghemat fungsi protein (Protein Sparer). (4) Karbohidrat

sebagai sumber enersi utama bagi otak dan susunan syaraf. (5) Simpanan

karbohidrat sebagai glikogen. (6) Pengatur peristaltic usus dan pemberi muatan

pada sisa makanan.

b. Protein

Nama “Protein” berasal dari bahasa Yunani (Greek).”Primary, holding

first place” yang berarti menduduki tempat yang terutama. Protein terbentuk dari

Page 31: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

30

unsur-unsur organik yang hampir sama dengan karbohidrat dan lemak yaitu

terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan oksigen akan tetapi ditambah unsur lain

yaitu nitrogen. Beberapa protein mengandung unsur mineral yaitu fosfor,

sulfur,dan zat besi. Molekul protein tersusun dari satuan-satuan dasar kimia yang

asam amino. Satu molekul protein dapat terdiri 12 sampai 18 macam asam amino

dan mencapai jumlah ratusan asam amino. Dalam menu seimbang dibutuhkan 13-

15 %.

Asam amino dapat dibedakan dalam 3 golongan yaitu: (1) Asam amino

esensial ini tidak dapat dibentuk oleh tubuh sendiri, tetapi harus disuplai dalam

bentuk jadi (performed) dalam menu yang dimakan sehari-hari. Ada 8 asam

amino esensial untuk orang dewasa dan 10 asam amino esensial untuk anak-anak

yang harus dipenuhi. yaitu: Isoleusin, Leusian, Lisin, Metionin, Fenilalanin,

Treonin, Triptopan, Valin, Arginin, Histidin. (2) Asam amino semi esensial

artinya asam amino ini dapat menjamin proses kehidupan jaringan orang dewasa,

tetapi tidak mencukupi untuk pertumbuhan anak-anak. (3) Asam amino non-

esensial ,asam-asam amino ini tidak dapat disintesa tubuh sepanjang bahan

dasarnya memenuhi bagi pertumbuhannya.

Adapun menurut macam asam amino yang membentuknya, protein dapat

digolongkan menjadi: (a) Protein sempurna (Complete Protein) yaitu protein yang

mengandung asam-asam amino esensial yang baik macam maupun jumlahnya,

sehingga menjamin pertumbuhan dan mempertahankan kehidupan jaringan yang

ada.Umumnya protein hewani meruapakan protein sempurna. (b) Protein tidak

sempurna (Incomplete Protein) yaitu protein yang tidak mengandung atau sangat

sedikit berisi satu atau lebih asam-asam amino esensial. Protein ini tidak dapat

Page 32: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

31

menjamin pertumbuhan dan mempertahankan jaringan yang ada. Terdapat pada

jagumg dan protein nabati lainnya. (c) Protein kurang sempurna (Partially

Complete Protein),protein ini mengandung asam amino esensial yang lengkap

tetapi beberapa diantarnya hanya sedikit. Protein ini tidak dapat menjamin untuk

pertumbuhan, tetapi dapat mempertahankan kehidupan jaringan yang sudah ada.

Sumbernya didapat dari kacang-kacangan.

Apabila dilihat dari kebutuhan tubuh akan protein maka protein

mempunyai fungsi yang unik bagi tubuh yaitu: (a) Protein menyediakan bahan-

bahan yang penting peranannya untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan

tubuh. (b) Protein bekerja sebagai pengatur kelangsungan proses di dalam tubuh.

(c) Memberi tenaga, jika keperluannya tidak dapat dipenuhi oleh karbohidrat dan

lemak.

c. Lemak

Seperti halnya karbohidrat dan protein, lemak merupakan sumber energi

bagi tubuh yang mempunyai unsur molekul karbon, hydrogen, oksigen.. Bobot

energi yang dihasilkan per gram lemak adalah 2 ¼ kali lebih besar daripada

karbohidrat dan protein, karena 1 gram lemak menghasilkan 9 Kalori sedangkan 1

gram karbohidrat dan protein hanya menghasilkan 4 Kalori. Lemak yang

dibicarakan disini adalah lemak netral yang merupakan enter dari gliserol dan

asam lemak gliserol yang mempunyai tiga gugusan hidroksil di mana masing-

masing akan mengikat satu molekul asam lemak disebut Trigliserida. Dalam

menu seimbang dibutuhkan lemak sebesar 20-30 %.

Sifat fisik dari lemak amat penting karena mempengaruhi proses utilisasi

lemak di dalam tubuh,misal diketahui lemak yang diterima tubuh dalam bentuk

Page 33: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

32

yang sudah teremulsi (emulsified Fat) akan mudah dicerna daripada lemak yang

belum teremulsi (Unemulsified Fat).

Dalam pangan dapat dibedakan kepadatan dari lemak dan minyak. Pada suhu

kamar (23o C) Lemak akan bersifat padat sedangkan minyak apada suhu 23 o C

bersifat cair. Lemak pada umunya mengandung asam lemak jenuh (yang tidak

berikatan rangkap) tinggi, sedangkan minyak cair tingkat kejenuhannya tinggi

berarati mengandung asam lemak berikatan rangkap cenderung mudah teroksidasi

kecuali minyak kelapa dan butter-fat kandungan asam lemak jenuhnya rendah.

Dari penampilan yang bisa dilihat oleh mata/penglihatan lemak dapat dibagi pula

menjadi lemak Kentara (Visible Fats) contohnya: lemak hewani, butter,

margarine, sedangkan lemak Tak Kentara (Invisible Fats) contohnya: lemak

dalam susu, kuning telor, adpokat.

Asam lemak yang penting bagi manusia berdasarkan sumbernya dapat

dibagi: (1) Lemak Hewani: Lemak berasal dari hewan. Contohnya: Asam

Palmitat, Asam Stearat dan Asam Oleat. (2) Lemak Nabati, yang terpenting

adalah asam lemak esensial seperti: Asam Linoleat, Linolenat, dan arakhidonat,

banyak terdapat pada minyak sayur (minyak jagung, minyak kacang, kedele) dan

adpokat. Di antara ketiga asam lemak esensial ini yang terpenting asam linoleat

karena tubuh sebenarnya dapat membentuk asam linolenat yang didapat dari

minyak nabati dan diketahui ASI (Air Susu Ibu) kaya akan asam linolenat. Asam

lemak esensial mempunyai fungsi membantu proses pertumbuhan serta menjaga

kesehatan kulit (mencegah terjadinya dermatitis/peradangan kulit).

Selain lemak yang termasuk trigliserida atau yang masuk lemak netral

atau disebut juga lipida dan sumber-sumbernya diketahui juga kelompok lain

Page 34: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

33

yang merupakan erter asam lemak, alkohol serta radikal lainnya (Compound

Lipids) dan yang termasuk turunan/derivate lemak (Derived Lipids).

Termasuk “Compound Lipids” antara lain: Fosfolipida yaitu komponen

lemak yang mengandung fosfor dalam molekulnya. Glikolipida yaitu komponen

lemak yang mempunyai rantai panjang dan mengadung

karbohidrat:glukosa/galaktosa. Adapun yang termasuk derivate/turunan lipida

atau Derived Lipids, contohnya: Sterol.

Peranan fisiologis lemak yang terutama adalah: (1) Menghasilkan energi

yang dibutuhkan tubuh. (2) Mempunyai fungsi penbentuk/struktur tubuh. (3)

Pengatur proses yang berlangsung dalam tubuh secara langsung dan tidak

langsung. (4) Protein- Sparer. (5) Penghasil Asam Lemak esensial. (6) Carrier

(pembawa) Vitamin larut dalam lemak

Fungsi lemak yang lain : (1) Lemak sebagai pelumas diantara persendian

dan membantu pengeluaran sisa makanan. (2) Lemak memberi kepuasan cita rasa,

lemak lebih lambat dicerna sehingga dapat menangguhkan perasaan lapar, lemak

memberi rasa dan keharuman yang lebih baik pada makanan. (3) Beberapa

macam lipida berfungsi sebagai agen pengemulsi yang akan membantu

mempermudah transport subtansi lemak keluar masuk melalui membran sel. (4)

Asam lemak berfungsi sebagai precursor/pendahulu dari prostaglandin yang

berperan mengatur tekanan darah,denyut jantung dan lipolisis.

Defisiensi lemak dalam tubuh akan mengurangi ketrsediaan energi dan

mengakibatkan terjadinya katabolisme/perombakan protein. Cadangan lemak

akan berkurang dan lambat laun terjadi penurunan berat badan. Defisiensi asam

Page 35: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

34

lemak akan mengganggu pertumbuhan dan menyebabkan terjadinya kelainan

pada kulit umumnya pada balita terjadi luka “Eczematous” pada kulit.

d. Vitamin

Yang dimaksud Vitamin adalah senyawa kimia sangat esensial dibutuhkan

tubuh walaupun dalam jumlah yang sangat kecil tetapi penting untuk

pemeliharaan kesehatan dan pertumbuhan normal. Ada tidaknya vitamin dalam

tubuh sangat menentukan normal tidaknya di dalam tubuh, sehingga harus masuk

ke dalam tubuh sudah dalam bentuk jadi dari bahan makanan.

Meskipun vitamin-vitamin ini diperlukan hanya dalam jumlah yang

sedikit, sebaliknya jika badan kekurangan zat ini akan menimbulkan hal-hal yang

merugikan. Di balik itu, beberapa vitamin dapat pula memberikan pengaruh

buruk, jika terdapat dalam makanan dalam jumlah yang terlalu banyak sehingga

berlebihan. Kalau seseorang kekurangan vitamin di dalam makanannya tetapi

belum memperlihatkan tanda-tanda penyakit yang nyata , ia dikatakan menderita

“hipovitaminosis”, jika sudah sampai terlihat tanda-tanda klinik yang nyata,

disebut “avitaminosis”. Kalau terlalu banyak mendapatkan vitamin, sehingga

menimbulkan akibat-akibat yang tidak baik maka disebut “hipervitaminosis”.

Ada tigabelas macam vitamin dimana senyawa kimianya sudah diketahui

dan dapat dibuat di laboratorium terdiri atas:

VITAMIN NAMA KIMIA

Vitamin A …………………………………………….. Akseroftol

Vitamin B1 …………………………………………….. Tiamin

Vitamin B2 ……………………………………………… Riboflavin

Page 36: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

35

VitaminB6 …………………………………………….. Piridoksin

Niacin …………………………………………………… Asam nikotinat

Biotin ……………………………………………………. Biotin

Asam pantotenat ………………………………………… Asam pantotenat

Asam folin …………………………………………… Asam pteroilglutamat

Vitamin B 12 ……………………………………………… Kobalamin

Vitamin C …………………………………………………. Asam askorbat

Vitamin D ………………………………………………… Kalsiferol

Vitamin E ………………………………………………… Tokoferol

Vitamin K …………………………………………………. Fillokhinon.

Vitamin dibagi dalam dua golongan besar yaitu: (a) Vitamin yang larut dalam

lemak yaitu A, D, E, dan K. (b) Vitamin yang larut dalam air yaitu vitamin C dan

vitamin yang termasuk dalam golongan B komplek.

Vitamin A.(Akseroftol). Vitamin ini berfungsi sebagai bahan pembentuk

rhodopsin yang diperlukan dalam proses penglihatan terutama dalam cahaya

remang-remang, untuk mempertahankan kesehatan kulit, dan membantu proses

pertumbuhan tubuh. Bahan makanan yang banyak mengandung vitmin A yaitu

susu, minyak ikan, telur, sayuran hijau, buah-buahan yang berwarna kuning dan

merah. Sayuran dan buah-buahan mengandung provitamin A, yaitu zat yang

menyerupai vitamin A dan baru diubah menjadi vitamin A di dalam hati,

provitamin A ini sering juga disebut carotene.

Vitamin D. (Kalsiferol). Vitamin ini berfungsi untuk mengatur

metabolisme garam kapur untuk pertumbuhan dan pemeliharaan kesehatan tulang

dan gigi, serta mengaktifkan penyerapan kalsium dan fosfor. Kulit mengandung

Page 37: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

36

provitamin D yang bila kena sinar ultra violet/ungu akan berubah menjadi vitamin

D yang aktif. Makanan yang banyak mengandung vitamin D adalah hati, susu,

minyak ikan, dan kuning telur.

Vitamin E. (Tokoferol). Vitamin E ini fungsinya belum jelas pada

manusia,tetapi dari penyelidikan melalui percobaan pada binatang bahwa fungsi

fungsi vitamin E berhubungan dengan proses reproduksi. Binatang yang

mengalami kekurangan vitamin E menjadi mandul. Bahan makanan yang banyak

mengandung vitamin E adalah kecambah (biji-bijian yang sedang tumbuh),hati,

lemak,mentega,susu,telur,sayuran.

Vitamin K. (Fillokhinon). Vitamin K berfungsi dalam proses pembekuan

darah, karena vitamin ini mempengaruhi pembentukan prothrombine di dalam

hati. Bahan makanan yang banyak mengandung vitamin K yaitu daging, hati,

kuning telur,minyak kedele,sayuran hijau.

Vitamin C. (Asam askorba). Vitamin C berfungsi memperkuat dinding

pembuluh darah, mencegah infeksi, mempercepat penyembuhan luka/patah

tulang. Sifat vitamin C yang perlu diperhatikan adalah mudah larut dalam air dan

mudah rusak dengan pemanasan. Vitamin C ini banyak terdapat dalam sayur-

sayuran dan buah-buahan yang segar.

Vitamin B 1 (Tiamin). Tiamin dikenal esensial bagi tubuh untuk fungsi

pertumbuhan, membantu dalam metabolisme karbohidrat, memelihara nafsu

makan, memelihara jaringan syaraf dan mengatur air dalam jaringan tubuh,

memperbaiki fungsi saluran pencernaan makanan. Tiamin dikenal pula sebagai

“vitamin semangat” karena bila terjadi kekurangan akan menimbulkan penurunan

Page 38: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

37

kegiatan syaraf. Makanan yang banyak mengandung tiamin/ vitamin B1 adalah

daging, biji-bijan, kacang-kacangan, padi-padian (beras tumbuk, bekatul).

Vitamin B 2 (Riboflavin). Riboflavin berperan dalam berbagai enzim dan

koenzim yang esensial dalam proses oksidasi jaringan, terutama di bagian luar

dari tubuh seperti kulit, mata, dan urat syaraf perifer,membantu sel dalam

pemakaian zat asam, membuat kulit sehat dan halus terutama sekitar mulut dan

hidung. Bahan makanan yang banyak mengandung vitamin B 2 adalah hati, keju,

telur, daging, sayur-sayuran, kacang-kacangan, dan susu.

Vitamin B 3 (Niasin/Asam Nikotinat). Niasin dikenal sebagai factor

pencegah pelagra,penyakit ini dijumpai diberbagai daerah di Eropa. Niasin

termasuk zat organik yang sederhana, merupakan asam mengandung nitrogen,

dan niasianamid adalah garam dari asam ini. Niasin larut dalam air, merupakan

senyawa yang sangat stabil terhadap panas maupun oksidasi dan tidak

dipengaruhi oleh asam dan basa. Niasin berfungsi untuk membantu proses

pertumbuhan, menjaga fungsi syaraf dan percernaan, dan menjaga kesehatan

kulit. Bahan makanan yang benyak mengandung niasin adalah hati, daging, padi-

padian, biji-bijian, kacang-kacangan.

Vitamin B 6 (Piridoksin). Piridoksin berfungsi mencegah kurang darah,

membantun proses metabolisme protein dan asam lemak, menjaga pemeliharaan

jaringan syaraf dan membantun getah pencernaan serta biokimia tubuh. Bahan

makanan yang banyak mengandung vitamin B 6 adalah daging telur, sayuran

hijau, kacang-kacangan,padi-padian.

Biotin. Vitamin ini merupakan salah satu anggota kelompok vitamin B

komplek, terdapat dalam berbagai bahan makanan. Vitamin ini dapat disintesa

Page 39: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

38

oleh bakteri usus pada manusia dan hewan. Biotin berfungsi dalam metabolisme

sebagai faktor pembantu bagi proses karboksilasi enzim. Bahan makanan yang

banyak mengandung biotin adalah hati, ragi, daging, kedele, bekatul, kuning

telur,juga terdapat dalam bentuk bebas pada buah-buahan dan sayur-sayuran.

Asam Folat (Folasin). Asam folat diperlukan dalam proses metabolic dan

pembantukan sel-sel darah merah yang baru, sehingga dapat digunakan dalam

pengobatan anemia. Asam folat juga terlibat dalam metabolisme beberapa asam

amino (glisin, tirosin, asam glutamate dan histidin) dan khusus berhubungan

dengan metabolisme metionin. Bahan makanan yang banyak mengandung asam

folat adalah sayur-sayuran, hati, ginjal, padi-padian, biji-bijian berlemak dan

kacang tanah.

Asam Pantotenat. Asam pantotenat ini berfungsi dalam proses

metabolisme sebagai koenzim A yang memberikannya pada siklus krebs sehingga

menghasilkan enersi. Bahan makanan yang mengandung asam pantotenat adalah

hati, ragi, daging, padi-padian dan susu.

Vitamin B 12 ( Sianokobalamin). Sianokobalamin berperan dalam proses

pembentukan darah merah pada penyembuhan penderita anemia, membantu getah

pencernaan serta biokima tubuh. Bahan makanan yang banyak mengandung

vitamin B 12 adalah hati, ginjal, daging, sedangkan susu hanya mengandung

vitamin tersebut dalam jumlah yang sedikit.

e. Mineral

Mineral adalah suatu zat oraganik yang berasal dari bahan makanan, dan

dapat diperoleh dari perubahan zat-zat tersebut pada temperatur dan tekanan yang

tinggi. Mineral hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit tetapi mempunyai peranan

Page 40: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

39

yang penting dalam proses-proses di dalam tubuh, yaitu sebagai zat pengatur dan

pembangun.

Mineral sebagai zat pengatur berfungsi sebagai: (a) Mengatur

keseimbangan asam basa. (b) Proses pengangkutan oksigen dari paru-paru ke

jaringan tubuh. (c) Proses pembekuan darah. (d) Kepekaan syaraf dan kontraksi

otot. (e) Proses metabolisme sebagai bagian dari enzim.

Ada beberapa macam zat mineral sesuai fungsinya masing-masing yaitu:

1) Kalsium (Ca)

Peranan kalsium berfungsi tidak saja pada pembentukan tulang dan gigi,

namun memegang peranan penting pada berbagai proses fisiologik dan biokhemik

di dalam tubuh, seperti pada pembekuan darah, ekstibilitas syaraf otot, kerekatan

seluler, transmisi impul-impul syaraf, memelihara dan meningkatkan fungsi

membrane sel, mengaktifkan reaksi enzim-enzim lipase dan sekresi hormon.

Kalsium diperlukan dalam pembekuan darah ada hubungannya dengan vitamin K.

Mineral ini diperlukan untuk mengaktifkan protrombin yang berperan dalam

rentetan proses pembekuan darah. Bahan makanan yang banyak mengandung

sumber kalsium adalah susu dan hasil olahnya (kecuali mentega) seperti keju dan

es krim. Di samping itu sayuran hijau, brokoli, kacang-kacangan, buah-buahan,

ikan teri kering.

2) Fosfor (P)

Tubuh manusia mengandung sekitar 12 gram fosfor per kilo gram jaringan

tanpa lemak. Dari jumlah ini kira-kira 85 persen terkandung dalam kerangka

tulang.Di dalam plasma terdapat fosfor sekitar 3.5 mg/100 ml plasma. Bila butir

Page 41: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

40

darah merah termasuk maka total fosfor dalam darah antara 30-45 mg/100 ml

darah. Fosfor berperan sebagai bahan pembentuk tulang dan gigi, merupakan

bagian penting dari inti sel, mengatur keseimbangan asam basa dalam darah,

mengatur proses-proses metabolisme, mengatur proses oksigen. Bahan makanan

sumber fosfor adalah daging, hati, ikan teri kering, kuning telur, kacang-

kacangan, bekatul.

3) Sulfur (S)

Sulfur mempunyai peranan penting karena merupakan bagian penting dari

vitamin B1, diperlukan oleh semua sel karena merupakan bagian dari asam amino

sistin dan metionin. Bahan makanan sumber sulfur adalah bahan-bahan makanan

sumber –sumber protein (kacang-kacangan).

4) Natrium (Na)

Natrium berfungsi mengatur tekanan osmose, keseimbangan air dan asam

basa, menjaga kepekaan sel-sel syaraf dan kontraksi otot. Bahan makanannya

adalah garam dapur, bahan makanan dari laut dan hewani.

5) Besi (Fe)

Jumlah seluruh besi di dalam tubuh orang dewasa terdapat sekitar 3.5 g, di

mana 70 persennya terdapat dalam hemoglobin, 25 persennya merupakan besi

cadangan (iron storge) yang terdiri dari feritin dan hemosiderin terdapat dalam

hati, limfa dan sumsum tulang. Besi berfungsi bahan pembentuk hemoglobin

umumnya sebesar 20-25 mg per hari, juga mengangkut oksigen ke jaringa-

jaringan. Jumlah besi dalam tubuh diatur terutama oleh penyerapan yang

bervariasi. Bila besi simpanan berkurang maka penyerapan besi akan meningkat.

Page 42: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

41

Bahan makanan sumber zat besi adalah daging, hati, kacang-kacangan, sayuran

hijau.

6) Yodium (J)

Sepanjang diketahui, yodium berfungsi sebagai bagian dari tiroksin dan

senyawa lainnya yang disintesis oleh kelenjar tiroid. Tubuh mengandung sekitar

25 mg yodium, di mana sepertiganya terdapat dalam kelenjar tiroid. Namun

demikian, yodum terdapat dalam semua jaringan tubuh. Pada ovari, otot dan

darah mengandung yodium yang relativ tinggi setelah tiroid. Bahan makanan

sumber yodium adalah bahan makanan dari laut dan bahan makanan yang tumbuh

di daerah bukan daerah gondok endemik.

7) Kalium (K)

Tubuh manusia mengandung 2.6 mg kalium per kilogram berat badan

bebas lemak, sel-sel syaraf dan otot mengandung banyak kalium. Dari jumlah

kecil mineral ini dijumpai dalam cairan ekstraseluler, kadar K dalam serum

adalah14 – 22 mg/100 ml. Tampaknya kalium mempunyai kemampuan

menorobos membran sel lebih besar dibandingkan dengan natrium. Kalium

berperan terdapat dalam semua sel, mengatur tekanan osmosa dan keseimbangan

asam basa, diperlukan dalam reaksi enzim sel. Bahan makanan yang mengandung

kalium adalah sayur-sayuran, padi-padian, kacang-kacangan.

8) Tembaga (Cu)

Tubuh manusia mengandung 1.5-2.5 mg tembaga (Cu) per kilogram berat

badan bebas lemak. Mineral ini tersebar di seluruh jaringan tubuh, namun hati,

otak, jantung, dan ginjal mengandung Cu dalam jumlah yang lebih banyak.

Page 43: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

42

Dalam darah, tembaga terdapat dalam jumlah yang kira-kira sama pada plasma

dan eristrosit. Plasma mengandung sekitar 110 mcg/100 ml dan eristrosit 115

mcg/100 ml. Tembaga berfungsi dalam pembentukan hemoglobin. Bahan

makanan sumber tembaga adalah kacang-kacangan, jerohan, padi-padian, ikan,

bangsa kerang.

9) Flour (F)

Flour berfungsi mencegah kerusakan gigi. Bahan makanan sumber flour

adalah garam dapur dan air minum.

10) Chloor (Cl)

Mineral chloor berfungsi mengatur tekanan osmose, keseimbangan air dan

asam basa, bahan pembentuk getah lambung (HCL). Bahan makanan sumber

chloor adalah garam dapur, bahan makanan dari laut dan bahan makanan hewani.

11) Mineral-mineral lain Mo, Mg, Mn, dan Zn

Mineral-mineral ini belum banyak diketahui tentang fungsinya, umumnya

merupakan bagian dari enzim-enzim .Bahan makanannya didapat tersebar dalam

berbagai bahan makanan.

f. Air

Air merupakan zat gizi yang sangat penting bagi tubuh. Air merupakan

komponen utama dari semua struktur sel dan merupakan media kelangsungan

proses metabolisme dan reaksi kimia di dalam tubuh. Air yang tersedia bagi tubuh

termasuk yang terdapat dalam makanan cair maupun padat yang dikonsumsi, serta

air yang terbentuk di dalam sel sebagai hasil proses oksidasi makanan.

Page 44: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

43

Fungsi air bagi tubuh antara lain: (a) menjaga keseimbangan tubuh, (b)

membuang zat-zat kotoran atau sisa-sisa metabolisme, (c) mengatur suhu tubuh,

(d) membentuk cairan tubuh, (e) merupakan bagian dari sel di seluruh tubuh,

yaitu: jaringan lemak 20 %, otot lurik 75 %, dan plasma darah 90%, dan (f)

membantu proses pencernaan dan proses metabolisme di dalam tubuh.

Distribusi air meliputi: (1) Intra seluler dan (2) Ekstra seluler. Kebutuhan

air dapat dipenuhi melalui: cairan yang di minum, dari makanan, dari sisa

metabolisme, dan pembakaran hidrat arang, lemak, dan protein.

C. Komponen Kebugaran Jasmani

Seperti telah dikemukakan, derajat kebugaran jasmani pada hakikatnya

adalah derajat sehat dinamis yang diperlukan (yang sesuai) dengan kebutuhan

untuk melakukan suatu tugas fisik. Untuk mempertahankan derajat sehat dinamis

yang sesuai dengan kebutuhan tadi, perlu diupayakan dengan cara melakukan

aktivitas fisik atau olahraga kesehatan yang teratur. Dengan melakukan olahraga

kesehatan secara teratur, maka komponen-komponen dasar kebugaran jasmaninya

dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan tuntutan untuk melakukan aktivitas

rutin sehari-hari.

Secara fisiologis tubuh terbagi dalam tiga kelompok kerja atau sistema kerja

(ergosistema), yaitu (1) sistema kerja primer, (2) sistema kerja sekunder, dan (3)

sistema tersier. Kelompok yang berhubungan langsung dan merupakan faktor

penentu tinggi rendahnya derajat kebugaran jasmani seseorang yaitu sistema kerja

primer dan sistema kerja sekunder. Kedua sistema kerja itu (secara anatomis)

merupakan kelompok dasar anatomis kebugaran jasmani. Jadi kalau ingin

Page 45: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

44

meningkatkan kebugaran jasmani maka kedua komponen tadi harus dilatih agar

memiliki fungsi yang lebih baik.

Kalau dirinci, maka sistema kerja primer terdiri dari beberapa unsur (sistem)

sebagai berikut : a. Sistem rangka (skelet), b. Sistem otot (muscular), dan c.

Sistem saraf (nervorum). Demikian juga sistema kerja sekunder terdiri dari tiga

sistem yaitu : a. Sistem darah, cairan tubuh, dan limfe (hemo-hidro limfatik), b.

Sistem jantung dan pembuluh darah (cardiovascular), dan c. Sistem pernafasan

(respiratori).

Komponen kebugaran jasmani dilihat dari asfek fisiologisnya merupakan

mutu penampilan dari sistem-sistem yang menyusun sistema kerja primer dan

sekunder yang bersangkutan. Mutu penampilan dari sistem-sistem yang menyusun

sistema kerja primer yaitu (1) fleksibilitas, (2) kekuatan dan daya tahan otot, (3)

koordinasi fungsi saraf – otot. Sedangkan mutu penampilan dari sistem-sistem

yang menyususn sistema kerja sekunder adalah daya tahan umum.

Dilihat dari sistema kerja (ergosistema) tadi, maka komponen dasar

kebugaran jasmani terdiri dari :

1. Fleksibilitas.

2. Kekuatan dan daya tahan otot.

3. Koordinasi fungsi saraf – otot.

4. Daya tahan umum.

Pendapat ahli lain Sumorsardjono (1984 : 9) mengemukakan hal yang serupa

tentang komponen kebugaran jasmani sebagai berikut :

1. Ketahanan jantung dan peredaran darah (cardiovascular endurance).

2. Kekuatan (strength).

Page 46: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

45

3. Ketahanan otot (muscular endurance)

4. Kelentukan (fleksibility).

Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa komponen

kebugaran jasmani adalah unsur yang paling dasar yang menunjukan tingkat

kebugaran atau tingkat sehat dinamis seseorang yaitu terdiri dari : a) kelenturan

persendian (fleksibility), b) kekuatan dan daya tahan otot (muscle strength and

muscle endurance), c) koordinasi saraf – otot (neuromuscular coordination), dan

d) daya tahan umum (general endurance / cardio – repiratory endurance).

Pentingnya kebugaran jasmani dalam aktivitas pada mahasiswa untuk

mendukung aktivitas mahasiswa di kampus dalam proses belajar dan

berorganisasi, serta dilingkungannya aktif berperanserta sebagai warga masyarkat

yang baik dan sebagai contoh manusia yang berpendidikan yang selalu bergerak

untuk kemajuan bangsa tanpa mengalami kelelahan yang berarti.

D. Kondisi Perempuan Lanjut Usia

Kebutuhan partisipasi perempuan sangat besar dalam era modern ini,

terlebih ketika model pembangunan yang diterapkan, adalah pembangunan yang

berbasis pada masyarakat. Agar upaya pembangunan yang bertumpu pada

masyarakat dapat diwujudkan, maka sebagai konsekuensi logis, program

pembangunan yang ditawarkan pada masyarakat harus ditekankan pada

pentingnya partisipasi masyarakat termasuk kelompok perempuan lanjut usia,

sebagai tolok ukur keberhasilan pembangunan tersebut.

Dalam program pembangunan bangsa, pentingnya peran serta masyarakat

termasuk kelompok perempuan lanjut usia, merupakan suatu kebutuhan mendesak

yang tak dapat ditawar-tawar lagi. Program tersebut setidaknya sejalan dengan 3

Page 47: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

46

(tiga) isi kunci pembangunan yang meliputi: (1) peningkatan kualitas hidup, (2)

pelibatan peran serta masyarakat, dan (3) pelestarian lingkungan. Tanpa adanya

peran serta masyarakat, termasuk kaum perempuan lanjut usia secara optimal,

sangat mustahil kebutuhan peningkatan kualitas hidup dan pelestarian lingkungan

dapat dicapai. Yang menjadi pertanyaan adalah, mengapa kelompok perempuan

lanjut usia mempunyai peranan yang harus dilibatkan. Dalam hal ini, terdapat

beberapa alasan yang berkaitan dengan kelebihan dan kelemahan perempuan

lanjut usia.

Secara umum kaum perempuan lanjut usia memiliki beberapa kelebihan

yang berbeda dengan kaum laki-laki, yaitu: (1) Jumlah penduduk perempuan

mencapai lebih dari 50% dari jumlah penduduk Indonesia. Hal ini menjadi

potensi yang tiada terbatas untuk terus diberdayakan. Sehingga perempuan, baik

sebagai individu maupun kelompok, merupakan sumberdaya manusia yang

potensial bila diberdayakan. (2) Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kaum

perempuan mempunyai kecenderungan untuk lebih peduli terhadap permasalahan

yang terjadi dalam lingkungannya.

Jadi, kelebihan perempuan tersebut merupakan potensi yang harus lebih

diberdayakan, untuk kepentingan kaum perempuan sendiri maupun lingkungan

sekitarnya (keluarga dan masyarakat). Beberapa studi yang dilakukan terhadap

peran perempuan dalam ekonomi rumah tangga, menunjukkan betapa besarnya

sumbangan para istri terhadap peningkatan pendapatan keluarga. Dengan kondisi

ini, bisa dipahami apabila sebuah kegiatan pembangunan perlu melibatkan peran

perempuan baik secara individu maupun secara kelompok. Sayangnya, di samping

beberapa kelebihan yang pada kenyataannya belum dapat dioptimalkan, masih

Page 48: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

47

terdapat kelemahan yang muncul akibat kontruksi sosial dalam masyarakat yang

sarat dengan ketimpangan dan ketidakadilan terhadap kaum perempuan.

Dibalik kelebihan tentu ada pula kelemahan yang dimiliki kaum

peraempuan. Beberapa kelemahan kaum perempuan yang selama ini menjadi

sorotan, merupakan dampak konstruksi sosial yang ada, antara lain: (1) Masih

banyak dijumpai rendahnya status dan kedudukan perempuan dalam masyarakat.

(2) Adanya hambatan kultural bagi perempuan untuk berperan serta secara aktif

dalam pembangunan. (3) Adanya hambatan material berupa rendahnya tingkat

pendidikan dan keterampilan sebagian besar perempuan. (4) Rentannya posisi

perempuan (dan anak-anak) dalam masyarakat, sehingga apabila masyarakatnya

miskin, maka perempuan dan anak-anaklah yang paling berat menanggung

akibatnya. (5) Rendahnya akses/peluang dan kontrol perempuan dalam berbagai

bidang kehidupan.

1. Batasan Lanjut Usia (Lansia)

Istilah untuk manusia yang usianya sudah lanjut belum ada yang baku.

Orang sering menyebutnya berbeda-beda. Ada yang menyebutnya manusia usia

lanjut (Manula), lanjut usia (Lansia), ada yang menyebut golongan lanjut umur

(Glamur), usia lanjut (Usila), bahkan kalau di Inggris orang biasa menyebutnya

dengan istilah warna negara senior. (Kartari,1990)

Sebenarnya, pada umur berapa orang baru bisa disebut berusia lanjut?

Jawabannya, belum ada ketentuan yang pasti. Beberapa ahli biasanya

membedakannya menurut 2 macam umur, yaitu umur kronologis dan umur

biologis. Umur kronologis adalah umur yang dicapai seseorang dalam

kehidupannya dihitung dengan tahun almanak atau kalender. Kategori untuk

Page 49: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

48

manusia lanjut usia (manula), sangat bervariasi. . Di Indonesia batasan tadi belum

ada, tetapi dengan usia pensiun 55 tahun, berarti usia di atas 55 tahun barangkali

termasuk dalam golongan usia lanjut. (Sadoso, 2005). Secara umum WHO

menggunakan patokan pembagian umur usia lanjut sebagai berikut : usia

pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 – 59 tahun; usia lanjut (elderly)

usia 60 – 74 tahun; tua (old) usia 75 – 90 tahun; dan sangat tua (every old) di atas

90 tahun.

Umur biologis adalah usia yang sebenarnya. Pematangan jaringan yang

biasanya dipakai sebagai indeks umur biologis Menurut kedokteran olahraga,

manula sangat tergantung pada kondisi fisik individu. Jika dia baru berusia 50

tahun, namun secara fisik sudah renta, dia bisa dikategorikan sebagai manula. Ada

tiga tahapan manula menurut kedokteran olahraga, yakni umur 50-60 tahun, umur

61-70 tahun, dan 71 tahun ke atas

2. Proses Penuaan

Proses penuaan dipahami sebagai proses pembelahan sel yang merupakan

faktor endogenik dan tidak bisa dihentikan. Sel manusia memmiliki

kekerbaatasan umur. Setelah membeelah 50-100 kali kemudian pembelahan akan

berhenti. Sel pun menjadi tua sehingga membuat seseorang mengalami

kemunduran secara fisik dan mental. (Bermann ,1982)

Ada beberapa teori proses penuaan yang dikembangkan, namun toeri

radikan bebas lebih banyak terkait dalam pengendalian proses penuaan. Radiakal

bebas bergabung dengan apa saja di sekitarnya dan menyebabkan kerusakan

sel. Proses itulah yang mengakibtkan perubahan fisiologis dan biologis serta

menimbulkan risiko kemunculan berbagai penyakit. Dua hal penting yang

Page 50: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

49

terjadi secara biologis dan bisa mempercepat proses penuaan adalah laju

peningkatan reaksi radikal bebas dan sistem penwar racun yang berubah

seiring dengan pertambahan usia.

Jadi, untuk menjaga agar dalam menjalani usia lanjut tetap sehat secara

fisik dan mental maka harus dilakukan pengontrolan gizi dan menjaga pola

hidup aktif.

3. Perubahan Tubuh Pada Lansia

Jika proses menua mulai berlangsung, di dalam tubuh juga mulai terjadi

perubahan-perubahan struktural yang merupakan proses degeneratif. Misalnya

sel-sel mengecil atau komposisi sel pembentukan jaringan ikat baru menggantikan

sel-sel yang menghilang dengan akibat timbulnya kemunduran fungsi organ-organ

tubuh.

Beberapa kemunduran organ tubuh di antaranya adalah sebagai berikut :

(Kartari,1990)

a. Kulit : Kulit berubah menjadi tipis, kering, keriput dan tidak elastis lagi.

Dengan demikian fungsi kulit sebagai penyekat suhu lingkungan dan perisai

terhadap masuknya kuman terganggu.

b. Rambut : Rontok, warna menjadi putih, kering dan tidak mengkilat. Ini

berkaitan dengan perubahan degeneratif kulit.

c. Otot : Jumlah sel otot berkurang, ukurannya antrofi, sementara jumlah jaringan

ikat bertambah, volume otot secara keseluruhan menyusut, fungsinya menurun

dan kekuatannya berkurang.

Page 51: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

50

d. Jantung dan pembuluh darah : Pada manusia usia lanjut kekuatan mesin

pompa jantung berkurang. Bebagai pembuluh darah penting khusus yang di

jantung dan otak mengalami kekakuan. Lapisan intim menjadi kasar akibat

merokok, hipertensi, diabetes mellitus, kadar kolesterol tinggi dan lain-lain

yang memudahkan timbulnya penggumpalan darah dan trombosis.

e. Tulang : Pada proses menua kadar kapur (kalsium) dalam tulang menurun,

akibatnya tulang menjadi kropos (osteoporosis) dan mudah patah.

f. Seks : Produksi hormon seks pada pria dan wanita menurun dengan

bertambahnya umur.

4. Masalah Pada Perempuan Lansia

Sejak usia 45-55 tahun, perempuan akan mengalami penurunan kadar

hormon estrogen serta progesterone. Penurunan kadar hormon ini menyebabkan

beberapa perubahan pada tubuh. Konsekwensi jangka panjang yang berhubungan

dengan penurunan kadar estrogen adalah peningkatan risiko terkena penyakit

jantung dan osteoporosis/rapuh tulang. Hal ini tentu akan berpengaruh terhadap

kualitas hidup perempuan lansia.

E. Upaya Hidup Sehat

Seperti telah disebutkan sebelumnya, pada usia lanjut telah terjadi

berbagai kemunduran pada organ tubuh. Namun, kita tidak perlu berkecil hati,

harus selalu optimistis, ceria dan berusaha agar selalu tetap sehat di usia lanjut.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan agar tetap sehat di usia lanjut adalah yang

berikut :

Page 52: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

51

1. Faktor Gizi

Pendidikan gizi bagi kaum usia lanjut, kelompok pra pensiun dan mereka

yang akan merawat manula merupakan pencegahan yang amat penting. (Hartono,

1991). Direktorat Bina Gizi Masyarakat – Depkes RI (1991) telah membuat buku

Petunjuk Menyusun Menu bagi Usia Lanjut, yang isinya dapat disaring sebagai

berikut :

a. Menu hendaknya mengandung zat gizi dari beraneka ragam bahan makanan

yang terdiri dari zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.`

b. Jumlah kalori yang baik untuk dikonsumsi oleh usia lanjut adalah 50% dari

Hidrat Arang yang bersumber dari Hidrat Arang kompleks (sayur-sayuran,

kacang-kacangan, biji-bijian).

c. Jumlah lemak dalam makanan dibatasi, yang 25-30% dari total kalori.

d. Jumlah protein yang dikonsumsi sebaiknya 8-10% dari total kalori.

e. Makanan sebaiknya mengandung serat dalam jumlah besar yang bersumber

pada buah, sayur dan beraneka pati, yang dikonsumsi dengan jumlah yang

bertahap.

f. Menggunakan bahan makanan yang tinggi kalsium, seperti susu nonfat,

yoghurt, ikan.

g. Makanan mengandung zat besi (Fe dalam jumlah besar, seperti kacang-

kacangan, hati,daging, bayam atau sayuran hijau.

h. Membatasi penggunaan garam. Perhatikan label makanan yang mengandung

garam, seperti adanya monosodium glutamat, sodium bikarbonat, sodium

citrat.

Page 53: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

52

i. Bahan makanan sebagai sumber zat gizi sebaiknya dari bahan makanan yang

segar dan mudah dicerna.

j. Hindari bahan makanan yang mengandung alkohol dalam jumlah besar.

k. Makanan sebaiknya yang mudah dikunyah, seperti bahan makanan lembek.

2. Olahraga

Usia bertambah tingkat kesegaran jasmani akan turun. Penurunan

kemampuan akan semakin terlihat setelah umur 40 tahun, sehingga saat usia lanjut

kemampuan akan turun antara 30-50%. (Kusmana, 1992). Oleh karena itu, bila

para usia lanjut ingin berolahraga harus memilih sesuai dengan umur

kelompoknya, dan kemungkinan adanya penyakit. Olahraga usia lanjut perlu

diberikan dengan berbagai patokan, antara lain beban ringan atau sedang, waktu

relatif lama, bersifat aerobik dan atau kalistenik, tidak kompetitif/bertanding.

Beberapa contoh olahraga yang sesuai dengan batasan di atas, yaitu jalan kaki,

dengan segala bentuk permainan yang ada unsur jalan kaki, misalnya golf, lintas

alam, mendaki bukit, senam dengan faktor kesulitan kecil, dan olahraga yang

bersifat rekreatif dapat diberikan. Dengan latihan otot manusia usia lanjut dapat

menghambat laju perubahan degeneratif.

3. Lain-Lain

Hal-hal lain yang tak kalah pentingnya untuk diperhatikan dalam menjaga

kesehatan seseorang, yaitu yang sebagai berikut :

a. Kerja ringan : tidak boleh bermalas-malasan, tanpa mengurangi tidur dan

istirahat yang cukup;

Page 54: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

53

b. Sebaiknya tidak merokok, karena orang merokok sangat berisiko mudah

terkena serangan berbagai penyakit, seperti mempercepat menderita serangan

jantung, kanker, paru-paru, TBC, tekanan darah tinggi.

c. Memeriksakan kesehatan secara teratur biarpun tidak sakit, dan cepat berobat

bila sakit. (Kartari, 1990).

Page 55: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

54

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Prosedur Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan pengaruh pola nutrisi dan

olahraga terhadap pemberdayaan perempuan lanjut usia di Kota Bandung. Untuk

mencapai tujuan ini diperlukan data berupa hasil perolehan yang menunjukkan

tingkat pemberdayaan berupa kinerja perempuanlanjut usia. Prosedur ini

digunakan dengan alasan bahwa hasil pola hidup dengan nutrisi dan olahraga ini

dapat diobservasi dan dianalisis berdasarkan perubahan antara kemampuan

sebelum dan sesudah memperoleh perlakuan (treatment) yang digambarkan dalam

desain penelitian. Untuk merealisasikannya diperlukan suatu metode penelitian.

Berdasarkan hal tersebut, maka metode yang cocok untuk digunakan

dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode eksperimen menurut

pandangan Leedy (1985:211) menguraikan bahwa “The experimental method

deals with the phenomenon of cause and effect.” Maksudnya metode eksperimen

berhubungan dengan fenomena-fenomena sebab dan akibat. Sedangkan

Hyllegard, et.al (1996:424) menjelaskan bahwa “Experiments are conducted to

investigate cause and effect relationships.” Maksudnya eksperimen dilakukan

untuk menyelidiki yang berhubungan dengan sebab akibat.

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas dan tiga variabel terikat.

Gambar 1 di bawah ini menjelaskan mengenai hubungan antara variabel yang

terlibat dalam penelitian.

Page 56: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

55

Variabel Bebas Variabel Terikat

Gambar 1.

Hubungan Sebab Akibat antara pola nutrisi (makan)

dan pola olahraga terhadap kebugaran

Keterangan:

X1 = Pola Makan (Nutrisi)

X2 = Pola Olahraga

Y1 = Kebugaran

B. Desain Eksperimen

Dalam suatu penelitian eksperimen perlu dipilih suatu desain yang sesuai

dengan kebutuhan variabel yang terkandung dalam tujuan dan hipotesis

penelitian. Untuk itulah, maka desain yang sesuai dengan penelitian eksperimen

ini adalah “True experimental designs.” (Leedy, 1985:214), dimana studi ini

melakukan pretest dan posttest. Untuk lebih jelasnya dapat pada gambar 2 di

bawah ini.

X1

X2

Y2

Page 57: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

56

Kelompok A O1 X1 O2

Kelompok B O3 X2 O4

Keterangan:

O1, dan O3, = Tes awal (Pretest)

O2, dan O4, = Tes akhir (Posttest)

X 1 = Perlakuan dengan pola makan

X 2 = Perlakuan dengan pola olahraga

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan perkiraan lama

penelitian 2 bulan. Untuk mengetahui pengaruh olahraga dan nutrisi terhadap

kinerja perempuan lanjut usia yang dilakukan secara eksperimental

membandingkan antara kelompok kontrol dan kelompok yang diberi perlakuan.

Adapun respon pada kelompok dilihat dari pre tes dan post tes dalam bentuk tes

tertulis dan tes aktivitas yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Hal

ini untuk mengetahui perubahan secara fisik, mental dan sosial.

C. Variabel Penelitian dan Pengukurannya

Variabel yang diamati atau variabel bebas pada penelitian ini ialah nilai

hasil post tes baik tertulis maupun dalam bentuk aktivitas yang menyangkut aspek

kognitif, afektif, dan psikomotor. Adapun yang merupakan variabel terikat atau

variabel responnya ialah olahraga dan nutrisi. Selain itu, dicatat pula data yang

relevan yaitu tanggal pemeriksaan, usia lansia, pekerjaan lansia, tempat tinggal

lansia, kebiasaan olahraga dan jenis olahraga, dan status nutrisi.

Sampel Pretest Posttes

Page 58: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

57

D. Teknik Penarikan Sampel

Sampel diperoleh dari data-data perempuan lansia dari 2 panti sosial yang

ada di kota Bandung. Setiap kelompok dipilih secara acak sederhana 10 orang

sampel. Terdapat 2 kelompok perlakuan dengan pembagian kelompok sebagai

berikut.

Kelompok I : Kelompok yang diberi perlakuan olahraga saja selama

15 menit, 3x dalam seminggu

Kelompok II : Kelompok yang diberi perlakuan perubahan pola nutrisi

E. Instrumen Penelitian

Untuk penelitian lapangan sampai dengan tersusunnya hasil penelitian

diperlukan instrument yang digunakan adalah tes kebugaran. Pengumpulan data

dalam pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai

berikut: (1) Pencatatan data-data anggota masing-masing kelompok, (2) Penilaian

pre tes masing-masing kelompok sebelum perlakuan, (3) Pengujian perlakuan

terhadap masing-masing kelompok, (4) Penilaiaan post tes masing-masing

kelompok setelah perlakuan, dan (5) Pencatatan dalam format penilaian.

Adapun tes yang digunakan untuk mengukur kebugaran para lansia

sebagai berikut:

1. Tes Fleksibilitas

2. Tes Kekuatan dan Daya Tahan Otot Lengan

3. Tes Fungsi Koordinasi Syaraf

4. Tes Daya Tahan Kardiovaskular

Page 59: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

58

F. Teknik Analisis Data

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia

dari berbagai sumber, yaitu dari tes, wawancara, dan angket. Dengan jumlah data

yang sedemikian banyaknya, maka setelah dibaca, dipelajari, dan ditelaah

selanjutnya mengadakan analisis. Data-data hasil penelitian dicatat,

dikelompokkan dan dilanjutkan dengan analisis sidik ragam atau Analisis Varians

(ANAVA) yang dilanjutkan Uji Beda Nyata Jujur untuk menilai signifikansi

Anava untuk melihat signifikansi pengaruh perlakuan terhadap pemberdayaan

perempuan lansia.

G. Lokasi Penelitian

Seluruh perlakuan olahraga dilakukan di lapangan yang tersedia dip anti

social masing-masing. Hal ini dilakukan untuk memonitor perlakuan. Adapun

perlakuan pola nutrisi dengan memberikan menu yang mudah dibuat, murah, dan

bermanfaat untuk lansia disesuaikan dengan teori gizi. Penelitian ini

direncanakan dilakukan selama 8 bulan.

H. Agenda Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di panti sosial Budi Pertiwi dan Senjarawi di

Kota Bandung-Jawa Barat. yang dimulai pada bulan Juni-Agustus 2007. Sampel

yang terlibat dalam penelitian ini berjumlah 20 orang lansia perempuan yang

terbagi kedalam dua kelompok A dan B.

Pelaksanaan kegiatan penelitian berlangsung selama 14 kali pertemuan

ditambah 2 kali tes (tes awal dan tes akhir). Kegiatan olahraga dibagi menjadi 14

kali pertemuan untuk berbagai kegiatan permainan yang menyenangkan dan untuk

Page 60: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

59

pemberian nutrisi dilakukan setiap hari dengan menu yang sudah diprogramkan

oleh peneliti. Pelaksanaan perlakuan dilakukan untuk masing-masing kelompok

mendapat jatah tiga kali seminggu, yaitu hari selasa, kamis, dan sabtu dari mulai

jam 07.00 s/d 10.00 untuk kelompok A dan untuk kelompok B dilakukan setiap

hari berupa pemberian nutrisi mulai sarapan pagi, makan siang, dan makan

malam.

Perincian program kegiatan olahraga selama eksperimen dapat dilihat pada

Tabel 1.3 berikut ini.

Tabel 1.3

Program Kegiatan Olahraga selama Eksperimen

Pertemuan

Ke

Bahan pelajaran yang diberikan Waktu

1 Tes Awal :

a. Pengecekan kehadiran sampel b. Pemanasan: Peregangan, dan lari di tempat c. Materi inti: tes kebugaran d. Penenangan: Diberikan penjelasan untuk pemberian

perlakuan pada jadwal yang sudah ditentukan.

Kamis s/d Sabtu, 14 – 16 Juni 2007

07.00-10.00

PERLAKUAN DENGAN KEGIATAN OLAHRAGA

2 s/d 3 1 s/d 3 kali perlakuan

a. Pengecekan kehadiran b. Pemanasan: Peregangan, senam di tempat, jalan sekuatnya

Materi inti: Permainan 1) Pertemuan ke 1 bermain sesukanya 2) Pertemuan ke 2 bermain dengan aturan yang disepakati 3) Pertemuan ke 3 bermain selama 1 games

c. Penenangan: Menjelaskan materi yang akan diberikan pada hari selanjutnya.

Selasa, Kamis dan Sabtu 26, 28, 30 Juni 2007

07.00-10.00

4 s/d 6 1 s/d 3 kali perlakuan

a. Pengecekan kehadiran b. Pemanasan: Peregangan, senam di tempat, jalan 1 putaran di

halaman panti. c. Materi inti: Permainan

1) Pertemuan ke 4 bermain sebanyak 1 games. 2) Pertemuan ke 5 bermain sebanyak 1,5 games 3) Pertemuan ke 6 bermain sebanyak 2 games

Selasa, Kamis dan Sabtu 3,5,dan 7 Juli 2007

07.00-10.00

Page 61: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

60

d. Penenangan: Menjelaskan materi yang akan diberikan pada hari selanjutnya.

7 s/d 9 1 s/d 3 kali perlakuan

a. Pengecekan kehadiran b. Pemanasan: Peregangan, senam di tempat, jalan 1,5 putaran

di halaman panti c. Materi inti: Senam Lansia

1) Pertemuan ke 7 senam lansia sebanyak 1 set 2) Pertemuan ke 8 senam lansia sebanyak 1,5 set. 3) Pertemuan ke 9 senam lansia sebanyak 2 set

d. Penenangan: Menjelaskan materi yang akan diberikan pada hari selanjutnya.

Selasa, Kamis, dan Sabtu 10, 12,dan 14 Juli 2007

07.00-10.00

10 S/d 12 1 s/d 3 kali perlakuan

a. Pengecekan kehadiran b. Pemanasan: Peregangan, senam di tempat, jalan 2 putaran di

halaman panti c. Materi inti: Senam

1) Pertemuan ke 10 senam lansia sebanyak 1,5 set. 2) Pertemuan ke 11 senam.lansia sebanyak 2 set 3) Pertemuan ke 12 senam.lansia sebanyak 2 set

d. Penenangan: Menjelaskan materi yang akan diberikan pada hari selanjutnya.

Selasa, Kamis, dan Sabtu 17, 19,dan 21 Juli 2007

07.00-10.00

13 1 kali perlakuan

a. Pengecekan kehadiran b. Pemanasan: Peregangan, senam di tempat, jalan 2 putaran di

halaman panti c. Materi inti: Permainan

1) Pertemuan ke 13 bermain sebanyak 3 games d. Penenangan: Menjelaskan materi yang akan diberikan pada hari selanjutnya.

Senin 23 Juli 2007

07.00-09.00

14 Tes akhir:

Pengecekan kehadiran sampel

a. Pemanasan: Peregangan, lari di tempat, dan lari mengelilingi halaman sekolah 3 putaran.

b. Materi inti: Tes perubahan sikap sosial c. Penenangan

Rabu-Sabtu, 25-28 Juli 2007

07.00-10.00

Perincian program pemberian nutrisi selama eksperimen dapat dilihat pada

Tabel 2.3 berikut ini.

Page 62: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

61

Tabel 2.3

Program Pemberian Nutrisi selama Eksperimen

Pertemuan

Ke

Kegiatan Waktu

1 Tes Awal :

a. Pengecekan kehadiran sampel b. Pemanasan: Peregangan, dan lari di tempat c. Materi inti: tes kebugaran d. Penenangan: Diberikan penjelasan untuk pemberian

perlakuan pada jadwal yang sudah ditentukan.

Senin s/d Rabu, 11 – 13 Juni 2007

07.00-10.00

2 Pemberian Menu Makanan:

Makan pagi : Bubur Havermut Kedelai dan Saus coklat Kudapan ; Pisang kukus tabur keju dan susu Makan Siang : Nasi/nasi tim/bubur, Tahu cah jamur merang, dan Ikan goreng Makan Malam : Nasi/nasi tim/bubur, orank-arik buncis telur, dan Tahu bacem

Senin,

3 Pemberian Menu Makanan: Makan pagi : Bubur Havermut gula merah dan Abon Kudapan ; Roti isi coklat dan puding vla susu Makan Siang : Nasi/nasi tim/bubur, sup wortel bola-bola ikan dan tempe gorang Makan Malam : Nasi/nasi tim/bubur, tumis tempe kacang panjang, dan ikan goreng

Selasa,

4 Pemberian Menu Makanan: Makan pagi : Nasi/nasi tim/bubur , tumis tempe kacang panjang, dan omletet Kudapan ; Pisang bakar tabur meses dan potongan pepaya disiram jeruk peras Makan Siang : Nasi/nasi tim/bubur, steak tempe, cah wortel buncis telur puyuh Makan Malam : Nasi/nasi tim/bubur, sup iga kacang merah atau oceng bunci

Rabu

5 Pemberian Menu Makanan: Makan pagi : Nasi/nasi tim/bubur , sup iga kacang merah, dan oceng buncis. Kudapan ; Roti tawar isi meses dan jus melon/jeruk Makan Siang : Nasi/nasi tim/bubur, sayur bening daun katuk, ikan goreng dan tempe goreng Makan Malam : Nasi/tim/bubur, sup krim ayam, wortel polong sup krim ayam wortel ke polong dan jagung serta tahun goreng.

Kamis

Page 63: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

62

6 Pemberian Menu Makanan:

Makan pagi : Nasi/nasi tim/bubur , sup krim ayam- wortel, kacang polong-jagung Kudapan ; Roti tawar isi meses dan jus melon/jeruk

Makan Siang : Nasi/nasi tim/bubur, sayur bening daun katuk, ikan goreng dan tempe goreng Makan Malam : Nasi/tim/bubur, sup krim ayam, wortel polong sup krim ayam wortel ke polong dan jagung serta tahun goreng.

Jum’at

7 Pemberian Menu Makanan: Makan pagi : Nasi/nasi tim/bubur , sup ikan patin, tahu goreng Kudapan ; Sanwich tempe, pepaya siram air jeruk peras Makan Siang : Nasi/nasi tim/bubur, lobak masak daging cingcang Makan Malam : Nasi/tim/bubur, tumis tempe kacang panjang dan ikan goreng

Sabtu

8 Pemberian Menu Makanan:

Makan pagi : Nasi/nasi tim/bubur , tumis tempe kacang panjang dan ikan goreng Kudapan ; Kroket kacang polong dan juice pepaya- jeruk Makan Siang : Nasi/nasi tim/bubur, sup tomat bola ikan, dan tumis kacang polong Makan Malam : Nasi/tim/bubur, steak tempe, dan cah ayam jamur wortel

Minggu

9 Tes Akhir :

a. Pengecekan kehadiran sampel b. Pemanasan : Peregangan, dan lari di tempat c. Materi inti : Tes kebugaran d. Penenangan :

Rabu-Sabtu, 1 s/d 4 Agustus 2007

Menu makan ini disajikan setiap hari selama program eksperimen dilakukan.

Program ini dilakukan berkat kerjasama dengan juru masak pada panti sosial

tersebut.

Page 64: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

63

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Pengolahan Data

Prosedur pengolahan data dalam suatu peralihan adalah penting dan

mutlak dilakukan agar data yang diperoleh dapat diproses secara teratur dan

sistematis, sehingga dapat diambil kesimpulan. Hal ini sesuai dengan pendapat

yang dikemukakan oleh Surakhmad (1990 : 19) bahwa:

Mengolah data adalah usaha yang konkrit untuk membuat data itu berbicara, sebab betapapun besar jumlah dan tingginya nilai data yang terkumpul (sebagai hasil fase pelaksanaan pengumpulan data), apabila tidak disusun dalam suatu organisasi dan diolah menurut sistematis yang baik, niscaya data itu tetap merupakan bahan-bahan yang membisu seribu bahasa.

Sesuai dengan paparan tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa data itu

dapat dimengerti dan bermakna apabila diolah dan diorganisir. Adapun data yang

digunakan dalam penelitian ini dilakukan secara deskriptif yaitu; menggunakan

tes kebugaran yang meliputi tes fleksibilitas, tes kekuatan dan daya tahan otot

lengan, tes fungsi koordinasi syaraf, dan tes daya tahan cardiovaskular. Hal ini

dilakukan karena berdasarkan pada pertimbangan penulis yang bermaksud hanya

ingin memperoleh gambaran yang lebih komprihensif tentang dua faktor, yaitu:

(1) pola hidup melalui aktivitas olahraga dan (2) pola hidup melalui kebiasaan

mengkonsumsi makanan bergizi. Kedua variabel ini dapat mempengaruhi

kebugaran para lansia di Kota Bandung. Setelah dilakukan langkah-langkah

penelitian tersebut, maka diperoleh hasil pengolahan yang selanjutnya dianalisis

untuk memperoleh hasil penelitian.

Page 65: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

64

B. Hasil Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil tes dan pengukuran merupakan skor-skor

mentah dan masih belum berarti. Untuk mendapatkan kesimpulan atau makna dari

data-data tersebut harus diolah dan dianalisis secara statistik. Pengolahan dan

analisis data dilakukan oleh penulis sesuai dengan langkah-langkah yang penulis

kemukakan pada bab III.

Langkah pertama dari pengolahan dan analisis data ini adalah

mengumpulkan nilai yang didapat dari setiap butir tes kebugaran oleh masing-

masing sampel. Kemudian hasil tes tersebut dibuatkan T-skor agar satuannya

sama dengan mencari terlebih dahulu rata-rata dan simpangan baku pada masing-

masing item tes. Pengolahan data ini dihitung secara manual dengan

menggunakan komputer program “SPSS.” Berdasarkan hasil penghitungan

tersebut peneliti menuangkannya dalam bentuk tabel-tabel agar mudah dibaca dan

dipahami. Selain itu juga untuk menegaskan angka-angka yang tertuang dalam

tabel, penulis analisis sesuai dengan permasalahan dan hipotesis yang diajukan

pada bab I.

1. Pengolahan Data Hasil Tes Kebugaran melalui Perlakukan Olahraga

b. Uji Rata-rata dan Simpangan Baku (Standar Deviasi)

Tabel 1.4

Rata-rata dan Simpangan Baku Hasil Tes Kebugaran Sebelum (Pretest) dan Sesudah (Posttest) Pemberian Perlakuan Kegiatan Olahraga pada Lansia

di Kota Bandung

No Item Tes Pretest Posttest T-skor Pretest

T-skor Posttest

1

Fleksibilitas: Rata-rata Simpangan Baku

0,6 cm 3,87

1,4 cm 3,57

50,10 10,01

51

9,07

Page 66: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

65

2 3 4

Kekuatan dan Daya Tahan Otot Lengan Rata-rata Simpangan Baku Fungsi Koordinasi Syaraf Rata-rata Simpangan Baku Daya Tahan Kardiovaskular Rata-rata Simpangan Baku

2,18 liter 0,63

26 unit 12,87

241,1 meter 66,85

2,46 liter 0,63

44,6 unit 14,16

263,3 meter 78,24

49,90 9.91

49,9 10,04

50 9,85

50,4 9,4

50,10 10,10

50,10 10,00

c. Uji Normalitas

Untuk mengetahui normalitas dari distribusi, maka digunakan uji chi-

kuadrat (χ2). Berdasarkan hasil penghitungan, diperoleh nilai chi-kuadrat (χ2)

hitung sebagaimana terlihat pada Tabel 2.4.

Tabel 2.4

Hasil Uji Normalitas Data Tes Awal dan Tes Akhir Kebugaran Sebelum (Pretest)

dan Sesudah (Posttest) Pemberian Perlakuan Kegiatan Olahraga pada Lansia di Kota Bandung

No Data χ2 hitung χ2 tabel Hasil Uji

1 2 3

Fleksibilitas: Tes awal Tes Akhir Kekuatan dan Daya Tahan Otot Lengan: Tes Awal Tes Akhir Fungsi Koordinasi Syaraf: Tes Awal Tes Akhir

0,999 0,849

0,991 0,857

0,999 0,999

15,507 11,070

14,017 12,592

15,507 15.507

Normal Normal

Normal Normal

Normal Normal

Page 67: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

66

4

Daya Tahan Kardiovaskular: Tes Awal Tes Akhir

0,903 0,999

14,017 15,507

Normal Normal

Berdasarkan uji normalitas pada Tabel 2.4 ternyata didapat chi-kuadrat

hitung lebih kecil daripada chi-kuadrat tabel pada taraf nyata 0,05 dengan jumlah

sampel yang sesuai dengan kelompoknya. Untuk itu, dapat disimpulkan bahwa

data tes awal dan tes akhir untuk kebugaran hasil perlakuan olahraga berdistribusi

normal. Artinya berdasarkan data sampel, populasi yang diselidiki ini

penyebarannya dalam keadaan normal.

2. Pengolahan Data Hasil Tes Kebugaran melalui Pemberian Nutrisi

a. Uji Rata-rata dan Simpangan Baku (Standar Deviasi)

Tabel 3.4

Rata-rata dan Simpangan Baku Hasil Tes Kebugaran Sebelum (Pretest) dan Sesudah (Posttest) Pemberian Perlakuan Pemberian Nutrisi pada Lansia

di Kota Bandung

No Item Tes Pretest Posttest T-skor Pretest

T-skor Posttest

1 2 3

Fleksibilitas: Rata-rata Simpangan Baku Kekuatan dan Daya Tahan Otot Lengan Rata-rata Simpangan Baku Fungsi Koordinasi Syaraf Rata-rata Simpangan Baku

1,4 cm 2,38

1,44 liter 0,68

19,5 unit 11,88

1,45 cm

2,94

1,70 liter 0,64

25,6 unit 15,81

50,10 10,17

49,50 10,88

50 9,88

50,3 9,75

50,5 10,43

50,10 10,01

Page 68: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

67

4

Daya Tahan Kardiovaskular Rata-rata Simpangan Baku

254,10 meter

49,81

255,6 meter

39,16

49,9

10,04

50,40 9,39

b. Uji Normalitas

Untuk mengetahui normalitas dari distribusi, maka digunakan uji chi-

kuadrat (χ2). Berdasarkan hasil penghitungan, diperoleh nilai chi-kuadrat (χ2)

hitung sebagaimana terlihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4

Hasil Uji Normalitas Data Tes Awal dan Tes Akhir Kebugaran Sebelum (Pretest)

dan Sesudah (Posttest) Pemberian Nutrisi pada Lansia di Kota Bandung

No Data χ2 hitung χ2 tabel Hasil Uji

1 2 3 4

Fleksibilitas: Tes awal Tes Akhir Kekuatan dan Daya Tahan Otot Lengan: Tes Awal Tes Akhir Fungsi Koordinasi Syaraf: Tes Awal Tes Akhir Daya Tahan Kardiovaskular: Tes Awal Tes Akhir

0,991 0,991

0,977 0,857

0,999 0,991

0,999 0,999

14,017 14,017

13,592 13,592

15,507 14.017

15,507 15,507

Normal Normal

Normal Normal

Normal Normal

Normal Normal

Berdasarkan uji normalitas pada Tabel 4.4 ternyata didapat chi-kuadrat

hitung lebih kecil daripada chi-kuadrat tabel pada taraf nyata 0,05 dengan jumlah

Page 69: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

68

sampel yang sesuai dengan kelompoknya. Untuk itu, dapat disimpulkan bahwa

data tes awal dan tes akhir untuk kebugaran hasil pemberian nutrisi berdistribusi

normal. Artinya berdasarkan data sampel, populasi yang diselidiki ini

penyebarannya dalam keadaan normal.

C. Pengujian Hipotesis Penelitian

Berdasarkan hasil pengolahan data selanjutnya penulis menganalisis guna

membuktikan hipotesis yang diajukan. Adapun pengujiannya sebagai berikut:

H1: Pola hidup berolahraga dapat meningkatkan kebugaran secara signifikan pada

perempuan lansia di Kota Bandung

Hipotesis statistik yang diuji: Ho: µ1 = µ2

Ha: µ1 ≠ µ2

Untuk menentukan apakah pola hidup melalui aktivitas olahraga ini

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kebugaran, maka

peneliti mengolahnya dengan menggunakan uji-t. Berdasarkan pengujian ini

diperoleh hasil seperti tampak pada Tabel 5.4.

Tabel 5.4

Hasil Uji Peningkatan Kebugaran melalui Pola Hidup Berolahraga pada Perempuan Lansia

No Data t hitung t table

(0,05) Hasil Uji

1

2

3

4

5

Fleksibilitas Kekuatan dan Daya Tahan Otot Lengan: Fungsi Koordinasi Syaraf: Daya Tahan Kardiovaskular Kebugaran

1,077

0,340

0,089

0,031

0,335

2,262

2,262

2,262

2,262

2,262

Tidak Signifikan

Tidak Signifikan

Tidak Signifikan

Tidak Signifikan

Tidak Signifikan

Page 70: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

69

Hasil penghitungan bahwa t hitung diperoleh sebesar 0,335 sedangkan dari t tabel

pada α = 0,05 dengan dk = n + n - 2 didapat sebesar 2,262. Dengan demikian

ternyata bahwa t hitung < t tabel. Ini berarti Ho diterima. Hal ini menunjukkan

tidak terdapat pengaruh dari pola hidup berolahraga terhadap peningkatan

kebugaran perempuan lansia. Ini berarti tidak terdapat peningkatan kebugaran

para lansia setelah memperoleh perlakuan berupa kegiatan berolahraga secara

signifikan pada α = 0,05.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pemberian aktivitas olahraga hanya

memberikan sedikit pengaruh namun tidak signifikan terhadap peningkatan

kebugaran. Artinya kegiatan olahraga bagi perempuan lansia bukan untuk

meningkatkan kebugaran melainkan hanya untuk memelihara dan menjaga agar

kebugaran stabil.

H2: Pola hidup melalui pemberian nutrisi dapat meningkatkan kebugaran secara

signifikan pada perempuan lansia di Kota Bandung

Hipotesis statistik yang diuji: Ho: µ1 = µ2

Ha: µ1 ≠ µ2

Untuk menentukan apakah pola hidup melalui pemberian nutrisi ini

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kebugaran, maka

peneliti mengolahnya dengan menggunakan uji-t. Berdasarkan pengujian ini

diperoleh hasil seperti tampak pada Tabel 6.4.

Page 71: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

70

Tabel 6.4

Hasil Uji Peningkatan Kebugaran melalui Pemberian Nutrisi pada Perempuan Lansia

No Data t hitung t table

(0,05) Hasil Uji

1

2

3

4

5

Fleksibilitas Kekuatan dan Daya Tahan Otot Lengan: Fungsi Koordinasi Syaraf: Daya Tahan Kardiovaskular Kebugaran

0,132

0,696

0,074

0,370

0,631

2,262

2,262

2,262

2,262

2,262

Tidak Signifikan

Tidak Signifikan

Tidak Signifikan

Tidak Signifikan

Tidak Signifikan

Hasil penghitungan bahwa t hitung diperoleh sebesar 0,631 sedangkan dari t tabel

pada α = 0,05 dengan dk = n + n - 2 didapat sebesar 2,262. Dengan demikian

ternyata bahwa t hitung < t tabel. Ini berarti Ho diterima. Hal ini menunjukkan

tidak terdapat pengaruh dari pemberian nutrisi terhadap peningkatan kebugaran

perempuan lansia. Ini berarti tidak terdapat peningkatan kebugaran para lansia

setelah memperoleh perlakuan berupa pemberian nutrisi secara signifikan pada α

= 0,05.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pemberian nutrisi hanya memberikan

sedikit pengaruh namun tidak signifikan terhadap peningkatan kebugaran. Artinya

pemberian nutrisi bagi perempuan lansia bukan untuk meningkatkan kebugaran

melainkan hanya untuk memelihara dan menjaga agar tetap fit dan dapat

menopang aktivitas sehari-hari.

Page 72: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

71

H3: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pola hidup berolahraga dan

pemberian nutrisi terhadap peningkatan kebugaran perempuan lansia di Kota

Bandung

Hipotesis statistik yang diuji: Ho: µ1 = µ2

Ha: µ1 ≠ µ2

Untuk menentukan apakah kedua pola hidup melalui aktivitas olahraga

dan pemberian nutrisi ini memberikan pengaruh berbeda terhadap peningkatan

kebugaran, maka peneliti mengolahnya dengan menggunakan uji-t. Berdasarkan

pengujian ini diperoleh hasil seperti tampak pada Tabel 7.4.

Tabel 7.4

Hasil Uji Beda kedua Pola Hidup Berolahraga dan Pemberian Nutrisi pada Perempuan Lansia

No Data t hitung t table

(0,05) Hasil Uji

1

Kebugaran

0,039

2,101

Tidak Signifikan

Hasil penghitungan bahwa t hitung diperoleh sebesar 0,039 sedangkan dari t tabel

pada α = 0,05 dengan dk = n + n - 2 didapat sebesar 2,101. Dengan demikian

ternyata bahwa t hitung < t tabel. Ini berarti Ho diterima. Hal ini menunjukkan

tidak terdapat perbedaan pengaruh dari pola hidup berolahraga dan pemberian

nutrisi terhadap peningkatan kebugaran perempuan lansia.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pemberian aktivitas olahraga maupun

nutrisi hanya memberikan sedikit pengaruh namun tidak signifikan terhadap

peningkatan kebugaran. Artinya kegiatan olahraga maupun pemberian nutrisi

secara teratur bagi perempuan lansia bukan untuk meningkatkan kebugaran

Page 73: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

72

melainkan hanya untuk memelihara dan menjaga agar kondisi tubuh tetap dapat

berfungsi dalam melakukan aktivitasnya setiap hari.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Tujuan pemberian nutrisi maupun aktivitas olahraga bagi perempuan

lansia adalah untuk mendukung aktivitasnya agar mandiri dan memberi kontribusi

bagi kehidupan bangsa. Peningkatan yang terjadi melalui kegiatan olahraga dan

pemberian nutrisi sebenarnya ada namun kurang berarti. Peningkatan itu biasanya

berbentuk kemajuan untuk selalu dapat menjaga diri dan mandiri dengan tidak

selalu menggantungkan dirinya kepada orang lain. Tubuh yang tetap terpelihara

melalui olahraga dan pemberian nutrisi tidak lain untuk menjaga diri dengan tetap

awet dalam berkarya.

Khususnya dalam konteks pola hidup perempuan lansia yang ada di Kota

Bandung yang umumnya sudah berusia > 65 tahun. Kemajuan hasil pemberian

aktivitas olahraga dan nutrisi sangat diharapkan sekali terutama peningkatan

kemampuan baik kognitif, afektif, maupun psikomotor. Sekaitan dengan

penggunaan pola hidup ini, hingga saat ini belum ada yang mengkajinya. Untuk

itulah, peneliti merasa tertarik untuk mencermatinya secara lebih khusus.

Penelitian yang membahas mengenai pemberdayaan perempuan lansia

melalui pembentukan pola hidup, khususnya performa lokomotor, manipulatif,

dan nonlokomotor serta kemampuan bergaul dalam komunitasnya telah

memunculkan beberapa buah kesimpulan. Mengacu pada hasil pengolahan dan

analisis data, maka diperoleh temuan-temuan penelitian yang telah menjawab

pertanyaan penelitian yang diutarakan pada rumusan masalah serta telah

Page 74: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

73

membuktikan hipotesis penelitian. Adapun hasil dan pembahasan selengkapnya

adalah sebagai berikut:

1. Pemberian aktivitas olahraga hanya memberikan sedikit pengaruh namun tidak

signifikan terhadap peningkatan kebugaran. Artinya kegiatan olahraga bagi

perempuan lansia bukan untuk meningkatkan kebugaran melainkan hanya

untuk memelihara dan menjaga agar kebugaran tetap stabil, sehingga para

lansia tersebut lebih percaya diri dan mandiri dalam berbuat sesuatu bagi

dirinya maupun bagi orang lain.

2. Pemberian nutrisi hanya memberikan sedikit pengaruh namun tidak signifikan

terhadap peningkatan kebugaran. Artinya pemberian nutrisi bagi perempuan

lansia bukan untuk meningkatkan kebugaran melainkan hanya untuk

memelihara dan menjaga agar tetap fit dan dapat menopang aktivitas sehari-

hari, sehingga tidak mudah terkena penyakit.

3. Pemberian aktivitas olahraga maupun nutrisi hanya memberikan sedikit

pengaruh namun tidak signifikan terhadap peningkatan kebugaran. Artinya

kegiatan olahraga maupun pemberian nutrisi secara teratur bagi perempuan

lansia bukan untuk meningkatkan kebugaran melainkan hanya untuk

memelihara dan menjaga agar kondisi tubuh tetap dapat berfungsi dalam

melakukan aktivitasnya setiap hari, sehingga para lansia tetap dapat berkarya

dan tidak menjadi benalu bagi lingkungannya.

Page 75: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

74

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Penelitian ini memaparkan tentang pemberdayaan perempuan lansia

melalui perubahan pola hidup di panti sosial yang ada di Kota Bandung.

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka diperoleh temuan yang

telah menjawab beberapa pertanyaan penelitian yang diutarakan pada rumusan

masalah serta telah membuktikan hipotesis penelitian.

Pada akhirnya dapat diajukan beberapa kesimpulan dalam penelitian ini

sebagai berikut:

1. Tidak terdapat pengaruh dari pola hidup berolahraga terhadap peningkatan

kebugaran perempuan lansia. Ini berarti tidak terdapat peningkatan kebugaran

para lansia setelah memperoleh perlakuan berupa kegiatan berolahraga secara

signifikan

2. Tidak terdapat pengaruh dari pemberian nutrisi terhadap peningkatan

kebugaran perempuan lansia. Ini berarti tidak terdapat peningkatan kebugaran

para lansia setelah memperoleh perlakuan berupa pemberian nutrisi secara

signifikan

3. Tidak terdapat perbedaan pengaruh dari pola hidup berolahraga dan pemberian

nutrisi terhadap peningkatan kebugaran perempuan lansia.

Hasil ini menunjukkan bahwa bagi perempuan lansia yang sudah berusia > 65

tahun perlu diberikan berbagai aktivitas olahraga maupun nutrisi seimbang bukan

untuk meningkatkan kebugaran, karena diusia lansia peningkatan kebugaran akan

Page 76: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

75

sulit diperoleh. Oleh karena itu, aktivitas olahraga dan pemberian nutrisi

dimaksudkan agar kondisi fisiknya tetap terjaga dan terhindar dari berbagai

macam penyakit, sehingga masa hidupnya akan tetap bermakna dan tidak

menggantungkan hidupnya dengan orang lain.

B. Rekomendasi

Temuan hasil penelitian ini mengilhami berbagai cara tentang perlunya

upaya memelihara kondisi perempuan lansia dari berbagai kendala hidup yang

disinalir kurang berguna dan bahkan cenderung menyusahkan orang lain. Atas

dasar hal tersebut, maka diajukan beberapa rekomendasi sebagai berikut:

1. Pemberian aktivitas olahraga dan nutrisi harus terus dilakukan untuk

memelihara kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotornya. Cara ini dapat

mendukung terhadap terciptanya stabilitas emosi para lansia. Tidak menutup

kemungkinan para lansia akan merasa enjoy saat bergerak bebas, sehingga

terhindar dari stress dan penyakit lainnya.

2. Kepada para pembina di panti sosial khusus lansia agar secara rutin

memberikan aktivitas gerak dan pemberian nutrisi seimbang guna menjaga

tubuhnya agar lebih bugar dan tidak selalu menjadi beban bagi semua pihak.

3. Penelitian selanjutnya diperlukan dengan mengungkap berbagai soal yang

belum diteliti pada saat ini, seperti menentukan bentuk-bentuk olahraga yang

lebih sederhana dan sering membawa para lansia ke luar dari lingkungan

panti. Dengan maksud, agar menambah pemahaman dan pengalaman mereka,

sehingga hidupnya akan lebih berguna.

Page 77: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

76

DAFTAR PUSTAKA

Bermann N,D. 1982. Aging and the heart. Lexington: The Collamore Press. Direktorat Bina Gizi Masyarakat Depkes RI, 1991. Petunjuk Menyusun Menu

bagi Usia Lanjut. Departemen Kesehatan, Jakarta Hartono, A. 1991. “Gizi bagi Manula”, Kompas, 18 Agustus. Hikmat, H. 2004. Strategi Pemberdayaan Perempuan. Bandung: Humaniora Kartari D,S, 1990. “Manusia usia lanjut”. Disampaikan dalam Diskusi Ilmiah

Badan Litbangkes Depkes RI, Jakarta, 30 Januari. Kusmana, D. 1992. Olahraga pada usia Lanjut. Simposium Menuju Hidup Sehat

pada Usia Lanjut. Bogor, 7 November. Murniati, N.A. 2004. Getar Gender: Perempuan Indonesia dalam Perspektif

Sosial, Politik, Ekonomi, Hukum, dan HAM. Magelang: Indonesia Tera Sadoso. 2005. Jangan Malas Berolahraga. Diambil dari Http://www.

Depkes.co.id. Saptandari, Pinky. 2001. Tantangan dan Peluang Gerakan Perempuan dalam

Menyongsong Otonomi Daerah. Yogyakarta. Jurnal Analisis Sosial. Vol. 6, No. 1 Februari 2001.

Semiawan C,R. 1990. Aspek sosial gerontology. Jakarta: EGC. Suhartini, Rr., Halim., Khambali., Basyid.(2005). Model-model pemberdayaan

Masyarakat. Yogyakarta: Pelangi aksara WHO Expert Committee Report. 2007 . Health of the elderly Diambil dari

Http://www.WHO.int/publications

Page 78: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

77

PERSONALIA PENELITIAN

1. Ketua Peneliti

a. Nama Lengakap dan gelar : Drs. H. Yudha M. Saputra, M.Ed b. Golongan pangkat dan NIP : Pembina Tk I/IVb c. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala d. Jabatan Struktural : Ketua Jurusan PKR e. Fakultas/Program Studi : FPOK/ PKR f. Perguruan inggi : Universitas Pendidikan Indonesia g. Bidang Keahlian : Manajemen Pendidikan h. Mata Kuliah yang Diampu : Manajemen Olahraga dan Manajemen PJKR i. Waktu untuk penelitian ini : 8 Bulan 10 jam/minggu

2. Anggota Peneliti 1

1. Nama Lengkap dan gelar : dr. Ambar Sulianti, M.Kes 2. Golongan pangkat dan NIP : III/b, 132312848 3. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli 4. Jabatan Struktural : Penata Muda tk.I 5. Fakultas/Program Studi : FPOK/ PKR 6. Perguruan inggi : Universitas Pendidikan Indonesia 7. Bidang Keahlian : Parasitologi-Mikrobiologi 8. Mata Kuliah yang Diampu : Ilmu Gizi Olahraga (PJKR), Sport Nutrition (IKOR), Biokimia Olahraga, Dasar-Dasar Farmakologi, Ilmu Faal, Histologi, Gaya Hidup Aktif dan Proses Penuaan 9. Waktu untuk penelitian ini : 8 Bulan 10 jam/minggu

3. Anggota Peneliti 2

a. Nama Lengkap dan gelar : Dra. Yati Ruhayati, M.Pd b. Golongan pangkat dan NIP : III/d, 1323110569 c. Jabatan Fungsional : Lektor d. Jabatan Struktural : Penata tk.I e. Fakultas/Program Studi : FPOK/ PKR f. Perguruan inggi : Universitas Pendidikan Indonesia g. Bidang Keahlian : Pendidikan Olahraga h. Mata Kuliah yang Diampu :Ilmu Gizi, Ilmu Kesehatan, Sports Medicine i. Waktu untuk penelitian ini : 8 Bulan 10 jam/minggu

Page 79: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

78

4. Nama Mahasiswa yang Dilibatkan dalam Penelitian

a. Panji Sumarna Putra NIM. 050556

b. Saepul Hamid NIM. 055695

c. Wahyu Santoso NIM. 055569

d. Reska Ardiansyah NIM. 055805

Page 80: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

79

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP PENELITI

1. Ketua Peneliti

A. Data Pribadi

1. Nama : Drs. H. Yudha M. Saputra, M.Ed. 2. NIP atau yang lain : 131811168 3. Satminkal : Universitas Pendidikan Indonesia 4. Tempat/Tgl. Lahir : Garut, 12 Maret 1963 5. Agama/Jenis Kelamin : Islam/Laki-laki 6. Pangkat/Golongan : Pembina Tk I /IVb 7. Jabatan struktural : Ketua Jurusan PKR FPOK UPI 8. Alamat kantor : Jl. PHH Mustopa No 200 Bandung Tlp. 022-7274404 Fax. 022-7271709 9. Alamat rumah : Jl. Zamrud 4 No. 5 Permata Cimahi Kab. Bandung Telp. 022-6651398 / HP. 08121492782

B. Riwayat Pendidikan

1. Pendidikan Dasar dan Menengah

Sekolah Lulus Tempat SDN No. 2 SMPN No. 1 SMAN No. 1

1976 1979 1982

Tarogong, Garut Garut Garut

2. Pendidikan Tinggi

Jenjang Bidang Lulus Instansi S1 ( Drs ) S2 ( M.Ed ) S3 ( Dr )

PKR Health and Human Ferformance Administrasi Pendidikan

1987 1997

Tinggal ujian

A. FPOK – UPI University Of

Houston Texas-USA

PPs UPI

Page 81: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

80

3.Pelatihan/PendidikanTambahan

Penyelenggara Bidang dan tahun Tempat 1. IKIP Malang 2. University of Houston- Texas USA 3. Dikti Jakarta 4. Dikdasmen Jakarta 5. Depdiknas (BAN PT)

Bahasa Inggris 1995 Bahasa Inggris 1995 Terjemahan Buku ajar 2001 Penulisan buku ajar 2004 Pelatihan Asesor BAN PT 2007

Malang-Jawa Timur USA Bandung Jakarta Jakarta

C. Kecakapan Bahasa Asing

Bahasa asing Penguasaan Bahasa daerah Penguasaan 1. Bahasa

Inggris 2. Bahasa Arab

Aktif Pasif

Sunda Aktif

D. Pengalaman dalam pengembangan kemampuan profesional tingkat Internasional.

No Kegiatan dan penyelenggara Waktu & Tempat 1 2 3 4 5 6. 7. 8. 9. 10.

§ International Sports Olympic Conference in Atlanta

§ International Sports Science Conference in Hongkong

§ International Sports Science and Physical Education Conference in Bandung

§ The 4th Comparative Education Society of Asia Biennial Conference in Bandung

§ International Conference on Sports and Sustainable Development in Jogya

§ Internasional Conference on Education § Study Banding ke Nanyang University

(National Institute of Education) § Study Banding ke UPSI, Sekolah Olahraga

Bandar Penawar, Univeritas Teknologi Mara, UITM, dan

§ Study Banding ke UNSW Sydney dan AIS Camberra, Australia

§ International Conference Lifelong Learning (ICLL) UKM Malaysia

1996, USA. 2000, Hongkong. 2002, Bandung 2003, Bandung 2003, Jogya 2005, Malaysia 2005, Singapura 2006, Malaysia 2007, Australia 2007, Malaysia

Page 82: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

81

E. Pengalaman dalam Jabatan

Jabatan Masa Lembaga § Sekretaris Jurusan Pendidikan

Kesehatan dan Rekreasi § Litbang Ikasi Jabar § Litbang PABBSI § Sekretaris Jurusan Pendidikan

Kesehatan dan Rekreasi § Ketua Jurusan Pendidikan Kesehatan

dan Rekreasi § Sekretaris Forum Insan Olahraga

Jawa Barat § Bidang SDM KONI Jabar

1998-2002

2001-2005

2004-2008

2002-2006

2005-2007

2005-2006

2006-2010

FPOK UPI

PENGDA IKASI JABAR

PENGDA PABBSI JABAR

FPOK UPI

FPOK UPI

KONI Jabar

KONI Jabar

F. Daftar Karya Ilmiah/Buku

Judul Masa Lembaga BUKU § Pembelajaran Atletik untuk SD § Pembelajaran Atletik untuk SLTP § Pembelajaran Atletik untuk SLTA § Model Olahraga Rekreasi § Model Pengembangan Motorik Anak

TK § Supervisi Pendidikan Jasmani § Olahraga Masyarakat § Pembelajaran Permainan Bola

Tangan anak SDLB § Pembangunan Olahraga Jawa Barat § Pembelajaran Kooperatif untuk

Pengembangan Keterampilan Anak TK

§ Pembangunan Olahraga Jabar menuju Provinsi Termaju pada tahun 2010

§ Revitalisasi Pemberdayaan Perempuan dalam Pembangunan

§ Perkembangan dan pembelajaran Motorik

§ Pendidikan Jasmani dan Olahraga PGSD

§ MKU Pendidikan Jasmani dan

2001 2001 2002 2002 2002

2003 2003 2003

2003 2005

2005

2005

2006

2006

2007

Depdiknas Depdiknas Depdiknas Depdiknas Depdiknas

Depdiknas Depdiknas Depdiknas

Pemda Jabar Depdiknas

Pemda Jabar

Pemda Jabar

UT Jakarta

Dikti Jakarta

UPI

Page 83: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

82

Olahraga UPI KARYA ILMIAH § Pengaruh Strategi Pembelajaan

Deduktif dan Induktif terhadap Peningkatan Kemampuan Memecahkan Masalah pada Anak SD

§ Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal dan Eksplorasi terhadap Peningkatan Gerak Dasar Siswa SD

§ Profil Guru Pendidikan Jasmani SD di Kota Bandung

§ Reformasi Manajemen Perguruan Tinggi

§ Analisis Kecenderungan Manajemen Waktu Luang di Kota Bandung

§ Kinerja Guru Pendidikan Jasmani • Strategi Pemasaran Olahraga Wisata

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Jurnal PGSD Kampus Sumedang

UPI

Jurnal Depdiknas

Jurnal Universitas Banjarmasin

Jurnal Unsyiah NAD

Jurnal Jurusan PKR FPOK UPI

Jurnal Menpora Jakarta

Seminar Nasional Bali

G. Prestasi dan Penghargaan

Jenis Penghargaan Masa Lembaga § Dosen Teladan § Peneliti Terbaik § Satia Lancana Pengabdian 10 tahun § Satia Lancana Pengabdian 10 tahun

2002 2002 2004 2005

UPI UPI UPI

Presiden RI

Drs. H. Yudha M. Saputra, M.Ed NIP. 131811168

2. Anggota Peneliti 1.

Nama : dr. Ambar Sulianti,M.Kes.

Tempat, tanggal lahir : Indramayu, 1 Mei 1973

Alamat : Jl. Pasir No.6 Bojong Cijerah Bandung

Telepon : 08122232379

Agama : Islam

Page 84: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

83

Riwayat Pendidikan :

1) Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung / program S1 (Juli

1991-Mei 1995)

2) Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung / keprofesian (Juli

1995-September 1997)

3) Pascasarjana Unpad Program Studi Ilum Kedokteran Dasar (September

2000-Februari 2003)

Riwayat Pekerjaan :

1) Staf pengajar (Parasitologi) Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal

Achmad Yani 1999-2005.

2) Dosen luar biasa (Mikrobiologi-Parasitologi) Akper Jenderal Achmad

Yani 2000-2001

3) Dosen luar biasa (Mikrobiologi-Parasitologi) Akper Budi Luhur 2000-

2003

4) Dosen luar biasa (Mikrobiologi-Parasitologi) Akbid Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Jenderal Achmad Yani 2000-2001

5) Dosen luar biasa penanggung jawab Mata Kuliah Biologi S1 Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani 2002-2005

6) Dosen luar biasa Biologi S1 Keperawatan Progrram B (Karyawan)

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani 2002-2005

7) Koordinator Pendidikan Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas

Jenderal Achmad Yani 3002-2004

8) Staf Medical Education Unit Fakultas Kedokteran Universitas Jenderral

Achmad Yani 2004

9) Ketua pembuatan dan penyeragaman GBPP dan SAP Fakultas Kedokteran

Universitas Jenderal Achmad Yani 2004.

10) Sejak Januari 2005 penulis bekerja sebagai Dosen Fakultas Pendidikan

Olah Raga dan Kesehatan (FPOK) Universitas Pendidikan Indonesia.

Mata Kuliah yang Dibina di UPI

Page 85: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

84

1) Ilmu Gizi Olahraga

2) Biokimia Olahraga

3) Dasar-Dasar Farmakologi

4) Ilmu Faal

5) Gaya Hidup dan Proses Penuaan

Penelitian, Karya Tulis, dan Pengabdian Kepada Masyarakat

1) Ketua peneliti. Pengolahan Tutut (Bellamya javanica) Terinfeksi Cacing

Trematoda Agar Layak Dikonsumsi. (Hibah Pembinaan 2006)

2) Poster “Serkaria Trematoda Pada Lymnaea rubiginosa di Sawah Kota

Cimahi” diseminarkan pada Seminar Nasional Parasitologi di Bandung,

September 2005

3) Peneliti, Prevalence of Trematode,s Worm from Fresh Water Snails in

Irrigated Rice Fields in Cimahi City, Indonesia. (Presented as paper at

International Seminar on Tropical Diseases and Parasitology“, in Kuala

Lumpur, Malaysia on 11-12 March 2005).

4) Karya tulis, Toksoplasmosis Kongenital Serta Penatalaksanaan Klinisnya.

(Majalah Kedokteran Bandung, April 2005)

5) Peneliti, Uji Resistensi Nyamuk Aedes aegypti Terhadap Malation di Kota

Bandung (diterbitkan dalam Majalah Kedokteran Bandung, Vol.XXXV

tahun 2004)

6) Pengabdian masyarakat, penyuluhan kepada seluruh bidan dan istri dosen

di lingkungan Universitas Jenderal Achmad Yani yang bertema

“Geriatri”, September 2004.

7) Peneliti, Status Kerentanan Nyamuk Aedes aegypti terhadap Malathion

dan Sipermetrin di Kota Bandung. (Tesis, 2003)

8) Peneliti, Uji Efikasi Foging Sipermetrin Program Pengendalian Demam

Berdarah Dengue di Kota Bandung tahun 2003. (Tidak Dipublikasikan)

9) Pengabdian masyarakat, ketua pelaksana merangkap salah satu pembicara

dalam “Penataran Toksoplasmosis, Bahaya dan Pencegahannya” kepada

seluruh dokter, dokter gigi, dan bidan yang ada di puskesmas-puskesmas

di seluruh kota Cimahi (2002).

Page 86: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

85

10) Peneliti, LC50 dan LC99 Abate, Dimetoat, dan Fosalon terhadap larva

Aedes aegypti dan Aedes albopictus (Penelitian, 2000, belum

dipublikasikan).

11) Peneliti, Infeksi Puerpuralis di RSHS Bandung, Suatu Tinjauan

Epidemiologi dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya (Skripsi,1995)

Bandung, Maret 2007

dr. Ambar Sulianti, M.Kes

NIP. 132 312 848

3. Anggota Peneliti 2

Nama : Dra. Yati Ruhayati, M.Pd

Tempat tanggal lahir : Bandung, 7 Nopember 1963

NIP : 131 760 747

Gol / Pangkat : IIId/Lektor

Alamat : Jl. Sukamantri 130, Lembang, Kab. Bandung

Riwayat Pendidikan:

Page 87: Laporan Hibah UPI 2007 Yudhafile.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI... · A. Latar Belakang Masalah ... akan mencapai sepuluh juta jiwa. ... keterampilan

86

SDN Subang tahun 1976

SMP PPSP IKIP Bandung tahun 1979

SMA PPSP IKIP Bandung tahun 1982

S1 Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi FPOK IKIP Bandung tahun 1985

S2 Pendidikan Olahraga Program Pascasarjana UPI Bandung tahun 1987

Pekerjaan:

PNS/ Tenaga Pengajar FPOK UPI Bandung sejak tahun 1987

Penelitian:

1. Pengaruh Kompetensi Guru Penjas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar

Siswa di SMKN I Bandung.

2. Pengaruh Kegiatan Ekskul Bela Diri Pencak Silat di SMPN I Kab. Subang

3. Motivasi Pengunjung Tempat Pariwisata Waduk Dharma Ciamis

4. Profil Guru Penjas Dalam Peningkatan Usaha Kesehatan Sekolah di SDN

Cibeunying Bandung.

5. Peranan Kegiatan Posyandu Dalam Peningkatan Kesehatan Balita di Desa

Dharmaga Subang

6. Motivasi Manajemen Pariwisata Pangadaran Dalam Pengembangan

Sebagai Objek Wisata.

Bandung, Maret 2007

Dra. Yati Ruhayati, M.Pd

NIP. 131 760 747