LAPORAN HASIL PRAKTIKUM BIOLOGI SEL GLORY SARAGIH

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Sesuai Judul laporan ini mengenai Hubungan struktur dan fungsi sel serta komponen-komponen sel. Dalam laporan ini saya memaparkan tentang tinjauan teoritis, metode kerja serta hasil dan pembahasan dari praktikum pertama dan kedua.

Citation preview

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM BIOLOGI SELMerupakan tugas praktikum mata kuliah Biologi Sel

Disusun oleh Glory Trisnawati (8116174004)

Program Pascasajana Pendidikan Biologi Universitas Negeri Medan 2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan ridhoNya saya telah dapat menyelesaikan makalah ini. Saya juga menyampaikan terima kasih kepada Ibu Cici, selaku dosen pembimbing praktikum, yang telah memberikan insiprasi sehingga saya dapat menyusun laporan ini lebih baik. Adapun judul laporan ini mengenai Hubungan struktur dan fungsi sel serta komponen-komponen sel. Dalam laporan ini saya memaparkan tentang tinjauan teoritis, metode kerja serta hasil dan pembahasan dari praktikum pertama dan kedua, maka saya sangat mengharapkan adanya masukan dari rekan-rekan pembaca dan juga ibu dosen pengampu demi memperkaya pengetahuan kita. Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Hormat saya,

Penyusun Glory Trisnawati

Topik 1

:

Hubungan Struktur dan Fungsi Sel

A. Tujuan jaringan.

: Mengamati bentuk, susunan dan ciri khas sel yang menyusun

B. Alat dan Bahan

: - kamera digital - object dan cover glass

- mikroskop - akar, batang, daun Zea mays - air

C. Prosedur : 1. Alat-alat mikroskop, kaca gelas dan cover gelas disiapkan. 2. Bagian bahan seperti akar, dan daun Zea mays dipilih dan disiapkan, kemudian dilakukan pembuatan preparat basah dengan membuat sayatan melintang pada akar, batang dan daun tersebut. 3. Untuk mendapatkan sayatan preparat yang tipis digunakan bahan bantu penyayatan berupa empelur batang ketela pohon. 4. Sayatan preprarat diletakkan di atas objek gelas yang telah ditetesi air. 5. Selanjutnya dilakukan pengematan di bawah mikroskop. 6. Dilakukan pengamatan atas bentuk, susunan, dan ciri khas dari sel-sel penyusun jaringan yang terlihat. 7. Hasil difoto dengan menggunakan kamera digital untuk pengamatan dan analisa lebih lanjut. 8. Dilakukan analisis mengenai struktur dan fungsi sel-sel penyusun jaringan tersebut.

D. Tugas / pertanyaan : 1. Gambar hasil pengamatan anda di sertai keterangan gambar. 2. Analisis hubungan struktur dan fungsi sel-sel penyusun jaringan tersebut.

E. Tinjauan Teoritis

Kehidupan kita dimulai dari yang terkecil. Begitu juga seperti pada tubuh makluk hidup. Setiap makhluk hidup terdiri dari susunan yang memiliki ukaran yang terkecil, yang kemudian akan membentuk suatu koloni atau kumpulan yang saling berkaitan dan bekerja sama. Sehingga suatu organisme atau makhluk hidup yang kompleks memiliki suatu organisasi kehidupan. Organisasi kehidupan dikemukakan oleh Sunarto, Daroji dan Haryati (1994:27) berikut ini : Bagian terkecil dari makhluk hidup berupa sel. Sekelompok sel yang bentuk dan fungsinya sama membentuk jaringan. Beberapa macam jaringan yang bekerja sama membentuk suatu organ atau alat tubuh. Sedangkan beberapa macam organ akan terangkai dan membentuk suatu sistem organ. Selanjutnya beberapa sistem sistem organ membentuk suatu organisme yang berupa tumbuhan atau hewan. Antara sistem organ yang terdapat makhluk hidup bekerja saling berkaitan. Adapun gambaran organisasi kehidupan tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar 1.1 Gambaran suatu organisasi kehidupan. Sel merupakan bagian yang terkecil dari makhluk hidup. Pada awalnya sel digambarkan pada tahun 1665 oleh seorang ilmuwan Inggris Robert Hooke yang telah meneliti irisan tipis gabus melalui mikroskop yang dirancangnya sendiri. Kata sel berasal dari kata bahasa Latin, cellula yang berarti rongga/ruangan. Schleiden dan Schwan serta didukung oleh Max Schultze (yang dikutip oleh Purnomo (2006:9)) mengatakan sel merupakan unit struktural terkecil dan merupakan kesatuan fungsional kehidupan. Hal ini berarti bahwa sel secara struktural, sel merupakan penyusunan makhluk hidup, baik makhluk bersel satu

maupun bersel banyak. Selain itu, pada setiap sel dapat melakukan aktivitas kehidupan. Setiap sel mempunyai struktur dan fungsi yang jelas yang dapat menjaga kelangsungan aktivitasnya. ANATOMI TUMBUHAN: Daun : Daun Thuja occidentalis tersusun atas jaringan sebagai berikut : - kutikula - epidermis atas - mesofil - jaringan pengangkut - epidermis bawah Mesofil daun tersusun atas sel- sel parenkim dan di dalam mesofil daun terdapat jaringan palisade dan jaringan spons/ bunga karang. Selain itu di dalam parenkim mesofil ditemukan pula benda ergastik sel, sel minyak, dan sel lendir. Jaringan pengangkut tersusun atas xylem dan floem yang terlatak beraturan ( melingkar ), xylem di dalam floem di luar. Batang : Jaringan penyusun batang Thuja occidentalis dari luar ke dalam adalah sebagai berikut : Epidermis korteks endodermis perisikel floem - kambium vaskuler xylem empulur Batang mengalami pertumbuhan primer yaitu pertambahan panjang batang oleh aktivitas meristem apikal, dan juga mengalami pertumbuhan sekunder yaitu bertambahnya diameter batang oleh aktivitas meristem lateral. Aktivitas meristem lateral yaitu aktivitas kambium vaskuler yang ke dalam membentuk xylem dan ke luar membentuk floem sehingga nantinya akan membentuk lingkatan tahun seiring berjalannya waktu. Berkas pengangkut terletak baraturan (melingkar) dan dipisahkan oleh kambium vaskuler (termasuk tipe kolateral terbuka). Xylem tersusun atas sel- sel trakeid yang berbentuk silindris, panjang, dan sempit sebagai transport air dan garam mineral dari tanah ke seluruh tubuh tumbuhan.

Akar : Jaringan penyusun akar Thuja occidentalis dari luar ke dalam adalah sebagai berikut : Epidermis korteks endodermis stele (silinder pusat) Endodermis akar mengalami penebalan gabus yang disebut pita kaspari. Silinder pusat terdiri atas perisikel dan berkas pengangkut. Letak berkas pengangkut teratur (melingkar), tipe berkas pengangkutnya adalah kolateral terbuka, floem terpisah berselang- seling dan terletak di sebelah luar dari lingkaran. Xylem berkembang hingga ke tengah pusat lingkaran sehingga tidak dijumpai adanya parenkim empulur. Bunga : Terdapat petala dan sepala yang tersusun atas jaringan epidermis mesofil bunga karang dan berkas pengangkut. Tipe berkas pengangkutnya teratur (xylem di dalam, floem di luar). Pada bunga betina bagian ujung dari dasar bunga diduduki oleh putik dengan ovarium, stylus, dan stigmanya. Pada bunga jantan akan terdapat benang sari (stamen), kepala sari (anthera), dan tangkai sari (fillamen). Buah : Bagian- bagian buah Thuja occidentalis terdiri atas : - Kulit buah (perikarpium) tersusun atas 3 lapisan : epikarpium (tersusun atas jaringan epidermis) mesokarpium (modifikasi mesofil bunga karang) endokarpium (tersusun atas jaringan parenkim, sklerenkim, dan xylem)

- Septum - Bakal buah (ovarium) Biji : Thuja occidentalis termasuk dalam tumbuhan berbiji terbuka (gymnospermae), bijinya mempunyai lembaga dengan dua daun lembaga/ terdiri dari dua belahan atau dua keping sehingga. Biji dibungkus oleh kulit biji (spermodermis). http://biologi.blogsome.com, www.google.com

F. Hasil dan Pembahasan Praktikum F.1 Pengamatan daun Zea mays

Keterangan gambar 1 : 1. Epidermis bawah daun 2. Sel sisir 3. Trikoma 4. Pembuluh angkut

5. Epidermis atas 6. Mesofil 7. Lapisan kutikula

Hasil pengamatan struktur anatomi daun Zea mays:

1. Epidermis Daun Pada gambar dapat terlihat jaringan epidermis dengan sangat jelas. Pada gambar di atas dapat dijelaskan bahwa sel epidermis memiliki ciri-ciri yang sangat khas ditandai dengan bentuknya seperti kotak dan relatif homogen, terdiri dari selapis sel yang rapat. Kondisi ini sangat mendukung fungsi epidermis sebagai pelindur jaringan di bawahnya. Bila kita mengamati lebih jauh pada epidermis ditemukan modifikasi sel. Pada epidermis bawah terlihat modifikasi epidermis berupa trikoma, sel sisir, dan sel penutup stomata, sedangkan pada epidermis atas kita terdapat lapisan kutikula. Sel sisir dan stomata memiliki fungsi yang sangat penting pada tanaman ini. Sel sisir misalnya penting dalam menjaga kondisi daun dari kekurangan air. Bila air kurang maka sel sisir akan melakukan fungsinya sehingga daun akan menggulung untuk mengurangi proses evaporasi dari daun. Proses ini sangat penting dilakukan oleh tumbuhan bila di dalam subtratnya suplai air berkurang. Stomata memiliki fungsi yang sangat strategis dalam proses pertukaran gas di dalam jaringan mesofil. Di atas permukaan epidermis dapat diamati adanya lapisan kutikula. Seperti pada gambar 1 kutikula terlihat melindungi epidermis. Dengan demikian keberadaan kutikula ini sangat mendukung epidermis karena penguapan air dapat ditekan. Kutikula itu sendiri merupakan bagian dari jaringan epidermis.

2. Mesofil daun Pada pengamatan ini juga dapat diamati adanya mesofil yang berbentuk melingkar mengelilingi pembuluh angkut xilem dan floem. Mesofil terdiri dari jaringan palisade dan spons yang disusun oleh sel-sel parenkim. Kedua jaringan ini mengadung kloroplas yang sangat banyak. Kloroplas penting dalam proses fotosintesis.

3. Ikatan pembuluh daun Ikatan pembuluh angkut dapat terlihat dengan sangat jelas. Ikatan pembuluh daun membentuk tulang daun. Tulang daun terdiri atas xilem dan floem. Pembuluh angkut xilem dan floem dapat diamat pada gambar di atas. Jaringan ini melakukan fungsi pengangkutan zat. Xilem berfungsi mengangkut air dan hara mineral dari akar ke daun, sedangkan floem mengangkut hasil asimilasi dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan. Ikatan pembuluh akan berakhir di ujung daun berupa celah kecil yang disebut hidatoda. www.google.com

F.2. Pengamatan Batang Zea mays

Penampang melintang batang jagung (Zea mays) dengan perbesaran 40 x 10 Hasil pengamatan struktur anatomi batang Zea mays:

1. Epidermis batang Terdiri atas selapis sel yang tersusun rapat dan tidak mempunyai ruang antarsel. Bentuk sel epidermis persegi dan relatif homogen. Fungsi epidermis batang adalah sebagai pelindung jaringan di bawahnya. Epidermis yang terdapat di atas permukaan batang yang masih muda sering dilapisi kutikula. Bagian ini penting dalam menekan penguapan air dari batang. Jika pada batang terjadi pertumbuhan sekunder, epidermis akan pecah dan terbentuk lapisan gabus yang sering kali juga pecah sehingga membentuk lentisel yang berfungsi sebagai tempat pertukaran gas. 2. Korteks batang Korteks tersusun dari jaringan parenkim dengan sel-sel yang berbentuk persegi enam, Susunan sel-selnya tersusun longgar sehingga banyak ruang antarsel yang penting untuk pertukaran gas.

3. Endodermis batang Tersusun atas selapis sel yang mempunyai bentuk khas. Pada Angiospermae sel-sel endodermis mengandung banyak tepung yang sering disebut sebagai sarung tepung.

Gambar 3 : Penampang melintang batang Zea mays

4. Stele (silinder pusat). Di dalam stele terdapat jaringan partikel empulur, dan pembuluh angkut. Di antara berkas-berkas pengangkut tersebut dikelilingi oleh jaringan parenkim. Daerah parenkim kortek banyak ditemukan variasi sel parenkim baik sebagai parenkim penimbun, sel batu ataupun parenkim kelenjar Berikut ini merupakan gambar sel pada penampang melintang batang jagung. Dimana pada batang jagung, letak jaringan pengangkut tersebar. Jenis dari jaringan pengangkutnya yaitu tipe kolateral tertutup. Pada gambar di atas dapat diamati jaringan kolenkim dengan jelas. Ikatan pembuluh menyebar pada seluruh batang monokotil tetapi yang paling banyak terdapat didaerah mendekati kulit batang. Ikatan pembuluh floem berdampingan dengan xilem dan dikelilingi oleh seludang sklerenkima. Xilem disusun oleh trakeid, trakea, pembuluh xilem (pembuluh kayu), parenkim kayu, dan sklerenkim kayu (serabut kayu). Xilem berfungsi untuk mengangkut air dan garam mineral dan dari dalam tanah menuju ke daun. Sedangkan floem disusun oleh sel ayakan atau tapis, pembuluh tapis, sel pengiring, sel parenkim kulit kayu, dan serabut kulit kayu (sel

sklerenkim). Floem berfungsi untuk mengangkut zat-zat hasil fotosintesis ke seluruh bagian tubuh. Macam-macam ikatan pembuluh angkut. 1) Ikatan pembuluh kolateral, xilem dan floem yang letaknya bersebelahan di dalam suatu jari-jari (xilem di sebelah dalam dan floem di sebelah luar). a) Kolateral terbuka, antara xilem dan floem terdapat kambium. Misalnya pada batang tumbuhan dikotil. b) Kolateral tertutup, antara xilem dan floem tidak terdapat kambium. Misalnya pada batang tumbuhan monokotil. 2) Ikatan pembuluh bikolateral, xilem diapit floem, terletak pada radius yang sama. 3) Ikatan pembuluh radial, xilem dan floem letaknya bersebelahan, tetapi tidak berada di dalam jari-jari yang sama, misalnya pada akar. 4) Ikatan pembuluh konsentris, xilem dan floem berbentuk cincin silindris. a) Amfikribal, letak xilem di tengah dan dikelilingi floem. b) Amfivasal, letak floem di tengah dan dikelilingi xilem.

Gambar 4 : Tipe Pembuluh angkut. (a) amfivasal, (b) amfikribal Pada monokotil, tidak terdapat kambium sehingga pertumbuhan yang terjadi hanya memanjang. Pembesaran batang sangat terbatas. Hal ini disebabkan pembesaran batang terjadi melalui pembentukan rongga oksigen. Berbeda dengan batang dikotil, anatomi atau struktur batang monokotil muda dan monokotil tua memiliki struktur yang relatif sama.

F.3. Pengamatan akar Zea mays Fungsi akar secara umum adalah untuk mencari zat hara, air, dan garam mineral dari dalam tanah.Selain itu, ada fungsi khusus, misalnya sebagai penyimpan hasil fotosintesis (sebagai cadangan makanan), misalnya pada umbi-umbian. Jaringan penyusun akar adalah epidermis korteks endodermis - perisikel stele. (jaringan pengangkut)

Gambar Penampang melintang Akar jagung Zea mays perbesaran 10 x 10

Gambar Penampang melintang Akar jagung (Zea mays) dengan perbesaran 40x 10 Susunan Anatomi Akar Anatomi akar dapat diamati dengan melakukan pemotongan akar secara melintang. Struktur anatomi akar dari urutan terluar ke dalam, yakni epidermis, korteks, endodermis dan silinder pusat (stele).

Epidermis Lapisan terluuar akar tersusun atas sel- sel yang rapat satu sama lain tanpa ruang antar

sel, berdinding tipis. Sel-sel epidermis akar berdinding tipis dan biasanya tidak memiliki kutikula. Ciri yang paling khas dari epidermis akar adalah pembentukan rambut akar yang berkembang dari sel epidermis yang khusus dan sel tersebut mempunyai ukuran yang berbeda dengan sel epidermis, dinamakan trikoblas. Rambut akar merupakan organ yang sangat sesuai untuk mengambil air dan garam mineral dari dalam tanah. Oleh karena itu dilihat dari struktur dari epidermis yang terdiri sel- sel yang rapat satu sama lain tanpa ruang antar sel, berdinding tipis menurut pandey (1980:99-100) fungsi dari epidermis yaitu melindungi kerusakan mekanis pada jaringan lunak yang berada di sebelah dalam jaringan epidermis mencegah penguapan air yang berlebihan pada jaringan dalam, Epidermis disebut juga dengan jaringan pelindung,

epidermis

Korteks Pada bagian sebelah dalam epidermis, terdapat korteks yang tersusun atas jaringan

parenkima. Bentuk sel korteks relatif bulat (isodiametris) dengan ruang interselular yang jelas. air dan garam-garam mineral dari rambut akar akan melewati sel-sel korteks melalui ruang interseluler. Perisitiwa ini disebut transportasi ekstravaskular. Struktur korteks yang banyak terdapat Sel-sel parenkim oleh karena itu korteks mengandung makanan cadangan berupa amilum (parenkim cadangan makanan) dan substansi lain. Namun dapat dilihat pada jaringan monokotil, pada praktikum dapat diamati pada akar Zea mays sering membentuk serabut sklerenkim dari berbagai seel yang berdinding tebal sebagai penguat.

Endodermis Bagian sebelah dalam dari korteks terdapat jaringan endodermis yang terdiri atas satu

lapis sel dengan dinding sel tebal yang mengandung lilin (suberin) dan lignin. Penebalan pada dinding sel endodermis tersebut menghasilkan tampilan seperti pita, dinamakan pita Kaspari. Endodermis berada diantara silinder pusat dan korteks. Pada dinding sel-sel endodermis terdapat plasmodesmata. Endodermis merupakan jaringan yang dapat mengatur pemasukan air ke dalam jaringan angkut (xilem) yang berada di dalam silinder pusat. Endodermis juga berfungsi menyimpan makanan cadangan. Padda endodermis dapat dijumpai sel- sel yang dindingnya tidak mengalami penebalan, sel ini disebut dengan sel peresap (pelalu).

Stele (Silinder Pusat) Di sebelah dalam endodermis, terdapat daerah silinder pusat. silinder pusat

menempati bagian tengah akar. Silinder pusat meliputi :o

Jaringan perisikel Yaitu jaringan pembuluh primer yang dikelilingi oleh kumpulan sel. Jaringan tersebut

merupakan parenkima. Perisikel bersifat embrionik seperti kambium sehingga disebut juga perikambium dan mampu membentuk cadangan akar (akar sekunder). Selain perisikel ada lagi yang bersifat parenkimatis terletak di pusat silinder akar, yaitu parenkim empulur, jika bagian ini tidak di tempati oleh jaringan pembuluho

Jaringan pengangkut Xylem dan floem akar tersusun secara radial, dimana pada akar letak berkas xylem

dan berkas floem bergantian dan berdampingan dan berada pada jari- jari tubuh yang berbeda. http://teorikuliah.blogspot.com, www.goggle.com

Kesimpulan: Dari hasil praktikum topic 1 beserta pembahasannya didapatkan kesimpulan sebagai berikut : Setiap mahluk hidup tersusun atas sel yang membentuk jaringan, dimana beberapa jaringan membentuk organ, dan organ membentuk system organ yang selanjutnya membentuk organism baik itu tumbuhan ataupun hewan. Dari hasil praktikum terhadap daun,batang dan akar tanaman jagung (Zea mays) didapatkan anatomi/struktur yang relative sama terhadap jaringan penyusun tanaman jagung ini mulai dari : epidermis korteks endodermis perisikel stele (jar. Pengangkut), perbedaannya pada organ akar dan batang tidak dijumpai jaringan mesofil yang banyak mengandung kloroplast untuk proses fotosintesa.

Topik 2

:

Komponen-Komponen Sel

A. Tujuan

: Mengamati komponen2 baik komponen yang hidup atau yang tidak hidup dalam sebuah sel

B. Alat dan Bahan

: - kamera digital - object dan cover glass - air

- mikroskop - umbi kentang - daun dan batang Mirabilis jalava

C. Prosedur : 9. Alat-alat mikroskop, kaca gelas dan cover gelas disiapkan. 10. Bagian bahan seperti umbi kentang, batang dan daun Mirabilis jalava dan bayam dipilih dan disiapkan, kemudian dilakukan pembuatan preparat basah dengan membuat sayatan melintang pada bahan-bahan tersebut. 11. Untuk mendapatkan sayatan preparat yang tipis digunakan bahan bantu enyayatan berupa empelur batang ketela pohon. 12. Sayatan preprarat diletakkan di atas objek gelas yang telah ditetesi air. 13. Selanjutnya dilakukan pengematan di bawah mikroskop. 14. Dilakukan pengamatan atas benda-benda sel penyusun jaringan yang terlihat. 15. Kemudian difoto dengan menggunakan kamera digital untuk pengamatan dan analisa lebih lanjut. 16. Dilakukan analisis mengenai benda-benda sel tersebut berdasarkan beberapa literatur.

D. Tugas / pertanyaan : 1. Gambarlah beberapa buah sel pada setiap jaringan di sertai dengan keterangan. 2. Tentukan komponen2 yang termasuk bagian yang hidup dan yang mati (dari komponen yang terlihat dalam pengamatan). 3. Mengapa komponen-komponen tersebut dikatakan bagian yang hidup atau mati? 4. Buat peta konsep dari bagian-bagian sel sampai molekulernya (tinjauan teoritis).

E. TINJAUAN TEORITIS Sel adalah struktural terkecil dan fungsional dari suatu makhluk hidup yang secara independen mampu melakukan metabolisme, reproduksi dan kegiatan kehidupan lainnya yang menunjang kelangsungan hidup sel itu sendiri. Suatu sel dikatakan hidup apabila sel tersebut masih menunjukkan ciri-ciri kehidupan antara lain melakukan aktifitas metabolisme, mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungannya, peka terhadap rangsang, dan ciri hidup lainnya. Suatu sel hidup harus memiliki protoplas, yaitu bagian sel yang ada di bagian dalam dinding sel. Protoplas dibedakan atas komponen protoplasma dan non protoplasma. Komponen protoplasma yaitu terdiri atas membran sel, inti sel, dan sitoplasma (terdiri dari organel-organel hidup). Komponen non protoplasma dapat pula disebut sebagai benda ergastik. Benda ergastik adalah bahan non protoplasma, baik organik maupun anorganik, sebagai hasil metabolisme yang berfungsi untuk pertahanan, pemeliharaan struktur sel, dan juga sebagai penyimpanan cadangan makanan, terletak di bagian sitoplasama, dinding sel, maupun di vakuola. Dalam sel benda ergastik dapat berupa karbohidrat (amilum), protein (aleuron dan gluten), lipid (lilin, kutin, dan suberin), dan Kristal (Kristal ca-oksalat dan silika). Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa benda ergastik memiliki banyak fungsi untuk sel, misalnya penyimpanan cadangan makanan, contohnya amilum; pemeliharaan struktur (lilin); dan perlindungan, misalnya adanya Kristal ca oksalat dalam suatu jaringan tumbuhan dapat menyebabkan reaksi alergi bagi hewan yang memakannya, sehingga hewan tersebut tidak akan bernafsu menyentuhnya untuk yang kedua kali. Pada sel mati tidak dijumpai adanya organel-organel, di dalam sel hanya berupa ruangan kosong saja. Sel mati sendiri asalnya dari sel hidup. Sel menjadi mati disebabkan karena berbagai faktor, misalnya faktor genetik maupun faktor lingkungan. Sedangkan yang akan dibahas dalam praktikum ini adalah sel mati karena faktor genetik, maksudnya sel tersebut mati karena telah mencapai umur yang memang telah ditentukan secara genetik. Selsel tersebut memang dalam perkembangannya terspesialisasi untuk menjadi suatu sel mati, yang memiliki fungsi tertentu dalam bagi tumbuhan. Misalnya sel-sel xilem-xilem yang akan bersifat mati secara khusus berguna untuk pengangkutan unsur mineral dari dalam tanah ke daun. Di dalam sel-sel makhluk hidup khususnya sel tumbuhan selain banyak dijumpai adanya benda-benda protoplasmik (hidup) juga terdapat benda-benda nonprotoplasmik (tak hidup) atau disebut benda ergastik. Benda-benda ini terdiri dari substansi yang bersifat cair

maupun padat dan merupakan hasil dari metabolisme sel. Adapun benda ergastik yang bersifat padat adalah amilum, aleuron, kristal Ca-oksalat, kristal kersik, sistolit, dll. Sedang benda ergastik yang bersifat cair atau lendir dari hasil tambahan metabolisme yang bersifat organik atau anorganik terdapat di dalam cairan sel berupa zat-zat yang larut di dalamnya, antara lain asam organik, karbohidrat, protein, lemak, gum, lateks tanin, antosian alkaloid, minyak eteris atau minyak atsiri dan hars, yang ditemukan dalam sitoplasma atau dalam vakuola Zat yang terlarut di dalam cairan sel berbeda-beda untuk setiap sel, bahkan dalam sebuah sel komposisi zat yang terlarut di masing-masing vakuola mungkin berbeda satu sama lain. http://avicennia.guru-indonesia.net/artikel_detail-242.html 1. Amilum Amilum (pati) merupakan butir-butir tepung yang dapat disimpan sebagai cadangan makanan. Pada setiap jenis tumbuhan, butir amilum mempunyai bentuk dan susunan tertentu, namun pada umumnya berbentuk bundar atau lonjong. Adanya perbedaan bentuk dan susunan butir amilum ini karena adanya hilus (titik permulaan terbentuknya butir tepung) di setiap butir tepung. Berdasarkan letak hilus, butir amilum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: (a) amilum yang konsentris (hilus terletak di tengah); (b) eksentris (hilus terletak di tepi). Sedang berdasarkan jumlah hilus dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: (a) monoadelph (hilus hanya satu); (b) diadelph atau setengah majemuk (hilus berjumlah dua yang masingmasing dikelilingi oleh lamela); dan (c) poliadelph/majemuk (hilus berjumlah banyak dan tiap hilus dikelilingi oleh lamela) (Gambar 14). Bila jumlahnya sampai berdesakan dalam sel, maka sisi-sisinya membentuk sudut. Pada beberapa tumbuhan seperti jagung dan padi, butir amilum majemuk. Ukuran butir amilum bervariasi. Pada pati kentang misalnya garis tengahnya antara 70-100 mm, pada jagung 12-18 mm. Dalam amilum terdapat lamela-lamela yang mengelilingi hilus. Adanya lamela-lamela ini disebabkan karena waktu pembentukan amilum, tiap lapisan berbeda kadar airnya sehingga indeks pembiasannya berbeda. Lamela-lamela ini akan hilang apabila dibubuhi alkohol keras, sebab air akan diserap oleh alkohol sehingga indeks pembiasannya menjadi sama. Dibagian tengah amilum kadang-kadang tampak seperti terkerat, peristiwa ini disebut korosi. Hal ini biasa terjadi pada butir-butir amilum dalam biji yang sedang berkecambah.

Sedang peristiwa retak di bagian tengah butir amilum dikarenakan kepekatan di bagian tengah butir amilum berkurang. Amilum/pati

Rumus empiris (C6H10O5)n; terdapat dalam plastida, berupa KH/polisakarida berbentuk tepung. Plastida pembentuk tepung : amiloplas, dibedakan : *) leukoamiloplas; warna putih tepung cadangan makanan *) kloroamiloplas; warna hijau tepung asimilasi Titik inisial/permulaan terbentuknya amilum disebut hilus/hilum. Berdasarkan letak hilusnya, butir amilum dibedakan menjadi : *) amilum konsentris : hilus di tengah *) amilum eksentris : hilus di pinggir Dalam amilum terdapat lamela-lamela yang mengelilingi hilus. Adanya lamela-lamela karena pada waktu pembentukan amilum, tiap lapisan berbeda kadar airnya memiliki indeks bias berbeda. Lamela + alkohol pekat dimana hilang (indeks bias sama). Berdasarkan jumlah hilusnya, butir amilum dibedakan menjadi : *) Monoadelf : butir amilum tunggal, pada sebutir amilum terdapat 1 hilus *) Diadelf : dua hilus, terdapat 2 kemungkinan, yaitu : Amilum majemuk : terdapat 2 hilus yang masing-masing dikelilingi oleh lamelae tetapi kemudian terbentuk lamelae yang mengelilingi keseluruhan. Amilum majemuk : tiap butir mempunyai lebih dari 1 hilus dan hilus hilus ini dikelilingi oleh lamelae masing-masing. *) Poliadelf : banyak hilus Padi : 4 10 hilus Gandum : 30.000 hilus Perbedaan antara : *) Amilum korosi : yaitu apabila sebagian amilum terkerat/larut karena dimanfaatkan sendiri oleh tumbuhan yang bersangkutan misal : pada biji yang berkecambah. *) Amilum retak : yaitu apabila di bagian tengah amilum tampak robek/rusak yang disebabkan karena biji sangat kering [air] sangat sedikit. Kadar amilum : - dalam biji : 70% berat biji segar - dalam umbi : 20% berat umbi segar

Reaksi pengenal untuk amilum : JKJ

biru leukoamiloplas (tepung cadangan

Proses penyimpanan kloroamiloplas (tepung asimilasi) makanan) Fotosintesa : tepung asimilasi (pdt) amilase amilum

maltase

maltose

Buluh Tapis

glukosa (cair)

Tempat penyimpanan (Umbi,Rimpang,Biji),dll

Kadang-kadang sebelum sampai ke tempat cadangan makanan, glukosa diendapkan dulu (misal : dalam batang). Tepung cadangan ini disebut tepung transitoris. Contoh Gambar beberapa bentuk amilum :

Kristal Ca-oksalat Kristal merupakan hasil tambahan yang terjadi pada berbagai proses metabolisme. Yang paling sering ditemukan adalah kristal garam kalsium, terutama Ca-oksalat (kalsium oksalat). Kristal Ca-oksalat merupakan hasil akhir atau hasil sekresi dari suatu pertukaran zat yang terjadi di dalam sitoplasma. Ada yang menduga bahwa asam oksalat bebas merupakan racun bagi tumbuhan karenanya diendapkan berupa garam Ca-oksalat. Kristal ini terdapat di dalam plasma atau vakuola sel dan larut dalam asam kuat (HCl dan H2SO4). Bentuk dari kristal Ca-oksalat bermacam-macam, ada yang berupa kristal panjang, jika padat serta

ditemukan sendiri-sendiri disebut stiloid; kristal tunggal besar (daun Citrus sp); kecil berbebntuk prisma kecil seperti pasir (tangkai daun Amaranthus); jarum/rafida (daun Ananas commosus, daun Mirabilis jalapa, batang dan akar Ale sp); bintang/roset (= majemuk) terdapat pada daun Datura metel, sisik, pyramid; kristal majemuk dan terhimpun dalam kelompok bulat disebut drus; dan sebagainya (Gambar 15 dan 17). Kristal dapat ditemukan dalam sel yang sama rupanya dengan sel sekelilingnya, atau terdapat dalam sel yang khusus, berbeda dari sel lainnya dan disebut idioblas. Peta konsep bagian sel :Sitoplasma

-

Badan Golgi Selaput Sitoplasma Mitokondria Plastida Retikulum endoplasmic Ribosom Lisosom Sentrosom

Protoplasma

Membran Sel

Inti Sel Sel

-

Selaput inti Nukleoplasma Nukleolus Kromatin

Non Protoplasma Vakuola

Benda Ergastik

-

Amilum (karbohidrat) Aleuron (protein) Lilin dan suberin (lipid) Ca oksalat (Kristal)

F. HASIL DAN PEMBAHASAN PRAKTIKUM Pengamatan pada Mirabilis jalapa dengan perbesaran 40 x 10

Jarum/rafida

Epidermis

Pada pengamatan Mirabilis jalapa didapatkan hasil bahwa terdapatnya Kristal kalsium oksalat berbentuk rafida, seperti didukung oleh tinjauan teoritis bahwa bentuk dari kristal Caoksalat bermacam-macam, ada yang berupa kristal panjang, jika padat serta ditemukan sendiri-sendiri disebut stiloid; kristal tunggal besar (daun Citrus sp); kecil berbebntuk prisma kecil seperti pasir (tangkai daun Amaranthus); jarum/rafida (daun Ananas commosus, daun Mirabilis jalapa, batang dan akar Ale sp); bintang/roset (= majemuk) terdapat pada daun Datura metel, sisik, pyramid; kristal majemuk dan terhimpun dalam kelompok bulat disebut drus; dan sebagainya. Kristal dapat ditemukan dalam sel yang sama rupanya dengan sel sekelilingnya, atau terdapat dalam sel yang khusus, berbeda dari sel lainnya dan disebut idioblas (http://lab-biologi-uit.blogspot.com/2009/10/biologi-dasar-for-uiters.html). Dari hasil ini pengamatan ini disimpulkan bahwa benda ergastik memiliki banyak fungsi untuk sel, misalnya penyimpanan cadangan makanan, adanya Kristal ca oksalat dalam suatu jaringan tumbuhan dapat menyebabkan reaksi alergi bagi hewan yang memakannya, sehingga hewan tersebut tidak akan bernafsu menyentuhnya untuk yang kedua kali.

Pengamatan terhadap butir amilum kentang Solanum tuberosum dengan perbesaran 40 x 10

Keterangan Pada pengamatan terhadap butir amilum kentang Solanum tuberosum dengan perbesaran 40 x 10, dapat dilihat butiran- butiran amilum terdapat dalam suatu tempat yang disebut amiloplas (tempat menyimpan amilum). Pada praktikum ini, yang di amati adalah amilum, bukan selnya. Pada praktikum, umbi kentang ditusuk-tusuk, menyebabkan sel lisis, sehingga amilum keluar dan dapat diamati di bawah mikroskop. Amilum terdiri atas bagian lamella (garis pertumbuhan) yang pertumbuhannya berakhir pada suatu titik pertumbuhan yang disebut dengan hillum/hillus. Berdasarkan letak hillusnya, maka amilum dibedakan atas amilum konsentris (hillus di tengah) dan amilum eksentris (hillus di tepi). Dalam amilum terdapat lamela-lamela yang mengelilingi hilus. Adanya lamelalamela ini disebabkan karena waktu pembentukan amilum, tiap lapisan berbeda kadar airnya sehingga indeks pembiasannya berbeda. Lamela-lamela ini akan hilang apabila dibubuhi alkohol keras, sebab air akan diserap oleh alkohol sehingga indeks pembiasannya menjadi sama. Komponen yang hidup yang dapat dilihat dari pengamatan:o

Inti sel

o

Leukoplas (Amiloplas) Komponen-komponen tersebut dikatakan bagian yang hidup karena inti sel dan leukoplas terdapat dalam sitoplasma, dan menjalani fungsi dari bagian- bagian hidup. Seperti inti sel berfungsi untuk mengontrol seluruh aktivitas sesl dan pewarisan faktor keturunan. Namun komponen protooplasmik lainnya sepeti reticulum endoplasma, mitokondria,

rivosom, tidak dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop majemuk (cahaya). Komponen yang tidak hidup yang dapat dilihat dari pengamatan:o

Butir amilum

Amilum merupakan salah satu bagian dari sel yang bersifat non protoplasmik yang ada di dalam plastida Komponen-komponen tersebut dikatakan bagian yang mati karena pada butir amilum merupakan produksi makanan hasil metabolisme tumbuhan. Dimana pada komponen non protoplasmic ciri- cirinya hasilnya berupa produksi makanan (nitrogen, lemak, dan minyak), sekresi (pigmen dan enzim), dan zat sisa. Pada anatomi buah kentang terdapat vakuola, plastida, dan amiloplas. Vakuola berisi antara lain garam-garam organik, glikosida, alkaloid , enzim, butir-butir pati. Dalam buah kentang, amilum terdapat pada amiloplas (tempat menyimpan amilum). Amiloplas merupakan bagian dari jenis Plastida yang disebut lekoplas. Lekoplas merupakan plastida berwarna putih berfungsi sebagai penyimpan makanan. Butir pati terdiri atas lapisan-lapisan yang mengelilingi suatu titik yang disebut hilum. Hilum pada kentang terletak di pinggir (eksentrik).

http://artofgreen.wordpress.com/2010/03/15/anatomi-tumbuhan/

KESIMPULAN Dari hasil praktikum topic 2 beserta pembahasannya didapatkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Sel hidup adalah sel yang masih menunjukkan aktivitas kehidupan yang ditunjukkan dengan adanya bagian-bagian protoplas dalam sel atau dengan adanya hasil metabolisme yang berupa bahan ergastik. Sedangkan sel mati hanya berpa ruang kosong yang dibatasi oleh dinding sel,contoh Sel hidup antara lain pada tangkai tanaman jarak, umbi bawang merah, daun hydrilla,daun Mirabilis jalapa dan

kentang sedangkan sel mati terdapat pada serat kapuk, kapas, dan empulur ubi kayu. 2. Pengamatan pada Mirabilis jalapa didapatkan Kristal kalsium oksalat yang berbentuk rafida yang berfungsi sebagai perlindungan sehingga dapat menyebabkan reaksi alergi bagi hewan yang memakannya, sehingga hewan tersebut tidak akan bernafsu menyentuhnya untuk yang kedua kali. 3. Pengamatan pada Solanum tuberosum terlihat butiran-butiran amilum yang berfungsi sebagai cadangan makanan.