44
EKO WIJAYA (H1C106077) S-1 TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sump atau lubang galian bekas tambang merupakan sisa atau hasil dari pekerjaan penambangan yang banyak sekali kita temukan di bekas-bekas tambang, baik itu di Indonesia maupun Luar Negeri. Dampak dari sump ini sangat besar pengaruhnya terhadap lingkungan sekitarnya. Oleh karena itulah dalam Mata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida ini dipelajari tentang bagaimana cara melakukan pembuangan terhadap air sump yang berdampak negatif terhadap lingkungan tersebut. Penambangan adalah suatu kegiatan mengambil bahan galian yang terdapat didalam kerak bumi yang bersifat ekonomis sehingga bahan galian tersebut dapat dimanfaatkan dan digunakan untuk kepentingan manusia melalui suatu tahapan proses yang menjadikan bahan galian tersebut menjadi bahan yang siap pakai bagi kepentingan umat manusia. Dalam melakukan kegiatan penambangan sangat membutuhkan modal yang sangat banyak. Tahapan yang pertama dalam mengambil bahan galian yaitu tahapan eksplorasi, dimana tahapan ini bertujuan untuk mengetahui bahwa disuatu daerah tersebut terdapat cebakan bahan galian. Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 1

Laporan Fluida Martapura Wi2

  • Upload
    -wijaya

  • View
    509

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Fluida Martapura Wi2

EKO WIJAYA (H1C106077)S-1 TEKNIK PERTAMBANGAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sump atau lubang galian bekas tambang merupakan sisa atau hasil dari

pekerjaan penambangan yang banyak sekali kita temukan di bekas-bekas

tambang, baik itu di Indonesia maupun Luar Negeri. Dampak dari sump ini

sangat besar pengaruhnya terhadap lingkungan sekitarnya. Oleh karena itulah

dalam Mata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida ini dipelajari

tentang bagaimana cara melakukan pembuangan terhadap air sump yang

berdampak negatif terhadap lingkungan tersebut.

Penambangan adalah suatu kegiatan mengambil bahan galian yang

terdapat didalam kerak bumi yang bersifat ekonomis sehingga bahan galian

tersebut dapat dimanfaatkan dan digunakan untuk kepentingan manusia

melalui suatu tahapan proses yang menjadikan bahan galian tersebut menjadi

bahan yang siap pakai bagi kepentingan umat manusia. Dalam melakukan

kegiatan penambangan sangat membutuhkan modal yang sangat banyak.

Tahapan yang pertama dalam mengambil bahan galian yaitu tahapan

eksplorasi, dimana tahapan ini bertujuan untuk mengetahui bahwa disuatu

daerah tersebut terdapat cebakan bahan galian. Tahapan eksplorasi ini

mencakup eksplorasi umum dan eksplorasi khusus yang secara detail mencari

informasi tentang cebakan bahan galian yang terdapat dalam suatu daerah

sehingga kita dapat melakukan tahapan berikutnya yaitu studi kelayakan (FS).

Studi kelayakan merupakan tahapan berikutnya untuk mengkaji dan

memproses data yang diperoleh dalam tahapan eksplorasi Apakah daerah

tersebut mempunyai potensi cebakan bahan galian yang sangat besar dan

Apabila daerah tersebut ditambang akan mendapatkan untung yang besar ?.

Tahapan berikutnya yaitu tahapan eksploitasi yaitu tahapan untuk mengambil

bahan galian didalam kerak bumi. Kegiatan pertambangan tersebut

mempunyai dampak negatif yang sangat besar karena merusak lingkungan

disekitar areal penambangan. Lingkungan bekas areal penambangan tersebut

Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 1

Page 2: Laporan Fluida Martapura Wi2

EKO WIJAYA (H1C106077)S-1 TEKNIK PERTAMBANGAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

rusak berat karena kegiatan tersebut dan dapat menyebabkan tergenangnya air

asam tambang akibat lubang bekas bahan galian tambang tersebut tidak

ditutup. Air asam tambang merupakan dampak negatif yang paling nyata

dalam kegiatan penambangan (sump). Air asam tambang tersebut harus

dibuang, dengan cara membuat instalasi pipa pembuangan yang tepat

sehingga air asam tersebut dapat dibuang dengan benar. Kita juga harus

mengetahui aspek-aspek apa saja yang diperlukan dalam membuat rancangan

instalasi pipa pembuangan air asam tambang tersebut, yaitu :

a. Aspek topografi

o peta

o kontur tanah

o luas tanah

o elevasi

b. Aspek hidrologi

o data curah hujan

o Debit

c. Aspek hidrolika

o Saluran (antara lain : pipa, panjang pipa, diameter pipa, dan lain-lain)

o Saluran terbuka

d. Aspek perancangan

o gambar

o Rancangan anggaran biaya / cost

o tender

e. Aspek pemasangan

f. Aspek perawatan

Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 2

Page 3: Laporan Fluida Martapura Wi2

EKO WIJAYA (H1C106077)S-1 TEKNIK PERTAMBANGAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dari laporan yang dibuat ini adalah agar pembaca mengetahui

dan memahami teknik pemasangan pipa pada daerah tambang dengan baik

dan benar serta dapat mempraktekkannya dilapangan

Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas besar

mata kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida tentang pembuatan

rancangan instalasi pipa pembuangan air asam tambang, dari lubang bekas

bahan galian (sump) akibat dari kegiatan penambangan yang tidak ditutup

secara baik dan benar sehingga air asam tambang tersebut dapat dibuang dari

lokasi penambangan.

1.3. Keadaan umum daerah

1.3.1 Keadaan Geografis

Kabupaten Banjar memiliki wilayah administratif seluas 4.668,50 km2,

yang merupakan salah satu wilayah Propinsi Kalimantan Selatan yang

terletak di antara koordinat 2o 49’ 55” sampai dengan 3o 43’ 38” LS dan

144o 30’ 20” sampai dengan 115o 35’ 37” BT. Secara administratif letak

Kabupaten Banjar berbatasan dengan :

a. Sebelah Utara dengan Kabupaten Tapin

b. Sebelah Timur dengan Kabupaten Kotabaru

c. Sebelah Selatan dengan Kabupaten Tanah Laut dan Kota Banjarbaru

d. Sebelah Barat dengan Kabupaten Barito Kuala, dan Kotamadya

Banjarmasin

Ibukota Kabupaten Banjar adalah Martapura yang juga merupakan

pusat Pemerintahan Kabupaten Banjar. Wilayah Kabupaten Banjar

merupakan daerah dengan topografi dataran rendah dan sebagian lagi

adalah rawa, daerah berelief sedang dan berelief pegunungan.

Dalam pembuatan laporan penelitian tentang rancangan pembuatan

pipa pembuangan air asam tambang ini memakai lokasi penambangan

batubara di wilayah Kecamatan Mataraman terdapat di Desa Lima yang

Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 3

Page 4: Laporan Fluida Martapura Wi2

EKO WIJAYA (H1C106077)S-1 TEKNIK PERTAMBANGAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

berjarak sekitar 7 Km dari Ibukota Kecamatan Mataraman. Lokasi

penambangan tersebut adalah milik C.V. Dasar Karya yang mempunyai

koordinat 115o 17’ 5,1” BT dan 03o 10’ 5,7” LS. Aktivitas penambangan

di lokasi ini sudah berlangsung sekitar 4 tahun dan setelah didapatkan

hasil tambangnya yakni batubara, maka akan dikirim ke P.T Adaro, sebab

C.V. Dasar Karya merupakan anak cabang perusahaan P.T Adaro yang

bergerak dibidang pertambangan batubara.

1.3.2 Penduduk

Wilayah kabupaten banjar memiliki 12 kecamatan yang terbagi dalam

283 desa/kelurahan. Berdasarkan data yang diperoleh dari Kantor Statistik

Kabupaten Banjar (Kabupaten Banjar Dalam Angka 1998) jumlah

penduduk Kabupaten Banjar sebanyak 395.251 jiwa. Secara rinci keadaan

penduduk Kabupaten Banjar setiap kecamatan dapat dilihat pada tabel 1

berikut, yaitu :

Tabel 1

Keadaan Desa dan Penduduk Kabupaten Banjar

Tahun 2002

No Kecamatan Luas (Km2) Jumlah Desa Jumlah

Penduduk

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

Aluh-aluh

Kertak Hanyar

Gambut

Sungai Tabuk

Martapura

Astambul

Mataraman

Simpang Empat

Karang Intan

Aranio

Pengaron

Sungai Pinang

143,90

81.30

129,30

147,30

221,40

216,50

148,40

611,30

215,35

1.166,35

567,90

1.019,50

31

26

13

20

58

22

15

27

26

12

19

14

52.172

48.505

27.975

69.342

99.987

45.009

22.002

35.343

26.114

8.121

26.008

20.008

Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 4

Page 5: Laporan Fluida Martapura Wi2

EKO WIJAYA (H1C106077)S-1 TEKNIK PERTAMBANGAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Jumlah 4.668,50 283 480.586

A. Perekonomian

Sebagian besar mata pencaharian penduduk Kabupaten Banjar

dalah bertani, sedangkan lainnya sebagai pegawai, pedagang dan

buruh.

Luas lahan yang diusahakan oleh penduduk menurut

penggunaannya sampai dengan tahun 1998 secara rinci dapat dilihat

pada tabel 2 sebagai berikut, yaitu :

Tabel 2

Luas Lahan Sawah Menurut jenis penggunaannya (ha) Tahun 2002

No Jenis Penggunaan

Lahan

Dalam 1 th dapat

ditanami padi

Sementara

tidak

diusahakan

Jumlah

> 2 kali 1 kali

1. Irigasi teknis 852 3.851 2.010 6.713

2. Irigasi setengah

teknis

0 45 30 75

3. Irigasi sederhana

PU

77 419 0 496

4. Irigasi non PU 935 5.492 0 6.427

5. Tadah hujan 3.062 13.801 1.900 18.763

6. Pasang surut 2.812 28.668 0 31.480

7. Lebak 0 9.277 0 9.277

8. Polder dll 0 1.500 4.781 6.281

Jumlah 7.738 63.053 8.721 79.512

B. Batasan Daerah

Inventarisasi Pertambangan Tanpa Ijin (PETI) batubara di

Wilayah Kabupaten Banjar dilaksanakan pada 4 wilayah kecamatan.

Kota Martapura sebagai pusat Pemerintah Kabupaten Banjar berjarak

40 Km dari Ibukota Propinsi Kalimantan Selatan yaitu Banjarmasin.

Dari Banjarmasin ke Martapura dapat ditempuh sekitar 1 jam

Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 5

Page 6: Laporan Fluida Martapura Wi2

EKO WIJAYA (H1C106077)S-1 TEKNIK PERTAMBANGAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

perjalanan (jarak relatif menggunakan perhitungan waktu, sedangkan

jarak realitisnya yaitu + 42 Km) dengan menggunakan kendaraan roda

empat. Selanjutnya dari Martapura ke masing-masing wilayah

kecamatan dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda

empat atau roda dua. Jarak dari Martapura ke empat wilayah

kecamatan yang di invertarisir adalah sebagai berikut :

a. Martapura – Simpang Empat berjarak sekitar 30 Km

b. Martapura –Sungai Pinang berjarak sekitar 70 Km

c. Martapura – Pengaron berjarak sekitar 50 Km

d. Martapura – astambul berjarak sekitar 10 Km

Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 6

Page 7: Laporan Fluida Martapura Wi2

EKO WIJAYA (H1C106077)S-1 TEKNIK PERTAMBANGAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BAB II

ASPEK DALAM PERANCANGAN ISTALASI

2.1. Aspek Topografi

2.1.1. Luas Tanah Area Tambang

Lokasi penambangan batubara di Wilayah Kecamatan

Pengaron terdapat di Desa Lima yang berjarak sekitar 7 Km dari

Ibukota Kecamatan Mataraman. Lokasi penambangan tersebut milik

C.V. Dasar Karya yang mempunyai luas 198 hektar. Aktivitas

penambangan di lokasi ini sudah berlangsung sekitar 4 tahun dan

batubaranya di kirim ke P.T Adaro. Jarak dari tempat penampungan air

asam tambang sekitar 550 m sebelum dibuang dan dialirkan kedalam

sungai. Air asam tambang terlebih dahulu diendapkan didalam kolam

penampungan karena apabila air asam tambang tersebut langsung

dibuang saja ke sungai akan menimbulkan dampak buruk dan akan

mencemari air sungai tersebut. Lokasi kolam penampungan tidak jauh

dari aliran sungai. Jadi setelah di endapkan dikolam pengendapan air

tersebut langsung dialirkan ke aliran sungai tersebut.

Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 7

Peta Area Tambang Batubara C.V. Dasar Karya

Page 8: Laporan Fluida Martapura Wi2

EKO WIJAYA (H1C106077)S-1 TEKNIK PERTAMBANGAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2.1.2. Kontur Tanah

Kemiringan Tanah dibagi dengan 4 kelas klasifikasi,

menunjukkan bahwa sebesar 43,05 % wilayah Martapura mempunyai

kemiringan tanah 0-2%. Rincian luas menurut kemiringan adalah

sebagai berikut :

0 – 2 % 1.615.630 Ha 43,05 %

> 2 - !5 % 1.192.545 Ha 31,87%

> 15 – 50% 713.682 Ha 19,02%

> 40 % 231.195 Ha 6,16%

Tanah di wilayah Propinsi Kalimantan Selatan termasuk

Martapura sebagian besar berupa hutan dengan rincian hutan Lebat

(780.319 Ha), hutan belukar ( (377.774 ha), dan hutan rawa ( 90.060

Ha), hutan sejenis (352.840 Ha) tanah berupa semak / alang-alang

seluas 870.314 ha , berupa rumput (50.119), sedangkan penggunaan

untuk sawah 413.107 ha, perkebunan 437.037 ha.

Formasi Geologi

Formasi Geologi

Luas(Ha)

Luas (%)

Formasi Geologi

Luas (Ha)

Luas (%)

Formasi Geologi

Luas (Ha)

Luas (%)

Alluvium Tua (Qal)

153.800 4,098Formasi Manunggal (Km)

1691.00

4,506 Batuan Tak Berinci (Ksv)

5.189 0,138

Alluvium Muda (Qha)

1.033.133

27,58Anggota Pau Formasi Manunggal (Kmp)

65.020 1,732 Diorit (Mdi)

16.240 0,433

Formasi Dohor (Qtd)

157.400 4,194Formasi Keramaian (Kak)

5.750 0,153 Gabro (Mgb)

10.980 0,293

Formasi Warukin (Tmw)

216.700 5,774Formasi Pitab (Kp)

387.800

10,333

Diabas ( Mdb)

84 0,002

Formasi Pulau

25.300 0,674Anggota Haruyan

130.700

3,483 Basal (Mba)

1.672 0,045

Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 8

Page 9: Laporan Fluida Martapura Wi2

EKO WIJAYA (H1C106077)S-1 TEKNIK PERTAMBANGAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

balang (Tmp)

Formasi Pitab (Kph)

Formasi Berai (Tomb)

406.400 10,829

Anggota Batunggal Formasi Pitab (Kbp)

19.020 0,507 Batuian Ultramafik (Mu)

217.600 5,798

Formasi Pemaluan (Tomp)

196.600 5,238Basal Kasale (Tkb)

1.500 0,040 Rijang Radiolaria

6.876 0,183

Formasi Binuang (Tob)

17.080 0.445Andesit (An)

209 0,006 Batuan Malihan (Mm)

56.220 1,498

Formasi Tanjung (Tet)

366.700 9,771Granodiorit (Kgd)

15.350 0,409

Anggota Berai Formasi Tanjung ( Tetb)

2.447 0,065Granit (Mgr)

68.150 1,816

2.1.3. Elevasi Permukaan Tanah

Di daerah sekitar lokasi penambangan di desa Lima merupakan

daerah dengan relief permukaan yang didominasi oleh pegunungan,

hutan, perkebunan dengan kemiringan yang tidak begitu curam. Hal

ini tidak berbeda jauh dengan daerah lingkar tambang. Daerah sekitar

tambang juga merupakan daerah pegunungan dengan elevasi sekitar

45o – 55o sedangkan untuk bukaan tambang sendiri elevasinya sekitar

69o.

Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 9

Page 10: Laporan Fluida Martapura Wi2

EKO WIJAYA (H1C106077)S-1 TEKNIK PERTAMBANGAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2.2. Aspek Hidrologi

2.2.1. Data Curah Hujan

Curah hujan adalah Besaran yang menyatakan tebalnya air

hujan (volume air hujan) yang jatuh ke tanah dalam waktu tertentu

dimana tidak terserap oleh tanah ataupun menguap kembali ke

atmosfer.

Curah hujan 1 (satu) millimeter, artinya dalam luasan satu

meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi satu

milimeter atau tertampung air sebanyak satu liter.

Tebalnya hujan pada setiap tempat dapat diketahui dengan

pengukuran curah hujan. Alat pengukur hujan disebut alat penakar

hujan. Diseluruh indonesia pada saat ini terdapat lebih kurang 4000

unit alat penakar hujan. Alat pengukur curah hujan biasa berfungsi

untuk mengukur jumlah hujan yang jatuh selama 24 jam pada suatu

gelas ukur. Sedangkan alat pancatat hujan otomatis mencatat jumlah

curah hujan pada kertas pencatat yang setiap hari atau minggunya

diganti dengan baru.

Tabel 3

Curah Hujan dan Hari Hujan

Wilayah Kabupaten Banjar,Tahun 2004

No Bulan

Jumlah

Curah hujan

(mm)

Jumlah

Hari hujan

(Hari)

1 Januari 362,6 28,0

2 Februari 345,9 26,0

3 Maret 294,8 26,0

4 April 219,3 20,0

5 Mei 72,5 15,0

6 Juni 188,2 30,0

7 Juli 24,7 11,0

Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 10

Page 11: Laporan Fluida Martapura Wi2

EKO WIJAYA (H1C106077)S-1 TEKNIK PERTAMBANGAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

8 Agustus 4,6 6,0

9 September 2,9 2,0

10 Oktober 16,5 1,0

11 November 155,6 18,0

12 Desember 595 20

Rata-rata/average 174,7 17,0

Sumber : Stasiun Klimatologi Banjarbaru

Tabel 4

Tekanan Udara dan Temperatur

Wilayah Kabupaten Banjar, Tahun 2000

No Bulan

Tekanan Udara

Maksimum

(mb)

Tekanan Udara

Minimum

(mb)

Tekanan udara

rata-rata

(mb)

1 Januari 1.015,3 1.010,7 1.012,1

2 Februari 1.016,8 1.011,2 1.012,9

3 Maret 1.014,5 1.010,6 1.011,8

4 April 1.014,7 1.011,0 1.011,4

5 Mei 1.014,7 1.008,4 1.010,7

6 Juni 1.013,5 1.009,6 1.010,8

7 Juli 1.014,8 1.010,2 1.010,9

8 Agustus 1.014,5 1.010,0 1.011,3

9 September 1.015,9 1.010,8 1.011,4

10 Oktober 1.014,2 1.010,6 1.011,2

11 November 1.014,7 1.009,8 1.010,4

12 Desember 1.013,5 1.010,4 1.010,8

RATA-RATA 1.014,8 1.010,3 1.011,3

Sumber : Stasiun Klimatologi Banjarbaru

Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 11

Page 12: Laporan Fluida Martapura Wi2

EKO WIJAYA (H1C106077)S-1 TEKNIK PERTAMBANGAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2.2.2. Debit

Debit adalah laju aliran sungai (dalam bentuk volume air)

yang melewati suatu penampang melintang sungai per satuan waktu.

Dalam sistem satuan SI besarnya debit dinyatakan dalam satuan meter

kubik perdetik (m3/s).

Tabel 5

HARGA KOEFISIEN LIMPASAN

Kemiringan Tutupan Koefisien limpasan

< 3 %

Sawah, Rawa

Hutan, Perkebunan

Perumahan dengan kebun

0,2

0,3

0,4

3 – 15 %

Hutan, Perkebunan

Perumahan

Tumbuhan yang jarang

Tanpa tumbuhan

0,4

0,5

0,6

0,7

> 15 %

Hutan

Perumahan, Kebun

Tumbuhan yang jarang

Tanpa tumbuhan, Daerah

tambang

0,6

0,7

0,8

0,9

Kemiringan lereng pada lokasi penambangan di Desa

Rantau Bakula, Kecamatan Sungai Pinang adalah 3 – 15 %

( Topografinya terdiri atas hutan dan perkebunan sehingga

koefisien kemiringan untuk daerah ini adalah 0,4 ). Jumlah curah

hujan dalam setahun (data tahun 2007) yaitu 2.564,4 mm dengan

jumlah hari hujan 122 hari.

Kecamatan Mataraman mempunyai kelembaban udara

rata-rata 51% - 86,6% dan temperatur rata-rata 30 oC.

Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 12

Page 13: Laporan Fluida Martapura Wi2

EKO WIJAYA (H1C106077)S-1 TEKNIK PERTAMBANGAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Intensitas curah hujan (I) di daerah ini dapat dihitung

dengan menggunakan rumus :

Curah hujan per jam (I) = Curah hujan per hari

Jumlah hari x 24 jam

Curah hujan di Kecamatan Mataraman adalah :

I = = 1,23958 mm/jam

Rumus Menghitung Debit Air Limpasan, yaitu :

Q = 0,278 x C x I x A

Keterangan :

C : Koefisin Limpasan

I : Intensitas Hujan (mm/Jam)

A : Luas daerah (Km2)

Dengan menggunakan rumus diatas dapat dicari besarnya debit

pada lokasi penambangan C.V. Dasar Karya di desa Lima, Kecamatan

Mataraman :

Diketahui : C = 0,4

I = 1,23958 mm/jam

A = + 2 Hektar = + 20.000 m2 = + 0,02km2

Ditannya : Q = ..........?

Penyelesaian :

Q = 0,278 C I A

= 0,278 x 0,4 x 1,23958 x 10-3 x 20.000

= 2,75682592 m3/jam

Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 13

595

20 x 24

Page 14: Laporan Fluida Martapura Wi2

EKO WIJAYA (H1C106077)S-1 TEKNIK PERTAMBANGAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Jadi besarnya debit air limpasan pada lokasi penambangan tersebut

adalah sebesar 2,75682592 m3/jam.

2.2.3. Saluran Air Yang Ada

Aliran air dalam suatu saluran dapat berupa :

o Aliran saluran terbuka (Open Channel Flow).

o Aliran Saluran tertutup (Close Channel Flow)

Keduanya sama dalam beberapa hal, tetapi hanya berbeda

dalam satu hal yang penting, yaitu :

o Aliran pada saluran terbuka harus memiliki permukaan bebas yang

dipengaruhi oleh tekanan udara bebas (P atmosphere), sedangkan

aliran pada pipa tidak dipengaruhi oleh tekanan udara secara

langsung kecuali oleh tekanan hidrolik (y).

Perhitungan pada saluran terbuka lebih rumit dari pada

perhitungan pipa karena :

o Bentuk penampang yang tidak teratur (terutama sungai).

o Sulit menentukan kekasaran (sungai berbatu sedangkan pipa

tembaga licin).

o Kesulitan pengumpulan data di lapangan.

Perbandingan rumus energi untuk kedua tipe aliran tersebut

adalah :

Aliran pada saluran tertutup

h1 + = h2 +hf

Aliran pada saluran terbuka

h1 + = h2 + + hf

Pada perancangan instalasi pembuangan air asam tambang

(sump) ini kita menggunakan instalasi dengan saluran tertutup

mengingat karena debit air pada lubang galian ini kecil sehingga jenis

saluran tertutup sangat cocok pada lubang galian ini. Jadi dalam

rancangan instalasi pembuangan air asam tambang ini kita cukup

Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 14

Page 15: Laporan Fluida Martapura Wi2

EKO WIJAYA (H1C106077)S-1 TEKNIK PERTAMBANGAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

memakai pipa sebagai saluran pembuangannya dan juga biaya yang

kita keluarkan lebih kecil apabila kita menggunakan jenis saluran

tertutup

2.3. Aspek Perancangan

2.3.1. Gambar sumur / kolam

Gambar 2.1. salah satu Sump di C.V. Dasar Karya, Mataraman

Gambar 2.2. kolam pengendapan air asam tambang (sump)

2.3.2. Cost/RAB/Biaya rancangan

Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 15

Page 16: Laporan Fluida Martapura Wi2

EKO WIJAYA (H1C106077)S-1 TEKNIK PERTAMBANGAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Di dalam perencanaan masalah biaya, kita harus benar-benar

teliti, sehingga cost yang digunakan dalam pengolahan instalasi ini

tidak terlalu besar sehingga berpengaruh pada profit tambang yang kita

peroleh. Tentu saja hal ini bukan menjadi patokan utama, kualitas

material yang digunakan dalam pembangunan instalasi ini tetap juga

harus kita pertimbangkan. Apabila harga material tersebut murah,

tetapi kualitasnya jelek, hal ini malah memerlukan biaya yang mahal

(perawatan). Penghematan biaya penggolahan dan pekerjaan tanah

dicapai terurama dengan menyeimbangkan galian dan urugan. Akan

tetapi, mungkin akan lebih menguntungkan untuk mengambil tanah

urug atau membuang tanah galian bila jarak angkutnya jauh. Pada

lereng-lereng bukit, saluran harus digali cukup dalam untuk

mendapatkan keseimbangan antara galian dan timbunan. Bila air

bernilai tinggi dan tanah di mana saluran dibangun cukup lulus air,

maka mungkin akan ekonomis untuk melapisi saluran guna

mengurangi rembesannya. Lain rembesaran dari saluran tak

berlapis terutama dipengaruhi oleh sifat tanah dan kedudukan

permukaar air tanah.

Untuk menghitung cost, terlebih dahulu kita menentukan jenis

pipa dan pompa yang akan kita gunakan. Untuk pipa,

kita menggunakan pipa dengan diameter 3,5 inch, hal ini

dikarenakan debit limpasan lubang galian ini juga kecil. Untuk pompa,

kita terlebih dahulu harus menghitung berapa kapasitas pompa yang

digunakan.

Diketahui : Q = 0,000765785 m3/sD = 3,5 inchi = 8,89 cm

Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 16

fbelokan = 0,3fkatup = 0,08viskositas = 802 x 10-9 m3/s(300 suhu dilapangan)

= 0

= 0

Page 17: Laporan Fluida Martapura Wi2

EKO WIJAYA (H1C106077)S-1 TEKNIK PERTAMBANGAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

∑Lisap = 12 m∑Ltekan = 32 mZisap = 4 mZtekan = 4 m

A = = л D2

= x 3,14 x (0,08892)

= 0,006204 m2

V =

=

= 0,1234 m/s

Re =

=

= 13.678,628

f =

=

= 0,029

Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 17

0,0062

0,000765785

Q

A

802 x 10-9

0,1234 x 0,0889

v x D

Viskositas

0,316

Re0,25

Karena lebih dari 4.000, berarti Aliran Fluida Turb u len

0,316

13.678,6280,25

Page 18: Laporan Fluida Martapura Wi2

EKO WIJAYA (H1C106077)S-1 TEKNIK PERTAMBANGAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Mayor Losses

Perhitungan hf untuk sisi isap :

hf =

=

= 1,1695 m

Perhitungan hf untuk sisi tekan (buang) :

hf =

=

= 3,1187 m

Minor Losses

Perhitungan hl untuk Saringan :

hl =

=

= 0,0022 m

Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 18

2 x g

V2

fL

D

2 x 9,81

(0,1234)2

0,02912

0,0889

2 x g

V2

fL

D

2 x 9,81

(0,1234)2

0,02932

0,0889

f2 x g

V2

0,0292 x 9,81

(0,1234)2

Saringan hanya ada satu, yaitu pada sisi isap

Page 19: Laporan Fluida Martapura Wi2

EKO WIJAYA (H1C106077)S-1 TEKNIK PERTAMBANGAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Perhitungan hl untuk Katup :

hl =

=

= 0.006 m

∑hl = 0.006 x 2 = 0,0012 m

Perhitungan hl untuk Belokan :

hl =

=

= 0,0224 m

∑hl = 0,0224 x 3 = 0,0672 m

∑hl sisi isap = Primer losses + ∑ sekunder losses

= 1,1695 + ∑ (0,0022 + 0,006 + 0,0224)

= 1,2001 m

∑hl sisi buang = Primer losses + ∑ sekunder losses

= 3,1187 + ∑ (0,006 + ( 2 x 0,0224))

= 3,1695 m

∑hl Total = ∑hl sisi isap + ∑hl sisi buang

= 1,2001 + 3,1695

= 4,3696 m

Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 19

Katup ada dua, yaitu pada sisi isap dan sisi buang.

f2 x g

V2

f2 x g

V2

0,3

2 x 9,81

(0,1234)2

0,08

2 x 9,81

(0,1234)2

Elbow ada tiga, yaitu 2 pada sisi isap dan 1 pada sisi buang.

Page 20: Laporan Fluida Martapura Wi2

EKO WIJAYA (H1C106077)S-1 TEKNIK PERTAMBANGAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

H Total Pompa =

=

= 4,3696 m

Jadi pemilihan dan pemasangan pompa pada lokasi

penampungan harus diatas 4,3696 m

Setelah diketahui jenis pompa yang digunakan, kita dapat

menghitung berapa cost yang akan kita anggarkan untuk

pengerjaan instalasi ini .

Penggunaan pipa PVC sebanyak 44 meter

Penggunaan sambungan elbow sebanyak 3 buah

Penggunaan pompa sebanyak 1 buah

Penggunaan sambungan datar Sebanyak 10 buah

Penggunaan Katup Sebanyak 2 buah

Penggunaan Lem Pipa Sebanyak 10 Buah

Penggunaan saringan sebanyak 1 buah

Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 20

Page 21: Laporan Fluida Martapura Wi2

EKO WIJAYA (H1C106077)S-1 TEKNIK PERTAMBANGAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Tabel 6

Anggaran biaya instalasi pipa pembuangan

No Bahan Jumlah Harga/satuan Pengeluaran

1 Pipa PVC 44 meter

(11 Batang)

Rp. 65.000,00/ 4

meterRp. 715.000,00

2 Sambungan

Elbow3 buah Rp. 4.000,00 Rp. 12.000,00

3 Sambungan

Datar10 buah Rp. 3.000,00 Rp. 30.000,00

4 Katup 2 buah Rp. 126.000,00 Rp. 252.000,00

5 Saringan 1 Buah Rp. 25.000,00 Rp. 25.000,00

6 Pompa 1 Buah Rp. 4.500.000,00 Rp. 4.500.000,00

7 Lem Pipa 10 Biji Rp. 10.000,00 Rp. 100.000,00

8 Lain-lain

(operasional)- Rp. 1.500.000,00 Rp. 1.500.000,00

9 Pekerja Instalasi 4 orang (5

hari)

Rp. 60.000 /

orang / hariRp. 1.200.000,00

Total Pengeluaran Rp. 8.334.000,00

Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 21

Page 22: Laporan Fluida Martapura Wi2

EKO WIJAYA (H1C106077)S-1 TEKNIK PERTAMBANGAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BAB III

INSTALASI DAN PERAWATAN

3.1. Gambar Instalasi/Pemasangan Pompa dan Pipa Pada Lokasi Tambang

aspek rancangan pompa sump

keterangan :pipasaringanbelokanpompa

sambungan

katup

:

:::

:

Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 22

Page 23: Laporan Fluida Martapura Wi2

EKO WIJAYA (H1C106077)S-1 TEKNIK PERTAMBANGAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

3.2. Permasangan Pompa dan Pipa Pada Lokasi Tambang

3.2.1 Pemasangan Pompa

3.2.3 Pemasangan Jaringan Pipa

3.2.3 Perawatan Instalasi

A. Perawatan Berkala

Pompa yang digunakan untuk mengeluarkan atau menghisap air

asam tambang atau Sump harus diperiksa kondisinya pompanya, apakah

masih dalam kondisi yang bagus? serta harus dilakukan perawatan secara

Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 23

Page 24: Laporan Fluida Martapura Wi2

EKO WIJAYA (H1C106077)S-1 TEKNIK PERTAMBANGAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

berkala, meluputi pembersihan tadah isap dan pipa isap, pemeriksaan

kondisi operasi, serta kinerja pompanya.

Pemakaian pompa secara terus-menerus perlu diimbangi dengan

maintence yang berkala, agar kinerja pompa dan pipa dapat maksimal.

Pengecekan terhadap hamparan pipa perlu dilakukan, sehingga kita dapat

mengetahui apakah terdapat kebocoran atau hal-hal lain yang menyebabkan

terhambatnya kinerja pompa.

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan agar kinerja pompa dapat

maksimal antara lain :

Operasikan pompa mendekati titik efisiensi terbaiknya (BEP)

Pastikan NPSH yang cukup pada lokasi pemasangan

Modifikasi sistim pompa dan kehilangan pompa untuk meminimalkan

penyumbatan.

Pastikan ketersediaan instrumen dasar pada pompa seperti pengukur

tekanan, pengukur aliran

Sesuaikan terhadap variasi beban dengan menggunakan penggerak

kecepatan yang bervariasi atau pengendali berurutan dari unit yang

banyak.

Hindari pengoperasian lebih dari satu pompa untuk penggunaan yang

sama

Gunakan pompa pendorong/booster untuk beban kecil yang memerlukan

tekanan yang lebih tinggi

Untuk memperbaiki kinerja alat penukar panas, kurangi perbedaan suhu

antara saluran masuk dan keluar daripada meningkatkan debit aliran

Perbaiki sil dan paking untuk meminimalkan kehilangan air oleh tetesan

Seimbangkan sistim untuk meminimalkan aliran dan menurunkan

permintaan daya pompa

Hindari head pemompaan dengan penggunaan pengembalian jatuh bebas

(gravitasi), dan gunakan efek sifon

Lakukan keseimbangan air untuk meminimalkan pemakaian air, dengan

demikian mengoptimumkan pengoperasian pompa

Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 24

Page 25: Laporan Fluida Martapura Wi2

EKO WIJAYA (H1C106077)S-1 TEKNIK PERTAMBANGAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Hindari pensirkulasian ulang air pendingin dalam Genset Diesel,

kompresor udara, sistim pendinginan, pompa air umpan menara

pendingin, pompa kondensor dan pompa proses

Pada operasi banyak pompa, padukan secara hati-hati operasi pompa untuk

menghindarkan penyumbatan saluran

Ganti pompa yang sudah tua dengan pompa yang efisien energinya

Perbaiki efisiensi pompa yang ukurannya berlebih, pasang penggerak

kecepatan yang bervariasi, turunkan ukuran/ganti impeler, atau ganti

dengan pompa yang lebih kecil

Optimalkan jumlah tahap dalam pompa multi-tahap jika terdapat

keuntungan pada tekanan keluar.

Kurangi tahanan sistim dengan cara pengkajian penurunan tekanan dan

optimalisasi ukuran pipa

Periksa secara teratur getarannya untuk memperkirakan kerusakan pada

bantalan, kesalahan penggabungan, ketidakseimbangan, kelonggaran

fondasi dll.

Untuk perawatan secara berkala sebaiknya dilakukan setiap 2-3

bulan sekali. Jadi pada saat perawatan berkala dilakukan pengecekan secara

menyeluruh mulai dari pipa pembuangan, kolam pengendapan sampai

dengan pompa. Sehingga kinerja instalasi pipa pembuangan tersebut dapat

bekerja dengan maksimal.

B. Perawatan Inspeksi

Untuk perawatan inpeksi pompa agar pompa tersebut dapat bekerja

secara optimal kita harus memperhatikan hal –hal atau prosedur

pemeriksaan adalah sebgai berikut :

1. Pemeriksaan tanda isap dan pipa isap

Jika pada pembangunan instalasi ada benda asing, kotoran dan sampah

yang masuk ke dalam pipa atau tadah isap, maka pompa akan mengalami

gangguan yang serius. Karena itu pompa harus diperiksa sebelum diuji

coba dan benda-benda yang dapat mengganggu dan merusak harus

disingkirkan.

Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 25

Page 26: Laporan Fluida Martapura Wi2

EKO WIJAYA (H1C106077)S-1 TEKNIK PERTAMBANGAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2. Pemeriksaan sistem listrik

Ketepatan kapasitas pemutus sirkit, harga preset rele arus lebih, dan

ukuran serta sambungan kabel harus diyakinkan. Untuk motor, terutama

motor benam, tahanan isolasinya harus diukur dan dipastikan bahwa

harganya sesuai dengan jaminan paberiknya.

3. Pemeriksaan kelurusan

Kelurusan poros pompa dan motor harus diperiksa karena

menimbulkan keausan yang cepat pada bantalan serta getaran yang besar

pada mesin. Sehingga akan menyebabkan kinerja pompa akan terhambat.

4. Pemeriksaan minyak pelumas bantalan

Gemuk dan minyak untuk bantalan harus diperiksa kebersihannya dan

jumlahnya.

5. Pemeriksaan dengan memutar poros

Poros harus dapat berputar dengan halus jika diputar dengan tangan.

6. Pemeriksaan pipa alat pembantu

Semua katup pada sistem pipa pembantu seperti pipapendingin, pip[a

perapat untuk perapat mekanis, dan pipa pengimbang, harus terbuka

penuh. Jumlah dan tekanan air pendingin dan air pelumas harus sesuai

dengan persyaratan yang ditetapkan.

7. Pemeriksaan katup

Katup yang dipasang ditengah-tengah pipa isap (pada sistem isapan

dengan dorongan) harus dipastikan dalam kondisi terbuka penuh.

8. Memancing

Pompa harus dipancing dengan mengisi penuh pompa dan pipa isap

dengan zat cair.

9. Pemanasan/pendinginan awal

Untuk pompa bertemperatus tinggi (atau pompabertemperatur rendah),

zat cair dengan temperatur tinggi (rendah) harus secara berangsur-angsur

dimasukan ke dalam pompa untuk pemanasan (atau pendinginan) awal

sebelum pompa dijalankan.

Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 26

Page 27: Laporan Fluida Martapura Wi2

EKO WIJAYA (H1C106077)S-1 TEKNIK PERTAMBANGAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

10. Pemeriksaan arah putaran

Pemeriksaan arah putaran biasanya dilakukan dengan terlebih dahulu

melepas kopling atau sabuk yang menghubungkan pompa dengan motor

penggerak. Motor di hidupkan sendiri dan diperiksa putarannya.

11. Penanganan katup keluar pada waktu seri

Katup pada pipa keluar harus dalam keadaan trbuka penuh atau tertutup

penuh, tergantung pada jenis pompa yang digunakan.

Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 27

Page 28: Laporan Fluida Martapura Wi2

EKO WIJAYA (H1C106077)S-1 TEKNIK PERTAMBANGAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah tentang perancangan

instalasi pipa pembuangan air asam tambang adalah sebagai berikut, yaitu :

1. Kita dapat mengetahui cara dalam pembuatan perencanaan instalasi pipa

mengenai pembuangan air asam tambang secara benar sehingga tidak

merusak lingkungan sekitar tambang.

2. Dalam perencanaan instalasi pipa kita harus mengetahui semua aspek

yang dapat menunjang dalam pembuatan instalasi pipa sehingga dalam

pembuangan air asam tambang dapat berjalan dengan maksimal. Aspek-

aspek tersebut meliputi :

Aspek topografi

Aspek hidrologi

Aspek hidrolika

Aspek perancangan

Instalasi/pemasangan

Aspek perawatan

3. Dalam aspek Topografi kita dapat mengetahui tentang hal-hal yang

berhubungan dengan peta lokasi, kontur tanah, luas tanah, elevasi

sehingga kita dapat memperkirakan letak atau posisi yang tepat dalam

merencanakan instalasi pembunagan air asam tambang secara benar.

4. Dalam aspek Hidrologi kita dapat mengetahui tentang hal-hal yang

berhubungan dengan data curah hujan baik primer maupun sekunder

sehingga kita dapat menentukan besarnya debit air limpasan dari data

curah hujan tertinggi selama satu tahun. Adapun rumus debit yang

dipakai dalam perhitungan yaitu :

Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 28

Page 29: Laporan Fluida Martapura Wi2

EKO WIJAYA (H1C106077)S-1 TEKNIK PERTAMBANGAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Q = 0,278 C I A

Keterangan :

C : Koefisien Limpasaan

I : Intensitas Hujan (mm/jam)

A : Luas daerah (Km2 = 100 Ha = 1 Km2)

5. Pada rancangan instalasi pipa pembuangan air asam tambang ini

menggunakan saluran tertutup karena debit air limpasan pada bekas

lubang galian kecil dan memperhitungkan biaya yang dikeluarkan untuk

membuat instalasi ini secara maksimal.

6. Dalam aspek perancangan dan instalasi (pemasangan) kita dapat

mengetahui tentang hal-hal yang berhubungan dengan perencanaan

pemasangan pipa secara benar serta perawatan pipa secara berkala

maupun secara inspeksi. Dalam perencanaan pemasangan pipa kita harus

mengetahui bahan-bahan yang akan dipakai dalam perencanaan serta

memperhatikan penempatan pompa, pondasi, urutan pemasangan, serta

pemerikasaan kelurusan. Pada pompa yang dipakai secara terus-menerus

harus dilakukan pemerikasaan dan perawatan secara berkala sehingga

kerja pompa akan maksimal

4.2. Saran

Dalam pembuatan rancangan instalsi pipa pembuagan air asam

tambang sangat membutuhkan perhitungan yang sangat tepat dan sangat

efisien sehingga rancangan tersebut dapat berguna dan dapat dimanfaatkan

secara maksimal karena apabila dalam pembuatan rancangan instalasi pipa

itu secara sembarangan akan mempunyai dampak yang sangat fatal baik dari

segi lingkungan maupun secara ekonomis. Kita harus mengetahui semua

aspek-aspek yang dibutuhkan dalam perencanaan instalasi pipa secara detail

dan terperinci sehingga dalam pembuatan instalsi pipa dapat sempurna dan

ekonomis.

Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 29

Page 30: Laporan Fluida Martapura Wi2

EKO WIJAYA (H1C106077)S-1 TEKNIK PERTAMBANGAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

aspek rancangan pompa sump

keterangan :pipasaringanbelokanpompa

sambungan

katup

:

:::

:

:

Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 30

Page 31: Laporan Fluida Martapura Wi2

EKO WIJAYA (H1C106077)S-1 TEKNIK PERTAMBANGAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida 31