Laporan Fix Skenaro D (1)

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/3/2019 Laporan Fix Skenaro D (1)

    1/29

    LAPORAN TUTORIAL

    BLOK 8

    Skenario D

    GROUP B4

    Didy Kurniawan 4101401006

    Imam Hakiki 4101401007

    Rizka Apresia 4101401009

    Sarah Veranicha Silaen 4101401012

    Ahmad Ridho Fatchur Rahman 4101401048

    M. Alvin Astian A 4101401016

    Endy Prima Syaputra 4101401052

    Pebriani 4101401047

    Yusep Herfiansyah 4101401054

    Nuralisa Safitri 4101401108

    Dyaz Desimorianiaga 4101401130

    Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

    2010

  • 8/3/2019 Laporan Fix Skenaro D (1)

    2/29

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan ridho-Nya laporan

    tutorial skenario ini dapat diselesaikan dengan baik.

    Laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas tutorial yang merupakan bagian dari

    system pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.

    Kami menyadari bahwa laporan ini masih sangat banyak kekurangan dan

    kelemahannya untuk itu sumbangan pemikiran dan masukan dari semua pihak sangat

    kami harapkan agar di masa yang akan datang laporan tutorial ini menjadi lebih baik.

    Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu

    tersusunnya laporan tutorial ini. Semoga laporan tutorial ini bermanfaat bagi civitas

    akademika.

    Palembang, 10 Okt 2011

    Tim Penyusun

  • 8/3/2019 Laporan Fix Skenaro D (1)

    3/29

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Blok neuromuskuloskeletal adalah blok 8 pada semester 3 dari Kurikulum

    Berbasis Kompetensi (KBK) Pendidikan Dokter Umum Fakultas Kedokteran Universitas

    Sriwijaya Palembang.

    Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus sebagai bahan

    pembelajaran untuk menghadapi tutorial yang sebenarnya pada waktu yang akan datang

    Maksud dan Tujuan

    Adapun maksud dan tujuan dari materi praktikum tutorial ini, yaitu :

    Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem

    pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang.

    Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis

    dan pembelajaran diskusi kelompok.

    Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial dan memahami konsep dari

    skenario ini.

  • 8/3/2019 Laporan Fix Skenaro D (1)

    4/29

    BAB II

    PEMBUKA

    Data Tutorial

    Tutorial Skenario A

    Tutor : Dr. Anita Masidin Ms. Sp.OK

    Moderator : Achmad Ridho

    Sekretaris Papan : Sarah Veranicha Silaen

    Sekretaris Meja : M. Alvin Astian A

    Waktu : Senin, 10 Okt 2011

    Rabu, 12 Okt 2011

    Peraturan tutorial : 1. Alat komunikasi dinonaktifkan.

    2. Semua anggota tutorial harus mengeluarkan pendapatdengan cara mengacungkan tangan terlebih dahulu dan

    apabila telah dipersilahkan oleh moderator.

    3. Tidak diperkenankan meninggalkan ruangan selama

    proses tutorial berlangsung.

    4. Tidak diperbolehkan makan dan minum.

  • 8/3/2019 Laporan Fix Skenaro D (1)

    5/29

    BAB III

    PEMBAHASAN

    SKENARIO A

    Anamnesis

    A mother brought her 10 days old boy to the outpatient clinic. She noticed that both of

    her boys foot looks excessively turned inward since he was born. There is noabnormality at other part oh his body. She had normal delivery with normal weight birth.

    She never suffered from any kind of illness and never got any medical prescriptions

    during pregnancy. She has already brought him to a traditional bone setter but there wasno improvement.

    Physical Examination

    General examination within normal limitExtremity examination : at foot region there are abnormalities : 1. Equinos foot. 2. Varus

    of the foot.

    I. Klarifikasi Istilah

    a. Turned inward : gerakan menuju kearah dalam (medial)

    b. Medical prescriptions : resep obat obatan (ditujukan untuk pasien)

    c. Equinus foot : kaki equinus = dalam keadaan plantar fleksi

    d. Varus of the foot : keadaan aki melengkung ke dalam menunjukkan deformitas

    dimana sudut bagian tersebut mendekati garis tengah badan.

    II. Identifikasi Masalah

    1. Boy, 10 hari, datang ke klinik karena menderita kelainan posisi kaki yang

    melengkung ke arah dalam sejak lahir.

    2. Selama masa kehamilan tidak ada mengkonsumsi obat obatan, kelahiran nrmal,

    berat badan normal, dan tidak ada kelainan pada anggota tubuh yang lain nya.

    3. Boy sempat di bawa ke tukang pijat tradisional, tetapi tidak ada perubahan.

    4. Pemeriksaan ekstremitas :

    Kelainan pada : 1. Equinos foot. 2. Varus of the foot.

  • 8/3/2019 Laporan Fix Skenaro D (1)

    6/29

    III. Analisis Masalah

    1. Bagaimana anatomi ekstremitas bawah (foot regions) ?

    2. Apa penyakit yang mungkin di derita oleh boy ?

    Kemungkinan penyakit pada kasus ini adalah Congenital Talipes Equinos Varus

    (CTEV)

    CTEV/ Club Foot adalah deformitas yang meliputi fleksi dari pergelangan kaki,

    inversi dari tungkai, adduksi dari kaki depan, dan rotasi media dari tibia (Priciples

    of Surgery, Schwartz).

  • 8/3/2019 Laporan Fix Skenaro D (1)

    7/29

    3. Bagaimana epidemiology (probability) dari penyaki tersebut ?

    1 1000 kelahiran, pria > wanita, dengan 65% kasus terjadi pada pria terdapat

    40% kasus terjadi bilateral.

    4. Bagaimana etiology penyakit tersebut ?

    Belum di ketahui dengan pasti, tetapi ada hubunganya dengan : Persistence of

    fetal positioning, Genetic, Cairan amnion dalam ketuban yang terlalu sedikit pada

    waktu hamil (oligohidramnion), Neuromuscular disorder (Kadang kala ditemukan

    bersamaan dengan kelainan lain seperti Spina Bifida atau displasia dari rongga

    panggul.)--- Patofis karena perkembangan embryonic yang abnormal yaitu saat

    perkembangan kaki ke arah fleksi dan eversi pada bulan ke-7 kehamilan.

    Pertumbuhan yang terganggu pada fase tersebut akan menimbulkan deformitas

    dimana dipengaruhi pula oleh tekanan intrauterine

    Beberapa teori mengenai penyebab terjadinya CTEV:

    Teori kromosomal, antara lain defek dari sel germinativum yang tidak

    dibuahi dan muncul sebelum fertilisasi.

    Teori embrionik, antara lain defek primer yang terjadi pada sel

    germinativum yang dibuahi (dikutip dari Irani dan Sherman) yang

    mengimplikasikan defek terjadi antara masa konsepsi dan minggu ke-12

    kehamilan.

    Teori otogenik, yaitu teori perkembangan yang terhambat, antara lain

    hambatan temporer dari perkembangan yang terjadi pada atau sekitar minggu

    ke-7 sampai ke-8 gestasi. Pada masa ini terjadi suatu deformitas clubfootyang

    jelas, namun bila hambatan ini terjadi setelah minggu ke-9, terjadilah

    deformitas clubfootyang ringan hingga sedang. Teori hambatan perkembangan

  • 8/3/2019 Laporan Fix Skenaro D (1)

    8/29

    ini dihubungkan dengan perubahan pada faktor genetic yang dikenal sebagai

    Cronon. Cronon ini memandu waktu yang tepat dari modifikasi progresif

    setiap struktur tubuh semasa perkembangannya. Karenanya, clubfoot terjadi

    karena elemen disruptif (lokal maupun umum) yang menyebabkan perubahan

    faktor genetic (cronon).

    Teori fetus, yakni blok mekanik pada perkembangan akibat intrauterine

    crowding.

    Teori neurogenik, yakni defek primer pada jaringan neurogenik.

    Teori amiogenik, bahwa defek primer terjadi di otot.

    5. Bagaimana cara mendignosis penyakit ini ?

    Kelainan ini mudah didiagnosis, dan biasanya terlihat nyata pada waktu lahir

    (early diagnosis after birth). Pada bayi yang normal dengan equinovarus postural,

    kaki dapat mengalami dorsifleksi dan eversi hingga jari-jari kaki menyentuh

    bagian depan tibia. Passive manipulation dorsiflexion Toe touching tibia

    normal.

    Bila terlihat normal, hati-hati pastikan dengan test dorsofleksi pergelangan kaki.

    Bila ibu jari kaki bisa menyentuh krista tibia, berarti normal bukan CTEV. Pada

    kasus yang terlambat diketahui; anak jalannya terlambat, bila sudah jalan bentuk

    kaki varus equinus dan terjadi penebalan (callocity) pada bagian lateral atau depan

    lateral dari kaki.

    Bentuk dari kaki sangat khas. Kaki bagian depan dan tengah inversi dan adduksi.

    Ibu jari kaki terlihat relatif memendek. Bagian lateral kaki cembung, bagian

  • 8/3/2019 Laporan Fix Skenaro D (1)

    9/29

    medial kaki cekung dengan alur atau cekungan pada bagian medial plantar kaki.

    Kaki bagian belakang equinus. Tumit tertarik dan mengalami inversi, terdapat

    lipatan kulit transversal yang dalam pada bagian atas belakang sendi pergelangan

    kaki. Atrofi otot betis, betis terlihat tipis, tumit terlihat kecil dan sulit dipalpasi.

    Pada manipulasi akan terasa kaki kaku, kaki depan tidak dapat diabduksikan dan

    dieversikan, kaki belakang tidak dapat dieversikan dari posisi varus. Kaki yang

    kaku ini yang membedakan dengan kaki equinovarus paralisis dan postural atau

    positional karena posisi intra uterin yang dapat dengan mudah dikembalikan ke

    posisi normal. Luas gerak sendi pergelangan kaki terbatas. Kaki tidak dapat

    didorsofleksikan ke posisi netral, bila disorsofleksikan akan menyebabkan

    terjadinya deformitas rocker-bottom dengan posisi tumit equinus dan dorsofleksi

    pada sendi tarsometatarsal. Maleolus lateralis akan terlambat pada kalkaneus,

    pada plantar fleksi dan dorsofleksi pergelangan kaki tidak terjadi pergerakan

    maleoulus lateralis terlihat tipis dan terdapat penonjolan korpus talus pada bagian

    bawahnya. Tulang kuboid mengalami pergeseran ke medial pada bagian distal

    anterior tulang kalkaneus. Tulang navicularis mengalami pergeseran medial,

    plantar dan terlambat pada maleolus medialis, tidak terdapat celah antara maleolus

    medialis dengan tulang navikularis. Sudut aksis bimaleolar menurun dari normal

    yaitu 85 menjadi 55 karena adanya perputaran subtalar ke medial.

    Terdapat ketidakseimbangan otot-otot tungkai bawah yaitu otot-otot tibialis

    anterior dan posterior lebih kuat serta mengalami kontraktur sedangkan otot-otot

    peroneal lemah dan memanjang. Otot-otot ekstensor jari kaki normal kekuatannya

    tetapi otot-otot fleksor jari kaki memendek. Otot triceps surae mempunyai

    kekuatan yang normal.

    Tulang belakang harus diperiksa untuk melihat kemungkinan adanya spina bifida.

    Sendi lain seperti sendi panggul, lutut, siku dan bahu harus diperiksa untuk

  • 8/3/2019 Laporan Fix Skenaro D (1)

    10/29

    melihat adanya subluksasi atau dislokasi. Pmeriksaan penderita harus selengkap

    mungkin secara sistematis seperti yang dianjurkan oleh R. Siffert yang dia sebut

    sebagai Orthopaedic checklist untuk menyingkirkan malformasi multiple.

    6. Apa saja diagnosis banding dalam kasus ini ?

    Postural Clubfoot : disebabkan oleh posisi fetus dalam uterus. Kaki dapat

    dikoreksi secara manual oleh pemeriksa. Mempunyai respon yang baik dan

    cepat terhadap serial casting dan jarang akan kambuh kembali.

    Metatarsus adductus (varus) : adalah deformitas pada metatarsal saja. Kaki

    bagian depan mengarah ke bagian medial dari tubuh. Hal ini diduga terjadi

    akibat posisi bayi di dalam rahim dimana kaki menekuk ke dalam panggung kaki

    itu.

    7. Bagaimana penatalaksanaan (rehabilitasi / terapi) penyakit ?

    Penatalaksanaan pada kasus ini berupa terapi yang terbagi 2, terapi non-operative

    (konservatif) dan operatif :

    a. Non-Operative : Serial Plastering (manipulasi pemasangan gibs serial

    yang diganti tiap minggu, selama 6-12 minggu). Setelah itu dialakukan koreksi

    dengan menggunakan sepatu khusus, sampai anak berumur 16 tahun.

    Pertumbuhan yang cepat selama periode infant memungkinkan untuk

    penanganan remodelling. Penanganan dimulai saat kelainan didapatkan dan

    terdiri dari tiga tahapan yaitu : koreksi dari deformitas, mempertahankan

    koreksi sampai keseimbangan otot normal tercapai, observasi dan follow up

    untuk mencegah kembalinya deformitas.

    Koreksi dari CTEV adalah dengan manipulasi dan aplikasi dari serial

  • 8/3/2019 Laporan Fix Skenaro D (1)

    11/29

    cast yang dimulai dari sejak lahir dan dilanjutkan sampai tujuan koreksi

    tercapai. Koreksi ini ditunjang juga dengan latihan stretching dari struktur sisi

    medial kaki dan latihan kontraksi dari struktur yang lemah pada sisi lateral.

    Manipulasi dan pemakaian cast ini diulangi secara teratur (dari beberapa

    hari sampai 1-2 bulan dengan interval 1-2 bulan) untuk mengakomodir

    pertumbuhan yang cepat pada periode ini.

    Jika manipulasi ini tidak efektif, dilakukan koreksi bedah untuk

    memperbaiki struktur yang berlebihan, memperpanjang atau transplant tendon.

    Kemudian ektremitas tersebut akan di cast sampai tujuan koreksi tercapai.

    Serial Plastering (manipulasi pemasangan gibs serial yang diganti tiap minggu,

    selama 6-12 minggu). Setelah itu dialakukan koreksi dengan menggunakan

    sepatu khusus, sampai anak berumur 16 tahun.

    Perawatan pada anak dengan koreksi non bedah sama dengan perawatan

    pada anak dengan anak dengan penggunaan cast. Anak memerlukan waktu

    yang lama pada koreksi ini, sehingga perawatan harus meliputi tujuan jangka

    panjang dan tujuan jangka pendek. Observasi kulit dan sirkulasi merupakan

    bagian penting pada pemakaian cast. Orangtua juga harus mendapatkan

    informasi yang cukup tentang diagnosis, penanganan yang lama dan

    pentingnya penggantian cast secara teratur untuk menunjang penyembuhan.

    Perawatan cast (termasuk observasi terhadap komplikasi), dan

    menganjurkan orangtua untuk memfasilitasi tumbuh kembang normal pada

    anak walaupun ada batasan karena deformitas atau therapi yang lama.

    Perawatan cast meliputi :

    o Biarkan cast terbuka sampai kering

    o Posisi ektremitas yang dibalut pada posisi elevasi dengan diganjal bantal

    pada hari pertama atau sesuai intruksi

    o Observasi ekteremitas untuk melihat adanya bengkak, perubahan warna

  • 8/3/2019 Laporan Fix Skenaro D (1)

    12/29

    kulit dan laporkan bila ada perubahan yang abnormal

    o Cek pergerakan dan sensasi pada ektremitas secara teratur, observasi

    adanya rasa nyeri

    o Batasi aktivitas berat pada hari-hari pertama tetapi anjurkan untuk melatih

    otot-otot secara ringan, gerakkan sendi diatas dan dibawah cast secara teratur.

    o Istirahat yang lebih banyak pada hari-hari pertama untuk mencegah

    trauma

    o Jangan biarkan anak memasukkan sesuatu ke dalam cast, jauhkan benda-

    benda kecil yang bisa dimasukkan ke dalam cast oleh anak

    o Rasa gatal dapat dukurangi dengan ice pack, amati integritas kulit pada

    tepi cast dan kolaborasikan bila gatal-gatal semakin berat

    o Cast sebaiknya dijauhkan dari dengan air

    b. Operative

    Indikasi dilakukan operasi adalah sebagai berikut :

    Jika terapi dengan gibs gagal (If palstering fail)

    Pada kasus Rigid club foot pada umur 3-9 bulan

    Operasi dilakaukan dengan melepasakan karingan lunak yang mengalami

    kontraktur maupun dengan osteotomy. Osteotomy biasanya dilakukan pada

    kasus club foot yang neglected/ tidak ditangani dengan tepat.

    Kasus yang resisten paling baik dioperasi pada umur 8 minggu, tindakan ini

    dimulai dengan pemanjangan tendo Achiles ; kalau masih ada equinus,

    dilakuakan posterior release dengan memisahkan seluruh lebar kapsul

    pergelangan kaki posterior, dan kalau perlu, kapsul talokalkaneus. Varuskemudian diperbaiki dengan melakukan release talonavikularis medial dan

    pemanjangan tendon tibialis posterior.(Ini Menurut BuKu Appley).

    Pada umur > 5 tahun dilakukan bone procedure osteotomy. Diatas umur 10

    tahun atau kalau tulang kaki sudah mature, dilakukan tindakan artrodesis

    triple yang terdiri atas reseksi dan koreksi letak pada tiga persendian, yaitu :

  • 8/3/2019 Laporan Fix Skenaro D (1)

    13/29

    art. talokalkaneus, art. talonavikularis, dan art. kalkaneokuboid.

    8. Bagaimana prognosis dan komplikasi nya ?

    Prognosis :

    Asalkan terapi dimulai sejak lahir, deformitas sebagian besar dapat diperbaiki;

    walupun demikian, keadaan ini sering tidak sembuh sempurna dan sering kambuh,

    terutama pada bayi dengan kelumpuhan otot yang nyata atau disertai penyakit

    neuromuskuler.

    Prognosis tergantung pada penatalaksaan itu sendiri, ada beberapa hal yag bisa

    mempengaruhi prognosis itu baik atu menjadi buruk :

    1. Tingkat deformitas itu sendiri

    2. Cepat atau lambat dialakukukan penatalaksaan

    Komplikasi :

    1. Komplikasi dapat terjadi dari terapi konservatif maupun operatif. Pada terapi

    konservatif mungkin dapat terjadi maslah pada kulit, dekubitus oleh karena

    gips, dan koreksi yang tidak lengkap. Beberapa komplikasi mungkin didapat

    selama dan setelah operasi. Masalah luka dapat terjadi setelah operasi dan

    dikarenakan tekanan dari cast. Ketika kaki telah terkoreksi, koreksi dari

    deformitas dapat menarik kulit menjadi kencang, sehinggga aliran darah

    menjadi terganggu. Ini membuat bagian kecil dari kulit menjadi mati.

    Normalnya dapat sembuh dengan berjalannya waktu, dan jarang memerlukan

    cangkok kulit.

    2. Infeksi dapat terjadi pada beberapa tindakan operasi. Infeksi dapat terjadi

    setelah operasi kaki clubfoot. Ini mungkin membutuhkan pembedahan

    tambahan untuk mengurangi infeksi dan antibiotik untuk mengobati infeksi.

  • 8/3/2019 Laporan Fix Skenaro D (1)

    14/29

    3. Kaki bayi sangat kecil, strukturnya sangat sulit dilihat. Pembuluh darah dan

    saraf mungkin saja rusak akibat operasi. Sebagian besar kaki bayi terbentuk

    oleh tulang rawan. Material ini dapat rusak dan mengakibatkan deformitas dari

    kaki. Deformitas ini biasanya terkoreksi sendir dengan bertambahnya usia

    9. Apa kompetensi dokter umum dalam kasus ini ?

    Pada kasus ini (club foot) kompetensi dokter umum berada pada tingkat 1, yaitu

    dapat mengenali dan menempatkan gambaran gambaran klinik sesuai penyakit ini

    ketika membaca literature. Dalam korespondensi, ia dapat mengenal gambaran

    klinik ini, dan tahu bagaimana mendapatkan informasi lebih lanjut. Level ini

    mengindikasikan overview level. Bila menghadapi pasien dengan gambaran ini

    dan menduga penyakitnya, dokter segea merujuk ke spesialis yang relevan.

    IV. Hipotesis

    Boy, 10 hari, menderita kelainan berupa kaki yang melengkung masuk ke dalam

    (club foot or CTEV) karena kelainan congenital

    V. Kerangka konsep

  • 8/3/2019 Laporan Fix Skenaro D (1)

    15/29

    VI. Kerangka

    Konsep

    Boy ,

    10hr

    equinovar

    usX-Ray

    Diberikan

    penanganan

    (treatment)

    mengalami kelainan

    pada kaki

    Etiologi :

    genetik

    embrio

    genik

    amniog

    enik

    ontogen

    ik

    fetus

    dll

    anamnesi

    s

    Congenital Talipes Equino

    Varus

    pemeriksaan

    penunjang

    pemeriksaan

    fisik

    tidak ada kelainan saat

    kehamilan, proses

    persalinan, dan tidak adakonsumsi obat-obatan

    Insidensi 1:700/

    1:1000

    lk > pr

    30-40 kasus

    bilateral

    keparahan

    deformitas

    cepat lambatnya

    enan anan

    DD:

    posteur clubfoot

    metatarsus

    adductus

    Rehabilita

    si

    2.

    operatif

    1. konservatif

    casting

    denis brown

    split

    kombinasi

    denis brownsplit dan KAFO

    prognosis

    baik

  • 8/3/2019 Laporan Fix Skenaro D (1)

    16/29

    VII. Keterbatasan Ilmu dan Learning Issue

    Learning Issue What I know What I dont know What I have to

    prove

    Source

    1. Anatomi kaki

    (ekstremitas

    inferior)

    Definisi Bagaimana

    bagian bagian

    dan penjelasan

    nya

    Berdasarkan

    manifestasi

    klinis yang

    terlihat,

    bagaimana

    anatomi yang

    tidak normal

    pada boy Text-book &

    journal2. Congenital Talipes

    Equinos Varus

    (CTEV)

    Definisi Etiologi

    Epidemiologi

    Patofisiologi

    Manifestasi

    klinik

    Diagnosis

    Penatalaksanaan

    konservatif dan

    operatifPencegahan

    Prinsip

    rehabilitasi

    Kelainan yang

    di derita oleh

    boy adalah

    CTEV.

  • 8/3/2019 Laporan Fix Skenaro D (1)

    17/29

    VIII. Sintesis

    PERKEMBANGAN JANIN

    Trimester pertama (pekan 1-12)

    Minggu ke- 4

    Otak bayi dan sumsum tulang belakang mulai terbentuk

    Jantung mulai terbentuk

    Lengan dan kuncup kaki muncul Bayi Anda sekarang merupakan embrio dan panjangnya 1/25 inci

    Minggu ke-8

    Semua organ utama dan struktur badan eksternal mulai terbentuk

    Jantung bayi berdetak dengan ritme teratur

    Lengan dan kaki tumbuh lebih panjang, dan jari tangan dan kaki mulai terbentuk

    Organ seks mulai terbentuk

    Mata telah bergerak maju pada wajah dan kelopak matanya telah terbentuk

    Tali pusat terlihat jelas

    Pada akhir 8 minggu, bayi Anda adalah janin dan terlihat lebih seperti manusia.

    Bayi Anda hampir 1 inci panjang dan berat kurang dari 1 / 8 ons

    Minggu ke-12

    Saraf dan otot mulai bekerja sama. Bayi Anda dapat membuat tinjuan-tinjuankecil

    Organ seks eksternal menunjukkan jika bayi Anda laki-laki atau perempuan. Bisa

    diketahui pada trimester kedua dengan USG.

    Kelopak mata menutup untuk melindungi mata yang sedang berkembang. Mereka

    tidak akan membuka lagi sampai minggu ke-28

    Pertumbuhan kepala melambat. Sekarang, dengan panjang sekitar 3 inci, bayiAnda beratnya hampir satu ons.

    Trimester kedua (pekan 13-28)

    Minggu ke-16

  • 8/3/2019 Laporan Fix Skenaro D (1)

    18/29

    Jaringan otot dan tulang terus untuk membentuk, menciptakan kerangka yang

    lebih lengkap

    Kulit mulai terbentuk

    Meconium berkembang di saluran pencernaan bayi Anda. Ini akan menjadi

    buang air besar pertama bayi Anda.

    Bayi Anda membuat gerakan mengisap dengan mulut (refleks mengisap) Bayi Anda mencapai panjang sekitar 4 sampai 5 inci dan beratnya hampir 3 ons

    Minggu ke-20

    Bayi Anda lebih aktif

    Bayi Anda ditutupi oleh halus, rambut berbulu halus yang disebut lanugo dan

    vernix disebut lapisan lilin

    Alis, bulu mata, kuku, dan kuku telah terbentuk. Bayi Anda bahkan bisamenggaruk sendiri

    Bayi Anda dapat mendengar dan menelan.

    Sekarang panjang bayi Anda adalah sekitar 6 inci dan berat sekitar 9 ons

    Minggu ke-24

    Sumsum tulang mulai membuat sel-sel darah

    sel-sel perasa sudah terbentuk pada lidah bayi

    Jejak kaki dan sidik jari telah terbentuk

    Rambut mulai tumbuh di kepala bayi

    Paru-paru terbentuk, tetapi tidak bekerja

    Bayi Anda tidur dan bangun secara teratur

    Jika bayi Anda laki-laki, buah zakarnya mulai bergerak dari perut ke dalam

    skrotum. Jika bayi Anda perempuan, uterus dan ovarium berada di tempat, danseumur hidup pasokan telur telah terbentuk di ovariumSekarang panjang bayi

    Anda sekitar 12 inci, dan beratnya sekitar 1 pound.

    Trimester ketiga (pekan 29-40)

    Minggu ke-32

    Tulang bayi Anda sepenuhnya terbentuk, tapi tetap lunak

    Bayi Anda menendang danmemukul dengan kuat

    Mata dapat membuka dan menutup

    Paru-paru tidak sepenuhnya terbentuk, ada gerakan Tubuh bayi Anda mulai untuk menyimpan mineral penting, seperti besi dan

    kalsium

    Lanugo mulai jatuh Berat bayi bertambah dengan cepat, sekitar pon seminggu. Sekarang, panjang

    bayi sekitar 15 sampai 17 inci dan berat sekitar 4 sampai 4 pound.

    Minggu ke-36

  • 8/3/2019 Laporan Fix Skenaro D (1)

    19/29

    Lapisan pelindung lilin yang disebut vernix akan lebih tebal

    lemak tubuh meningkat

    Bayi Anda semakin besar dan lebih besar dan mempunyai ruang untuk bergerak.Mutasi kurang kuat, tetapi Anda akan merasakan peregangan

    Panjang bayi Anda sekitar 16-19 inci dan beratnya sekitar 6-6 pound

    Minggu ke-37 sampai ke-40

    Pada akhir minggu ke 37, organ bayi Anda siap untuk berfungsi sendiri

    Dan semakin mendekati hari kelahirannya, bayi Anda akan beralih menjadi posisi

    kepala di bawah untuk lahir. Kebanyakan bayi lahir dengan kepala bawah terlebihdahulu

    Normalnya, bayi sehat akan lahir dengan berat badan antara 6 pound 2 ons atau 9

    pound 2 ons, dan panjang antara 19-21 inci

    CONGENITAL TALIPES EQUINOS VARUS (CLUB FOOT)

    Clubfoot adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan deformitas

    umum dimana kaki berubah/bengkok dari keadaan atau posisi normal. Beberapa dari

    deformitas kaki termasuk deformitas ankle disebut dengan talipes yang berasal dari kata

    talus (yang artinya ankle) dan pes (yang berarti kaki). Deformitas kaki dan ankle dipilah

    tergantung dari posisi kelainan ankle dan kaki. Deformitas talipes diantaranya :

    Talipes varus : inversi atau membengkok ke dalam

    Talipes valgus : eversi atau membengkok ke luar--Deformitas forefoot adduksi dansupinasi melalui sendi midtarsal, tumit varus pada subtalar, tumit varus pada

    subtalarequinus pada ankle dan deviasi medial seluruh kaki dalam hubungan denganlutut. (salter)

    Talipes equinus : plantar fleksi dimana jari-jari lebih rendanh daripada tumit

    Talipes calcaneus : dorsofleksi dimana jari-jari lebih tinggi daripada tumit

    Clubfeet yang terbanyak merupakan kombinasi dari beberapa posisi dan angka

    kejadian yang paling tinggi adalah tipe talipes equinovarus (TEV) dimana kaki posisinya

    melengkung kebawah dan kedalam dengan berbagai tingkat keparahan. Unilateralclubfoot lebih umum terjadi dibandingkan tipe bilateral dan dapat terjadi sebagai kelainan

    yang berhubungan dengan sindroma lain seperti aberasi kromosomal, artrogriposis

    (imobilitas umum dari persendian), cerebral palsy atau spina bifida.

    Frekuensi clubfoot dari populasi umum adalah 1 : 700 sampai 1 : 1000 kelahiran

    hidup dimana anak laki-laki dua kali lebih sering daripada perempuan. Berdasarkan data,

    35% terjadi pada kembar monozigot dan hanya 3% pada kembar dizigot. Ini

  • 8/3/2019 Laporan Fix Skenaro D (1)

    20/29

    menunjukkan adanya peranan faktor genetika

    CTEV/ Club Foot adalah deformitas yang meliputi fleksi dari pergelangan kaki, inversi

    dari tungkai, adduksi dari kaki depan, dan rotasi media dari tibia (Priciples of Surgery,

    Schwartz). Talipes berasal dari kata talus (ankle) dan pes (foot), menunjukkan suatu

    kelainan pada kaki (foot) yang menyebabkan penderitanya berjalan pada ankle-nya.Sedang Equinovarus berasal dari kata equino (meng.kuda) + varus (bengkok ke arah

    dalam/medial). Jadi dapat disimpulkan ada Club Foot terjadi kelainan berupa :

    Fore Foot Adduction (kaki depan mengalami adduksi dan supinasi)

    Hind Foot Varus (tumit terinversi)

    Equinus ankle (pergelangan kaki dalam keadaan equinus = dalam keadaan plantar

    fleksi)

    Anatomi

    Para tulang tarsal tujuh tulang yang membentuk tumit dan midfoot. Metatarsal dan falang

    tersambung ke tarsals dan membentuk kaki depan. Kaki pekuk terutama terhadap tiga

    tulang: os kalkaneus, landaian dan navicular. Tulang lainnya dapat dilibatkan sebagai

    deformitas dapat mempengaruhi pertumbuhan seluruh kaki untuk beberapa derajat.

    Yang kaki pekuk adalah jelas. Diaktifkan kaki di bawah dan ke arah kaki yang lain.

    Terminologi medis untuk posisi ini adalah equinus dan Varus. Equinus berarti bahwa

    jari-jari kaki menunjuk ke bawah dan pergelangan kaki tertekuk ke depan (semacam

    seperti posisi kaki ketika seorang penari balet adalah pada jari-jari kakinya). Varus berarti

    miring ke dalam. Pergelangan kaki di Varus saat Anda mencoba untuk meletakkantelapak kaki bersama.

    Posisi memutar ini kaki menyebabkan masalah lain. Ligamen antara tulang dikontrak,

    atau dipersingkat. Sendi antara tulang-tulang tarsal tidak bergerak sebagaimana mestinya.

    Tulang sendiri cacat. Hasil ini yang sangat ketat kaki yang kaku tidak dapat diletakkan

    datar pada tanah untuk berjalan. Untuk berjalan, anak harus berjalan di tepi luar kaki

    bukan pada telapak kaki. Salah satu temuan yang menarik adalah bahwa otot betis pada

    kaki dengan kaki pekuk lebih kecil dari biasanya. Jika kaki pekuk hanya mempengaruhi

    satu kaki, otot betis kaki ini akan tetap lebih kecil dari sisi berlawanan.

    Etiologi Unknown, ada hubunganya dengan : Persistence of fetal positioning, Genetic,

    Cairan amnion dalam ketuban yang terlalu sedikit pada waktu hamil (oligohidramnion),

    Neuromuscular disorder (Kadang kala ditemukan bersamaan dengan kelainan lain seperti

    Spina Bifida atau displasia dari rongga panggul.)--- Patofis karena perkembangan

    embryonic yang abnormal yaitu saat perkembangan kaki ke arah fleksi dan eversi pada

  • 8/3/2019 Laporan Fix Skenaro D (1)

    21/29

    bulan ke-7 kehamilan. Pertumbuhan yang terganggu pada fase tersebut akan

    menimbulkan deformitas dimana dipengaruhi pula oleh tekanan intrauterine

    Beberapa teori mengenai penyebab terjadinya CTEV:

    Teori kromosomal, antara lain defek dari sel germinativum yang tidak dibuahidan muncul sebelum fertilisasi.

    Teori embrionik, antara lain defek primer yang terjadi pada sel germinativumyang dibuahi (dikutip dari Irani dan Sherman) yang mengimplikasikan defek

    terjadi antara masa konsepsi dan minggu ke-12 kehamilan.

    Teori otogenik, yaitu teori perkembangan yang terhambat, antara lain hambatan

    temporer dari perkembangan yang terjadi pada atau sekitar minggu ke-7 sampaike-8 gestasi. Pada masa ini terjadi suatu deformitas clubfootyang jelas, namun

    bila hambatan ini terjadi setelah minggu ke-9, terjadilah deformitas clubfootyang

    ringan hingga sedang. Teori hambatan perkembangan ini dihubungkan denganperubahan pada faktor genetic yang dikenal sebagai Cronon. Cronon ini

    memandu waktu yang tepat dari modifikasi progresif setiap struktur tubuh semasaperkembangannya. Karenanya, clubfoot terjadi karena elemen disruptif (lokalmaupun umum) yang menyebabkan perubahan faktor genetic (cronon).

    Teori fetus, yakni blok mekanik pada perkembangan akibat intrauterinecrowding.

    Teori neurogenik, yakni defek primer pada jaringan neurogenik.

    Teori amiogenik, bahwa defek primer terjadi di otot.

    Insidensi 1 dari 1000 kelahiran, Pria > Wanita, dengan 65% kasus terjadi pada pria Pada

    30-40% kasus terjadi bilateral

    Klasifikasi

    1. Postural Club foot

    2. Congenital Club foot :

    a. Simple

    b. Rigid pada kasus yang rigid, perlu tindakan operasi.(ROM+)

    3. Syndromic Club foot associated with :

    a. Artrogryposis Multiplex Congenital atau amioplasia suatu kelainan kongenital

    yang berkaitan dengan penggantian otot dengan jaringan fibrosa pada saat lahir,sehingga mengakibatkan hilangnya mobilitas sendi, dan berkaitan dengan

    deformitas seperti misalnya CHD, talipes equinovarus, dislokasi lutut.

    b. Myelomeningocel. Pada kasus ini terjadi imbalance otot sehingga terjadi club foot

    tipe rigid.

  • 8/3/2019 Laporan Fix Skenaro D (1)

    22/29

    Manifestasi klinis

    Gejala klinis dapat ditelusuri melalui riwayat keluarga yang menderita clubfootataukelainan neuromuskuler, dan dengan melakukan pemeriksaan secara keseluruhan

    untuk mengidentifikasi adanya abnormalitas.

    Pemeriksaan dilakukan dengan posisi prone, dengan bagian plantar yang terlihat, dansupine untuk mengevaluasi rotasi internal dan varus. Jika anak dapat berdiri , pastikan

    kaki pada posisiplantigrade, dan ketika tumit sedang menumpu, apakah pada posisi

    varus, valgus atau netral.

    Deformitas serupa terlihat pada myelomeningocele and arthrogryposis. Oleh sebab itu

    agar selalu memeriksa gejala-gejala yang berhubungan dengan kondisi-kondisi

    tersebut. Ankle equinus dan kaki supinasi (varus) dan adduksi (normalnya kaki bayi

    dapat dorso fleksi dan eversi, sehingga kaki dapat menyentuh bagian anterior daritibia). Dorso fleksi melebihi 90 tidak memungkinkan.

    Diagnosis

    Kelainan ini mudah didiagnosis, dan biasanya terlihat nyata pada waktu lahir(early diagnosis after birth). Pada bayi yang normal dengan equinovarus postural,

    kaki dapat mengalami dorsifleksi dan eversi hingga jari-jari kaki menyentuh

    bagian depan tibia. Passive manipulation dorsiflexion Toe touching tibia

    normal. Bila terlihat normal, hati-hati pastikan dengan test dorsofleksi pergelangan kaki.

    Bila ibu jari kaki bisa menyentuh krista tibia, berarti normal bukan CTEV. Pada

    kasus yang terlambat diketahui; anak jalannya terlambat, bila sudah jalan bentukkaki varus equinus dan terjadi penebalan (callocity) pada bagian lateral atau

    depan lateral dari kaki.

    Bentuk dari kaki sangat khas. Kaki bagian depan dan tengah inversi dan adduksi.Ibu jari kaki terlihat relatif memendek. Bagian lateral kaki cembung, bagian

    medial kaki cekung dengan alur atau cekungan pada bagian medial plantar kaki.

    Kaki bagian belakang equinus. Tumit tertarik dan mengalami inversi, terdapat

    lipatan kulit transversal yang dalam pada bagian atas belakang sendi pergelangankaki. Atrofi otot betis, betis terlihat tipis, tumit terlihat kecil dan sulit dipalpasi.

    Pada manipulasi akan terasa kaki kaku, kaki depan tidak dapat diabduksikan dandieversikan, kaki belakang tidak dapat dieversikan dari posisi varus. Kaki yangkaku ini yang membedakan dengan kaki equinovarus paralisis dan postural atau

    positional karena posisi intra uterin yang dapat dengan mudah dikembalikan ke

    posisi normal. Luas gerak sendi pergelangan kaki terbatas. Kaki tidak dapatdidorsofleksikan ke posisi netral, bila disorsofleksikan akan menyebabkan

    terjadinya deformitas rocker-bottom dengan posisi tumit equinus dan dorsofleksi

    pada sendi tarsometatarsal. Maleolus lateralis akan terlambat pada kalkaneus,

  • 8/3/2019 Laporan Fix Skenaro D (1)

    23/29

    pada plantar fleksi dan dorsofleksi pergelangan kaki tidak terjadi pergerakan

    maleoulus lateralis terlihat tipis dan terdapat penonjolan korpus talus pada bagian

    bawahnya. Tulang kuboid mengalami pergeseran ke medial pada bagian distalanterior tulang kalkaneus. Tulang navicularis mengalami pergeseran medial,

    plantar dan terlambat pada maleolus medialis, tidak terdapat celah antara

    maleolus medialis dengan tulang navikularis. Sudut aksis bimaleolar menurundari normal yaitu 85 menjadi 55 karena adanya perputaran subtalar ke medial.

    Terdapat ketidakseimbangan otot-otot tungkai bawah yaitu otot-otot tibialis

    anterior dan posterior lebih kuat serta mengalami kontraktur sedangkan otot-ototperoneal lemah dan memanjang. Otot-otot ekstensor jari kaki normal kekuatannya

    tetapi otot-otot fleksor jari kaki memendek. Otot triceps surae mempunyai

    kekuatan yang normal.

    Tulang belakang harus diperiksa untuk melihat kemungkinan adanya spina bifida.Sendi lain seperti sendi panggul, lutut, siku dan bahu harus diperiksa untuk

    melihat adanya subluksasi atau dislokasi. Pmeriksaan penderita harus selengkap

    mungkin secara sistematis seperti yang dianjurkan oleh R. Siffert yang dia sebut

    sebagai Orthopaedic checklist untuk menyingkirkan malformasi multiple.

    DIAGNOSIS BANDING

    1. Postural clubfoot-disebabkan oleh posisi fetus dalam uterus. Kaki dapat

    dikoreksi secara manual oleh pemeriksa. Mempunyai respon yang baik dan cepat

    terhadapserial castingdan jarang akan kambuh kembali2. Metatarsus adductus (atau varus)-adalah deformitas pada metatarsal saja. Kaki

    bagian depan mengarah ke bagian medial dari tubuh. Dapat dikoreksi dengan

    manipulasi dan mempunyai respon terhadapserial casting.

    Prognosis

    Asalkan terapi dimulai sejak lahir, deformitas sebagian besar dapat diperbaiki; walupun

    demikian, keadaan ini sering tidak sembuh sempurna dan sering kambuh, terutama pada

    bayi dengan kelumpuhan otot yang nyata atau disertai penyakit neuromuskuler.

    Treatment---Menurut penelitian yang dilakukan Ponseti, sekitar 90-95% kasus club foot

    bisa di-treatment dengan tindakan non-operatif. Treatment yang dapat dilakukan pada

    club foot dapat berupa :

    c. Non-Operative : Serial Plastering (manipulasi pemasangan gibs serial yang digantitiap minggu, selama 6-12 minggu). Setelah itu dialakukan koreksi dengan

    menggunakan sepatu khusus, sampai anak berumur 16 tahun.

    Pertumbuhan yang cepat selama periode infant memungkinkan untuk penanganan

    remodelling. Penanganan dimulai saat kelainan didapatkan dan terdiri dari tiga

  • 8/3/2019 Laporan Fix Skenaro D (1)

    24/29

    tahapan yaitu : koreksi dari deformitas, mempertahankan koreksi sampai

    keseimbangan otot normal tercapai, observasi dan follow up untuk mencegah

    kembalinya deformitas.

    Koreksi dari CTEV adalah dengan manipulasi dan aplikasi dari serial cast yang

    dimulai dari sejak lahir dan dilanjutkan sampai tujuan koreksi tercapai. Koreksi ini

    ditunjang juga dengan latihan stretching dari struktur sisi medial kaki dan latihankontraksi dari struktur yang lemah pada sisi lateral.

    Manipulasi dan pemakaian cast ini diulangi secara teratur (dari beberapa hari

    sampai 1-2 bulan dengan interval 1-2 bulan) untuk mengakomodir pertumbuhan yangcepat pada periode ini.

    Jika manipulasi ini tidak efektif, dilakukan koreksi bedah untuk memperbaiki struktur

    yang berlebihan, memperpanjang atau transplant tendon. Kemudian ektremitas

    tersebut akan di cast sampai tujuan koreksi tercapai. Serial Plastering (manipulasipemasangan gibs serial yang diganti tiap minggu, selama 6-12 minggu). Setelah itu

    dialakukan koreksi dengan menggunakan sepatu khusus, sampai anak berumur 16

    tahun.

    Perawatan pada anak dengan koreksi non bedah sama dengan perawatan pada anakdengan anak dengan penggunaan cast. Anak memerlukan waktu yang lama pada

    koreksi ini, sehingga perawatan harus meliputi tujuan jangka panjang dan tujuanjangka pendek. Observasi kulit dan sirkulasi merupakan bagian penting pada

    pemakaian cast. Orangtua juga harus mendapatkan informasi yang cukup tentang

    diagnosis, penanganan yang lama dan pentingnya penggantian cast secara teratur

    untuk menunjang penyembuhan. Perawatan cast (termasuk observasi terhadap komplikasi), dan menganjurkan

    orangtua untuk memfasilitasi tumbuh kembang normal pada anak walaupun ada

    batasan karena deformitas atau therapi yang lama.

    Perawatan cast meliputi :

    o Biarkan cast terbuka sampai kering

    o Posisi ektremitas yang dibalut pada posisi elevasi dengan diganjal bantal pada

    hari pertama atau sesuai intruksi

    o Observasi ekteremitas untuk melihat adanya bengkak, perubahan warna kulit dan

    laporkan bila ada perubahan yang abnormalo Cek pergerakan dan sensasi pada ektremitas secara teratur, observasi adanya rasa

    nyeri

    o Batasi aktivitas berat pada hari-hari pertama tetapi anjurkan untuk melatih otot-

    otot secara ringan, gerakkan sendi diatas dan dibawah cast secara teratur.

    o Istirahat yang lebih banyak pada hari-hari pertama untuk mencegah trauma

    o Jangan biarkan anak memasukkan sesuatu ke dalam cast, jauhkan benda-benda

    kecil yang bisa dimasukkan ke dalam cast oleh anako Rasa gatal dapat dukurangi dengan ice pack, amati integritas kulit pada tepi cast

    dan kolaborasikan bila gatal-gatal semakin berato Cast sebaiknya dijauhkan dari dengan air

    d. Operative

    Indikasi dilakukan operasi adalah sebagai berikut : Jika terapi dengan gibs gagal (If palstering fail)

    Pada kasus Rigid club foot pada umur 3-9 bulan

  • 8/3/2019 Laporan Fix Skenaro D (1)

    25/29

    Operasi dilakaukan dengan melepasakan karingan lunak yang mengalami kontraktur

    maupun dengan osteotomy. Osteotomy biasanya dilakukan pada kasus club foot yang

    neglected/ tidak ditangani dengan tepat.Kasus yang resisten paling baik dioperasi pada umur 8 minggu, tindakan ini dimulai

    dengan pemanjangan tendo Achiles ; kalau masih ada equinus, dilakuakan posterior

    release dengan memisahkan seluruh lebar kapsul pergelangan kaki posterior, dankalau perlu, kapsul talokalkaneus. Varus kemudian diperbaiki dengan melakukan

    release talonavikularis medial dan pemanjangan tendon tibialis posterior.(Ini Menurut

    BuKu Appley).Pada umur > 5 tahun dilakukan bone procedure osteotomy. Diatas umur 10 tahun

    atau kalau tulang kaki sudah mature, dilakukan tindakan artrodesis triple yang

    terdiri atas reseksi dan koreksi letak pada tiga persendian, yaitu : art. talokalkaneus,

    art. talonavikularis, dan art. kalkaneokuboid.

    Komplikasi

    4. Komplikasi dapat terjadi dari terapi konservatif maupun operatif. Pada terapikonservatif mungkin dapat terjadi maslah pada kulit, dekubitus oleh karena gips, dan

    koreksi yang tidak lengkap. Beberapa komplikasi mungkin didapat selama dan

    setelah operasi. Masalah luka dapat terjadi setelah operasi dan dikarenakan tekanan

    dari cast. Ketika kaki telah terkoreksi, koreksi dari deformitas dapat menarik kulitmenjadi kencang, sehinggga aliran darah menjadi terganggu. Ini membuat bagian

    kecil dari kulit menjadi mati. Normalnya dapat sembuh dengan berjalannya waktu,

    dan jarang memerlukan cangkok kulit.5. Infeksi dapat terjadi pada beberapa tindakan operasi. Infeksi dapat terjadi setelah

    operasi kaki clubfoot. Ini mungkin membutuhkan pembedahan tambahan untuk

    mengurangi infeksi dan antibiotik untuk mengobati infeksi.

    6. Kaki bayi sangat kecil, strukturnya sangat sulit dilihat. Pembuluh darah dan sarafmungkin saja rusak akibat operasi. Sebagian besar kaki bayi terbentuk oleh tulang

    rawan. Material ini dapat rusak dan mengakibatkan deformitas dari kaki. Deformitas

    ini biasanya terkoreksi sendir dengan bertambahnya usia

    ANAMNESIS terdiri dari Autoanamnesa dan Alloanamnesa.

    1. Sifat dari sakit / nyeri

    Lokasi setempat / meluas / menjalar.

    Apa ada penyebabnya. Misalnya Trauma.

    Sejak kapan dan apakah sudah pernah mendapat pertolongan.

    Bagaimana sifatnya ; pegel / seperti ditusuk tusuk / rasa panas / ditarik tarik.

    Intensitasnya ; terus menerus / hanya waktu bergerak / waktu istirahat, dst.

    Apakah keluhan ini untuk pertama kali atau sering hilanh timbul

    2. Kekakuan / kelemahan.--Kekakuan ; Pada umumnya mengenai persendian. Apakah

    hanya kaku atau disertai nyeri sehingga pergerakan terganggu.Kelemahan ; Apakah

    yang dimaksud dengan Instability atau kekuatan otot menurun / melemah /kelumpuhan.

  • 8/3/2019 Laporan Fix Skenaro D (1)

    26/29

    3. Kelainan bentuk / pembengkokan

    Angulasi / rotasi / discrepancy (pemendekan / selisih panjang).

    Benjolan atau karena ada pembengkakan.

    PEMERIKSAAN FISIK

    1. Pemeriksaan Umum (Status Generalisata)vital sign

    2. Pemeriksaan Setempat (Status Lokalis)

    Disamping gerak perlu dilakukan pengukuran bagian yang penting untuk membuat

    kesimpulan kelainan, apakah suatu pembengkakan atau atrofi, serta melihat adanya

    selisih panjang (discrepancy).

    1. Look (Inspeksi) Perhatikan apa yang dapat dilihat, antara lain :

    Sikatrik (jaringan parut, baik yang alamiah maupun yang buatan (bekas

    pembedahan))

    Caf au lait spot (birth mark)

    Fistulae

    Warna (kemerahan / kebiruan (livide) / hiperpigmentasi)

    Benjolan / pembengkakan / cekukan dengan hal hal yang tidak biasa, misalnya

    adanya rambut diatasnya, dst.

    Posisi serta bentuk dari ekstremitas (deformitas).

    Jalan pasien (gait, waktu masuk kamar periksa)

    2. Feel ( Palpasi)

    Pada waktu ingin palpasi, terlebih dahulu posisi penderita diperbaiki agar dimulai

    dari posisi netral / posisi anatomi. Pada dasarnya ini merupakan pemeriksaan yang

    memberikan informasi dua arah, baik bagi pemeriksa maupun bagi penderita. Karena itu

    perlu selalu diperhatikan wajah penderita atau menanyakan perasaan penderita.

    Yang dicatat adalah :

    Perubahan suhu terhadap sekitarnya serta kelembaban kulit.

    Apabila ada pembengkakan, apakah terdapat fluktuasi atau hanya oedema, terutama

    daerah persendian.

    Nyeri tekan (tenderness), krepitasi, catat letak kelainannya (1/3 proksimal / medial /distal)

    Otot, tonus pada waktu relaksasi atau kontraksi.

    Benjolan yang terdapat dipermukaan tulang atau melekat pada tulang.

    Sifat benjolan perlu dideskripsikan permukaannya, konsistensinya dan pergerakan

    terhadap permukaan atau dasar, nyeri atau tidak dan ukurannya.

  • 8/3/2019 Laporan Fix Skenaro D (1)

    27/29

    3. Move / Gerak

    Setelah memeriksa feel, pemeriksaan diteruskan dengan menggerakan anggota

    gerak dan dicatat apakah terdapat keluhan nyeri pada pergerakan. Pada pemeriksaan

    Move, periksalah bagian tubuh yang normal terlebih dahulu, selain untuk mendapatkan

    kooperasi dari penderita, juga untuk mengetahui gerakan normal penderita.

    Apabila ada fraktur, tentunya akan terdapat gerakan yang abnormal didaerah fraktur

    (kecuali fraktur incomplete).

    Gerakan sendi dicatat dengan ukuran derajat gerakan dari tiap arah pergerakan, mulai

    dari titik 0 (posisi netral) atau dengan ukuran metric. Pencatatan ini penting untukmengetahui apakah ada gangguan gerak.

    Kekakuan sendi disebut ankylosis dan hal ini dapat disebabkan oleh factor

    intraarticuler atau ekstraarticuler.

    Pergerakan yang perlu dilihat adalah gerakan aktif (apabila penderita sendiri yang

    menggerakan karena disuruh oleh pemeriksa) dan gerak pasif (bila pemeriksa yang

    menggerakan).

    Selain pencatatan pemeriksaan penting untuk mengetahui gangguan gerak, hal ini juga

    penting untuk melihat kemajuan / kemunduran pengobatan.

    Dibedakan istilah Contraction dan Contracture. Contraction adalah apabila perubahan

    fisiologis dan contracture adalah apabila sudah ada perubahan anatomis.

    Pada pemeriksaan selain penderita duduk atau berbaring, juga perlu dilihat waktu berdiri

    dan berjalan. Pada pemeriksaan jalan, perlu dinilai untuk mengetahui apakah adanya

    pincang atau tidak. Pincang dapat disebabkan oleh karena instability, nyeri, discrepancyatau fixed deformity.

    .

    Daftar Pustaka

    Ponseti IV. Clubfoot management.J Pediatr Orthop. Nov-Dec 2000;20(6):699-

    700. [Medline].

    http://www.medscape.com/medline/abstract/11097239http://www.medscape.com/medline/abstract/11097239
  • 8/3/2019 Laporan Fix Skenaro D (1)

    28/29

    Cooper DM, Dietz FR. Treatment of idiopathic clubfoot. A thirty-year follow-up

    note.J Bone Joint Surg Am. Oct 1995;77(10):1477-89. [Medline].

    Bor N, Herzenberg JE, Frick SL. Ponseti management of clubfoot in olderinfants. Clin Orthop Relat Res. Mar 2006;444:224-8. [Medline].

    Noonan KJ, Richards BS. Nonsurgical management of idiopathic clubfoot. J Am

    Acad Orthop Surg. Nov-Dec 2003;11(6):392-402. [Medline]. Docker CE, Lewthwaite S, Kiely NT. Ponseti treatment in the management of

    clubfoot deformity a continuing role for paediatric orthopaedic services in

    secondary care centres.Ann R Coll Surg Engl. Jul 2007;89(5):510-2. [Medline].

    Ippolito E, Ponseti IV. Congenital club foot in the human fetus. A histological

    study.J Bone Joint Surg Am. Jan 1980;62(1):8-22. [Medline].

    Scher DM. The Ponseti method for treatment of congenital club foot. Curr Opin

    Pediatr. Feb 2006;18(1):22-5. [Medline]. Freedman JA, Watts H, Otsuka NY. The Ilizarov method for the treatment of

    resistant clubfoot: is it an effective solution?.J Pediatr Orthop. Jul-

    Aug 2006;26(4):432-7. [Medline].

    Ponseti IV. Relapsing clubfoot: causes, prevention, and treatment.Iowa OrthopJ. 2002;22:55-6. [Medline].

    Tachdjian Mihran O. Congenital Talipes Equinovarus In: John Anthony Herring[editor]: Pediatric Orthopaedics, From the Texas Scottish Rite Hospital for

    Children. Saunders elsivier, 2008; 1070-1078.

    Reyes Tyrone M, Luna-Reyes Ofelia B. The Ankle and the Foot. In: Kinesiology.

    Manila, Philipines: UST Printing Office, 1978;152-166. Graham. Apley, Louis Solomon. Deformities of the Foot. In: Apleys System of

    Orthopaedics and Procedurs,1982; 307-9.

    David H. Sutherland. Congenital Clubfoot. In: Gait Disorders in Chilhood andAdolescence. William and Wilkins, 1984, 81

    Http://www.emedicine/spesialities/radiology/pediatrics. Author: Ellen M Chung.

    Http://www.ijoonline.com, Indian Journal of Orthopaedics, November 2008

    http://www.medscape.com/medline/abstract/7593056http://www.medscape.com/medline/abstract/7593056http://www.medscape.com/medline/abstract/16456307http://www.medscape.com/medline/abstract/16456307http://www.medscape.com/medline/abstract/14686824http://www.medscape.com/medline/abstract/17688726http://www.medscape.com/medline/abstract/7351421http://www.medscape.com/medline/abstract/7351421http://www.medscape.com/medline/abstract/16470157http://www.medscape.com/medline/abstract/16791057http://www.medscape.com/medline/abstract/16791057http://www.medscape.com/medline/abstract/12180612http://www.emedicine/spesialities/radiology/pediatricshttp://www.ijoonline.com/http://www.medscape.com/medline/abstract/7593056http://www.medscape.com/medline/abstract/16456307http://www.medscape.com/medline/abstract/14686824http://www.medscape.com/medline/abstract/17688726http://www.medscape.com/medline/abstract/7351421http://www.medscape.com/medline/abstract/16470157http://www.medscape.com/medline/abstract/16791057http://www.medscape.com/medline/abstract/12180612http://www.emedicine/spesialities/radiology/pediatricshttp://www.ijoonline.com/
  • 8/3/2019 Laporan Fix Skenaro D (1)

    29/29