Click here to load reader
Upload
aga-martopranoto
View
239
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Laporan Fieltrip ke Sleman
Citation preview
1
LAPORAN FIELDTRIPMATA KULIAH SISTEM AGRIBISNIS
Semester Genap 2013/2014
Disusun Oleh :
Nama : A.G Ilham Sidharta
NPM : 150610120031
PROGRAM STUDI AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARANJATINANGOR
2013
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan laporan ini dapat berjalan
dengan lancar tanpa hambatan yang berarti.
Dalam kesempatan kali ini penulis menyajikan laporan tentang kegiatan field trip
yang telah terjadi pada 25-27 Juni 2013 ke Jawa Tengah. Kami mengunjungi
Perkebunan Salak Pondoh di daerah Desa Trumpon, Sleman, Jogjakarta. Pembuatan
laporan ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan nilai tugas mata kuliah Sistem
Agribisnis Semester 2.
Laporan ini mampu diselesaikan tepat waktu dan memberikan hasil yang terbaik
bukan semata-mata usaha dari penulis sendiri melainkan banyak pihak yang selama ini
memberikan dukungan motivasi terbaik.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih terdapat banyak
kekurangan. Atas ketidaksempurnaan tersebut penulis memohon maaf sebesar-
besarnya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan dapat menjadi acuan bagi
penyusunan laporan lainnya, ataupun sekedar menambah ilmu dan wawasan bagi
pembaca.
Jatinangor, 1 Juli 2013
Penulis
3
DAFTAR ISI
JUDUL………………………………………………………………………………..1
KATA PENGANTAR………………………………………………………………..2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………....3
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………...4
PENDAHULUAN…………………………………………………………………...5
A. Latar Belakang…………………………………………………………...5
B. Rumusan Masalah……………………………………..………………....6
C. Tujuan …………………………………………………………………....6
TINJAUAN PUSTAKA……..………………………………….………………….7-9
PEMBAHASAN…………………………………………………….....................10-13
KESIMPULAN……………………………………………………………………..14
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………........15
4
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Buah salak muda (setelah mengalami penyerbukan) ( hal 13)
Gambar 2 : Kebun salak (hal 13)
Gambar 3 : Alat-alat berkebun (hal 13)
Gambar 4 : Salak pondoh siap panen ( hal 13)
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Komoditas salak atau Salacca edulis adalah spesies buah yang berkembang pesat
di negara-negara tropis. Species ini adalah tanaman yang memiliki potensi yang baik
dalam segi ekonomi karena kemampuan berbuahnya dan kemudahan perawatannya.
Salak sendiri memiliki rasa manis dan segar terutama salak varietas salak pondoh
yang ada di daerah Sleman. Salak pondoh ini telah dibudidayakan sejak 82 tahun
yang lalu. Sebelumnya, Sleman adalah habitat tanaman salak, namun salak lokal
yang merupakan plasma nuftah, atau species asli yang kualitasnya kurang baik.
Dalam perkembangannya, petani mencari species salak yang memiliki buah yang
manis yaitu salak pondoh. Tanaman dengan buah yang manis ini kemudian
dibudidayakan dengan menggunakan teknik pencangkokan tanaman. Tanaman salak
merupakan komoditas yang penting karena tanaman salak memiliki produktivitas
yang tinggi sehingga menjadi potensi ekonomi utama di daerah ini.
Tanaman salak hanya membutuhkan waktu 3 tahun untuk siap berbuah dan dapat
berbuah dalam jangka waktu yang singkat, yaitu pada saat bunga betina siap
dikawinkan dengan bunga jantan. Panen raya tanaman salak adalah pada bulan
Desember- Februari karena pada bulan tersebut, banyak dihasilkan buah dari satu
buah pohon,sehingga pada musim panen salak ini, petani mendapatkan pemasukan
yang banyak.
Kontribusi tanaman salak terhadap perekonomian petani di Sleman sangat
penting. Salak memiliki pasar yang luas terutama pasar luar negeri. Salak telah di
ekspor Singapur, China, Korea, dan Jepang. Negara-negara tersebut cukup gemar
mengkonsumsi salak karena rasa manis dan segarnya. Petani salak sendiri menjual
salaknya dengan harga Rp 10.000,00 per kilogram. Salak pondoh dengan jenis lain
6
seperti salak pondoh madu bisa dijual hingga Rp 50.000,00 per kilogram karena
kualitas yang sangat baik.
Tanaman salak pondoh juga berkontribusi dalam perdagangan internasional dari
segala kegiatan ekspor salak ke negara-negara sekitar. Salak juga memegang peranan
dalam pasar domestic, karena salak pondoh diminati masyarakat luas Indonesia.
Salak juga dilihat perannya dalam perekonomian lewat produk-produk
agroindustrinya seperti kripik, manisan, dan lain-lain.
B. PERUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara penanganan OPT pada tanaman salak pondoh ?
2. Bagaimana ketentuan grading pada salak pondoh ?
3. Bagaimana penanganan pasca panen salak pondoh ?
C. TUJUAN
1. Mengetahui cara penanganan OPT pada tanaman salak pondoh.
2. Mengetahui ketentuan-ketentuan grading pada salak pondoh.
3. Mengetahui penanganan pasca panen pada salak pondoh.
7
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Salak
Salak Pondoh adalah salah satu jenis salak yang sangat "fenomenal",salak
pondoh ini sangat digemari di Indonesia. Daging buahnya berwarna putih kekuningan
ditutupi sisik kasar berwarna kecoklatan. Salak pondoh adalah jenis salak yang paling
manis rasanya. Daging buahnya keras namun renyah. Rasanya pun sangat khas dan
membuat ketagihan. Sehingga salak pondoh menjadi buah primadona dari kota
Jogjakarta.
Nama salak pondoh berasal dari bahasa daerah JawaTengah. Pondoh dalam
bahasa daerah Jawa adalah bagian dari kelapa yang manis dan berwarna putih. Karena
itu, salak pondoh yang memiliki rasa manis dan warna putih ini dijuluki dengan sebutan
salak pondoh.
Daerah Sleman, Jogjakarta adalah salah satu daerah penghasil salak pondoh
terbesar di Indonesia. Salak pondoh sudah di ekspor ke berbagai negara seperti
Singapura, Malaysia, Korea, dan Jepang. Kegiatan ekspor ini melibatkan banyak petani
daerah Sleman Jogjakarta.
Salak pondoh mempunyai sifat dapat berbuah sepanjang tahun. Namun setelah
panen buah salak tidak bisa disimpan lama karena salak mempunyai sifat-sifat
karakteristik sangat rentan pada kerusakan. Setelah panen buah masih melangsungkan
aktivitas fisiologis seperti respirasi dan transpirasi. Dengan adanya aktifitas fisiologis
tersebut mutu buah pelan-pelan menurun.
2. Sistem Pertanian Organik
Penanaman salak pondoh menggunakan sistem Pertanian Organik. Pertanian
organik adalah pertanian yang menghindari atau sangat membatasi penggunaan pupuk
kimia, zat pengatur tumbuh, maupun pestisida kimia.
Mengapa pertanian organik :
Semakin disadari penggunaan bahan-bahan kimia non-alami, seperti pupuk dan
pestisida kimi sintetis dalam produksi pertanian menimbulkan dampak negative
pada kesehatan manusia dan lingkungan sekitar.
8
Masyarakat semakin menghendaki produk pertanian yang bermutu,aman
dikonsumsi, dan proses produksinya ramah lingkungan.
Produk organic mempunyai rasa,warna,aroma,gizi, dan tekstur lebih baik,
sehingga dihargai lebih tinggi.
3. Kerusakan tanaman dan gangguan OPT
Potensi penyebab kerusakan buah salak hampir sama dengan kerusakan yang
terjadi pada buah-buahan segar pada umumnya. Kerusakan lazim yang ditemui yaitu
kulit buah ditumbuhi jamur, menjadi kering dank eras sehingga sulit dikupas, daging
buah berubah menjadi cokelat,lunak,berair,dan bahkan busuk, terjadi susut bobot
serta penurunan gizi.
Kerusakan pada salak ditemui juga pada pasca panen yaitu gangguan penyakit
pasca panen. Penyakit pasca panen menyebabkan daya simpan salak menjadi
terbatas. Sebagai contoh penyebab penyakit pada salak yaitu busuk buah yang
disebabkan oleh jamur Ceratocystis paradoxa, fusarium s. , dan lain-lain.
Salak pondoh memiliki OPT berupa serangga berupa kumbang golog (O.
serrirostris), uret, dan jamur atau gulma. Penanganan yang dilakukan oleh petani
adalah penanganan dengan menggunakan teknik-teknik ramah lingkungan. OPM
( Organic Pest Management) yaitu pengelolaan OPT menggunakan cara organic
perlu di lakukan petani agar tanaman salak tidak tercemar bahan-bahan kimia yang
mengurangi kualitas hasil produksi. OPM lebih menekankan caraa-cara nonkimiawi
seperti budidaya tanaman sehat, penggunaan perangkap hama, penyiangan hama
secara langsung, penggunaan varietas tahan hama, pengembangan musuh hayati, dan
pemanfaatan pestisida alami.
Pemeliharaan tanaman supaya tumbuh sehat memerlukan perhatian tambahan
seperti melakukan pengairan,pemupukan,penyiangan,dan pemangkasan daun-daun
tua. Pengamatan rutin untuk memantau tanaman yang tidak normal, kerdil, merana,
layu, rusak, kering, dan lain-lain juga perlu dilakukan. Manajemen pengairan juga
perlu dilakukan untuk menghindari hama uret yang menyerang jika tanaman
mengalami kekeringan.
9
4. Grading dan pengkelasan
Grading pada salak dilakukan berdasarkan standar kelas mutu salak yang telah
ditetapkan yaitu SNI 3197:2009.
Ketentuan mutu berdasarkan SNI 3197:2009 adalah :
Utuh
Padat
Penampilan segar
Layak dikonsumsi
Bersih
Bebas dari hama dan
penyakit
Bebas dari kerusakan akibat
temperature rendah dan atau
tinggi
Bebas dari kelembaban
eksternal yang abnormal,
kecuali pengembunan
Pengkelasan salak digolongkan menjadi 3 kelas mutu yaitu :
Kelas super
Kelas a
Kelas b
5. Penanganan pasca panen
Dalam pascapanen buah-buahan,perlu ada penanganan yang tepat agar kualitas
buah tetap terjaga dan tidak terjadi pengurangan masa simpan atau penurunan
kualitas atau mutu kelas buah.
Tahapan kegiatan pada pascapanen salak adalah sebagai berikut :
Panen
Pengumpulan hasil panen
Pengangkutan hasil panen
Pembersihan dan sortasi
Pengkelasan
Pengepakan
Pelabelan
Penyimpanan sementara
Pengangkutan (distribusi)
10
BAB III
PEMBAHASAN
1. Sistem Agribisnis Salak Pondoh
Salak Pondoh merupakan tanaman perdu setinggi 2-3 meter yang memiliki
kemampuan untuk terus berbungan sepanjang tahun setelah masa vegetative selama 3
tahun. Salak pondoh berbuah harus dengan tahap penyerbukan dari bunga jantan ke
bunga betina. Bunga jantan dan bunga betina pada salak pondoh berada pada bunga
yang berbeda, karena itu tanaman salak pondoh termasuk dalam tanaman berumah dua.
Input produksi salak adalah lahan pertanian yang harus di olah dengan baik dan
diatur pengairannya dengan membuat parit-parit. Perawatan tanaman salak tidak sulit,
namun perlu perlakuan yang khusus. Salak harus ditanam dengan jarak yang berdekatan
sehingga buah tidak terkena sinar matahari langsung, oleh karena itu, perkebunan salak
umumnya tidak terkena sinar matahari. Input produksi salak yang paling penting adalah
lahan, air, pupuk organic ( pupuk kandang ) , dan benih unggul. Untuk menghasilkan
salak pondoh yang baik, diperlukan benih yang baik pula. Karena itu, untuk
mendapatkan kualitas salak yang diinginkan, maka petani melakukan pencangkokan dari
tanaman yang menghasilkan buah yang baik dan berkualitas tinggi.
Produksi salak terjadi sepanjang tahun setelah masa vegetative atau pertumbuhan
tanaman selama 3 tahun. Produksi tanaman akan mencapai puncak pada bulan Desember
hingga Februari. Salak biasanya dijual seharga Rp 10.000,00 oleh petani ke pengumpul
atau tengkulak. Agroindustri salak sudah berkembang pesat dan memunculkan beberapa
produk olahan yang menjadi produk khas daerah Kabupaten Sleman,Jogjakarta. Sebagai
contoh adalah dodol salak, kripik salak, dan manisan salak. Pemasaran salak sudah
mencapai daerah-daerah nusantara dan mancanegara. Salak sudah di ekspor ke Korea,
Jepang, China, Malaysia, dan lain-lain. Negara-negara luar melirik produk salak pondoh
karena kualitas dan rasanya yang manis sehingga digemari sebagai buah sehari-hari.
Kelembagaan yang ada pada bisnis salak di Sleman Jogjakarta adalah berupa
gapoktan-gapoktan yang bergerak secara mandiri. Sebagai contoh adalah gapoktan yang
kami kunjungi dalam kegiatan fieldtrip yaitu gapoktan Duri Kencana. Lewat kerja keras
11
petani Duri Kencana, 3 penghargaan dari Istana Negara telah diterima atas kesuksesan
dalam mengusahakan agribisnis komoditas buah salak pondoh.
2. Penanganan OPT
Penanganan OPT yang dilakukan berfokus pada penanganan yang bersifat
nonkimiawi. Prinsip-prinsip pengendalian OPT yang perlu diketahui dalam pertanian
salak organic di Sleman ini adalah:
Pergiliran tanaman dan pergiliran varietas
Mengatur waktu tanam
Pengolahan tanah yang baik
Pemupukan dan kontrol kesehatan tanaman
Penggunaan varietas yang tahan OPT
Pengendalian secars fisik atau mekanik (bantuan manusia)
Pengendalian alami/hayati (bantuan musuh alami OPT)
Penggunaan perangkap
Pemanfaatan pestisida nabati
Pengamatan rutin terhadap kondisi tanaman
3. Ketentuan Grading dan Pengkelasan salak pondoh
Grading dan pengkelasan dilakukan berdasarkan standar yang sudah dijelaskan
sebelumnya.
Pengkelasan dibagi menjadi 3 yaitu :
Kelas Super : kualitas paling baik yang bebas cacat. Produk ini memiliki
harga tinggi dan memenuhi standar pengeksporan.
Kelas A : salak berualitas baik dengan cacat sedikit seperti lecet pada
kulit,tergores sedikit dengan ketentuan lain yaitu total area cacat tidak boleh
lebih dari 2% total permukaan buah dan cacat tersebut tidak mempengaruhi
isi buah.
Kelas B : Salak kualitas baik dengan batasan kecacatan lecet pada kulit dan
tidak boleh melebihi 5% total permukaan buah dan juga tidak boleh
mempengaruhi isi buah.
4. Penanganan pascapanen
12
Penanganan pascapanen seperti yang telah dijelaskan sebelumnya memiliki
banyak kegiatan yang harus dilakukan untuk menghasilkan kualitas produk yang
baik dan memenuhi standar. Berikut adalah penanganan yang perlu diperhatikan
dengan cermat :
Panen : perlu diperhatikan waktu penanaman yang direncanakan, cara
panen yang tepat sehingga mengurangi kerusakan buah, dan manajemen
SDM yang baik sehingga kegiatan panen berjalan dengan efektif dan
efisien. Perlu juga melihat keamanan kerja pada setiap pekerja panen di
perkebunan salak.
Pengumpulan hasil panen : produk buah sangat rentan mengalami
kerusakan pada proses pengumpulan. Produk yang rusak tentu
mengurangi mutu produk itu sendiri. Karena itu perlu diperhatikan
temperatur ruangan, kebersihan, dan penggunaan alas atau wadah yang
aman.
Pengangkutan ke bangsal : Proses pengangkutan juga beresiko
menimbulkan kerusakan pada buah. Karena itu perlu dicermati alat
angkut yang digunakan dan cara penumpukan salak di kendaraan angkut.
Selain itu perlu juga diperhatikan kemasan sementara yang digunakan
dalam pengangkutan.
Penimbangan : penimbangan dilakukan 2 kali yaitu di awal dan akhir.
Penimbangan awal untuk mengetahui berat kotor dari salak dan
penimbangan akhir untuk mengetahui berat bersih setelah salak
mengalami sortasi pembersihan hingga pengepakan akhir.
Pembersihan dan sortasi : Salak dibersihkan dan disortasi dengan cara
manual atau mekanik. Salak dibersihkan dari kotoran-kotoran yang ada
dan disortasi untuk memisahkan buah yang dikehendaki dan yang tidak
dikehendaki.
Grading dan pengkelasan : grading dan pengkelasan dilakukan untuk
memisahkan buah salak berdasarkan kualitas sehingga dapat dipisahkan
13
sesuai dengan standar yang ada (SNI) dan sesuai dengan permintaan yang
ada (permintaan ekspor, permintaan agroindustri,dll).
Pengepakan/packing : pengepakan salak menggunakan kemasan yang
ditetapkam tergantung tujuan dari pengiriman. Terdapat jenis kemasan
kayu, kemasan bahan bambu, bahan plastic, dan bahan kardus.
Pelabelan : setelah tahapan pengemasan, tahapan berikutnya adalah
pelabelan merek dagang. Pelabelan juga diatur dalam SNI 3197:2009.
Pelabelan perlu diperhatikan design dan juga informasi tentang produk
buah.
Penyimpanan sementara : Setelah diberikan label, salak disimpan
sementara di ruangan-ruangan pengemas. Perlu diperhatikan lokasi
penyimpanan yang bersih dan terlindung dari kontaminasi.
Pengangkutan : Pengangkutan produk dari bangsal penanganan
pascapanen sangatlah penting. Perlu diperhatikan berbagai aspek terkait
keamanan dan keselamatan produk. Sarana transportasi juga harus
disesuaikan dengan tujuan dan dipertimbangkan berdasarkan keamanan,
efektivitas, dan waktu.
14
15
BAB IV
KESIMPULAN
Salak adalah komoditas yang memiliki potensi ekonomi yang kuat. Salak bersifat
produktif dan memiliki banyak kegunaan serta peluang pasar. Penanganan salak tidak
sulit namum memiliki tahapan-tahapan khusus yang berbeda dengan produk lain. Salak
yang berkualitas dilihat dari proses produksi yang baik hingga kegiatan pascapanen yang
baik pula. Sebuah perkebunan salak yang baik harus memperhatikan semua subsistem
agribisnis dan mampu mengatur dengan baik segala kebutuhan dan segala detil kegiatan
agribisnis.
Penanganan OPT yang dilakukan petani salak sangat menekankan pada kegiatan
pengendalian yang bersifat nonkimiawi. Petani mengendalikan hama dan merawat
tanaman dengan menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan. Petani salak tidak
mengalami kesulitan dalam merawat tanaman salak karena OPT yang menjadi musuh
utama salak tidak terlalu banyak menyerang dan dapat dikendalikan.
Grading dan pengkelasan memiliki ketentuan yang diatur dalam SNI 3197:2009.
Produk salak yang memenuhi SNI tersebut tentu akan menghasilkan pemasukan yang
baik bagi petani. Proses grading dan pengkelasan yang baik juga memudahkan petani
untuk mengatur pemasaran produknya ke berbagai pasar seperti pasar internasional
maupun pasar domestic.
Penanganan pascapanen tidak boleh dipandang sebelah mata pada usaha
agribisnis komoditas buah-buahan karena komoditas buah sangat rentan setelah buah
tersebut dipanen dari kebun. Perlu ada tindakan yang tepat guna dan tepat waktu
sehingga kualitas atau mutu produk tidak mengalami penurunan ketika sampai di
konsumen.
16
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Budidaya dan Pascapanen Buah. 2011. Buku Pedoman Pascapanen Buah
Perdu : Seri Salak. Kementrian Pertanian: Jakarta