Laporan Evaporasi

Embed Size (px)

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR PROSES KIMIA I PENENTUAN NERACA MASSA DAN ENERGIPADA UNIT EVAPORASI DISUSUN OLEH : DISUSUN OLEH : 1.DESLIA PRIMA(1007033835) 2.JEFFRI SATRIA(1007035429) 3.SUGENG RAHAYU (1007021507) Tanggal Praktikum : 03 Desember 2011 Tanggal Penyerahan Laporan: 14 Desember 2011 LABORATORIUM INSTRUKSIONAL DASAR PROSES & OPERASI PABRIK JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU 2011 ABSTRAK Prosesevaporasiadalahprosesuntukmemisahkanpelarutdenganproses penguapan,daripadatan(zatpelarut)yangtidakvolatile(tidakmudahmenguap).Intidari prosesiniadalahterjadinyaperubahanfasadarifasacairmenjadifasauap,suatuproses yangmembutuhkanenergiyanglebihyangrelatifbesar.Salahalatyangmenggunakan prinsipiniadalahalatpembuatanaquadest(autostill).Padapembuatanaquadestini,air (pelarut)dipisahkandaripadatanpengotornya(padatanpengotortidakvolatil)dengan prosespenguapan.Evaporasiberbedadaridistilasi,karenadisiniuapnyabiasanya komponen tunggal, dan walaupun uap itu merupakan campuran, dalam proses evaporasi ini tidak ada usaha untuk memisah-misahkannya menjadi fraksi-fraksi. Evaporasi dalam hal ini adalah untuk pemekatan suatu larutan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan pustaka ProsesEvaporasiadalahprosesuntukmemisahkanpelarutdenganprosespenguapan daripadatan(zatterlarut)yangtidakvolatil(tidakmudahmenguap).Intidariprosesini adalahterjadinyaperubahanfasadarifasacairmenjadifasauap,suatuprosesyang membutuhkanenergiyangrelatifbesar.Evaporasidilaksanakandengancaramenguapkan sebagiandaripelarutpadatitikdidihnya,sehinggadiperolehlarutanzatcairpekatyang konsentrasinyalebihtinggi.Uapyangterbentukpadaevaporasibiasanyahanyaterdiridari satukomponen,danjikauapnyaberupacampuranumumnyatidakdiadakanusahauntuk memisahkankomponenkomponennya.Dalamevaporasizatcairpekatmerupakanproduk yang dipentingkan, sedangkan uapnya biasanya dikondensasikan dan dibuang. 1.2. Dasar Teori Penyelesaianpraktisterhadapmasalahevaporasisangatditentukanolehkarakteristik cairan yang akan dikonsentrasikan. Beberapa sifat penting dari zat cair yang dievaporasikan : 1.Konsentrasi Walaupuncairanencerdiumpankankedalamevaporatormungkincukupencer sehinggabeberapasifatfisiknyasamadenganair,tetapijikakonsentrasinyameningkat, larutanituakanmakinbersifatindividual.Densitasdanviskositasnyameningkatbersamaan dengankandunganzatpadatnya,hinggalarutanitumenjadijenuh,ataujikatidak,menjadi terlalulambansehinggatidakdapatmelakukanperpindahankaloryangmemadai.Jikazat cairjenuhdididihkanterus,makaakanterjadipembentukankristal,dankristaliniharus dipisahakankarenabisamenyebabkantabungevaporatortersumbat.Titikdidihlarutanpun dapat meningkat dengan sangat bila kandungan zat padatnya bertambah, sehingga suhu didih larutan jenuh mungkin jauh lebih tinggi dari titik didih air pada tekanan yang sama. 2.Pembentukan Busa Beberapabahantertentu,lebih-lebihzat-zatorganik,membusa(foam)padawaktu diuapkan.Busayangstabilakanikutkeluarevaporatorbersamauap,danmenyebabkan banyaknya bahan yang terbawa-ikut. Dalam hal-hal yang ekstrem, keseluruhan massa zat cair itu mungkin meluap ke dalam saluran uap keluar dan terbuang. 3.Kepekaan Terhadap Suhu Beberapa bahan kimia berharga, bahan kimia farmasi dan bahan makanan dapat rusak biladipanaskanpadasuhusedangselamawaktuyangsingkatsaja.Dalam mengkonsentrasikanbahan-bahansepertiitudiperlukanteknikkhususuntukmengurangi suhu zat cair dan menurunkan waktu pemanasan. 4.Kerak Beberapalarutantertentumenyebabkankerakpadapermukaanpemanasan.Halini menyebabkankoefisienmenyeluruhmakinlamamakinberkurang,sampaiakhirnyaoperasi evaporatorterpaksadihentikanuntukmembersihkannya.Bilakerakitukerasdantakdapat larut, pembersihan itu tidak mudah dan memakan biaya. 5.Bahan Konstruksi Bilamana mungkin, evaporator itu dibuat dari baja. Akan tetapi, banyak larutanyang merusak bahan-bahan besi, atau menjadi terkontaminasi oleh bahan itu. Karena itu digunakan jugabahan-bahankondtruksikhusus,sepertitembaga,nikel,bajatahankarat,aluminium, grafittaktembusdantimbal.Olehkarenabahan-bahaninirelatifmahal,makalaju perpindahan kalor harus harus tinggi agar dapat menurunkan biaya pokok peralatan. Oleh karena adanya variasi dalam sifat-sifat zat cair, maka dikembangkanlah berbagai jenisrancangevaporator.Evaporatormanayangdipilihuntuksuatumasalahtertentu bergantung terutama pada karakteristik zat cair itu. Ada dua metode pada evaporator yaitu : 1.Operasi efek Tunggal ( single-effect evaporation ) Hanyamenggunakansatuevaporatordimanauapdarizatcairyangmendidih dikondensasikandandibuang.Walaupunsederhana,nemunprosesinitidakefektifdalam penggunaan uap. 2.Operasi Efek Berganda ( multiple-effect evaporation ) Metodeyangumumdigunakanuntukmeningkatkanevaporasiperponuapdengan menggunakan sederetan evaporator antara penyediaan uap dan kondensor. Jika uap dari satu evaporator dimasukkanke dalam rongga uap ( steam chest )evaporator kedua, dan uap dari evaporatorkeduadimasukkankedalamkondensor,makaoperasiituakanmenjadiefekdua kaliatauefekdua(doubble-effect).Kalordariuapyangsemuladigunakanlagidalmefek yang kedua dan evaporasi yang didapatkan oleh satu satuan massa uapyang diumpankan ke dalam efek pertama menjadi hampir lipat dua. Efek ini dapat ditambah lagi dengan cara yang sama. Untukbisamemahamiprosesevaporasiini,makadiperlukanpengetahuandasar tentang neraca massa dan neraca energi untuk proses dengan perubahan fasa. Salah satu alat yangmenggunakanprinsipiniadalahalatpembuataquades(autostill).Padapembuatan aquadesini,air(pelarut)dipisahkandengandaripadatanpengotornya(Padatanpengotor tidakvolatil)denganprosespenguapan.Padapraktikuminipenekanannyapadapengguaan neracamassadanneracaenergiuntukmengetahuiperformancedarisuatuunitoperasi,dan mendapatkan kondisi optimal proses. Neraca Massa ( keadaan steady ) adalah Kecepatan massa masuk Kecepatan massa keluar = 0 Neraca Energi ( keadaan steady ) adalah Kecepatan panas masuk Kecepatan panas keluar = 0 Entalpi ( H ) Isi panas dari satu satuan massa bahan dibandingkan dengan isi panas dari bahan tersebut pada suhu referensinya. Entalpi Cair pada suhu T ( hl pada T ) Hl = Panas Sensibel = Cp1( T TR ) Entalpi Uap pada suhu T ( HV pada T ) HV = Panas Sensibel Cair Panas Laten (Panas Penguapan) + Panas Sensibel uap = Cp1 ( Tb TR ) . CpV ( T Tb ) hl = entalpi spesifik keadaan cair ||.|

\|KgKJ

HV= entalpi spesifik keadan uap ||.|

\|KgKJ Cp1 = kapasitas panas bahan dalam keadan cair C KgKJ0 , untuk air = C KgKJ4,1820 CpV = kapasitas panas bahan dalam keadan uap C KgKJ0 , untuk uap airsuhu menengah = C KgKJ1,1850 T= suhu bahan dalam ( C ) TR= suhu referensi, pada steam table digunakan 0 C Tb= titik didih bahan ( C ) = panas laten / panas penguapan bahan, untuk air pada suhu 100 C = 2260,16 KgKJ Neraca Massa Total Keadaan Steady State Kecepatan Massa Masuk = Kecepatan Massa Keluar FT = O + D ( 1 ) Neraca Energi Total Keadaan Steady State Kecepatan Panas Masuk = Kecepatan Panas Keluar Panasdibawapendingin+PanasdariHeater=PanasdibawaOverFlow+Panasdibawa Distilat Panas hilang ke lingkungan. FT . Cp1 ( TFT TR ) + Q = O . Cp1 ( TO TR ) + D . Cp1 ( TD TR ) + Qloss ( 2 ) Neraca Energi di PendinginPanas dibawa air pendingin masuk + Panas dibawa uap masuk = Panas dibawa Distilat keluar + Panas dibawa air pendingin keluar. FT . Cp1 ( TFT TR ) + V. HV = D . Cp1 ( TD TR ) + ( O + FB ) . Cp1 . ( TO TR )Karena FB = V = D O + FB = O + D = FT FT . Cp1 ( TFT TR ) + V. HV = D . Cp1 ( TD TR ) + FT. Cp1 . ( TO TR ) ...( 3 ) Neraca Energi di Boiler Panas dari Heater = Panas dibawa Uap + Panas hilang ke lingkungan Q = V . HV + Qloss, karena V = D, maka Q = D . HV + Qloss ..( 4 ) HV = Cp1 . ( Tb TR ) + + CpV . ( T Tb ), karena T = Tb = 100 C HV = Cp1 . ( 100 TR ) + .( 5 ) Faktor-faktor yang mempercepat proses evaporasi : 1.Suhu; walaupun cairan bisa evaporasi di bawah suhu titik didihnya, namun prosesnya akancepatterjadiketikasuhudisekelilinglebihtinggi.Haliniterjadikarena evaporasi menyerap kalor laten dari sekelilingnya. Dengan demikian, semakin hangat suhusekelilingsemakinbanyakjumlahkaloryangterserapuntukmempercepat evaporasi. 2.Kelembapanudara;jikakelembapanudarakurang,berartiudarasekitarkering. Semakinkeringudara(sedikitnyakandunganuapairdidalamudara)semakincepat evaporasiterjadi.Contohnya,tetesanairyangberadadikepingangelasdiruang terbuka lebih cepat terevaporasi lebih cepat daripada tetesan air di dalam botol gelas. Halinimenjelaskanmengapapakaianlebihcepatkeringdidaerahkelembapan udaranya rendah. 3.Tekanan;semakinbesartekananyangdialamisemakinlambatevaporasiterjadi. Pada tetesan air yang berada di gelas botol yang udaranya telah dikosongkan (tekanan udara berkurang), maka akan cepat terevaporasi. 4.Gerakanudara;pakaianakanlebihcepatkeringketikaberadadiruangyang sirkulasiudaraatauanginlancarkarenamembantupergerakanmolekulair.Halini sama saja dengan mengurangi kelembapan udara. 5.Sifat cairan; cairan dengan titik didihyang rendah terevaporasi lebih cepat daripada cairanyangtitikdidihnyabesar.Contoh,raksadengantitikdidih357Clebihsusah terevapporasi daripada eter yang titik didihnya 35C. 1.3. Tujuan Percobaan -Menentukan proses dalam keadaan unsteady atau dalam keadaan steady -Menyusun neraca massa dan energy total pada unit pembuatan aquadest -Menghitung rugi panas ( heat loss ) -Menyusunneracamassadanenergyperbagiandariunitpembuatanaquadest,dan dapatmenghitungdanmenentukandebitdansuhusetiaparusmasukdankeluarunit dari variable operasi yang diketahui. -Menentukan kondisi optimal proses. BAB II METODOLOGI PERCOBAAN 2.1. Bahan Air keran, alkohol 4%, aquadest. 2.2. Alat Alkoholmeter, thermometer, beaker gelas 5000 ml, gelas ukur 100 ml & 1000 ml, selang, Alat Pembuat Aquadest ( Auto Still ). Skema alat : Gambar 1. Alat Pembuat Aquadest ( Auto Still ) Keterangan Gambar :1.Pendingin 2.Boiler 3.FT = Air Pendingin + Umpan Boiler (kg/men) TFT = Suhu Air Pendingin Masuk (C) 4.D = Distilat (aquades) (kg/men), TD = Suhu Distilat Keluar Alat (C) 5.O = Over Flow (kg/men), TO = Suhu Over Flow (C) 6.V = Uap yang dihasilkan (kg/men), HV = Entalpi Uap (kJ/kg) 7.FB = Umpan Boiler (kg/men) 8.Heater = Pemanas, sebesar Q (kJ/men) 2.3. Prosedur Percobaan 1.Alat sudah dipastikan dirangkai sesuai dengan gambar. 2.Kranairpendingindibuka,kecepatanalirdiukurdenganjalanaliranOverFlow ditampung selama 1 menit, dan volumenya diukur (V liter). Kecepatan alir (Ft) = V liter= V= 0,9 liter V= 900 ml 3.Kran diatur sedemikian rupa sehingga didapatkan kecepatan alir 0,9 liter/menit 4.Pemanas(bagianbawah)dihidupkan.Panasyangdisuplaisatuheater=2500watt. Jalannya proses diamati, suhu di Over Flow diukur dan dicatat waktu yang dibutuhkan darihidupnyapemanassampaididapatkansuhuyangkonstandiOverFlow.Setiap pengukuran dilakukan dengan rentang waktu 5 menit. 5.SetelahsuhudiOverFlowkonstan,diukurdandicatatkecepatanalirdiOverFlow, suhu di Over Flow, kecepatan alir Distillat dan Suhu Distillat. 6.Distilat ditampung dan ditentukan kadar alkoholnya dengan alkoholmeter. 7.Cara di atas diulangi untuk kecepatan alir 1,4 liter/menit dan 1,8 liter/menit. BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Data Hasil Percobaan No Q Pemanas (Watt) Kecepatan alir ( L/menit )Suhu (C) Waktu mencapai Steady (menit) FODOD 125000,9 0,750,045630 25 0,780,045630 0,80,045630 225001,4 0,760,035530 200,790,045530 0,820,045530 325001,8 1,510,044632 251,270,034632 1,290,034632 Waktu Mencapai Steady State No Kecepatan alir (L/menit) Suhu (C)Waktu mencapai Steady (menit) Kadar Alkohol (%) OD 10,9 55305 2 583010 563015 563020 563025 21,4 59305 4 553010 553015 553020 31,8 45325 3 453210 463215 463220 463225 Daridatadiatasdapatdilihatbahwasemakinlamawaktusteadystatemakakadar alkoholnya akan semakin sedikit. 3.2. NERACA MASSA Tabel 3.2.1. Neraca massa untuk 0,9 liter/menit No.Nama bahan Input (liter/menit) Output (Liter/menit) 1Sampel32,96 2Destilat- 0,04 3Air Pendingin0,9- 4Over Flow- 0,77 Total3,93,77 Efisiensi kerja alat =

x 100 % = 96,67 %Tabel 3.2.2. Neraca massa untuk 1,4 liter/menit Efisiensi kerja alat=

x100 % = 86,14 % Tabel 3.2.3. Neraca massa untuk 1,8 liter/menit No.Nama bahan Input (liter/menit) Output (Liter/menit) 1Sampel32,97 2Destilat -0,03 3Air Pendingin1,8 - 4Over Flow -1,35 Total4,84,35 Efisiensi kerja alat =

x 100 % = 90,6 % Dari table neraca massa3.2.1, 3.2.2, dan 3.2.3 dapat dilihat bahwa terjadi perbedaan atau ketidakstabilan efisiensi kerja alat pada setiap kecepatan alir. Terjadi penurunan efisiensi kerja alat pada kecepatan alir 1,4 liter/menit dan mengalami kenaikan pada kecepatan alir 1,8 liter/menit.Halinidisebabkankarenatidakstabilnyasupplyairpendinginyangterkadang cepatdanterkadanglambat,sehinggamempengaruhiefisiensikerjaalatyangjugamenjadi tidak stabil. Dalampercobaanini,efisiensikerjaalatyangtinggididapatkanpadasaat menggunakankecepatanalir0,9liter/menit.Dalamhalinidapatdiketahuibahwauntuk mendapatkanefisiensikerjaalatyangbagusmakalebihbaikmenggunakankecepatanalir yang kecil. No.Nama bahan Input (liter/menit) Output (Liter/menit) 1Sampel32,96 2Destilat- 0,04 3Air Pendingin1,4-4Over Flow -0,79 Total4,43,79 3.3. NERACA ENERGI / PANAS Tabel 3.3.1. Neraca energi/panas untuk 0,9 liter/menit No.Nama bahan Input (Kj/detik)Output (Kj/detik) 1Panas dibawa air pendingin1,83 x 10-3- 2Panas dari heater2,5- 3Panas dibawa air Over Flow-3 x 10-3 4Panas dibawa Distilat-8,3 x 10-5 5 Panas hilang kelingkungan( Qloss) -2,4987 Total 2,50182,5018 Efisiensi kerja alat =

x100 % = 100 % Tabel 3.3.2. Neraca energi/panas untuk 1,4 liter/menit No.Nama bahan Input (Kj/detik)Output (Kj/detik) 1Panas dibawa air pendingin2,83 x 10-3- 2Panas dari heater2,5- 3Panas dibawa air Over Flow-3 x 10-3 4Panas dibawa Distilat-8,3 x 10-5 5 Panas hilang kelingkungan( Qloss) -2,4997 Total 2,50282,5028 Efisiensi kerja alat =

x100 % = 100% Tabel 3.3.3. Neraca energi/panas untuk 1,8 liter/menit Efisiensi kerja alat =

x100 % = 100 % Dari table neraca massa 3.3.1, 3.3.2, dan 3.3.3 didapatkan bahwa neraca energi masuk samadenganneracaenergikeluar,sehinggadidapatkanefisiensikerjaalat100%.Pada kecepatanalir0,9liter/menit,1,4liter/menitdan1,8liter/menit,jumlahpanasyangterlepas kelingkunganhampirsamayaitu2,4987Kj/detik,2,4997Kj/detikdan2,4994Kj/detik.Hal inidisebabkankarenaterjadinyapeningkatansuhuyangtinggi.Salahsatufaktoryang mempengaruhi proses evaporasi adalah suhu. Suhu air pendingin yang keluar dari kondensor lebihtinggidaripadasuhumasukkarenaairitumenyerappanasdarikondensor.Semakin tinggipeningkatansuhumakaprosesevaporasiakanberjalanlebihlambat,sehinggapanas yang terlepas kelingkungan semakin banyak. No.Nama bahan Input (Kj/detik)Output (Kj/detik) 1Panas dibawa air pendingin3,83 x 10-3- 2Panas dari heater2,5- 3Panas dibawa air Over Flow-4,33 x 10-3 4Panas dibawa Distilat-6,67 x 10-5 5 Panas hilang kelingkungan( Qloss) -2,4994 Total 2,50382,5038 BAB IV KESIMPULAN 1.ProsesEvaporasiadalahprosesuntukmemisahkanpelarutdenganprosespenguapandari padatan ( zat terlarut ) yang tidak volatil ( tidak mudah menguap ). -Intidariprosesiniadalahterjadinyaperubahanfasadarifasacairmenjadifasa uap, suatu proses yang membutuhkan energi yang relatif besar. -TujuanEvaporasiialahuntukmemekatkanlarutanyangterdiridarizatterlarut yang tak mudah menguap dan pelarut yang mudah menguap. 2.Darihasilpercobaanyangtelahdilakukan,keadaansteadystatepadaprosesevaporasi baruakandiperolehditandaidengantemperaturdistilatatauoverflowyangtidakakan berubah lagi ( konstan ) terhadap waktu. 3.Semakinbanyakpanasyanghilangkelingkungan(Qloss)makaakandiperolehhasil distilatyangsemakinsedikit.Danjikalajualirumpankesistemrelatiflebihbesarmaka panas yang hilang ke lingkungan yang didapat juga akan lebih besar. LAMPIRAN A. Pembuatan alkohol 4% sebanyak 3 L V1 M1 = V2 M2 3000 0,04 = V2 0,96 V2 =

V2 = 125ml Jadi, alkohol yang dibutuhkan untuk membuat alkohol 4% adalah sebanyak 125 ml. B. NERACA MASSA 1.Neraca massa untuk 0,9 liter/menit - Destilat output= 0,04 liter/menit - Sampel input= 3 liter/menit - Sampel output= Sampel input Destilat output= 3 l/m 0,04 l/m = 2,96 liter/menit - Over flow output = |.|

\| + +30,8 0,78 0,75 = 0,77 liter/menit - Total input= 3 l/m + 0,9 l/m = 3,9 liter/menit - Total output = Sampel output + Destilat output + over flow output = 2,96 l/m + 0,04 l/m + 0,77 l/m = 3,77 liter/menit 2. Neraca massa untuk 1,4 liter/menit - Destilat output= |.|

\| + +30,04 0,04 0,03 = 0,04 liter/menit - Sampel input= 3 liter/menit - Sampel output= Sampel input - Destilat output = 3 l/m 0,04 l/m = 2,96 liter/menit- Over flow output = |.|

\| + +30,82 0,79 0,76 = 0,79 liter/menit - Total input = 3 l/m + 1,4 l/m = 4,4 liter/menit - Total output = Sampel output + Destilat output + Over flow output =2,96 l/m + 0,04 l/m + 0,79 l/m= 3,79 liter/menit 3. Neraca massa untuk 1,8 liter/menit -Destilat output= |.|

\| + +30,03 0,03 0,04 = 0,03 liter/menit -Sampel input= 3 liter/menit -Sampel output= Sampel input - Destilat output = 3 l/m 0,03 l/m = 2,97 liter/menit -Over flow output= |.|

\| + +31,29 1,27 1,51 =1,35 liter/menit -Total input = 3 l/m +1,8 l/m = 4,8 liter/menit -Total output = Sampel output + Destilat output +Over flow output = 2,97 l/m + 0,03 l/m + 1,35l/m = 4,35 liter/menit C. NERACA ENERGI 1. Neraca energi untuk 0,9 liter/menit -Panas dibawa air pendingin FT = 0,9

x 10-3 m3 = 0,9 x 10-3

( 0,9 x 10-3

) x 1

= 0,9 x 10-3

Cp1 = 4,1868 Kj/Kg oK TFT= 30oC 303 oK TR= 0 oC273 oK Panas dibawa air pendingin = FT .Cp1.( TFT-TR ) = (0,9x10-3

) x (4,1868 Kj/KgoK)(303-273)oK = 0,11 Kj/menit = 1,83 x 10-3 Kj/detik -Panas dari Heater = 2500 watt 1 Watt= 1 J/detik 2500 watt= 2500 J/detik= 2,5 Kj/detik -Panas dibawa air Over Flow O = 0,77

x 10-3 m3 =0,77 x 10-3

( 0,77 x 10-3

) x 1

= 0,77 x 10-3

Cp1 = 4,1868 Kj/Kg oK To = 56oC 329 oK TR= 0 oC273 oK Panas dibawa air Over Flow = O.Cp1(To - TR) =(0,77x10-3

)x(4,1868 Kj/KgoK)(329-273)oK = 0,18 Kj/menit = 3 x 10-3 Kj/detik -Panas dibawa Distilat D = 0,04

x 10-3 m3 = 0,04 x 10-3

( 0,04 x 10-3

) x 1

= 0,04 x 10-3

Cp1 = 4,1868 Kj/Kg oK TD =30 oC 303 oK TR= 0 oC273 oK Panas dibawa Distilat = D.Cp1 ( TD - TR ) = (0,04 x 10-3

) x (4,1868 Kj/Kg oK) (303-273)oK = 0,005 Kj/menit = 8,3 x 10-5 Kj/detik -Qloss = [ FT .Cp1.(TFT-TR) + Q] - [O.Cp1 (To-TR) + D.Cp1 (TD-TR)] = (1,83 x 10-3 + 2,5) - (3 x 10-3 + 8,3 x 10-5) Kj/detik

= 2,4987 Kj/detik 2. Neraca energi untuk 1,4 liter/menit -Panas dibawa air pendingin FT = 1,4

x 10-3 m3 = 1,4 x 10-3

( 1,4 x 10-3

) x 1

= 1,4 x 10-3

Cp1 = 4,1868 Kj/Kg oK TFT= 30oC 303 oK TR= 0 oC273 oK Panas dibawa air pendingin = FT .Cp1.( TFT-TR ) = (1,4x10-3

) x (4,1868 Kj/KgoK)(303-273)oK = 0,17 Kj/menit = 2,83 x 10-3 Kj/detik -Panas dari Heater = 2500 watt 1 Watt= 1 J/detik 2500 watt= 2500 J/detik= 2,5 Kj/detik -Panas dibawa air Over Flow O = 0,79

x 10-3 m3 = 0,79 x 10-3

( 0,79 x 10-3

) x 1

= 0,79 x 10-3

Cp1 = 4,1868 Kj/Kg oK To = 55oC 328 oK TR= 0 oC273 oK Panas dibawa air Over Flow = O.Cp1(To - TR) =(0,79x10-3

)x(4,1868 Kj/KgoK)(328-273)oK = 0,18 Kj/menit = 3 x 10-3 Kj/detik -Panas dibawa Distilat D = 0,04

x 10-3 m3 = 0,04 x 10-3

( 0,04 x 10-3

) x 1

= 0,04 x 10-3

Cp1 = 4,1868 Kj/Kg oK TD =30 oC 303 oK TR= 0 oC273 oK Panas dibawa Distilat = D.Cp1 ( TD - TR ) = (0,04 x 10-3

) x (4,1868 Kj/Kg oK) (303-273)oK = 0,005 Kj/menit = 8,3 x 10-5 Kj/detik -Qloss = [ FT .Cp1.(TFT-TR) + Q] - [O.Cp1 (To-TR) + D.Cp1 (TD-TR)] = (2,83 x 10-3 + 2,5) - (3 x 10-3 + 8,3 x 10-5) Kj/detik

= 2,4997 Kj/detik 3. Neraca energi untuk 1,8 liter/menit -Panas dibawa air pendingin FT = 1,8

x 10-3 m3 = 1,8 x 10-3

( 1,8 x 10-3

) x 1

= 1,8 x 10-3

Cp1 = 4,1868 Kj/Kg oK TFT= 30oC 303 oK TR= 0 oC273 oK Panas dibawa air pendingin = FT .Cp1.( TFT-TR ) = (1,8x10-3

) x (4,1868 Kj/KgoK)(303-273)oK = 0,23 Kj/menit = 3,83 x 10-3 Kj/detik -Panas dari Heater = 2500 watt 1 Watt= 1 J/detik 2500 watt= 2500 J/detik= 2,5 Kj/detik -Panas dibawa air Over Flow O = 1,35

x 10-3 m3 = 1,35 x 10-3

( 1,35 x 10-3

) x 1

= 1,35 x 10-3

Cp1 = 4,1868 Kj/Kg oK To = 46oC 319 oK TR= 0 oC273 oK Panas dibawa air Over Flow = O.Cp1(To - TR) =(1,35x10-3

)x(4,1868 Kj/KgoK)(319-273)oK = 0,26 Kj/menit = 4,33 x 10-3 Kj/detik -Panas dibawa Distilat D = 0,03

x 10-3 m3 = 0,03 x 10-3

( 0,03 x 10-3

) x 1

= 0,03 x 10-3

Cp1 = 4,1868 Kj/Kg oK TD =32 oC 305 oK TR= 0 oC273 oK Panas dibawa Distilat = D.Cp1 ( TD - TR ) = (0,03 x 10-3

) x (4,1868 Kj/Kg oK) (305-273)oK = 0,004 Kj/menit = 6,67 x 10-5 Kj/detik -Qloss = [ FT .Cp1.(TFT-TR) + Q] - [O.Cp1 (To-TR) + D.Cp1 (TD-TR)] = (3,83 x 10-3 + 2,5) - (4,33 x 10-3 + 6,67 x 10-5) Kj/detik

= 2,4994 Kj/detik DAFTAR PUSTAKA Dunan, Hendri. 2009. Proses Evaporasi. Surabaya : Edublogs.TimLaboratoriumDasarProsesdanOperasiPabrikProgramStudiD3TeknikKimia Fakultas Teknik Universitas Riau 2011. Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Proses I. Pekanbaru:LaboratoriumDasarProsesdanOperasiPabrikProgramStudiD3 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Riau. Warren L, Mc. Cabe, dkk. 1999. Operasi Teknik Kimia Jilid 1. Jakarta : Erlangga.