Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
LAPORAN DELEGASI DPR RI
PARLIAMENTARY FORUM AT THE 2019 HIGH LEVEL POLITICAL FORUM
ON SUSTAINABLE DEVELOPMENT (HLPF) AND RELATED MEETINGS
14-16 Juli 2019, New York - Amerika Serikat
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
I. PENDAHULUAN
A. DASAR PENGIRIMAN DELEGASI
Partisipasi Delegasi DPR RI menghadiri Parliamentary Forum at the 2019 High Level
Political Forum on Sustainable Development (HLPF) and related meetings pada tanggal
14-16 Juli 2019 di New York, Amerika Serikat berdasarkan Surat Keputusan Pimpinan
DPR RI No. 94/PIMP/V/2018-2019 tanggal 25 Juni 2019.
B. SUSUNAN DELEGASI DPR RI
Susunan Delegasi DPR RI pada Parliamentary Forum at the 2019 High Level Political
Forum on Sustainable Development (HLPF) and related meetings pada tanggal 14-16
Juli 2019 di New York, Amerika Serikat terdiri dari:
1. Dr. Nurhayati Ali Assegaf,M.Si Ketua BKSAP/Ketua Delegasi/F-PD/A-432
2. Dave Akbarshah Fikarno, ME Wakil Ketua BKSAP/Anggota/F-PG/A-264
3. G. Budisatrio Djiwandono Anggota BKSAP/Anggota Delegasi/
F-P.GERINDRA/AA-386
4. Amelia Anggraini Anggota BKSAP/Anggota Delegasi/
F-P.NASDEM/A-17
C. MAKSUD DAN TUJUAN PENGIRIMAN DELEGASI
Maksud dan tujuan pengiriman Delegasi DPR RI ke Parliamentary Forum at the 2019
High Level Political Forum on Sustainable Development (HLPF) and related meetings
yaitu:
- Memanfaatkan Parliamentary Forum at the 2019 High Level Political Forum on
Sustainable Development (HLPF) and related meetings untuk membina dan
mengembangkan hubungan persahabatan dengan negara-negara anggota Inter-
Parliamentary Union (IPU).
2
- Melakukan peran diplomasi parlemen sebagai salah satu unsur penting total
diplomacy, dalam rangka memfasilitasi dan mendukung kebijakan politik luar negeri
RI terkait capaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB).
- Turut serta aktif dalam pencapaian TPB/SDGs baik di tingkat nominal maupun
internasional.
D. MISI DELEGASI
Adapun misi Delegasi DPR RI mengikuti sidang tersebut, antara lain adalah:
- Memperdalam pengetahuan terkini mengenai TPB dan capaian TPB negara-negara
dunia, mendiskusikan mengenai Self-assessment Toolkit Parliaments and the
Sustainable Development Goals, berinteraksi dengan para ahli di bidang TPB, dan
mengeksplorasi penganggaran dan pembuatan undang-undang untuk mendukung
pencapaian TPB.
- Mengawal pemerintah, dalam hal ini diwakili oleh BAPPENAS yang menyampaikan
laporan/Voluntary National Reviews (VNR), menyampaikan implementasi TPB di
Indonesia dan memastikan bahwa prinsip inklusi, kesetaraan, dan pemberdayaan
selalu menjadi prioritas dalam mencapai TPB di tahun 2030.
- Memanfaatkan event tahunan IPU ini untuk memperkuat dialog multilateral DPR RI
dengan mitra dialog di IPU.
E. PERSIAPAN PELAKSANAAN TUGAS
Sebagai persiapan substansi Delegasi DPR RI ke pertemuan dimaksud, BKSAP telah
menyiapkan bahan-bahan masukan untuk masing-masing pertemuan terkait isu-isu yang
terkait dengan TPB dengan mempertimbangkan masukan dari Kementerian Luar Negeri
dan BAPPENAS RI. Adapun untuk persiapan teknis, Sekretariat BKSAP DPR RI telah
melakukan koordinasi dengan pihak Perwakilan Tetap RI (PTRI) di New York dan
Sekretariat IPU.
II. ISI LAPORAN
A. AGENDA SIDANG
Agenda yang dibahas dalam Parliamentary Forum at the 2019 High Level Political
Forum on Sustainable Development (HLPF) and related meetings adalah sebagai berikut:
15 Juli 2019
11.00 – 14.00 : Pembacaan Voluntary National Reviews (VNR) oleh Prof.
Bambang Brodjonegoro, Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala BAPPENAS dan didampingi oleh Dr.
Nurhayati Ali Assegaf, M.Si, Ketua BKSAP dan Ketua Panja
SDGs DPR RI; Dr. Dian Triansyah Djani, SE, M.A, Duta Besar
dan Wakil Tetap RI untuk PBB; serta Agus Joko Pramono,
Anggota II Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
3
15.00 – 18.00 : Parliamentary Forum at the HLPF
Panel discussions on the topics :
1) Growing inequalities and distrust in government: Breaking the
cycle
2) Parliamentary Engagement in the SDGs: How can we measure
progress?
Presentation by Ms. Gabriella Cuevas Barron (IPU President)
and Mr. Martin Chungong (IPU Secretary General)
16 Juli 2019
08.30 – 09.45 : Opening of the High-Level Segment of ECOSOC / Ministerial
Segment of HLPF
Keynote speech by H.E. Antonio Guterres (UN Secretary
General) and opening statement by H.E. Inga Rhonda King
(Seventy-Fourth President of the Economic and Social Council)
14.30 – 18.00 : Parliamentary Workshop by IPU : Parliaments and Sustainable
Development Goals, A self-assessment toolkit
A group discussion attended by MPs who are divided into four
groups and discussing SDGs toolkit, parliaments understanding
on SDGs, and opportunities and challenges towards the
attainment of SDGs.
Opening by Ms. Gabriella Cuevas Barron (IPU President)
18.30 – 20.00 : UNESCAP side event “The Disaster Riskscape across Asia
Pacific”
Presentation by Mrs. Armida Salsiah Alisjahbana (Under-
Secretary-General of the UN and Executive Secretary of
UNESCAP) and Prof. Bambang Brodjonegoro (Menteri
Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala BAPPENAS)
20.00 – 21.30 : German Mission side event “How to Better Engage Parliaments
in the 2030 Agenda”
Presentation by Dr. Nurhayati Ali Assegaf, MP, Ketua BKSAP
DPR RI
4
B. JALANNYA PERSIDANGAN
High Level Political Forum on Sustainable Development (HLPF) dihadiri kurang lebih
140 anggota parlemen dari 50 negara anggota IPU dan terdiri dari berbagai sesi yang
dihadiri pemerintah dan parlemen. Pada tahun 2019, HLPF mengambil tema
”Empowering people and ensuring inclusiveness and equality”. Adapun fokus evaluasi
HLPF 2019 adalah terkait dengan SDGs/TPB Goal 4 (pendidikan), Goal 8 (pekerjaan
layak dan pertumbuhan ekonomi), Goal 10 (berkurangnya ketimpangan), Goal 13
(perubahan iklim), Goal 16 (perdamaian, keadilan, dan kelembagaan), dan Goal 17
(kemitraan global).
Gb.1. Opening of the High-Level Segment of ECOSOC/Ministerial Segment of HLPF
Dalam sesi Opening of the High-Level Segment of ECOSOC/Ministerial Segment of
HLPF, pada tanggal 16 Juli 2019 pukul 08.30- 09.45, Sekretaris Jenderal PBB, H.E.
Antonio Gueterres menyampaikan highlight dari laporan 2018 Annual Overview Report
of the Chief Executives Board (CEB) yang termasuk saran untuk memperkuat policy
coherence, inovasi, dan kemajuan dalam sistem manajemen dan administrasi, serta
meningkatkan koordinasi antar badan-badan PBB dalam pencapaian Agenda 2030.
Kemudian pada sesi penyampaian Voluntary National Reviews (VNR), Prof. Bambang
Brodjonegoro didampingi Dubes dan Wakil Tetap RI untuk PBB Dr. Dian Triansyah
Djani menyampaikan pencapaian Indonesia dalam capaian pelaksanaan SDGs. Terdapat
beberapa poin yang menjadi fokus pembahasan, yaitu komitmen serta langkah Indonesia
5
dalam mencapai SDGs melalui skema innovative financing yang melibatkan
multistakeholders. Di samping itu, belaiu juga menyampaikan keterlibatan DPR dalam
melakukan fungsi legislasinya antara lain dengan mengalokasikan 5 persen anggaran
untuk sektor kesehatan dan 20 persen untuk sektor pendidikan; dan menginisiasi forum
parlemen dunia pertama yang menghadirkan parlemen seluruh dunia guna membahas
tantangan, peluang, serta berbagi pengalaman terbaik dalam upaya pencapaian SDGs.
Gb.2. Penyampaian Voluntary National Reviews (VNR)
Beliau juga menyampaikan bahwa dalam ketidakpastian global yang tengah terjadi,
Indonesia berhasil menurunkan ketimpangan dengan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi inklusif, menurunkan tingkat pengangguran, meningkatkan akses pendidikan,
mengurangi emisi gas rumah kaca, dan menguatkan upaya pencegahan, penanganan, dan
ketahanan terhadap bencana. Indonesia juga terus berkomitmen untuk mewujudkan
pertumbuhan ekonomi inklusif, dengan upaya penurunan Rasio Gini pada September
2018 sebesar 0,384, peningkatan kesempatan kerja dengan penciptaan sepuluh juta
lapangan kerja pada 2015-2018, penurunan ketimpangan dengan tata kelola pemerintahan
yang lebih baik, serta peningkatan kualitas adaptasi dan mitigasi sumber daya alam,
lingkungan, dan perubahan iklim yang signifikan.
Di bidang inklusi sosial, Indonesia patut bangga dengan implementasi Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas dan pengarusutamaan gender serta
alokasi pendanaan dan perencanaan yang sensitif gender. Selain itu, Indonesia juga
mengembangkan sekam pendanaan non tradisional untuk mengimplementasikan
TPB/SDGs melalui SDGs Financing Hub yang menjadi kerangka blended financing,
meliputi Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), filantropi berbasis agama,
pendanaan hijau, zakat untuk SDGs, juga penggalangan dana filantropi digital. Lebih
6
lanjut beliau menyatakan Indonesia memastikan komitmen untuk mengimplementasikan
no one left behind dengan lima langkah strategis, yaitu mengurangi ketimpangan,
meningkatkan kualitas sumber daya manusia, mengimplementasikan Pembangunan
Rendah Karbon (PRK), mengintensifkan reformasi birokrasi, dan mendorong pendanaan
alternatif dan inovatif untuk pencapaian TPB/SDGs.
Gb.3. Suasana sesi Parliamentary Forum at the HLPF
Pada sesi Parliamentary Forum at the HLPF, dilakukan diskusi antar anggota parlemen
dunia yang menghadiri HLPF 2019. Forum ini diinisiasi oleh Inter-Parliamentary Union
(IPU) dengan menghadirkan Presiden IPU dan Sekjen IPU untuk menjadi pembicara
utama, dan dilanjutkan dengan diskusi mengenai beberapa topik pembahasan yaitu: the
root cause of income and wealth inequality, how parliamentarians can counter the
problem of inequality through democracy and good governance, the main obstacles of
SDGs mainstreaming in parliaments, and the challenges to the mechanism to track the
impact of laws and budget on the realisation of SDGs. Namun demikian, tidak semua
negara yang hadir di HLPF 2019 membawa anggota parlemennya untuk turut hadir.
Jumlah negara yang hadir pada sesi ini adalah sekitar 19 negara.
Pada sesi workshop Parliaments and the SDGs: A self-assessment toolkit, seluruh
anggota parlemen yang hadir dibagi menjadi empat kelompok dan mendiskusikan
mengenai berbagai hal yang tertera di dalam IPU & UNDP SDG self-assessment toolkit.
Tujuan diadakannya workshop ini adalah untuk mensosialisasikan IPU & UNDP SDG
self-assessment toolkit bagi anggota parlemen sehingga dapat menjadi rujukan serta tolok
ukur pencapaian SDG di negara-negara dunia. Dalam kesempatan ini, anggota parlemen
yang hadir juga berbagi pengalaman terbaik mereka dalam penerapan SDGs di negara-
7
negara masing-masing. Sesi ini lebih banyak diisi dengan diskusi di masing-masing
kelompok dan diakhiri dengan presentasi yang disampaikan oleh perwakilan masing-
masing kelompok mengenai pencapaian mereka terhadap poin-poin yang tertera dalam
IPU & UNDP SDG self-assessment toolkit.
Sedangkan pada sesi UNESCAP side event “The Disaster Riskscape across Asia
Pacific”, disampaikan hasil penelitian di lapangan yang dilakukan oleh UNESCAP
tentang tantangan serta kondisi geografis di negara-negara Asia Pasifik yang memiliki
kecenderungan rawan bencana. Di samping itu, juga disampaikan poin-poin apa saja yang
menjadi target aksi UNESCAP dalam mendukung kesiapan negara-negara Asia Pasifik
dalam menghadapi bencana; antara lain memberikan edukasi tanggap bencana kepada
negara-negara di dunia serta mempromosikan analisis yang ketat dan pembelajaran setara
dalam isu ekonomi dan sosial yang terkait praktek pembangunan yang baik.
Gb.4. Delegasi saat menghadiri UNESCAP side event “The Disaster Riskscape across Asia Pacific
Sesi terakhir yakni German Mission side event “How to Better Engage Parliaments in
the 2030 Agenda” merupakan forum diskusi yang dihadiri oleh negara-negara yang
menghadiri HLPF dan diadakan oleh Perwakilan Tetap Jerman di PBB. Dalam
kesempatan ini, Ketua BKSAP DPR RI Dr. Nurhayati Ali Assegaf mendapat kehormatan
untuk menjadi pembicara bersama-sama dengan 3 pembicara lainnya yang berasal dari
berbagai latar belakang profesi. Dalam forum ini, Dr. Nurhayati berbagi pengalaman
mengenai tantangan dan peluang yang dihadapi Indonesia, khsususnya DPR melalui
fungsi parlemennya, dalam mencapai SDGs.
8
Gb.5. Delegasi bersama dengan Menteri BAPPENAS dan Dubes RI
C. PARTISIPASI DELEGASI DPR-RI
Pada sesi Opening of the High-Level Segment of ECOSOC/Ministerial Segment of HLPF,
Ketua Delegasi Dr. Nurhayati Ali Assegaf (F-PD) beserta anggota delegasi Yth. Dave
Akbarshah Fikarno (F-PG) menghadiri sesi tersebut bersama-sama dengan Dr. Dian
Triansyah Djani, SE, M.A, Duta Besar dan Wakil Tetap RI untuk PBB, Prof. Bambang
Brodjonegoro, Menteri Perencanaan Pada Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS,
beserta Yohana Yembisa, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Sesi ini diisi dengan pidato kunci yang disampaikan oleh Sekretaris Jenderal PBB
mengenai pentingnya pencapaian SDGs yang inklusif serta melibatkan multistakholders.
Gb.6. Delegasi pada Opening of the High-Level Segment of ECOSOC/Ministerial Segment of HLPF
9
Delegasi DPR RI juga telah berpartisipasi aktif dalam setiap sesi persidangan dan agenda
lain yang ada di Parliamentary Forum at the 2019 High Level Political Forum on
Sustainable Development (HLPF) and related meetings. Dalam sesi Parliamentary
Forum at the HLPF, anggota delegasi Yth. Dave Akbarshah Fikarno (F-PG)
menyampaikan bahwa income and wealth inequality adalah hambatan yang dirasa sangat
berarti dalam pencapaian SDGs secara umum, dan pendidikan merupakan salah satu
solusi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Untuk itu, diperlukan peran parlemen
untuk dapat memastikan setiap masyarakat menikmati hasil pembangunan tanpa
memandang perbedaan ras, gender, agama, serta kondisi sosial ekonomi lainnya. Untuk
menghadapi hal ini, beliau menyampaikan bahwa DPR RI melalui fungsi
penganggarannya berupaya untuk mengalokasikan 20% dari APBN untuk sektor
pendidikan. Sehingga diharapkan dapat mengurangi tingginya income and wealth
inequality.
Gb.7.Yth. Dave Akbarshah Fikarno saat menyampaikan intervensi
Selain itu, Yth. G. Budisatrio Djiwandono (F-P.GERINDRA) juga menyampaikan
bahwa saat ini DPR RI memiliki Panitia Kerja (Panja) SDGs yang merupakan wujud
nyata komitmen DPR dalam memastikan pencapaian SDGs di tingkat daerah maupun
tingkat nasional. Selain itu, Panja SDGs juga secara rutin memberikan bahan
rekomendasi dan masukan kepada pemerintah terkait implementasi SDGs. Pernyataan
wakil Delegasi Indonesia ini mendapatkan apresiasi dari Sekjen IPU Martin Chungong
yang menyatakan bahwa Indonesia selama ini menjadi salah satu role model bagi
parlemen dunia yang secara kontinyu melakukan SDGs mainstreaming baik di tingkat
nasional maupun internasional.
10
Gb.8.Yth. G. Budisatrio Djiwandono saat menyampaikan intervensi
Sedangkan pada sesi Workshop Parliaments and the SDGs: A self-assessment toolkit,
anggota delegasi yang hadir yakni Yth. Dave Akbarshah Fikarno (F-PG), Yth. Amelia
Anggraini (F-P.NASDEM), Yth. G. Budisatrio Djiwandono (F-P.GERINDRA). Mereka
terbagi menjadi 3 kelompok yang berbeda. Dalam sesi tersebut, Yth. Amelia Anggraini
(F-P.NASDEM) menyampaikan pengalaman bahwa DPR RI memiliki Panitia Kerja
(Panja) SDGs yang bertugas memberikan rekomendasi kepada pemerintah terhadap
berbagai kebijakan terkait SDGs, serta mewajibkan 20% APBN untuk sektor pendidikan,
serta peningkatan 5% APBN untuk sektor kesehatan, serta mendorong dibuatnya program
pengentasan kemiskinan.
Gb.9. Delegasi saat mengikuti workshop
11
Selain itu, Yth. G. Budisatrio Djiwandono (F-P.GERINDRA).menyampaikan bahwa
DPR RI berkomitmen dan berperan aktif dalam mengawasi capaian SDGs, apakah sudah
sesuai dengan komitmen pembangunan yang tertera dalam konstitusi. Salah satunya
dalam mekanisme pelaporan VNR tahun ini, maka sebelum laporan tersebut dikumpulkan
secara resmi, maka pemerintah, dalam hal ini melalui BAPPENAS, melakukan diskusi
dan konsultasi kepada DPR mengenai poin-poin apa saja yang telah dicapai Indonesia
dalam capaian SDGs. Sedangkan banyak anggota parlemen yang hadir dalam sesi ini
menyampaikan bahwa mereka tidak dilibatkan dalam mekanisme pelaporan HLPF dan
ini dirasa sebagai salah satu tantangan untuk pelaporan HLPF berikutnya.
Dalam kesempatan tersebut, Yth. Dave Akbarshah Fikarno (F-PG) juga berkesempatan
menjadi Ketua Kelompok dan beranggotakan parlemen beberapa negara. Dalam
presentasinya, beliau menyampaikan salah satu output DPR RI dalam melakukan SDGs
mainstreaming adalah membuat kartu SDGs yang berisi 17 Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (TPB) dan membagikan kepada anggota parlemen. Hal ini bertujuan untuk
membuat semua anggota parlemen lebih familiar dan paham akan tujuan-tujuan tersebut.
Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa terkait mekanisme penganggaran untuk TPB,
DPR RI memiliki Badan Anggaran (Banggar) yang merupakan Alat Kelengkapan Dewan
dan bertugas untuk menentukan pokok-pokok kebijakan fiscal umum dan prioritas
anggaran untuk dijadikan acuan bagi setiap kementerian dan lembaga negara terkait, yang
tentunya selaras dengan komitmen pembangunan yang tertera dalam TPB.
Gb.10. Wakil Ketua BKSAP saat berdiskusi dalam workshop
Selanjutnya, Yth. Amelia Anggraini (F-P.NASDEM) juga menyampaikan bahwa tahun
2019 ini, untuk ketiga kalinya DPR RI akan menyelenggarakan forum parlemen dunia
pertama yang membahas tentang TPB dalam World Parliamentary Forum on Sustainable
Development yang pada tahun 2017 sudah mengadopsi Bali Declaration dan Bali
Commitment pada tahun 2018. Kedua output ini menjadi panduan bagi parlemen dunia
12
terkait penerapan TPB di negara masing-masing. Ia berharap, parlemen dunia yang hadir
di Parliamentary Forum at the 2019 High Level Political Forum on Sustainable
Development (HLPF) and related meetings dapat juga hadir di World Parliamentary
Forum on Sustainable Development ke-3 yang diadakan di Bali pada 4-5 September
2019. Agenda ini merupakan wujud nyata komitmen DPR dalam memastikan penerapan
SDGs juga dapat dicapai oleh negara-negara dunia lainnya.
Gb.11. Yth. Amelia Anggraini saat mengikuti workshop
Pada German Mission side event “How to Better Engage Parliaments in the 2030
Agenda”, Dr. Nurhayati Ali Assegaf, M.Si menyampaikan pentingnya melokalkan
SDGs dengan menggunakan bahasa nasional dan bahasa daerah masing guna mencapai
SDGs. Hal ini dimaksudkan untuk membuat masyarakat lebih familiar dan memiliki
kesadaran lebih bahwa tujuan pembangunan adalah tujuan bersama-sama. Menanggapi
pertanyaan audiens dalam sesi tanya jawab, beliau juga menyampaikan bahwa Indonesia
berkomitmen untuk membangun kemitraan global dengan negara-negara Uni Eropa,
salah satunya dengan memastikan inklusifitas dalam sektor perdagangan guna menjamin
kesehateraan bagi semua pihak yang tentu saja sejalan dengan prinsip SDGs. Di samping
itu, juga disampaikan bahwa sesuai prinsip no one left behind, parlemen memiliki fungsi
supervisi atau pengawasan yakni memastikan bahwa manfaat pembangunan dapat
dinikmati oleh semua pihak. Namun demikian, untuk mencapai hal tersebut, maka juga
harus dipastikan bahwa no parliament left behind yang bermakna bahwa parlemen harus
selalu terlibat dan dilibatkan oleh pemerintah dalam kerangka pembahasan, penerapan,
dan pengawasan terkait TPB.
Di samping pertemuan-pertemuan tersebut, Ketua delegasi yang juga merupakan Ketua
BKSAP DPR RI juga melakukan pertemuan bilateral dengan Mr. Jamil Ahmed, Direktur
United Nations Environment Programme (UNEP) dan Mr. Ricardo Mesiano, Sustainable
Development Officer of Environment and Development Division of United Nations
Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UNESCAP). Pertemuan ini
13
membahas persiapan World Parliamentary Forum on Sustainable Development ke-3
yang diadakan di Bali pada 4-5 September 2019, dimana Jamil Ahmed dan Ricardo
Mesiana akan menjadi pembicara dalam forum diskusi yang diadakan di World
Parliamentary Forum on Sustainable Development ke-3.
Gb.12. Yth. Dr. Nurhayati Ali Assegaf, M.Si saat menjadi pembicara dalam side event
Gb.13. Yth. Dr. Nurhayati Ali Assegaf, M.Si saat bertemu dengan perwakilan UNEP
14
III. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. KESIMPULAN
Kehadiran Indonesia dalam Parliamentary Forum at the 2019 High Level Political
Forum on Sustainable Development (HLPF) and related meetings memiliki nilai
strategis baik dalam penguatan hubungan bilateral DPR RI dengan negara-negara
anggota IPU maupun dalam kerangka kerja sama multilateral antar parlemen IPU;
Peran serta DPR RI diharapkan dapat mendorong kebijakan nasional Indonesia yang
mendukung pencapaian SDGs serta melakukan fungsi legislasi, penganggaran, dan
pengawasan yang efektif dalam memastikan pencapaian SDGs yang inklusif;
Sesuai dengan salah satu tujuan yang tertera dalam SDGs yakni Partnership for the
Goal, maka dalam pertemuan ini banyak pembahasan yang menitikberatkan
pentingnya keterlibatan parlemen dalam segala upaya penerapan SDGs di tingkat
nasional karena pada kenyataannya, tidak semua parlemen dunia dilibatkan dalam
upaya pencapaian SDGs. Maka, sesuai dengan fungsi utama parlemen yakni fungsi
legislasi, penganggaran, dan pengawasan, parlemen perlu untuk selalu hadir di setiap
fase yang berkaitan dengan pencapaian SDGs dan memastikan bahwa pemerintah
menerapkan amanah konstitusi untuk mencapai pembangunan nasional yang
berkelanjutan.
Laporan Voluntary National Reviews (VNR) merupakan capaian strategis 47 negara.
Ini adalah pemaparan VNR kedua Indonesia dalam kurun waktu 4 tahun terakhir.
Tercatat, hanya 7 dari 193 negara anggota PBB yang telah menyampaikan VNR
untuk kedua kalinya.
B. REKOMENDASI
BKSAP DPR RI agar dapat menyampaikan poin-poin yang dibahas dalam
Parliamentary Forum at the 2019 High Level Political Forum on Sustainable
Development (HLPF) and related meetings kepada seluruh Komisi serta Alat
Kelengkapan Dewan DPR RI guna memastikan tindak lanjut sesuai bidang yang
ditangani dan sesuai mekanisme yang berlaku di DPR RI terkait upaya
pengarusutamaan SDGs;
Seyogyanya agar dapat diadakan pertemuan dengan Kementerian/Lembaga terkait
diseminasi pengalaman DPR RI dalam melakukan salah satu fungsi parlemennya
(pengawasan) melalui keterlibatan aktif dalam Parliamentary Forum at the 2019
High Level Political Forum on Sustainable Development (HLPF) and related
meetings.
Untuk HLPF mendatang agar Pemerintah RI lebih melibatkan lagi DPR RI dalam
pelaksanaan di Indonesia maupun pelaporan di dunia internasional.
15
IV. PENUTUP
A. ANGGARAN
Biaya yang digunakan melakukan perjalanan 4 (empat) Anggota, 1 (satu) Pejabat
Sekretariat BKSAP, dan 1 (satu) Tenaga Ahli BKSAP adalah Rp. 699.813.080,- (Enam
Ratus Sembilan Puluh Sembilan Juta Delapan Ratus Tiga Belas Delapan Puluh Ribu
Rupiah).
B. KETERANGAN LAMPIRAN
Laporan ini dilengkapi oleh lampiran hasil-hasil persidangan sebagai berikut:
Agenda
Summary of the Discussion
Demikian pokok-pokok laporan Delegasi DPR RI ke Parliamentary Forum at the 2019
High Level Political Forum on Sustainable Development (HLPF) and related meetings
pada tanggal 14-16 Juli 2019 di New York – Amerika Serikat.
Semoga bermanfaat bagi kita semua.
Jakarta, Juli 2019