17
1 LAPORAN DELEGASI DPR-RI KE SIDANG ORGANIZATION FOR ECONOMIC COOPERATION AND DEVELOPMENT (OECD) FORUM TANGGAL 20 21 MEI 2019 DI PARIS, PERANCIS I. PENDAHULUAN OECD Forum tahun 2019 diselenggarakan di OECD Conference Centre Paris. Dalam Forum yang bertemakan “World in Emotionini sekaligus menandakan 20 tahun peringatan pelaksanaan OECD Forum. Sedangkan sub-tema diskusi yang dibahas di forum ini adalah : Towards A New Societal Contract, Integrity and Trust, Digitalisation and the Future of Work, International Cooperation. A. Dasar Pengiriman Delegasi Partisipasi Delegasi Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) ke OECD Forum 2019 pada tanggal 21 22 Mei 2019 di Paris-Perancis, berdasarkan Surat Keputusan (SK) Pimpinan DPR-RI Nomor:4/PIMP/V/2018-2019 tanggal 8 Mei 2019. B. Susunan Delegasi Susunan Delegasi DPR-RI yang menghadiri OECD Forum 2019 adalah : 1. Dr. Nurhayati Ali Assegaf, M.Si Ketua Badan Kerja Sama Antar- Parlemen/Fraksi Partai Demokrat/ Ketua Delegasi/A-432.

LAPORAN DELEGASI DPR-RI KE SIDANG COOPERATION AND

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN DELEGASI DPR-RI KE SIDANG COOPERATION AND

1

LAPORAN

DELEGASI DPR-RI KE SIDANG ORGANIZATION FOR ECONOMIC

COOPERATION AND DEVELOPMENT (OECD) FORUM

TANGGAL 20 – 21 MEI 2019

DI PARIS, PERANCIS

I. PENDAHULUAN

OECD Forum tahun 2019 diselenggarakan di OECD Conference Centre – Paris.

Dalam Forum yang bertemakan “World in Emotion” ini sekaligus menandakan 20

tahun peringatan pelaksanaan OECD Forum. Sedangkan sub-tema diskusi yang

dibahas di forum ini adalah : Towards A New Societal Contract, Integrity and Trust,

Digitalisation and the Future of Work, International Cooperation.

A. Dasar Pengiriman Delegasi

Partisipasi Delegasi Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) ke

OECD Forum 2019 pada tanggal 21 – 22 Mei 2019 di Paris-Perancis, berdasarkan

Surat Keputusan (SK) Pimpinan DPR-RI Nomor:4/PIMP/V/2018-2019 tanggal 8

Mei 2019.

B. Susunan Delegasi

Susunan Delegasi DPR-RI yang menghadiri OECD Forum 2019 adalah :

1. Dr. Nurhayati Ali Assegaf, M.Si Ketua Badan Kerja Sama Antar-

Parlemen/Fraksi Partai Demokrat/

Ketua Delegasi/A-432.

Page 2: LAPORAN DELEGASI DPR-RI KE SIDANG COOPERATION AND

2

2. Dwi Ria Latifa, SH, M.Sc Anggota Badan Kerja Sama

Antar-Parlemen/Fraksi Partai

Demokrasi Indonesia Perjuangan/

A-143.

3. H. Jon Erizal, SE, MBA Anggota Badan Kerja Sama Antar-

Parlemen/Fraksi Partai Amanat

Nasional/Anggota Delegasi/A-463

C. Maksud dan Tujuan Pengiriman Delegasi

Menghadiri undangan Organization for Economic Cooperation and

Development (OECD) ke OECD Forum 2019.

Berpartisipasi aktif dan bertukar pandangan serta pengalaman terkait

perkembangan pembangunan dan kerjasama ekonomi di dunia sat ini.

Memperkuat kerjasama dengan negara-negara anggota OECD.

Melaksanakan Diplomasi Parlemen.

II. ISI LAPORAN

A. Agenda/Program Sidang

Rabu, 20 Mei 2019

07.45 – 09.00 Registrasi Delegasi

09.00 – 09.45 Forum Opening Session

09.45 – 10.00 Networking break

10.00 – 11.30 Thinking Session Women in STEM

Page 3: LAPORAN DELEGASI DPR-RI KE SIDANG COOPERATION AND

3

10.00 - 11.45 Parallel session:

1. Toward a new societal contract?

2. Migrants Integration

3. Social Media & Identities

10.00 – 13.00 Interactive workshop unlocking for partnership

11.45 – 12.00 Networking Break

12.00 – 13.30 Parallel Session:

1. Pushing the frontiers of medicine

2. From protest to solutions

3. Tax in the digital economy

4. Thinking session future of work & skills

13.30 – 15.00 Debate over lunch (Parallel):

1. How architecture brings us together

2. The pressure of modern life

15.00 – 16.30 Parallel Session:

1. Values, ethics & Collective intelligence in the

Age of AI

2. End of the month, End of the world

3. Entrepreneurship with a course

4. Interactive workshop building a societal

contract for the world

5. Interactive workshop global competencies &

the future of learning a conversation with deans

16.30 – 16.45 Networking Break

16.45 – 18.15 Parallel session:

1. Skills for a future that works

2. CEO activism & New forms of leadership

Page 4: LAPORAN DELEGASI DPR-RI KE SIDANG COOPERATION AND

4

3. Reviving democracy

4. Interactive workshop: digital frontrunners &

skills

18.45 – 20.00 Forum opening reception

Kamis, 21 Mei 2019

09.00 – 11.00 Parallel Session:

1. Interactive workshop

2. You spoke, we listened: Presentation of the

OECD Forum-Pew research centre survey

09.30 – 11.45 Parallel session:

1. Future of work: Job quality & protection

2. People power vs populism

3. Housing

11.45 - 12.00 Networking Break

11.00 – 11.30 Public Launch of the economic outlook

11.30 – 13.00 Parallel Session:

1. Economic outlook debate

2. Reinvigorating democracy: the role of

journalism

3. The male factor

4. Interactive workshop: artificial intelligence

5. Interactive workshop: Foresight

13.00 – 14.30 Networking lunch

14.30 – 15.45 Parallel Session:

1. From territorial to functional sovereignty:

competition in the digital age

2. Achieving the sustainable development goals:

Matching ends & means

3. Interactive workshop: OECD Forum 2000 –

OECD Forum 20140 back to the future

15.45 – 17.00 Parallel Session:

1. Trade in the digital age

2. Future of work: financing

3. Drug resistant infection& vaccines

Page 5: LAPORAN DELEGASI DPR-RI KE SIDANG COOPERATION AND

5

17.00 – 17.15 Networking break

18.45 – 20.00 Forum opening reception

B. Jalannya Sidang

Pada sesi Pembukaan tanggal 20 Mei 2019, Sekretaris Jenderal OECD, Mr. Angel

Gurria dalam sambutannya mengucapkan selamat datang ke seluruh peserta dan

menjelaskan bahwa saat ini di dunia telah datang era dimana teknologi digital

bertemu dengan sensitivitas manusia; dimana bukti bertemu intuisi, dimana

algoritma bertemu etika dan nilai-nilai. Dunia yang dimana kecerdasan buatan

bertemu kecerdasan emosional. Sekali lagi selamat datang di dunia di mana sains

dan humanisme menyatu dengan satu tujuan tertinggi yaitu penciptaan kemajuan

yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan bermartabat.

Lebih lanjut Sekjen OECD mengatakan, kita sedang menghadapi salah satu

periode paling kompleks, menantang, dan kontradiktif dalam sejarah. Ekonomi

global telah memasuki perlambatan baru. Ketegangan perdagangan terus

meningkat. Kelas menengah menyusut, sementara pembagian upah terus menurun.

Emisi karbon global tumbuh lagi, sementara keanekaragaman hayati menurun

pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ketimpangan terus

meningkat. Kepercayaan publik ada di rekor terendah.

Di saat yang sama, digitalisasi mendorong peningkatan besar dalam komunikasi,

keberlanjutan, dan kesejahteraan. Kecerdasan buatan mengubah negara-negara

berkembang. Partisipasi politik meningkat di hampir setiap wilayah di dunia. Aksi

sipil telah berkembang. Remaja sedang memimpin dalam memerangi perubahan

iklim dan aktivisme publik meningkat.

Globalisasi dan digitalisasi telah membawa banyak manfaat dan kemajuan.

Mereka telah mengintegrasikan populasi global yang terus tumbuh, mendorong

Page 6: LAPORAN DELEGASI DPR-RI KE SIDANG COOPERATION AND

6

investasi perdagangan internasional dan migrasi, memperkuat kerja sama

internasional dan pembangunan regional, serta membantu mengangkat jutaan

orang dari kemiskinan ekstrem.

Globalisasi dan digitalisasi telah menghasilkan Revolusi Industri 4.0, melahirkan

aliran teknologi baru, inovasi dan peningkatan untuk pengembangan manusia: dari

internet, ponsel pintar dan robot, hingga biologi komputasi, data terbuka, dan e-

government; dari vaksin cerdas dan drone yang mengantarkan darah ke rumah

sakit terpencil, ke pendidikan online, jaringan energi cerdas, operasi yang dibantu

robot, blockchain; dan sebagainya.

Ini mengasyikkan, menginspirasi serta membanggakan. Tetapi semua kemajuan ini

juga penuh dengan tantangan. Meskipun menguntungkan dan tidak dapat diubah,

globalisasi dan digitalisasi juga menghasilkan beberapa elemen yang berbahaya di

dalam masyarakat kita, misalnya :

Pertama, mereka meninggalkan banyak orang di belakang. Setengah dari

bagian bawah populasi dunia memiliki kurang dari 1% dari kekayaan global

(sementara desil terkaya memiliki 85% dari kekayaan itu). Setengah dari

populasi dunia masih tidak memiliki akses internet. Mayoritas tidak

memiliki akses ke broadband tercepat, yang memperburuk ketidaksetaraan.

Di mana pun mereka tinggal, wanita 40% lebih kecil kemungkinannya

daripada pria untuk dapat menggunakan internet. Mungkin yang lebih

mengkhawatirkan adalah kebanyakan orang tidak memiliki keterampilan

yang diperlukan untuk berkembang di dunia digital seperti sekarang ini.

Kedua, mereka juga menciptakan risiko dan ketidakpastian baru. Kemajuan

teknologi dan integrasi global yang lebih besar di sepanjang rantai pasokan

global menguntungkan pekerja dengan keterampilan tinggi, tetapi

mengancam banyak orang lain dengan keterampilan rendah atau usang.

Selama 15 hingga 20 tahun ke depan, 14% pekerjaan di OECD akan berisiko

tinggi untuk mengalami otomatisasi, sementara 32% pekerjaan dapat secara

Page 7: LAPORAN DELEGASI DPR-RI KE SIDANG COOPERATION AND

7

signifikan terganggu dan diubah. Ada juga risiko memperkuat bias yang ada

saat mengkodifikasi kecerdasan buatan, serta risiko baru pada privasi data,

web gelap, kampanye informasi serangan siber dan penyebaran kebencian

serta ekstremisme, dan bahkan terorisme melalui media sosial, seperti yang

kita lihat di Christchurch - New Zealand.

Ketiga, mereka menumbuhkan ketakutan dan kecemasan. Edelman Trust

Barometer 2019 melaporkan bahwa 60% karyawan multinasional (di 27

negara yang disurvei di seluruh dunia) takut kehilangan pekerjaan karena

otomatisasi. Hanya 49% responden percaya bahwa mereka dan keluarga

mereka akan menjadi lebih baik dalam waktu lima tahun. Dan hanya 1 dari 5

percaya sistem bekerja untuk mereka. Kekhawatiran ini menyebar ke politik,

menimbulkan emosi memecah belah, membuat orang terpisah dan memicu

kebijakan yang berbahaya.

Kita harus memperbaiki garis kesalahan ini. Kita harus mengatasi ketakutan

ini dan membangun kerangka kerja dan insentif yang diperlukan untuk

memastikan bahwa globalisasi dan digitalisasi menjadi katalis pertumbuhan

inklusif dan berkelanjutan.

Angel Gurria kemudian mengatakan inilah yang kami coba lakukan di

OECD, dengan inisiatif seperti Framework for Policy Action on Inclusive

Growth, Digital Project, laporan How's Life in the Digital Age, pekerjaan

kami tentang Tantangan Pajak yang Dihasilkan dari Digitalisasi serta set

pertama prinsip-prinsip antar Pemerintah tentang Kecerdasan Buatan yang

akan kami sajikan dalam Ministerial Council Meeting, yang akan berfokus

pada "Memanfaatkan Transisi Digital untuk Pembangunan Berkelanjutan".

OECD percaya perubahan ini bisa terjadi. Karena kita tahu ini bukan

kekuatan yang tidak terkendali. Kami tahu itu adalah hasil dari kerangka

teoritis, peraturan, dan kebijakan yang kami buat. Kerangka teoritis yang

Page 8: LAPORAN DELEGASI DPR-RI KE SIDANG COOPERATION AND

8

bisa diperbaiki, regulasi yang bisa diubah, kebijakan yang bisa diperbaiki.

Untuk itulah kami di sini.

Dengan bantuan para peserta, OECD ingin maju dalam empat trek paralel, yang

didukung oleh 4 (empat) tujuan utama, yakni :

1. Untuk membantu negara dalam membangun kontrak sosial baru, yang

didasarkan pada inklusi, keberlanjutan, dan kesejahteraan;

2. Untuk membantu negara dalam memperkuat integritas dan mendapatkan

kembali kepercayaan publik, karena tidak ada transformasi yang mungkin

tanpa dukungan rakyat;

3. Untuk membantu negara memberdayakan orang untuk pekerjaan di masa

depan, karena keberhasilan ekonomi, produktivitas, dan kemajuan manusia

ditentukan oleh kualitas keterampilan kita;

4. Untuk membantu negara memperkuat kerja sama internasional,

menjadikannya lebih efisien, transparan dan dapat diandalkan. Tantangan

global hanya dapat diatasi secara global dengan kerja sama multilateral.

Dengan mengingat empat tujuan ini, selama dua hari pertemuan, kita akan

berdebat tentang kecerdasan buatan dan emosional, keterampilan untuk masa

depan pekerjaan, media sosial, dan identitas. Kita akan berbicara tentang

perempuan dalam STEM, kelemahan laki-laki dalam pendidikan, panjangnya

umur dan investasi cerdas. Kami akan memikirkan bagaimana

menghidupkan kembali demokrasi dan peran jurnalisme, kekuatan rakyat

versus populisme dan bagaimana arsitektur menyatukan kita semua.

Seluruhnya ini didukung oleh Discovery Labs, Meet the Author dan

Interactive Workshops.

Oleh karena itu, kita perlu memahami frustrasi rakyat kita, kemarahan

dibalik populisme, perasaan tidak adil dari banyak orang yang tertinggal.

Untuk merancang serangkaian kebijakan baru, menciptakan kontrak sosial

baru, sistem ekonomi yang lebih baik dan lebih adil, era digital yang lebih

Page 9: LAPORAN DELEGASI DPR-RI KE SIDANG COOPERATION AND

9

inklusif dan berkelanjutan, tentunya akan sangat penting untuk

menambahkan emosi ke dalam pembuatan kebijakan.

Setiap kebijakan yang tidak menarik minat manusia adalah kebijakan mati.

Setiap reformasi yang tidak menghasilkan keterlibatan orang akan membuat

sedikit perbedaan. Kebijakan apa pun yang tidak terhubung dengan impian

orang tidak akan menghasilkan traksi yang diperlukan untuk berhasil. Sudah

waktunya untuk kebijakan emosional berbasis bukti. Sudah waktunya untuk

menghubungkan algoritma dengan nilai-nilai kemanusiaan, ekonom dengan

psikolog, bankir dengan filsuf, menteri energi dengan anak-anak.

Mari kita ingat kata-kata aktivis berumur 15 tahun, Greta Thunberg: "Jika

solusi dalam sistem sangat tidak mungkin ditemukan, maka kita harus

mengubah sistem itu sendiri." Ini adalah suara masa depan. Selamat

mengikuti Forum ini, pungkas Angel Gurria, Sekjen OECD sebagai penutup

pidato pembukaannya.

C. Partisipasi Delegasi DPR-RI

Delegasi DPR-RI, sangat aktif berpartisipasi dalam sesi-sesi di program acara

OECD Forum 2019 ini. Di sesi mengenai Women in STEM, Ketua Delegasi DPR-

RI, Dr. Nurhayati Ali Assegaf menekankan pentingnya peningkatan kesetaraan

gender. Dengan adanya peningkatan tersebut diharapkan dapat memperkuat

perkembangan sains dan teknologi, khususnya dalam menciptakan lebih banyak

pemimpin-pemimpin wanita di bidang STEM. Acara diskusi kemudian dilanjutkan

dengan Interactive Group Work yang difasilitasi oleh Ms. Leisha Daly yang

membahas pertanyaan utama tentang What is a fair measurement of success for

getting more women into STEM-related careers ? Diskusi ini kemudian ditutup

pada pukul 11.45 waktu setempat.

Page 10: LAPORAN DELEGASI DPR-RI KE SIDANG COOPERATION AND

10

Sementara itu, di sesi lainnya, anggota Delegasi DPR-RI, Dwi Ria Latifa dan Jon

Erizal mengikuti sesi tentang Social Media dan Identities. Di sesi ini dibahas

tentang pentingnya peran sosial media terutama dalam mengkomunikasikan

agenda atau kepentingan serta ide-ide untuk mencapai tujuan yang lebih baik dan

seterusnya. Beberapa hari sebelumnya yaitu pada tanggal 17 Mei 2019 sore,

Ketua Delegasi DPR-RI sempat melakukan pertemuan bilateral dengan Director of

Public Affairs and Communications OECD, Mr. Anthony Gooch yang diantaranya

mengundang OECD untuk hadir sebagai salah satu Pembicara di The 3rd

World

Parliamentary Forum on Sustainable Development (WPFSD) yang rencananya

akan diselenggarakan di Bali pada bulan September 2019.

III. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Partisipasi Delegasi DPR RI ke OECD Forum 2019 di Paris ini berjalan lancar dan

sukses. Undangan kepada DPR-RI untuk hadir dalam forum ini menunjukkan

pengakuan OECD terhadap peran aktif DPR-RI di dalam pelaksanaan diplomasi

parlemen. Konperensi ini juga dapat dimanfaatkan sebagai forum untuk

menambah wawasan dan memperbarui pengetahuan tentang isu-isu atau trend

dunia yang terjadi pada saat ini.

B. Saran

Sebelum pertemuan resmi dimulai, Ketua Delegasi, Dr. Nurhayati Ali Assegaf

juga mengundang OECD untuk hadir sebagai salah satu Pembicara dalam The 3rd

WPFSD. Forum OECD ini sangat penting karena dapat dimanfaatkan sebagai

wadah untuk pembahasan lebih lanjut terkait SDGs, serta memperkenalkan bahwa

DPR-RI telah menginisiasi satu-satunya forum Parlemen di dunia yang secara

khusus membahas tentang SDGs.

Page 11: LAPORAN DELEGASI DPR-RI KE SIDANG COOPERATION AND

11

IV. PENUTUP

Demikianlah Laporan Delegasi DPR-RI ke OECD Forum yang telah berlangsung pada

tanggal 20-21 Mei 2019 di Paris, Perancis.

Jakarta, Juni 2019

Page 12: LAPORAN DELEGASI DPR-RI KE SIDANG COOPERATION AND

12

L A M P I R A N

Page 13: LAPORAN DELEGASI DPR-RI KE SIDANG COOPERATION AND

13

Foto Delegasi DPR-RI ke OECD Forum 2019 di Paris

Pidato Pembukaan oleh Sekjen OECD, Mr, Angel Gurria

Page 14: LAPORAN DELEGASI DPR-RI KE SIDANG COOPERATION AND

14

Acara Pembukaan

Suasana di salah satu Sesi

Page 15: LAPORAN DELEGASI DPR-RI KE SIDANG COOPERATION AND

15

Delri mengikuti Sesi Forum

Interactive Group Work

Page 16: LAPORAN DELEGASI DPR-RI KE SIDANG COOPERATION AND

16

Diskusi di sela-sela persidangan

Pertemuan Bilateral dengan Mr. Anthony Gooch, Director of Public Affiars and Communication OECD

Page 17: LAPORAN DELEGASI DPR-RI KE SIDANG COOPERATION AND

17

Delegasi berfoto bersama di Gedung OECD Paris