26
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jamur Tiram putih (Pleuratus florida) merupakan salah satu jenis jamur yang saat ini menjadi alternatif pilihan sebagai makanan sehat yang layak dikonsumsi. Spesies jamur tiram, Pleurotus ostreatus selain dapat dikonsumsi juga bernilai ekonomi tinggi. Selain itu masih banyak species jamur tiram lainnya dari Genus Pleurotus yang telah dibudidayakan antara lain Pleurotus umbellatus, P. flabellatus, P. dryngeus, P. sajor caju, P. iringii, P. abalonus. Jamur tiram yang banyak dikenal oleh petani jamur secara umum antara lain : Tiram putih (Pleurotus ostreatus), jenis ini memiliki tangkai bercabang. Disebut jamur tiram putih karena jamur ini memang berwarna putih, tudungnya bulat 3-15 cm. Tiram abu-abu (Pleurotus cystidius), jenis jamur ini tangkainya tidak bercabang, tudung bulat dengan diameter lebih kecil dibandingkan dengan tiram putih. Tiram abu-abu keunggulannya mempunyai rasa manis. Tiram raja (Pleurotus umbellatus), atau King oyster tidak bercabang, tudung besar berwarna kecoklat-coklatan dan pecah-pecah bagian pinggirnya. Disamping rasanya yang lezat - bahkan mirip dengan daging ayam - juga memiliki kandungan gizi yang cukup bermanfaat, sehingga saat ini sudah menjadi pilihan bagi masyarakat sebagai makanan yang layak dikonsumsi. Hal tersebut menjadikan permintaan pasar akan jamur tiram semakin meningkat, bukan hanya dari dalam negeri tetapi juga permintaan dari luar negeri yang masih sangat besar peluangnya. Laporan Biologi Kelas X-1 - Kelompok 7 1

Laporan Biologi - Pengaruh Jenis Serbuk Kayu terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Biologi - Pengaruh Jenis Serbuk Kayu terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

 Jamur Tiram putih (Pleuratus florida) merupakan salah satu jenis jamur yang saat ini

menjadi alternatif pilihan sebagai makanan sehat yang layak dikonsumsi.  Spesies jamur tiram,

Pleurotus ostreatus selain dapat dikonsumsi juga bernilai ekonomi tinggi. Selain itu masih banyak

species jamur tiram lainnya dari Genus Pleurotus yang telah dibudidayakan antara lain Pleurotus

umbellatus, P. flabellatus, P. dryngeus, P. sajor caju, P. iringii, P. abalonus. Jamur tiram yang

banyak dikenal oleh petani jamur secara umum antara lain : Tiram putih (Pleurotus ostreatus), jenis

ini memiliki tangkai bercabang. Disebut jamur tiram putih karena jamur ini memang berwarna

putih, tudungnya bulat 3-15 cm. Tiram abu-abu (Pleurotus cystidius), jenis jamur ini tangkainya

tidak bercabang, tudung bulat dengan diameter lebih kecil dibandingkan dengan tiram putih. Tiram

abu-abu keunggulannya mempunyai rasa manis. Tiram raja (Pleurotus umbellatus), atau King

oyster tidak bercabang, tudung besar berwarna kecoklat-coklatan dan pecah-pecah bagian

pinggirnya. Disamping rasanya yang lezat - bahkan mirip dengan daging ayam - juga memiliki

kandungan gizi yang cukup bermanfaat, sehingga saat ini sudah menjadi pilihan bagi masyarakat

sebagai makanan yang layak dikonsumsi. Hal tersebut menjadikan permintaan pasar akan jamur

tiram semakin meningkat, bukan hanya dari dalam negeri tetapi juga permintaan dari luar negeri

yang masih sangat besar peluangnya.

            Selain itu, keunggulan lainnya, cara budidaya mudah dan dapat dilakukan sepanjang tahun

dan tidak memerlukan lahan yang luas. Jamur tiram cukup toleran terhadap lingkungan dan dapat

dijadikan sebagai pekerjaan pokok maupun pekerjaan sampingan. Diversifikasi produk jamur tiram

cukup banyak dapat bentuk segar, kering, kaleng, serta diolah menjadi keripik, pepes, tumis, dan

nugget.

1.2 Tujuan Penelitian

a. Memenuhi tugas biologi untuk melakukan penelitian, demi mendapatkan nilai.

b. Mengetahui pengaruh jenis-jenis serbuk kayu yang berbeda pada pertumbuhan jamur tiram.

c. Mengetahui lama pertumbuhan jamur tiram karena perbedaan serbuk kayu.

Laporan Biologi Kelas X-1 - Kelompok 7 1

Page 2: Laporan Biologi - Pengaruh Jenis Serbuk Kayu terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram

1.3 Rumusan Masalah

a. Apakah perbedaan penggunaan serbuk kayu yang berbeda berpengaruh terhadap lama tidaknya

pertumbuhan jamur tiram (Pleurotus ostreatus)?

b. Apakah jenis serbuk kayu yang berbeda berpengaruh pada pertumbuhan jamur ?

1.4 Hipotesis         

Pengaruh jenis serbuk kayu sengon berpengaruh pada pertumbuhan jamur tiram.

                        

Laporan Biologi Kelas X-1 - Kelompok 7 2

Page 3: Laporan Biologi - Pengaruh Jenis Serbuk Kayu terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram

BAB II

KAJIAN TEORITIK

2.1 Pertumbuhan pada tumbuhan

0 Pertumbuhan : adalah proses pertambahan ukuran sel dan berat yang bersifat irreversible

Terdapat dua macam pertumbuhan :

1. Pertumbuhan primer yaitu pembelahan sel-sel meristem primer seperti pada embrio,

akar, dan batang.

2. Pertumbuhan sekunder yaitu pertambahan ukuran diameter batang dan akar (biasanya

pada tumbuhan dikotil).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan :

1. Faktor Internal :

Gen

Hormon : Auksin, Sitokinin, Giberelin, Traumalin, Absisat, Kalin, dan Gas Etilen

2. Faktor Eksternal :

Cahaya

Suhu

Air

Nutrien : zat hara tanah dan pupuk

Kelembapan

2.2 Jamur Tiram

Kingdom : Fungi

Filum : Basidiomycota

Ordo : Agaricales

Family :Tricholomataceae

Genus : Pleurotus

Spesies : Pleurotus Ostreatus

Jamur tiram (Plurotus Ostreatus) adalah salah satu jamur kayu. Jamur tiram biasa disebut

jamur kayu karena banyak tumbuh pada media kayu yang sudah lapuk. Pleurotus spp. disebut

jamur tiram karena bentuk tudungnya agak membulat, lonjong, dan melengkung seperti

cangkang tiram. Jamur tiram adalah salah satu jamur yang enak dimakan serta mempunyai

kandungan gizi yang cukup tinggi dibanding jamur lain.

Laporan Biologi Kelas X-1 - Kelompok 7 3

Page 4: Laporan Biologi - Pengaruh Jenis Serbuk Kayu terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram

Secara alami, jamur tiram Pleurotus ditemukan di hutan dibawah pohon berdaun lebar atau

di bawah tanaman berkayu. Jamur tiram tidak memerlukan cahaya matahari yang banyak, di

tempat terlindung miselium jamur akan tumbuh lebih cepat daripada di tempat yang terang

dengan cahaya matahari berlimpah. Pertumbuhan misellium akan tumbuh dengan cepat dalam

keadaan gelap/tanpa sinar. Pada masa pertumbuhan misellium, jamur tiram sebaiknya

ditempatkan dalam ruangan yang gelap, tetapi pada masa pertumbuhan badan buah memerlukan

adanya rangsangan sinar. Pada tempat yang sama sekali tidak ada cahaya badan buah tidak

dapat tumbuh, oleh karena itu pada masa terbentuknya badan buah pada permukaan media

harus mulai mendapat sinar dengan intensitas penyinaran 60 - 70 %.

Pada budidaya jamur tiram suhu udara memegang peranan yang penting untuk mendapatkan

pertumbuhan badan buah yang optimal. Pada umumnya suhu yang optimal untuk pertumbuhan

jamur tiram, dibedakan dalam dua fase yaitu fase inkubasi yang memerlukan suhu udara

berkisar antara 22 - 28 OC dengan kelembapan 60 - 70 % dan fase pembentukan tubuh buah

memerlukan suhu udara antara 16 - 22 OC.

Tingkat keasaman media juga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan jamur tiram. Apabila

pH terlalu rendah atau terlalu tinggi maka pertumbuhan jamur akan terhambat, bahkan mungkin

akan tumbuh jamur lain yang akan mergganggu pertumbuhan jamur tiram itu sendiri. Keasaman

pH media perlu diatur antara pH 6 - 7 dengan menggunakan kapur (Calsium carbonat).

Kondisi di atas lebih mudah dicapai di daerah dataran tinggi sekitar 700-800 m dpl.

Kemungkinan budidaya jamur di dataran rendah tidaklah mustahil asalkan iklim ruang

penyimpanan dapat diatur dan disesuaikan dengan keperluan jamur.

2.3 Serbuk kayu jati

Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan jamur tiram, adalah jenis kayu yang

dijadikan wadah, tidak semua jenis kayu bisa digunakan, hanya kayu yang mudah lapuk saja

seperti kayu randu dan jenis kayu lainnya, sedangkan kayu jati tidak bisa digunakan karena

jenis kayu jati sangat keras dan tidak mudah lapuk sehingga menyulitkan bagi perkembangan

tumbuhan jamur yang merupakan tumbuhan spora ini.

2.4 Serbuk kayu sengon

Sengon (P. falcataria) merupakan kayu lunak, sengon biasanya digunakan untuk bahan baku

pulp, papan serat, papan semen, dan kayu pertukangan. Petani yang telah setahun meneliti

berbagai media yang pas untuk jamur, mncampur 50% kayu lunak dan 50% kayu keras. Media

yang digunakan jangan hanya menggunakan kayu lunak seperti sengon 100% karena kayu ini

akan cepat melapuk. Namun juga jangan kayu keras saja karena terlalu padat.

Laporan Biologi Kelas X-1 - Kelompok 7 4

Page 5: Laporan Biologi - Pengaruh Jenis Serbuk Kayu terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram

2.5 Serbuk kayu pinus

Adapun pada pembuatan bibit induk dengan menggunakan media kayu, maka pada dasarnya

hampir semua jenis kayu dapat digunakan sebagai bahan baku substrat tanam kecuali kayu

pinus, karena pinus mengandung terpentin yang dapat menghambat pertumbuhan jamur. Kayu

adalah sumber karbon dan karbon dibutuhkan oleh jamur sebagai sumber energi dan untuk

membangun massa sel. Secara umum, kayu mengandung selulosa, hemiselulosa, lignin,

pentosan dan sebagainya. Unsur-unsur tersebut terdapat pada dinding sel kayu. Bagian yang

terbesar adalah selulosa.

Laporan Biologi Kelas X-1 - Kelompok 7 5

Page 6: Laporan Biologi - Pengaruh Jenis Serbuk Kayu terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek, populasi dan sampel penelitian      

Objek : Jamur Tiram

Populasi : Disetiap plastik diberi satu sendok bibit jamur tiram   

3.2 Lokasi penelitian

Penelitian dilakukan di Jl.Raya Palaan no.34 RT 2/RW1 Palaan-Ngajum.

3.3 Waktu penelitian

Penelitian dilakukan pada tanggal 10 – 29 Agustus 2012.

3.4 Deskripsi variabel penelitian

Variable Bebas : Jenis serbuk kayu

Variable Terikat : Pertumbuhan

Variable Kontrol: Jamur Tiram

3.5 Unit perlakuan

Dilakukan pengamatan setiap 3 hari.

3.6 Alat dan bahan

Laporan Biologi Kelas X-1 - Kelompok 7 6

Page 7: Laporan Biologi - Pengaruh Jenis Serbuk Kayu terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram

Alat:

1. Plastik (3 buah)

2. Pipa berdiameter 3 cm (3 buah)

3. Sendok (1 buah)

4. Tali rafiah (3 meter)

5. Gunting (2 buah)

6. Penggaris (1 buah)

7. Pensil (1 buah)

Bahan:

1. Bibit jamur tiram (3 sendok)

2. Serbuk kayu sengon (1/4 kg)

3. Serbuk kayu pinus (1/4 kg)

4. Serbuk kayu jati (1/4 kg)

5. Air bening (1 liter)

6. Pupuk organik (1/2 kg)

7. Dedak (1/2 kg)

8. Batu kapur (1/4 kg)

3.7 Cara kerja

I. Pembuatan Media Baglog Jamur.

Mulanya dedak dicampur rata dengan kapur lalu digelar secara merata di lantai

dengan komposisi dedak 15%, kapur 2%. Kemudian serbuk kayu yang sudah mengandung

air ±60%, digelar rata diatas campuran dedak dan kapur, dengan komposisi serbuk kayu

83% pada setiap jenisnya.

Setelah itu di aduk rata. Pengadukan dilakukan minimal 3x, sehingga adukan menjadi

homogen. Kemudian adukan yang telah homogen ditutup dengan plastik dan biarkan

selama 24 jam, bertujuan agar terjadi fermentasi campuran.

II. Pembungkusan Media Baglog

Media yang telah di fermentasi dimasukkan de dalam wadah plastik sambil

dipadatkan. Selanjutnya dilakukan pengepressan agar kepadatan maksimal.

Media yang tadi telah dipress, dipasangkan cincin(pipa). Kemudian setelah itu

dipasangkan kapas dan ditutup. Fungsi tutup agar pada saat proses sterilisasi, kapas tidak

basah oleh uap air. Dan setelah itu media siap disterilkan.

III. Pensterilisasi Media Baglog

Media dimasukkan ke dalam krat yang telah disediakan, dan disusun di dalam ruang

lembab. Setelah ruang lembab penuh, pintu ditutup rapat agar tidak terajdi kebocoran.

IV. Pembibitan Media Baglog Jamur

Laporan Biologi Kelas X-1 - Kelompok 7 7

Page 8: Laporan Biologi - Pengaruh Jenis Serbuk Kayu terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram

Siapkan botol bibit jamur tiram dan peralatan pengduk bibit, lalu disterilkan

menggunakan alkohol dan dibakar. Kemudian media jamur yang ada di dalam ruang

lembab dikeluarkan dan dimasukkan ke dalam ruangan inokulasi atau pembibitan. Setelah

selesai, ruangan disterilkan. Sementara itu tangan dan pakaian petugas pembibit juga

disterilkan dengan alkohol.

Bibit jamur tiram yang berada di dalam botol diaduk menggunakan alat pengaduk.

Kemudian kapas media jamur dibuka selanjutnya bibit jamur tiram dituang ke dalam media

sampai penuh, diguncang dan langsung ditutup kembali.

Pembibitan telah selesai dilakukan. Dan kemudian media dipindah ke ruang inkubasi.

V. Masa Inkubasi

Masa inkubasi adalah masa pertumbuhan miselium jamur di dalam media jamur.

Pertumbuhan miselium ditandai dengan serat putih, yang dimulai dari tempat awal bibit

ditanam dan terus berkembang.

VI. Setelah tumbuh jamur amatilah pertumbuhannya.

3.8 Tabel data hasil pengamatan     

Hari / Tanggal

Hasil Pengamatan

Plastik 1

Serbuk kayu jati

Plastik 2

Serbuk kayu sengon

Plastik 3

Serbuk kayu pinus

1

20 Agustus 2012Belum tumbuh

Tinggi jamur 0.5 cm,

terdapat 20 cabang

jamur

Belum tumbuh

2

23 Agustus 2012Belum tumbuh

Tinggi jamur 1 cm,

terdapat 20 cabang

jamur

Belum tumbuh

3

26 Agustus 2012Belum tumbuh

Tinggi jamur 2.2 cm,

terdapat 20 cabang

jamur

Tinggi jamur 0.5 cm,

terdapat 6 cabang

jamur

4

29 Agustus 2012Tidak tumbuh

Tinggi jamur 3.1 cm,

terdapat 20 cabang

jamur

Tinggi jamur 1.2 cm,

terdapat 6 cabang

jamur

Pembahasan hasil pengamatan

Berdasarkan pengamatan yang telah kami lakukan di atas jamur tiram yang ditanam di

plastic 1 dengan serbuk kayu jati tidak bisa digunakan sebagai media tanam jamur tiram

Laporan Biologi Kelas X-1 - Kelompok 7 8

Page 9: Laporan Biologi - Pengaruh Jenis Serbuk Kayu terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram

karena serbuk kayu jati sangat keras dan tidak mudah lapuk sehingga menyulitkan bagi

perkembangan tumbuhan jamur yang merupakan tumbuhan spora ini .

Pada pengamatan kami mengamati bahwa jamur tiram yang di tanam pada plastic 2

dengan serbuk kayu sengon paling cepat tumbuh dan paling tinggi dari kedua jamur yang di

tanam dengan serbuk kayu lain yaitu 3.1 cm. Dan sangat subur dan keluar banyak cabang

jamur yaitu 20 cabang.

Untuk pengamatan yang terakhir kami mengamati bahwa jamur tiram yang ditanam

pada plastic 3 dengan serbuk kayu pinus memiliki tinggi 1.2 cm dan 6 cabang. Media tanam

dengan serbuk kayu pinus sedikit sulit untuk pertumbuhan jamur karena karena pinus

mengandung terpentin yang dapat menghambat pertumbuhan jamur. Sehingga jamur sulit dan

lama untuk tumbuh.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Jenis serbuk kayu dapat mempengaruhi pertumbuhan dan lama tidak nya jamur tiram

tumbuh. Selain itu jenis serbuk kayu sengon merupakan jenis serbuk kayu terbaik dari kedua

jenis lain karena jamur tiram yang tumbuh dapat tumbuh cukup tinggi dengan jumlah cabang

yang banyak sedangkan pinus pertumbuhannya lambat dan memiliki cabang sedikit tapi

kedua jenis serbuk kayu ini berbeda dengan serbuk kayu jati yang tidak bisa tumbuh jamur

sama sekali.

4.2 Kritik dan Saran

Untuk anda yang ingin membudidayakan jamur tiram sebaiknya memilih medi tanam

serbuk kayu pinus untuk hasil yang lebih maksimal dan taruh di tempat yang lembab . Karena

serbuk kayu pinus dapat menghasilkan jamur terbaik dibanding serbuk kayu jati dan sengon .

Laporan Biologi Kelas X-1 - Kelompok 7 9

Page 10: Laporan Biologi - Pengaruh Jenis Serbuk Kayu terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram

DAFTAR PUSTAKA http://www.biologi.lipi.go.id

http://www.biologi-online.org

http://organikganesha.wordpress.com/2009/11/01/prospek-usaha-budidaya-jamur-tiram-

analisis-usaha/

Kistinah Idun, Lestari Endang Sri. 2009. Biologi X. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas

Prawirohartono Slamet, Hidayati Sri. 2007. Sains Biologi. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Laporan Biologi Kelas X-1 - Kelompok 7 10

Page 11: Laporan Biologi - Pengaruh Jenis Serbuk Kayu terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram

FOTO HASIL PENGAMATAN

MEDIA TANAM JAMUR MENGGUNAKAN SERBUK KAYU JATI, PINUS, DAN SENGON

Tampak samping

Laporan Biologi Kelas X-1 - Kelompok 7 11

Page 12: Laporan Biologi - Pengaruh Jenis Serbuk Kayu terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram

Tampak atas

Tampak depan

Laporan Biologi Kelas X-1 - Kelompok 7 12

Page 13: Laporan Biologi - Pengaruh Jenis Serbuk Kayu terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram

Pengamatan hari pertama tanggal 20 Agustus.

Tampak samping

Tampak atas

Tampak depan

Laporan Biologi Kelas X-1 - Kelompok 7 13

Page 14: Laporan Biologi - Pengaruh Jenis Serbuk Kayu terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram

Pengamatan hari kedua tanggal 23 Agustus

Tampak samping

Tampak atas

Tampak depan

Laporan Biologi Kelas X-1 - Kelompok 7 14

Page 15: Laporan Biologi - Pengaruh Jenis Serbuk Kayu terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram

Menggunakan serbuk

kayu jati

Menggunakan serbuk

kayu sengon

Menggunakan serbuk

kayu pinus

Laporan Biologi Kelas X-1 - Kelompok 7 15

Page 16: Laporan Biologi - Pengaruh Jenis Serbuk Kayu terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram

Pengamatan hari ketiga tanggal 26 Agustus

Tampak samping

Tampak atas

Tampak depan

Laporan Biologi Kelas X-1 - Kelompok 7 16

Page 17: Laporan Biologi - Pengaruh Jenis Serbuk Kayu terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram

Menggunakan serbuk

kayu jati

Menggunakan serbuk

kayu sengon

Menggunakan serbuk

kayu pinus

Laporan Biologi Kelas X-1 - Kelompok 7 17

Page 18: Laporan Biologi - Pengaruh Jenis Serbuk Kayu terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram

Pengamatan hari keempat tanggal 29 Agustus

Tampak samping

Tampak atas

Tampak depan

Laporan Biologi Kelas X-1 - Kelompok 7 18

Page 19: Laporan Biologi - Pengaruh Jenis Serbuk Kayu terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram

Menggunakan serbuk

kayu jati

Menggunakan serbuk

kayu sengon

Mengunakan serbuk

kayu pinus

Laporan Biologi Kelas X-1 - Kelompok 7 19