Laporan biologi

Embed Size (px)

Citation preview

45

BAB IPENDAHULUAN

Ilmu yang mempelajari tetntang sel disebut juga sitologi. Sitologi mempelajari semua sel dalam makhluk hidup baik yang bersel satu maupun yang bersel banyak. Sel-sel tersebut berkumpul dan berkoordinasi membentuk suatu jaringan yang telah mengalami spesialisasi. Sel adalah suatu suatu satuan yang dinamis oleh karena itu selalu mengalami perubahan. Perubahan sel dapat berupa pertambahan volume karena adanya proses pertumbuhan maupun perubahan fungsi misalnya karena proses deferensial. Sel merupakan unit struktural dan fungsional terkecil dalam makhluk hidup. Sel dapat digolongkan menjadi dua, sel prokariotik dan eukariotik. Sel prokariotik adalah sel yang belum mempunyai inti, sedangkan eukariotik yang telah memiliki inti.Tujuan praktikum pengenalan sel yaitu dapat mempelajari dan mengenali struktur sel, ukuran sel dan bentuk serta dapat membedakan antara sel hewan dan sel tumbuhan yang dilihat secara struktural yaitu melalui pengamatan secara mikroskopis. Manfaat praktikum ini adalah praktikan dapat mengetahui bentuk dan struktur tiap sel yang bervariasi luas sesuai dengan fungsinya masing-masing. BAB IIMATERI DAN METODE

Praktikum Biologi dengan materi Pengenalan Sel dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 2 Oktober 2013 pukul 13.00-115.00 WIB di Laboratorium Fisiologi dan Biokimia, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang.2.1.Materi

Alat yang digunakan dalam praktikum Pengenalan Sel adalah mikroskop berfungsi untuk melihat benda mikroskopis, kaca objek dan kaca penutup berfungsi untuk meletakkan benda yang akan diamati, silet berfungsi untuk membuat sayatan dan alat tulis untuk mencatat hasil pengamatan. Bahan yang digunakan adalah daun preparat Rhoeo discolor dan preparat awetan usus tikus.

2.2.Metode

Metode yang digunakan dalam praktikum Pengenalan Sel mengenai preparat segar tumbuhan ialah menyayat daun Rhoeo discolor dengan menggunakan silet dengan tipis, meletakkan sayatan pada kaca objek yang sudah ditetesi air kemudian menutupnya dengan kaca penutup dan mengusahakan tidak ada gelembung udara, mengatur fokus lensa, lalu mengamati preparat secara seksama dengan perbesaran 100x dan 400x, setelah itu menggambar bagian sel dalam buku pengamatan. Begitu juga dengan preparat awetan usus tikus, perlakuan yang dilakukan sama dengan perlakuan pada sel Rhoeo discolor. BAB IIIHASIL DAN PEMBAHASAN

3.1.Struktur Sel Tanaman Rhoeo discolor Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada praktikum Pengenalan sel

diperoleh hasil sebagai berikut :

Sumber : Data Primer Praktikum Biologi, 2013.Sumber : sanjeetbiotech.blogspot.com

Ilustrasi 1: Penampang sel Rhoeo discolorKeterangan : 1. Stomata, 2. Dinding sel, 3. Sitoplasma , 4. EpididimisBerdasarkan hasil pengamatan Rhoeo discolor di dapatkan hasil pengamatan bahwa sel antara lain stomata, dinding sel, sitoplasma, dan epididimis. Pada perbesaran 400x di temukan stomata yang berfungsi sebagai berlangsungnya reaksi kimia dan dinding sel yang berfungsi sebagai pelindung isi sel. Hal ini sesuai dengan pendapat Cahyana (2003) yang menyatakan bahwa di dalam sel tumbuhan terdapat sitoplasma yang berfungsi tempat terjadinya reaksi kimia dalam sel tumbuhan Rhoeo discolor. Dinding sel berfungsi sebagai pelindung serta menjaga agar sel bentuknya tetap. Hal ini bersesuaian dengan pendapat Campbell (2002) bahwa sel tumbuhan cenderung mempertahankan bentuknya karena memilki dinding sel.

3.2.Struktur Sel Usus Tikus Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada praktikum Pengenalan sel

diperoleh hasil sebagai berikut :

Sumber : Data Primer Praktikum Biologi, 2013.Sumber : archives.focus.hms.harvard.

edu

Ilustrasi 2: Penampang Sel Usus Tikus

Keterangan : 1.Sitoplasma, 2. Membran sel, 3. Nukleus

Berdasarkan hasil praktikum terlihat bagian-bagian sel seperti membran sel, sitoplasma, Nukleus. Membran sel berfungsi sebagai pembatas antar sel dan sebagian perintang selektif. Hal sesuai dengan pendapat Campbell (2002) bahwa membran sel yang membatasi sel disebut sebagai membran plasma dan berfungsi sebagai rintangan selektif yang memungkinkan aliran oksigen, nutrien, dan limbah yang cukup untuk melayani seluruh volume sel. Terlihat sel memiliki sebuah nukleus atau inti sel. Hal ini bersesuaian dengan pendapat Sloane (2003) kebanyakan sel memiliki satu nukleus, namun ada pula yang memiliki banyak nukleus, contohnya sel otot rangka, dan ada pula yang tidak memiliki nukleus, contohnya sel darah merah matang yang kehilangan nukleusnya sedikit demi sedikit saat sedang berkembang hingga nukleusnya hilang. 3.3.Perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan Tabel 1. Perbedaan sel hewan dan sel tumbuhanPerbedaanHewanTumbuhan

LisosomAdaTidak Ada

SentriolAdaTidak Ada

Dinding SelTidak AdaAda

Membran SelAdaTidak Ada

Perbedaan sel tumbuhan dan sel hewan terdapat pada perbedaan organel-organel yang dimiliki oleh keduanya. Organel yang dimiliki sel tumbuhan belum tentu dimiliki juga oleh sel hewan. Beberapa organel yang dimiliki oleh sel tumbuhan dan tidak dimiliki oleh sel hewan adalah dinding sel. Hal ini sesuai dengan pendapat Isnaeni (2006) bahwa organel dinding sel hanya dimiliki oleh sel tumbuhan. Sedangkan lisosom dan sentriol hanya terdapat pada sel hewan. Bagian luar dari sel tumbuhan berupa dinding sel, sedangkan pada sel hewan berupa membran sel. Ukuran sel tumbuhan juga lebih besar dibandingkan dengan ukuran sel hewan. Hal ini sesuai dengan pendapat Kimball (1998) bahwa sel hewan memiliki ukuran sel yang lebih besar dibanding dengan sel tumbuhan.BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN

4.1.Kesimpulan

Sel adalah unit struktural dan fungsional dari semua organisme. Unit dasar yang mempunyai semua ciri khas benda hidup. Ukuran sel sangat kecil dan hanya dapat dilihat dengan jelas menggunakan mikroskop. Sel hewan dan tumbuhan mempunyai perbedaan, sel tumbuhan mempunyai organel vakuola, plastida, dan dinding sel sedangkan sel hewan tidak memiliki organel tersebut. Sel hewan memiliki lisosom dan sentriol sedangkan sel tumbuhan tidak memiliki organel tersebut. 4.2.Saran

Berhati-hati saat dalam menggunakan peralatan yang berada di laboratium. Jika tidak tahu cara menggunakan peralatan di laboratorium sebaiknya menanyakan pada kakak asisten yang berada di laboratorium DAFTAR PUSTAKA

Cahyana, D. 2003. Biologi. Erlangga, Jakarta.

Campbell, N. A. 2002. Biologi Jilid 2. Erlangga, Jakarta. Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Kanisius, Yogyakarta.Kimball, J.W. 1998. Biologi Jilid I Edisi kelima. Erlangga, Jakarta.Sloane, E. (2003). Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Diterjemahkan oleh J Veldman. EGC, Jakarta.

BAB IPENDAHULUANTumbuhan adalah suatu kesatuan hidup yang terdiri dari berbagai macam organ yang melaksanakan fungsinya masing-masing. Dalam mempelajari struktur dan fungsi organ tertentu, seseorang harus meninjau dari konteks tumbuhan secara kesuluruhan, hanya dengan cara penelaahan setiap organ secara terpisah akan mempunyai arti penuh. Tumbuhan yang sekarang hidup umumnya termasuk dalam salah satu dari dua golongan yang berkembang biak dari biji. Dua golongan ini adalah jenis tumbuhan Gymnospermae dan Angiospermae. Gymnospermae menghasilkan biji telanjang, maksudnya biji telanjang tidak dikelilingi bakal buah atau buah.

Tujuan dilaksanakannya praktikum biologi mengenai jaringan ini adalah agar praktikan dapat jelas dalam membedakan bagian tumbuhan dan mengetahui fungsinya, selain itu juga untuk menambah pengetahuan mengenai macam-macam jaringan pada tumbuhan baik dikotil maupun monokotil, pada bagian batang maupun akar. Manfaat praktikum ini agar dapat membedakan tumbuhan monokotil dan dikotil melalui struktur tubuhnya.

BAB IIMATERI DAN METODEPraktikum Biologi mengenal jaringan dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 02 Oktober 2013 pada pukul 13.00-15.00 WIB di Laboraturium Fisiologi dan Biokimia, Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang.2.1.Materi

Alat yang digunakan dalam praktikum dengan materi jaringan tumbuhan antara lain silet untuk menyayat batang tumbuhan. Kaca objek dan kaca penutup sebagai wadah meletakkan objek yang akan diamati. Mikroskop untuk bagian dari jaringan tumbuhan yang telah disayat untuk diamati, serta alat tulis untuk menggambarkan hasil pengamatan. Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah batang jagung (Zea mays) sebagai tumbuhan monokotil yang akan diamati. Akar kacang tanah (Arachis hipogaea) sebagi tumbuhan dikotil yang akan diamati.

2.2.Metode

Dalam praktikum ini perlu pertama kali mengamati bentuk akar tanaman maupun batang dari bahan tanaman yang telah disediakan (dikotil dan monokotil). Setelah itu membuat sayatan melintang dengan menggunakan silet dari batang muda jagung dan kacang tanah. Kemudian meletakan sayatan pada kaca objek yang sudah bersih yang telah ditetesi air, menutup dengan kaca penutup. Usahakan jangan ada gelembung udara di dalamnya. Mengamati preparat di bawah mikroskop dengan perbesaran 100x dan 400x. Setelah itu menggambarkan struktur jaringan tersebut dan menjelaskan perbedaan tanaman monokotil dan dikotil.BAB IIIHASIL DAN PEMBAHASAN3.1.Struktur Jaringan Batang Tumbuhan Jagung Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada praktikum Pengenalan

Jaringan Tumbuhan diperoleh hasil sebagai berikut :

Sumber : Data Primer Praktikum

Biologi, 2013Sumber : http://smart-pustaka.

blogspot .com

.Ilustrasi 3 . Penampang jaringan batang Jagung

Keterangan : 1. Epidermis, 2. Korteks, 3. Xylem, 4. Empulur, 5. Floem

Hasil praktikum yang kami dapatkan yaitu penampang xylem, floem, dan epidermis. Hal ini sesuai dengan pendapat Heddy (1986) yang menyatakan bahwa terdapat xylem yang berfungsi mengangkut air dan merupakan struktur penunjang pada tanaman. Sedangkan floem merupakan jaringan kompleks yang tersusun atas sel tapis dan parenkim floem, parenkim, serabut floem, sel penggiring, parenkim floem, sklereid, dan sel sekretori. Epidermis merupakan jaringan yang berfungsi sebagai pelindung dan mengatasi pengaruh luar seperti kekurangan air, suhu udara yang terlalu tinggi, serangan hama penyakit, dan kehilangan zat penting. Xylem berperan dalam mengedarkan air ke seluruh tubuh tanaman, hal ini sesuai dengan pernyataan Kimball (1990) yang menyatakan bahwa pada sebagian besar pembuluh xylem berfungsi dalam transpor air dan mineral ke atas.

3.2.Struktur Jaringan Akar Tumbuhan Kacang Tanah

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada praktikum Pengenalan

Jaringan Tumbuhan diperoleh hasil sebagai berikut :

Sumber: Data Primer Praktikum

Biologi, 2013.Sumber : http://firza-zone.blogspot.

com

Ilustrasi 4. Penampang jaringan akar Kacang Tanah.

Keterangan : 1. Epidermis, 2. Korteks, 3. SteleBerdasarkan hasil praktikum, kami mendapatkan bagian-bagian pada jaringan tanaman akar kacang tanah yaitu epidermis, membran plasma, dan kambium. Epidermis merupakan bagian tanaman yang berperan dalam melapisi bagian tanaman lain. Hal ini sesuai dengan Heddy (1986) yang menyatakan bahwa epidermis merupakan penyusun lapisan di seluruh permukaan tubuh tanaman dan berkeseimbangan kecuali pada stomata dan lentisel. Membran plasma yang terdapat pada akar kacang tanah berperan sebagai tempat pertukaran zat. Sesuai pernyataan Campbell et al. (2002) yang menyatakan bahwa membran plasma berfungsi sebagai rintangan selektif yang memungkinkan adanya aliran oksigen nutrient dan limbah yang cukup untuk melayani seluruh volume sel.

3.3.Perbedaan Tanaman Monokotil dan Tanaman Dikotil Tabel 2. Perbedaan Tanaman Monokotil dan Tanaman DikotilPerbedaanTanaman DikotilTanaman Monokotil

BatangBercabang-cabangTidak Bercabang

KambiumAdaTidak Ada

AkarTunggangSerabut

Susunan Tulang DaunMenyiripSejajar

Ikatan PembuluhKolateralKoklea

Perbedaan pada tanaman monokotil dan dikotil yaitu terletak pada ada tidaknya kambium. Pada tanaman jagung yang merupakan tanaman monokotil, tidak ditemukan adanya kambium sedangkan pada tanaman kacang tanah yang merupakan tanaman dikotil, ditemukan adanya kambium yang menyebabkan batang bertambah besar. Menurut Kimball (1999) ciri tumbuhan dikotil adalah batang bercabang-cabang, berkambium, akar tunggang, pertulangan daun menyirip dan mempunyai ikatan pembuluh kolateral terbuka. Didukung oleh pendapat Mukhtar (1992)tumbuhan monokotil memiliki ciri-ciri batang tidak bercabang, tidak berkambium, akar serabut, pertulangan daun sejajar dan mempunyai ikatan pembuluh koklea.BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil dapat disimpulkan bahwa tumbuhan jagung mempunyai akar serabut. Struktur akar tersusun atas jaringan epidermis, jaringan dasar berupa korteks, endodermis, empulur, dan berkas pembuluh. Semua itu dimiliki oleh tumbuhan kacang tanah yang memiliki kambium. Secara umum juga struktur batang tersususn atas epidermis. Perbedaan akar monokotil dan akar dikotil adalah xylem pada tumbuhan dikotil mengumpul di bagian tengah silinder pusat, dengan empulur yang kecil atau tanpa empulur, sedangkan pada tumbuhan monokotil xylem dan floem letaknya berselang-seling. Perbedaan batang monokotil dan dikotil adalah pada batang dikotil terdapat empulur (silinder pusat).

4.2.Saran

Berdasarkan praktikum pengamatan jaringan, praktikan harus mengamati jaringan-jaringan tumbuhan dengan cermat dan teliti, agar bagian-bagiannya dapat terlihat jelas dan diharapkan lebih hati-hati dalam penggunaan alat-alat praktikum dan juga lebih fokus ketika sedang mengamati struktur jaringan tumbuhan jagung dan kacang tanah.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A., J.B. Reece,Lawrence, G.M. 2002. Biologi Edisi Kellima. Erlangga, Jakarta.

Heddy, Suwasono. 1986. Biologi Pertanian. Rajawali Press, Jakarta.

Kimball, J. W. 1990. Biologi Jilid II Edisi ke 5. Erlangga, Jakarta.

Kimball, J.W. 1999. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Erlangga, Jakarta

Mukhtar, M. 1992. Jaringan Tumbuhan. Erlangga, Jakarta.BAB IPENDAHULUANSebagai makhluk hidup, kita pasti melakukan aktivitas didalam hidup. Salah satu contohnya adalah kegiatan untuk memperoleh energi dan makanan untuk bertahan hidup. Oleh karna itu sebagai organisme yang hidup harus mampu dan bersedia mempertahankan hidupnya. Kegiatan yang dilakukan adalah proses pembakaran yang bersifat kimiawi dan terjadi dalam tubuh mahkluk hidup. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya diantara yang paling penting yaitu sumber energi dan karbohidrat. Organisme dan fungsi suatu sel hidup bergantung pada proses pembakaran energi yang tidak henti-henti, sumber energi ini tersimpan dalam molekul-molekul organik seperti karbohidrat. Proses ini dinamakan fotosintesis. Fotosintesis merupakan suatu proses pembentukan senyawa organik dari dari bahan-bahan anorganik dengan batuan sinar matahari dan klorofil. Tujuan dari praktikum biologi dengan pokok bahasan fotosintesis adalah untuk membuktikan terbentuknya zat pati atau amilum pada proses fotosintesis yang terjadi pada daun tumbuhan yang mengandung klorofil. Manfaat dari pratikum biologi dengan pokok bahasan fotosintesis adalah untuk mengetahui secara nyata dan bener tentang tejadinya proses fotosintesis pada tumbuhan dengan bantuan cahaya matahari secara langsung dan klorofil.BAB IIMATERI DAN METODE

Praktikum Biologi dengan materi Fotosintesis dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 9 Oktober 2013 pukul 11.00-13.00 WIB di Laboratorium Fisiologi dan Biokimia, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang. 2.1.Materi

Alat yang digunakan dalam praktikum adalah kertas timah atau aluminium foil untuk membungkus sebagian daun, penjepit kertas untuk menjepit aluminium foil, cawan petri untuk meletakkan daun saat diberi JKJ, beaker glass tempat melarutkan klorofil, kaki tiga untuk menaruh beaker glass saat pemanasan, Bunsen dan spiritus untuk memanaskan alkohol, pipet tetes untuk meneteskan JKJ dan alat tulis untuk mencatat hasil pengamatan. Bahan yang digunakan yaitu daun gamal, alkohol untuk melarutkan klorofil, JKJ untuk mengetes kandungan amilum. 2.2.Metode

Metode praktikum dilakukan dengan cara memilih daun gamal yang terkena sinar matahari secara langsung kemudian menutup bagian daun dengan kertas timah atau aluminium foil dengan cara melipatkan kertas timah atau aluminium foil pada permukaan daun selama 3 x 24 jam. Memasukkan daun kedalam alkohol panas hingga dan tampak berwana putih atau klorofil larut. Mengambil daun yang tekah dipanaskan lalu diletakkan dalam cawan petri, meneteskan larutan JKJ pada permukaan daun hingga rata dan memperhatikan perubahan warna yang terjadi.BAB IIIHASIL DAN PEMBAHASAN

3.1.Fotosintesis Daun Gamal Tanpa Alumunium Foil

Berdasarkan hasil praktikum pengamatan fotosintesis daun gamal yang tertutup aluminium foil didapatkan hasil sebagai berikut :

Sumber : Data Primer Praktikum Biologi, 2013.Ilustrasi 5. Gambar daun gamal sebelum di panaskan dalam larutan alkohol.

Keterangan : 1. Daun gamal tanpa aluminium foil.

Sumber : Data Primer Praktikum Biologi, 2013. Ilustrasi 6. Gambar daun gamal saat dipanaskan dalam larutan alkohol.

Keterangan: 1. Beker glass, 2. Alkohol, 3. Daun gamal ketika direbus,

4. Kaki tiga, 5. Lampu spirtus.

Sumber: Data Primer Praktikum Biologi 2013

Ilustrasi 7: Gambar daun gamal sebelum ditetesi JKJ

Keterangan: 1. Daun gamal yang klorofilnya telah larut, 2. Cawan Petri

Sumber: Data Primer Praktikum Biologi 2013

Ilustrasi 8: Gambar daun saat ditetesi JKJ

Keterangan: 1. Cawan petri, 2. Larutan JKJ, 3. Pipet tetes,

4. Daun gamal yang ditetesi JKJ.

Sumber: Data Primer Praktikum Biologi 2013

Ilustrasi 9: Gambar daun gamal setelah ditetesi larutan JKJ

Keterangan : 1. Cawan Petri, 2. Daun Gamal berwarna gelap.

Berdasarkan hasil praktikum daun yang tidak ditutupi aluminium foil berwarna gelap merata di seluruh bagian daun. Setelah daun dimasukkan ke dalam alkohol panas maka daun akan berubah menjadi putih kehijauan kemudian daun ditetesi JKJ (Jodium Kalium Jiodida) warna daun berubah menjadi gelap berbeda dengan daun yang tidak ditutupi aluminium foil yang berwarna kekuningan. Hal ini sesuai dengan pendapat Saktiyono (1989) yang menyatakan bahwa pada daun yang tidak ditutupi aluminium foil warnanya lebih gelap, karena daun melakukan fotosintesis secara maksimal. Jadi, kandungan glukosa lebih tinggi hal ini juga sesuai dengan pendapat Yatim (1991) yang menyatakan bahwa terjadi perubahan warna pada daun yang tidak ditutupi dengan aluminium foil dan perbedaan warna dengan daun yang ditutup aluminium foil. Pada daun yang tidak ditutup aluminium foil terbentuk amilum karena tidak terhalang oleh aluminium foil. Hal ini menunjukkan pada bagian daun terbentuk zat amilum yang merupakan hasil fotosintesis. 3.2.Fotosintesis Daun Gamal Dengan Alumunium Foil

Sumber : Data Primer Praktikum Biologi, 2013

Ilustrasi 10: Gambar daun gamal ditutupi Alumunium Foil

Keterangan: 1. Daun Gamal ditutupi Alumunium Foil

Sumber : Data Primer Praktikum Biologi, 2013. Ilustrasi 11. Daun gamal saat direbus dalam alkohol.

Keterangan : 1. Gelas beker, 2. Daun gamal, 3. Alkohol, 4. Kaki tiga,

5. Pembakar Bunsen.

Sumber: Data Primer Praktikum Biologi, 2013

Ilustrasi 12: Gambar Daun Gamal Sebelum Ditetesi JKJ

Keterangan : 1. Daun gamal yang klorofilnya telah luruh, 2. Cawan petri

Sumber: Data Primer Praktikum Biologi 2013.

Ilustrasi 13: Gambar Daun Gamal Ditetesi JKJ

Keterangan: 1. Cawan petri, 2. Larutan JKJ, 3. Daun gamal yang ditetesi JKJ, 4. Pipet tetes.

Sumber: Data Primer Praktikum Biologi, 2013

Ilustrasi 14: Gambar Daun Gamal setelah Ditetesi JKJ

Keterangan : 1. Cawan Petri, 2. Daun gamal berwarna terang, 3. Larutan JKJ

Berdasarkan hasil praktikum fotosintesis, daun gamal yang ditutupi aluminium foil setelah direbus dalam alkohol untuk melarutkan klorofilnya lalu kemudian ditetesi JKJ, menunjukkan bagian yang tertutup aluminium foil tetap berwarna kekuningan tidak dapat berfotosintesis karena tidak ada sinar matahari. Hal tersebut menyebabkan bagian daun yangtertutup aluminium foil tidak mengandung amilum sehingga tetap berwarna kuning. Sedangkan bagian yang tidak tertutup aluminium foil berubah menjadi gelap karena bagian daun tersebut mengandung amilum hasil dari fotosintesis. Hal ini sesuai dengan pendapat Campbell (2002) JKJ (Jodium Kalium Jodida) merupakan suatu larutan yang mengandung idium yang berfungsi sebagai indikator atau petunjuk untuk mengetahui adanya larutan amilum atau glukosa. Pendapat Dwidjoseputro (1990) juga menyatakan bahwa perbedaan yang tampak pada daun menunjukkan bahwa sinar matahari sangat berperan dalam proses fotosintesis, meskipun ada klorofil tetapi tanpa cahaya matahari, daun tidak dapat melakukan proses fotosintesis. BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

4.1.Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum fotosintesis ini yaitu terdapat perbedaan antara daun yang ditutupi aluminium foil selama 3 hari dengan daun yang tidak ditutupi. Pada daun yang ditutupi aluminium foil, tidak ditemukan amilum sedangkan pada daun yang tidak ditutupi terdapat amilum pada seluruh bagian. Dikarenakan daun yang ditutupi akan terhambat dari proses fotosintesis sehingga amilum tidak terbentuk.

4.2.Saran

Bagi Anda yang ingin melaksanakan praktikum tentang fotosintesis, alangkah baiknya jika Anda mempersiapkan semua materi dengan baik. Anda harus mempersiapkan daun gamal yang ditutupi dengan aluminium foil minimal dua hari sebelum praktikum agar hasil praktikum dapat lebih jelas perbedaannya. DAFTAR PUSTAKACampbell, N. A. 2002. Biologi Jilid 2. Erlangga, Jakarta.Dwidjoseputro. 1990. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. PT. Gramedia, Jakarta.Saktiyono.1989. Biologi 2. Erlangga, Jakarta.

Yatim, Dr. Wildan. 1991. Biologi Modern Biologi Sel. Tarsito, Bandung.BAB IPENDAHULUANAnatomi hewan merupakan suatu ilmu yang mempelajari bagian-bagian organ tubuh hewan. Ilmu anatomi, fisiologi dan embriologi adalah ilmu mengenai struktur, fungsi dan perkembangan dari suatu hewan. Salah satu yang termasuk dalam kelas aves adalah burung merpati. Burung merpati adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata) yang memiliki bulu dan sayap. Fosil tertua burung ditemukan di Jerman dan dikenal sebagai Archaeopteryx. Aves seperti merpati memiliki ciri-ciri tertentu. Ciri-ciri tersebut seperti anggota gerak depan aves adalah sayap, berdarah panas, suhu tubuh tetap, fertilisasi secara internal, jantung 2 serambi dan 2 bilik, sekatnya sempurna ,alat pernafasan paru-paru dan pundi-pundi hawa (untuk burung-burung yang terbang), testis sepasang berkembang dengan baik, sedangkan ovarium yang berkembang hanya sebelah kiri, angka tubuh terdiri dari tulang-tulang yang kuat dan berisi udaraPraktikum anatomi hewan ini bertujuan untuk mengetahui bagian organ-organ penyusun beserta fungsinya, seperti organ pernafasan dan pencernaan yang terdapat pada burung merpati. Manfaat praktikum ini adalah agar dapat mengenal dan mengetahui karakteristik burung merpati, sistem pernafasan dan sistem pencernaan, serta struktur dan fungsi sistem pernafasan dan sistem pencernaan pada burung merpati.

BAB IIMATERI DAN METODE

Praktikum Biologi dengan materi Anatomi Hewan dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 16 Oktober 2013 pukul 13.00-15.00 WIB, di Laboratorium Fisiologi dan Biokimia, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang.

2.1.MateriAlat yang digunakan pada praktikum Anatomi Hewan antara lain meja bedah digunakan untuk meletakkan objek saat pembedahan, kapas digunakan untuk membius burung merpati, pisau dan gunting bedah untuk melakukan pembedahan, pinset untuk menghindari pergeseran objek saat dibedah dan pemancapan untuk menetapkan posisi burung merpati pada meja bedah. Bahan yang dibutuhkan pada praktikum ini adalah burung merpati sebagai hewan yang akan diamati anatominya dan kloroform yang merupakan zat kimia golongan eter yang bisa menghilangkan kesadaran.

2.2.MetodeMetode praktikum Anatomi Hewan adalah menuangkan klorofoim (obat bius) pada kapas kemudian menempelkannya pada paruh burung merpati hingga burung tersebut pingsan. Meletakan merpati pada baki bedah yang telah disediakan, kemudian merentangkan sayap merpati lalu menusuknya dengan jarum tusuk besar agar merpati tidak bergerak-gerak dan lebih mudah diamati pada saat proses pembedahan. Mencabuti bulu-bulu merpati terutama pada daerah yang nantinya akan dilakukan pembedahan khususnya daerah dada hingga pada daerah kloaka. Membedah burung dimulai dari kloaka hingga sampai pada leher merpati, kemudian memisahkan bagian-bagian organnya sesuai dengan sistem pencernaan maupun sistem pernafasannya. Mengamati kemudian menggambarkannya pada buku laporan.BAB IIIHASIL DAN PEMBAHASAN

3.1.Inspectio Columba domesticaBerdasarkan pengamatan yang dilakukan telah diamati gambar morfologi burung merpati sebelum dibedah pada gambar dibawah ini:

Sumber: Data Primer Praktikum Biologi, 2013

Ilustrasi 15. Inspectio aves Columbia domestica (bagian luar burung merpati)

Keterangan: 1. Kepala, 2. Paruh, 3. Mata, 4. Leher, 5. Sayap, 6. Badan, 7. Kaki, 8. Ekor.Burung merpati merupakan hasil domestikasi dari Columba Domestica. Menurut Radiopoetro (1997) tubuh burung merpati terdiri atas caput (kepala), cervix (leher), truncus (badan), dan cauda (ekor). Ordo ini mempunyai ciri-ciri paruh pendek dan langsing dengan cora pada pangkalnya serta ingluvies besar. Bulu berguna untuk mengisolasi panas tubuh terhadap keadaan sekitarnya, temperatur tubuh Columba domestica relatif stabil. Menurut Djuhanda (1982) yang membedakan aves dengan vertebrata lainnya yaitu temperatur tubuh, kemampuan untuk terbang, suara, pendengaran, penglihatan serta cara memelihara telur dan anaknya.3.2.Morfologi Aves Columbia domesticaBerdasarkan pengamatan terhadap Columbia domestica maka didapatkan hasil seperti ilustrasi

Sumber: Data Primer Praktikum Biologi, 2013.Ilustrasi 16. Morfologi Burung MerpatiKeterangan : 1. Trahkea, 2. Paru-paru, 3.Jantung, 4. Usus halus 5. Cloaka 6. Tulang.

Berdasarkan hasil praktikum anatomi hewan, pengamatan tentang morfologi burung merpati setelah dibedah terlihat adanya trahkea, paru-paru, jantung, usus halus, cloaka, dan tulang. Jantung merupakan bagian vital pada burung merpati. Menurut Kardong (2002), jantung, terletak di linea mediana, berbentuk kerucut, dilapisi oleh lapisan pericardium. Terbagi atas 4 ruang: atrium sinistrum dan atrium dextrum, yang dipisahkan oleh septum atrium, ventriculum sinistrum, dan ventriculum dextrum yang terpisah oleh septum ventriculum. Hal ini sesuai dengan pendapat Jasin (1989) bagian-bagian organ pada burung merpati yang terpenting adalah jantung karena fungsi dari jantung adalah untuk mempompa darah yang keluar masuk dalam tubuh merpati tersebut yang dilindungi oleh tulang rusuk.

3.3.Disgestorium Aves Columbia domestica

Berdasarkan pengamatan terhadap pencernaan burung merpati, diperoleh hasil ilustrasi sebagai berikut:

Sumber: Data Primer Praktikum Biologi, 2013

Ilustrasi 17. Sistem pencernaan pada Columbia domestica

Keterangan: 1. Paruh, 2. Kerongkongan, 3. Tembolok, 4. Proventiculus,

5. Ampela, 6. Pankreas, 7. Duodenum, 8. Usus kecil, 9. Caeca,

10. Usus besar, 11. CloacaBerdasarkan hasil penelitian dan gambar, dapat diambil kesimpulan bahwa sistem pencernaan dimulai dari paruh dan berakhir pada kloaka. Urut sesuai hasil pengamatan, pencernaan burung merpati meliputi paruh, kerongkongan, tembolok, proventiculus, ampela, pankreas, duodenum, usus besar dan usus halus, secca dan yang terakhir adalah cloaca. Menurut Jasin (1989), truncus digestivus dari Columba domestica terdiri dari cavum oris, dilanjutkan ke faring yang pendek, kemudian oesophagus yang panjang dan terjadi perluasan disebut crop, yaitu tempat sementara dari lambung akan dilanjutkan oleh intestinum yang terbagi atas rectum dan cloaka. Pada bagian mulut terdapat paruh dan lidah, paruh berfungsi untuk mengambil makanan, sedangkan lidah burung memiliki struktur yang kaku dan bentuknya runcing serta kecil. Makanan yang dimasukkan ke rongga mulut tidak mengalami proses pencernaan mekanik maupun kimiawi. Kerongkongan merupakan saluran antara rongga mulut dan lambung, bagian bawah kerongkongan terdapat kantong besar yang disebut tembolok. Tembolok merupakan pelebaran kerongkongan yang berfungsi menyimpan makanan untuk sementara dan sedikit demi sedikit akan disalurkan ke lambung kelenjar. Sesuai dengan pendapat Villee et al. (1988) yang menerangkan bahwa tembolok hanya terdapat pada aves, tembolok ini berfungsi sebagai organ penyimpanan makanan dan membasahi makanan karena terdapat kelenjar susu yang disebut pigeon milk. Sedangkan ampela atau empedal adalah tempat terjadinya proses pencernaan makanan secara mekanik karena dindingnya mengandung otot-otot kuat yang berguna untuk menghancurkan makanan dengan bantuan batu kecil, kemudian batu kecil ini akan disalurkan ke usus halus bersamaan dengan makanan.3.4.Resphiratorium Aves Columbia domesticaBerdasarkan pengamatan yang dilakukan telah diamati gambar morfologi pernafasan burung merpati seperti pada gambar dibawah ini:

////Sumber : Data Primer Praktikum Biologi, 2013.

Ilustrasi 18. Pernafasan pada Burung Merpati.

Keterangan: 1. Hidung 2. Larying 3. Bronkus 4. Paru- paru 5.TrahkeaBerdasarkan hasil praktikum saluran pernapasan pada burung ada dua yaitu pernapasan waktu istirahat dan waktu terbang. Fase istirahat dilakukan oleh pars sternalis costae dan pars vertebralis costae, keduanya dihubungkan oleh suatu persendian sehingga dapat digerakkan. Pernapasan waktu istirahat terjadi dalam dua fase yaitu fase inspiratiodan dan fase exparatio. Fase terbang yang sangat berfungsi adalah saccus interclavicularis dan saccus axillaries. Menurut Radiopoetro (1977) apabila sayap diturunkan saccus axillaris terjepit, sehingga saccus interclavicularis menjadi longgar dan sebaliknya. Sistem pernapasan burung merpati dimulai ketika udara dihisap ke dalam sepasang rongga hidung atau nares. Rongga hidung ini dipisahkan dari rongga mulut ke langit-langit keras. Hewan dapat bernapas walaupun makanan berada dalam mulut. Udara selanjutnya melalui choane dan faring, lalu masuk ke dalam larying yang dalam keadaan terbuka. Menurut Villee et al. (1988) epiglottis menekuk ke belakang jika dinaikkan. Sistem respirasi pada Columba domestica terdiri atas trakhea yang melanjut sebagai dua buah bronchi pada syrinx (alat suara). Paru-paru dilengkapi dengan kantung-kantung udara (ada sembilan buah, empat berpasangan dan satu median).

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum Anatomi Hewan didapatkan bahwa burung merpati terdiri dari caput (kepala), cervix (leher), truncus (badan), dan cauda (ekor). Sistem pencernaan burung merpati terdiri dari mulut, eosophagus, empedal, usus halus, usus besar, rectum, dan kloaka. Sistem pernafasan burung merpati terdiri dari hidung, trakea, faring, bronkus, dan paru-paru.

4.2.Saran

Bagi Anda yang ingin melaksanakan Praktikun Anatomi, kami sarankan agar sebaiknya Anda mempersiapkan materinya dengan sebaik mungkin. Jika Anda menggunakan burung merpati sebagai objek pengamatan, gunakanlah burung merpati yang berukuran besar agar organ-organ yang akan diteliti tampak lebih jelas.

DAFTAR PUSTAKADjuhanda, T. 1982. Pengantar Anatomi Perbandingan Vertebrata I. Amrico,

Bandung

Jasin, M. 1989. Sistematika Hewan Vertebrata dan Invertebrata. Sinar Wijaya,

Surabaya.

Kardong, K.V. 2002. Vertebrates Comparative Anatomy, Function, Evolution. North America, McGraw-Hill. Companies, Inc.Radiopoetro. 1977. Zoologi. Erlangga, Jakarta.

Villee, Walker, Barnes. 1988. General Zoology 6th Edition. W. B. Saunders

Company, London.BAB I PENDAHULUANSetiap mahluk hidup mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan dan perkembangan adalah suatu proses yang mana keduanya berjalan sejajar dan berdampingan. Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran meliputi, pertambahan volume, pertambahan panjang, tinggi, dan pertambahan massa. Pertumbuhan biasanya dinyatakan dengan satuan bilangan. Yaitu persentasi, kurva (grafik). Perkembangan adalah proses munuju kedewasaan.Tujuan dari praktikum ini membuktikan bahwa tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang, dalam hal ini yang digunakan adalah tanaman jagung dan kacang hijau untuk mengamati pertumbuhan dan perkembangannya. Manfaat dari praktikum ini adalah mengamati secara langsung pada tanaman jagung dan kacang hijau yang mengalami petumbuhan dan perkembangan, serta dapat membedakan beberapa periode pertumbuhan suatu organisme dengan menggambarkan ke dalam grafik. BAB IIMATERI DAN METODE

Praktikum Biologi dengan materi Pertumbuhan dan Perkembangan Organisme dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 6 November 2013. Pukul 13.00-15.00 WIB, di laboratorium Fisiologi dan Biokimia, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang.2.1.Materi

Alat yang digunakan dalam praktikum mengenai pertumbuhan dan perkembangan organisme ini antara lain gelas plastik sebagai tempat menanam jagung dan kacang tanah, penggaris atau meteran yang berfungsi untuk mengukur tinggi tanaman, serta label untuk menunjukkan umur tanaman tersebut dan alat tulis untuk mencatat hasil pengamatan. Sedangkan bahan yang digunakan adalah kacang tanah dan biji jagung sebagai objek pengamatan dan kapas sebagai media tanam tanaman.

2.2.Metode

Praktikum biologi ini dilaksanakan untuk mengetahui proses pertumbuhan dan perkembangan pada organisme yaitu dengan metode mengukur tinggi pada tanaman jagung dan pada tanaman kacang, menghitung jumlah daun jagung dan kacang, mengukur panjang tanaman jagung dan tanaman kacang, serta mengukur panjang akar jagung dan kacang. Cara kerja yang pertama mengisi 2 polybag atau pot dengan kapas sebagai media tanam, kemudian basahi dengan air. Pada minggu pertama menanam 2 hingga 3 biji jagung pada polybag 1, dan melakukan hal yang sama pada biji kacang. Pada minggu kedua menanam biji jagung dan kacang dengan jumlah yang sama dan dengan perlakuan yang sama pada polybag 2. Pada minggu ketiga menanam lagi biji jagung dan kacang pada polybag 3 dengan perlakuan yang sama. Dan pada minggu keempat menanam biji jagung dan kacang dengan perlakuan yang sama. Pada setiap polybag mendapatkan perlakuan yang sama dan pada lingkungan yang sama yaitu yang tidak terkena sinar matahari secara langsung. Kemudian melakukan penyiraman setiap hari pada masing-masing polybag dengan air secukupnya untuk menghindari kekeringan pada media tanam. Setelah minggu keempat, bongkar semua tanaman dan bersihkan dari tanah yang menempel pada masing-masing tanaman. Kemudian mengamati panjang tanaman, panjang akar, tinggi tanaman, jumlah daun.BAB IIIHASIL DAN PEMBAHASAN

3.1.Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Jagung

Sumber: Data Primer Pratikum Biologi Dasar, 2013.

Ilustrasi 19. Pertumbuhan dan Perkembangan JagungKeterangan: 1. Kuncup Daun 2. Daun 3. Batang 4. AkarTabel 3. Hasil Pengamatan Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Jagung

TanamanUmurPanjang TanamanTinggi TanamanJumlah DaunPanjang Akar

Jagung1 minggu17 cm9 cm28 cm

2 minggu27 cm14 cm212 cm

3 minggu47 cm23 cm324 cm

4 minggu55 cm41,5 cm613,5 cm

Sumber: Data Primer Pratikum Biologi Dasar, 2013.

Grafik 1. Grafik Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Jagung Berdasarkan hasil praktikum biologi pertumbuhan dan perkembangan dapat diketahui bahwa tanaman jagung yang ditanam pada minggu pertama hingga minggu keempat perubahan yang terjadi dari pertumbuhan dan perkembangan terlihat sangat jelas. Pada umur 1 minggu panjang tanaman 17 cm dan terus bertambah panjangnya, pada minggu ke 2 panjangnya mencapai 27 cm, pada minggu ketiga bertambah menjadi 47 cm dan terus bertambah hingga minggu keempat mencapai 55 cm. Pertambahan tinggi tanaman jagung pada minggu pertama adalah 9 cm dan pada minggu kedua tingginya bertambah menjadi 14 cm, minggu ketiga tingginya semakin bertambah hingga mencapai 23 cm dan pada minggu keempat tingginya mencapai 41,5 cm, Menurut Champbell (2002) pertambahan tinggi tanaman dikarenakan sel terus membelah dan berdiferensiasi dan merupakan akibat dari aktivitas meristem lateral. Panjang akar tanaman jagung dari minggu pertama hingga keempat juga terus bertambah panjang. Jika pada minggu pertama panjang akar 8 cm, minggu kedua bertambah hingga mencapai 12 cm, pada minggu ketiga panjang akar mencapai 24 cm dan pada minggu keempat panjangnya tidak bertambah tetapi menurun menjadi 13,5 cm. Hal ini dibuktikan oleh pernyataan Salisbury dan Cleon (2002) yang menyatakan bahwa pertambahan ukuran mudah dirancukan dengan pembelahan sel di meristem, karena pada ujung akar dan daerah ujung tajuk (apeks) mempunyai meristem.Pertumbuhan dan perkembangan juga terjadi pada daun jagung. Pada minggu pertama jumlah daun jagung 2 helai, pada minggu kedua jumlah daunnya tetap yaitu 2 helai. Pada minggu ketiga jumlah daun bertambah menjadi 3 helai dan minggu keempat mengalami kenaikan yaitu tumbuh menjadi 6 helai. Hal ini sesuai dengan pendapat Champbell (2002) yang menyatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan tidak selalu diindentikkan dengan jumlah yang terus bertambah karena pada pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh factor hormon yang mempengaruhi pemanjangan, dan pembelahan sel.

3.2.Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Kacang

Sumber: Data Primer Pratikum Biologi Dasar, 2013Ilustrasi 20. Pertumbuhan dan Perkembangan Kacang

Keterangan: 1. Daun 2. Kuncup Daun 3. Batang 4. AkarTabel 4. Hasil Pengamatan Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman KacangTanamanUmurPanjang TanamanTinggi TanamanJumlah DaunPanjang Akar

Kacang 1 minggu23 cm9 cm22 cm

2 minggu29,7 cm14 cm23,7 cm

3 minggu30 cm23 cm23,5 cm

4 minggu41,5 cm41,5 cm24,4 cm

Sumber: Data Primer Pratikum Biologi Dasar, 2013.

Grafik 2. Grafik Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Kacang

Berdasarkan hasil praktikum biologi pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang tanah, kita dapat melihat pertumbuhan dari sebuah biji yang pada tahapan awalnya biji tersebut mengalami perkecambahan atau tumbuh tunas diantara kedua keping bijinya. Pada minggu pertama panjang tanaman pada kacang 23 cm dan pada minggu kedua panjangnya bertambah menjadi 29,7 cm, begitu pula pada minggu ketiga panjangnya menjadi 30 cm dan pada minggu keempat panjangnya semakin bertambah hingga mencapai 41,5 cm. Dari minggu keminggu panjang kacang mengalami pertambahan panjang yang disebabkan oleh pembelahan pada sel-selnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Syamsuri (2003) yang menyatakan bahwa pertambahan jumlah sel terjadi karena adanya pembelahan mitosis. Pertumbuhan dan perkembangan juga terjadi pada tinggi tanaman yang pada minggu pertama 9 cm, pada minggu kedua tingginya justru menjadi 14 cm dan pada minggu ketiga mengalami pertambahan menjadi 23 cm dan pada minggu terakhir menurun mencapai 41,5 cm. Pada pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman dapat dipengaruhi oleh faktor dari dalam tanaman maupun faktor dari luar tanaman (lingkungan). Hal ini sesuai dengan pernyataan Salisbury dan Cleon (2002) yang menyatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan dapat dipengaruhi oleh lingkungan. Hal ini dipertegas oleh pendapat Syamsuri (2003) yang menyatakan bahwa faktor lingkungan juga mempengaruhi terjadinya proses perkembangan, antara lain nutrisi yang terdiri dari senyawa kimia dan diperlukan sebagai sumber energi, air dibutuhkan sebagai pelarut dan media dalam reaksi kimia didalam tubuh, cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tubuh tumbuhan. Panjang akar kacang dari minggu pertama hingga keempat selalu mengalami pertumbuhan yaitu pada minggu pertama panjangnya 2 cm, dan pada minggu kedua tetap 3,7 cm. Pada minggu ketiga bertambah menjadi 3,5 cm dan terus bertambah hingga minggu keempat menjadi 4,4 cm. Hal ini sesuai dengan pernyataan Salisbury dan Cleon (2002) yang menyatakan bahwa pertumbuhan selanjutnya akar primer kecambah dan akar cabangnya membutuhkan aktifitas meristem apikal. Pertumbuhan dan perkembangan jumlah daun pada kacang pada minggu pertama jumlah daun 2 helai. Pada minggu kedua tetap yaitu 2 helai. Pada minggu ketiga tetap yaitu 2 helai. Pada minggu keempat daun tidak mengalami pertambahan atau tetap yaitu 2 helai. BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN

4.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa tanaman jagung dan kacang hijau mengalami pertumbuhan dan perkembangan pada seluruh bagian tanaman seperti akar, batang, dan daun, baik dari tinggi, panjang, maupun ukurannya. Walaupun berdasarkan grafik data pengamatan ada beberapa data yang tidak terjadi peningkatan pertumbuhan, hal tersebut bukan berarti tanaman telah berhenti pertumbuhannya, karena kemungkinan besar tanaman sedang mengalami perkembangan yang menyebabkan pertumbuhannya melambat. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman juga dipengaruhi faktor-faktor eksternal seperti suhu ruangan, kadar air, kelembaban udara, unsur-unsur hara, dan intensitas cahaya. Sementara itu, perkembangan tanaman dipengaruhi oleh faktor-faktor internal seperti genetik dan hormon.4.2.Saran

Dalam praktikum pertumbuhan danperkembangan tanaman, sangat disarankan pada setiap anggota kelompok agar masing-masing menanam tanaman jagung dan kacang supaya jika tanaman yang hendak digunakan untuk pengamatan mati atau tidak dapat digunakan, masih ada cadangannya.DAFTAR PUSTAKA

Champbell. N A. 2002.Biologi Jilid 2. Erlangga, Jakarta.

Salisbury, Frank B dan Cleon W Ross. 2002. Fisiologi Tumbuhan Jilid III. Institut Teknik Bandung, Bandung.Syamsuri.I. 2003. Biologi. Jakarta, Erlangga.