17
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA KI-3261 PERCOBAAN KE-1 PENGENALAN TEKNIK DASAR MIKROBIOLOGI (METODE ASEPTIK) Disusun oleh: Rani Yudi H. 10511036 Kelompok 5 Assisten Praktikum: Bunga A. ( ) Tanggal percobaan : Kamis, 13 Februari 2014 Tanggal pengumpulan : Kamis, 20 Februari 2014 LABORATORIUM BIOKIMIA DASAR PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Laporan Biokimia Mikroba

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan Praktikum Biokimia Kerja Aseptik.

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA KI-3261PERCOBAAN KE-1PENGENALAN TEKNIK DASAR MIKROBIOLOGI (METODE ASEPTIK)Disusun oleh:Rani Yudi H.10511036Kelompok 5Assisten Praktikum: Bunga A. ( )Tanggal percobaan : Kamis, 13 Februari 2014Tanggal pengumpulan : Kamis, 20 Februari 2014

LABORATORIUM BIOKIMIA DASARPROGRAM STUDI KIMIAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMINSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG2014PERCOBAAN 1PENGENALAN TEKNIK DASAR MIKROBIOLOGI (METODE ASEPTIK)

1. Tujuan Perobaan Menguji kerja aseptik Menumbuhkan kultur murni

1. Teori DasarAseptik berarti tidak adanya patogen pada suatu daerah tertentu. Teknik aseptik/asepsis adalah usaha mempertahankan objek agar bebas dari mikro- organisme. Tindakan asepsis ini bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan mikroorganisme yang terdapat pada permukaan benda hidup atau benda mati. Tindakan ini meliputi antisepis, desinfeksi, dan sterilisasi. Sedangkan steril adalah keadaan atau pun sesuatu yang suci hama atau bebas hama. Sterilisasi yaitu proses membunuh semua mikroorganisme termasuk spora bakteri pada benda yang telah didekontaminasi dengan tepat. Tujuan sterilisasi yaitu untuk memusnahkan semua bentuk kehidupan mikroorganisme patogen termasuk spora, yang mungkin telah ada pada peralatan kedokteran dan perawatan yang dipakai. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode sterilisasi yaitu sifat bahan yang akan disterilkan. Sterilisasi dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:1. Sterilisasi dengan pemanasan kering a. Pemijaran/flambirCara ini dipakai langsung, sederhana, cepat dan dapat menjamin sterilisasinya, namun penggunaannya terbatas pada beberapa alat saja, misalnya: benda-benda dari logam (instrument), benda-benda dari kaca, benda-benda dari porselen.b. Dengan cara udara panas keringCara ini pada dasarnya adalah merupakan suatu proses oksidasi, cara ini memerlukan suhu yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan sterilisasi pemanasan basah. Adapun alat yang dapat dilakukan dengan cara ini yaitu benda-benda dari logam, zat-zat seperti bubuk, talk, vaselin, dan kaca.2. Sterilisasi dengan pemanasan basah. a. Dimasak dalam air biasa.Suhu tertinggi 100 C, tapi pada suhu ini bentuk vegetatif dapat dibinasakan tetapi bentuk yang spora masih bertahan. Oleh karna itu agar efektif membunuh spora maka dapat ditambahkan natrium nitrat 1% dan phenol 5%.b) Dengan uap air.Dapat dipakai dengan dandang/panci dengan penangas air yang bagiannya diberi lubang/sorongan, agar uap air dapat mengalir bagian alat yang akan disterilkan.waktu sterilisasi 30 menit.c) Sterilisasi dengan uap air bertekanan tinggi.Jenis sterilisasi dengan cara ini merupakan cara yang paling umum digunakan dalam setiap rumah sakit dengan menggunakan alat yang disebut autoclave.3.Sterilisasi dengan penambahan zat-zat kimiaCara ini dipergunakan pada bahan-bahan yang tidak tahan pemanasan atau cara lain tidak bisa dilaksanakan karena keadaan. Contoh zat kimia : Formaldehyda, hibitane, Cidex.4. Sterilisasi dengan radiasi ultraviolet Biasanya dilakukan di tempat-tempat khusus.Misalnya: di kamar operasi, kamar isolasi, dsb. dan udaranya harus steril. Hal ini dapat dilakukan dengan sterilisasi udara (air sterilization) yang memakai radiasi ultraviolet. 5. Sterilisasi dengan filtrasiCara ini digunakan untuk udara atau bahan-bahan berbentuk cairan. Filtrasi udara disebut HEPA (Hight Efficiency Paticulate Air). Jenis filternya yang penting ialah pori-porinya harus lebih kecil dari jenis kuman. Pori-pori filter ukurannya minimal 0,22 micron.Kultur murni atau disebut biakan murni adalah biakan jasad renik yang terdiri atas satu jenis jasad saja tanpa tercampur jenis lainnya. Biakan murni bakteri adalah biakan yang terdiri atas satu spesies bakteri yang ditumbuhkan dalam medium buatan. Pada medium ini bakteri dapat tumbuh dan berkembangbiak.1. Data PengamatanDari percobaan didapatkan data dan pengamatan berikut ini:0. Menyiapkan Media Padat dalam Cawan PetriGambar 1Pengamatan: Media padat/agar-agar yang dibuat bersih dan bening. Seperti terdapat uap air dipermukaan kaca tutup cawan petri.0. Menggunakan Jarum Ose (Cara Gores Streaking) Gambar 2Pengamatan: Terdapat bekas goresan jarum ose pada agar miring.Hasil goresan jarum ose dengan bakteri E. Coli

0. Menggunakan Batang L

Gambar 3Kultur atau mikroorganisme

Kontaminan

Pengamatan: Terdapat kultur atau mikroorganisme yang tumbuh berkelompok. Terdapat kontaminan-kontaminan yang tumbuh sendiri-sendiri.

1. PembahasanPada percobaan ini dilakukan beberapa teknik untuk menumbuhkan kultur murni atau mikroorganisme. Kultur murni diperoleh dengan cara isolasi menggunakan metode tuang maupun gores (Pelczar dan Chan, 1986). Isolasi suatu mikrobia ialah memisahkan mikrobia tersebut dari lingkungannya di alam dan menumbuhkannya sebagai biakan murni dalam medium buatan. Medium adalah suatu kumpulan zat-zat organik dan anorganik yang dibutuhkan untuk pertumbuhan mikroba dengan syarat-syarat tertentu. Berdasarkan wujudnya medium dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu :0. Medium cairyaitu medium yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan termasuk menumbuhkan atau membiakkan mikrofermentasi dan uji lainnya. Misalnya : Nutrien Brorth, Glukosa Broth.

2. Medium Padatyaitu media yang dapat digunakan untuk menumbuhkan mikroba pada permukaannya sehingga membentuk koloni yang dapat dilihat, dihitung atau di isolasi. Misalnya : Nutrien Agar, Plate Count Agar, Potato Dektosa Agar.3. Medium Setengah Padatyaitu media yang mempunyai konsistensi antara cair dan padat.Syarat-syarat yang perlu diperhatikan dalam membuat media adalah :1. Media harus mengandung semua nutrient dan unsur makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroorganisme.2. Media harus mempunyai tekanan osmosa, tegangan permukaan, atmosfer gas, oksigen dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroorganisme.3. Media harus dalam keadaan steril sebelum ditanami mikroorganisme yang dimaksud, jadi tidak ditumbuhi oleh mikroorganisme yang lain yang tidak diharapkan4. Tidak mengandung zat penghambat.5. Temperature / suhu sesuai.6. Kebutuhan gizi lainnya adalah mineral yang digunakan untuk aktivitas kuman, kebutuhan gas, dan kelembaban karena bakteri memerlukan air untuk pertumbuhannya.Percobaan yang dilakukan antara lain: menyiapkan media padat dalam cawan petri, menumbuhkan kultur menggunakan jarum ose (cara gores streaking), dan menumbuhkan kultur menggunakan batang L. Pada pembuatan media padat dalam cawan petri dilakukan dengan tujuan untuk menguji kerja aseptik. Hasilnya adalah agar-agar atau media padat terbentuk tanpa ada kontaminan. Hal ini ditunjukkan dengan agar-agar yang bersih, bening tanpa ada titik-titik (totol-totol) (lihat gambar 1) artinya metode aseptik yang dilakukan berhasil. Pada metode menumbuhkan kultur murni bakteri E. Coli dengan menggunakan jarum ose atau teknik gores streaking didapatkan hasil kultur dapat tumbuh. Hal ini ditunjukkan dengan adanya bekas goresan jarum ose pada media agar miring (lihat gambar 2). Teknik jarum ose ini berfungsi untuk memindahkan kultur dari media padat ke media padat. Media agar miring digunakan karena dibutuhkan media dengan permukaan yang lebih luas dari diameter lingkaran tabung reaksi. Dengan dibuat miring didapatkan media yang lebih luas sehingga hasil goresan jarum ose dapat terlihat dengan jelas.

Sedangkan pada teknik menggunakan batang L digunakan untuk memindahkan kultur dari media cair ke media padat. Pada percobaan ini media cair yang digunakan sebagai sumber adalah air kran dan media padat untuk menumbuhkan mikroorganismenya/ kultur adalah agar-agar dalam cawan petri. Hasil yang didapatkan adalah mikroorganisme dari air kran berhasil dipindahkan ke media padat dalam cawan petri. Mikroorganisme tersebut dapat hidup, tumbuh dan berkembang dalam media baru yaitu agar-agar. Hal ini ditunjukkan dengan adanya titik-titik kecil yang bergerombol atau berkelompok pada agar-agar. Namun sangat disayangkan karena pada agar-agar juga ditemukan titik atau totol besar yang menyebar di beberapa tempat. Titik besar ini merupakan suatu kontaminan yang tidak diharapkan keberadaanya. Kontaminan-kontaminan ini kemungkinan berasal dari udara, alat yang digunakan, wadah, air, ataupun dari praktikan. Kontaminan ini muncul mungkin dikarenakan kerja aseptic pada proses tersebut tidak sesuai standart. Misalnya terlalu jauh dari sumber api, tidak menyemprotkan alkohol lagi disekitarnya, atau praktikan yang bekerja sambil sesekali berbicara. Ada banyak faktor yang berpengaruh dalam percobaan ini. Pada proses percobaan disebutkan bahwa suhu inkubasi cawan petri adalah 37C. Hal ini dikarenakan suhu atau temperatur tersebut merupakan suhu atau temperatur optimum untuk metode aseptik dan untuk tumbuhnya kultur atau mikroorganisme. Selama kerja aseptik percobaan dilakukan didekat api hal ini agar bakteri-bakteri atau mikroorganisme yang ada disekitar dan tidak diinginkan dapat mati dan tidak menggangu pertumbuhan kultur murni. Jarak maksimal yang dapat dijangkau api kurang lebih 25 cm. Untuk mensterilkan lingkungan, alat dan diri praktikan digunakan alkohol dengan jenis etanol. Kadar alkohol yang digunakan adalah 70%, hal ini karena daya kerja alkohol yang optimum untuk membunuh mikroorganisme adalah pada kadar 65%-85%. Jika kadarnya diturunkan atau dilebihkan maka daya kerjanya akan menurun. Alkohol ini juga berfungsi untuk mendisinfeksi kulit. Alkohol 70 % dapat menyebabkan denaturasi protein dan koagulaasi.

1. KesimpulanDari hasil percobaan dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu:0. Metode aseptik yang dilakukan dalam pembuatan media padat (agar-agar) dalam cawan petri berhasil dilakukan.0. Kultur murni yang ditumbuhkan dengan menggunakan jarum ose berhasil tumbuh pada media agar miring.0. Kultur murni yang ditumbuhkan pada media padat (agar-agar) dalam cawan petri dari sumber air kran dapat tumbuh dan berkembang.

1. Daftar Pustakahttp://journal.ugm.ac.id/index.php/jsv/article/view/275 (diakses Rabu, 19 Februari 2014 pukul 19.00 WIB)http://www.academia.edu/4910458/Pmbhsn (diakses Rabu, 19 Februari 2014 pukul 19.00 WIB)Jutono, J. 1980. Pedoman Praktikum Mikroiologi Umum Untuk Perguruan Tinggi. Penerbit Pelczar. M.J., dan Chan, E. S. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. UI Press. Jakarta.

LampiranGambar Hasil Uji Karbohidrat

Gb. Uji Iodin Sebelum Pemanasan (air, HCl, NaOH)

Gb. Uji Iodin Setelah Pemanasan (NaOH, air)

Gambar Hasil Uji Lipid

Gb.1 Uji Akrolein Gliserol Gb. 2 Uji Akrolein Lemak

Gb.4 Uji Busa Gb. 5 Uji Pengendapan Sabun Gb.6 Uji Salkowski

Gb. 7 Uji Liebermann-Burchard

Gb. 8 Uji Ketidakjenuhan (Blangko, Gajih, Minyak Olive)

Gb. 9 Uji Peroksida (minyak tengik, minyak olive)