Upload
andini-fitriani
View
36
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
laporan bbl fisiologi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia angka kematian bayi dan ibu melahirkan masih tergolong tinggi yaitu
mencapai 194/100.000 kelahiran hidup untuk angka kematian bayi pada tahun 1997. penelitian
telah menunjukkan bahwa lebih dari 50% kemtian bayi terjadi dalam perode neonatal yaitu
dalam bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya penanganan bayi baru lahir yang lahir sehat
akan menyebabkan kelainan-kelainan yang dapat mengakibatkan cacat seumur hidup, kematian.
Misalnya sebagai akibat hipotermi pada bayi baru lahir dapat terjadi cold stress yang selanjutnya
dapat terjadi hipoksemia atau hipoglikemia dan mengakibatkan kerusakan otak. Akibat
selanjutnya adalah perdarahan otak, syok, beberapa bagian tubuh mengeras dan keterlambatan
tumbuh kembang. Contoh lain misalnya kurang baiknya pembersihan jalan nafas waktu lahir
dapat menyebabkan masuknya cairan lambung kedalam paru-paru yang mengakibatkan kesulitan
pernafasan, kekurangan zat asam, dan apabila hal ini berlangsung terlalu lama dapat
menimbulkan perdaraha otak, kerusakan otak dan kemudian keterlambatan tumbuh kembang.
Ditinjau dari perkembangan dan pertumbuhan bayi periode neonatal merupakan periode
yang paling kritis. Pencegahan asfiksia, menjaga suhu tubuh bayi, terutama pada bayi dengan
berat badan lahir rendah, pemberian air susu ibu (ASI) dalam rangka menurunkan angka
kematian oleh karena diare. Pencegahan terhadap infeksi, pemantauan kenaikan berat badan dan
stimulasi psikologis merupakan tugas pokok bagi pemantau kesehatan bayi dan anak. Neonatus
pada minggu pertama oleh kondisi ibu waktu hamil dan melahirkan.
Berdasarkan hal yang tersebut diatas penulis tertarik untuk mengambil kasus dengan
judul Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Normal.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Dapat melakuakn asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal dengan pendokumentasian
menggunakan SOAP secara komperhensif.
1
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Dapat melakukan pengkajian data pada bayi Ny. M baik data subyektif
b. Dapat mengkaji data objektif pada Ny. M dengan tepat
c. Dapat menentukan diagnosa pada bayi Ny. M
d. Dapat menentukan tindakan dengan perencanaan segera yang tepat untuk bayi Ny. M
2
BAB II
ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI BARU LAHIR Ny “M” USIA 1 JAM
DI PUSKESMAS TAPOS DEPOK
I. PENGKAJIAN DATA
Tanggal : 29 April 2015
Jam : 21.45 WIB
Tempat : Ruang Bersalin Puskesmas Tapos
A. Data Subyektif
1. Identitas / Biodata
Nama bayi : Bayi Ny. Mudaronah
Umur : 1 jam
Tgl/Jam/Lahir : 29-04-2015/ 21.45 WIB/Sptn B
Jenis Kelamin : Perempuan
Berat Badan : 2800 gr
Panjang badan : 47 cm
Nama Ibu : Ny. Mudaronah Nama Ayah : Tn. Rudi
Umur : 32 Th Umur : 38 Th
Suku : Betawi Suku : Sunda
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Supir
Alamat rumah : Sukamaju Baru 02/06
2. Riwayat Penyakit Kehamilan
· Pendarahan : Tidak ada
· Pre eklampsia : Tidak ada
· Eklampsia : Tidak ada
· Penyakit kelamin : Tidak ada
· Lain-lain : -
3
3. Kebiasaan waktu hamil
· Makanan : Ibu mengatakan selama hamil makan 3 x sehari dengan porsi kecil namun
sering dengan menu nasi, lauk-pauk (tempe, tahu, ikan laut, telur dan daring), sayur-sayuran,
buah-buahan serta tambahan susu.
· Obat/Jamu : Ibu mengatakan tidak pernah minum jamu pada saat hamil muda maupun tua
· Merokok : tidak
· Aktifitas : Ibu mengatakan saat hamil sedikit mengurangi pekerjaan rumah tangga yang
berat-berat.
4. Riwayat persalinan sekarang
Jenis persalinan : Spontan
Ditolong oleh : Bidan
Waktu/jam : 21.45 WIB
Bayi lahir : Perempuan, menangis spontan
BB, PB : 2800 gr, 47 cm
LK, LD : 32cm/33cm
Penilaian bayi waktu lahir (assesment at birth)
0 1 2
Frekuensi nafas < 60 / menit 60-80 / menit > 80 / menit
Retraksi ü Tidak ada retraksi Retraksi
ringan
Retraksi
berat
Sianosis ü Tidak sianosis Sianosis
hilang dengan O2
Sianosis
menetap walaupun
diberi O2
Air entry ü Udara masuk
bilateral baik
Penurunan
ringan udara masuk
Tidak tidak
ada udara masuk
Merintih ü Tidak merintih Dapat di
dengar dengan
stetoskop
Dapat
didengar tanpa alat
bantu
4
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Fisik
· Keadaan Umum : Baik
· Suhu : 36,4 oC
· Pernapasan : 46 x/menit
· HR : 141 x/menit
· Berat badan sekarang : 2800 gr
· Panjang badan : 47 cm
2. Pemeriksaan Fisik secara sistematis
a. Inspeksi
· Kepala : simetris, rambut hitam, tidak ada caput succedenum dan hematoma, tidak
ada maoulage.
· Muka : kemerahan, bersih tidak ada lanugo, terdapat millia
· Mata : simetris, conjungtiva merah muda, sclera putih, reflex pupil, terhadap
cahaya baik
· Telinga : simetris, bersih tidak ada serumen
· Hidung : simetris tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada sumbatan, tidak ada
sekret
· Mulut : simetris, bibir kemerahan, tidak terdapat labiopalatokisis, tidak stomatitis,
gusi merah muda
· Leher : tidak ada pembesaran kelenjar hyroid dan limfe
· Dada : simetris tidak ada wheezing dan ronchy, bunyi nafas dan jantung
teratur/normal
· Payudara : menonjol dan putting susu ada
· Tali pusat : lembek, kering dan tidak ada pendarahan, tali pusat di UCC dan dibungkus
kassa.
· Punggung : tidak ada spina bifida, tidak ada pembengkakan atau cekungan
· Ekstrimitas : tidak ada kelainan pada ekstremitas bawah maupun atas
· Genetalia : labia mayora sudah menutupi labia minora
· Anus : tidak ada atresia ani
b. Palpasi
5
· Kepala : Tidak ada oedema, tidak ada kelainan seperti chepal hematoma, caput
seccudeneum, anansepalus + hidrosefalus.
· Ubun : cembung
· Muka : tidak ada oedema
Reflek
Reflex moro : Bisa, dapat diketahui saat dikagetkan dengan menepuk tangan maka
bayi akan kaget
Reflex rooting : Bisa, dapat dilihat saat menyentuh pipi bayi, maka bayi akan menoleh
Reflex graphs/plantar : Bisa, dapat diketahui saat tangan disentuhkan pada tangan bayi dengan
sendirinya bayi akan menggenggam
Reflex walking : Tidak bisa
Reflex sucking : Bisa, dapat dilihat saat bayi menyusu pada ibunya
Reflex tonic neck : Tidak ada
Antopometri :
· Lingkar kepala : 32cm
· Lingkar dada : 33 cm
Eliminasi
· Miksi : sudah, 22.00 WIB
· Meconium : sudah, 22.00 WIB
3. Pemeriksaan Penunjang
Golongan Darah Ibu: O
Golongan Darah Bayi : O
C. ANALISA DATA
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan umur 1 jam.
6
D. PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan cara menjaga kehangatan bayi. Ibu sudah mengerti dan akan menghangatkan
bayinya.
2. Menjelaskan cara memberikan pakaian kepada bayi. Ibu sudah mengerti dan memahami cara
memakaikan pakaian terhadap bayi nya.
3. Menjelaskan dan mengkomunikasikan tanda-tanda bahaya pada bayi. Ibu mengerti dan
memahami akan tanda-tanda bahaya bayi.
4. Menjelaskan cara dan tekhnik Menyusui yang benar. Ibu mengerti dan sudah bisa menyusui
anak nya dengan benar. Pada jam 21.50 WIB di lakukan IMD, ibu sudah melakukannya dengan
baik.
5. Pemberian vit.K 1 jam setelah IMD pada jam 22.45 WIB. Sudah di berikan.
6. Menjelaskan penerapan Penjegahan Infeksi. Ibu mengerti dan akan menerapkan kebersihan
nya.
7. Menjelaskan bahwa Setelah 6 jam nanti, bayi dapat di mandikan. Ibu mengerti dan
menyetujui nya.
8. Menjelaskan cara Perawatan tali pusat. Ibu memahami dan akan menerapkannya kepada
bayi nya.
9. Memberikan imunisasi HB 0 setelah bayi dimandikan. Sudah di berikan oleh bidan.
10. Memberikan salep mata. Sudah di berikan oleh bidan.
11. Memberikan penjelasan tentang Observasi eliminasi. Ibu mengetahui dan memahami
12. Menjelaskan mengenai Personal hiegiene. Ibu mengerti dan akan menerapkan pada bayinya.
7
BAB III
TINJAUAN TEORI
A. KONSEP BAYI BARU LAHIR NORMAL
1. Pengertian Asuhan Bayi Baru Lahir
Adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran.
Sebagian besar bayi yang baru lahir akan menunjukkan usaha pernapasan spontan dengan sedikit
bantuan atau gangguan (Bari Syaifuddin,Abdul :2002).
Penanganan dilakukan sejak kepala mulai keluar dari jalan lahir, yaitu dengan melakukan
pembersihan lendir serta cairan yang berada disekitar mulut dan hidung dengan kapas dan kain
kasa steril. Bayi sehat akan menangis dalam 30 detik, Tidak perlu dilakukan apa-apa lagi, karena
bayi sudah bernafas spontan dan warna kulitnya kemerah-merahan. (Bari Syaifuddin,Abdul :
2006).
2. Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir Normal
Menangis kuat.
Frekuensi nadi >100.
Warna kulit kemerah-merahan.
Tanus otot bagus (Gerak aktif).
3. Penatalaksanaan Awal Bayi Baru Lahir
a. Persalinan Bersih dan Aman
Yaitu dengan menyediakan perlengkapan alat-alat di kamar bersalin diantaranya adalah :
Alat penghisap lendir (Mucus Extractor)
Tabung oksigen dengan alat pemberi oksigen
Alat pemotong dan pengikat tali pusat
Tanda pengenal bayi
Tempat tidur bayi atau inkubator dengan keadaan hangat dan steril
Lain-lain : kain, kasa, baju steril serta obat antiseptik
Termometer dan stopwacth
Tempat atau ruang dalam keadaan hangat dan terang
8
b. Membersihkan Jalan Nafas (Inisiasi Pernafasan Spontan)
Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir. Apabila tidak langsung menangis
penolong segera membersihkan jalan nafas dengan cara :
Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat
Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus dan kepala
tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang.
Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tengah yang dibungkus
kasa steril
Berikan rangsangan taktil dengan cara menepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali
atau gosok kulit bayi dengan kain kering dan kasar (handuk). Dengan rangsangan ini
biasanya bayi segera menangis.
c. Klem dan Potong Tali Pusat
· Klemlah tali pusat dengan buah klem, pada titik kira-kira 2 cm dan 3 cm dari pangkal pusat bayi
(tinggalkan kira-kira 1 cm diantara klem-klem tersebut).
· Potonglah tali pusat diantara kedua klem sambil melindungi bayi dari gunting dengan tangan kiri
anda.
· Pertahankan kebersihan pada saat memotong tali pusat, ganti sarung tangan anda bila ternyata
sudah kotor. Potonglah tali pusatnya dengan pisau atau gunting yang steril dan Disinfeksi
Tingkat Tinggi (DTT).
· Periksa tali pusat setiap 15 menit, apabila masih terjadi pendarahan, lakukan pengikatan ulang
yang lebih ketat (Bari Syaifuddin, Abdul : 2002).
d. Jagalah Bayi Agar Tetap Hangat
- Pastikan bayi tersebut tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit bayi dengan kulit ibunya.
- Gantikan handuk / kain yang basah dan bungkus bayi tersebut dengan selimut dan jangan lupa
memastikan bahwa kepala telah terlindungi dengan baik untuk mencegah keluarnya panas tubuh.
- Pastikan bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak kaki bayi setiap 15 menit
- Apabila telapak bayi terasa dingin, pastikan suhu aksila bayi.
- Apabila suhu bayi kurang 36,5 0C, segera hangatkan bayi tersebut.
e. Kontak Dini Dangan Ibu
- Berikan bayi kepada ibunya secepat mungkin, kontak dini antara ibu dan bayi penting untuk :
- Kehangatan : mempertahankan panas yang benar pada bayi baru lahir.
9
- Ikatan batin (bonding attachment) dan pemberian ASI.
- Doronglah ibu untuk menyusui bayinya apabila telah siap (dengan menunjukkan reflex rooting).
- Bayi normal sudah dapat disusui segera sesudah lahir, lamanya disusui hanya untuk 1-2 menit
pada setiap payudara Ibu.
- Dengan menghisapnya bayi terjadi perangsangan terhadap pembentukan air susu Ibu dan secara
tidak langsung rangsang isap membantu mempercepat pengecilan uterus.
- Pada hari ketiga bayi sudah harus menyusu selama 10 menit pada Ibu dengan jarak waktu tiap 3-4
jam, namun jika diantara waktu tersebut bayi menangis karena lapar, ASI boleh disusukan ,
f. Pernapasan
Sebagian besar bayi akan bernapas secara spontan pernapasan bayi sebaiknya diperiksa secara
teratur untuk mengetahui adanya masalah.
- Periksa pernapasan dan warna kulit bayi setiap 5 menit
- Jika bayi tidak segera bernapas, lakukan hal-hal berikut: keringkan bayi dengan selimut atau
handuk yang hangat, gosoklah punggung bayi dengan lembut.
- Jika bayi masih belum mulai bernafas setelah 60 detik mulailah resusitasi.
- Apabila bayi stanosis (kulit biru) atau sukar bernapas (frekuensi pernapasan kurang 30 atau lebih
dari 60 x / menit), berilah oksigen kepada bayi dengan keteter nasal atau nasal frongs (Bari
Syaifuddin, Abdul : 2002)
g. Perawatan Mata
- Obat mata entromisin 0,5 % atau tetrasiklin 1 % dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata
karena klamidia (penyakit menular seksual).
- Perawatan mata harus dikerjakan segera. Tindakan ini dapat dikerjakan setelah bayi selesai
dengan perawatan tali pusat + diberi salep mata sesudah 5 jam bayi lahir
- Yang lazim dipakai adalah larutan perak nitrat atau neosporin dan langsung diteteskan pada mata
bayi segera setelah bayi lahir.
h. Apgar skor
Penilaian bayi waktu Lahir (assesment at birth) 1 menit dan 5 menit berikutnya:
Tanda 0 1 2Jumlah
nilai
Menit
1
Frekuensi
jantung
( ) tidak ada ( ) < 100 ( ) < 100
10
Usaha bernafas ( ) tidak ada ( ) lambat tak
teratur
( ) baik,
menangis
Tonus otot ( ) lumpuh ( ) eks. Fleksi
sedikit
dari anggota
( ) gerakan
aktif
Reflex ( ) tidak
bereaksi
( ) menangis ( ) menangis
kuat
Warna ( ) biru pucat ( ) tubuh
kemerahan
Tangan & kaki
biru
( ) kemerahan
Seluruh tubuh
Menit
5
Frekuensi
jantung
( ) tidak ada ( ) < 100 ( ) < 100
Usaha bernafas ( ) tidak ada ( ) lambat tak
teratur
( ) baik,
menangis
Tonus otot ( ) lumpuh ( ) eks. Fleksii
sedikit
dari anggota
( ) gerakan
aktif
Reflex ( ) tidak
bereaksi
( ) menangis ( ) menangis
kuat
Warna ( ) biru pucat ( ) tubuh
kemerahan
Tangan & kaki
biru
( ) kemerahan
seluruh tubuh
(Prawihardjo : 2006)
11
Selain penilaian bayi waktu lahir dinilai dengan APGAR SKOR dapat dinilai juga dengan cara
SKOR DOWN :
Evaluasi Respiratory Distress dengan Skor Down
0 1 2
Frekuensi nafas < 60 / menit 60-80 / menit > 80 / menit
Retraksi Tidak ada retraksi Retraksi ringan Retraksi berat
Sianosis Tidak sianosis Sianosis hilang
dengan O2
Sianosis menetap
walaupun diberi O2
Air entry Udara masuk
bilateral baik
Penurunan ringan
udara masuk
Tidak tidak ada
udara masuk
Merintih Tidak merintih Dapat di dengar
dengan stetoskop
Dapat didengar
tanpa alat bantu
Evaluasi gawat nafas dengan menggunakan Skor Down
1. Skor < 4 : Tidak ada gawat nafas
2. Skor 4-7 : Gawat nafas
3. Skor 7 : Ancaman gagal nafas (pemeriksaan gas darah harus dilakukan)
B. ASUHAN BAYI BARU LAHIR
Dalam waktu 24 jam, bila bayi tidak mengalami masalah apapun, berikanlah asuhan
berikut :
1. Lanjutkan pengamatan pernapasan, warna, dan aktivitasnya
2. Pertahankan suhu tubuh bayi
Hindari memandikan bayi hingga sedikitnya 6 jam dan hanya setelah itu, jika tidak
terdapat masalah medis dan jika suhunnya 36,5 0C atau lebih. Bungkus bayi dengan kain yang
kering dan hangat, kepala bayi harus tertutup.
3. Pemeriksaan fisik bayi
Lakukan pemeriksaan fisik yang lebih lengkap, ketika memeriksa bayi baru lahir.
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir secara menyeluruh antara lain:
A. Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (TTV)
- Suhu normal rextal / aksila : 36,5°C – 37,2 OC
- Laju pernapasan normal : 40 -60 x / menit ≠ ada wheezing dan ronchi
12
- Detak jantung normal : 100 – 120 x / menit
- Nadi normal : 120 – 150 x / menit, frekuensi nadi perifer
- Berat badan normal : 2500 – 4000 gram
- Panjang badan normal : 48 – 53 cm
B. Pemeriksaan fisik
1. Kepala : simetris atau tidak, adanya kelainan-kelaian atau tidak seperti (keadaan ubun-ubun,
molase, caput succedanium, cepal hematoma, hydrochephalus, anensefalus dan meningokel)
- Ukuran normal lingkar kepala terdiri 3 bagian:
SOB (Sub Occipito Bregmatica) : 32 cm
2. Mata : simetris atu tidak, ada kelainan atau tidak, ada tanda infeksi atau tidak (tanda-tanda
infeksi antara lain) :
- Conjungtiva pucat, atau merah
- Sclera kuning atau putih
- Pupil waktu lahir reflex cahaya
3. Hidung : simetris atau tidak, ada secret atu tidak, pernapasan cuping hidung atau tidak.
4. Telinga : periksa dalam hubungan letak dengan mata dan kepala simetris atau tidak ada
sekret atau tidak.
5. Mulut : simetris atau tidak, stomatitis ada atau tidak, terdapat labiopalatoskizis ada atau
tidak.
6. Leher : terdapat pembesaran kelenjar tiroid atu tidak, pembekakan ada atau tidak
7. Dada bentuk simetris atau tidak LD normal : 30,5 – 33 cm
8. Bahu, lengan dan tangan
- Gerakan normal
- Jumlah jari normal
- LILA normal : 9,5 – 11 cm
9. Perut :
- Adakah benjolan sekitar tali pusat, pendarahan tali pusat, lembek pada saat bayi menangis,
benjolan atau tidak.
- Tali pusat normal berwarna putih kebiruan pada hari pertama mulai kering dan mengkerut /
mengecil dan akhirnya lepas setelah 7-10 hari.
13
10. Jenis Kelamin :
Laki-laki (♂)
- Testis berada dalam skrotum atau tidak.
- Penis berlubang atau tidak.
Perempuan (♀)
- Vagina berlubang
- Uretra berlubang
- Labia mayor sudah menutupi labia minor
- Pendarahan withdrawel : cairan darah yang keluar dari kemaluan bayi yang diakibatkan
penghentian hormone wanita yang tiba-tiba dari ibunya
11. Tungkai dan kaki
- Gerakan normal atau tidak
- Tampak normal atau tidak
- Apakah ada kelainan atau tidak
12. Punggung dan anus
- Punggung : Periksa akan adanya pembengkakan atau cekungan
o Lordosis : membengkok ke depan
o Scoliosis : membengkok ke kanan dan ke kiri
o Kifosis : membungkuk
o Spinabifida: selaput sumsum belakang menyembul ke luar pada suatu tempat pada tulang
punggung di dalamnya terdapat jaringan sumsum tulang belakang
- Anus : Periksa meconium sudah keluar atau belum dalam 24 jam post partum. Bila bayi
sudah minum ASI maka feses akan berubah hijau kekuningan. Kelainan seperti : ATRESIA ANI
13. Kulit
Selama bayi dianggap normal beberapa kelainan kulit dianggap normal, seperti :
- Verniks kaseosa (lemak dalam tubuh) tidak perlu dibersihkan karena menjaga kehangatan
tubuh bayi.
- Milia : titik putih yang khas pada hidung dahi, dan pipi.
- Laugo : rambut halus yang melapisi janin pada bahu, bokong dan ekstrimitas lebih banyak
pada bayi premature.
14
- Deskuamasi : kulit bayi daerah tubuh, punggung, dan abdomen yang terkelupas pada hari
pertama / juga terjadi selama 2-4 minggu pertama kehidupan masih dianggap normal, paling
sering pada BBLP.
- Warna : Bayi baru lahir aterm kelihatan lebih pucat dibanding bayi preterm karena kulit bayi
aterm lebih tebal.
- Iketerus : warna bayi kuning yang terlihat pada kulit atau pada sclera mata bayi dengan
iketerus hyperbillirubin, kuku jari tangan dan telapak tangan juga berwarna kuning.
C. Reflex
Reflex moro : lengan terangkat ke atas dan ke bawah, terkejut (memeluk).
Reflex rooting : menoleh kearah sentuhan, rangsangan pada pipi dan bibir.
Reflex graphs/plantar : menelan, rangsangan pada vulva, bayi akan menjulurkan lidah.
Reflex sucking : menhisap, rangsangan dengan menyentuh bibir.
Reflex tonic neck : kepala menengadah.
Reflex walking : reflex berjalan bila bayi diberdirikan.
Reflex placing : berdiri tegak, dengan melalui / berpegangan dangan benda keras.
Reflex crwling : merangkak.
Rflex babinski : reflex kaki menendang, bila telapak kaki digesek dengan jari kita.
D. Autopometri
Lingkar kepala : SOB : 32 cm, FO : 34 cm, MO:35 cm
Lingkar dada : 30,5 – 33 cm
Lingakar lengan atas : 9,5 – 11 cm
Jadi nilai dari antopometri di atas merupakan nilai standart
E. Eliminasi
Miksi : sudah keluar / belum, jam berapa?
Meconium : sudah keluar / belum, jam berapa?
Memberikan Konseling
1. Jaga kehangatan bayi
2. Pembenahan ASI, terutama selama 6 bulan (ASI Eksklusif)
3. Perawatan tali pusat, minimal 2 x sehari
15
4. Agar ibu mengawasi tanda-tanda bahaya
Tanda-tanda bahaya yang harus dikenali oleh ibu
1. Pemberian ASI sulit, sulit menghisap, atau hisapan lemah
2. Kesulitan bernapas, yaitu pernapasan cepat > 60 /menit atau menggunakan otot napas
tambahan
3. LETARGI = bayi terus-menerus tidur tanpa bangun untuk makan
4. Warna abnormal= kulit / bibir biru (sianosis) atau bayi sangat kuning
5. Suhu terlalu panas (febris) atau terlalu dingin (hipotermi)
(Bari Syaifuddin,Abdul : 2002)
F. Berikan Vitamin K
Untuk mencegah terjadinya pendarahan karena difisiensi vitamin K pada bayi baru lahir, lakukan
hal-hal berikut:
· Semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral 1 mg / hari
selama tiga hari
· Bayi dengan resiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan dosis 0,5-1 mg IM
(Bari Syaifuddin, Abdul : 2002)
16
BAB IV
PEMBAHASAN
Pembahasan pada bab ini didasarkan pada ada atau tidak adanya kesenjangan antara teori
dan realita di lapangan tentang manajemen asuhan kebidanan pada bayi baru lahir pada Ny. M.
Bersalin pada tanggal 29 April 2015 pukul 21.45 WIB, di Puskesmas Kecamatan Tapos Depok.
Dalam langkah tersebut penulis membuat langkah-langkah dari metode pendokumentasian
SOAP yaitu dengan mengkaji data subjektif, objektif, Analisa data, dan penatalaksanaan.
A. Pengkajian data subjektif
Dalam pengkajian data subjektif didapatkan dari anamnesa pada Ny. M bahwa ibu
merasa senang dengan kelahiran bayinya. Ibu mengatakan ASInya sudah keluar dan bayi
menghisap dengan baik.
B.Pengkajain data objektif
Dalam pengkajian data objektif di lahan praktik dan teori tidak terdapat kesenjangan.
Penanganan bayi dilakukan sejak kepala mulai keluar dari jalan lahir, yaitu dengan melakukan
pembersihan lendir serta cairan yang berada di sekitar mulut dan hidung dengan kapas atau kasa
steril. Kemudian kelopak matanya dibersihkan dengan kapas atau kasa steril satu demi satu,
dimulai dari dalam ke luar. Sesudah bayi lahir lengkap, saat lahir segera dicatat dengan jam
waktu (stop-watch). Kemudian kedua kaki bayi dipegang dengan satu tangan, sedangkan tangan
yang lain memegang kepala bayi yang lebih rendah daripada kaki dengan posisinya dalam
ekstensi sedikit untuk memungkinkan cairan atau lendir mengalir keluar dari trakea dan farings.
Sementara itu seorang membantu menghisap lendir dan cairan dengan alat penghisap lendir.
Bayi sehat akan menangis dalam waktu 30 detik, tidak perlu dilakukan apa-apa lagi oleh
karena bayi mulai bernafas dan warna kulitnya kemerah-merahan. Kemudian bayi diletakkan
mendatar kira-kira sama tingginya dengan atau sedikit di bawah introitus vaginae. Bila mulut
bayi masih belum bersih dari cairan dan lendir, pengisapan lendir diteruskan, mula-mula dari
mulut, kemudian dari lubang hidung, supaya jalan nafas bebas dan bayi dapat bernafas sebaik-
baiknya.
17
Dengan melihat teori diatas, dapat disimpulkan bayi Ny. M normal karena lahir langsug
menangis. Keadaan umum bayi dinilai satu menit setelah lahir dengan penggunaan nilai Apgar.
Penilaian ini perlu untuk mengetahui apakah bayi menderita asfiksia atau tidak. Yang dinilai
adalah frekuensi jantung (heart rate), usaha nafas (respiratory effort), tonus oto (muscle tone),
warna kulit (colour) dan reaksi terhadap rangsangan (response to stimuli), yaitu dengan
memasukkan kateter ke lubang hidung setelah jalan nafas dibersihkan.
C.Analisa
Dengan menegakkan diagnosa neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 1 jam
dengan keadaan normal dan sehat karena dari data obektif dan subjektif tidak ditemukan masalah
yang menjuru pada bayi yang patologis.
D.Penatalaksanaan
Dalam penatalaksanaan, bidan harus mengetahui ciri-ciri bayi yang normal agar dapat
memberikan edukasi kepada ibu, supaya ia dapat mengenal segera perubahan tingkah lakunya
dan kemajuan atau kemunduran kesehatannya, dan membuat catatan serta laporan kepada dokter.
Hal ini sangat membantu dokter yang bekerja di tempat perawatan bayi untuk melakukan
tindakan dan pemeriksaan yang perlu guna menolong bayi tersebut. Pengamatan sehari-hari
harus dilakukan lengkap, diantaranya:
1. Keadaan umum: bayi yang sehat tampak kemerah-merahan, aktif, tonus otot baik, menangis
keras, minum baik, suhu tubuh 36⁰C - 37⁰C. Hal-hal yang menyimpang dari keadaan ini
dianggap tidak normal.
2. Suhu tubuh diukur paling kurang satu kali sehari. Bila suhu rektal di bawah 36⁰C, bayi ini harus
diletakkan di tempat yang lebih panas, misalnya di dalam inkubator yang mempunyai suhu 30⁰C
-32⁰C, atau bayi dibungkus dan diletakkan botol-botol hangat disekitarnya. Dapat pula dipakai
lampu yang disorotkan kearah bayi. Di samping pemanasan harus pula dipikirkan kemungkinan
bayi menderita infeksi. Suhu rektal diukur setiap ½ jam sampai suhu mencapai 37⁰C.
3. Menimbang berat badan sebaiknya dilakukan setiap hari. Dalam tiga hari pertama berat badan
bayi akan turun oleh karena bayi mengeluarkan air kencing dan mekonium, sedang cairan yang
masuk belum cukup. Pada hari keempat berat badan akan naik lagi.
18
4. Tinja yang berbentuk mekonium berwarna hijau tua yang telah berada di saluran pecernaan
sejak janin berumur 16 minggu, akan mulai keluar dalam waktu 24 jam; pengeluaran ini akan
berlangsung sampai hari ke 2 – 3. Pada ari ke 4 sampai ke 5 warna tinja kembali cokelat kehijau-
hijauan. Selanjutnya warna tinja akan tergantung dari jenis susu yang diminumnya. Misalnya,
bayi yang mendapat air susu ibu, tinjanya akan berwarna kuning dan lembek. Defekasi mungkin
3 – 8 kali sehari. Bayi yang mendapat susu buatan tinjanya akan berwarna keabu-abuan dengan
bau yang sedikit menusuk.
5. Air kencing: bila kandung kencing belum kosong pada waktu lahir, air kencing akan keluar
dalam waktu 24 jam. Yang harus dicatat ialah kencing pertama, frekuensi kencing berikutnya,
serta warnanya. Bila bayi tidak kencing atau kencingnya menetes dan tampak perubahan warna
kencing, hal itu harus segera dilaporkan dokter.
6. Perubahan warna kulit: perlu diteliti apakah kulit tidak menjadi pucat, kuning, biru, atau timbul
perdarahan di kulit seperti purpura, petekia, dan lain-lain. Bila bayi muntah, perlu dicatat jumlah,
warna, konsistensi yang dikeluarkan, cara muntah, dan adakah hubungannya dengan pemberian
minum.
7. Pada perubahan pernafasan dicatat frekuensi dan bentuk pernafasan (dangkal/ dalam), apakah
ada apnea, dan apakah ada hubungannya dengan pemberian minum.
8. Hal-hal lain, bila ada keragu-raguan dalam menilai keadaan bayi, sebaiknya diminta pendapat
bidan atau perawat yang berpengalaman atau langsung dilaporkan dokter.
Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktivitas bayi normal atau
tidak ada identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan
penolong persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan. Hal yang dinilai waktu pemantauan
bayi pada jam pertama sesudah lahir meliputi:
· Kemampuan menghisap kuat atau lemah,
· Bayi tampak aktif atau lunglai,
· Bayi kemerahan atau biru.
19
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
1. Pada pengkajian data subjektif bayi Ny. M usia 1 jam sudah sesuai dengan teori
pendokumentasian SOAP dengan langkah melakukan anamnesa dan dengan melihat riwayat
persalinan ibu melalui data pada buku KIA. Pada tahap ini dapat diselesaikan dengan baik karena
ibu kooperatif dengan bidan dan mahasiswi terbukti dengan ibu menjawab pertanyaan-
pertanyaan dengan baik, dan dalam hasil pengkajian data subjektif tidak ditemukan adanya
masalah.
2. Pada pengkajian data objektif Ny. M sudah sesuai dengan teori pendokumentasian SOAP dengan
langkah melakukan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir. Pada tahap ini dapat diselesaikan
dengan baik dan dalam hasil pengkajian data objektif tidak ditemukakn adanya masalah sehingga
kondisi fisik bayi baru lahir dikatakan normal.
3. Intepretasi data telah dilakukakn mengacu pada teori-teori yang ada oleh karena itu, maka
diagnosa bayi adalah neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 1 jam. Dengan diagnosa
tersebut dapat dikatakan neonatus dalam keadaan normal atau fisiologis yaitu, dalam keadaan
baik dan sehat, tidak ditemukannya masalah yang patologis.
4. Perencanaan yang dilakukan bidan sudah sesuai dengan standar asuhan kebidanan yang ada pada
kebutuhan ibu yang sesuai dengan teori.
Saran
1. Bagi instansi kesehatan
Dapat meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih optimal sehingga meningkatkan kepuasan
klien dan menurunkan angka kematian bayi.
2. Bagi institusi pendidikan
Dapat memberikan bimbingan langsung secara intensif dan kontinyu kepada mahasiswa
dilapangan sesuai dengan kasus yang ditemui. Serta dapat berguna sebagai sumber acuan untuk
membuat format laporan sesuai dengan kasus yang ditemui.
20
3. Bagi mahasiswa
Dapat mengaplikasikan dan melakukan asuhan kebidanan kepada bayi baru lahir secara mandiri
sesuai dengan teori yang didapatkan selama perkuliahan berlangsung untuk menerapkan deteksi
terhadap kelainan pada bayi baru lahir.
21
DAFTAR PUSTAKA
Depkes, RI. 2009. Pedoman Asuhan Byi Baru Lahir Terpadu. Jakarta: Depkes RI
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Universitas Padjadjaran. 2000. Asuhan Bayi Baru Lahir. Bandung. Universitas Padjadjaran
22