28
Oleh : I Made Arya Supartana 31 XII IPA 1

Laporan Arya

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Arya

Oleh :

I Made Arya Supartana

31

XII IPA 1

Page 2: Laporan Arya

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI……...………………………………………………………2

KATA PENGANTAR ……………………………………………………3

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang ………………………………………………………4

B.Tujuan Kunjungan……………………………………………………5

C.Manfaat Kunjungan………………………………………………….5

D. Tujuan Penulian………………………………………………………6

E. Manfaat Penulisan…………………………………………………….6

BAB II LAPORAN HASIL KUNJUNGAN KE JOGYAKARTA

A. Persiapan………………………………………………………………7

B. Waktu dan Persiapan…………………………………………………7

C.Pura Mandaragiri Semeru Agung(Lumajang) ………………………9

D.Pantai Parangtritis…………………………………………………….10

E. Candi Borobudur……………………………………………….……11

F.Malioboro……………………………………………………………....16

G.Kraton Yogyakarta…………………………………………………….17

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan……………………………………………………………..19

B.Saran…………………………………………………………………….19

LAMPIRAN-LAMPIRAN GAMBAR1………………………………….20

2

Page 3: Laporan Arya

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadiratIda Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan kasih‐Nya, atas anugerah hidup dan kesehatan yang telah kami terima, serta petunjuk‐Nya sehingga memberikan kemampuan dan kemudahan bagi saya dalam penyusunan karya tulis ini.

Didalam karya tulis ini saya selaku penyusun hanya sebatas ilmu yang bisa saya sajikan,sebagai syarat mengikuti Ujian praktek bahasa Indonesia dengan topik “STUDY TOUR KE YO-GYAKARTA”.Dimana didalam topik tersebut ada beberapa hal yang bisa kita pelajari khusus-nya tempat – tempat wisata yang ada di jogja yang indah dan menawan.

Saya menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan pemahaman saya tentangkota yogyakarta, menjadikan keterbatasan saya pula untuk memberikan penjabaran yang lebih dalam tentang masalah ini,oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini.

Harapan saya, semoga karya tulis ini membawa manfaat bagi kita, setidaknya untuk sekedar membuka cakrawala berpikir kita tentang kota Yogyakarta.

Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih kepada teman – teman semua yang sudah ikut bersinau wisata ke Jogja, semoga pengetahuan ini bermanfaat bagi kita semua.

Dawan, 10 Februari 2013

Penyusun

( I MADE ARYA SUPARTANA )

3

Page 4: Laporan Arya

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Daerah istimewa yogyakarta atau yang lebih dikenal dengan nama jogja,merupakan kota yang terkenal dengan sejarah dan warisan budayanya.

Yogyakarta merupakan pusat kerajaan mataram,dan sampai saat ini masih ada keraton yang masih berfungsi dalam arti sesungguhnya.jogja juga memiliki banyak candi yang berusia ribuan tahun yang merupakan peninggalan kerajaan besar zaman dahulu,salah satunya adalah candi borobudur yang dibangun pada abad ke 9 olehdinasti syailendra,sedangkan arsitek dari candi tersebut adalah gunadharma.

Pegunungan,pantai-pantai,hamparan sawah yang hijau dan udara yang sejuk menghiasi keinda-han kota jogja.masyarakat jogja hidup dengan damai dan mempunyai keramahan yang khaas.-coba kita berkeliling desa,kita pasti akan mendapat senyuman dansapaan yang hangat dari para penduduk sekitar.

Suasana seni yang begitu terasa di jogja.malioboro yang merupakan urat nadi jogja dibanjiri barang-barang kerajinana dari segenap penjuru.para pengayuh becakpun siap mengantarkan kita mengelilingi tempat-tempat pariwisata.

Tak ayal bila kota jogja sangat terkenal dan merupakan salah satu tujuan utama para wisatawan mancanegara,untuk berlibur dan mengabiskan sisa waktu istirahatnya di jogja.

4

Page 5: Laporan Arya

B. Tujuan Kunjungan

Tujuannya adalah untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan yang tidak diajarkan di sekolah,mengetahui tempat-tempat wisata yang ada di jogja, dan dapat mengetahui seluk beluk tempat-tempat wisata yang ada di jogja.

C. Manfaat Kunjungan

Manfaat dari kunjungan ke jogja sangat banyak antara lain  :

1.      Menambah ilmu pengetahuan, wawasan yang umum dan luas.

2.      Mengenal tempat-tempat wisata di jogja yang indah dan dipelihara di Indonesia.

3.      Mengetahui asal usul dari tempat-tempat wisata di jogja.

4.      Mempererat keakraban dengan teman satu sekolah.

5.      Sebagai sarana refreshing sebelum menghadapi UN 2013

Dengan demikian diselenggarakannya kunjungan ke jogja sangat bermanfaat.

5

Page 6: Laporan Arya

D. Tujuan Penulisan

Tujuan khusus :

a. Untuk memenuhi syarat pengambilan nilai Ujian Praktek .

Tujuan Umum :

a. Penulis ingin memperkenalkan profile objek-objek wisata yang ada di Pula Jawa Timur

dan daerah Yogyakarta kepada pembaca.

b. Sebagai wawasan tambahan informasi serta memperbanyak pengetahuan.

c. Mengenal kebudayaan Nusantara.

d. Untuk berlatih menyususn Karya Tulis secara Sistematis.

E. Manfaat Penulisan

a. Sebagai tambahan materi diluar sekolah.

b. Melatih siswa agar dapat mengolah laporan karya wisata.

6

Page 7: Laporan Arya

BAB II

Laporan Hasil Kunjungan Ke Yogyakarata

A. Persiapan

Persiapan umum yang kami laksanakan untuk mengadakan study wisata sejarah ke Yogya ini

adalah : Menyiapkan perbekalan masing – masing seperti : Baju, Pelengkapaon sembahyang,

Makanan, Obat – obatan dan sebagainya guna mendukung pelaksanaan tugas saat study wisata.

B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Study tour ini dilaksanakan sebelum ujian akhir sekolah pada tanggal 16-21 Desember.

Penulis berada di Jawa selama 5 hari dan mengamati objek wisata selama 3 hari di Jawa

Timur dan daerah Yogyakarta.

1.Pemberangkatan

Tanggal 16 Desember siswa SMA N 1 DAWAN berkumpul disekolah pada pukul 07.00

wita. Dan melakukan persembahyangan individual. Pukul 07.30 wita berangkat dari sekolah

SMA N 1 DAWAN. Kelas XII IPA1 mendapat bus nomor 1 bersama penanggung jawab

utama yaitu kepala sekolah SMA N 1 DAWAN karna itu, setiap ada kendala dalam

perjalanan maka bus kami harus menyelesaikan bus lain yang mendapat kendala. Sampai di

Pura Rambut Siwi untuk melakukan persembahyangan bersama pukul 13.00 wita. Setelah itu

langsung melanjutkan perjalanan. 16.00 wita sampai di Pelabuhan Gilimanuk dan menye-

brang ke Pelabuhan Ketapang. Tiba di pelabuhan ketapang pada pukul 18.00 wib.

2.Selama perjalanan menuju Jawa Timur dan Yogyakarta

Tepat pada pukul 19.30 wib rombongan berangkat menuju Lumajang. Setibanya di

Lumajang pukul 23.30 wib lalu mandi dan melakukan persembahyangan bersama dan

makan. Bus lain dari rombongan kami sudah menunggu karena bus kami melenceng dengan

waktu yang telah ditentukan. Karena ada bis yang mengalami kendala saat di tabanan.

7

Page 8: Laporan Arya

Setelah selesai sembahyang dan makan rombongan kami berangkat menuju Yogyakarta pada

pukul 24.30 wib, sesampainya kami di Ngawi jawa timur pada pukul 08.30 wib kami sarapan

pagi. Pada pukul 10.00 wib rombongan menuju daerah istimewa Yogyakarta dan tiba pukul

13.30 wib di penginapan untuk mandi, makan, pukul 16.30 wib rombongan menuju Pantai

Parangtritis dan tiba pada pukul 18.00 wib. Dan kami diberi waktu 1 jam oleh kepala sekolah

untuk menikmati keindahan dan kemistikan pantai parangtritis. Disana kami dilarang

menggunakan pakaian atau benda yang berwarna hijau untuk menghindari kejadian-kejadian

yang tidak diinginkan. Dari obyek wisata Pantai Parangtritis pukul 19.00 wib rombongan

menuju Pusat Batik kami diberi kesempatan untuk berbelanja oleh-oleh batik disana setelah

itu melanjutkan perjalanan menuju ke penginapan dan tiba pada pukul pada pukul 21.30 wib.

Keesokan harinya pada pukul 07.00 wib berangkat dari penginapan menuju obyek wisata

Candi Borobudur, dalam perjalanan rombongan mampir ke Pabrik Bakpia D’Java untuk

membeli oleh-oleh. Pada pukul 11.00 wib tiba di obyek wisata Candi Borobudur. Setelah

berkeliling melihat kemegahan candi borobudur lalu kami diperkenankan untuk menyantap

makanan yang telah disiapkan oleh sekolah. Pukul 12.14 wib rombongan berangkat menuju

Malioboro dan tiba pukul 15.00 wib, selesai berbelanja oleh-oleh pada pukul 16.30 menuju

penginapan. Pada hari terakhir kami berada dipenginapan sekolah mengadakan acara malam

gembira bersama disana kami dihibur oleh penyanyi yang telah disewa oleh sekolah. Ada

juga teman-teman dan guru-guru menyumbangkan lagu. Adapun alumni-alumni SMAN 1

DAWAN yang sedang melanjutkan pendidikan di Yogyakarta datang ke penginapan kami.

Keesokan harinya pada pukul 07.00 wib kami sarapan dari penginapan rombongan menuju

Kraton Yogyakarta dan tiba pukul 09.30 wib. Pada pukul 11.00 wib rombongan menuju

obyek wisata Candi Prambanan tetapi sesampainya di tempat hujan deras sehingga membat-

alkan rencana untuk mengunjungi tempat tersebut, dan digantikan dengan Pasar Klewer Solo

dan tiba di tempat tujuan pada pukul 11.00 wib, setelah berbelanja rombongan langsung

menuju pelabuhan ketapang. Pada pukul 06.00 wib keesokan harinya tiba di Pelabuhan Keta-

pang, pada pukul 09.00 wita rombongan tiba di Pelabuhan Gilimanuk dan menuju sekolah

SMAN 1 DAWAN dan tiba pada pukul 17.00 wita.

8

Page 9: Laporan Arya

C. Pura Mandaragiri Semeru Agung

Pura Mandaragiri semeru agung untuk melakukan persembahyangan. Pura ini merupakan pura yang di-tuakan oleh masyarakat hindu Jawa dan Bali, Letaknya di desa Senduro, kec. Senduro, kab. Lumajang. Tempat persembahyangan umat hindu ini mulai terpikir untuk di bangun sejak tahun 1969 dan beber-apa tahun kemudian berlanjut pada pembangunan yang di danai oleh gabungan antara masyarakat hindu Lumajang dan masyarakan hindu Bali. Tidak sembarang tempat para pemimpin menentukan letak pura tersebut, bila kita lihat ternyata di sekeliling Pura Mandaragiri Semeru Agung ini terdapat tempat-tempat keramat seperti gunung semeru dan watu kelosot ( yakni tempat pengambilan air suci ).

Pura Kahyangan Jagat (tempat memuja Ida Sang Hyang Widhi Wasa) ini sudah nampak keindahan nya meski kita hanya melihat pintu gerbang nya saja, jika kita mulai memasukinya kita akan melihat semacam ruang pertemuan atau aula yang sangat besar, ruangan terbuka inilah yang di gunakan sebagai tempat teatrikal atau tari-tarian berlangsung. Selanjutnya kita akan memasuki tempat pemujaan yang di dalamnya terdapat patung pemujaan. di samping itu juga sebagian dari wilayah dalam Pura Mandaragiri Semeru Agung tumbu rerumputan hijau yang sejuk di pandang mata.

Setelah melakukan persembahyangan saya beserta rombongan melanjutkan perjalanan menuju kota Jogjakarta. Akhirnya pada siang hari saya beserta rombongan sampai di penginapan untuk beristirahat sejenak sebelum kami pergi ke objek selanjutnya. Setelah sekiatar 30 menit beristirahat di penginapan kami pergi ke objek wisata yang kedua yakni pantai parangtritis.

9

Page 10: Laporan Arya

D. Pantai Parangtritis

Kami tiba di pantai parangtritis sekitar jam 5 sore. Parangtritis, adalah sebuah tempat pariwisata berupa pantai pesisir Samudra Hindia yang terletak kurang lebih 25 kilometer sebelah selatan kota Yogyakarta. Parangtritis mempunyai keunikan pemandangan yang tidak terdapat pada objek wisata lainnya yaitu selain ombak yang besar juga adanya gunung – gunung pasir yang tinggi di sekitar pantai, gunung pasir tersebut biasa disebut oleh orang-orang sekitar  gumuk.

Pantai Parangtritis merupakan pantai yang penuh mitos, diyakini merupakan perwujudan dari ke-satuan trimurti yang terdiri dari Gunung Merapi, Kraton Yogyakarta dan Parangtritis. Pantai ini juga diyakini sebagai tempat bertemunya Panembahan Senopati dengan Sunan Kalijaga sesaat setelah selesai menjalani pertapaan. Dalam pertemuan itu, Senopati diingatkan agar tetap rendah hati sebagai penguasa meskipun memiliki kesaktian.

Sejumlah pengalaman wisata bisa dirasakan di pantai ini. Menikmati pemandangan alam tentu menjadi yang paling utama. Pesona alam itu bisa diintip dari berbagai lokasi dan cara sehingga pemandangan yang dilihat lebih bervariasi dan anda pun memiliki pengalaman yang berbeda. Bila anda berdiri di tepian pantainya, pesona alam yang tampak adalah pemandangan laut lepas yang sangat luas dengan deburan ombak yang keras serta tebing-tebing tinggi di sebelah timurnya.

Untuk menikmatinya, anda bisa sekedar berjalan dari arah timur ke barat dan memandang ke arah selatan. Selain itu, anda juga bisa menyewa jasa bendi yang akan mengantar anda melewati rute serupa tanpa lelah. Ada pula tawaran menunggang kuda untuk menjelajahi pantai. Biayanya, anda bisa membicarakan dengan para penyewa jasa.

Tapi sayang saat saya beserta rombongan pergi kesana hanya sebentar sekitar 1 jaman ,jadi kami tidak bisa secara langsung menikmati indahnya pantai parangtritis,yang konon katanya suasana

10

Page 11: Laporan Arya

disana sangat indah dan menarik untuk dinikmati.ditambah adanya angkringan yang menjual berbagai minuman dan makanan yang bisa menghangatkan tubuh kita. Setelahnya sempat singgah sebentar ke pusat oleh-oleh lalu kami kembali ke penginapan.

Keesokan paginya kami bergegas bangun pagi-pagi karena kami akan pergi ke objek selanjutnya yakni candi Borobudur.

C.  Candi Borobudur

Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Ten-

gah, Indonesia. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang, 86 km

di sebelah barat Surakarta, dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Candi berbentuk stupa ini

didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa

pemerintahan wangsa Syailendra. Monumen ini terdiri atas enam teras berbentuk bujur sangkar

yang diatasnya terdapat tiga pelataran melingkar, pada dindingnya dihiasi dengan 2.672 panel re-

lief dan aslinya terdapat 504 arca Buddha. Stupa utama terbesar teletak di tengah sekaligus

memahkotai bangunan ini, dikelilingi oleh tiga barisan melingkar 72 stupa berlubang yang di-

dalamnya terdapat arca buddha tengah duduk bersila dalam posisi teratai sempurna dengan mudra

(sikap tangan) Dharmachakra mudra (memutar roda dharma). Monumen ini merupakan model

alam semesta dan dibangun sebagai tempat suci untuk memuliakan Buddha sekaligus berfungsi

sebagai tempat ziarah untuk menuntun umat manusia beralih dari alam nafsu duniawi menuju

pencerahan dan kebijaksanaan sesuai ajaran Buddha. Borobudur kini masih digunakan sebagai

tempat ziarah keagamaan; tiap tahun umat Buddha yang datang dari seluruh Indonesia dan man-

canegara berkumpul di Borobudur untuk memperingati Trisuci Waisak. Dalam dunia pariwisata,

Borobudur adalah obyek wisata tunggal di Indonesia yang paling banyak dikunjungi wisatawan.

11

Page 12: Laporan Arya

Dalam Bahasa Indonesia, bangunan keagamaan purbakala disebut candi istilah candi

juga digunakan secara lebih luas untuk merujuk kepada semua bangunan purbakala yang be-

rasal dari masa Hindu-Buddha di Nusantara, misalnya gerbang, gapura, dan petirtaan (kolam

dan pancuran pemandian). Asal mula nama Borobudur tidak jelas, meskipun memang nama

asli dari kebanyakan candi di Indonesia tidak diketahui. Nama Borobudur pertama kali ditulis

dalam buku "Sejarah Pulau Jawa" karya Sir Thomas Raffles. Raffles menulis mengenai mon-

umen bernama borobudur, akan tetapi tidak ada dokumen yang lebih tua yang menyebutkan

nama yang sama persis. Satu-satunya naskah Jawa kuno yang memberi petunjuk mengenai

12

Page 13: Laporan Arya

adanya bangunan suci Buddha yang mungkin merujuk kepada Borobudur adalah Nagarakre-

tagama, yang ditulis oleh Mpu Prapanca pada 1365. Nama Bore-Budur, yang kemudian dit-

ulis BoroBudur, kemungkinan ditulis Raffles dalam tata bahasa Inggris untuk menyebut desa

terdekat dengan candi itu yaitu desa Bore (Boro);

Gambar 1.3 Borobudur, Pawon, dan Mendut terbujur dalam satu garis lurus yang menunjukan kesatuan

perlambang.

Terletak sekitar 40 kilometer (25 mil) barat laut dari Kota Yogyakarta, Borobudur ter-

letak di atas bukit pada dataran yang dikeliling dua pasang gunung kembar; Gunung Sun-

doro-Sumbing di sebelah barat laut dan Merbabu-Merapi di sebelah timur laut, di sebelah

utaranya terdapat bukit Tidar, lebih dekat di sebelah selatan terdapat jajaran perbukitan

Menoreh, serta candi ini terletak dekat pertemuan dua sungai yaitu Sungai Progo dan Sungai

Elo di sebelah timur. Menurut legenda Jawa, daerah yang dikenal sebagai dataran Kedu

adalah tempat yang dianggap suci dalam kepercayaan Jawa dan disanjung sebagai 'Taman

pulau Jawa' karena keindahan alam dan kesuburan tanahnya. Selain Borobudur, terdapat be-

berapa candi Buddha dan Hindu di kawasan ini. Pada masa penemuan dan pemugaran di

awal abad ke-20 ditemukan candi Buddha lainnya yaitu Candi Mendut dan Candi Pawon

yang terbujur membentang dalam satu garis lurus. Awalnya diduga hanya suatu kebetulan,

akan tetapi berdasarkan dongeng penduduk setempat, dulu terdapat jalan berlapis batu yang

dipagari pagar langkan di kedua sisinya yang menghubungkan ketiga candi ini. Tidak dite-

mukan bukti fisik adanya jalan raya beralas batu dan berpagar dan mungkin ini hanya don-

13

Page 14: Laporan Arya

geng belaka, akan tetapi para pakar menduga memang ada kesatuan perlambang dari ketiga

candi ini. Ketiga candi ini (Borobudur-Pawon-Mendut) memiliki kemiripan langgam arsitek-

tur dan ragam hiasnya dan memang berasal dari periode yang sama yang memperkuat dugaan

adanya keterkaitan ritual antar ketiga candi ini. Keterkaitan suci pasti ada, akan tetapi

bagaimanakah proses ritual keagamaan ziarah dilakukan, belum diketahui secara pasti. Selain

candi Mendut dan Pawon, di sekitar Borobudur juga ditemukan beberapa peninggalan pur-

bakala lainnya, diantaranya berbagai temuan tembikar seperti periuk dan kendi yang menun-

jukkan bahwa di sekitar Borobudur dulu terdapat beberapa wilayah hunian. Temuan-temuan

purbakala di sekitar Borobudur kini disimpan di Museum Karmawibhangga Borobudur, yang

terletak di sebelah utara candi bersebelahan dengan Museum Samudra Raksa. Tidak seberapa

jauh di sebelah utara Candi Pawon ditemukan reruntuhan bekas candi Hindu yang disebut

Candi Banon. Pada candi ini ditemukan beberapa arca dewa-dewa utama Hindu dalam

keadaan cukup baik yaitu Shiwa, Wishnu, Brahma, serta Ganesha. Akan tetapi batu asli

Candi Banon amat sedikit ditemukan sehingga tidak mungkin dilakukan rekonstruksi. Pada

saat penemuannya arca-arca Banon diangkut ke Batavia (kini Jakarta) dan kini disimpan di

Museum Nasional Indonesia.

Tidak seperti candi lainnya yang dibangun di atas tanah datar, Borobudur dibangun di

atas bukit dengan ketinggian 265 m (870 kaki) dari permukaan laut dan 15 m (49 kaki) di

atas dasar danau purba yang telah mengering.Keberadaan danau purba ini menjadi bahan

perdebatan yang hangat di kalangan arkeolog pada abad ke-20, dan menimbulkan dugaan

bahwa Borobudur dibangun di tepi atau bahkan di tengah danau.

14

Page 15: Laporan Arya

Dalam bahasa Sansekerta, malioboro berarti jalan karangan bunga karena pada zaman

dulu ketika Keraton mengadakan acara, jalan sepanjang 1 km ini akan dipenuhi karangan

bunga. Meski waktu terus bergulir dan jaman telah berubah, posisi Malioboro sebagai jalan

utama tempat dilangsungkannya aneka kirab dan perayaan tidak pernah berubah. Hingga saat

ini Malioboro, Benteng Vredeburg, dan Titik Nol masih menjadi tempat dilangsungkannya

beragam karnaval mulai dari gelaran Jogja Java Carnival, Pekan Budaya Tionghoa, Festival

Kesenian Yogyakarta, Karnaval Malioboro, dan masih banyak lainnya. Sebelum berubah

menjadi jalanan yang ramai, Malioboro hanyalah ruas jalan yang sepi dengan pohon asam

yang tumbuh di kanan dan kirinya. Namun keberdaan Pasar Gede atau Pasar Beringharjo di

sisi selatan serta adanya permukiman etnis Tionghoa di daerah Ketandan lambat laun men-

dongkrak perekonomian di kawasan tersebut. Kelompok Tionghoa menjadikan sebagai kanal

bisnisnya, sehingga kawasan perdagangan yang awalnya berpusat di Beringharjo dan Pecinan

akhirnya meluas kea rah utara hingga Stasiun Tugu. Di Malioboro anda bisa memborong

aneka barang yang diinginkan mulai dari pernik cantik, cinderamata unik,batik klasik, emas

dan permata hingga peralatan rumah tangga. Bagi penggemar cinderamata, Malioboro men-

jadi surga perburuan yang asyi. Aneka cinderamata buatan local seperti batik,hiasan

rotan,perak,kerajinan bamboo,wayang kulit,blangkon,miniature kendaraan tradisional,as-

esoris,hingga gantungan kunci semua bisa ditemukan dengan mudah. Selain menjadi pusat

perdagangan, jalan yang merupakan bagian dari sumbu imajiner yang menghubungkan Pan-

tai Parangtritis, Panggung Krapyak, Keraton Yogyakarta, Tugu dan Gunung Merapi ini per-

nah ini pernah menjadi sarang serta panggung pertunjukan para seniman Malioboro pimpinan

Umbu Landu Paranggi. Dari merekalah budaya duduk lesehan di trotoar dipopulerkan yang

akhirnya mengakar dan sangat identik dengan Malioboro. Malioboro adalah rangkaian se-

jarah,kisah dan kenangan yang saling berkelindan di tiap benak orang yang pernah mengun-

junginya. Pesona jalan ini tidak pernah pudar oleh jaman. Eksotisme Malioboro terus berpen-

dar hingga kini dan menginspirasi banyak orang serta memaksa mereka untuk terus kembali

ke Yogyakarta.

15

Page 16: Laporan Arya

F.Malioboro

Dalam bahasa Sansekerta, malioboro berarti jalan karangan bunga karena pada zaman dulu ketika Keraton mengadakan acara, jalan sepanjang 1 km ini akan dipenuhi karangan bunga. Kawasan Malioboro sebagai salah satu kawasan wisata belanja andalan kota Jogja, ini didukung oleh adanya pertokoan, rumah makan, pusat perbelanjaan, dan tak ketinggalan para pedagang kaki limanya. Untuk pertokoan, pusat perbelanjaan dan rumah makan yang ada sebenarnya sama seperti pusat bisnis dan belanja di kota-kota besar lainnya, yang disemarakan dengan nama-merk besar dan ada juga nama-nama lokal.Barang yang diperdagangkan dari barang import maupun lokal, dari kebutuhan sehari-hari sampai dengan barang elektronika, mebel dan lain sebagainya. Juga menyediakan aneka kerajinan, misal batik, wayang, ayaman, tas dan lain sebagainya. Ter-dapat pula tempat penukaran mata uang asing, bank, hotel bintang lima hingga tipe melati.

Keramaian dan semaraknya Malioboro juga tidak terlepas dari banyaknya pedagang kaki lima yang berjajar sepanjang jalan Malioboro menjajakan dagangannya, hampir semuanya yang ditawarkan adalah barang/benda khas Jogja sebagai souvenir/oleh-oleh bagi para wisa-tawan.Mereka berdagang kerajinan rakyat khas Jogjakarta, antara lain kerajinan ayaman rotan,

16

Page 17: Laporan Arya

kulit, batik, perak, bambu dan lainnya, dalam bentuk pakaian batik, tas kulit, sepatu kulit, hiasan rotan, wayang kulit, gantungan kunci bambu, sendok/garpu perak, blangkon batik [semacan topi khas Jogja/Jawa], kaos dengan berbagai model/tulisan dan masih banyak yang lainnya. Para pedagang kaki lima ini ada yang menggelar dagangannya diatas meja, gerobak adapula yang hanya menggelar plastik di lantai.

Sehingga saat pengunjung Malioboro cukup ramai saja antar pengunjung akan saling berde-sakan karena sempitnya jalan bagi para pejalan kaki karena cukup padat dan banyaknya peda-gang di sisi kanan dan kiri.Dan ini juga perlu di waspadai atau mendapat perhatian khusus karena kawasan Malioboro menjadi rawan akan tindak kejahatan, ini terbukti dengan tidak sedikitnya laporan ke pihak kepolisian terdekat soal pencopetan atau penodongan, dan tidak jarang pula wisatan asing juga menjadi korban kejahatan dan ini sangat memalukan sebenarnya.

G. Keraton Yogyakarta

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat atau Keraton Yogyakarta merupakan istana resmi Ke-sultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang kini berlokasi di Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Walaupun kesultanan tersebut secara resmi telah menjadi bagian Repub-lik Indonesia pada tahun 1950, kompleks bangunan keraton ini masih berfungsi sebagai tempat tinggal sultan dan rumah tangga istananya yang masih menjalankan tradisi kesultanan hingga saat ini. Keraton ini kini juga merupakan salah satu objek wisata di Kota Yogyakarta. Sebagian kompleks keraton merupakan museum yang menyimpan berbagai koleksi milik kesultanan, ter-masuk berbagai pemberian dari raja-raja Eropa, replika pusaka keraton, dan gamelan. Dari segi bangunannya, keraton ini merupakan salah satu contoh arsitektur istana Jawa yang terbaik, memiliki balairung-balairung mewah dan lapangan serta paviliun yang luas.

17

Page 18: Laporan Arya

Keraton Yogyakarta mulai didirikan oleh Sultan Hamengku Buwono I beberapa bulan pasca Perjanjian Giyanti di tahun 1755. Lokasi keraton ini konon adalah bekas sebuah pesanggara-han yang bernama Garjitawati. Pesanggrahan ini digunakan untuk istirahat iring-iringan je-nazah raja-raja Mataram (Kartasura dan Surakarta) yang akan dimakamkan di Imogiri. Versi lain menyebutkan lokasi keraton merupakan sebuah mata air, Umbul Pacethokan, yang ada di tengah hutan Beringan. Sebelum menempati Keraton Yogyakarta, Sultan Hamengku Bu-wono I berdiam di Pesanggrahan Ambar Ketawang yang sekarang termasuk wilayah Keca-matan Gamping Kabupaten sleman.

Secara fisik istana para Sultan Yogyakarta memiliki tujuh kompleks inti yaitu Siti Hinggil Ler (Balairung Utara), Kamandhungan Ler (Kamandhungan Utara), Sri Manganti, Kedhaton, Kamagangan, Kamandhungan Kidul (Kamandhungan Selatan), dan Siti Hinggil Kidul (Bal-airung Selatan). Selain itu Keraton Yogyakarta memiliki berbagai warisan budaya baik yang berbentuk upacara maupun benda-benda kuno dan bersejarah. Di sisi lain, Keraton Yo-gyakarta juga merupakan suatu lembaga adat lengkap dengan pemangku adatnya. Oleh kare-nanya tidaklah mengherankan jika nilai-nilai filosofi begitu pula mitologi menyelubungi Ker-aton Yogyakarta.

Tata ruang dan arsitektur umum

Arsitek kepala istana ini adalah Sultan Hamengkubuwana I, pendiri Kesultanan Ngayo-gyakarta Hadiningrat. Keahliannya dalam bidang arsitektur dihargai oleh ilmuwan berke-bangsaan Belanda – Dr. Pigeund dan Dr. Adam yang menganggapnya sebagai “arsitek dari saudara Pakubuwono II Surakarta. Bangunan pokok dan desain dasar tata ruang dari keraton berikut desain dasar landscape kota tua Yogyakarta diselesaikan antara tahun 1755-1756. Bangunan lain di tambahkan kemudian oleh para Sultan Yogyakarta berikutnya. Bentuk is-tana yang tampak sekarang ini sebagian besar merupakan hasil pemugaran dan restorasi yang dilakukan oleh Sultan Hamengku Buwono VIII (bertahta tahun 1921-1939).

Tata ruang

Dahulu bagian utama istana, dari utara keselatan, dimulai dari Gapura Gladhag di utara sam-pai di Plengkung Nirboyo di selatan. Bagian-bagian utama keraton Yogyakarta dari utara ke selatan adalah: Gapura Gladag-Pangurakan; Kompleks Alun-alun Ler (Lapangan Utara) dan Mesjid Gedhe (Masjid Raya Kerajaan); Kompleks Pagelaran, Kompleks Siti Hinggil Ler, Kompleks Kamandhungan Ler; Kompleks Sri Manganti; Kompleks Kedhaton; Kompleks Kamagangan; Kompleks Kamandhungan Kidul; Kompleks Siti Hinggil Kidul (sekarang dise-but Sasana Hinggil); serta Alun-alun Kidul (Lapangan Selatan) dan Plengkung Nirbaya yang biasa disebut Plengkung Gadhing.

Bagian-bagian sebelah utara Kedhaton dengan sebelah selatannya boleh dikatakan simetris. Sebagian besar bagunan di utara Kompleks Kedhaton menghadap arah utara dan di sebelah selatan Kompleks Kedhaton menghadap ke selatan. Di daerah Kedhaton sendiri bangunan kebanyakan menghadap timur atau barat. Namun demikian ada bangunan yang menghadap ke arah yang lain.

18

Page 19: Laporan Arya

Selain bagian-bagian utama yang berporos utara-selatan keraton juga memiliki bagian yang lain. Bagian tersebut antara lain adalah Kompleks Pracimosono, Kompleks Roto Wijayan, Kompleks Keraton Kilen, Kompleks Taman Sari, dan Kompleks Istana Putra Mahkota (mula-mula Sawojajar kemudian di nDalem Mangkubumen). Di sekeliling Keraton dan di dalamnya terdapat sistem pertahanan yang terdiri dari tembok/dinding Cepuri dan Baluwerti. Di luar dinding tersebut ada beberapa bangunan yang terkait dengan keraton antara lain Tugu Pal Putih, Gedhong Krapyak, nDalem Kepatihan (Istana Perdana Menteri), dan Pasar Bering-harjo.

19

Page 20: Laporan Arya

BAB III

PENUTUP

1. kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya dapat dipaparkan kesimpulan sebagai

berikut :

a. Objek wisata di pulau Jawa Timur dan daerah Yogyakarta memiliki karakteristik tersendiri/ daya tarik tersendiri bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Hal tersebut yang membuat pulau Jawa Timur dan daerah Yogyakarta dijadikan tempat berlibur maupun sebagai tempat kunjungan Study Tour.

b. Pesona alam serta kebudayaan mempunyai keunikan dan ciri khas tersendiri dari pulau Jawa Timur dan daerahYogyakarta yang membuat Indonesia semakin terke-nal di dunia luar .

c. Kita harus senantiasa menjaga serta merawatnya agar tetap asri seperti aslinya.a-gar menarik para wisatawan untuk berlibur ke jogja.

d. Selain itu,kota jogja yang menawan itu tidak harus kita tambahkan dengan bu-daya-budaya barat yang kita rasa sangat bagus atau trend.tapi justru itu salah,kita harus tetap menjaga budaya asli  jogja itu sendiri agar mempunyai keaslian yang khas dimata dunia.

e. Jogja merupakan salah satu kota favorit para wisatawan untuk berlibur dan meng-habiskan sisa waktu istirahatnya di tempat-tempat wisata yang ada di jog-ja.walaupun banyak cerita-cerita mistis  yang beredar di masyarakat luas,para wisatawan tetap antusias menikmati tempat-tempat pariwisata yang ada di jogja.

2. Kesan dan Saran

Kesan dan pengalaman yang kita dapatkan selama mengikuti study tour Yogyakarta ini mungkin tak akan pernah bisa dilupakan dan kenangan itu akan menjadi sebuah cerita yang san-gat menarik untuk dicerita kan kembali pada saat kita dewasa nanti. Kebersamaan yang sangat terasa pada saat berada diperjalan, dipenginapan pada saat ditempat objek wisata, foto bersama itu semua dapat menambah kekompakan serta rasa kekeluargaan antara siswa/siswi kelas XII SMA NEGERI 1 DAWAN.

Saran atau sebuah masukan yang saya ingin sampaikan semoga study tour tahun depan lebih baik lagi sehingga dapat menunculkan kesan yang tidak bisa dilupakan oleh siswa/siswi kelas XII dan semoga tahun depan acara demi acaranya lebih dapat terkoordinir dengan baik, serta kita sebagai generasi penerus bangsa diharapkan dapat menjaga peninggalan-peninggalan bersejarah dari nenek moyang atau leluhur dengan cara merawat atau melestarikannya, tanpa harus mengo-tori / merusak tempat wisata tersebut sebagai wujud cinta tanah air dan kelak nantinya generasi-

20

Page 21: Laporan Arya

generasi penerus selanjutnya masih bisa menikmati keindahan alam yang Indonesia miliki seba-gai sumber wawasan yang berbudaya dan memiliki nilai sejarah.

Lampiran Gambar-gambar

21

Page 22: Laporan Arya

22