28
CV. ALYMAR LESTARI KONSULTAN Perencanaan Teknis Pemb. Jembatan Mamuju PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan Dalam konstelasi ruang wilayah Provinsi Sulawesi Barat, Sarana Transportasi adalah merupakan salah satu penunjang dalam pertumbuhan ekonomi, social dan industri. Perkembangan transportasi sangat diharapkan sehingga selalu diarahkan untuk terwujudnya satu Sistem Transportasi Nasional (SISTRANAS) yang dapat diandalkan dimasa yang akan dating, terutama di daerah Provinsi Sulawesi Barat, dengan terwujudnya sarana transportasi diharapkan dapat berkemampuan tinggi dan diselenggarakan secara terpadu, tertib, lancer, nyaman dan efisien. Jaringan Transportasi jalan di Sulawesi Barat merupakan satu sarana yang sangat penting sehingga perlu mendapat perhatian khusus dalam penanganannya. Pembangunan Jembatan Mamuju diharapkan dapat mempunyai peran dan fungsi yang sangat penting yang dapat membuka akses jalur yang dapat melayani sarana transportasi masyarakat di daerah kab. Mamuju yang dapat menghubungkan antara desa satu dengan lainnya. Provinsi Sulawesi Barat dalam hal ini menempati kedudukan yang sangat penting bahkan strategis. Hal itu dilandasi oleh faktor geografis wilayah dan potensi Laporan Antara 1 Bab I

Laporan Antara (Mamuju)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ANTARA

Citation preview

TABEL

CV. ALYMAR LESTARI KONSULTAN Perencanaan Teknis Pemb. Jembatan Mamuju

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Kegiatan

Dalam konstelasi ruang wilayah Provinsi Sulawesi Barat, Sarana Transportasi adalah merupakan salah satu penunjang dalam pertumbuhan ekonomi, social dan industri.

Perkembangan transportasi sangat diharapkan sehingga selalu diarahkan untuk terwujudnya satu Sistem Transportasi Nasional (SISTRANAS) yang dapat diandalkan dimasa yang akan dating, terutama di daerah Provinsi Sulawesi Barat, dengan terwujudnya sarana transportasi diharapkan dapat berkemampuan tinggi dan diselenggarakan secara terpadu, tertib, lancer, nyaman dan efisien.

Jaringan Transportasi jalan di Sulawesi Barat merupakan satu sarana yang sangat penting sehingga perlu mendapat perhatian khusus dalam penanganannya.Pembangunan Jembatan Mamuju diharapkan dapat mempunyai peran dan fungsi yang sangat penting yang dapat membuka akses jalur yang dapat melayani sarana transportasi masyarakat di daerah kab. Mamuju yang dapat menghubungkan antara desa satu dengan lainnya.Provinsi Sulawesi Barat dalam hal ini menempati kedudukan yang sangat penting bahkan strategis. Hal itu dilandasi oleh faktor geografis wilayah dan potensi sumberdaya alam yang tersedia. Kedua faktor tersebut sangat menentukan pertumbuhan serta perkembangan Provinsi Sulawesi Barat Provinsi Sulawesi Barat yang berperan sebagai Growth Pole terhadap wilayah sekitarnya senantiasa dituntut untuk bukan hanya dapat melayani kebutuhan penduduk setempat, namun lebih dari itu adalah mampu menyediakan infrastruktur pelayanan bagi penduduk dari luar. Dalam kaitan dengan letak geografis tadi, Provinsi Sulawesi Barat dijadikan sebagai daerah tujuan atau transit oleh penduduk yang berasal dari dalam Provinsi Sulawesi Barat maupun dari luar Pulau Sulawesi seperti dari Pulau Jawa dan Kalimantan.

Untuk mengaplikasikan prinsip perencanaan sarana transportasi tersebut dibutuhkan suatu kerangka perencanaan yang mampu mengakomodir secara proporsional kebutuhan penduduk pada satu sisi, serta karakteristik wilayah internal maupun wilayah eksternal pada sisi lainnya. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah Pendekatan Penataan Ruang atau dapat pula disebut dengan Pendekatan Keruangan (spatial approach) yang berlandaskan pada konsep pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan (environmentally sustainable development/ESD).

1.2. Maksud dan Tujuan

1.2.1.Maksud

Berdasarkan TOR dan uraian latar belakang di atas, maka maksud melakukan perencanaan Pembangunan Jembatan Mamuju tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut:

Melakukan perencanaan teknis Pembangunan Jembatan Mamuju Melakukan perencanaan teknis untuk melahirkan satu gambar(Desain). Mengumulkan data dari hasil survey dan pengukuran.1.2.2.Tujuan

Dalam perencanaan teknis ini bertujuan untuk menentukan volume dari setiap item pekerjaan yang diperoleh dilapangan dengan perbandingan existing untuk dapat menyerap pengalokasian dana yang telah disedikan oleh pemerintah Provinsi Sulawesi barat. Mewujudkan hasil perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan tersebut yang lebih optimal serta hasil yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan.1.3.Hasil Yang Diharapkan

Berdasarkan uraian latar belakang serta maksud dan tujuan di atas, maka hasil yang diharapkan dari perencanaan Pembangunan jembatan S.Salubulung diuraikan sebagai berikut: Gambar perencanaan teknis (DED) sebagai dasar pelaksanaan fisik pada kegiatan tersebut. Estimasi biaya pelaksanaan fisik pada pekerjaan tersebut.1.4.Konsepsi Perencanaan1.4.1. Lokasi Pekerjaan Lokasi pekerjaan Perencanaan Teknis Pembangunan Jembatan Mamuju terletak di berbagai desa pada kawasan Kab. Mamuju Provinsi Sulawesi barat.

Perencanaan Teknis pada lokasi ini diperoleh data-data yang dibutuhkan.1.4.2.Lingkup PekerjaanTahapan kegiatan perencanaan teknis meliputi :1. Pengumpulan data sekunder

2. Survey Lapangan

3. Kajian lalulintas dan berbagai bentuk lingkungan.

4. Melakukan perencanaan teknis

GAMBARAN UMUM KONDISI EXISTING & WILAYAHPada bulan bulan April 2013, konsultan telah melakukan survey dan pengukuran dilokasi pekerjaan perencanaan teknis Pembangunan Jembatan Mamuju tersebut, survey serta pengukuran ini dilakukan selama 2 (Dua) hari berturut-turut,.2.1. Gambaran Umum Kondisi Existing.

Kondisi existing lokasi perencanaan ini berada pada beberapa kawasan di kabupaten Mamuju antara lain : Desa Kalonding, Desa Leling Utara, Lingk. Kasiwa Tengah kel Binanga, Desa Siraun dan Desa Toabo. Kondisi Existing pada lokasi perencanaan ini adalah jembatan yang terdapat di beberapa desa, dusun dan lingkungan dari kabupaten Mamuju ini adalah jalan pendekat sehingga pada saat pelaksanaan pekerjaan jembatan ini akan di pasang atau dibutuhkan galian tanah dan urugan pasir alas pondasi.2.2.Gambaran Umum dan Letak Geografis

2.1.1.Kabupaten MamujuKabupaten Mamuju secara administrasi terbagi atas 16 kecamatan dengan 143 desa, 10 kelurahan. Kabupaten Mamuju memiliki luas wilayah 794.276 Ha. Kabupaten Mamuju memiliki jumlah penduduk 349.571 jiwa. Secara administratif Kabupaten Mamuju memiliki batas-batas wilayah yaitu :

Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Mamuju Utara,

Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Luwu Utara dan,

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Majene, Kabupaten Mamasa dan Kabupaten Tana Toraja Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar

KONSEPSI TEORITIS KONSTRUKSIJasa layanan yang diperlukan dalam perencanaan ini adalah mengadakan serangkaian kegiatan: survei indentifikasi masalah, survei semi detail (pengukuran / pemetaan situasi ruas rencana jalan), desain konstruksi jalan dan jembatan, dan pelaporan. Hasil perencanaan ini diharapkan menjadi acuan dalam pelaksanaan fisik dilapangan. Oleh karena itu, diperlukan adanya desain yang representatif dan komprehensif sebagaimana dijelaskan berikut ini.

3.1. tahapan PELAKSANAAN DESAINAgar penanganan pekerjaan dapat berjalan dengan lancar dan terarah sehingga hasil yang di dapat sesuai dengan sasaran yang diinginkan, dapat dipertanggungjawabkan secara teknis, tepat guna, dan tepat waktu, maka disusun suatu strategi kerja berikut.

Dalam melaksanakan kegiatan, tim Perencana berpedoman pada Kerangka Acuan Kerja dengan kerangka pelaksanaan studi sebagai berikut;

Persiapan dan Pengumpulan Data

1. Kegiatan Persiapan

2. Studi Pustaka dan Literatur Aspek Legal

3. Pengumpulan Data Sekunder; data topografi, peta tanah & tata guna lahan, klimatologi & hidrologi, geoteknik/geologi, dll.

Survei Pendahuluan / Proposal Teknis

1. Mengidentifikasi permasalahan

2. Menyusun program kerja survei dan desain

3. Proposal Teknis

Survei Semi Detail

1. Survei lapangan meliputi; survei pemetaan dan situasi detail, survei geologi teknik / mekanika tanah, survei hidrologi.

2. Penyelidikan laboratorium meliputi; pengujian parameter desain tanah dan pengujian kualitas air & sedimen (opsional).

Analisis Data dan Pemetaan

1. Pemetaan situasi dan Profil ruas rencana jalan dan jembatan

2. Analisa Profil geologi wilayah / regional sepanjang ruas rencana jalan dan jembatan

Desain Konstruksi Jalan dan Jembatan

1. Pengembangan lay out alternatif ruas rencana jalan, jembatan, dan bangunan utilitas / pelintas lainnya

2. desain struktur konstruksi jalan dan jembatan

3. Justifikasi rencana alternatif pembiayaan konstruksi

3.2. teknik pelaksanaan survei

Langkah awal dalam pelaksanaan perencanaan teknis adalah mempersiapkan segala sesuatu yang terkait masalah teknis pelaksanaan survei. Survei difokuskan pada ruas rencana jalan dan jembatan dengan panjang bentang 18 m. Lebih lanjut dilakukan penelusuran data / informasi dari instansi terkait, khususnya kawasan yang menjadi objek ruas rencana jembatan.

3.2.1.Persiapan dan Pengumpulan Data

Kegiatan persiapan dan pengumpulan data yang disyaratkan didiskripsikan berikut ini.

(1).Kegiatan Persiapan dan Survei

Seluruh kegiatan administrasi dan surat menyurat serta kegiatan yang sifatnya instansional, harus diselesaikan sebelum kegiatan-kegiatan pokok kegiatan dilaksanakan. Kegiatan-kegiatan persiapan ini meliputi :

Penyiapan survei lapangan

Penyiapan surat-surat tugas dan surat pengantar untuk keperluan yang berhubungan dengan instansi yang terkait.

Mobilisai personil dan peralatan sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan pekerjaan.

(2).Pengumpulan Data Sekunder

Pekerjaan pengumpulan data dimaksudkan untuk menyediakan informasi untuk mendukung terlaksananya survei dan desain. Data yang perlu dikumpulkan adalah data sekunder dan primer, khususnya data yang terkait analisis dan desain sebagai berikut:

Data hidrologi dan klimatologi yang refresentatif.

Peta Topografi dan geologi dasar lokasi jembatan dan sekitarnya.

Data Sekunder lainnya yang tersedia di lingkungan Pemda Provinsi Sulawesi Barat; Dinas Pekerjaan Umum Sulbar, Bappeda Sulbar, Dinas Perhubungan Sulbar, dan instansi lainnya.3.2.2.Survei Pendahuluan

Peninjauan lapangan atau survai pendahuluan diperlukan untuk mendapatkan gambaran umum kondisi daerah yang akan direncanakan, termasuk;

Indentifikasi permasalahan dan penentuan batas-batas pengukuran

Inventarisasi ruas sepanjang alur sungai yang kritis dan rencana tata letak bangunan

Pada tahap kegiatan ini, konsultan akan mengevaluasi hasil survai dan data sekunder yang ada. Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi tersebut, maka dapat direncanakan kebutuhan data yang harus dikumpulkan lebih lanjut untuk keperluan desain secara keseluruhan.

3.2.3.Metode Survei dan Investigasi Lapangan

Mengingat urgensinya kegiatan survei semi detail ini dalam menunjang desain penanganan banjir dan pengelolaan alur sungai target penelitian, maka teknis pelaksanaan survei didiskripsiksn berikut ini

A).Survei Topografi dan Pemetaan Situasi

Persiapan dilakukan dengan menyiapkan peralatan survei, buku-buku ukur, jadwal pelaksanaan dan peta kerja maupun surat surat izin lainnya. Personil / tim juru ukur dibagi dan dilengkapi dengan sarana transportasi. Peta peta situasi 1 : 20.000 atau 1 : 10.000 yang sudah ada perlu diupdating kembali untuk menyesuaikan kondisi terbaru perkembangan kota, titik referensi diidentifikasi apakah memerlukan tambahan tambahan. Selanjutnya dikoordinasikan dengan direksi / proyek. Pengukuran topografi meliputi kondisi eksisting dan rencana baru. Pengukuran pengukuran tambahan diperlukan pada situasi situasi bangunan besar dengan skala 1 : 500 atau 1 : 200.

1. Pengukuran Poligon

Pengukuran ini pada base line yang dibuat pada jalur ruas jalan rencana melalui patok patok, prosedur sudut polygon diukur seri ganda (biasa / luar biasa) dengan menggunakan Theodolite NT 1.

2. Pengukuran Waterpass (Leveliling)

Pengukuran waterpass ini menggunakan alat ukur automatic lavelling ( B2 Sokkhisa dan Topcon ).

3. Potongan Melintang (Cross Section)

Cross Section dilakukan setiap interval 100 m dan 50 m pada belokan. Metode yang digunakan adalah stadia survei dimana titik Cross jalur sudah dikontrol elevasinya dengan alat Automatic Levelling.

Sketsa sketsa dan koreksi data harus dilakukan pada saat itu juga agar hal hal yang detail tidak terlewatkan atau terlupakan.

4. Pemasangan Bench Mark (BM)

Pemasangan Bench Mark di lakukan pada tempat tempat yang aman dan diikat kesistem koordinat yang ada. Konstruksi BM dibuat dari beton bertulang dan ditandai dengan kode BM.

Semua hal tersebut di atas dimaksudkan agar dalam penyusunan tata letak jalur jalan rencana tidak terjadi pertentangan kepentingan (conflict of interest) dan pada akhirnya dalam menentukan tata letak dari jalur jalan rencana bertujuan untuk mencapai sasaran yang diinginkan.

B).Survei Geologi Teknik / Mekanika Tanah

Penyelidikan geotek dan mekanika tanah dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat fisik teknik dan tanah untuk keperluan desain bangunan check dam untuk pengendalian sedimen. Kegiatan yang dilakukan, meliputi :

Penyelidikan di Lapangan

Serangkaian penyelidikan di lapangan yang akan dilaksanakan adalah Sondir pada lokasi rencana konstruksi dan Hand Boring atau Test Pit untuk pengambilan contoh tanah. Penyelidikan di Laboratorium

Atas sejumlah contoh tanah yang diambil dari lapangan, selanjutnya dilakukan serangkaian pengujian di Laboratorium Mekanika Tanah, berupa:

Penentuan Sifat-Sifat Fisik dan Teknis Tanah, yaitu;

Berat isi tanah

Kadar air tanah asli

Berat jenis tanah ash

Angka pori

Grain size analisis

Pengujian Triaxial ( UU )

Kegiatan pengujian di Laboratorium menggunakan acuan ASTM yang sedikit mengalami perubahan dan disesuaikan dengan kondisi tanah di Indonesia (befdasarkan SNI = Standar Nasional Indonesia).

C).Survei Karakteristik Arus Lalu Lintas

Karakteristik arus lalu lintas mejelaskan ciri arus lalu lintas secara kualitatif maupun kuantitatif dalam kaitannya dengan volume, kecepatan dan kepadatan lalu lintas serta hubungannya dengan waktu maupun jenis kendaraan yang menggunakan ruang jalan. Karakteristik diperlukan untuk menjadi acuan dalam perencanaan lalu lintas. Karakteristik arus lalu lintas suati daerah tergantung dari beberapa faktor yang berhubungan dengan daerah tersebut. Besaran ini bervariasi pada tiap jam dalam sehari, tiap hari dalam sepekan dan tiap bulan dalam setahun. Variasi arus lalu lintas yang demikian itu disebut fluktuasi/arus lalu lintas.Volume Lalu Lintas

Berdasarkan penyesuaian kendaraan terhadap Satuan Mobil Penumpang, Volume lalu lintas dapat dihitung dengan rumus berikut :

3.1

Dimana:q = Volume lalu lintas (SMP/jam)

n = Jumlah Kendaraan yang lewat pada satu titikKecepatan Lalu Lintas

Kecepatan lalu lintas diidentifikasi sebagai perbandingan antara jarak yang ditempuh dengan waktu yang diperlukan untuk menempuh jalan tersebut.

Ada beberapa hal perlu diperhatikan dalam menilai hasil studi kecepatan setempat, yaitu :

1. Space Mean Speed (Kecepatan rata-rata ruang)

Yaitu untuk menyatakan kecepatan rata-rata kendaraan dalam suatu bagian jalan pada suatu saat tertentu

3.2

u = Kecepatan rata-rata ruang (m/det)

Si = Jarak tempuh kendaraan i diatas jalan (1,2,3,4,...) (m)

mi = Waktu yang digunakan kendaraan i diatas jalan (m/det)

n = Jumlah kendaraan yang diamati.

2. Time Mean Speed (kecepatan rata-rata waktu)

Yaitu waktu menyatakan kecepatan rata-rata kendaraan yang melewati titk tertentu.

3.3

dengan

V = kecepatan rata-rata ruang (m/det)

Vi = kec. Kendaraan pada titik tertentu pada suatu titik jalan (m/det)

n = jumlah kendaraan yang diamati.

3. Kecepatan arus bebas

Untuk jalan tak terbagi analisa dilakukan pada kedua arah lalu lintas. Untuk jalan terbagi, analisa dilakukan terpisah pada masing-masing arah lalu lintas, seolah-olah masing-masing arah merupakan jalan satu arah yang terpisah :

FV = (Fvo + FVw) X FFVSF X FFVcs

3.4

FV= Kecepatan arus bebas kendaraan ringan (km/jam)

Fvo= Kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan (km/jam)

FVw= Penyesuaian lebar jalur lalu lintas efektif (km/jam)

FFVSF= Faktor Penyesuaian kondisi hambatan samping (perkalian)

Kepadatan Lalu Lintas

Kepadatan lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang lewat pada suatu bagian tertentu dari sebuah jalur jalan dalam satu atau dua arah selama jangka waktu tertentu, keadaan jalan serta lalu lintas tertentu pula.

Untuk menghitung kepadatan lalu lintas digunakan rumus :

3.5

k=

Kepadatan lalu lintas (SMP/Km)

q=

volume lalu lintas (SMP/jam)

u=

kecepatan rata-rata lalu lintas (km/jam)

Kapasitas Jalan Kota

kapasitas dapat didefenisikan sebagai tingkat arus maksimum dimana kendaraan dapat diharapkan untuk melalui suatu potongan jalan pada periode waktu tertentu untuk kondisi lajur/jalan, lalu lintas, pengendalian lalu lintas dan kondisi cuacu yang berlaku.

Untuk menghitung kapasitas jalan digunakan rumus :

C = Co X FCw X FCSF X FCCS (smp/jam)

3.6

C

=Kapasitas (smp/jam)

Co

=Kapasitas dasar (smp/jam)

FCw

=Faktor penyesuaian lebar jalur lalu lintas

FCSP=Faktor penyesuaian pemisahan arah

FCSF

=Faktor penyesuaian hambatan samping

FCCS=Faktor penyesuaian ukuran kota

Derajat Kejenuhan

Dengan menggunakan kapasitas (C) maka dapat dihitung rasio antara Q dan C yaitu derajat kejenuhan, sebagaimana rumus dibawah ini :

DS=Q/C

3.7

DS

=Derajat kejenuhan

Q

=Arus total kendaraan dalam waktu tertentu(smp/jam)

C

=Kapasitas jalan (smp/jam)

Untuk penilaian derajat kejenuhan yang diamati, dan membandingkan dengan pertumbuhan lalu lintas tahunan dan umur fungsional yang diinginkan dari segmen jalan tersebut.

3.3. ANALISIS DATA TEKNIS perencanaan

Kegiatan analisis dan evaluasi ini adalah untuk mengatuhui kondisi topografis, hidrologis, geologi teknis,. Kegiatan analisa dan evaluasi data dilaksanakan oleh tim studi sesuai bidang kompetensinya. Data yang telah dikumpulkan (data sekunder dan hasil survei) dianalisis dan digunakan dalam penyusunan konsep desain konstruksi. Lingkup dan metode analisis yang akan digunakan secara rinci didiskripsikan berikut ini.

Analisis dan evaluasi data dari hasil survei lapangan untuk setiap lokasi pekerjaan yang menjadi salah satu dasar dalam menentukan konsep perencanaan pengendalian banjir, pengendalian sedimen, perbaikan sungai dan penanggulangan pengamanan banjir dengan rincian berikut:

Analisis Hasil Pemetaan Situasi Ruas Rencana Jalan

Analisis Hidrologi dan Debit Limpasan Wilayah

Analisis Geologi Teknik dan Daya Dukung Tanah

3.3.1.Analisis Data Hidrologi

Dalam melaksanakan studi perimbangan air ini, konsultan harus terlebih dahulu melakukan analisa hidrologi terhadap data yang terkumpul.

Perhitungan debit limpasan 2 tahunan, 5 tahunan, 25 tahunan dan 50 tahunan. Langkah awal yang dilakukan adalah mengumpulkan data yang relevan dengan analisis adalah data hidroklimatolgi wilayah studi. Analisa ini dilakukan untuk menentukan data curah hujan harian yang akan dijadikan dasar untuk analisis debit limpasan kawasan yang kelak berpotensi menpengaruhi tingkat muka air / genangan perkumaan saat musim hujan.

(1).Distribusi dan Frekwensi Curah Hujan

Analisa curah hujan harian maksimum dipakai untuk memperhitungkan debit banjir rencana. Dalam analisa ini dipakai beberapa metode antara lain:

1. Curah Hujan Rata-Rata Wilayah, menggunakan pendekatan Arithmatic. Pendekatan lainnya seperti; Isohyt dan Thiessen tidak digunakan karena situasi stasium dan data tidak menunjang.

2. Curah Hujan Harian Maksimum, menggunakan pendekatan; Log Person Type III dan Statistik Gumbel. Metode lainnya seperti Hazen dan Iwai akan dipertimbangkan sebagai metode pembanding.

(2).Banjir Limpasan / Banjir Rencana

Justifikasi limpisan yang terjadi dipermukaan secara garis besarnya bergantung pada faktor meteorologi yang diwakili oleh elemen curah hujan dan elemen fisik daerah pengaliran.

Faktor pengendali elemen curahn hujan diantaranya; intensitas curah hujan, durasi hujan, distribusi / frekuensi curah hujan, dsb. Sedangkan faktor fisik daerah pengaliran meliputi; tataguna lahan, daerah pengaliran, topografi, jenis tanah, dsb. Limpasan sebagai komponen dari pengaliran dipermukaan adalah air yang mencapai sungai atau suatu kawasan tanpa mencapai permukaan air tanah. Dengan mengacu pada tingkat urgenitas tersebut, maka berikut ini disajikan analisis debit limpasan dikawasan, catchment, lokasi rencana .

Data penunjang dalam perhitungan debit limpasan/banjir rencana ini adalah data curah hujan harian maksimum dan peta daerah pengaliran. Prosedural dan metode perhitungan debit banjir yang digunakan adalah sebagai berikut:

(a).Menghitung curah hujan rencana dengan menggunakan periode ulang 2, 5, 10, 20, 25, 50, dan 100 tahunan. Perhitungan menggunakan metode Log Person Type III dan metode Gumbel. Hasil perhitungan terlampir.

(b).Hitung debit banjir rencana berdasarkan besaran hujan rencana untuk beberapa kala ulang dengan menggunakan metode Rational Gumbell, metode Haspers, dan metode hidrograf banjir Nakayasu.

3.3.2.Daya Dukung Tanah

Dalam pelaksanaan pekerjaan desain untuk pengendali banjir dan pengamanan sungai ini, disyaratkan untuk melaksanakan penyelidikan Geologi dan Mekanika Tanah. Berdasarkan hasil penyelidikan ini, selamjutnya dilakukan analisa mengenai kondisi Geologi dan Mekanika Tanah di daerah studi.

A.Analisa Data Geologi

Dalam pelaksanaan analisa geologi wilayah dilakukan hanya sebatas tinjauan geologi permukaan, yang terutama dikaitkan untuk keperluan geologi teknik untuk menunjang perencanaan dengan tujuan yang lebih luas misalnya ada daerah sesar, patahan dan lain-lain.

Analisa geologi ini sekurang-kurangnya dapat memberikan gambaran detail mengenai kondisi geologi wilayah studi. Tinjauan yang dilakukan meliputi :

Keadaan geomorfologi

Penyebaran batuan termasuk tanah harus jelas dibedakan seperti batuan dasar, tingkat pelapukan, testur, sifat fisik, cementing dll.

Strike depth dari pelapisan, system joint dan patahan

Stratigrafi yaitu urut-urutan lapisan satuan batuan secara vertikal berdasarkan pembentukan dan sejarah geologinya.

Gejala geologi lainnya seperti kegempaan, air tanah dan kelongsoran.

Klasifikasi tanah, derajat pelapukan dan keselarasan bantuan dibuat deskripsinya dengan mengacu pada kriteria yang bisa dipakai, misalnya untuk klasifikasi tanah berdasarkan Unifield Soil Clasification System kekerasan batuan didasarkan pada skala kekerasan batuan secara kualitatif untuk keperluan teknik sipil.

B.Analisa Data Geoteknis

Untuk mengetahui sifat-sifat tanah khususnya tanah lunak atau soft soil, dilakukan analisa atau pengujian di laboratorium. Selamjutnya untuk mengetahui penyebaran dan sifat teknis tanah,dilakukan evaluasi berdasarkan hasil penelitian lapangan dan pengujian laboratorium. Dari hasil evaluasi ini selanjutnya dapat ditentukan parameter-parameter mekanika tanah untuk keperluan perencanaan kontruksi seperti untuk perhitungan daya dukung pondasi , stabilitas lereng tanggul banjir dan lain-lain

Semua penyelidikan / pengujian laboratorium mekanika tanah ini dilakukan dengan sepertinya mengacu kepada persyaratan teknis sesuai TOR , dimana prosedur penyelidikan dan pengujian menggunakan standar dari ASTM dengan bebebrapa modifikasi sesuai kondisi lapangan. Jenis pengujian yang akan dilakukan meliputi;

1. Pegujian sifat fisis tanah, meliputi; Berat jenis tanah ( Specific Gravity) dan berat volume tanah (Volume Unit Weight), Angka pori kapiler dan angka pori total, Atterberg Limits (Consistency), Gradasi butiran dan permeabilitas

2. Pengujian sifat mekanis tanah, meliputi; Konsolidasi, Triaxial Compression Test dengan jenis CU test.

Dari hasil penyelidikan lapangan dan pengujian laboratorium dilakukan analisa dan evaluasi data tersebut, guna mendapatkan gambaran yang tepat tentang jenis tanah , penyebaran lapisan tanah dan sifat-sifat teknis tanah di daerah studi kemudian ditentuknan parameter-parameter tanah yang akan dipakai sebagai dasar perhitungan dan perencanaan pondasi antara lain daya dukung untuk pondasi dangkal sebagai berikut :

Strip Footing : Qult = cNc + qNq + 0,5 yN

3.8

Square Footing: Qult = 1,3 c Nc +q Nq +0,40 yN3.9

Round Footing: Qult = 1,3 c Nc + q Nq + 0,30 yN3.10

Dimana :

Qult = Daya dukung ultimit

C= Kohesi tanah

q = Lembar overbuden

y = Berat isi tanah

Nc,Nq,N= Faktor daya dukung.

3.4. SiSTEM rancangan DAN desain konstruksi

Tindak lanjut dari hasil survei dan kelaborasi data serta analisis parameter untuk mendukung desain konstruksi, maka kegiatan sistem layout terhadap ruas rencana jalan dan jembatan memerlukan inovasi desain.

Mengacu pada hasil analisis data yang diperlukan dalam mendukung desain, maka desain ini ditekankan pada aspek berikut;

Analisis / Justifkasi Teknis Geometri Struktur Jalan dan Jembatan

Gambar Profil dan Tipikal Konstruksi Jalan dan Jembatan Penyiapan Draft Rencana Anggaran BiayaBerdasarkan hasil survei dan data, maka desain konstruksi dapat dilakukan dengan lingkup kegiatan berikut ini.

3.4.1.Rancangan Lay Out Konstruksi Jalan dan Jembatan

Dalam desain ini, tata letak yang dikembangkan dengan berbagai rancangan layout dimaksudkan untuk menentukan posisi konstruksi yang dipandang representatif untuk ditindak lanjuti konstruksinya lebih lanjut dengan tingkat kelayakan tertentu. Untuk maksud tersebut, maka rekomendasi alternatif layout 1 menjadi perioritas yang direkomendasikan lebih lanjut.

Gambar pra - tata letak konstruksi cukup dibuat diatas peta situasi sepanjang ruas rencana jalan dan jembatan hasil pemetaan topografi wilayah studi. Tata letak pendahuluan tersebut harus dapat menunjukkan hal ini sebagai berikut :

Tata letak konstruksi jembatan, utilitas jalan, bangunan pengalih lalu lintas, dsb

Penonjolan struktur konstruksi yang dianggap penting dan kritis

3.4.2.Pra-Desain Konstruksi Jalan dan Jembatan

Tahap pra-desain menetapkan konstruksi setelah memperhatikan semua aspek yang terkait dengan teknis pelaksanaan, teknologi konstruksi, pembiayaan, estetika, dan sustainabilitas kawasan. Setidak-tidaknya mencakup;

Perletakan konstruksi secara detail yang dlengkapi dengan Profil memanjang dan melintang sepanjang ruas jalan dan jembatan target konstruksi

Diskripsi semi detail cross sectional tipikal struktur dan pekerjaan tanah

Detail tipikal elemen struktur

Etika gambar konstruksi

Taksasi volume dan pembiayaan konstruksi, dll.

3.4.3Dokumen Pra-Desain Konstruksi Jalan dan Jembatan

Dokumen pra-desain dibuat sebagai persyaratan pelaporan studi dan diharapkan menjadi acuan dalam pengadaan jasa konstruksi tindak lanjutnya. Secara garis besarnya, dokumen studi kelayakan dan pra-desain konstruksi yang diperlukan adalah berikut ini:

Gambar Rencana Layout dan Pra-Desain Konstruksi Jalan dan Jembatan.

Rencana Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan Kuantitas

3.5. pelaporan hasil PERENCANAANUntuk memenuhi persyaratan administasi dan memudahkan di dalam pertanggung jawaban dan mengevaluasi pelaksanaan studi, maka tim perencana harus menyerahkan laporan-laporan sebagai berikut :

a).Laporan Pendahuluan

Laporan ini merupakan konsep Awal, dibuat dalam 4 (Empat) rangkap dan diserahkan kepada Direksi Pekerjaan 1 (satu) minggu sebelum selesai masa kontrak, untuk selanjutnya dibahas / didiskusikan bersama.

b).Laporan AntaraLaporan ini merupakan penyempurnaan dari konsep laporan Pendahuluan yang telah dibahas dan didiskusikan dengan Direksi Pekerjaan, dibuat dalam 4 (Empat) rangkap dan diserahkan kepada Direksi Pekerjaan pada akhir masa kontrak.

c).Laporan Akhir

Laporan ini adalah laporan hasil desain mencakup laporan; hasil survei / investigasi (termasuk konfilasi data survei dan dokumentasi), gambar desain konstruksi, RAB. Laporan tersebut dibuat masing-masing 4 (Empat) rangkap.

Bab I

Bab II

Bab III

PAGE 18Laporan Antara

_1437624693.unknown

_1437624694.unknown

_1437624695.unknown

_1437624692.unknown