24
I. JUDUL SISTEM EKSKRESI II. TUJUAN Mahasiswa mengetahui anatomi dan posisi organ-organ sistem ekskresi III. DASAR TEORI Tubuh manusia memiliki suatu sistem untuk mengeluarkan zat-zat sisa hasil metabolisme tubuh (seperti CO2, H2O, NH3, zat warna empedu dan asam urat) yang dinamakan sistem pengeluaran. Beberapa istilah yang erat kaitannya dengan sistem pengeluaran ini adalah : 1. Defekasi : yaitu proses pengeluaran sisa pencernaan makanan yang disebut feses. Zat yang dikeluarkan belum pernah mengalami proses metabolisme di dalam jaringan. Zat yang dikeluarkan meliputi zat yang tidak diserap usus sel epitel, usus yang rusak dan mikroba usus. 2. Eksresi : yaitu pengeluaran zat sampah sisa metabolisme yang tidak berguna lagi bagi tubuh. 3. Sekresi : yaitu pengeluaran getah oleh kelenjar pencernaan ke dalam saluran pencernaan. Getah yang dikeluarkan masih berguna bagi tubuh dan umumnya mengandung enzim. 4. Eliminasi : yaitu proses pengeluaran zat dari rongga tubuh, baik dari rongga yang kecil (saluran air mata) maupun dari rongga yang besar (usus) (Guyton, 1996). Sistem Ekskresi merupakan sistem yang berperan dalam proses pembuangan zat- zat yang sudah tidak diperlukan (zat sisa) ataupun zat-zat yang membahayakan tubuh dalam bentuk larutan. Ekskresi terutama berkaitan dengan pengeluaran senyawa-senyawa nitrogen. Selama proses pencernaan makanan, protein dicernakan menjadi asam amino dan di absorbs oleh darah, kemdian digunakan oleh sel-sel tubuh untuk membentuk protein- protein baru. Di dalam tubuh vertebrata, asam amino yang berlebihan akan dirombak menjadi ammonia dan di ekskresikan lewat ginjal sebagai senyawa-senyawa ammonium sulfat, ammonium fosfat, urea asam urat atau trimethylamine, semua zat sisa yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh sebagian akan di keluarkan bersama urin (Pearce, 2009). Ginjal merupakan organ tubuh manusia yangsangat vital. Karena ginjal merupakan salah satu organ perkemihan (ginjal-ureter-kandung kemihuretra).Penyakit ginjal dapat meningkatkan risiko kematian bagi penderita dan dapat juga menjadi pemicu timbulnya penyakit jantung. Apabila penyakit ginjal bisa dideteksi secara dini, penyakit lain yang

laporan anfisman sistem eksresi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan praktikumTubuh manusia memiliki suatu sistem untuk mengeluarkan zat-zat sisa hasil metabolisme tubuh (seperti CO2, H2O, NH3, zat warna empedu dan asam urat) yang dinamakan sistem pengeluaran. Beberapa istilah yang erat kaitannya dengan sistem pengeluaran ini adalah :1. Defekasi : yaitu proses pengeluaran sisa pencernaan makanan yang disebut feses. Zat yang dikeluarkan belum pernah mengalami proses metabolisme di dalam jaringan. Zat yang dikeluarkan meliputi zat yang tidak diserap usus sel epitel, usus yang rusak dan mikroba usus.2. Eksresi : yaitu pengeluaran zat sampah sisa metabolisme yang tidak berguna lagi bagi tubuh.3. Sekresi : yaitu pengeluaran getah oleh kelenjar pencernaan ke dalam saluran pencernaan. Getah yang dikeluarkan masih berguna bagi tubuh dan umumnya mengandung enzim.4. Eliminasi : yaitu proses pengeluaran zat dari rongga tubuh, baik dari rongga yang kecil (saluran air mata) maupun dari rongga yang besar (usus) (Guyton, 1996).

Citation preview

  • I. JUDUL

    SISTEM EKSKRESI

    II. TUJUAN

    Mahasiswa mengetahui anatomi dan posisi organ-organ sistem ekskresi

    III. DASAR TEORI

    Tubuh manusia memiliki suatu sistem untuk mengeluarkan zat-zat sisa hasil

    metabolisme tubuh (seperti CO2, H2O, NH3, zat warna empedu dan asam urat) yang

    dinamakan sistem pengeluaran. Beberapa istilah yang erat kaitannya dengan sistem

    pengeluaran ini adalah :

    1. Defekasi : yaitu proses pengeluaran sisa pencernaan makanan yang disebut

    feses. Zat yang dikeluarkan belum pernah mengalami proses metabolisme di

    dalam jaringan. Zat yang dikeluarkan meliputi zat yang tidak diserap usus sel

    epitel, usus yang rusak dan mikroba usus.

    2. Eksresi : yaitu pengeluaran zat sampah sisa metabolisme yang tidak berguna

    lagi bagi tubuh.

    3. Sekresi : yaitu pengeluaran getah oleh kelenjar pencernaan ke dalam saluran

    pencernaan. Getah yang dikeluarkan masih berguna bagi tubuh dan umumnya

    mengandung enzim.

    4. Eliminasi : yaitu proses pengeluaran zat dari rongga tubuh, baik dari rongga

    yang kecil (saluran air mata) maupun dari rongga yang besar (usus) (Guyton,

    1996).

    Sistem Ekskresi merupakan sistem yang berperan dalam proses pembuangan zat-

    zat yang sudah tidak diperlukan (zat sisa) ataupun zat-zat yang membahayakan tubuh

    dalam bentuk larutan. Ekskresi terutama berkaitan dengan pengeluaran senyawa-senyawa

    nitrogen. Selama proses pencernaan makanan, protein dicernakan menjadi asam amino dan

    di absorbs oleh darah, kemdian digunakan oleh sel-sel tubuh untuk membentuk protein-

    protein baru. Di dalam tubuh vertebrata, asam amino yang berlebihan akan dirombak

    menjadi ammonia dan di ekskresikan lewat ginjal sebagai senyawa-senyawa ammonium

    sulfat, ammonium fosfat, urea asam urat atau trimethylamine, semua zat sisa yang tidak

    dipergunakan lagi oleh tubuh sebagian akan di keluarkan bersama urin (Pearce, 2009).

    Ginjal merupakan organ tubuh manusia yangsangat vital. Karena ginjal merupakan

    salah satu organ perkemihan (ginjal-ureter-kandung kemihuretra).Penyakit ginjal dapat

    meningkatkan risiko kematian bagi penderita dan dapat juga menjadi pemicu timbulnya

    penyakit jantung. Apabila penyakit ginjal bisa dideteksi secara dini, penyakit lain yang

  • menyebabkan kematian bisa segera dicegah. Karena ketidaknormalan fungsi ginjal sering

    kali menggambarkan tahapan awal dari gejala penyakit jantung (Sulistiyo, A., Hidayat, T.

    2008).

    Ginjal merupakan organ penting dalam mengendalikan tekanan darah.Oleh karena

    itu, berbagai penyakit dan kelainan pada ginjal bisa menyebabkan terjadinya tekanan darah

    tinggi.Jika terjadi penyempitan arteri yang menuju kesalah satu ginjal, maka bisa

    menyebabkan peradangan dan cidera pada salah satu atau kedua ginjal, selain itu juga bisa

    menaikkan tekanan darah.Ginjal mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara. Jika

    tekanan darah meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran garam dan air yang akan

    menyebabkan berkurangnya volume darah serta mengembalikan tekanan darah ke kondisi

    normal. Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang

    disebut renin yang memicu pembentukan hormon angiotensi yang kemudian akan memicu

    pelepasan hormon aldosteron (Asrian, Bahar, B., Kardianti, 2014).

    Proses pembentukan urin dalam ginjal dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap

    filtrasi (penyaringan), tahap reabsorpsi (penyerapan kembali), dan augmentasi

    (pengeluaran zat) (Pearce, 2009).

    Penyaringan (Filtrasi)

    Proses pembentukan urin diawali dengan penyaringan darah yang terjadi di kapiler

    glomerulus, sel-sel kapiler glomerulus yang berpori (podosit), tekanan dan permeabilitas

    yang tinggi pada glomerulus mempermudah proses penyaringan, selain penyaringan di

    glomerulus juga terjadi penyerapan kembali sel-sel darah , keeping darah, dan sebagian

    besar protein plasma. Bahan-bahan yang kecil terlarut di dalam plasma darah, seperti

    glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat, dan urea dapat melewati

    saringan dan menjadi bagian dari endapan. Hasil penyaringan di glomerulus disebut filtrate

    glomerulus atau urin primer, mengandung asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan

    garam-garam lainnya (Pearce, 2009).

    Penyerapan kembali

    Bahan-bahan yang masih diperlukan di dalam urine primer akan di serap kembali

    di tubulus kontortus proksimal, sedangkan di tubulus kontortus distal terjadi penambahan

    zat-zat sisa dan urea. Meresapnya zat-zat pada tubulus ini melalui dua cara yaitu gula dan

    asam amino yang meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa

    osmosis. Penyerapan air terjadi pada tubulus proksinal dan tubulus distal substansi yang

    masih diperlukan seperti glukosa dan asam amino dikembalikan lagi ke darah. Zat

    ammonia, obat-obatan seperti penisilin, kelebihan garam dan bahan lain pada filtrate di

  • keluarkan bersama urin, stelah terjadi reabsorpsi maka tubulus mengasilkan urin sekunder,

    zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi, Sebaliknya, konsentrasi zat-zat

    sisa metabolism yang bersifat racun bertambah misalnya urea (Pearce, 2009).

    Augmentasi

    Urin sekunder dari tubulus kontortus distal akan turun menuju tubulus pengumpul.

    Pada tubulus pengumpul ini masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl-, dan urea sehingga

    terbentuklah urin sesungguhnya. Dari tubulus pengumpul, urin di bawa ke pelvis renalis,

    dari pelvis renalis, urin mengalir melalui ureter menuju vesika urinaria (kandung kemih)

    yang merupakan tempat penyimpanan sementara urin (Pearce, 2009).

    Kulit merupakan organ tubuh paling besar yang melapisi seluruh bagian tubuh,

    membungkus daging dan organ-organ yang ada di dalamnya. Luas kulit pada manusia rata-rata

    2 meter persegi dengan berat 10 kg jika ditimbang dengan lemaknya atau 4 kg jika tanpa lemak

    atau beratnya sekitar 16 % dari berat badan seseorang. Kulit memiliki fungsi melindungi bagian

    tubuh dari berbagai macam gangguan dan rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi

    melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara terus

    menerus (keratinisasi dan pelepasan sel-sel kulit ari yang sudah mati), respirasi dan pengaturan

    suhu tubuh, produksi sebum dan keringat serta pembentukan pigmen melanin untuk

    melindungi kulit dari bahaya sinar ultra violet matahari (Syaifuddin, 2006: 134).

    Pernapasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung

    (oksigen) serta menghembuskan udara yang banyak mengandung karbon dioksida seagai sisa

    dari oksidasi keluar dari tubuh. Pengisapan udara ini disebut inspirasi dan menghembuskan

    disebut ekspirasi . Proses pengambilan oksigen dan pembebas karbondioksida di kanan sebagai

    respirasi atau sebagai (pernapasan). Istilah pernapasan berlaku untuk kalsium secara

    keseluruhan maupun proses yang terjadi di dalam sel. Hewan yang mengambil O2 dari medium

    ke mana dia hidup dan memberikan CO2 ke medium tersebut. Banyak hewan kecil dapat

    mengambil cukup O2 melalui pemilikan tubuhnya, tapi kebanyakan hewan memiliki organ

    respiratori khusus atau pengambilan O2. Perpindahan O2 dan CO2 melintasi permukaan tubuh

    maupun organ respirasi adalah melalui proses difusi (Syaifuddin, 2006: 192).

    Paru-paru berada di dalam rongga dada manusia sebelah kanan dan kiri yang dilindungi

    oleh tulang-tulang rusuk. Paru-paru terdiri dari dua bagian, yaitu paru-paru kanan yang

    memiliki tiga gelambir dan paru-paru kiri memiliki dua gelambir.Paru-paru sebenarnya

    merupakan kumpulan gelembung alveolus yang terbungkus oleh selaput yang disebut selaput

    pleura. Paru-paru merupakan organ yang sangat vital bagi kehidupan manusia karena tanpa

    paru-paru manusia tidak dapat hidup. Dalam Sistem Ekskresi, paru-paru berfungsi untuk

  • mengeluarkan karbondioksida (CO2) dan uap air (H2O). Didalam paru-paru terjadi proses

    pertukaran antara gas oksigen dan karbondioksida. Setelah membebaskan oksigen, sel-sel

    darah merah menangkap karbondioksida sebagai hasil metabolisme tubuh yang akan dibawa

    ke paru-paru. Di paru-paru karbondioksida dan uap air dilepaskan dan dikeluarkan dari paru-

    paru melalui hidung(Syaifuddin, 2006: 192).Proses respirasi dapat dibagi menjadi empat

    golongan: (1) vantilasi paru-paru, yang berarti pemasukan dan pengeluaran udara di atmosfir

    dan alveolus paru-paru, (2) difusi oksigen dan karbon dioksida di antara alveolus dan darah,

    (3) transpor oksigen dan karbon dioksida di dalam darah dan cairan tubuh ke sel dan dari sel,

    dan (4) pengaturan ventilsai dan segi respirasi lainnya (Guyton, 1996: 343).

    Hati berfungsi sebagai penhgstur keseimbangan nutrien dalam darah dan sebagai organ

    yang menyekresikan empedu. Hepar juga berperan dalam pembuangan sampah metabolisme.

    Kelainan pada hepar akan mengakibatkan hepar tidak mempu untuk membuang sisa nitrogen.

    Asam amino,yang akan digunakan sebagai energi,harus mengalami proses deaminasi dengan

    dibuangnya gugus amin (NH3) yang merupakan nitrogen. NH3 ini tidak bisa begitu saja

    dibuang oleh tubuh, tetapi harus di proses dulu di hepar menjadi ureum, urea. Sampah inilah

    yang akhirnya dibuang melalui keringat dan ginjal (urine) (Guyton, 1996: 343).

    Berbagai jenis tugas yang dijalankan oleh hati, dilakukan oleh hepatosit. Hingga saat ini belum

    ditemukan organ lain atau organ buatan atau peralatan yang mampu menggantikan semua

    fungsi hati. Beberapa fungsi hati dapat digantikan dengan proses dialisis hati,

    namun teknologi ini masih terus dikembangkan untuk perawatan penderita gagal hati. Sebagai

    kelenjar, hati menghasilkan:

    1. Empedu yang mencapai liter setiap hari. Empedu merupakan cairan

    kehijauan dan terasa pahit, berasal dari hemoglobin sel darah merah yang telah

    tua, yang kemudian disimpan di dalam kantong empedu atau diekskresi ke

    duodenum. Empedu mengandungkolesterol, garam mineral, garam empedu,

    pigmen bilirubin, dan biliverdin. Sekresi empedu berguna untuk mencerna

    lemak, mengaktifkan lipase,membantu daya absorpsi lemak di usus,

    danmengubah zat yang tidak larut dalam air menjadi zatyang larut dalam air.

    Apabila saluran empedu di hatitersumbat, empedu masuk ke peredaran darah

    sehingga kulit penderita menjadi kekuningan. Orang yang demikian dikatakan

    menderita penyakit kuning.

    2. Sebagian besar asam amino

    3. Faktor koagulasi I, II, V, VII, IX, X, XI

    4. Protein C, protein S dan anti-trombin

  • 5. Kalsidiol

    6. Trigliserida melalui lintasan lipogenesis

    7. Kolesterol

    8. Insulin-like growth factor 1 (IGF-1), sebuah protein polipeptida yang

    berperan penting dalampertumbuhan tubuh dalam masa kanak-kanak dan tetap

    memiliki efek anabolik pada orang dewasa.

    9. Enzim arginase yang mengubah arginina menjadi ornitina dan urea. Ornitina

    yang terbentuk dapat mengikat NH dan CO yang bersifat racun.

    10. Trombopoietin, sebuah hormon glikoprotein yang mengendalikan produksi

    keping darah oleh sumsum tulang belakang.

    11. Pada triwulan awal pertumbuhan janin, hati merupakan organ utama sintesis

    sel darah merah, hingga mencapai sekitar sumsum tulang belakang mampu

    mengambil alih tugas ini.

    12. Albumin, komponen osmolar utama pada plasma darah.

    13. Angiotensinogen, sebuah hormon yang berperan untuk meningkatkan

    tekanan darah ketika diaktivasi oleh renin, sebuah enzim yang disekresi oleh

    ginjal saat ditengarai kurangnya tekanan darah oleh juxtaglomerular apparatus.

    14. Enzim g lutamat-oksaloasetat transferase, glutamatpiruvat transferase

    dan laktat dehidrogenase (Putri, Mustafidah H., 2011:143)

  • IV. METODE PENELITIAN

    4.1.Waktu dan Tempat

    Waktu: Senin, 4 Mei 2014, pukul 14.20 WIB

    Tempat: Laboratorium Zoologi, Pendidikan Biologi-Universitas Jember

    4.2. Alat dan Bahan

    Alat: Torso sistem eksresi manusia

    Bahan: -

    4.3. Cara Kerja

    Menyiapkan torso sistem ekskresi manusia

    Mengamati dan menentukan organ mana saja yang

    tergolong organ sistem ekskresi

    Menggambar struktur masing-masing organ

    tersebut beserta gambarnya

    Menggambar posisi organ tersebut pada tubuh

    manusia

  • V. HASIL PENGAMATAN

  • VI. PEMBAHASAN

    Praktikum kali ini berjudul sistem ekskresi. Tujuan pada praktikum kali ini yaitu

    mahasiswa mengetahui anatomi dan posisi organ-organ sistem ekskresi. Alat yang

    dibutuhkan yaitu berupa torso manusia, bagian yang diamati yaitu organ ekskresi yang

    meliputi kulit, ginjal, paru-paru dan hati. Cara kerjanya yaitu pertama-tama

    menyiapkan model manusia, kemudian menggambar struktur masing-masing organ

    ekskresi yang meliputi kulit, ginjal, paru-paru dan hati serta memberikan keterangan.

    Manusia dalam melakukan aktifitas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tentu

    menghasilkan sampah atau limbah. Sampah atau limbah ini merupakan sisa yang harus

    dibuang agar tidak mengganggu. Demikian pula yang terjadi pada mahluk hidup, semua

    mahluk hidup bisa mengeluarkan limbah mulai dari hewan yang bersel satu sampai

    hewan tingkat tinggi, bahkan manusia. Dalam proses pengeluaran limbah pada mahluk

    hidup memerlukan sebuah system yang disebut system ekskresi. System ekskresi yang

    dimiliki setiap mahluk hidup berbeda-beda sesuai dengan tingkatan dan konveksitas

    mahluk hidup.

    System ekskresi adalah proses pengeluaran zat-zat hasi metabolisme sel yang

    sudah tidak digunakan oleh tubuh dan dikeluarkan bersama urine, keringat, atau udara

    pernapasan. Pada system ekskresi manusia,sisa-sisa metabolisme dapat diserap oleh

    darah kemudian diproses dan akhirnya dikeluarkan lewat alat-alat ekskresi. Melakukan

    ekskresi adalah salah satu ciri makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun

    tumbuhan. Pada tubuh kita, proses ekskresi dilakukan oleh organ-organ khusus.

    Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang sudah tidak

    digunakan oleh tubuh. Salah satu bentuk ekskresi adalah buang air kecil, hasil buangan

    itu antara lain berupa urin. Akan tetapi, sebenarnya hasil buangan tidak hanya berupa

    urin saja. Zat buangan lainnya dapat berupa keringat, gas karbon dioksida, zat warna

    empedu. Zat-zat sisa metabolisme merupakan zat sampah yang harus dibuang dari

    tubuh. Zat-zat itu antara lain:

    1. urin dikeluarkan oleh ginjal,

    2. keringat dikeluarkan oleh kelenjar keringat melalui kulit,

    3. karbon dioksida dikeluarkan oleh paru-paru, dan

    4. empedu dikeluarkan oleh hati.

    Proses yang terjadi pada masing-masing organ akan dijabarkan sebagai berikut:

  • A) Ginjal

    Ginjal atau ren disebut juga buah pinggang karena buahnya seperti biji

    buah kacang merah. Ginjal terletak dikanan dan kiri tulang pinggang, yaitu

    dalam rongga perut pada dinding tubuh dorsal. Ginjal berjumlah 2buah,

    berwarna merah keunguan, dan yang kiri terletak agak tinggi dari kanan.Lapisan

    ginjal bagian luar disebut kulit ginjal atau korteks, sedangkan lapisan dalam

    disebut sumsum ginjal atau medulla. Lapisan paling dalam berupa rongga ginjal

    disebut pelvis renalis. Ginjal merupakan organ yang berbentuk seperti kacang

    merah. Pada manusia, ginjal berukuran sebesar kepalan tangan, yaitu berukuran

    panjang 10 sampa 12 cm, lebar 5 6 cm, tebal 3 4 cm dengan berat sekitar 140

    gram. Ginjal terdapat 1 pasang yang terletak di bagian dorsal dinding tubuh

    sebelah kiri dan kanan tulang belakang.

    Saluran structural dan fungsional ginjal yang terkecil disebut nefron.

    Tiap nefron terdiri atas badan malpighi yang tersusun dari kapsul bowman,

    glomerulus yang terdapat dibagian korteks, serta tubulus-tubulus yaitu tubulus

    kontertus proksimal, tubulus kontertus distal, tubulus pengumpul dan lengkung

    henle yang terdapat dibagian medulla. Lengkung henle ialah bagian saluran

    ginjal yang melengkung pada daerah medulla dan berhubungan dengan tubulus

    proksimal maupun tubulus didaerah korteks. Pada orang dewasa panjang

    seluruh tubulus kurang lebih 7,5 sampai 15 km. Ginjal dilindungi oleh lemak,

    dan selain itu terdapat arteri ginjal yang menyerupai darah. Ginjal

    mengendalikan potensial air pada darah yang melewatinya. Substansi yang

    menyebabkan ketidak seimbangan potensial air pada darah akan dipisahkan dari

    darah dan diekskresikan dalam bentuk urine. Contoh : sisa nitrogen hasil

    pemecahan asam amino dan asam nukleat.

    Secara umum, ginjal terdiri dari beberapa bagian:

    Korteks, yaitu bagian ginjal di mana di dalamnya terdapat/terdiri dari

    korpus renalis/Malpighi (glomerulus dan kapsul Bowman), tubulus

    kontortus proksimal dan tubulus kontortus distalis.

    Medula, yang terdiri dari 9-14 pyiramid. Di dalamnya terdiri dari tubulus

    rektus, lengkung Henle dan tubukus pengumpul (ductus colligent).

    Columna renalis, yaitu bagian korteks di antara pyramid ginjal

    Processus renalis, yaitu bagian pyramid/medula yang menonjol ke arah

    korteks

  • Hilus renalis, yaitu suatu bagian/area di mana pembuluh darah, serabut

    saraf atau duktus memasuki/meninggalkan ginjal.

    Papilla renalis, yaitu bagian yang menghubungkan antara duktus

    pengumpul dan calix minor.

    Calix minor, yaitu percabangan dari calix major.

    Calix major, yaitu percabangan dari pelvis renalis.

    Pelvis renalis, disebut juga piala ginjal, yaitu bagian yang menghubungkan

    antara calix major dan ureter.

    Ureter, yaitu saluran yang membawa urine menuju vesica urinaria.

    Fungsi ginjal diantaranya yaitu, mengatur :

    Sebagai sistem ekskresi yang utama.

    Menyaring dan membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme tubuh.

    Mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan.

    Reabsorbsi (penyerapan kembali) elektrolit tertentu yang dilakukan oleh

    bagian tubulus ginjal

    Menjaga keseimbanganan asam basa dalam tubuh manusia

    Menghasilkan zat hormon yang berperan membentuk dan mematangkan

    sel-sel darah merah (SDM) di sumsum tulang.

    Proses pembentukan urin dalam ginjal menurut Pearce (2009) dapat dibagi

    menjadi tiga tahap, yaitu tahap filtrasi (penyaringan), tahap reabsorpsi (penyerapan kembali),

    dan augmentasi (pengeluaran zat)

    Penyaringan (Filtrasi)

    Proses pembentukan urin diawali dengan penyaringan darah yang terjadi di kapiler glomerulus,

    sel-sel kapiler glomerulus yang berpori (podosit), tekanan dan permeabilitas yang tinggi pada

    glomerulus mempermudah proses penyaringan, selain penyaringan di glomerulus juga terjadi

    penyerapan kembali sel-sel darah , keeping darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahan-

    bahan yang kecil terlarut di dalam plasma darah, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium,

    klorida, bikarbonat, dan urea dapat melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan. Hasil

    penyaringan di glomerulus disebut filtrate glomerulus atau urin primer, mengandung asam

    amino, glukosa, natrium, kalium, dan garam-garam lainnya .

    Penyerapan kembali

    Bahan-bahan yang masih diperlukan di dalam urine primer akan di serap kembali di tubulus

    kontortus proksimal, sedangkan di tubulus kontortus distal terjadi penambahan zat-zat sisa dan

    urea. Meresapnya zat-zat pada tubulus ini melalui dua cara yaitu gula dan asam amino yang

  • meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osmosis. Penyerapan air

    terjadi pada tubulus proksinal dan tubulus distal substansi yang masih diperlukan seperti

    glukosa dan asam amino dikembalikan lagi ke darah. Zat ammonia, obat-obatan seperti

    penisilin, kelebihan garam dan bahan lain pada filtrate di keluarkan bersama urin, stelah terjadi

    reabsorpsi maka tubulus mengasilkan urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan

    ditemukan lagi, Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolism yang bersifat racun bertambah

    misalnya urea

    Augmentasi

    Urin sekunder dari tubulus kontortus distal akan turun menuju tubulus pengumpul. Pada

    tubulus pengumpul ini masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl-, dan urea sehingga terbentuklah

    urin sesungguhnya. Dari tubulus pengumpul, urin di bawa ke pelvis renalis, dari pelvis renalis,

    urin mengalir melalui ureter menuju vesika urinaria (kandung kemih) yang merupakan tempat

    penyimpanan sementara urin .

    Hal-hal yang mempengaruhi produksi urin yaitu :

    Zat-zat dieurtik: Misalnya terdapat pada kopi, teh, dan alcohol maka zat tersebut akan

    menghambat reabsorpsi ion Na+.

    Suhu: Jika suhu internal dan external naik di atas normal maka kecepatan respirasi meningkat

    dan pembuluh kutaneus melebar sehingga cairan tubuh berdifusi dari kapiler ke permukaan

    kulit

    Konsentrasi darah: Konsentrasi air dan larutan di dalam darah berpengaruh terhadap produksi

    urin, jika kitak tidak minum seharian maka konsentrasi air di darah menjadi rendah.

    Emosi: Emosi tertentu dapat merangsang peningkatan dan penurunan volume .

    2. KULIT

    Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar menutupi dan melindungi

    permukaan tubuh, berhubungan dengan selaput lendir yang melapisi rongga-rongga, lubang-

    lubang masuk. Pada permukaan kulit bermuara kelenjar keringat dan kelenjar mukosa

    Lapisan kulit terdiri dari:

    A. Epidermis

    Terdiri dari beberapa lapisan sel yaitu:

    1. Stratum korneum, selnya sudah mati, tidak mempunyai inti sel, inti selnya sudah mati dan

    mengndung zat keratin.

    2. Stratum lusidum, selnya pipih, bedanya dengan stratum granulosum ialah sel-sel sudah

    banyak yang kehilangan inti dan butir-butir sel telah menjadi jernih sekali dan tembus

    sinar. Lapisan ini hanya terdapat pada telapak tangan dan telapak kaki. Dalam lapisan

  • terlihat seperti suatu pita yang bening, batas-batas sel sudah tidak begitu terlihat disebut

    stratum lusidium.

    3. Stratum granulosum, stratum ini terdiri dari sel-sel yang pipih sperti kumparan, sel-sel

    tersebut terdapat hanya 2-3 lapis yang sejajar dengan permukaan kulit. Dalam sitoplasma

    terdapat butir-butir yang disebutkeratohialin yang merupakan fase dalam pembentukan

    keratin oleh karena banyaknya butir-butir stratum granulosum.

    4. Stratum spinosum/stratum akantosum. Lapisan ini merupakan lapisan yang paling tebal.

    Sel-selnya disebut spinosum karena jika kita lihat dibawah mikroskop bahwa sel-selnya

    terdiri dari sel yang bentuknya poligonal/banyak sudut dan mempunyai tanduk ( spina ).

    Disebut akntosum sebab sel-selnya berduri. Ternyata spina atau tanduk tersebut ada

    hubungan antara sel yang lain yang disebut interceluler bridges atau jembatan intraseluler.

    5. Stratum basal/germinativum. Disebut stratum basal karena sel-selnya terletak dibagian

    basal/basis. Stratum germinativum menggantikan sel-sel yang di atasnya dan merupakan

    sel-sel induk. Bentuknya silindris ( tabung ) dengan inti yang lonjong. Di dalamnya

    terdapat butir-butir yang halus disebut butir melanin warna.Sel tersebut terususun seperti

    pagar ( palisade ) dibagian bawah sel tersebut terdapat suatu membran disebut membran

    basalis, sel-sel basalis dengan membran basalis merupakan batas terbawah dari epidermis

    dengan dermis. Batas ini bergelombang, pada waktu kerium menonjoil pada bagian

    epidermis tonjolan ini disebut papila kori ( papila kulit ). Dipihak lain epidermis menonjol

    ke arah korium, tonjolan ini disebut Rete Bridges atau rete pegg = prosessus inter papilaris.

    B. Dermis

    Dermis merupakan lapisan kedua dari kulit, batas dengan epidermis dilapisi oleh membran

    basalis dan disebelah bawah berbatasan dengan subkutis tapi batas ini tidak jelas hanya kita

    ambil sebagai patokan ialah mulainya terdapat lemak

    Dermis terdiri dari 2 lapisan :

    1. Bagian atas, pars papilaris ( stratum papilaris )

    2. Bagian bawah, retikularis ( stratum retikularis )

    Bagian antara pars papilaris dengan pars retikularis adalah bagian bawahnya sampai ke

    subkutis. Baik pars papilaris maupun pars retikularis terdiri dari jaringan ikat longgar yang

    terususn dari serabut-serabut, serabut kolagen, serabut elastis, dan serabut retikularis. Serabut

    ini saling beranyaman dan masing-masing mempunyai tugas yang berbeda. Serabur kolagen

    untuk memberikan kkeuatan kepada kulit, serabut elastis memberikan kleenturan pada kullit,

    dan retikulus terdapat terutama disekitar kelenjar dan folikel rambut dan memberikan kekuatan

    pada alat tersebut.

  • Subkutis terdiri dari kumpulan-kumpulan sel-sel lemak dan dia natar gerombolan ini

    berjalan serabut-serabut jaringan ikat dermis. Sel-sel lemak ini bentuknya bulat dengan intinya

    terdesak ke pinggir, sehingga membentuk seperti cincin. Lapisan lemak ini disebut penikulus

    adiposus yang tebalnya tidak sama pada tiap-tiap tempat dan juga pembagian antara laki-laki

    dan perempuan tidak sama. Guna penikulus adiposus adalah sebagai shok breker = pegas/ bila

    tekanan terutama mekanis yang menimpa pada kulit, isolator panas ataun untuk

    mempertahankan suhu, penimbunankalori dan tambahan untuk kecantikan tubuh. Di bawah

    subkutis terdapat serabut otot kemudian baru terdapat otot.

    C. Pembuluh darah dan saraf

    1. Pembuluh darah

    Pembuluh darah kulit terdiri dari 2 anyaman pembuluh nadi yaitu

    a. Anyaman pembuluh nadi kulit atas atau luar. Anyaman ini nterdapat antara stratum

    papilaris dan retikularis, dari anyaman ini berjalan arteriole pada tiap-tiap papila kori.

    b. Anyaman pembuluh darah nadi kulit bawah atau dalam. Anyaman ini terdapat antara

    korium dan subkutis, anyaman ini memberikan cabang-cabang pembuluh nadi ke alt-alat

    tambahan yang terdapat di korium.

    Dalam hal ini percabangan membentuk anyaman pembuluh nadi yang terdapat pada

    lapisan subkutis, cabang-cabang ini kemudian akan menjadi pembuluh darah balik/vena yang

    juga akan membentuk anyaman yaitu anyaman pembuluh darah balik yang ke dalam. Peredaran

    darah dalam kulit adalah penting sekali oleh karena diperkirakan 1/5 dair darah yang beredar

    melalui kulit. Disamping itu pembuluh darah dalam kulit sangat cepat melebar atau menyempit

    oleh pengaruh rangsangan panas, dingin, tekanan sakit, nyeri dan emosi. Penyempitan dan

    pelebaran ini terjadi secara refleks.

    2. Susunan saraf kulit

    Kulit juga sama seprti organ lain terdapat cabang-cabnag saraf spinal dan permukaan yang

    terdiri dari saraf-saraf sensorik dan motorik. Ujung saraf motorik berguna untuk menggerakkan

    sel-sel otot yang ada pada kulit, sedangkan saraf sensorik berguna untuk menerima rangsangan

    yang terdapat dari luar atau kulit.

    Pada kulit ujung-ujung saraf sensorik ini membentuk bermacam-macam kegiatan untuk

    menerima rangsangan. Ujung-ujung saraf yang bebas untuk menerima rangsangan sakit/nyeri

    banyak terdapat pada epidermis, disini ujung-ujung sarafnya mempunyai bentuk yang khas

    yang sudah merupakan suatu organ.

    D. Pelengkap kulit

    1. Rambut

  • Sel epidermis yang berubah, rambut tumbuh dari folikel rambut di dalam epidermis,

    folikel rambut dibatasi oleh epidermis sebelah atas dasarnya terdapat papila tempat rambut

    tumbuh, akar berada didalam folikel pada ujung paling dalam dan bagian sebelah luar disebut

    batang rambut. Pada folikel rambut terdapat otot polos kecil sebagai penegak rambut.

    Rambut terdiri dari :

    a. Rambut panjang dikepala, pubis dan jenggot

    b. Rambut pendek dilubang hidung, liang telinga dan alis

    c. Rambut bulu lanugo diseluruh tubuh

    d. Rambut seksual di pubid dan aksila ( ketiak )

    Warna kulit dipengaruhi oleh pembuluh darah dalam kulit, banyak sedikitnya lemak dan

    pigmen kulit yang disebut melanin. Banyak sedikitnya melanin dipengaruhi oleh : ras atau suku

    bangsa, hormon, pengaruh sinar ultraviolet dan infra merah

    2. Kuku

    Kuku adalah sel-sel epidermis kulit-kulit yang telah berubah terutama dalam palung kuku

    menurut garis lekukan pada kulit. Palung kuku mendapat persarafan dan pembuluh darah yang

    banyak. Bagian proksimal terletak pada lipatan kulit, merupakan awal kuku tumbuh, badan

    kuku, bagian yang tidak ditutupi kulit dengan kuat terikat dalam palung kulit dan bagian atas

    meruapakan bagian yang bebas. Bagian dari kuku terdiri dari :

    a. Ujung kuku atas ujung bebas

    b. Badan kuku yang merupakan bagian yang besar

    c. Akar kuku ( radik )

    d. Kelenjar kulit

    Kelenjar kulit memepunyai lobulus yang bergulung-gulung dengan saluran keluar lurus

    merupakan jalan untuk mengeluarkan berbagai zat dari badan ( kelenjar keringat ).

    Regenari kulit dan proses ketuaan. Kulit mempunyai daya regenari yang besar, stelah kulit

    terluka, sel-sel dalam dermis melawan infeksi olkal kapiler dan jaringan ikat akan mengalami

    regenerasi epitel yang tumbuh dari tepi luka menutupi jaringan ikat yang beregenerasi sehingga

    terbentuk jaringan parut pada mulanya berwarna kemerahan karena meningkatnya jumlah

    kapiler sehingga berubah menjadi serabut kolagen keputihan yang terlihat melalui epitel.

    Manifestasi ketuaan kulit. Lapisan kulit menjadi lebih tipis sehubungan dengan perubahan

    dalam komposisi kimia zat dasar jaringan ikat, maka penyebab kekurangan cairan dimana

    hilangnya elastisitas pada seratserat elastis dermis dan subkutis akibat lipatan kulit yang

    ditimbulkan dengan menarik jaringan dibawahnya lambat laun menghilang dan akan timbul

    bintik pigmentasi yang tidak beraturan.

  • Kelenjar sebasea. Berasal dari rambut yang bermuara pada saluran folikel rambut untuk

    melumasi rambut dan kulit yang berdekatan. Kelenjar kantong dalam kulit bentuknya seperti

    botol dan bermuara dalam folikel rambut, paling banyak terdapat pada kepala dan muka sekitar

    hidung, mulut dan telinga tidak terdapat pada telapak kaki dan telapak tangan. Ada 2 kelenjar

    yang terdapat pada kulit :

    Kelenjar keringat menghasilkan kelenjar sudorivera

    Kelenjar tulang menghasilkan kelenjar sebasea. Kelenjar terdiri dari : badan kelenjar,

    saluran kelenjar dan muara kelenjar

    Fungsi Kulit Sebagai Pengatur Panas

    Suhu tubuh tetap stabil meskipun terjadi perubahan suhu lingkungan. Hal ini karena

    adanya penyesuaian anatar panas yang dihasilkan oleh pusat pengatur panas, medula oblongata.

    Suhu normal dalam tubuh adalah suhu viseral 36-37,5 derajat untuk suhu kulit lebih rendah.

    Pengendalian persarafan dan vasomotorik dari arterial kutan ada 2 cara :

    Vasodilatasi, kapiler melebar, kulit menjadi apans dan kelebihan panas dipancarkan ke

    kelenjar keringat sehingga terjadi penguapan cairan pada permukaan tubuh.

    Vasokontriksi, pembuluh darah mengkerut, kulit menjadi pucat dan dingin, hilangnya

    keringat dibatasi dan panas suhu tubuh tidak dikeluarkan

    Cara pelepasan panas dari kulit

    Penguapan dengan banyaknya darah yang mengalir melalui kapiler kulit

    Pancaran panas dari uadara sekitarnya

    Panas di alirkan ke benda yang disentuh speri pakaian

    Pengaliran udara panas

    3. Keringat

    Sekresi aktif dari kelenjar keringat di bawah pengendalian saraf simpatis keringat berisi

    air sedikit garam yang dikeluarkan melalui difusi secara sederhana sekitar 500 cc/hari. Kelenjar

    keringat adalah alat utama untuk mengendalikan suhu tubuh berkurang pada waktu musim

    dingin dan meningkat pada suhu panas. Selain itu, keringat merupakan hasil ekskresi kulit. Hal

    tersebut dikarenakan keringat mengandung garam mineral dan urea yang tidak dibutuhkan oleh

    tubuh dan merupakan sisa metabolisme tubuh. Urea sendiri merupakan hasil ekskresi dari hati

    yang ditranspor ke pembuluh darah dan nantinya akan dikeluarkan baik melalui kulit maupun

    ginjal.

    3. PARU-PARU

    Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping dibatasi oleh

    otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat. Setiap paru

  • berbentuk kerucut dan memiliki: Apeks, yang meluas ke dalam leher sekitar 2,5 cm di atas

    clavicula. Permukaan costo-vertebral, menempel pada bagian dalam dinding dada.

    Permukaan mediastinal, menempel pada pericardium dan jantung. Basis, yang terletak pada

    diafragma. Ekskret dari paru-paru adalah CO2 dan H2O yang dihasilkan dalam proses

    pernapasan. Pada prinsipnya CO 2 diangkut dengan 2 cara yaitu melalui plasma darah (

    15%) dan dingkut dalam bentuk ion HCO3- (30 %) melalui proses berantaiyang disebut

    pertukaran klorida.

    Mekanisme pertukaran klorida sebagai berikut, darah pada alveolus paru-paru

    mengikat O 2 dan mengangkutnya kedalam sel-sel jaringan. Dalam jaringan darah mengikat

    CO 2 untuk dikeluarkan bersama H2O yang dikeluarkan dalam bentuk uap air.

    Reaksi kimianya dapat ditulis sbb :

    CO 2 + H 2 O H 2 CO 3 HCO

    3 + H

    Ion H yang bersifatracun diikat oleh hemoglobin, sedang HCO 3 keluar dari sel

    darah merah masuk kedalam plasma darah. Sementara itu pula, kedudukan HCO 3

    digantikan oleh ion Cl _ (clorida) dari plasma darah.

    Paru kanan terbagi menjadi dua fisura menjadi tiga lobus: superior, media, inferior. Paru

    kiri dibagi oleh sebuah fisura menjadi dua lobus: superior dan inferior.

    Bronkus pada setiap sisi bercabang menjadi cabang-cabang utama, satu untuk setiap lobus

    paru. Segmen paru pada daerah tersebut disuplai oleh cabang utama bronkus; setiap segmen

    adalah unit mandiri dengan suplai darah sendiri. Paru kanan memiliki sepuluh segmen, paru

    kiri memiliki sembilan segmen. Setiap segmen berbentuk baji dengan tepi baji yang tipis pada

    hilus paru.

    Di dalam segmennya, cabang bronkus utama memecah menjadi cabang-cabang yang lebih

    kecil. Bronkiolus adalah salah satu cabang yang lebih kecil dan tidak memiliki cartilago dalam

    dindingnya. Setiap bronkiolus memecah menjadi cabang-cabang yang lebih kecil. Duktus

    alveolaris adalah cabang yang paling kecil; setiap ujung terdapat sekelompok alveolus.

    Alveolus terdapat pada ujung akhir bronkiolus berupa kantong kecil yang salah satu

    sisinya terbuka sehingga menyerupai busa atau mirip sarang tawon. Oleh karena alveolus

    berselaput tipis dan di situ banyak bermuara kapiler darah maka memungkinkan terjadinya

    difusi gas pernapasan. Setiap paru mengandung sekitar 300 juta alveoli. Lubang-lubang kecil

    di dalam dinding alveolar memungkinkan udara melewati satu alveolus ke alveolus lain.

    Lobulus primer atau unit paru adalah bronkiolus dengan kelompok-kelompok alveolusnya.

  • Setiap arteria pulmonalis, membawa darah deoksigenasi dari ventrikel kanan jantung,

    memecah bersama dengan setiap bronkus menjadi cabang-cabang untuk lobus, segmen, dan

    lobulus. Cabang-cabang terminal berakhir dalam sebuah jaringan kapiler pada permukaan

    setiap alveolus. Jaringan kapiler ini mengalir ke dalam vena yang secara progresif makin besar,

    yang akhirnya membentuk vena pulmonalis, dua pada setiap sisi, yang dilalui oleh darah yang

    teroksigenasi ke dalam atrium kiri jantung. Arteria bronchiale yang lebih kecil dari aorta

    menyuplai jaringan paru dengan darah yang teroksigenasi.

    Tekanan parsial O2 dan CO2 didalam darah bervariasi pada titik-titik yang berbeda dalam

    sistem sirkulasi. Darah yang tiba di paru-paru melalui arteri-arteri pulmoner memiliki PO2 yang

    lebih rendah dan PCO2 yang lebih tinggi dari pada udara didalam alveoli. Saat darah memasuki

    kapiler-kapiler alveoli, CO2 berdifusi dari darah ke udara didalam alveoli. Sementara itu, O2 di

    udara terlarut di dalam cairan yang menyelubungi epitelium alveoli dan berdifusi ke dalam

    darah. Pada saat darah meninggalkan paru-paru didalam vena pulmoner, PO2 nya telah

    dinaikkan dan PCO2 nya telah diturunkan. Setelah kembali ke jantung, darah ini dipompa ke

    seluruh sirkuit sistemik

    Di dalam kapiler jaringan, gradien tekanan parsial mengandung difusu O2 keluar dari darah

    dan CO2 msuk ke dalam darah. Gradien-gradien ini ada karena respirasi seluler dalam

    mitokondria sel-sel di dekat setiap kapiler mengambil O2 dan menambahkan CO2 ke cairan

    interstisial di sekeliling. Setelah melepaskan O2 dan memuat CO2, darah dikembalikan ke

    jantung dan diponpa lagi ke paru-paru.Walaupun mencirikan secara tepat gaya-gaya pendorong

    pertukaran gas dalam jaringan yang berbeda-beda, deskripsi ini tidak menyertakan peran

    penting protein pembawa terspesialisasi.

    CO2 dan H2O merupakan hasil ekskresi dari paru-paru. Kedua senyawa tersebut

    merupakan sisa dari proses respirasi yang terjadi di dalam sel-sel tubuh. CO2 harus dikeluarkan

    dari tubuh karena penumpukan yang berlebihan akan mengganggu sistem buffer (penyangga

    keasaman) dalam darah. Terlalu banyak CO2 dalam tubuh akan mengasamkan darah karena

    CO2 yang terikat dalam bentuk H2CO3 bersifat asam dan akan mengasamkan darah apabila

    terakumulasi dalam jumlah banyak.

    Proses pernafasan dapat dibedakan atas: Proses inspirasi; adalah proses pengambilan

    gas oksigen dari udara luar ke dalam paru-paru.Proses ekspirasi; adalah proses pengeluaran

    karbondioksida dari paru-paru. Berdasarkan tempat berlangsungya, proses pernafasan dapat

    terjadi di luar sel (pernafasan ekstraseluler) dan di dalam sel (pernafasan intraseluler).

    Proses pernafasan ekstraseluler terjadi apabila pengikatan gas O2 dan pelepasan gas

    CO2 berlangsung di dalam organ pernafasan paru-paru yaitu alveolus, sedangkan proses

  • pernafasan intraseluler terjadi apabila pengikatan gas O2 dan pelepasan gas CO2 berlangsung

    di dalam sel-sel tubuh. Pernafasan intraseluler inilah yang dikenal dengan peristiwa oksidasi

    biologi karena dari proses pernafasan intraseluler dihasilkan energi.

    Tujuan akhir dari bernapas adalah secara terus-menerus menyediakan pasokan O2 segar

    untuk diserap oleh darah dan mengeluarkan CO2 dari darah. Udara atmosfer normal yang

    kering adalah mengandung sekitar 79% nitrogen (N2) dan 21% O2, dengan presentase CO2,

    uap H2O, gs lain, dan polutan hampir dapat diabaikan. Secara bersama-sama, gas-gas ini

    menghasilkan tekanan atmosfer total sebesar 760 mmHg pada ketinggian permukaan laut. Jika

    oksigen mewakili 21% dari tekanan atmosfer 760 mmHg, maka tekanan oksigen adalah 160

    mmHg. Dengan demikian tekanan parsial oksigen di udara atmosfer, Po, dalam keadaan normal

    adalah 160 mmHg. Tekanan parsial CO2 di atmosfer, PCO2, dapat diabaikan, yaitu 0,3 mmHg.

    Gas yang dapat larut dalam cairan misalkan darah dan cairan tubuh lainnya dianggap memiliki

    tekanan parsial. Karena daya larut O2 dan CO2 konstan, jumlah O2 dan CO2 yang larut dalam

    darah kapiler paru akan berbanding lurus dengan PO2 dan PCO2 alveolus. Komposisi udara

    alveolus tidak sama dengan udara atmosfer yang dihirup karena dua alasan. Pertama, segera

    setelah udara atmosfer memasuki saluran pernapasan, udara tersebut mengalami kejenuhan

    H2O akibat perjalanan ke saluran pernapasan yang lembab. Uap air juga menimbulkan tekanan

    parsial seperti gas lainnya. Pada suhu tubuh, tekanan parsial uap H2O adalah 47 mmHg. Kedua,

    PO2 alveolus juga lebih rendah daripada PO2 atmosfer karena udara inspirasi segar tercampur

    dengan sejumlah besar udara lama yang berada di paru dan ruang mati pada akhir ekspirasi

    sebelumnnya (kapsitas residual fungsional).

    4. HATI

    Hati (bahasa Yunani: , hpar) merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak

    dalam rongga perut sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma. Berdasarkan fungsinya, hati

    juga termasuk sebagai alat ekskresi. Hal ini dikarenakan hati membantu fungsi ginjal dengan

    cara memecah beberapa senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea, dan

    asam urat dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino. Proses pemecahan senyawa racun

    oleh hati disebut proses detoksifikasi. Hati (hepar) merupakan kelenjar aksesori terbesar dalam

    tubuh, berwarna cokelat, dan beratnya 1000-1800 gram. Hati terletak di dalam rongga perut

    sebelah kanan atas di bawah diafragma .Hepar (Liver) merupakan kelenjar besar berwarna

    merah gelap pada bagian atas perut sebelah kanan, tepat di bawah diafragma. Fungsinya antara

    lain sebagai tempat penyimpanan dan filtrasi darah, sekresi empedu, konvensi gula menjadi

    glikogen, dan banyak aktivitas metabolik lainnya. Hati merupakan kelenjar terbesar dalam

    tubuh manusia yang kurang lebih beratnya 1,5-2,0 kg. Hati terletak di sebelah kanan ( di atas

  • lambung) dan tepat di bawah diafragma. Hati dibagi menjadi 2 lobus besar yaitu lobus kanan

    (lobus dekstra) dan lobus kiri (lobus sinistra). Kedua lobus itu dipisahkan oleh sekat yang

    disebut dengan ligament falciformis. Lobus kanan dibagi lagi menjadi 3 lobus yang lebih kecil

    yaitu lobus kanan utama, lobus caudatus, dan lobus quadratus.

    Pada bagian luarnya hati dibungkus oleh jaringan ikat padat yang disebut capsula hepatica.

    Tiap-tiap lobus hepar dibagi lagi menjadi sejumlah lobulus (unit hepar) yang berbentuk

    polygonal (limas segi-6 atau bersegi-5 yang masing-masing dipisahkan oleh percabangan dari

    capsula hepatica yang disebut dengan capsula glisson. Daerah perbatasan 3-4 lobulus disebut

    dengan segitiga Kiernan. Pada jaringan ikat ini terdapat 3 pembuluh yaitu:

    1. Cabang dari arteria hepatica

    2. Cabang dari vena porta

    3. Cabang dari pembuluh empedu.

    Di bagian tengah tiap lobulus terdapat vena centralis yang berfungsi untuk

    mengumpulkan darah dari sinusoid hepatica (pelebaran kapiler hati), dan semua vena centralis

    bersatu ke dalam vena hepatica.

    Adapun fungsi umum dari hati sebagai organ secara keseluruhan yaitu:

    1. Sebagai pengatur volume darah yang mengalir dalam sistem sirkulasi di sekitar

    hati, Karena hati dapat membesar seperti spons.

    2. Sebagai pengatur keseimbangan cairan tubuh dan elektrolit karena semua

    cairan dan garam mineral melewati hati dalam sirkulasinya sebelum ke jaringan

    lainnnya.

    3. Sebagai organ penyaring (filter), terutama terhadap racun dan kuman-kuman

    penyakit yang masuk terserap bersama nutrisi (makanan) dalam intestinum.

    Adapun fungsi dari sel-sel epitel pada jaringan hati ialah:

    1. Berperan dalam metabolisme karbohidrat

    a. Mengubah kelebihan glukosa dalam darah menjadi glikogen, dan

    selanjutnya disimpan di dalam sel-sel epitel jaringan hati (proses

    glikogenesis)

    b. Merombak kembali cadangan dan simpanan glikogen tersebut menjadi

    glukosa (proses glikogenolisis) seandainya ada bagian tubuh yang kekurangan

    energy.

    2. Berperan dalam metabolisme lemak

    a. Sebagai tempat cadangan lemak yang dijenuhkan untuk sementara waktu

    dan nantinya dapat dibongkar lagi jika diperlukan.

  • b. Melaksanakan tahapan permulaan pembongkaran asam lemak menjadi

    senyawa keton (proses ketogenesis).

    c. Menghasilkan kolesterol dan produk ampas lainnya yang ditimbun dalam

    cairan empedu.

    d. Menghasilkan fosfolipid dari bahan lemak netral.

    3. Berperan dalam metabolisme protein

    a. Merupakan tempat menimbun protein sementara waktu.

    b. Melaksanakan desaminasi (proses katabolisme) protein dan asam-asam

    amino menjadi ureum dam asam keton yang kemudian mungkin

    mengubahnya sebagian menjadi glukosa (proses glukoneogenesis).

    c. Menghasilkan protein fibrinogen dan protrombin yang berperanan penting

    dalam proses pembekuan darah.

    d. Menghasilkan heparin (suatu antiprotrombin) yang memegang peranan

    dalam mencegah proses koagulasi pada saat menstruasi atau jika tubuh

    mengalami luka.

    e. Menghasilkan seroalbumin (albumin plasma darah), globulin alfa dan beta.

    4. Membuat cairan empedu yang kemudian disalurkan ke dalam kapiler-kapiler

    yang terdapat di sela sel-sel epitel hati.

    5. Menimbun banyak jenis vitamin B, serta vitamin A,D,E, dan K.

    6. Menimbun gram Fe, mungkin juga Cu dan Zn.

    7. Menimbun hormon hemopoietin (yang diperlukan untuk menghasilkan sel-sel

    darah terutama sel darah merah /eritrosit)

    8. Menetralkan zat-zat racun yang terserap bersama nutrien makanan dan juga

    obat-obatan dengan jalan mengikatnya dengan asam glukoronat dan membuatnya

    menjadi garam glukouronat yang tidak berbahaya dan membuangnya melalui

    urine.

    9. Menghasilkan energi melalui panas badan melalui sirkulasi darah.

    Adapun fungsi sel-sel kupfer (suatu sel makrofag yang terikat) yang banyak terdapat di dalam

    sinusoid hati:

    1. Menyaring dan memfagositosis terhadap kuman-kuman penyakit dan elemen

    makromolekul lain yang terserap ke hati.

    2. Membentuk immunoglobulin (antibodies) yang berfungsi dalam melawan

    kuman penyakit dan racun-racun yang memasuki hati yang terserap bersama

    nutrien makanan melalui usus.

  • Sebagai alat ekskresi hati (hepar) mengeluarkan empedu 1/2 liter setiap hari.

    Empedu berupa cairan kehijauan, rasanya pahit, pH sekitar 7-7,6. mengandung kolesterol,

    garam-garam mineral, garam empedu, serta pigmen (zat warna empedu) yang disebut

    bilirubin dan biliverdin. Empedu yang dihasilkan oleh hati disimpan dalam kantong empedu

    (vasica velen) dan dikeluarkan keusus halus untuk membantu system pencernaan, misalnya

    :

    a. Mencernakan lemak

    b. Mengaktifkan lipase

    c. Mengubah zat yang tak larut air menjadi zat yang dapat larut dalam air

    d. Membantu daya absorbsi lemak pada dinding usus.

    Kurang lebih satu juta sel darah merah yang telah tua dan rusak dirombak dalam hati

    oleh sel-sel khusus yang disebut histiosit. Hemoglobin sel darah merah dipecah menjadi zat

    besi, globin dan hemin zat besi diambil dan disimpan dalam hati untuk dikembalikan ke sum-

    sum tulang. Globumin digunakan lagi untuk metabolisme protein/ untuk membentuk Hb

    baru, sedangkan hemin diubah menjadi zat warna empedu yang berwarna hijau biru. Jika

    pembuluh empedu tersumbat, misalnya oleh kolesterol yang mengendap dan membentuk

    batu empedu, maka warna veses akan menjadi coklat atau abu-abu sedangkan darah akan

    berwarna kekunig-kuningan karena empedu masuk keperedaran darah (disebut penyakit

    kuning).

    Organ hati juga merupakan satu-satunya kelenjar yang menghasilkan enzim orginase yang

    berfungsi untuk menguraikan asam amino arginin menjadi asam amino ornitin + urea. Ornitin

    yang terbentuk berfungsi mengikat NH 3 dan CO 2 yang bersifat racun.Dalam sel-sel tubuh,

    ornitin diubah menjadi asam amino sitralin. Sitralin juga berperan mengikat NH 3 menjadi

    arginin yang hanya dapat dipecah didalam hati, sedangkan urea dari hati diangkut keginjal

    untuk dikeluarkan bersama urin. Ekskresi dari ginjal mengandung urea dan bilirubin yang

    merupakan hasil ekskresi dari hati. Kedua senyawa tersebut merupakan senyawa turunanan

    dari amonia yang beracun bagi tubuh. Selain urea dan bilirubin terdapat pula amonia yang

    menyebabkan urin menjadi pesing. Bilirubin akan mewarnai urin sehingga urin nampak

    berwarna kuning.Urea terbentuk melalui proses oksidasi yang terjadi pada hati. Eritrosit atau

    sel darah merah yang sudah rusak (120 hari) dirombak menjadi 'haemo' dan'globin'.

    Selanjutnya 'haemo' akan diubah menjadi zat warna empedu yaitu bilirubin dan urobilin yang

    mengandung urea dan amonia yang akan keluar bersama urin dan feses.

  • Sebagai kelenjar, hati menghasilkan empedu yang mencapai liter setiap hari. Empedu

    merupakan cairan kehijauan dan terasa pahit, berasal dari hemoglobin sel darah merah yang

    telah tua, yang kemudian disimpan di dalam kantong empedu atau diekskresi ke duodenum.

    Empedu mengandung kolesterol, garam mineral, garam empedu, pigmen bilirubin, dan

    biliverdin. Sekresi empedu berguna untuk mencerna lemak, mengaktifkan lipase, membantu

    daya absorpsi lemak di usus, dan mengubah zat yang tidak larut dalam air menjadi zat yang

    larut dalam air. Apabila saluran empedu di hati tersumbat, empedu masuk ke peredaran darah

    sehingga kulit penderita menjadi kekuningan. Orang yang demikian dikatakan menderita

    penyakit kuning. Kemudian, sebagian besar asam amino, faktor koagulasi I, II, V, VII, IX, X,

    XI, protein C, protein S dan anti-trombin, kalsidiol, trigliserida melalui lintasan lipogenesis,

    kolesterol, insulin-like growth factor 1 (IGF-1), sebuah protein polipeptida yang berperan

    penting dalam pertumbuhan tubuh dalam masa kanak-kanak dan tetap memiliki efek anabolik

    pada orang dewasa, enzim arginase yang mengubah arginina menjadi ornitina dan urea.

    Ornitina yang terbentuk dapat mengikat NH dan CO yang bersifat racun. Ada pula

    trombopoietin, sebuah hormon glikoprotein yang mengendalikan produksi keping darah oleh

    sumsum tulang belakang. Pada triwulan awal pertumbuhan janin, hati merupakan organ utama

    sintesis sel darah merah, hingga mencapai sekitar sumsum tulang belakang mampu mengambil

    alih tugas ini. Selain itu, mensekresikan albumin, komponen osmolar utama pada plasma darah,

    angiotensinogen, sebuah hormon yang berperan untuk meningkatkan tekanan darah ketika

    diaktivasi oleh renin, sebuah enzim yang disekresi oleh ginjal saat ditengarai kurangnya

    tekanan darah oleh juxtaglomerular apparatus. Ada pula, enzim glutamat-oksaloasetat

    transferase, glutamat-piruvat transferase dan laktat dehidrogenase.

  • VII. PENUTUP

    7.1 Kesimpulan

    Organ ekskresi terdiri dari paru-paru, ginjal, kulit, dan hati. Paru-paru

    merupakan organ yang mengekskresikan karbondioksida (CO2), . posisi paru-paru

    yaitu berada di rongga dada bagian atas . di bagian samping dibatasi oleh otot dan rusuk

    dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat. datarannya menghadap

    ke tengah rongga dada/kavum mediastinum. Ginjal mengeluarkan zat sisa berupa urin,

    Ginjal manusia ada sepasang, di sebelah kanan dan kiri vertebra dan posisinya

    retroperitoneal. Kulit mengeluarkan zat sisa melalui keringat, kulit terletak dibagian

    paling luar tubuh dan membungkus seluruh permukaan tubuh. Hati menyekresikan

    empedu, hati terletak dalam rongga perut sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma.

    7.2 Saran

    Sebaiknya untuk praktikum sistem ekskresi tidak hanya dengan torso. Karena

    apabila dengan torso maka praktikum akan berpusat pada penjelasan asisten bukan pada

    aktivitas individu. Untuk kedepan mungkin bisa ditambahkan praktikum uji urin

    misalnya.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Asrian, Bahar, B., Kardianti, 2014. Hubungan Hipertensi Dengan Kejadian Gagal Ginjal Di

    Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar Periode Januari 2011-Desember 2012. Jurnal Ilmiah

    Diagnosis Kesehatan. Vol. 4(2). Guyton, Arthur C.1996. Fisiologi manusia dan mekanisme penyakit. EGC:Jakarta.

    Pearce, E. C., 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Gramedia. Jakarta.

    Putri, Mustafidah H., 2011. Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit Hati Menggunakan

    Metode Forward Chaining (Expert System for Diagnosing Liver Disease Using Forward

    Chaining). Jurnal Teknik Informatika. Vol. 1(4)

    Sulistiyo, A., Hidayat, T. 2008. Aplikasi Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Ginjal Dengan

    metode Dempster-Shafer. Jurnal Teknologi Informatika. Vol.1(1)

    Syaifuddin. 2011. Anatomi Fisiologi untuk keperawatan . Jakarta:Salamba Medika