16
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGENDALIAN GULMA “ANALISA VEGETASI” oleh: Nama : Mega Shintia Nim : 125040201111052 Kelas : A Kelompok : A1 (Senin 11.00) MINAT SUMBER DAYA LINGKUNGAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN MALANG

Laporan Analisa Vegetasi _Mega Shintia 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ilmiah

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGENDALIAN GULMAANALISA VEGETASI

oleh:

Nama:Mega ShintiaNim:125040201111052Kelas: AKelompok :A1 (Senin 11.00)

MINAT SUMBER DAYA LINGKUNGANPROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

UNIVERSITAS BRAWIJAYAFAKULTAS PERTANIANJURUSAN BUDIDAYA PERTANIANMALANG2015

1. PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangDalam setiap lahan budidaya keberadaan gulma akan selalu ada. Keberadaan gulma tersebut memicu petani untuk melakukan pengendalian gulma dalam setiap melakukan kegiatan budidaya. Bahkan kegiatan penyiangan menjadi salah satu kegiatan rutin petani dalam menjalankan kegiatan budidaya. Analisis vegetasi merupakan sebuah cara untuk mempelajari komposisi jenis dan struktur vegetasi atau kelompok tumbuh-tumbuhan termasuk gulmna di dalamnya. Dalam ekologi gulma satuan yang diselidiki adalah suatu tegakan, yang merupakan asosiasi konkrit. Analisis vegetasi dapat digunakan untuk mempelajari tegakan gulma, yaitu mempelajari tegakan tumbuh-tumbuhan yang tumbuh. Konsepsi dari metode analisa vegetasi sesungguhnya sangat bervariasi, tergantung keadaan vegetasi itu sendiri dan tujuannnya misalnya untuk mengevaluasi hasil pengendalian gulma. Metode yang digunakan untuk analisa vegetasi harus disesuaikan dengan struktur dan komposisi.Oleh karena hal ini, praktikum kali ini akan mempelajari banyak dan jenis gulma yang berada pada lahan ubi kayu serta tebu.

1.2Tujuan PraktikumTujuan dilakukan praktikum analisa vegetasi adalah mengetahui tata cara analisa vegetasi yang meliputi pengambilan data menggunakan petak contoh dan tata cara analisa data untuk mendapatkan nilai dominasi spesies gulma serta Mahasiswa mampu menghitung kerapatan mutlak dan relatif jenis-jenis gulma pada area tertentu, dapat menghitung SDR, dan dapat menentukan jenis gulma yang dominan.

2. TINJAUAN PUSTAKA2.1 Distribusi dan Penyebaran GulmaPada dasarnya data yang diperoleh dari analisis vegetasi dapat dibagi atas dua golongan, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif menunjukkan bagaimana suatu jenis tumbuhan tersebar danberkelompok, stratifikasinya, perioditas, dan lain sebagainya; sedang data kuantitatif menyatakan jumlah, ukuran, berat basah/kering suatu jenis, dan luas daerah yang ditumbuhinya. Data kualitatif didapat dari hasil penjabaran pengamatan petak-contoh di lapangan, sedangkan data kualitatif di dapat dari hasil pengamatan lapangan berdasar pengalaman yang luas (Tjitrosoedirdjo dkk, 1984).Penyebaran gulma biasanya tidak dikehendaki keberadaannya karena memiliki pengaruh yang negatif terhadap tanaman pertanian.Tanaman gulma mempunyai daya kompetisi yang sangat tinggi sehingga gulma dianggap sebagai tanaman yang merugikan manusia karena daya kompetisinya tinggi yang dapat menurunkan hasil panen.Kompetisi semacam ini dapat berupa kompetisi ruang, air, hara, maupun cahaya.Gulma sebagai rumah inang sementara dari penyakit atau parasit tanaman pertanian yang disebabkan oleh banyak penyakit, parasit, dan hama yang tidak hanya hidup pada tanaman pertanian saja, tetapi juga pada gulma khususnya yang secara taksonomi erat kaitannya. Penyebaran dan pengendalian gulma dapat menyebabkan kurangnya mutu hasil pasca panen. Beberapa bagian dari gulma yang ikut terpanen akan memberikan pengaruh negatif terhadap hasil panenan (pasca panen). Misalnya dapat meracuni, mengotori, menurunkan kemurnian, ataupun memberikan rasa dan bau yang tidak asli.Adanya tanaman gulma dalam jumlah populasi yang tinggi akan menyebabkan kesulitan dalam melakukan kegiatan pertanian dan menghambat kelancaran aktivitas pertanian. Misalnya pemupukan, pemanenan dengan alat-alat mekanis, dan lain-lain (Tjitrosoedirdjo dkk, 1984).

2.2 Pengertian Analisa VegetasiAnalisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komponen jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Analisis vegetasi digunakan untuk mengetahui gulma - gulma yang memiliki kemampuan tinggi dalam penguasaan sarana tumbuh dan ruang hidup. Dalam hal ini, penguasaan sarana tumbuh pada umumnya menentukan gulma tersebut penting atau tidak. Namun dalam hal ini jenis tanaman memiliki peran penting, karena tanaman tertentu tidak akan terlalu terpengaruh oleh adanya gulma tertentu, meski dalam jumlah yang banyak (Adi, 2013).Menurut Tjirtrosoediro (1984), metode analisis vegetasi yang lazim digunakan ada 4 macam yaitu estimasi visual, metode kuadrat, metode garis dan metode titik. 2.1.1 Metode estimasi visualPengamatan dilakukan pada titik tertentu yang selalu tetap letaknya, misalnya selalu di tengah atau di salah satu sudut yang tetap pada petak-contoh yang telah terbatas. Besaran yang dihitung berupa dominansi yang dinyatakan dalam persentase penyebaran.2.1.2Metode kuadratYang dimaksud kuadrat di sini adalah suatu ukuran luas yang dinyatakan dalam satuan kuadrat (misalnya m2, cm2, dan sebagainya) tetapi bentuk petak-contoh dapat berupa segi-empat (kuadrat), segi panjang, atau sebuah lingkaran.2.1.3 Metode garisMetode garis atau rintisan, adalah petak-contoh memanjang, diletakkan di atas sebuah komunitas vegetasi2.1.4 Metode titikMetode titik merupakan suatu variasi metode kuadrat. Jika sebuah kuadrat diperkecil sampai titik tidak terhingga, akan menjadi titikSebagai tumbuhan, gulma juga memerlukan persyaratan tumbuh seperti halnya tanaman lain misalnya kebutuhan akan cahaya, nutrisi, air, gas CO2dan gas lainnya, ruang dan lain sebagainya.2.3 Penentuan Luas atau Jumlah Minimal Petak ContohKarena luas dan keadaan vegetasi yang sangat bervariasi maka yang selalu menimbulkan pertanyaan adalah berapa luas/jumlah petak contoh yang memedai. Terutama bila kita hanya menggunakan petak contoh tunggal (gambar 2), luas yang memadai harus kita tentukan. Luas/jumlah petak-contoh minimal ini berbentuk kaudrat atau lingkaran, dapat ditentukan dengan menyusun sebuah kurva-jenis. Caranya yaitu pilih satu komunitas vegetasi yang dapat dipakai sebagaia contoh acak, tentukan batasnya ; di tengah komunitas, letakkan sebuah petak-contoh 1 x 1 m (p.c. 1) atau sebuah lingkaran dengan jari-jari 0.56 m. Luas petak contoh = 1 m2 ; Catat jumlah jenis dalam p.c. 1 pada lembar data (daftar 9) dengan sebuah tanda (X) pada kolom 1 ; Perluas dua kali lipat p.c. 1 (= p.c. 2), catat semua jenis dalam petak contoh 1 + 2 ; Perluas seterusnya dua kali (p.c. 1 + 2 + 3), dan catat jumlah, jenis dalam p.c. 1 + 2 + 3 (kumulatif). Hentikan bila kenaikan jumlah jenis yang diperoleh tidak berarti ; Buat dan isi daftar data untuk Kurva Luas dan jumlah minimal petak contoh ; Buat Gambar Kurva luas dan jumlah petak-contoh minimal berdasarkan data pada tabel petak contoh ; Tentukan jumlah dan luas petak contoh yang dapat mewakili luasan areal yang ingin diamati gulmanya.Vegetasi menggambarkan perpaduan berbagai jenis tumbuhan di suatu wilayah atau daerah. Suatu tipe vegetasi menggambarkan suatu daerah dari segi penyebaran tumbuhan yang ada baik secara ruang dan waktu. Konsep dan metode analisis vegetasi sesungguhnya sangat beragam tergantung kepada keadaan vegetasi itu sendiri dan tujuannya. Contoh yang digunakan untuk mempelajari suksesi dan evaluasi hasil suatu pengendalian gulma (Sandi, 2012).

3. BAHAN DAN METODE3.1 Waktu dan TempatWaktu: Senin, 18 April 2015Tempat: Kebun Percobaan Ngijo, Karangploso, Malang Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang.3.2 Alat dan BahanAlat: Alat tulis Penggaris Kamera Frame bambu dan tali rafia Kertas hvs Bahan :Bahan yang digunakan adalah spesies gulma yang ditemukan dalam frame petak contoh untuk diidentifikasi.

3.3 Langkah Kerja

Siapkan alat dan bahan

Buat 4 plot masing-masing pada lahan ubi kayu dan tebu

Amati keadaan gulma menggunakan frame

Identifikasi dan Dokumentasi

Penyusunan Laporan (Hitung nilai Kerapatan Mutlak, Kerapatan Nisbi, Frekeuensi Mutlak, Frekuensi Nisbi, Dominansi Mutlak , Dominansi Nisbi, Important Value dan Nilai SDR)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Analisis Vegetasi Pada Lahan Ubi kayuTabel 1. Analisis Vegetasi Lahan Ubi kayu

Pada identifikasi gulma yang dilakukan pada lahan ubi kayu terdapat 4 petak contoh. Jenis gulma yang terdapat pada lahan tersebut diantaranya Teki, Grinting, serta krokot. Keberadaan gulma pada setiap petakpun juga berbeda. Dari hasil perhitungan melalui beberapa rumus maka tingkat kerapatan pertumbuhan gulma SDR paling tinggi dengan jumlah 40,31 pada gulma grinting atau cynodon dactylon. Hal tersebut dilatarbelakangi bahwa grinting (CynodonDactylon) adalah jenis rumput yang memiliki kemampuan agak berlebihan dalam hal bertahan hidup dibandingkan rumput jenis lain seperti rumput teki,rumput gajah, rumput manila, dan sebagainya. Bahkan rumput ini mampu bertahan hidup di lahan yang tandus dalam musim kemarau sekalipun pertumbuhan daunnya menjadi minim. Ketika terkena mata bajak dan garupun rumput ini akan tetap terus hidup selama akarnya bersinggungan dengan tanah. Selain itu pada yang mendominasi keberadaan gulma pada lahan ubi kayu yaitu teki. Jumlah yang terdapat dilahan tidak sebanyak grinting karena daya adaptasi gulma teki-tekian lebih menyukai air, namun gulma ini memiliki daya tahan luar biasa terhadap pengendalian mekanik karena memilki umbi batang di dalam tanah yang mampu bertahan berbulan-bulan, selain itu gulma ini menjalankan jalur fotosintesis C4 yang menjadikannya sangat efisien dalam menguasai areal pertanian secara cepat. Untuk hasil terendah dari perhitungan SDR ialah gulma rumpu gajah karena merupakan gulma tahunan yang mempunyai sistem perakaran yang kuat dimana harus memiliki beberapa faktor seperti iklim, genetis, air yang cukup seperti tanaman budidaya sehingga keberadaanya sebagai gulma juga tidak tumbuh optimal dilahan ubi kayu.

4.2 Analisis Vegetasi Pada Lahan Tebu

Tabel 2. Analisis Vegetasi Lahan Tebu

Pada identifikasi gulma yang dilakukan pada lahan tebu terdapat 4 petak contoh. Jenis gulma yang terdapat pada lahan tersebut diantaranya Cyperus rotundus, Cynodon dactylon, serta Portulaca olaraceae. Keberadaan gulma pada setiap petakpun juga berbeda. Dari hasil perhitungan SDR tertinggi pada Cyperus rotundus dilatar belakangi oleh keberadaan gulma ini yang mudah tumbuh pada segala macam keadaan tanah pada ketinggian 1-1800 m. Sedangkan untuk hasil tingkat kerapatan paling rendah pada lahan tebu ialah spesies gulma Portulaca olaraceae.

4.3 Perbandingan Komunitas Vegetasi Gulma Lahan Ubi Kayu dan TebuSpesies/JenisKomunitas

12

Kerapatan MutlakKerapatan NisbiKerapatan MutlakKerapatan Nisbi

Cyperus rotundus2921,853058,82

Cynodon dactylon 58,544,2619,337,75

Portulaca Pleraceae4533,901,753,43

Jumlah132,5100,0151,05100

Berdasarkan hasil analisis gulma pada lahan ubi kayu dan tebu diperoleh hasil bahwa spesies lebih banyak tumbuh pada lahan ubi kayu dibandingkan tebu. Macam spesies gulma pada lahan tebu dan ubi kayu sangat ditentukan oleh cara mengolah tanah dan macam tanaman budidayanya. Pengolahan tanah menyeluruh dengan membajak akan mengurangi kepadatan berbagai spesies gulma tetapi dapat menambah pertumbuhan teki dan berbagai spesies gulma berdaun lebar. Sama halnya pada lahan ubi kayu pengolahan tanah yang lebih intensif serta perawatan yang optimal dapat mengurangi pertumbuhan gulma. Berdasarkan analisis vegetasi yang dilakukan dapat diartikan bahwa perawatan yang kurang dilakukan pada lahan tebu sedangkan pada lahan ubi kayu lebih sering dilakukan perawatan walaupun pada dasarnya sama-sama tanaman tahunan yang cukup lama dalam mendapatkan hasil produksinya. Sehingga jenis gulma pada lahan tebu lebih banyak dibandingkan pada lahan ubukayu. Selain itu kondisi umur dari tanaman utama tebu dan ubi kayu yang berbeda. Dimana ubi kayu yang ditanam belum selama penanaman tanaman tebu sehingga perkembangbiakan gulma pun belum banyak pada lahan ubi kayu.

KESIMPULAN

Vegetasi menggambarkan perpaduan berbagai jenis tumbuhan di suatu wilayah atau daerah. Suatu tipe vegetasi menggambarkan suatu daerah dari segi penyebaran tumbuhan yang ada baik secara ruang dan waktu. Konsep dan metode analisis vegetasi sesungguhnya sangat beragam tergantung kepada keadaan vegetasi itu sendiri dan tujuannya. Contoh yang digunakan untuk mempelajari suksesi dan evaluasi hasil suatu pengendalian gulma. Analisis pegetasis dilakukan untuk mengetahui jenis gulma yang tumbuh dan mendominasi pada lahan tersebut sehingga dapat mempermudah dalam pengendalian gulma tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Adi. 2015. Vegetasi Gulma. (Online).http://arekpekalongan.blogspot.com/2013/10/vegetasi gulma.html. Diakses 5 Mei 2015Sandi. 2015. Vegetasi Gulma.(Online)http://naneuntetylicious.blogspot.com/2012/10/vegetasi gulma.html. Diakses 5 Mei 2015.Tjitrosoedirdjo, S., H. Utomo, dan J. Wiroatmodjo., 1984. Pengelolaan Gulma diPerkebunan. PT Gramedia, Jakarta.