43
LAPORAN AKHIR VALUASI EKONOMI PENGELOLAAN ASET JEMBATAN SEBAGAI PRIORITAS PENANGANAN JEMBATAN Studi Kasus: 2 Jembatan di Ruas Jalan Nasional Daruba Daeo Bere-bere Provinsi Maluku Utara Disusun Oleh Audrian Ramanta Herdy PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SOSIAL, EKONOMI, DAN LINGKUNGAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT JAKARTA 2015

LAPORAN AKHIR VALUASI EKONOMI PENGELOLAAN ASET

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN AKHIR VALUASI EKONOMI PENGELOLAAN ASET

LAPORAN AKHIR

VALUASI EKONOMI PENGELOLAAN ASET JEMBATAN SEBAGAI

PRIORITAS PENANGANAN JEMBATAN

Studi Kasus: 2 Jembatan di Ruas Jalan Nasional Daruba – Daeo – Bere-bere Provinsi

Maluku Utara

Disusun Oleh

Audrian Ramanta Herdy

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SOSIAL, EKONOMI, DAN

LINGKUNGAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

JAKARTA

2015

Page 2: LAPORAN AKHIR VALUASI EKONOMI PENGELOLAAN ASET

2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sesuai UU 38 Tahun 2004 tentang jalan dinyatakan bahwa jalan termasuk jembatan

merupakan bagian dari sistem transportasi nasional yang mempunyai peranan penting

terutama dalam mendukung bidang ekonomi, sosial dan budaya serta lingkungan yang

dikembangkan melalui pendekatan pengembangan wilayah agar tercapai seimbangan dan

pemerataan pembangunan antar daerah. Jembatan merupakan bagian dari infrastruktur

transportasi darat yang sangat vital dalam aliran perjalanan (Traffic Flows). Jembatan juga

sering menjadi komponen kritis dari suatu ruas jalan, karena sebagai penentu beban

maksimum kendaraan yang melewati jalan ruas jalan tersebut (Triwiyono, 2013). Terdapat

89.000 buah jembatan (1050 km) di Indonesia yang terdiri dari 54.000 buah jembatan (390

km) di ruas jalan kabupaten/kota dan 35.000 buah jembatan (660 km) di ruas jalan nasional

dan provinsi (Direktorat Jenderal Bina Marga, 1993).

Kinerja jembatan struktural merupakan kinerja jembatan dalam melayani beban dinamis yang

melintasi jembatan tersebut, sedangkan kinerja funsgsional merupakakn kinerja yang diukur

berdasarkan kenyamanan pengguna jembatan. Berdasarkan panduan program IBMS,

jembatan-jembatan tersebut secara fungsi waktu akan mengalami degradasi kinerja struktural

maupun fungsional sehingga dibutuhkan pengelolaan jembatan berupa pemeliharaan rutin,

rehabilitasi dan oenggantian jembatan. Akan tetapi, kenyataannya di lapangan, jembatan-

jembatan di Indonesia yang sudah ada belum di kelola secara optimal. Pengelolaan jembatan

yang tidak optimal berdampak buruk terhadap berkurangnya masa layan suatu jembatan.

Pada tahun 2014, Ruas utama menuru Semarang melalui Jalan Pantai Utara terputus karena

Jembatan Comal runtuh. Keruntuhan itu disebabkan erosi pada pondasi sehingga penurunan

jembatan tak terelakan. Kerusakan jembatan comal tersebut berdampak signifikan terhadap

terputusnya kegiatan ekonomi, sosial dan lingkungan. Mulai dari waktu perjalanan yang

bertambah, kemacetan pada jalur alterbatif akibat pengalihan arus lalu lintas, dampak

lanjutan seperti kebisingan dan polusi udara. Kasus runtuhnya jembatan comal adalah salah

satu kasus pengelolaan jembatan di indonesia yang tidak optimal.

Page 3: LAPORAN AKHIR VALUASI EKONOMI PENGELOLAAN ASET

3

Salah satu upaya mempercepat tercapainya infrastruktur jalan yang handal dan bermanfaat,

khususnya infrastruktur jembatan yaitu penyiapan Interurban Bridge Management System

IBMS sistem informasi BMS sebagai sistem informasi jembatan untuk pengelolaan aset-aset

jembatan di Indonesia. Sistem informasi jembatan bertujuan untuk mendapatkan data – data

kondisi jembatan terkini. Data – data tersebut dibuat dalam bentuk skala yang memiliki nilai

tertentu yang disebut Bridge Condition Rating (BCR). Data BCR ini yang dapat dijadikan

sebagai pendukung untuk pengambilan keputusan dalam menentukan prioritas penanganan

jembatan. Akan tetapi, data BCR tersebut tidaklah cukup untuk dijadikan dasar pengambilan

keputusan. Dibutuhkan data evaluasi kelayakan ekonomi jembatan untuk penentuan manfaat

ekonomi suatu jembatan. Net Present Value (NPV)dan Internal Rate Return (IRR) merupakan

metode evaluasi kelayakan ekonomi yang umum digunakan dalam menghitung manfaat

ekonomi suatu jembatan sehingga prioritas penanganan jembatan menjadi lebih objektif.

Dalam penelitian ini akan dibangun sebuah analisis ekonomi jembatan yang dapat

mempermudah pengelolaan jembatan. Analisis ini menerapkan model penilaian kondisi

kerusakan jembatan serta usulan prioritas penanganan berdasarkan pada data Net Present

Value (NPV) dan Internal Rate Return (IRR). Jembatan yang dianalisis adalah Jembatan Ake

Sambiki I dan Ake Bere-Bere I yang berada di Ruas Jalan Nasional Daruba-Daeo-Bere-Bere

Provinsi Maluku Utara.

1.2 Maksud dan Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi sisa umur jembatan dengan menggunakan grafik

Deterioration Model sehingga dapat diketahui kapan jembatan tersebut memasuki Nilai

Kondisi yang spesifik.,melaksanakan penyusunan prioritas penanganan berdasarkan hasil

perhitungan NPV dan IRR dan mendapatkan estimasi biaya yang akan dikeluarkan untuk

penanganan jembatan

1.3 Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Dapat mengetahui kondisi jembatan dan sisa umur jembatan berdasarkan data BCR juga

dapat menentukan rangking prioritas yang lebih teliti dengan menggunakan NPVdan IRR

serta melakukan penanganan yang lebih terencana.

Page 4: LAPORAN AKHIR VALUASI EKONOMI PENGELOLAAN ASET

4

2. Sebagai masukan bagi instansi yang berwenang khususnya pada Satuan Kerja Pelaksana

Jembatan Nasional Wilayah II Provinsi Maluku Utara pada ruas Lingkar Pulau Morotai

1.4 Lingkup dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Jembatan Ake Sambiki I dan Ake Bere-Bere I yang berada di Ruas

Jalan Nasional Daruba-Daeo-Bere-Bere Provinsi Maluku Utara sebagai sampel valuasi

ekonomi jembatan di Indonesia

Page 5: LAPORAN AKHIR VALUASI EKONOMI PENGELOLAAN ASET

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bridge Management Sistem (BMS)

Di indonesia diberlakukan Sistem Manajemen Jembatan yang berfungsi untuk membuat

rencana kegiatan, pelaksanaan dan pemantauan berdasarkan kebijakan yang menyeluruh dan

sistematik. Pemeriksaan jembatan dilakukan secara berkala, data hasil pemeriksaan jembatan

kemudian dianalisis dengan komputer dalam Sistem Informasi Manajemen Jembatan (SIMJ).

Sistem manajemen jembatan adalah kegiatan-kegiatan dalam manajamen atau pengelolaan

jembatan mulai dari perencanaan teknis sampai pada pelaksanaan, pemeriksaan dan

pemeliharaan (Rahardjo,2015). Dengan sistem ini, kondisi jembatan bisa dipantau dan

dilakukan tindakan seperlunya agar jembatan selalu dalam keadaan aman dan nyaman dengan

memanfaatkan biaya investas atau dana pemeliharaan secara optimum (Triwiyono, 2013)

Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum telah mengembangkan Sistem

Manajemen Jembatan. Bridge Management System (BMS) untuk membuat rencana

penanganan jembatan, pelaksanaan dan pemantauan berdasarkan kebijaksanaan secara

menyeluruh. Sistem Manajemen Jembatan yang umum disebut BMS ini mencakup kegiatan

manajemen jembatan mulai dari pemeriksaan, rencana dan program serta perencanaan teknis

hingga pelaksanaan dan pemeliharaan.

Menurut Rahardjo (2015), kegiatan penanganan jembatan telah diatur dengan sistematik di

dalam BMS ini.Kegiatan penanganan dimulai dengan pemeriksaan jembatan secara berkala

dan menganalisa data dengan komputer menggunakan Sistem Informasi Manajemen (SIM-

IBMS).SIM-IBMS dapat mempermudah pengguna untuk memantau kondisi jembatan. Selain

itu, SIM-IBMS dapat mempermudah dalam menentukan alternatif penanganan jembatan

untuk memastikan bahwa jembatan dalam keadaan aman disesuaikan dengan dana yang

optimum untuk pekerjaan penanganan jembatan.

Page 6: LAPORAN AKHIR VALUASI EKONOMI PENGELOLAAN ASET

6

2.2 Evaluasi Ekonomi.

Berdasarkan panduan program penanganan IBMS (1993), data nilai kondisi jembatan, data

Lalulintas, data jalan yang digunakan sebagai parameter input, tahap selanjutnya dilakukan

proses skrining dengan menggunakan evaluasi ekonomi dengan memanfaatkan Sistem

Informasi Manajemen Jembatan (IBMS) / Analisis Komputer, yang melakukan proses

penyaringan kedalam katagori penanganan Penggantian dan Rehabilitasi. Standar Kebijakan

yang telah ditetapkan di dalam IBMS adalah :

1. Tingkat potongan untuk evaluasi ekonomi sebesar 15%

2. Suatu proyek disebut "Ekonomis" apabila IRR yang dihasilkan lebih besar atau sama

dengan 15 % (NPV positif)

3. Jarak memutar 10 Km

4. Nilai Kondisi (NK) untuk jembatan stabil adalah 2 atau kurang

5. Kapasitas beban gandar standar :

a. Untuk rute-rute strategis = 10 ton

b. Untuk rute-rute non strategis = 8 ton

Menurut Hariman (2005), NPV dan IRR digunakan sebagai indeks rangking untuk

menentukan prioritas penanganan jembatan menurut nilai ekonomisnya. Jembatan yang telah

dievaluasi secara ekonomis dengan otomatis diurutkan berdasarkan NPV masing-masing

untuk program pembangunan dan IRR untuk program rehabilitasi. Jembatan yang memiliki

nilai keuntungan ekonomi tinggi, mempunyai prioritas lebih tinggi daripada jembatan-

jembatan dengan nilai keuntungan ekonomi lebih rendah.

Page 7: LAPORAN AKHIR VALUASI EKONOMI PENGELOLAAN ASET

7

Kriteria program yang dapat direkomendasikan adalah nilai NPV positif. Dalam menghitung

kelayakan ekonomi ini menggunakan parameter-parameter dibawah ini:

1. Present Value (PV) adalah nilai sekarang yang digunakan untuk memprediksi suatu nilai

dimasa yang akan datang berdasakan tingkat potongan tertentu. Perhitungan PV dapat

dilakukan dengan menggunakan rumus berikut.

1

n

n

RPV

i

Dengan;

FV : Nilai pada tahun ke n

n : Jumlah tahun dihitung dari sekarang

i : Tingkat potngan per tahun

2. Discount rate (DR) adalah biaya peluang ekonomi dari suatu modal, dengan tingkat

pengembalian terbaik yang dapat dihasilkan bila kita menggunakan dana melalui suatu

cara / alternatif tertentu. Penggunaan alternatif ini merupakan suatu peluang yang hilang,

karena kita menggunkan dana untuk suatu jembatan yang akan dianalisa. Oleh karena itu,

agar pekeraan jembatan layak secara ekonomi, tingkat pengembalian harus tidak boleh

lebih kecil dari tingkat pengembalian yang dihasilkan alternatif tersebut.

3. Net present value (NPV)merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang telah

dipotong dengan menggunakan social opportunity cost of capital sebagai faktor potongan,

atau dengan kata lain merupakan arus kas yang diperkirakan pada masa yang akan datang

yang didiskonkan pada saat ini.Untuk menghitung NPV diperlukan data tentang perkiraan

biaya investasi, biaya operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan manfaat/benefit dari

proyek yang direncanakan. Perhitungan NPV dapat dilakukan dengan menggunakan

rumus berikut.

Page 8: LAPORAN AKHIR VALUASI EKONOMI PENGELOLAAN ASET

8

Dengan:

: Keuntungan nilai sekarang

: Biaya nilai sekarang

NPV PV b PV c

PV b

PV c

4. Apabila NPV positif, hal ini menunjukan bahwa keuntungan proyek lebih tinggi dari pada

biaya proyek dan proyek tersebut dapat direkomendasikan untuk dilaksanakan.

5. Internal Rate Return (IRR) adalah laju pengembalian dari sebuah aktivitas proyek/usaha

yang sering dinyatakan dalam persen bunga dan juga indikator tingkat efisiensi dari suatu

investasi. Ketentuan suatu IRR dapat dibandingkan dengan besaran tingakat suku bunga

bank yang ditentukan oleh pasar. Suatu proyek/investasi dapat dilakukan apabila laju

pengembaliannya (rate of return) lebih besar dari pada besaran tingakat suku bunga bank.

Menurut IBMS suatu proyek disebut “ekonomis” apabila memiliki IRR yang lebih besar

atau sama dengan 15%. IRR sendiri merupakan suku bunga yang akan menyamakan

jumlah nilai sekarang dari penerimaan yang diharapkan diterima (present value of future

proceed) dengan jumlah nilai sekarang dari pengeluaran untuk investasi. Pengertian IRR

dapat kita ejawantahkan melalui pendekatan rumus berikut.

0

01

Nn

n

n

CNPV

r

Dalam konsep perhitungan IRR perbandingan antara manfaat dan biaya diharuskan

seimbang, dalam hal ini pengertiannya adalah BCR (Benefit Cost Ratio) sama dengan 1

(satu). Konsep BCR ini diterapkan untuk proyek-proyek yang bertujuan melayani

kepentingan sosial. Biasanya dihadapi oleh pemerintah atau lembaga-lembaga sosial,

karena yang menanggung biaya adalah pemerintah/lembaga sosial, tetapi manfaatnya

untuk masyarakat. Dalam menganalisa kelayakan ekonomi suatu pekerjaan jembatan BCR

harus > 1 sehingga layak atau dalam hal ini ekonomis untuk dikerjakan.

Page 9: LAPORAN AKHIR VALUASI EKONOMI PENGELOLAAN ASET

9

2.3 Perkiraan Umur Layan Jembatan

Dalam Panduan Rencana dan Program IBMS, dinyatakan suatu kurva hubungan antara NK

dengan umur ekivalen (UE) jembatan pada Gambar 3.2 untuk memperkirakan umur jembatan

berdasarkan NK pada saat perhitungan dilakukan. Umur ekivalen jembatan dapat dihitung

dengan mengunakan persamaan seperti dibawah ini

100 5

100

ba NK

UE UR

Dengan;

UE : Umur ekivalen jembatan

NK : Nilai Kondisi

a = 4,66

b = 1,9051

UR : Umur Rencana Jembatan

0

1

2

3

4

5

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

Nil

ai K

on

dis

i

Umur Rencana

Deterioration Model

Gambar 3.1 Deterioration Model

(Sumber: Panduan Rencana Dan Program IBMS, 1993)

Page 10: LAPORAN AKHIR VALUASI EKONOMI PENGELOLAAN ASET

10

2.4 Biaya Pekerjaan Jembatan

Analisa sistem mengevaluasi penanganan - penanganan yang telah ditentukan oleh IBMS.

Analisa ini akan membandingkan biaya - biaya pekerjaan jembatan dengan penghematan

(keuntungan) yang dapat diperoleh dengan menunda penanganan sampai jembatan (atau

elemen jembatan) berada pada keadaan kritis dan terjadi gangguan lalulintas yang berarti.

penghematan - penghematan ini dihitung dalam sebuah "Base Case".

"Base Case" adalah suatu batas penanganan jembatan yang masih bisa ditunda, yaitu sampai

penanganan benar - benar dibutuhkan. Base Case bukanlah do nothing karena dalam Base

Case diasumsikan bahwa penanganan akan dilakukan apabila memang harus dilakukan.

Penentuan apakah akan lebih ekonomis menunda penanganan ataukah penanganan tersebut

harus dilakukan sekarang menjadi patokan dalam menilai ekonomis atau tidaknya sebuah

penanganan yang dilakukan. Penundaan penanganan dapat dilakukan hingga 10 tahun.

Penentuan Base Case digambarkan pada tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 2.1 Base Case Untuk Rehabilitasi Jembatan

(Sumber: Panduan Rencana Dan Program IBMS)

Gangguan Lalulintas Gangguan Lalulintas

Jembatan Pendek Jembatan Panjang

Daerah Aliran 3 R Nil 4 PG. Elemen Nil Nil Nil Nil

4 R Nil 5 PG. Elemen Nil Nil Nil Nil

5

Bangunan Pengaman 3 R Nil 4 PG Elemen /

4 R Speed Red. 5 PG Abutmen / Pier

Tanah Timbunan 3 R Nil 4 Speed Red. Speed Red.

4 R Nil 5 Speed Red. Speed Red.

Kepala Jembatan / Pier 3 R Nil 4 PG. Elemen Jembatan Sementara 90 Hari Jembatan Sementara 180 Hari

Pondasi 3 R Nil 4 PG. Elemen Jembatan Sementara 90 Hari Jembatan Sementara 180 Hari

Bangunan Atas 3 R Nil 4 PG. Elemen Jembatan Sementara 60 Hari Jembatan Sementara 90 Hari

Lantai 3 R Nil 4

4 Pengantian Lantai Speed Red. 5

5 Pengantian Lantai Jembatan Sementara 5

Elemen JembatanKondis

i Awal

Biaya

Penanganan

Ganguan Lalulintas

Sampai Kritis

Biaya

Penggantian

Lama

Ganggua

n

Nilai Kondisi

Penggantian

Elemen

PG. Elemen

PG. Lantai

Jembatan

Sementara

Jembatan

Sementara

60 Hari

60 Hari

60 Hari

Lama

Ganggua

n

Jembatan

Sementara

Jembatan

Sementara

90 Hari

90 Hari

90 Hari

2.5 Biaya Operasional Kendaraan (BOK)

Biaya Operasional Kendaraan (BOK) adalah biaya ekonomis yang terjadi dengan

dioperasikannya suatu kendaraan pada kondisinormal untuk suatu tujuan tertentu

(Walsen,2014). Biaya operasional kendaraan mengacu pada variasi biaya penggunaan

kendaraan, termasuk bahan bakar, ban, pemeliharaan, perbaikan, dan biaya penyusutan

Page 11: LAPORAN AKHIR VALUASI EKONOMI PENGELOLAAN ASET

11

terhadap jarak tempuh (Booz Allen dan Hamilton, 1999). Proyek yang mengubah kecepatan

lalu lintas dan keterlambatan waktu perjalanan, permukaan jalan, atau jalan geometri dapat

mempengaruhi biaya operasional kendaraan yang harus dipertimbangkan dalam analisis

manfaat-biaya. Menurut Waldiyono (2008), manfaat yang paling mudah diukur dengan uang

adalah berkurangnya Biaya Operasional Kendaraan (BOK) Manfaat ini bersama dengan

manfaat yang didapat dari penghematan waktu perjalananpada mulanya dinikmati oleh para

pemakai jalan. Hoof dan Overgaard (RUCM, 1990) telah mengembangkan suatu konsep

penentuan indeks BOK yang bisa diaplikasikan untuk berbagai kendaraan, kecepatan dan

indeks IRI:

BOK = k1 + k2/V + k3.V2+k4 xV x IRI + k5 x IRI2

dengan

BOK : indeks BOK

V : kecepatan (km/jam)

FFS : kecepatan bebas (km/jam)

IRI : nilai kekasaran permukaan

k1 s.d. k5 : faktor BOK

2.6 Evaluasi Penggantian

Penggantian dievaluasi dengan mengasusmsikan bahwa jika jembatan tidak ditanganani maka

jembatan tersebut akan runtuh. Lama waktu sampai runtuh ditentukan dari kurva kerusakan

(Deterioration Model). Setelah runtuhnya jembatan diasumsikan bahwa arus lalulintas harus

dialihkan sampai jembatan sementeara selesai dibangun. Kemudian diasumsikan pula bahwa

penggatian jembatan menimbulkan gangguan laulintas berupa pengurangan kecepatan pada

jembatan sementara. Asusmsi mengenai waktu dan biaya disajikan pada Tabel 3.2. Waktu

dan biaya penggantian jembatan dibagi menjadi dua, yaitu untuk jembatan pendek (≤ 30 m)

dan jembatan panjang bentang (> 30 m).

Page 12: LAPORAN AKHIR VALUASI EKONOMI PENGELOLAAN ASET

12

Tabel 2.2 Base Case Untuk Penggantian Jembatan

(Sumber: Panduan Rencana Dan Program IBMS)

Kondisi Jembatan Pendek Jembatan Panjang

Panjang ≤ 30 m > 30 m

Penglihan lalulintas

setelah runtuh

(waktu untuk

membangun

jembatan baru)

60 Hari 180 Hari

Jarak Pengalihan Max 10 Km Max 10 Km

Biaya Jembatan

SementaraRp. 24 juta / m Rp. 24 juta / m

Kehilangan

kecepatan pada

jembatan

sementara

50 - 10 Km/jam 50 - 10 Km/jam

Biaya

pemeliharaan

jembatan lama

2% dari biaya

penggantian

jembatan

2% dari biaya

penggantian

jembatan

Biaya

pemeliharaan

jembatan baru

0,5% dari biaya

penggantian

jembatan

0,5% dari biaya

penggantian

jembatan

Jenis penggantian

yang diasumsikan

pada analisa

sistem

Gelagar Beton,

Gelagar Baja /

Komposit

Rangka Baja

2.7 Usulan Penanganan

Dalam IBMS (1993), usulan penanganan adalah gabungan perbaikan-perbaikan yang

diperlukan jika jembatan mengalami kerusakan pada lebih dari satu elemen. Data hasil

pemeriksaan detail dan NK digunakan sebagai dasar dari prioritas penanganan dengan

melihat NK yang terbesar. Namun hal tersebut akan menjadi sebuah ambiguitas jika

ditemukan NK yang sama, jika hal tersebut terjadi maka dapat ditangani dengan melakukan

skrining teknis berdasarkan evaluasi ekonomi.Outputdari evaluasi ini berupa biaya dalam

satuan mata uang. Prioritas dengan menggunakan evaluasi ekonomi dilakukan dengan cara

mengurutkan NPV yang terbesar hingga NPV yang terkecil (untuk program penggantian

Page 13: LAPORAN AKHIR VALUASI EKONOMI PENGELOLAAN ASET

13

jembatan)begitu pula dengan IRR (untuk program rehabilitasi jembatan). Jembatan dengan

NPV atau IRR terbesar menjadi prioritas utama karena layak secara ekonomi.

Page 14: LAPORAN AKHIR VALUASI EKONOMI PENGELOLAAN ASET

14

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Deskripsi Wilayah Penelitian

Penelitian dilakukan pada 2 jembatan yang memiliki NK ≥ 3 di Ruas Jalan Nasional Daruba

– Daeo – Bere-bere di Pulau Morotai dengan menggunakan data sekunder milik Satker P2JN

Prov. Maluku Utara. Peta Pulau Morotai dapat di lihat pada gambar 3.1 berikut

Gambar 3. 1 Ruas Jalan Daeo – Daruba – Bere-bere

Untuk mendapatkan perangkingan yang lebih rinci skrining teknis lebih lanjut mengenai

prioritas penanganan dan usulan penanganan diperlukan. Skrining teknis ini didasarkan tidak

hanya berdasarkan NK Jembatan namun juga memperhatikan NPV dan IRR jembatan

tersebut.

Page 15: LAPORAN AKHIR VALUASI EKONOMI PENGELOLAAN ASET

15

3.2 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian dapat dilihat pada bagan alir dalam Gambar 3.2 dibawah ini.

Gambar 3. 2 Bagan alir penelitian

3.3 Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder. Pengumpulan data didapat

dari Satker P2JN Prov. Maluku Utara, Studi Literatur Mengenai BOK, dan ekstrak data dari

program BMS-DOS

1. Data Jembatan

Setiap data jembatan yang akan disimpan dan dianalisis dalam SIMJ harus didata

informasinya. Pendataan dapat dilakukan oleh administrator maupun pengguna umum. Data –

data yang dimaksud meliputi :

a. Data umum; nama, nomor, dimensi, jenis, struktur, tipe lintasan, waktu pembangunan

dan peresmian jembatan, tahun survey, panjang jembatan, lebar jembatan dan jumlah

bentang.

Page 16: LAPORAN AKHIR VALUASI EKONOMI PENGELOLAAN ASET

16

b. Data geografis; koordinat, keterangan lokasi administratif meliputi, negara, pulau,

provinsi, kabupaten/kota, cabang dinas, nama sungai, nama ruas dan status jalan.

c. Data inventaris jembatan; type, bahan dan asal bangunan atas, bahan lantai, type dan

bahan abutmen, juga type dan bahan kepala jembatan dan foto jembatan.

2. Data kerusakan jembatan

Pendataan kerusakan jembatan yang digunakan adalah rekap laporan survey level 2 dan

3. Data kerusakan elemen pada kedua level tersebut sudah dapat mewakili untuk

analisisevaluasi ekonomi. Data - data yang dimaksud meliputi :

a. Data Elemen Jembatan, data ini menentukan bagian - bagian elemen yang akan

dilakukan rehabilitasi atau penggantian. dalam perhitungan evaluasi ekonomi ini data

yang digunakan meliputi daerah aliran, bangunan pengaman, tanah timbunan, kepala

jembatan / pilar, podasi, banguanan atas dan lantai

b. Nilai kondisi jembatan, data ini bisa didapat dari hasil survey Satker P2JN Prov.

Maluku Utara yang bisa didapatkan pada laporan pemeriksaan mendetail jembatan

berdasarkan IBMS pada hierarki elemen level 3 dan 2. sekala nilai kondisi IBMS dapat

dilihat pada Tabel 3.1

Tabel 3.1 Kriteria skrining secara umum

(Sumber: Panduan Rencana dan Program IBMS,1993)

Nilai

ParameterKategori Penanganan Indikatif

0 - 1 Baik sekali - Baik Pemeriksaam Rutin

2 Rusak Ringan Pemeriksaan Berkala

3 Rusak Berat Rehabilitasi

4 Kritis Penggantian

5 Runtuh / tidak berfungsi Penggantian

3. Type Elemen dan Harga Satuan; data ini didapat dengan mengekstrak file COST.DBF

pada program BMS-DOS untuk Prov. Maluku Utara. Daftar type elemen dan harga

satuan dapat dilihat pada lampiran.

Page 17: LAPORAN AKHIR VALUASI EKONOMI PENGELOLAAN ASET

17

4. Biaya Penggantian Jembatan, data ini didapatkan dengan mengelompokan beberapa

paket pekerjaan penggantian jembatan di tahun yang sama dengan tahun survey. Setiap

paket memiliki harga kontrak yang beragam oleh karena itu, paket tersebut dibagi

berdasarkan type bangunan atas yaitu rangka baja, gelagar beton, dan box culvert.

Harga kontrak dari setiap paket dibagi degan luas lantai kendaraan senhingga

didapatkan biaya penggantian jembatan per satuan luas lantai kendaraan kemudian

dirata-rata. Biaya penggatian jembatan dapat dilihat pada Tabel 3.2

Tabel 3.2 Harga Penggantian Jembatan Per-satuan Luas

Nama Jembatan Luas Harga Kontrak Harga Per-satuan Luas GTI RB Box Culvert

Totodoku Cs 255 Rp6.364.599.484 Rp24.959.214 Rp24.959.214

Tawakali 1 357 Rp10.315.049.444 Rp28.893.696 Rp28.893.696

Usbar 224,4 Rp6.131.869.948 Rp27.325.624 Rp27.325.624

Mira III 193,8 Rp4.526.856.715 Rp23.358.394 Rp23.358.394

Ake Mira II 520,85 Rp16.149.438.353 Rp31.005.929 Rp31.005.929

Ake Sakita 452 Rp13.160.521.971 Rp29.116.199 Rp29.116.199

Ake mira 5 224,4 Rp6.307.686.921 Rp28.109.122 Rp28.109.122

Ake raja 7 255 Rp7.010.959.854 Rp27.493.960

Ake ngisio 510 Rp15.358.196.956 Rp30.114.112 Rp30.114.112

Ake Bobiri 204 Rp5.692.326.196 Rp27.903.560 Rp27.903.560

Wale maake 153 Rp4.266.932.003 Rp27.888.444 Rp27.888.444

Tutuhu 1 214,2 Rp6.131.864.195 Rp28.626.817 Rp28.626.817

tutuhu 2 183,6 Rp5.252.772.939 Rp28.609.874 Rp28.609.874

Raja 1 204 Rp5.909.129.370 Rp28.966.320 Rp28.966.320

raja 3 91,8 Rp2.090.957.401 Rp22.777.314 Rp22.777.314

Rata - Rata Rp27.676.571,93 Rp28.290.432,17 Rp30.078.746,73 Rp23.698.307,06

5. Data LHR; data ini didapat dari survey perencanaan jalan yang dilakukan oleh

konsultan di kalangan Satker P2JN Prov. Maluku Utara. Data LHRT pada ruas jalan

nasional Daruba - Daeo - Bere Bere disajikan pada Tabel 3.3 dan 3.4

Tabel 3. 3 LHRT Daruba - Daeo

No Golongan Kendaraan Type Kendaraan LHRT

1 2 Kend. Penumpang 208

2 3 Kend. Utilitas / Freight 0

3 4 Kendaraan Utilitas / Van 51

4 5a Bus Kecil 0

5 5b Bus Besar 0

6 6a truk Kecil 1

7 6b Truk Sedang 86

8 7a Truk Berat / Tronton 0

9 7b Truk Berat / Gandengan 0

10 7c Truk Berat / Semi Trailer 0

346

Page 18: LAPORAN AKHIR VALUASI EKONOMI PENGELOLAAN ASET

18

Tabel 3. 4 LHRT Daeo - Bere Bere

No Golongan Kendaraan Type Kendaraan Hari 1 Hari 2 LHRT

1 1 Speda Motor 76 102 89

2 2 Kend. Penumpang 32 27 30

3 3 Kend. Utilitas / Freight 0 0 0

4 4 Kendaraan Utilitas / Van 24 35 30

5 5a Bus Kecil 0 0 0

6 5b Bus Besar 0 0 0

7 6a truk Kecil 1 2 2

8 6b Truk Sedang 6 4 5

9 7a Truk Berat / Tronton 0 0 0

10 7b Truk Berat / Gandengan 0 0 0

11 7c Truk Berat / Semi Trailer 0 0 0

156

6. Data Biaya Operasional Kendaraan (BOK); data ini didapat dari hasil penelitian empiris

yang dilakukan oleh Direktorat Bina Teknik Subdit PSEK Kementeran Pekerjaan

Umum. Data tersebut telah dihitung berdasarkan klasifikasi kendaraan yang dianggap

mewakili Prov. Maluku Utara dan di rekap menjadi data BOK sebagai berikut:

Tabel 3. 5 Tabel Biaya Operasi Kendaraan di Jalan Arteri (Rp/kend-Km)

(Sumber Biaya Operasi Kendaraan (Bok) Untuk Jalan Arteri Di Indonesia, 1995)

Kecepatan

(km/jam) Jenis Kendaraan

sedan van bus sdg. bus besar truk

kecil

truk sdg. truk besar

10 4.700,62 2.243,72 2.980,92 4.519,41 3.179,64 4.467,16 5.718,38

15 3.423,26 1.676,00 2.317,95 3.446,54 2.465,29 3.406,67 4.317,72

20 2.743,96 1.363,24 1.920,66 2.832,96 2.039,12 2.799,01 3.530,37

25 2.310,95 1.157,65 1.641,78 2.417,55 1.740,55 2.386,63 3.004,25

30 2.006,30 1.009,69 1.431,84 2.112,33 1.515,55 2.082,76 2.620,68

35 1.779,07 897,95 1.269,44 1.879,07 1.340,70 1.849,67 2.328,01

40 1.603,51 811,63 1.143,74 1.698,36 1.204,10 1.668,18 2.099,94

45 1.465,16 744,65 1.048,65 1.559,19 1.099,05 1.527,44 1.921,60

50 1.355,24 693,31 980,45 1.454,85 1.021,45 1.420,81 1.783,84

55 1.268,06 655,24 936,74 1.380,96 968,65 1.343,98 1.680,75

60 1.199,79 628,81 915,91 1.334,56 938,86 1.294,00 1.608,27

65 1.147,74 612,90 916,81 1.313,55 930,79 1.268,80 1.563,54

70 1.109,94 606,68 938,63 1.316,39 943,54 1.266,88 1.544,49

75 1.084,94 609,54 980,73 1.341,96 976,41 1.287,09 1.549,54

80 1.071,62 621,02 1.042,67 1.389,37 1.028,88 1.328,59 1.577,50

85 1.069,13 640,75 1.124,06 1.457,94 1.100,55 1.390,68 1.627,44

Page 19: LAPORAN AKHIR VALUASI EKONOMI PENGELOLAAN ASET

19

90 1.076,79 668,45 1.224,64 1.547,14 1.191,08 1.472,85 1.698,62

95 1.094,06 703,89 1.344,17 1.656,53 1.300,22 1.574,65 1.790,45

100 1.120,48 746,88 1.482,46 1.785,76 1.427,76 1.695,75 1.902,44

105 1.155,70 797,27 1.639,36 1.934,55 1.573,54 1.835,86 2.034,19

110 1.199,42 854,94 1.814,76 2.102,65 1.737,40 1.994,74 2.185,37

115 1.251,38 919,77 2.008,53 2.289,86 1.919,23 2.172,18 2.355,72

120 1.311,38 991,69 2.220,61 2.496,02 2.118,93 2.368,03 2.544,99

3.4 Konsep Perhitungan Biaya

Langkah-langkah penentuan biaya penanganan jembatan sebagai berikut:

1. Penentuan Base Case - Capaian Umur Jembatan Pada Nilai Kondisi (NK) yang spesifik

Untuk menentukan base case maka perlu dilakukan perkiraan kapan jembatan yang

akan dianalisis menjadi rusak berat, kritis, atau bahkan runtuh / tidak berfungsi. Untuk

keperluan analisa suatu jembatan diasumsikan memiliki umur rencana selama N tahun

dan akan mengalami kerusakan mulai dari NK = 0 hingga NK = 5 pada akhir umur

rencana UR. suatu tipikal kurva dapat dilihat pada Gambar 3.1. Perhitungan untuk

menentukan capaian umur jembatan pada NK yang spesifik bisa dimulai dengan

menghitung deterioration model pada jembatan yang akan diskrining.

a. Menghitung karakter umur jembatan

Tahun Survey Tahun pembangunan jembatan 100

100 5

4,66

1,905

bUR

a CM

a

b

b. Hitung lama tahun jembatan tersebut mencapai NK yang di prediksikan

100 5Capaian Umur Jembatan

100

Nilai Kondisi

Umur Rencana

ba NK

UR

NK

UR

Page 20: LAPORAN AKHIR VALUASI EKONOMI PENGELOLAAN ASET

20

c. Hitung tahun capaian NK jembatan yang diinginkan

Didapat dengan cara menjumlahkan tahun pembuatan jembatan dengan umur capaian

jembatan dengan NK yang spesifik.

2. Base Case berikutnya adalah tentang biaya, hal ini mencakup 2 jenis penghematan

penting yaitu

a. Biaya - biaya lalulintas (pengalihan arus, pengurangan kecepatan, dan lain sebagainya)

1) Pengalihan Arus; biaya pengalihan arus lalulintas yang digunakan pada Base Case

hanyalah didasarkan pada BOK dan tidak memasukan biaya (nilai) waktu

penumpang biaya tersebut bisa ditentukan dengan rumus berikut:

BPL Lama Pengalihan Arus

BPL = Biaya pengalihan lalulintas

LHRT Lalulintas Harian Rata-rata (LHR) pada tahun dimana

arus dialihkan

BOK = Biaya Opersional Kendaraan per kilometer

Jarak = Ta

LHRT BOK Jarak

mbahan jarak yang ditempuh kendaraan karena adanya

penutupan jembatan

2) Pengurangan Kecepatan; Biaya ini akan timbul pada waktu kendaraan harus

mengurangi kecepetan untuk melintasi jembatan. Biaya - biaya yang dihitung adalah

kehilangan waktu penumpang dan didasarkan atas tambahan waktu yang dibutuhkan

untuk melintasi jembatan karena kondisi jembatan uang buruk (Panduan Rencana

dan Program IBMS, 1993).

BPK Lama Penanganan

dengan

BPK = Biaya pengurangan kecepatan

BOK = Biaya operasional kendaraan

Jarak = Panjang jembatan (m)

LHRT BOK Jarak

b. Biaya pekerjaan jembatan yang dilakukan setelah jembatan mencapai kodisi kritis.

Page 21: LAPORAN AKHIR VALUASI EKONOMI PENGELOLAAN ASET

21

1) Biaya Rehabilitasi Jembatan; dalam analisis sistem IBMS, diasumsikan bahwa

penggantian masing - masing elemen merupakan bagian dari biaya total penggantian

jembatan seperti yang disajikan pada Tabel 4.6.

Tabel 4. 6 Persentase biaya pada elemen - elemen utama jembatan

(Sumber: Paduan Rencana dan Program IBMS)

Elemen % Biaya Jembatan Umur

Daerah Aliran 3,5 50

Tanah Timbunan 5,6 50

Bangunan Pengaman 5,6 25

Pondasi 11,3 50

Kepala Jembatan / Pier 14,1 50

Banguanan Atas 45,8 50

Lantai 14,1 30

Total 100%

selain itu, terdapat biaya perbaikan yang tergantung pada kondisi elemen dan

diasumsikan adanya hubungan antara biaya rehabilitasi dengan nilai kondisi. biaya

tersebut diasumsikan sebagai berikut:

20.25

Biaya Perbaikan

Harga satuan permeter persegi lantai

Luas Lantai Jembatan

Nilai Kondisi

Cost UC Ad CM

Cost

Uc

Ad

CM

2) Biaya Jembatan Sementara; Biaya jembatan sementara yang biasa disebut dengan

jembatan bely, dicantumkan dalam buku Panduan Rencana dan Program IBMS 1993

sebesar Rp. 1 juta / meter sehinga sudah tidak relevan dengan harga yag ada pada

saat ini. Sehingga pada penelitian ini harga jembatan bely didapatkan dengan

menghitung langsung dari AHS Bina Marga Prov. Maluku Utara. Biaya Jembatan

Sementara untuk bentang pendek sebesar Rp. 24 juta / meter dan untuk bentang

panjang sebesar Rp. 48 juta / meter.

Page 22: LAPORAN AKHIR VALUASI EKONOMI PENGELOLAAN ASET

22

3.5 Konsep Perhitungan Manfaat

Menurut Panduan Rencanan dan Program IBMS 1993, manfaat merupakan

penghematan yang timbul akibat perbaikan jembatan pada tahun penanganan. Manfaat

yang timbul karena rehabilitasi dan penggantian elemen pada tahun penanganan sebagai

berikut :

1. Manfaat penggantian jembatan; merupakan manfaat yang didapatkan saat nilai

kondisi jembatan 5 (kondisi runtuh). Nilai manfaatnya sebesar biaya penggantian

jembatan yang ditarik diwaktu kondisi runtuh dengan rumus:

MPJn=BPJ0 x (1 + i )n + B1 + B2 + B3+ B4

dengan :

MPJn = Manfaat yang timbul pada tahun ke-n akibat perbaikan jembatan pada tahun

penanganan

BPJ0= Biaya Penggantian jembatan pada tahun penanganan

i= tingkat potongan untuk evaluasi ekonomi sebesar 15 %

n = tahun penggantian jembatan

B1 = Biaya pengalihan arus pada tahun ke-n

B2 = Biaya jembatan sementara pada tahun ke- n

B3 = Biaya pemeliharaan jembatan lama pada tahun ke-n sebesar 0,5 % BPJ0

B4 = Biaya pemeliharaan jembatan baru pada tahun ke-n sebesar 2 % BPJ0

2. Manfaat pengurangan kecepatan; merupakan manfaat yang timbul karena

dilakukannya rehabilitasi di tahun penanganan sehingga tidak terjadi pengurangan

kecepatan yang disebabkan oleh degradasi kondisi jembatan di tahun-tahun

berikutnya. Besarnya manfaat pengurangan kecepatan didapatkan dengan rumus:

Page 23: LAPORAN AKHIR VALUASI EKONOMI PENGELOLAAN ASET

23

1

1

2

2

1

1

Jembatan 1

Jembatan 1

Jembatan 1n

n

MPK BOK LHRT P r

MPK BOK LHRT P r

MPK BOK LHRT P r

dengan :

MPK = Manfaat pengurangan kecepatan

BOK = Biaya operasional kendaraan

r= faktor pertumbuhan kendaraan

n = tahun penggantian jembatan

LHRT = laju harian rata-rata tahunan

P jembatan = Panjang Jembatan (m)

3.6 Evaluasi Ekonomi

Pada penelitian ini evaluasi ekonomi jembatan dianalisis dengan menggunakan Net

Present Value dan Internal Rate Return. Seluruh biaya pada tahun penanganan seperti

biaya rehab, biaya penggantian elemen, pengurangan kecepatan, dan biaya jembatan

sementara yang keseluruhannya dijumlahkan hingga mendapatkan total biaya

rehabilitasi. Begitu juga dengan biaya penggantian jembatan pada tahun jembatan

tersebut diganti, sehingga biaya penggantian jembatan yang telah didapat dari rata-rata

ketika pengumpulan data harus dikonversikan dengan mengkalikan biaya penggantian

jembatan tersebut dengan (1+i)n dimana "i" adalah tingkat potongan untuk evaluasi

ekonomi, dan "n" adalah selisih antara tahun yang akan dituju dengan tahun dimana

biaya penggantian jembatan tersebut didapatkan, sehingga menjadi biaya pada tahun

penggantian jembatan yang ditambah dengan beberapa Base Case yaitu, biaya

pengalihan arus setelah jembatan runtuh, biaya jembatan sementara, biaya kehilangan

Page 24: LAPORAN AKHIR VALUASI EKONOMI PENGELOLAAN ASET

24

kecepatan pada jembatan sementara, biaya pemeliharaan jembatan lama, dan biaya

pemeliharaan jembatan baru.

Perhitungan NPV (apakah proyek rehabilitasi ini layak untuk dilakukan atau tidak).

Dalam perhitungan ini adalah membuat selisih dari biaya kedua program penanganan,

biaya total rehabilitasi yang akan dilaksanakan pada tahun survey dibandingkan dengan

biaya penggantian jembatan di tahun runtuhnya jembatan tersebut serta adanya

penambahan biaya penurunan kecepatan dari tahun ke tahun dikarenakan jembatan

yang semakin memburuk kondisinya hingga akhirnya jembatan tersebut diganti atau

runtuh. Jika selisih biaya bari kedua program tersebut negatif (-) maka dapat dipastikan

bahwa jembatan tersebut tidak layak untuk diprioritaskan dalam program penanganan

rehabilitasi, akan tetapi jika selisih positif (+) maka jembatan tersebut layak untuk

mendapatkan prioritas penanganan rehabilitasi. Semakin besar selisih biaya tersebut

maka perangkingan program penanganan rehabilitasi akan semakin tinggi.

Perhitungan IRR (apakah proyek tersebut termasuk ekonomis atau tidak). Dalam

perhitungan ini pada dasarnya sama seperti pola perhitungan NPV, namun dalam

menghitung IRR ini NPV di-nol-kan sehingga proyek tersebut berada dalam ambang

tidak merugi dan tidak untung sehingga bisa dicari besarnya IRR ketika saat itu. Jika

besaran IRR > 15% maka proyek tersebut bisa dianggap ekonomis, namun jika proyek

tersebut ≤ 15 % maka berdasarkan kebijakan yang tertera pada Panduan Rencana dan

Program IBMS proyek tersebut dinyatakan tidak ekonomis walaupun memiliki NPV

positif yang berarti layak untuk dilaksanakan.

3.7 Prioritas Penanganan

NPV dan IRR digunakan sebagai indeks rangking untuk menentukan prioritas jembatan

menurut nilai ekonomisnya. Jembatan - jembatan yang telah dievaluasi secara ekonomis,

secara otomatis akan diurutkan berdasarkan NPV/m untuk penggantian jembatan dan IRR

Page 25: LAPORAN AKHIR VALUASI EKONOMI PENGELOLAAN ASET

25

untuk rehabilitasi. Jembatan - jembatan yang memiliki nilai keuntungan ekonomi yang tinggi

mempunyai prioritas yang lebih utama daripada jembatan - jembatan dengan nilai

keuntungan ekonomi yang lebih rendah. Jembatan - jembatan tersebut kemudian dialokasikan

ke dalam Program Inidikatif dalam urutan prioritasnya dan dipotong sampai anggaran yang

dialokasikan habis terpakai.

Page 26: LAPORAN AKHIR VALUASI EKONOMI PENGELOLAAN ASET

26

BAB IV

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Penelitian

Pada sub bab ini akan dibahas contoh analisis perhitungan nilai ekonomi. Perhitungan

dilakukan secara manual terhadap 2 jembatan yang berada pada ruas jalan nasional Daruba –

Daeo – Bere-bere . Jembatan yang dianalisis adalah jembatan Ake Sambiki I dan Ake Bere-

bere I dengan nilai kondisi ≥ 3.

4.2 Asumsi

Asumsi yang digunakan dalam evaluasi ekonomi ini yaitu :

1. Kecepatan kendaraan ditetapkan 10 km/jam selama memasuki proyek,

2. BOK yang digunakan adalah BOK jalan arteri,

3. Nilai pertumbuhan LHR diasumsikan 3% per tahun,

4. Jarak memutar akibat penanganan jembatan ditetapkan 20 m,

5. Besarnya LHRT untuk ruas Daruba – Daeo – Bere-bere menggunakan Tabel 3.3 dan Tabel

3.4 yang terdapat di Bab III.

4.3 Nilai Kondisi Elemen

Nilai Kondisi (NK) elemen jembatan yang dianalisis meliputi Daerah Aliran Sungai,

Bangunan Pengaman, Tanah Timbunan, Kepala Jembatan / Pilar, Pondasi, Bangunan atas dan

Lantai Jembatan.

Page 27: LAPORAN AKHIR VALUASI EKONOMI PENGELOLAAN ASET

27

4.4 Evaluasi Ekonomi Jembatan Ake Sambiki I

Berikut ini adalah tahap-tahap untuk melakukan analisis evaluasi ekonomi pada jembatan

Ake Sambiki I secara lengkap :

1. Jembatan ini adalah jembatan yang dibuat pada tahun 1992 dengan type bangunan

atas Gelagar Beton Indonesia (G-T-I) yang memiliki klasifikasi bentang pendek

dengan panjang bentang 8,9 m dan lebar 6,9 m. Nilai kondisi jembatan pada saat

tahun survey (2013) telah mencapai NK = 4 yang berarti kondisi jembatan tersebut

kritis. Berdasarkan data tersebut dapat dihitung karakter umur jembatan:

2013 1992 100

22,026 22 Tahun100 5 4

4,66

1,905

bUR

a

a

b

2. Setelah menghitung karakter umur rencana maka berikutnya adalah menghitung

lamanya jembatan tersebut mencapai NK yang diprediksikan dengan cara sebagai

berikut:

3

100 5 322 18,182 18Tahun

100

4

100 5 422 21Tahun

100

5

100 5 522 22 Tahun

100

b

b

b

NK

a

NK

a

NK

a

3. Selanjutnya adalah menghtung tahun capaian NK jembatan yang diinginkan

Page 28: LAPORAN AKHIR VALUASI EKONOMI PENGELOLAAN ASET

28

3

Maka akan dicapai pada tahun 1992 18 2010

4

Maka akan dicapai pada tahun 1988 21 2013

5

Maka akan dicapai pada tahun 1988 22 2014

NK

NK

NK

4. Type bangunan atas dan luas lantai jembatan masing-masing G-T-I / Beton dan

61,41 m2 . Harga satuan luas penggantian jembatan sebesar Rp.28.290.432,17

sehingga Biaya Penggantian Jembatan pada tahun penanganan (BPJn):

1

61,41 1 0,15 1.997.912.7528.290.432,17 5,66Rp Rp

Biaya penggantian jembatan pada tahun penanganan sebesar

28.290.432,17 61,41 1.737.315.439,71Rp Rp

Data inventaris jembatan tersebut dapat diejawantahkan secara ringkas pada Gambar

5.3

Nomor Jembatan : 61.021.017.1.02 Jenis Jembatan : Beton

Nama Jembatan : Ake Sambiki I Type Bentang : Pendek

Tahun Pembuatan : 1992 BPJ : 1.997.912.755,66

Tahun Survey : 2013 BPJ Tahun Survey : 1.737.315.439,71

NK Jembatan : 4 P. Jembatan : 8,9

Tahun Capaian NK = 3 : 2010 L. Jembatan : 6,9

Tahun Capaian NK = 4 : 2013 Speed Red. : 10

Tahun Capaian NK = 5 : 2014 AADT : 156

Jarak Memutar : 0,02

Gambar 4.1 Data Inventaris Jembatan Ake Sambiki I

5. Kondisi elemen yang ditinajau pada jembatan tersebut adalah elemen Daerah Aliran

dengan NK = 3 dan Bangunan Atas dengan NK = 4 sehingga biaya penggantian

elemen adalah sebesar:

20,25 630.000,00 8,9 6,9 3 87.048.675,00

0,458 1.737.315.439,71 795.690.471,39

Rp Rp

Rp Rp

Page 29: LAPORAN AKHIR VALUASI EKONOMI PENGELOLAAN ASET

29

6. Biaya pengurangan kecepatan (BPK) selama 60 hari didapatkan dengan perhitungan

sebagai berikut:

5558,343 119661,44

1000

3101,443 3093,04

1000

0

0

6120,093 212,24

1000

7407,615 537,04

1000

RpBOK

LHR m

RpBOK

LHR m

RpBOK

LHR m

RpBOK

LHR m

RpBOK

LHR m

RpBOK

LHR m

Sedan

Van

Bus - Sedang

Bus - Besar

Truk - Kecil

Truk - Sedang

0

803,76

BPK 803,76 8,9 60 429.210

RpBOK

LHR m

BOK

Rp

Truk - Besar

7. Biaya pembuatan jembatan sementara adalah sebagai berikut:

24.000.000,00 8,9 213.600.000Rp Rp

8. Maka didapatkan seluruh biaya penaganan jembatan sebesar Rp.1.096.768.357,00

Data biaya penaganan jembatan tersebut dapat diejawantahkan secara ringkas pada

Tabel 4.1

Tabel 4. 1 Perhitungan Biaya Rehabilitasi Jembatan Ake Sambiki I

Daerah Aliran 3 630.000,00 87.048.675,00 Rp0

Bangunan Pengaman 1 1.008.000,00 - Rp0

Tanah Timbunan 1 1.377.000,00 - Rp0

Kepala Jembatan / Pilar 1 2.520.000,00 - Rp0

Pondasi 1 1.959.900,00 - Rp0

Bangunan Atas 4 6.300.000,00 - Rp795.690.471,39

Lantai 1 292.600,00 - Rp0

87.048.675,00 795.690.471,39 Rp429.210 Rp213.600.000

TOTAL BIAYA =

Harga satuan

Rp1.096.768.357

Rp429.210 Rp213.600.000

Biaya Penanganan Rehabilitasi JembatanNilai

Kondisi

Elemen

Jembatan

Sementara

Elemen JembatanPenggantian Elemen

Pengurangan

KecepatanPenanganan

Page 30: LAPORAN AKHIR VALUASI EKONOMI PENGELOLAAN ASET

30

9. Perhitungan manfaat pengalihan lalulintas setelah jembatan runtuh dapat dilakukan

dengan cara sebagai berikut:

803,76

803,76 0,02 60 150.464,69

BOK total

MPL Rp

10. Perhitungan manfaat pembuatan jembatan sementara setelah jembatan runtuh dapat

dilakukan dengan cara sebagai berikut:

24.000.000,00 8,9 213.600.000,00Rp Rp

11. Perhitungan manfaat kehilangan kecepatan pada jembatan sementara setelah

jembatan runtuh dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

5558,343 119661,44

1000

3101,443 3093,04

1000

0

0

6120,093 212,24

1000

7407,615 537,04

1000

RpBOK

LHR m

RpBOK

LHR m

RpBOK

LHR m

RpBOK

LHR m

RpBOK

LHR m

RpBOK

LHR m

Sedan

Van

Bus - Sedang

Bus - Besar

Truk - Kecil

Truk - Sedang

0

803,76

BPK 803,76 8,9 60 429.210

RpBOK

LHR m

BOK

Rp

Truk - Besar

12. Perhitungan manfaat pemeliharaan jembatan lama setelah jembatan runtuh dapat

dilakukan dengan cara sebagai berikut:

0,02 1.737.315.439,71 39.958.255,11Rp Rp

Page 31: LAPORAN AKHIR VALUASI EKONOMI PENGELOLAAN ASET

31

13. Perhitungan manfaat pemeliharaan jembatan baru setelah jembatan runtuh dapat

dilakukan dengan cara sebagai berikut:

0,005 1.737.315.439,71 9.989.563,78Rp Rp

14. Perhitungan manfaat pengurangan kecepatan karena penundaan penanganan tidak

terdefinisikan karena perhitungan ini menggunakan parameter waktu dalam tahun,

dimana penundaan penanganan tidak melebihi 1 tahun.

Data manfaat penundaan penanganan jembatan tersebut dapat diejawantahkan secara

ringkas pada Tabel 5.4

Tabel 4. 2 Perhitungan Manfaat Penundaan Penanganan Jembatan Ake Sambiki I

Kondisi Jembatan Pendek

Biaya Jembatan Sementara 213.600.000,00

Total 264.127.493,77

Pengalihan Lalu lintas

Setelah Runtuh 150.464,69

Kehilangan Kecepatan

Pada Jembatan Sementara 429.210,19

Biaya Pemeliharaan

Jembatan Lama 39.958.255,11

Total Biaya Penggantian

Jembatan2.262.040.249,43

Biaya Pemeliharaan

Jembatan Baru 9.989.563,78

15. Perhitungan NPV/m Jembatan

2

2.262.040.249,431.096.768.357

(1 0,15)

870.223.164,68

870.223.164,68

8,9

97.777.883,67

manfaat biayaNPV PV PV

RpRp

Rp

RpNPVm

Rp

Page 32: LAPORAN AKHIR VALUASI EKONOMI PENGELOLAAN ASET

32

16. Perhitungan IRR Jembatan

1

2.262.040.249,431.096.768.356,57 0

1

106,25%

NPVr

IRR r

Pola perhitungan IRR pada penagnanan jembatan Ake Sambiki I bisa didapat dari

perbandingan antara Benefit Cost Ratio (BCR) dan tingkat potongan suku bunga

seperti pada Gambar 5.4 berikut ini:

106,246%0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

0% 50% 100% 150%

BE

NE

FIT

CO

ST

RA

TIO

(B

CR

)

TINGKAT POTONGAN SUKU BUNGA (%)

LAJU PENGEMBALIAN SUKU BUNGA PADA PENANGANAN JEMBATAN AKE SAMBIKI I

Gambar 4. 1 Grafik IRR jembatan Ake Sambiki I

4.5 Evaluasi Ekonomi Jembatan Ake Bere-bere I

Berikut ini adalah tahap-tahap untuk melakukan analisis evaluasi ekonomi pada

jembatan Ake Bere-bere I secara lengkap :

1. Jembatan ini adalah jembatan yang dibuat pada tahun 1970 dengan type bangunan

atas Gelagar Beton Indonesia (G-T-I) yang memiliki klasifikasi bentang pendek

dengan panjang bentang 5,85 m dan lebar 7,3 m. Nilai kondisi jembatan pada saat

Page 33: LAPORAN AKHIR VALUASI EKONOMI PENGELOLAAN ASET

33

tahun survey (2013) telah mencapai NK = 4 yang berarti kondisi jembatan tersebut

kritis. Berdasarkan data tersebut dapat dihitung karakter umur jembatan:

2013 1970 100

45,101 45 Tahun100 5 4

4,66

1,905

bUR

a

a

b

2. Setelah menghitung karakter umur rencana maka berikutnya adalah menghitung

lamanya jembatan tersebut mencapai NK yang diprediksikan dengan cara sebagai

berikut:

3

100 5 345 37,229 37Tahun

100

4

100 5 445 43Tahun

100

5

100 5 545 45 Tahun

100

b

b

b

NK

a

NK

a

NK

a

3. Selanjutnya adalah menghtung tahun capaian NK jembatan yang diinginkan

3

Maka akan dicapai pada tahun 1970 37 2007

4

Maka akan dicapai pada tahun 1970 43 2013

5

Maka akan dicapai pada tahun 1970 45 2015

NK

NK

NK

4. Type bangunan atas dan luas lantai jembatan masing-masing G-T-I / Beton dan

42,71 m2 . Harga satuan luas penggantian jembatan sebesar Rp.28.290.432,17

sehingga Biaya Penggantian Jembatan pada tahun penanganan (BPJn):

2

42,71 1 0,15 1.597.768.9928.290.432,17 3,08Rp Rp

Page 34: LAPORAN AKHIR VALUASI EKONOMI PENGELOLAAN ASET

34

Biaya penggantian jembatan pada tahun penanganan sebesar

28.290.432,17 41,71 1.208.142.905,92Rp Rp

Data inventaris jembatan tersebut dapat diejawantahkan secara ringkas pada Gambar

5.5

Nomor Jembatan : 61.021.053.0.02 Jenis Jembatan : Beton

Nama Jembatan : Ake Bere Bere I Type Bentang : Pendek

Tahun Pembuatan : 1970 BPJ : 1.597.768.993,08

Tahun Survey : 2013 BPJ Tahun Survey : 1.208.142.905,92

NK Jembatan : 4 P. Jembatan : 5,85

Tahun Capaian NK = 3 : 2007 L. Jembatan : 7,3

Tahun Capaian NK = 4 : 2013 Speed Red. : 10

Tahun Capaian NK = 5 : 2015 AADT : 156

Jarak Memutar : 0,02

Gambar 4. 2 Data Inventaris Jembatan Ake Bere-bere I

5. Kondisi elemen yang ditinajau pada jembatan tersebut adalah elemen Bangunan

Atas dengan NK = 4 sehingga biaya penggantian elemen adalah sebesar:

0,458 1.208.142.905,92 553.329.451Rp Rp

6. Biaya pengurangan kecepatan (BPK) selama 60 hari didapatkan dengan perhitungan

sebagai berikut:

5558,343 119661,44

1000

3101,443 3093,04

1000

0

0

6120,093 212,24

1000

7407,615 537,04

1000

RpBOK

LHR m

RpBOK

LHR m

RpBOK

LHR m

RpBOK

LHR m

RpBOK

LHR m

RpBOK

LHR m

Sedan

Van

Bus - Sedang

Bus - Besar

Truk - Kecil

Truk - Sedang

0

803,76

BPK 803,76 7,3 60 282.121

RpBOK

LHR m

BOK

Rp

Truk - Besar

Page 35: LAPORAN AKHIR VALUASI EKONOMI PENGELOLAAN ASET

35

7. Biaya pembuatan jembatan sementara adalah sebagai berikut:

24.000.000,00 7,3 140.400.000Rp Rp

8. Maka didapatkan seluruh biaya penaganan jembatan sebesar Rp.694.011.572,00

Data biaya penaganan jembatan tersebut dapat diejawantahkan secara ringkas pada

Tabel 5.5

Tabel 5. 3 Perhitungan Biaya Rehabilitasi Jembatan Ake Bere-bere I

Daerah Aliran 2 630.000,00 - Rp0

Bangunan Pengaman 1 1.008.000,00 - Rp0

Tanah Timbunan 1 1.377.000,00 - Rp0

Kepala Jembatan / Pilar 1 2.520.000,00 - Rp0

Pondasi 1 1.959.900,00 - Rp0

Bangunan Atas 4 6.300.000,00 - Rp553.329.451

Lantai 1 292.600,00 - Rp0

- 553.329.450,91 Rp282.121 Rp140.400.000

TOTAL BIAYA =

Harga satuan

Rp694.011.572

Rp282.121 Rp140.400.000

Biaya Penanganan Rehabilitasi JembatanNilai

Kondisi

Elemen

Jembatan

Sementara

Elemen Jembatan Penggantian

Elemen

Penguranga

n KecepatanPenanganan

9. Perhitungan manfaat pengalihan lalulintas setelah jembatan runtuh dapat dilakukan

dengan cara sebagai berikut:

803,76

803,76 0,02 60 150.464,69

BOK total

MPL Rp

10. Perhitungan manfaat pembuatan jembatan sementara setelah jembatan runtuh dapat

dilakukan dengan cara sebagai berikut:

24.000.000,00 7,3 140.400.000Rp Rp

11. Perhitungan manfaat kehilangan kecepatan pada jembatan sementara setelah

jembatan runtuh dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Page 36: LAPORAN AKHIR VALUASI EKONOMI PENGELOLAAN ASET

36

5558,343 119661,44

1000

3101,443 3093,04

1000

0

0

6120,093 212,24

1000

7407,615 537,04

1000

RpBOK

LHR m

RpBOK

LHR m

RpBOK

LHR m

RpBOK

LHR m

RpBOK

LHR m

RpBOK

LHR m

Sedan

Van

Bus - Sedang

Bus - Besar

Truk - Kecil

Truk - Sedang

0

803,76

BPK 803,76 7,3 60 282.121,30

RpBOK

LHR m

BOK

Rp

Truk - Besar

12. Perhitungan manfaat pemeliharaan jembatan lama setelah jembatan runtuh dapat

dilakukan dengan cara sebagai berikut:

0,02 1.597.768.993,08 31.955.379,86Rp Rp

13. Perhitungan manfaat pemeliharaan jembatan baru setelah jembatan runtuh dapat

dilakukan dengan cara sebagai berikut:

0,005 1.597.768.993,08 7.988.844,97Rp Rp

14. Perhitungan manfaat pengurangan kecepatan karena penundaan penanganan

dihitung dengan asusmi bahwa penundaan penanganan pada jembatan membuat

jembatan tersebut menjadi semakin buruk kondisinya. Manfaat pengurangan terjadi

pada tahun antara tahun survey dan tahun runtuhnya jembatan tersebut.

Page 37: LAPORAN AKHIR VALUASI EKONOMI PENGELOLAAN ASET

37

1

1

1

1

Nilai pertumbuhan LHR pada tahun pertama

119 1 0,03 122,57

30 1 0,03 30,9

0

0

2 1 0,03 2,06

5 1 0,03 5,15

Sedan

smphari

Van

smphari

Bus Sedang

smphari

Bus Besar

smphari

Truk Kecil

smphari

Truk Sedang

smphari

Perhitungan BOK Selama satu tahun

5558,34 122,57Sedan = 681

1000

3101,44 30,9Van = 96

1000

Bus Sedang 0

Bus Besar = 0

6120,09 2,06Truk Kecil 13

1000

7407,62 5,15Truk Sedang = 38

1000

BOKhar

Rpm

Rpm

Rpm

Rpm

Rpm

Rpm

1

828i

BOK 1 Tahun = 828 365 302.175

302.175PV Manfaat pengurangan kecepatan = 5,85 .1.537.152

1 0,15

Rpm

Rpm

Rp

Data manfaat penundaan penanganan jembatan tersebut dapat diejawantahkan secara

ringkas pada Tabel 4.4

Page 38: LAPORAN AKHIR VALUASI EKONOMI PENGELOLAAN ASET

38

Tabel 4. 4 Perhitungan Manfaat Penundaan Penanganan Jembatan Ake Bere-bereI

Kondisi Jembatan Pendek

Biaya Jembatan Sementara 140.400.000,00

Total 180.776.810,82

Pengalihan Lalu lintas

Setelah Runtuh 150.464,69

Kehilangan Kecepatan

Pada Jembatan Sementara 282.121,30

Biaya Pemeliharaan

Jembatan Lama 31.955.379,86

Total Biaya Penggantian

Jembatan1.778.545.803,91

Biaya Pemeliharaan

Jembatan Baru 7.988.844,97

15. Perhitungan NPV/m Jembatan

2

1.778.545.803,911.537.152 1.096.768.357

(1 0,15)

652.361.726,63

651.087.335,47

7,3

111.514.825,07

manfaat biayaNPV PV PV

RpRp Rp

Rp

RpNPVm

Rp

16. Perhitungan IRR Jembatan

1 1

1.778.545.803,91 1.767.725694.011.572,21 0

1 1

60,21%

NPVr r

IRR r

Pola perhitungan IRR pada penagnanan jembatan Ake Bere-bere I bisa didapat dari

perbandingan antara Benefit Cost Ratio (BCR) dan tingkat potongan suku bunga

seperti pada Gambar 4.3 berikut ini:

Page 39: LAPORAN AKHIR VALUASI EKONOMI PENGELOLAAN ASET

39

60,212%0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

0% 50% 100% 150%

BE

NE

FIT

CO

ST

RA

TIO

(B

CR

)

TINGKAT POTONGAN SUKU BUNGA (%)

LAJU PENGEMBALIAN SUKU BUNGA PADA PENANGANAN JEMBATAN AKE BERE-BERE I

Gambar 4. 3 Grafik IRR jembatan Ake Bere-bere I

Page 40: LAPORAN AKHIR VALUASI EKONOMI PENGELOLAAN ASET

40

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini :

1. Berdasarkan grafik Deterioration Model Jembatan Ake Sambiki I memiliki sisa umur

jembatan 1 tahun dengan umur rencana 22 tahun sedangkan Jembatan Ake Bere-bere I

memiliki sisa umur jembatan 2 tahun dengan umur rencana 45 tahun

2. Penyusunan Prioritas Penanganan dari 2 jembatan dilakukan berdasarkan urutan IRR yang

terbesar hingga terkecil dengan prioritas yang paling tinggi adalah jembatan Ake Sambiki

I yang memiliki nilai IRR sebesar 106,25 % dan jembatan dengan prioritas yang paling

rendah adalah jembatan Ake Jojobubu dengan nilai IRR 60,21%. IRR pada 2 jembatan

yang dianalisis memiliki nilai lebih besar 15 % sehingga ekonomis untuk dilakukan

penanganan

3. Estimasi masing-masing biaya yang dibutuhkan pada 2 jembatan secara berurutan,

penanganan pada jembatan Ake Sambiki I adalah sebesar Rp 1.096.768.356,57,

penanganan pada jembatan Ake Bere-bere adalah sebesar Rp.694.011.572,21

Saran yang dibutuhkan untuk penelitian ini :

1. Dibutuhkan kajian lebih lanjut mengenai pengembangan kurva kerusakan berdasarkan

faktor eksternal seperti faktor gempa dan kebakaran.

2. Dibutuhkan kajian lebih lanjut mengenai biaya pengurangan kecepatan sebelum

melintasi jembatan dengan penambahan variabel panjang area pengurangan kecepatan

yang terhitung dari awal kendaraan mengurangi kecepatan.

3. Dibutuhkan pengembangan analisis evaluasi ekonomi jembatan pada jembatan-jembatan

yang kompleks seperti jembatan gantung, jembatan suspension, jembatan cable stayed,

dan lain-lain.

Page 41: LAPORAN AKHIR VALUASI EKONOMI PENGELOLAAN ASET

41

4. Dibutuhkan pengembangan analisis evaluasi ekonomi jembatan akibat biaya terputusnya

arus yang diakibatkan penutupan atau runtuhnya jembatan

Page 42: LAPORAN AKHIR VALUASI EKONOMI PENGELOLAAN ASET

42

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia, 1993,

Panduan Pemeriksaan Jembatan, Jakarta.

Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia, 1993,

Panduan Rencana dan Program IBMS, Jakarta.

Hoff and Hovergaard, 1992, Road User Cost Model, Direktorat Jenderal Bina Marga,

Kementerian Pekerjaan Umum.

Marasabessy, E, 2013, Evaluasi Jembatan dengan Metode Bridge Management Sistem (Studi

Kasus Jembatan Nasional pada Jalan di Propinsi Maluku), Tesis Magister, Universitas

Gadjah Mada, Yogyakarta.

Ryall M. J, 2001, Bridge Management System, Butterworth Heineman, Oxford Auckland

Boston Johannesburg Melbourne New Delhi.

Sumadilaga, D. H, 2010, Panduan Penanganan Preservasi Jembatan, Sub Direktorat

Jenderal Bina Marga, Jakarta.

Syawaldi, Nurcholid dan Siswanto, E. H., (2014), Materi Ajar Rencana Anggaran Biaya,

https://www.academia.edu/6217551/

Triwiyono A., 2011, Sistem Manajemen Jembatan, Diktat Kuliah MSTT, UGM

Waldiyono, 2008, Kelayakan Ekonomi (Pendekatan Multi Disiplin dan Studi Kasus), Pustaka

Pelajar : Yogyakarta

Page 43: LAPORAN AKHIR VALUASI EKONOMI PENGELOLAAN ASET

43