38
LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK PELATIHAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN DAN PEMBUKUAN USAHA BAGI USAHA KECIL MENENGAH DI KABUPATEN BULELENG Oleh : DESAK NYM. SRI WERASTUTI, SE.,M.Si.,Ak/0006127903 Ketua Tim Pelaksana I MADE PRADANA ADI PUTRA,SE,SH,M.Si/0009117307 Anggota Tim Pelaksana NI KADEK SINARWATI,SE.,M.Si.,Ak/0020107205 Anggota Tim Pelaksana Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha dengan SPK Nomor: 116/UN48.15/LPM/2014 tanggal 13 Februari 2014. UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2014

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · PROPOSAL PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT ... c. Bidang Kegiatan : ... berperan dalam

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · PROPOSAL PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT ... c. Bidang Kegiatan : ... berperan dalam

LAPORAN AKHIR

PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK

PELATIHAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN

DAN PEMBUKUAN USAHA BAGI USAHA KECIL MENENGAH

DI KABUPATEN BULELENG

Oleh :

DESAK NYM. SRI WERASTUTI, SE.,M.Si.,Ak/0006127903 Ketua Tim Pelaksana

I MADE PRADANA ADI PUTRA,SE,SH,M.Si/0009117307 Anggota Tim Pelaksana

NI KADEK SINARWATI,SE.,M.Si.,Ak/0020107205 Anggota Tim Pelaksana

Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan

Ganesha dengan SPK Nomor: 116/UN48.15/LPM/2014 tanggal 13 Februari 2014.

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2014

Page 2: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · PROPOSAL PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT ... c. Bidang Kegiatan : ... berperan dalam

HALAMAN PENGESAHAN

PROPOSAL PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

a. Judul Program : Pelatihan Perencanaan Pajak Penghasilan dan

Pembukuan Usaha Bagi Usaha Kecil Menengah

(UKM) di Kabupaten Buleleng

b. Jenis Program : Pelatihan

c. Bidang Kegiatan : Perpajakan dan Akuntansi Keuangan

d. Identitas Pelaksana :

1. Ketua Pelaksana

- Nama Lengkap : Desak Nyoman Werastuti, SE.,M.Si.,Ak

- NIP : 197912062008122001

- NIDN : 0006127903

- Pangkat/Golongan : Asisten Ahli/IIIa

- Alamat Kantor : Jl. Udayana Kampus Tengah Denpasar

- Alamat Rumah : Jl. Jalak Putih V No. 18 Singaraja

2. Anggota 1

- Nama Lengkap : I Made Pradana Adiputra, SE.,SH.,M.Si

- NIP : 197311092010121001

- NIDN : 00091173007

- Pangkat/Golongan : Lektor/IIIc

- Alamat Kantor : Jl. Udayana Kampus Tengah Denpasar

- Alamat Rumah : Jl. Raya Pemaron Singaraja

3. Anggota 3

- Nama Lengkap : Ni Kadek Sinarwati, SE.,M.Si.,Ak

- NIP : 197210202010122002

- NIDN : 0020107205

- Alamat Kantor : Jalan Udayana Kampus Tengah Singaraja

- Alamat Rumah : Jalan Nusa Indah Denpasar

e. Jumlah biaya yang diusulkan : Rp. 10.000.000

f. Lama Kegiatan : 8 (delapan) bulan

Singaraja, 28 Agustus 2014

Mengetahui Ketua Pelaksana,

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Prof. Dr. I Wayan Lasmawan,M.Pd Desak Nyoman Sri Werastuti,SE.,M.Si, Ak.

NIP. 196702211993031002 NIP. 197311092010121001

Mengetahui

Ketua LPM Undiksha

Prof. Dr. Ketut Suma, M.S

NIP. 195901011984031003

Page 3: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · PROPOSAL PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT ... c. Bidang Kegiatan : ... berperan dalam

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan kehadapan Ida Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang

Maha Esa) karena berkat Rahmat-Nya Laporan Hasil Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat

dengan judul ” Pelatihan Perencanaan Pajak Penghasilan dan Pembukuan Usaha Bagi

Usaha Kecil Menengah (UKM) di Kabupaten Buleleng” dapat diselesaikan tepat pada

waktunya. Melalui kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih sebanyak-banyaknya

kepada:

1. Rektor Undiksha

2. Ketua LPM Undiksha

3. Kepala Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Koperasi Kabupaten Buleleng

4. Ketua Dewan Koperasi Indonesia Daerah Kabupaten Buleleng

5. Para pengurus koperasi di Kabupaten Buleleng

6. Serta semua pihak yang telah membantu pelaksanaan program dan penyelesaian

laporan ini.

Harapan kami semoga laporan ini dapat memudahkan seluruh pihak terkait yang

berperan dalam meningkatkan jumlah penerimaan kas negara khususnya melalui penerimaan

pajak.

Demikian kata pengantar ini kami sampaikan, semoga laporan ini bermanfaat dan

memberikan kontribusi dalam pengingkatan kualitas kehidupan berbangsa dan bernegara.

Singaraja, 12 September 2014

Tim Penyusun

Page 4: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · PROPOSAL PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT ... c. Bidang Kegiatan : ... berperan dalam

DAFTAR ISI

ISI HALAMAN

Halaman Judul ..................................................................................................................... i

Halaman Pengesahan...................................................................................................... ii

Kata Pengantar..................................................................................................................... iii

Daftar Isi............................................................................................................................... iv

Abstrak................................................................................................................................. v

Abstrac................................................................................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 1

1.1 Analisis Situasi ................................................................................................... 3

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah ....................................................................... 5

1.3 Tujuan Kegiatan................................................................................................... 6

1.4 Manfaat Kegiatan................................................................................................. 6

BAB II KERANGKA PEMECAHAN MASALAH......................................................... 7

5. Khalayak Sasaran Strategis ................................................................................. 9

6. Keterkaitan ...................................................................................................... 10

BAB III METODE PELAKSANAAN......................................................................... 10

Rancangan Evaluasi................................................................................................ 11

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................... 12

4.1 Hasil Kegiatan P2M................................................................................................. 12

4.1.1 Koordinasi Kegiatan P2M ............................................................................. 13

4.1.2 Pelaksanaan Kegiatan P2M ......................................................................... 14

4.1.3 Tahap Evaluasi Program ............................................................................. 14

BAB V RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA ...................................................... 15

BAB VI PENUTUP.......................................................................................................... 16

6.1 Simpulan...................................................................................................................... 16

6.2 Saran-saran................................................................................................................... 16

Daftar Pustaka

Lampiran-lampiran

Page 5: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · PROPOSAL PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT ... c. Bidang Kegiatan : ... berperan dalam

Pelatihan Perencanaan Pajak Penghasilan dan Pembukuan Usaha Bagi Usaha Kecil

Menengah (UKM) di Kabupaten Buleleng

Desak Nyoman Sri Werastuti

Jurusan Akuntansi Program D3 Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Pendidikan Ganesha

ABSTRAK

Peraturan di bidang perpajakan yang terbaru dikeluarkan oleh Direktorat

Jenderal Pajak adalah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 46 Tahun 2013.

Dalam PP tersebut tertuang ketentuan bagi Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan yang

menerima penghasilan dari usaha dengan peredaran bruto (omzet) tidak melebihi

Rp4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah) dalam 1 (satu) Tahun Pajak,

akan dikenai pajak dengan tarif Pajak Penghasilan (PPh) yang bersifat final sebesar 1%

(satu persen). Ketidaktahuan dan minimnya akses informasi dan sosialisasi bahkan

rendahnya kesadaran Wajib Pajak atas kewajiban perpajakannya masih menjadi kendala

rendahnya kepatuhan wajib pajak untuk membayar utang pajak. Berdasarkan kondisi

tersebut tampak masih terjadinya keberatan pelaku UKM akan pajak penghasilan 1

persen ini karena dianggap mengurangi volume usaha. Masalahnya mayoritas pelaku

UKM jarang mengadministrasikan penerimaan dan pengeluaran dengan bukti tertulis

otentik. Rendahnya praktik akuntansi pada UKM disebabkan karena pelaku UKM belum

menyadari sepenuhnya kegunaan pembukuan usaha (akuntansi). Para pelaku UKM pada

dasarnya malas untuk mencatat, mengadministrasikan dan mengarsipkan keuangan

mereka. Kondisi ini memotivasi tim P2M Undiksha melaksanakan kegiatan pengabdian

masyarakat dalam bentuk penyuluhan dan pendampingan melalui pelatihan perencanaan

pajak UKM sekaligus dan mendorong UKM agar mulai membuat pembukuan usaha

secara tertib.

Metode yang digunakan adalah pelatihan dan pendampingan dalam perencanaan

pajak dan pembukuan. Keberhasilan metode yang diterapkan diukur dengan

menggunakan pendekatan proses dan produk melalui metode observasi dan wawancara

selama dan setelah kegiatan pelatihan berlangsung. Data yang dikumpulkan adalah

absensi peserta dan produk pelatihan dan penyuluhan berupa materi perpajakan dan

pembukuan. Kegiatan pelatihan dirancang dalam tiga tahapan yang terdiri dari tahap

persiapan, implementasi dan monitoring.

Secara garis besar kegiatan pelatihan perencanaan pajak penghasilan dan pembukuan

Usaha Bagi Usaha Kecil Menengah (UKM) di Kabupaten Buleleng dapat dinyatakan

berhasil sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai. Meskipun demikian terdapat beberapa

kendala yang dihadapi selama pelaksanaan pelatihan dan proses pendampingan. Pada

waktu mendatang, mitra berharap diadakan lagi kegiatan pelatihan.

Kegiatan P2M telah berkontribusi dalam penambahan pengetahuan baru bagi

pihak UMKM khususnya para pengurus koperasi dan membantu Disperidagkop

Kabupaten Buleleng dalam menyebarluaskan informasi tentang perencanaan pajak

penghasilan dan pembukuan.

Disarankan kepada LPM Undiksha untuk bisa mendampingi kegiatan serupa

tidak hanya sebatas pengurus koperasi tetapi juga pihak UMKM lainnya dan juga tidak

sebatas hanya di Kabupaten Bueleleng tetapi juga di wilayah-wilayah lainnya. Kepada

Disperidagkop Kabupaten Buleleng disarankan untuk memberikan bantuan dana dalam

kegiatan serupa ditahun-tahun berikutnya.

Kata Kunci: Pelatihan, Perencanaan, , Pajak Penghasilan, Pembukuan, UMKM

Page 6: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · PROPOSAL PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT ... c. Bidang Kegiatan : ... berperan dalam

ABSTRACT

Regulations in the field of latest tax issued by the Directorate General of Taxation is

the Indonesian Government Regulation No. 46 Year 2013 In the PP contained provisions for

the individual taxpayer and the Board receives income from businesses with gross turnover

(turnover) does not exceed Rp4.800.000.000,00 (four billion, eight hundred million dollars)

in 1 (one) year tax, will be taxed at the rate of Income Tax (VAT) which is final 1% (one

percent). Ignorance and lack of access to information and dissemination of even low

awareness of tax obligations Taxpayer's still a problem of low compliance taxpayer to pay

the tax debt. Under these conditions appear is still the object of SMEs will be 1 percent

income tax is because they reduce the volume of business. The problem is the majority of

SMEs rarely administer the revenues and expenditures with authentic written evidence. The

low accounting practices in SMEs is because SMEs have not fully realized the usefulness of

business bookkeeping (accounting). SMEs are basically lazy to record, administer and

archive their finances. This condition motivates the team P2M Undiksha implement

community service activities in the form of counseling and assistance through training SMEs

as well as tax planning and encourage SMEs to start making bookkeeping business in an

orderly manner.

The method used is the training and assistance in tax planning and bookkeeping.

The success of the method applied was measured by using the approach of process and

product through observation and interviews during and after the training activities take place.

The data collected is attendance of participants and products in the form of training and

extension materials taxation and bookkeeping. Training activities designed in three stages

which consist of the preparation, implementation and monitoring. Broadly speaking, income

tax planning training activities and bookkeeping For Small and Medium Enterprises (SMEs)

in Buleleng can be expressed successfully in accordance with the objectives to be achieved.

Nevertheless there are some obstacles encountered during the implementation of the training

and mentoring process. In the future, hoping partner training events held again.

P2M activities have contributed to the addition of new knowledge for the SMEs in

particular the cooperative management and help Disperidagkop Buleleng in disseminating

information about tax planning and bookkeeping. It is suggested to accompany the LPM

Undiksha to be similar activities are not only limited but also the cooperative management of

other SMEs and also not limited to only in the District Bueleleng but also in other areas. To

Disperidagkop Buleleng advised to provide financial assistance in similar activities in the

years following.

Keywords: Training, Planning, Income Tax, Bookkeeping, SMEs

Page 7: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · PROPOSAL PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT ... c. Bidang Kegiatan : ... berperan dalam

BAB 1. PENDAHULUAN

Pemerintah Republik Indonesia dalam menjalankan pemerintahan dan

pembangunan membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dana tersebut dikumpulkan

dari seluruh potensi sumber daya yang dimiliki suatu negara, baik berupa hasil

kekayaan alam maupun iuran dari masyarakat. Salah satu bentuk iuran

masyarakat adalah pajak. Sebagai salah satu unsur penerimaan negara, pajak

memiliki peran yang sangat besar dan semakin diandalkan untuk kepentingan

pembangunan dan pengeluaran pemerintahan.

Pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak seakan terus berburu

pungutan masyarakat ini dengan berbagai upaya dan trik agar pajak akan terus

menyandang primadonanya pendapatan negara di sektor non migas. Setiap waktu setiap

saat melakukan perubahan dan mengeluarkan peraturan baru untuk mengisi pundi-pundi

negara lewat pungutan pajak. Jargon terdahulu ”orang bijak bayar pajak” dan berubah

menjadi ”bayarlah pajak awasi penggunannya” setelah banyak kasus mafia pajak

bermunculan membuat mau tidak mau suka tidak suka masyarakat yang sudah berNPWP

harus bayar pajak sebagai warganegara yang baik.

Di beberapa wilayah termasuk di Bali terdapat Direktorat Jenderal Pajak (DJP)

sebagai kepanjangan tangan dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia merupakan

institusi pemerintah penghimpun pajak Negara. Selanjutnya DJP dibantu oleh instansi

dibawahnya yang berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 132/PMK.01/2006

Tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak, dibentuk

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama yang mempunyai tugas melaksanakan

penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan Wajib Pajak diantaranya adalah di bidang Pajak

Penghasilan.

Peraturan di bidang perpajakan yang terbaru dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal

Pajak adalah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 46 Tahun 2013 Tentang

Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Dari Usaha Yang Diterima atau Diperoleh Wajib

Pajak Yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu yang terbit tanggal 12 Juni 2013 dan

mulai berlaku sejak 1 Juli 2013. Dalam PP tersebut tertuang ketentuan bagi Wajib Pajak

Orang Pribadi dan Badan yang menerima penghasilan dari usaha dengan peredaran bruto

(omzet) tidak melebihi Rp4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah)

dalam 1 (satu) Tahun Pajak, akan dikenai pajak dengan tarif Pajak Penghasilan (PPh)

yang bersifat final sebesar 1% (satu persen).

Page 8: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · PROPOSAL PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT ... c. Bidang Kegiatan : ... berperan dalam

Materi pokok yang diatur dalam Peraturan Pemerintah ini mengenai pengenaan

Pajak Penghasilan yang bersifat final dan penetapan besaran tarif pajak terhadap

penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak yang memiliki

peredaran bruto tertentu. Pengenaan Pajak Penghasilan yang bersifat final tersebut

ditetapkan dengan berdasarkan pada pertimbangan perlunya kesederhanaan dalam

pemungutan pajak, berkurangnya beban administrasi baik bagi Wajib Pajak maupun

Direktorat Jenderal Pajak, serta memperhatikan perkembangan ekonomi dan moneter.

Tujuan pengaturan ini adalah untuk memberikan kemudahan kepada Wajib Pajak yang

menerima atau memperoleh penghasilan dari usaha yang memiliki peredaran bruto

tertentu, untuk melakukan penghitungan, penyetoran, dan pelaporan Pajak Penghasilan

yang terutang.

Ketidaktahuan dan minimnya akses informasi dan sosialisasi bahkan rendahnya

kesadaran Wajib Pajak atas kewajiban perpajakannya masih menjadi kendala rendahnya

kepatuhan wajib pajak untuk membayar utang pajak. Berdasarkan kondisi tersebut

tampak masih terjadinya keberatan pelaku UKM akan pajak penghasilan 1 persen ini

karena dianggap mengurangi volume usaha. Masalahnya mayoritas pelaku UKM jarang

mengadministrasikan penerimaan dan pengeluaran dengan bukti tertulis otentik.

Rendahnya praktik akuntansi pada UKM disebabkan karena pelaku UKM belum

menyadari sepenuhnya kegunaan pembukuan usaha (akuntansi). Para pelaku UKM pada

dasarnya malas untuk mencatat, mengadministrasikan dan mengarsipkan keuangan

mereka. Sebuah penelitian yang dilakukan Wulan dkk dalam Pangestuningtyas (2012)

membuktikan bahwa dari 110 UKM yang diteliti terdapat 14,5% UKM yang belum

melakukan pencatatan akuntansinya. Pemelitian lain juga membuktikan bahwa para

pedagang kecil tidak menyelenggarakan dan tidak menggunakan informasi akuntansi

dalam pengelolaan usahanya (Pinasti dalam Margani Pinasti, 2007).

Pada dasarnya pemberlakuan pajak final 1 persen bagi UKM merupakan strategi

pemerintah untuk meningkatkan produktivitas UKM baik dari segi perolehan

keuntungan/omzet usaha maupun kedisplinan UKM untuk mencatatkan seluruh transaksi

kegiatan operasionalnya secara sehat melalui pembukuan UKM. Intinya pihak pajak

berdalih pemberlakuan PPh 1 persen bagi UKM ini justru untuk mengedepankan

keadilan. Sedangkan di lain pihak, pengenaan PPh 1 persen ini dapat mematikan ribuan

UKM karena banyak yang belum mapan. Pemberlakuan PPh 1 persen kepada UKM pada

dasarnya menggiring UKM memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan

mempunyai akses terhadap perbankan.

Page 9: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · PROPOSAL PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT ... c. Bidang Kegiatan : ... berperan dalam

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 46 Tahun 2013 merupakan wujud kemudahan

yang diberikan pemerintah kepada sektor tersebut. Mereka jadi lebih mudah bayar pajak.

Dibandingkan ketentuan pajak yang normal, pengenaan PPh 1 persen justru meringankan

beban UKM dalam memenuhi kewajiban membayar pajak. Apabila UKM menolak

pengenaan PPh 1 persen, pemerintah akan memberlakukan ketentuan pajak umum yang

bertarif lebih tinggi (pengenaan tarif pajak berlapis).

Oleh karena itu dasar kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah sebagai upaya

memberikan penyuluhan dan pendampingan melalui pelatihan perencanaan pajak UKM

sekaligus dan mendorong UKM agar mulai membuat pembukuan usaha secara tertib.

1. Analisis situasi

Kabupaten Buleleng merupakan kabupaten yang begitu besar potensi pajaknya.

Hal tersebut dilihat berdasarkan besarnya jumlah penduduk dan beberapa dunia usaha

yang sangat potensial menjadi wajib pajak khususnya pajak penghasilan. Di Kabupaten

Buleleng terdapat KPP Pratama Singaraja yang sesuai tugasnya memberikan penyuluhan,

pelayanan, dan pengawasan Wajib Pajak.

Berdasarkan data yang diperoleh dari KPP Pratama Singaraja, apabila dilihat dari

tingkat kepatuhan WP dilihat dari jumlah WP dan pengembalian SPT selama tahun 2010

sampai dengan 2012 adalah tampak pada tabel 1 berikut ini :

Tabel 1. Tingkat Kepatuhan WP Berdasarkan Pengembalian SPT

No.

Uraian

Tahun Pajak

2010

(orang)

2011

(orang)

2012

(orang)

1. Jumlah WP

Wajib SPT :

1. Orang Pribadi

2. Badan

39.038(a)

1.756(d)

43.057(b)

1.683(e)

34.624(c)

1.096(f)

2. Pengembalian SPT :

1. Orang Pribadi

2. Badan

21.248(g)

787(j)

27.550(h)

793(k)

26.997(i)

871(l)

Page 10: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · PROPOSAL PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT ... c. Bidang Kegiatan : ... berperan dalam

3. Tingkat Kepatuhan :

1. Orang Pribadi

2. Badan

g/a (%) = 54,4

j/d (%) = 44,8

h/b (%) = 63,9

k/e (%) = 47,1

i/c (%) = 77,9

l/f (%) = 79,5

Sumber : KPP Pratama Singaraja, 2013

Berdasarkan tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa prosentase kepatuhan WP Badan

adalah sebesar 79,5 % atau 871 WP Badan. UKM merupakan kegiatan usaha yang

dikategorikan sebagai WP Badan.

Sedangkan perkembangan UKM di Buleleng sampai dengan periode Januari

2013, tampak pada tabel 2 sebagai berikut :

Tabel 2. Perkembangan UKM di Buleleng

Perdagangan Pertanian Non Pertanian Aneka Jasa Jumlah

Formal Non

Formal

Formal Non

Formal

Formal Non

Formal

Formal Informal Formal Informal

2.838 3.583 564 1.161 705 637 499 266 4.607 5.646

Sumber : Dinas Koperasi, Perdagangan dan Perindustrian, 2013

Dari tabel 2 tersebut total keseluruhan jumlah UKM di Kabupaten Buleleng sebanyak

10.253 UKM dari berbagai jenis usaha dan produksi yang didhasilkan. Apabila

diasumsikan seluruh WP Badan pada KPP Pratama Singaraja adalah para pelaku UKM

yang telah memiliki NPWP maka partisipasi UKM yang mau membayar pajak

penghasilannya hanya sebesar 8,49 %. Apabila dilihat secara total jumlah UKM yang ada

di Kabupaten Buleleng maka sesungguhnya tampak bahwa potensi pajak dari UKM

sebetulnya begitu besar apabila UKM tersebut dapat melakukan perencanaan pajak

penghasilan termasuk menyusun pembukuan usaha UKM.

Berdasarkan pemaparan pada pendahuluan, tergambar bahwa masih minimnya

kesadaran UKM akan pemahaman aturan perpajakan dan pentingnya pencatatan kegiatan

operasional usahanya dalam sebuah pembukuan. Hal yang paling mendasar adalah pada

saat pelaku UKM dapat merencanakan pajaknya atas penghasilan yang diperolehnya,

maka secara otomatis UKM telah melakukan perencanaan keuangan usahanya.

2. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Permasalahan yang dihadapi UKM di Buleleng terkait dengan kegiatan P2M ini

adalah :

a. Keterbatasan SDM UKM dari segi pendidikan formal maupun pengetahuan dan

keterampilannya sehingga berpengaruh pada manajemen pengelolaan usahanya;

Page 11: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · PROPOSAL PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT ... c. Bidang Kegiatan : ... berperan dalam

b. Terbatasnya sarana dan prasarana usaha karena kurang informasi yang

berhubungan dengan kewajiban usahanya dalam pencatatan usaha dan informasi

kewajiban perpajakan bagi UKM.

Sesuai dengan penjelasan situasi yang dipaparkan pada pendahuluan dan analisis

situasi, maka pada program pengabdian kepada masyarakat yang dapat dilakukan saat ini

adalah melakukan pelatihan perencanaan pajak bagi pelaku UKM di Buleleng sebagai

upaya untuk melaksanakan kewajiban perpajakan melalui langkah-langkah manajemen

perpajakan yang baik. Langkah-langkah tersebut meliputi perencanaan pajak untuk

mencapai pemenuhan kewajiban perpajakan.

Potensi pajak yang begitu besar sudah seharusnyalah dibarengi dengan rangkaian

strategi untuk mengatur akuntansi dan keuangan UKM untuk meminimalkan kewajiban

perpajakan dengan cara-cara yang tidak melanggar peraturan perpajakan terlebih manfaat

lain yang diperoleh UKM adalah baiknya kualitas pencatatan atau pembukuan usaha. Hal

ini dikarenakan selama ini asumsi UKM bisa bertahan karena perolehan omzet usahanya

dengan kata lain sebagai usaha yang beorientasi laba maka UKM akan berusaha

mendapatkan laba yang optimal dengan cara meminimalkan biaya-biaya yang ada akan

tetapi masih enggan untuk melaksanakan kewajiban perpajakannya yang seharusnya

merupakan konsekuensi usaha mereka.

Dalam mendesain sebuah kebijakan perpajakan, pembuat kebijakan harus

memperhatikan asas-asas perpajakan sehingga kebijakan tersebut tidak timpang karena

ketimpangan itu bisa merugikan pihak-pihak tertentu yang terkait dengan kebijakan

tersebut. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 46 Tahun 2013 merupakan wujud

kemudahan yang diberikan pemerintah kepada sektor UKM tersebut. Mereka jadi lebih

mudah bayar pajak. Dibandingkan ketentuan pajak yang normal, pengenaan PPh 1 persen

justru meringankan beban UKM dalam memenuhi kewajiban membayar pajak. Justru itu,

bila bersikukuh menolak pengenaan PPh 1 persen, pemerintah akan memberlakukan

ketentuan pajak umum yang bertarif lebih tinggi (pengenaan tarif pajak berlapis).

Ketidakmauan UKM melaksanakan kewajiban perpajakan karena besarnya

membayar pajak menurut PP tersebut sudah sebaiknya apabila dalam pelaksanaan

pengabdian masyarakat ini dilakukan pelatihan perencanaan pajak bagi UKM di

Buleleng dan sebagai wujud sosialisasi pajak UKM 1 persen yang telah diterapkan oleh

pemerintah.

3. Tujuan Kegiatan

Page 12: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · PROPOSAL PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT ... c. Bidang Kegiatan : ... berperan dalam

Kegiatan program pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk pelatihan bagi

para pelaku UKM di Buleleng ini memiliki tujuan untuk memberikan sosialisasi,

pemahaman dan keterampilan bagi pelaku UKM sebagai bagian dari masyarakat usaha

dalam berkontribusi bagi pelaksanaan pajak 1 persen UKM melalui upaya perencanaan

pajak dimana termasuk di dalamya adalah bagaimana pihak UKM dapat melakukan

kegiatan pembukuan yang baik. Hal tersebut dilakukan sebagai pemenuhan rasa keadilan

bagi pelaku UKM bahwa asumsi bahwa UKM yang bergantung pada omzet usaha adalah

menjadi relatif ketika mereka dapat belajar untuk patuh dalam melaksanakan kewajiban

perpajakan terlebih pelaku UKM yang telah memiliki NPWP (Wajib Pajak).

Pada kegiatan pengabdian masyarakat ini yang menjadi sasaran adalah para

pelaku UKM dari berbagai kegiatan usaha yang ada di Kabupaten Buleleng yang telah

memiliki NPWP dan masih aktif melakukan kewajiban perpajakannya dengan

menyetorkan SPT nya ke Kantor Pelayanan Pajak Singaraja.

4. Manfaat Kegiatan

Program pengabdian pada masyarakat ini dapat memberi manfaat antara lain:

a) Pemberian pemahaman pajak 1 persen bagi para pelaku UKM di Buleleng;

b) Pemberian pemahaman konsekuensi logis bahwa dengan melaksanakan kewajiban

perpajakan maka harus memahami dan trampil dalam melakukan pembukuan usaha

UKM;

c) Pemberian pemahaman bahwa dalam melaksanakan kewajiban perpajakan bagi

pelaku UKM adalah melalui perencanaan pajak yang meliputi :

a. Penghematan kas keluar. Perencanaan pajak dapat menghemat pajak yang

merupakan biaya bagi UKM;

b. Mengatur aliran kas (cash flow). Perencanaan pajak dapat mengestimasi

kebutuhan kas untuk pajak dan menentukan saat pembayaran sehingga UKM

dapat menyusun anggaran kas secara lebih akurat.

BAB II. KERANGKA PEMECAHAN MASALAH

Sebelum merujuk pada kerangka pemecahan masalah, berikut dipaparkan alur

pemikiran dari pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat. Melalui alur ini

pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat akan berpijak pada masalah yang dihadapi

Page 13: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · PROPOSAL PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT ... c. Bidang Kegiatan : ... berperan dalam

oleh UKM dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya melalui mekanisme

perencanaan pajak UKM sebagai pemecahan masalahnya. Pelaksanaan pengabdian

kepada masyarakat ini akan melibatkan pihak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Singaraja

sebagai pihak yang mewakili pemerintah yang akan melakukan penyuluhan tentang

Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 terkait pajak final 1 persen.

Tax Center Undiksha merupakan kerjasama Undiksha dengan Kanwil DJP Bali

untuk memberikan pelayanan informasi pajak kepada masyarakat umum, pelaksanaan

sosialisasi perpajakan kepada masyarakat, konsultasi perpajakan untuk WP, dan

pelaksanaan pelatihan di bidang perpajakan bagi masyarakat umum. Dalam kegaiatan

P2M ini akan dilibatkan untuk memberikan pelatihan perencanaan pajak terkait dengan

peraturan pajak 1 persen bagi UKM dan aspek pembukuan usaha UKM berdasarkan

perencanaan pajak dan perencanaan keuangan UKM untuk nantinya memberikan

informasi, pengetahuan dan pelayanan dalam bentuk pelatihan perencanaan pajak UKM.

Sedangkan Tim P2M akan memberkan pelatihan untuk pembukuan usaha UKM

yang akan menjadi pendukung kegiatan perencanaan pajak penghasilan UKM

berdasarkan standar akuntansi yang berlaku bagi UKM. Untuk aspek ini, akan diberikan

informasi dan pelatihan penyusunan pembukuan usaha UKM berdasarkan permasalahan

masing-masing UKM sehingga mereka dapat mulai bertanggungjawab untuk

menyampaikan pembukuan usaha untuk kepentingan pajak ataupun untuk akses

permodalan kedepannya.

Alur pemikiran kerangka pemecahan masalah tampak pada Gambar 1 berikut ini :

Gambar 1. Alur Pemikiran P2M

Kepatuhan WP

(UKM)+

Pembukuan Usaha

UKM

Perencanaan Pajak

UKM

Pelaku UKM

Di Buleleng

1. Penghematan Kas

Keluar

2. Mengatur Cash Flow

Pemahaman PP No. 46

Tahun 2013,

pemberlakuan pajak final

1 persen

Pelaksana P2M

Kantor Pelayanan Pajak

Tax Center

Page 14: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · PROPOSAL PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT ... c. Bidang Kegiatan : ... berperan dalam

Tabel 3.

Kerangka Pemecahan Masalah

Permasalahan Akar

Permasalahan

Solusi Yang

Ditarawarkan

Luaran Yang

Dihasilkan

Minimnya

kesadaran/kepatuhan

UKM sebagai wajib

pajak dan

pembukuan usaha

UKM

1. Minimnya

pehamanan

perlunya

perencanaan

pajak oleh

pelaku UKM

2. Minimnya

pemahaman

pengetahuan

pelaku UKM

atas peraturan

pajak karena

masih

berorientasi

pada mengejar

keuntungan/

omset usaha

3. Minimnya

kesadaran

pelaku UKM

untuk

Pelatihan

Perencanaan pajak

UKM dan

pembukuan usaha

UKM

Terbentuknya

pemahaman pelaku

UKM akan arti

penting

perencanaan pajak

dan pentingnya

pembukuan usaha

UKM

Page 15: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · PROPOSAL PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT ... c. Bidang Kegiatan : ... berperan dalam

menyusun

pembukuan

usaha UKM

5. Khalayak Sasaran Strategis

Sasaran program pengabdian kepada masyarakat ini adalah para pelaku UKM di

Buleleng. Sasaran ini ditentukan dengan dasar:

1) Banyaknya jumlah UKM yang ada di Kabupaten Buleleng.

2) Gap antara jumlah UKM dengan jumlah Wajib Badan di KPP Pratama Singaraja,

minimnya pembinaan UKM dalam aspek perencanaan pajak menyebabkan rendahnya

UKM yang terdaftar sebagai WP Badan

3) Pelaku UKM bisa meningkatkan produktivitasnya melalui SDM yang dimiliki

sehingga kemampuan usaha UKM dapat memberikan kontribusi bagi pelaksanaan

pembangunan sektor pajak.

4) Diambil 100 UKM berdasarkan informasi Arif Widiarto selaku Kepala Seksi Pelayanan

KPP Pratama Singaraja tanggal 7 April 2013, bahwa tingkat partisipasi WP dalam sosialisasi

pajak tidak lebih dari 10 % dari jumlah WP.

6. Keterkaitan

Gambar 2. Keterkaitan Program P2M dengan Pelaksana

FK

PENDAMPING

Pada kegiatan ini Undiksha kerjasama dengan Tax Center, memiliki tugas memberikan

pelatihan perencanaan pajak dan pembukuan usaha bagi para pelaku UKM di Kabupaten

Buleleng.

Pelaku UKM

KPP Pratama

Singaraja

Pelaksana P2M –

TAX CENTER – UNDIKSHA

Page 16: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · PROPOSAL PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT ... c. Bidang Kegiatan : ... berperan dalam

BAB 3. METODE KEGIATAN

Metode kegiatan dalam program pengabdian kepada masyarakat ini adalah

penyuluhan dan pendampingan UKM dalam perencanaan pajak. Dalam hal ini ketua

program dan anggotanya berperan sebagai mediasi.

1) Metode Pelaksanaan P2M

Pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat dilakukan dengan tahapan

yakni:

a. Melakukan inventarisasi keberadaan UKM berdasarkan data yang ada yang

dipandang memiliki kemampuan sumber daya manusia dan keuangan yang

memenuhi syarat sesuai peraturan pajak (PP No. 46 Tahun 2013) atau dapat

menjadi Wajib Pajak sesuai ketentuan KPP.

b. Menginformasikan kegiatan kepada pelaku UKM dan KPP.

c. Melakukan komunikasi intensif dengan para pelaku UKM dan KPP.

d. Mencari tempat untuk dijadikan sebagai tempat pelatihan bagi para UKM dalam

kegiatan P2M.

e. Mendata ulang peserta

f. Membuat dan memberikan surat undangan kepada peserta sebelum kegiatan

pengabdian masyarakat dilaksanakan.

2) Melaksanakan kegiatan.

Sesuai dengan dana yang tersedia, kegiatan ini direncanakan dilakukan dua kali

dengan rencana kegiatan yang dilakukan adalah a) mengkaji kebijakan tentang PP

No. 46 Tahun 2013 dan standar akuntansi bagi pelaku UKM terkait pembukuan usaha

UKM. b) mempertemukan pihak yang terlibat dalam penyuluhan dan pendampingan

perencanaan pajak dalam kegiatan P2M.

3) Evaluasi Keberhasilan

Hasil yang diterima dari kegiatan ini, dianalisis kembali oleh pelaksana kegiatan

P2M guna mengetahui tingkat keberhasilan kegiatan dan kekurangan dan hal-hal

yang harus dilakukan lagi agar tujuan kegiatan dapat terlaksana dengan baik dan

memberi manfaat praktis kepada semua pihak yang terlibat dalam pelatihan

perencanaan pajak dan pembukuan usaha bagi UKM di Kabupaten Buleleng.

Rancangan Evaluasi

Agar pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat dapat terlaksana dengan

baik, maka perlu adanya evaluasi di setiap kegiatan. Ini memiliki tujuan agar

Page 17: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · PROPOSAL PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT ... c. Bidang Kegiatan : ... berperan dalam

pelaksanaan kegiatan disesuaikan dengan perencanaan yang telah disiapkan pada tahap

awal kegiatan. Disamping itu akan diketahui juga orang yang memiliki tanggungjawab

pada setiap kegiatan yang dirancang.

Tabel 4. Rancangan Evaluasi P2M

No Jenis kegiatan Indikator Capaian Pihak yang terlibat

1 Mencari data di

lapangan

1) Mengkasi permasalahan UKM

dalam hal perpajakan

2) Mengkasi kebijakan yang ditetapkan

Pemerintah terkait perpajakan bagi

UKM

3) Menemukan kesulitan yang dihadapi

oleh KPP

4) Menemukan masalah yang harus

diselesaikan dalam kegiatan

pengabdian kepada masyarakat

Ketua dan anggota

P2M

2 Menyusun proposal Proposal yang siap untuk diajukan di

LPM Undiksha

Ketua P2M, dan

LPM

3 Menyusun rencana

kerja P2M

1) Mendata peserta pelatihan

2) Penyiapan materi

3) Pembuatan surat dan pengiriman

surat kepada peserta

4) Menentukan tempat kegiatan

Ketua dan anggota

P2M

4 Melaksanakan

kegiatan P2M

1) Menerima peserta pada hari

pelaksanaan

2) Memberi materi tentang

perencanaan pajak dan pembukuan

usaha oleh UKM

3) Melakukan diskusi

4) Melakukan kajian terhadap

peraturan pajak final 1 persen bagi

UKM, perencanaan pajak dan

pembukuan usaha UKM

5) Terjadinya pemahaman ketrampilan

pekau UKM terhadap aturan pajak

final, perencanaan pajak dan

pembukuan usaha UKM.

Ketua pelaksana

P2M, Anggota

pelaksana P2M, KPP

Singaraja, Pelaku

UKM

5 Menyusun laporan

kegiatan P2M

1) Laporan P2M

2) Sertfikat P2M

Ketua pelaksana

P2M, Anggota

pelaksana P2M,

LPM

BAB 4. HASIL YANG DICAPAI

Pelaksanaan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat dengan tema “Pelatihan Perencanaan Pajak

Penghasilan dan Pembukuan Usaha Bagi Usaha Kecil Menengah di Kabupaten Buleleng” yang

menyasar berbagai jenis koperasi sampai pada bulan Agustus 2014 yang telah dilaksanakan 75%

Page 18: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · PROPOSAL PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT ... c. Bidang Kegiatan : ... berperan dalam

program yaitu: Melakukan inventarisasi keberadaan UKM berdasarkan data yang ada yang

dipandang memiliki kemampuan sumber daya manusia dan keuangan yang memenuhi syarat

sesuai peraturan pajak (PP No. 46 Tahun 2013) atau dapat menjadi Wajib Pajak sesuai

ketentuan KPP, Menginformasikan kegiatan kepada pelaku UKM dan KPP, Melakukan

komunikasi intensif dengan para pelaku UKM dan KPP, Mencari tempat untuk dijadikan

sebagai tempat pelatihan bagi para UKM dalam kegiatan P2M, Mendata ulang peserta,

Membuat dan memberikan surat undangan kepada peserta sebelum kegiatan pengabdian

masyarakat dilaksanakan, dan Melaksanakan kegiatan.

Sesuai dengan dana yang tersedia, kegiatan ini direncanakan dilakukan dengan rencana

kegiatan yang dilakukan adalah a) Pelatihan Perencanaan Pajak Penghasilan UKM b) pelatihan

Pembukuan Usaha Bagi Usaha Kecil Menengah di Kabupaten Buleleng .

Kerjasama antara tim pelaksana dengan pihak Dewan Koperasi Indonesia Daerah

(Dekopinda) Kabupaten Buleleng serta berbagai jenis koperasi yang ada di Kabupaten

Buleleng selama kegiatan berjalan dirasakan sangat efektif sehingga kegiatan berjalan lancar

sehingga tujuan akhir kegiatan bisa tercapai.

5.1 Koordinasi Kegiatan P2M (Proses Administrasi dan Alur Birokrasi)

Untuk menyukseskan penyelenggaraan program tidak terlepas dengan prosedur birokrasi

yang dilakukan oleh tim pelaksana dari Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA).

Langkah program yang tim pelaksana rancang diantaranya meliputi: (1) koordinasi, (2)

pelaksanan, dan (3) evaluasi. Langkah awal yang tim pelaksana lakukan adalah rapat

koordinasi tahap awal untuk merancang pertemuan dan koordinasi,dilanjutkan dengan rapat

untu merancang pelaksanaan kegiatan tahap awal. Setelah kesepakatan waktu ditentukan

untuk melakukan koordinasi dengan aparatur Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi

Kabupaten Buleleng serta Dewan Koperasi Indonesia Daerah Kabupaten Buleleng. Proses

administrasi yang tim pelaksana program harus penuhi yaitu meliputi, secara bertim

sebelumnya berkoordinasi dengan Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) untuk meminta

surat pengantar kegiatan pengabdian dan surat perjalanan dinas resmi yang substansinya

memuat Permohonan untuk Mengadakan Pengabdian Pada Masyarakat sesuai dengan

rencana kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat (P2M) dengan tema “Pelatihan Perencanaan

Pajak Penghasilan dan Pembukuan Usaha Bagi Usaha Kecil Menengah di Kabupaten

Buleleng”.

Alur birokrasi pelaksanaan program dengan mendatangi langsung Disperindag dan

Dekopinda dan bersilaturahmi dengan staf kantor setempat. Adapun hasil koodinasi tim

dengan birokrasi Dekopinda Kabupaten Buleleng, diantaranya: kesepakatan jadwal kegiatan,

Page 19: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · PROPOSAL PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT ... c. Bidang Kegiatan : ... berperan dalam

tempat penyelenggaraan, agenda kegiatan, termasuk pedataan peserta pelatihan dari

Dekopinda Kabupaten Buleleng yang dikoordinir oleh Kepala Kantor Dekopinda Kabupaten

Buleleng.

Program yang kami rancang dan usulkan untuk diselenggarakan dengan menyasar

koperasi-koperasi yang ada di Kabupaten Buleleng memperoleh apresiasi yang sangat luar

biasa dari dinas setempat beserta jajarannya. Mengingat permasalahan terkait dengan tema

yang diangkat dalam kegiatan ini memang sedang dialami dan diharapkan dapat dibantu

pemecahannya oleh tim pelaksana. Secara langsung dengan penuh penghargaan dan

penghormatan Kepala Kantor Disperindag dan Dekopinda Kabupaten Buleleng menyambut

kami dengan tangan terbuka dan mengucapkan terima kasih kepada LPM UNDIKSHA

karena sudah bersedia memfasilitasi koperasi-koperasi yang ada di Kabupaten Buleleng

dengan penerjunan staf ahli yang berkompeten dari KPP Pratama Singaraja melalui

penyelenggaraan kegiatan P2M. Harapan dari output program P2M yang tim pelaksana

selenggarakan dan dharmakan kepada koperasi-koperasi sebagai salah satu jenis UKM yang

ada di Kabupaten Buleleng.

5.2 Pelaksanaan Kegiatan P2M

Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh UKM khususnya disini adalah koperasi-koperasi

yang ada di Kabupaten Buleleng dalam kaitannya dengan upaya pengembangan wawasan

pengetahuan dan keahlian dalam perencanaan pajak penghasilan dan pembukuan, maka program

pengabdian masyarakat ini dilakukan dalam bentuk transfer iptek yang dilakukan berupa sosialisasi,

pelatihan, dan pendampingan kepada koperasi-koperasi yang mulanya memiliki pemahaman yang

terbatas mengenai perencanaan pajak penghasilan dan pembukuan usaha, dikembangkan melalui

pelatihan dan pendampingan untuk menambah wawasan pengetahuan dan keahlian dalam bidang

perencanaan pajak penghasilan UKM 1 persen dan pembukuan sehingga harapan terakhir para pelaku

UKM memahami pemberlakuan pajak 1%, memahami dan trampil dalam melakukan pembukuan

usaha serta memahami perencanaan pajak melalui penghematan kas keluar dan mengatur cash flow.

Dipilihnya sasaran koperasi, karena koperasi merupakan salah satu jenis usaha kecil dan

menengah yang diwajibkan untuk membayar pajak melalui laporan keuangan rutin yang telah

dihasilkan. P2M dilaksanakan pada hari Rabu, 27 Agustus 2014 di Kantor Dewan Koperasi

Indonesia Daerah (Dekopinda) Kabupaten Buleleng di Jalan Udayana no 22a Singaraja dengan

mendatangkan tim pakar yang kompeten dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Singaraja.

Adapun alur pelaksanaan kegiatan ini dimulai dari, 1) Tahap persiapan, yang terdiri dari tahap :

(a) penyiapan bahan administrasi sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan pelatihan, (b) melakukan

koordinasi dengan DisperindagKop dan Dekopinda Kabupaten Buleleng, (c) menyiapkan materi

pelatihan, (d) menyiapkan narasumber yang memiliki kompetensi sesuai dengan target dan tujuan

pelatihan yaitu dari KPP Pratama Singaraja, dan (e) menyiapkan jadwal sosialisasi menyesuaikan

dengan perencanaan kegiatan yang telah terprogram, 2) tahap pelaksanaan, yang terdiri dari : (a)

Page 20: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · PROPOSAL PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT ... c. Bidang Kegiatan : ... berperan dalam

melakukan sosialisasi pelatihan Perencanaan Pajak Penghasilan dan Pembukuan Usaha Bagi Usaha

Kecil Menengah di Kabupaten Buleleng, (b) diskusi terbatas mengenai pemahaman wawasan dan

keterampilan yang sudah mampu peserta kuasai, dan 3) tahap evaluasi, yang terdiri dari (a) persentasi

kesimpulan sosialiasi oleh tim pelaksana dan praktek pelatihan langsung bagi peserta, (b) refleksi

berupa praktek dari pakar dengan uji coba program yang sudah dilatihkan, dan (c) memberikan

penilain terhadap lembar kerja yang dihasilkan oleh peserta kegiatan P2M.

5.3 Tahap Evaluasi Program

Untuk mengukur tingkat keberhasilan kegiatan yang telah dilakukan, maka akan dilakukan

evaluasi minimal 3 (tiga) kali, yaitu evaluasi proses, evaluasi akhir, dan evaluasi tindak lanjut.

Kegiatan evaluasi ini akan melibatkan tutor/pakar dari Undiksha Singaraja. Kriteria dan indikator

pencapaian tujuan dan tolak ukur yang digunakan untuk menjastifikasi tingkat keberhasilan kegiatan

Setelah diberikan sosialisasi oleh tim penyuluhan dari KPP Pratama Singaraja, peserta dapat

memahami dengan jelas materi sosialisasi dan pelatihan mengenai pembukuan usaha UKM yang akan

menjadi pendukung kegiatan perencanaan pajak penghasilan UKM berdasarkan standar akuntansi

yang berlaku bagi UKM. Untuk aspek ini, diberikan informasi dan pelatihan penyusunan pembukuan

usaha UKM berdasarkan permasalahan masing-masing UKM sehingga mereka dapat mulai

bertanggungjawab untuk menyampaikan pembukuan usaha untuk kepentingan pajak ataupun

untuk akses permodalan kedepannya. Sosialisasi dan pelatihan pembukuan yang tim pelaksana

selenggarakan bertujuan untuk menunjang tingkat pengetahuan dan wawasan Terbentuknya

pemahaman pelaku UKM akan arti penting perencanaan pajak dan pentingnya pembukuan

usaha UKM.

Hal ini dapat dilihat dari hasil diskusi dan evaluasi yang dilakukan oleh tim pelaksana IbM

Undiksha, terhadap pengetahuan dan keterampilan peserta sosialisasi dan pelatihan. Berdasarkan

evaluasi tindak lanjut yang dilakukan, ditemukan bahwa pengurus koperasi yang mengikuti

pelatihan sudah memiliki pengetahuan perencanaan pajak dan pembukuan usaha UKM.

Dengan demikian, sesuai dengan kriteria keberhasilan program, maka sosialisasi dan pelatihan ini

akan dinilai berhasil apabila mampu meningkatkan pengetahuan dan wawasan peserta yang dalam hal

ini menyasar pengurus koperasi. Berdasarkan hasil evaluasi tidak lanjut juga terekam, beberapa

manfaat praktis yang diperoleh oleh pengurus koperasi melalui sosialisasi dan pelatihan ini, yaitu: a)

pemahaman mengenai pajak 1 persen ; b) Pemahaman konsekuensi logis bahwa dengan

melaksanakan kewajiban perpajakan maka harus memahami dan trampil dalam melakukan

pembukuan usaha UKM; c) Pemahaman bahwa dalam melaksanakan kewajiban perpajakan

bagi pelaku UKM adalah melalui perencanaan pajak yang meliputi : 1. penghematan kas

keluar. Perencanaan pajak dapat menghemat pajak yang merupakan biaya bagi UKM; 2.

Mengatur aliran kas (cash flow). Perencanaan pajak dapat mengestimasi kebutuhan kas untuk

Page 21: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · PROPOSAL PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT ... c. Bidang Kegiatan : ... berperan dalam

pajak dan menentukan saat pembayaran sehingga UKM dapat menyusun anggaran kas secara

lebih akurat

BAB VI

RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA

Rencana tahapan berikutnya yang akan dilaksanakan dalam program pengabdian kepada

masyarakat adalah kegiatan pendampingan dan evaluasi yang meliputi:

1. Pendampingan perhitungan pajak 1 persen bagi para pelaku UKM di Buleleng.

2. Pendampingan manajemen pembukuan sehingga terdapat tertib administrasi

pembukuan dan keuangan kelompok yang diharapkan mampu menjadikan kelompok

dapat mengelola keuangan dengan baik, serta terus berkembang kearah yang lebih

baik.

3. Pendampingan melaksanakan kewajiban perpajakan bagi pelaku UKM adalah

melalui perencanaan pajak.

4. Evaluasi program untuk melihat seberapa jauh program ini bermanfaat bagi UKM

khususnya Koperasi di Kabupaten Buleleng.

Diharapkan ke empat hal tersebut dapat dilaksanakan dalam sisa waktu pelaksanaan

program pengabdian pada masyarakat yang dilaksanakan pada UKM yang menyasar aspek

pemberdayaan pengetahuan dan keterampilan pengurus koperasi di Kabupaten Buleleng.

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari pelaksanaan program pengabdian kepada

masyarakat “Pelatihan Perencanaan Pajak Penghasilan dan Pembukuan Usaha Bagi Usaha

Kecil Menengah di Kabupaten Buleleng”, yang menyasar pemberdayaan dari koperasi di

Kabupaten Buleleng, adalah:

1. Tingkat partisipasi yang tinggi dari mitra program pengabdian kepada masyarakat

memberikan dampak positif bagi pelaksanaan program, terlihat dari pelatihan dan

pendampingan perencanaan pajak penghasilan dan pembukuan usaha dapat berjalan

dengan baik

Page 22: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · PROPOSAL PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT ... c. Bidang Kegiatan : ... berperan dalam

2. Pelaksanaan program mampu menghasilakan luaran-luaran yang diharapkan oleh program

pengabdian kepada masyarakat ini, berupa peningkatan pengetahuan, pemahaman dan

keterampilan dalam perencanaan pajak penghasilan dan pembukuan usaha dimana hal ini

memang yang diharapkan oleh tim pelaksana dan akan dilanjutkan dengan rencana tahap

kegiatan berikutnya .

7.2. Saran

Usaha Kecil dan Menengah di Kabupaten Buleleng perlu mendapat perhatian khusus

dari pemerintah daerah terkait dengan pemberlakuan Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun

2013 sehingga tidak sampai merugikan pelaku usaha tersebut. Perhatian bisa diberikan

berupa sosialisasi yang gencar sehingga semua pelaku usaha yang dikenai tarif 1% tersebut

bisa menghitung sendiri pajaknya secara baik dan benar tanpa tergantung kepada konsultan

pajak. Untuk menunjang hal tersebut, sudah tentu harus disertai dengan pembuatan

pembukuan yang tepat sesuai dengan standar yang berlaku melalui pelatihan-pelatihan yang

dilaksanakan oleh pihak yang terkait. Kerjasama semua pihak untuk mendorong

pertumbuhan UKM di Kabupaten Buleleng sangat diperlukan dalam hal ini.

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Chairil Anwar Pohan, 2013, Manajemen Perpajakan Strategi Perencanaan Pajak dan Bisnis,

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Dwi Putri Pangestuningtyas, 2012, Studi Etnometodologi Mencatat Transaksi Pada

Pengusaha Kecil Menengah, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas,

Surabaya.

Erly Suandy, 2008, Hukum Pajak, Salemba Empat, Jakarta.

Mardiasmo, 2012, Perpajakan, Penerbit Andi, Yogjakarta.

Musa Hubeis, 2009, Prospek Usaha Kecil Dalam Wadah Inkubator Bisnis, Ghalia Indonesia,

Jakarta.

Undang-Undang :

Page 23: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · PROPOSAL PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT ... c. Bidang Kegiatan : ... berperan dalam

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara

Perpajakan.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Web :

www.pajakpribadi.com

Page 24: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · PROPOSAL PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT ... c. Bidang Kegiatan : ... berperan dalam

LAMPIRAN

KEGIATAN DAN KEMAJUAN LUARAN P2M

PELATIHAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN DAN PEMBUKUAN

USAHA BAGI USAHA KECIL MENENGAH DI KABUPATEN BULELENG

Page 25: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · PROPOSAL PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT ... c. Bidang Kegiatan : ... berperan dalam
Page 26: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · PROPOSAL PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT ... c. Bidang Kegiatan : ... berperan dalam

FORMAT MATERI

DASAR-DASAR PEMBUKUAN SEDERHANA UKM

Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 : Suatu Tinjauan

Pemberlakuan Peraturan pemerintah nomor 46 tahun 2013 sudah berlangsung beberapa

waktu lamanya. Tetapi pro dan kontra yang timbul dari penerapan peraturan ini tidak urung

masih mengundang perdebatan baik dikalangan praktisi perpajakan maupun pelaku dunia

usaha.

Banyak pihak menyebut PP 46 Tahun 2013 ini sebagai bentuk perpajakan terhadap UKM,

walaupun sikap pemerintah sendiri yang tidak pernah secara tegas menyebutkan aturan ini

adalah aturan pelaksanaan perpajakan bagi UKM.

DASAR PENERBITAN

Dalam Konsideran PP 46 Tahun 2013 disebutkan bahwa penerbitan aturan ini adalah dalam

rangka melaksanakan ketentuan Pasal 4 ayat 2 huruf e Pasal 17 (7) UU Nomor 36 tahun

2008 tentang Pajak Penghasilan.

Selengkapnya pasal 4 ayat 2 berbunyi sebagai berikut :

Penghasilan di bawah ini dapat dikenai pajak bersifat final:

1. penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi dan surat

utang negara, dan bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota

koperasi orang pribadi;

2. penghasilan berupa hadiah undian;

3. penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi derivatif yang

diperdagangkan di bursa, dan transaksi penjualan saham atau pengalihan penyertaan

modal pada perusahaan pasangannya yang diterima oleh perusahaan modal ventura;

4. penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan, usaha

jasa konstruksi, usaha real estate, dan persewaan tanah dan bangunan; dan

5. penghasilan tertentu lainnya;

Dasar penerbitan ini menjadi pertanyaan, mengingat selama ini pengertian penghasilan

tertentu lainnya selalu diartikan mengacu kepada jenis penghasilannya, bukan kepada

besarnya penghasilannya. Meskipun Indonesia sudah mengadopsi pengenaan PPh yang

bersifat final sejak dilakukannya reformasi perpajakan pertama melalui Undang-undang

nomor 7 tahun 1983, tetapi pengenaan PPh Final melalui pasal 4 ayat 2 baru dimulai melaui

perubahan ketiga Undang undang pajak penghasilan melalui Undang-undang nomor 10

tahun 1994.

Dan sejak dimulainya pengenaan PPh final berdasarkan Pasal 4 ayat 2 tersebut, selalu

merujuk ke jenis penghasilan tertentu bukan penghasilan dengan jumlah tertentu.

ASPEK MEMBERIKAN KEMUDAHAN

Page 27: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · PROPOSAL PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT ... c. Bidang Kegiatan : ... berperan dalam

Dalam salah satu konsideran PP 46 Tahun 2013 tersebut disebutkan bahwa pertimbangan

dikeluarkannya aturan tersebut adalah :

“untuk memberikan kemudahan kepada Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan yang

memiliki peredaran tertentu, perlu memberikan perlakuan tersendiri ketentuan mengenai

penghitungan , penyetoran, dan pelaporan Pajak Penghasilan yang terutang”

Dalam perhitungan pajaknya memang Wajib Pajak dimudahkan dimana, dalam perhitungan

pajaknya Wajib pajak tidak perlu lagi melakukan rekonsiliasi fiskal dalam mengitung

kewajiban perpajakannya.

Hanya saja yang perlu diingat adalah, pengenaan PPh Final ini bukan berarti meniadakan

kewajiban untuk menyelenggarakan pembukuan dan menyampaikan laporan keuangan.

Berbeda dengan Wajib Pajak Orang Pribadi yang dibebaskan dari kewajiban melakukan

pembukuan dikarenakan menghitung Pajaknya dengan menggunakan Norma Penghitungan

penghasilan Netto berdasarkan Pasal 14 ayat 2 Undang-undang Pajak Penghasilan, Wajib

Pajak yang dikenakan PPh Final berdasarkan PP 46 tetap harus melakukan pembukuan

sesuai dengan Pasal 28 ayat 1 UU KUP.

Menariknya penerapan PP 46 ini secara tidak langsung merengut hak Wajib Pajak Orang

pribadi yang melakukan usaha, yang sebelumnya dapat menghitung pajaknya dengan

menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Netto yang notabene dibebaskan dari

kewajiban melakukan pembukuan dan hanya diwajibkan melakukan pencatatan menjadi

wajib melakukan pembukuan.

Sebagai perbandingan Austria tidak mewajibakan Wajib Pajak yang tidak berbentuk badan

hukum dengan peredaran usaha sampai dengan $519.960 menyampaikan laporan keuangan

(hanya melaporkan pendapatan dan biaya). Untuk Perusahaan di Jerman sampai dengan

peredaran usaha tertentu dapat menggunakan pembukuan berdasarkan Basis Kas, dalam

menghitung kewajiban perpajakannya [1]

Untuk itu perlu dipahami bahwa “simplified tax system” tidak melulu terletak pada

simplified tax calculation, tetapi secara utuh harus dipahami sebagai upaya mereduksi cost of

compliance bagi wajib pajak, yang meliputi banyak aspek salah satunya termasuk juga

penyederhanaan sistem pembukuan dan dokumen dokumen yang dipersyaratkan.

.

PP 46 TAHUN 2013 SEBAGAI PELAKSANAAN PRESUMPTIVE TAX

Istilah Presumptive Tax mencakup sejumlah prosedur dimana dasar pengenaan pajak yang

diinginkan (langsung maupun tidak langsung) tidak dihitung , melainkan dihitung melalui

indikator sederhana yang lain yang lebih mudah diukur dari dasar pengenaan pajak itu

sendiri. [2]

Presumptive tax sendiri umumnya diterapkan dalam kondisi dimana pembayar pajak di suatu

negara didominasi oleh wajib pajak yang tergolong dalam kriteria “hard to tax”. Di negara-

negara ini, sebagian besar pembayar pajak tidak memiliki transparansi keuangan yang

memungkinkan pemajakan yang efektif oleh pemerintah. Sehingga pemerintah

memperkirakan atau mengasumsikan jumlah pendapatan yang harus dikenakan pajak. [3]

Page 28: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · PROPOSAL PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT ... c. Bidang Kegiatan : ... berperan dalam

Kriteria “hard to tax” sendiri antara lain :

1. Jumlah Wajib Pajaknya sangat besar sehingga sangat tidak mungkin bagi otoritas

pajak untuk melakukan pengawasan terhadap semua wajib pajak tersebut.

2. Penghasilan wajib pajak tersebut rendah, cenderung di bawah garis kemiskinan.

3. Kondisi bisnis yang mereka jalani, tidak mengharuskan mereka untuk melakukan

pembukuan.

4. Pada umumnya mereka menjual ke pembeli akhir, sehingga mekanisme “withholding

tax” untuk pemungutan pajaknya menjadi tidak efektif.

5. Secara singkat, akibat kondisi di atas mebuat mereka sangat mudah untuk

menyembunyikan penghasilannya. [4]

Dengan melihat ketentuan dari PP 46 Tahun 2013 dapat disimpulkan bahwa salah satu tujuan

Pemberlakuannya adalah untuk menyasar wajib-pajak yang tergolong kriteria “hard to tax”

tadi, hal ini senada dengan pernyataan Dirjen Pajak yang menyebutkan bahwa baru 10%

UKM yang membayar pajak [5] dan sulitnya untuk memajaki UKM. [6]

Tetapi semangat untuk memajaki wajib pajak yang tergolong kriteria “hard to tax” tadi

menjadi agak bias apabila kita lihat pengecualian dalam pasal 2 ayat 3 PP 46 tersebut yang

berbunyi :

Tidak term asuk Wajib Pajak orang pribadi sebagaim ana dimaksud pada ayat ( 2) adalah

Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha perdagangan dan/atau jasa yang

dalam usahanya:

1. menggunakan sarana atau prasarana yang dapat dibongkar pasang, baik yang menetap

maupun tidak menetap; dan

2. menggunakan sebagian atau seluruh tempat untuk kepentingan umum yang tidak

diperunt ukkan bagi tempat usaha atau berjualan.

PP 46 sendiri tidak menjelaskan secara spesifik kenapa wajib pajak tersebut dikecualikan,

dan apakah kewajiban pajak mereka dibebaskan atau tidak, tetapi melihat sifat usahanya

yang informal terkesan pemerintah tidak ingin membebani mereka dengan pengenaan PPh

Final ini.

Yang cukup mengherankan dalam aturan pelaksanaan PP 46 ini melalui peraturan Menteri

Keuangan nomor PMK-107/PMK.11/2013 tanggal 6 Agustus 2013 dalam pasal 12 ayat 2

disebutkan bahwa kewajiban perpajakan bagi pedagang pedagang informal tadi dilaksanakan

melalui mekanisme tarif umum Pajak Penghasilan.

Jadi jika tujuan penerapan PP 46 adalah untuk menyasar wajib pajak yang termasuk kriteria

“hard to tax” tadi, mengapa justru pedagang sektor informal yang notabene merupakan wajib

pajak yang paling sulit untuk dipajaki malah dikenakan mekanisme perpajakan sesuai dengan

mekanisme umum yang sangat tidak mungkin untuk mereka penuhi.

PP 46 SEBAGAI SUMBER PENERIMAAN PAJAK BARU

Pemerintah dalam beberapa pernyataan menegaskan bahwa tujuan pengenaan PP 46 ini

bukan semata-mata untuk peningkatan penerimaan pajak, tetapi juga untuk mengedepankan

aspek keadilan dalam pengenaan pajak. [7]

Page 29: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · PROPOSAL PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT ... c. Bidang Kegiatan : ... berperan dalam

Jumlah UKM di Indonesia jauh melebihi negara-negara lainnya. UKM di Indonesia

mencapai 99% dari usaha yang ada di Indonesia, dan menyerap 97% dari keseluruhan tenaga

kerja tetapi hanya memberikan 57% nilai tambah. [8]

Melihat data di atas tergambar dengan jelas adanya suatu potensi pajak yang selama ini

belum tergali.

Dalam Survey terhadap negara-negara OECD tentang motivasi penerapan presumptive tax,

jawaban terbagi menjadi dua kategori besar:

1. Tujuan penerapan untuk penyederhanaan pembukuan dan pelaporan pajak

(simplification motive).

2. Meningkatkan kepatuhan Pajak dan perpajakan yang lebih adil (revenue motive).

Motivasi tersebut tergambar pula dalam aturan pengecualian terhadap wajib pajak yang

menjadi subyek pemajakan, dimana di negara-negara dengan kriteria pertama Wajib Pajak

dapat memilih untuk melaksanakan kewajiban perpajakannya dengan mekanisme umum,

sedangkan dalam negara-negara dengan kriteria kedua, aturan pemajakan tersebut tidak

bersifat opsional. [9]

PP 46 Tahun 2013 sendiri tidak memberikan opsi bagi Wajib Pajak untuk memilih

mekanisme umum Pajak Penghasilan dalam penghitungan pajaknya, semua Wajib pajak

yang menjadi Subyek pengenaan PP 46 baik dia orang pribadi, PMDN bahkan PMA

sekalipun dapat dikenakan PPh Final melalui mekanisme ini, pengecualian Bentuk Usaha

tetap dari aturan ini lebih didasarkan pada adanya Perjanjian Penghindaran pajak berganda

yang melarang pengenaan Presumptive Tax kepada non resident.

Sebenarnya sekalipun yang mejadi motivasi penerapan Peraturan Pemerintah No.46 tahun

2013 ini adalah Penerimaan Pajak, hal tersebut sah-sah saja. Tetapi pemerintah perlu lebih

selektif dalam menetapkan kriteria Wajib Pajak yang dikenakan pajak berdasarkan aturan ini

untuk menghindari wajib pajak dengan kriteria “higher Income” dan wajib pajak yang dapat

menyelenggarakan pembukuan. Opsi untuk memilih untuk tidak dikenakan Pajak

penghasilan berdsarkan aturan ini, harus tetap dibuka.

KESIMPULAN

Bahwa Peraturan pemerintah Nomor. 46 tahun 2013 dapat disimpulkan sebagai salah satu

sarana Pemerintah untuk memberikan simplifikasi pemajakan dan menjangkau wajib pajak

yang tergolong dalam kelompok “hard to tax”, dan juga sebagai sarana penggalian potensi

pajak yang selama ini belum tergarap.

Tetapi sayangnya masih terdapat kelemahan dalam terutama dalam hal dasar hukum

penerbitan peraturan tersebut, dan juga mengenai kriteria Wajib pajak yang dijadikan sasaran

pengenaan. Untuk itu masih diperlukan upaya-upaya penyempuraan terhadap peraturan

terkait sehingga lebih tepat sasaran dan simplifikasi sistem pemajakan yang dituju dapat

dicapai..

Dan yang perlu diingat, bahwa Presumptive Tax dapat memberikan disinsentive mengingat

cara penghitungannya yang tidak langsung, dan dapat pula membuat pelaku UKM untuk

enggan berkembang diatas batasan yang disyaratkan dan menghitung pajaknya melalui

mekanisme umum, baik melalui cara yang legal maupun penghindaran pajak.

Page 30: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · PROPOSAL PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT ... c. Bidang Kegiatan : ... berperan dalam

Selain itu sebaiknya aturan ini bersifat opsional sehingga memberikan opsi bagi UKM yang

mampu untuk melakukan penghitungan pajak melalui mekanisme umum, sehingga tujuan

penerapan PP 46 yang mendorong pengusaha UKM naik kelas sebagaimana disampaikan

Menteri Keuangan [10] tidak malah membuat Wajib Pajak yang sudah naik kelas menjadi

turun kelas.

[1] OECD, SME Tax Compliance and Simplification, 2007

[2] Ehtisham Ahmad & Nicholas Stern, The Theory and Practice of Tax Reform in

Developing Countries 276 (1991)

[3] Sona Gandhi, Presumtive Direc Taxes, Worldbank

[4] Victor Thuronyi, Presumptive Taxation of the Hard to Tax, 28 April 2003

[5] Vivanews. “Dirjen Pajak : Baru 10% UKM yang Bayar Pajak,” 6 November 2013,

dapat diakses pada http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/456555-dirjen-pajak–baru-10-

persen-ukm-yang-bayar-pajak.

[6] Jurnal parlemen. “Dirjen Pajak; Sulit Tarik Pajak dari UKM,” 21 November 2013,

dapat diakses pada http://www.jurnalparlemen.com/view/6923/dirjen-pajak-sulit-tarik-

pajak-dari-ukm.html.

[7] Detik Finance. “Dirjen Pajak: Saya Tak Cari Uang di UKM, Tapi Keadilan,” 15

November 2013, dapat diakses di

http://finance.detik.com/read/2013/11/15/170048/2414438/4/dirjen-pajak-saya-tak-cari-

uang-di-ukm-tapi-keadilan.

[8] Annabelle Mourougane, “Promoting SME Development in Indonesia” ,OECD, 2012.

[9] Alfons J Weichenrieder, “Survey On The Taxation Of Small and Medium-Sized

Enterprises”, OECD, 2007.

[10] Indonesia Finance Today, “Pajak UKM Dorong Sektor Usaha Kecil dan Menengah

Naik Kelas,” dapat diakses pada http://www.indonesiafinancetoday.com/read/47241/Pajak-

UKM-Dorong-Sektor-Usaha-Kecil-dan-Menengah-Naik-Kelas

DASAR-DASAR AKUNTANSI DAN ANALISA LAP.KEUANGAN UKM

DASAR-DASAR AKUNTANSI DAN ANALISA

LAPORAN KEUANGAN UNTUK UKM

Mendengar kata atau istilah akuntansi bagai sebagian orang adalah sesuatu yang rumit,

membosankan dan sulit untuk dipelajari.Kesan atau citra (image) demikian bagi sebagian

kalangan tentu tidak dapat dipungkiri .Bisa jadi karena mereka memang pernah mempelajari

akuntansi dan merasa kesulitan.Atau bagi mereka yang pernah mendengar bahwa belajar

atau mengusai akuntansi itu sulit.Secara jujur penulispun mengatakan pada awalnya belajar

akuntansi itu susah, rumit dan membosankan.

Kesulitan belajar akuntansi bisa jadi karena buku-buku yang mengupas akuntansi terjebak

dengan bahasa formal dan tidak disertai alat peraga.Kesulitan lain banyak pengajar akuntansi

Page 31: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · PROPOSAL PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT ... c. Bidang Kegiatan : ... berperan dalam

yang cenderung terlalu serius dalam mengajar.Terlalu banyak istilah akuntansi yang

disampaikan, tetapi tidak dengan penjelasan yangh memadai.Bukankah menyampaikan

sesuatu lebih efektif dengan bahasa yang jelas, mudah, singkat dan sederhana ? tentu saja

akan lebih mengena dengan pendekatan logika yang disertai peraga.Penulis mencoba

menyajikan materi ini dengan pendekatan logika yang mungkin berbeda penyajian dengan

buku akuntansi yang selama ini ada.

1. Transaksi Bisnis

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah transaksi, missal membeli minyak

goring, baju, sepatu, menjual kendaraan, membayar tagihan listrik dansebagainya.Secara

sederhana transaksi dapat diartikan aktivitas yang dinilai dalam satuan mata uang.Transaksi

bukan berarti harus keluar uang walaupun dinilai dalam satuan uang. Setiap transaksi bisnis

harus dibuatkan bukti yang namanya bukti transaksi, contoh diantaranya berupa kuitansi atau

faktur (invoice).Berdasarkan bukti transaksi tersebut selanjutnya dicatat dalam sebuah media

yang disebut jurnal atau jurnal transaksi.Jika perusahaan memiliki program akuntansi yang

terpasang pada computer, sebagian besar jurnal dibuat oleh computer bersamaan dengan

membuat bukti transaksi.

Materi pembahasan ini secara khusus akan mengupas transaksi bisnis dan pengaruhnya

terhadap rekening. Melalui pembahasan ini, Anda akan berkenalan dengan istilah debet,

kredit, transaksi tunai, transaksi kredit, piutang dagang, hutang dagang, dana aliran transaksi

dan pengaruh transaksi terhadap persediaan .

Pengertian Debet dan Kredit

Mari kita mulai saja dengan ilustrasi baju atau celana.Baju dan celana anggap saja memilki

dua buah kantung yang berada disisi kiri dan sisi kanan.Sisi kiri kita sebut saja si debet atau

Debit dan sisi kanan kita sebut saja si Kredit.Dengan demikian , Debet itu berarti sisi kiri dan

Kredit berarti sisi kanan, mudah bukan ?

(lihat alat peraga)

Debet dan Kredit, Bertambah atau Berkurang ?

Setelah Anda mengetahui bahwa debet itu berarti sisi kiri dan kredit berarti sisi kanan, tentu

bertanya debet itu bertambah atau berkurang, begitu juga kredit , kan? .Kembali ilustrasi

kantung untuk menyimpan uang.Artinya bisa memasukkan dan mengeluarkan uang, kan ?

Kantung yang mana? Kedua-duanya.Dengan kata lain, uang dalam kantung bisa bertambah

dan bisa juga berkurang.Begitu juga dengan si debet dan si kredit ini (lihat peraga ).

Dengan demikian , debet dan kredit bisa diartikan bertambah atau berkurang.Mengapa bisa

begitu ?

Debet berarti bertambah (+) untuk akun kelompok Aktiva dan Biaya. Debet juga berarti

berkurang (-) untuk kelompok akun Hutang, modal dan Pendapatan.

Kredit artinya bertambah (+) untuk kelompok akun Hutang, Modal dan Pendapatan.Kredit

juga berarti berkurang (-) untuk kelompok akun aktiva dan Biaya (lihat Ilustrasi )

Transaksi Tunai dan Kredit

Dalam aktivitas bisnis seringkali kita mendengar istilah transaksi tunai dan transaksi

kredit.Tentu saja Andfa juga akan bertannya apa dampak transaksi kredit , dan istilah

akunatnsi dari suatu transaksi. (dengan menggunakan alat peraga kan dijelaskan pengertian

transaksi tunai, kredit, arti piutang dan hutang dagang )

Dana Aliran Transaksi

Transaksi bisnis menyebabkan paling tidak dua rekening atau akun.Transaksi bisa jadi

menyebabkan saldo masing-masing akun bertambah, berkurang atau bertambah dan

berkurang.Yang pasti, ada yang di debet dan ada yang di kredit .

Menggunakan contoh penjualan barang dagangan (perusahaan dagang ) (lihat alat peraga

berikut )

Pengaruh Transaksi Terhadap Persediaan

Transaksi baik secara tunai maupun kredit akan mempengaruhi saldo rekening persediaan

(termasuk jumlah barang yang tersedia).Transaksi pembelian akan menambah nilai

Page 32: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · PROPOSAL PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT ... c. Bidang Kegiatan : ... berperan dalam

persediaan sedangkan transaksi penjualan akan mengurangi nilai persediaan.Nilai persediaan

tersebut tidak ada pengaruhnya apakah merupakan transaksi tunai maupun transaksi kredit.

2. Pembukuan Sederhana

Kita semua tentu sepakat , untuk selalu mencatat setiap penerimaan dan pengeluaran dana

termasuk untuk urusan pribadi.Catatan keuangan yang baik tentu akan membantu kita dalam

mengelola dana yang dimiliki.Paling tidak, dengan catatan yang baik, kita dapat

merencanakan pengeluaran dan jika ada sisa, bisa ditabung.Menetapkan prioritas

pengeluaran, missal untuk membayar angsuran kredit, membayar sewa rumah, biaya sekolah

anak dan sebagainya.Dengan demikian, catatan penerimaan sebagai sumber dana dan

pengeluaran yang teradministrasi dengan baik sangat membantu dalam mengelola dana.

Jika Anda terlalu berat dengan istilah akuntansi, mari kita mulai saja pencatatan dana dengan

istilah pembukuan.Untuk urusan bisnis, menurut pengamatan penulis, harus ada pencatatan

transaksi bisnis dalam buku kas, bank, pembelian, penjualan, hutang dan piutang. Coba Anda

amati pebisnis di sekitar kita, walupun omset penjualan tiap bulan mencapai puluhan bahkan

ratusan juta, banyak yang tidak mencatat transaksi sebagaimana seperti halnya yang disebut

dengan istilah akuntansi.

Pembukuan Kas dan Bank

Pencatatan dana transaksi bisnis yang dijalankan oleh perusahaan skala kecil dan menengah

seringkali dibukukan dalam buku kas.Artinya, setiap penerimaan dan pengeluaran

menggunakan dana yang benar-benar tunai dan ada di perusahaan pada saat itu.Hal ini

berbeda dengan yang terjadi pada perusahaan yang telah dikelola secara professional, kas

biasanya hanya digunakan untuk membiayai pengeluaran dengan jumlah yang relative

kecil.Setiap penerimaan dan pengeluaran dalam jumlah besar dilakukan menggunakan dana

yang ada di bank.

Langkah untuk mencatat transaksi dalam pembukuan kas adalah sebagai berikut :

Catat tanggal dan keterangan transaksi pada kolom tanggal dan keterangan.

Kolom Jenis diisi dengan salah satu pilihan yang tersedia, dalam kasus ini adalah pribadi,

biaya, lain-lain penjualan.

Kolom penerimaan dan pengeluaran didisi dengan angka yang menunjukkan transaksi

penerimaan dan pengeluaran.

Kolom Saldo, kecuali saldo awal yang diisi manual, data berikutnya talah terisi secara

otomatis.

Pembukuan Pembelian dan Penjualan

Pembukuan pembelian dan penjualan diguankan untuk mencatat nilai transaksi pembelian

dan penjualan.Data yang diisikan adalah tanggal transaksi , keterangan dan nilai transaksi

.Khusus untuk nama penjual (pemasok)atau pembeli (pelanggan) dapat dipilih (lihat alat

peraga)

Pembukuan Hutang dan Piutang

Transaksi yang dilakukan secara kredit menimbulkan hutang untuk penjualan dan piutang

untuk transaksi pembelian.Catatan hutang atau piutang dan pembayaran harus dibukukan

untuk masing-masing penjual (pemasok) dan pembeli (pelanggan ) (lihat alat peraga )

3. Laporan Keuangan

Secara umum dapat dikatakan bahwa laporan adalah sarana atau media untuk berkomunikasi

antar pihak yang berkepentingan.Laporan keuangan merupakan media untuk berkomunikasi

antar pelaku bisnis, sepertipemilik perusahaan, pihak manajemen, investor, calon investor,

kreditor, calon kreditor maupun pemerintah.Dengan demikian, laporan keuangan merupakan

bahasa bisnis yaitu bahasa yang digunakan antar pelaku bisnis untuk berkomunikasi.

Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk

memenuhi kebutuhan sejumlah besar pemakai yang memerlukan dan berhak untuk

memperoleh informasi yang tercakup dalam laporan keuangan termasuk informasi tambahan.

Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan, laporan keuangan

yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan arus kas, dan catatatan

Page 33: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · PROPOSAL PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT ... c. Bidang Kegiatan : ... berperan dalam

atas laporan keuangan.

Neraca adalah laporan keuangan yang menyajikan informasi mengenai aktiva,

hutang(kewajiban), dan modal (ekuitas) pada waktu tertentu.

Laporan laba rugi adalah laporan kauangan yang menyajikan informasi mengenai

pendapatan dan biaya /beban usaha.

Laporan arus kas adalah laporan keuangan yang menyajikan informasi mengenai

perubahan kas yang meliputi saldo awal kas, sumber penerimaan kas, pengeluaran kas dan

saldo akhir kas pada periode tertentu.

Catatan atas laporan keuangan adalah laporan yang menyajikan pengungkapan –

pengungkapan (disclosures) yang memuat perlakuan akuntansi dan pengungkapan informasi

lain.

4. Proses Akuntansi

Persamaan Dasar Akuntansi

Neraca digambarkan sebagai sebuah timbangan yang mengandung arti sisi kiri dengan sisim

kanan sebuah timbangan harus seimbang atau balance. Sisi kiri disebut AKTIVA dan sisi

kanan disebut PASIVA.Aktiva terdiri dari aktiva dan Pasiva terdiri dari Hutang dan Modal

.Persamaan Aktiva =Hutang+Modal inilah yang disebut dengan istilah Persamaan Dasar

Akuntansi.

Transaksi

Jurnal Transaksi

Jurnal merupakan alat untuk mencatat transaksi yang dilakukan secara kronologis

(berdasarkan urutan waktu terjadinya )dengan menyebut nama akun yang di debet dan kredit

beserta jumlah rupiah masing-masing.

Dalam jurnal tersebut terdapat lima kolom dengan penjelasan sebagai berikut :

Kolom 1 : digunakan untuk mencatat tanggal transaksi.Dalam akuntansi manual, kolom ini

terbagi dua sebelah kiri untuk tahun dan bulan dan sebelah kanan untuk tanggal .Jika

menggunakan computer tanggal transaksi menjadi satu kolom.

Kolom 2 : Untuk mencatat nama akun atau rekening, akun yang di debet ditempatkan di

sebelah kiri sedangkan akun yang dikredit dicatat dengan posisi agak kekanan.Kolom ini

juga digunakan untuk memberi keterangan transaksi (posisi di bag bawah).

Kolom 3 : digunakan untuk mencatat nomor akun atau rekening.

Kolom 4 : digunakan untuk mencatat jumlah satuan mata uang (rupiah) yang di debet

sesuai dengan nama akun/rekening yang pada kolom 2.

Kolom 5 : digunakan untuk mencatat jumlah rupiah yang di kredit sesuai dengan nama

akun atau rekening yang pada kolom 2

(lihat alat peraga)

Buku Besar

Neraca dan Laporan Laba Rugi pada dasarnya terdiri dari beberpa saldo rekening atau

akun.Masing-masing akun/rekening memiliki catatan tersendiri yang tersimpan dalam

sebuah buku yang disebut buku besar.Dengan demikian buku besar terdiri dari sekumpulan

rekening yang memiliki rincian saldo. Misal, jika jumlah rekening dalam laporan keuangan

sebanyak 50, pada buku besar juga tersimpan rincian 50 rekening tersebut.

Penjelasan tentang buku besar diatas tersebut terdapat pada perusahaan yang menerapkan

pembukuan atau akuntansi secara manual.Jika perusahaan memilki program computer

akuntansi , tentu tidak terlihat secara fisik rincian semua rekening dalam buku besar di layer

computer.Program computer biasanya memilki laporan untuk menampilkan rekening tertentu

atau seluruh rekening yang dapat ditampilkan dan dicetak setiap saat.(lihat alat peraga)

Saldo kelompok akun pada umumnya adalah Aktiva dan Biaya bersaldo debet, sedangkan

Hutang, Modal dan Pendapatan pada umumnya bersaldo kredit.

Posting

Page 34: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · PROPOSAL PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT ... c. Bidang Kegiatan : ... berperan dalam

Melalui pembahasan buku besar, Anda tentu mengetahui bahwa selain saldo awal, saldo

pada masing-masing rekening dipindah dari jurnal.Proses pemindahan saldo pada kolom

Debet dan Kredit dalam jurnal ke rekening-rekening yang bersangkutan di buku besar

disebut posting .Tentu saja posting dalam pembukuan manual dilakukan secara berkala dan

cukup merepotkan.

Posting , dalam computer akuntansi tinggal sebuah istilah untuk menyebut proses tersebut

diatas .Faktanya, begitu dibuat jurnal secara otomatis nilai transaksi akan ditempatkan ke

masing-masing rekening atau akun.

Neraca Saldo

Kembali ke pembahasan buku besar yang berisi rincian masing-masing rekening atau akun.

Saldo masing-masing akundalam buku besar biasanya digunakan untuk menyusun laporan

keuangnberupa neraca dan laporan laba rugi.Proses penyusunanlaporan keuangan tersebut

menggunakan neraca yang terdiri dari banyak kolom yang disebut neraca lajur.

Untuk keperluan penyusunan laporan keuangan tersebut (secara manual) lebih dulu harus

memindahkan saldo semua akun baik kelompok aktiva, hutang, modal, pndapatan dan biaya

ke dalam neraca lajur dalam kolom Neraca Saldo. Data dalam neraca saldo ini belum bisa

dijadikan laporan keuangan karena biasanya perlu penyesuaian pembukuan

Penggolongan Rekening

• Rekening Riil adalah rekening yang pada akhir periode akan dilaporkan di dalam

neraca,meliputi aktiva, kewajiban(hutang) dan Modal (ekuitas).

• Rekening Nominal adalah rekening yang pada akhir periode akan dilaporkan dalam laporan

laba rugi yaitu pendapatan dan biaya.

Kode Rekening

Setiap akun atau rekening dalam buku besar harus memiliki nomor sebagai identitas.Nomor

ini fungsinya sama seperti nasabah bank yang memilki nomor rekening atau kendaraan yang

memilki nomor polisi.Pemberian nomor rekening tidak diatur secara baku, jadi setiap

perusahaan boleh membuat nomor rekening sesuai dengan yang dikehendaki sepanjang

relevan dan lazim.

Nomor rekening sangat diperlukan , khususnya untuk pengolahan data berbasis

computer.Nomor rekening harus bersifat unik, satu rekening satu nomor yang berfungsi

untuk memproses data.Nomor rekeningjuga disebut sebagai kode rekeningatau akun.

5. Penutupan Pembukuan

Tutup buku atau penutupan pembukuan merupakan istilah yang digunakan untuk proses

akhir dalam suatu periode akuntansi sebelum memasuki periode akuntansi berikutnya.Proses

tutup buku adalah memindahkan saldo akun pendapatan dan biaya agar menjadi nol pada

awal periode akuntansi berikutnya. Prosedur untuk melakukan penutupan pembukuan secara

manual dilakukan dengan membuat jurnal sebagai berikut :

• Jurnal Penutupan Pendapatan dengan mendebet semua rekening penghasilan/pendapatan

dan mengkredit rekening laba rugi.

• Jurnal Penutupan Biaya dengan mendebet semua akun atau rekening biaya dan mengkredit

rekening laba rugi.

• Jurnal Penutupan Laba Rugi. Jika perusahaan mendapatkan lab, debet adalah rekening laba

dan kredit rekening modal.Jika perusahaan mengalami kerugian, debet adalah rekening

modal dam kredit adalah rekening laba rugi.

(lihat peraga )

6. Analisis Rasio Keuangan

Analisis laporan keuangan memerlukan ukuran yang biasa disebut rasio.Rasio memiliki

pengertian alat yang dinyatakan dalam arithmetical terms yang dapat digunakan untuk

menjelaskan hubungan dua macam data financial.Terdapat banyak rasioanalisis yang dapat

Page 35: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · PROPOSAL PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT ... c. Bidang Kegiatan : ... berperan dalam

dibuat menurut kebutuhan penganalisa, namun secara umum dalam beberapa literature dibagi

menjadi 4 kelompok yaitu :

Rasio Likuiditas , mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban

financial jangka pendek.

Rasio Leverage, (rasio hutang) rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh aktiva

perusahaan dibiayai dengan hutang atau dibiayai oleh pihak luar.

Rasio Aktivitas, digunakan mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan

sumberdaya yang dimiliki.

Rasio Profitabilitas, rasio keuntungan mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan

memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan, aktiva maupun laba dan modal sendiri.

(lihat alat peraga)

PERTANYAAN DAN JAWABAN

Tanya : Peredaran usaha (Omset) tahun 2012 adalah Rp. 4.2 Milyar, dan ditahun 2013

sampai dengan Mei peredaran usaha sudah mencapai 3 milyar yang diprediksi sampai akhir

tahun melebihi Rp. 4,8 Milyar, apakah ditahun 2013 menggunakan dasar PP 46 ini? dan

bagaimana perlakuan untuk tahun 2014?

Jawab : Untuk tahun 2013 menggunakan PP 46, hal ini sesuai dengan Pasal 3 ayat (2) PP 46

dinyatakan bahwa Pengenaan Pajak Penghasilan bersifat final 1% didasarkan pada

peredaran bruto dari usaha dalam 1 (satu) tahun dari Tahun Pajak terakhir sebelum Tahun

Pajak yang bersangkutan. Hal ini berarti apabila tahun pajak 2012 omzet WP selama setahun

sebesar kurang dari 4.8 Milyar, maka pada tahun pajak 2013 (Juli s.d Desember 2013) WP

tersebut dikenakan PPh Final 1%.

Dan apabila peredaran usaha WP pada tahun 2013 sebesar 5,2 Milyar (melebihi 4,8 Milyar),

maka untuk tahun pajak 2014, WP dikenai tarif PPh berdasarkan Pasal 17 UU PPh, hal ini

merujuk pada Pasal 3 ayat (4) PP 46/2013.

Tanya : Usaha saya berdiri sejak bulan Agustus 2013 dan sampai dengan Nopember 2013

telah melebihi Rp. 4,8 milyar. Apakah saya tetap wajib membayar PPh Final 1% sepanjang

tahun 2013 ini?

Jawab : Wajib, sesuai dengan Pasal 5 ayat (1) PMK 107/PMK.011/2013 dikatakan bahwa

“Dalam hal peredaran bruto kumulatif Wajib Pajak pada suatu bulan telah melebihi jumlah

Rp. 4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah) dalam suatu Tahun Pajak,

Wajib Pajak tetap dikenai tarif Pajak Penghasilan yang bersifat final adalah 1% (satu

persen) sampai dengan akhir Tahun Pajak yang bersangkutan.”

Page 36: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · PROPOSAL PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT ... c. Bidang Kegiatan : ... berperan dalam

CACATAN HARIAN (LOGBOOK)

PELATIHAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN DAN PEMBUKUAN

USAHA BAGI USAHA KECIL MENENGAH DI KABUPATEN BULELENG

No Jenis kegiatan Indikator Capaian Pihak yang terlibat

1 30 Mei 2014 1) Mengkasi permasalahan UKM

dalam hal perpajakan

2) Mengkasi kebijakan yang

ditetapkan Pemerintah terkait

perpajakan bagi UKM

3) Menemukan kesulitan yang

dihadapi oleh KPP

4) Menemukan masalah yang harus

diselesaikan dalam kegiatan

pengabdian kepada masyarakat

Ketua dan anggota

P2M

2 5 Juni 2014 Proposal yang siap untuk diajukan di

LPM Undiksha

Ketua P2M, dan

LPM

3 9 Juni 2014 1) Mendata peserta pelatihan

2) Penyiapan materi

3) Pembuatan surat dan pengiriman

surat kepada peserta

4) Menentukan tempat kegiatan

Ketua dan anggota

P2M

4 27 Agustus 2014 1) Menerima peserta pada hari

pelaksanaan

2) Memberi materi tentang

perencanaan pajak dan pembukuan

usaha oleh UKM

3) Melakukan diskusi

4) Melakukan kajian terhadap

peraturan pajak final 1 persen bagi

UKM, perencanaan pajak dan

pembukuan usaha UKM

5) Terjadinya pemahaman ketrampilan

pekau UKM terhadap aturan pajak

final, perencanaan pajak dan

pembukuan usaha UKM.

Ketua pelaksana

P2M, Anggota

pelaksana P2M, KPP

Singaraja, Pelaku

UKM

5 27 Agustus 2014 1) Laporan P2M

2) Sertfikat P2M

Ketua pelaksana

P2M, Anggota

pelaksana P2M,

LPM

No Tanggal Kegiatan

1 31 Mei 2014 Kegiatan P2M diawali dengan pertemuan tim pelaksana

yang bertujuan untuk membicarakan:

1. Koordinasi tim pelaksanaan kegiatan P2M

2. Perancangan disain dan kegiatan diklat

3. Persiapan tutor dan pembagian tugas

2 5 Juni 2014 Koordinasi dan sosialisasi tahap awal tentang program

yang akan dilaksanakan di Dewan Koperasi Indonesia

Page 37: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · PROPOSAL PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT ... c. Bidang Kegiatan : ... berperan dalam

Daerah dengan menyasar Koperasi

3 9 Juni 2014 Rapat koordinasi rancangan pelaksanaan kegiatan dengan Tim

Pelaksana P2M tentang peralatan dan bahan yang

diperlukan untuk pelatihan

Pembelian bahan-bahan kelengkapan

4 23 Juni 2014 Mendata peserta pelatihan

7 4 Juli 2014 Penyiapan Materi

8 12 Juli 2014 Menentukan tempat kegiatan

9 24 Juli 2014 Penentuan tanggal pelaksanaan

10 20 Agustus

2014

Pembuatan surat dan pengiriman surat kepada peserta

11 27 Agustus

2014

Pelaksanaan P2M

Konsumsi peserta:

- Snack

- Nasi kotak ayam

- Transportasi

12 28 Agustus

2014

Evaluasi dan monitoring pelaksanaan P2M

13 28 Agustus

2014

Analisa data program kegiatan

14 28 Agustus

2014

Rapat koordinasi hasil rekapitulasi Monitoring Pelaksanaan

Kegiatan P2M (Monitoring evaluasi laporan

Kemajuan)

15 28 Agustus

2014

Draft laporan kemajuan 75%

Singaraja, 29 Agustus 2014

Ketua Pelaksana P2M,

Desak Nyoman Sri Werastuti, SE, M.Si, Ak

NIP. 197912062008122001

Page 38: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... · PROPOSAL PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT ... c. Bidang Kegiatan : ... berperan dalam

LAPORAN PENGGUNAAN KEUANGAN AKHIR

No Jenis Anggaran Kuantitan vol.

Kerja

Satuan Jumlah

Transport mendata peserta 2 kali @ Rp. 100.000,- Rp. 200.000,-

Penyiapan materi (buku, foto kopi

dokumen-dokumen dan bahan

pendukung)

1 bulan - Rp. 750.000,-

Kits peserta 100 orang Rp. 18.000,- Rp. 1.800.000,-

Transport melaksanakan program 2 kali @ Rp. 100.000,- Rp. 200.000,-

Konsumsi peserta untuk 2 kali 100 orang @ Rp. 30.000,- Rp. 3.000.000,-

Dokumentasi 1 paket Rp. 300.000,-

ATK:

a. Kertas HVS

b. Tinta Hitam

c. Tinta Warna

d. Ballpoint

e. Block Note

f. Flashdisk

g. Catridge BW

h. Catridge Color

5 rim

2 kotak

1 kotak

4 buah

5 buah

1 buah

1 buah

2 buah

Rp. 40.000,-

Rp. 35.000,-

Rp. 40.000,-

Rp. 5.000,-

Rp. 5.000,-

Rp. 100.000,-

Rp. 200.000,-

Rp. 70.000,-

Rp. 40.000,-

Rp. 20.000,-

Rp. 50.000,-

Rp. 100.000,-

Rp. 200.000,-

Rp. 600.000

Sewa Peralatan (LCD, Wareless) 1 paket Rp. 220.000 Rp. 220.000,-

Jumlah Total Rp. 7.000.000,-