of 56 /56
LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES PENGARUH KONSELING GIZI PADA PERUBAHAN PENGETAHUAN, POLA MAKAN DAN KADAR GULA DARAH PENDERITA DM TIPE 2 DI RRJ “HORTUS MEDICUS” Tim Pelaksana: 1. Enggar Wijayanti, S.Gz 2. dr. Zuraida Zulkarnain 3. dr. Fajar Novianto 4. Rochmiatun, AMAK BALAI BESAR LITBANG TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2015

LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES PENGARUH KONSELING GIZI …e-riset.litbang.kemkes.go.id/download.php?file=1. Laporan-2015-B2P… · gizi oleh ahli gizi terhadap penderita DM tipe

  • Author
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Text of LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES PENGARUH KONSELING GIZI...

  • LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES

    PENGARUH KONSELING GIZI PADA PERUBAHAN PENGETAHUAN, POLA

    MAKAN DAN KADAR GULA DARAH PENDERITA DM TIPE 2 DI RRJ “HORTUS

    MEDICUS”

    Tim Pelaksana:

    1. Enggar Wijayanti, S.Gz

    2. dr. Zuraida Zulkarnain

    3. dr. Fajar Novianto

    4. Rochmiatun, AMAK

    BALAI BESAR LITBANG TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL

    BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN

    KEMENTERIAN KESEHATAN RI

    2015

  • i

  • ii

    SUSUNAN TIM PENELITI

    No Nama Keahlian/

    Kesarjanaan

    Kedudukan

    dalam tim Uraian tugas

    1 Enggar Wijayanti, S.Gz S1 Ilmu Gizi Ketua

    pelaksana

    Bertanggung jawab dalam

    penyusunan protokol,

    pelaksanaan semua

    kegiatan, analisa data dan

    laporan akhir

    2 dr.Zuraida Zulkarnain Dokter Peneliti Bertanggung jawab

    pemeriksaan dan

    penegakan diagnosa pasien

    3 dr. Fajar Novianto Dokter Peneliti Bertanggung jawab

    pemeriksaan dan

    penegakan diagnosa pasien

    4 Rochmiatun, AMAK DIII Analis

    Kesehatan

    Teknisi

    Litkayasa

    Bertanggung jawab pada

    pengujian kadar gula darah

  • iii

    SURAT KEPUTUSAN PENELITIAN

  • iv

  • v

  • vi

  • vii

  • viii

  • ix

  • x

    PERSETUJUAN ETIK

  • xi

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmatNya

    kami dapat menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Konseling Gizi

    Pada Perubahan Pengetahuan, Pola Makan dan Kadar Gula Darah Penderita DM Tipe 2 di

    RRJ ” Hortus Medicus”

    Kegiatan konseling merupakan salah satu bentuk pemberian edukasi yang dilakukan

    secara personal atau kelompok dengan tujuan untuk menambah pengetahuan bagi pasien

    sehingga diharapkan dengan bertambahnya pengetahuan, pasien akan dapat mengubah pola

    hidup yang adaptif sehingga dapat berdampak terkontrolnya kadar gula darah pasien

    penderita DM Tipe 2.

    Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat mengetahui perubahan pengetahuan,

    pola makan dan kadar gula darah DM tipe 2 sebelum dan sesudah adanya pemberian

    konseling gizi.

    Kami menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena

    itu kami mengharapkan segala bentuk masukan, kritikan dan saran sebagai bahan untuk

    perbaikan penelitian lebih lanjut.

    Penyusun mengucapkan terimakasih kepada Kepala B2P2TOOT, Ketua PPI,

    Peneliti, Pembantu Peneliti dan subjek penelitian yang telah membantu jalannya penelitian

    hingga selesai. Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala yang setimpal.

    Semoga kegitan konseling di Rumah Riset Jamu “Hortus Medicus” Tawangmangu

    dapat dimanfaatkan sebagai salah satu kegiatan pelayanan kesehatan dan mampu

    meningkatkan derajad kesehatan masyarakat.

    Tawangmangu, Desember 2015

    Ketua Pelaksana Penelitian

    Enggar Wijayanti, S.Gz

  • xii

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    Judul Penelitian: Pengaruh Konseling Gizi pada Perubahan Pengetahuan,Pola Makan dan

    Kadar Gula Darah Penderita DM Tipe 2 di RRJ “ Hortus Medicus”

    Penyusun: Enggar Wijayanti, S.Gz

    Latar Belakang:

    WHO pada September 2012 menjelaskan bahwa jumlah penderita DM di dunia mencapai 347

    juta orang dan lebih dari 80% kematian akibat DM terjadi di negara miskin dan berkembang.2

    Berdasarkan hasil Riskesdas yang dilakukan oleh Badan Litbang Kementerian Kesehatan RI

    terdapat kenaikan prevalensi nasional DM dari tahun 2007 sebesar 1,1% menjadi 2,1% pada

    tahun 2013.5

    Meningkatnya prevalensi komplikasi DM di Indonesia, diduga ada hubungannya dengan cara

    hidup (pola makan) yang bergeser dari pola makan tradisional yang banyak mengandung

    karbohidrat, serat dan sayuran ke pola makan dengan komposisi yang lebih banyak

    mengandung protein, lemak, gula, garam, dan sedikit serat.5

    Diabetes Mellitus merupakan penyakit kronik yang sulit disembuhkan, tetapi sangat potensial

    untuk dikendalikan. Menurut Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) tahun 2011

    terdapat empat pilar penatalaksanaan diabetes melitus yaitu; edukasi, terapi gizi medis, latihan

    jasmani/aktivitas fisik serta intervensi farmakologi.6

    Data rekam medis di Rumah Riset Jamu “Hortus Medicus” tercatat pasien dengan diagnosa

    Diabetes Mellitus tipe 2 merupakan jumlah pasien terbanyak ke-2 pada tahun 2013. Di

    Rumah Riset Jamu (RRJ) “Hortus Medicus” selama ini belum pernah dilakukan konseling

    gizi oleh ahli gizi terhadap penderita DM tipe 2.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perubahan pengetahuan gizi, pola

    makan dan kadar gula darah penderita DM tipe 2 di Rumah Riset Jamu “Hortus Medicus”

    setelah pemberian konseling gizi.

    Metode penelitian ini adalah dengan pemberian konseling selama kurang lebih 30 menit di

    awal tatap muka dengan pasien. Materi konseling berupa gambaran umum penyakit DM, jenis

    makanan diet bagi penderita DM serta contoh menu yang dianjurkan bagi penderita DM.

    Pengukuran pengetahuan, pola makan serta kadar gula darah dilakukan satu bulan setelah

    pengukuran yang pertama dengan menggunakan kuesioner yang sama.

  • xiii

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan pemberian konseling gizi mampu mengubah

    tingkat pengetahuan, pola makan dan kadar gula darah pada penderita DM tipe 2 di RRJ

    Hortus Medicus Tawangmangu. Berdasarkan hasil uji t berpasangan menunjukkan hubungan

    bermakna antara pengetahuan, pola makan dan kadar gula darah penderita DM tipe 2 sebelum

    dan sesudah dilakukan konseling gizi (p

  • xiv

    ABSTRAK

    Pendahuluan: Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit metabolik yang berlangsung kronik

    progresif, dengan gejala hiperglikemi, yang disebabkan oleh gangguan sekresi insulin,

    gangguan kerja insulin, atau keduanya. Prevalensi penderita DM di dunia maupun di Indonesia

    meningkat dari tahun ke tahun. Menurut Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI)

    tahun 2011 terdapat empat pilar penatalaksanaan diabetes melitus salah satunya dengan

    edukasi. Di Rumah Riset Jamu (RRJ) “Hortus Medicus” selama ini belum dilakukan

    konseling gizi terhadap penderita DM tipe 2. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh

    konseling gizi terhadap perubahan pengetahuan, pola makan dan kadar gula darah penderita

    DM Tipe 2.

    Metode: Penelitian ini merupakan penelitian preexperimental dengan desain the one group

    pretest and post test. Data pengetahuan gizi dan pola makan diperoleh melalui wawancara

    langsung dengan kuesioner, sedangkan data kadar gula darah diperoleh melalui pemeriksaan

    kadar gula darah sewaktu di laboratorium RRJ. Konseling gizi dilakukan selama kurang lebih

    30 menit dengan bantuan leaflet pada saat pasien datang pertama kali. Setelah 28 hari

    kemudian, dilakukan post test terhadap pengetahuan gizi, pola makan dan pemeriksaan kadar

    gula darah sewaktu.

    Hasil: Penelitian yang telah dilakukan pada 35 orang subjek, diketahui pengetahuan pasien

    meningkat setelah pemberian konseling gizi, demikian juga perubahan pola makan dan kadar

    gula darah, hasil uji t-berpasangan menunjukkan perbedaan bermakna pengetahuan sebelum

    dan sesudah (p value

  • xv

    ABSTRACT

    Introduction: Diabetes mellitus (DM) is a metabolic disease that lasts a chronic progressive,

    with symptoms of hyperglycemia, which is caused by impaired insulin secretion, impaired

    insulin action, or both. The prevalence of diabetic patients in the world and in Indonesia

    increased from year to year. According to the Indonesian Endocrinology Association

    (PERKENI) 2011 there are four strategy in diabetes mellitus management, one of them with

    education. Rumah Riset Jamu (RRJ) "Hortus Medicus" has not done nutritional counseling to

    patients with diabetes mellitus type 2. This study aims to look at the effect of nutritional

    counseling to change knowledge, and diet and blood glucose levels of type 2 diabetic patients.

    Methods: This study is preexperimental with the one group pretest and posttest design.

    Knowledge of nutrition and dietary obtained by direct interviews with questionnaires, while

    blood glucose levels obtained by examination of blood glucose levels in the laboratory RRJ.

    Nutritional counseling carried out for approximately 30 minutes with the help of leaflets when

    the patient comes first. After 28 days later, conducted post-test on knowledge of nutrition, diet

    and blood glucose levels during the examination.

    Results: The study was conducted on 35 subjects, known that the nutrition knowledge of

    patient increased after the administration of nutritional counseling, as well as changes in diet

    and blood glucose levels, paired t-test results showed a significant difference before and after

    the knowledge (p value

  • xvi

    DAFTAR ISI

    Hal

    Judul Penelitian...........................................................................................

    Susunan Tim Peneliti..................................................................................

    Surat Keputusan Penelitian.........................................................................

    Persetujuan Etik...........................................................................................

    Kata Pengantar………................................................................................

    Ringkasan Eksekutif…...............................................................................

    Abstrak…...................................................................................................

    Daftar Isi.....................................................................................................

    Daftar Tabel…............................................................................................

    Daftar Gambar............................................................................................

    Daftar Lampiran.........................................................................................

    Isi Laporan Penelitian

    A. Pendahuluan..........................................................................................

    B. Tujuan dan Manfaat..............................................................................

    C. Hipotesis...............................................................................................

    D. Metode Penelitian.................................................................................

    1. Kerangka Teori..............................................................................

    2. Kerangka Konsep...........................................................................

    3. Desain dan Jenis Penelitian............................................................

    4. Tempat dan Waktu.........................................................................

    5. Populasi dan Sampel......................................................................

    6. Besar Sampel, Cara Pemilihan atau Penarikan Sampel.................

    7. Kriterian Inklusi dan Eksklusi........................................................

    8. Variabel..........................................................................................

    9. Definisi Operasional.......................................................................

    10. Instrumen dan Cara Pengumpulan Data.........................................

    11. Bahan dan Prosedur Kerja..............................................................

    12. Manajemen dan Analisis Data.......................................................

    E. Hasil......................................................................................................

    F. Pembahasan….......................................................................................

    G. Kesimpulan dan Saran….......................................................................

    H. Ucapan Terimakasih..............................................................................

    I. Daftar Kepustakaan...............................................................................

    Lampiran.....................................................................................................

    i

    ii

    iii

    x

    xi

    xii

    xiv

    xvi

    xvii

    xviii

    xix

    1

    3

    3

    4

    4

    5

    5

    5

    5

    6

    6

    6

    7

    7

    8

    9

    11

    17

    19

    20

    21

    23

  • 17

  • xvii

    DAFTAR TABEL

    Hal

    Tabel 1. Gambaran umun subjek menurut umur, jenis kelamin, pekerjaan dan

    tingkat pendidikan…………………………...........................................

    Tabel 2. Gambaran subjek menurut status gizi………………………………….

    Tabel 3. Deskripsi subjek penelitian berdasar pengetahuan gizi sebelum dan

    sesudah…………………........................................................................

    Tabel 4. Deskripsi subjek penelitian berdasar pola makan sebelum dan sesudah…..

    Tabel 5. Deskripsi subjek berdasar kadar gula darah sebelum dan sesudah…….

    Tabel 6. Uji beda pengetahuan gizi, pola makan dan kadar gula darah sebelum dan

    sesudah pemberian konseling gizi.........................................................

    11

    12

    12

    13

    15

    16

  • xviii

    DAFTAR GRAFIK

    Hal

    Grafik 1. Grafik prosentase pengetahuan gizi subjek sebelum dan sesudah

    konseling…………….…………………………….................................

    Grafik 2. Grafik jumlah subjek berdasar kategori pola makan………...............

    13

    14

  • xix

    DAFTAR LAMPIRAN

    Hal

    Lampiran 1. Naskah penjelasan……..........................................................................

    Lampiran 2. Persetujuan setelah penjelasan (Informed Consent) sebagai subjek

    penelitian…...........................................................................................

    Lampiran 3. Kuesioner data demografi…………......................................................

    Lampiran 4. Kuesioner pengetahuan gizi.………...................................................

    Lampiran 5. Kuesioner pola konsumsi makan….......................................................

    Lampiran 6. Hasil Uji Statistik...........................................................................

    23

    25

    26

    28

    31

    34

  • 1

    A. PENDAHULUAN

    Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit metabolik yang berlangsung kronik progresif, dengan

    gejala hiperglikemi yakni ditandai dengan kenaikan kadar gula darah puasa >126 mg/dL atau

    gula darah sewaktu ≥200 mg/dL, yang disebabkan oleh gangguan sekresi insulin, gangguan

    kerja insulin, atau keduanya.1,2,3 WHO pada September 2012 menjelaskan bahwa jumlah

    penderita DM di dunia mencapai 347 juta orang dan lebih dari 80% kematian akibat DM

    terjadi pada negara miskin dan berkembang.2 Penelitian Askandar Tjokroprawiro

    menunjukkan jumlah penderita DM di dunia dari 110,4 juta pada tahun 1994 melonjak 1,5

    kali lipat (175,4 juta) pada tahun 2000 dan melonjak dua kali lipat (239,3 juta) pada tahun

    2010.4 Sedangkan dalam Diabetes Atlas 2000 (International Diabetes Federation)

    diperkirakan pada tahun 2020 nanti akan ada sejumlah 178 juta penduduk Indonesia berusia

    diatas 20 tahun dengan asumsi prevalensi DM sebesar 4,6% akan didapatkan 8,2 juta pasien

    menderita DM.2,3 Berdasarkan hasil Riskesdas yang dilakukan oleh Badan Litbang

    Kementerian Kesehatan RI terdapat kenaikan prevalensi nasional DM dari tahun 2007 sebesar

    1,1% menjadi 2,1% pada tahun 2013.5

    Meningkatnya prevalensi komplikasi DM di Indonesia, diduga ada hubungannya dengan cara

    hidup (pola makan) seiring dengan kemakmuran yang meningkat. Pola makan bergeser dari

    pola makan tradisional yang banyak mengandung karbohidrat, serat dan sayuran ke pola

    makan kebarat-baratan dengan komposisi yang terlalu banyak mengandung protein, lemak,

    gula, garam, dan sedikit serat.5

    DM tipe 2 sering disebut non-insulin dependent diabetes mellitus (NIDDM) atau adult onset

    diabetes mellitus (AODM). DM tipe 2 sering terjadi pada middle aged dan orang yang lebih

    tua, dengan puncak onset pada usia 60 tahun. DM tipe 2 lebih sering terjadi dari DM tipe 1

    yakni 90-95% dari kasus DM merupakan DM tipe 2.6 Diabetes Mellitus merupakan penyakit

    kronik yang sulit disembuhkan, tetapi sangat potensial untuk dikendalikan. Menurut

    Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) tahun 2011 terdapat empat pilar

    penatalaksanaan diabetes melitus yaitu; edukasi, terapi gizi medis, latihan jasmani/aktivitas

    fisik serta intervensi farmakologi.7 Berdasarkan studi yang dilakukan Miller, bahwa

    pengetahuan responden tentang pengelolaan DM sangat penting untuk mengontrol kadar

    glukosa darah.8 Prinsip dari pengelolaan DM pada dasarnya adalah pengaturan pola hidup

  • 2

    untuk mempertahankan kondisi fisik maupun metabolik, melalui program-program seperti

    penyuluhan kesehatan, pengaturan makanan atau diet, kegiatan jasmani atau olah raga, dan

    konsumsi obat-obat hipoglikemik baik oral maupun suntikan insulin.9 Penderita DM yang

    mempunyai pengetahuan rendah tentang pengelolaan DM memiliki risiko kadar glukosa

    darahnya tidak terkendali 2-3 kali lebih besar dibanding dengan responden yang memiliki

    pengetahuan yang cukup. Pengetahuan dapat diberikan melalui edukasi. Pemberian edukasi

    dapat diberikan secara personal atau kelompok.10 Berdasarkan teknik komunikasi, salah satu

    metode edukasi adalah melalui penyuluhan langsung yakni dengan cara konseling gizi.11

    Data rekam medis di Rumah Riset Jamu “Hortus Medicus” tercatat pasien dengan diagnosa

    Diabetes Mellitus tipe 2 merupakan jumlah pasien terbanyak ke-2 pada tahun 2013. Di

    Rumah Riset Jamu (RRJ) “Hortus Medicus” selama ini belum pernah dilakukan konseling

    gizi oleh ahli gizi terhadap penderita DM tipe 2. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan

    apakah pemberian konseling gizi mampu mengubah pengetahuan, pola makan dan

    menurunkan kadar gula darah penderita DM tipe 2 di RRJ Hortus Medicus Tawangmangu.

  • 3

    B. TUJUAN DAN MANFAAT

    1. Tujuan

    1.1 Tujuan Umum

    Didapatkannya perubahan pengetahuan gizi, pola makan dan kadar gula darah

    penderita DM tipe 2 di Rumah Riset Jamu “ Hortus Medicus” setelah pemberian

    konseling gizi.

    1.2 Tujuan khusus :

    a. Menilai perubahan pengetahuan gizi penderita DM tipe 2 sebelum dan sebulan

    sesudah/setelah mendapat konseling gizi.

    b. Mengidentifikasi perubahan pola makan/diet pada penderita DM tipe 2

    sebelum dan sebulan sesudah pemberian konseling gizi.

    c. Mengetahui perubahan kadar gula darah pasien DM tipe 2 sebelum dan

    sebulan sesudah pemberian konseling gizi

    2. Manfaat

    a. Konseling gizi dapat menjadi salah satu program pelayanan di Rumah Riset

    Jamu “Hortus Medicus” dalam upaya mengoptimalkan terapi pasien.

    b. Pemberian konseling gizi dapat menambah pengetahuan dari penderita

    diabetes mellitus sehingga dengan pengetahuan yang cukup akan mengubah

    pola hidup yang adaptif bagi penderita diabetes mellitus tipe 2 yang pada

    akhirnya dapat mengontrol kadar gula darahnya.

    c. Hasil penelitian ini merupakan penelitian awal sehingga dapat dilakukan

    penelitian lanjut bagi peneliti tentang pelaksanaan intervensi edukasi gizi

    terhadap dampak yang lebih luas pada penderita DM tipe 2 .

    C. HIPOTESIS

    Ada pengaruh/perbedaan pemberian konseling gizi terhadap pengetahuan, pola makan

    dan kadar gula darah penderita DM tipe 2.

  • 4

    D. METODE

    1. Kerangka Teori

    Patuh

    Penderita DM

    Tipe 2

    4 Pilar Penatalaksanaan DM6

    - Pengaturan diet /pola makan

    - Latihan Jasmani/fisik

    - Terapi obat berkhasiat hipoglikemik

    - Penyuluhan/edukasi

    ;

    Faktor yang

    mempengaruhi

    Kepatuhan12

    Demografi

    Sosial

    Psikologis

    Lama sakit DM

    Pengobatan

    Komplikasi

    DM

    Gula darah terkontrol Gula darah tdk

    terkontrol

    Tidak Patuh

    - Genetik

    - Usia

    - Obesitas

    - Diet/pola makan

    - Aktivitas fisik

    ;

  • 5

    2. Kerangka konsep

    3. Desain dan Jenis Penelitian

    Penelitian ini merupakan penelitian Pre-Experimental, dengan desain The one group

    pretest and post test design. Dalam rancangan ini digunakan satu kelompok subjek,

    dimana semua subjek mendapatkan pengobatan jamu anti DM. Pada kelompok

    subjek tersebut pertama-tama dilakukan pengukuran (pretest), lalu dikenakan

    perlakuan (konseling gizi), kemudian setelah 28 hari dilakukan pengukuran untuk

    kedua kalinya (posttest).

    4. Tempat dan Waktu

    Penelitian ini dilakukan di Rumah Riset Jamu (RRJ) “Hortus Medicus”

    Tawangmangu, mulai bulan Maret sampai Oktober 2015.

    5. Populasi dan Sampel

    Populasi : semua pasien DM Tipe 2 yang berkunjung ke Rumah Riset Jamu

    (RRJ)“Hortus Medicus” Tawangmangu.

    Sampel : pasien DM Tipe 2 yang melakukan pemeriksaan kadar gula darah di

    laboratorium kimia darah di Rumah Riset Jamu (RRJ)“Hortus Medicus”

    Tawangmangu dan memenuhi kriteria inklusi.

    Penderita DM

    Tipe 2

    Umur

    Jenis kelamin

    Tingkat pendidikan

    Lama sakit DM

    Pekerjaan

    Pola makan

    Terapi obat/jamu

    Konseling Gizi

    - Pengetahuan

    - Pola makan

    - Kadar gula darah

    - Pola makan

    - Pengetahuan

    - Kadar Gula Darah

    -

    Awal Akhir

  • 6

    6. Besar Sampel, Cara Pemilihan atau Penarikan Sampel

    Besar sampel dihitung berdasarkan rumus:

    N Z21-/2 P (1-P)

    n = -------------------------------

    (N-1) d2 + Z21-/2 P (1-P)

    dimana :

    n = besar sampel minimum

    Z1-/2 = 1,96 pada α 0,05

    P = harga proporsi di populasi( yakni 0,5)

    d = presisi ditetapkan (10%)

    N = jumlah pengunjung rata-rata per bulan pasien DM tipe 2 di RRJ “Hortus Medicus” (54 orang)

    Dari rumus perhitungan sampel diatas, didapat sampel minimal sebanyak 34,797 ≈ 35

    subjek

    Pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling.

    7. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

    Kriteria Inklusi

    a. Pasienpengunjung RRJ yang telah terdiagnosa DM tipe 2 (kadar gula darah

    sewaktu ≥200 mg/dL disertai keluhan klasik DM)

    b. Pasien yang berusia 35-65 tahun.

    c. Pasien yang belum pernah diberi konseling gizi.

    d. Bersedia menjadi responden.

    Kriteria Eksklusi

    a. Pasien diabetes mellitus dengan komplikasi yang dapat mempengaruhi

    pemeriksaan kadar gula dalam darah (ketoasidosis diabetik, retinopati, nefropati,

    neuropati dan kelainan yang melibatkan jantung dan pembuluh darah)

    b. Pasien yang sudah pernah mendapat konseling gizi.

    c. Pasien meminum obat penurun gula darah atau mendapat terapi insulin

    8. Variabel

    Variabel pada penelitian ini terdiri dari:

  • 7

    a. Variabel idependen/bebas: konseling gizi

    b. Variabel dependen/terikat: pengetahuan gizi, pola makan, dan kadar gula

    darah.

    9. Definisi Operasional

    Definisi operasional dari variabel yang akan diteliti pada penelitian ini adalah

    sebagai berikut:

    a. Konseling gizi adalah Pemberian informasi atau materi berupa gizi yang

    berkaitan dengan penyakit DM, diet/anjuran makan bagi pasien DM dengan

    menggunakan alat bantu berupa leaflet diet DM serta Daftar Komposisi Bahan

    Makanan (DKBM).

    b. Pengetahuan gizi sebelum dan sesudah, adalah tingkat pemahaman pasien

    tentang penyakit DM, anjuran diet untuk pasien DM sebelum dan sesudah

    dilakukan konseling, yang diukur menggunakan kuesioner.

    c. Pola makan sebelum dan sesudah adalah pola asupan makanan dan pemilihan

    bahan makanan yang biasa dikonsumsi pasien melibuti jenis bahan makanan

    dan frekuensi dalam mengkonsumsi makanan

    d. Kadar gula darah sewaktu sebelum dilakukan intervensi adalah catatan

    pemeriksaan kadar gula darah pasien di Laboratorium Kimia Darah RRJ

    “Hortus Medicus”).

    10. Instrumen dan Cara Pengumpulan Data

    Instrumen berupa:

    a. Kuesioner pre dan post perlakuan yang berisi daftar pertanyaan dengan jawaban

    tertutup

    b. Data kadar gula darah sewaktu dari rekam medis

    c. Leaflet panduan diet DM

    Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder.

    Data primer diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner,

    sedangkan data sekunder diperoleh dari data catatan pemeriksaan kadar gula darah

    yang ada di Laboratorium Kimia Darah RRJ “Hortus Medicus” Tawangmangu.

  • 8

    11. Bahan dan Prosedur Kerja

    Prosedur Kerja

    a. Pasien yang telah diperiksa oleh dokter dan telah melakukan pemeriksaan kadar

    gula darah sewaktu di laboratorium RRJ serta memenuhi kriteria inklusi

    selanjutnya dirujuk oleh dokter untuk konsul gizi ke bagian gizi. Selanjutnya

    peneliti (ahli gizi) menjelaskan kepada pasien/subjek mengenai tujuan penelitian

    dan konseling, sekaligus ditanya kesediaannya menjadi responden penelitian.

    b. Bila pasien setuju (sudah menandatangani informed consent), maka dicatat data

    hasil pemeriksaan laboratorium untuk kadar gula darah sewaktu dan identitas

    lengkap pasien. Kemudian dilakukan pretest dan wawancara menggunakan lembar

    kuesioner yang telah disediakan oleh ahli gizi untuk mengetahui tingkat

    pengetahuan gizi dan pola makan sehari-hari pasien. Setelah itu, dilakukan

    konseling gizi oleh ahli gizi dengan bantuan leaflet yang berisi informasi mengenai

    penyakit, anjuran diet, dan daftar penukar bahan makanan (DKBM) bagi penderita

    DM selama ± 30 menit.

    Post test dan pemeriksaan kadar gula darah sewaktu

    (dilakukan 28 hari setelah pre test)

    Mencatat data demografi pasien dari hasil

    wawancara kuesioner dan hasil pemeriksaan

    kadar gula darah dari laboratorium

    Pre test

    Diberi konseling gizi

    Menentukan sampel yang memenuhi kriteria inklusi

    Pasien diminta mengisi lembar

    persetujuan

    Pasien yang tidak bersedia

    menjadi responden

    Pasien yang bersedia

    menjadi responden

  • 9

    c. Setelah ±28 hari dari pre test dilakukan post test pada pasien yang sama yang

    datang kembali di Rumah Riset Jamu dengan kuesioner yang sama dan selanjutnya

    dilakukan pemeriksaan ulang kadar gula darah. Pada pemeriksaan darah ini, darah

    yang diambil adalah darah vena sebanyak 3 cc untuk kemudian diukur kadar gula

    darah sewaktu dengan menggunakan alat Urit 8030 (kimia analyzer) oleh tenaga

    analis kesehatan di Laboratorium Kimia Darah di RRJ “ Hortus Medicus”.

    d. Kuesioner pengetahuan gizi berisi 20 soal pertanyaan yang berhubungan dengan

    penyakit DM dan diet DM. Total skor adalah 20, dengan ketentuan untuk setiap

    pertanyaan bernilai 0, apabila jawaban responden salah; dan nilai 1, apabila

    jawabannya benar. Perhitungan total nilai pengetahuan responden adalah :

    Total skor pengetahuan = Nilai semua jawaban

    X 100%

    Total skor jawaban

    Setelah dilakukan penghitungan skor, maka hasil dikategorikan, sebagai berikut:

    - Kurang < 60% jawaban benar

    - Cukup 60% - 80% jawaban benar

    - Baik > 80% jawaban benar

    e. Kuesioner pola makan berisi 18 pertanyaan dengan nilai berbeda. Untuk

    pertanyaan nomor 1-2 bernilai 4, pertanyaan nomor 4-15 bernilai 3, dan

    pertanyaan nomor 16-18 bernilai 2. Dengan total nilai adalah 50 13. Hasil penilaian

    dikategorikan sebagai berikut:

    Total skor pola makan = Nilai semua jawaban

    X 100%

    Total skor jawaban

    - Tidak berpola makan baik, skor < 80%

    - Berpola makan baik, skor ≥ 80 %

    f. Hasil total dari penilaian kuesioner pengetahuan dan pola makan dapat digunakan

    untuk menilai pengetahuan gizi dan pola makan subjek.

    12. Manajemen dan Analisis Data

    Manajemen Data

    a. Data Kuantitatif yang sudah terkumpul kemudian dilakukan peng-entry-an,

    peng-cleaning-an dan dilanjutkan analisis data

  • 10

    b. Data Kualitatif yang sudah terkumpul akan dibuat matriks, dilakukan

    pengkodean dan skoring yang selanjutnya dilakukan analisis sesuai tujuan

    penelitian.

    Analisis Data

    Data yang sudah direkapitulasi dari hasil wawancara dikelompokkan menurut

    data demografi dan hasil laboratorium untuk kadar gula darah. Pengolahan data

    hasil penelitian akan diolah menggunakan software SPSS versi 17. Penyajian

    hasil analisis data akan dilakukan secara:

    a. Univariat

    Untuk menggambarkan distribusi masing-masing variabel

    b. Bivariat

    Untuk menguji perbedaan nilai pre dan post dampak perlakuan digunakan uji t-

    berpasangan (paired t-test )

  • 11

    E. HASIL

    1. Karakteristik demografi subjek

    Subjek dalam penelitian ini merupakan pasien yang berobat di RRJ Hortus Medicus

    Tawangmangu dan terdiagnosis menderita Diabetes Mellitus tipe 2 serta bersedia

    berpartisipasi dalam penelitian ini.

    Subjek berjumlah 35 orang terdiri dari 20 orang laki-laki dan 15 orang perempuan.

    Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, umur, pekerjaan dan tingkat

    pendidikan disajikan pada tabel 1.

    Tabel 1. Gambaran umum subjek menurut umur, jenis kelamin, pekerjaan, tingkat

    pendidikan

    Gambaran Umum Subjek n %

    Jenis kelamin

    Laki-laki 20 57,1

    Perempuan 15 49,2

    Jumlah 35 100

    Kelompok Umur

    35-44 th 8 22,9

    45-54 th 15 42,9

    55-64 th 12 34,3

    Jumlah 35 100

    Pekerjaan

    Ibu Rumah Tangga 5 14,3

    Karyawan swasta 10 28,6

    Pensiunan PNS 1 2,9

    Petani 2 5,7

    PNS 8 22,9

    Wiraswasta 9 25,7

    Jumlah 35 100

    Pendidikan

    Tidak tamat SD 2 5,7

    SD 5 14,3

    SMP 4 11,4

    SMA 13 37,1

    Sarjana 11 31,4

    Jumlah 35 100

    Pada tabel 1 terlihat bahwa jumlah subjek laki-laki (57%) lebih banyak dari subjek

    wanita (49%). Subjek rata-rata berumur 45 tahun ke atas. Rentang umur subjek 35-65

    tahun, dengan rata-rata SD ±7,433 tahun. Sebagian besar subjek memiliki pendidikan

    terendah SMA. Pekerjaan subjek mayoritas sebagai karyawan swasta, PNS dan

    wiraswasta.

  • 12

    Tabel 2. Gambaran subjek menurut status gizi

    Variabel

    Sebelum Sesudah

    (n=35) ( n=35)

    n % n %

    Status gizi

    Gizi kurang 2 5,7 2 5,7

    Normal 8 22,9 10 28,6

    Gizi Lebih

    Obesitas I

    Obesitas II

    10

    11

    4

    28,6

    31,4

    11,4

    11

    9

    3

    31,4

    25,7

    8,6

    Tabel di atas menggambarkan status gizi pasien sebelum dan sesudah intervensi.

    Sebelum intervensi status gizi pasien 31,4 % mengalami obesitas I sedangkan setelah

    intervensi 28,6 % berstatus gizi normal dan 31,4% memiliki status gizi lebih.

    2. Gambaran subjek berdasar pengetahuan gizi

    Pengetahuan gizi yang diperoleh berdasarkan jumlah nilai jawaban dari kuesioner

    pengetahuan gizi dibagi dengan seluruh total skor yang kemudian dikategorikan

    menjadi tiga kategori yakni, pengetahuan kurang ( 80% jawaban benar).

    Data penelitian tentang pengetahuan gizi subjek sebelum dan sesudah ditampilkan

    dalam tabel berikut ini:

    Tabel 3. Deskripsi subjek penelitian berdasar pengetahuan gizi sebelum dan sesudah

    Variabel

    Sebelum Sesudah

    (n=35) (n=35)

    n % n %

    Pengetahuan gizi

    Kurang (nilai 80%) 0 0 6 17,1

    Pada tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa pengetahuan gizi sebelum intervensi sebagian

    besar berpengetahuan kurang (25 subjek). Sedangkan pengetahuan gizi sesudah

    intervesi sebagian besar responden memiliki pengetahuan gizi yang cukup (24 subjek).

  • 13

    Pada grafik di atas terlihat bahwa terdapat perbedaan prosentase subjek pada kategori

    pengetahuan sebelum dan sesudah perlakuan. Sebelum intervensi, subjek yang

    memiliki pengetahuan kurang (71%) dan cukup (28%) dan tidak ada subjek yang

    memiliki pengetahuan gizi yang baik. Setelah intervensi, sebagian besar subjek

    memiliki pengetahuan gizi cukup (69%) dan terdapat 17% subjek yang

    berpengetahuan baik.

    3. Gambaran subjek berdasar pola makan

    Pada penelitian ini pola makan subjek yang diperoleh dari nilai jawaban subjek

    selanjutnya dikategorikan menjadi dua kategori yakni berpola makan kurang baik dan

    berpola makan baik. Gambaran pola makan subjek sebelum dan sesudah intervensi

    disajikan pada tabel di bawah ini.

    Tabel 4. Deskripsi subjek penelitian berdasar pola makan sebelum dan sesudah

    Variabel

    Sebelum Sesudah

    (n=35) (n=35)

    n % n %

    Pola Makan

    Kurang baik (

  • 14

    Sebelum intervensi, sebagian besar subjek memiliki kebiasaan pola makan yang

    kurang baik (86%), setelah intervensi lebih dari separo subjek sudah berpola makan

    baik (63%).

    Pada grafik di atas terlihat perbedaan jumlah subjek berdasarkan kategori pola makan

    sebelum dan sesudah intervensi, dimana terjadi peningkatan jumlah yang berpola

    makan baik setelah diberikan konseling gizi.

    4. Gambaran subjek berdasarkan kadar gula darah

    Gambaran kadar gula darah sewaktu subjek sebelum dan sesudah adanya pemberian

    konseling gizi ditampilkan dalam tabel di bawah ini:

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    sebelum sesudah

    30

    13

    5

    22

    jum

    lah

    su

    bje

    k

    Grafik jumlah subjek berdasarkan kategori pola makan

    berpola makan tidak baik

    berpola makan baik

  • 15

    Tabel.5 Deskripsi subjek penelitian berdasar kadar gula sebelum dan sesudah

    Nomor

    subjek

    GDS

    sebelum

    GDS

    sesudah

    1 220 190

    2 307 265

    3 233 179

    4 284 275

    5 211 309

    6 352 251

    7 290 267

    8 269 299

    9 226 176

    10 250 220

    11 283 222

    12 256 266

    13 249 232

    14 313 253

    15 301 276

    16 299 246

    17 299 255

    18 212 178

    19 330 305

    20 297 251

    21 221 262

    22 300 293

    23 261 203

    24 250 226

    25 241 253

    26 296 254

    27 258 275

    28 266 258

    29 234 260

    30 291 290

    31 217 289

    32 232 151

    33 265 240

    34 257 234

    35 235 190

    Tabel di atas menunjukkan kadar gula darah sewaktu (GDS) sebelum lebih tinggi

    dibandingkan dengan kadar GDS sesudah intervensi. Kadar gula darah sewaktu subjek

    rata-rata masih berada diatas nilai 200 mg/dL. Setelah pemberian konseling gizi,

    subjek mengalami penurunan kadar gula darah sewaktu lebih banyak jumlahnya (27

    orang) dibandingkan jumlah subjek yang mengalami kenaikan kadar gula darah (8

    orang).

  • 16

    5. Analisis bivariat pengetahuan gizi, pola makan dan kadar gula darah

    Hasil analisis dengan menggunakan uji t-berpasangan pengetahuan gizi, pola makan

    dan kadar gula subjek sebelum dan sesudah adanya pemberian konseling gizi disajikan

    dalam tabel berikut ini:

    Tabel 6. Uji beda pengetahuan gizi, pola makan dan kadar gula darah sebelum dan

    sesudah pemberian konseling gizi

    Jenis Pengukuran Sebelum (pre)

    n=35

    Sesudah (post)

    n=35

    p

    Rerata SD Rerata SD

    Nilai pengetahuan gizi 39,7 22,8 69,1 16,5 0,001*

    Nilai pola makan 72,0 7,3 80,3 6,5 0,001*

    Nilai kadar gula (mg/dL) 265,8 35,8 245,5 39,9 0,006*

    Keterangan

    *Uji t-berpasangan

    * Nilai normal kadar GDS ≤ 200 mg/dL

    Pada tabel 4 di atas terlihat bahwa rerata nilai pengetahun gizi sesudah (69,1) lebih

    tinggi daripada sebelum diberikan konseling gizi (40,2). Demikian juga untuk nilai

    pola makan dan nilai kadar gula darah sewaktu. Hasil uji menunjukkan ada perbedaan

    bermakna pada pengetahuan gizi, pola makan dan kadar gula darah sebelum dan

    sesudah adanya konseling gizi (p

  • 17

    F. PEMBAHASAN

    Subjek penelitian gizi yang berkunjung ke RRJ Hortus medicus sebagian besar

    laki-laki dan berusia antara 44-55 tahun. Hal ini sesuai dengan penelitian yang

    dilakukan oleh Kirkman dkk bahwa DM tipe 2 sering terjadi pada middle aged,

    dengan puncak onset pada usia 60 tahun. Berdasarkan hasil Riskesdas 2013, proporsi

    penyebab kematian akibat DM pada kelompok 45-54 tahun di daerah perkotaan

    menduduki rangking ke-2, sebesar 14,7 %.5

    Mayoritas subjek memiliki berpendidikan minimal SMA atau sederajad. Hasil

    penelitian Riskesdas tahun 2013 menunjukkan bahwa prevalensi DM cenderung lebih

    tinggi pada masyarakat dengan tingkat pendidikan tinggi.5 Terdapat indikasi bahwa

    semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka akan mempengaruhi tingkat

    pendapatan dan kemapanan dalam hidupnya, yang selanjutnya diikuti dengan pola

    konsumsi yang berlebihan sehingga berpeluang terkena DM Tipe 2.14

    Sebagian besar subjek bekerja. Subjek yang memiliki pekerjaan ternyata lebih

    mudah menerima informasi dan diajak bekerjasama dalam proses edukasi. Sekalipun

    tingkat pendidikannya lebih rendah dibanding subjek yang tidak bekerja.15

    Rata-rata subjek memiliki status gizi lebih maupun obesitas. Kegemukan dan

    obesitas merupakan salah satu faktor risiko penyebab terjadinya DM. Obesitas dapat

    terjadi karena ketidakseimbangan asupan dan pengeluaran energi. Penelitian yang

    dilakukan oleh Sunjaya, menemukan bahwa individu yang mengalami obesitas

    berisiko 2,7 kali lebih besar untuk terkena DM dibandingkan individu yang tidak

    mengalami masalah obesitas. 16

    Berdasarkan hasil uji statistik t-berpasangan menunjukkan bahwa terdapat

    perbedaan yang bermakna pada pengetahuan gizi sebelum dan sesudah (p

  • 18

    (dokter dan ahli gizi).17 Adanya panduan berupa leaflet yang dapat dapat dibawa

    pulang juga ikut membantu dalam proses edukasi pasien.

    Hasil uji statistik menunjukkan terdapat perbedaan bermakna antara pola makan

    antara sebelum dan sesudah intervensi (p

  • 19

    G. KESIMPULAN DAN SARAN

    1. Kesimpulan

    Pemberian konseling gizi berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan,

    memberikan perubahan terhadap pola makan dan berkontribusi terhadap penurunan

    kadar gula darah sewaktu pada penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 di RRJ Hortus

    Medicus Tawangmangu.

    2. Saran

    a. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang efektivitas konseling yang

    dilakukan untuk jangka waktu tertentu sehingga dapat dilihat/ditentukan berapa

    kali dalam setahun konseling gizi perlu diulang pada pasien yang telah mendapat

    konseling sebelumnya.

    b. Perlu dikembangkan metode konseling yang efektif untuk masing-masing tingkat

    pendidikan.

  • 21

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Suyono S. Kecenderungan peningkatan jumlah penyandang diabetes dan Patofisiologi

    diabetes melitus. Dalam: Sugondo S, Soewondo P, Subekti I, editor (penyunting).

    Penatalaksanaan diabetes melitus terpadu. Edisi ke-2. Jakarta: FKUI; 2009. hlm. 7-18.

    2. WHO. Diabetes (diunduh Maret 2014). Tersedia dari: URL: HYPERLINK

    http://www.who.int/medicentre/fact-sheets/fs312/en/.

    3. Gustaviani, R. Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Mellitus, Buku Ajar Ilmu Penyakit

    Dalam, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia1879, Jakarta. 2006

    4. Tjokroprawiro, Askandar. Hidup Sehat dan Bahagia Bersama Diabetes Melitus. Jakarta:

    Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. 2006.

    5. Badan Litbangkes, Depertemen Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar 2013: Laporan

    Nasional 2013. Diunduh bulan September dari: www.litbang.depkes.go.id

    6. Sundaru. (2005). Diabetes mellitus: Apa dan Bagaimana Pengobatannya. FKUI.Jakarta.

    2005

    7. PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus tipe 2 di

    Indonesia 2011 (diunduh Maret 2014). Tersedia dari: URL: HYPERLINK

    http://www.perkeni.org/download/Konsensus%20DM%202011.zip.

    8. Miller CK, Edwards L, Kissling G, Sanville L. Nutrition Education Improves Metabolic

    Outcomes Among Older Adults With Diabetes Mellitus: Result From a Randomized

    Control Trial Preventive Medicine 2002.

    9. Kirkman, MS., Williams SR., Caffrey HH., Marrero DG. Impact of a program to improve

    adherence to diabetes guidelines by primary care physicians. Diabetes Care. 2002.

    10. Yessy Mardianti Sulistria. Tingkat Self Care Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di

    Puskesmas Kalirungkut Surabaya. 2013

    11. Arikunto, S. Analisis Data Penelitian Deskriptif. Dalam : Arikunto, S., ed. Manajemen

    Penelitian. Jakarta: PT. RINEKA CIPTA. 2007

    12. Stang, J. Marry Story. Gudelines for Adholescent Nutrition Services.2012. diunduh pada

    Oktober 2014

  • 22

    13. Sari, Paramitha W.A, Perbedaan Pengetahuan Gizi, Pola Makan dan Kontrol Glukosa

    Darah pada Anggota Organisasi Penyandang DM dan Non Anggota;Thesis. Prodi Ilmu

    Gizi UNDIP Semarang. 2013

    14. Fatmati, Ari. Faktor Risiko Kejadian DM Tipe 2 Pasien Rawat Jalan (Studi Kasus di

    RSUD Sunan Kalijaga Demak). FKM Universitas Negeri Semarang. 2010

    15. Yoshepin P.Tjahyono, Calyptra. Pengaruh Edukasi Melalui Media Visual Buku Ilustrasi

    terhadap Pengetahuan dan Kepatuhan Pasien DM tipe 2. Jurnal Ilmiah Mahasiswa

    Universitas Surabaya vol.2 no.1. 2013

    16. Betteng, Richardo. Analisi faktor risiko penyebab tjdinya DM tipe 2 pd wanita usia

    produktif di Puskesmas Wawosa. Jurnal e-Biomedik(eBM) vol.2 no.2 Juli 2014 hal 404-

    412

    17. Hairi, Lalu M. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang DM dengan Gaya Hidup

    Penderita DM tipe 2 di Desa Nyatnyono, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten

    Semarang; Thesis. 2013

  • 20

    UCAPAN TERIMAKASIH

    Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

    menganugerahkan limpahan rahmat dan karuniaNya serta salawat dan salam selalu tercurah

    kepada Rasulullah Muhammad SAW sehingga laporan penelitian Risbinkes yang berjudul

    “Pengaruh Konseling Gizi pada Perubahan Pengetahuan, Pola Makan dan Kadar Gula Darah

    Penderita DM Tipe 2 di RRJ Hortus Medicus” dapat diselesaikan. Selesainya laporan ini

    tidak terlepas dari dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak dalam proses penelitian dan

    penyusunan laporannya, untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

    1. Ibu Dra. Lucie Widowati, M.Si, Apt selaku Kepala B2P2TOOT Tawangmangu

    2. Pejabat dan panitia penyelenggara Risbinkes Badan Litbangkes

    3. Ketua PPI dan pejabat struktural B2P2TOOT Tawangmangu

    4. Ibu Indah Yuning Prapti, SKM, M.Kes selaku mantan Kepala B2P2TOOT

    Tawangmangu

    5. Pembimbing Risbinkes Ibu Dr. Mariana Susilowati, M.Sc dan Ibu Dr.dr Juliyanty

    Pradono, MS

    6. Seluruh anggota tim penelitian

  • 34

    Lampiran 6

    Paired Samples Statistics

    Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

    Pair 1 pola makan pre 72,00 35 7,340 1,241

    pola makan post 80,29 35 6,529 1,104

    Pair 2 pengetahuan sebelum 39,71 35 22,847 3,862

    pengetahuan sesudah 69,14 35 16,516 2,792

    Pair 3 kadar gula sblm 265,86 35 35,824 6,055

    kadar gula sesudah 245,51 35 39,891 6,743

    Paired Samples Correlations

    N Correlation Sig.

    Pair 1 pola makan pre & pola makan post 35 ,410 ,014

    Pair 2 pengetahuan sebelum & pengetahuan sesudah 35 ,654 ,000

    Pair 3 kadar gula sblm & kadar gula sesudah 35 ,426 ,011

    Paired Samples Test

    Paired Differences t df Sig. (2-tailed)

    Mean Std.

    Deviation

    Std. Error

    Mean

    95% Confidence Interval of

    the Difference

    Lower Upper

    Pair 1 pola makan pre - pola makan post -8,286 7,564 1,279 -10,884 -5,687 -6,481 34 ,000

    Pair 2 pengetahuan sebelum - pengetahuan sesudah -29,429 17,353 2,933 -35,390 -23,468 -10,033 34 ,000

    Pair 3 kadar gula sblm - kadar gula sesudah 20,343 40,700 6,880 6,362 34,324 2,957 34 ,006

  • 23

    Lampiran 1

    NASKAH PENJELASAN

    Penelitian “Pengaruh Konseling Gizi Pada Perubahan Pengetahuan, Pola Makan dan Kadar Gula

    Darah Penderita DM Tipe 2 di Rumah Riset Jamu (RRJ) Hortus Medicus”

    Assalamu’alaikum Wr.Wb. Ibu/Bapak, perkenalkan kami tim peneliti dari BPTO akan

    mengadakan penelitian yang berjudul “Pengaruh Konseling Gizi pada Perubahan Pengetahuan,

    Pola Makan dan Kadar Gula Darah Penderita DM Tipe 2 di RRJ Hortus Medicus” dengan

    tujuan untuk mengetahui berapa besar manfaat konseling gizi pada penderita DM/kencing manis

    tipe 2 berkaitan dengan pola makan, kadar gula dan pengetahuan.

    Ibu/Bapak apabila hasil pemeriksaan dari kami memenuhi syarat, maka Ibu/Bapak akan terpilih

    sebagai subyek penelitian yang selanjutnya akan dilakukan pengambilan data dengan cara

    wawancara pola makan, pengambilan darah untuk memeriksa kadar gula darah, dan konseling

    gizi oleh peneliti.Subyek penelitian ini seluruhnya berjumlah 100 orang.

    Pada penelitian ini ibu/bapak akan diukur dan diperiksa kesehatannya, kadar gula darah,

    menjawab pertanyaan keusionerserta wawancara yang meliputi:

    1. Pemeriksaan kesehatan oleh dokter

    2. Pengukuran tinggi badan dan berat badan

    3. Menjawab pertanyaan kuesioner mengenai pola makan, pengetahuan gizi, pertanyaan

    mengenai DM/kencing manis

    4. Pengambilan contoh darah untuk pemeriksaan kadar gula (satu bulan kemudian setelah hari

    ini). Darah akan diambil dari pembuluh vena di daerah lipatan siku kanan/kiri sebanyak 3 cc

    (satu sendok teh) oleh petugas Analis Kesehatan yang terlatih, menggunakan spuit (jarum

    suntik) yang steril, sekali pakai dan kapas alkohol pembersih. Efek yang ditimbulkan

    mungkin sedikit terasa sakit seperti digigit semut. Ada kemungkinan terjadi pembengkakan

    dalam pengambilan darah ini. Jika hal ini terjadi maka cukup kompres dengan air dingin dan

    nanti akan sembuh dengan sendirinya.

    5. Waktu yang dibutuhkan untuk wawancara, konseling sebelum dan sesudah kurang lebih satu

    jam.

  • 24

    6. Dalam penelitian ini kami harapkan Ibu/Bapak turut serta sampai penelitian ini selesai, yakni

    kurang lebih selama satu bulan. Keuntungan dari keikutsertaan Ibu/Bapak dalam penelitian

    ini adalah dapat diketahuinya keadaan kesehatan Ibu/Bapak mengenaipenyakit

    Diabetes/Kencing Manis, status gizi, pola makan dan memperolehkonseling gizi mengenai

    pengaturan pola makan sesuai bagi penderita DM/Kencing Manis. Semua hasil pemeriksaan

    akan disimpan di bank data BPTO dan dirahasiakan. Ibu/Bapak akan mendapatkan hasil

    pemeriksaan ini secara gratis tanpa dipungut biaya, dan akan kami sampaikan secepatnya

    dalam amplop tertutup agar terjaga kerahasiaannya.

    Ibu/Bapak, keikutsertaaan dalam penelitian ini adalah bersifat sukarela oleh karena itu bila ada

    rasa keberatan dan ketidaknyamanan dalam mengikuti kegiatan ini, maka Ibu/Bapak berhak

    untuk menolak atau mengundurkan diri tanpa sanksi apapun. Jika ada hal-hal yang ingin

    ditanyakan atau terjadi sesuatu hal berkaitan dengan pelaksanaan penelitian ini, dapat

    menghubungi kami, ketua tim penelitian:Enggar Wijayanti, S.Gz dengan alamat di Karangduren

    RT.5/IV, Jati, Jaten, Karanganyar Telp. 085647479584 dan atauKepala BPTO Ibu Indah Yuning

    Prapti, SKM., M.Kes dengan alamat Jl. Lawu No. 11 Tawangmangu Telp : 0271-697040.

    Demikianlah penjelasan penelitian ini. Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu/Bapakatas

    kesediaannya mengikuti pengukuran, wawancara dan pemeriksaan kesehatan. Sebagai wujud

    rasa terimakasih kami atas kerjasamanya maka ada sedikit sebagai pengganti transport senilai

    Rp.50.000 (lima puluh ribu rupiah). Semoga dapat bermanfaat.

    Ketua Pelaksana

    Enggar Wijayanti, S.Gz

    NIP.198608202014022002

  • 25

    Lampiran 2

    PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONCENT)

    SEBAGAI SUBJEK PENELITIAN YANG BERJUDUL PENGARUH KONSELING

    GIZI PADA PERUBAHAN PENGETAHUAN, POLA MAKAN DAN KADAR GULA

    DARAH PENDERITA DM TIPE 2 DI RRJ HORTUS MEDICUS

    Saya telah mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai hal yang berkaitan

    dengan penelitian “Pengaruh Konseling Gizi pada Perubahan Pengetahuan, Pola Makan dan

    Kadar Gula Darah Penderita DM Tipe 2 di RRJ Hortus Medicus. Saya memutuskan SETUJU

    / TIDAK SETUJU* untuk berpartisipasi dalam penelitian ini secara sukarela tanpa paksaan.

    Bila saya inginkan, maka saya dapat mengundurkan diri sewaktu-waktu tanpa sanksi apapun.

    Saya :

    Nama :………………………………………………………………………....................

    Umur :………………………………………………………………………...................

    Alamat :……………………..............……………………………………………………..

    No.Telp/HP :................................................................................................................................

    No Subjek/No.CM :…………………………………………………………………..............

    Tawangmangu,.....................2015

    Peneliti, Subjek,

    (Enggar Wijayanti, S.Gz) (...........................................)

    Saksi,

    ( ...........................................)

    Informed consent dibuat 2 rangkap :

    - Responden satu lembar - Peneliti satu lembar

    *Coret yang tidak perlu

  • 26

    Lampiran 3

    Kuesioner Data Demografi

    I. IDENTITAS PASIEN

    1. Nama :

    2. No.CM :

    2. Alamat :

    3. Telepon :

    4. Tempat Lahir :

    5. Tanggal Lahir :

    6. Umur : Isi salah satu: 1. Hari (jika < 30 hari)

    2. Bulan (jika < 60 bulan)

    3. Tahun (jika > 59 bulan)

    7. Jenis Kelamin : 1. Laki-laki (L) 2. Perempuan (P)

    8. Pendidikan : 1. Tidak sekolah

    2. Tidak tamat SD

    3. Tamat SD

    4. Tamat SMP/sederajat

    5. Tamat SMA/sederajat

    6. Tamat D3/ Sarjana

    9. Pekerjaan : 1. Tidak Bekerja

    2. Buruh/ Petani Penggarap/

    Nelayan

    3. Petani Pemilik

    4. PNS/ TNI/ POLRI

    5. Karyawan Swasta

    6. Wira usaha

    7. Pensiun

    10. Status

    Menikah : 1. Belum Menikah 2. Menikah 3. Cerai

    11. Anak ke : ..... dari ..... bersaudara

    II. RIWAYAT PENYAKIT DAN KEBIASAAN PASIEN

    1. Anggota keluarga yang

    menderita DM

    1. Ada

    Sebutkan:

    2. Tidak ada

  • 27

    2.

    Pernah mendapatkan

    pendidikan kesehatan

    tentangDM

    1. Pernah

    Sebutkan kapan dan dimana:

    2. Belum

    3. Riwayat merokok 1. Ya 2. Tidak

    4. Lama merokok

    1. >10 tahun

    2. 2. 5-10 tahun

    3. < 5 tahun

    5. Masih merokok hingga saat ini 1. Ya 2. Tidak

    6. Terakhir merokok

    1. > 1minggu yang lalu

    2. 1 minggu yang lalu

    3. < 1 minggu yang lalu

    7. Kebiasaan olahraga 1. Ya

    Sebutkan :

    2. Tidak

    8. Frekuensi olahraga

    1. > 3 kali per minggu

    2. 1-2 kaliper minggu

    3. 3 kali per minggu

    9. Durasi olahraga Sebutkan:

  • 28

    Lampiran 4

    KUESIONER PENGETAHUAN GIZI

    Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang menurut Anda paling benar.

    1. Apakah yang anda ketahui tentang Diabetes Mellitus (DM)?

    a. Penyakit yang dapat menular dan berbahaya

    b. Penyakit kencing manis yang ditandai peningkatan kadar gula darah melebihi normal

    c. Tidak tahu

    2. Apakah yang menjadi penyebab penyakit DM?

    a. Karena keturunan atau gaya hidup tidak sehat

    b. Karena kurang makan

    c. Tidak tahu

    3. Apa gejala yang umum terjadi akibat dari penyakit DM?

    a. Banyak makan, banyak minum, dan banyak kencing

    b. Sulit tidur dan tidak nafsu makan

    c. Tidak tahu

    4. Sebutkan komplikasi yang bisa terjadi akibat penyakit DM?

    a. Rematik, osteoporosis

    b. Kenaikan tensi, gangguan fungsi ginjal, jantung dan stroke

    c. Tidak tahu

    5. Berapa nilai glukosa darah puasa yang normal?

    a. 65-110 mg/dl

    b. 115-160 mg/dl

    c. Tidak tahu

    6. Berapa glukosa darah sewaktu yang normal?

    a. 145-179 mg/dl

    b. 110-144 mg/dl

    c. Tidak tahu

    7. Bagaimana cara menanggulangi DM?

    a. Pengobatan saja

    b. Pengobatan, melakukan pola hidup sehat dan mengatur pola makan/diit

    c. Tidak tahu

  • 29

    8. Apa yang Anda ketahui tentang diit bagi penderita DM?

    a. Pengaturan pola makan sesuai anjuran bagi penderita DM

    b. Mengurangi komsumsi makanan

    c. Tidak tahu

    9. Apakah tujuan dari diit DM?

    a. Menurunkan berat badan

    b. Mengontrol gula darah tetap normal dan mencegah komplikasi DM

    c. Tidak tahu

    10. Apa yang anda ketahui tentang 3J pada diit DM?

    a. Jumlah makanan, jumlah minuman dan jarak waktu makan

    b. Jadwal, jenis dan jumlah makanan yang sesuai anjuran

    c. Tidak tahu

    11. Kandungan gizi makanan apa saja yang perlu diperhatikan bagi penderita DM?

    a. Sumber energi, protein, dan lemak

    b. Sumber lemak

    c. Tidak tahu

    12. Sebutkan salah satu tanda hipoglikemi?

    a. Keluar keringat dingin

    b. Mudah lelah

    c. Tidak tahu

    13. Bagaimana cara mengatasi hipoglikemi?

    a. Mengkonsumsi gula pasir 1-2 sdm

    b. Mengurangi makan

    c. Tidak tahu

    13. Bahan makanan apa saja yang merupakan sumber karbohidrat/energi?

    a. Nasi, kentang, mie, singkong, roti

    b. Telur, ikan, ayam, daging sapi

    c. Tidak tahu

    14. Bahan makan apa saja yang merupakan sumber lemak ?

    a. Kacang hijau, tempe, tahu

    b. Daging ayam, telur, ikan, daging sapi

    c. Tidak tahu

  • 30

    15. bagaimana jadwal makan yang dianjurkan bagi penderita DM?

    a. 3 kali makan utama ditambah 2 kali selingan

    b. 3 kali makan utama dengan porsi kecil

    c. tidak tahu

    16. Susunan menu makanan yang dianjurkan setiap kali makan dalam sehari meliputi?

    a. Nasi,lauk hewani, lauk nabati, buah

    b. Nasi, sayur, lauk hewani, lauk nabati, buah

    c. Tidak tahu

    17. Berapa banyak jumlah sayur yang sebaiknya dikonsumsi dalam sehari?

    a. 2 porsi atau lebih

    b. 1 porsi

    c. Tidak tahu

    18. Berapa gram satu satuan penukar nasi?

    a. 100 gr

    b. 150 gr

    c. Tidak tahu

    19. Berapa gram satu satuan penukar telor ayam?

    a. 50 gr

    b. 75 gr

    c. Tidak tahu

    20. Berapa gram satu satuan penukar tahu?

    a. 50 gr

    b. 100 gr

    c. Tidak tahu

  • 31

    Lampiran 5

    KUESIONER POLA KONSUMSI MAKANAN

    Dibawah ini adalah pertanyaan tentang makanan yang sering dikonsumsi. Berilah tanda

    check (√) dalam kotak yang telah disediakan pada jawaban yang Anda anggap paling sesuai

    dengan kondisi anda.

    1. Berapa kali frekuensi makan utama anda dalam sehari?

    Teratur, lebih dari 3 kali

    Teratur, 3 kali sehari

    Teratur, 2 kali sehari

    Tidak teratur tiap harinya

    2. Berapa kali frekuensi anda mengkonsumsi karbohidrat (nasi, roti, mie instan, ubi,singkong,

    kentang dll) dalam sehari?

    Lebih dari 3 kali

    3 kali sehari

    2 kali sehari

    Kurang dari 2 kali sehari

    3. Dalam seminggu berapa kali biasanya anda melewatkan sarapan pagi?

    Tiga kali atau lebih

    Kurang dari 3 kali

    Tidak pernah sama sekali

    4. Dari jenis karbohidrat berikut, manakah yang sering anda konsumsi?

    Nasi

    Kentang

    Jagung

    Ubi, singkong

    Mie, mie instan

    Bubur tepung

    Roti/kue, biskuit

    Sereal

    5. Berapa kali anda mengkonsumsi lauk hewani dalam sehari?

    Lebih dari 3 kali

    2-3 kali

    Kurang dari 2 kali

  • 32

    6. Sumber protein hewani berikut mana yang sering anda konsumsi (lebih dari 3 kali dalam

    seminggu)?

    Daging sapi dengan lemak

    Daging ayam dengan kulit

    Daging ikan

    Daging sapi tanpa lemak

    Daging ayam tanpa kulit

    Seafood

    Telur

    Jeroan

    7. Berapa kali anda mengkonsumsi lauk nabati dalam sehari?

    Lebih dari 3 kali

    2-3 kali sehari

    Kurang dari 2 kali dalam sehari

    8. Dari sumber protein nabati berikut mana yang sering anda konsumsi (lebih dari 3 kali

    dalam seminggu)?

    Tempe

    Tahu

    Kacang kedelai, susu kedelai

    Kacang tanah

    Kacang mete

    Kacang hijau

    9. Berapa porsi anda mengkonsumsi sayur dalam sehari?

    Lebih dari 2 porsi sehari

    2 porsi sehari

    Kurang dari 2 porsi dalam sehari

    Kurang dari 1 porsi dalam sehari

    10. Berikut merupakan makanan selingan (snack) yang sering anda konsumsi?

    Buah-buahan

    Kacang-kacangan

    Kue/roti manis, biskuit

    Gorengan

  • 33

    11. Berapa kali anda mengkonsumsi buah-buahan dalam sehari?

    2 kali atau lebih

    Kurang dari 2 kali

    Kurang dari sekali

    12. Dari jenis masakan berikut mana yang sering anda konsumsi?

    Masakan bersantan

    Masakan dengan kuah lemak/kaldu

    Masakan yang digoreng, ditumis

    Makanan yang dikukus/direbus

    13. Berapa kali Anda mengkonsumsi makanan dengan cara digoreng?

    2 kali atau lebih dari 2 kali dalam sehari

    3 kali atau lebih dari 3 kali dalam seminggu

    Kurang dari 3 kali dalam seminggu

    14. Berapa kali anda mengkonsumsi makanan bersantan?

    2 kali atau ebih dari 2 kali dalam sehari

    3 kali atau lebih dari dalam seminggu

    Kurang dari 3 kali dalam seminggu

    15. Berapa kali anda mengkonsumsi makanan manis seperti kue/roti dalam seminggu?

    3 kali atau lebih

    Kurang dari 3 kali

    Kurang dari 1 kali

    16. Berapa kali anda mengkonsumsi minuman seperti teh manis, sirup, soft drink atau

    minuman mengandung gula lain dalam sehari?

    3 kali atau lebih

    1-2 kali

    Kurang dari sekali

    17. Berapa kali Anda mengkonsumsi makanan cepat saji di restoran dalam seminggu?

    Lebih dari 3 kali

    Kurang dari 3 kali

    Kurang dari 1 kali

    18. Dari jenis susu dibawah ini, yang sering anda konsumsi adalah?

    susu full krim

    susu rendah lemak

    susu kental manis