Author
others
View
10
Download
0
Embed Size (px)
LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES
PENGARUH KONSELING GIZI PADA PERUBAHAN PENGETAHUAN, POLA
MAKAN DAN KADAR GULA DARAH PENDERITA DM TIPE 2 DI RRJ “HORTUS
MEDICUS”
Tim Pelaksana:
1. Enggar Wijayanti, S.Gz
2. dr. Zuraida Zulkarnain
3. dr. Fajar Novianto
4. Rochmiatun, AMAK
BALAI BESAR LITBANG TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2015
i
ii
SUSUNAN TIM PENELITI
No Nama Keahlian/
Kesarjanaan
Kedudukan
dalam tim Uraian tugas
1 Enggar Wijayanti, S.Gz S1 Ilmu Gizi Ketua
pelaksana
Bertanggung jawab dalam
penyusunan protokol,
pelaksanaan semua
kegiatan, analisa data dan
laporan akhir
2 dr.Zuraida Zulkarnain Dokter Peneliti Bertanggung jawab
pemeriksaan dan
penegakan diagnosa pasien
3 dr. Fajar Novianto Dokter Peneliti Bertanggung jawab
pemeriksaan dan
penegakan diagnosa pasien
4 Rochmiatun, AMAK DIII Analis
Kesehatan
Teknisi
Litkayasa
Bertanggung jawab pada
pengujian kadar gula darah
iii
SURAT KEPUTUSAN PENELITIAN
iv
v
vi
vii
viii
ix
x
PERSETUJUAN ETIK
xi
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmatNya
kami dapat menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Konseling Gizi
Pada Perubahan Pengetahuan, Pola Makan dan Kadar Gula Darah Penderita DM Tipe 2 di
RRJ ” Hortus Medicus”
Kegiatan konseling merupakan salah satu bentuk pemberian edukasi yang dilakukan
secara personal atau kelompok dengan tujuan untuk menambah pengetahuan bagi pasien
sehingga diharapkan dengan bertambahnya pengetahuan, pasien akan dapat mengubah pola
hidup yang adaptif sehingga dapat berdampak terkontrolnya kadar gula darah pasien
penderita DM Tipe 2.
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat mengetahui perubahan pengetahuan,
pola makan dan kadar gula darah DM tipe 2 sebelum dan sesudah adanya pemberian
konseling gizi.
Kami menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu kami mengharapkan segala bentuk masukan, kritikan dan saran sebagai bahan untuk
perbaikan penelitian lebih lanjut.
Penyusun mengucapkan terimakasih kepada Kepala B2P2TOOT, Ketua PPI,
Peneliti, Pembantu Peneliti dan subjek penelitian yang telah membantu jalannya penelitian
hingga selesai. Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala yang setimpal.
Semoga kegitan konseling di Rumah Riset Jamu “Hortus Medicus” Tawangmangu
dapat dimanfaatkan sebagai salah satu kegiatan pelayanan kesehatan dan mampu
meningkatkan derajad kesehatan masyarakat.
Tawangmangu, Desember 2015
Ketua Pelaksana Penelitian
Enggar Wijayanti, S.Gz
xii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Judul Penelitian: Pengaruh Konseling Gizi pada Perubahan Pengetahuan,Pola Makan dan
Kadar Gula Darah Penderita DM Tipe 2 di RRJ “ Hortus Medicus”
Penyusun: Enggar Wijayanti, S.Gz
Latar Belakang:
WHO pada September 2012 menjelaskan bahwa jumlah penderita DM di dunia mencapai 347
juta orang dan lebih dari 80% kematian akibat DM terjadi di negara miskin dan berkembang.2
Berdasarkan hasil Riskesdas yang dilakukan oleh Badan Litbang Kementerian Kesehatan RI
terdapat kenaikan prevalensi nasional DM dari tahun 2007 sebesar 1,1% menjadi 2,1% pada
tahun 2013.5
Meningkatnya prevalensi komplikasi DM di Indonesia, diduga ada hubungannya dengan cara
hidup (pola makan) yang bergeser dari pola makan tradisional yang banyak mengandung
karbohidrat, serat dan sayuran ke pola makan dengan komposisi yang lebih banyak
mengandung protein, lemak, gula, garam, dan sedikit serat.5
Diabetes Mellitus merupakan penyakit kronik yang sulit disembuhkan, tetapi sangat potensial
untuk dikendalikan. Menurut Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) tahun 2011
terdapat empat pilar penatalaksanaan diabetes melitus yaitu; edukasi, terapi gizi medis, latihan
jasmani/aktivitas fisik serta intervensi farmakologi.6
Data rekam medis di Rumah Riset Jamu “Hortus Medicus” tercatat pasien dengan diagnosa
Diabetes Mellitus tipe 2 merupakan jumlah pasien terbanyak ke-2 pada tahun 2013. Di
Rumah Riset Jamu (RRJ) “Hortus Medicus” selama ini belum pernah dilakukan konseling
gizi oleh ahli gizi terhadap penderita DM tipe 2.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perubahan pengetahuan gizi, pola
makan dan kadar gula darah penderita DM tipe 2 di Rumah Riset Jamu “Hortus Medicus”
setelah pemberian konseling gizi.
Metode penelitian ini adalah dengan pemberian konseling selama kurang lebih 30 menit di
awal tatap muka dengan pasien. Materi konseling berupa gambaran umum penyakit DM, jenis
makanan diet bagi penderita DM serta contoh menu yang dianjurkan bagi penderita DM.
Pengukuran pengetahuan, pola makan serta kadar gula darah dilakukan satu bulan setelah
pengukuran yang pertama dengan menggunakan kuesioner yang sama.
xiii
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan pemberian konseling gizi mampu mengubah
tingkat pengetahuan, pola makan dan kadar gula darah pada penderita DM tipe 2 di RRJ
Hortus Medicus Tawangmangu. Berdasarkan hasil uji t berpasangan menunjukkan hubungan
bermakna antara pengetahuan, pola makan dan kadar gula darah penderita DM tipe 2 sebelum
dan sesudah dilakukan konseling gizi (p
xiv
ABSTRAK
Pendahuluan: Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit metabolik yang berlangsung kronik
progresif, dengan gejala hiperglikemi, yang disebabkan oleh gangguan sekresi insulin,
gangguan kerja insulin, atau keduanya. Prevalensi penderita DM di dunia maupun di Indonesia
meningkat dari tahun ke tahun. Menurut Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI)
tahun 2011 terdapat empat pilar penatalaksanaan diabetes melitus salah satunya dengan
edukasi. Di Rumah Riset Jamu (RRJ) “Hortus Medicus” selama ini belum dilakukan
konseling gizi terhadap penderita DM tipe 2. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh
konseling gizi terhadap perubahan pengetahuan, pola makan dan kadar gula darah penderita
DM Tipe 2.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian preexperimental dengan desain the one group
pretest and post test. Data pengetahuan gizi dan pola makan diperoleh melalui wawancara
langsung dengan kuesioner, sedangkan data kadar gula darah diperoleh melalui pemeriksaan
kadar gula darah sewaktu di laboratorium RRJ. Konseling gizi dilakukan selama kurang lebih
30 menit dengan bantuan leaflet pada saat pasien datang pertama kali. Setelah 28 hari
kemudian, dilakukan post test terhadap pengetahuan gizi, pola makan dan pemeriksaan kadar
gula darah sewaktu.
Hasil: Penelitian yang telah dilakukan pada 35 orang subjek, diketahui pengetahuan pasien
meningkat setelah pemberian konseling gizi, demikian juga perubahan pola makan dan kadar
gula darah, hasil uji t-berpasangan menunjukkan perbedaan bermakna pengetahuan sebelum
dan sesudah (p value
xv
ABSTRACT
Introduction: Diabetes mellitus (DM) is a metabolic disease that lasts a chronic progressive,
with symptoms of hyperglycemia, which is caused by impaired insulin secretion, impaired
insulin action, or both. The prevalence of diabetic patients in the world and in Indonesia
increased from year to year. According to the Indonesian Endocrinology Association
(PERKENI) 2011 there are four strategy in diabetes mellitus management, one of them with
education. Rumah Riset Jamu (RRJ) "Hortus Medicus" has not done nutritional counseling to
patients with diabetes mellitus type 2. This study aims to look at the effect of nutritional
counseling to change knowledge, and diet and blood glucose levels of type 2 diabetic patients.
Methods: This study is preexperimental with the one group pretest and posttest design.
Knowledge of nutrition and dietary obtained by direct interviews with questionnaires, while
blood glucose levels obtained by examination of blood glucose levels in the laboratory RRJ.
Nutritional counseling carried out for approximately 30 minutes with the help of leaflets when
the patient comes first. After 28 days later, conducted post-test on knowledge of nutrition, diet
and blood glucose levels during the examination.
Results: The study was conducted on 35 subjects, known that the nutrition knowledge of
patient increased after the administration of nutritional counseling, as well as changes in diet
and blood glucose levels, paired t-test results showed a significant difference before and after
the knowledge (p value
xvi
DAFTAR ISI
Hal
Judul Penelitian...........................................................................................
Susunan Tim Peneliti..................................................................................
Surat Keputusan Penelitian.........................................................................
Persetujuan Etik...........................................................................................
Kata Pengantar………................................................................................
Ringkasan Eksekutif…...............................................................................
Abstrak…...................................................................................................
Daftar Isi.....................................................................................................
Daftar Tabel…............................................................................................
Daftar Gambar............................................................................................
Daftar Lampiran.........................................................................................
Isi Laporan Penelitian
A. Pendahuluan..........................................................................................
B. Tujuan dan Manfaat..............................................................................
C. Hipotesis...............................................................................................
D. Metode Penelitian.................................................................................
1. Kerangka Teori..............................................................................
2. Kerangka Konsep...........................................................................
3. Desain dan Jenis Penelitian............................................................
4. Tempat dan Waktu.........................................................................
5. Populasi dan Sampel......................................................................
6. Besar Sampel, Cara Pemilihan atau Penarikan Sampel.................
7. Kriterian Inklusi dan Eksklusi........................................................
8. Variabel..........................................................................................
9. Definisi Operasional.......................................................................
10. Instrumen dan Cara Pengumpulan Data.........................................
11. Bahan dan Prosedur Kerja..............................................................
12. Manajemen dan Analisis Data.......................................................
E. Hasil......................................................................................................
F. Pembahasan….......................................................................................
G. Kesimpulan dan Saran….......................................................................
H. Ucapan Terimakasih..............................................................................
I. Daftar Kepustakaan...............................................................................
Lampiran.....................................................................................................
i
ii
iii
x
xi
xii
xiv
xvi
xvii
xviii
xix
1
3
3
4
4
5
5
5
5
6
6
6
7
7
8
9
11
17
19
20
21
23
17
xvii
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1. Gambaran umun subjek menurut umur, jenis kelamin, pekerjaan dan
tingkat pendidikan…………………………...........................................
Tabel 2. Gambaran subjek menurut status gizi………………………………….
Tabel 3. Deskripsi subjek penelitian berdasar pengetahuan gizi sebelum dan
sesudah…………………........................................................................
Tabel 4. Deskripsi subjek penelitian berdasar pola makan sebelum dan sesudah…..
Tabel 5. Deskripsi subjek berdasar kadar gula darah sebelum dan sesudah…….
Tabel 6. Uji beda pengetahuan gizi, pola makan dan kadar gula darah sebelum dan
sesudah pemberian konseling gizi.........................................................
11
12
12
13
15
16
xviii
DAFTAR GRAFIK
Hal
Grafik 1. Grafik prosentase pengetahuan gizi subjek sebelum dan sesudah
konseling…………….…………………………….................................
Grafik 2. Grafik jumlah subjek berdasar kategori pola makan………...............
13
14
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Lampiran 1. Naskah penjelasan……..........................................................................
Lampiran 2. Persetujuan setelah penjelasan (Informed Consent) sebagai subjek
penelitian…...........................................................................................
Lampiran 3. Kuesioner data demografi…………......................................................
Lampiran 4. Kuesioner pengetahuan gizi.………...................................................
Lampiran 5. Kuesioner pola konsumsi makan….......................................................
Lampiran 6. Hasil Uji Statistik...........................................................................
23
25
26
28
31
34
1
A. PENDAHULUAN
Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit metabolik yang berlangsung kronik progresif, dengan
gejala hiperglikemi yakni ditandai dengan kenaikan kadar gula darah puasa >126 mg/dL atau
gula darah sewaktu ≥200 mg/dL, yang disebabkan oleh gangguan sekresi insulin, gangguan
kerja insulin, atau keduanya.1,2,3 WHO pada September 2012 menjelaskan bahwa jumlah
penderita DM di dunia mencapai 347 juta orang dan lebih dari 80% kematian akibat DM
terjadi pada negara miskin dan berkembang.2 Penelitian Askandar Tjokroprawiro
menunjukkan jumlah penderita DM di dunia dari 110,4 juta pada tahun 1994 melonjak 1,5
kali lipat (175,4 juta) pada tahun 2000 dan melonjak dua kali lipat (239,3 juta) pada tahun
2010.4 Sedangkan dalam Diabetes Atlas 2000 (International Diabetes Federation)
diperkirakan pada tahun 2020 nanti akan ada sejumlah 178 juta penduduk Indonesia berusia
diatas 20 tahun dengan asumsi prevalensi DM sebesar 4,6% akan didapatkan 8,2 juta pasien
menderita DM.2,3 Berdasarkan hasil Riskesdas yang dilakukan oleh Badan Litbang
Kementerian Kesehatan RI terdapat kenaikan prevalensi nasional DM dari tahun 2007 sebesar
1,1% menjadi 2,1% pada tahun 2013.5
Meningkatnya prevalensi komplikasi DM di Indonesia, diduga ada hubungannya dengan cara
hidup (pola makan) seiring dengan kemakmuran yang meningkat. Pola makan bergeser dari
pola makan tradisional yang banyak mengandung karbohidrat, serat dan sayuran ke pola
makan kebarat-baratan dengan komposisi yang terlalu banyak mengandung protein, lemak,
gula, garam, dan sedikit serat.5
DM tipe 2 sering disebut non-insulin dependent diabetes mellitus (NIDDM) atau adult onset
diabetes mellitus (AODM). DM tipe 2 sering terjadi pada middle aged dan orang yang lebih
tua, dengan puncak onset pada usia 60 tahun. DM tipe 2 lebih sering terjadi dari DM tipe 1
yakni 90-95% dari kasus DM merupakan DM tipe 2.6 Diabetes Mellitus merupakan penyakit
kronik yang sulit disembuhkan, tetapi sangat potensial untuk dikendalikan. Menurut
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) tahun 2011 terdapat empat pilar
penatalaksanaan diabetes melitus yaitu; edukasi, terapi gizi medis, latihan jasmani/aktivitas
fisik serta intervensi farmakologi.7 Berdasarkan studi yang dilakukan Miller, bahwa
pengetahuan responden tentang pengelolaan DM sangat penting untuk mengontrol kadar
glukosa darah.8 Prinsip dari pengelolaan DM pada dasarnya adalah pengaturan pola hidup
2
untuk mempertahankan kondisi fisik maupun metabolik, melalui program-program seperti
penyuluhan kesehatan, pengaturan makanan atau diet, kegiatan jasmani atau olah raga, dan
konsumsi obat-obat hipoglikemik baik oral maupun suntikan insulin.9 Penderita DM yang
mempunyai pengetahuan rendah tentang pengelolaan DM memiliki risiko kadar glukosa
darahnya tidak terkendali 2-3 kali lebih besar dibanding dengan responden yang memiliki
pengetahuan yang cukup. Pengetahuan dapat diberikan melalui edukasi. Pemberian edukasi
dapat diberikan secara personal atau kelompok.10 Berdasarkan teknik komunikasi, salah satu
metode edukasi adalah melalui penyuluhan langsung yakni dengan cara konseling gizi.11
Data rekam medis di Rumah Riset Jamu “Hortus Medicus” tercatat pasien dengan diagnosa
Diabetes Mellitus tipe 2 merupakan jumlah pasien terbanyak ke-2 pada tahun 2013. Di
Rumah Riset Jamu (RRJ) “Hortus Medicus” selama ini belum pernah dilakukan konseling
gizi oleh ahli gizi terhadap penderita DM tipe 2. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan
apakah pemberian konseling gizi mampu mengubah pengetahuan, pola makan dan
menurunkan kadar gula darah penderita DM tipe 2 di RRJ Hortus Medicus Tawangmangu.
3
B. TUJUAN DAN MANFAAT
1. Tujuan
1.1 Tujuan Umum
Didapatkannya perubahan pengetahuan gizi, pola makan dan kadar gula darah
penderita DM tipe 2 di Rumah Riset Jamu “ Hortus Medicus” setelah pemberian
konseling gizi.
1.2 Tujuan khusus :
a. Menilai perubahan pengetahuan gizi penderita DM tipe 2 sebelum dan sebulan
sesudah/setelah mendapat konseling gizi.
b. Mengidentifikasi perubahan pola makan/diet pada penderita DM tipe 2
sebelum dan sebulan sesudah pemberian konseling gizi.
c. Mengetahui perubahan kadar gula darah pasien DM tipe 2 sebelum dan
sebulan sesudah pemberian konseling gizi
2. Manfaat
a. Konseling gizi dapat menjadi salah satu program pelayanan di Rumah Riset
Jamu “Hortus Medicus” dalam upaya mengoptimalkan terapi pasien.
b. Pemberian konseling gizi dapat menambah pengetahuan dari penderita
diabetes mellitus sehingga dengan pengetahuan yang cukup akan mengubah
pola hidup yang adaptif bagi penderita diabetes mellitus tipe 2 yang pada
akhirnya dapat mengontrol kadar gula darahnya.
c. Hasil penelitian ini merupakan penelitian awal sehingga dapat dilakukan
penelitian lanjut bagi peneliti tentang pelaksanaan intervensi edukasi gizi
terhadap dampak yang lebih luas pada penderita DM tipe 2 .
C. HIPOTESIS
Ada pengaruh/perbedaan pemberian konseling gizi terhadap pengetahuan, pola makan
dan kadar gula darah penderita DM tipe 2.
4
D. METODE
1. Kerangka Teori
Patuh
Penderita DM
Tipe 2
4 Pilar Penatalaksanaan DM6
- Pengaturan diet /pola makan
- Latihan Jasmani/fisik
- Terapi obat berkhasiat hipoglikemik
- Penyuluhan/edukasi
;
Faktor yang
mempengaruhi
Kepatuhan12
Demografi
Sosial
Psikologis
Lama sakit DM
Pengobatan
Komplikasi
DM
Gula darah terkontrol Gula darah tdk
terkontrol
Tidak Patuh
- Genetik
- Usia
- Obesitas
- Diet/pola makan
- Aktivitas fisik
;
5
2. Kerangka konsep
3. Desain dan Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian Pre-Experimental, dengan desain The one group
pretest and post test design. Dalam rancangan ini digunakan satu kelompok subjek,
dimana semua subjek mendapatkan pengobatan jamu anti DM. Pada kelompok
subjek tersebut pertama-tama dilakukan pengukuran (pretest), lalu dikenakan
perlakuan (konseling gizi), kemudian setelah 28 hari dilakukan pengukuran untuk
kedua kalinya (posttest).
4. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di Rumah Riset Jamu (RRJ) “Hortus Medicus”
Tawangmangu, mulai bulan Maret sampai Oktober 2015.
5. Populasi dan Sampel
Populasi : semua pasien DM Tipe 2 yang berkunjung ke Rumah Riset Jamu
(RRJ)“Hortus Medicus” Tawangmangu.
Sampel : pasien DM Tipe 2 yang melakukan pemeriksaan kadar gula darah di
laboratorium kimia darah di Rumah Riset Jamu (RRJ)“Hortus Medicus”
Tawangmangu dan memenuhi kriteria inklusi.
Penderita DM
Tipe 2
Umur
Jenis kelamin
Tingkat pendidikan
Lama sakit DM
Pekerjaan
Pola makan
Terapi obat/jamu
Konseling Gizi
- Pengetahuan
- Pola makan
- Kadar gula darah
- Pola makan
- Pengetahuan
- Kadar Gula Darah
-
Awal Akhir
6
6. Besar Sampel, Cara Pemilihan atau Penarikan Sampel
Besar sampel dihitung berdasarkan rumus:
N Z21-/2 P (1-P)
n = -------------------------------
(N-1) d2 + Z21-/2 P (1-P)
dimana :
n = besar sampel minimum
Z1-/2 = 1,96 pada α 0,05
P = harga proporsi di populasi( yakni 0,5)
d = presisi ditetapkan (10%)
N = jumlah pengunjung rata-rata per bulan pasien DM tipe 2 di RRJ “Hortus Medicus” (54 orang)
Dari rumus perhitungan sampel diatas, didapat sampel minimal sebanyak 34,797 ≈ 35
subjek
Pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling.
7. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Kriteria Inklusi
a. Pasienpengunjung RRJ yang telah terdiagnosa DM tipe 2 (kadar gula darah
sewaktu ≥200 mg/dL disertai keluhan klasik DM)
b. Pasien yang berusia 35-65 tahun.
c. Pasien yang belum pernah diberi konseling gizi.
d. Bersedia menjadi responden.
Kriteria Eksklusi
a. Pasien diabetes mellitus dengan komplikasi yang dapat mempengaruhi
pemeriksaan kadar gula dalam darah (ketoasidosis diabetik, retinopati, nefropati,
neuropati dan kelainan yang melibatkan jantung dan pembuluh darah)
b. Pasien yang sudah pernah mendapat konseling gizi.
c. Pasien meminum obat penurun gula darah atau mendapat terapi insulin
8. Variabel
Variabel pada penelitian ini terdiri dari:
7
a. Variabel idependen/bebas: konseling gizi
b. Variabel dependen/terikat: pengetahuan gizi, pola makan, dan kadar gula
darah.
9. Definisi Operasional
Definisi operasional dari variabel yang akan diteliti pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Konseling gizi adalah Pemberian informasi atau materi berupa gizi yang
berkaitan dengan penyakit DM, diet/anjuran makan bagi pasien DM dengan
menggunakan alat bantu berupa leaflet diet DM serta Daftar Komposisi Bahan
Makanan (DKBM).
b. Pengetahuan gizi sebelum dan sesudah, adalah tingkat pemahaman pasien
tentang penyakit DM, anjuran diet untuk pasien DM sebelum dan sesudah
dilakukan konseling, yang diukur menggunakan kuesioner.
c. Pola makan sebelum dan sesudah adalah pola asupan makanan dan pemilihan
bahan makanan yang biasa dikonsumsi pasien melibuti jenis bahan makanan
dan frekuensi dalam mengkonsumsi makanan
d. Kadar gula darah sewaktu sebelum dilakukan intervensi adalah catatan
pemeriksaan kadar gula darah pasien di Laboratorium Kimia Darah RRJ
“Hortus Medicus”).
10. Instrumen dan Cara Pengumpulan Data
Instrumen berupa:
a. Kuesioner pre dan post perlakuan yang berisi daftar pertanyaan dengan jawaban
tertutup
b. Data kadar gula darah sewaktu dari rekam medis
c. Leaflet panduan diet DM
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder.
Data primer diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner,
sedangkan data sekunder diperoleh dari data catatan pemeriksaan kadar gula darah
yang ada di Laboratorium Kimia Darah RRJ “Hortus Medicus” Tawangmangu.
8
11. Bahan dan Prosedur Kerja
Prosedur Kerja
a. Pasien yang telah diperiksa oleh dokter dan telah melakukan pemeriksaan kadar
gula darah sewaktu di laboratorium RRJ serta memenuhi kriteria inklusi
selanjutnya dirujuk oleh dokter untuk konsul gizi ke bagian gizi. Selanjutnya
peneliti (ahli gizi) menjelaskan kepada pasien/subjek mengenai tujuan penelitian
dan konseling, sekaligus ditanya kesediaannya menjadi responden penelitian.
b. Bila pasien setuju (sudah menandatangani informed consent), maka dicatat data
hasil pemeriksaan laboratorium untuk kadar gula darah sewaktu dan identitas
lengkap pasien. Kemudian dilakukan pretest dan wawancara menggunakan lembar
kuesioner yang telah disediakan oleh ahli gizi untuk mengetahui tingkat
pengetahuan gizi dan pola makan sehari-hari pasien. Setelah itu, dilakukan
konseling gizi oleh ahli gizi dengan bantuan leaflet yang berisi informasi mengenai
penyakit, anjuran diet, dan daftar penukar bahan makanan (DKBM) bagi penderita
DM selama ± 30 menit.
Post test dan pemeriksaan kadar gula darah sewaktu
(dilakukan 28 hari setelah pre test)
Mencatat data demografi pasien dari hasil
wawancara kuesioner dan hasil pemeriksaan
kadar gula darah dari laboratorium
Pre test
Diberi konseling gizi
Menentukan sampel yang memenuhi kriteria inklusi
Pasien diminta mengisi lembar
persetujuan
Pasien yang tidak bersedia
menjadi responden
Pasien yang bersedia
menjadi responden
9
c. Setelah ±28 hari dari pre test dilakukan post test pada pasien yang sama yang
datang kembali di Rumah Riset Jamu dengan kuesioner yang sama dan selanjutnya
dilakukan pemeriksaan ulang kadar gula darah. Pada pemeriksaan darah ini, darah
yang diambil adalah darah vena sebanyak 3 cc untuk kemudian diukur kadar gula
darah sewaktu dengan menggunakan alat Urit 8030 (kimia analyzer) oleh tenaga
analis kesehatan di Laboratorium Kimia Darah di RRJ “ Hortus Medicus”.
d. Kuesioner pengetahuan gizi berisi 20 soal pertanyaan yang berhubungan dengan
penyakit DM dan diet DM. Total skor adalah 20, dengan ketentuan untuk setiap
pertanyaan bernilai 0, apabila jawaban responden salah; dan nilai 1, apabila
jawabannya benar. Perhitungan total nilai pengetahuan responden adalah :
Total skor pengetahuan = Nilai semua jawaban
X 100%
Total skor jawaban
Setelah dilakukan penghitungan skor, maka hasil dikategorikan, sebagai berikut:
- Kurang < 60% jawaban benar
- Cukup 60% - 80% jawaban benar
- Baik > 80% jawaban benar
e. Kuesioner pola makan berisi 18 pertanyaan dengan nilai berbeda. Untuk
pertanyaan nomor 1-2 bernilai 4, pertanyaan nomor 4-15 bernilai 3, dan
pertanyaan nomor 16-18 bernilai 2. Dengan total nilai adalah 50 13. Hasil penilaian
dikategorikan sebagai berikut:
Total skor pola makan = Nilai semua jawaban
X 100%
Total skor jawaban
- Tidak berpola makan baik, skor < 80%
- Berpola makan baik, skor ≥ 80 %
f. Hasil total dari penilaian kuesioner pengetahuan dan pola makan dapat digunakan
untuk menilai pengetahuan gizi dan pola makan subjek.
12. Manajemen dan Analisis Data
Manajemen Data
a. Data Kuantitatif yang sudah terkumpul kemudian dilakukan peng-entry-an,
peng-cleaning-an dan dilanjutkan analisis data
10
b. Data Kualitatif yang sudah terkumpul akan dibuat matriks, dilakukan
pengkodean dan skoring yang selanjutnya dilakukan analisis sesuai tujuan
penelitian.
Analisis Data
Data yang sudah direkapitulasi dari hasil wawancara dikelompokkan menurut
data demografi dan hasil laboratorium untuk kadar gula darah. Pengolahan data
hasil penelitian akan diolah menggunakan software SPSS versi 17. Penyajian
hasil analisis data akan dilakukan secara:
a. Univariat
Untuk menggambarkan distribusi masing-masing variabel
b. Bivariat
Untuk menguji perbedaan nilai pre dan post dampak perlakuan digunakan uji t-
berpasangan (paired t-test )
11
E. HASIL
1. Karakteristik demografi subjek
Subjek dalam penelitian ini merupakan pasien yang berobat di RRJ Hortus Medicus
Tawangmangu dan terdiagnosis menderita Diabetes Mellitus tipe 2 serta bersedia
berpartisipasi dalam penelitian ini.
Subjek berjumlah 35 orang terdiri dari 20 orang laki-laki dan 15 orang perempuan.
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, umur, pekerjaan dan tingkat
pendidikan disajikan pada tabel 1.
Tabel 1. Gambaran umum subjek menurut umur, jenis kelamin, pekerjaan, tingkat
pendidikan
Gambaran Umum Subjek n %
Jenis kelamin
Laki-laki 20 57,1
Perempuan 15 49,2
Jumlah 35 100
Kelompok Umur
35-44 th 8 22,9
45-54 th 15 42,9
55-64 th 12 34,3
Jumlah 35 100
Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga 5 14,3
Karyawan swasta 10 28,6
Pensiunan PNS 1 2,9
Petani 2 5,7
PNS 8 22,9
Wiraswasta 9 25,7
Jumlah 35 100
Pendidikan
Tidak tamat SD 2 5,7
SD 5 14,3
SMP 4 11,4
SMA 13 37,1
Sarjana 11 31,4
Jumlah 35 100
Pada tabel 1 terlihat bahwa jumlah subjek laki-laki (57%) lebih banyak dari subjek
wanita (49%). Subjek rata-rata berumur 45 tahun ke atas. Rentang umur subjek 35-65
tahun, dengan rata-rata SD ±7,433 tahun. Sebagian besar subjek memiliki pendidikan
terendah SMA. Pekerjaan subjek mayoritas sebagai karyawan swasta, PNS dan
wiraswasta.
12
Tabel 2. Gambaran subjek menurut status gizi
Variabel
Sebelum Sesudah
(n=35) ( n=35)
n % n %
Status gizi
Gizi kurang 2 5,7 2 5,7
Normal 8 22,9 10 28,6
Gizi Lebih
Obesitas I
Obesitas II
10
11
4
28,6
31,4
11,4
11
9
3
31,4
25,7
8,6
Tabel di atas menggambarkan status gizi pasien sebelum dan sesudah intervensi.
Sebelum intervensi status gizi pasien 31,4 % mengalami obesitas I sedangkan setelah
intervensi 28,6 % berstatus gizi normal dan 31,4% memiliki status gizi lebih.
2. Gambaran subjek berdasar pengetahuan gizi
Pengetahuan gizi yang diperoleh berdasarkan jumlah nilai jawaban dari kuesioner
pengetahuan gizi dibagi dengan seluruh total skor yang kemudian dikategorikan
menjadi tiga kategori yakni, pengetahuan kurang ( 80% jawaban benar).
Data penelitian tentang pengetahuan gizi subjek sebelum dan sesudah ditampilkan
dalam tabel berikut ini:
Tabel 3. Deskripsi subjek penelitian berdasar pengetahuan gizi sebelum dan sesudah
Variabel
Sebelum Sesudah
(n=35) (n=35)
n % n %
Pengetahuan gizi
Kurang (nilai 80%) 0 0 6 17,1
Pada tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa pengetahuan gizi sebelum intervensi sebagian
besar berpengetahuan kurang (25 subjek). Sedangkan pengetahuan gizi sesudah
intervesi sebagian besar responden memiliki pengetahuan gizi yang cukup (24 subjek).
13
Pada grafik di atas terlihat bahwa terdapat perbedaan prosentase subjek pada kategori
pengetahuan sebelum dan sesudah perlakuan. Sebelum intervensi, subjek yang
memiliki pengetahuan kurang (71%) dan cukup (28%) dan tidak ada subjek yang
memiliki pengetahuan gizi yang baik. Setelah intervensi, sebagian besar subjek
memiliki pengetahuan gizi cukup (69%) dan terdapat 17% subjek yang
berpengetahuan baik.
3. Gambaran subjek berdasar pola makan
Pada penelitian ini pola makan subjek yang diperoleh dari nilai jawaban subjek
selanjutnya dikategorikan menjadi dua kategori yakni berpola makan kurang baik dan
berpola makan baik. Gambaran pola makan subjek sebelum dan sesudah intervensi
disajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 4. Deskripsi subjek penelitian berdasar pola makan sebelum dan sesudah
Variabel
Sebelum Sesudah
(n=35) (n=35)
n % n %
Pola Makan
Kurang baik (
14
Sebelum intervensi, sebagian besar subjek memiliki kebiasaan pola makan yang
kurang baik (86%), setelah intervensi lebih dari separo subjek sudah berpola makan
baik (63%).
Pada grafik di atas terlihat perbedaan jumlah subjek berdasarkan kategori pola makan
sebelum dan sesudah intervensi, dimana terjadi peningkatan jumlah yang berpola
makan baik setelah diberikan konseling gizi.
4. Gambaran subjek berdasarkan kadar gula darah
Gambaran kadar gula darah sewaktu subjek sebelum dan sesudah adanya pemberian
konseling gizi ditampilkan dalam tabel di bawah ini:
0
5
10
15
20
25
30
sebelum sesudah
30
13
5
22
jum
lah
su
bje
k
Grafik jumlah subjek berdasarkan kategori pola makan
berpola makan tidak baik
berpola makan baik
15
Tabel.5 Deskripsi subjek penelitian berdasar kadar gula sebelum dan sesudah
Nomor
subjek
GDS
sebelum
GDS
sesudah
1 220 190
2 307 265
3 233 179
4 284 275
5 211 309
6 352 251
7 290 267
8 269 299
9 226 176
10 250 220
11 283 222
12 256 266
13 249 232
14 313 253
15 301 276
16 299 246
17 299 255
18 212 178
19 330 305
20 297 251
21 221 262
22 300 293
23 261 203
24 250 226
25 241 253
26 296 254
27 258 275
28 266 258
29 234 260
30 291 290
31 217 289
32 232 151
33 265 240
34 257 234
35 235 190
Tabel di atas menunjukkan kadar gula darah sewaktu (GDS) sebelum lebih tinggi
dibandingkan dengan kadar GDS sesudah intervensi. Kadar gula darah sewaktu subjek
rata-rata masih berada diatas nilai 200 mg/dL. Setelah pemberian konseling gizi,
subjek mengalami penurunan kadar gula darah sewaktu lebih banyak jumlahnya (27
orang) dibandingkan jumlah subjek yang mengalami kenaikan kadar gula darah (8
orang).
16
5. Analisis bivariat pengetahuan gizi, pola makan dan kadar gula darah
Hasil analisis dengan menggunakan uji t-berpasangan pengetahuan gizi, pola makan
dan kadar gula subjek sebelum dan sesudah adanya pemberian konseling gizi disajikan
dalam tabel berikut ini:
Tabel 6. Uji beda pengetahuan gizi, pola makan dan kadar gula darah sebelum dan
sesudah pemberian konseling gizi
Jenis Pengukuran Sebelum (pre)
n=35
Sesudah (post)
n=35
p
Rerata SD Rerata SD
Nilai pengetahuan gizi 39,7 22,8 69,1 16,5 0,001*
Nilai pola makan 72,0 7,3 80,3 6,5 0,001*
Nilai kadar gula (mg/dL) 265,8 35,8 245,5 39,9 0,006*
Keterangan
*Uji t-berpasangan
* Nilai normal kadar GDS ≤ 200 mg/dL
Pada tabel 4 di atas terlihat bahwa rerata nilai pengetahun gizi sesudah (69,1) lebih
tinggi daripada sebelum diberikan konseling gizi (40,2). Demikian juga untuk nilai
pola makan dan nilai kadar gula darah sewaktu. Hasil uji menunjukkan ada perbedaan
bermakna pada pengetahuan gizi, pola makan dan kadar gula darah sebelum dan
sesudah adanya konseling gizi (p
17
F. PEMBAHASAN
Subjek penelitian gizi yang berkunjung ke RRJ Hortus medicus sebagian besar
laki-laki dan berusia antara 44-55 tahun. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Kirkman dkk bahwa DM tipe 2 sering terjadi pada middle aged,
dengan puncak onset pada usia 60 tahun. Berdasarkan hasil Riskesdas 2013, proporsi
penyebab kematian akibat DM pada kelompok 45-54 tahun di daerah perkotaan
menduduki rangking ke-2, sebesar 14,7 %.5
Mayoritas subjek memiliki berpendidikan minimal SMA atau sederajad. Hasil
penelitian Riskesdas tahun 2013 menunjukkan bahwa prevalensi DM cenderung lebih
tinggi pada masyarakat dengan tingkat pendidikan tinggi.5 Terdapat indikasi bahwa
semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka akan mempengaruhi tingkat
pendapatan dan kemapanan dalam hidupnya, yang selanjutnya diikuti dengan pola
konsumsi yang berlebihan sehingga berpeluang terkena DM Tipe 2.14
Sebagian besar subjek bekerja. Subjek yang memiliki pekerjaan ternyata lebih
mudah menerima informasi dan diajak bekerjasama dalam proses edukasi. Sekalipun
tingkat pendidikannya lebih rendah dibanding subjek yang tidak bekerja.15
Rata-rata subjek memiliki status gizi lebih maupun obesitas. Kegemukan dan
obesitas merupakan salah satu faktor risiko penyebab terjadinya DM. Obesitas dapat
terjadi karena ketidakseimbangan asupan dan pengeluaran energi. Penelitian yang
dilakukan oleh Sunjaya, menemukan bahwa individu yang mengalami obesitas
berisiko 2,7 kali lebih besar untuk terkena DM dibandingkan individu yang tidak
mengalami masalah obesitas. 16
Berdasarkan hasil uji statistik t-berpasangan menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan yang bermakna pada pengetahuan gizi sebelum dan sesudah (p
18
(dokter dan ahli gizi).17 Adanya panduan berupa leaflet yang dapat dapat dibawa
pulang juga ikut membantu dalam proses edukasi pasien.
Hasil uji statistik menunjukkan terdapat perbedaan bermakna antara pola makan
antara sebelum dan sesudah intervensi (p
19
G. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Pemberian konseling gizi berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan,
memberikan perubahan terhadap pola makan dan berkontribusi terhadap penurunan
kadar gula darah sewaktu pada penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 di RRJ Hortus
Medicus Tawangmangu.
2. Saran
a. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang efektivitas konseling yang
dilakukan untuk jangka waktu tertentu sehingga dapat dilihat/ditentukan berapa
kali dalam setahun konseling gizi perlu diulang pada pasien yang telah mendapat
konseling sebelumnya.
b. Perlu dikembangkan metode konseling yang efektif untuk masing-masing tingkat
pendidikan.
21
DAFTAR PUSTAKA
1. Suyono S. Kecenderungan peningkatan jumlah penyandang diabetes dan Patofisiologi
diabetes melitus. Dalam: Sugondo S, Soewondo P, Subekti I, editor (penyunting).
Penatalaksanaan diabetes melitus terpadu. Edisi ke-2. Jakarta: FKUI; 2009. hlm. 7-18.
2. WHO. Diabetes (diunduh Maret 2014). Tersedia dari: URL: HYPERLINK
http://www.who.int/medicentre/fact-sheets/fs312/en/.
3. Gustaviani, R. Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Mellitus, Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia1879, Jakarta. 2006
4. Tjokroprawiro, Askandar. Hidup Sehat dan Bahagia Bersama Diabetes Melitus. Jakarta:
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. 2006.
5. Badan Litbangkes, Depertemen Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar 2013: Laporan
Nasional 2013. Diunduh bulan September dari: www.litbang.depkes.go.id
6. Sundaru. (2005). Diabetes mellitus: Apa dan Bagaimana Pengobatannya. FKUI.Jakarta.
2005
7. PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus tipe 2 di
Indonesia 2011 (diunduh Maret 2014). Tersedia dari: URL: HYPERLINK
http://www.perkeni.org/download/Konsensus%20DM%202011.zip.
8. Miller CK, Edwards L, Kissling G, Sanville L. Nutrition Education Improves Metabolic
Outcomes Among Older Adults With Diabetes Mellitus: Result From a Randomized
Control Trial Preventive Medicine 2002.
9. Kirkman, MS., Williams SR., Caffrey HH., Marrero DG. Impact of a program to improve
adherence to diabetes guidelines by primary care physicians. Diabetes Care. 2002.
10. Yessy Mardianti Sulistria. Tingkat Self Care Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di
Puskesmas Kalirungkut Surabaya. 2013
11. Arikunto, S. Analisis Data Penelitian Deskriptif. Dalam : Arikunto, S., ed. Manajemen
Penelitian. Jakarta: PT. RINEKA CIPTA. 2007
12. Stang, J. Marry Story. Gudelines for Adholescent Nutrition Services.2012. diunduh pada
Oktober 2014
22
13. Sari, Paramitha W.A, Perbedaan Pengetahuan Gizi, Pola Makan dan Kontrol Glukosa
Darah pada Anggota Organisasi Penyandang DM dan Non Anggota;Thesis. Prodi Ilmu
Gizi UNDIP Semarang. 2013
14. Fatmati, Ari. Faktor Risiko Kejadian DM Tipe 2 Pasien Rawat Jalan (Studi Kasus di
RSUD Sunan Kalijaga Demak). FKM Universitas Negeri Semarang. 2010
15. Yoshepin P.Tjahyono, Calyptra. Pengaruh Edukasi Melalui Media Visual Buku Ilustrasi
terhadap Pengetahuan dan Kepatuhan Pasien DM tipe 2. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Universitas Surabaya vol.2 no.1. 2013
16. Betteng, Richardo. Analisi faktor risiko penyebab tjdinya DM tipe 2 pd wanita usia
produktif di Puskesmas Wawosa. Jurnal e-Biomedik(eBM) vol.2 no.2 Juli 2014 hal 404-
412
17. Hairi, Lalu M. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang DM dengan Gaya Hidup
Penderita DM tipe 2 di Desa Nyatnyono, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten
Semarang; Thesis. 2013
20
UCAPAN TERIMAKASIH
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
menganugerahkan limpahan rahmat dan karuniaNya serta salawat dan salam selalu tercurah
kepada Rasulullah Muhammad SAW sehingga laporan penelitian Risbinkes yang berjudul
“Pengaruh Konseling Gizi pada Perubahan Pengetahuan, Pola Makan dan Kadar Gula Darah
Penderita DM Tipe 2 di RRJ Hortus Medicus” dapat diselesaikan. Selesainya laporan ini
tidak terlepas dari dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak dalam proses penelitian dan
penyusunan laporannya, untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Ibu Dra. Lucie Widowati, M.Si, Apt selaku Kepala B2P2TOOT Tawangmangu
2. Pejabat dan panitia penyelenggara Risbinkes Badan Litbangkes
3. Ketua PPI dan pejabat struktural B2P2TOOT Tawangmangu
4. Ibu Indah Yuning Prapti, SKM, M.Kes selaku mantan Kepala B2P2TOOT
Tawangmangu
5. Pembimbing Risbinkes Ibu Dr. Mariana Susilowati, M.Sc dan Ibu Dr.dr Juliyanty
Pradono, MS
6. Seluruh anggota tim penelitian
34
Lampiran 6
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 pola makan pre 72,00 35 7,340 1,241
pola makan post 80,29 35 6,529 1,104
Pair 2 pengetahuan sebelum 39,71 35 22,847 3,862
pengetahuan sesudah 69,14 35 16,516 2,792
Pair 3 kadar gula sblm 265,86 35 35,824 6,055
kadar gula sesudah 245,51 35 39,891 6,743
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 pola makan pre & pola makan post 35 ,410 ,014
Pair 2 pengetahuan sebelum & pengetahuan sesudah 35 ,654 ,000
Pair 3 kadar gula sblm & kadar gula sesudah 35 ,426 ,011
Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig. (2-tailed)
Mean Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
Pair 1 pola makan pre - pola makan post -8,286 7,564 1,279 -10,884 -5,687 -6,481 34 ,000
Pair 2 pengetahuan sebelum - pengetahuan sesudah -29,429 17,353 2,933 -35,390 -23,468 -10,033 34 ,000
Pair 3 kadar gula sblm - kadar gula sesudah 20,343 40,700 6,880 6,362 34,324 2,957 34 ,006
23
Lampiran 1
NASKAH PENJELASAN
Penelitian “Pengaruh Konseling Gizi Pada Perubahan Pengetahuan, Pola Makan dan Kadar Gula
Darah Penderita DM Tipe 2 di Rumah Riset Jamu (RRJ) Hortus Medicus”
Assalamu’alaikum Wr.Wb. Ibu/Bapak, perkenalkan kami tim peneliti dari BPTO akan
mengadakan penelitian yang berjudul “Pengaruh Konseling Gizi pada Perubahan Pengetahuan,
Pola Makan dan Kadar Gula Darah Penderita DM Tipe 2 di RRJ Hortus Medicus” dengan
tujuan untuk mengetahui berapa besar manfaat konseling gizi pada penderita DM/kencing manis
tipe 2 berkaitan dengan pola makan, kadar gula dan pengetahuan.
Ibu/Bapak apabila hasil pemeriksaan dari kami memenuhi syarat, maka Ibu/Bapak akan terpilih
sebagai subyek penelitian yang selanjutnya akan dilakukan pengambilan data dengan cara
wawancara pola makan, pengambilan darah untuk memeriksa kadar gula darah, dan konseling
gizi oleh peneliti.Subyek penelitian ini seluruhnya berjumlah 100 orang.
Pada penelitian ini ibu/bapak akan diukur dan diperiksa kesehatannya, kadar gula darah,
menjawab pertanyaan keusionerserta wawancara yang meliputi:
1. Pemeriksaan kesehatan oleh dokter
2. Pengukuran tinggi badan dan berat badan
3. Menjawab pertanyaan kuesioner mengenai pola makan, pengetahuan gizi, pertanyaan
mengenai DM/kencing manis
4. Pengambilan contoh darah untuk pemeriksaan kadar gula (satu bulan kemudian setelah hari
ini). Darah akan diambil dari pembuluh vena di daerah lipatan siku kanan/kiri sebanyak 3 cc
(satu sendok teh) oleh petugas Analis Kesehatan yang terlatih, menggunakan spuit (jarum
suntik) yang steril, sekali pakai dan kapas alkohol pembersih. Efek yang ditimbulkan
mungkin sedikit terasa sakit seperti digigit semut. Ada kemungkinan terjadi pembengkakan
dalam pengambilan darah ini. Jika hal ini terjadi maka cukup kompres dengan air dingin dan
nanti akan sembuh dengan sendirinya.
5. Waktu yang dibutuhkan untuk wawancara, konseling sebelum dan sesudah kurang lebih satu
jam.
24
6. Dalam penelitian ini kami harapkan Ibu/Bapak turut serta sampai penelitian ini selesai, yakni
kurang lebih selama satu bulan. Keuntungan dari keikutsertaan Ibu/Bapak dalam penelitian
ini adalah dapat diketahuinya keadaan kesehatan Ibu/Bapak mengenaipenyakit
Diabetes/Kencing Manis, status gizi, pola makan dan memperolehkonseling gizi mengenai
pengaturan pola makan sesuai bagi penderita DM/Kencing Manis. Semua hasil pemeriksaan
akan disimpan di bank data BPTO dan dirahasiakan. Ibu/Bapak akan mendapatkan hasil
pemeriksaan ini secara gratis tanpa dipungut biaya, dan akan kami sampaikan secepatnya
dalam amplop tertutup agar terjaga kerahasiaannya.
Ibu/Bapak, keikutsertaaan dalam penelitian ini adalah bersifat sukarela oleh karena itu bila ada
rasa keberatan dan ketidaknyamanan dalam mengikuti kegiatan ini, maka Ibu/Bapak berhak
untuk menolak atau mengundurkan diri tanpa sanksi apapun. Jika ada hal-hal yang ingin
ditanyakan atau terjadi sesuatu hal berkaitan dengan pelaksanaan penelitian ini, dapat
menghubungi kami, ketua tim penelitian:Enggar Wijayanti, S.Gz dengan alamat di Karangduren
RT.5/IV, Jati, Jaten, Karanganyar Telp. 085647479584 dan atauKepala BPTO Ibu Indah Yuning
Prapti, SKM., M.Kes dengan alamat Jl. Lawu No. 11 Tawangmangu Telp : 0271-697040.
Demikianlah penjelasan penelitian ini. Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu/Bapakatas
kesediaannya mengikuti pengukuran, wawancara dan pemeriksaan kesehatan. Sebagai wujud
rasa terimakasih kami atas kerjasamanya maka ada sedikit sebagai pengganti transport senilai
Rp.50.000 (lima puluh ribu rupiah). Semoga dapat bermanfaat.
Ketua Pelaksana
Enggar Wijayanti, S.Gz
NIP.198608202014022002
25
Lampiran 2
PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONCENT)
SEBAGAI SUBJEK PENELITIAN YANG BERJUDUL PENGARUH KONSELING
GIZI PADA PERUBAHAN PENGETAHUAN, POLA MAKAN DAN KADAR GULA
DARAH PENDERITA DM TIPE 2 DI RRJ HORTUS MEDICUS
Saya telah mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai hal yang berkaitan
dengan penelitian “Pengaruh Konseling Gizi pada Perubahan Pengetahuan, Pola Makan dan
Kadar Gula Darah Penderita DM Tipe 2 di RRJ Hortus Medicus. Saya memutuskan SETUJU
/ TIDAK SETUJU* untuk berpartisipasi dalam penelitian ini secara sukarela tanpa paksaan.
Bila saya inginkan, maka saya dapat mengundurkan diri sewaktu-waktu tanpa sanksi apapun.
Saya :
Nama :………………………………………………………………………....................
Umur :………………………………………………………………………...................
Alamat :……………………..............……………………………………………………..
No.Telp/HP :................................................................................................................................
No Subjek/No.CM :…………………………………………………………………..............
Tawangmangu,.....................2015
Peneliti, Subjek,
(Enggar Wijayanti, S.Gz) (...........................................)
Saksi,
( ...........................................)
Informed consent dibuat 2 rangkap :
- Responden satu lembar - Peneliti satu lembar
*Coret yang tidak perlu
26
Lampiran 3
Kuesioner Data Demografi
I. IDENTITAS PASIEN
1. Nama :
2. No.CM :
2. Alamat :
3. Telepon :
4. Tempat Lahir :
5. Tanggal Lahir :
6. Umur : Isi salah satu: 1. Hari (jika < 30 hari)
2. Bulan (jika < 60 bulan)
3. Tahun (jika > 59 bulan)
7. Jenis Kelamin : 1. Laki-laki (L) 2. Perempuan (P)
8. Pendidikan : 1. Tidak sekolah
2. Tidak tamat SD
3. Tamat SD
4. Tamat SMP/sederajat
5. Tamat SMA/sederajat
6. Tamat D3/ Sarjana
9. Pekerjaan : 1. Tidak Bekerja
2. Buruh/ Petani Penggarap/
Nelayan
3. Petani Pemilik
4. PNS/ TNI/ POLRI
5. Karyawan Swasta
6. Wira usaha
7. Pensiun
10. Status
Menikah : 1. Belum Menikah 2. Menikah 3. Cerai
11. Anak ke : ..... dari ..... bersaudara
II. RIWAYAT PENYAKIT DAN KEBIASAAN PASIEN
1. Anggota keluarga yang
menderita DM
1. Ada
Sebutkan:
2. Tidak ada
27
2.
Pernah mendapatkan
pendidikan kesehatan
tentangDM
1. Pernah
Sebutkan kapan dan dimana:
2. Belum
3. Riwayat merokok 1. Ya 2. Tidak
4. Lama merokok
1. >10 tahun
2. 2. 5-10 tahun
3. < 5 tahun
5. Masih merokok hingga saat ini 1. Ya 2. Tidak
6. Terakhir merokok
1. > 1minggu yang lalu
2. 1 minggu yang lalu
3. < 1 minggu yang lalu
7. Kebiasaan olahraga 1. Ya
Sebutkan :
2. Tidak
8. Frekuensi olahraga
1. > 3 kali per minggu
2. 1-2 kaliper minggu
3. 3 kali per minggu
9. Durasi olahraga Sebutkan:
28
Lampiran 4
KUESIONER PENGETAHUAN GIZI
Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang menurut Anda paling benar.
1. Apakah yang anda ketahui tentang Diabetes Mellitus (DM)?
a. Penyakit yang dapat menular dan berbahaya
b. Penyakit kencing manis yang ditandai peningkatan kadar gula darah melebihi normal
c. Tidak tahu
2. Apakah yang menjadi penyebab penyakit DM?
a. Karena keturunan atau gaya hidup tidak sehat
b. Karena kurang makan
c. Tidak tahu
3. Apa gejala yang umum terjadi akibat dari penyakit DM?
a. Banyak makan, banyak minum, dan banyak kencing
b. Sulit tidur dan tidak nafsu makan
c. Tidak tahu
4. Sebutkan komplikasi yang bisa terjadi akibat penyakit DM?
a. Rematik, osteoporosis
b. Kenaikan tensi, gangguan fungsi ginjal, jantung dan stroke
c. Tidak tahu
5. Berapa nilai glukosa darah puasa yang normal?
a. 65-110 mg/dl
b. 115-160 mg/dl
c. Tidak tahu
6. Berapa glukosa darah sewaktu yang normal?
a. 145-179 mg/dl
b. 110-144 mg/dl
c. Tidak tahu
7. Bagaimana cara menanggulangi DM?
a. Pengobatan saja
b. Pengobatan, melakukan pola hidup sehat dan mengatur pola makan/diit
c. Tidak tahu
29
8. Apa yang Anda ketahui tentang diit bagi penderita DM?
a. Pengaturan pola makan sesuai anjuran bagi penderita DM
b. Mengurangi komsumsi makanan
c. Tidak tahu
9. Apakah tujuan dari diit DM?
a. Menurunkan berat badan
b. Mengontrol gula darah tetap normal dan mencegah komplikasi DM
c. Tidak tahu
10. Apa yang anda ketahui tentang 3J pada diit DM?
a. Jumlah makanan, jumlah minuman dan jarak waktu makan
b. Jadwal, jenis dan jumlah makanan yang sesuai anjuran
c. Tidak tahu
11. Kandungan gizi makanan apa saja yang perlu diperhatikan bagi penderita DM?
a. Sumber energi, protein, dan lemak
b. Sumber lemak
c. Tidak tahu
12. Sebutkan salah satu tanda hipoglikemi?
a. Keluar keringat dingin
b. Mudah lelah
c. Tidak tahu
13. Bagaimana cara mengatasi hipoglikemi?
a. Mengkonsumsi gula pasir 1-2 sdm
b. Mengurangi makan
c. Tidak tahu
13. Bahan makanan apa saja yang merupakan sumber karbohidrat/energi?
a. Nasi, kentang, mie, singkong, roti
b. Telur, ikan, ayam, daging sapi
c. Tidak tahu
14. Bahan makan apa saja yang merupakan sumber lemak ?
a. Kacang hijau, tempe, tahu
b. Daging ayam, telur, ikan, daging sapi
c. Tidak tahu
30
15. bagaimana jadwal makan yang dianjurkan bagi penderita DM?
a. 3 kali makan utama ditambah 2 kali selingan
b. 3 kali makan utama dengan porsi kecil
c. tidak tahu
16. Susunan menu makanan yang dianjurkan setiap kali makan dalam sehari meliputi?
a. Nasi,lauk hewani, lauk nabati, buah
b. Nasi, sayur, lauk hewani, lauk nabati, buah
c. Tidak tahu
17. Berapa banyak jumlah sayur yang sebaiknya dikonsumsi dalam sehari?
a. 2 porsi atau lebih
b. 1 porsi
c. Tidak tahu
18. Berapa gram satu satuan penukar nasi?
a. 100 gr
b. 150 gr
c. Tidak tahu
19. Berapa gram satu satuan penukar telor ayam?
a. 50 gr
b. 75 gr
c. Tidak tahu
20. Berapa gram satu satuan penukar tahu?
a. 50 gr
b. 100 gr
c. Tidak tahu
31
Lampiran 5
KUESIONER POLA KONSUMSI MAKANAN
Dibawah ini adalah pertanyaan tentang makanan yang sering dikonsumsi. Berilah tanda
check (√) dalam kotak yang telah disediakan pada jawaban yang Anda anggap paling sesuai
dengan kondisi anda.
1. Berapa kali frekuensi makan utama anda dalam sehari?
Teratur, lebih dari 3 kali
Teratur, 3 kali sehari
Teratur, 2 kali sehari
Tidak teratur tiap harinya
2. Berapa kali frekuensi anda mengkonsumsi karbohidrat (nasi, roti, mie instan, ubi,singkong,
kentang dll) dalam sehari?
Lebih dari 3 kali
3 kali sehari
2 kali sehari
Kurang dari 2 kali sehari
3. Dalam seminggu berapa kali biasanya anda melewatkan sarapan pagi?
Tiga kali atau lebih
Kurang dari 3 kali
Tidak pernah sama sekali
4. Dari jenis karbohidrat berikut, manakah yang sering anda konsumsi?
Nasi
Kentang
Jagung
Ubi, singkong
Mie, mie instan
Bubur tepung
Roti/kue, biskuit
Sereal
5. Berapa kali anda mengkonsumsi lauk hewani dalam sehari?
Lebih dari 3 kali
2-3 kali
Kurang dari 2 kali
32
6. Sumber protein hewani berikut mana yang sering anda konsumsi (lebih dari 3 kali dalam
seminggu)?
Daging sapi dengan lemak
Daging ayam dengan kulit
Daging ikan
Daging sapi tanpa lemak
Daging ayam tanpa kulit
Seafood
Telur
Jeroan
7. Berapa kali anda mengkonsumsi lauk nabati dalam sehari?
Lebih dari 3 kali
2-3 kali sehari
Kurang dari 2 kali dalam sehari
8. Dari sumber protein nabati berikut mana yang sering anda konsumsi (lebih dari 3 kali
dalam seminggu)?
Tempe
Tahu
Kacang kedelai, susu kedelai
Kacang tanah
Kacang mete
Kacang hijau
9. Berapa porsi anda mengkonsumsi sayur dalam sehari?
Lebih dari 2 porsi sehari
2 porsi sehari
Kurang dari 2 porsi dalam sehari
Kurang dari 1 porsi dalam sehari
10. Berikut merupakan makanan selingan (snack) yang sering anda konsumsi?
Buah-buahan
Kacang-kacangan
Kue/roti manis, biskuit
Gorengan
33
11. Berapa kali anda mengkonsumsi buah-buahan dalam sehari?
2 kali atau lebih
Kurang dari 2 kali
Kurang dari sekali
12. Dari jenis masakan berikut mana yang sering anda konsumsi?
Masakan bersantan
Masakan dengan kuah lemak/kaldu
Masakan yang digoreng, ditumis
Makanan yang dikukus/direbus
13. Berapa kali Anda mengkonsumsi makanan dengan cara digoreng?
2 kali atau lebih dari 2 kali dalam sehari
3 kali atau lebih dari 3 kali dalam seminggu
Kurang dari 3 kali dalam seminggu
14. Berapa kali anda mengkonsumsi makanan bersantan?
2 kali atau ebih dari 2 kali dalam sehari
3 kali atau lebih dari dalam seminggu
Kurang dari 3 kali dalam seminggu
15. Berapa kali anda mengkonsumsi makanan manis seperti kue/roti dalam seminggu?
3 kali atau lebih
Kurang dari 3 kali
Kurang dari 1 kali
16. Berapa kali anda mengkonsumsi minuman seperti teh manis, sirup, soft drink atau
minuman mengandung gula lain dalam sehari?
3 kali atau lebih
1-2 kali
Kurang dari sekali
17. Berapa kali Anda mengkonsumsi makanan cepat saji di restoran dalam seminggu?
Lebih dari 3 kali
Kurang dari 3 kali
Kurang dari 1 kali
18. Dari jenis susu dibawah ini, yang sering anda konsumsi adalah?
susu full krim
susu rendah lemak
susu kental manis