25
1 LAPORAN AKHIR HIBAH UDAYANA MENGABDI DANA PNBP TAHUN 2018 KONTROL POPULASI ANJING SEBAGAI SALAH SATU UPAYA PENCEGAHAN PENULARAN KASUS RABIES DI DESA PECATU, KECAMATAN KUTA SELATAN, KABUPATEN BADUNG Oleh : Drh. Luh Made Sudimartini (0024108203) (Ketua) Drh. I Wayan Nico Fajar Gunawan, M.Si (0005078902) Drh. I Wayan Wirata, M.Sc (0025088202) Drh. Siswanto, M.Kes (0012126031) Dibiayai dari Dana PNBP Universitas Udayana Dengan Surat Perjanjian Penugasan Pelaksanan Pengabdian No. SPK 384-39/UN14.4.A/PM/2018 FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN OKTOBER 2018

LAPORAN AKHIR HIBAH UDAYANA MENGABDI DANA PNBP … · LAPORAN AKHIR HIBAH UDAYANA MENGABDI DANA PNBP TAHUN 2018 KONTROL POPULASI ANJING SEBAGAI SALAH SATU UPAYA ... ovariohisterektomi

  • Upload
    others

  • View
    36

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

1

LAPORAN AKHIR HIBAH UDAYANA MENGABDI

DANA PNBP TAHUN 2018

KONTROL POPULASI ANJING SEBAGAI SALAH SATU UPAYA

PENCEGAHAN PENULARAN KASUS RABIES DI DESA PECATU,

KECAMATAN KUTA SELATAN, KABUPATEN BADUNG

Oleh :

Drh. Luh Made Sudimartini (0024108203) (Ketua)

Drh. I Wayan Nico Fajar Gunawan, M.Si (0005078902)

Drh. I Wayan Wirata, M.Sc (0025088202)

Drh. Siswanto, M.Kes (0012126031)

Dibiayai dari Dana PNBP Universitas Udayana

Dengan Surat Perjanjian Penugasan Pelaksanan Pengabdian No. SPK 384-39/UN14.4.A/PM/2018

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS UDAYANA

BUKIT JIMBARAN

OKTOBER 2018

2

3

RINGKASAN

Mengingat akan bahaya rabies terhadap kesehatan dan ketentraman masyarakat karena

dampak buruknya selalu diakhiri dengan kematian, maka usaha pengendalian penyakit berupa

pencegahan dan pemberantasan perlu dilaksanakan seintensif mungkin. Pengabdian ini bertujuan

untuk mengontrol jumlah populasi anjing yang terdapat di desa Pecatu serta memberikan informasi

tentang kesehatan hewan, manajemen pemeliharaan serta penanggulangan penyakit pada anjing

sehingga dapat mengurangi penyebaran kasus penyakit rabies di desa Pecatu, Kecamatan Kuta

Selatan, Kabupaten Badung. Kegiatan pengabdian ini dilakukan dalam bentuk pelayanan

kesehatan berupa sterilisasi baik anjing jantan maupun anjing betina serta melakukan vaksinasi

rabies dan melakukan pengobatan terhadap anjing yang sakit, serta diskusi dengan pemilik anjing

tentang arti penting memelihara kesehatan hewan. Sasaran kegiatan pengabdian berupa pelayanan

kesehatan anjing di Desa Pecatu Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung baik anjing yang

bertuan maupun yang tak bertuan (anjing liar). Jumlah anjing tervaksinasi adalah 50 ekor,

terkastrasi 3 ekor dan yang diovariohisterektomi 7 ekor. Dari 10 anjing yang disterilisasi tersebut,

9 diantaranya adalah anjing liar (stray dog).

Kata kunci : Anjing, Rabies, pelayanan kesehatan hewan, Desa Pecatu.

4

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha

Esa karena berkat rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan laporan akhir yang berjudul

“Kontrol Populasi Anjing Sebagai Salah Satu Upaya Pencegahan Penularan Kasus Rabies Di Desa

Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung ” tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan laporan ini, penulis telah menerima banyak bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Rektor Universitas Udayana

2. Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Udayana.

3. Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

4. Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung

5. Kabid Keswan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung

6. Direktur Rumah Sakit Hewan Pendidikan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas

Udayana

7. Camat Kuta Selatan, Kabupaten Badung

8. Perbekel Desa Adat Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung

9. Ketua Jimbaran Dog Fonudation beserta staf

10. Klinik Hewan Sekuta Pet, serta

11. Teman-teman yang lain yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu atas kerjasamanya

selama ini.

Penulis menyadari laporan ini masih belum sempurna, untuk itu penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi

pembaca.

Denpasar, Oktober 2018

Penulis

5

DAFTAR ISI

Halaman

COVER……………………………………………………………………………………….

LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………………………..

RINGKASAN…………………………………………………………………………………

PRAKATA…………………………………………………………………………………….

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………..

1.1 Analisis Situasi…………………………………………………………………..

1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………..

BAB II TUJUAN, MANFAAT DAN PEMECAHAN MASALAH…………………………..

2.1 Tujuan Kegiatan…………………………………………………………………

2.2 Manfaat Kegiatan………………………………………………………………..

2.3 Pemecahan Masalah……………………………………………………………...

BAB III METODE PELAKSANAAN………………………………………………………...

BAB IV HASIL YANG DICAPAI…………………………………………………………….

BAB V PEMBAHASAN……………………………………………………………………..

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

i

ii

iii

iv

v

1

1

2

3

3

3

3

4

5

6

7

8

9

6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Analisis Situasi

Rabies merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dari family Rhabdoviridae

dan genus Lyssavirus memiliki bentuk seperti peluru, terdiri dari asam nukleat (RNA), protein,

lemakdan karbohidrat (Dharmojono, 2001). Rabies dikenal dengan sebutan penyakit anjing gila

yang merupakan penyakit zoonosis berbahaya dan dapat menimbulkan kematian pada hewan dan

manusia (Tagueha dan Heru, 2002). Penyakit Rabies dapat ditularkan pada hewan berdarah panas

yaitu anjing, kucing, kera, rakun, dan kelelawar. Namun,di Indonesia kelelawar tidak dapat

menularkan rabies dikarenakan jenis kelelawar yang ada di Indonesia merupakan pemakan buah

(Dharmawan, 2009).

Di Provinsi Bali kasus rabies pertama kali terjadi pada bulan November tahun 2008

ditemukan di kedonganan, kabupaten Badung. Hal ini tertuang dalam Keputusan Menteri Pertanian

No.1637.I/2008 tertanggal 1 Desember 2008 yang menyatakan Bali Secara resmi tertular rabies

(Putra et al., 2009). Selanjutnya wabah menyebar ke seluruh kabupaten/kota di Bali. Upaya-upaya

penanganan rabies telah banyak dilakukan dengan mengimplementasikan prosedur Kesiagaan

Darurat Veteriner Indonesia (Kiatvetindo) Rabies. Setelah program pemberantasan rabies di bali

berjalan selama tiga tahun, upaya-upaya tersebut belum memberikan hasil yang optimal. Kasus

rabies pada hewan tetap ada setiap bulan. Walaupun hewan yang ditemukan tertular rabies dan

telah dikonfirmasi secara laboratorium adalah anjing, kucing, babi, kambing dan sapi, namun

hingga saat ini hanya anjing yang diketahui sebagai pelestari siklus rabies di Bali (Dibia et al.,

2015)

Beberapa faktor resiko yang diyakini berpengaruh terhadap kejadian rabies yakni status

vaksinasi anjing, sistem pemeliharaan anjing, pengetahuan pemilik anjing, mobilitas anjing,

kepadatan populasi anjing, sosial budaya masyarakat dan sosial ekonomi masyarakat (Dibia et

al., 2015). Mengingat akan bahaya rabies terhadap kesehatan dan ketentraman masyarakat karena

dampak buruknya selalu diakhiri dengan kematian, maka usaha pengendalian penyakit berupa

pencegahan dan pemberantasan perlu dilaksanakan seintensif mungkin.

7

Desa Pecatu tergolong sebagai desa di Kecamatan Kuta Selatan yang wilayahnya cukup

luas dan jumlah penduduk yang besar. Luas wilayah Pecatu mencapai 2.642 hektar. Desa adat

Pecatu berbatasan dengan desa adat Jimbaran di sebelah utara, desa adat Unggasan di sebelah

timur, sementara disisi selatan dan barat terhampar Samudera Indonesia yang membentang indah.

Umumnya penduduk Pecatu merupakan petani lahan kering serta peternak yang mencapai

sekitar 70%. Sekitar 10% warga Pecatu menekuni pekerjaan di sektor pertukangan/pengerajin,

sisanya sebagai pedagang, pegawai negeri sipil (PNS)/TNI/POLRI, karyawan swasta, nelayan serta

di bidang jasa lainnya. Hampir seluruh penduduk di Desa Pecatu memelihara anjing dirumahnya,

namun tidak menutup kemungkinan masih banyak juga anjing-anjing yang berkeliaran tanpa

pemilik di daerah desa Pecatu.

Dengan banyaknya anjing yang bekeliaran di daerah Desa Adat Pecatu, kami berkeinginan

mengamalkan ilmu dan pengetahuan yang kami miliki untuk diabdikan kepada masyarakat sebagai

wujud Tri Dharma Perguruan Tinggi. Melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

(LPPM) Universitas , kami melakukan pengabdian masyarakat ini dengan tujuan untuk mengontrol

jumlah populasi anjing yang terdapat di desa Pecatu serta memberikan informasi tentang kesehatan

hewan, manajemen pemeliharaan serta penanggulangan penyakit pada anjing sehingga dapat

mencegah penularan kasus penyakit rabies di desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten

Badung.

1.2. Rumusan Masalah

Dari situasi lapangan bahwa masih banyak anjing yang berkeliaran di jalanan baik anjing

yang bertuan dan tidak bertuan di desa Pecatu yang merupakan daerah pariwisata, merupakan

salah satu faktor resiko yang dapat menyebabkan terjadinya penularan rabies. Oleh karena itu,

perlu dilakukan kontrol populasi anjing sebagai salah satu upaya pencegahan penularan kasus

rabies di Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung

8

BAB II.

TUJUAN, MANFAAT DAN PEMECAHAN MASALAH

2.1. Tujuan Kegiatan

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengontrol jumlah populasi anjing yang terdapat di

desa Pecatu sehingga dapat mencegah penularan kasus penyakit rabies di desa Pecatu, Kecamatan

Kuta Selatan, Kabupaten Badung.

2.2. Manfaat Kegiatan

Dengan dilakukan kegiatan ini diharapkan pengetahuan warga masyarakat Pecatu tentang

bagaimana cara menjaga kesehatan hewannya, tidak melepasliarkan anjingnya sehingga nantinya

dapat mengurangi penularan kasus penyakit rabies di desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan,

Kabupaten Badung.

2.3. Pemecahan Masalah

Salah satu faktor resiko yang dapat menyebabkan terjadinya penularan penyakit rabies

adalah kepadatan populasi, status vaksinasi dan penegtahuan pemilik anjing. Oleh karena itu

kegiatan kontrol populasi anjing ini perlu dilakukan untuk mengurangi kasus penularan rabies di

desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung.

9

BAB III.

KHALAYAK SASARAN STRATEGIS DAN LUARAN

3.1. Khalayak Sasaran Strategis

Sasaran kegiatan pengabdian berupa sterilisasi anjing jantan dan betina baik yang bertuan

maupun anjing liar, melakukan vaksinasi rabies, pelayanan kesehatan dan memberikan informasi

mengenai pentingnya menjaga kesehatan anjing dalam upaya mengurangi penyebaran kasus rabies

di Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung

3.2. Luaran

Luaran setelah kegiatan pengabdian ini berupa publikasi ilmiah nasional dalam jurnal

Udayana Mengabdi.

10

BAB IV.

METODE KEGIATAN

Kegiatan pengabdian ini dilakukan dalam bentuk pelayanan kesehatan di desa Pecatu,

kecamatan kuta selatan kabupaten badung berupa pemberian vaksinasi, sterilisasi anjing jantan

atau betina, pemberian obat cacing dan vitamin, serta diskusi dengan pemilik anjing tentang arti

penting memelihara kesehatan hewan (bagi anjing berpemilik).

11

BAB IV

HASIL YANG DICAPAI

Tabel 4.1 Data Pengabdian Kontrol Populasi Anjing di Desa Pecatu, Kec. Kuta Selatan,Kab.

Badung

No Nama Pemilik Jumlah Anjing Keterangan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

Wayan Setiawan

Wayan Suryati

Wayan Sukari

Ketut yuniati

Ayu Dama

Tanpa Pemilik

Tanpa Pemilik

Wayan Leter

Made Kacir

Made Sentana

Made Suardana

Nyoman Suka

Sumianti

Gede Angga

Nyoman Sugita

Wayan Sukerti

Kadek Ardana

Made Sudiana

Yuni

Tirta yasa

Wayan Wardana

Eka Warmantara

Kempyang

Wayan Surata

Wayan Sudika

1 ekor Jantan

1 ekor jantan

1 ekor jantan

2 ekor jantan

1 ekor Jantan

7 ekor betina

2 ekor jantan

1 jantan

3 jantan

1 betina

1 betina

1 Jantan

3 jantan

1 jantan

1 betina

2 betina, 3 jantan

1 jantan

1 jantan

1 jantan

1 jantan

3 jantan

1 jantan, 3 Betina

1 jantan

2 jantan, 3 betina

1 Jantan

Kastrasi, Vaksin

Rabies,vitamin,

ivermectin

Vaksin Rabies

Vaksin Rabies

Vaksin Rabies

Vaksin Rabies

Ovariohisterktomi,

Vaksin rabies,

Ivermectin, vitamin

Kastrasi, Vaksin

Rabies, Ivermectin,

vitamin

Vaksin Rabies

Vaksin Rabies

Vaksin Rabies

Vaksin Rabies

Vaksin Rabies

Vaksin Rabies

Vaksin Rabies

Vaksin Rabies

Vaksin Rabies

Vaksin Rabies

Vaksin Rabies

Vaksin Rabies

Vaksin Rabies

Vaksin Rabies

Vaksin Rabies

Vaksin Rabies

Vaksin Rabies

Vaksin Rabies

Total 50 ekor

12

BAB V

PEMBAHASAN

Kasus rabies ditularkan ke manusia 90% melalui gigitan anjing dan merupakan sumber

penularan yang paling penting karena paling sering kontak dengan manusia (Rahayu, 2010).

Beberapa faktor resiko yang diyakini berpengaruh terhadap kejadian rabies yakni status vaksinasi

anjing, sistem pemeliharaan anjing, pengetahuan pemilik anjing, mobilitas anjing, kepadatan

populasi anjing, sosial budaya masyarakat dan sosial ekonomi masyarakat (Dibia et al., 2015).

Selain itu kepadatan populasi anjing merupakan media efektif sebagai penyebar rabies yang akan

mempengaruhi terjadinya peningkatan kasus gigitan pada manusia. Kontrol populasi anjing

merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi peyebaran kasus Rabies.

Kegiatan pengabdian masyarakat di desa Pecatu dilaksanakan pada tanggal 23Juni 2018

betempat di Balai Banjar Dinas Suluban. Kegiatan kontrol populasi berupa kastrasi pada anjing

jantan dan Ovariohisterektomi pada anjing betina. Teknik kastrasi pada anjing jantan dan

ovariohisterektomi pada anjing betina, merupakan teknik pembedahan untuk membuat anjing liar

tersebut menjadi steril dan tidak dapat berkembang biak (Lumley et al., 1990; Waynforth and

Flecknell, 1992). Sebagian besar anjing yang disterilisasi merupakan anjing kampung/lokal yang

tidak berpemilik (anjing liar). Setelah dilakukan sterilisasi sesuai dengan prosedur pembedahan,

anjing tersebut divaksinasi rabies dan diberikan tanda (kalung) sebagai buki telah divaksinasi.

Selain disterilisasi dan di vaksinasi, anjing tersebut juga diberikan pengobatan berupa ivermectin

untuk mengurangi penularan ektoparasit dan vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Berdasarkan Animal Welfare sebagaimana UU No. 6 Tahun 1967, bahwa upaya melakukan

pengendalian populasi hewan liar dengan operasi steril dimaksudkan untuk memberikan kehidupan

melalui perlindungan dan pemeliharaan yang wajar sehingga dengan demikian apa yang dimaksud

dengan Animalium Hominique Saluti yakni mensejahterakan hewan dengan tujuan untuk

mensejahterakan manusia, akan dapat tercapai (Sardjana, 2013). Kesejahteraan hewan akan

tercapai dengan baik apabila terjalin interaksi yang positif antara pemerintah dengan masyarakat

dalamn menangani dan melakukan sosialisasi tentang kesejahteraan hewan seperti halnya dalam

menangani permasalahan anjing liar di desa Pecatu.

Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pengabdian ini adalah tenaga yang diperlukan

sangat besar mengingat anjing-anjing yang ditangani sebagian besar merupakan anjing liar.

13

Anjing- anjing ini diambil diseputaran Jembatan jalan menuju pantai Suluban dan seputaran parkir

Pura Luhur Uluwatu. Namun, semua hal tersebut tidaklah menjadi penghalang karena kami

bekerjasama dengan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung yang telah memberikan

bantuan berupa vaksin Rabies dan kelengkapannya, Yayasan Jimbaran Dog Foundation yang

bersedia memberikan bantuan berupa tulup dan mempersiapkan personil lapangan (dog catcher),

Rumah Sakit Hewan Pendidikan FKH UNUD dan Klinik Hewan Sekuta Pet, Sanur.

14

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan uraian diatas, maka kami dapat tarik suatu kesimpulan bahwa masih banyak

terdapat anjing liar yang belum disterilisasi sehingga dapat meningkatkan populasi anjing di desa

jimbaran.

5.2 Saran

Kegiatan pengabdian ini sebaiknya dilakukan secara berkelanjutan sehingga populasi

anjing liar dapat ditekan dan mengurangi terjadinya penularan virus rabies. Selain itu dana untuk

kegiatan ini kiranya ditingkatkan sehingga sasaran dari kegiatan pengabdian ini dapat lebih luas

dan manfaatnya dapat dirasakan lebih banyak orang

15

DAFTAR PUSTAKA

Dibya IN, Sumiarto B, Susetya H, Putra AAG, Scott-Orr H. 2015. Analisis Faktor Risiko Kasus

Rabies Pada Anjing di Bali. Buletin Veteriner. BBvet Denpasar. Vol XXVII No.86.

Lumley JSP, Green CJ, Plear, James SEA.1990. Essentials of Experimental Surgery. Butterworths,

London. P 160-164.

Rahayu. 2010. Rabies. Jurnal Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. 1(2).

Sardjana, IKW. 2013. Pengendalian Populasi Kucing Liar Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.

Soetomo Surabaya Melalui Kastrasi Dan Ovariohisterektomi. VetMedika J.Klin Vet.

Vol 1, No.2 pp44-47.

Sopi IIPB, Mau F. 2015. Gambaran Rabies di Kabupaten Ende, Provinsi NusaTenggara Timur

Tahun 2006-2014. BALABA. Vol.11, No. 01 pp.43-50.

Tagueha AD, Heru S. 2002. Rabies. Epidemiologi Zoonosis di Indonesia. Gadjah Mada University

Press, Cetakan Pertama. Januari. 303-333.

Waynforth HB, Flecknell PA. 1992. Experimental and Surgical Technique in the Rat. Academic

press. P 275-276.

Widiasih DA, Budiharta S.2010. Epidemiologi di Indonesia. Gadjah Mada University Press.

Yogyakarta.

16

LAMPIRAN 1. DOKUMENTASI KEGIATAN

Gambar 1. Salah satu anggota pengabdian saat melakukan sterilisasi pada anjing betina

17

Gambar 2. Saat melakukan sterilisasi pada anjing jantan

Gambar 3. Team pengabdian melakukan desinfeksi sebelum dilakukan operasi sterilisasi

18

Gambar 4. Anjing-Anjing liar yang telah disteril dan divaksinasi dipasangi kalung penanda

Gambar 5. Ketua pengabdian saat melakukan sterilisasi pada anjing betina

19

Gambar 6. Salah satu anjing liar yang mengalami penyakit kulit (dermatitis)

20

Gambar 7. Salah satu dokter hewan melakukan vaksinasi Rabies

21

LAMPIRAN 2. Draft Publikasi

KONTROL POPULASI ANJING SEBAGAI SALAH SATU UPAYA PENCEGAHAN

PENULARAN KASUS RABIES DI DESA PECATU, KECAMATAN KUTA SELATAN,

KABUPATEN BADUNG

L.M. Sudimartini

1), I.W. Wirata

2), I.W.N.F. Gunawan

2),

Siswanto1)

1) Laboratorium Fisiologi, Farmakologi dan Farmasi Veteriner,2)Laboratorium Bedah dan Radiologi Veteriner

Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana

Jln PB. Sudirman, Denpasar, (0361) 223791

email : [email protected]

ABSTRAK

Mengingat akan bahayanya penyakit rabies terhadap kesehatan dan ketentraman

masyarakat karena dampak buruknya selalu diakhiri dengan kematian, maka usaha pengendalian

penyakit berupa pencegahan dan pemberantasan perlu dilaksanakan seintensif mungkin.

Pengabdian ini bertujuan untuk mengontrol jumlah populasi anjing yang terdapat di desa Pecatu

serta memberikan informasi tentang kesehatan hewan, manajemen pemeliharaan serta

penanggulangan penyakit pada anjing sehingga dapat mengurangi penyebaran kasus penyakit

rabies di desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung. Kegiatan pengabdian ini

dilakukan dalam bentuk pelayanan kesehatan berupa sterilisasi baik anjing jantan maupun anjing

betina serta melakukan vaksinasi rabies dan melakukan pengobatan terhadap anjing yang sakit,

serta diskusi dengan pemilik anjing tentang arti penting memelihara kesehatan hewan. Sasaran

kegiatan pengabdian berupa pelayanan kesehatan anjing di Desa Pecatu Kecamatan Kuta Selatan,

Kabupaten Badung baik anjing yang bertuan maupun yang tak bertuan (anjing liar). Jumlah anjing

tervaksinasi adalah 50 ekor, terkastrasi 3 ekor dan yang diovariohisterektomi 7 ekor. Dari 10

anjing yang disterilisasi tersebut, 9 diantaranya adalah anjing liar (stray dog).

Kata Kunci : Rabies, Kastrasi, Ovariohisterektomi

ABSTRACT

Considering the dangers of rabies on the health and tranquility of the community because of the adverse

effects always end with death, the disease control effort in the form of prevention and eradication needs to be carried

out as intensely as possible. This service aims to control the number of dog populations in Pecatu village and provide

information about animal health, maintenance management and disease control in dogs so as to reduce the spread of

rabies cases in Pecatu village, South Kuta District, Badung Regency. This service activity is carried out in the form of

health services in the form of sterilization of both male and female dogs and rabies vaccination and treatment of sick

dogs, as well as discussions with dog owners about the importance of maintaining animal health. The aim of the

service activities is in the form of dog health services in Pecatu Village, South Kuta Subdistrict, Badung Regency, both

those with dogs and no-one (wild dogs). The number of vaccinated dogs was 50, 3 were castrated and 7 were

ovariohisterectomy. Of the 10 dogs that are sterilized, 9 of them are stray dogs.

Keywords: Rabies, Castration, Ovariohisterectomy

22

PENDAHULUAN

Rabies dikenal dengan sebutan penyakit anjing gila yang merupakan penyakit zoonosis

berbahaya dan dapat menimbulkan kematian pada hewan dan manusia (Tagueha dan Heru, 2002).

Penyakit Rabies dapat ditularkan pada hewan berdarah panas yaitu anjing, kucing, kera, rakun, dan

kelelawar. Walaupun hewan yang ditemukan tertular rabies dan telah dikonfirmasi secara

laboratorium adalah anjing, kucing, babi, kambing dan sapi, namun hingga saat ini hanya anjing

yang diketahui sebagai pelestari siklus rabies di Bali (Dibia et al., 2015)

Beberapa faktor resiko yang diyakini berpengaruh terhadap kejadian rabies yakni status

vaksinasi anjing, sistem pemeliharaan anjing, pengetahuan pemilik anjing, mobilitas anjing,

kepadatan populasi anjing, sosial budaya masyarakat dan sosial ekonomi masyarakat (Dibia et

al., 2015).

Penduduk Desa Pecatu merupakan petani lahan kering serta peternak yang mencapai

sekitar 70%. Sekitar 10% warga Pecatu menekuni pekerjaan di sektor pertukangan/pengerajin,

sisanya sebagai pedagang, pegawai negeri sipil (PNS)/TNI/POLRI, karyawan swasta, nelayan serta

di bidang jasa lainnya. Hampir seluruh penduduk di Desa Pecatu memelihara anjing dirumahnya,

namun tidak menutup kemungkinan masih banyak juga anjing-anjing yang berkeliaran tanpa

pemilik di daerah desa Pecatu. Oleh karena itu dilakukan kegiatan sterilisasi anjing-anjing liar

yang terdapat di desa Pecatu untuk mengontrol jumlah populasi anjing yang terdapat di desa

Pecatu serta memberikan informasi kepada masyarakat tentang kesehatan hewan, manajemen

pemeliharaan serta penanggulangan penyakit pada anjing sehingga dapat mencegah penularan

kasus penyakit rabies di desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung.

METODE PEMECAHAN MASALAH

Salah satu faktor resiko yang dapat menyebabkan terjadinya penularan penyakit rabies

adalah kepadatan populasi, status vaksinasi dan pengetahuan pemilik anjing. Oleh karena itu

kegiatan kontrol populasi anjing ini perlu dilakukan untuk mengurangi kasus penyebaran rabies di

desaPecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung. Mengingat banyaknya anjing-anjing

liar yang terdapat di Desa Pecatu.

23

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Tabel 4.1 Data Pengabdian Kontrol Populasi Anjing di Desa Pecatu, Kec. Kuta Selatan, Kab.

Badung

No Nama Pemilik Jumlah Anjing Keterangan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

Wayan Setiawan

Wayan Suryati

Wayan Sukari

Ketut yuniati

Ayu Dama

Tanpa Pemilik

Tanpa Pemilik

Wayan Leter

Made Kacir

Made Sentana

Made Suardana

Nyoman Suka

Sumianti

Gede Angga

Nyoman Sugita

Wayan Sukerti

Kadek Ardana

Made Sudiana

Yuni

Tirta yasa

Wayan Wardana

Eka Warmantara

Kempyang

Wayan Surata

Wayan Sudika

1 ekor Jantan

1 ekor jantan

1 ekor jantan

2 ekor jantan

1 ekor Jantan

7 ekor betina

2 ekor jantan

1 jantan

3 jantan

1 betina

1 betina

1 Jantan

3 jantan

1 jantan

1 betina

3 betina, 3 jantan

1 jantan

1 jantan

1 jantan

1 jantan

3 jantan

1 jantan, 3 Betina

1 jantan

2 jantan, 3 betina

1 Jantan

Kastrasi, Vaksin

Rabies,vitamin,

ivermectin

Vaksin Rabies

Vaksin Rabies

Vaksin Rabies

Vaksin Rabies

Ovariohisterktomi,

Vaksin rabies,

Ivermectin, vitamin

Kastrasi, Vaksin

Rabies, Ivermectin,

vitamin

Vaksin Rabies

Vaksin Rabies

Vaksin Rabies

Vaksin Rabies

Vaksin Rabies

Vaksin Rabies

Vaksin Rabies

Vaksin Rabies

Vaksin Rabies

Vaksin Rabies

Vaksin Rabies

Vaksin Rabies

Vaksin Rabies

Vaksin Rabies

Vaksin Rabies

Vaksin Rabies

Vaksin Rabies

Vaksin Rabies

Total 50 ekor

Pembahasan

Kasus rabies ditularkan ke manusia 90% melalui gigitan anjing dan merupakan sumber

penularan yang paling penting karena paling sering kontak dengan manusia (Rahayu, 2010).

Beberapa faktor resiko yang diyakini berpengaruh terhadap kejadian rabies yakni status vaksinasi

24

anjing, sistem pemeliharaan anjing, pengetahuan pemilik anjing, mobilitas anjing, kepadatan

populasi anjing, sosial budaya masyarakat dan sosial ekonomi masyarakat (Dibia et al., 2015).

Selain itu kepadatan populasi anjing merupakan media efektif sebagai penyebar rabies yang akan

mempengaruhi terjadinya peningkatan kasus gigitan pada manusia. Kontrol populasi anjing

merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi peyebaran kasus Rabies.

Kegiatan pengabdian masyarakat di desa Pecatu dilaksanakan pada tanggal 23Juni 2018

betempat di Balai Banjar Dinas Suluban. Kegiatan kontrol populasi berupa kastrasi pada anjing

jantan dan Ovariohisterektomi pada anjing betina. Teknik kastrasi pada anjing jantan dan

ovariohisterektomi pada anjing betina, merupakan teknik pembedahan untuk membuat anjing liar

tersebut menjadi steril dan tidak dapat berkembang biak (Lumley et al., 1990; Waynforth and

Flecknell, 1992). Sebagian besar anjing yang disterilisasi merupakan anjing kampung/lokal yang

tidak berpemilik (anjing liar). Setelah dilakukan sterilisasi sesuai dengan prosedur pembedahan,

anjing tersebut divaksinasi rabies dan diberikan tanda (kalung) sebagai buki telah divaksinasi.

Selain disterilisasi dan di vaksinasi, anjing tersebut juga diberikan pengobatan berupa ivermectin

untuk mengurangi penularan ektoparasit dan vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Berdasarkan Animal Welfare sebagaimana UU No. 6 Tahun 1967, bahwa upaya melakukan

pengendalian populasi hewan liar dengan operasi steril dimaksudkan untuk memberikan kehidupan

melalui perlindungan dan pemeliharaan yang wajar sehingga dengan demikian apa yang dimaksud

dengan Animalium Hominique Saluti yakni mensejahterakan hewan dengan tujuan untuk

mensejahterakan manusia, akan dapat tercapai (Sardjana, 2013). Kesejahteraan hewan akan

tercapai dengan baik apabila terjalin interaksi yang positif antara pemerintah dengan masyarakat

dalamn menangani dan melakukan sosialisasi tentang kesejahteraan hewan seperti halnya dalam

menangani permasalahan anjing liar di desa Pecatu.

Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pengabdian ini adalah tenaga yang diperlukan

sangat besar mengingat anjing-anjing yang ditangani sebagian besar merupakan anjing liar.

Anjing- anjing ini diambil diseputaran Jembatan jalan menuju pantai Suluban dan seputaran parkir

Pura Luhur Uluwatu. Namun, semua hal tersebut tidaklah menjadi penghalang karena kami

bekerjasama dengan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung yang telah memberikan

bantuan berupa vaksin Rabies dan kelengkapannya, Yayasan Jimbaran Dog Foundation yang

bersedia memberikan bantuan berupa tulup dan mempersiapkan personil lapangan (dog catcher),

Rumah Sakit Hewan Pendidikan FKH UNUD dan Klinik Hewan Sekuta Pet, Sanur.

25

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas, maka kami dapat tarik suatu kesimpulan bahwa kegiatan

pengabdian ini dapat berjalan lancar dan perhatian masyarakat terhadap kesehatan anjingnya masih

tinggi.

Saran

Kegiatan pengabdian ini sebaiknya dilakukan secara berkelanjutan, serta adanya interaksi

yang positif antara pemerintah dengan masyarakat dalam menangani dan mensosialisasikan

kesejahteraan hewan sehingga populasi anjing liar dapat ditekan dan mengurangi terjadinya

penularan virus rabies.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian

Kepada Masyarakat Universitas Udayana melalui dana DIPA PNPB sesuai dengan surat Perjanjian

Penugasan Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat Nomor : 384-39/UN14.4.A/PM/2018,

Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung, Aparat Desa Pecatu, Yayasan Jimbaran Dog

Foundation, Klinik Hewan Sekuta Pet Sanur, Rumah Sakit Hewan Universitas Udayana dan

teman-teman sejawat yang terlibat dalam pengabdian sehingga kegiatan ini berjalan dengan lancar.

DAFTAR PUSTAKA

Dibya IN, Sumiarto B, Susetya H, Putra AAG, Scott-Orr H. 2015. Analisis Faktor Risiko Kasus

Rabies Pada Anjing di Bali. Buletin Veteriner. BBvet Denpasar. Vol XXVII No.86.

Lumley JSP, Green CJ, Plear, James SEA.1990. Essentials of Experimental Surgery. Butterworths,

London. P 160-164.

Rahayu. 2010. Rabies. Jurnal Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. 1(2).

Sardjana, IKW. 2013. Pengendalian Populasi Kucing Liar Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.

Soetomo Surabaya Melalui Kastrasi Dan Ovariohisterektomi. VetMedika J.Klin Vet. Vol

1, No.2 pp44-47.

Tagueha AD, Heru S. 2002. Rabies. Epidemiologi Zoonosis di Indonesia. Gadjah Mada University

Press, Cetakan Pertama. Januari. 303-333.

Waynforth HB, Flecknell PA. 1992. Experimental and Surgical Technique in the Rat. Academic

press. P 275-276.