LAPOR AnaLisis Spermatozoa

Embed Size (px)

Citation preview

PRAKTIKUM PERKEMBANGAN HEWAN ANALISIS SPERMATOZOA

ANINDYAH TRI A 1507 100 070 KELOMPOK II

ASISTEN ARDIAN PRASETYA

PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2009

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Data Pengamatan 4.1.1 Menghitung konsentrasi Spermatozoa Perlakuan Pengamatan - Disediakan 1 ml laruan NaCl 0,9 - Larutan NaCl berwarna bening % dalam kaca arloji - Dibunuh mencit jantan dengan cara cervical dislocation Larutan NaCl bersifat isotonik - Dipegang bagian tengkuk mencit dan ditarik bagian ekornya.

- Mencit langsung mati - Diletakkan di atas alas lilin dan dibedah - Mencit dibedah

- Diamati alat reproduksinya dan dipotong bagian epididimisnya - Dimasukkan kedalam cawan petri yang berisi larutan NaCl 0,9 %

- Epididimis berada menempel pada testis - Larutan NaCl berwarna bening Larutan NaCl bersifat isotonik terhadap kondisi cairan sel sperma, sehingga tidak menyebabkan lisis atau rusak pada sperma yang berada didalam epididimis

- Dicacah sampai halus

- Proses

pencacahan

untuk

memudahkan

keluarnya

sperma dari epididimis

- Disedot skala 1

suspensi

dengan

menggunakan pipet thoma sampai - Ditambahkan NaCl 0,9 % sampai skala 101 - Ditahan larutan dalam pipet - Penambahan digunakan untuk pengenceran larutan sperma yang ada didalam pipet thoma dengan perbandingan 1 cc = 100 cc - Larutan tercampur thoma dan di goyangkan - Diteteskan larutan ke dalam alat hemacytometer improved neubeur

- diusahakan agar tidak berlebih - Diletakkan diatas mikroskop - Diamati sperma yang terdapat pada setiap bilik - digunakan perbesaran terkecil terlebih dahulu - Dipilh 5 bilik untuk mewakili semua bilik. - Dihitung spermatozoa dalam 5 bilik tersebut kiri atas Kanan atas tengah kiri bawah : bilik 1 : bilik 2 : bilik 3 : bilik 4

kanan bawa : bilik 5 : bilik 2= 33 : bilik 3= 5 : bilik 4=17 : bilik 5=30

- Pada mencit 1 : bilik 1= 39

- Dilakukan pengulangan dengan mencit yang berbeda dan dicatat hasilnya

- Pada mencit 2 : bilik 1= 27 : bilik 2= 23 : bilik 3= 9 : bilik 4=17 : bilik 5=24

- Dirata-rata total dari semua bilik pada mencit 1 dan mencit 2

- Pada mencit 1 rata-rata sperma yang diperoleh adalah 24.8 - Pada mencit 2 rata-rata sperma yang didapat adalah 20 - Perhitungan hasil pada tabel di bawah

4.1.2 Pengamatan Morfologi Spermatozoa Perlakuan Pengamatan - Diteteskan 1-2 tetes suspensi spermatozoa - Suspensi berwarna agak keruh pada gelas objek - Diratakan dengan gelas objek lainnya - Perataan bertujuan agar mudah dikeringkan dan diusahakan setipis mungkin - Kaca objek menjadi kering - Dikeringkan dengan diangin-anginkan - Direndam dengan larutan methanol selama 5 menit - Larutan methanol berwarna putih Larutan methanol bertujuan untuk memfiksasi spermatozoa agar tetap pada tempatnya dan bentuk serta ukurannya tetap sama - Larutan menjadi kering - Diangkat dan di keringkan - Ditetesi dengan larutan eosin - Larutan eosin berwarna merah dan bersifat asam (bermuatan positif), sehingga larutan eosin dapat mewarnai sitoplasma sel yang bersifat basa (bermuatan negatif) - Larutan menjadi kering - Dikeringkan dengan diangin-anginkan - Ditetesi dengan larutan metilen blue - Larutan metilen blue berwarna biru dan bersifat basa (bermuatan negatif), sehingga larutan metilen blue dapat mewarnai inti sel dan membrane sel spermatozoa yang bersifat asam (bermuatan positif) - Larutan menjadi kering - Dikeringkan dengan diangin-anginkan - Mikroskop yang digunakan mikroskop

- Diamati

diatas

mikroskop

kelainan

stereo

morfologinya

- Hasilnya pada tabel dibawah ini - Dicatat hasil sperma yang rusak 4.2 Hasil Pengamatan 4.2.1 Menghitung konsentrasi Spermatozoa Rumus perhitungan Spermatozoa

n = jumlah sperma yang diamati n1 = bilik 1 + bilik 2 + bilik 3 + bilik 4 +bilik 5 = 39 + 33 + 5 + 17 + 30 5 = 24.8 n2 = bilik 1 + bilik 2 + bilik 3 + bilik 4 +bilik 5 = 27 + 23 + 9 + 17 + 24 5 = 20 P = pengenceran 1 cc = 100 cc = 102 V = jarak antara hemicytometer dan kaca penutup = 0.02 mm3 = 2.102 .1031

5

5

= 24,8.100/ 2.10 -2.103 = 1,24.108 = 124.000.000 spermatozoa/ml

2

= 20.100/ 2.10 -2.103

= 108 = 100.000.000 spermatozoa/ml

4.2.2 1 2 3 4 5

Pengamatan Morfologi spermatozoa Tanpa ekor kepala dua Leher sampai kepala dua ekor dua kepala besar

4.3 Pembahasan Praktikum analisis spermatozoa ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara menghitung konsentasi spermatozoa dan cara membuat preparat spermatozoa untuk pengamatan morfologi spermatozoa mencit. Bahan dan peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adala mencit jantan (Mus musculus), hemicytometer, pipet thoma dan selangnya, pipet tetes, alat bedah, cawan petri, larutan garam fisiologis (NaCl 0.9 %), methanol, eosin Y dan kaca objek serta mikroskop. 4.3.1 Menghitung Konsentrasi Spermatozoa Praktikum ini dimulai dengan menyiapkan larutan garam fisiologis (NaCl 0.9 %) yang diletakkan didalam botol film dan cawan petri. Larutan garam fisiologis (NaCl 0.9 %) bersifat isotonik terhadap kondisi cairan sel sperma, sehingga tidak menyebabkan lisis atau rusak pada sperma yang berada didalam epididimis dan pada saat spermatozoa dikeluarkan dari tubuh tidak terjadi perbedaan konsentrasi.

Mencit yang telah disiapkan adalah mencit jantan yang telah melakukan fertilisasi hal ini bertujuan supaya sperma yang dikeluarkan lebih banyak. Mencit itu kemudian dibunuh dengan metode cervical dislocation, metode ini dapat memutuskan saraf tulang belakang mencit sehingga mencit langsung mati. Cara melakukan metode ini adalah dengan memeganggi bagian tengkuk mencit dan menarik ekor mencit sampai terdengar bunyi klik yang menandakan mencit telah mati dan siap untuk dibedah. Mencit dibedah mulai dari anterior sampai posterior dengan menggunakan pisau bedah. Kemudian diamati bagian alat reproduksinya yang ada pada bagian posterior. Setelah itu digunting bagian epididimus dari mencit tersebut. Bagian epididimis dipilih karena epididimis merupakan saluran tempat penyimpanan sementara dan pematangan spermatozoa, sedangkan bagian testis adalah tempat pembentukan dan perkembangan spermatozoa. Sehingga jika dipilih testis ditakutkan spermatozoa yang didapat belum matang. Epididimis yang telah dipotong diletakkan didalam cawan petri dan dicacah sehalus mungkin. Pencacahan ini bertujuan supaya spermatozoa yang berada didalam epididimis dapat keluar. Setelah tercacah halus, diaduk hingga terbentuk suspensi. Suspense tersebut kemudia disedot dengan pipet thoma sampai skala 1 dan untuk pengencerannya ditambahkan larutan garam fisiologis (NaCl 0.9 %) sampai skala 101. Larutan kemudian digoyang supaya tercampur. Penggunaan pipet thoma dikarenakan skala yang ditunjukkan lebih akurat daripada gelas ukur. Diteteskan larutan ke dalam alat hemacytometer improved neubeur. Hemacytometer improved neubeur sebenarnya digunakan untuk menghitung sel darah merah, tetapi karena ukuran spermatozoa hampir sama dengan sel darah merah maka digunakan alat ini. Hemacytometer memiliki dua ruangan dan masing-masing ruangan memiliki sebuah sekat mikroskopik pada permukaan kacanya. Permukaan hemacytometer terdiri dari 9 persegi yang berukuran masing-masing 1mm2, bagian tenah merupakan area perhitungan yang terdiri atas 25 persegi besar dan tidak akurat. masing-masing memiliki 16 persegi yang lebih kecil. Suspense spermatozoa yang masuk tidak boleh melebihi batas karena akan membuat hasil perhitungan

Proses penetesan dari pipet thoma (Anonim,2005) Untuk mewakili seluruh bilik dalam hemacytometer dipilih lima bilik yaitu kanan atas sebagai bilik 1, kiri atas sebagai bilik 2, tengah sebagai bilik 3, kiri bawah sebagai bilik 4 dan kanan bawah sebagai bilik 5. Pada mencit pertama diperoleh jumlah sperma: bilik 1= 39, bilik 2= 33, bilik 3= 5, bilik 4=17, bilik 5=30. Dari hasil tiap bilik dapat diketahui jumlah sperma yaitu 124.000.000 spermatozoa/ml. Pada mencit kedua diperoleh jumlah sperma: bilik 1= 27, bilik 2= 23, bilik 3= 9, bilik 4=17, bilik 5=24. Dari hasil tiap bilik dapat diketahui jumlah sperma yaitu 100.000.000 spermatozoa/ml. Dengan perhitungan yang didapatkan, maka dapat ditentukan tingkat kemampuan fertilitas spermatozoa jantan tersebut. Penggolongan tersebut antara lain: a. polyzoospermia c. oligozoospermia d. azoospermia : >250 juta/ml :