19
BAB I PENDAHULUAN Ulkus dalam rongga mulut dapat diklasifikasikan menurut etiologinya menjadi ulkus rekuren, ulkus akibat infeksi, ulkus neoplastik, ulkus akibat gangguan hematologik, ulkus dermatologik, ulkus akibat gangguan granulomatosa, ulkus iatrogenik, dan ulkus akibat trauma atau ulkus traumatik. Ulkus rekuren meliputi ulkus rekuren aphtomatosa (RAU) minor, ulkus rekuren aphtomatosa mayor, ulkus rekuren herpetiform, dan Behcet’s syndrome. Ulkus akibat infeksi meliputi infeksi herpes simplex primer, infeksi herpes zooster, gingivostomatitis ulseratif akut (ANUG), ulkus pada HIV, tuberkulosis, dan syphilis. Ulkus neoplastik terdapat pada carcinoma sel squamosa dan leukemia. Ulkus pada gangguan hematologik yaitu pada anemia, neutropenia, dan agranulositosis. Sedangkan ulkus pada gangguan dermatologis meliputi lichen planus erosif, pemphigus, benign mucous membrane pemhigoid, erythema multiforme dan sindroma Steven Johnson, sindroma Reiter. Ulkus karena gangguan granulomatosa meliputi histiositosis X dan Wegener granulomatosis. Ulkus iatrogenik terjadi pada alergi obat, agranulositosis karena obat, obat sitotoksik, dan radioterapi. Adapun ulkus akibat trauma yang disebut juga ulkus dekubitus atau ulkus traumatik dapat disebabkan oleh trauma mekanik, trauma kimia, dan trauma termal. Trauma mekanik bisa 1

LapKas Ulkus Dekubitus

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

Ulkus dalam rongga mulut dapat diklasifikasikan menurut etiologinya menjadi ulkus

rekuren, ulkus akibat infeksi, ulkus neoplastik, ulkus akibat gangguan hematologik, ulkus

dermatologik, ulkus akibat gangguan granulomatosa, ulkus iatrogenik, dan ulkus akibat trauma

atau ulkus traumatik.

Ulkus rekuren meliputi ulkus rekuren aphtomatosa (RAU) minor, ulkus rekuren

aphtomatosa mayor, ulkus rekuren herpetiform, dan Behcet’s syndrome. Ulkus akibat infeksi

meliputi infeksi herpes simplex primer, infeksi herpes zooster, gingivostomatitis ulseratif akut

(ANUG), ulkus pada HIV, tuberkulosis, dan syphilis. Ulkus neoplastik terdapat pada carcinoma

sel squamosa dan leukemia. Ulkus pada gangguan hematologik yaitu pada anemia, neutropenia,

dan agranulositosis. Sedangkan ulkus pada gangguan dermatologis meliputi lichen planus erosif,

pemphigus, benign mucous membrane pemhigoid, erythema multiforme dan sindroma Steven

Johnson, sindroma Reiter. Ulkus karena gangguan granulomatosa meliputi histiositosis X dan

Wegener granulomatosis. Ulkus iatrogenik terjadi pada alergi obat, agranulositosis karena obat,

obat sitotoksik, dan radioterapi. Adapun ulkus akibat trauma yang disebut juga ulkus dekubitus

atau ulkus traumatik dapat disebabkan oleh trauma mekanik, trauma kimia, dan trauma termal.

Trauma mekanik bisa disebabkan oleh benda asing, malposisi gigi, supraposisi gigi, sisa akar

yang tajam, atau perforasi radiks gigi sulung.

Ulkus dekubitus merupakan lesi oral yang sering dijumpai. Penyebab ulkus traumatik

(ulkus dekubitus) beragam, meliputi gigi yang patah atau tajam, penggunaan instrumen dental

yan tidak benar, makanan keras, benda asing tajam, mukosa yang tergigit, dan iritasi dentis.

Lokasi ulkus dekubitus dapat dimana saja dalam mulut namun paling sering ditemukan pada tepi

lateral lidah, mukosa buccal, bibir, dan fossa labioalveolar dan buccalveolar.

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan manifestasi klinis. Segera setelah

didapatkan hubungan antara faktor ulcerogenic dan ulkus, penanganan penyebab harus

dilakukan, dengan follow-up pasien dalam 7 sampai 10 hari untuk memastikan penyembuhan

1

lengkap. Jika ulkus menetap, maka dianjurkan untuk revisi diagnosis klinis serta biopsi untuk

menyingkirkan dugaan kanker.

2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Trauma pada mukosa oral dapat menyebabkan lesi ulseratif. Jenis trauma dapat berasal

dari paparan kimiawi, elektrik, suhu, dan fisik. Salah satu contoh trauma fisik adalah ulkus

dekubitus yaitu iritasi pada jaringan lunak rongga mulut disebabkan karena iritasi kronis gigi.

Gigi malposisi, gigi supraposisi yang tidak mempunyai antagonis, sisa akar gigi yang tajam, dan

perforasi radiks sulung juga dapat menyebabkan ulkus dekubitus.

Persebaran Umur.

Bayi : ulkus sublingual dapat terjadi akibat trauma mukosa kronik yang disebabkan

erupsi dini pada natal teeth.

Anak : penyebab trauma terbanyak dari golongan umur ini adalah akibat elektrik dan

suhu.

Dewasa : trauma biasanya disebabkan karena fraktur, gigi abnormal, trauma yang

disebabkan protesa rahang atas/bawah, dan makanan yang panas.

DIAGNOSIS.

Anamnesa.

Keluhan nyeri subjektif beragam dari ringan sampai berat, bergantung pada kedalaman

dan lokasi ulkus di dalam muluit. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan manifestasi

klinis.

Pasien datang dengan keluhan timbulnya ulkus yang nyeri dan disertai riwayat trauma seperti:

Tergigit sendiri saat tidur, berbicara, atau makan.

Trauma mekanik; baik sebab dari ekstra oral (benturan dengan benda lain), maupun dari

intra oral (malposisi gigi, supraposisi gigi yang tidak mempunyai antagonis)

Trauma kimia, elektrik, dan suhu

3

Gambaran Klinis.

Ukuran ulkus bervariasi dengan diameter dari beberapa milimeter sampai beberapa

centimeter, bergantung pada intensitas, durasi, dan jenis trauma, serta infeksi sekunder yang

dapat terjadi.

Manifestasi klinis dari ulkus ini beragam, namun umumnya nampak sebagai lesi tunggal

yang nyeri dengan permukaan merah muda atau putih kekuningan dan batas kemerahan tipis.

Palpasi ulkus lunak, dan sembuh tanpa meninggalkan bekas dalam 6 sampai 10 hari, secara

spontan atau setelah penyebab hilang.

Namun, pada kasus yang intens dan berkelanjutan, permukaan ulkus dapat menjadi

irreguler dengan adanya vegetasi dan peninggian tepi serta indurasi dasar ulkus. Pada kasus yang

berkelanjutan tersebut ulkus traumatik secara klinis dapat menyerupai carcinoma.

Ulkus biasanya sembuh tanpa pengobatan dalam waktu 10-14 hari, tetapi kadang ulkus

dapat bertahan lebih lama dikarenakan faktor sistemik. Lesi dapat berbentuk oval dengan area

eritem dikelilingi oleh membran fibropurulent yang dapat dilepaskan. Lokasi ulkus dapat

bermacam-macam, tergantung penyebabnya:

Trauma mekanik: ulkus karena trauma mekanik biasanya ditemukan pada mukosa bukal,

labial, lipatan mukobukal, gusi, dan mukosa palatal.

Trauma elektrik : lesi yang disebabkan oleh elektrik banyak ditemukan pada anak,

mengenai bibir dan komisura.

Trauma panas/suhu : trauma karena makanan yang panas biasanya terdapat pada mukosa

bukal posterior, dan palatum.

Trauma kimia : bahan kimia dapat merusak semua area mukosa oral. Bahan kimia yang

dapat menyebabkan lesi, seperti aspirin, hidrogen peroksida, perak nitrat, dan fenol.

Diagnosis Banding.

Diagnosis banding dari ulkus dekubitus adalah Squamous Cell Carcinoma. Beberapa

ulkus karena trauma dapat menyerupai Squamous Cell Carcinoma atau ulkus granulomatosa

4

(yaitu ulkus yang disebabkan karena infeksi jamur atau kuman tuberkulosis). Bila ulkus tidak

responsif terhadap pengobatan, pengambilan sampel untuk biopsi dapat dipertimbangkan untuk

menyingkirkan keganasan.

Gambaran mikroskopis dapat berupa area yang dilingkupi oleh membran fibrinopurulen,

terdiri dari sel radang akut dan fibrin. Epitel squamous kompleks dapat mengalami hiperplasi dan

daerah atipik. Dasar ulkus disusun oleh jaringan granulasi yang berproliferasi dengan area edema

dan sebukan sel radang akut dan kronis.

Terapi.

Penatalaksanaan terhadap ulkus bergantung pada penyebab ulkus, ukuran, kronisitas,

tingkat keparahan dan lokasinya. Terapi ulkus yang disebabkan oleh trauma secara umum adalah

menghilangkan faktor penyebab. Pada ulkus yang disebabkan trauma mekanik atau trauma suhu,

biasanya akan sembuh sendiri dalam 10-14 hari.

Lesi traumatik pada mukosa oral dapat diatasi dengan menghilangkan faktor penyebab.

Trauma kimia dan suhu menyebabkan nyeri yang hebat pada mukosa oral, sehingga memerlukan

analgesik selama penyembuhan. Terapi suportif seperti memperbaiki oral higiene dan

penggunaan obat kumur sangat disarankan.

Modalitas terapi untuk ulkus traumatik adalah :

Hindari faktor penyebab

Gunakan pelindung mulut.

Konsumsi diet lunak.

Kumur dengan NaCl hangat.

Aplikasi anestesi topikal atau pemberian obatkumur anestetik dapat digunakan untuk

mengurangi rasa nyeri pada lesi. dalam. Rasa nyeri pada lesi dapat dikurangi dengan

pemberian obat kumur anestetik. Pemberian antiseptik kumur seperti clorhexidine

terbukti dapat mengurangi nyeri walaupun tidak begitu nyata.

Antibiotik broad spectrum seperti penisilin dapat digunakan untuk mencegah infeksi

sekunder oleh bakteri terutama jika lesi ulkus parah dan dalam.

5

Sedangkan bila penyebab ulkus dekubitus adalah gigi maloklusi atau supraposisi, dapat

dilakukan ekstraksi gigi penyebab sesuai prosedur tetap sebagai berikut:

Anestesi lokal.

Pencabutan.

Pemberian tampon, digigit selama 1/2 jam.

Antibiotika, analgetika (bila diperlukan).

6

BAB III

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PENDERITA

Nama : Ny. Ida Sofiyanti.

Umur : 24 tahun.

Jenis kelamin : Perempuan.

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga.

Alamat : Sumur Rejo, Gunung Pati. Semarang.

Tanggal periksa : 6 Desember 2010.

No. CM : C171138

II. KELUHAN SUBYEKTIF

1. Anamnesis (Autoanamnesis dengan pasien tanggal 6 Desember 2010)

Keluhan utama : Sakit di rahang kiri atas belakang seperti ada robekan.

2. Riwayat penyakit Sekarang :

Penderita mengeluh nyeri di rahang kiri atas belakang sejak ± 1 tahun yang lalu.

Nyeri dirasakan hilang timbul, tidak mengganggu aktivitas dan tidak ada nyeri kepala

yang menjalar.

± 1 tahun yang lalu pasien menderita gigi senut-senut, sakit bila digunakan untuk

makan, sehingga jika makan pasien tidak pernah menggunakan gigi gerahamnya.

Dengan keluhan itu pasien berobat ke RSDK tanggal 1 Agustus 2009 dan diagnosis

2.8, 3.8 operculitis e.c ED dan 1.8, 4.8 ED, Pro Foto panoramik. Program ekstraksi

gigi 3.6, 3.8 tanggal 10 Agustus 2009.

3. Riwayat penyakit lain :

a. Penderita belum pernah sakit seperti ini sebelum 1 tahun yang lalu.

b. Riwayat trauma disangkal.

c. Riwayat darah tinggi disangkal.

d. Riwayat kencing manis disangkal.

e. Riwayat menderita penyakit keganasan disangkal.

f. Riwayat operculitis (+).

7

g. Riwayat ekstraksi gigi 3.6 dan 3.8 pada tanggal 10 Agustus 2010.

III. PEMERIKSAAN OBYEKTIF

Pemeriksaan Fisik. (Tanggal 6 Desember 2010, pukul 10.30 WIB)

Status Generalis.

1. Keadaan umum

a. Kesadaran : Komposmentis.

b. Keadaan gizi : Cukup.

c. Derajat Sakit : -

d. Tanda vital :

i. Tekanan darah : 120/70 mmHg.

ii. Nadi : 84 x/menit.

iii. Frekuensi nafas : 20 x/menit.

iv. Suhu : 36,5 oC.

2. Pemeriksaan ekstraoral

a. Wajah

Inspeksi : Asimetri wajah (-), pembengkakan (-), warna kemerahan (-).

Palpasi : Tidak ditemukan kelainan.

b. Leher

Inspeksi : Simetris.

Palpasi : Tidak ditemukan pembesaran nnll. Submandibula.

c. Fistel : (-)

3. Pemeriksaan intraoral

Mukosa pipi kanan/kiri : Oedema -/-

Mukosa palatum durum/mole : Oedema (-), torus palatinus (-), torus mandibula (-)

Mukosa dasar mulut/ lidah : Hiperemis -/-

Mukosa faring : Dalam batas normal

Mukobukal fold : Terangkat

Kelainan periodontal

- Ginggiva rahang atas : ulkus, nyeri tekan (+)

- Ginggiva rahang bawah : tak ada kelainan

8

- Karies gigi : Tidak ada.

- Karang gigi : tampak kalkulus di gigi 2.6, 2.7, 3,7.

- Gigi : Impaksi (-), tambalan (-), missing teeth (+).

Status Lokalis.

Inspeksi : Tampak ulkus dekubitus pada permukaan oklusal gigi 2.8 Embedded, dan bila

rahang dikatupkan lokasi ulkus tepat berada di atas gusi gigi 3.8. Ulkus yang menutupi

bentuk tidak beraturan, ukuran 0,5 cm x 0,5 cm, warna putih, batas tegas, tepi rata tidak

hiperemis, dasar keputihan. Tampak benjolan di regio bucal posterior kiri, mucobuccal

fold terangkat. Missing teeth di rahang bawah gigi 3.6 dan 3.8. Tidak ada caries gigi.

Gigi : 2.8

Inspeksi : Embedded.

Sondase : (-)

Perkusi : (-)

Tekanan : (-)

Palpasi : (-)

IV. DIAGNOSIS KELUHAN UTAMA

Ulkus dekubitus et causa operculitis kronis gigi 2.8 Embedded.

V. DIAGNOSIS BANDING

Squamous cell carcinoma.

VI. DIAGNOSIS PENYAKIT LAINNYA.

Pulpitis akut partialis.

VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan laboratorium : -

Pemeriksaan X foto : Foto Panoramik (1 Agustus 2009)

9

Hasilnya: - Struktur tulang normal.

- Tampak impaksi ke bucal gigi 1.8 / 2.8 serta 4.8 disertai

perikoronal lusensi.

- Tak tampak tumpatan.

- Tampak karies gigi 3.6.

- Tampak periradikal lusensi gigi 3.6.

VIII. TERAPI

Pro Bedah Mulut : Odontektomi gigi 2.8 Embedded.

Amoxicillin 500 mg 3 x 1 selama 5 hari.

Asam mefenamat 3 x 1 selama 3 hari (Jika dibutuhkan)

10

BAB IV

PEMBAHASAN

Seorang wanita usia 24 tahun datang ke poliklinik gigi dan mulut RSDK dengan

keluhan utama nyeri di rahang kiri atas belakang sejak ± 1 tahun yang lalu. Nyeri dirasakan tidak

terus menerus, tidak mengganggu aktivitas dan tidak ada nyeri kepala yang menjalar.

Dari hasil anamnesis dengan pasien tersebut, mengarah ke ulkus dekubitus e.c operkulitis

kronis gigi 2.8 Embedded. sakit yang dirasakan pasien tidak terus menerus dengan derajat

ringan.

Pada pemeriksaan fisik secara umum didapatkan kesadaran pasien baik (komposmentis),

keadaan gizi pasien juga masih baik. Pasien tidak tampak kesakitan. Pada pemeriksaan ekstraoral

wajah dan leher simetris, pembengkakan (-), warna kemerahan (-), pembesaran nnll.

Submandibula (-), fistel (-).

Selain itu pada pemeriksaan intra oral ditemukan ulkus dekubitus pada permukaan oklusal

gigi 2.8 Embedded, dan bila rahang dikatupkan lokasi ulkus tepat berada di atas gusi gigi 3.8.

Ulkus berbentuk tidak beraturan, ukuran 0,5 cm x 0,5 cm, warna putih, batas tegas, tepi rata tidak

hiperemis, dasar keputihan. Tampak kalkulus di gigi 2.6, 2.7, 3.7. Tampak benjolan di regio

bucal posterior kiri (operculitis), mucobuccal fold terangkat. Ada nyeri tekan pada ginggiva

posterior rahang atas. Missing teeth di rahang bawah gigi 3.6 dan 3.8. Tidak tampak caries di

gigi.

Diagnosis banding dari ulkus dekubitus adalah Squamous Cell Carcinoma. Beberapa

ulkus karena trauma dapat menyerupai Squamous Cell Carcinoma atau ulkus granulomatosa

(yaitu ulkus yang disebabkan karena infeksi jamur atau kuman tuberkulosis). Bila ulkus tidak

responsif terhadap pengobatan, pengambilan sampel untuk biopsi dapat dipertimbangkan untuk

menyingkirkan keganasan.

Terapi yang diberikan

Pro Bedah Mulut : Odontektomi gigi 2.8 embedded.

11

Amoxicillin 500 mg 3 x 1 selama 5 hari.

Asam mefenamat 3 x 1 selama 3 hari.

12

BAB V

KESIMPULAN

Telah dilaporkan seorang wanita umur 24 tahun datang dengan keluhan utama sakit nyeri

di rahang kiri atas belakang sejak ± 1 tahun yang lalu. Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik

didapatkan kesadaran pasien baik, keadaan gizi pasien juga masih baik. Pasien tidak tampak

menderita sakit. Pada pemeriksaan ekstraoral tidak ditemukan kelainan dan pemeriksaan intra

oral ditemukan pada ginggiva kiri atas : ulkus dekubitus (+) gigi 2.8, bila rahang dikatupkan

lokasi ulkus tepat berada di atas gigi 3.8, bentuk oval, ukuran 0,5 cm x 0,5 cm, warna putih,

batas tegas, tepi rata tidak hiperemis, dasar keputihan. Tampak kalkulus di gigi 2.6, 2.7, 3.7.

Tampak benjolan di regio bucal posterior kiri (operculitis), mucobuccal fold terangkat. Ada nyeri

tekan pada ginggiva posterior rahang atas. Missing teeth di rahang bawah kiri belakang gigi 3.6

dan 3.8. Tidak tampak caries di gigi. Hasil ini semua sesuai dengan gambaran ulkus dekubitus et

causa operculitis kronis gigi 3.7 Embedded.

13

LAMPIRAN

14