Upload
gagat-adiyasa
View
233
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/19/2019 Lapkas tb pru
1/46
1
LAPORAN KASUS
TB PARU BTA +3 LESI LUAS KASUS PUTUS OBAT
Oleh :
GAGAT ADIYASA
I11109071
SMF PARU RSUD AGOESDJAM KETAPANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
01!
8/19/2019 Lapkas tb pru
2/46
2
BAB I
PENDA"ULUAN
Penyakit tuberkulosis (TB) paru masih merupakan masalah utama kesehatan
yang dapat menimbulkan kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas).
Diperkirakan sekitar sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi oleh
Mycobacterium tuberculosis. Pada tahun 1995 diperkirakan ada 9 !uta pasien TB
baru dan " !uta kematian akibat TB di seluruh dunia1.
#ngka ke!adian TB di $ndonesia menempati urutan ketiga terbanyak di dunia
setelah $ndia dan %ina. Diperkirakan setiap tahun terdapat 52&.''' kasus TB baru
dengan kematian sekitar 91.''' orang. Prealensi TB di $ndonesia pada tahun
2''9 adalah 1'' per 1''.''' penduduk dan TB ter!adi pada lebih dari '* usia
produktif (15+5' tahun) 2.
,trategi penanganan TB berdasarkan World Health Organization (-/)
tahun 199' dan International Union Against Tuberkulosa and Lung Diseases
($0#TD) yang dikenal sebagai strategi Directly observed Treatment hort!
course (D/T,) seara ekonomis paling efektif (cost!e"ective# strategi ini !uga
berlaku di $ndonesia. Pengobatan TB paru menurut strategi D/T, diberikan
selama 3+& bulan dengan menggunakan paduan beberapa obat atau diberikan
dalam bentuk kombinasi dengan !umlah yang tepat dan teratur supaya semua
kuman dapat dibunuh. /bat+obat yang dipergunakan sebagai obat anti
tuberkulosis (/#T) yaitu 4 $soniaid ($6) 7ifampisin (7) Pirainamid (8)
,treptomisin (,) dan tambutol () 1.
8/19/2019 Lapkas tb pru
3/46
"
BAB II
PENYAJIAN KASUS
#. I#e$%&%'(
6ama 4 Tn. #
:enis kelamin 4 aki+laki
0sia 4 23 tahun
#lamat 4 Tan!ung upat sungai daka
#gama 4 $slam
Peker!aan 4 ,;asta
Tanggal masuk 7, 4 23
8/19/2019 Lapkas tb pru
4/46
@
berkurang dengan minum obat dan setelah makan. =ual (+) =untah (+). 7asa
panas di dada disangkal. Pasien biasanya minum obat maag yang dibeli sendiri
dari ;arung apabila sakit maag kambuh. Bab dan B#? tidak ada keluhan
B)3 R&,'-'% Pe$-'.&% D'hl
Terdapat ri;ayat berobat lama karena penyakit paru 9 tahun yang lalu.
Pasien berobat selama 2 bulan pasien tidak kontrol ke dokter dan pasien tidak
melan!utkan obatnya kembali. /bat paru yang diberikan menyebabkan kening
ber;arna merah. Pasien tidak pernah berobat kembali untuk sakit paru+parunya
selama 9 tahun ini. 7i;ayat maag (>). asil 7ontgen lama tidak diba;a. 7i;ayat
asma dan alergi disangkal.B) R&,'-'% Pe$-'.&% Kel'/'
7i;ayat anggota keluarga dengan keluhan yang sama disangkal. 7i;ayat
alergi dan asma disangkal.
B)2 Ke&'(''$
Pasien pernah merokok selama kurang lebih 1 tahun dengan frekuensi 1 hari
kurang lebih 1+2 batang. Pasien sudah berhenti merokok 15 tahun yang lalu.
$ndeks Brinkman4 Perokok ringan. Pasien suka makan+makanan pedas.
B)! R&,'-'% S4(&'l E.4$4*&
Pasien sehari+hari tidak beker!a Biaya pengobatan ditanggung oleh asuransi
:amkesmas. Pasien tinggal bersama seorang orang tua kakak dan adiknya. ,atu
rumah berisi 5 orang.
5) Pe*e/&.(''$ F&(&.
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal " maret 2'13 pukul '.@5
?eadaan umum 4 Tampak ,akit ,edang
?esadaran 4 ?ompos mentis
BB 4 "' kg
Tanda ital 4 Tekanan darah 4 1"'
8/19/2019 Lapkas tb pru
5/46
5
$nspeksi 4 Pola pernapasan abdomino torakal Pengembangan paru
dekstrasinistra. Penggunaan otot bantu napas (>).
Palpasi 4 6T (+). Eokal fremitus dekstrasinistra Pengembangan paru
dekstrasinistra.
Perkusi 4 ,onor pada hampir semua lapang paru.
#uskultasi 4 ,uara napas dasar esikular (>) 7h (>) pada kedua
apeks paru -h (+) ekspirasi meman!ang.
:antung 4
$nspeksi 4 $ktus kordis terlihat di ,$% E linea midlaula sinistra
Palpasi 4 $ktus kordis teraba di ,$% E linea midlaula sinistra
Perkusi 4 Batas !antung kiri4 ,$% E$ 1 !ari lateral linea midlaiula
sinistra. Batas !antung kanan4 ,$% $E linea parasternal deAtra.#uskultasi 4 ,1,2 regular murmur (+) gallop (+)
#bdomen 4
$nspeksi 4 Permukaan abdomen tampak datar ,ikatriks (+).
Palpasi 4 ,oepel 6yeri tekan (>) regio epigastrium.
Perkusi 4 Timpani pada seluruh lapang abdomen pan!ang hepar & m
#uskultasi 4 Bising usus (>) 1' A
8/19/2019 Lapkas tb pru
6/46
3
Ke('$ :1. oto thoraks P#
2. ?ekerasan oto 4 Terlalu keras
". $nspirasi ukup
@. Trakea letak tengah
5. ?esimetrisan oto 4 ,imetris
3. ,oft tissue 4 Dalam batas normal
. Tulang 4 $ntak
&. emitoraks kanan4 Tampak gambaran infiltrat pada hemitoraks kanan
tengah dan atas kaitas pada hemitoraks kanan atas titik kalsifikasi pada
parasternal kanan sinus ostofrenius lanip sinus ardiofrenikus tumpul
9. emitoraks kiri4 Tampak gambaran infiltrate pada hemitoraks kiri tengah
sinus ostofrenius lanip sinus ardiofrenius lanip
1'. %T7 4 F 5'*
E) Pe*e/&.(''$ L'4/'%4/&*
1. b4 1'&
2. ritrosit4 @3 !uta
". eukosit 15.3''
@. Trombosit4 399.'''
5. T4 5@
8/19/2019 Lapkas tb pru
7/46
8/19/2019 Lapkas tb pru
8/46
&
I) F4ll4, U
F4ll4, 6 ! Fe/'/& 01!8
, Se('. 6+8; '%. 6+8 .e/&$; '%. e/#'/'h 6) 7h (>) -h (+) regio epigastrium.
Perkusi 4 Timpani pada seluruh lapang abdomen pan!ang hepar
& m
#uskultasi 4 Bising usus (>) 1' A
8/19/2019 Lapkas tb pru
9/46
9
P armakologi4
$n!. %eftriaAone 1 gr) 7h (>) -h (+
8/19/2019 Lapkas tb pru
10/46
1'
Palpasi 4 $ktus kordis teraba di ,$% E linea midlaula sinistra
Perkusi 4 Batas kiri !antung4 ,$% E 1 !ari lateral linea
midlaiula sinistra
Batas kanan !antung4 ,$% E linea parasternal dekstra
#uskultasi 4 ,1,2 regular murmur (+) gallop (+)
#bdomen
$nspeksi 4 Permukaan abdomen tampak datar ,ikatriks (+).
Palpasi 4 ,oepel 6yeri tekan (>) regio epigastrium.
Perkusi 4 Timpani pada seluruh lapang abdomen pan!ang hepar
& m
#uskultasi 4 Bising usus (>) 1' A
8/19/2019 Lapkas tb pru
11/46
11
Paru+paru
$nspeksi 4 Cerakan dinding dada statis dan dinamis
dekstrasinistra tampak ekspirasi meman!ang
penggunaan otot bantu napas (>)
Palpasi 4 Eokal fremitus sinistradekstra
Perkusi 4 ,onor pada seluruh lapang paru
#uskultasi 4 ,uara napas dasar esikular (>) 7h (>) -h (+) regio epigastrium.
Perkusi 4 Timpani pada seluruh lapang abdomen pan!ang hepar
& m
#uskultasi 4 Bising usus (>) 1' A
8/19/2019 Lapkas tb pru
12/46
12
/ ?eadaan umum 4 Tampak ,akit ,edang
?esadaran 4 ?ompos mentis
Tanda ital 4 Tekanan darah 4 9') 7h (>) -h (>) regio epigastrium.
Perkusi 4 Timpani pada seluruh lapang abdomen pan!ang hepar
& m
#uskultasi 4 Bising usus (>) 1' A
8/19/2019 Lapkas tb pru
13/46
1"
,albutamol tab "A2 mg
Parasetamol tab "A5'' mg 6onfarmakologi4
/2 "+@ lpm
utrolit 2' tpm
F4ll4, U 2 61 *'/e% 01!8
, Se('. 6+8; '%. 6+8 .e/&$; '%. e/#'/'h 6) 7h (>) -h (+)
ekspirasi meman!ang.
:antung
$nspeksi 4 $ktus kordis terlihat di ,$% E linea midlaula sinistra
Palpasi 4 $ktus kordis teraba di ,$% E linea midlaula sinistra
Perkusi 4 Batas kiri !antung4 ,$% E 1 !ari lateral linea
midlaiula sinistra
Batas kanan !antung4 ,$% E linea parasternal dekstra
#uskultasi 4 ,1,2 regular murmur (+) gallop (+)
#bdomen
$nspeksi 4 Permukaan abdomen tampak datar ,ikatriks (+).
Palpasi 4 ,oepel 6yeri tekan (>) regio epigastrium.
Perkusi 4 Timpani pada seluruh lapang abdomen pan!ang hepar
8/19/2019 Lapkas tb pru
14/46
1@
& m
#uskultasi 4 Bising usus (>) 1' A" lesi luas kasus putus obat
P armakologi4
$n!. %eftriaAone 1 gr
8/19/2019 Lapkas tb pru
15/46
15
#uskultasi 4 ,uara napas dasar esikular (>) 7h (>) -h (+)
ekspirasi meman!ang.:antung
$nspeksi 4 $ktus kordis terlihat di ,$% E linea midlaula sinistra
Palpasi 4 $ktus kordis teraba di ,$% E linea midlaula sinistra
Perkusi 4 Batas kiri !antung4 ,$% E 1 !ari lateral linea
midlaiula sinistra
Batas kanan !antung4 ,$% E linea parasternal dekstra
#uskultasi 4 ,1,2 regular murmur (+) gallop (+)
#bdomen
$nspeksi 4 Permukaan abdomen tampak datar ,ikatriks (+).
Palpasi 4 ,oepel 6yeri tekan (>) regio epigastrium.
Perkusi 4 Timpani pada seluruh lapang abdomen pan!ang hepar
& m
#uskultasi 4 Bising usus (>) 1' A" lesi luas kasus putus obat
P armakologi4
$n!. %eftriaAone 1 gr
8/19/2019 Lapkas tb pru
16/46
13
Tanda ital 4 Tekanan darah 4 1"'
8/19/2019 Lapkas tb pru
17/46
1
6ebu Eentolin 1 respule< &!am
#mbroAol tab "A"' mg,albutamol tab "A2 mg
/#T kategori 2
6onfarmakologi4
/2 "+@ lpm
utrolit 2' tpm
F4ll4, = 6 *'/e% 01!8
, Se('. 6+8; '%. 6+8 .e/&$; '%. e/#'/'h 6) 7h (>) -h (+)
ekspirasi meman!ang.
:antung
$nspeksi 4 $ktus kordis terlihat di ,$% E linea midlaula sinistra
Palpasi 4 $ktus kordis teraba di ,$% E linea midlaula sinistra
Perkusi 4 Batas kiri !antung4 ,$% E 1 !ari lateral linea
midlaiula sinistra
Batas kanan !antung4 ,$% E linea parasternal dekstra
#uskultasi 4 ,1,2 regular murmur (+) gallop (+)
#bdomen
$nspeksi 4 Permukaan abdomen tampak datar ,ikatriks (+).
8/19/2019 Lapkas tb pru
18/46
1&
Palpasi 4 ,oepel 6yeri tekan (>) regio epigastrium.
Perkusi 4 Timpani pada seluruh lapang abdomen pan!ang hepar
& m
#uskultasi 4 Bising usus (>) 1' A" lesi luas kasus putus obat
P armakologi4
$n!. %eftriaAone 1 gr
8/19/2019 Lapkas tb pru
19/46
19
pernapasan uping hidung (+)
eher 4 Trakea letak tengah Pembesaran ?CB (+)
Paru+paru$nspeksi 4 Cerakan dinding dada statis dan dinamis
dekstrasinistra tampak ekspirasi meman!ang
penggunaan otot bantu napas (>)
Palpasi 4 Eokal fremitus sinistradekstra
Perkusi 4 ,onor pada seluruh lapang paru
#uskultasi 4 ,uara napas dasar esikular (>) 7h (>) -h (+)
ekspirasi meman!ang.
:antung
$nspeksi 4 $ktus kordis terlihat di ,$% E linea midlaula sinistraPalpasi 4 $ktus kordis teraba di ,$% E linea midlaula sinistra
Perkusi 4 Batas kiri !antung4 ,$% E 1 !ari lateral linea
midlaiula sinistra
Batas kanan !antung4 ,$% E linea parasternal dekstra
#uskultasi 4 ,1,2 regular murmur (+) gallop (+)
#bdomen
$nspeksi 4 Permukaan abdomen tampak datar ,ikatriks (+).
Palpasi 4 ,oepel 6yeri tekan (>) regio epigastrium.
Perkusi 4 Timpani pada seluruh lapang abdomen pan!ang hepar
& m#uskultasi 4 Bising usus (>) 1' A" diperiksa lesi luas kasus putus obat
P ,efadroksil 2A5'' mg
?apsul batuk "A1
B.ompleks 1A1
8/19/2019 Lapkas tb pru
20/46
2'
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan infeksi
bakteri Mycobacterium tuberculosis$ yang dapat menyerang berbagai organ
terutama paru+paru. Penyakit ini bila tidak diobati atau pengoabatannya tidak
tuntas dapat menimbulkan komplikasi berbahaya hingga kematian. TB
diperkirakan sudah ada di dunia se!ak 5''' tahun sebelum masehi namun
kema!uan dalam penemuan dan pengendalian penyakit TB paru ter!adi dalam 2
abad terakhir "
?lasifikasi penyakit tuberkulosis berdasarkan organ tubuh yang diserang
kuman Mycobacterium tuberculosis terdiri dari tuberkulosis paru dan tuberkulosis
ekstra paru. Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang !aringan paru
tidak termasuk pleura (selaput paru). ,edangkan tuberkulosis ekstra paru adalah
tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain selain paru misalnya pleura
selaput otak selaput !antung (perikardium) kelen!ar limfe tulang persendian
kulit usus gin!al saluran kening alat kelamin dan lain+lain1.
2.2 ?uman tuberkulosis
Mycobacterium tuberculosis berbentuk batang lurus atau sedikit
melengkung tidak berspora dan tidak berkapsul. Bakteri ini berukuran lebar '" I
8/19/2019 Lapkas tb pru
21/46
21
'3 mm dan pan!ang 1 I @ mm. Dinding M% tuberculosis sangat kompleks terdiri
dari lapisan lemak ukup tinggi (3'*). Penyusun utama dinding
sel M% tuberculosis ialah asam mikolat lilin kompleks (ompleA+;aAes)
trehalosa dimikolat yang disebut cord "actor dan mycobacterial sul"oli&ids yang
berperan dalam irulensi. #sam mikolat merupakan asam lemak berantai pan!ang
(%3' I %9') yang dihubungkan dengan arabinogalaktan oleh ikatan glikolipid dan
dengan peptidoglikan oleh !embatan fosfodiester. 0nsur lain yang terdapat pada
dinding sel bakteri tersebut adalah polisakarida seperti arabinogalaktan dan
arabinomanan. ,truktur dinding sel yang kompleks tersebut menyebabkan
bakteri M% tuberculosis bersifat tahan asam yaitu apabila sekali di;arnai akan
tetap tahan terhadap upaya penghilangan at ;arna tersebut dengan larutan asam I
alkohol.
Cambar 2.1
Mycobacterium tuberculosis pada pe;arnaan tahan asam
?omponen antigen ditemukan di dinding sel dan sitoplasma yaitu
komponen lipid polisakarida dan protein. ?arakteristik antigen M%
tuberculosis dapat diidentifikasi dengan menggunakan antibodi monoklonal . ,aat
ini telah dikenal &uri"ied antigens dengan berat molekul 1@ kDa (kiloDalton) 19
kDa "& kDa 35 kDa yang memberikan sensitiiti dan spesifisiti yang berariasi
dalam mendiagnosis TB. #da !uga yang menggolongkan antigen M%
tuberculosis dalam kelompok antigen yang disekresi dan yang tidak disekresi
(somatik). #ntigen yang disekresi hanya dihasilkan oleh basil yang hidup
ontohnya antigen "'.''' a protein =TP @' dan lain lain.
Cenom M% tuberculosis mempunyai ukuran @@ =b (mega base) dengan
kandungan guanin (C) dan sitosin (%) terbanyak. Dari hasil pemetaan gen telah
8/19/2019 Lapkas tb pru
22/46
22
diketahui lebih dari 135 gen dan penanda genetik yang dibagi dalam " kelompok.
?elompok 1 gen yang merupakan sikuen D6# mikobakteria yang selalu ada
(onsered) sebagai D6# target kelompok $$ merupakan sikuen D6# yang
menyandi antigen protein sedangkan kelompok $$$ adalah sikuen D6# ulangan
seperti elemen sisipan. Cen pab dan gen gro masing masing menyandi protein
berikatan posfat misalnya protein "& kDa dan protein ke!ut panas (heat shok
protein) seperti protein 35 kDa gen katC menyandi katalase+peroksidase dan gen
13,r76# (rrs) menyandi protein ribosomal ,12 sedangkan gen rpoB menyandi
76# polimerase. ,ikuen sisipan D6# ($,) adalah elemen genetik yang mobile.
ebih dari 13 $, ada dalam mikobakteria antara lain $,311' $,1'&1 dan elemen
seperti $, ($,+like element). Deteksi gen tersebut dapat dilakukan dengan teknik
P%7 dan 7P@
2." %ara penularan
a. ,umber penularan adalah pasien TB BT# positif melalui perik renik dahak
yang dikeluarkannya. 6amun bukan berarti bah;a pasien TB dengan hasil
pemeriksaan BT# negatif tidak mengandung kuman dalam dahaknya. al
tersebut bisa sa!a ter!adi oleh karena !umlah kuman yang terkandung dalam
ontoh u!i J dari 5.''' kuman
8/19/2019 Lapkas tb pru
23/46
2"
7isiko penularan tiap tahun ( Annual )isk o" Tuberculosis In"ection * A)TI )
di $ndonesia dianggap ukup tinggi dan berariasi antara 1+" *. Pada daerah
dengan #7T$ sebesar 1* mempunyai arti bah;a pada tiap tahunnya diantara 1'''
penduduk 1' orang akan terinfeksi. ,ebagian besar orang yang terinfeksi tidak
akan menderita tuberkulosis hanya sekitar 1'* dari yang terinfeksi yang akan
men!adi penderita tuberkulosis1.
2.5 Patogenesis tuberulosis
a. Tuberkulosis primer
?uman tuberkulosis yang masuk melalui saluran napas akan bersarang di
!aringan paru sehingga akan terbentuk suatu sarang pneumoni yang disebut
sarang primer atau afek primer. ,arang primer ini mungkin timbul di bagian mana
sa!a dalam paru berbeda dengan sarang reaktiasi. Dari sarang primer akan
kelihatan peradangan saluran getah bening menu!u hilus (limfangitis lokal).
Peradangan tersebut diikuti oleh pembesaran kelen!ar getah bening di hilus
(limfadenitis regional). #fek primer bersama+sama dengan limfangitis regional
dikenal sebagai kompleks primer. ?ompleks primer ini akan mengalami salah satu
nasib sebagai berikut 4
1) ,embuh dengan tidak meninggalkan aat sama sekali (restitution ad
integrum)
2) ,embuh dengan meninggalkan sedikit bekas (antara lain sarang Chon garis
fibrotik sarang perkapuran di hilus)
") =enyebar dengan ara 4
a) Perkontinuitatum menyebar ke sekitarnya
,alah satu ontoh adalah epituberkulosis yaitu suatu ke!adian penekanan
bronkus biasanya bronkus lobus medius oleh kelen!ar hilus yang
membesar sehingga menimbulkan obstruksi pada saluran napas
bersangkutan dengan akibat atelektasis. ?uman tuberkulosis akan
men!alar sepan!ang bronkus yang tersumbat ini ke lobus yang atelektasis
dan menimbulkan peradangan pada lobus yang atelektasis tersebut yang
dikenal sebagai epituberkulosis.
8/19/2019 Lapkas tb pru
24/46
2@
b) Penyebaran seara bronkogen baik di paru bersangkutan maupun ke paru
sebelahnya atau tertelan
) Penyebaran seara hematogen dan limfogen. Penyebaran ini berkaitan
dengan daya tahan tubuh !umlah dan irulensi kuman. ,arang yang
ditimbulkan dapat sembuh seara spontan akan tetetapi bila tidak terdapat
imuniti yang adekuat penyebaran ini akan menimbulkan keadaan ukup
ga;at seperti tuberkulosis milier meningitis tuberkulosis ty&hobacillosis
Landouzy%Penyebaran ini !uga dapat menimbulkan tuberkulosis pada alat
tubuh lainnya misalnya tulang gin!al anak gin!al genitalia dan
sebagainya. ?omplikasi dan penyebaran ini mungkin berakhir dengan 4
- ,embuh dengan meninggalkan sekuele (misalnya pertumbuhan
terbelakang pada anak setelah mendapat ensefalomeningitis
tuberkuloma ) atau
- =eninggal. ,emua ke!adian diatas adalah per!alanan tuberkulosis
primer.
b. Tuberkulosis Postprimer
Tuberkulosis postprimer akan munul bertahun+tahun kemudian setelah
tuberkulosis primer biasanya ter!adi pada usia 15+@' tahun. Tuberkulosis
postprimer mempunyai nama yang bermaam+maam yaitu tuberkulosis bentuk
de;asa localized tuberculosis tuberkulosis menahun dan sebagainya. Bentuk
tuberkulosis inilah yang terutama men!adi masalah kesehatan masyarakat karena
dapat men!adi sumber penularan. Tuberkulosis postprimer dimulai dengan sarang
dini yang umumnya terletak di segmen apikal lobus superior maupun lobus
inferior. ,arang dini ini a;alnya berbentuk suatu sarang pneumoni keil. ,arang
pneumoni ini akan mengikuti salah satu !alan sebagai berikut 4
1) Diresopsi kembali dan sembuh tanpa meninggalkan aat.
2) ,arang tersebut akan meluas dan segera ter!adi proses penyembuhan dengan
penyebukan !aringan fibrosis. ,elan!utnya akan ter!adi pengapuran dan akan
sembuh dalam bentuk perkapuran. ,arang tersebut dapat men!adi aktif
kembali dengan membentuk !aringan ke!u dan menimbulkan kaiti bila
!aringan ke!u dibatukkan keluar.
8/19/2019 Lapkas tb pru
25/46
25
") ,arang pneumoni meluas membentuk !aringan ke!u (!aringan kaseosa). ?aiti
akan munul dengan dibatukkannya !aringan ke!u keluar. ?aiti a;alnya
berdinding tipis kemudian dindingnya akan men!adi tebal (kaiti
sklerotik). ?aiti tersebut akan men!adi4
a) meluas kembali dan menimbulkan sarang pneumoni baru. ,arang
pneumoni ini akan mengikuti pola per!alanan seperti yang disebutkan di
atas
b) memadat dan membungkus diri (enkapsulasi) dan disebut tuberkuloma.
Tuberkuloma dapat mengapur dan menyembuh tetapi mungkin pula aktif
kembali menair lagi dan men!adi kaiti lagi.
) bersih dan menyembuh yang disebut o&en healed cavity atau kaiti
menyembuh dengan membungkus diri dan akhirnya mengeil.
?emungkinan berakhir sebagai kaiti yang terbungkus dan meniut
sehingga kelihatan seperti bintang (stellate shaped) @.
2.3 Diagnosis tuberulosis
Diagnosis TB paru ditegakkan berdasarkan diagnosis klinis dilan!utkan
dengan pemeriksaan fisik pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiologis.
2.3.1 Diagnosis klinis
8/19/2019 Lapkas tb pru
26/46
23
Diagnosis klinis adalah diagnosis yang ditegakkan berdasarkan ada atau
tidaknya ge!ala pada pasien. Pada pasien TB paru ge!ala klinis utama adalah batuk
terus menerus dan berdahak selama " minggu atau lebih. Ce!ala tambahan yang
mungkin menyertai adalah batuk darah sesak nafas dan rasa nyeri dada badan
lemah nafsu makan menurun berat badan turun rasa kurang enak badan
(malaise) berkeringat malam ;alaupun tanpa kegiatan dan demam
8/19/2019 Lapkas tb pru
27/46
8/19/2019 Lapkas tb pru
28/46
2&
Tuberkulosis Lang ,udah an!ut Pada oto 7ontgen Dada
2.3.@ Pemeriksaan bakteriologis
a. ,putum
Tuberkulosis paru pada orang de;asa dapat ditegakkan dengan
ditemukannya BT# positif pada pemeriksaan dahak seara mikroskopis. asil
pemeriksaan dinyatakan positif apabila sedikitnya dua dari tiga pemeriksaan
dahak ,P, (,e;aktu+Pagi+,e;aktu) BT# hasilnya positif (Depkes 7$ 2''3).
Bila hanya 1 spesimen yang positif perlu diadakan pemeriksaan lebih
lan!ut yaitu foto rontgen dada atau pemeriksaan spesimen ,P, diulang. 1). ?alau
hasil rontgen mendukung tuberkulosis maka penderita didiagnosis sebagai
penderita TB BT# positif. 2). ?alau hasil rontgen tidak mendukung TB maka
pemeriksaan dahak ,P, diulangi.
Bila ketiga spesimen dahak negatif diberikan antibiotik spektrum luas
(misalnya ?otrimoksasol atau #moksisilin) selama 1+2 minggu. Bila tidak ada
perubahan namun ge!ala klinis menurigakan TB ulangi pemeriksaan dahak ,P,.
1). ?alau hasil ,P, positif didiagnosis sebagai penderita tuberkulosis BT#
positif. 2). ?alau hasil ,P, tetap negatif lakukan pemeriksaan foto rontgen dada
untuk mendukung diagnosis TB.
a. Bila hasil rontgen mendukung TB didiagnosis sebagai penderita TB BT#
negatif rontgen positif
b. Bila hasil rontgen tidak mendukung TB penderita tersebut bukan TB@.
Diagnosis TB paru sesuai alur yang dibuat oleh Depkes 7$ (2''3)
sebagaimana bisa dilihat di ba;ah ini14
8/19/2019 Lapkas tb pru
29/46
29
Tersangka
Penderita TB
Periksa Dahak ,e;aktu Pagi ,e;aktu
Bukan
TB%
Penyakit
ain
#da Perbaikan
TB BT#
6egatif
7ontgen
Positif Periksa 7ontgen Dada
asil BT#+ + +
asil BT#
> > >
> > +
PenderitaTuberkulosis BT#
Positif
0langi Periksa Dahak
asil Tidak =endukung TB
asil =endukung
TB
Periksa 7ontgen
Dada
Tidak #daPerbaikan
Beri #ntibiotik
,pektrum uas
asil BT#
< < <
asil BT#+ < <
asil BT#+ + +
+ +
8/19/2019 Lapkas tb pru
30/46
"'
Berdasarkan diagnosis di atas -/ pada tahun 1991 memberikan kriteria
pada pasien TB paru men!adi 4 a). Pasien dengan sputum BT# positif adalah
pasien yang pada pemeriksaan sputumnya seara mikroskopis ditemukan BT#
sekurang kurangnya pada 2 kali pemeriksaan
8/19/2019 Lapkas tb pru
31/46
"1
adalah reaksi alergi tipe lambat. ,etelah @&+2 !am tuberkulin disuntikkan akan
timbul reaksi berupa indurasi kemerahan yang terdiri dari infiltrat limfosit yakni
reaksi persenya;aan antara antibodi seluler dan antigen tuberkulin. %ara
penyuntikan tes tuberkulin dapat dilihat pada gambar di ba;ah ini3
Cambar 2.@
Penyuntikan Tes Tuberkulin
Berdasarkan indurasinya maka hasil tes mantouA dibagi dalam4 a). $ndurasi
'+5 mm (diameternya) 4 =antouA negatif golongan no sensitivity. Di sini peran
antibodi humoral paling menon!ol. b). $ndurasi 3+9 mm 4 asil meragukan
golongan normal sensitivity. Di sini peran antibodi humoral masih menon!ol. ).
$ndurasi 1'+15 mm 4 =antouA positif golongan lo, grade sensitivity. Di sini
peran kedua antibodi seimbang. d). $ndurasi M 15 mm 4 =antouA positif kuat
golongan hy&ersensitivity. Di sini peran antibodi seluler paling menon!ol.
Biasanya hampir seluruh penderita TB paru memberikan reaksi mantouA
yang positif (99&*). ?elemahan tes ini adalah adanya positif palsu yakni pada
pemberian B%C atau terinfeksi dengan Mycobacterium lain negatif palsu pada
pasien yang baru 2+1' minggu terpa!an tuberkulosis anergi penyakit sistemik
serta (,arkoidosis ) penyakit eksantematous dengan panas yang akut (morbili
aar air poliomielitis) reaksi hipersensitiitas menurun pada penyakit hodgkin
pemberian obat imunosupresi usia tua malnutrisi uremia dan penyakit
keganasan. 0ntuk pasien dengan $E positif tes mantouA N 5 mm dinilai positif 3.
2. ?omplikasi tuberkulosis
Tuberkulosis paru bila tidak ditangani dengan benar akan menimbulkan
komplikasi. ?omplikasi dini antara lain dapat timbul pleuritis efusi pleura
empiema laringitis usus +oncet-s arthro&athy% ,edangkan komplikasi lan!ut
8/19/2019 Lapkas tb pru
32/46
"2
dapat menyebabkan obstruksi !alan nafas kerusakan parenkim paru kor
pulmonal amiloidosis karsinoma paru dan sindrom gagal napas (sering ter!adi
pada TB milier dan kaitas TB) 3.
2.& Tipe penderita tuberkulosis
Tipe penderita tuberkulosis berdasarkan ri;ayat pengobatan sebelumnya
yaitu 4
a. ?asus baru
?asus baru adalah pasien yang belum pernah diobati dengan /#T atau
sudah pernah mengkonsumsi /#T kurang dari satu bulan ("' dosis harian).
b. ?ambuh 'rela&s#
?ambuh (rela&s) adalah pasien tuberkulosis yang sebelumnya pernah
mendapat pengobatan tuberkulosa dan telah dinyatakan sembuh kemudian
kembali lagi berobat dengan pemeriksaan dahak BT# positif.
. Pindahan 'trans"er in#
Pindahan 'trans"er in# adalah pasien yang sedang mendapat pengobatan di
suatu kabupaten lain dan kemudian pindah berobat ke kabupaten ini. Penderita
pindahan tersebut harus memba;a surat ru!ukan < pindah (form TB. '9).
d. ,etelah lalai (pengobatan setelah de"ault ( dro& out )
,etelah lalai (pengobatan setelah de"ault ( dro& out ) adalah pasien yang
sudah berobat paling kurang 1 bulan dan berhenti 2 bulan atau lebih kemudian
datang kembali berobat. 0mumnya penderita tersebut kembali dengan hasil
pemeriksaan dahak BT# positif.
e. Cagal
Cagal adalah pasien BT# positif yang masih tetap positif atau kembali
men!adi positif pada akhir bulan kelima (satu bulan sebelum akhir pengobatan)
atau pada akhir pengobatan. #tau penderita dengan hasil BT# negatif rontgen
positif pada akhir bulan kedua pengobatan.
f. ?asus kronis
8/19/2019 Lapkas tb pru
33/46
""
?asus kronis adalah pasien dengan hasil pemeriksaan masih BT# positif
setelah selesai pengobatan ulang kategori $$ dengan penga;asan yang baik.
g. Tuberkulosis resistensi ganda
Tuberkulosis resistensi ganda adalah tuberkulosis yang menun!ukkan
resistensi terhadap 7ifampisin dan $6 dengan
8/19/2019 Lapkas tb pru
34/46
"@
Pengobatan TB harus selalu meliputi pengobatan tahap a;al dan tahap
lan!utan dengan maksud4
1) Tahap a;al4 pengobatan diberikan setiap hari. Paduan pengobatan pada
tahap ini adalah dimaksudkan untuk seara efektif menurunkan !umlah
kuman yang ada dalam tubuh pasien dan meminimalisir pengaruh dari
sebagian keil kuman yang mungkin sudah resisten se!ak sebelum pasien
mendapat pengobatan. Pengobatan tahap a;al pada semua pasien baru
harus diberikan selama 2 bulan. Pada umumnya dengan pengobatan seara
teratur dan tanpa adanya penyulit daya penularan sudah sangat menurun
setelah pengobatan selama 2 minggu.
2) Tahap lan!utan4 pengobatan tahap lan!utan merupakan tahap yang penting
untuk membunuh sisa+sisa kuman yang masih ada dalam tubuh khususnya
kuman persisten sehingga pasien dapat sembuh dan menegah ter!adinya
kekambuhan5.
:enis /#T lapis pertama dan sifatnya dapat dilihat pada tabel di ba;ah ini4
Tabel 2.1 :enis dan ,ifat /#T
:enis /#T ,ifat ?eterangan
$soniaid
()
.akterisid
Terkuat
/bat ini sangat efektif terhadap kuman
dalam keadaan metabolik aktif yaitu
kuman yang sedang berkembang.
=ekanisme ker!anya adalah menghambatcell!,all biosynthesis &ath,ay
7ifampisin
(7)
.akterisid 7ifampisin dapat membunuh kuman semi!
dormant '&ersistent# yang tidak dapat
dibunuh oleh $soniaid. =ekanisme
ker!anya adalah menghambat &olimerase
D/A!de&endent ribonucleic acid (76#)
M% Tuberculosis
8/19/2019 Lapkas tb pru
35/46
"5
Pirainamid
(8)
.akterisid Pirainamid dapat membunuh kuman
yang berada dalam sel dengan suasana
asam. /bat ini hanya diberikan dalam 2
bulan pertama pengobatan.
,treptomisin
(,)
.akterisid obat ini adalah suatu antibiotik golongan
aminoglikosida dan beker!a menegah
pertumbuhan organisme ekstraselular.
tambutol
()
.akteriostatik +
2.9.1 7egimen pengobatan (metode D/T,)
Pengobatan TB memerlukan ;aktu sekurang+kurangnya 3 bulan agar
dapat menegah perkembangan resistensi obat oleh karena itu -/ telah
menerapkan strategi D/T, dimana petugas kesehatan tambahan yang
berfungsi seara ketat menga;asi pasien minum obat untuk memastikan
kepatuhannya. /leh karena itu -/ !uga telah menetapkan regimen
pengobatan standar yang membagi pasien men!adi @ kategori berbeda menurut
definisi kasus tersebut seperti bisa dilihat pada tabel di ba;ah ini (Bahar O
#min 2'') 4
Tabel 2.2 Berbagai Paduan #lternatif 0ntuk ,etiap ?ategori Pengobatan
?ategori
pengobatan
TB
Pasien TB
Paduan pengobatan TB
alternatie
ase a;al
(setiap hari < " A
seminggu)
ase
lan!utan
$ ?asus baru TB paru dahak
positif kasus baru TB paru
dahak negatif dengan
kelainan luas di paru
2 78 (,78) 3
@ 7
@ " 7 "
$$ ?ambuh dahak positif
pengobatan gagal
pengobatan setelah terputus
2 ,78 < 1
78
5 "7 ""
5 7
$$$ ?asus baru TB paru dahak 2 78 atau @ 7
8/19/2019 Lapkas tb pru
36/46
"3
negatif lesi minimal 3 7 (tunggal)
Q278 obat lini 2
(pengobatan minimal 1&
bulan) atau seumur hidup
Pengobatan tuberkulosis dibagi men!adi4
a. TB paru (kasus baru) BT# positif atau pada foto toraks4 lesi luas
Paduan obat yang dian!urkan 4 2 78 < @ 7 atau 2 78< 3 atau
2 78 < @7""
Paduan ini dian!urkan untuk
1) TB paru BT# (>) kasus baru
2) TB paru BT# (+) dengan gambaran radiologi lesi luas (termasuk luluh paru)
Bila ada fasiliti biakan dan u!i resistensi pengobatan disesuaikan dengan
hasil u!i resistensi b. TB Paru (kasus baru) BT# negatif pada foto toraks4 lesi minimal
Paduan obat yang dian!urkan 4 2 78 < @ 7 atau 3 7 atau 2 78<
@7""
. TB paru kasus kambuh
,ebelum ada hasil u!i resistensi dapat diberikan 2 78, < 1 78. ase
lan!utan sesuai dengan hasil u!i resistensi. Bila tidak terdapat hasil u!i resistensi
dapat diberikan obat 7 selama 5 bulan.
d. TB Paru kasus gagal pengobatan
,ebelum ada hasil u!i resistensi seharusnya diberikan obat lini 2 (ontoh
paduan4 "+3 bulan kanamisin ofloksasin etionamid sikloserin dilan!utkan 15+1&
bulan ofloksasin etionamid sikloserin). Dalam keadaan tidak memungkinkan
pada fase a;al dapat diberikan 2 78, < 1 78. ase lan!utan sesuai dengan
hasil u!i resistensi. Bila tidak terdapat hasil u!i resistensi dapat diberikan obat
7 selama 5 bulan.
8/19/2019 Lapkas tb pru
37/46
"
1) Dapat pula dipertimbangkan tindakan bedah untuk mendapatkan hasil yang
optimal
2) ,ebaiknya kasus gagal pengobatan diru!uk ke dokter spesialis paru
e. TB Paru kasus putus berobat
Pasien TB paru kasus lalai berobat akan dimulai pengobatan kembali
sesuai dengan kriteria sebagai berikut 4
1) Berobat M @ bulan
a) BT# saat ini negatif
?linis dan radiologi tidak aktif atau ada perbaikan maka pengobatan
/#T dihentikan. Bila gambaran radiologi aktif lakukan analisis lebih lan!ut
untuk memastikan diagnosis TB dengan mempertimbangkan !uga
kemungkinan penyakit paru lain. Bila terbukti TB maka pengobatan dimulai
dari a;al dengan paduan obat yang lebih kuat dan !angka ;aktu pengobatan
yang lebih lama.
b) BT# saat ini positif
Pengobatan dimulai dari a;al dengan paduan obat yang lebih kuat dan
!angka ;aktu pengobatan yang lebih lama
1) Berobat F @ bulan
a) Bila BT# positif pengobatan dimulai dari a;al dengan paduan obat yang
lebih kuat dan !angka ;aktu pengobatan yang lebih lama
b) Bila BT# negatif gambaran foto toraks positif TB aktif pengobatan
diteruskan. :ika memungkinkan seharusnya diperiksa u!i resistensi
terhadap /#T.
f. TB Paru kasus kronik
1) Pengobatan TB paru kasus kronik !ika belum ada hasil u!i resistensi berikan
78,. :ika telah ada hasil u!i resistensi sesuaikan dengan hasil
u!i resistensi (minimal terdapat @ maam /#T yang masih sensitif) ditambah
dengan obat lini 2 seperti kuinolon betalaktam makrolid dll. Pengobatan
minimal 1& bulan.
a) :ika tidak mampu dapat diberikan $6 seumur hidup
8/19/2019 Lapkas tb pru
38/46
"&
b) Pertimbangkan pembedahan untuk meningkatkan kemungkinan
penyembuhan
) ?asus TB paru kronik perlu diru!uk ke dokter spesialis paru@
2.9.2 Dosis obat
Tabel di ba;ah ini menun!ukkan dosis obat yang dipakai di $ndonesia
seara harian maupun berkala dan disesuaikan dengan berat badan pasien1@
Tabel 2." Dosis /bat yang Dipakai di $ndonesia
:enis Dosis
$soniaid () • harian 4 5mg
8/19/2019 Lapkas tb pru
39/46
"9
selama 53 hari
78 (15' (@'')
,elama 5& hari ,elama 2&
hari
,elama 2 =inggu
"' I " kg 2 tab @?DT > 5''mg
,treptomisin in!
2 tab @?DT 2 tab 2?DT > 2
tab tambutol
"& I 5@ kg " tab @?DT > 5'mg
,treptomisin in!
" tab @?DT " tab 2?DT > "
tab tambutol
55 I ' kg @ tab @?DT > 1'''mg
,treptomisin in!
@ tab @?DT @ tab 2?DT > @
tab tambutol
M 1 kg 5 tab @?DT > 1'''mg
,treptomisin in!
5 tab @?DT 5 tab 2?DT > 5
tab tambutol
Tabel 2.3 Dosis /#T untuk ,isipan
Berat Badan Tahap $ntensif tiap hari selama 2& hari
78 (15'
8/19/2019 Lapkas tb pru
40/46
@'
malam sebelum
tidur 6yeri sendi Pyrainamid Beri aspirin
8/19/2019 Lapkas tb pru
41/46
@1
BAB IV
PEMBA"ASAN
Pada anamnesis didapatkan pasien mengeluh sesak napas se!ak 2 bulan
smrs. ,esak semakin memberat kurang lebih 2 hari smrs. ,esak dirasakan hilang
timbul. ,esak timbul kapan sa!a. Batuk dirasakan hilang timbul se!ak kurang lebih
1 tahun sebelum masuk rumah sakit. Batuk kering. Batuk darah (>) berupa berak
1 minggu smrs. 6yeri dada dirasakan se!ak 2 hari ,=7,. 6yeri dada seperti
diremas dan hilang timbul. 6yeri terutama saat bernapas. Demam (>) hilang
timbul se!ak 2 bulan smrs. ?eringat malam (>). 6afsu makan turun. Ba!u pasien
terasa semakin kendur. Dari anamnesis dapat ditarik diagnosis banding berupa
TB Paru bronkitis kronik pneumonia dan keganasan
Diagnosis ker!a pada pasien ini lebih mengarah ke kasus TB paru dengan
tanda respiratorik khas seperti batuk M 2 minggu batuk darah sesak napas dan
nyeri dada serta ge!ala sistemik berupa demam keringat malam anoreksia dan
berat badan turun. Pada ri;ayat penyakit dahulu ditemukan ri;ayat pengobatan
lama untuk infeksi paru+paru dan tidak tuntas pasien selesaikan pengobatan. Pada
pemeriksaan fisik !uga ditemukan suara napas rhonki basah kasar pada kedua
paru. 0ntuk menegakkan diagnosis TB Paru diperlukan pemeriksaan sputum
pasien dengan metode ,P, (,e;aktu Pagi ,e;aktu).
Pemeriksaan sputum BT# ,P, tersebut meliputi 4
8/19/2019 Lapkas tb pru
42/46
@2
1. ,e;aktu dahak dikumpulkan saat pasien pertama kali ditemui !adi begitu
pasien tersebut diurigai TB maka dilakukan pengambilan dahak< sputum
pasien saat itu !uga. ?emudian pasien disediakan pot dahak untuk
menampung dahak paginya
2. Pagi keesokan pagi sebelum pasien makan< minum diambil kembali dahak<
sputum paginya dan dimasukkan dalam pot dahak yang disediakan pada
malam sebelumnya.
". ,e;aktu sambil mengambil pot sputum pagi saat itu !uga diambil kembali
sputum< dahak pasien. =aka didapatlah " buah pot spesimen sputum untuk
dilakukan pemeriksaan BT#. Pemeriksaan dilakukan diba;ah mikroskopdengan pe;arnaan 0iehl!/ielssen.
Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan didapatkan hasil pada
pemeriksaan pertama4 >" kedua4 >1 ?etiga >1. $nterpretasi hasil pemeriksaan
dahak dari " kali pemeriksaan ialah bila 4 " kali positif menun!ukan pasien
mendapat hasil pemeriksaan BT# (>). Dari foto thoraks !uga didapatkan gambaran
lesi aktif berupa gambaran infiltrat pada hemitoraks kanan tengah dan atas
kaitas pada hemitoraks kanan atas dan infiltrat pada hemitoraks kiri tengah. Dari
hasil anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penun!ang pada pasien ini
dapat disimpulkan pasien menderita TB paru.
Dalam penegakkan diagnosis diantumkan pula beberapa diagnosis
banding yang dirasakan lebih ook berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
yang dilakukan. PP/? diambil sebagai diagnosis banding karena batuk yang
dialami pasien adalah batuk yang kronis yaitu batuk yang sudah " bulan lamanya.
Per!alanan penyakit yang tidak progresif ireersible !uga dapat menyingkirkan
diagnosis. Pada pemeriksaan foto ronthen thoraks pun tidak ditemukan tanda+
tanda hiperinflasi pada paru pasien. ,elain itu pa!anan terhadap rokok dan gas
inhalasi berbahaya !uga dapat disingkirkan pada pasien tersebut.
Pneumonia diambil sebagai diagnosis banding karena pada Pneumonia
!uga terdapat batuk produktif. ,elain itu pasien !uga mengeluhkan demam. 6amun
pneumonia dapat disingkirkan sebab pada pneumonia demam yang ter!adi adalah
demam tinggi yang terus+menerus. ,elain itu pula pneumonia merupakan proses
8/19/2019 Lapkas tb pru
43/46
@"
akut. ,edangkan pasien telah mengeluhkan batuknya " bulan yang lalu dan
demamnya se!ak 2 bulan yang lalu.
Diagnosis banding tumor paru diantumkan dengan dasar bah;a
manifestasi utamanya antara lain batuk yang sifatnya kronik atau menahun
kemudian ter!adi hipermetabolisme ditandai dengan keringat tanpa sebab yang
!elas selan!utnya penurunan berat badan tanpa sebab yang !elas dan yang terakhir
dan terutama ialah hemoptisis pada pasien ini dapat mengarahkan diagnosis ke
tumor paru.
,esak merupakan perasaan tidak enak yang berkaitan dengpn pernapasan
dan perasaan ini tidak sesuai dengan tingkat aktiitas fisik yang dilakukan. ,esak
pada TB paru disebabkan oleh reaksi peradangan yang disebabkan akumulasi
muus di !alan nafas. al ini akan menyebabkan gangguan proses difusi
oksigenasi. al ini akan merangsang tubuh untuk meningkatkan gerakan
pernapasan sehingga timbul sesak.
Batuk yang dikeluhkan tidak berkurang dan pasien !uga mulai
mengeluhkan flek darah di dahaknya Pasien tersebut mengalami hemoptisis yang
disebabkan oleh makin progresif per!alanan TB paru yang diderita pasien. Batuk
pada pasien disebabkan oleh usaha tubuh pasien untuk mengeluarkan sekret di
!alan napas. emopitis pada TB paru disebabkan oleh robekan atau ruptur
aneurisma arteri pulmoner atau akibatnya peahnya anastomisis bronkopulmoner
atau proses erosif pada arteri bronkialis.
Demam pada pasien TB disebabkan oleh rangsangan dari bakteri TB yang
merangsang reaksi radang yang menyebabkan dilepaskannya at endogen pyrogen
di dalam tubuh sehingga timbul demam. ?eringat malam pada pasien disebabkan
karena faktor irama temperatur sirkadian normal yang berlebihan. #noreksia
disebabkan oleh peningkatan produksi serotonin akibat perangsangan sel darah
putih akibat infeksi sistemik. Penurunan berat badan akibat hipermetabolisme
pada infeksi sistemik sehingga memeah adangan+adangan makanan di dalam
tubuh
,elain TB pasien !uga didagnosis menderita sindrom dispepsia. Dari hasil
anamnesis ditemukan keluhan 6yeri ulu hati (>). 6yeri seperti ditusuk+tusuk dan
8/19/2019 Lapkas tb pru
44/46
@@
hilang timbul. 6yeri bertambah ketika terlambat makan. 6yeri berkurang dengan
minum obat dan setelah makan. 7i;ayat maag (>). Pada pemeriksaan fisik
ditemukan nyeri tekan ulu hati. 0ntuk menegakan diagnose gastritis diperlukan
pemeriksaan endoskopi sehingga diagonosa pasien ini masih uriga gastritis.
Terapi non medikamentosa pada pasien ini dian!urkan untuk terapi nutrisi.
al ini disebabkan karena berat badan pasien yang terus turun akibat infeksi
tuberulosis pada paru pasien.
Pengobatan yang sekarang ini pasien diberikan /#T dengan pemberian
sesuai kategori 1$ dengan pertimbangan bah;a pasien putus obat dengan
pemekaian sebelumnya lebih dari 1 bulan sehingga dianggap kasus lalai
pengobatan. 7egimen yang diberikan pada pasien berupa 78,.
Pasien diberikan antibiotik spektrum luas berupa eftriakson untuk
mengobati kemungkinan penyakit infeksi non+TB pada pasien. Pemilihan
antibiotik ephalosporin generasi ketiga pada pasien ini disebabkan karena
antibiotik !enis ini tidak termasuk dalam antibiotik lini kedua pada pasien ini
sehingga diagnosis TB yang belum ditegakan pada pasien ini tidak tersamarkan
karena respon pemberian antibiotik.Pemberian ranitidin pada pasien ini digunakan untuk mengurangi
keasaaman lambung sehingga keluhan akibat peningkatan asam lambung pada
pasien dapat dikurangi. Pemberian 6ebulier salbutamol dan salbutamol oral
digunakan untuk mengurangi sesak pada pasien. Pemberian paraetamol infus dan
in!eksi metil prednison digunakan untuk menurunkan demam pada pasien.
Pemberian ambroAol oral pada pasien untuk mengenerkan sekret pada pasien.
.
8/19/2019 Lapkas tb pru
45/46
@5
BAB V
KESIMPULAN
Tuberulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi mennular yang
disebabkan oleh M% tuberculosis. :alan masuk untuk organisme M% tuberculosis
adalah saluran pernafasan saluran penernaan dan luka terbuka pada kulit.
,ebagian besar infksi TB menyebar le;at udara melalui terhirupnya dro&let
nuclei yang berisikan organisme basil tuberkel dari seseorang penderita.
Pada a;al tahun 199'+an -/ dan $0#TD telah mengembangkan
strategi penanggulangan TB yang dikenal sebagai strategi D/T, ( Directly
Observed Treatment hort!course) dan telah terbukti sebagai strategi
penanggulangan yang seara ekonomis paling efektif (cost!e"ective). ,trategi ini
dikembangkan dari berbagai studi u!i oba klinik (clinical trials) pengalaman+
pengalaman terbaik (best &ractices) dan hasil implementasi program
penanggulangan TB selama lebih dari dua deade. Penerapan strategi D/T,
seara baik di samping seara epat menekan penularan !uga menegah
berkembangnya =D7+TB.
Pada Tn. # ini memiliki masalah antara lain4 tanda respiratorik khas
seperti batuk M 2 minggu batuk darah sesak napas dan nyeri dada serta ge!ala
sistemik berupa demam keringat malam anoreksia dan berat badan turun.. Pasien
didiagnosis TB Paru dan sedang terapi /#T. ,elama di 7,#D pasien mendapat
terapi yang meliputi 6on+medikamentosa dan =edikamentosa. 6on+
medikamentosa yaitu tirah baring dan diet T?TP. 0ntuk terapi =edikamentosa
pasien mendapat /#T sesuai kategori $$ 7anitidin in! 5' mg
8/19/2019 Lapkas tb pru
46/46
@3
salbutamol 1amp