41
Oleh : Yulias Yowei Pembimbing: dr. Duma Siahaan, Sp.An,KIC

Lapkas PPT.pdf

  • Upload
    de-joe

  • View
    89

  • Download
    9

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Lapkas PPT.pdf

Oleh :

Yulias Yowei

Pembimbing:

dr. Duma Siahaan, Sp.An,KIC

Page 2: Lapkas PPT.pdf

ANESTESI suatu tindakn menghilangkn rasa sakit ketika melakukn pembedahan & berbagai prosedur lainnya yg menimbulkn rasa sakit pd tubuh.

Anestesi

Umum

Anestesi

Regional

Page 3: Lapkas PPT.pdf

ANESTESI UMUM

(General Anestesi)

Tindakan untuk menghilangkan nyeri secara sentral disertai dengan hilangnya

kesadaran dan bersifat pulih kembali atau reversible.

Page 4: Lapkas PPT.pdf

IMPAKSI

gigi yg gagal erupsi kedalam lengkung geligi,

pd saatnya tumbuh, dikarenakan terhalang

gigi tetangganya, tulang yg tebal serta

jaringan lunak yg padat.

Gigi impaksi paling banyak terjadi pd gigi

bungsu (molar ketiga). Proses pembentukan

benih gigi bungsu diawali sebelum usia 12

tahun berakhir pada usia sekitar 25 tahun.

Page 5: Lapkas PPT.pdf

• Masalah Genetik

• Krtidakadaan Benih

• Benih terbentuk namum impaksi

• Nutrisi

Etiologi

• Migrain

• Karies dentis, infeksi dan pembentukan kista atau tumor

Komplikasi

Page 6: Lapkas PPT.pdf

ODONTEKTOMI

tindakan pembedahan untuk

mengeluarkan gigi yg tidak dpt

dilakukan dengan cara ekstraksi

biasa atau dapat dilakukan pd gigi yg

impaksi atau tertanam d bawah

tulang atau mukosa.

Page 7: Lapkas PPT.pdf

Komplikasi Odontektomi

* Dapat terjadi fraktur akar,

* Gigi molar kedua goyah,

* Trauma pada persendian temporo-

mandibular,

* Akar terdorong ke ruang submandibula,

fraktur angulus mandibula

Page 8: Lapkas PPT.pdf

*Anestesi umum khususnya diberikan

pada kasus impaksi yang sulit, atau

pada pasien yang tidak kooperatif,

seperti penderita gangguan mental.

Page 9: Lapkas PPT.pdf

Hipnotik atau sedasi: hilangnya kesadaran

Analgesik: hilangnya respon terhadap nyeri

Relaksasi otot

Tujuan

Page 10: Lapkas PPT.pdf

Pilihan Cara

Anestesi

Umur

Status fisik

Posisi pembedahan

Keterampilan dan kebutuhan dokter pembedah

Keterampilan dan pengalaman dokter

anestesiologi

Keinginan pasien

Bahaya kebakaran & ledakan

Page 11: Lapkas PPT.pdf

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

ANESTESI UMUM

Faktor respirasi

Faktor jaringan

Faktor zat

anestesi

Faktor sirkulasi

Page 12: Lapkas PPT.pdf

Stadium IV

Stadium III

Stadium II

Stadium Eksitasi Stadium Delirium

Stadium I

Stadium Analgesia Stadium Disorientasi

Plana II Plana IV Plana III Plana I

Stadium III

Page 13: Lapkas PPT.pdf

Penilaian & Persiapan Pra Anetesi

Anamnesis Pemeriksaan

Fisik Pemeriksaan Laboratorium

Klasifiasi Status Fisik

Masukan Oral

Page 14: Lapkas PPT.pdf

Px sehat organik, fisiologik, psikiatrik, biokimia.

Px dgn penyakit sistemik ringan /sedang.

Px dgn penyakit sistemik berat sehingga aktivitas rutin terbatas.

Px dgn penyakit sistemik berat tdk dpt melakukan aktivitas rutin & penyakitnya merupakan ancaman kehidupannya setiap saat.

Px sekarat yg diperkirakan dengan atau tanpa pembedahan hidupnya tidak akan lebih dari 24 jam.

The American Society of Anesthesiologists (ASA)

Page 15: Lapkas PPT.pdf

Meredakan kecemasan dan ketakutan

Memperlancar induksi anesthesia

Mengurangi sekresi kelenjar ludah dan bronkus

Meminimalkan jumlah obat anestetik

Mengurangi mual muntah pasca bedah

Menciptakan amnesia

Mengurangi isi cairan lambung

Mengurangi reflek yg membahayakan.

Page 16: Lapkas PPT.pdf

STATICS

Scope

Tubes

Airway

Tape Introducer

Connector

Suction

Page 17: Lapkas PPT.pdf

Induksi

Intravena

Inhalasi

per rectal

IM

Page 18: Lapkas PPT.pdf

Rumatan anestesi

intravena

inhalasi

intravena inhalasi

Page 19: Lapkas PPT.pdf

Kontraindikasi Anestesi Umum

Relatif

• Dekompensasio kordis derajat III-IV & AV blok derajat II total

Mutlak

• Hipertensi berat/tidak terkontrol (diastolik >110 mmHg),

• Diabetes melitus tidak terkontrol,

• Infeksi akut, sepsis,

• Glomerulonefritis akut.

Page 20: Lapkas PPT.pdf

p

Identitas Pasien

Nama : Tn. M. M

Umur : 26 tahun

BB : 70 Kg

TB : 170 cm

Ruangan : Bedah Pria

TMRS : 19 April 2015

Tanggal operasi : 20 April 2015

Page 21: Lapkas PPT.pdf

Anamnesis

KU:

Gigi paling belakang kiri & kanan

bawah tumbuh miring & sebagian

terpendam. Setiap kali makan

gusi yg tumbuh menutup gigi

selalu tergigit menyebabkan

pembengkakan & terasa sakit.

Page 22: Lapkas PPT.pdf

KeadaanUmum : Baik

Kesadaran : ComposMentis

Tanda-tanda vital

Tekanandarah : 110/70 mmHg

Nadi : 74 x/m

Respirasi : 20 x/m

Suhu badan : 36,50C

Page 23: Lapkas PPT.pdf

Darah Lengkap 8 Maret 2015

Hemoglobin 11,0g/dl

Leukosit 12,940/mm3

Trombosit 104.000/mm3

CT 11’30”

BT 2’00”

Page 24: Lapkas PPT.pdf
Page 25: Lapkas PPT.pdf

Jenis Anestesi : Genaral Anestesi

Jenis Pembedahan : Odontektomi

Lama Operasi : 12.15 –13.45 WIT

Medikasi pra bedah : Petidin 30 mg

Midazolam 5 mg

Page 26: Lapkas PPT.pdf

* Fentanil 50 µg

* Tramus 20 mg

* Recofol 150 mg

* Recofol 50 mg

* Dexametazon 10 mg

* Ranitdin 50 mg

* Ondancentron 4 mg

*Antrain 100 mg

* Ceftazidim 1gr

Page 27: Lapkas PPT.pdf

Waktu Input Output

Pre operasi RL : 250 cc Urin : tidak terpasang kateter

Durante

operasi RL : 750cc

Urin : tidak terpasang kateter Perdarahan : 100 cc

IWL = 15 x 70 kg = 1050

cc/24jam 1,5 jam = 65,6 cc 66 cc

Total 1.000 cc 166 cc

Balance Cairan : Input – Outut : 1000 -166 = + 834

Balance Cairan

Page 28: Lapkas PPT.pdf

Berdasarkan px fisik dan px penunjang

radiologi, pasien ini didiagnosis gigi

impaksi molar III inferior dextra &

sinistra.

Pada pasien ini digunakan anestesi

umum dengan pertimbangan jenis

impaksi yang terjadi pada pasien (totalis

vertikalis) dan impaksi yang terjadi pada

dua sisi rahang bawah pasien.

Page 29: Lapkas PPT.pdf

Persiapan pra anestesi telah

dilakukan

Pemeriksaan fisik pada umumnya

kondisi pasien dalam keadaan baik.

Disesuaikan dgn temuan klinis,

sehingga pd kasus ini klasifikasi

status penderita digolongkan dlm PS

ASA I, yaiu pasien dalam keadaan

normal dan sehat.

Page 30: Lapkas PPT.pdf

Premedikasi (petidin dan sedacum)

Petidin 30 mg.

Petidin merupakan analgetik narkotik

yang digunakan untuk mengurangi

cemas dan ketegangan pasien

menghadapi pembedahan, mengurangi

nyeri, menghindari takipnea pada

anestesia dengan trikloretilen, dan

membantu agar anestesia berlangsung

baik. Dosis intravena 0,2-0,5 mg/kgBB.

Page 31: Lapkas PPT.pdf

Sedacum (midazolam) 5 mg.

merupakan obat golongan benzodiazepine,

merupakan obat penenang (transquilaizer)

yang memiliki sifat antiansietas, sedatif,

amnesik, antikonvulsan dan relaksan otot

skelet. Dosis midazolam yaitu 0,025-0,1

mg/kgBB

Page 32: Lapkas PPT.pdf

Induksi (menggunakan Recofol & tramus)

Propofol (Recofol) 150 mg

Propofol merupakan anestetik intravena

golongan nonbarbiturat yang efektif dengan

onset cepat dan durasi yang singkat.

Pemulihan kesadaran yang lebih cepat

dengan efek minimal terhadap susunan

saraf pusat. Dosis bolus untuk induksi 2-2,5

mg/kg

Page 33: Lapkas PPT.pdf

Selain menggunakan recofol sebagai

induksi, pada kasus ini juga digunakan

fenthanil.

Recofol sebagai agen anestesi dikatakan lack

of analgesia, oleh karena itu apabila

digunakan sendiri akan menjadi inefektif

karena masih akan timbul pergerakan saat

prosedur berlangsung. Recofol sering

dikombinasikan dengan analgesic, Dosis yang

dianjurkan 1-3 µg/kgBB.

Page 34: Lapkas PPT.pdf

Diberikan juga dexamethason.

Dexamethason merupakan

glukokortikoid yang memiliki efek anti

inflamasi dan anti edema yang sangat

kuat, digunakan untuk mengatasi edema

larynx pasca intubasi dosis 0,2 mg/kgBB,

pada kasus ini diberikan 8 mg.

Page 35: Lapkas PPT.pdf

Ranitdin merupakan golongan obat

antihistamin yg bekerja menghambat reseptor

histamine 2 secara selektif & reversible

sehingga dpt menghambat sekresi cairan

lambung.

Ondansentron merupakan antagonis reseptor

5HT3 yang bekerja secara selektif &

kompetitif dlm mencegah maupun mengatasi

mual muntah.

Page 36: Lapkas PPT.pdf
Page 37: Lapkas PPT.pdf

Kebutuhan cairan harian pada pasien ini

dengan berat badan 70 kg, yaitu : 40-50

cc/24 jam x 70 kg = 2800 cc – 3500 cc /24

jam = 117 cc – 146 cc/jam

Page 38: Lapkas PPT.pdf

Terapi Cairn Perioperatif Cairan yang harus

didapatkan/digantikan Cairan yang diberikan

a. Preoperasi

Tidak diketui karena DC (-)

a. Durante operasi

- Maitenances

Kebutuhan cairan durante

operasi (operasi bedah kecil)

selama 2 jam.

4 cc x 70 kg x 2 jam = 560 cc

- Replacement

Kehilangan darah sebanyak 100

cc

EBV = 70 x 70 kg = 4900 cc

EBL = 100 : 4900 = 2,05%

Pemberian Cairan kristaloid

untuk mengatsi perdarahan 200-

400cc

Total cairan yang harus diberikan adalah 560 cc + 400 cc = 960 cc

a. Preoperasi

RL 250 cc

a. Durante operasi

RL 750 cc

Total Cairan

Kristaloid 1000 cc

Page 39: Lapkas PPT.pdf

Klasifikasi status penderita digolongkan

dalam PS ASA 1 karena pasien sehat

organik, fisiologik, psikiatrik, biokimia.

Pada kasus ini dilakukan tindakan

odontektomi dengan anestesi umum

karena tergolong jenis impaksi yang

sulit dalam tindakan pembedahan.

KESIMPULAN

Page 40: Lapkas PPT.pdf

Pada kasus ini, manajemen airway dan

breathing pasien dalam kondisi baik.

Pada pasien ini pemilihan jenis anestesi

dan dosis obat-obatan anastesi yang

diberikan sudah sesuai dengan literatur

yang ada.

Page 41: Lapkas PPT.pdf