37
LAPORAN KASUS appendisitis perforasi KONSULEN dr. Dharma Yogara, Sp.B Disusun: Ranti Purnama Sari S.ked

LAPKAS PPT

Embed Size (px)

DESCRIPTION

app

Citation preview

LAPORAN KASUSappendisitis perforasi

KONSULEN dr. Dharma Yogara, Sp.B

Disusun:Ranti Purnama Sari S.ked

DEFENISI

• Apendisitis adalah peradangan yang terjadi pada apendiks vermiformis, dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering.

ANATOMI• appendiks adalah organ berbentuk tabung dengan

panjang kurang lebih 10 cm (3-15 cm), Letak ujung distal appendiks bervariasi di kuadran kanan bawah; dapat di retrosekal, pelvis, subsecal, preileal, atau pericolica kanan.

• Apendiks dialiri darah oleh arteri apendicular yang

merupakan cabang dari bagian bawah arteri ileocolica. Arteri apendiks termasuk arteri akhir atau ujung.

• Apendiks memiliki lebih dari 6 saluran limfe melintangi mesoapendiks menuju ke nodus limfe ileocaecal.

• Persarafan apendiks berasal dari persarafan simpatis yang berasal dari plexus mesenterikal superior (T10-L1), dan parasimpatis yang aferennya berasal dari n.vagus.

epidemiologi

• Apendisitis akut dapat terjadi pada semua tingkat usia dan paling sering menyerang pada usia dekade kedua dan ketiga.

• Pada umumnya insidens pada laki – laki sedikit lebih tinggi dibanding wanita.

etiologi• Obstruksi lumen appendiks• Hiperplasia jaringan limfe• Fekalith• Benda asing, misalnya cacing Askaris• Tumor• Erosi mukosa appendiks, misalnya oleh E. Hystolitica

klasifikasi• Appendicitis Akut

• Proses peradangan terjadi di mukosa dan sub

mukosa disebabkan oleh obstruksi,

• Mukosa appendik menebal,edema dan kemerahan

• Gejala diawali dengan rasa nyeri di daerah

umbilikus, mual, muntah, anoreksia, demam.

• Appendicitis Akut purulenta• tekanan dalam lumen yang terus bertambah disertai edema menyebabkan

terbendungnya aliran vena pada dinding appendiks.• Di tandai dengan rangsagan peritonium lokal seperti nyeri tekan, nyeri lepas

di titik Mc Burrey, nyeri gerak aktif dan pasif

• Appendicitis akut granulosa

• Tekanan dalam lumen terus bertambah, aliran darah arteri mulai terganggu

sehingga terjadi infrak dan ganggren

• dinding appendiks berwarna ungu, hijau atau merah kehitaman.

• Pada Appendicitis akut granulosa terdapat mikro perforasi dan kenaikan

cairan peritoneal yang perulen

• Appendicitis infiltrat

• Adalah proses radang appendiks yang penyebaranya dapat dibatasi

oleh omentum, usus halus, sakum kolon dan peritonium, sehingga

membentuk gumpalan massa flegmon yang melekat erat satu dan

yang lainnya Appendicitis abses Terjadi bila massa lokal yang berisi nanah biasanya fossa iliaka

kanan, lateral dari sakum

Appendisitis perforasi

Pecahnya appendiks yang sudah ganggren yang menyebabkan pus

masuk kerongga perut sehingga terjadi peritonitis

• Apendisitis kronik.

• Diagnosis apendisitis kronis baru dapat ditegakkan jika ditemukan adanya :

• riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari 2 minggu, radang kronik

apendikssecara makroskopik dan mikroskopik.

• Kriteria mikroskopik apendisitis kronik adalah fibrosis menyeluruh dinding

apendiks, sumbatan parsial atau total

• lumen apendiks, adanya jaringan parut dan ulkus lama dimukosa , dan

adanya sel inflamasi kronik.

• Insiden apendisitis kronik antara 1-5%.•

gejala klinis• Riwayat sakit perut yang samar-samar, dimana dirasakan pertama

kali di ulu hati.• Mungkin diikuti mual dan muntah• Demam ringan 37,5 -38,5 C.• Nyeri biasanya berpindah dari fossa ilaka kanan setelah beberapa

jam, sampai dengan 24 jam. Titik maksimal nyeri adalah pada sepertiga dari umblikus ke fossa ilaka kanan, itu disebut titik Mc Burney. Nyeri biasanya tajam dan diperburuk dengan gerakan (seperti batuk dan berjalan).

• Konstipasi / diare

Tabel Skor Alvarado Skor

Gejala Klinis          Nyeri abdominal pindah ke fossa iliaka kanan         Nafsu makan menurun         Mual dan atau muntah

111

Tanda Klinis         Nyeri lepas          Nyeri tekan fossa iliaka kanan         Demam (suhu > 37,2 C)⁰

121

Pemeriksaan Laboratoris         Leukositosis (leukosit > 10.000/ml)         Shift to the left  (neutrofil > 75%) 2

1

TOTAL 10

Interpretasi:Skor 7-10 = Apendisitis akutSkor 5-6 = Curiga apendisitis akutSkor 1-4 = Bukan apendisitis akut

p

diagnosis• Anamnesis • Gejala utama nyeri pada abdomen pada kuadran kanan bawah• Nyeri hilang timbul, bisa ringan sampai berat• mual , muntah• demam

• Pemeriksaan fisik Inspeksi • Biasanya penderita datang dengan berjalan sambil membungkuk dan memegang perut yang

sakit.

Palpasi • Nyeri tekan : positif pada kuardan kanan bawah,titik • Mc. Burney• Nyeri lepas : positif

• Rovsing sing : positif apabila dilakukan penekanan pada abdomen bagian kiri bawah dan nyeri pada abdomen di kuadran kanan bawah

• blumberg sing : apabila tekanan diperut kiri bawah dilepaskan dan terasa nyeri pada perut kanan bawah.

Psoas sign : tungkai kanan

lurus ditahan oleh pemeriksa,

pasien diminta memfleksikan

articulatio coxae kanan .Positif

apabila nyeri pada perut kanan

bawah

• Obturator sign ; positif terasa nyeri bila

panggul dan lutut difleksikan

Pemeriksaan rektum

• Pemeriksaan ini dilakukan untuk

menentukan letak appendiks apabila

letaknya sulit untuk diketahui, jika dilakukan

pemeriksaan ini terasa nyeri maka

kemungkinan appendiks yang meradang

terletak didaerah pelvic

Pemeriksaan penunjang

• Laboratorium – Leukosit ↑ antara 12.000-18.000/mm3

– neutrofilia (shift to the left) • Foto Polos Abdomen• USG• CT-Scan

tatalaksana

• Tindakan yang paling tepat dan terbaik bila diagnosis klinis sudah jelas adalah appendektomi, yang bisa dilakukan secara terbuka (Open appendectomy) maupun dengan laparoscopic (Laparoscopic appendectomy).

Identitas pasien

• • Nama : Tn. R• Umur : 21Tahun• Alamat : Jl Janur kuning• Pekerjaan : mahasiswa• Tanggal masuk : 11oktober 2015

anamnesa (Autoanamnesis dan alloanamnesis )

Keluhan Utama : nyeri perut kanan bawah semakin memberat sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit

Riwayat Penyakit Sekarang:Sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluhkan

nyeri perut kanan bawah, nyeri awalnya dirasakan diuluhati kemudian nyeri juga dirasakan sekitar pusar dan menetap di kanan bawah, awalnya nyeri samar-samar namun lama kelamaan nyeri dirasakan terus menerus nyeri tidak dirasakan hingga ke pinggang, nyeri juga tidak sampai ke kantong buah pelir, nyeri bertambah apabila pasien batuk, bersin dan apabila dibawa berjalan serta merubah posisi. Nyeri berkurang apabila pasien mengurangi pergerakan. Nyeri mengganggu aktivitas. Nyeri ini sudah dirasakan sejak 3 hari yang lalu, namun semakin memberat 1 hari ini..

Sebelumnya pasien mengeluhkan kurang nafsu makan, badan terasa lemas dan lesu. Keluhan ini disertai mual dan muntah, sebanyak ± 3x berisi makanan yang dimakan tidak disertai darah. Demam juga dikeluhkan oleh pasien sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit demam dirasakan terus menerus, demam hilang apabila meminum obat penurun demam. Sebelum keluhan ini muncul pasien tidak ada riwayat mencret, buang air besar disertai lendir dan darah. Penurunan berat badan sejak adanya keluhan ini disangkal.

BAB (+) tidak ada lendir dan darah namun pasien masih bisa buang angin. Buang air kecil tidak puas, kencing tersendat-sendat, rasa panas saat kencing, warna kencing kemerahan disangkal. Riwayat adanya benjolan pada pusar dan lipat paha disangkal oleh pasien.

Riwayat penyakit dahulu :• Pasien belum pernah mengalami sakit seperti ini sebelumnya• riwayat gatritis 10 tahun ini Riwayat penyakit keluarga :

Keluarga pasien tidak ada riwayat penyakit kanker, riwayat tuberculosis dalam keluarga juga disangkal.

Riwayat pribadi dan kebiasaan :• Pasien seorang mahasiswa sering telat makan dan tidak suka sayur Riwayat pengobatan: • Pasien sebelumnya berobat ke bidan dan di beri obat penghilang nyeri,

namun nyeri tidak berkurang.

Pemeriksaan FisikPemeriksaan Umum

• Keadaan umum: Tampak sakit sedang• Kesadaran : Composmentis cooperatif• GCS : E4V5V6

Tanda-tanda vital • Tekanan darah : 120/70 mmHg• Frekuensi nadi : 80 x/menit, regular• Frekuensi pernafasan : 20 x/menit• Suhu : 37,0 oC

Status Generalis

Kepala : Dalam batas normalMata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)Leher : Dalam batas normalThorakCo & Pulmo : Dalam batas normalAnogenital : ♂ dalam batas normalEkstremitas : Dalam batas normal

Status Lokalis Abdomen• I : Tidak tampak membuncit, darm countur (-),

darm steifung (-)• Pa : Distensi (+), Nyeri tekan (+) dan nyeri lepas (+),

tidak teraba massa, mc burney(+), Rovsing sign (+), Obturator sign (-), Psoas sign (-),

• Pe : Tympani• Aus : Bising usus (+) melemah

Tabel Skor Alvarado Skor

Gejala Klinis          Nyeri abdominal pindah ke fossa iliaka kanan         Nafsu makan menurun         Mual dan atau muntah

111

Tanda Klinis         Nyeri lepas          Nyeri tekan fossa iliaka kanan         Demam (suhu > 37,2 C)⁰

121

Pemeriksaan Laboratoris         Leukositosis (leukosit > 10.000/ml)         Shift to the left  (neutrofil > 75%) 2

0

TOTAL 9

Diagnosis kerja : – appendisitis perforasi

Pemeriksaan Penunjang

• Hemoglobin : 12,7 g/dL• Hematokrit : 40 %• Leukosit : 20.300/L• Trombosit : 343.000/L• MCV : 79 fl• MCH : 27 pg• MCHC: 34 g/

Diagnosis : appendisitis perforasi Penatalaksanaan Non operative• Non medikamentosa• Informent consent• Konsul Sp.B

• Medikamentosa• IVFD RL 20 tpm• Injeksi Ranitidin 50 mg/ 12 jam • Injeksi metronidazole 500 mg/ 8 jam• Operative : laparatomy eksplorasi + Appendectomy cito

Instruksi post op :• * Sadar baik Bising usus (+), flatus diet

Makanan lunak• mobilisasi

Follow-up 19 oktober 2015

S : nyeri bekas operasi (+), flatus (+), mobilisasi (-), mual (+), demam (-), BAB (-)

O : Keadaan umum: Tampak sakit sedang Kesadaran : composmentis cooperatif Tanda-tanda vital: Tekanan darah: 110/60 mmHg Nadi : 82x/menit Nafas : 19x/menit Suhu : 37,3oC A: post appendiktomi + perawatan hari IP: • IVFD RL 20 tpm• Injeksi ranitidin 2x1 ampul• Injeksi Cebactam 1g/ 24 jam• Inj ketorolac 30 mg• Injeksi asam tranexamat250 mg/ 12 jam     

Follow –up 20 oktober 2015

S : Nyeri luka operasi sedikit berkurang, flatus(+), mobilisasi (+), BAB (+), mual (+), muntah (-)

O : Keadaan umum: Tampak sakit sedang Kesadaran : composmentis Tanda-tanda vital: Tekanan darah: 100/60 mmHg Nadi : 84x/menit Nafas : 20x/menit Suhu : 37,3oC A: Post appendiktomi + perawatan IIP: • IVFD RL 20 tpm• Injeksi ranitidin 2x1 ampul• Injeksi Cebactam 1g/ 24 jam• Inj ketorolac 30 mg• Injeksi asam tranexamat250 mg/ 12 jam• Injeksi alinamin 1 amp/ 24 jam

pembahasan

Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang maka pasien ini ditekakkan diagnosis appendisitis perforasi. Penatalaksanaan operative pada pasien ini akan dilakukan appendectomy

kesimpulan

Apendisitis adalah kondisi di mana infeksi terjadi peradangan yang terjadi pada apendiks vermiformis, dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering. Dalam kasus ringan dapat sembuh tanpa perawatan, tetapi banyak kasus memerlukan laparotomi dengan penyingkiran apendiks yang terinfeksi. Bila tidak terawat, angka kematian cukup tinggi, dikarenakan oleh peritonitis dan shock ketika umbai cacing yang terinfeksi mengalami perforasi.