26
1 BAB I PENDAHULUAN Glaukoma berasal dari kata Yunani “Glaukos” yang berarti hijau keb memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma. 1 Glaukoma adalah kelainan optik neuropati disertai kelainan lapang pandang yang karakteristik dan peningkatan tekanan intra okular (TIO merupakan !aktor risiko utama. 1 "erdasarkan sur#ei kesehatan mata yang dilakukan oleh $epartemen%esehatan &epublik Indonesia pada tahun 1'' )1''* menunjukkan bahwa glaukoma (+, - adalah penyebab kebutaan kedua terbanyak setelah katarak (+, - dari 1,/- populasi Indonesia yang telah mengalami kebutaan. Glaukoma penyebab kebutaan permanen dan merupakan penyebab kebutaan nomor di dunia. , ,0 umlah penyakit glaukoma di dunia oleh 2orld 3ealth Organi4ation (23O diperkirakan 5 *+, juta orang di tahun +1+, akan menjadi ',0 juta di tahun ++/ Oleh karena itu, untuk mengatasinya di6anangkan #ision + +. "erdasarkan golongan usia, sebesar 77,7- dari populasi kebutaan global berusia di atas *+ tahun dan terutama berasal dari negara8negara yang sedang berkembang. 9ngka yang tinggi tersebut terjadi terutama berada di 9!rika dan 9sia, yaitu sekitar /- dari kebutaan total dunia. :erkiraa pre#alensi glaukoma yang mengalami kebutaan dalam populasi 6ukup ber#ariasi dari satu negar negera lain. *, Glaukoma merupakan masalah kesehatan mata yang penting di Indonesia. $istri penyakit glaukoma di Indonesia sebesar 1 ,0-. :re#alensi kebutaan akibat penyakit glaukoma sebesar +, - ($epkes, 1'' . Glaukoma adalah penyebab kebutaan nomor d terbesar di Indonesia setelah katarak dan seringkali mengenai orang berusia lanj 7 $i 9merika ;erikat, sekitar . juta orang menderita glaukoma dima ++,+++ kasus baru setiap tahun dan sekitar /0++ orang mengalami kebut penderita glau6oma di 9merika ;erikat diperkirakan akan meningkatkan sekitar . tahun + +. Glaukoma akut (sudut tertutup merupakan /81/- kasus pada orang %au :ersentase ini lebih tinggi pada orang 9sia, terutama diantara orang "urma dan < 9sia Tenggara. :ada glaukoma akut penderitanya lebih didominasi oleh wanita dika

LAPKAS MATA GLAUKOMA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

LAPORAN KASUS STASE MATA-GLAUKOMA

Citation preview

26

BAB IPENDAHULUAN

Glaukoma berasal dari kata Yunani Glaukos yang berarti hijau kebiruan, yang memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma.1 Glaukoma adalah kelainan optik neuropati disertai kelainan lapang pandang yang karakteristik dan peningkatan tekanan intra okular (TIO) merupakan faktor risiko utama.1Berdasarkan survei kesehatan mata yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 19931996 menunjukkan bahwa glaukoma (0,2%) adalah penyebab kebutaan kedua terbanyak setelah katarak (0,7%) dari 1,5% populasi Indonesia yang telah mengalami kebutaan.2 Glaukoma penyebab kebutaan permanen dan merupakan penyebab kebutaan nomor 2 di dunia.2,3,4Jumlah penyakit glaukoma di dunia oleh World Health Organization (WHO) diperkirakan 60,7 juta orang di tahun 2010, akan menjadi 79,4 juta di tahun 2005 Oleh karena itu, untuk mengatasinya dicanangkan vision 2020. Berdasarkan golongan usia, sebesar 88,8% dari populasi kebutaan global berusia di atas 60 tahun dan terutama berasal dari negara-negara yang sedang berkembang. Angka yang tinggi tersebut terjadi terutama berada di Afrika dan Asia, yaitu sekitar 75% dari kebutaan total dunia.3 Perkiraan prevalensi glaukoma yang mengalami kebutaan dalam populasi cukup bervariasi dari satu negara ke negera lain.6,7 Glaukoma merupakan masalah kesehatan mata yang penting di Indonesia. Distribusi penyakit glaukoma di Indonesia sebesar 13,4%. Prevalensi kebutaan akibat penyakit glaukoma sebesar 0,2% (Depkes, 1997). Glaukoma adalah penyebab kebutaan nomor dua terbesar di Indonesia setelah katarak dan seringkali mengenai orang berusia lanjut.8Di Amerika Serikat, sekitar 2.2 juta orang menderita glaukoma dimana sebanyak 300,000 kasus baru setiap tahun dan sekitar 5400 orang mengalami kebutaan. Jumlah penderita glaucoma di Amerika Serikat diperkirakan akan meningkatkan sekitar 3.3 juta pada tahun 2020. Glaukoma akut (sudut tertutup) merupakan 5-15% kasus pada orang Kaukasus. Persentase ini lebih tinggi pada orang Asia, terutama diantara orang Burma dan Vietnam di Asia Tenggara. Pada glaukoma akut penderitanya lebih didominasi oleh wanita dikarenakan mereka memiliki bilik mata depan yang lebih sempit dan juga resiko yang lebih besar terjadi pada usia dekade keenam atau ketujuh.8,9Berdasarkan etiologi glaukoma dibagi menjadi 4 bagian : glaukoma primer, glaukoma kongenital, glaukoma sekunder dan glaukoma absolut, sedangkan berdasarkan mekanisme peningkatan tekanan intraokular glaukoma dibagi menjadi dua, yaitu glaukoma sudut terbuka dan glaukoma sudut tertutup.1Glaukoma sudut terbuka adalah bentuk glaukoma yang tersering dijumpai. Sekitar 0,4-0,7 % orang berusia lebih dari 40 tahun dan 2-3% orang berusia lebih dari 70 tahun diperkirakan mengidap glaukoma primer sudut terbuka. Diduga glaukoma primer sudut terbuka diturunkan secara dominan atau resesif pada 50% penderita, secara genetik penderitanya adalah homozigot. Terdapat faktor resiko pada seseorang untuk mendapatkan glaukoma seperti diabetes melitus, hipertensi, kulit berwarna dan miopia. 8,9Penatalaksanaan glaukoma berupa pengobatan medis, terapi bedah dan laser. ECP (endoscopic cyclophotocoagulation) menggunakan laser untuk mengurangi produksi aquoeus humor dan tekanan intraocular merupakan salah satu penatalaksanaan glaukoma.Menurut Luntz jika tekanan berkisar antara 35 40 mmHg dengan nervus optikus normal, maka dipantau 1-2 bulan untuk memantau keadaan papil nervus optikus, lapang pandang, peningkatan rasio cupdisc, jika semua ini masih dalam batas normal dan opthalmologis yakin masih ada kemungkinan terapi berhasil maka terapi medikamentosa dapat diteruskan. Tetapi jika papil nervus optikus sudah menunjukkan tanda-tanda kerusakan dan defek lapang pandang sudah sangat spesifik glaukoma, maka harus segera dioperasi.10,4

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 AnatomiAqueous humor adalah cairan jernih yang dibentuk oleh korpus siliaris dan mengisi bilik mata anterior dan posterior. Aqueous humor mengalir dari korpus siliaris melewati bilik mata posterior dan anterior menuju sudut kamera okuli anterior. Aqueous humor diekskresikan oleh trabecular meshwork. 1Prosesus siliaris, terletak pada pars plicata adalah struktur utama korpus siliaris yang membentuk aqueous humor 5. Prosesus siliaris memiliki dua lapis epitelium, yaitu lapisan berpigmen dan tidak berpigmen. Lapisan dalam epitel yang tidak berpigmen diduga berfungsi sebagai tempat produksi aqueous humor 3,4. Sudut kamera okuli anterior, yang dibentuk oleh pertautan antara kornea perifer dan pangkal iris, merupakan komponen penting dalam proses pengaliran aqueous humor. Struktur ini terdiri dari Schwalbes line, trabecular meshwork dan scleral spur 6. Trabecular meshwork merupakan jaringan anyaman yang tersusun atas lembar-lembar berlubang jaringan kolagen dan elastik.6Trabecular meshwork disusun atas tiga bagian, yaitu uvea meshwork (bagian paling dalam), corneoscleral meshwork (lapisan terbesar) dan juxtacanalicular/endothelial meshwork (lapisan paling atas). Juxtacanalicular meshwork adalah struktur yang berhubungan dengan bagian dalam kanalis Schlemm.7

Gambar 2.1 Struktur trabecular meshwork

Kanalis Schlemm merupakan lapisan endotelium tidak berpori dan lapisan tipis jaringan ikat. Pada bagian dalam dinding kanalis terdapat vakuola-vakuola berukuran besar, yang diduga bertanggung jawab terhadap pembentukan gradien tekanan intraokuli.7Aqueous humor akan dialirkan dari kanalis Schlemm ke vena episklera untuk selanjutnya dialirkan ke vena siliaris anterior dan vena opthalmikus superior. Selain itu, aqueous humor juga akan dialirkan ke vena konjungtival, kemudian ke vena palpebralis dan vena angularis yang akhirnya menuju ke vena ophtalmikus superior atau vena fasialis. Pada akhirnya, aqueous humor akan bermuara ke sinus kavernosus.7

2.2 Fisiologi Humor Aquos Aquos humor dibentuk oleh prosesur siliaris yang mempunyai kandunggan protein. Humor aquos merupakan cairan jernih yang mengisi kamera okuli anterior dan posteriorm dan humor aquos diproduksi sekitar 2-2,5 L, aliran aquos humor dari 0,22-0,30 L/mmg dan aliran ini menurun seiring dengan berjalannya usia, pembedahan, trauma, dan faktor endokrin. Pasien dengan glaukoma terjadi peninggkatan TIO menggalami penurunannaliran aqous humor.

Humor aquos merupakan media refrakta jadi harus jernih. Sistem pengeluaran humor aquos terbagi menjadi 2 jalur, yaitu sebagian besar melalui sistem vena dan sebagian kecil melalui otot ciliaris.5,10

Pada sistem vena, humor aquos diproduksi oleh prosesus ciliaris masuk melewati kamera okuli posterior menuju kamera okuli anterior melalui pupil. Setelah melewati kamera okuli anterior cairan humor aquos menuju trabekula meshwork ke angulus iridokornealis dan menuju kanalis Schlemm yang akhirnya masuk ke sistem vena. Aliran humor aquos akan melewati jaringan trabekulum sekitar 90 %. Sedangkan sebagian kecil humor aquos keluar dari mata melalui otot siliaris menuju ruang suprakoroid untuk selanjutnya keluar melalui sklera atau saraf maupun pembuluh darah. Jalur ini disebut juga jalur uveosklera (10-15%). 5,10

2.3 Defenisi dan KlasifikasiGlaukoma merupakan suatu neuropati optik yang ditandai dengan pencekungan cupping diskus optikus dan penyempitan lapang pandang yang disertai dengan peningkatan tekanan intraokuler yang merupakan faktor resiko terjadinya glaukoma. Mekanisme peningkatan tekanan intraokuler pada glaukoma dipengaruhi oleh gangguan aliran keluar humor aquos.4,9typekarakteristik

1. Glaukoma sudut terbuka

Sudut terbuka primerTidak berhubungan dengan penyakit mata, dan tidak ada gangguan sistemik yang menyebabkan peningkatan dari sumbatan aliran aquos humor atau gangguan pada nervus optikus. biasanya berhunungan dengan peningkatan TIO

Glaukoma normal tensionMerupakan Lanjutan dari glaukoma primer, dan adanya peningkatan TIO

Glaukoma sudut terbuka juvenileTerjadi pada glaukoma sudut terbuka di diagnosis pada usia muda (umumnya 10-30 th)

Susp glaukomaDiskus optikus normal dan lapangan pandang normal tidak ada peningkatan TIO

Glaukoma sudut terbuka skunderPada glaukoma ini terjadi Peningkatan pada sumbatan aliran dari trabicular meshwork berhubungan dengan kondisi yang lainnya misalnya glaukoma pigmenteri, glaukoma pakolitik, glaukoma yang disebabkan steroid, eksfoliasi, glaukoma sudut resesif.Peningkatan tahanan pos trabikular pada aliran skunder peningkatan tekanan vena evis sclera, ( fistula sinus kavernosus karotis )

Glaukoma sudut terbuka Primer dengan blok pupil relatifPerpindahan aquos humor dari ruang posterior ke ruang anterior dan pengecilan iris periper bersentuhan dengan trabecular meshwork

Glaukoma sudut tertutup akutTerjadi peningkatan TIO cepat yang meenghasilkan penyumbatan tiba-tiba dari trabicular meshwork.

Sudut tertutup subakut (Sudut tertutup intermitan)Glaukoma ini terjadi akibat penggulangan dari episode glaukoma sudut tertutup dengan gejala yang ringan dan peningkatan tioSering merupakan sebuah permulaan sebelum terjadi glaukoma sudut tertutup akut.

Sudut tertutup kronikTerjadi peningkatan tio di sebakan oleh pariasi dari sudut ruang anterior dan menjadi permanen tertutup oleh sinicia anterior periper

Glaukoma sudut tertutup skunder dengan blok pupilaryContohnya pembengkakan lensa dan penggecilan pupil

Glaukoma sudut tertutup skunder tanpa blok pupil Mekanisme penekanan posterior : diafragma iris dan lensa menekan ke belakang ( contohnya tumor segmen posterior ,efusi uvea, penarikan sklera) Mekanisme penarikan anterior : terjadi proses penarikan segmen anterior termasuk iris ke sinikia anterior perifer (contohnya sindrom endotelial irido korneal, glaukoma neuvaskular , inflamasi).

sindrom penarikan irisTerjadi karena sudut iris yang berpariasi dan tidak dipenggaruhi oleh blok pupil

2.4 Patopisiologi

Sudut bilik mata dibentuk dari jaringan korneosklera dengan pangkal iris. Pada keadaan fisiologis bagian ini terjadi pengaliran keluar cairan bilik mata. Berdekatan dengan sudut ini didapatkan jaringan trabekulum, kanal Schlemm, baji sklera, garis Schwalbe dan jonjot iris. Pada sudut filtrasi terdapat garis Schwalbe yang merupakan akhir perifer endotel dan membran desemet, kanal schlemm yang menampung cairan mata kesalurannya.Sudut filtrasi berbatas dengan akar iris berhubungan dengan sklera kornea dan disini ditemukan sklera spur yang membuat cincin melingkar 360 derajat dan merupakan batas belakang sudut filtrasi serta tempat insersi otot siliar longitudinal. Anyaman trabekula mengisi kelengkungan sudut filtrasi yang mempunyai dua komponen yaitu badan siliar dan uvea.

Tekanan intraokular ditentukan oleh kecepatan terbentuknya cairan mata (akueus humor) bola mata oleh badan siliar dan hambatan yang terjadi pada jaringan trabekular meshwork. Akueus humor yang dihasilkan badan siliar masuk ke bilik mata belakang, kemudian melalui pupil menuju ke bilik mata depan dan terus ke sudut bilik mata depan, tepatnya ke jaringan trabekulum, mencapai kanal Schlemm dan melalui saluran ini keluar dari bola mata.Pada glaukoma sudut terbuka, kelainan terjadi pada jalinan trabekular, sedangkan sudut bilik mata terbuka lebar. Jadi tekanan intraokuler meningkat karena adanya hambatan outflow humor akuos akibat kelainan mikroskopis pada jalinan trabekular.Pada glaukoma sudut tertutup, jalinan trabekular normal, sedangkan tekanan intraokuler meningkat karena obstruksi mekanik akibat penyempitan sudut bilik mata, sehingga outflow humor akuos terhambat saat menjangkau jalinan trabekular. Keadaan seperti ini sering terjadi pada sudut bilik mata yang sempit (kadang-kadang disebut dengan dangerous angle).Penting untuk diketahui, jika sudut bilik mata tidak sempit atau sudut terbuka luas, perifer iris tidak kontak dengan perifer kornea, sehingga sudut bilik mata depan tidak tertutup dan glaukoma sudut tertutup tidak akan terjadi. Ini merupakan perbedaan dasar antara glaukoma sudut terbuka dengan glaukoma sudut tertutup.Ketika dislokasi lensa sebagai penyebab tertutupnya sudut bilik mata maka keadaan ini dikenal dengan glaukoma sudut tertutup sekunder. Jika glaukoma sudut tertutup tidak diketahui penyebabnya, kondisi ini dikenal dengan glaukoma sudut tertutup primer.Apabila sudut bilik mata depan tertutup secara cepat dan berat, ini dikenal dengan glaukoma akut yang disertai dengan banyak gejala dan tanda. Apabila penutupan sudut bilik mata depan tidak sempurna dan kadang-kadang saja terjadi, ini dikenal dengan glaukoma sudut tertutup intermitten atau glaukoma sudut tertutup kronik, dan disertai dengan sedikit gejala. Apabila glaukoma sudut tertutup intermitten yang tidak mempunyai gejala, ini dikenal dengan glaukoma sudut tertutup kreeping.Satu hal penting untuk diketahui bahwa tidak semua sudut bilik mata sempit akan berkembang menjadi glaukoma akut, dapat terjadi hanya sebagian kecil saja, terutama pada mata yang pupilnya berdilatasi sedang (3,0 - 4,5mm) yang dapat memungkinkan terjadinya blok pupil sehingga dapat berlanjut menjadi sudut tertutup.Akibat terjadinya blok pupil, maka tekanan intraocular lebih tinggi di bilik mata belakang daripada bilik mata depan. Jika blok pupil semakin berat tekanan intraokuler di bilik mata belakang semakin bertambah, sehingga konveksivitas iris semakin bertambah juga, ini dikenal dg iris bombe, yang membuat perifer iris kontak dengan jalinan trabekuler, dan menyebabkan sudut bilik mata depan tertutup. Jika tekanan intraokuler meningkat secara drastic akibat sudut tertutup komplit maka akan terjadi glaukoma akut.Mekanisme utama penurunan penglihatan pada glaukoma adalah atrofi sel ganglion difus, yang menyebabkan penipisan lapisan serat saraf dan inti bagian dalam retina dan berkurangnya akson di saraf optikus. Iris dan korpus siliar juga menjadi atrofi, dan prosesus siliaris memperlihatkan degenerasi hialin.3,8Mekanisme lain yang dapat menyebabkan glaukoma akut adalah: plateau iris dan letak lensa lebih ke anterior. Pada keadaan seperti ini juga sering terjadi blok pupil. 8Tekanan intraokuler yang tinggi secara mekanik menekan papil saraf optik yang merupakan tempat dengan daya tahan paling lemah pada bola mata. Bagian tepi papil saraf optik relatif lebih kuat daripada bagian tengah sehingga terjadi cekungan pada papil saraf optik.7,8

Gambar 2.2 Patofisiologi

2.5 KlasifikasiBerdasarkan mekanisme peningkatan tekanan intraokuli, glaukoma dapat diklasifikasikan menjadi glaukoma sudut terbuka dan glaukoma sudut tertutup. Glaukoma sudut terbuka merupakan gangguan aliran keluar aqueous humor akibat kelainan sistem drainase sudut bilik mata depan. Sedangkan glaukoma sudut tertutup adalah gangguan akses aqueous humor ke sistem drainase dan glaukoma kongenital8,9.1. Glaukoma Primera. Glaukoma sudut terbukaGlaukoma primer sudut terbuka adalah bentuk glaukoma yang tersering dijumpai. Sekitar 0,4-0,7 % orang berusia lebih dari 40 tahun dan 2-3% orang berusia lebih dari 70 tahun diperkirakan mengidap glaukoma primer sudut terbuka. Diduga glaukoma primer sudut terbuka diturunkan secara dominan atau resesif pada 50% penderita, secara genetik penderitanya adalah homozigot. Terdapat faktor resiko pada seseorang untuk mendapatkan glaukoma seperti diabetes melitus, hipertensi, kulit berwarna dan miopia. 1,4Pada glaukoma primer sudut terbuka tekanan bola mata sehari-hari tinggi atau lebih dari 20 mmHg. Mata tidak merah atau tidak terdapat keluhan, yang mengakibatkan terdapat gangguan susunan anatomis dan fungsi tanpa disadari oleh penderita. Gangguan saraf optik akan terlihat gangguan fungsinya berupa penciutan lapang pandang.6Pada waktu pengukuran bila didapatkan tekanan bola mata normal sedang terlihat gejala gangguan fungsi saraf optik seperti glaukoma mungkin akibat adanya variasi diurnal. Dalam keadaan ini maka dilakukan uji provokasi minum air, pilokarpin, uji variasi diurnal, dan provokasi steroid.1,6Gambaran patologik utama pada glaukoma primer sudut terbuka adalah proses degeneratif di jalinan trabekular, termasuk pengendapan bahan ekstrasel di dalam jalinan dan di bawah lapisan endotel kanalis Schlemm. Akibatnya adalah penurunan aquoeus humor yang menyebabkan peningkatan tekanan intraokuler.3Mulai timbulnya gejala glaukoma primer sudut terbuka agak lambat yang kadang-kadang tidak disadari oleh penderita sampai akhirnya berlanjut dengan kebutaan.1,6a. Glaukoma sudut tertutupPada glaukoma sudut tertutup, pupil berdilatasi sedang disertai sumbatan pupil. Hal ini biasanya terjadi pada malam hari, saat tingkat pencahayaan berkurang. Hal tersebut juga dapat terjadi pada dilatasi pupil untuk oftalmoskopi.3 Glaukoma sudut tertutup akut primer ditandai oleh munculnya kekaburan penglihatan mendadak yang disertai nyeri hebat, mual serta muntah. Temuan-temuan lain adalah peningkatan mencolok tekanan intraokular, kamera anterior dangkal, kornea berkabut, pupil terfiksasi berdilatasi sedang dan injeksi siliaris.6Glaukoma sudut tertutup akut primer terjadi apabila terbentuk iris bomb yang menyebabkan sumbatan sudut kamera anterior oleh iris perifer. Hal ini menyumbat aliran aquoeus humor dan tekanan intraokular meningkat dengan cepat, menimbulkan nyeri hebat, kemerahan dan kekaburan penglihatan.72. Glaukoma KongenitalGlaukoma kongenital (jarang) dapat dibagi menjadi (1) glaukoma kongenital primer, yang menunjukkan kelainan perkembangan terbatas pada sudut kamera anterior; (2) anomali perkembangan segmen anterior - sindrom Axenfeld, anomali Peter, dan sindrom Reiger. Disini perkembangan iris dan kornea juga abnormal;(3) berbagai kelainan lain, termasuk aniridia, sindrom Sturge-weber, neurofibromatosis, sindrom Lowe dan rubela kongenital. Pada keadaan ini, anomali perkembangan pada sudut disertai dengan kelainan okular dan ekstraokular lain.3Glaukoma kongenital biasanya sudah ada sejak lahir dan terjadi akibat gangguan perkembangan pada saluran humor aquos. Glaukoma kongenital seringkali diturunkan. Pada glaukoma kongenital sering dijumpai adanya epifora dapat juga dijumpai fotofobia serta peningkatan tekanan intraokuler. Glaukoma kongenital terbagi atas glaukoma kongenital primer (kelainan pada sudut kamera okuli anterior), anomali perkembangan segmen anterior, dan kelainan lain (dapat berupa aniridia, sindrom Lowe, sindom Sturge-Weber dan rubela kongenital). 5,123. Glaukoma SekunderGlaukoma sekunder adalah glaukoma yang diketahui penyebabnya. Dapat disebabkan atau dihubungkan dengan keadaan-keadaan atau penyakit yang telah diderita sebelumnya atau pada saat itu.3Glaukoma sekunder merupakan glaukoma yang terjadi akibat penyakit mata yang lain atau penyakit sistemik yang menyertainnya, seperti:a) Akibat perubahan lensa (dislokasi lensa, intumesensi lensa, glaukoma fakolitik dan fakotoksik pada katarak, glaukoma kapsularis/sindrom eksfoliasi)b) Akibat perubahan uvea (uveitis anterior, tumor, rubeosis iridis)c) Akibat trauma (hifema, kontusio bulbi, robeknya kornea atau limbus yang disertai prolaps iris)d) Akibat post operasi (pertumbuhan epitel konjungtiva, gagalnya pembentukan bilik mata depan post-operasi katarak, blok pupil post-operasi katarak)e) Akibat pemakaian kortikosteroid sistemik atau topikal dalam jangka waktu yang lama.Penyebab yang paling sering ditemukan adalah uveitis. Penyebab lainnya adalah penyumbatan vena oftalmikus, cedera mata, pembedahan mata dan perdarahan ke dalam mata. Beberapa obat (misalnya kortikosteroid) juga bisa menyebabkan peningkatan tekanan intraokuler.7Uveitis kronik atau rekuren menyebabkan gangguan permanen fungsi trabekula, sinekia anterior perifer, dan kadang-kadang neovaskularisasi sudut,yang semuanya meningkatkan glaukoma sekunder.3Pada uveitis, tekanan intraokular biasanya lebih rendah dari normal karena korpus siliar yang meradang kurang berfungsi baik. Namun juga dapat terjadi peningkatan tekanan intraokular melalui beberapa mekanisme yang berlainan. Jalinan trabekular dapat tersumbat oleh sel-sel radang dari kamera anterior, disertai edema sekunder, atau kadang-kadang terlibat dalam proses peradangan yang spesifik diarahkan ke sel-sel trabekula (trabekulitis).64. Glaukoma AbsolutGlaukoma absolut merupakan stadium akhir glaukoma (terbuka/tertutup) dimana sudah terjadi kebutaan total, akibat tekanan bola mata memberikan gangguan fungsi lanjut.7Pada glaukoma absolut kornea terlihat keruh, bilik mata dangkal, papil atrofi dengan ekskavasi glaukomatosa, mata keras seperti batu dan dengan rasa sakit. Sering dengan mata buta ini mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah sehingga menimbulkan penyulit berupa neovaskularisasi pada iris, keadaan ini memberikan rasa sakit sekali akibat timbulnya glaukoma hemoragik.

Gambar 2.1 Klasifikasi Glaukoma

2.6Faktor resiko GlaukomaFaktor resiko glaukoma meliputi hipermetropi (glaukoma sudut tertutup), miopi (glaukoma sudut terbuka), usia >45 tahun, keturunan (riwayat glaukoma dalam keluarga), dan ras (Asia lebih beresiko). Faktor resiko lainnya adalah migrain, hipertensi, hipotensi, diabetes mellitus, peredaran darah dan regulasinya (darah yang kurang akan menambah kerusakan), fenomena autoimun, degenerasi primer sel ganglion dan pasca bedah dengan hifema/infeksi.1,3 Hal yang memperberat resiko glaukoma :a. Bola mata, makin tinggi makin beratb. Makin tua makin berat, makin bertambah resikoc. Resiko kulit hitam 7 kali dibanding kulit putihd. Hipertensi, resiko 6 kali lebih seringe. Kerja las, resiko 4 kali lebih seringf. Miopia, resiko 2 kali lebih seringg. Diabetes Mellitus, resiko 2 kali lebih sering. 2.7Pemeriksaan Penunjanga. Pemeriksaan Tekanan Bola Mata Pemeriksaan tekanan bola mata dilakukan dengan alat yang dinamakan tonometer. Dikenal beberapa alat tonometer seperti tonometer Schiotz dan tonometer aplanasi Goldman. Pemeriksaan tekanan bola mata juga dapat dilakukan tanpa alat disebut dengan tonometer digital, dasar pemeriksaannya adalah dengan merasakan lenturan bola mata (ballotement) dilakukan penekanan bergantian dengan kedua jari tangan.b. GinioskopiTes ini sebagai cara diagnostik untuk melihat langsung keadaan patologik sudut bilik mata, juga untuk melihat hal-hal yang terdapat pada sudut bilik mata seperti benda asing. Pemeriksaan ini dilakukan dengan meletakkan lensa sudut (goniolens) di dataran depan kornea setelah diberikan lokal anestetikum.c. Pemeriksaan Lapangan PandangBerbagai cara untuk memeriksa lapang pandang pada glaukoma adalah layar singgung, kampimeter dan perimeter otomatis.Penurunan lapang pandang akibat glaukoma itu sendiri tidak spesifik, karena gangguan ini dapat terjadi akibat defek berkas serat saraf yang dapat dijumpai pada semua penyakit saraf optikus, tetapi pola kelainan lapangan pandang, sifat progresivitasnya dan hubungannya dengan kelainan-kelainan diskus optikus adalah khas untuk penyakit ini.d. FunduskopiPapil saraf optik menunjukan penggaungan dan atrofi, seperti pada glaukoma simpleks. Sehingga cup disk ratio membesar (N =