Upload
githa-ayu-astarika
View
41
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
laporan kasus scabies
Citation preview
Topik: Scabies ImpetigenisataTanggal (kasus): 9 September 2015 Persenter: dr. Githa Ayu Astarika
Tangal presentasi: November 2015 Penyelia: dr. H. Ari Windy Hardhanu, MM
Tempat presentasi: PKM CIMANGGU II
Obyektif presentasi:
□ Keilmuan □ Keterampilan □ Penyegaran □ Tinjauan pustaka
□ Diagnostik □ Manajemen □ Masalah □ Istimewa
□ Neonatus □ Bayi □ Anak □ Remaja □ Dewasa □ Lansia □ Bumil
□ Deskripsi:
Riwayat Penyakit Sekarang :
Anak laki-laki 14 tahun datang ke PKM Cimanggu II dengan keluhan gatal-gatal yang dirasa
pada ± 3 bulan yang lalu, belum sembuh sampai saat ini dan sering kumat serta semakin
parah dalam sebulan ini hampir diseluruh tubuh. Keluhan paling berat dipaha kiri karena
sampai timbul luka yang cukup luas, pasien mengeluh lukanya perih, bernanah disertai gatal.
Gatal diseluruh badan semakin berat pada malam hari, bintil-bintilnya sering digaruk hingga
berdarah kemudian menjadi keropeng atau luka, sampai menimbulkan bekas. Pasien
mengeluh gatal semakin mengganggu aktifitas belajarnya.Awalnya, pasien mengaku pertama
kali muncul bintil disertai luka dan rasa gatal pada sela-sela jari, di ketiak, dan selangkangan
± 3 bulan yang lalu, namum belum membaik dengan minum pil dan diberi obat oles yang
dibeli di apotik. Keluhan timbul lagi 1 bulan ini, bintil-bintil semakin banyak, semakin parah
dan meluas di seluruh badan, khususnya di bagian paha kiri timbul gatal yang hebat
kemudian digaruk menerus hingga berdarah, keluar cairan bening, lalu muncul bentol
bernanah dan pecah sendiri, luka semakin meluas, pasien sering membersihkan dengan air
hangat untuk mengurangi gatalnya.
Pasien mengaku satu pesantren khususnya teman sekamar juga ada yang menderita keluhan
gatal-gatal di sela jari.Pasien tidak memiliki riwayat terkena bahan kimia sebelumnya pada
tanganya, tidak ada riwayat alergi, tidak pernah mengeluhkan keluhan yang serupa
sebelumnya.
□ Tujuan:
Mengetahui penegakkan diagnosis dan penatalaksanaan scabies
Bahan bahasan: □ Tinjauan pustaka □ Riset □ Kasus □ Audit
Cara membahas: □ Diskusi □ Presentasi dan diskusi □ E-mail □ Pos
Data pasien: Nama: An. K No registrasi:
Nama klinik: dr. Githa Ayu Astarika Telp: 082242020777 Terdaftar sejak:
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis/Gambaran Klinis:
Scabies
2. Riwayat Pengobatan:
Pernah mengonsumsi obat gatal sebelumnya dari apotek tapi belum sembuh.
3. Riwayat kesehatan/Penyakit:
Sebelumnya sering gatal pada sela-sela jari, ketiak dan selangkangan namun belum sembuh
riwayat alergi -, riwayat penyakit jantung atau paru -, riwayat operasi -, riwayat batuk lama -,
Riwayat perdarahan sebelumnya -, riwayat demam -,
4. Riwayat keluarga:
Tidak ada keluarga yang mengeluhkan hal serupa, namun teman satu kamar asrama banyak
yang mengalami keluhan yang sama. Tidur beramai-ramai di satu kamar besar berisi 50
orang.
5. Riwayat pekerjaan:
Siswa
6. Lain-lain:
Status Dermatologik
a. UKK :
1. Primer : papul,pustul
2. Sekunder : erosi,krusta,ekskoriasi
kanalikuli
b. Distribusi : diskrit, bilateral, serpiginosa
c. Konfigurasi : anular
d. Predileksi : seluruh tubuh
Daftar Pustaka:
1. CDC. 2010. Available from: http://www.cdc.gov/parasites/scabies/treatment.html.
Available at: 24 September 2012
2. CDC. 2010. Available from: http://www.cdc.gov/parasites/scabies/index.html. Available
at: 24 September 2012
3. Sungkar Saleha.Majalah Kedokteran Indonesia : Skabies;1997.
4. http://www.atlasdermatologico.com.br/
5. Cordoro, K. M. et. al. 2012. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/
1109204-treatment#a1127
6. Scabies Prevention And Control Guidelines Acute And Sub-Acute Care Facilities. The
Los Angeles County Department of Public Health. 2009 – Version 3.
Hasil pembelajaran:
1. Diagnosis Scabies
2. Penatalaksanaan Scabies
Rangkuman hasil pembelajaran portofolio:
1. Subyektif :
Gatal pada kedua tangan dapat dicurigai dengan dermatitis kontak iritan, dermatitis kontak
alergika, dan scabies.
Gatal pada seluruh badan dapat dicurigai juga dengan Skabies impetigenisata, Prurigo, Tinea
corporis impetigenisata
Gatal seluruh badan mengarahkan diagnosis pada scabies
Riwayat kontak dengan orang yang memiliki keluhan serupa, gatal yang dirasa semakin berat
pada malam hari merupakan gejala prodromal dari skabies
2. Objektif :
Status Dermatologik
a.UKK :
1. Primer : papul,pustul
2. Sekunder : erosi,krusta,ekskoriasi
kanalikuli
b. Distribusi : diskrit, bilateral, serpiginosa
c. Konfigurasi : anular
d. Predileksi : seluruh tubuh
3. ”Assessment”( penalaran klinis):
DEFINISI
Scabies adalah peyakit kulit yang disebabkan oleh sarcoptes scabei.
ETIOLOGI
Sarcoptes scabiei mites in a skin scraping, stained with lactophenol cotton-blue (CDC, 2010).
PREDISPOSISI
Predisosisi scabies meliputi daerah-daerah berkumpulnya banyak orang dalam satu tempat
(Saleha, 1997):
1. Asrama
2. Panti asuhan
3. Penjara
4. Daerah perkampungan
TRANSMISI
Transmisi penyakit dapat melalui:
1. Kontak langsung (kontak kuilt dengan kuilt), melalui:
a. Jabat tangan
b. Tidur bersama
c. Hubungan seksual
2. Kontak tidak langsung (melalui benda), melalui :
a. Pakaian
b. Handuk
c. Sprei
d. Bantal dll.
PATOGENESIS
Gambar 2. Siklus hidup scabei (CDC, 2010)
1. Sarcoptes scabei mengalami empat tahap dalam siklus hidupnya: telur, larva, nimfa dan
dewasa. Betina menyimpan 2-3 butir per hari saat mereka bersembunyi di bawah kulit
2. Telur berbentuk oval dan 0,10-0,15 mm
3. Telur menetas dalam waktu 3-4 hari. Setelah telur menetas, larva bermigrasi ke permukaan
kulit stratum korneum dan membangun liang. Ukuran tungau hampir tak terlihat. Liang
pendek disebut molting kantong. Tahap larva, yang muncul dari telur, memiliki 3 pasang kaki
4. Larva berubah menjadi nimfa dalam kurun waktu sekitar 3-4 hari. Nimfa memiliki 4 pasang
kaki
5. Bentuk pergantian dari nimfa ke bentuk dewasa diawali dengan bentuk nimfa yang lebih
besar. Larva dan nimfa mungkin sering ditemukan dalam kantong molting atau dalam folikel
rambut dan terlihat mirip dengan bentuk dewasa, hanya lebih kecil. Bentuk dewasa berbentuk
bulat, kantung-seperti tungau tanpa mata. Betina memiliki panjang 0,30-0,45 mm dan lebar
0,25-0,35 mm, sedangkan jantan ukurannya setengah kali lebih besar dari betina. Perkawinan
terjadi setelah jantan aktif menembus kantong molting dari betina dewasa. Perkawinan
berlangsung hanya sekali dan meninggalkan betina dalam keadaan fertil selama sisa hidupnya.
Betina yang tidak kawin meninggalkan kantong molting dan mengembara di permukaan kulit
sampai mereka menemukan tempat yang cocok untuk liang permanen. Pada permukaan kulit,
tungau menetap di kulit dengan menggunakan pengisap seperti pulvilli dengan dua pasang
kaki paling anterior. Ketika tungau betina menemukan lokasi yang cocok, ia mulai membuat
liang karakteristik serpentine nya dan selama proses tersebut ia bertelur. Setelah liang betina
dibentuk ke dalam kulit, ia tetap ada dan terus memperpanjang liang dan bertelur selama sisa
hidupnya (1-2 bulan). Di bawah kondisi paling menguntungkan, sekitar 10% dari telurnya
akhirnya menjadi tungau dewasa. Jantan jarang terlihat, mereka membuat lubang dangkal
sementara di kulit untuk mendapat makanan sampai mereka menemukan liang betina dan
pasangan.
Penularan terjadi terutama dengan transfer betina melalui kontak orang-ke-orang, kulit-ke-
kulit. Kadang-kadang penularan dapat terjadi melalui fomites (misalnya, tempat tidur atau
pakaian). Predileksi scabies pada manusia sering ditemukan pada area antara jari-jari dan
pergelangan tangan.
GEJALA KLINIS
Kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan ditemukannya papul, vesikel, urtika, dan lain-lain.
Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta, dan infeksi sekunder.
UKK
GAMBAR PREDILEKSI SCABIES
DIAGNOSIS
Diagnosis didasarkan pada criteria diagnosis terpenuhinya dua dari empat diagnosis sebagai berikut:
1. Ditemukannya orang terdekat yang mengalami keluhan yang sama
2. Kelainan kulit berupa kanalikuli
3. Ditemukannya tungau
4. Pruritus nokturna
DIAGNOSIS BANDING
Scabies merupakan the great imitator.
a. Skabies impetigenisata
b. Prurigo
c. Tinea corporis impetigenisata
PENGOBATAN
Edukasi ke pasien dan keluarga pasien mengenai :
1. Diagnosis, etiologi, transmisi (kontak langsung dan tidak langsung), pencegahan, pengobatan,
prognosis
2. Pencegahan terhadap transmisi ke orang lain dan diri sendiri (Cordoro et. al., 2012)
a. Keluarga pasien dan orang terdekat pasien diobati juga walau tidak memiliki keluhan
b. Pasien mengindari kontak kulit dengan orang lain seperti bersalaman, berpelukan, ataupun
hubungan seksual dengan suami/istrinya.
c. Pasien typical scabies dapat kembali bekerja atau ke sekolah 24 jam setelah pemberian pertama
d. Seluruh karpet dan asesoris perabot dibersihkan dengan vakum kemudian kantong vakum
dibuang
e. Pakaian, sprei, dan handuk yang digunakan 1minggu sebelum terapi dilakukan direndam dalam
air panas minimal 10 menit (The Los Angeles County Department of Public Health, 2009) lalu
1 minggu kemudian dilakukan perendaman air panas kembali.
f. Ganti pakaian, sprei, dan handuk setiap hari
g. Barang-barang yang tidak bisa dicuci di dry clean selama 20 menit (The Los Angeles County
Department of Public Health, 2009) atau dibungkus dalam plastik tertutup selama 1 minggu.
h. Semua perlengkapan medis seperti tensi yang digunakan pada pasien didesinfeksi
3. Hewan peliharaan tidak perlu diobati
4. Prosedur pengobatan
Pengobatan yang digunakan adalah obat topical:
1. Gama Benzena Heksa Klorida
= gameksan = gammexane
Kadar 1% dalam krim, termasuk obat pilihan karena efektif terhadap semua stadium, mudah
digunakan, dan jarang memberi iritasi. Pemberiannya cukup sekali, kecuali jika masih ada gejala
diulangi seminggu kemudian
2. Emulsi benzyl-benzoas
PROGNOSIS
Penyakit dapat diberantas dengan memperhatikan pengobatan dan menghindari faktor risiko.
Prognosis adalah baik
4. ”Plan” :
Pengobatan: pengobatan bertujuan untuk penanganan scabies
Terapi dan planning :
Edukasi ke pasien dan keluarga pasien mengenai :
1. Diagnosis, etiologi, transmisi (kontak langsung dan tidak langsung), pencegahan, pengobatan,
prognosis
2. Pencegahan terhadap transmisi ke orang lain dan diri sendiri (Cordoro et. al., 2012)
i. Keluarga pasien dan orang terdekat pasien diobati juga walau tidak memiliki keluhan
j. Pasien mengindari kontak kulit dengan orang lain seperti bersalaman, berpelukan, ataupun
hubungan seksual dengan suami/istrinya.
k. Pasien typical scabies dapat kembali bekerja atau ke sekolah 24 jam setelah pemberian pertama
l. Seluruh karpet dan asesoris perabot dibersihkan dengan vakum kemudian kantong vakum
dibuang
m. Pakaian, sprei, dan handuk yang digunakan 1minggu sebelum terapi dilakukan direndam dalam
air panas minimal 10 menit (The Los Angeles County Department of Public Health, 2009) lalu
1 minggu kemudian dilakukan perendaman air panas kembali.
n. Ganti pakaian, sprei, dan handuk setiap hari
o. Barang-barang yang tidak bisa dicuci di dry clean selama 20 menit (The Los Angeles County
Department of Public Health, 2009) atau dibungkus dalam plastik tertutup selama 1 minggu.
p. Semua perlengkapan medis seperti tensi yang digunakan pada pasien didesinfeksi
3. Hewan peliharaan tidak perlu diobati
4. Prosedur pengobatan
R/ Scabimate cr. No. I
S. u.e (1x pada malam hari sebelum tidur selama 10 jam)
R/ Cefadroxil 500 mg No. XV
S. 2 dd 1
R/ CTM No. XV
S. 3 dd 1
R/ Gentamicin cr. No. I
S. u.e (2x/ hari)
Majenang, Oktober 2015
DOKTER INTERNSHIP DOKTER PENDAMPING
dr.Githa Ayu Astarika dr. H. Ari Windy Hardhanu, MM
LAPORAN KASUS
SCABIES IMPETIGENISATA
Pendamping:
dr. H. Ari Windy Hardhanu, MM
Disusun oleh:
dr.Githa Ayu Astarika
RSUD MAJENANG
KABUPATEN CILACAP
2015